kebijakan refocusing dan realokasi apbd dalam … · pemerintah daerah melakukan penyesuaian target...

34
KEBIJAKAN REFOCUSING DAN REALOKASI APBD DALAM RANGKA PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 Drs. ARSAN LATIF, M.Si DIREKTUR PERENCANAAN ANGGARAN DAERAH

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KEBIJAKAN REFOCUSING DAN REALOKASI APBD

    DALAM RANGKA PERCEPATAN PENANGANAN

    COVID-19

    Drs. ARSAN LATIF, M.Si

    DIREKTUR PERENCANAAN ANGGARAN DAERAH

  • 2

    KEMENTERIAN DALAM NEGERI

    Nama : Drs. Arsan Latif, M.Si Hp: 0878 7573 2379

    Tempat/Tgl. Lahir : Sidrap, 31 Maret 1969

    Agama : Islam

    Status : Menikah, dengan 3 anak

    Alamat : Jl. Veteran No 7 Jakarta Pusat Kementerian Dalam Negeri

    Jabatan : Direktur Perencanaan Anggaran Daerah

    RIWAYAT PEKERJAAN

    Lurah di Kab.Sidrap Prov. Sulsel

    Sekretaris Camat di Kab.Sidrap Prov. Sulsel;

    Kasubdit Barang Milik Daerah, Ditjen Keuangan Daerah Kemendagri;

    Kasubdit Pajak Daerah dan Restribusi Daerah, Ditjen Keuangan Daerah Kemendagri;

    Direktur Pendapatan Daerah, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri;

    Direktur Perencanaan Anggaran Daerah, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri.

  • 3

    KEMENTERIAN DALAM NEGERI

    KEWENANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang

    kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai

    bagian dari kekuasaan pemerintahan. Pasal 6 UU 17/2003

    DISERAHKAN

    kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku kepala pemerintahan

    daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah

    daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan

    Kepala daerah adalah pemegang kekuasaan pengelolaan

    keuangan Daerah dan mewakili Pemerintah Daerah dalam

    kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Pasal 284 UU 23/2014

  • 4

    PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

    Mengambil tindakan tertentu dalam

    keadaan mendesak terkait Pengelolaan

    Keuangan Daerah yang sangat

    dibutuhkan oleh Daerah dan/atau

    masyarakat.Pasal 4 ayat (2) huruf e PP 12 / 2019

    KEPALA DAERAH

    MENETAPKAN KEBIJAKAN

    PENGELOLAAN APBD

    Pasal 5 huruf a UU 1/2004

    KEPALA PEMERINTAHAN DAERAH

    KEMENTERIAN DALAM NEGERI

    Dalam melaksanakan tugas, kepala

    daerah berwenang mengambil tindakan

    tertentu dalam keadaan mendesak yang

    sangat dibutuhkan oleh Daerah

    dan/atau masyarakat;

    Pasal 65 ayat (2) huruf d UU 23/2014

    Penanganan/Penanggulangan Dampak

    Covid-19 diatur dalam Peraturan

    Perundang-Undangan, a.l:

    UU 2/2020;

    Keppres Nomor 7/2020

  • MENDANAI PRIORITAS PENANGANAN COVID-19

    5

    Pemerintah Daerah Melakukan Penyesuaian Target Pendapatan Daerah dan Penyesuaian Belanja melalui:

    KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

    b. Penyesuaian Belanja;

    1) Rasionalisasi Belanja Pegawai

    2) Rasionalisasi Belanja Barang Dan Jasa

    3) Rasionalisasi Belanja Modal

    a. Penyesuaian Target Pendapatan;

    1) Penyesuaian Pendapatan Transfer Ke Daerah Dan Dana

    Desa;

    2) Penyesuaian Pendapatan Asli Daerah.

    BTT

    Belanja bidang kesehatan danhal-hal lain terkait kesehatan

    dalam rangka pencegahandan penanganan pandemi

    COVID-19,

    Penyediaan jaringpengamanan sosial/

    social safety net

    Penanganan dampak ekonomiterutama menjaga agar dunia

    usaha daerah tetap hidup

  • INSTRUKSI PRESIDEN KEPADA MENTERI DALAM NEGERI

    (INPRES 4/2020)

    Menteri Dalam Negeri untuk mengambil langkah-langkah lebih lanjut

    dalam rangka percepatan penggunaan Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Daerah (APBD) dan/atau perubahan peraturan kepala Daerah

    tentang penjabaran APBD untuk percepatan penanganan Corona Virus

    Disease 2019 (COVID-19) kepada Gubernur/Bupati/Walikota.

    KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

  • PENDANAAN UNTUK

    PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19

    7

    1. APBN

    2. APBD meliputi antara lain:

    a. Pendapatan Asli Daerah dan revisi anggaran;

    b. Belanja Tidak terduga

    c. Pemanfaatan dana kas tersedia, terdiri atas

    1) Dana transfer pemerintah pusat;

    2) Dana transfer antar daerah

    Dalam hal belanja tidak terduga tidak mencukupi, Pemerintah

    Daerah menggunakan:

    1. dana dari hasil penjadwalan ulang capaian program dan

    kegiatan lainnya serta pengeluaran pembiayaan dalam

    tahun anggaran berjalan; dan/atau

    2. memanfaatkan uang kas yang tersedia

    Antara lain terhadap:

    1. Kegiatan yang bersumber dari dana transfer pemerintah pusat dan dana transfer antar daerah sesuai ketentuan Peraturanperundang-undangan;

    2. Kegiatan pembangunan sarana dan prasaranan kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di kelurahan;

    3. Hasil Rasionalisasi anggaran antara lain: perjalanan dinas, penyelenggaraan kegiatan rapat, Pendidikan dan pelatihan,Bimtek, sosialisasi, workshop, lokakarya, seminar, atau kegiatan sejenisnya yang dapat ditunda pelaksanaannya;

    4. Pengeluaran pembiayaan danam tahun anggaran berjalan;

    5. Pemanfaatan dana berasal dari penerimaan daerah dalam APBD TA 2020

    Pasal 13 Keppres 9/2020

    Pasal 4 ayat (3) PMDN 20/2020

    Angka 2 Lampiran Inmendagri 1/2020

    KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

  • KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

    KEPUTUSAN BERSAMA

    MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI KEUANGAN TENTANG

    PERCEPATAN PENYESUAIAN

    APBD TAHUN 2020

    DALAM RANGKA PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19), SERTA

    PENGAMANAN DAYA BELI MASYARAKAT DAN PEREKONOMIAN NASIONAL

    Dalam rangka pelaksanaan kebijakan di bidang keuangan daerah,

    Pemerintah Daerah diberikan kewenangan untuk melakukan pengutamaan

    penggunaan alokasi anggaran untuk kegiatan tertentu (refocusing),

    perubahan alokasi, dan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Daerah. (Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020)

  • KEPUTUSAN BERSAMA

    MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI KEUANGAN

    TENTANG

    PERCEPATAN PENYESUAIAN

    APBD TAHUN 2020

    DALAM RANGKA PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE 2019

    (COVID-19), SERTA PENGAMANAN DAYA BELI MASYARAKAT

    DAN PEREKONOMIAN NASIONAL

    KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

  • KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

    MELAKUKAN PENYESUAIAN TAGET PENDAPATAN; MELAKUKAN PENYESUAIAN BELANJA DAERAH; MENDANAI PRIORITAS PENANGANAN COVID-19; MENGIKUTI TATA CARA PENGGUNAAN BELANJA PENANGANAN COVID-

    19; MELAKUKAN PENGUTAMAAN PENGGUNAAN ANGGARAN MELALUI

    PERUBAHAN PERATURAN KEPALA DAERAH TENTANG PENJABARANAPBD TA. 2020; DAN

    MELAPORKAN HASIL PENYESUAIAN APBD SESUAI BATAS WAKTU YANGDITENTUKAN.

    MENTERIDALAM NEGERI DAN MENTERI KEUANGAN

    MemintaKepala Daerah untuk :

    RUANG LINGKUP SKB

  • PENYESUAIAN

    berdasarkan rincian alokasi Transfer ke Daerah dan DanaDesa yang ditetapkan dalam Peraturan MenteriKeuangan; dan

    PENYESUAIAN PENDAPATAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

    dengan mengurangi anggaran belanja, terutama untuk,antara lain perjalanan dinas dalam daerah dan luardaerah, barang pakai habis untuk keperluan kantor, cetakdan penggandaan, makanan dan minuman, serta paketrapat di kantor dan di luar kantor.

    RASIONALISASI BELANJA BARANG/JASA SEKURANG-KURANGNYA SEBESAR 50%

    dengan mengurangi anggaran belanja, terutama untuk,antara lain pengadaan kendaraan dinas/operasional,pengadaan mesin dan alat berat, dan/atau pembangunaninfrastuktur lainnya yang masih memungkinkan untukditunda tahun berikutnya.

    RASIONALISASI BELANJA MODAL SEKURANG-KURANGNYA SEBESAR 50%

    1

    2

    3

    TARGET PENDAPATAN BELANJA DAERAH

    terutama dilakukan penyesuaian besaran tambahanpenghasilan ASN, mengendalikan/mengurangihonorarium kegiatan/ honorarium pengelola dana BOS,dan/atau mengendalikan/mengurangi pemberian uanglembur dengan mempertimbangkan kebutuhan riilpelaksanaan pekerjaan yang bersifat mendesak dandilakukan secara selektif.

    RASIONALISASI BELANJA PEGAWAI

    dengan memperhitungkan potensi pajak daerah danretribusi daerah di masing-masing provinsi dankabupaten/kota serta memperhatikan perkiraan asumsimakro, seperti pertumbuhan rasio perpajakan daerah,pertumbuhan ekonomi, dan tingkat inflasi tahun 2020yang dapat mempengaruhi target pendapatan pajakdaerah dan retribusi daerah sebagai akibat darimenurunnya kegiatan perekonomian.

    PENYESUAIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

    1

    2

    KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

  • Penanganan dampak ekonomi terutama menjaga agar dunia usahadaerah tetap hidup,antara lain melalui pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah,serta koperasi dalam rangka memulihkan dan menstimulasi kegiatanperekonomian di daerah

    Penyediaan jaring pengamanan sosial/social safety net,antara lain melalui pemberian bantuan sosial kepada masyarakatmiskin/kurang mampu yang mengalami penurunan daya beli akibatadanya pandemi COVID-19; dan/atau

    Belanja bidang kesehatan dan hal-hal lain terkait kesehatan dalamrangka pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19,antara lain berupa pengadaan alat pelindung diri (APD) tenagamedis, sarana dan peralatan layanan kepada masyarakat, danpenanganan pasien COVID-19;

    03

    02

    01

    SELISIH ANGGARAN HASIL PENYESUAIAN

    target pendapatan daerahdan belanja daerah

    digunakan untukmendanai:

    MENDANAI PRIORITAS PENANGANAN COVID-19

    Kebutuhan rill yang penggunaannya bisa berbentukbelanja pegawai, barang/jasa, dan modal sebagai hasil daripengutamaan penggunaan anggaran tersebut; dan

    Pedoman yang ditetapkan dalam Instruksi Menteri DalamNegeri Nomor 1 Tahun 2020 tentang PencegahanPenyebaran dan Percepatan Penanganan Corona VirusDisease 2019 di Lingkungan Pemerintah Daerah

    01

    02

    DILAKUKAN BERDASARKAN:

  • KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

    MELALUI

    Pemberian bantuan sosial kepadamasyarakat miskin/kurang mampuyang dilakukan Pemerintah Daerah harus memperhatikan pelaksanaan

    pemberian bantuan sosial yang dilakukan oleh Pemerintah Pusatagar tidak terjadi tumpang tindih

    sasaran;

    Realokasi penggunaan anggaranhonorarium, bantuan sosial, dan

    hibah kepada kelompokmasyarakat/ormas/lembaga sosial

    masyarakat untuk dialihkanmenjadi anggaran bantuan sosial

    kepada masyarakat miskin/kurangmampu yang mengalami penurunan

    daya beli akibat dari adanyapandemi COVID-19;

    01

    02

    Penerapan pola padat karya tunai (cash for work) dalam pelaksanaan belanja modal untuk pembangunan/perbaikaninfrastruktur, seperti jalan dan irigasi; dan

    03

    PENGUTAMAAN PENGGUNAAN ANGGARAN

    Penyesuaian pelaksanaan kegiatan yang mengundang orang banyak dari semuladilakukan dengan pertemuan/tatap mukalangsung diubah menjadi tanpapertemuan/tatap muka langsung denganmemanfaatkan teknologi informasi/komunikasi, antara lain:1. Pelaksanaan rapat, sosialisasi, workshop,

    kelompok diskusi terfokus (focus group discussion) dan kegiatan lain yang sejenisdengan menggunakan sarana video conference/teleconference; dan

    2. Pelaksanaan pelatihan, bimbingan teknis, dan kegiatan lainnya yang sejenis denganmenggunakan metode e-learning.

    04

  • 4

    3

    2

    1

    5

    Penyesuaian target pendapatan daerah dan rasionalisasi belanja daerah dilakukan denganterlebih dahulu melakukan perubahan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBDTahun Anggaran 2020 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD;

    Selanjutnya dituangkan dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD TahunAnggaran 2020 atau ditampung dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) bagiPemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan APBD Tahun Anggaran 2020;

    Pemerintah Daerah melakukan penyesuaian dan menyampaikan laporan hasilpenyesuaian APBD tersebut kepada Menteri Keuangan c.q Direktur JenderalPerimbangan Keuangan dan Menteri Dalam Negeri c.q Direktur Jenderal BinaKeuangan Daerah;

    Batas waktu penyampaian laporan hasil penyesuaian APBD, paling lama 2 (dua) minggusetelah ditetapkannya Keputusan Bersama;

    Dalam hal kepala Daerah belum menyampaikan laporan hasil penyesuaian APBD, Menteri Keuangansetelah mendapat pertimbangan dari Menteri Dalam Negeri melakukan penundaan penyaluran DAUdan/atau DBH sampai dengan disampaikannya laporan dimaksud sesuai peraturan perundang-undangan;

    KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

    PENYESUAIAN APBD TAHUN 2020 DALAM RANGKA PENANGANAN COVID-19

  • 8

    7

    6

    Penundaan penyaluran DAU dan/atau DBH dilakukan sampai dengan Kepala Daerahmenyampaikan laporan hasil penyesuaian APBD kepada Menteri Keuangan c.q Direktur JenderalPerimbangan Keuangan dan Menteri Dalam Negeri c.q Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah;

    Dalam hal sampai akhir tahun anggaran 2020 Daerah yang dikenakan penundaanpenyaluran DAU dan/atau DBH, tidak menyampaikan laporan hasil penyesuaian APBD,maka besaran DAU dan/atau DBH yang ditunda tersebut tidak dapat disalurkan kembalikepada Daerah yang bersangkutan;

    Dalam rangka memastikan pelaksanaan penyesuaian APBD tahun anggaran 2020:1. Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) secara berjenjang melakukan

    pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan Keputusan Bersama ini;2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan kabupaten/kota agar melakukan

    pengawasan terhadap proses penyesuaian APBD tahun anggaran 2020 dimasing-masing Daerah; dan

    3. Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri danDirektur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan melakukanpemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan penyesuaian APBD tahunanggaran 2020.

    KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

    PENYESUAIAN APBD TAHUN 2020 DALAM RANGKA PENANGANAN COVID-19

  • REFOCUSING & REALOKASI APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA SE-INDONESIA TA 2020

    34

    413

    93

    -

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    400

    450

    PROVINSI KABUPATEN KOTA

    Total = 540 Pemda

    PEMDA YANG MENYAMPAIKANLAPORAN HASIL PENYESUAIAN APBD PENANGANAN

    KESEHATAN29.19

    39.26%

    PENYEDIAAN JPS28.47

    38.30%PENANGANAN DAMPAK EKONOMI

    16.68 22.44%

    ALOKASI ANGGARAN PENANGANAN COVID-19

    Triliun rupiah

    Total = 74,34 T

    URAIAN ALOKASI % Thdp Total APBD

    Penanganan Kesehatan 29,19 T 2,25%

    Penyediaan JPS 28,47T 2,19%

    Penanganan Dampak Ekonomi 16,68 T 1,28%

    TOTAL 74,34 T 5,72%

    16

    Update data:

    07 Juli 2020, 16.00 WIB.

    Sumber Data : Diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020 (data bergerak)

  • KEMENTERIAN DALAM NEGERI

    ALOKASI ANGGARAN PENANGANAN COVID 19 DALAM APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2020

    NO PEMDAPENANGANAN KESEHATAN

    PENYEDIAAN JARING

    PENGAMAN SOSIAL

    PENANGANAN DAMPAK

    EKONOMI

    Alokasi % Alokasi % Alokasi %

    1. Provinsi 11,355,502,700,184.70 15.27 15,728,998,613,715.70 21.16 9,463,985,519,176.01 12.73

    2. Kabupaten 14,560,053,274,121.80 19.58 9,510,049,096,199.10 12.79 5,916,482,440,923.77 7.96

    3. Kota 3,276,193,854,237.41 4.41 3,234,227,697,371.27 4.35 1,301,965,965,877.76 1.75

    Total 29,191,749,828,543.90 39.26 28,473,275,407,286.10 38.30 16,682,433,925,977.54 22.44

    JUMLAH ALOKASI PENANGANAN COVID-19 SELURUH INDONESIA: Rp74,347,459,161,807.54,-

    17

    Update data:

    07 Juli 2020, 16.00 WIB.

    Sumber Data : Diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020 (data bergerak)

  • -

    200.00

    400.00

    600.00

    800.00

    1,000.00

    PROVINSI

    KABUPATEN/ KOTA

    417.24

    881.26

    332.93

    774.82

    APBD SEBELUM PENYESUAIAN APBD SETELAH PENYESUAIAN

    REFOCUSING & REALOKASI APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA SE-INDONESIA TA 2020

    Total APBD Sebelum Penyesuaian = 1.298,50 T

    Triliun rupiah

    ALOKASI ANGGARAN DALAM APBD TA 2020SEBELUM DAN SESUDAH PENYESUAIAN APBD

    Sumber Data :

    1. APBD Sebelum Penyesuaian, diolah dari 529 APBD Provinsi dan Kab/Kota TA 2020;

    2. APBD Setelah Penyesuaian, diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020

    (data bergerak) 18

    Total APBD Setelah Penyesuaian = 1.107,75 T

    Update data: 07 Juli 2020, 16.00 WIB.

  • KEMENTERIAN DALAM NEGERI

    19

    10 DAERAH TERBESAR

    PROSENTASE PENYESUAIAN APBD

    NO PROVINSI

    PROSENTASE

    PENYESUAIAN

    APBD

    1. Prov. DKI Jakarta (49,22%)

    2. Prov. Sulawesi Tenggara (33,11%)

    3. Prov. Kalimantan Timur (29,11%)

    4. Prov. Gorontalo (26,86%)

    5. Prov. Nusa Tenggara Barat (26,84%)

    6. Prov. Sulawesi Utara (25,62%)

    7. Prov. Kalimantan Tengah (24,18%)

    8. Prov. Nusa Tenggara Timur (23,59%)

    9. Prov. Kalimantan Selatan (22,40%)

    10. Prov. Riau (22,08%)

    NO KABUPATEN/KOTA

    PROSENTASE

    PENYESUAIAN

    APBD

    1. Kab. Teluk Wondama* (58,27%)

    2. Kab. Tulang Bawang Barat (46,60%)

    3. Kab. Ogan Komering Ulu (43,03%)

    4. Kab. Musi Banyu Asin (39,97%)

    5. Kab. Nunukan (39,19%)

    6. Kab. Kolaka Utara (38,32%)

    7. Kab. Buton Selatan (38,21%)

    8. Kab. Penukal Abab Lematang Ilir (36,04%)

    9. Kab. Kep. Anambas (32,36%)

    10. Kab. Pamekasan (31,84%)

    Update data:

    07 Juli 2020, 16.00 WIB.

    Sumber Data : Diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020 (data bergerak)

  • KEMENTERIAN DALAM NEGERI

    REFOCUSING & REALOKASIDALAM APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA TA 2020

    NO PEMDAPENYESUAIAN

    TKDD

    PENYESUAIAN

    PAD

    RASIONALISASI

    B. PEGAWAI

    RASIONALISASI

    B. BARJAS

    RASIONALISASI

    B. MODAL

    1. Provinsi (16.098.582.338.382,70) (54.669.011.856.569,90) (8.723.104.665.593,71) (31.859.552.373.439,30) (35.655.664.658.684,00)

    2. Kabupaten (58.537.168.604.186,80) (17.542.572.125.181,80) (8.285.079.124.532,96) (44.695.752.153.732,50) (47.178.165.822.799,80)

    3. Kota (9.320.904.053.835,00) (14.040.007.196.802,00) (3.686.577.215.059,85) (14.654.365.199.307,80) (15.356.307.373.456,80)

    Total (83.956.654.996.404,50) (86.251.591.178.553,80) (20.694.761.005.186,50) (91.209.669.726.479,50) (98.190.137.854.940,60)

    PENDAPATAN DAERAH

    Berkurang

    170,21T

    BELANJA DAERAH

    Berkurang

    210,09T

    20

    Update data:

    07 Juli 2020, 16.00 WIB.

    Sumber Data : Diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020 (data bergerak)

  • -

    50.00

    100.00

    150.00

    200.00

    250.00

    300.00

    350.00

    PROVINSI & KAB/KOTA

    327.47

    241.22

    PAD SEBELUM PENYESUAIAN PAD SETELAH PENYESUAIAN

    -

    50.00

    100.00

    150.00

    200.00

    PROVINSI

    KAB/KOTA

    189.65

    137.83 134.98

    106.25

    PAD SEBELUM PENYESUAIAN PAD SETELAH PENYESUAIAN

    PENDAPATAN ASLI DAERAHAPBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA SE-INDONESIA TA 2020

    ALOKASI PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM APBD TA 2020SEBELUM DAN SESUDAH PENYESUAIAN APBD

    21

    Triliun rupiah Triliun rupiah

    86,25 T(26,34%)

    turun54,67 T

    (28,83%)

    turun

    31,58 T(22,91%)

    turun

    Sumber Data :

    1. APBD Sebelum Penyesuaian, diolah dari 529 APBD Provinsi dan Kab/Kota TA 2020;

    2. APBD Setelah Penyesuaian, diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020

    (data bergerak)

    Update data: 07 Juli 2020, 16.00 WIB.

  • KEMENTERIAN DALAM NEGERI

    22

    10 DAERAH TERBESAR

    PROSENTASE PENYESUAIAN PAD

    NO PROVINSI

    PROSENTASE

    PENYESUAIAN

    PAD

    1. Prov. DKI Jakarta (54,08%)

    2. Prov. Papua Barat (42,08%)

    3. Prov. Kalimantan Timur (39,28%)

    4. Prov. Gorontalo (38,78%)

    5. Prov. Bengkulu (34,71%)

    6. Prov. Sulawesi Barat (34,29%)

    7. Prov. Maluku Utara (31,32%)

    8. Prov. Bangka Belitung (26,86%)

    9. Prov. Jawa Timur (26,62%)

    10. Prov. Kalimantan Selatan (25,73%)

    NO KABUPATEN/KOTAPROSENTASE

    PENYESUAIAN PAD

    1. Kab. Seram Bagian Timur (86,74%)

    2. Kab. Aceh Timur (86,26%)

    3. Kab. Pangandaran (79,96%)

    4. Kab. Aceh Selatan (76,58%)

    5. Kab. Tambrauw (74,61%)

    6. Kab. Pidie Jaya (74,60%)

    7. Kab. Aceh Tamiang (74,31%)

    8. Kab. Mamberamo Raya (71,82%)

    9. Kota Palopo (69,17%)

    10. Kab. Musi Banyu Asin (69,05%)

    Update data:

    07 Juli 2020, 16.00 WIB.

    Sumber Data : Diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020 (data bergerak)

  • 660.00

    680.00

    700.00

    720.00

    740.00

    760.00

    780.00

    800.00

    PROVINSI & KAB/KOTA

    792.30

    708.34

    TKDD SEBELUM PENYESUAIAN TKDD SETELAH PENYESUAIAN

    -

    100.00

    200.00

    300.00

    400.00

    500.00

    600.00

    700.00

    PROVINSIKAB/KOTA

    185.17

    607.14

    169.07

    539.28

    TKDD SEBELUM PENYESUAIAN TKDD SETELAH PENYESUAIAN

    PENDAPATAN DANA TRANSFER PEMERINTAH PUSAT KE DAERAHAPBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA SE-INDONESIA TA 2020

    ALOKASI PENDAPATAN DANA TRANSFER DALAM APBD TA 2020SEBELUM DAN SESUDAH PENYESUAIAN APBD

    23

    Triliun rupiah Triliun rupiah

    83,96 T(10,60%)

    turun

    16,10 T(8,69%)

    turun

    67,86 T(11,18%)

    turun

    Sumber Data :

    1. APBD Sebelum Penyesuaian, diolah dari 529 APBD Provinsi dan Kab/Kota TA 2020;

    2. APBD Setelah Penyesuaian, diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020

    (data bergerak)

    Update data: 07 Juli 2020, 16.00 WIB.

  • KEMENTERIAN DALAM NEGERI

    24

    10 DAERAH TERBESAR

    PROSENTASE PENYESUAIAN TKDD

    NO PROVINSI

    PROSENTASE

    PENYESUAIAN

    TKDD

    1. Prov. Papua Barat (32,67%)

    2. Prov. DKI Jakarta (21,71%)

    3. Prov. Maluku Utara (21,46%)

    4. Prov. Kepulauan Riau (18,40%)

    5. Prov. Riau (14,97%)

    6. Prov. Maluku (11,90%)

    7. Prov. Gorontalo (11,17%)

    8. Prov. Sulawesi Tenggara (10,08%)

    9. Prov. Sulawesi Barat (9,96%)

    10. Prov. Sulawesi Utara (9,59%)

    NO KABUPATEN/KOTA

    PROSENTASE

    PENYESUAIAN

    TKDD

    1. Kab. Penukal Abab Lematang Ilir (33,01%)

    2. Kab. Kep. Anambas (30,57%)

    3. Kab. Natuna (28,38%)

    4. Kab. Mimika (27,50%)

    5. Kab. Bengkalis (27,27%)

    6. Kab. Mahakam Ulu (26,04%)

    7. Kab. Kutai Kertanegara (23,63%)

    8. Kab. Teluk Bintuni (23,16%)

    9. Kab. Kampar (23,13%)

    10. Kab. Penajam Paser Utara (22,96%)

    Update data:

    07 Juli 2020, 16.00 WIB.

    Sumber Data : Diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020 (data bergerak)

  • 425.89

    405.33

    395.00

    400.00

    405.00

    410.00

    415.00

    420.00

    425.00

    430.00

    PROVINSI & KAB/KOTAB. PEGAWAI SEBELUM PENYESUAIAN

    B. PEGAWAI SETELAH PENYESUAIAN

    97.75

    328.14

    89.03

    316.30

    -

    50.00

    100.00

    150.00

    200.00

    250.00

    300.00

    350.00

    PROVINSI KAB/KOTA

    B. PEGAWAI SEBELUM PENYESUAIAN

    BELANJA PEGAWAIAPBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA SE-INDONESIA TA 2020

    ALOKASI BELANJA PEGAWAI DALAM APBD TA 2020SEBELUM DAN SESUDAH PENYESUAIAN APBD

    25

    Triliun rupiah Triliun rupiah

    20,56 T(4,83%)

    turun

    8,72 T(8,92%)

    turun

    11,84 T(3,61%)

    turun

    Sumber Data :

    1. APBD Sebelum Penyesuaian, diolah dari 529 APBD Provinsi dan Kab/Kota TA 2020;

    2. APBD Setelah Penyesuaian, diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020

    (data bergerak)

    Update data: 07 Juli 2020, 16.00 WIB.

  • KEMENTERIAN DALAM NEGERI

    26

    10 DAERAH TERBESAR

    PROSENTASE RASIONALISASI BELANJA PEGAWAI

    NO PROVINSI

    PROSENTASE

    RASIONALISASI

    B. PEGAWAI

    1. Prov. Sumatera Selatan (51,25%)

    2. Prov. DKI Jakarta (20,86%)

    3. Prov. Jawa Timur (16,62%)

    4. Prov. Bali (14,54%)

    5. Prov. Kalimantan Timur (8,75%)

    6. Prov. Kalimantan Selatan (6,37%)

    7. Prov. Riau (5,90%)

    8. Prov. Jambi (5,82%)

    9. Prov. Jawa Tengah (5,15%)

    10. Prov. Sumatera Barat (5,08%)

    NO KABUPATEN/KOTA

    PROSENTASE

    RASIONALISASI

    B. PEGAWAI

    1. Kab. Sukabumi (26,52%)

    2. Kab. Gianyar (24,11%)

    3. Kab. Nunukan (20,51%)

    4. Kab. Nduga (18,10%)

    5. Kab. Klungkung (18,07%)

    6. Kota Pekanbaru (17,28%)

    7. Kota Tangerang Selatan (16,41%)

    8. Kab. Jayawijaya (16,05%)

    9. Kab. Sorong (15,10%)

    10. Kab. Kepulauan Yapen (14,32%)

    Update data:

    07 Juli 2020, 16.00 WIB.

    Sumber Data : Diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020 (data bergerak)

  • -

    50.00

    100.00

    150.00

    200.00

    250.00

    300.00

    350.00

    PROVINSI & KAB/KOTA

    320.74

    229.53

    B. BARANG & JASA SEBELUM PENYESUAIAN

    B. BARANG & JASA SETELAH PENYESUAIAN

    -

    50.00

    100.00

    150.00

    200.00

    250.00

    PROVINSIKAB/KOTA

    93.44

    227.30

    61.58

    167.95

    B. BARANG & JASA SEBELUM PENYESUAIAN

    B. BARANG & JASA SETELAH PENYESUAIAN

    BELANJA BARANG & JASAAPBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA SE-INDONESIA TA 2020

    ALOKASI BELANJA BARANG & JASA DALAM APBD TA 2020SEBELUM DAN SESUDAH PENYESUAIAN APBD

    27

    Triliun rupiah Triliun rupiah

    91,21 T(28,44%)

    turun

    31,86 T(34,09%)

    turun

    59,35 T(26,11%)

    turun

    Sumber Data :

    1. APBD Sebelum Penyesuaian, diolah dari 529 APBD Provinsi dan Kab/Kota TA 2020;

    2. APBD Setelah Penyesuaian, diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020

    (data bergerak)

    Update data: 07 Juli 2020, 16.00 WIB.

  • 10 DAERAH TERBESAR

    PROSENTASE RASIONALISASI BELANJA BARANG & JASA

    KEMENTERIAN DALAM NEGERI

    28

    NO PROVINSI

    PROSENTASE

    RASIONALISASI

    BARANG & JASA

    1. Prov. Nusa Tenggara Barat (57,96%)

    2. Prov. Gorontalo (53,04%)

    3. Prov. DKI Jakarta (52,61%)

    4. Prov. Sumatera Utara (52,42%)

    5. Prov. Sulawesi Selatan (50,21%)

    6. Prov. Kalimantan Tengah (50,03%)

    7. Prov. Maluku (50,00%)

    8. Prov. Nusa Tenggara Timur (50,00%)

    9. Prov. Sulawesi Tengah (49,16%)

    10. Prov. Aceh (42,04%)

    NO KABUPATEN/KOTA

    PROSENTASE

    RASIONALISASI

    BARANG & JASA

    1. Kab. Pamekasan (67,00%)

    2. Kota Denpasar (66,20%)

    3. Kab. Sekadau (65,07%)

    4. Kota Ambon (64,70%)

    5. Kab. Buton Selatan (62,33%)

    6. Kota Mataram (61,71%)

    7. Kab. Aceh Tamiang (61,65%)

    8. Kota Sungai Penuh (55,77%)

    9. Kab. Minahasa Tenggara (55,36%)

    10. Kab. Konawe Selatan (55,34%)

    Update data:

    07 Juli 2020, 16.00 WIB.

    Sumber Data : Diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020 (data bergerak)

  • -

    50.00

    100.00

    150.00

    200.00

    250.00

    PROVINSI & KAB/KOTA

    236.18

    137.99

    B. MODAL SEBELUM PENYESUAIAN B. MODAL SETELAH PENYESUAIAN

    -

    20.00

    40.00

    60.00

    80.00

    100.00

    120.00

    140.00

    160.00

    180.00

    PROVINSIKAB/KOTA

    63.84

    172.33

    28.18

    109.80

    B. MODAL SEBELUM PENYESUAIAN B. MODAL SETELAH PENYESUAIAN

    BELANJA MODALAPBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA SE-INDONESIA TA 2020

    ALOKASI BELANJA MODAL DALAM APBD TA 2020SEBELUM DAN SESUDAH PENYESUAIAN APBD

    29

    Triliun rupiah Triliun rupiah

    98,19 T(41,57%)

    turun

    35,66 T(55,85%)

    turun

    62,53 T(36,28%)

    turun

    Sumber Data :

    1. APBD Sebelum Penyesuaian, diolah dari 529 APBD Provinsi dan Kab/Kota TA 2020;

    2. APBD Setelah Penyesuaian, diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020

    (data bergerak)

    Update data: 07 Juli 2020, 16.00 WIB.

  • KEMENTERIAN DALAM NEGERI

    30

    10 DAERAH TERBESAR

    PROSENTASE RASIONALISASI BELANJA MODAL

    NO PROVINSI

    PROSENTASE

    RASIONALISASI

    B. MODAL

    1. Prov. DKI Jakarta (96,89%)

    2. Prov. Banten (77,03%)

    3. Prov. Sulawesi Tenggara (70,97%)

    4. Prov. Bali (62,49%)

    5. Prov. Jawa Barat (61,39%)

    6. Prov. Sulawesi Utara (57,60%)

    7. Prov. Gorontalo (55,49%)

    8. Prov. Aceh (53,02%)

    9. Prov. Bengkulu (52,42%)

    10. Prov. Sumatera Utara (51,55%)

    NO KABUPATEN/KOTA

    PROSENTASE

    RASIONALISASI

    B. MODAL

    1. Kab. Nunukan (89,00%)

    2. Kota Solok (83,01%)

    3. Kab. Konawe Selatan (79,66%)

    4. Kab. Karang Asem (77,85%)

    5. Kota Tanjung Balai (76,01%)

    6. Kota Banjar (71,57%)

    7. Kab. Klungkung (71,55%)

    8. Kota Padang Panjang (71,55%)

    9. Kota Mataram (69,84%)

    10. Kota Medan (69,59%)

    Update data:

    07 Juli 2020, 16.00 WIB.

    Sumber Data : Diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020 (data bergerak)

  • KEMENTERIAN DALAM NEGERI

    31

    10 DAERAH TERBESAR

    ALOKASI BELANJA BIDANG KESEHATAN

    NO PROVINSIALOKASI BELANJA

    BIDANG KESEHATAN

    1. Prov. DKI Jakarta 2.672,61

    2. Prov. Jawa Timur 1.167,80

    3. Prov. Jawa Barat 1.136,49

    4. Prov. Sumatera Utara 987,14

    5. Prov. Sulawesi Utara 731,28

    6 Prov. Jawa Tengah 511,43

    7Prov. Nusa Tenggara

    Barat466,51

    8 Prov. Sulawesi Tengah 302,42

    9 Prov. Bali 287,79

    10 Prov. Sulawesi Selatan 271,75

    NO KABUPATEN/KOTAALOKASI BELANJA

    BIDANG KESEHATAN

    1. Kab. Bekasi 318,52

    2. Kab. Jember 309,05

    3. Kab. Sumenep 274,33

    4. Kota Palembang 269,21

    5. Kab. Jeneponto 209,61

    6. Kab. Bogor 199,11

    7. Kota Tidore Kepulauan 181,40

    8. Kab. Wonogiri 164,79

    9. Kab. Tulungagung 164,56

    10. Kota Bengkulu 160,94

    Update data:

    07 Juli 2020, 16.00 WIB.

    Sumber Data : Diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020 (data bergerak)

  • KEMENTERIAN DALAM NEGERI

    32

    10 DAERAH TERBESAR

    ALOKASI BELANJA PENYEDIAAN JARING PENGAMANAN

    SOSIAL/ SOCIAL SAFETY NET

    NO PROVINSIALOKASI JARING

    PENGAMANAN SOSIAL

    1. Prov. DKI Jakarta 7.603,93

    2. Prov. Aceh 1.468,14

    3. Prov. Jawa Tengah 1.321,66

    4. Prov. Banten 1.182,03

    5. Prov. Jawa Barat 690,56

    6 Prov. Jawa Timur 655,59

    7 Prov. Kalimantan Barat 325,00

    8 Prov. Sumatera Utara 315,00

    9 Prov. Riau 288,65

    10 Prov. Kalimantan Tengah 230,00

    NO KABUPATEN/KOTAALOKASI JARING

    PENGAMANAN SOSIAL

    1. Kota Bandung 479,91

    2. Kab. Bogor 263,57

    3. Kota Medan 250,00

    4. Kab. Malang 240,70

    5. Kab. Bandung 230,78

    6. Kab. Tulungagung 205,70

    7. Kab. Tangerang 195,00

    8. Kab. Kutai Barat 180,15

    9. Kota Batam 180,11

    10. Kab. Asahan 173,05

    Update data:

    07 Juli 2020, 16.00 WIB.

    Sumber Data : Diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020 (data bergerak)

  • KEMENTERIAN DALAM NEGERI

    33

    10 DAERAH TERBESAR

    ALOKASI BELANJA PENANGANAN DAMPAK EKONOMI

    NO PROVINSIALOKASI PENANGANAN

    DAMPAK EKONOMI

    1. Prov. Jawa Barat 4.949,08

    2. Prov. Nusa Tenggara Timur 605,31

    3. Prov. Jawa Timur 561,42

    4. Prov. DKI Jakarta 500,00

    5. Prov. Bangka Belitung 310,17

    6 Prov. Nusa Tenggara Barat 278,64

    7 Prov. Bali 269,28

    8 Prov. Banten 245,53

    9 Prov. Aceh 220,91

    10 Prov. Sumatera Utara 200,00

    NO KABUPATEN/KOTAALOKASI PENANGANAN

    DAMPAK EKONOMI

    1. Kab. Boyolali 325,39

    2. Kab. Kutai Timur 265,87

    3. Kota Makassar 190,77

    4. Kota Palembang 150,61

    5. Kab. Bungo 126,55

    6. Kab. Tanah Bumbu 124,54

    7. Kab. Malang 113,27

    8. Kota Tangerang Selatan 111,34

    9. Kab. Musi Banyu Asin 107,47

    10. Kab. Kediri 102,43

    Update data:

    07 Juli 2020, 16.00 WIB.

    Sumber Data : Diolah dari 540 (34 Prov, 413 Kab, 93 Kota) Surat Pemda terkait Penyesuaian APBD, Kementerian Dalam Negeri, 2020 (data bergerak)

  • 3434

    SUMATERAKALIMANTAN

    JAVA

    IRIAN JAYA

    Terima Kasih