kebijakan redaksional koran tempo dalam...

113
KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM MENENTUKAN HEADLINE NEWS KASUS KORUPSI KTP-EL PERIODE 27 FEBRUARI- 13 MARET 2017 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Ari Anggeliya NIM. 1113051000045 JURUSAN JURNALISTIK FAKUTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M

Upload: others

Post on 22-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO

DALAM MENENTUKAN HEADLINE NEWS KASUS KORUPSI KTP-EL

PERIODE 27 FEBRUARI- 13 MARET 2017

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Ari Anggeliya

NIM. 1113051000045

JURUSAN JURNALISTIK

FAKUTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2020 M

Page 2: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

i

Page 3: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

ii

Page 4: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

iii

Page 5: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

iv

ABSTRAK

Ari Anggeliya (1113051000045)

Kebijakan Redaksional Koran Tempo Dalam Menentukan Headline News

Kasus Korupsi KTP-el Periode 27 Februari-13 Maret 2017

Perkara dugaan tindak pidana korupsi KTP-el yang telah menjerat politisi

Partai Golkar Setya Novanto sontak membuat jagat politik mendadak ramai.

Pasalnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang telah menetapkan Ketua

Umum Partai Golkar tersebut sebagai tersangka, ternyata hanya menjadikan Setya

Novanto sebagai pintu masuk untuk membongkar kasus mega korupsi tersebut.

Tidak hanya Setya Novanto sebagai instrumen negara yang terlibat dalam kasus

korupsi itu, tetapi sejumlah pihak swasta yang memenangkan tender untuk

menggarap KTP-el juga telah dijadikan tersangka oleh KPK.

Hal tersebut yang membuat Koran Tempo secara tekun dan konsisten

memberitakan kronologis kasus korupsi KTP-el mulai dari berkas megakorupsi

proyek pengadaan KTP-el akan disidangkan hingga munculnya nama-nama baru

dalam persidangan. Koran tempo menjadikan isu kasus korupsi KTP-el ini

sebagai Headline News selama hampir 2 pekan, kendati beberapa media nasional

di Indonesia sedang gencar memberitakan isu lainnya. Redaksi koran tempo

menimbang bahwa isu ini lebih seksi untuk dimuat di halaman depan karena

menyangkut kepentingan publik yang selama ini merasa kesulitan dalam

mendapatkan KTP-el.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan sekaligus

menjawab pertanyaan “sejauh mana teori hierarki pengaruh dapat mempengaruhi

kebijakan redaksi pada Koran Tempo, terutama dalam Headline News

pemberitaan kasus korupsi KTP-el sejak 27 Februari-13 Maret 2017?”

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori hierarki pengaruh

milik Pameela J. Shoemaker dan Stephen D. Rheese. Teori ini menjelaskan

bagaimana media memberitakan sebuah berita dipengaruhi oleh faktor internal

dan eksternal media yang terbagi menjadi beberapa level, di antaranya meliputi

level individu pekerja media, level ruitnitas media, level organisasi media, level

ekstra media dan level ideologi media.

Kebijakan redaksional Koran Tempo, terutama yang berkaitan dengan

kasus korupsi KTP-el, terbentuk dari hasil meja redaksi. Headline News Koran

Tempo tentang kasus korupsi KTP-el juga diangkat selama beberapa hari, karena

isu tersebut berkaitan dengan masyarakat secara langsung. Selain itu, bahan

berupa data dan informasi juga masih sangat banyak untuk terus diangkat selama

beberapa kali di Koran Tempo.

Kata kunci : Hierarki pengaruh, kebijakan redaksional, Headline News, korupsi

KTP-el

Page 6: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil „alamiin segala puji dan syukur dipanjatkan atas

kehadirat Allah SWT yang telah Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena atas

daya dan upaya serta izin-Nya penulis dapat menyelesaikan karya akhir ini.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Besar Rasulullah

SAW karena Beliaulah dunia yang dahulunya penuh dengan kegelapan menjadi

terang benderang dengan cahaya Al-Qur‟an serta berbagai perubahan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Tidak sedikit pengalaman yang didapatkan oleh penulis, selama dalam

proses merampungkan skripsi ini. Sejak penulis melakukan riset, penulis sempat

menemui sejumlah orang hebat yang membagikan ilmunya untuk mempermudah

merampungkan skripsi.

Penulis hanyalah manusia biasa yang banyak kekurangannya dan sangat

membutuhkan bantuan orang sekitar untuk mencapai tujuan, terlebih lagi dalam

perjalanan skripsi ini. Oleh karenanya, dalam kata pengantar ini penulis akan

mengucapkan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada bebebrapa pihak

yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis dalam

merampungkan karya akhir . Rasa terima kasih ini ditujukan kepada:

1. Kedua orang tua peneliti yang selalu memberikan dukungan serta doa

yang terbaik untuk kesuksesan anaknya.

2. Suami dan anak tercinta yang telah membantu, menemani, mendukung dan

mendoakan peneliti selama proses pengerjaan skripsi sampai selesai.

Page 7: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

vi

3. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A selaku rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Suparto, M.Ed,

Ph.D, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi. Dr.

Roudhonah, M.Ag, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum dan

Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

4. Kholis Ridho, M.Si, selaku Ketua Jurusan Jurnalistik dan Dra. Hj.

Musfirah Nurlaily, M.A, selaku Sekretaris Jurusan Junalistik yang telah

mempermudah peneliti untuk mendapatkan berbagai macam izin dalam

melakukan penelitian hingga akhirnya skripsi ini rampung.

5. Rubiyanah, M.A, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

banyak saran dan masukan terhadap peneliti. Tidak hanya itu, beliau

sangat sabar membimbing peneliti hingga skripsi bisa diselesaikan dalam

waktu yang tidak terlalu lama.

6. Para Dosen pengajar Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi yang

telah memberikan fondasi penelitian bagi peneliti yang kemudian

digunakan selama peneliti menulis skripsi.

7. Seluruh karyawan Koran Tempo terutama Sunudyantoro dan Hussein

Abri Y.M. Dongoran, selaku narasumber dalam penelitian yang sudah

ikhlas meluangkan waktu dan berbagi ilmu dengan peneliti serta sabar

dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan peneliti.

8. Keluarga besar Bapak Wagiso dan Bani Mansyur yang selalu memberikan

suplemen untuk menyemangati peneliti agar tidak pernah berhenti

berjuang hingga skripsi ini diselesaikan dengan baik.

Page 8: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

vii

9. Sahabat terbaikku Sri Mulyawati, Aminatuz Zuhriyah, Romaida Nur

Hasanah, yang telah memberikan dukungan dan berbagi cerita tentang

suka dan duka untuk kelancaran skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan Jurnalistik angkatan 2013, yang selalu berbagi

cerita mengenai perjuangan mendapatkan gelas sarjana.

11. Seluruh pihak yang terlibat dalam skripsi ini, terima kasih banyak atas

dukungan serta doa yang selalu menyertai langkah peneliti.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis juga menyadari masih ada kekurangan

dan juga kesalahan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Namun penulis

tetap berharap ada kritik dan saran dari semua pihak untuk memperbaiki skripsi

ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembacanya.

Peneliti berharap Allah membalas kebaikan kalian. Terima kasih.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 27 Maret 2020

Ari Anggeliya

Page 9: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v

DAFTAR ISI................................................................................................................... viii

BAB I ................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .............................................................................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

D. Metodologi Penelitian ............................................................................................ 8

E. Tinjauan Pustaka .................................................................................................. 11

F. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 12

BAB II ............................................................................................................................. 14

LANDASAN TEORI ....................................................................................................... 14

A. Teori Hieraki Pengaruh ........................................................................................ 14

B. Kebijakan Redaksional ......................................................................................... 19

C. Konseptualisasi Media Massa .............................................................................. 26

D. Konseptualisasi Berita .......................................................................................... 30

E. Headline News ..................................................................................................... 34

BAB III ............................................................................................................................ 36

GAMBARAN UMUM .................................................................................................... 36

A. Profil Koran Tempo ............................................................................................. 36

B. Latar Belakang Kasus Korupsi KTP-el ................................................................ 44

BAB IV ............................................................................................................................ 51

TEMUAN DAN ANALISA............................................................................................. 51

A. Proses Kebijakan Redaksional Koran Tempo....................................................... 51

B. Analisa Kebijakan Redaksional Koran Tempo Berdasarkan Teori Hirarki

Pengaruh ...................................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 72

LAMPIRAN..................................................................................................................... 76

Page 10: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkara dugaan tindak pidana korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk

elektronik (KTP-el) yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK) terus menjerat sejumlah nama yang diduga kuat terlibat pada pusara

korupsi di dalamnya. Belakangan, KPK juga telah meringkus keponakan

mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto yaitu Irvanto

Hendra Pambudi yang merupakan pemilik perusahaan PT Murakabi Sejahtera

karena meminta uang komisi sebesar 5% atau US$3,5 juta untuk memuluskan

proyek pengadaan KTP-el melalui mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya

Novanto.

Irvanto Hendra Pambudi mengakui ada aliran dana yang diterimanya

sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el

yaitu PT Biomorf Mauritius. Hal itu disampaikan saat memberikan kesaksian

di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) untuk terdakwa Setya

Novanto.1 Koran Tempo juga sempat menyebutkan bahwa KPK sampai harus

berkoordinasi dengan Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat untuk

mengungkap peranan Setya Novanto dalam perkara dugaan tindak pidana

korupsi itu.2

1 “Perkembangan Kasus Korupsi KTP-el” Diakses pada Kamis, 8 Maret 2018, pukul 20.10

WIB. (Lihat https://nasional.tempo.co/read/1067981/soal-peran-ponakannya-di-kasus-KTP-el-

setya-novanto-tanya-ke-dia)

2 https://nasional.tempo.co/read/1022258/kumpulkan-bukti-e-ktp-di-amerika-kpk-kerja-sama-

dengan-fbi

Page 11: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

2

FBI mengklaim sudah menelisik aset Direktur Biomorf Lone, selaku

vendor sistem identifikasi sidik jari otomatis KTP-el, Johannes Marliem.

Sebagian laporan investigasi FBI terungkap dalam sidang upaya perampasan

aset Johannes Marliem di Pengadilan Minnesota, Amerika Serikat, akhir

September lalu. Kemudian, agen khusus FBI, Jonathan Holden,

mengungkapkan Biomorf telah menerima dana lebih dari US$50 juta untuk

pembayaran subkontrak proyek KTP-el. Sebagian dana itu juga mengalir ke

rekening pribadi Marliem pada periode Juli 2011-Maret 2014, Marliem diduga

menerima dana hingga US$13 juta atau setara dengan Rp175 miliar.

Berdasarkan penelusuran Koran Tempo melalui data FBI, Marliem

menggunakan dana itu untuk membeli rumah, mobil, hingga jam tangan

mewah.3 Saat diperiksa oleh Konsulat Indonesia di Los Angeles pada Juli lalu,

Marliem mengatakan pernah membeli jam tangan seharga Rp1,8 miliar untuk

anggota DPR, yang diduga bernama Setya Novanto. Selain itu, Marliem juga

mengaku pernah mentransfer uang sebesar US$700.000 ke rekening mantan

Ketua Komisi II DPR, Chairuman Harahap. Namun, sewaktu menjadi saksi

untuk terdakwa Andi Agustinus pada September lalu, Chairuman menyatakan

tak menerima duit sepeser pun dari proyek KTP-el.

Kepada Tempo, Marliem juga pernah mengatakan memiliki banyak bukti

keterlibatan sejumlah orang dalam proyek KTP-el. Namun, sebelum

membeberkan bukti itu, Marliem tewas bunuh diri pada 9 Agustus lalu.

Rencananya, KPK akan menggunakan semua temuan dan laporan FBI sebagai

novum atau alat bukti baru untuk menjerat tersangka lainnya. Selain itu,

3 Https://nasional.tempo.co/read/1022334/catatan-fbi-duit-rp-175-m-masuk-rekening-

johannes-marliem

Page 12: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

3

laporan FBI tersebut, dinilai Koran Tempo juga relevan digunakan untuk

mempertegas keterlibatan Setya Novanto dalam kasus KTP-el.

Kebijakan yang dikeluarkan oleh tim redaksional Koran Tempo dalam

menelusuri pemberitaan mengenai perkara dugaan tindak pidana korupsi

proyek pengadaan KTP-el tersebut cukup dalam, tajam dan kritis, sehingga

pembaca bisa menemukan rangkaian puzzle yang tercecer selama ini untuk

mendapatkan kronologis yang utuh dan lengkap. Kebijakan sendiri secara

harfiah memiliki arti serangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar

haluan suatu perusahaan, sekaligus menjadi dasar sebuah rencana dalam

pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan tata cara bertindak baik pada

pemerintahan maupun suatu organisasi tertentu sehingga tepat sasaran.

Sedangkan pengertian redaksi adalah bagian dalam perusahaan media yang

memilih dan menyusun berita yang akan dimasukkan ke dalam surat kabar dan

sebagainya.

Kebijakan redaksional atau editorial policy Koran Tempo sendiri

merupakan ketentuan yang disepakati oleh meja redaksi untuk menentukan

kriteria berita atau tulisan yang boleh maupun yang tidak boleh dimuat atau

disiarkan kepada publik yang meliputi kata, istilah atau ungkapan yang tidak

boleh dipublikasikan, sesuai dengan visi dan misi media tersebut.4 Sebuah

perusahaan media massa biasanya akan memproduksi pemberitaan yang

dianggap sangat penting dan layak untuk disajikan kepada publik karena

memiliki nilai berita yang tinggi serta ekslusivitas dan dimuat untuk dijadikan

Headline News atau berita utama. Berita utama merupakan representasi dari

4 Anna Nadhya Abrar, Tatakelola Jurnalisme Politik (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2015), h. 10

Page 13: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

4

Koran Tempo dalam memandang penting tidaknya suatu peristiwa yang terjadi

saat itu untuk dimuat dan dinikmati oleh pembaca.

Dewasa ini, belum ada satupun organisasi media massa yang memiliki

aturan baku sebagai indikator untuk menentukan suatu headline dalam sebuah

pemberitaan. Biasanya, setiap media massa memiliki tata cara sendiri sesuai

dengan kebijakan meja redaksi dalam menentukan headline tersebut.5

Seperti yang telah dilakukan oleh Koran Tempo, media cetak yang sudah

terbit sejak 2 April 2001, telah banyak menyajikan berita-berita investigatif

untuk memenuhi tuntutan pembaca terhadap berita yang lebih cerdas dan

berkualitas. Koran Tempo sampai saat ini selalu berusaha menghadirkan berita

yang ringkas tanpa kehilangan kedalaman dan independensinya. Berita yang

disajikan masih bersifat investigatif dan hal itulah yang membuat Koran

Tempo lebih kuat dibandingkan media lain hingga Koran Tempo memperoleh

penghargaan sebagai koran paling kredibel dari Dewan Pers.6

Pada periode 27 Februari-13 Maret 2017, Koran Tempo lebih dominan

mengangkat perkara dugaan tindak pidana korupsi KTP-el sebagai headline.

Pasalnya, perkara tersebut diduga telah melibatkan sejumlah tokoh penting di

negara ini dan berdampak langsung kepada masyarakat yang mulai kesulitan

untuk mendapatkan KTP-el sejak tindak pidana korupsi itu dilakukan oleh

Setya Novanto, sehingga masyarakat membutuhkan waktu berbulan-bulan

hanya untuk mendapatkan satu buah KTP-el.

Koran Tempo tidak pernah lelah dalam menyampaikan perkara dugaan

tindak pidana korupsi tersebut kepada pembacanya di seluruh Indonesia.

5 Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers (Bandung: PT. Rosdakarya, 2004), h. 15

6 “Sejarah Koran Tempo” Diakses pada Minggu, 19 Maret 2017, pukul 18.05 WIB. (Lihat:

https://korporat.tempo.co/produk/2/koran-tempo).

Page 14: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

5

Meskipun, perkara tersebut sebenarnya sudah terungkap sejak Agustus 2011 di

mana polisi mulai melakukan penyelidikan dugaan korupsi tender KTP-el yang

melibatkan sejumlah pihak swasta.7 Sejak berkas perkara tersebut

dirampungkan oleh KPK untuk kemudian dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor

Jakarta seperti yang dimuat oleh headline Koran Tempo edisi 27 Februari

2017, media tersebut tidak pernah berhenti memuat korupsi KTP-el hingga 13

Maret 2017.

Padahal di sejumlah media lain, seperti di antaranya Kompas, Media

Indonesia dan Republika serta Koran Sindo, pemberitaan seputar dugaan

korupsi KTP-el itu tidak massif seperti yang dilakukan Koran Tempo. Namun

isu KTP-el ternyata dianggap oleh meja redaksi Koran Tempo lebih seksi

untuk diangkat sebagai headline karena memiliki dampak negatif yang sangat

fatal terhadap masyarakat luas seperti blanko habis dan alat perekam yang

rusak.

Sebagai informasi, PT Biomorf Lone Indonesia selaku perusahaan swasta

perekaman data asal Amerika Serikat yang memenangkan tender proyek KTP-

el tersebut, juga sempat datang ke Kantor Tempo untuk menjelaskan duduk

perkara korupsi KTP-el. Kehadiran petinggi perusahaan tersebut hanya untuk

menjelaskan bahwa pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri

(Kemendagri) belum melunasi tagihan sebesar RP540 miliar dari total nilai

proyek sebesar Rp5,9 triliun.8

7 “Perjalanan Megaproyek KTP-el Sejak 2010 Hingga Akan Disidangkan” Diakses pada

Minggu, 19 Maret 2017 pukul 18.31 WIB. (Lihat: https://news.detik.com/berita/d-

3442091/perjalanan-megaproyek-KTP-el-sejak-2010-hingga-akan-disidangkan. 8 Koran Tempo, edisi 3 Maret 2017 h. 4

Page 15: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

6

Untuk mengungkap kebijakan redaksional Koran Tempo dalam

menentukan headline news khususnya yang berkaitan dengan perkara dugaan

tindak pidana korupsi tersebut, penulis akan menggunakan metode penelitian

kualitatif deskriptif dengan teori hirarki pengaruh.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan judul di atas, penulis akan membatasi dan memfokuskan

penelitian menjadi hanya 6 pemberitaan saja. Adapun headline yang akan

penulis teliti adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1

Data Headline Koran Tempo Periode 27 Februari - 13 Maret 2017

No. Periode Berita Utama / Headline

1 Senin, 27 Februari 2017 Mega Korupsi e-KTP Segera Disidangkan

2 Rabu, 1 Maret 2017 Sistem e-KTP Terancam Lumpuh

3 Kamis, 2 Maret 2017

Skandal Mega Korupsi e-KTP, Data Pribadi

Rawan Bocor

4 Jumat, 3 Maret 2017 Masyarakat Sulit Dapatkan e-KTP

5 Rabu, 8 Maret 2017

Politikus Golkar & Demokrat Diduga Terima Dana

Terbesar e-KTP

6 Kamis, 9 Maret 2017 Suap e-KTP Mengalir Jauh

Page 16: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

7

2. Rumusan Masalah

Bagaimana hierarki pengaruh dapat mempengaruhi kebijakan

redaksional Koran Tempo dalam menentukan headline berita korupsi

KTP-el Periode 27 Februari-13 Maret 2017

Kemudian dari pertanyaan mayor tersebut, dapat diturunkan menjadi

beberapa pertanyaan minor, di antaranya:

a. Sejauh mana level individu dapat mempengaruhi kebijakan

redaksional Koran Tempo?

b. Bagaimana level rutinitas media mempengaruhi kebijakan

redaksional Koran Tempo?

c. Apakah level organisasi dapat mempengaruhi kebijakan

redaksional Koran Tempo?

d. Bagaimana level ekstra media mempengaruhi kebijakan

redaksional Koran Tempo?

e. Apakah sistem sosial dapat mempengaruhi kebijakan redaksional

Koran Tempo?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah

untuk mengetahui sejauh mana faktor internal dan eksternal

mempengaruhi kebijakan redaksional Koran Tempo dalam menentukan

headline serta apa pengaruhnya terhadap masyarakat.

Page 17: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

8

2. Manfaat Penelitian

Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangsih kepada disiplin ilmu jurnalistik, terutama mengenai kebijakan

redaksional media cetak, yang memiliki fokus pada Koran Tempo.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

untuk akademisi jurnalistik, khususnya mahasiswa yang akan melakukan

penelitian mengenai kebijakan redaksional.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Pada kasus dugaan tindak pidana korupsi KTP-el yang menjadi

headline koran Tempo edisi 27 Februari-13 Maret 2017, penulis akan

menggunakan paradigma konstruktivisme.

Paradigma ini memandang bahwa kenyataan dari hasil konstruksi

atau bentukan dari manusia itu sendiri. Menurut Berger, realitas itu tidak

dibentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan,

melainkan dibentuk dan dikonstruksi oleh manusia.9

Paradigma ini mempunyai penilaian sendiri bagaimana media,

wartawan dan berita dilihat. Media bukan sekedar saluran yang bebas,

melainkan sebuah subjek yang dikonstruksi oleh realitas, lengkap dengan

pandangan, bias, dan pemihakannya.

Bias di balik pemberitaan terjadi karena media tidak sekedar

memberitakan, akan tetapi ada pesan tertentu yang ingin disampaikan. Di

9 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: LkiS,

2002), h. 18

Page 18: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

9

sini media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan

realitas.10

2. Pendekatan Penelitian

Penulis akan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif.

Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif menggunakan metode

pengumpulan data dan metode analisis yang bersifat nonkuantitatif,11

seperti penggunaan instrumen dokumentasi atau bahkan melakukan

wawancara mendalam sehingga pernyataan yang spesifik dapat dengan

mudah untuk dianalisis.12

Sedangkan analisis deskriptif berfokus pada penelitian nonhipotesis

sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.13

Penelitian ini hanya menfokuskan pada kebijakan redaksional Koran

Tempo dalam menentukan headline.

3. Subjek Penelitian

Subjek yang menjadi fokus penelitian adalah seputar kebijakan

redaksional Koran Tempo dalam menentukan headline terkait berita

korupsi KTP-el pada periode 27 Februari-13 Maret 2017.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam meneliti kebijakan redaksional Koran Tempo, penulis akan

menggunakan beberapa teknik untuk pengumpulan data, di antaranya:

10

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 26 11

Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta:

Gintanyali, 2004), h. 2 12

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Predana Media

Group, 2006), h. 251 13

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Bina

Aksara, 1989), h. 194

Page 19: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

10

a. Observasi, yakni proses pengumpulan data dengan cara mengkaji

literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah kebijakan

redaksional Koran Tempo.

b. Wawancara, menghimpun data dengan cara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan atau tanya jawab secara lisan antara penulis

dengan narasumber.14

Penulis melakukan wawancara secara semi

terstruktur, yaitu wawancara dilakukan secara mendalam dan

bebas tetapi masih tetap terarah pada permasalahan yang akan

diteliti. 15

Tujuan dilakukannya wawancara untuk mendapatkan

informasi yang dapat dipertangggungjawabkan mengenai

kebijakan redaksi dalam menentukan headline yang berlangsung

di Koran Tempo.

Tentunya dengan tetap memperhatikan narasumber yang

berkompeten di bidang redaksi agar data yang diperoleh kongkrit

untuk menjawab permasalahan, seperti reporter desk nasional dan

hukum, redaktur desk nasional dan hukum dan juga redaktur

pelaksana Koran Tempo.

c. Dokumentasi, metode pengumpulan data dengan cara

menganalisis dokumen-dokumen pendukung yang dapat

memperkuat data yang telah diperoleh. Dokumen tersebut

diperoleh dari hasil catatan penulis selama di lapangan16

, berita

14

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 100 15

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2010), h. 73 16

Haris Herdiansyah, Metodologi penelitian kualitatif (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika,

2010), h. 145

Page 20: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

11

terkait KTP-el yang dimuat oleh Koran Tempo, dan file lainnya

yang tidak dipublikasikan di media.

5. Teknik Analisa Data

Setelah seluruh data diperoleh secara komprehensif melalui hasil

pengamatan (observasi), wawancara mendalam, serta dokumentasi-

dokumentasi yang terdapat pada Koran Tempo.

Selanjutnya peneliti akan mengolah data itu menggunakan pendekatan

kualitatif deskriptif yang menggambarkan keadaan sebenarnya untuk

kemudian ditarik kesimpulan sebagai jawaban atas pertanyaan penelitian.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini merujuk pada skripsi sebelumnya yang menggunakan teori

hierarki pengaruh ataupun kebijakan redaksional. Setelah melakukan

penulusuran berdasarkan teori dan temuan, penulis menemukan kesamaan

teori pada beberapa skripsi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, di

antaranya:

a. Skripsi Muhammad Tohir, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta jurusan Jurnalistik angkatan 2013, yang berjudul “Kebijakan

Redaksional Surat Kabar Republika Dalam Menentukan Berita Yang

Dipilih Menjadi Headline”.

Skripsi ini memiliki kesimpulan bahwa surat kabar Republika

dalam menentukan kebijakan redaksional dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu faktor individu, faktor intensitas media, faktor fungsional,

faktor extra media, serta faktor ideologi media, yang pada akhirnya

akan mempengaruhi proses penyeleksian berita di meja redaksi.

Page 21: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

12

Alasan penulis memilih skripsi ini sebagai tinjauan pustaka, karena

skripsi ini memiliki persamaan fokus penelitian yaitu kebijakan

redaksional. Serta memiliki kesamaan teori yang dipakai yaitu hierarki

pengaruh model Pamela J. Shoemaker.

b. Skripsi Hilda Savitri, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

jurusan Jurnalistik angkatan 2013, yang berjudul “Citizen Journalism

Dalam Kebijakan Redaksional : Studi Kasus Rubrik Kompas Kampus

Di Harian Kompas”.

Skripsi ini memiliki fokus penelitian pada kebijakan redaksional

yang dibuat Harian Kompas dalam menyediakan rubrik Kompas

Kampus guna menampung tulisan dari citizen journalism.

Walaupun teori yang digunakan sama yaitu hierarki pengaruh milik

Pamela J. Shoemaker, namun objek penelitian yang kami pilih

berbeda.

c. Jurnal Ilmiah yang disusun oleh Cakra Virajati dan Widodo Agus

Setianto berjudul “Kebijakan Redaksi Media dalam Pemberitaan

Kehumasan” yang dipublikasikan pada Juni 2019.

Dalam jurnal tersebut, rutinitas media adalah faktor yang paling

dominan dalam mengolah berita-berita kehumasan yang masuk ke

dalam meja redaksi Harian Jogja dan SKH Kedaulatan Rakyat.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan memahami materi, maka skripsi ini ditulis secara

sistematis yang terdiri dari lima bab. Masing-masing bab mempunyai

Page 22: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

13

penjelasan tersendiri yang secara keseluruhan mempunyai satu kesatuan

yang saling berkaitan. Adapun pembagian bab tersebut sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memaparkan latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, tinjauan pustaka,

dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI. Bab ini akan membahas mengenai teori

Hierarki Pengaruh milik Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese,

kebijakan redaksional, konseptualisasi media massa, definisi berita, dan

Headline News.

BAB III GAMBARAN UMUM. Bab ini berisikan profil Koran Tempo

dan latar belakang kasus KTP-el di Indonesia.

BAB IV TEMUAN DAN HASIL ANALISIS. Bab ini menguraikan

mengenai temuan data mengenai kebijakan redaksional Koran Tempo dan

faktor yang mempengaruhi proses produksi berita.

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis.

Page 23: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Hieraki Pengaruh

Hierarki adalah urutan, tingkatan atau jenjang jabatan (pangkat

kedudukan), organisasi dengan tingkat-tingkat otoritas dari yang paling

bawah sampai dengan yang paling atas.17

Pengaruh adalah daya yang ada

atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,

kepercayaan, atau perbuatan seseorang.18

Hierarki pengaruh menjelaskan tentang pengaruh isi pemberitaan media

massa melalui pengaruh faktor internal dan ekternal. Shoemaker membagi

teori hierarki pengaruh menjadi lima level atau tingkatan yang dapat

mempengaruhi isi media yaitu, pengaruh individu pekerja media (individual

level), pengaruh rutinitas media (media routines level), pengaruh organisasi

media (organizational level), pengaruh dari luar media (outside media

level), dan pengaruh idelogi media (ideology level).19

Gambar 2.1

Level Hierarki Pengaruh

17 Dendy Sugono, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional, 2008), h. 543 18

Dendy Sugono, Kamus Bahasa Indonesia, h. 1150 19

Pamela J. Shoemaker and Stephen D. Reese, Mediating The Message Theories of

Influences on Mass Media Content, Second Edition (New York, Longman Publiser : 1996), h. 60

Page 24: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

15

1. Level Individu Pekerja Media

Pada level ini, mempelajari efek pemberitaan dari sisi individu pekerja

media. Pemberitaan di media massa tidak lepas dari individu pekerja media,

dalam hal ini wartawan. Sebab wartawan yang setiap harinya, mencari dan

menulis berita dari peristiwa yang diperoleh saat di lapangan. Tidak

menutup kemungkinan, pengaruh penulisan berita terjadi pada saat

wartawan mulai menentukan angle berita sebelum peliputan.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pekerja media20

, antara

lain:

a. Latar Belakang dan karakteristik

Ada beberapa faktor yang dapat membentuk latar belakang dan

karakteristik pekerja media antara lain jenis kelamin, suku/etnis,

orientasi seks, pendidikan, evolusi komunikasi karir, rata-rata atau

elite.

b. Sikap-sikap personal, nilai-nilai, dan kepercayaan

Dalam menulis berita, seorang jurnalis dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti nilai-nilai dan kepercayaan, sikap politik,

orientasi agama, sehingga beritanya lebih mudah dikonstruksi.

2. Level Rutinitas Media

Pada level ini, penulis akan mengulas mengenai faktor yang

memengaruhi isi pemberitaan dilihat dari rutinitas media. Rutinitas media

meliputi apa yang diterima media massa dipengaruhi oleh praktik

komunikasi sehari-hari komunikator, termasuk deadline atau batas waktu,

20

Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi Sejarah, Metode, &

Terapan di Dalam Media Massa, Edisi Ke Lima, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2005),

h. 277

Page 25: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

16

kebutuhan ruang dalam penerbitan, struktur piramida terbalik untuk

penulisan berita, nilai berita, standart objektivitas, dan kepercayaan reporter

pada sumber berita.21

Dalam membentuk rutinitas media, ada beberapa unsur yang saling

berkaitan dan berkesinambungan yaitu processor (organisasi media),

audiens (konsumen), supplier (sumber berita).

a. Processor (organisasi media)

Biasanya yang dimaksud dengan processor dalam media massa adalah

editor atau lebih dikenal dengan nama gatekeeper. Editor bertugas untuk

menentukan apakah suatu berita layak atau tidak untuk diterbitkan. Ssetiap

kepuusan yang diambil oleh editor berawal pada meja redaksi.

b. Consumer (audiens)

Untuk menarik perhatian pembaca, hendaknya media massa mengemas

berita dari halaman pertama (headline) dengan konsep yang berbeda dari

media lain. Tetapi tidak melupakan unsur fakta.

c. Supllier (sumber berita)

Banyak ahli atau pakar yang menjadi “idola” pada wartawan. Bukan hanya

mereka terkenal atau sering muncul di media massa, tetapi karena mereka

memiliki kriteria yang dibutuhkan oleh para wartawan.22

3. Level Organisasi Media

Pada level ini, menggali lebih dalam efek pemberitaan dilihat dari sisi

organisasi. Seberapa besar pengaruh organisasi media dalam mempengaruhi

21

Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi Sejarah, Metode, &

Terapan di Dalam Media Massa, Edisi Ke Lima, h. 278 22

Aceng Abdullah, Press Relations Kiat Berhubungan Dengan Media Massa (Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2004), h. 67-79

Page 26: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

17

isi pemberitaan, sebab organisasi media memiliki beberapa tujuan salah

satunya adalah bagaiimana cara menghasilkan uang.23

a. Pengaruh Pemilik Media24

Para petinggi media yang salah satunya adalah pemilik media kerap

menggunakan kekuasaannya untuk memberikan keputusan. Walaupun

seorang reporter sudah berusaha untuk bersikap independen, tetapi

terkadang pemilik media membuat keputusan untuk kepentingan

mereka.

Pemilik media sangat sensitif terhadap tanggung jawab jurnalistik

untuk bertindak netral dalam urusan pemberitaan.25

4. Level Ekstra Media

Pada level ini, membahas mengenai faktor luar organisasi yang dapat

mempengaruhi isi berita. Pengaruh ini meliputi kelompok yang memiliki

kepentingan untuk melobi dan mendapatkan persetujuan maupun menolak

jenis isi berita tertentu seperti pemerintah yang mengatur isi secara langsung

dengan undang-undang pencemaran nama baik dan ketidaksopanan.26

Pengaruh tersebut berasal dari :

a. Sumber Berita27

Selain ada desakan atau tekanan dari internal media, seorang jurnalis

juga terkadang mendapat tekanan dari luar medianya. Salah satunya

23

Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi Sejarah, Metode, &

Terapan di Dalam Media Massa, Edisi Ke Lima, h. 278 24

Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Edisi Enam, (Jakarta : Penerbit Salemba

Humanika, 2011), h. 22-23 25

John Vivian, Teori Komunikasi Massa Edisi Ke Delapan, (Jakarta : Kencana Prenada

Media Group, 2008), h. 317 26

Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi Sejarah, Metode, &

Terapan di Dalam Media Massa, Edisi Ke Lima, h. 278 27

Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Edisi Enam, h. 58-59

Page 27: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

18

adalah sumber berita. Banyak kejadian yang dapat menggambarkan

situasi tersebut, sebagai contoh, sumber berita penting di Pengadilan

tidak terima karena berita yang mucul tidak sesuai dengan

keinginannya.28

b. Pengiklan29

dan Penonton

Kelompok kepentingan tertentu sering kali membuat tekanan

terhadap pemberitaan sebuah media. Biasanya usaha tersebut

dilakukan pada kalangan petinggi atau elite sebuah media massa.30

c. Kontrol Pemerintah

Pemerintah bisanya akan mengontrol setiap pemberitaan yang dinilai

tidak sesuai, jika dirasa pemberitaan itu merugikan pihak

pemerintah, maka tidak menutup kemungkinan pemerintah akan

memberikan teguran bahkan surat somasi agar pemberitaan yang

telah dimuat segera ditarik atau diklarifikasi.

d. Pangsa Pasar31

Bagi media massa, pangsa pasar cukup menentukan arah dan

mempengaruhi media massa. Terkadang, media massa dewasa ini

harus mengikuti apa saja pemberitaan yang diminati oleh pembaca

sebagai pangsa pasar, kemudian hal tersebut akan diikuti media

massa agar tidak kehilangan pembaca setinya.

e. Teknologi

28

John Vivian, Teori Komunikasi Massa Edisi Ke Delapan, h. 318 29

Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Edisi Enam, h. 23-24 30

John Vivian, Teori Komunikasi Massa Edisi Ke Delapan, h. 317 31

Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Edisi Enam, h. 148-149

Page 28: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

19

Peranan teknologi dewasa ini juga turun andil mengubah pola pikir

dan cara kerja media massa. Bahkan media sosial saat ini dapat

dijadikan pemberitaan jika ada postingan dari tokoh nasional yang

gemar memberikan pernyataan melalui media sosial pribadinya.

5. Level Ideologi Media

Pengaruh level ideologi yang terjadi pada sebuah isi sebuah media,

biasanya bersifat abstrak atau tidak ada aturan yang baru mengenai level

ideologi tersebut, tetapi hal itu sangat mempengaruhi sebuah media karena

bersifat tidak memaksa dan bergerak di luar kesadaran keseluruhan

organisasi media itu sendiri.

B. Kebijakan Redaksional

1. Pengertian Kebijakan

Kebijakan adalah kepandaian, kemahiran, pernyataan cita-cita,

tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman atau haluan untuk

mencapai sasaran.32

Selain itu, kebijakan redaksional juga ditetapkan

sebagai standar bagi reporter maupun penyiar demi ciri khas media

sekaligus menjaga keseragaman bahasa di kalangan reporter atau

penyiar.

Dalam media radio/TV, kebijakan redaksi soal penggunaan bahasa

dituangkan dalam standar kata siaran. Di media cetak (surat kabar,

majalah, tabloid), kebijakan itu dirinci dalam ”buku gaya bahasa” (style

book) atau buku pedoman penggunaan standar kata/ bahasa untuk

keseragaman penulisan. Gaya penulisan itu harus ditaati oleh wartawan

32

Dendy Sugono, Kamus Bahasa Indonesia, h. 198

Page 29: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

20

agar terjadi keseragaman dalam teknis penulisan kata-kata, gaya bahasa

atau kalimat, dan istilah.

a. Proses Perumusan Kebijakan

Selama ini, kebijakan dikuasai oleh otoritas pemegang kebijakan.

Pemegang kebijakan biasanya menganggap bahwa hanya

pendapatnya saja yang benar, sedangkan pendapat orang lain salah.

Sehingga menutup ruang publik untuk ikut andil dalam pengambilan

kebijakan. Sistem kebijakan menggunakan prinsip dari atass ke

bawah (top down), siapa yang kuat maka dia akan berkuasa.33

Permasalahan analisis kebijakan terletak pada pihak mana yang

merasakan diuntungkan dan dirugikan oleh adanya suatu kebijakan,

karena yang tejadi adalah tarik menarik kepentingan pribadi antara

lembaga yudikatif, egislatif, eksekutif dan masyarakat sipil.

Kebijakan itu sendiri menitikberatkan pada bagaimana isu-isu

dan masalah-masalah yang disusun, didefinisikan, dan bagaimana

semua persoalan tersebut diletakkan dalam agenda kebijakan.

Seharusnya, kebijakan itu diputuskan secara demokratis, semua

elemen di dalamnya terlibat dalam prosess penentuan kebijakan.

Kebijakan demokratis juga lebih mudah diimplementasikan dan hasil

keputusannya memiliki legitimasi yang kuat karena ada dukungan

politik yang dapat mengakomodasi semua kepentingan.34

33

Surya Fermana, Kebijakan Publik Sebuah Tinjaun Filosofis, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,

2009), h. 12 34

Surya Fermana, Kebijakan Publik Sebuah Tinjaun Filosofis, h.37

Page 30: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

21

Proses perumusan kebijakan35

berkaitan erat dengan:

1) Identifikasi dan formulasi masalah kebijakan

2) Penentuan alternatif kebijakan untuk pemecahan masalah

3) Pengkajian atau analisis kelayakan masing-masing alternatif

kebijakan

4) Pelaksanaan kebijakan dengan menentukan standar kinerja

minimal

5) Evaluasi keberhasilan dengan ukuran-ukuran kuantitatif

seperti cost-benefit analysis, cost-effectiveness analysis, dll.

b. Latar Belakang Penelitian Kebijakan

Ada tiga latar belakang penelitian kebijakan yang harus dipaham:

1) Penemuan yang diperoleh dalam penelitian kebijakan

hanyalah salah satu dari banyak masukan yang diperlukan

bagi pembuat kebijakan

2) Kebijakan itu tidak dibuat, bahwa kebijakan merupakan suatu

akumulasi. Dalam kenyataannya, pembuat kebijakan sering

kali menemui masalah sosial yang kompleks dan susah

dipahami, serta tidak mudah dicari solusinya.

3) Kompleksitas kebijakan pada hakikatnya sama dengan

kompleksitas masalah sosial. Proses pembuatan kebijakan

adalah kompleks, sebab proses tersebut melibatkan banyak

aktor. Aktor yang terlibat dalam pembuatan kebijakan anatara

lain pembentuk undang-undang (legislatif), eksekutif, partai

35

Sudarwan Danim, Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), h.

16

Page 31: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

22

politik, kelompok berkepentingan (interest group), tokoh

perorangan.

Pada intinya, tanpa mekanisme yang jelas dan pelaku kebijakan

yang relevan dan menghendaki persetujuan, penelitian kebijakan

tidak mampu menyediakan informasi yang relevan bagi pembuat

kebijakan. Sebaliknya, tanpa informasi yang memadai pembuat

kebijakan tidak mungkin menghasilkan kebijakan yang relevan

dan efektif bagi pemecahan masalah sosial.36

c. Pemahaman Tentang Latar Belakang Kebijakan

1) Isu-isu kebijakan pokok dihubungkan dengan masalah sosial

masa kini, masa lalu, dan dan kecenderungan di masa depan.

2) Proses bagaimana pembuatan kebijakan dilakukan terutama

yang berkenaan dengan identifikasi isu-isu kebijakan.

Mekanisme kebijakan merupakan roda yang dipakai oleh

pembuat kebijakan untuk mencapai tujuan kebijakan.37

3) Merealisasikan kebijakan diperlukan dukungan seperangkat

aktor kunci atau stakeholders. Ada dua jenis stakeholders,

aktif yaitu subjek yang terlibat dalam memberikan masukan

bagi perumusan kebijakan dan pasif yatu subjek yang

menjadi sasaran kebijakan.38

d. Keputusan dan pembuatan kebijakan

Dalam sebuah organisasi media, pembuatan kebijakan harus

berdasarkan aspirasi dan tuntutan dari semua pihak yang tergabung

36

Sudarwan Danim, Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, h. 31-34 37

Sudarwan Danim, Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, h. 66-67 38

Sudarwan Danim, Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, h. 75

Page 32: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

23

didalamnya. Biasanya aspirasi tersebut disampaikan kepada

perwakilan dari masing-masing bagian dan disampaikan kepada

pemimpin tertinggi.

2. Pengertian Redaksi

Redaksi adalah badan persuratkabaran yang menangani berita,

karangan yang akan dimuat di koran, majalah koran, dan sebagainya.

sedangkan redaksional sendiri berkaitan dfengan cara dan gaya

menyusun kata-kata dalam kalimat.39

Redaksi adalah bagian atau orang dalam sebuah organisasi

perusahaan pers yang bertugas untuk menolak atau mengizinkan

pemuatan sebuah tulisan atau berita. Pertmbangan yang digunakan bisa

menyangkut aspek apakah tulisan atau berita itu bernilai berita atau

tidak, menarik tidaknya bagi pembaca serta menjaga corak politik yang

dianut penerbitan pers tersebut. Di samping itu, bertugas untuk

memperhatikan bahasa, akurasi, dan kebenaran tulisan atau beritanya,

termasuk di dalamnya menjaga agar tidak terjadi salah cetak.40

Dalam sebuah penerbitan atau media massa, bagian redaksi adalah

salah satu faktor yang paling penting, karena dipercaya menjalankan

visi dan misi serta idealisme sebuah media massa.

Bagian redaksi media terdiri dari:

a. Pemimpin Umum

Pemimpin umum bertanggung jawab atas maju mundurnya

perusahaan. Dia memiliki wewenang untuk mengambil

39

Dendy Sugono, Kamus Bahasa Indonesia, h. 1277

40

Kurniawan Junaedhie, Ensiklopedi Pers Indonesia, (Jakarata : PT Gramedia Pustaka

Utama, 1991), h. 226

Page 33: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

24

kebijakan, menentukan arah perkembangan penerbitannya, dan

memperhitungkan untung atau rugi dari perusahaannya. Dia juga

berhak mengangkat atau memberhentikan karyawan sesuai

kebutuhan.

Dalam mengembangkan perusahannya, pemimpin umum

memiliki 3 kendali, yaitu bidang redaksi, bidang percetakan, dan

bidang usaha yang dipelopori oleh masing-masing pemimpin.41

b. Pemimpin Redaksi

Bertanggung jawab penuh atas mekanisme kerja keredaksian dan

mengawasi seluruh isi rubrik media massa yang dipimpinnya.

Dia juga bertanggung jawab jika ada pemberitaan yang digugat

oleh pihak lain.

c. Redaktur Pelaksana

Redaktur Pelaksana lebih bertanggungjawab terhadap hal teknis,

misalnya mengatur dan mengawasi langsung aktivitas peliputan

dan pembuatan berita oleh para wartawan.

d. Redaktur Desk atau Editor

Bertangguung jawab atas isi rubrik yang dipegang oleh setiap

redaktur desk atau biasa disebut Jabrik. Tugasnya adalah

menentukan, menyeleksi, mengedit, serta mengoreksi naskah

berita yang akan dimuat di rubrik masing-masing.

e. Koordinator Liputan Reporter

41

Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2004),

h.16

Page 34: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

25

Bertugas mengatur jadwal liputan reporter dan

memerintahkannya untuk meliput ke lapangan.

f. Editor Bahasa

Menjaga keseragaman bahasa yang digunakan untuk penerbitan

berita dengan gaya dan ciri khas media tersebut.

g. Reporter

Mereka merupakan prajurit di bagian redaksi. Bertugas untuk

mencari dan membuat berita berdasarkan fakta di lapangan.

Mencari berita bisa dilakukan dengan cara wawancara, ngepos di

lembaga pemerintahan atau swasta, , atau dengan

mengembangkan isu yang sudah ada (melengkapi, mempertajam,

atau menekankan hal khusus dari berita).

h. Koresponden

Wartawan yang ditempatkan di luar wilayah media massa,

misalnya luar negeri atau luar kota untuk mendapatkan berita

eksklusif yang terjadi disana atau tidak dapat dijangkau oleh

reporter pusat.

i. Fotografer42

Fotografer tidak berbeda dengan reporter karena bertugas

mencari foto suatu peristiwa untuk dimuat ke dalam suatu

pemberitaan yang dibuat oleh reporter.

42

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula Edisi Revisi, (Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, 2009), h. 106-109

Page 35: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

26

3. Pengertian Kebijakan Redaksi

Kebijakan redaksional adalah kebijakan atau ketentuan yang

disepakati secara bersama-sama pada sebuah redaksi media massa

tentang kriteria berita atau tulisan yang boleh dan tidak boleh dimuat ke

dalam suatu pemberitaan.

Biasanya, untuk mempublikasikan suatu pemberitaan pada media

massa, redaksi akan melakukan rapat bersama untuk menentukan berita

apa saja yang layak dimuat dan disesuaikan dengan visi maupun misi

media massa tersebut, sehingga sesuai dengan harapan para pembaca

media massa itu.

C. Konseptualisasi Media Massa

1. Pengertian media massa

Media massa mempunyai peranan sangat besar dalam kehidupan di

masyarakat, terutama di era komunikasi interaktif seperti saat ini.43

Tidak jarang, orang lebih memilih membaca sebuah media massa

dibandingkan harus menghabiskan waktunya untuk membaca media

sosial.

Media adalah sarana untuk menyampaikan komunikasi dari

komunikator kepada komunikan44

. Sedangkan massa secara psikologis

mempunyai arti sekumpulan orang yang memiliki minat dan

ketertarikan yang sama terhadap sesuatu. Oleh karena itu, massa juga

sering disebut publik, khalayak atau masyarakat umum.

43

Ana Nadya Abrar, Teknologi Komunikasi Perspektif Ilmu Komunikasi ( Yogyakarta :

LESFI, 2003), h. 17 44

Kurniawan Junaedhie, Ensiklopedi Pers Indonesia, h. 161

Page 36: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

27

Media massa adalah media yang digunakan sebagai alat komunikasi

masal yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Media massa identik

dengan pers yang lebih dikenal sebagai media cetak. Namun sebenarnya

pesan yang disampaikan bukan hanya melalui media cetak, melainkan

media elektronik dan internet.45

Dalam kehidupan masyarakat, media massa juga dikenal dengan

istilah pers. Menurut Undang-Undang (UU) Pokok Pers Pasal 1 ayat

(1), pers adalah wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan

jurnalstik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,

mengelola dan menyampaikan informasi dalam bentuk tulisan suara,

gambar, suara gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk

lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala

jenis yang tersedia.46

2. Fungsi Media Massa

a. Menyebarkan Informasi, tujuan pembaca ,e,beli atau berlangganan

surat kabar adalah untuk mendapatkan informasi dari media.

b. Sarana Pendidikan, di dalam surat kabar terdapat banyak informasi

dan pengetahuan yang berguna untuk masyarakat, terutama dalam

bentuk berita, artikel, atau tajuk rencana.

c. Sarana Hiburan, dengan adanya unsur hiburan, diyakini bisa

menjadi penyeimbang berita-berita berat atau artikel berbobot yang

ada di media. Biasanya berbentuk cerpen, teka-teki silang, karikatur,

ataupun berita yang bersifat human interest.

45

Rini Darmastuti, Media Relation Konsep, Strategi & Aplikasi (Yogyakarta : Penerbit

ANDI, 2012), h. 58 46

Paryati Sudarman, Menulis Di Media Massa, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008), h. 6

Page 37: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

28

d. Dapat mempengaruhi, media dianggap dapat menggiring opini

masyarakat dengan berita yang sedikit menyentil atau iklan yang

dipasang oleh perusahaan besar.47

3. Karakteristik Media Massa

a. Melembaga, organisasi yang terdiri dari sekumpulan orang yang

diatur oleh sistem manajemen dan terikat dengan peraturan yang

berlaku untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Bersifat Umum, artinya semua yang ada di dalam media mass

ditujukan untuk kepentingan umum, sehingga masyarakat dapat

mengekspresikan dirinya melalui tulisan-tulisan yang dapat dimuat

di media.

c. Bersifat Anonim dan Heterogen, anonim berarti orang-orang yang

berhubungan dengan media massa sejatinya tidak saling mengenal

satu sama lain. Sedangkan heterogen berarti orang-orang yang

tertarik dalam dunia media massa memiliki keanekaragaman suku,

agama, ras, pekerjaan, pendidikan.

d. Menimbulkan Keseragaman, dalam menyampaikan informasi

kepada khalayak, media massa melakukannya dalam waktu

bersamaan dan diterima secara serentak dimanapun.

e. Mementingkan Isi (content) Daripada Hubungan Kedekatan,

misalnya walaupun kita dekat dengan pemilik media, namun belum

tentu tulisan yang kita buat akan di muat oleh media tersebut.48

47

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT Citra Aditya

Bakti, 1993), h. 93-94 48

Paryati Sudarman, Menulis Di Media Massa, h. 8-10

Page 38: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

29

4. Surat Kabar

Surat kabar adalah media massa utama bagi orang yang ingin

memperoleh berita. Surat kabar merupakan media massa cetak paling tua

dibandingkan dengan buku, majalah, dan tabloid. Di sebagian kota besar,

tidak ada yang bisa menyamai keluasan dan kedalaman liputan berita pada

surat kabar. Itu sebabnya, surat kabar masih banyak diminati sampai hari ini

karena popularitasnya dan pengaruhnya.49

1. Jenis-Jenis Surat Kabar

Berdasarkan lokasi edarnya, surat kabar dibagi menjadi tiga yaitu

surat kabar internasional, nasional, dan lokal. Surat kabar

internasional diantaranya, Strait Times, New York Timew, BBC dan

Al Jazeerah Surat kabar nasional diantaranya, Kompas, Tempo,

Bisnis Indonesia, Media Indonesia, Republika, Sindo. Sedangkan

surat kabar lokal diantaranya, Tribun Jogja, Harian Jogja.50

2. Karakteristik Surat Kabar

Pertama, publisitas. penyebarannya ditujukan untuk kepentingan

masyarakat umum.

Kedua, periodisasi. Surat kabar memiliki ketentuan dalam

penerbitan, misalnya, ssurat kabar harian atau mingguan.

Ketiga, universalitas. Isi dari surat kabar memiliki keanekaragaman

yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat.

Keempat, aktualitas. Aktualitas artinya fakta atau opini yang

disampaikan dengan cepat kepada masyarakat. Dalam surat kabar,

49

John Vivian, Teori Komunikasi Massa Edisi Ke Delapan, (Jakarta : Kencana Prenada

Media Group, 2008), h. 71 50

Paryati Sudarman, Menulis Di Media Massa, h. 11

Page 39: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

30

berita yang disampaikan harus aktual sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya.51

Kelima, terdokumentasi. Informasi yang dimuat atau diterbitkan di

surat kabar terdokumentasikan secara rapi.

D. Konseptualisasi Berita

1. Definisi Berita

Berita adalah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya

peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi

(aktual) yang disampaikan oleh wartawan dalam media massa.52

Berita adalah produk jurnalistik yang disajikan oleh media massa.

Berita adalah peristiwa yang terjadi sehari-hari dalam kehidupan

manusia yang ditulis, disiarkan, dan ditayangkan oleh media sebagai

bentuk informasi yang layak dikonsumsi masyarakat.53

2. Kategori dan Jenis Berita

Seperti definisi berita yang dipaparkan Charnley dan James M. Neal

dan dikutip oleh AS Haris Sumadiria, berita merupakan suatu peristiwa,

opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting,

menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada

khalayak.54

Merujuk pada definisi tersebut, berita dapat dikategorikan menjadi

dua jenis, yaitu berita keras (hardnews) dan berita lunak (softnews).

51

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, h. 91-92 52

Kurniawan Junaedhie, Ensiklopedi Pers Indonesia, h. 26 53

AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis

Jurnalis Profesional (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2014), h. 65 54

AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis

Jurnalis Profesional, h. 64

Page 40: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

31

Berita keras (hardnews) biasanya bersangkutan dengan peristiwa besar

yang menyita banyak perhatian publik dan dapat menguras emosi dan

energi pembaca, Sedangkan berita lunak (softnews) lebih menjurus

kepada unsur ketertarikan manusia, biasanya bersifat menghibur.

Ada beberapa jenis berita yang perlu kita ketahui, antara lain55

:

a. Straight News, jenis berita ini biasanya ditempatkan di halaman

depan atau headline sebuah surat kabar. Berita straight news

ditulis secara langsung setelah peristiwa terjadi, lugas, dan

singkat.

b. Depth News, berita yang ditulis secara mendalam dan

dikembangkan sampai ke akar permasalahannya sehingga berita

yang dihasilkan lebih lengkap.

c. Investigation News, berita yang sudah melalui proses penelitian

dan penyelidikan lebih lanjut, menggali informasi dari berbagai

sumber yang ada.

d. Interpretative News¸ berita yang ditulis atas dasar penilain

wartawan terhadap suatu peristiwa atau fakta yang diperoleh di

lapangan.

e. Opinion News, biasanya berisi pendapat pribadi dari pada ahli,

cendekiawan, sarjana, pejabat, dan lain-lain.

3. Nilai Berita

Kebutuhan utama media adalah informasi yang berupa data, fakta,

dan peristiwa yang mengandung nilai berita. Nilai berita bisa

55

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula Edisi Revisi, h. 11

Page 41: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

32

diartikan sebagai pandangan seorang jurnalis tentang apa yang

dianggap penting atau dapat menarik perhatian khalayak.56

Ada dua

nilai berita yang dianggap paling krusial, di antaranya:

a. Dampak

Pengaruh yang ditimbulkan dari berita yang disiarkan, faktor

yang paling berpengaruh adalah kepentingan dan kedekatan.

b. Kecepatan

Informasi terbaru yang belum diketahui orang sebelumnya.57

Adapun unsur-unsur nilai berita yang lainnya adalah:

a. Keluarbiasaan (Unusualness)

Menurut Nothclife yang dikutip oleh Asep Syamsul M. Romli,

pengertian berita lebih ditekankan pada unsur keanehan dan

ketidaklaziman, sehingga dapat menarik perhatian dan rasa ingin

tahu (curiosity).58

b. Keterbaruan (Newsness)

Informasi yang disampaikan oleh media massa, hendaknya masih

dalam kategori baru.

c. Informasi (Information)

Setiap harinya, khalayak membutuhkan informasi. Begitu juga

dengan media massa, untuk memenuhi setiap lembaran

56

Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik,

(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 61 57

Rini Darmastuti, Media Relation Konsep, Strategi & Aplikasi, h. 76 58

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula Edisi Revisi, h. 4

Page 42: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

33

medianya, mereka harus memperoleh informasi baru untuk

menghilangkan ketidakpastian.

d. Konflik (Conflict)

Sesuatu yang berhubungan dengan konflik, maka akan menjadi

sasaran empuk media. Pasalnya, dengan mengetahui konflik apa

yang sedang terjadi, masyarakat bisa lebih waspada.

e. Kejutan (Suprising)

Kejutan adalah bagian dari berita. Kebanyakan peristiwa terjadi

secara tidak disengaja. Kejutan bisa berupa ucapan atau

perbuatan, bisa juga berhubungan dengan alam dan makhluk

hidup.

f. Seks (Sex)

Naluri seorang manusia, apapun yang berhubungan dengan pers

pasti sangat diminati pembaca. Seks adalah kebutuhan dasara

manusia yang harus dipenuhi. Berita yang berkaitan dengan seks

misalnya tindakan asusila, pelecehan, perselingkuhan public

figure.59

g. Aktualitas (Timeliness)

Dalam berita, ukuran waktu sangatlah berharga. Semakin lama

peristiwa baru dimuat, maka akan semakin rendah nilai

beritanya. Hala ini dikarenakan permintaan pembaca yang selalu

ingin memperoleh informasi terbaru akan peristiwa yang terjadi.

59

Paryati Sudarman, Menulis Di Media Massa, h. 80-87

Page 43: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

34

Surat kabar misalnya, semakin aktual beritanya maka nilai beritanya

akan semakin tinggi. Biasanya untuk koran yang terbit pada pagi hari,

akan memuat berita yang didapatkan wartawan pada malam harinya.

Sedangkan untuk koran yang terbit sore hari, mereka bisa memuat

berita ter-update yang terjadi hari ini.

Tetapi tidak menutup kemungkinan berita menganai kejadian lampau

akan menarik perhatian khalayak. Misalnya kasus pembunuhan yang

sudah lama tergerus oleh isu baru, bisa saja menempati halaman depan

surat kabar jika ada tersangka atau barang bukti terbaru yang sudah

lama dinanti oleh pembacanya.60

E. Headline News

Headline News adalah pemberitaan yang dijadikan berita unggulan oleh

suatu media massa pada hari tertentu. Bisanya, sebuah berita dijadikan

headline oleh media massa karena selain isu yang diangkat menarik dan

sedang viral, juga karena ada informasi baru yang bisa dibagikan kepada

pembaca.

A.M Hoeta Soehoet memberikan definisi bahwa berita utama adalah

berita terpenting dari semua berita yang disajikan dalam surat kabarnya pada

hari itu.61

Bahkan, begitu pentingnya suatu Headline News membuat redaksi

Koran Tempo akan tetap menunggu seorang reporter mengirimkan tulisan,

meskipun sudah melewati jam deadline. Namun hal tersebut berlaku jika

60

Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, h 62-

64 61

Hoeta Soehoet. Kumpulan Kertas Kuliah Pengadaan Berita dan Pendapat (Jakarta: IISIP

Pers, 1986/1987), h. 5

Page 44: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

35

ada suatu informasi maupun peristiwa yang sangat penting dan wajib untuk

diketahui pembaca keesokan harinya.62

Headline News memiliki ciri khas yang biasanya diterapkan oleh

masing-masing media massa seperti membuat judul maupun sub judul yang

menarik, agar pembaca media massa itu tertarik untuk membacanya hingga

tuntas.

Untuk memudahkan pembaca, Headline News biasanya juga disertai

oleh tabel hingga gambar khusus yang disajikan untuk menambah minat

para pembacanya untuk menuntaskan headline tersebut.

62

Wawancara Peneliti dengan Hussein Abri Y. M. Dongoran, Junior Editor Koran Tempo,

pada Senin, 21 Mei 2018 pukul 16.00 WIB, di Kantor Tempo Lantai 3, Jakarta.

Page 45: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

36

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil Koran Tempo

1. Sejarah dan Perkembangan Koran Tempo

Media Tempo memulai perjalanan panjangnya sebagai industri media

massa pada tahun 1971 dengan menerbitkan majalah pertamanya tepatnya

pada 6 Maret 1971 yang dipimpin langsung oleh Goenawan Muhammad.

Kala itu, Goenawan Muhammad mengusulkan nama Tempo untuk nama

media massa yang baru saja dibentuk, lantaran nama itu mudah diucapkan

terutama oleh para pengecer dan cocok dari sisi waktu, karena Tempo

terbit setiap satu minggu sekali.63

Terbitnya Majalah Tempo yang pertama kali tidak terlepas dari

sejumlah anak muda yang pada masa itu memiliki idealis sangat tinggi

untuk mengkritik setiap kebijakan pemerintah melalui tulisan dengan

sarana Majalah Tempo tersebut. Selain Goenawan Muhammad, beberapa

pendiri Majalah Tempo yang lain adalah Harjoko Trisnadi, Fikri Jufri,

Lukman Setiawan, dan Bur Rasuanto.

Tiga tahun setelah Majalah Tempo berdiri tepatnya pada 1974,

terjadilah peristiwa besar yang dikenal dengan nama Malapetaka

Limabelas Januari (Malari). Peristiwa itu adalah masa di mana

Pemerintahan Soeharto menerima investasi dari negara asing untuk

63

Sejarah Tempo, https://korporat.tempo.co/tentang/sejarah diakses pada 19 Maret 2017 pada

13.00 WIB

Page 46: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

37

pertama kalinya. Negara yang diterima investasinya itu adalah Jepang

melalui Toyota Foundation.

Pada masa itu, pergantian masa dari Orde Lama ke Orde Baru tidak

hanya menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran tetapi juga amunisi

keuangan negara sempat terkuras, sehingga Pemerintah Soeharto

membutuhkan dana segar dari negara lain yang berencana melakukan

investasi di Indonesia. Sayangnya, rencana investasi dari Toyota

Foundation itu tidak berjalan dengan mulus.64

Tetapi malah mendapatkan banyak penolakan dari sejumlah aktivis

mahasiswa dan masyarakat yang menilai bahwa investasi itu akan

membuat Indonesia semakin mudah didikte oleh negara asing untuk

kepentingannya negara lain. Peristiwa itu juga tidak luput dari perhatian

redaksional Tempo yang ikut serta menulis perihal investasi asing tersebut

di Indonesia dan membuat Pemerintah mulai massif menegur keras

sejumlah media massa di Tanah Air pada masa itu.

Sejak berdirinya Majalah Tempo pada tahun 1971, pertama kali media

itu mendapat teguran keras dari pemerintah yaitu pada tahun 1982.

Majalah Tempo dianggap sebagai salah satu media yang mengkritik

Pemerintahan Presiden Soeharto sangat tajam. Tidak hanya Presiden

Soeharto yang dikritis habis-habisan oleh majalah itu, tetapi juga

kendaraan politik Presiden Soeharto yaitu Golkar juga tidak luput

mendapatkan cubitan sangat keras dari Majalah Tempo.

64

Reymon Sembiring, Peran Bantuan Luar Negeri Jepang Dalam Memperkuat Hubungan-

Ekonomi Asimetris Dengan Indonesia, Studi Kasus: ODA (Official Development Assistance)

Jepang Di Indonesia Pasca Krisis Asia (1999-2008) h.46

Page 47: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

38

Pemerintahan Rezim Orde Baru tidak terima mendapatkan kritik

tersebut melalui sejumlah tulisaan yangg tertuang pada Majalah Tempo,

karena saat itu, Indonesia tengah melangsungkan kampanye dana

pemilihan umum. Setelah mendapat teguran keras dari pemerintah,

akhirnya Tempo kembali diizinkan terbit kembali. Namun, ada beberapa

syarat yang harus dipenuhi oleh Tempo salah satunya adalah tidak melulu

mengkritik Pemerintahan Orde Baru. Tempo dipaksa untuk

menandatangani perjanjian di atas materai dari Menteri Penerangan pada

masa itu yaitu Ali Moertopo.

Departemen Penerangan pada masa rezim Orde Baru bertugas

mengawasi seluruh media massa lokal maupun asing yang melakukan

aktivitas tulis-menulis berkaitan dengan Presiden Soeharto beserta seluruh

kebijakannya di Indonesia.

Investigasi Majalah Tempo yang semakin tajam dari tahun ke tahun

akhirnya membuat Pemerintahan Soeharto gerah. Kemudian pada Juni

1994, Majalah Tempo kembali dibredel atau dilarang terbit oleh Menteri

Penerangan pada masa itu bernama Harmoko. Pembredelan itu dilakukan

Harmoko, karena Majalah Tempo dinilai melakukan kritik yang sangat

keras terhadap Presiden Soeharto dan Menristek Habibie yang baru saja

membeli sejumlah kapal bekas dari Jerman Timur.65

Dalam laporan investigasnya pada 21 Juni 1994, Majalah Tempo

memuat tulisan tentang keberatan pihak militer terhadap kebijakan impor

kapal bekas yang dilakukan oleh BJ Habibie. Majalah Tempo menduga

65

Peringatan 25 Tahun Pembredelan Tempo, https://investigasi.tempo.co/25-tahun-

pembredelan/index.html diakses pada 20 Maret 2017 pukul 13.25 WIB

Page 48: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

39

ada unsur tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh BJ Habibie karena

telah membeli sebanyak 39 kapal perang bekas dari Jerman Timur yang

semula harganya hanya US$12,7 juta menjadi US$1,1 miliar. Seminggu

sebelumnya, Majalah Tempo juga sempat memuat tulisan tentang markup

atau penggelembungan anggaran pembelian kapal perang sebesar 62 kali

lipat dari harga yang sebenarnya.66

Laporan tersebut kemudian dianggap berbahaya oleh pemerintah,

karena dinilai akan membahayakan stabilitas negara pada masa itu. Selain

itu, Menteri Penerangan pada masa itu Marie Muhammad juga mengklaim

sama sekali tidak pernah merencanakan pembelian 39 kapal perang

tersebut. Kemudian dilakukanlah pembredelan yang kedua dari Pemerintah

Soeharto kepada Majalah Tempo. Seperti diketahui, pembredelan adalah

pelarangan penyiaran atau penerbitan suatu media massa secara paksa oleh

pihak tertentu karena dianggap telah melawan hukum. Alasan standar yang

digunakan oleh pelaku pembredelan biasanya terkait pemberitaan yang

dituding menyimpang atau menyinggung penguasa maupun lapisan

masyarakat tertentu.

Pada pembredelan yang kadua ini, Majalah Tempo tidak mau tunduk,

bahkan melakukan perlawanan secara hukum dengan mengajukan gugatan

ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) untuk melawan pemerintah.

Namun sayangnya, perjuangan Majalah Tempo untuk melawan pemerintah

tidak mendapatkan dukungan moril dari sejumlah asosiasi kelompok

wartawan seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang lebih

66

“3 Media dibredel Soeharto karena berita korupsi kapal perang” yang diakses pada 19

Maret 2015, majalah Tempo terbitan 7 Juni 1994 mengkritik pembelian 39 kapal perang bekas dari

Jerman Timur seharga USD 12,7 juta menjadi USD 1,1 miliar.

Page 49: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

40

memilih untuk pro kepada pemerintah dan menyetujui aksi Menteri

Penerangan uuntuk membredel sejumlah media massa seperti Majalah

Detik, Editor dan Majalah Tempo.

Setelah pembredelan yang kedua, Majalah Tempo sempat mengalami

pasang-surut hingga berhenti beroperasi selama 4 tahun lamanya dan

banyak karyawan Majalah Tempo yang sempat mengalami Pemutusan

Hubungan Kerja (PHK) karena tengah mengalami masa-masa sulit.

Kemudian setelah memasuki tahun 1998, ketika Presiden Soeharto

lengser, Majalah Tempo kembali hadir pada 12 Oktober 1998 dan

menyatukan semua pendiri Majalah Tempo yang sempat tercerai-berai

akibat aksi yang dilakukan Soeharto melalui Menteri Penerangan

Harmoko.

Pada tahun 1998, PT Tempo Inti Media Tbk. menerbitkan kembali

Majalah Tempo. Namun kini perusahaan media itu juga telah memiliki

percetakan sendiri bernama temprint. Tempo Inti Media juga menjadi

pelopor pertama yang masuk dalam bursa saham pada tahun 2000 silam.

Penghasilan yang didapat cukup besar untuk mendirikan anak perusahaan.

Kemudian pada tahun 2001, Koran Tempo harian juga resmi diterbitkan.

Koran Tempo dan Majalah Tempo tidak berbeda terlalu jauh,

keduanya masih dikenal dengan jurnalisme investigasinya yang tajam. Hal

yang menarik dari Koran Tempo lainya adalah layout halaman utamanya

yang cukup atraktif untuk pembacanya.67

2. Visi dan Misi Koran Tempo

67

Koran Tempo Group https://korporat.tempo.co/tentang/visi diakses pada 18 April 2018

pukul 15.25 WIB

Page 50: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

41

Sebagai media massa nasional, Koran Tempo tentunya memiliki visi

dan misi yang digunakan agar media tersebut berkembang pesan dan

mempertahankan eksistensinya sebagai media investigatif yang kritis

terhadap pemerintah. Visi Koran Tempo adalah menjadi acuan dalam

usaha meningkatkan kebebasan publik untuk berpikir dan serta

membangun peradaban yang menghargai kecerdasan dan perbedaan.

Sementara misi Koran Tempo yaitu menghasilkan produk multimedia

yang independen dan bebas dari segala tekanan dengan menampung dan

menyalurkan secara adil suara yang berbeda-beda, menghasilkan produk

multimedia bermutu tinggi dan berpegang pada kode etik, menjadi tempat

kerja yang sehat dan menyejahterakan serta mencerminkan keragaman

Indonesia, memiliki proses kerja yang menghargai dan memberi nilai

tambah kepada semua pemangku kepentingan.

Menjadi lahan kegiatan yang memperkaya khazanah artistik,

intelektual, dan dunia bisnis melalui pengingkatan ide-ide baru, bahasa,

dan tampilan visual yang baik serta menjadi pemimpin pasar dalam bisnis

multimedia dan pendukungnya.68

3. Struktur Organisasi

Pemimpin Redaksi : Budi Setyarso

Redaktur Eksekutif: Jajang Jamaludin

Tabel 1.2

Jajaran Redaksi Koran Tempo

1. NASIONAL & HUKUM

68

https://korporat.tempo.co/tentang/visi

Page 51: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

42

Jabatan Nama

Redaktur Pelaksana Bagja Hidayat

Redaktur Utama Jajang Jamaluddin, Dodi Hidayat

Redaktur Anton Aprianto, Anton Septian,

Abdul Manan, Sunudyantoro,

Agoeng Wijaya

Staff Redaksi Wayan Agus Purnomo, Syailendra

Persada, Prihandoko, Linda Novi

Trianita, Agung Sedayu, Kodrat

Setiawan, Fransisco Rosarians

Enga Geken, Mitra Tarigan,

Hussein Abri Y.M. Dongoran,

Dewi Suci, Indri Maulidar, Rina

Widiastuti

2. EKONOMI & MEDIA

Jabatan Nama

Redaktur Pelaksana Yandhrie Arvian

Redaktur Agus Supriyanto, Retno

Sulistyowati, Jobpie Sugiharto,

Ali Nur Yasin, Fery Firmansyah,

Grace S. Gandhi, Dewi Rina

Cahyani

Staff Redaksi Akbar Tri Kurniawan, Ayu Prima

Sandi, Abdul Malik, Khairul

Anam, Praga Utama, Ali Ahmad

Noor Hidayat, Andi Ibnu Masri,

Robby Irfani Maqoma

Reporter Putri Adityowati

3. METRO

Jabatan Nama

Redaktur Pelaksana Philipus Parera,

Page 52: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

43

Redaktur Zacharias Wuragil

Staff Redaksi Ali Anwar, Suseno, Untung

Widyanto, Erwan Hermawan,

Riky Ferdianto, Linda Hairani,

Gangsar Parikesit

Reporter Afrilia Suryanis, Ninis

Chairunnisa, Devy Ernis

4. INTERNASIONAL

Jabatan Nama

Redaktur Pelaksana Purwanto Setiadi

Redaktur Utama Idrus F. Shahab

Redaktur Mahardika Satria Hadi, Sukma

Loppies, Maria Rita Ida Hasugian,

Dwi Arjanto

Staff Redaksi Sita Planasari, Nathalia Shanty

Reporter Choirul Aminudin

5. SENI & INTERMEZO

Jabatan Nama

Redaktur Pelaksana Seno Joko Suyono

Redaktur Nurdin Kalim, Mustafa Ismail,

Staff Redaksi Amandra Mustika Megarani,

Moyang Kasih Dewi Merdeka,

Dian Yuliastuti

6. SAINS DAN SPORT

Jabatan Nama

Redaktur Pelaksana Yos Rizal Suriaji

Redaktur Firman Atmakusuma, Nurdin

Saleh, Hari Prasetyo, Irfan

Budiman

Staff Redaksi Gabriel Wahyu Titiyoga, Amri

Page 53: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

44

Mahbub, Nur Haryanto, Gadi

Kurniawan Makitan, Erwin Prima

Putra Z, Febriyan, Indra Wijaya

B. Latar Belakang Kasus Korupsi KTP-el

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) periode 2009-2014 yang pada

saat itu digawangi Gamawan Fauzi politisi Partai Demokrat memiliki rencana

untuk membuat KTP elektronik (KTP-el) untuk sekitar 415 Kabupaten dan 93

Kota di seluruh Indonesia.

Anggaran yang sudah siap dikucurkan untuk identitas 261,1 juta penduduk

Indonesia tersebut adalah Rp6 triliun dan Rp258 miliar untuk memperbaharui

KTP lama penduduk ke KTP-el serta untuk program Nomor Induk

Kependudukan (NIK). Rencananya, proyek itu akan dibagi menjadi dua tahap

dengan target 2011 yaitu pengadaan KTP-el untuk 6,7 juta penduduk dan

sisanya dirampungkan pada 2012.

Untuk menggarap proyek tersebut, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) era

pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono menggandeng

sejumlah vendor untuk mengadakan beberapa alat pendukung seperti alat

perekaman identitas dan sejumlah alat lainnya. Setelah melalui serangkaian

proses lelang tender, kemudian pada 11 Juni 2011 Pemerintah akhirnya

mengumumkan konsorsium pemenang tender yaitu Perum PNRI, PT. Len

Industri, PT. Quadra Solution, PT. Sucofindo dan PT. Sandipala Artha Putra

sesuai Surat Keputusan Mendagri Nomor: 471.13-476 tahun 2011.

Selanjutnya, pada 1 Juli 2011, konsorsium PNRI telah menandatangani

kontrak bersama untuk pengadaan proyek KTP-el tahun anggaran 2011-2012

Page 54: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

45

dengan nilai proyek yang ditandatangani sebesar Rp5.841 triliun.69

Mendagri

Gamawan Fauzi menginginkan proyek itu berjalan dengan baik dan lancar

tanpa ada sedikitpun penyelewengan, sehingga dia menggandeng banyak

pihak untuk mengawasi perjalanan proyek tersebut, seperti menggandeng

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawas Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) serta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Proyek yang mulanya akan dilaksanakan serentak pada 1 Agustus 2011

itu, kemudian mengalami kendala karena terlambatnya pengiriman sejumlah

perangkat perekam penduduk. Akhirnya proyek KTP-el itu diundur

pelaksanaannya menjadi 18 Agustus 2011. Sayangnya, sebelum pelaksanaan

proyek KTP-el itu dimulai, ada laporan dugaan tindak pidana korupsi yang

masuk ke Polda Metro Jaya. Laporan tersebut berasal dari 7 perusahaan yang

kalah dalam tender proyek KTP-el dan mempolisikan panitia lelang tender

proyek KTP-el karena tidak menjalankan tender sesuai prosedur yang

berlaku.70

Dugaan tindak pidana korupsi tersebut ternyata tidak hanya diketahui oleh

7 perusahaan yang kalah dalam tender proyek KTP-el, tetapi juga tercium

oleh LSM yang mengatasnamakan dirinya Goverment Watch (GOWA).

GOWA yang melakukan investigasi pada kasus tersebut mengaku telah

menemukan ada 11 penyimpangan, pelanggaran dan kejanggalan yang dapat

dilihat secara kasat mata saat proses lelang KTP-el tersebut. Penyimpangan

itu, menurut Direktur Eksekutif GOWA Andi W Syahputra terjadi dalam 3

69

https://www.antaranews.com/berita/640892/kpk-setnov-berperan-dalam-penganggaran-

pengadaan-ktp-e diakses pada 10 Maret 2017 pukul 15.00 WIB 70

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42326444 diakses pada 10 Maret 2017 pukul

15.00 WIB

Page 55: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

46

tahapan yaitu sebelum pelaksanaan lelang, proses lelang hingga pelaksanaan

pekerjaan yang dilelang selama periode Maret-Agustus 2011 dengan nilai

kerugian negara mencapai Rp1 triliun.

Setelah menemukan sekitar 11 penyimpangan tadi, Andi W Syahputra

langsung melaporkan kasus itu ke KPK pada 23 Agustus 2011 dengan dugaan

kuat ada sejumlah panitia lelang yang "bermain mata" dalam proyek KTP-el

itu, hingga akhirnya memenangkan sejumlah vendor untuk menggarap proyek

dengan nilai mencapai triliunan.

KPK yang menerima laporan dari LSM GOWA tadi, langsung mengusut

kasus tersebut dan menuding Gamawan Fauzi sebagai Mendagri tidak

menjalankan 6 rekomendasi KPK yaitu penyempurnaan desain,

menyempurnakan aplikasi SIAK dan mendorong penggunaan SIAK di

seluruh wilayah Indonesia dengan melakukan percepatan migrasi non SIAK

ke SiAK, memastikan tersedianya jaringan pendukung komunikasi dana

online atau semi online antara tingkat kabupaten/kota dengan MDC di pusat

agar proses konsolidasi dapat dilakukan secara efisien, pembersihan data

kependudukan dan penggunaan biometrik sebagai media verifikasi untuk

menghasilkan NIK yang tinggal, pelaksanaan KTP-el setelah basis database

kependudukan bersih/NIK tunggal, tetapi sekarang belum tunggal sudah

melaksanakan eKTP dan rekomendasi terakhir yaitu pengadaan KTP-el harus

dilakukan secara elektronik dan sebaiknya dikawal ketat oleh LKPP.71

Menanggapi tuduhan KPK, Mendagri Gamawan Fauzi membantah semua

tudingan KPK terhadap dirinya. Lalu, melalui Kepala Humas Mendagri yang

71

Http://m.detik.com /news/berita/d-3566719/perjalanan-kasus-e-ktp-hingga-kpk-tetapkan-

lima-tersangka , di akses pada 21 Juli 2019.

Page 56: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

47

saat itu dipimpin Reydonnyzar Moenek, Mendagri mengaku telah

menjalankan 5 rekomendasi dan 1 rekomendasi yang masih belum dijalankan

yaitu permintaan NIK tunggal saat proses KTP-el dilaksanakan karena akan

mengubah waktu pelaksanaan hingga pembiayaan proyek KTP-el yang telah

disepakati dari nilai proyek.

Tidak lama setelah muncul bantahan dari Mendagri, salah satu konsorsium

yang kalah dalam proyek KTP-el bernama Lintas Peruri Solusi mempolisikan

Ketua Panitia Lelang Drajat Wisnu Setiawan serta Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK) sekaligus Direktur Pengelola Informasi Administrasi

Kependudukan (Minduk) pada Direktorat Jenderal Kependudukan dan

Pencatatan Sipil (Dukcapil) Mendagri, Sugiharto ke Polda Metro Jaya atas

dugaan penyalahgunaan wewenang sehingga proyek KTP-el membengkak

dari nilai proyek.

PT Lintas Peruri Solusi melalui penasihat hukumnya, Handika

Honggowongso menjelaskan PNRI sebagai pemenang tender dengan nilai

yang disetujui sebesar Rp5,84 triliun dari total pagu anggaran sebesar Rp5,9

triliun dinilai telah merugikan negara.72

Padahal dia menjelaskan, proyek

KTP-el bisa lebih efisien hingga 20% jika dimenangkan oleh kliennya, karena

Lintas Peruri Solusi sanggup mengerjakan proyek tersebut dengan nilai

sekitar Rp4,75 triliun.

Handika Honggowongso menuding bahwa panitia lelang telah melakukan

kongkalikong dengan tiga konsorsium pemenang lelang yaitu Perum PNRI,

PT Sandipala Artha Putra dan Konsorsium Mega Global. Beberapa

72

https://news.detik.com/berita/d-1721423/ppk--panitia-tender-KTP-el-dilaporkan-ke-polda-

metro-jaya diakses pada 10 Maret 2017 pukul 15.00 WIB

Page 57: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

48

konsorsium lain pemenang tender gugur pada saat evaluasi metodologi dan

dinilai tidak sesuai dengan spesifikasi teknis.

Kemudian tahun 2012, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

mengaku telah lebih dulu menemukan ada dugaan kuat tindak pidana korupsi

KTP-el jauh sebelum KPK mengendus korupsi pada kasus itu. Ketua KPPU

pada era itu, Muhammad Syarkawi Rauf mengaku KPPU telah memvonis

bersalah PNRI dan PT Astragraphia karena diduga bersekongkol dalam

tender proyek KTP-el, padahal kedua vendor tersebut tidak memiliki

kompetensi untuk menggarap KTP-el. KPPU kemudian menjatuhkan

hukuman terhadap 2 perusahaan itu dengan hukuman membayar denda

sebesar Rp24 miliar untuk disetorkan ke kas negara karena keduanya

melanggar perbuatan usaha yang diatur Undang-Undang.

KPPU menilai kedua peserta pemenang tender itu secara sah dan

meyakinkan terbukti bersalah dan melanggar Pasal 22 Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat. Pasal itu mengatur agar pelaku usaha tidak bersekongkol

dengan pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender

sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.

Namun, setelah diputus bersalah, Penasihat Hukum PT PNRI Jimmy

Simanjuntak mengajukan banding ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Kemudian kasus itu berlanjut pada 2013, dimana salah satu tersangka KPK

Nazaruddin yang terlibat kasus Tindak Pidana Pencucian Uang

(TPPU) wisma Atlet Sea Games juga ikut berkomentar atas kasus KTP-el.

Nazarudin yang dijadikan Justice Collaborator (JC) oleh KPK,

Page 58: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

49

mengungkapkan ada keterlibatan politisi Partai Golkar Setya Novanto dan

politisi Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Nazaruddin menjelaskan kepada KPK telah terjadi penggelembungan dana

sebesar 45% pada kasus KTP-el dari total proyek sebesar Rp5,9 triliun.

Namun, hal tersebut ternyata membuat Mendagri Gamawan Fauzi geram.

Tidak terima atas tuduhan Nazaruddin kepada Ketua Umum Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI) periode 1997-1998 dan Setya Novanto, lalu

Gamawan langsung mempolisikan Nazaruddin ke Polda Metro Jaya.

KPK pertama kali menetapkan tersangka pada kasus itu di tahun 2014,

dimana tersangka pertama adalah Sugiharto selaku pejabat pembuat

komitmen (PPA) di tender proyek KTP-el. Sugiharto ditetapkan tersangka

karena diduga menyalahgunakan wewenang dan memperkaya diri sendiri

sebesar Rp460 juta atau 450.000 US$.73

Atas perbuatannya, Direktur Minduk

Dukcapil era Gamawan Fauzi itu dijerat Pasal 2 ayat (1) subsider Pasal 3

Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat

(1) ke-1 juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.

Setelah menetapkan tersangka pertama dalam kasus KTP-el, KPK

langsung mempercepat penyelidikan atas kasus dugaan tindak pidana korupsi

yang merugikan negara sebesar Rp2,3 triliun dengan memeriksa para saksi

dari pihak Kemendagri dan swasta yang tahu detail proyek KTP-el. Saksi

yang diperiksa dari pihak Kemendagri yaitu Kasubdit Identitas Penduduk

pada Ditjen Ducapil Drajat Wisnu Setyawan dan 2 orang pegawai

Kemendagri yaitu Pringgo Hadi Tjahyono, Husni Fahmi dan Suciati.

73

https://nasional.kompas.com/read/2017/07/20/05300061/5-tersangka-kasus-KTP-el-

ditetapkan-kpk-ini-dugaan-peran-mereka diakses pada 10 Maret 2017 pukul 15.25 WIB

Page 59: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

50

Sementara dari swasta yang diperiksa adalah Direktur Produksi Percetakan

Negara (PNRI) Yuniarto, mantan Direktur Keuangan PNRI Isnu Edhi Wijaya,

Direktur Keuangan PT Quadra Solution Willy Nusantara Najoan dan Andreas

Ginting.

Page 60: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

51

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA

Penulis akan menguraikan sejumlah temuan dan hasil analisa dari

penelitian mengenai Kebijakan Redaksional Koran Tempo Dalam

Menentukan Headline dengan mengacu pada teori Pamela J Shoemaker dan

Stephen D, Reese.74

A. Proses Kebijakan Redaksional Koran Tempo

Proses kebijakan Koran Tempo dalam menentukan headline terdiri dari

beberapa tahapan yang dimulai dari rapat kompartemen. Kemudian setelah

melakukan rapat kompartemen, redaksi akan menginstuksikan reporter

lapangan untuk mencari bahan berupa data maupun informasi narasumber

dari hasil rapat tersebut. Setelah berhasil mendapatkan bahan berupa

informasi maupun dokumen dan data, kemudian redaksi akan kembali

melakukan rapat kompartemen dengan agenda final checking.

Kemudian, jika narasumber dan data yang diterima redaksi sudah cukup,

selanjutnya dilakukan proses penulisan dan editing naskah untuk dijadikan

headline pemberitaan.

Seperti diketahui, untuk menjadikan sebuah berita agar menjadi headline,

tidak hanya dibutuhkan informasi dari narasumber, tetapi juga harus

didukung oleh data yang akurat agar informasi yang disajikan Koran Tempo

pada headline tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

1. Kebijakan Koran Tempo Dalam Menentukan Isu

74

Pamela J Shoemaker and Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence

on Mess Media Content

Page 61: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

52

Dalam menentukan sebuah isu yang menarik untuk diangkat menjadi

headline, Tim Redaksional Koran Tempo biasanya akan berkoordinasi

dengan reporter yang berada di lapangan. Angle berita yang ditulis oleh

wartawan Koran Tempo, akan dipertajam dengan tambahan pertanyaan

dari editor maupun redaktur agar bisa diangkat menjadi sebuah headline

pada hari itu.

Tim Redaksi Koran Tempo akan memberikan pertanyaan kepada

reporter untuk mendapatkan isu baru yang belum dimuat dan tersebar di

sejumlah media online. Pasalnya, jika angle pemberitaan yang dimuat pada

Koran Tempo serupa dengan angle media online, maka pemberitaan itu

sudah tidak lagi menarik untuk dibaca.

“Misalkan ada isu tertentu bagus, kaya KTP-el ini kan beberapa lama

tuh, bahkan kayanya hampir sebulan deh. Karena kan kita mencari yang

baru, mencari sorotan publik apa sih terhadap kasus ini, dampaknya apa

sih. Tidak ada pacuan secara baku ya”.

Bagi Koran Tempo, angle pemberitaan yang menarik untuk diangkat

menjadi headline adalah kejadian di balik layar dari suatu peristiwa besar.

Hal itu menjadi menarik untuk diangkat karena tidak semua media online

mengangkat kejadian di balik layar. Padahal, kejadian di balik layar sangat

diminati oleh pembaca.

Dalam menentukan sebuah isu yang akan dijadikan headline, Koran

Tempo memiliki tiga cara. Pertama yaitu melalui rapat redaksi, kedua

melalui hasil temuan reporter di lapangan dan terakhir adalah adanya

temuan dokumen tertentu. Jika ada isu baru yang ditemukan oleh reporter

di lapangan, maka isu besar tidak menutup kemungkinan tidak akan

dijadikan headline pada halaman muka Koran Tempo.

Page 62: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

53

“Tergantung dari hasil rapat redaksi itu pertama, dan yang kedua,

tergantung isu ya. Kalau kita punya isu yang lagi bagus, kita bisa

walaupun lagi ngga hits di temen-temen media lain, kita bisa munculkan.

Yang lain mereka lagi rajin-rajinnya raja salman yang belakangan

investasinya Cuma 1 Triliun rupiah, sementara ini kasus penting. KTPnya

tersendat ngga? Ini gara-gara ini. Makanya ini sangat-sangat penting,

sangat krusial lah karena awalnya dikorupsi sama dia”

Seperti pada headline pemberitaan kasus KTP-el yang digulirkan

Koran Tempo selama satu bulan lebih. Alasan Koran Tempo menggulirkan

isu itu cukup lama, karena selain kasus tersebut menjadi sorotan publik

yang berdampak negatif ke masyarakat, tidak sedikit para pejabat yang

terlibat dalam kasus itu dan menimbulkan kerugian keuangan negara yang

cukup besar. Kasus itu juga terus berkembang hingga sampai ke tahap

persidangan.

“Batasan untuk berapa hari saya tidak tahu, yang jelas kalau isu itu

jadi perhatian publik, kemudian isunya menyangkut publik kaya KTP-el

yang mengalami kerugian mencapai 2,3 Triliun, nilainya 5,84 Triliun, itu

kan besar sekali dan itu uang negara, uang kita semua dari pembayaran

pajak dll. Itu kan artinya ada sesuatu nilai yang dirampas oleh seseorang

itu”

Dalam runtutan peristiwa kasus KTP-el, Koran Tempo melihat ada

yang salah dalam proyek KTP-el. Walaupun orang-orang DPR selalu

berdalih bahwa proyek tersebut tidak ada masalah sedikitpun, namun

karena ditemukan fakta baru dalam persidangan, kasus itu akhirnya

dirunning oleh Koran Tempo hingga tuntas.

Selain kasus KTP-el, ada juga kasus mega korupsi bailout Bank

Century yang dianggap Koran Tempo sebagai berita “seksi” untuk

diangkat dan diketahui oleh pubik karena melibatkan tokoh-tokoh besar

dalam pusara korupsi itu.

2. Kebijakan Koran Tempo Terkait Bahan Liputan

Page 63: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

54

Bagi Koran Tempo, bahan liputan yang menarik untuk diangkat

menjadi pemberitaan berasal dari tiga sumber yaitu data dari pihak terkait,

informasi yang diperoleh dari narasumber dan dokumen berupa file,

rekaman video, suara maupun gambar. Namun, jika mendapatkan bahan

berupa dokumen, Tim Redaksional Koran Tempo tidak langsung

mempercayai 100% dokumen tersebut sebelum ada konfirmasi dan

klarifikasi dari pihak-pihak terkait seperti dari KPK, dokumen dari

pengacara, atau dokumen dari kejaksaan, yang bisa dijadikan bahan untuk

pengembangan isu di dalam liputan itu.75

“Bahan itu lebih kepada data, informasi dari narasumber, dokumen.

Kemudian dokumen bisa dalam bentuk kertas file, atau dalam bentuk

gambar rekaman atau foto. Tapi karena kita di cetak, biasanya lebih

bermain di dokumen”

Koran Tempo selalu berpegang teguh pada kode etik jurnalistik, setiap

kali mendapatkan bahan pemberitaan melalui informasi narasumber. Jika

ada narasumber yang menginginkan identitasnya dirahasiakan setelah

memberi informasi penting, maka Koran Tempo akan patuh dan mengikuti

arahan dari narsumbernya jika informasi tersebut berdampak buruk bagi si

narasumber. Namun, informasi dari narasumber itu juga harus diklarifikasi

dan dikonfirmasi agar diketahui sejauh mana narasumber ini kredibel dan

akurat dalam memberikan informasi penting tersebut.76

“Di tempo diperbolehkan sumber anonim dengan syarat sumber

anonim itu kita kenal, kita ketahui, dan kita mengerti kredibilitasnya

selama ini, plus menceritakan untuk sebuah peristiwa bukan menceritakan

opini”

75

Wawancara Peneliti dengan Sunudyantoro, Redaktur Pelaksana Koran Tempo, pada

Kamis, 24 Mei 2018 pukul 15.00 WIB, di Kantor Tempo Lantai 4, Jakarta. 76

Wawancara Peneliti dengan Sunudyantoro, Redaktur Pelaksana Koran Tempo, pada

Kamis, 24 Mei 2018 pukul 15.00 WIB, di Kantor Tempo Lantai 4, Jakarta.

Page 64: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

55

Seperti contoh pada kasus KTP-el, Ketua Umum Partai Golkar Setya

Novanto sebagai pelaku utama pada kasus tersebut dapat dijadikan

narasumber yang memberikan informasi akurat terkait perkara yang

menjeratnya. Jika tidak bisa mendapatkan informasi dari Setya Novanto,

maka pengacaranya juga bisa dijadikan narasumber sebagai representasi

dari Setya Novanto yang sudah memberikan kuasanya kepada Pengacara

Fredrich Junaidi.

Selain itu, pada kasus terorisme misalnya, korban teror yang selamat

juga bisa dijadikan narasumber untuk menceritakan peristiwa yang

menimpanya, karena korban bisa sekaligus menjadi saksi. Saksi sendiri

adalah seseorang yang mengalami, merasakan suatu peristiwa secara

langsung, sehingga dapat dijadikan narasumber utama jika pelaku teror

sudah meninggal dunia saat melakukan aksinya.

3. Kebijakan Koran Tempo Dalam Pemilihan Design Cover

Isu pemberitaan yang menarik, biasanya tidak hanya ditentukan oleh

isi berita, tetapi juga desain cover halaman muka yang menarik. Koran

Tempo baru dapat membuat cover yang menarik setelah editor selesai

menyunting berita dari reporter di lapangan. Biasanya, desain cover Koran

Tempo tersebut dimulai pada pukul 16.00 WIB dan paling lambat harus

sudah selesai disain cover serta tulisan untuk headline pukul 23.00 WIB,

jika isu yang dibawa reporter menarik perhatian publik.

“Karena cover itu kan jualannya atau masterpiece hari itu di koran ini

kan, ini kita diskusikan secara lebih mendalam. Jam 4 biasanya kita

diskusi dengan orang-orang design membahas masalah cover, idenya

seperti ini. Kemudian orang-orang design itu menerjemahkannya dalam

bentuk gambar-gambar”

Page 65: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

56

Selain itu, Koran Tempo juga mengadakan piket malam bagi editor

dan redaktur untuk melakukan pengecekan halaman tahap akhir.

Tujuannya adalah untuk memnimalisir setiap kesalahan dalam penulisan

sebelum Koran Tempo naik ke percetakan.

B. Analisa Kebijakan Redaksional Koran Tempo Berdasarkan Teori

Hirarki Pengaruh

Peneliti akan menjabarkan analisis teori hierarki pengaruh milik Pamela J.

Shoemaker dan Stephen D. Reese yang diterapkan pada Koran Tempo. Teori

ini menjelaskan bahwa isi pesan media dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal yang terdiri dari 5 level, yaitu, level pengaruh individu pekerja,

level rutinitas media, level organisasi media, level ekstra media, dan level

ideologi media.

1. Level Pengaruh Individu Pekerja

Sebuah media massa tidak bisa lepas dari yang disebut individu pekerja

media atau bisa disebut wartawan/jurnalis/reporter. Tanpa adanya reporter,

sebuah perusahaan penerbitan pers tidak mungkin bisa berjalan. Karena

wartawan merupakan ujung tombak dari suatu media massa.

Setiap harinya, wartawan bertugas mencari dan menulis berita sesuai

dengan fakta yang diperoleh di lapangan. Saat proses pembuatan berita,

wartawan bisa saja mengkonstruksikan berita sesuai dengan latar belakang

serta nilai dan kepercayaan yang dipegangnya.

Dalam menyeleksi wartawan baru yang bergabung dengan Koran Tempo,

tidak ada standart maupun kriteria khusus yang mengarah pada latar belakang

individu, misalnya harus beragama Katolik atau Islam atau pendidikannya

Page 66: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

57

harus sarjana komunikasi maupun jurnalistik. Tetapi standar kriteria yang

ditetapkan Koran Tempo lebih luas, seperti jurusan apa saja bisa ditempatkan

di kompartemen yang ada di Koran Tempo sesuai sistem rolling yang

berlaku.

Wartawan yang berhasil lulus menjadi wartawan Koran Tempo, tidak

langsung diangkat menjadi reporter, melainkan harus melewati beberapa

kelas formal yang terdiri dari calon reporter, M1 (Magang 1), M2, dan M3.

Jika sudah naik menjadi M1, akan belajar membuat tulisan sederhana satu

halaman, M2 menulis dua halaman atau lebih dan bisa mengkoordinasikan

pengumpulan bahan, dan M3 bisa menulis panjang serta menyunting.

Para calon reporter dan juga M1, belajar menulis hanya dengan duduk di

belakang redaktur yang mengedit tulisan mereka.77

Hal tersebut dilakukan

agar para M1 bisa memperoleh pendidikan penulisan yang sesuai dengan

gaya penulisan Koran Tempo serta mempelajari Bahasa Indonesia yang baik

dan benar.78

Dalam kasus KTP-el, wartawan yang ditugaskan membuat berita tersebut

berasal dari kompartemen nasional dan hukum. Namun tidak ada peraturan

yang meliput kasus KTP-el harus lulusan ilmu hukum, tetapi semua wartawan

di kompartemen nasional dan hukum bisa saja kebagian tugas untuk

meliputnya sesuai arahan redaktur. hal tersebut bertujuan agar para wartawan

Koran Tempo mendapatkan pengalaman dan wawasan yang lebih luas.79

77

TEMPO, Cerita Di Balik Dapur Tempo, (Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia, 2011),

h. 82 78

Wawancara Peneliti dengan Hussein Abri Y. M. Dongoran, Junior Editor Koran Tempo,

pada Senin, 21 Mei 2018 pukul 16.00 WIB, di Kantor Tempo Lantai 3, Jakarta. 79

Wawancara Peneliti dengan Hussein Abri Y. M. Dongoran, Junior Editor Koran Tempo,

pada Senin, 21 Mei 2018 pukul 16.00 WIB, di Kantor Tempo Lantai 3, Jakarta.

Page 67: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

58

“Tidak juga. Misalkan yang meliput kasus KTP-el. Tidak harus selalu

saya misalkan yang latar belakangnya adalah anak politik hukum. Siapa

saja, nanati di rolling unjtuk memberikan pengalaman dan menambah

wawasan reporter itu sendiri”.

Artinya, latar belakang individu pekerja media atau wartawan tidak terlalu

berpengaruh terhadap isi pesan media. Tetapi kreatifitas wartawan sangat

mempengaruhi isi pemberitaan. Wartawan diberikan kebebasan untuk

menentukan angle apa yang dapat menarik perhatian pembaca. Namun, jika

angle pemberitaan dari reporter dinilai kurang tajam, maka dari pihak editor

maupun redaktur akan memberikan masukan agar angle berita yang diperoleh

reporter di lapangan bisa lebih menarik melalui pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan dari editor maupun redaktur.80

“Kalau disini sangat-sangat dibebaskan untuk menentukan angle, tapi

lagi-lagi kita butuh peran editor untuk mengarahkan”.

Koran Tempo selalu menilai bahwa semua level pekerja pada Koran

Tempo memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan berita

terbaik. Pasalnya, jika reporter tidak mendapatkan berita apapun di lapangan,

maka pihak editor dan redaktur juga tidak dapat mengajukan usulan apapun

pada rapat besar redaksi.81

2. Level Rutinitas Media

a. Audiens (Consumer)

Bagi Koran Tempo, pemberitaan yang menarik minat pembacanya

adalah berita terkait kasus korupsi yang dicuri oleh pejabat publik yang

sudah memiliki gaji cukup besar. Pada kasus KTP-el misalnya, ada

80

Wawancara Peneliti dengan Hussein Abri Y. M. Dongoran, Junior Editor Koran Tempo,

pada Senin, 21 Mei 2018 pukul 16.00 WIB, di Kantor Tempo Lantai 3, Jakarta. 81

Wawancara Peneliti dengan Sunudyantoro, Redaktur Pelaksana Koran Tempo, pada

Kamis, 24 Mei 2018 pukul 15.00 WIB, di Kantor Tempo Lantai 4, Jakarta.

Page 68: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

59

seorang pejabat publik yaitu Setya Novanto yang melakukan tindak pidana

korupsi. Padahal pada hari yang sama, ada juga kabar tentang kedatangan

Raja Salman ke Indonesia. Namun yang dipilih redaksi untuk diangkat

menjadi headline adalah kasus KTP-el. Sementara pemberitaan mengenai

Raja Salman yang berencana melakukan investasi di Indonesia hanya

masuk headline halaman Internasional.82

Untuk menarik pembaca Koran Tempo, penulis sempat menemukan

ada empat edisi Koran Tempo yang dimuat menjadi sebuah Headline

News mengenai dampak yang terjadi setelah KTP-el dikorupsi oknum,

seperti pada edisi Senin 27 Februari 2020, Koran Tempo mengangkat

judul “Mega Korupsi e-KTP Segera Disidangkan” dan untuk

menghilangkan penasaran publik, Koran Tempo juga menggunakan

sumber yang tidak disebutkan namanya bahwa ada beberapa orang yang

akan terungkap turut serta menikmati hasil korupsi itu seperti anggota

DPR, pejabat Kementerian Dalam Negeri dan sejumlah pihak swasta.

“Oh ini kan karena ada temuan dari KPK bahwa KTP-el memang

akan disidangkan, itu salah satu desk nasional memang sudah siap untuk

menuliskan cover itu. kita kan wartawan suka dapat info background kan,

background itu kan tidak ditulis siapa narasumbernya kan. Kita mencoba

mencari siapa orang yang bisa ngasih Informasi itu. entah juru bicara,

entah siapapun yang berwenang. Kita bunyikanlah dari sini. Dalam waktu

dekat, berkas tersangka akan dilimpahkan. Ini ibaratnya pembuka, baru

merembet, berkembang kemana-mana sampai masalah biomorf segala

macam”

Selanjutnya pada edisi Rabu 1 Maret 2017, Koran Tempo juga

mengangkat judul Sistem KTP-el Terancam Lumpuh. Pada edisi ini,

Koran Tempo mengungkap sejumlah perusahaan swasta yang dinilai tidak

82

Wawancara Peneliti dengan Sunudyantoro, Redaktur Pelaksana Koran Tempo, pada

Kamis, 24 Mei 2018 pukul 15.00 WIB, di Kantor Tempo Lantai 4, Jakarta.

Page 69: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

60

melanjutkan proyek KTP-el, karena sejumlah masalah terkait korupsi,

bahkan server pembuatan KTP-el yang berada di luar negeri juga menjadi

masalah.

Kemudian, pada edisi Kamis 2 Maret 2017, Koran Tempo juga

memuat headline dengan judul Skandal Mega Korupsi KTP-el, Data

Pribadi Rawan Bocor. Pada edisi kali ini, Koran Tempo mengembangkan

pernyataan politisi PDI-Perjuangan sekaligus Menteri Dalam Negeri

Tjahjo Kumolo mengenai kekhawatirannya terhadap data yang rawan

bocor, karena server KTP-el ada di luar negeri. Padahal, ada 167,7 juta

data penduduk Indonesia masuk dalam kategori objek vital negara.

Terakhir, pada edisi Jumat 3 Maret 2017, Koran Tempo kembali

menulis Headline News tentang dampak KTP-el yang dikorup dengan

judul pemberitaan Masyarakat Sulit Dapatkan KTP-el karena blanko yang

habis dan alat perekaman data yang lambat laun rusak.

Menurut Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese, sebuah media

massa harus memiliki kemasan yang menarik dan konsep berbeda dengan

media massa lainnya, terutama pada Headline News untuk menarik minat

pembaca.

b. Processor (Organisasi Media)

Koran Tempo memiliki cara maupun pola kerja yang hampir sama

dengan semua media massa cetak pada umumya dalam berkoordinasi

menentukan sebuah berita yang layak untuk disajikan kepada publik.

Namun yang membedakan, Koran Tempo sudah mulai mengintensifkan

komunikasi antara redaktur dengan reporter di lapangan sejak pagi hari

Page 70: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

61

sekitar pukul 08.00 WIB secara online melalui layanan pesan instan

Whatsapp Group.

Biasanya, para reporter akan diminta untuk melakukan rapat internal

dengan reporter lainnya terlebih dulu di dalam desk yang sama, seperti

desk nasional, hukum dan ekonomi pada pagi hari. Kemudian, setelah para

reporter melakukan rapat internal, barulah muncul ide masing-masing

untuk menyampaikan rencana tulisan pada hari itu. Rencana tulisan itu

disampaikan reporter kepada asisten redaktur (asred) atau editor untuk

kemudian diusulkan lagi ke redaktur agar usulan tulisan tersebut dibawa ke

dalam sebuah rapat kecil melalui Whatsapp Group.

Selanjutnya, sekitar pukul 12.30 WIB, redaktur akan menanyakan

perkembangan berita yang telah diusulkan oleh para reporter sejak pagi

tadi. Jika sudah mendapatkan berita yang diusulkan, kemudian redaktur

akan membuat presentasi untuk dibawa ke dalam rapat pimpinan redaksi

yang dimulai sekitar pukul 13.00 WIB.

Pada pukul 13.00 WIB, barulah dimulai rapat redaksi yang dihadiri

oleh redaktur, redaktur pelaksana hingga pimpinan redaksi untuk

mendiskusikan sejumlah berita yang berhasil didapatkan reporter selama

berada di lapangan sejak pagi. Pada rapat tersebut, pimpinan juga akan

mempertimbangkan sejumlah berita yang paling menarik untuk diangkat

menjadi headlinne, namun tetap akan mempertimbangkan pada bagian

eksekusi, seperti memperoleh narasumber, data dan keberimbangan berita.

Jika sulit, maka berita menarik itu akan dihold hingga mendapatkan berita

yang layak untuk naik cetak.

Page 71: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

62

Perencanaan, bagi Koran Tempo harus bersifat faktual dan bisa dikejar

ke beberapa narasumber dengan tambahan data, minimal bahan tulisan

sudah 60% sehingga dapat memudahkan penulis untuk memberikan

tambahan tulisan. Tidak hanya itu, pada pukul 13.00 WIB, rapat pimpinan

redaksi Koran Tempo juga akan membahas seluruh konten yang

rencananya akan dimuat mulai halaman 1-6, sekaligus menyusun desain

layout untuk cover headline dan cover halaman dalam.

Selanjutnya, pada pukul 16.00 WIB, redaktur pelaksana akan menemui

redaktur atau penulis untuk mengkonfirmasi sebanyak apa bahan yang

sudah didapatkan agar tulisan si penulis bisa semakin kuat. Selain itu,

redaktur pelaksana pada jam tersebut juga akan memberi pengarahan

penulisan kepada redaktur agar tulisan semakin tajam dan membawa

banyak informasi kepada masyarakat.

Selain itu, tulisan yang sudah rampung pada sore hari juga akan

melalui proses pengecekan dan penyaringan bahasa beberapa orang seperti

redaktur pelaksana agar angle yang dimuat fokus dan tidak terlalu meluas.

Reporter sejak pukul 18.00 WIB - 19.00 WIB sudah harus

menyetorkan tulisannya ke redaktur masing-masing agar redaktur bisa

langsung melakukan proses editing logika bahasa, editing hingga ke desain

ukuran tulisan. Proses editing dan koreksi dari redaktur ini dinilai penting,

karena bagi sebuah media cetak, harus memiliki isu yang selangkah lebih

maju jika dibandingkan dengan media online lainnya atau isu yang spesifik

lewat data yang belum pernah dimuat oleh media online manapun di

Page 72: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

63

Indonesia, sehingga bisa menghadirkan isu yang segar untuk para

pembaca.

Sebuah tulisan yang menarik, biasanya juga akan diikuti oleh

pemilihan cover atau gambar yang menarik, untuk menambah minat baca

publik terhadap isu yang menjadi pilihan meja redaksi Koran Tempo.

Untuk mendapatkan cover yang sesuai redaksi juga akan membahasnya

secara voting agar mendapatkan gambar yang menarik. Cover headline

news untuk halaman depan memiliki batas waktu akhir tersendiri pada

Koran Tempo, yaitu maksimal pengiriman ke percetakan sekitar pukul

23.00 WIB.

Sementara itu, untuk cover halaman dalam, tidak membutuhkan waktu

seperti proses untuk cover halaman depan. Diskusi mengenai desain cover

untuk halaman muka Koran Tempo biasanya sudah mulai dibahas sejak

pukul 16.00 WIB dan batas akhir penyelesaian adalah pukul 22.59 WIB,

karena tepat pukul 23.00 WIB sudah harus naik cetak.

c. Supplier (Sumber Berita)

Sumber pemberitaan bisa didapatkan tidak hanya pada narasumber

utama, tetapi juga orang terdekat dengan narasumber tersebut maupun data

yang diperoleh dari lapangan. Seperti pada kasus KTP-el, tidak hanya

Setya Novanto yang bisa memberikan keterangan terhadap wartawan

tetapi juga kuasa hukum bahkan keluarganya. Selain itu, KPK sebagai

institusi penegak hukum juga bisa memberikan keterangan mengenai

posisi kasus dan peranan Setya Novanto dalam kasus tersebut, sehingga

Page 73: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

64

pemberitaan yang dihasilkan bisa menemukan titik terang dan berimbang

ketika dibaca oleh masyarakat.83

“Satu, kalau dalam sebuah peristiwa dia adalah pelaku, dalam kasus

korupsi KTP-el, pelakunya adalah setya novanto. Kalau setya novanto

bukan pelaku, dia punya pengacara, Fredich Junaidi atau siapa.

Kemudian korban, korban dalam kecelakaan itu orang yang sedang luka

atau berada di rumah sakit, atau dalam kasus terorisme dia merupakan

sasaran dari terorisme. Kemudian dari lembaga atau pihak yang memiliki

kewenangan. Kalau dalam kasus korupsi itu yang memiliki kewenangan

besar adalah KPK, maka dialah yang memiliki kompetensi”.

Terkadang, ada juga narasumber yang mau memberikan pernyaataan

tanpa boleh dikutip oleh wartawan. Biasanya narasumber akan

mengatakan off the record yang artinya wartawan hanya boleh menerima

informasi tersebut tanpa dituliskan sebagai bentuk pemberitaan. Pada

kasus tersebut, wartawan bisa mengkonfirmasi informasi off the record

tersebut kepada pihak-pihak terkait agar informasi yang diberikan tetap

dapat dimuat ke dalam pemberitaan.84

“kita kan wartawan suka dapat info background kan, background itu

kan tidak ditulis siapa narasumbernya kan. Kita mencoba mencari siapa

orang yang bisa ngasih Informasi itu. entah juru bicara, entah siapapun

yang berwenang”.

Aceng Abdullah dalam buku Press Relation Kiat Berhubungan Dengan

Media Massa menyebutkan bahwa wartawan seringkali mengidolakan para

ahli dan pakar untuk mendapatkan pencerahan mengenai informasi yang

tengah ditulis jurnalis. Para ahli dan pakar ini dipilih wartawan untuk

83

Wawancara Peneliti dengan Sunudyantoro, Redaktur Pelaksana Koran Tempo, pada

Kamis, 24 Mei 2018 pukul 15.00 WIB, di Kantor Tempo Lantai 4, Jakarta. 84

Wawancara Peneliti dengan Sunudyantoro, Redaktur Pelaksana Koran Tempo, pada

Kamis, 24 Mei 2018 pukul 15.00 WIB, di Kantor Tempo Lantai 4, Jakarta.

Page 74: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

65

menjadi narasumber bukan hanya karena sering muncul ke publik, tetapi

memiliki kapasitas dan kriteria yang dibutuhkan untuk jadi narasumber.85

Data yang diperoleh jurnalis Koran Tempo dari lapangan juga cukup

penting untuk disajikan dalam sebuah pemberitaan. Data tersebut tidak

hanya diperoleh dari Koran Tempo dari narasumber, tetapi juga bisa dari

Pengadilan seperti dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) maupun eksepsi

terdakwa serta putusan Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

(Tipikor).

Penulis melihat bahwa Koran Tempo mengedepankan data yang

didapatkan jurnalis di lapangan pada edisi Rabu 8 Maret 2017 dengan

judul Politikus Golkar dan Demokrat Diduga Terima Dana Terbesar KTP-

el. Pada edisi itu, Koran Tempo menghimpun data yang diperoleh dari

berkas dakwaan JPU mengenai sejumlah Partai Politik yang diduga

menerima dan menikmati hasil korupsi KTP-el dengan nilai proyek

mencapai Rp5,9 triliun. Ditambah data kerugian negara yang berasal dari

KPK dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang nilainya berbeda. Jika

KPK menyebut kerugian negara atas kasus korupsi itu mencapai Rp2,55

trilun, berbeda dengan BPK yang menyebut kerugian negara hanya Rp2,3

triliun.

Data yang berasal dari surat dakwaan JPU itu juga kembali digunakan

Koran Tempo untuk menceritakan kronologi keterlibatan Gamawan Fauzi

selaku Menteri Dalam Negeri pada masa itu dan diterbitkan pada edisi 13

Maret 2020 dengan judul Gamawan Merasa Ditipu Bawahan. Koran

85

Aceng Abdullah, Press Relations Kiat Berhubungan Dengan Media Massa (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2004), h. 67-69

Page 75: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

66

Tempo menceritakan bahwa Gamawan Fauzi yang mendapatkan gelar

Datuk Rajo itu diduga menerima aliran dana korupsi KTP-el sebesar

US$4,5 juta dan Rp50 juta dari total nilai proyek KTP-el yang mencapai

Rp5,9 triliun.

3. Level Organisasi Media

Pimpinan Redaksi adalah posisi yang paling menentukan dan

bertanggungjawab atas semua konten yang dimuat di dalam pemberitaan

Koran Tempo. Tidak hanya konten tulisan, tetapi konten gambar juga turut

ada dibawah instruksi Pimpinan Redaksi. Biasanya, Pimpinan Redaksi Koran

Tempo terlibat dalam semua jenis rapat redaksi yang digelar pada pagi hari

dan sore hari.

“Ya pimred menentukan, karena dia bertanggung jawab terhadap semua

isi kan. Biasanya diskusi untuk cover itu pimred banyak terlibat. Di dalam

rapat pagi, rapat siang, itu juga pimred terlibat disitu. Dia yang kemudian

menajamkan angle, menambah informasi, ikut mengayak bahan,

mengarahkan, Atau dia nambahin, kemarin ketemu ini, informasinya seperti

itu bukan seperti ini, atau kadang juga dalam hal tampilan seperti ini, tolong

itu design gambarnya agak dinaikan dikit, ada garis-garis yang agak

mengganggu.”

Selain itu, Pimpinan Redaksi juga akan turut memberikan masukan kepada

semua redaktur untuk menajamkan angle, menambahkan informasi pada

bahan pemberitaan yang sulit untuk didapatkan pada tingkatan reporter

hingga redaktur pelaksana. Informasi yang diberikan Pimpinan Redaksi

biasanya cukup valid, karena Pimpinan Redaksi biasanya banyak bertemu

dengan pejabat penting yang memberikan informasi secara terbuka hanya

kepada Pimpinan Redaksi.86

86

Wawancara Peneliti dengan Sunudyantoro, Redaktur Pelaksana Koran Tempo, pada

Kamis, 24 Mei 2018 pukul 15.00 WIB, di Kantor Tempo Lantai 4, Jakarta.

Page 76: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

67

“Jadi kita sudah tau pasti kalau pimred menentukan sesuatu itu lebih

kepada konten bukan karena campur tangan dia interest atau ada

kepentingan apa. Lebih kepada kelayakan dan pengayaan, atau mutu konten,

bukan karena dia punya interest atau dia dibayar atau apa oleh orang lain,

kemudian dia menentukan iu tidak ada”.

Kendati punya kewenangan cukup besar pada sebuah media massa, namun

Pimpinan Redaksi Koran Tempo tidak berwenang menitipkan suatu isu

dengan kepentingan tertentu kepada bawahannya agar dimuat ke dalam suatu

pemberitaan. Fokus Pimpinan Redaksi hanya sebagai pengawas konten yang

dimuat di dalam Koran Tempo tanpa unsur kepentingan apapun sesuai

pedoman kode etik jurnalistik. Jika ada iklan yang memiliki kepentingan atas

pemberitaan, hal tersebut juga tidak diizinkan untuk dititipkan ke dalam

pemberitaan. Artinya dalam hal ini, pemberitaan Koran Tempo tidak akan

terusik hanya karena ada masukan iklan yang dimuat di Koran Tempo.87

4. Level Ekstra Media

Sampai saat ini, Koran Tempo masih menjamin bahwa medianya

merupakan media massa yang independen dan tidak bisa dipengaruhi oleh

intervensi apapun dari pihak pemasang iklan maupun pihak pemilik

perusahaan. Bahkan pada sejumlah dinding di redaksi Koran Tempo juga

terpasang kalimat Jangan Intervensi Kami. Artinya tidak ada satupun yang

bisa mengganggu netralitas Koran Tempo terhadap suatu pemberitaan.

“Oh enggak lah, kita kalau ada yang mencoba mengahalangi pemberitaan

kita, malah kita hajar habis-habisan. Ngga ada intervensi dari pihak luar.

Bisa dibilang kita redaksi yang paling steril dari intervensi pihak luar”.

Koran Tempo juga meyakini bahwa medianya berbeda dengan media lain

yang memiliki bos dari partai politik tertentu seperti MetroTV maupun MNC

87

Wawancara Peneliti dengan Sunudyantoro, Redaktur Pelaksana Koran Tempo, pada

Kamis, 24 Mei 2018 pukul 15.00 WIB, di Kantor Tempo Lantai 4, Jakarta.

Page 77: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

68

Grup yang dimiliki oleh politisi nasional. Bahkan, salah satu pendiri Koran

Tempo yaitu Gunawan Muhammad juga tidak pernah melakukan intervensi

tulisan apapun kepada jajaran redaksi Koran Tempo sampai hari ini. Namun

terkadang, Gunawan Muhammad seringkali memberi masukan-masukan

mengenai konten tulisan agar menjadi semakin menarik dan diminati oleh

pembaca serta berbeda dengan media nasional lainnya.88

“Itu menunjukan bagaimana independennya kami di Tempo. Itu contoh

yang pihak luar mencoba intervensi melalui perusahaan, kita lawan dengan

poster, kita lawan dengan pemberitaan. Ada tulisan disitu, Jangan intervensi

kami. Saya ngga tau kamu punya pengalaman atau kawan dengan media lain

atau apa. Kamu bisa bandingkan lah dengan kawan-kawan yang bekerja di

metro TV, MNC grup, atau bahkan di Kompas. Disini ngga pernahGunawan

Muhammad datang, nongkrng, ya dia datang aja”.

5. Level Ideologi

Dari sisi ideologi, Koran Tempo menegaskan hanya akan memihak kepada

kepentingan masyarakat. Semua pemberitaan yang dihasilkan oleh Koran

Tempo bertujuan untuk memberikan informasi baru kepada masyarakat

tentang kasus korupsi maupun pemberitaan lain. Pada kasus korupsi, Koran

Tempo akan menjadi pengawas cukup ketat agar aliran uang negara tidak

disalahgunakan oleh pejabat publik yang berusaha bermain mata dengan

pihak swasta untuk menggarap suatu proyek tertentu.

“Memihaknya adalah kepada publik, domainnya adalah publik. Jadi

semua pemberitaan ditujukan kepada publik. Jadi tidak memihak kepada

DPR atau kepada pemerintah atau kepada misalnya KPK, tetapi melihat

kepada kepenntingan kita semua, ketika kita ngomong jurnalisme, domainnya

lagi-lagi adala publik, ranahnya ranah publik, wilayahnya adalah

kepentingan kita bersama”

Koran Tempo mengaku tidak akan berbeda dengan KPK untuk mengawasi

siapapun baik anggota DPR hingga Presiden RI yang mengelola keuangan

88

Wawancara Peneliti dengan Sunudyantoro, Redaktur Pelaksana Koran Tempo, pada

Kamis, 24 Mei 2018 pukul 15.00 WIB, di Kantor Tempo Lantai 4, Jakarta.

Page 78: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

69

negara untuk kepentingan masyarakat luas. Koran Tempo memastikan tetap

independen dan tidak akan condong ke salah satu pihak tertentu untuk

menghasilkan suatu pemberitaan sesuai dengan kode etik jurnalistik.89

89

Wawancara Peneliti dengan Sunudyantoro, Redaktur Pelaksana Koran Tempo, pada

Kamis, 24 Mei 2018 pukul 15.00 WIB, di Kantor Tempo Lantai 4, Jakarta.

Page 79: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

70

BAB V

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan objek Koran

Tempo terkait Hierarki Pengaruh pada pemberitaan korupsi KTP-el periode 27

Februari-13 Maret 2017 dapat disimpulkan bahwa level rutinitas media yaitu

meja redaksi menjadi hal yang paling berpengaruh dalam menentukan

kebijakan redaksional di Koran Tempo.

Pada rapat redaksi itulah argumentasi beradu untuk menentukan berita

mana yang layak diterbitkan di Koran Tempo, bukan hanya keputusan yang

diambil oleh Pemimpin Redaksi tetapi semua jajaran meja redaksi sangat

diperhitungkan. Jadi tidak ada orang yang menjadi dominan atau menjadi

penentu akhir sebuah keputusan terhadap konten di Koran Tempo, tempo.co,

atau Majalah Tempo. Dari mulai

Koran Tempo juga mengangkat isu mengenai korupsi KTP-el karena isu

tersebut banyak dicari oleh masyarakat. Mengingat dampak korupsi KTP-el

sudah berdampak langsung kepada masyarakat seperti sulitnya mendapatkan

KTP-el hingga kekhawatiran terhadap data masyarakat yang rentan bocor

karena server data KTP-el berada di luar negeri.

Tentunya, rutinitas media tersebut juga diimbangi oleh dukungan data

yang kuat dari berbagai sumber, sehingga berita mengenai korupsi KTP-el

tidak pernah membuat jenuh pembaca, karena Koran Tempo selalu

menyajikan berita yang berbeda dibandingkan media lainnya, ditambah

dukungan para narasumber ekslusif, meskipun ada beberapa yang namanya

Page 80: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

71

tidak diungkap ke publik. Namun hal tersebut masih diperbolehkan dalam

kaidah jurnalistik, sepanjang narasumber sumir bisa

mempertanggungjawabkan pernyataannya.

B. SARAN

Penulis menyarankan agar Koran Tempo tetap berpihak kepada

masyarakat dan menyajikan berita-berita ekslusif serta segar untuk seluruh

pembacanya. Hingga saat ini, Koran Tempo masih menjadi pemimpin media

massa investigasi yang menguak sejumlah kasus korupsi penting di

Indonesia, tentunya hal itu harus dipertahankan karena telah menjadi ciri khas

Koran Tempo.

Penulis juga berharap agar Koran Tempo tidak menjadi alat bagi LSM

antikorupsi maupun lembaga antirasuah dalam memberitakan suatu perkara

tindak pidana korupsi.

Page 81: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

72

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Nadhya Abrar, Anna. Tatakelola Jurnalisme Politik, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2015

Djuroto, Totok. Manajemen Penerbitan Pers, Bandung: PT. Rosdakarya, 2004

Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta:

LKIS, 2002.

Birowo, Antonius. Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi,

Yogyakarta: Gintanyali, 2004.

Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Predana

Media Group, 2006.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.

Bina Aksara, 1989.

Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Penerbit Alfabeta, 2010.

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Penerbit Salemba

Humanika, 2010.

Sugono, Dendy. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional, 2008.

Shoemaker, Pamela J. dkk. Mediating The Message Theories of Influences on

Mass Media Content, Second Edition, New York: Longman Publiser, 1996.

Severin, Werner J. dkk Teori Komunikasi Sejarah, Metode, & Terapan di Dalam

Media Massa, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Edisi Ke Lima,

2005.

Page 82: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

73

Abdullah, Aceng. Press Relations Kiat Berhubungan Dengan Media Massa,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.

McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Penerbit Salemba Humanika,

2011.

Vivian, John. Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2008.

Fermana, Surya. Kebijakan Publik Sebuah Tinjaun Filosofis, Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2009.

Danim, Sudarwan. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, Jakarta : Bumi Aksara,

2000.

Junaedhie, Kurniawan. Ensiklopedi Pers Indonesia, Jakarata: PT Gramedia

Pustaka Utama, 1991.

Djuroto, Totok. Manajemen Penerbitan Pers, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004.

M. Romli, Asep Syamsul. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula Edisi Revisi,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.

Nadya Abrar, Anna. Teknologi Komunikasi Perspektif Ilmu Komunikasi,

Yogyakarta: LESFI, 2003.

Darmastuti, Rini. Media Relation Konsep, Strategi & Aplikasi, Yogyakarta:

Penerbit ANDI, 2012.

Sudarman, Paryati. Menulis Di Media Massa, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008.

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, Bandung: PT Citra

Aditya Bakti, 1993.

Page 83: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

74

Vivian, John. Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2008.

Koran Tempo, edisi 3 Maret 2017

Shoemaker, Pamela J. dkk., Mediating The Message, New York: Longman

Publisher, 1996.

TEMPO. Cerita Di Balik Dapur Tempo, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia,

2011.

B. WEBSITE:

Hilmi, Alfan. (2018, 8 Maret). Soal Peran Ponakannya di Kasus KTP-el, Setya

Novanto: Tanya Dia. Diakses pada Kamis 8 Maret 2018 pukul 20.10 WIB

dari https://nasional.tempo.co/read/1067981/soal-peran-ponakannya-di-

kasus-KTP-el-setya-novanto-tanya-ke-dia

Sejarah Koran Tempo. Diakses pada Minggu, 19 Maret 2017, pukul 18.05 WIB.

Daro https://korporat.tempo.co/produk/2/koran-tempo.

Nugroho, Bagus Prihantoro. Perjalanan Megaproyek KTP-el Sejak 2010 Hingga

Akan Disidangkan. Diakses pada Minggu, 19 Maret 2017 pukul 18.31 WIB

dari: https://news.detik.com/berita/d-3442091/perjalanan-megaproyek-KTP-

el-sejak-2010-hingga-akan-disidangkan

Sejarah Tempo, https://korporat.tempo.co/tentang/sejarah diakses pada 19 Maret

2017 pada 13.00 WIB

Peringatan 25 Tahun Pembredelan Tempo, https://investigasi.tempo.co/25-tahun-

pembredelan/index.html diakses pada 20 Maret 2017 pukul 13.25 WIB

Page 84: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

75

Koran Tempo Group https://korporat.tempo.co/tentang/visi diakses pada 18 April

2018 pukul 15.25 WIB

https://korporat.tempo.co/tentang/visi

https://nasional.kompas.com/read/2017/07/20/05300061/5-tersangka-kasus-KTP-

el-ditetapkan-kpk-ini-dugaan-peran-mereka diakses pada 10 Maret 2017

pukul 15.25 WIB

https://news.detik.com/berita/d-1721423/ppk--panitia-tender-KTP-el-dilaporkan-

ke-polda-metro-jaya diakses pada 10 Maret 2017 pukul 15.00 WIB

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42326444 diakses pada 10 Maret 2017

pukul 15.00 WIB

https://www.antaranews.com/berita/640892/kpk-setnov-berperan-dalam-

penganggaran-pengadaan-ktp-e diakses pada 10 Maret 2017 pukul 15.00

WIB

C. WAWANCARA

Wawancara Peneliti dengan Hussein Abri Y. M. Dongoran, Junior Editor Koran

Tempo, pada Senin, 21 Mei 2018 pukul 16.00 WIB, di Kantor Tempo

Lantai 3, Jakarta

Wawancara Peneliti dengan Sunudyantoro, Redaktur Pelaksana Koran Tempo,

pada Kamis, 24 Mei 2018 pukul 15.00 WIB, di Kantor Tempo Lantai 4,

Jakarta.

Page 85: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

76

LAMPIRAN

1. Surat permohonan bimbingan skripsi

2. Surat permohonan penelitian wawancara direktorat pemberitaan Koran

Tempo

3. Surat keterangan wawancara

4. Transkip wawancara

5. Dokumentasi foto

Page 86: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

77

SURAT PERMOHONAN BIMBINGAN SKRIPSI

Page 87: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

78

SURAT PERMOHONAN PENELITIAN WAWANCARA DIREKTORAT

PEMBERITAAN KORAN TEMPO

Page 88: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

79

SURAT PERMOHONAN PENELITIAN WAWANCARA DIREKTORAT

PEMBERITAAN KORAN TEMPO

Page 89: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

80

SURAT KETERANGAN WAWANCARA

Page 90: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

81

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Hussein Abri Y.M. Dongoran

Jabatan : Junior Editor Desk Nasional Hukum Koran Tempo

Hari, tanggal : Senin, 21 Mei 2018

Pukul : 16.00 WIB - selesai

Tempat : Kantor Tempo lantai 3

1. Sudah berapa lama bekerja di Tempo?

4 tahunan, dari mulai wartawan, kemudian menjadi junior editor sekitar 1,5

atau hampir 2 tahun.

2. Peran dan fungsi junior editor itu apa mas kalau di Koran Tempo?

Kalau di koran tempo itu sih kita awalnya kan ada berbagai macam junior

editor kan, kita tuh untuk di koran saat ini, kita itu mencari bahan sendiri,

disesuaikan dengan angle dari rapat redaksi, mengeja sampai kelar, baru itu

menulis sampai lengkap. Terus nanti kalau ada teman teman dari reporter,

kita supply, maksudnya kita ambil bahan-bahannya, di rapi-rapiin temasuk

editing. Kalau di tempo seperti itu.

3. Apakah wartawan dilibatkan setiap rapat?

Untuk level wartawan sih diminta untuk usulan dalam mini rapat dulu. Kita

kan ada beberapa desk-desknya kan, desk nasional, desk metro, desk

ekonomi. Kalau level wartawan mereka mengusulkan di desknya masing-

masing. Misalkan saya, saya mengusulkan di desk nasional, rubrik ini.

Nantinya asred atau editor akan membawa ke rapat redaksi. Rapat redaksi

yang pertama pagi-pagi itu, kami itu di whatsapp sekitar jam 8 pagi ya.

Setelah itu baru jam 12 siang kita listing, menjelaskan apa yang sudah

diperoleh bahan-bahannya. Barulah para bos-bos, mereka jam 1 atau jam 2,

atau jam 3 mereka rapat. Rapatnya presentasi, ini loh yang sudah di dapat

dari rapat perdana tadi pagi dari setiap-setiap desk mempresentasikan apa

yang sudah didapatnya.

4. Apakah wartawan diberi kebebasan dalam menentukan angle berita?

Kalau disini sangat-sangat dibebaskan untuk menentukan angle, tapi lagi-

lagi kita butuh peran editor untuk mengarahkan. Misalkan angle kita kurang

tajam, editor kita, ini loh sein, harusnya sepeti ini biar lebih bagus. Jadi

tetap diarahkan, tetap dibimbing bahassanya. Seperti itu.

5. Bagaimana urutan jabatannya?

Wartawan, asred, redaktur, junior editor sebenarnya magang redaktur.

6. Lalu setelah menentukan angle, apakah wartawan diberikan kebebasan

untuk menentukan narasumber?

Iya sangat-sangat dibebaskan. Tapi kalau di kita ada suatu pegangan bahwa

kita harus mendapatkan narasumber A1 atau narasumber utama, orang yang

paling dekat dengan peristiwa. Misalkan kaya, kita kan membahas soal

KTP-el kan, Siapa? KPK. Siapa yang ditunjuk, partai mana? Golkar

mmisalnya. Siapa yang terlibat? Novanto dll. Kita kejar seperti itu. narsum

utama itu paling dikejar.

7. Kalau dalam penulisan, apakah tetap diarahkan oleh redaktur untuk

menentukan angle?

Page 91: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

82

Itu kan sudah adda angle awal, jadi menyesuaikan. Kita bisa berubah kalau

perolehan di lapangan lebih baik dibandingkan sore hari ataupun siang hari.

Kita menggali peristiwa yang baru, yang belum diketahui publik kan. kalau

sudah tersebar di media online, untuk apa.

8. Apakah wartawan online dengan cetak memiliki tugas yang sama?

Kalau disini sih beda. Kalau online satu narasumber bisa jadi berita. Kalau

di koran kan kita harus minimal 2 atau 3 narasumber, itu harus bedalah

pengejaran dengan teman-teman online. Online pun lebih ke peristiwa,

kalau kiita lebih behind the stories, dibelakang peristiwa itu ada apa.

9. Bagaimana pola komunikasi antara wartawan dengan redaktur?

Kita ada namanya grup whatsapp. Jadi kita lebih baik ibaratnya kordinasi di

kamar itu aja. jadi semuanya ngumpul disitu. Tetapi terkadang sih bisa sama

redaktur, sama redpel, Yang lagi ON disitu.

10. Yang lebih sering mengarahkan saat dilapangan siapa?

Redaktur. kan kita ada jadwal yang lagi masuk siapa, mengarahkan.

Kadang-kadnag juga asred mengarahkan teman-temannya, membantu

membagi penugasan-penugasan.

11. Apakah usulan dari wartawan selalu diterima dalam rapat?

Tidak selalu. Lagi-lagi kan, apa behind the scene nya, apa manfaatnya, ada

peristiwa apa, kita kan menjual pertanyaan, editor itu kan menajamkan angle

yang kita usulkan.

12. Bagaimana struktur organisasi Koran Tempo?

Nanti saya gambarin deh strukturnya, biar lebih gampang.

13. Kalau pola kerja redaksinya bagaimana?

Kalau di koran tempo sih kita setelah deadline, biasanya ditanya mau usul

nulis apa. Deadline kan malam-malam. Nanti dibuatlah perencanaan kaya

TOR gitu lah. TOR itu dibawa ke rapat pagi, di tempo itu jam8 pagi

rapatnya. Misalkan di rapat tidak ada masukan, udah langsung kita deliver.

Misalkan yang mengusulkan itu belum tentu dia yang dapat penugasan, bisa

jadi yang lain. Nanti yang piket rapat pagi akan mendeliver kepada bang Ico

mengejar ini, saya ngejar ini, semacam penugasan. Disini itu siang hari

dimintai perolehannya sudah sejauh apa dari jam 8 itu. misalkan kita mau

melaporkan, para editor ataupun yang bertugasa pada saat itu,

menyampaikan ke rapat redaksi, yang seluruh anggota redaksi secara

offline, kalau tadi kan online di whatsapp.

Setelah bertemu, beradu gagasan apa yang menarik dan segala macemnya,

kalau misalkan ada yang kurang, anglenya itu dirubah dalam rapat itu,

tergantung di rapat redaksi siang hari. Setelah itu nanti ada penugasan lagi

temen-temen di lapangan dari level asred menugasi, kamu kejar ini ya

sampai dapat.

Kita kalau untuk halaman depan baru nulis mungkin jam 6 ke atas ya,

halaman depan itu maksudnya cover ya, headline. Kita kalau halaman

depan itu paling telat jam 11 malam pun masih ditungguin. Karena kan

harus selengkap-lengkapnya dan harus fresh, maksudnya barang baru,

ada daging beritanya bukan hanya pengucapan-pengucapan segala macem.

Kalau komentar- komentar kan udah sangat sering kan. Tapi lagi –lagi kan

behind the story, apa yang ada dibalik cetita itu. kita kan menguak suatu

peristiwa.

Page 92: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

83

Ohya, untuk rapat yang jam 8 itu seluruh desk tapi online per desk, mereka

perencanaan saja. Yang siang juga seluruh desk tapi mereka offline setiap

yang rapat pagi itu bertemu, iniloh perencanaan nasional, sejauh ini sudah

dapat apa. Mereka presentasi lah di rapat itu. yang mempresentassikan

adalah yang piket pagi, dari tingkat asred, editor bahkan redpel. Kan gak

setiap hari kita piket.

14. Apakah dirapat siang hari selalu dihadiri pimpinan redaksi?

Kadang-kadang pimred, kadang redeks atau redaktur eksekutif. Harusa ada

salah satu diantara orang itu.

15. Apakah ada kebijakan khusus atau kriteria berita yang akan dijadikan

headline?

Ngga ada tuh, kita secara general dan yang paling menarik aja usulannya

dari tiap-tiap kompartemen.

16. Tidak mengacu pada visi misi Koran Tempo?

Visi misi koran tempo kan menguak kebenaran. Misalkan minggu ini nih,

kita kan isunya teroris. Sampai hari ini pun yang keluar teroris semua. Itu

kan memang publik lagi penasaran siapakah pelakunya, apa ceritanya.

Jadi kita di rolling, misalkan ada isu tertentu bagus, kaya KTP-el ini kan

beberapa lama tuh, bahkan kayanya hampir sebulan deh. Karena kan kita

mencari yang baru, mencari sorotan publik apa sih terhadap kasus ini,

dampaknya apa sih. Tidak ada pacuan secara baku ya. Karena isu ini kan

berkembang. Misalkan harus nasional terus ngga bisa dong, hukum terus

ngga bisa dong.

Misalkan kaya kemarin teroris kan, meledak. Isu poitik kan melempem

semua, semua mengacunya pada isu-isu bom itu, jadi ngga ada aturan baku

seperti itu. dan tergantung dari hasil rapat redaksi itu pertama, dan yang

kedua, tergantung isu ya. Kalau kita punya isu yang lagi bagus, kita bisa

walaupun lagi ngga hits di temen-temen media lain, kita bisa munculkan.

17. Jadi itu yang menjadi alasan Koran Tempo mengangkat isu KTP-el

selama beberapa hari berturut-turut? Padahal media lain saat itu

sedang mengangkat mengenai kedatangan Raja Salman ke Indonesia.

Oh iya dong, kita kan trendsetter, bener kan? Pada akhirnya kita diukuti

oleh mereka. Yang lain mereka lagi rajin-rajinnya raja salman yang

belakangan investasinya Cuma 1 Triliun rupiah, sementara ini kasus

penting. KTPnya tersendat ngga? Ini gara-gara ini. Makanya ini sangat-

sangat penting, sangat krusial lah karena awalnya dikorupsi sama dia.

Karena kita kan menyisirlah. Karena untuk indeepthnya ada di majalah.

18. Jadi ini alasan mengapa Koran Tempo memilih topik KTP-el untuk

dijadikan headline?

Pertama-tama kan kasus KTP-el ini sudah disidik oleh KPK dari tahun 2012

kalo ngga salah. Ntar kalau misalkan salah, google aja lah ya. Nah itu kan

sudah sekitar 6 tahun lebih, sudah diangkat menjadi terssangka, tapi KPK

belom mau mengajukan ke pengadilan. Dan ini ditunggu-tunggu oleh semua

orang bahwa kasus ini ada korupsi yang dipersidangkan. Makanya tanggal

27 februari 2017 kita mengambil headline mega korupsi KTP-el segera di

persidangkan.

Setelah itu nanti kita bagi menjadi beberapa angle, berkembang. Kalau tadi

ada judul sistem KTP-el terancam lumpuh, masyarakat sulit dapatkan KTP-

Page 93: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

84

el, itu kan berkembang. Tapi kan awalnya segera disidangkan. Jadi kan

kalau kita melihat dari runtutan ini, ada yang salah dalam proyek KTP-el.

Walaupun orang-orang DPR selalu berkelip tidak ada masalah terhadap

proyek KTP-el itu. karena ada fakta baru yang ditemukan, makanya kita

berani mengangakat angle atau cover seperti ini.

Kan 6 tahun disidik sama KPK,tapi KPK baru menyidangkan ini. Ini kan

ibaratnya pembuka. Pintu sudah terbuka lebar. Sampai sekarang kan banyak

nama-nama baru jadi tersangka, untuk saat ini kan baru eksekutif, belum

legislatif dan dari pihak swasta.

19. Lalu bagaimana proses wartawan mengangkat isu KTP-el?

Oh ini kan karena ada temuan dari KPK bahwa KTP-el memang akan

disidangkan, itu salah satu desk nasional memang sudah siap untuk

menuliskan cover itu. kita kan wartawan suka dapat info background kan,

background itu kan tidak ditulis siapa narasumbernya kan. Kita mencoba

mencari siapa orang yang bisa ngasih Informasi itu. entah juru bicara, entah

siapapun yang berwenang. Kita bunyikanlah dari sini.

Dalam waktu dekat, berkas tersangka akan dilimpahkan. Ini ibaratnya

pembuka, baru merembet, berkembang kemana-mana sampai masalah

biomorf segala macam.

20. Selain ada fakta baru, apa yang menarik dari isu KTP-el?

Mega korupsi besar selain century, melibatkan banyak aktor. Kan suatu

berita yang seksi, itu melibatkan tokoh nasional, siapa tokohnya. Kalau

korupsi kan tidak bisa berdiri sendiri kalau dalam suatu proyek, lagi-lagi

kan ada dari pemerintah, dari swasta dan dari DPR. Mereka yang

membahasa anggaran, dan swasta yang menjalankan proyek itu.

21. Lalu seberapa sering Mas Hussein diibatkan dalam penulisan kasus

korupsi KTP-el?

Hampir semua saya dilibatkan.

22. Tantangan yang di hadapi selama menulis isu KTP-el apa saja?

Sebenarnya tantangan itu yang paling banyak diluar ya. Kan orang itu,

kalau misalnya kasus kan, berjaga ngomongnya seaman mungkin,

tidak memberikan pernyataan atau komentar yang menyerang. Sangat

sulit mencari fakta-fakta itu. paling sulit menurut saya sebenarnya ini,

dari mulai tanggal 1 Maret hingga 3 maret 2017.

23. Kesulitannya itu ada di narasumber?

Karena kita harus mencari siapa, kan kita belum pernah. Kalau mba google

coba, mungkin kita paling pertama kali menampilkan si Kevin

Johnson. Kita mencari dia itu sulit banget. Trus yang kedua si Zudan

ini, karena pada saat saya menulis, dia lagi jadi PLT Gubernur

Gorontalo atau mana. Itu sampai mepet deadline, dia baru memberikan

kami waktu untuk bertemu. Dan lagi-lagi yang namanya pemerintah

kan memberikan statement yang aman.

24. Selain narasumber, apakah ada tantangan lain yang dihadapi?

Dokumen. Kita harus kuat di dokumen.

25. Dokumennya dapat dari mana saja?

Dari berbagai sumber-sumber kami dimana saja, dari lembaga atau NGO-

NGO.

Page 94: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

85

26. Kemudian di dalam meja redaksi, apakah sering terjadi penolakan

argumen?

Kalau untuk KTP ini kan lagi-lagi karena kita satu visi kan, kasus ini

dipersidangkan, kita buka, ibaratnya kita kuliti sampai habis, sampai

matang. Kalau untuk KTP-el saat itu tidak ada penolakan.

27. Mengenai dokumen, apakah ada data yang paling sulit didapatkan saat

dilapangan?

Sebenarnya kalau mbak perhatikan, kita memainkan data itu ada di

tanggal 7 maret dan 8 maret 2017. Kalau mbak perhatikan, disini kan

agak beda. Karena pada tanggal 7 maret itu kan kami belum

mendapatkan data. Kami baru mendapatkan cerita dari orang yang

sudah ….makanya kalau mbak perhatikan ini tidak detail kan.

Ditanggal 7 ini kan kami mencari bahannya di tanggal 6 kan, terbit 7

maret.

Tanggal 7 maret kami baru dapat dakwaannya. Makanya bisa

nglebejetin sampai sedetail ini kan. Berkembanglah. Karena kan

proyek KTP-el kan yang disidik baru orang yang mengonsepkan

proyek itu, merumuskan, merancang, belum menerima … belakangan

kan sudah jadi terpidana.

28. Cara meyakinkan redaktur bahwa isu KTP-el itu akan menjadi

booming? Selain karena 1 visi?

Pertama karena ini menyangkut nama-nama besar ya, isu besar. Ini

sudah menjadi kacamata seksi dalam isu pemberitaan. Kalau kita

menemukan fakta baru dan ada 2 orang yang menyatakan hal yang

sama, itu pasti di desk nasional, para editor, redpel pun bakal setuju.

Apalagi kalau kita dapat dokumen. Mereka sangat suka banget kalau

dapat dokumen seperti itu.

29. Selain reporter, siapa yang terlibat di meja redaksi dalam menentukan

headline? Yang paling berpengaruh?

Sampai tingkat redpel. Yang paling berpengaruh adalah pimred. Jadi

keputusan akhir ada di pimred dalam rapat itu. tapi kan pimred bisa

memberikan masukan, kalau misalkan, teman-teman di dalam rapat

menerima masukan pimred, ya jadi angle headline itu.

30. Faktor yang mempengaruhi kebijakan redaksi dalam menentukan

headline?

Faktor internalnya ya lagi-lagi sejauh mana kita mendapatkan bahan-

bahan tulisan. Eksternalnya, kalau isu itu lagi bagus, ya kita kejar kaya

kasus KTP-el. Kecuali raja salman ya.

31. Bagaimana cara Koran Tempo menembus narasumber yang susah,

seperti PR. Biomorf ?

Kita google, perusahaan PT Biomorf, dapat alamatnya, nomor teleponnya,

dapat emailnya. Kita email terus dibalas. Lalu bertukar nomor telepon

dengan salah satu juru bicaranya. Kontak-kontakan. Akhirnya dikasih waktu

untuk bertemu di belakang Thamrin City kalau ngga salah, daerah situ lah.

Kantornya kaya ruko lantai 4 lah . bayangkan proyek nasional kantornya

ruko 4 lantai? Berserakan alat-alat scan di dalamnya.

Page 95: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

86

Jadi kalau sekarang kan kita banyakin riset kalau cari-cari itu, alamat

kantornya mana, ada nomor telepon, ada email. Kita coba aja untuk coba

mengontak mereka.

32. Kalau terkendala narasumber, apakah pimpinan bakal ambil alih?

Oh enggak. Tapi terkadang kalau misalkan ada satu moment, si

pimpinan itu lagi dekat dengan orang yang kita cari, itu pasti dia akan

membantu, minta tolong lah. Karena kan kita tangannya tidak bisa

menyentuh banyak orang.

33. Apakah pernah Koran Tempo salah dalam pembuatan berita?

Kayaknya ngga ada deh, sepengatahuan saya ya. Karena saringannya

sangat ketat disini. Kita nulis trus kirimnya ke keranjang matang ada

di website internal kami, nanti di dalam keranjang matang di edit oleh

editor. Trus nanti ke keranjang bahasa, itu setingkat redpel kalo ngga

salah. Kemudian ditingkat redeks, sampai juga nanti di editing bahasa.

Untuk mencari kesalahan titik koma, atau bahasa-bahsa yang kurang

enak dibaca, diganti. Trus motong-motong karakter, kan ini ada

karakternya 2500 atau 3000.

34. Untuk deadline tulisan itu ditunggu sampai jam berapa mas?

Jam 11 masih di tunggu. Tapi rata-rata jam 9 atau jam10 kita udah harus

beres lah di tangan kami para asred atau reporter. Biasanya kalau sudah

malam itu harus sudah lengakpa. Jadi benar-benar di siang itu kita

bergerilya mencari informasi selengkap mungkin, baru kita masak

bahasanya, jadi kita ke pasar beli bahan baku. Dari jam 6 malam itu kita

sudah memulai memasak, memanaskan kompor.

35. Kalau dalam liputan itu reporter tidak memenuhi standar Koran

Tempo misalnya, apa yang akan dilakukan?

Misalnya narsumnya belum memenuhi syarat, kita cari narsum lain.

Kalau masih kurang bagus ya kita tunda perencanaannya, bisa untuk

lusanya dengan menambahkan narsum-narum lain. Jadi kita tuh ngga

ngoyo, sesuai bahan-bahan yang kita dapatkan. Tapi kita harus ada editor

yang nge-push supaya kami mencari bahannya sesuai standar yang

dibutuhkan di rapat.

36. Apa dampak yang ditimbulkan dari pemberitaan KTP-el selama

beebepa hari berturut-turut?

Kalau nggak salah oplahnya naik lumayan. Karena orang kan

penasaran. Coba bayangkan. Seberapa orang suka ngebully novanto?gara-

gara kasus KTP-el kan. Publik kan penasaran sama kasus ini. Terus banyak

juga dari temen-temen, bahkan wartawan. Mereka bilang Sein, berkat

tulisan lu, akhirnya dapat alasan kenapa KTP-el gua telat 1 tahun.

Itu suatu kebanggaan juga kan, kita berhasil mengkuak suatu peristiwa,

yang orang ngga tau kan. Kan menterinya sampai marah-marah, bahkan

ajudannya juga ikut marah-marah. Sebenarnya tujuannya bukan oplah.

Yang pertama itu memberiakn informasi kepada masyarakat bahwa

ini loh, penyebabnya ini loh.

37. Dalam rapat redaksi, siapa yang berhak mengganti angle berita?

Kayaknya sesuai bahan deh. Kadang-kadangkan kita menulis masih capai

kan, jadi editor merubahnya atau merapikannya lebih bagus. Atau ada

omongan si A yang ngelead di taruh di bawah, dipindah di taruh di atas.

Page 96: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

87

38. Kalau yang melakukan penyuntingan siapa mas?

Dari level editor. Karena kalo asred kan, editor muda itu kan kita menjahit

dari pada reporter menjadi tulisan panjang. Abis itu diserahin k editor,dia

saring-saring lah, diajarin kamu harus begini biar bagus.

39. Apakah Koran Tempo akan terus menulis tentang KTP-el walaupun

persidangan Setya Novanto sudah selesai?

Iya, kan masih banyak penerima yang belum ditersangkakan. Kan di

dakwaan itu kan jelas yang menerima suap ini. Penerima yang harus

bertanggung jawab lah. Itu kan tugas KPK, apakah mereka berani menguak

siapa saja yang terlibat. Hari ini kan disebut lagi nama-nama itu sama

irvanto. Irvanto kan pengusaha.

40. Bagaimana redaktur memfilter berita-berita yang masuk di desk

nasional?

Ya kita usulan, disitu kita harus brani berargumen sama redaktur itu,

sebelum ditulis ya. Apakah berita ini layak di koran tempo atau enggak.

41. Sekarang ke faktor pengaruh mas, apa ada pengaruh dari eksternal?

Oh enggak lah, kita kalau ada yang mencoba mengahalangi pemberitaan

kita, maah kita hajar habis-habisan. Ngga ada intervensi dari pihak luar.

Bisa dibilang kita redaksi yang paling steril dari intervensi pihak luar.

42. Kalau pengaruh dari pimpinan redaksi, seberapa besar?

Pimred itu bisa dibantah dalam hal ini. Kalau kita punya argumen yang

kuat. Kita bisa mempertanyakan. Misalkan, saya nulis, saya dapat faktanya

seperti ini, tiba-tiba di berita besok namanya itu hilang. Kita bisa

mempertanyakan loh.karena kan di rapat sudah disetujui sampai tingkat

editor, yingkat redpel, kok bisa hilang tiba-tiba. Tapi itu sebagai contoh, dan

belum pernah terjadi disini.

43. Jadi yang paling berpengaruh dalam menentukan kebijakan

redaksional itu siapa?

Rapat redaksi. Pimred itu memberi masukan di dalam rapat. Kalau misalkan

peserta rapat setuju, maka kiita harus angkat angle itu. tapi kalau peserta

rapat ada yang bisa berargumen dengan pimred, ataupun jabatan paling

tinggi, itu bisa dipatahkan.

44. Itu diputuskan sebelum diterbitkan kan? Artinya tidak ada perubahan

lagi setelah itu?

Iya dirapat siang, terkadang ada perubahan jika di sore hari ternyata ada isu

yang lebih besar. Tapi itu jarang karena kita berbasis perencanaan.

45. Apakah latar belakang wartawan, apakah itu sangat berpengaruh?

Tidak juga. Misalkan yang meliput kasus KTP-el. Tidak harus selalu saya

misalkan yang latar belakangnya adalah anak politik hukum. Siapa saja,

nanati di rolling unjtuk memberikan pengalaman dan menambah wawasan

reporter itu sendiri.

Page 97: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

88

Narasumber : Sunudyantoro

Jabatan : Redaktur Pelaksana Desk Nasional Hukum Koran Tempo

Hari, tanggal : Kamis, 24 Mei 2018

Pukul : 15.00 WIB - selesai

Tempat : Kantor Tempo lantai 4

1. Latar belakang pendidikan Mas Sunu apa?

Saya di UGM jurusan hubungan internasional.

2. Setelah lulus apakah langsung bekerja di Tempo?

Saya lulus, kemudian menempuh pendidikan di sekolah jurnalistik di LP3Y

(Lembaga pendidikan pelatihan pers yogyakarta) di bawah pak siregar,

waktu itu adalah wakil ketua komunikasi UGM Yogyakarta. Sebagai

lembaga nonprofit LP3Y dan saya mendapat pendidikan disana sekolah

jurnalisme selama 6 bulan setelah fresh graduate di UGM. Dari situ saya

langsugn bekerja di Surabaya Post. Setelah itu saya langsung masuk di

Tempo dari 2002 awal sampai sekarang.

3. Berarti sudah 16 tahun di Koran Tempo ya? Ya, 16 tahun. Kalau jadi redpel di koran desk nasional baru setahun ini.

4. Kalau struktur redaksi Koran Tempo seperti apa?

Ini nanti bisa kamu baca di koran itu kan ada, sama persis.

5. Apa peran dan fungsi redaktur pelaksana di Koran Tempo?

Dia bertugas untuk membuat perencanaan dan juga untuk merekonstruksi

halaman satu, cover koran tempo. Kemudian mengontrol naskah-naskah

liputan yang dibawah desk nasional dan politik.

6. Berarti lebih khusus di halaman satu ya?

Lebih banyak di halaman satu untuk cover / headline. Karena dalam

seminggu hampir dua minggu ini full cover dari desk nasional politik.

Paling ada jeda 2 kali dari desk bisnis atau metro, karena isu-isunya lagi

banyak mengenai nasional dan politik.

7. Bagaimana pandangan Anda melihat isu-isu menarik yang akan

diangkat menjadi headline?

Ya standart pemberitaan biasa, sepeti halnya kalau mbak belajar komunikasi

di UIN, apa yang disebut dengan kelayakan berita. Apa saja yang harus

dimuat. Menyangkut isu apa. Domainnya domian publik, sebenarnya

pekerjaan media masa adalah ranahnya ranah publik/masyarakat.

Jadi kalau disitu ada isu publik, disitulah kepentingan media massa masuk

untuk meliputnya dan kalau media cetak kemudian naskahnya di bikin

cetak.

Ukuran-ukurannya apa, kita di Tempo punya 13 ukuran kelayakan berita,

nanti bisa dilihat. Mbak kalau mau cari soal itu, mba bisa baca atau cari di

perpustakaan atau di gramedia juga ada tentang tempo. Sehingga kemudia

bisa lebih fleksibel.

8. Bagaimana pola komunikasi antara redaktur pelaksana dengan

bawahannya?

Jadi di setiap hari itu kita ada rapat perencanaan di pagi hari jam 8, by

online melalui whatsapp grup. Kemudian kita rapat untuk menentukan item-

item apa saja yang ditawarkan untuk cover story di koran tempo. Di pagi itu

juga kita mendeliver informasi tawaran-tawaran dari reporter dilapangan

Page 98: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

89

untuk mengisi halaman dalam maupun cover. Kemudian ada proses diskusi

kamu seharusnya membahas soal ini, trus kemudian ini sudah sampai soal

ini kemudian kamu kembangkan lagi.

Dan nanti di jam 1 siang kami ada rapat ngecek bahan, untuk liputan yang

halaman depan, cover story sampai halaman 6.

Sebelum rapat itu setengah jam sebelumnya, saya sudah menagih kepada

kawan-kawan yang dilapangan desk nasional hukum dan politik itu untuk

ngecek, kamu gimana perkembangan soal ini sebelum di presentasikan nanti

di rapat jam 1 itu. pas rapat di jam 1 juga tetap nanya, sekaligus

berkomunikasi seperti apa perolehannya.

Itu yang kemudian menjadi bahan presentasi apakah layak untuk dibikin

cover koran tempo atau enggak. Karena bahannya penting untuk mengukur

apakah nanti eksekusinya atau tidak.

9. Bagaimana strategi redaktur pelaksana untuk mempertahankan

argumen di depan pimred?

Karena semua itu melalui proses perencanaan, dan kemudian perencanaan

itu berusaha untuk kita taati. Misalnya dari pagi perencanaan itu sudah

disetujui di awal, kemudian kita terlaou mudah berargumentasi bahwa bahan

iu sudah cukup.

Yang penting biasanya di koran itu lebih kepada kekuatan bahan dihari itu,

apa yang ada di tangan dan apa yang bisa dikejar sehingga perkiraan oh ini

bisa dikejar, oh ini ngga bisa dikejar karena oangnya ngga ada disana, ini

ngga akan tembus deh karena orangnya ada di Amerika atau lagi diluar.

Bahan yang ada di tangan seperti itu, angle atau bahan yang kita bawa di

dalam rapat itu.

10. Bahan itu termasuk narasumber?

Bahan itu lebih kepada data, informasi dari narasumber, dokumen.

Kemudian dokumen bisa dalam bentuk kertas file, atau dalam bentuk

gambar rekaman atau foto. Tapi karena kita di cetak, biasanya lebih bermain

di dokumen. Kalau misalnya ngomong soal KTP-el ya, dokumen mulai dari

KPK, dokumen dari pengacara, atau dokumen dari kejaksaan, yang kita

jadikan bahan untuk pengembangan isu di dalam liputan itu.

Sekaligus nanti kemudian ditanya syukur-syukur yang kompeten yang

sesuai apa yang menjadi liputan kita hari itu. kalau ngomong soal kasus

korupsi KTP-el ya pasti bagaimana dengan setya novanto dapat dari

pengacara.

Bagaimnaa dengan omongan pimpinan KPK, bagaimana dengan juruu

bicara KPK seperti itu. lagi-lagi, kalau dokumen yang kita dapat .

dimudahkan dengan prses argumentasi untuk dijadikan cover story.

11. Nilai-nilai apa saja yang ditekankan oleh Koran Tempo dalam menulis

berita?

Semoga aku tidak salah menyimpulkan dengan apa yang dimaksud dengan

nilai-nilai. Yang jelas kemudian semua kelayakan berita, kemudian unsur-

unsur dari sebuah berita itu harus terpenuhi harus akurat, kemudian clear

infornmasinya, harus balance semuanya, kemudian terus menekankan cek

dan recek, semua informasi harus di cek dan recek. Selain itu dalam hal

kode etik kita juga harus memegang penuh, misalnya narasumber

Page 99: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

90

menyatakan ini sebagai informasi, kita juga harus cek ricek informasinya

kita pakai saja sebagai bahan tetapi kemudian dia tidak disebutkan namanya.

Kita juga menghitung apakah kemudian narasumber yang kredibel, yang

selama ini memberikan informasi yang akurat, atau selama ini narsum

kurang kredibel. Menakar termasuk apakah informasi yang diberikan itu

akurat dan bisa di cek. Semua harus kita cek ricek temuan-temuan kita

secara jurnalistik memberikan akurasi yang tinggi.

12. Kriteria narasumber yang kredibel itu yang bagaimana?

Satu, kalau dalam sebuah peristiwa dia adalah pelaku, dalam kasus korupsi

KTP-el, pelakunya adalah setya novanto. Kalau setya novanto bukan pelaku,

dia punya pengacara, Fredich Junaidi atau siapa. Kemudian korban, korban

dalam kecelakaan itu orang yang sedang luka atau berada di rumah sakit,

atau dalam kasus terorisme dia merupakan sasaran dari terorisme. Kemudian

dari lembaga atau pihak yang memiliki kewenangan. Kalau dalam kasus

korupsi itu yang memiliki kewenangan besar adalah KPK, maka dialah yang

memiliki kompetensi .

13. Kalau lembaga nonprofit seperti ICW, bagaimana mas?

Dia kan memiliki kompetensi karena dia mengadakan kajian secara terus

menerus, secara intens, kemudian dia memiliki datanya, memiliki angka-

angkanya, dia memiliki kajian, dia konsent di isu itu. kemudian dia

memiliki kompetensi untuk menjelaskan menganai isu-isu yang berkaitan

dengan korupsi, termasuk korupsi setya novanto.

14. Tadi kalau tidak salah, mas Sunu menyebutkan mengenai narsum

anonim ya. Apakah di koran tempo diperbolehkan menuliskan narsum

anonim? Di tempo diperbolehkan sumber anonim dengan syarat sumber anonim itu

kita kenal, kita ketahui, dan kita mengerti kredibilitasnya selama ini, plus

menceritakan untuk sebuah peristiwa bukan menceritakan opini. Kalau

opini, misalnya jokowi tidak demokratis, dia minta buat off the record,

jokowi tidak demokratis kok minta disebutkan anonim, semua orang juga

ngomong kok. Atau sebaliknya, misalnya prabowo itu terlibat pembunuhan

aktivis,itu kan semua orang sudah ngomong, lalu dia minta disebutkan

anonim, jangan seebut namaku ya. Ngga ada urgensi untuk mengatakan dia

anonim.

Kalau enggak, kita cari sumber lain yang bisa ngomong tentang dia tidak

anonim. Memang sejauh ini, semua informasi kita usahakan berbunyi atau

kita sebut sumbernya atau on the record. Kecuali dalam kasus korupsi yang

sifatnya investigatif, walaupun kita koran bukan majalah tapi upaya-upaya

kita cenderung investigatif, dan kita mengerti siapa sumbernnya, mengerti

kredibilitasnya, dan kita cek akurasi informasinya oke, Informasi yang

sifatnya anonim tadi.

15. Ada batasan waktu tidak untuk sebuah berita dijadikan headline?

Batasan untuk berapa hari saya tidak tahu, yang jelas kalau isu itu jadi

perhatian publik, kemudian isunya menyangkut publik kaya KTP-el yang

mengalami kerugian mencapai 2,3 Triliun, nilainya 5,84 Triliun, itu kan

besar sekali dan itu uang negara, uang kita semua dari pembayaran pajak dll.

Itu kan artinya ada sesuatu nilai yang dirampas oleh seseorang itu.

Page 100: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

91

Kita sebagai jurnalis yang menjalankan fungsi sebagai kontrol, watchdog

terhadap siapapun yang memiliki kekuasaan, kemudia kita memiliki hak

untuk mengontrol dia, mengontrol setya novanto sebagai ketua DPR, karena

selama menjalankan tugas sebagai ketua DPR, ternyata dia tidak amanah,

ternyata dia menyelewengkan duit, dia mencuri dari proyek KTP-el.

Kemudian itu membuat sampai sekarang banyak rang yang belum

mendapatkan KTP-el.

Bagaimana cara membatasinya, yaitu satu, selain isunya masih kuat, kedua

adalah dibandingkan dengan isu lain yang mana mendapat perhatian publik,

atau kekuatan bahan kita. Kalau kemudian bahan kita ngga kuat, tentu kita

juga tidak bisa menampilkan sebagai sebuah coverstory. Jadi ada sejumlah

pertimbangan-pertimbangan yang kemudian apakah suatu isu dibikin berseri

3 minggu sekaligus atau 2 minggu sekaligus, semua tergantung itu.

Nah, dalam hal kasus setya novanto kan diawal-awal, satu, bahannya,

kedua, perhatian publik lagi kesitu, kemudian ada peristiwa yang setiap hari

terjadi yang berkaitan dengan setya novanto. Kalau ngga salah hampir dua

minggu waktu itu cover storynya tentang stya novanto.

Tapi di isu lain, mungkin kita cuma dua kali cover story karena kemudian

topik ini kalah atau tergerus dengan topik baru yang lebih hangat, lebih

kuat.

16. Berarti itu yang menjadikan koran tempo mengangkat isu KTP-el

selama beberapa hari berturut-turut ya? Sedangkan di media lain

sedang booming isu Raja Salman berkunjunng ke Indonesia?

Ya, Raaja Salman kita tetap tulis tetapi tidak menjadi cover. Kenapa begitu?

Bagi kami urgensinya kepenntingan publiknya lebih tinggi soal duit kita

yang dicuri seorang pejabat publik, ketua DPR yang sebelumnya adalah

ketua fraksi Golkar, dan kemudian dampaknya terasa sampai sekarang.

Sehingga kita tetap milih liputan stya novanto itu sebagai cover story, bukan

raja salman. Raja salman tetap kita tulis, tapi kemudian kan kita tempatkan

dihalaman internasional ataupun halaman yang lain.

17. Sebagai redaktur pelaksana, pandangan Anda mengenai kasus korupsi

KTP-el dari awal sampai sekarang bagaimana?

Proyek ini dari awal memang didesign dengan tujuan baik, tetapi kemudian

baik dipihak pemerintah atau DPR itu, karena nilainya besar, disitu ada

proyek sejumlah item pengadaan sehingga kemudian antara DPR dan

pemerintah itu berusaha ada yang nakal terutama di komisi 2 dan

melihatnya sebagai sebuah proyek yang dibagi-bagi, dari pihak pemerintah

dapet, dari pihak DPR dapet dan semua partai yang terlibat dalam

pembahasan ini mendapat jatahnya, ini semacam proyek yang dibagi rata

keuntungannya, sebenarnya bukan keuntungan tetapi uang kita yang dicuri.

Sehingga disitu ada penggelembungan nilai tehadap, misalnya perekaman

mesinnya senilai sekian, atau harga perlembar bahan dasar untuk KTP-el

mestinya Cuma 1500 menjadi 3000 perlembar, itu kan menjadi luar biasa

100% kali berapa juga penduduk indonesia. Kemudian perekaman

pengadaan kamera, plastiknya, tintanya, dan itu banyak sekali kan item-item

di dalamnya.

Ketika dari awal kita sudah mendengar ada permainan, ada jatah-jatahan,

kita tunggu perkembangannya, dari penyelidikan KPK . Kemudian kita

Page 101: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

92

menjadikannya isu atau tema liputan yang harus kita kawal sampai selesai.

awal-awal kita ngga menyangka orang seperti stya novanto akan bisa

menjadi tersangka, tapi kemudian dengan liputan yang terus menerus, KPK

juga bekerja, BPATK juga bekerja, Presiden punya kemauan, pimpinan

KPK memiliki keberanian untuk mengungkap itu, kemudian terungkap satu

persatu siapa yang menjadi dalang atau pemain dalam proyek KTP-el.

18. Pandangan Koran Tempo dalam mengemas berita KTP-el bagaimana?

Apakah lebih memihak KPK atau Pemerintah atau justru masyarakat?

Memihaknya adalah kepada publik, domainnya adalah publik. Jadi semua

pemberitaan ditujukan kepada publik. disitu ada uang kita dan tugas media

adalah menjadi pengontrol, menjadi wathcdog, terhadap siapapun yang

berkuasa, bisa Presiden, bisa DPR, bisa MK, bisa pejabat ditingkat

provinsi/kabupaten, orang-orang yang secara Undang-Undang, secara

kebutuhan publik, dalam keadaan bernegara itu memiliki kekuasaan,

memiliki akses, memiliki kesempatan untuk mengelola pemerintahan,

mengelola uang kita semua yaitu dari pembayaran pajak.

Jadi tidak memihak kepada DPR atau kepada pemerintah atau kepada

misalnya KPK, tetapi melihat kepada kepenntingan kita semua, ketika kita

ngomong jurnalisme, domainnya lagi-lagi adala publik, ranahnya ranah

publik, wilayahnya adalah kepentingan kita bersama. Kalau kemudian disitu

ada kepentingan. Karena nafas jurnalisme itu ya disitu. Jadi kalau kita

ngomong itu membela KPK atau membela stya novanto atau membela

menteri dalam negeri tapi lebih membela kepada kita sebagai warga negara,

yang memilik hak mendapatkan KTP-el dengan layak, kita membayar pajak

dan pajak itu yang menjadi APBN, tenyata dicuri orang. Lebih kesitu

konsentanya, lebih pada pemilihan-pemilihan kepentingan publik.

19. Dalam Rapat ada rapat perencanaan, lalu rapat checking. Lalu proses

penyaringan berita setelah itu bagaimana?

Nah, nanti sore ada diskusi lagi antara penulis, termasuk saya sebagai redpel

mengarahkan bahannya seperti ini, perolehanmu seperti ini, oke kalau

begitu kamu mulai tulisan dari sini, atau, kok ini kurang kuat. Disitulah

untuk mengukurnya, di sore hari itu penyaringannya, tapi perencanaan tadi

juga termasuk bagian dari penyaringan sehingga angle kita tidak terlalu

melebar. Perencanaan itu kemudian menentukan hasil akhir. Perencanaan

yang baik, maka eksekusinya akan baik. Kalau perencanaannya ngawur,

tidak berbasis faktual dan bisa dikejar, ya kita ngga dapat apa-apa, kalau

bisa perencanaan itu bahan sudah mencapai 50-60 % ditangan.

Artinya apa? Kita sudah kontak kanan kiri, sudah ngobrol kiri kanan,

bagaimana konstruksi persoalannya, bagaimana duduk persoalannya, siapa

aktornya, mengapa terjadi demikian, itu sebagian sudah ada ditangan kita.

Itu yang menjadi ketika mengusulkan perencanaan, rencana kita sudah kuat

yang kemudian bisa di eksekusi dari situ. Karena kita gomong koran.

Nah, dipagi itu sudah budgeting, anglenya sudah halaman satu, layout

halaman satu apa, halaman dua apa, walaupun nanti di rapat checking

dihitung lagi karena nanti ngecek bahan sekaligus budgeting. Oh ternyata ini

kurang kuat, iniperlu diganti, atau ini item 4 lebih kuat datanya

dibandingkan item 1 halaman 1. Sebaliknya item 1 halaman 1 kita tuker saja

Page 102: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

93

di halaman 4. Disitu juga proses checking sekaligus budgeting karena

halaman per halaman harus kita cek.

Budgeting itu menempatkan berita0berita sesuai halamannya. Kalau di rapat

checking jam 4 itu membahas halaman 1 dan berita utama di halaman

dalam. Kalau halaman nasional di bawahku, halaman 7 sampai 9 ini,

kemudian kita di hari itu sore jam setengah 4an, kita sudah ngecek juga

bahan-bahannya ke kawan-kawan desk nasional itu. dari pagi sudah

direncanakan, kalian Maya pergi kesitu, Ico pergi kesana, indri kesini,

Hussein kesana, atau kemudian katakanalah belum ada isu yang kuat, dari 4

oeang itu mungkin yang bisa kita pantau Cuma 2 isu, mereka kan orang-

orang di lapangan yang kreatif, yang kemudian juga dituntut untuk mencari

atau mengususlkan angle. Kita tanya, apa ususlanmu Hussein/Fransisco

untuk halaman dalam, atau yang dari awal sudah kita tugasi, bagaimana

perolehanmu hari ini unutk halaman dalam.

Nah nanti ditagih jam segini, langsunng kemudian kita budgeting. Item satu,

kita sebagi redaktur kemudian menimbang, oh ini lebih kuat dibandingkan

yang ini, bahan Maya lebih kuat dibandingkan bahan milik Fransisco, bahan

danang ini rasanya isunya agak tipis-tipis, oke bener clear, tapi rasanya dari

sisi isu kurang kuat, oke dihalaman 9 aja kalau gitu. Jam segini kemudian

kita budgeting untuk halaman dalamnya.

20. Lalu setelah budgeting, tahapan apa yang dilakukan?

Setelah budgeting, kemudian mereka eksekusi, temen-temen yang

dilapangan itu menulis. Kita memiliki kepok A, kepok B. Kepok B itu terbit

lebih awal, ngomongin koran untuk halaman 9 dan 10 desk nasional itu jam

18.00 atau 19.00 sudah harus masuk tulisannya, kemudian kita edit dan

dibawa kebagian bahasa , baru ke design.

Kemudian yang kepok A, lebih belakangan, jam 9 malam kita edit lalu

dibawa ke editor bahasa, kemudian ke design. Nah kalau untuk halamn

depan/headline bisa agak akhir, karena satu, proses menulisnya, kedua,

kelengkapan beritanya, ketiga, mungkin kita menginginkan yang lebih baru

dibandingkan tempo.co, detik.com, kompas.com. kita berusaha mencari

angle yang agak maju atau lebih maju dibandingan apa yang sudah muncul

di berita online.

21. Proses akhirnya bagaimana?

Proses paling akhir ada di bagian design itu. biasanya untuk koran, cover itu

dilihat oleh banyak orang. Kita lempar ke grup untuk saling mengoreksi, oh

ini ada salah, atau judulnya kurang menarik ya, itu sekitar jam 11, tapi untuk

cover halaman depan saja. Kita lempar digrup karena untuk memberikan

peluang semua orang bisa membaca dan bisa saling mengoreksi kalau ada

sesuatu yang salah. Ada grup PDF namanya, yang kemudian itu membahas

mengenai cover. Karena cover itu kan jualannya atau masterpiece hari itu di

koran ini kan, ini kita diskusikan secara lebih mendalam. Jam 4 biasanya

kita diskusi dengan orang-orang design membahas masalah cover, idenya

seperti ini. Kemudian orang-orang design itu menerjemahkannya dalam

bentuk gambar-gambar.

22. Pimpinan redaksi itu termasuk dalam menentukan kebijakan?

Ya pimred menentukan, karena dia bertanggung jawab terhadap semua isi

kan. Biasanya diskusi untuk cover itu pimred banyak terlibat. Di dalam

Page 103: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

94

rapat pagi, rapat siang, itu juga pimred terlibat disitu. Dia yang kemudian

menajamkan angle, menambah informasi, ikut mengayak bahan,

mengarahkan, Atau dia nambahin, kemarin ketemu ini, informasinya seperti

itu bukan seperti ini, atau kadang juga dalam hal tampilan seperti ini, tolong

itu design gambarnya agak dinaikan dikit, ada garis-garis yang agak

mengganggu. Itu diskusinya antara pimred, design, kita redpel dan rekan-

rekan juga ikut nimbrung, bahkan termasuk kawan-kawan reporter juga bisa

ikut memberi masukan tehadap isi halaman 1.

23. Tapi keputusan akhirnya ada di pimpinan redaksi?

Semua, karena kan yang bertanggung jawab dia. Saya ngga tau apa yang

kamu sebut dengan keputusan terakhir. Yang jelas kemudian, di malam itu

kita membagi dengan yang namanya City Desk, siapa yang betanggung

jawab pada malam itu terhadap keseluruhan isi untuk cover itu. CD itu yang

bertanggung jawab, misalnya untuk memberi keputusan, ya covernya udah

oke, designnnya udah oke, ya Go cetak! Misalnya malam ini aku CD,

artinya aku piket lalu diskusi dengan pimred, diskusi dengan tim yang di

grup tadi itu

24. Apa kebijakan redaksi itu ada di pimpinan redaksi?

Jadi gini, semua liputan apapun semuanya by rapat. Rapat redaksi itulah

yang kemudian menentukan terhadap semua konten itu. jadi tidak ada orang

yang menjadi dominan, menjadi penentu akhir sebuah keputusan terhadap

konten di koran tempo, tempo.co, atau majalah tempo. Dalam konteks koran

juga begitu, semua dibawa ke rapat, artinya kalau ada yang setuju atau tidak

setuju ya di rapat itu yang menentukan, tidak ada orang yang menjadi

dominan, disitulah perang argumentasi, disitulah kemudian saling berdebat,

dengan basis informasi yang dimilikinya, debatnya disitu, semua level

dilibatkan.

Bahwa kemudian pimred bertanggung jawab dan ikut menimbang itu iya,

karena dia adalah penanggung jawab, bahwa kemudian dia bertanggung

jawab dan menjadi dasar pertimbangan atau sering disebut sebagai penentu

akhir iya, tapi bukan berarti itu semcama byangkan pemerintahan yang

otoriter atau raja yang bertitah apapun yang dia mau kemudian diiyakan,

dalam pengertian karena dia penanggung jawab dia harus menimbang

semua seisinya tadi ituproses di redaksi itu yang kemudian menentukan

keputusan dari si pimred juga. Kalau misalnya bahan tidak kuat dan pimred

bilang oke, ya jalan dan ingat bahwa semua kita disini terdidik dengan yang

namanya bekal kode etiknya sama, mengukur kelayakan berita itu sama,

bagaimana menjaga garis api antara iklan dengan redaksi itu pelajarannya

sama, bagaimana menegakkan kode etik itu sama.

Jadi kita sudah tau pasti kalau pimred menentukan sesuatu itu lebih kepada

konten bukan karena campur tangan dia interest atau ada kepentingan apa.

Lebih kepada kelayakan dan pengayaan, atau mutu konten, bukan karena dia

punya interest atau dia dibayar atau apa oleh orang lain, kemudian dia

menentukan iu tidak ada. Karena sebagai jurnalis di tempo itu untuk kode

etik kelayakan berita, garis api antara berita dan iklan, jelas sekali. Semua

sebagai sebuah ilmu yang semua orang memiliki pengetahuan itu dan

terinternalisasi di dirinya.

Page 104: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

95

Jadi tidak ada misalnya karena pimrednya dekat dengan Prabowo, maka bla

bla bla. Itu tidak akan pernah terjadi. Atau karena pimrednya dekat dengan

jokowi, sehingga beritanya akan banyak condong terhadap jokowi. Tidak

begitu. Semua by proses dari awal perencanaan, semua berargumentasi

disitu, ukuran-ukuran tentang kelayakan berita, bagaimana unsur cover both

side, bagaimana informasi itu disebut clear atau tidak clear, kita punya

pengetahuan yang sama.

25. Tantangan apa saja yang dialami redaktur pelaksana selama menulis

berita korupsi KTP-el?

Tantangannya pada narasumber-narasumber, pasti itu, ini proses hukum

yang terus bergulir, KPK ynag suatau saat menjadi lembaga yang

kompetensi kewenangan dalam menghandle isu ini, tidak semuanya terbuka.

Justru disitu tantangannya, kemudian bagaimana kita pintar-pintar

melakukan lobi pada pimpinan atau penyidik KPK. Atau bagaimana kita

juga membangun kepercayaan atau lobi kepada narasumber yang dia adalah

pengacara atau bahkan pelaku korupsinya. Kita bisa tahu, mungkin dia ingin

melakukan seperti ini atau dia punya kepentingan seperti ini, cek aja.

Yang namanya stya novanto itu akan selalu ngomong bahwa dia tidak

terlibat, yang melakukan adalah orang disekitarnya. Akan selalu ngomong

seperti itu. tapi disitulah tantangannya. Justru bagaimana kita sebagai tim,

saya sebagai redpel, dan tim dibawah itu menembus tantangan –tantangan

tadi itu sehingga kita tetap menyuguhkan, menyampaikan berita dengan

menarik dengan proporsi yang lebih akurat, informasi yang berbeda dengan

media lain. Itu yang kemudian menjadi “jualan kita“ kepada publik dan

pembaca.

Narasumber tidak semuanya terbuka , itu pasti. Tidak hanya di isu korupsi

tetapi di isu banyak hal yang sifatnya, orang itu kan pada dasarnya tidak

mau dibuka aibnya, atau dibuka keburukannya. Sementara kalau kita

meliput, karena kita bertugas mengontrol kekuasaan, kita ingin mengungkap

“kesalah/kebusukan/mismanagement” yang dia lakukan. Dan orang pasti

tidak happy kan kalo dibuka seperti itu. beda kalo misalnya kita menulis

mengenai selebritas atau apa yang ngomong soal happy-happy aja kan,

kemudian dia ngomong soal pergi kemana, kesukaannya apa, travelling

kemana, dan berita-berita yang tidak berisiko terhadap politik, keamanan,

atau kehidupan pribadina, itu yang membedakan.

26. Bagaimana strategi Anda menembus narasumber yang sulit ?

Kita bisa mengukur, satu, karena apa persoalannya, kedua, bisa ngga

misalya untuk narasumber yang lain, biasanya narasumber yang menjadi

tahanan KPK. Kalau setya novanto ngga mau ngomong ya kan ada

pengacaranya, pengacara juga mempunyai interst, dia pasti akan

menjelaskan. Atau kemudian kita selalu mempunyai cara, selalu mencoba,

katakanlah ketika awal-awal setya novanto di tahan itu, kita berusaha

mewawancarai keluarganya, lewat pengcaranya, lewat pimpinan KPK,

Wawancara dengan setya novanto sebagai pelaku.

Ada juga narasumber yang cukup penting di dalam kasus KTP-el ini adalah

Johanes Marliem yang ada di Amerika, dan hanya tepo yang bisa

wawancara dengan dia, karena suatu saat kita pernah memuat dengan bagus,

dalam pengertian datanya kuat, akurasinya kuat, kemudian si orang ini

Page 105: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

96

berpikir gila nih tempo punya semua bahan-bahan tentang ini, kira-kira

seperti itu kemudia ketika kita kontak, dia mau untuk merespon dan

membuka informasi. pasti dia punya kepentingan, tapi kan kita bisa

mengukur kepentingan dia itu apa, kita cek ricek kan terhadapminformasi

yang diberikan. Dalam hal Johanes Marliem itu kita sangat ekslusif

kemudian sebelum dia tewas bunuh diri di Amerika.

27. Lalu, apakah redaktur pelaksana juga ikut berperan dalam menembus

narasumber yang sulit?

Redpel itu bisa menugasi, bisa membantu. Semua level di tempo itu dalam

posisi dia “siap turun” melakukan liputan, termasuk wawancara. Tidak ada

kemudian, bahkan redpel. semua melakukan cara yang sama untuk

bagaimana mendapatkan informasi yang lebih.

Di dalam kasus KTP-el itu misalnya pimred karena sudah lama kenal

dengan setya novanto dan kawan-kawannya, Dalam isu yang lain, mungkin

aku lebih bisa di terima atau mungkin nyaman untuk bertemu atau berbicara.

Kan kita semua dulu dari bawah sekali, kemudian melakukan proses

jurnalistiknya sama, ya bertemu narasumber, melakukan lobi, membangun

relasi. Jangan sampai kita ketika naik level. Kawan-kawan yang sedang

dilapangan juga begitu, pengalaman berinteraksi, kemudian berjejaring,

yang kadang-kadang membuat bnarasumber lebih nyama untuk berbicara

dengan si dia dari pada yang lain.

Mungkin Johanes Marliem, satu, kita pernah meliput itu, kita pernah

menyinggung mengenai perusahaannya, ketiga, ada kegigihan dari tim kita,

semua saluran yang memungkinkan ke dia, akan kita tembus. Mungkin

lewat facebook, wa, termasuk kita menggunakan jaringan internasional kita

melalui koresponden atau melalui siapa yang di Amerika sana. Kita punya

koresponden disana yang dia mempunyai akses ke kepolisisan, atau kepada

pengadilan di Amerika, kita bisa nanya.

Semua pintu itu kemudian kita ketuk, kita gunakan, semua cara untuk

mendapatkan informasi lebih, contoh yang paling real adalah mengejar

Johanes Marliem. Kadanga-kadang juga karena faktor lucky atau untung,

misalnya dulu itu Johanes Marliem kita kontak berkali-kali ngga kontak,

ngga nembus, tetapi tiba-tiba dia mengontak telepon balik ke kita dari

Amerika. Mungkin narasumber juga kan kadanga-kadang memerhatikan,

kok tempo ini sekali ya. Jadi dia pasti juga mempunyai agenda sendiri kan.

Lagi-lagi informasi dari narasumber kita akan cek ricek kan. Caranya itu.

28. Apakah ada permintaan dari pembaca untuk mengangkat isu

mengenai KTP-el?

Selama ini ngga ada dari pembaca, kalau partner sih dari temen-temen

diskusi anak-anak di ICW, anak-anak di Lembaga-lembaga yang konsent

terhadap isu korupsi, itu teman diskusi sih, bukan dalam pengertian dia

pembaca tempo, tetapi dia juga eman diskusi, jejaring lah. Kadang-kadang

menjadi narasumber, kadang-kadang menjadi teman ngobrol atau teman

nognkrong, yang kemudian dari situ kita, oh iya ya, kemaren kayaknya ini

luput dari perhatian deh, dari nongkrong itu biasanya muncul seperti itu.

Atau dia ngasih informasi, ini loh mas kemarin saya ketemu ini, kayaknya

patut ditelusuri deh. Mungkin dia pembaca ya, tapi dia juga adalah jejaring

Page 106: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

97

kami, kawan kami yang sama-sama konsent soal korupsi , dia kemudian

memberikan informasi.

29. Kemudian masuk ke dalam faktor-faktor yang mempengaruhi,

seberapa besar peran wartawan dalam memproduksi berita?

Semua level itu berperan, karena kalau reporter kita juga ngga dapat apa-

apa. Semua level menurut saya derajatnya sama. Karena setelah saya dapat

informasi eksklusif, kemudian bentuk tim 2-3 orang untul eksekusi, kalau

yang dilapangan tidak melakukan eksekusi dengan baik, Juga tidak akan

berjalan dengan baik.

Sebaliknya, jika eporter yang berada dilapangan itu kemudian dia tidak

gigih, tidak rajin, tidak pandai membangun relasi dengan narasumber, dia

todak akan banayk informasi eksklusif juga. Itu yang saya tekankan kepada

Hussein, Indri, Maya, Ico, selalu membangun itu dan bisa mencari informasi

lebih dibandingkan media lain. Tapi dengan kegigihan, atau sedikit

menemani mereka, mungkin dengan kemampuan kita untuk bertanya lebih

nakal atau ketika kita bertemu dengan banyak orang, kita mempunyai

amunisi, jadi ketika kita bertemu dengan narasumber, kita lebih lengkap

bertanyanya untuk ke narasumber itu dibandingkan dengan wartawan lain.

Itu yang kemudian memberi nilai lebih kepada wartawan itu terhadap bahan

yang di setor, bahan yang digunakan untuk penulisan cover story maupun

bahan yang digunakan untuk penulisan nasional koran tempo.

30. Adakah intervensi dari pemilik media?

Gini aja, di buku itu ada contoh-contoh intervensi. Itu coba kamu baca. itu

kan poster bukan dari pemilik media tapi itu orang luar, PLN yang berusaha

intervensi ke kita, lalu kemudian kita tolak intevensi itu. Pemilik media di

tempo itu kan, Komisarisnya diantaranya Gunawan Muhammad, mereka

tidak pernah datang kesini. Lagi-lagi semua berada di bawah redaksi.

Sebagai contoh gini aja tapi contohnya di majalah ya, contoh yang paling

sederhana dan itu di tulis di tempo.

Tahun 2007 kalo ngga salah, ada banjir besar di jakarta. Sejumlah ahli

berpendapat, orang-orang yang ada di bidang lingkungan menyatakan

bahwa penyebab banjir itunadalah pantai indah kapuk di sana. Nah kita

investigasi. Dari penemuan investigasi kita, iya benar adalah penyebabnya

selan faktor hujan lebat juga pantai indah kapuk sehingga air dari jakarta

tidak bisa masuk ke laut.

Ketika kmudian kita mengkonfirmasi kepada pemilik modal pantai indah

kapuk, disitu ada orang yang namanya Ciputra. Ciputra itu memilik satu

saham lewat PT Pembanguna Jaya milik DKI dan swasta, karena BUMD ya.

Kurang lebih kami di tempo mengkonfirmasi kepada pak Ciputra itu,

kutipan langsung kira-kira seperti itu, “kemudian kata Ciputra yang juga

pemilik sebagian saham Tempo”. Untuk menunjukan bahwa kita

independen.

Koran saya ingin memberikan gambaran seperti ini. Pada tahun 2004 pemilu

awal-awal yang pemilihya bnayak. Itu semua media yang memiliki

percetakan dapat jatah untuk mencetak kartu suara. Karena waktu itu

prosesnya butuh waktu cepat, semua perusahaan akan mendapatkan jatah

order cetak kartu suara dengan melanggar ketentuan tender. Kompas, tempo,

media indonesi, jawa pos, pikiran rakyat. Karena untuk cepat kemudian

Page 107: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

98

percetakan yang ada diberdayakan. Tapi tendernya ada yang dilanggar.

Koran tempo menulis PT Temprint itu melakukan pelanggaran terhadap

aturan tender surat suara yang tadi. Tentu kita tulis semua, bahwa bukan

hanya tempo, tapi juga media lain.

Gambaran lain, tahun 2006, sejumlah tokoh, artis, kena tipu semacam

perusahaan permodalan namanya Dezel di Jerman, perusahaan kaya money

games atau apalah. Dulu ada matias muctus, indra lesmana, riri reza,

termasuk gunawan muhammad. Karena diajak oleh teman-temannya dan dia

adalah korban dari bisnis investasi itu. kita tulis dan kita ngomong. Mas

Gun sebagai pendiri tempo dan salah satu komisaris, dia ngomong Tulis aja,

silahkan. Tapi jangan hanya saya, karena korbannya kan banyak. Dan kits

tulis.

Itu menunjukan bagaimana independennya kami di Tempo. Itu contoh yang

pihak luar mencoba intervensi melalui perusahaan, kita lawan dengan

poster, kita lawan dengan pemberitaan. Ada tulisan disitu, Jangan intervensi

kami. Saya ngga tau kamu punya pengalaman atau kawan dengan media lain

atau apa. Kamu bisa bandingkan lah dengan kawan-kawan yang bekerja di

metro TV, MNC grup, atau bahkan di Kompas. Disini ngga pernahGunawan

Muhammad datang, nongkrng, ya dia datang aja.

Kalau di Kompas, orang lagi seperti ini, Jacob Utama datang, semua akan

salim, ada feodal. Disini enggak. Kemudian disini ini semua level itu

panggilnya nama aja, untuk menghilangkan hirarki atau mas dan mbak.

Setua apapun dipanggilnya mas dan mbak, bukan bapak dan bukan ibu. Ya

meskipun kawan-kawan yang non redaksi biasanya , sekretaris ngga bisa

kan karena dia. Tapi di redaksi itu, saya manggil guanawan muhammad ya

mas, meskipun dia sangat tua 70 sekian tahun, atau itu untuk mengurangi

jarak. Kan dengan menumbuhkan sikap egaliter itu kemudian saling kontrol

dan saling ewoh itu, salig kontrolnya enak dan kemudian tidak ada saling

ewoh yang begitu kuat. Kira-kira gitu.

31. Konfimasi sekali lagi, belakangan muncul opini kalau Koran Tempo itu

hanya mengejar iklan dan seberapa besar tekanan dari luar?

Ya tadi, itu aja kita lawan. Bahwa yang namanya media massa itu ada yang

namanya perkawinan antara industri dan idealisme. Artinya ya kita jualan

barang kalau untuk cetak, koran, majalah. Dan juga mencari iklan, itu pasti.

Kemudian itu yang disebut dengan pagar api/ fire wall. kamu kalau belajar

komunikasi pasti ada yang namanya fire wall, pemisah antara ruang redaksi

dengan ruang bisnis. Yang disitu harus ketat, dia menyentuh kesini dia akan

terbakar, dia menyentuh kesin dia akan terbakar. Out yang membuat kami,

termasuk aku bertahan disini setelah sekian tahun, karena diantaranya,

kasarnya kami mau menulis apa saja, kami bisa.

Tahun 2011 atau 2012, di buku itu ada yang dapur redaksi. Itu pertamina di

awal tahun berkomitmen dengan tempo untuk masang iklan dengan nilai

kalau ngga salah 5M selama setahun, artinya 12 bulan. dimanapun juga

selalu begitu, dibayarnya satu bulan atau dua bulan pertama, per termin lah.

Di bulan april atau maret, kami majalah tempo, ini ngomongnya di majalah,

karena contoh yang paling real di majalah. Kami menulis investigasi

mengenai minyak yang itu intinya adalah membongkar kebobrokan

Page 108: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

99

pertamina dalam hal bisnis minyak. Waktu itu dirutnya adalah Ibu Kern

yang terakhir kasusnya korupsi juga.

Ini begitu kita muncul, kita terbit dengan investigasi tentang minyak yang

membongkar PT Pertamina itu, keren sebagai direktur utama marah kepada

tempo, dan kemudian dia bilang, Elu kalau mau lanjut iklan 5 Miliyar tadi

itu, kamu harus menyatakan liputan tempo itu tidak pernah adaa dan minta

maaf. kami tidak melakukan, karnea bisnis media massa it adalah bisnis

trust, bisnis kepercayaan. Sekali kepercayaan kita runtuh ambruk dihadapan

publik, maka kita bokek, rejeki kita tidak ada.

Dan tarik ulur-tarik ulur, dan akhirnya komitmen iklan sisanya dari bulan

April sampai Desember ini, itu di cabut demi mempertahankan fire wall

tadi. Itu contoh rela, contoh konkrit yang bisa saya sampaikan ke Anda,

betapa kami kukuh supaya dapur redaksi itu benar-benar independen.

Contoh lagi, pernah juga disitu, yang tahun berapa, ketika Presidennya

Megawati, kita bikin liputan tanah di kemayoran sana. Yang itu menunjukan

ada yang ngga beres, ada kongkalikong antara si pengusaha ini dengan

orang di sekitarnya Megawati. Lalu dsi orang ini kemudian membantaha

liputan tempo itu dengan cara memasang advertorial ke bagian iklan.

Biasanya material iklan, kalo ada yang agak aneh itu didiskusikan dengan

redaksi, kira-kira ini melawan dapur redaksi tidak. Saat itu secara teknis,

bahan materi yang dia kirim itu tidak bisa dibuka di kantor redaksi, saat itu

tempo ,asih di proklamasi, bisanya dibuka di percetakan, disisni ini.

Karena kita saling tahu bagaimana aturan iklan di tempo itu, kita saling

percaya lah. Ternyata materi iklan yang isinya 6 halaman itu membantah

semua berita investigasi tempo.namanya advertorial selalu dalam naskah

kayak bentuk berita kan, dan membantah itu semua. Kemudian itu menjadi

“skandal” dikantor kami. Itu dipersoalkan. Pasang poster di redaksi tempo.

Kemudian diselesaikan di tempo. Orang yang membawa advetorial ini

dikenai sanksi turun dua level, karena dia melakukan kesalahan dalam hal

pembuatan iklan. Kita ini berusaha keras membongkar suatu

kebusukan/kebobrokan, tiba-tiba orang luar menyatakan berita kita busuk,

dan itu di tempo yang sama. Pekan ini terbit, 2 pekan kemudian terbit.

Nah, gambar-gambar demikian lah yang mungkin mbak bisa melihat

bagaimana kami menjaga independensi. Contohnya real, bukan sekedar

kata. Dan kami tulis di buku, dan bisa di cek. Orang-orangnya adalah,

sebagian mungkin sudah pensiun, sebagian mungkin sudah pensiun tapi bisa

di cek.

Bahwa semua media massamencari iklan itu iya. Itu tidak terelak. Kompas,

tempo. Bagaiman kita sebut untuk menagakkannya denga fire wall itu. iklan

itu yang kemudian menjadikan bagian hak publik untuk tahu tentang isu

KTP. karena apa? Dengan iklan itu kemudian tempo bisa membayar

orangnya, wartawannya, sehingga bisa membuka sesuatu hak publik yang

lainsoal KTP-el itu. sekarang KTP-el masih rame, kemudian terorisme.

Dan itu sudah menjadi studi lah, jurnalisme yang sifatnya tidak jualan itu

ditahun 45, ketika soekarno berbicara soal kemerdekaan .beliau ngomong

soal anti penjajahan. Ya itu memang sifatnya adalah membangkitkan rasa

nasionalisme, menantang semua bentuk penjajahan kan. Tapi kalau

ngomong jurnalisme era sekarang itu, pasti ada industrinya dan idealisme

Page 109: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

100

itu, kemudian abagaimana kita me… antara idealisme dengan industri itu

dengan baik. Sehingga kemudian idealisme jalan dan bisnis itu juga jalan.

Saya kira contoh lain selain tempo itu kompas. Bagaimana pemiliknyya

tidak terikat dengan partai politik, tidka berafiliasi dengan kekuatan politik

manapun. Coba kalau ngomong soal MNC sudah bikin partai bosnya, metro

juga begitu si Surya Paloh, TV One juga begitu, Khairul Tandjung di

Demokreat bersama SBY. Ya tinggal tempo, Kompas, berita satu, sama

media –media di daerah seperti media rakyat, harian jogja itu pemilinya

sudah PDIP, mungin suara merdeka semarang, balipost itu sudah masuk di

golkar, jawa post mungkin, ya dahlan iskan memang menjabat, tapi tidak

terlalu banyak masukan. ya tinggal sedikit media tidak memihak dengan

persoalan-persoalan yang sifatnya internal .

32. Bagaimana prediksi Koran Tempo mengenai kasus KTP-el ke

depannya?

Saya yakin itu akan sampai pada orang-orang yang DPR selain setya

novanto. Akan satu persatu setelah nanti setya novanto Akan menunjukan

aktor-aktor lain. Cluster orang-orang DPR yang bermain di proyek KTP-el

akan kena semua. Kalau pun nggak kena smeua, saya yakin pentolan-

pentolannya akan kena semua. Atau kalaupun orang itu saat ini masih

menjadi anggota DPR, ketika pensiun tidak menjadi anggota DPR, dia akan

kena. Semua yang disebut dalam KTP-el dan Akan kena.

Memang satu dua orang buktinya tidak telak, secara pembuktian di

pengadilan tidak telak satu dua orang, tetapi sepanjang disitu buktinya kuat

dan telak, itu akan masuk karena ngomong pembuktian itu adalah hal yang

penting dalam pengadilan. korupsi itu semua dalam bentuk materiil kan.

Semua pengadilan pidana kan , kalau kamu mencuri, barang yang kamu curi

itu ada. semula kan irman sama sugiarto, kemudian si anang sugiana dari

koorporasi, orang oerusahaan, dari kementerian dalam negeri juga sudah

ada, DPR kan sekarang setya novanto.

33. Lalu, dari berita KTP-el yang terbit dari tanggal 27 Februari – 13

Maret, sebenarnya pesan yang ingin di sampaikan kepada masyarakat

itu apa?

Ya kita ingin membongkar kasus ini, karena kasus ini pencurian uang

negara yang cukup besar sehingga siapapun yang terlibat dalam kasus ini

harus diadili, harus diusut oleh KPK. Karena itu kita ngomong soal aktor-

aktor besarnya kan.ngomong Gamawan, ngomong Partainya, ngomong

DPRnya, termasuk memberi penyadaran kepada publik untuk bisa sama-

sama mengawasi terhadap persidangan KTP-el ini. Sekaligus juga kepada

pemerintah, banyak KTP-el yang sudah hancur lebur itu dilanutkan supaya

tidak ada korupsi. Karena penduduk memerlukan KTP-el itu sebagai haka

warga negara, dia perlu identitas kan.

34. Apa manfaat dari ditulisnya berita KTP-el oleh Koran Tempo? Apa

oplahnya naik?

Gini, kalau mengaitkan antara liputan dengan pelanggan naik atau apa, itu

kok agak mendegradasi tentang nilai-nilai yang ingin diperjuangkan. Bahwa

itumenjadi dampak liputan, tentu bukan menjadi pikiran dari orang-orang di

redaksi ya. Tapi bahwa kemudian, lagi-lagi media itu bagaimana menjaga

idealisme dan bisnis. Dalam sisi bisnis, itu bagaimana menjaga trust

Page 110: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

101

pembaca, trust pemasang iklan, trust narasumber kepada kita. Karena itulah

trustnya ada. Kalo kami di newsroom lebih kepada bagaimana pemenuhan

terhadap hak publik itu, sehingga publik tahu bahwa uangnya di curi,

uangnya digunakan ngga bener oleh para pejabat . lebih kesitu sih

sebenarnya kalau dari sisi kami sebagai jurnalis memandang apa

kemanfaatannya.

Tidak lagi kepada perusahaan atau apa. Tapi kepuasan atau iroh jurnalis

ketika membongkar lebih kesitunya. Tidak ngomong kepada iklan atau apa.

Karena satu, bukan wilayahnya, kedua, kalau toh ada catatan ini itu juga

menjadi wilayah ruang sebelah. Kalau buat kami sih, bagaimana kami

konsisten menjaga nilai jurnalisme yang selama ini kita yakini.yaitu asa

jurnalisme yang berpihak kepada kepentingan publik dan menjalankan

fungsi-fungsi untuk megontrol siapapun yang berkuasa di negeri ini. Lebih

kesitu sih. Dan kami ingin mengatakan, kami berhasil mengontrol , menjadi

bagian dari alat kontrol itu, buktinya adalah liputan kami bergayung sambut

dengan apa yang menjadi temuan-temuan KPK, temuan-temuan penyidik.

Dan itu kami rasakan di banyak liputan, selain KTP-el, soal keterlibatan

setya novanto sudah jauh -jauh hari tahun 2013 sudah kita muat. Dan

sekarang KPK membuktikan itu.

Keterlibatan Anas Urbaningrum, itu sudah kita tulis kira-kira 2 atau 3 tahun

sebelum Aanas Urbaningrum masuk ke KPK. Pengadaan daging import

yang melibatkan sejumlah politikus PKS, itu kita tulis dari tahu 2010/2011,

kemudian ustadz Lutfi Hasan itu ditanggap KPK pada tahun 2013/2014. 2

tahun atau 3 tahun kemudian.

Lebih kesitu sih kemanfaatan yang lebih kami rasakan ketimbang saya

ngomongin itung-itungan. Mungkin ada tapi itu bukan,,, kedua, tidak

menjadi konsent kami karena bukan urusan kami. Ya kalau dilihat dari

buktinya ya, buktinya Tempo bisa bangun gedung seperti ini, kaya gitu ya

hehe.. fakta-fakta itu saja yang kemudian terlihat. Tapibenar, apalagi lah

kawan-kawan di tempo itu juga … AJI. Jadi soal kode etik, apalagi kalau

bisnis sudah mulai ngerocokin, kita teriak, kita jagal. Dan kita nggak boleh

mengkonstruksi naskah.

35. Harapan apa yang diinginkan oleh Koran Tempo terhadapa kasus

KTP-el?

Biar korupsi di negeri ini semakin berkurang, sukur –sukur semakin ngga

ada lah, pada penyelenggara negara menjalankan tugasnya dengan amanah.

Ketika dia menemukan kekeuasaan, dia akan berkuasa dengan lebih baik.

Fokus kami adalah memastikan para penguasa berjalan.

Kalau kita ngomong soal idealisme, pers itu bagaimana memastikan

demokrasi berjalan dengan baik. Demokrasi berjalan dengan baik itu

diantaranya adalah penyelenggaraan pemerintahnya itu tidak ada korupsi.

Penyelenggaraan pemerintahnya bisa dikontrol oleh siapapun termasuk

media massa, termasuk oleh publik. Kalau ngomong soal idealistik lagi, ini

kan bagaimana kita meninggikan nilai-nilai kita sebagai manusia, nilai-nilai

kepada orang lain. Kalau kita membaca undang –undang jurnalisme kan,

fungsi luhurnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian/humanisme. Baru

pada level berikutnya memastikan bahwa demokrasi berjalan , Keuangan

negara itu bisa transparan, bisa di kontrol oleh siapapun. Kemudian

Page 111: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

102

mengedukasi masyarakat supaya lebih cerdas, lebih kritis, jika melihat

penyelenggara tidak adil, dia juga aware dalam hal informasi atau

menyampaikan aspirasinya kepada partai dan anggota DPR.

Page 112: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

103

DOKUMENTASI FOTO

Sesi foto bersama Redaktur Pelaksana desk nasional hukum koran tempo,

Sunudyantoro

Sesi foto bersama Junior Editor desk nasional hukum koran tempo, Hussein Abri

Y.M. Dongoran

Suasana ruang redaksi pemberitaan Koran Tempo

Page 113: KEBIJAKAN REDAKSIONAL KORAN TEMPO DALAM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51758...sebesar US$3,5 juta dari perusahaan asing pemenang tender pengadaan KTP-el yaitu

104

Contoh Headline News Koran Tempo