kebijakan penyusunan program kerja dan...

25
KEBIJAKAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN PENYUSUNAN PROGRAM KERJA DAN PROGRAM KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN ANGGARAN KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2018 AGAMA TAHUN 2018 AGAMA TAHUN 2018 AGAMA TAHUN 2018 KEPALA BIRO PERENCANAAN Tanggal 23 Juli 2017 www.kemenag.go.id @kemenag_ri Kementerian Agama RI

Upload: dinhlien

Post on 05-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

KEBIJAKAN PENYUSUNANKEBIJAKAN PENYUSUNANPROGRAM KERJA DANPROGRAM KERJA DAN

ANGGARAN KEMENTERIANANGGARAN KEMENTERIANAGAMA TAHUN 2018AGAMA TAHUN 2018

KEBIJAKAN PENYUSUNANKEBIJAKAN PENYUSUNANPROGRAM KERJA DANPROGRAM KERJA DAN

ANGGARAN KEMENTERIANANGGARAN KEMENTERIANAGAMA TAHUN 2018AGAMA TAHUN 2018

KEPALA BIRO PERENCANAAN

Tanggal 23 Juli 2017

www.kemenag.go.id@kemenag_riKementerian Agama RI

KERANGKA UMUM VISI, MISI, DAN PROGRAM AKSI JOKOWI-JK

APA PERMASALAHANNYA?

Ancaman terhadapWibawa Negara

Ancaman terhadapWibawa Negara

Kelemahan SendiPerekonomian Bangsa

Kelemahan SendiPerekonomian Bangsa

Intoleransi & KrisisKepribadian BangsaIntoleransi & KrisisKepribadian Bangsa

TRISAKTI Kepribadian dalamkebudayaanBerdikari dalam ekonomiKedaulatan dalampolitikKedaulatan dalampolitik

AMANAT UU D 45, TENTANG TUJUAN BERNEGARA !

NAWACITA / 9 AGENDA PRIORITASNAWACITA / 9 AGENDA PRIORITAS

TAHAPAN PEMBANGUNAN 2015-2019 DI RPJP2005-2025:

“Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagaibidang dengan menekankan pencapaian

daya saing kompetitif perekonomian berlandaskankeunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusiaberkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat.”

TAHAPAN PEMBANGUNAN 2015-2019 DI RPJP2005-2025:

“Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagaibidang dengan menekankan pencapaian

daya saing kompetitif perekonomian berlandaskankeunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusiaberkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat.”

Visi :“Terwujudnya Indonesia yang berdaulat

Mandiri dan berkepribadian berlandaskangotong royong”

Misi : M1-M7

2

VISI DAN MISI KEMENTERIAN AGAMA

“Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, dansejahtera lahir batin dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat,

mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”

VisiKemenag

VisiKemenag

“Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong-royong”

VISI RPJMN 2015-2019 (Perpres No. 2/2015)VISI RPJMN 2015-2019 (Perpres No. 2/2015)

RENSTRA KEMNTERIAN AGAMA 2015-2019 (PMA No. 39/2015)RENSTRA KEMNTERIAN AGAMA 2015-2019 (PMA No. 39/2015)

“Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, dansejahtera lahir batin dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat,

mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”1. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama.2. Memantapkan kerukunan intra dan antar umat beragama.3. Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang merata dan berkualitas.4. Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomikeagamaan.5. Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang berkualitas

dan akuntabel.6. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum berciri agama, pendidikanagama pada satuan pendidikan umum, dan pendidikan keagamaan.7. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel dan terpercaya.

MisiKemenag

MisiKemenag

3

ARAHAN PRESIDEN TERKAIT PENYUSUNAN RKP

1. Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran disetiap K/L yang dipimpinnya. Tidak boleh masalah anggaran hanyadiserahkan kepada Biro Perencanaan.

2. Anggaran negara harus berorientasi manfaat untuk rakyat danberorientasi pada prioritas untuk mencapai tujuan pembangunannasional.

3. Kebijakan anggaran belanja dilakukan tidak berdasarkan money followfunction, tetapi money follow program prioritas, sehingga Tidak perlusemua tugas dan fungsi (tusi) harus dibiayai secara merata.

4. Memangkas program yang nomenklaturnya tidak jelas dan tidak adamanfaatnya bagi rakyat. Semua nomenklatur proyek harus jelas,misalnya membeli jaring, membeli benih, dan seterusnya.

4

1. Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran disetiap K/L yang dipimpinnya. Tidak boleh masalah anggaran hanyadiserahkan kepada Biro Perencanaan.

2. Anggaran negara harus berorientasi manfaat untuk rakyat danberorientasi pada prioritas untuk mencapai tujuan pembangunannasional.

3. Kebijakan anggaran belanja dilakukan tidak berdasarkan money followfunction, tetapi money follow program prioritas, sehingga Tidak perlusemua tugas dan fungsi (tusi) harus dibiayai secara merata.

4. Memangkas program yang nomenklaturnya tidak jelas dan tidak adamanfaatnya bagi rakyat. Semua nomenklatur proyek harus jelas,misalnya membeli jaring, membeli benih, dan seterusnya.

PERUBAHAN PENDEKATAN:MONEY FOLLOW FUNCTION MENJADI MONEY FOLLOW PROGRAM

1. Fokus anggaran hanya pada program-program yang sudah terbuktimanfaatnya. Program-program lain akan minimal alokasinya.

2. Pemantapan penyederhanaan nomenklatur, diperkuat denganpengujian pada setiap program/kegiatan:1) Apakah proyek ini perlu?2) Apakah proyek ini perlu sekarang?3) Apakah produksi dan tenaga kerja dalam negeri dimanfaatkan

sebesar-besarnya dalam proyek ini?4) Apakah proyek akan dapat lebih efisien?

5

1. Fokus anggaran hanya pada program-program yang sudah terbuktimanfaatnya. Program-program lain akan minimal alokasinya.

2. Pemantapan penyederhanaan nomenklatur, diperkuat denganpengujian pada setiap program/kegiatan:1) Apakah proyek ini perlu?2) Apakah proyek ini perlu sekarang?3) Apakah produksi dan tenaga kerja dalam negeri dimanfaatkan

sebesar-besarnya dalam proyek ini?4) Apakah proyek akan dapat lebih efisien?

KEBIJAKAN PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN 2018

1. Perhatikan dan fokus pada kegiatan prioritas sesuai dengan visi dan misi Presidendan tugas fungsi Kementerian Agama melalui optimalisasi pemanfaatan anggaranterutama yang memiliki nilai tambah yang besar dan dampak langsung padamasyarakat, seperti pembiayaan pendidikan, bantuan penyediaan sarana ibadah,pelayanan keagamaan serta pemeliharaan kerukunan umat beragama;

2. Laksanakan optimalisasi pelaksanaan anggaran antara lain dengan efisiensi padabelanja perjalanan dinas, pembiayaan kegiatan sosialisasi, orientasi, workshop,konsinyering, rapat-rapat di luar kantor dan rapat kerja di luar wilayah kerja tanpamengurangi target kinerja, termasuk didalamnya efisiensi belanja perjalanan dinasluar negeri seperti kegiatan studi banding dan undangan yang tidak berdampaklangsung bagi peningkatan kinerja Kemenag;

3. Jangan memunculkan lagi jenis kegiatan dan anggaran yang tidak jelas, tidakkonkrit, atau kalimatnya bersayap, dengan kalimat yang absurd;

4. Membatasi pembentukan tim-tim kegiatan yang outputnya tidak jelas dan hanyamenghamburkan anggaran, karena sudah ada tunjangan kinerja;

5. Tingkatkan koordinasi dan konsultasi baik secara internal maupun eksternal dalamrangka pelaksanaan anggaran yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel;

6

1. Perhatikan dan fokus pada kegiatan prioritas sesuai dengan visi dan misi Presidendan tugas fungsi Kementerian Agama melalui optimalisasi pemanfaatan anggaranterutama yang memiliki nilai tambah yang besar dan dampak langsung padamasyarakat, seperti pembiayaan pendidikan, bantuan penyediaan sarana ibadah,pelayanan keagamaan serta pemeliharaan kerukunan umat beragama;

2. Laksanakan optimalisasi pelaksanaan anggaran antara lain dengan efisiensi padabelanja perjalanan dinas, pembiayaan kegiatan sosialisasi, orientasi, workshop,konsinyering, rapat-rapat di luar kantor dan rapat kerja di luar wilayah kerja tanpamengurangi target kinerja, termasuk didalamnya efisiensi belanja perjalanan dinasluar negeri seperti kegiatan studi banding dan undangan yang tidak berdampaklangsung bagi peningkatan kinerja Kemenag;

3. Jangan memunculkan lagi jenis kegiatan dan anggaran yang tidak jelas, tidakkonkrit, atau kalimatnya bersayap, dengan kalimat yang absurd;

4. Membatasi pembentukan tim-tim kegiatan yang outputnya tidak jelas dan hanyamenghamburkan anggaran, karena sudah ada tunjangan kinerja;

5. Tingkatkan koordinasi dan konsultasi baik secara internal maupun eksternal dalamrangka pelaksanaan anggaran yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel;

DARI 10 PRIORITAS NASIONAL, KEMENTERIAN AGAMADITETAPKAN UNTUK BERKONTRIBUSI DALAM 4 PRIORITAS, YAITU;

PENDIDIKAN (PN1), KESEHATAN (PN2),PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PN7),POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN DANKEAMANAN (PN10)

10 PRIORITAS NASIONAL | KEMENTERIAN AGAMA

PENYELENGGARAAN RUMAH

IBADAH YANGBERSIH DANSEHAT YANG

DILAKSANAKANMELALUI

PEMBERIANBANTUAN BAGIRUMAH RUMAH

IBADAH

PENYELENGGARAAN BIMBINGANPRA NIKAH ATAUBIASA DISEBUTKURSUS CALON

PENGANTIN

BANTUAN BAGIMASYARAKAT

TIDAK MAMPUMELALUI

PEMBERIANMANFAAT KIPPADA TINGKAT

DIKDASMEN DANBIDIK MISI PADA

PENDIDIKANTINGGI

MENINGKATKANPEMBINAAN

KERUKUNAN UMATBERAGAMA MELALUI

PENINGKATAN DIALOGLINTAS AGAMA

TINGKAT KAB/KOTA,BANTUAN

OPERASIONALSEKRETARIAT BERSAMA

FORUM FKUB, DANPENGEMBANGAN DESA

SADAR KERUKUNAN

PRIORITASKESEHATAN

PRIORITASPENANGGULANGA

NKEMISKINAN

PRIORITASPOLITIK, HUKUM,

PERTAHANANDAN KEAMANAN

PENYELENGGARAAN RUMAH

IBADAH YANGBERSIH DANSEHAT YANG

DILAKSANAKANMELALUI

PEMBERIANBANTUAN BAGIRUMAH RUMAH

IBADAH

PENYELENGGARAAN BIMBINGANPRA NIKAH ATAUBIASA DISEBUTKURSUS CALON

PENGANTIN

BANTUAN BAGIMASYARAKAT

TIDAK MAMPUMELALUI

PEMBERIANMANFAAT KIPPADA TINGKAT

DIKDASMEN DANBIDIK MISI PADA

PENDIDIKANTINGGI

1

MENINGKATKANPEMBINAAN

KERUKUNAN UMATBERAGAMA MELALUI

PENINGKATAN DIALOGLINTAS AGAMA

TINGKAT KAB/KOTA,BANTUAN

OPERASIONALSEKRETARIAT BERSAMA

FORUM FKUB, DANPENGEMBANGAN DESA

SADAR KERUKUNAN

1. BOP RA/BA, BOS MI/MTs/MA/PPS Ula/PPS Wustha/PPSUlya/Muadalah Wustha dan Ulya, serta Sekolah MenengahKeagamaan Kristen dan Katolik.

2. Akreditasi madrasah.3. Peningkatan sarana dan prasarana MI/MTs/MA.4. Pengembangan kurikulum dan pembelajaran pendidikan agama.5. Penyediaan sarana media dan sumber belajar pendidikan agama.6. Peningkatan sarana dan prasarana pondok pesantren/sekolah

keagamaan.7. Beasiswa S2/S3 bagi dosen PTA.8. Akreditasi program studi pada Perguruan Tinggi Keagamaan9. Akreditasi program studi pada Perguruan Tinggi Keagamaan.10. Peningkatan sarana dan prasarana Ma’had Aly.11. Beasiswa Santri Berprestasi.12. Peningkatan sarana dan prasarana Perguruan Tinggi Keagamaan.13. Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Agama Negeri (BOPTAN).14. Beasiswa peningkatan prestasi dan akademik, serta beasiswa

mahasiswa miskin pada PTA.

KEG. PRIORITAS KEMENAG TA2018

BIDANG PENDIDIKAN

1. BOP RA/BA, BOS MI/MTs/MA/PPS Ula/PPS Wustha/PPSUlya/Muadalah Wustha dan Ulya, serta Sekolah MenengahKeagamaan Kristen dan Katolik.

2. Akreditasi madrasah.3. Peningkatan sarana dan prasarana MI/MTs/MA.4. Pengembangan kurikulum dan pembelajaran pendidikan agama.5. Penyediaan sarana media dan sumber belajar pendidikan agama.6. Peningkatan sarana dan prasarana pondok pesantren/sekolah

keagamaan.7. Beasiswa S2/S3 bagi dosen PTA.8. Akreditasi program studi pada Perguruan Tinggi Keagamaan9. Akreditasi program studi pada Perguruan Tinggi Keagamaan.10. Peningkatan sarana dan prasarana Ma’had Aly.11. Beasiswa Santri Berprestasi.12. Peningkatan sarana dan prasarana Perguruan Tinggi Keagamaan.13. Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Agama Negeri (BOPTAN).14. Beasiswa peningkatan prestasi dan akademik, serta beasiswa

mahasiswa miskin pada PTA.

Almira, siswi MAN 4 Jakarta

NO.

SUMBER

DANA

APBN (Rp000) PERUBAHAN+/(-) (%)

APBN2017

INDIKATIF2018

Rp000 %

1. RM 56.216.523.346

58.618.107.027

2.401.583.681

4,27%

2. PNBP 1.030.092.293

1.136.191.520

106.098.597

10,30%

SUMBER DANA PAGU INDIKATIFKEMENTERIAN AGAMA

2. PNBP 1.030.092.293

1.136.191.520

106.098.597

10,30%

3. BLU 979.599.009 1.278.742.096

299.143.087

30,54%

4. PLN 148.148.036 500.000.000 351.851.964

237,50%

5. SBSN 1.791.930.000

2.210.553.582

418.623.582

23,36%

JUMLAH

60.166.293.314

63.743.594.225

3.577.300.911

5,95%

ANGGARAN FUNGSI AGAMA DIMANFAATKAN DALAM 6 MISI KEMENTERIAN AGAMA

PAGU INDIKATIF 2018 FUNGSIAGAMA

Rp9.466.234.225.000(14,85%) dari total pagu indikatif

APBN 2017 Rp9.726.577.433

MENINGKATKANPEMAHAMAN

DANPENGAMALAN

AJARAN AGAMA

MEMANTAPKANKERUKUNANINTRA DAN

ANTAR UMATBERAGAMA

MENYEDIAKANPELAYANANKEHIDUPAN

BERAGAMA YANGMERATA DANBERKUALITAS

MENINGKATKANPEMANFAATANDAN KUALITASPENGELOLAAN

POTENSIEKONOMI

KEAGAMAAN

MEWUJUDKANPENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

DAN UMRAHYANG

BERKUALITASDAN

AKUNTABEL

MEWUJUDKANTATAKELOLA

PEMERINTAHANYANG BERSIH,

AKUNTABEL DANTERPERCAYA

Pagu Indikatif FUNGSIAGAMA mengalamiPENURUNAN sebesarRp260.343.208.000,- atau2,68% dari APBN 2017

MENINGKATKANPEMAHAMAN

DANPENGAMALAN

AJARAN AGAMA

MEMANTAPKANKERUKUNANINTRA DAN

ANTAR UMATBERAGAMA

MENYEDIAKANPELAYANANKEHIDUPAN

BERAGAMA YANGMERATA DANBERKUALITAS

MENINGKATKANPEMANFAATANDAN KUALITASPENGELOLAAN

POTENSIEKONOMI

KEAGAMAAN

MEWUJUDKANPENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

DAN UMRAHYANG

BERKUALITASDAN

AKUNTABEL

MEWUJUDKANTATAKELOLA

PEMERINTAHANYANG BERSIH,

AKUNTABEL DANTERPERCAYA

1 2 43 5 6

ANGGARAN FUNGSI PENDIDIKANDIMANFAATKAN DALAM URUSAN PENDIDIKAN

PAGU INDIKATIF FUNGIPENDIDIKAN

Rp54.277.360.000.000(85,15%) dari total pagu indikatif

Apbn 2017 50.439.715.871

Pagu Indikatif FUNGSIPENDIDIKAN mengalamiKENAIKAN sebesar 7,61%dari APBN 2017

MENINGKATKANAKSES DANKUALITAS

PENDIDIKANUMUM BERCIRI

AGAMA

PENDIDIKANAGAMA PADA

SATUANPENDIDIKAN

UMUM

PENDIDIKANKEAGAMAAN

1 2 3

PAGU INDIKATIF BERDASARKAN PROGRAM

NO PROGRAMAPBN (Rp000) PERUBAHAN +/(-)

APBN 2017 INDIKATIF 2018 Rp000 %

1Dukungan Manajemen 2.573.534.880 2.135.616.240 -437.918.640 -17,02%2Kerukunan Umat Beragama 86.765.864 84.873.290 -1.892.574 -2,18%3Pengawasan Akuntabilitas 126.126.912 127.597.478 1.470.566 1,17%4Bimas Islam 4.899.762.808 5.123.642.238 223.879.430 4,57%5Pendidikan Islam 46.968.727.682 50.712.371.811 3.743.644.129 7,97%5Pendidikan Islam 46.968.727.682 50.712.371.811 3.743.644.129 7,97%6Bimas Kristen 1.882.271.258 1.893.729.019 11.457.761 0,61%7Bimas Katolik 948.722.422 910.041.890 -38.680.532 -4,08%8Bimas Hindu 791.845.005 772.638.166 -19.206.839 -2,43%9Bimas Buddha 262.184.101 279.466.091 17.281.990 6,59%

10Penyelenggaraan Haji & Umrah 1.043.272.401 1.085.824.226 42.551.825 4,08%11Litbang dan Diklat 583.079.981 600.793.776 17.713.795 3,04%12Jaminan Produk Halal - 17.000.000 17.000.000 N/A

JUMLAH 60.166.293.314 63.743.594.225 3.577.300.911 5,95%

Secara garis besar anggaran Kementerian Agamadipergunakan untuk membiayai 3 (tiga) jenispengeluaran

Belanja pegawai operasional yang meliputi pembayaran gaji dan tunjanganyang melekat pada hak PNS Kementerian Agama, termasuk di dalamnya adalahtunjangan profesi guru dan dosen PNS. Pagu Indikatif untuk pengeluaranbelanja pegawai operasional adalah Rp32.157.228.140.000,- atau 50,45% daritotal Pagu Indikatif TA 2018 Kementerian Agama.

Belanja barang operasional. Pagu Indikatif untuk pengeluaran belanja barangoperasional adalah Rp2.531.774.408.000,- atau hanya 3,97% dari total PaguIndikatif TA 2018 Kementerian Agama.

Belanja non operasional yang meliputi seluruh pengeluaran pembiayaankegiatan di luar belanja pegawai dan belanja barang operasional. Termasuk didalam pengeluaran non operasional ini adalah pengeluaran untuk pembiayaankegiatan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) nasional yang dilaksanakan olehKementerian Agama. Total anggaran untuk pengeluaran belaja non operasionalKementerian Agama adalah Rp29.054.591.677.000,- atau 45,58% dari totalPagu Indikatif Kementerian Agama

1

2

Belanja pegawai operasional yang meliputi pembayaran gaji dan tunjanganyang melekat pada hak PNS Kementerian Agama, termasuk di dalamnya adalahtunjangan profesi guru dan dosen PNS. Pagu Indikatif untuk pengeluaranbelanja pegawai operasional adalah Rp32.157.228.140.000,- atau 50,45% daritotal Pagu Indikatif TA 2018 Kementerian Agama.

Belanja barang operasional. Pagu Indikatif untuk pengeluaran belanja barangoperasional adalah Rp2.531.774.408.000,- atau hanya 3,97% dari total PaguIndikatif TA 2018 Kementerian Agama.

Belanja non operasional yang meliputi seluruh pengeluaran pembiayaankegiatan di luar belanja pegawai dan belanja barang operasional. Termasuk didalam pengeluaran non operasional ini adalah pengeluaran untuk pembiayaankegiatan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) nasional yang dilaksanakan olehKementerian Agama. Total anggaran untuk pengeluaran belaja non operasionalKementerian Agama adalah Rp29.054.591.677.000,- atau 45,58% dari totalPagu Indikatif Kementerian Agama

2

3

PAGU INDIKATIF BERDASARKAN | JENISPENGELUARAN

JUMLAHJUMLAH

APBN 2017 60.166.293.314

INDIKATIF2018

63.743.594.225

PERUBAHAN 3.577.300.911

% 5,95

BERBAGI PERAN DALAM PENYUSUNAN RKAKL

19

HAL-HAL YANG HARUS DIALOKASIKAN

1. Kebutuhan anggaran mendasar, yaitu gaji dan tunjangan,biayaoperasional dan pemeliharaan kantor.

2. Kebutuhan anggaran dalam rangka memenuhi tugas dan fungsisatuan kerja (pembinaan, pelayanan, perlindungan).Pengembangan Satker: Contoh Bina Umrah dan haji khusus, perlukegiatan sosialisasi di daerah.

3. Kebutuhan dana pendamping untuk pinjaman dan hibah luarnegeri (apabila ada);

4. Kebutuhan anggaran untuk kegiatan lanjutan yang bersifattahun jamak (apabila ada);

5. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian prioritaspembangunan nasional dalam RKP (apabila ada);

6. Penyediaan dana untuk mendukung pelaksanaanprogram/kegiatan yang sesuai dengan peraturan perundangan(apabila ada).

20

1. Kebutuhan anggaran mendasar, yaitu gaji dan tunjangan,biayaoperasional dan pemeliharaan kantor.

2. Kebutuhan anggaran dalam rangka memenuhi tugas dan fungsisatuan kerja (pembinaan, pelayanan, perlindungan).Pengembangan Satker: Contoh Bina Umrah dan haji khusus, perlukegiatan sosialisasi di daerah.

3. Kebutuhan dana pendamping untuk pinjaman dan hibah luarnegeri (apabila ada);

4. Kebutuhan anggaran untuk kegiatan lanjutan yang bersifattahun jamak (apabila ada);

5. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian prioritaspembangunan nasional dalam RKP (apabila ada);

6. Penyediaan dana untuk mendukung pelaksanaanprogram/kegiatan yang sesuai dengan peraturan perundangan(apabila ada).

HAL-HAL YANG DIBATASI

1. Penyelenggaraan rapat, rapat dinas seminar, pertemuan, lokakarya,peresmian kantor/proyek dan sejenisnya.

2. Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak langsung menunjangpelaksanaan tugas dan fungsi satker, seperti: mess, wisma, rumahdinas/rumah jabatan, gedung pertemuan.

Untuk gedung yang bersifat pelayanan umum khususnya dalam bidangpendidikan, kesehatan, penegakan hukum, dan gedung/ bangunankhusus dalam bidang ilmu pengetahuan, serta penanggulangannarkotika (antara lain: laboratorium), dikecualikan dari ketentuan ini.

Jika dimungkinkan, rencana untuk pembangunan gedung baru agarditunda/tidak dianggarkan dulu. Gedung kantor yang sudah ada agardimanfaatkan secara optimal.

21

1. Penyelenggaraan rapat, rapat dinas seminar, pertemuan, lokakarya,peresmian kantor/proyek dan sejenisnya.

2. Pembangunan gedung baru yang sifatnya tidak langsung menunjangpelaksanaan tugas dan fungsi satker, seperti: mess, wisma, rumahdinas/rumah jabatan, gedung pertemuan.

Untuk gedung yang bersifat pelayanan umum khususnya dalam bidangpendidikan, kesehatan, penegakan hukum, dan gedung/ bangunankhusus dalam bidang ilmu pengetahuan, serta penanggulangannarkotika (antara lain: laboratorium), dikecualikan dari ketentuan ini.

Jika dimungkinkan, rencana untuk pembangunan gedung baru agarditunda/tidak dianggarkan dulu. Gedung kantor yang sudah ada agardimanfaatkan secara optimal.

3. Pengadaan kendaraan bermotor, kecuali:.

Kendaraan fungsional seperti: Ambulans untuk rumah sakit; Cell wagon untuk rumah tahanan; dan Kendaraan roda dua untuk petugas lapangan.

Pengadaan kendaraan bermotor untuk: Satker baru yang sudah ada ketetapan/persetujuan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan/atau peraturan perundangan pembentukkan satker baru tersebut, atau Satker yang mendapat penambahan tugas dan/atau fungsi. Pengadaan dilakukan secara bertahap sesuai dana yang tersedia. Penggantian kendaraan operasional yang rusak berat sehingga secara

teknis tidak dapat dimanfaatkan lagi, dan/atau tidak ekonomis (biaya pemeliharaan

yang tinggi). Pengganti kendaraannya harus sama jenis dan fungsinya.

HAL-HAL YANG DIBATASI

22

3. Pengadaan kendaraan bermotor, kecuali:.

Kendaraan fungsional seperti: Ambulans untuk rumah sakit; Cell wagon untuk rumah tahanan; dan Kendaraan roda dua untuk petugas lapangan.

Pengadaan kendaraan bermotor untuk: Satker baru yang sudah ada ketetapan/persetujuan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan/atau peraturan perundangan pembentukkan satker baru tersebut, atau Satker yang mendapat penambahan tugas dan/atau fungsi. Pengadaan dilakukan secara bertahap sesuai dana yang tersedia. Penggantian kendaraan operasional yang rusak berat sehingga secara

teknis tidak dapat dimanfaatkan lagi, dan/atau tidak ekonomis (biaya pemeliharaan

yang tinggi). Pengganti kendaraannya harus sama jenis dan fungsinya.

PENGUMUMAN PENYUSUNAN PAGU ANGGARAN

23

JADWAL PENYELESAIAN PAGU ANGGARAN

24

TERIMA KASIHTERIMA KASIH