kebijakan pengawasan keamanan pangan - bpom
TRANSCRIPT
KEBIJAKAN KEAMANAN DAN PELABELAN PANGAN HASIL PERTANIAN
Disampaikan pada: Temu Teknis Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKPD)Bandung, 20 Oktober 2016
Disampaikan Oleh:Ir. Gasilan
Kasubdit Standardisasi Bahan Baku dan BTPDirektorat Standardisasi Produk Pangan
Badan Pengawas Obat dan Makanan
OUTLINE
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 2
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 3
1
Pangan Definisi Pangan
segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. (UU No. 18/2012 tentang Pangan)
Pangan segar Pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku pengolahan pangan.
termasuk pangan yang mengalami pengolahan minimal (pascapanen) meliputi pencucian, pengupasan, pengeringan, penggilingan,pemotongan, penggaraman, pembekuan, pencampuran, dan blansir serta tanpa penambahan Bahan Tambahan Pangan (BTP) kecuali pelilinan
Pangan Olahan makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau
tanpa bahan tambahan. termasuk pangan siap saji dan Pangan Olahan Industri Rumah Tangga 4Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016
Dasar Hukum
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 5
Dasar hukum kebijakan terkait keamanan panganUU No/ 18 Tahun 2012 tentang PanganPP No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi
Pangan direvisi menjadi RPP tentang Keamanan Pangan
PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan direvisi menjadi RPP tentang Label dan Iklan Pangan
Peraturan pelaksana PP Peraturan Kepala Badan, Peraturan Menteri Pertanian,
Peraturan Menteri Kesehatan, Peraturan Menteri Perindustrian, Peraturan Menteri Perdagangan, Peraturan Daerah, dsb
Temu Teknis OKKPD, Oktober 20166
Rantai Pangan
Pangan Segar Pangan Olahan Kementerian
Pertanian KKP Pemda
Kementerian Perindustrian Kementerian Kesehatan Badan POM Pemda dll
Perlu Koordinasi yang BaikUntuk memenuhi ekspektasi masyarakat:
‘seluruh pangan aman dan bermutu
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 7
PRODUKSI, PEREDARAN, PERSYARATAN KEAMANAN PANGAN, SERTA PENGAWASAN DAN PEMBINAANNYA
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016
8
PEMBINAAN
Pencegahan Sebelum Peredaran•Registrasi Sarana Produksi, IRTP•Izin Edar (MD, ML, P-IRT)•SKE/SKIPengakuan terhadap Jaminan Keamanan Pangan/ Mutu Pangan diberikan melalui sertifikasi
Penegakan Hukum•Sanksi administratif
Penanganan KLB Keracunan Pangan
• Persyaratan sanitasi (cara yang baik/good practices)
• Bahan tambahan pangan• Kemasan Pangan• Pelabelan dan iklan pangan• Cemaran Pangan• Pangan hasil rekayasa
genetika• Pangan yang diiradiasi
Jaminan Keamanan Pangan/ Mutu Pangan
Pembinaan terhadap:•Pelaku Usaha•Pengawas Pangan•Penyuluh Keamanan Pangan
Menjadi muatan RPP tentang Keamanan Pangan dan RPP tentang Label dan Iklan Pangan
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 9
2
Definisi keamanan pangan
pencegahan cemaran biologis, kimia, dan benda lain
Pangan aman dikonsumsi
UU No 18/2012 tentang Pangan
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
Pasal 68(1): Pemerintah menjamin terwujudnya penyelenggaraan Keamanan pangan di setiap rantai pangan secara terpadu
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 10
Struktur RPP Keamanan PanganNo Rincian Keterangan1 BAB I Ketentuan Umum2 BAB II Jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan
Bagian Kesatu Umum Bagian Kedua Standar Keamanan Pangan Bagian Ketiga Persyaratan Mutu Pangan Bagian Keempat Pengujian Laboratoris Bagian Kelima Jenis Sanksi Administrasi
3 BAB III Persyaratan Keamanan Pangan dalam Pangan Impor
4 BAB IV Pengawasan Bagian Kesatu Umum Bagian Kedua Pengawasan dalam rangka Pencegahan Bagian Ketiga Pengawasan dalam rangka Penegakan hukum Bagian Keempat Surveilan dan Kajian Risiko Keamanan Pangan 11BPOM 13 OKT 2016
Struktur RPP tentang Keamanan PanganNo Rincian Keterangan5 BAB V Tata Cara Pengenaan Sanksi Administrasi6 BAB VI Kejadian Luar Biasa dan Kesiapan Kedaruratan7 BAB VII Pembinaan
Bagian Kesatu Pembinaan Pelaku Usaha Pangan Bagian Kedua Pembinaan Pengawas Pangan dan Penyuluh Pangan Bagian Ketiga Koordinasi dalam Pembinaan dan Pengawasan
Keamanan Pangan8 BAB VIII Peran Serta Masyarakat9 BAB IX Ketentuan Peralihan10 BAB X Ketentuan Penutup11 Penjelasan 10 BAB
75 Pasal12BPOM 13 OKT 2016
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016
Jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan• Penerapan sistem jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan
sertifikasi oleh menteri, Kepala Lembaga, Bupati/Walikota, atau lembaga penilaian kesesuaian.
• Pemenuhan standar keamanan pangan:–Sanitasi pangan–Bahan tambahan pangan–Pangan produk rekayasa genetik–Iradiasi pangan–Kemasan pangan–Larangan mengedarkan pangan tercemar
• Persyaratan mutu pangan–Penetapan oleh menteri atau kepala lembaga
• Pengujian laboratoris–Pangan segar oleh Menteri pertanian atau menteri kelautan dan perikanan –Pangan olahan oleh Kepala Lembaga–Pengujian di laboratorium yang terakreditasi atau yang ditunjuk oleh Pemerintah13
BPOM 13 OKT 2016
Persyaratan Keamanan Pangan dalam Impor Pangan Setiap Orang yang mengimpor Pangan untuk diedarkan bertanggung jawab atas
Keamanan Pangan dan Mutu Pangan. Persyaratan: Pangan telah diuji, diperiksa, dan/atau dinyatakan memenuhi persyaratan Keamanan
Pangan dan Mutu Pangan oleh pihak yang berwenang di Indonesia atau oleh pihak yang mempunyai kesepakatan saling pengakuan serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat;
Dilengkapi dengan dokumen hasil pengujian dan/atau pemeriksaan dan mendapat persetujuan pemasukan
Persetujuan pemasukan Pangan: Untuk Pangan yang dicurigai dapat menimbulkan risiko kesehatan persetujuan
pemasukan diberikan setelah dilakukan pengujian laboratorium oleh pihak yang berwenang di Indonesia.
Berlaku juga untuk Impor di wilayah kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas serta kawasan berikat
Tata cara ditetapkan oleh menteri pertanian, menteri perdagangan, menteri kelautan dan perikanan, atau Kepala Lembaga.
Apabila Pangan impor ditolak, Pelaku Usaha wajib memusnahkan Pangan atau mengeluarkan Pangan dari wilayah Indonesia 14
Menteri Pertanian, Menteri KKP, Menteri Kesehatan, Menteri
Perindustrian, Gubernur, dan/atau
Bupati/Walikota
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016
UMUM
15
• Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berkala melalui kegiatan surveilan.
• Pengawasan dilakukan dalam rangka pencegahan dan penegakan hukum
pemantauan, evaluasi, dan pengawasan terhadap
kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau Peredaran Pangan.
menyelenggarakan program
Pengawasan dalam Rangka Pencegahan
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016
16
Persyaratan dan tata cara ditetapkan oleh menteri pertanian, menteri perindustrian, kelautan dan perikanan, Kepala Lembaga atau bupati/walikota. sertifikat laik higiene sanitasi yang
dikeluarkan oleh Bupati/Walikota atau Kantor Kesehatan Pelabuhan
Persyaratan dan tata cara ditetapkan oleh menteri kesehatan.
Izin edar yang diterbitkan Kepala Lembaga.
sertifikat produksi Pangan Olahan industri rumah tangga yang diterbitkan oleh bupati/walikota..
Izin edar yang diterbitkan oleh menteri pertanian dan pemda
Pengawasan dalam rangka Penegakan Hukum
Pemeriksaan terhadap kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan/atau Peredaran Pangan oleh Pelaku Usaha, termasuk pengambilan contoh Pangan dan pengujian
Pelaksanaan pengawasan diselenggarakan secara berkala, intensifikasi dalam rangka waktu tertentu dan dalam hal adanya dugaan pelanggaran.
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 17
Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Kesehatan atau Kepala Lembaga sesuai bidang tugas dan kewenangannya masing-masing melaksanakan:
Surveilan Keamanan Pangan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
terkait Surveilan Keamanan Pangan.
Surveilan dan Kajian Risiko Keamanan Pangan
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 18
TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
Pelaksanaan sanksi administratif:a. dikenakan secara berjenjang dan bertingkat dari yang paling
ringan sampai berat, kecuali dalam hal tertentu.b. ditetapkan berdasarkan kriteria pelanggaran ringan, sedang, dan
berat.
Pengenaan besar denda administratif dibedakan berdasarkan kriteria pelanggaran dan skala usaha.
Mekanisme pelaksanaan pengenaan sanksi denda administratif ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Lembaga, kepala lembaga pemerintah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pangan atau Gubernur/Bupati/Walikota.
BPOM 13 OKT 2016 19
KEJADIAN LUAR BIASA DAN KESIAPAN KEDARURATAN
• Dalam hal KLB keracunan Pangan terjadi pada lintas:- Kabupaten/Kota atau ada permintaan dari bupati/walikota,
gubernur wajib melaksanakan pemeriksaan dan penanggulangan KLB Keracunan Pangan.
- Propinsi, atau ada permintaan dari gubernur, menteri kesehatan bersama dengan menteri pertanian, menteri kelautan dan perikanan, atau Kepala Lembaga wajib melaksanakan pemeriksaan dan penanggulangan KLB Keracunan Pangan.
• Penanggulangan KLB Keracunan Pangan dilaksanakan oleh menteri kesehatan, Kepala Lembaga, gubernur dan bupati/walikota.
BPOM 13 OKT 2016 20
PEMBINAAN
• Pembinaan Penerapan sistem jaminan Keamanan Pangan dilakukan oleh Menteri kesehatan, menteri pertanian, menteri kelautan dan perikanan, menteri kehutanan, Kepala Lembaga atau bupati/walikota
Pangan Segar oleh menteri pertanian, menteri kelautan dan perikanan, menteri kehutanan. Pangan Olahan oleh menteri perindustrian, menteri kelautan dan perikanan atau Kepala
Lembaga. Pangan Olahan tertentu oleh Kepala Lembaga. Pembinaan terhadap Pelaku Usaha Pangan siap saji dan Industri Rumah Tangga Pangan
dilaksanakan oleh bupati/walikota.
BPOM 13 OKT 2016 21
a. Pembinaan Pelaku Usaha Pangan:
Dalam rangka melaksanakan pembinaan penerapan norma, standar, prosedur, dan kriteria Keamanan Pangan , bupati/walikota wajib membentuk unit yang bertanggung jawab dalam pengawasan dan Penyuluhan Keamanan Pangan dengan mendayagunakan sumber daya di daerah masing-masing.
BPOM 13 OKT 2016 22
PEMBINAAN (lanj)
b. Pembinaan Pengawas Pangan dan Penyuluh Pangan
Koordinasi dalam Pembinaan dan Pengawasan Keamanan Pangan
•Dalam rangka penguatan komunikasi antarkementerian dan antarlembaga dalam pengawasan dan pembinaan Keamanan Pangan, Kepala Lembaga melakukan koordinasi melalui jejaring Keamanan Pangan nasional.•Jejaring keamanan pangan nasional melakukan koordinasi dalam hal kajian risiko, manajemen risiko, dan komunikasi risiko Keamanan Pangan.
BPOM 13 OKT 2016 23
PEMBINAAN (lanj)
PERAN SERTA MASYARAKAT
• Setiap Orang, organisasi masyarakat, atau lembaga swadaya masyarakat dapat menyampaikan masalah, memberikan masukan, dan/atau menyampaikan pendapat secara langsung atau tertulis kepada bupati/walikota dan/atau Kepala Lembaga mengenai masalah perbuatan pelanggaran Keamanan Pangan.
• Penyampaian informasi, masukan, dan/atau pendapat atau permintaan informasi harus dilakukan secara bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, agama, norma kesusilaan, dan kesopanan.
• Kepala Lembaga dan/atau bupati/walikota wajib merahasiakan kemungkinan dapat diketahuinya identitas pelapor atau isi informasi, masukan, atau pendapat yang disampaikan
BPOM 13 OKT 2016 24
Pembagian Kewenangan Matriks
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 25
Sanksi Administratif
26BPOM 13 OKT 2016
Pengenaan Denda Administratif berdasarkan kriteria pelanggaran dan skala
usaha
BPOM 13 OKT 2016 27
Kriteria Pelanggaran
Skala Usaha
Besar Menengah Kecil Mikro
Berat Rp.100.000.000,- Rp.50.000.000,- Rp.20.000.000,- Rp.10.000.000,-
Sedang Rp.50.000.000,- Rp.20.000.000,- Rp.10.000.000,- Rp.5.000.000,-
Ringan Rp.20.000.000,- Rp.10.000.000,- Rp.5.000.000,- Rp.2.000.000,-
• Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, organisasi dan tata kerja Lembaga Pemerintah yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Pangan belum terbentuk, tugas dan fungsi Lembaga Pemerintah dilaksanakan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 28
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 29
3
Definisi• Label Pangan adalah setiap keterangan mengenai
Pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada Pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian Kemasan Pangan.
• Iklan Pangan adalah setiap keterangan atau pernyataan mengenai Pangan dalam bentuk gambar, tulisan, suara, audio visual, atau bentuk lain yang disampaikan melalui berbagai cara untuk pemasaran dan/atau perdagangan Pangan.
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 30
STRUKTUR RPP LABEL DAN IKLAN PANGAN
BAB/ BAGIAN KETERANGAN Pasal
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
BAB II LABEL PANGAN Bagian Kesatu Umum Pasal 2-6
Bagian Kedua Nama Produk Pasal 7-9
Bagian Ketiga Berat Bersih atau Isi Bersih Pasal 10-11
Bagian Keempat Nama dan Alamat Pihak yang Memproduksi atau Mengimpor
Pasal 12
Bagian Kelima Nomor Izin Edar Pasal 13-14
Bagian Keenam Daftar Bahan yang Digunakan Pasal 15-16
Bagian Ketujuh Keterangan Halal Pasal 17
Bagian Kedelapan Tanggal dan Kode Produksi Pasal 18
Bagian Kesembilan Tanggal, Bulan dan Tahun Kedaluwarsa Pasal 19
Bagian Kesepuluh Keterangan tentang Klaim Pasal 20-21
Bagian Kesebelas Keterangan tentang Kandungan Gizi Pasal 22-23
BAB/ BAGIAN KETERANGAN PasalBagian Keduabelas Keterangan tentang Peruntukan Pasal 24
Bagian Ketigabelas Keterangan tentang Cara Penggunaan Pasal 25
Bagian Keempatbelas Keterangan tentang Cara Penyimpanan Pasal 26
Bagian Kelimabelas Keterangan tentang Alergen Pasal 27
Bagian Keenambelas Keterangan tentang Bahan Tambahan Pangan
Paragraf 1 Pangan Mengandung Bahan Tambahan Pangan
Pasal 28 -29
Paragraf 2 Sediaan Bahan Tambahan Pangan Pasal 30
Bagian Ketujuhbelas Keterangan tentang Rekayasa Genetik Pasal 31
Bagian Kedelapanbelas Keterangan tentang Organik Pasal 32
Bagian Kesembilanbelas Keterangan tentang SNI Pasal 33
Bagian Keduapuluh Keterangan tentang Iradiasi Pasal 34
Bagian Keduapuluh satu Keterangan lain Pasal 35-43
Bagian Keduapuluh dua Ketentuan khusus Pasal 44 -47
Bagian Keduapuluh tiga Larangan Pasal 48- 50
Bagian Keduapuluh empat Sanksi Pasal 51
STRUKTUR RPP LABEL DAN IKLAN PANGAN
STRUKTUR RPP LABEL DAN IKLAN PANGANBAB/ BAGIAN KETERANGAN PasalBAB III IKLAN PANGAN
Bagian Kesatu Umum Pasal 52- 56
Bagian Kedua Iklan Pangan Olahan Tertentu Pasal 57 - 60
Bagian Ketiga Iklan Pangan Halal Pasal 61
Bagian Keempat Iklan yang berkaitan dengan Proses, Asal dan Sifat Bahan Pangan
Pasal 62
Bagian Kelima Iklan Pangan yang Menyertakan Undian, Sayembara dan Hadiah
Pasal 63
Bagian Keenam Larangan Pasal 64 - 85
Bagian Ketujuh Sanksi Pasal 86
BAB IV PEMBINAAN Pasal 87
BAB V PENGAWASAN Pasal 88-100
BAB VI TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 101-108
BAB VII PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 109-110
BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 111-112
BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 113-114
Bagian Kesatu Umum
Pasal 2 – 3
BAB IILABEL
Keterangan pada label sekurang-kurangnya berisi :
Pangan Olahan Pangan SegarPangan Kondisi Tertentu
1. Nama produk *);2. Daftar bahan yang
digunakan;3. Berat bersih /isi bersih *);4. Nama dan alamat pihak
yang memproduksi atau mengimpor;
5. Halal bagi yang dipersyaratkan *) ;
6. Tanggal & Kode produksi;7. Tanggal Kedaluwarsa *); 8. Nomor izin edar *) ; dan9. Asal-usul bahan pangan
tertentu.*) ditempatkan pada bagian yang
paling mudah dilihat (bagian utama Label)
1. Klaim;2. Kandungan gizi;3. Peruntukan;4. Cara penggunaan;5. Cara penyimpanan; 6. Alergen7. Bahan Tambahan Pangan8. Pangan produk rekayasa
genetik;9. Iradiasi pangan; 10. Pangan organik; 11. SNI12. Asal usul bahan dan/atau13. Peringatan.
1. Nama produk *);2. Berat bersih atau isi
bersih*);3. Nama dan alamat pihak
yang memproduksi atau mengimpor;
4. Halal bagi yang dipersyaratkan ;
5. Tanggal dan Kode produksi
6. Tanggal kedaluwarsa7. Nomor pendaftaran atau
Nomor SKP; dan
Diterapkan bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan, jenis pangan dan skala usaha.
Ketentuan lebih lanjut untuk pangan olahan ditetapkan oleh kepala Lembaga, untuk pangan segar ditetapkan oleh menteri dibidang pertanian dan kelautan dan perikanan.
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 35
Ketentuan Khusus
Pangan dengan luas permukaan Label terlalu kecil : ukuran huruf dan angka yang dicantumkan tidak boleh lebih kecil dari 0,75 mm.
Pangan terkemas yang dimasukan ke dalam kemasan sekunder Wajib dicantumkan pada kemasan sekunder, Pangan terkemas dalam kemasan primer tersebut dilarang
diedarkan sebagai kemasan eceran. informasi tentang Pangan yang dijual dan dikemas secara langsung di
hadapan pembeli diletakkan di tempat penjualan atau berdekatan dengan tempat penjualan sedemikian rupa sehingga dapat dilihat dan dibaca.
Label Pangan Olahan untuk diolah kembali Label Pangan Segar untuk diolah kembali
Larangan
Pernyataan/keterangan tidak benar, menyesatkan, lebih unggul, menyehatkan, mengobati, meningkatkan kecerdasan, pernyataan bebas komponen/bahan tertentu
Tulisan atau gambar seolah-olah pemanis buatan berasal dari alam Nama, logo atau identitas lembaga yang melakukan analisis tentang pangan Gambar atau peran tenaga kesehatan, tokoh agama atau pejabat publik
yang bersifat rekomendasi, referensi, nasihat, atau peringatan;
yang merendahkan barang dan/atau jasa pihak lain;
yang menyinggung suku, agama, ras dan/atau golongan tertentu;
Undian, sayembara, hadiah dan tulisan atau gambar apapun yang tidak sesuai dengan label yang pada izin edar;
yang bertentangan dan dilarang oleh ketentuan perundang-undangan.
Menyatakan konsumsi pangan olahan tersebut dapat memenuhi kebutuhan semua zat gizi
• Pangan olahan yang diperuntukkan untuk bayi dilarang mencantumkan klaim gizi, klaim kesehatan, dan klaim lainnya.
• Pangan olahan yang diperuntukkan bagi anak usia 1-3 tahun, dilarang mencantumkan klaim fungsi lain, klaim penurunan risiko penyakit, dan klaim tanpa penambahan gula.
• Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dikecualikan apabila diatur secara khusus dalam peraturan perundang-undangan.
Setiap Orang dilarang menghapus, mencabut, menutup, mengganti Label, melabel kembali, dan/atau menukar tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa Pangan yang diedarkan.
Larangan (lanj)
• keterangan atau pernyataan mengenai Pangan dengan benar, tidak menyesatkan
• bahasa yang mudah dipahami • Informasi Iklan harus sesuai dengan informasi pada Label
Muatan
a. Media cetak;b. Media elektronik; c. Media luar ruang (Media luar-griya/out-of-home media).d. Media lainnya
Media Periklanan
Pangan yang wajib memiliki izin edar, nomor pendaftaran, nomor SKP, hanya dapat diiklankan setelah mendapat nomor izin edar , nomor pendaftaran, nomor SKP.
• Produsen• Importir• Perusahaan
periklanan• Pengusaha media
Keterangan dan atau Pernyataan yang
terdapat dalam iklan Bertanggung jawab atas
Untuk kepentingan pengawasan
dilarang merahasiakan identitas, nama dan alamat pemasang Iklan.
Iklan harus memuat pernyataan tentang pesan bagi masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih dan mengonsumsi pangan.
Iklan Pangan Olahan Tertentu dan Iklan untuk Anak
wajib memuat keterangan mengenai:- peruntukan.- cara penggunaan, dan/atau - keterangan lain yang perlu diketahui, termasuk mengenai kemungkinan risiko Pangan tersebut terhadap kesehatan manusia.
Iklan Pangan Olahan Tertentu
Iklan pangan untuk anak-anak
Iklan Pangan Halal
• Mencantumkan keterangan bahwa pangan yang diperdagangkan adalah halal hanya dapat dipublikasikan setelah pangan tersebut memperoleh sertifikat halal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Iklan yang berkaitan dengan Proses, Asal dan Sifat Bahan Pangan
Iklan yang menyertakan undian gratis berhadiah harus mendapatkan izin
dari menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang sosial.
Pernyataan “syarat dan ketentuan berlaku” dalam Iklan
harus diikuti dengan keterangan yang menjelaskan
di mana dan bagaimana memenuhi persyaratan dan
ketentuan tersebut.
Pernyataan “syarat dan ketentuan berlaku” harus
mudah terbaca.
tidak boleh menyatakan ungkapan yang
menimbulkan harapan masyarakat terkait
dengan ketersediaan hadiah, termasuk untuk
hadiah langsung.
Iklan yang menawarkan undian gratis
berhadiah atau hadiah langsung untuk konsumen anak, tidak boleh
lebih menonjolkan
hadiahnya.Iklan makanan
pendamping air susu ibu tidak diperbolehkan
memuat undian berhadiah atau
memberikan hadiah langsung.
Ketentuan tentang pelaksanaan undian gratis
berhadiah sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Iklan Pangan yang Menyertakan Undian, Sayembara dan Hadiah
Larangan Iklan
memuat pernyataan dan/atau keterangan yang tidak benar dan/atau yang dapat menyesatkan dalam Iklan.
merendahkan produk Pangan lainnya. menggunakan kata-kata superlatif dan/atau berlebihan kecuali apabila
perbandingan dilakukan dengan pangan sejenis. memuat keterangan atau pernyataan bahwa suatu Pangan merupakan sumber
energi yang unggul dan segera memberikan kekuatan. Menampilkan penyia-nyiaan, pemborosan atau perlakuan yang tidak pantas
lainnya terhadap Pangan. menyalahgunakan istilah-istilah ilmiah dan statistik untuk menyesatkan
masyarakat. mengandung unsur pornografi diperankan oleh tenaga kesehatan, tokoh agama atau pejabat publik, atau
berperan sebagai tenaga kesehatan, tokoh agama, atau pejabat publik.
menggunakan dan/atau menampilkan secara tidak layak pahlawan, dan monumen.
memuat kata-kata yang merupakan persyaratan yang harus dipenuhi dalam proses produksi Pangan yang baik. menyebutkan teknologi pengolahan kecuali teknologi tersebut termasuk dalam Kategori
Pangan mengambil kesempatan dan/atau keuntungan terhadap kesalahan orang lain. mengaitkan atau menghubungkan dengan suatu acara/ peristiwa/kegiatan,
dimana karena mengonsumsi Pangan tersebut seseorang meraih prestasi, atau berhasil keluar sebagai pemenang dalam kegiatan tersebut
mengiklankan minuman beralkohol . menggunakan tulisan, kata, gambar seolah-olah pemanis buatan berasal dari alam,
untuk Iklan sediaan pemanis buatan
Larangan Iklan (lanj.)
memuat pernyataan atau keterangan bahwa Pangan yang bersangkutan dapat berfungsi sebagai obat.
mencantumkan bahwa Pangan dapat menyehatkan, memulihkan kesehatan atau memulihkan tenaga.
menyatakan seolah-olah Pangan yang mencantumkan Klaim dan atau Informasi Nilai Gizi mempunyai kelebihan dari Pangan yang tidak mencantumkan Klaim dan atau informasi nilai Gizi
memuat pernyataan kandungan zat Gizi pada Pangan apabila kandungan zat Gizi tersebut tidak seluruhnya berasal dari Pangan tersebut, tetapi sebagian diberikan oleh Pangan lain yang dapat dikonsumsi bersama-sama.
Mengiklankan Pangan yang diperuntukkan bagi bayi dan anak sampai usia 2 (dua) tahun kecuali makanan pendamping air susu ibu.
Iklan pangan yang diperuntukkan bagi anak usia 1 (satu) sampai usia 3 (tiga) tahun yang mencantumkan klaim fungsi lain dan klaim penurunan risiko penyakit dan juga produk PKMK hanya boleh dimuat dalam Media kecuali dalam media cetak khusus tentang kesehatan, setelah mendapat persetujuan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan
Larangan Iklan (lanj.)
Pangan yang memiliki nama dagang yang sama dengan nama dagang formula bayi, formula lanjutan dan formula pertumbuhan
semata-mata menampilkan anak-anak berusia dibawah 5 (lima) tahun dalam bentuk apapun.
memberikan kesan untuk pangan olahan siap saji yang disajikan dengan cepat dan memiliki kandungan serat, vitamin atau mineral yang rendah, tetapi memiliki kandungan energi, gula, lemak, atau garam yang tinggi sebagai produk yang dapat dikonsumsi secara rutin atau setiap waktu,
Larangan Iklan (lanj.)
PEMBINAAN
Pembinaan tentang penerapan ketentuan Label dan Iklan Pangan Olahan, serta Pangan Segar : Pelaku Usaha, pengawas, dan masyarakat Pelaksanaan :1. Pangan olahan :
– Pangan Olahan oleh Kepala BPOM– PSS oleh Menteri Kesehatan, Bupati/Walikota.– PIRT oleh Kepala BPOM dan bupati/walikota secara sendiri atau bersama-
sama.2. Pangan Segar : oleh menteri pertanian, atau menteri kelautan dan perikanan, gubernur, bupati/walikota, Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan ditetapkan oleh Menteri Pertanian, atau Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Kesehatan atau Kepala Lembaga sesuai bidang tugas dan kewenangan masing-masing.
PENGAWASAN
1. Pangan olahan : – Pangan Olahan dilaksanakan oleh Kepala Lembaga – PSS dan PIRT dilaksanakan oleh Kepala Lembaga dan bupati/walikota secara sendiri
atau bersama-sama.– Pengawasan mencakup pengawasan dalam rangka pencegahan (menilai label) dan
pengawasan dalam rangka penegakan hukum ( sampling, penilaian kesesuaian label)
2. Pangan Segar : dilaksanakan oleh lembaga pemerintah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pangan.
3. Pangan halal : Pengawasan terhadap pencantuman keterangan tentang halal pada Pangan dilaksanakan oleh Menteri Agama berkoordinasi dengan : •Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan Perikanan untuk Pangan segar.•Kepala Lembaga untuk Pangan Olahan
4. Keterangan Organik : Kementerian Pertanian
5.Undian Berhadiah : Kemensos
• Pelaksanaan sanksi administratif terhadap pelanggaran Label dan Iklan Pangan dapat dikenakan secara berjenjang dan bertingkat dari yang paling ringan, sedang sampai berat.
• Dalam hal tertentu, sanksi adminstratif dapat dikenakan tanpa melalui penjenjangan
• Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan Label dan Iklan Pangan Olahan ditetapkan oleh Kepala Lembaga.
• Kriteria pelanggaran ditetapkan oleh Menteri Pertanian, Menteri Kelautan dan Perikanan , dan Menteri Kesehatan , atau Kepala Lembaga sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan masing-masing.
• Pengenaan sanksi dilakukan oleh pejabat yang berwenang.• hasil pengawasan produk pangan dapat diumumkan melalui media massa.
PENGAWASAN (lanj)
Sanksi
Pengenaan Denda Administratif berdasarkan kriteria pelanggaran dan skala
usaha
03/05/23 BPOM 27 Sept2016 53
Kriteria Pelanggaran
Skala Usaha
Besar Menengah Kecil Mikro
Berat Rp.50.000.000,- Rp.25.000.000,- Rp.10.000.000,- Rp.5.000.000,-
Sedang Rp.25.000.000,- Rp.10.000.000,- Rp.5.000.000,- Rp.2.500.000,-
Ringan Rp.10.000.000,- Rp.5.000.000,- Rp.2.500.000,- Rp.1.000.000,-
TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
TAHAPAN PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
PELANGGARAN PERTAMA
peringatan tertulis untuk melakukan• penarikan, •perintah perbaikan, •dan/atau pemusnahan
ABAIKAN
DENDA ADMINISTRATIF
PELANGGARAN KEDUA
Penghentian sementara kegiatan, produksi, dan/atau peredaran;
PELANGGARAN KETIGA
sanksi denda administrative + menarik Pangan/Iklan dari peredaran + pembekuan izin usaha
PENCABUTAN IZIN
> 3 KALI
PERAN SERTA MASYARAKAT
• setiap orang dapat berperan serta dalam menyampaikan informasi mengenai permasalahan, masukan dan/atau cara pemecahan mengenai hal-hal di bidang Pangan.
• Penyampaian informasi dapat dilakukan secara lisan atau tertulis kepada menteri, kepala lembaga, dan/atau bupati/walikota
• Setiap masalah, masukan dan/atau pendapat ditindaklanjuti oleh menteri Kepala Lembaga, dan/atau bupati/walikota.
• Ketentuan lebih lanjut tentang mekanisme pengelolaan penerimaan informasi dan tindaklanjutnya ditetapkan oleh menteri, Kepala Lembaga, dan/atau bupati/walikota
KETENTUAN PERALIHAN
• Pangan yang beredar wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam peraturan pemerintah ini paling lama 1 (satu) tahun sejak peraturan pemerintah ini diundangkan.
• Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, organisasi dan tata kerja Lembaga Pemerintah yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Pangan belum terbentuk maka tugas dan fungsi Lembaga Pemerintah dilaksanakan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian dan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan sesuai dengan bidang tugas dan kewenangannya masing-masing.
Pembagian Kewenangan Matriks
Temu Teknis OKKPD, Oktober 2016 58
4
PENUTUP• Dengan adanya PP tentang Keamanan Pangan dan PP
tentang Label dan Iklan Pangan, diharapkan ketentuan yang tertuang UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan dapat diimplementasikan dengan baik dan jelas oleh setiap pihak yang berwenang secara sinergis.
• Segala ketentuan terkait keamanan pangan, label dan iklan pangan menjadi tools untuk menjamin keamanan pangan yang beredar untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan menciptakan iklim perdagangan pangan yang sehat
59
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANANJL. PERCETAKAN NEGARA NO.23
Telp. (021) 42875584, Fax. (021) 42875780www.pom.go.id
http://standarpangan.pom.go.id/
SEKRETARIAT RPP BADAN POM: [email protected] Teknis OKKPD, Oktober 2016 60