kebijakan pemerintah belanda terhadap pendidikan islam di indonesia
TRANSCRIPT
Kebijakan Pemerintah Belanda Terhadap Pendidikan Islam Di
Indonesia (1900-1942)
Kebijakan Pendidikan Yang Diterapkan Pemerintah Belanda Pada tahun 1882 pemerintah Belanda membentuk suatu badan khusus yang
bertugas mengawasi beragama dan pendidikan Islam yang mereka sebut Resterraden. Dari nasihat badan inilah, maka pada tahun 1905 pemerintah Belanda mengeluarkan peraturan baru yang isinya bahwa orang yang memberikan pengajaran atau pengajian agama Islam harus terlebih dahulu meminta izin kepada pemerintah Belanda.
Tahun 1925 ke luar lagi peraturan yang lebih ketat terhadap pendidikan agama Islam yaitu bahwa tidak semua orang kiai boleh memberikan pelajaran mengaji terkecuali telah mendapat semacam rekomendasi dari pemerintahan Belanda.
Pada tahun 1932 keluar lagi peraturan yang isinya berupa wewenang untuk memberantas dan menutup madrasah dan sekolah yang tidak ada izin, atau memberikan pelajaran yang tidak disukai oleh pemerintah Belanda yang disebut Ordonansi Sekolah Luar Wilde School Ordonantie.
Pemerintah kolonial berusaha tidak memihak salah satu agama tertentu
Pendidikan diarahkan agar para tamatannya menjadi pencari kerja, terutama demi kepentingan penjajah
Sistem persekolahan disusun berdasarkan stratifikasi sosial yang ada dalam masyarakat
Pendidikan diarahkan untuk membentuk golongan elit sosial Belanda
Dasar pendidikannya adalah Barat dan berorientasi pada pengetahuan dan kebudayaan
Kebijakan yang diskriminatif ini sejalan dengan prinsip-prinsip kolonial yang dicanangkan oleh mereka, yaitu:
Gradualisme yang luar biasa dalam penyediaan pendidikan bagi anak-anak Indonesia
Dualisme dalam pendidikan dengan menekankan perbedaan yang tajam antara pendidikan Belanda dan pendidikan pribumi
Kontrol sentral yang ketat Keterbatasan tujuan sekolah pribumi, dan peranan
sekolah untuk menghasilkan pegawai sebagai faktor penting dalam perkembangan pendidikan
Prinsip konkordansi yang menyebabkan maka sekolah di Indonesia sama dengan di negeri Belanda
Tidak adanya perencanaan pendidikan yang sistematis untuk pendidikan pribumi
S. Nasution mengatakan secara lebih lengkap mengenai ciri-ciri kebijakan pendidikan Hindia Belanda, yaitu: