kebijakan keamanan pangan jajanan anak sekolah (pjas)

38
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Deputi III-Badan POM RI@2004 BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA KEBIJAKAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN SERTA PP NO 28 TAHUN 2004 DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN R.I WINIATI P. RAHAYU

Upload: heru-fernandez

Post on 14-Jul-2015

859 views

Category:

Education


14 download

TRANSCRIPT

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA

    BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA

    AMANKAN PANGANdan

    BEBASKAN PRODUKdari

    BAHAN BERBAHAYA

    KEBIJAKAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN

    SERTA PP NO 28 TAHUN 2004

    DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGANDEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN

    DAN BAHAN BERBAHAYABADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN R.I

    WINIATI P. RAHAYU

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Undang-undang RI No 7 Tahun 1996 tentang Pangan

    Pasal 3

    Tujuan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pangan adalah:

    a. tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi bagi kepentingan kesehatan manusia;

    b. terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab; dan

    c. terwujudnya tingkat kecukupan pangan dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    PP 28/2004 KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN

    Pangan yang aman, bermutu dan bergizi sangat penting bagi pertumbuhan, pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan serta kecerdasan masyarakat

    Masyarakat perlu dilindungi dari pangan yang merugikan dan/atau membahayakan kesehatan

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    PRODUSENKONSUMEN

    Pangan layak dan aman dikonsumsi(Risiko BB ditekan)

    LABORATORIUMBADAN POM &Instansi Terkait PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    PP 28 TAHUN 2004 Bab I Ketentuan Umum Bab II Keamanan Pangan Bab III Mutu dan Gizi Pangan Bab IV Pemasukan dan Pengeluaran Pangan

    ke Dalam dan dari Wilayah Indonesia Bab V Pengawasan dan Pembinaan Bab VI Peran Serta Masyarakat Bab VII Ketentuan Peralihan Bab VIII Ketentuan Penutup Penjelasan

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    PENGATURAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PANGANFROM FARM TO THE TABLE

    Perbatasan Negara

    PANGAN SEGAR, PANGAN OLAHAN

    DAN PANGAN SIAP

    SAJI

    PANGAN SIAP SAJI

    RITEL

    PRODUKSI PANGAN SIAP SAJI

    DISTRIBUSIKONSUMSENPe

    redara

    n

    PRODUKSI PRA-

    PANEN

    PRODUKSI PASCA -PANEN

    PANGAN SEGAR

    DIKONSUMSI BAHAN BAKU LANGSUNG PENGOLAHAN

    PANGAN OLAHAN

    PENGOLAHAN

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 memuat definisi istilah, antara lain :

    Pangan Pangan segar Pangan olahan Pangan olahan tertentu Sistem pangan Perdagangan pangan Penyimpanan pangan Pengangkutan pangan Industri rumah tangga pangan

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Bab I Ketentuan Umum (Lanjutan)

    Bahan tambahan pangan Pangan produk rekayasa genetika Iradiasi pangan Kemasan pangan Mutu pangan Standar Gizi pangan Sertifikasi mutu pangan Sertifikat mutu pangan Setiap orang Badan

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    BAB II KEAMANAN PANGAN Bagian pertama terdiri dari pasal 2 s/d 10

    tentang Sanitasi, yaitu : Setiap orang yang bertanggung jawab dalam

    penyelenggaraan rantai pangan wajib memenuhi persyaratan sanitasi (ps 2 ayat 1)

    Persyaratan sanitasi pada ayat 1 diatur oleh Menteri Kesehatan (ps 2 ayat 2)

    Pemenuhan persyaratan sanitasi dilakukan dengan menerapkan pedoman cara yang baik (ps 3 s/d 10)

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    UNTUK MEMBANTU TERJAMINNYA KEAMANAN PANGAN DI SELURUH MATA RANTAI PANGAN,

    PEMERINTAH MENETAPKAN PEDOMAN CARA YANG BAIK (GOOD PRACTICES)

    PANGAN SEGAR, PANGAN OLAHAN

    DAN PANGAN SIAP

    SAJI

    PANGAN SIAP SAJI

    CARA RITEL PANGAN

    YANG BAIK

    CARA PRODUKSI

    PANGAN SIAP SAJI YANG

    BAIK

    CARA DISTRIBUSI PANGAN YANG

    BAIK

    KONSUMSENPe

    redara

    n

    CARA BUDIDAYA YANG BAIK

    CARA PRODUKSI PANGAN

    SEGAR YANG BAIK

    PANGAN SEGAR

    DIKONSUMSI BAHAN BAKU LANGSUNG PENGOLAHAN

    PANGAN OLAHAN

    CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN

    YANG BAIK

    Departemen PerindustrianDepartemen Kelautan dan PerikananBadan POM

    Departemen PertanianDepartemen Kelautan dan Perikanan

    Badan POM

    Badan POM

    Departemen Kesehatan

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    BAB II KEAMANAN PANGAN

    Bagian Kedua Bahan Tambahan Pangan

    Bagian Ketiga Pangan Produk Rekayasa Genetik

    Bagian Keempat Iradiasi Pangan

    Bagian Kelima Kemasan Pangan

    Bagian Keenam Jaminan Mutu Pangan dan Pemeriksaan Laboratorium

    Bagian Ketujuh Pangan Tercemar

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Keamanan Bahan Tambahan Pangan

    Bab II Bagian kedua, pasal 11 s/d 14 Kepala Badan menetapkan :

    BTP yang dinyatakan terlarang Nama dan golongan BTP yang

    diijinkan, tujuan penggunaan dan batas maksimal penggunaan menurut jenis pangan

    Persyaratan dan tata cara memperoleh persetujuan pengedaran BTP

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetika

    Bab III bagian ketiga Pemeriksaan wajib pangan

    produk rekayasa genetika meliputi :

    Informasi genetika Deskripsi organisme donor & modifikasi genetika Karakterisasi modifikasi genetika Informasi keamanan pangan (kesepadanan

    substansial, perubahan nilai gizi, alergenitas, toksisitas)

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetika (Lanjutan)

    Komisi yang menangani keamanan pangan produk rekayasa genetika :

    menetapkan persyaratan dan tata cara pemeriksaan keamanan pangan produk rekayasa genetika

    memeriksa keamanan pangan produk rekayasa genetika

    Berdasarkan rekomendasi komisi, Kepala Badan POM menetapkan bahan baku, BTP, dan/ atau bahan bantu lain hasil proses rekayasa genetika yang dinyatakan aman

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Iradiasi Pangan Bab II bagian keempat, pasal 15

    Fasilitas iradiasi yang digunakan harus didaftarkan kepada Kepala Badan yang bertanggung jawab di bidang pengawasan nuklir

    Ketentuan tentang pangan iradiasi ditetapkan oleh Kepala Badan POM

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Kemasan Pangan

    Bab II bagian kelima, pasal 16 s/d 20 Kepala Badan POM menetapkan :

    Bahan yang dilarang dan yang diizinkan digunakan sebagai kemasan pangan

    Persyaratan dan tata cara memperoleh persetujuan penggunaan bahan kemasan pangan

    Tata cara pengemasan pangan secara benar

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Jaminan Mutu Pangan dan Pemeriksaan Laboratorium

    (Bagian Keenam, pasal 21 dan 22)

    Yang diuji laboratoris: Mentan atau MenKP : pangan segar

    Kepala Badan POM : pangan olahan

    Pengujian laboratoris dilakukan di laboratorium pemerintah

    atau laboratorium lain yang

    telah terakreditasi

    Mentan, MenKP, Menhut, Menperind, Menkes, Ka Badan POM

    Standar /persyaratan lain tentang SJMP

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Pangan Tercemar Bagian Ketujuh, pasal 23 s/d 28

    Pangan tercemar meliputi pangan yang : Mengandung bahan beracun, berbahaya atau

    merugikan atau membahayakan kesehatan Mengandung cemaran melampaui ambang batas

    maksimal Mengandung bahan yang terlarang dalam proses

    produksi Mengandung bahan kotor, busuk, tengik, terurai, bahan

    nabati atau hewani berpenyakit atau bangkai Sudah kedaluwarsa

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Pangan Tercemar (Lanjutan)

    Menteri Pertanian atau Perikanan (untuk pangan segar) atau Kepala Badan (untuk pangan olahan) : Menetapkan bahan yang dilarang penggunaannya

    dalam proses produksi pangan Menetapkan ambang batas maksimal cemaran Mengatur dan/ atau menetapkan

    persyaratan cara, metode, dan/ atau bahan tertentu yang berisiko merugikan dan/ atau membahayakan kesehatan

    Menetapkan bahan yang dilarang dalam produksi peralatan pengolahan, penyiapan, pemasaran dan/ atau penyajian pangan

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Pangan Tercemar (Lanjutan) Pasal 25-28 tentang KLB keracunan

    pangan, Pasal 25: - Setiap orang wajib lapor - UPK melakukan tindakan pertolongan,

    mengambil contoh, melaporkan ke Dinkes kab/kota dan Badan POM cq Balai

    -Dinkes melakukan pemeriksaan dan penanggulangan KLB, melaporkan ke Dinkes propinsi dan Badan POM cq Balai

    -Badan cq Balai memeriksa dan menguji contoh pangan untuk menentukan penyebab keracunan

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Pangan Tercemar (Lanjutan)26: Pemeriksaan dan penanggulangan KLB oleh Dinkes

    Propinsi bila KLB lintas kab/kota Pemeriksaan dan penanggulangan KLB oleh Depkes

    dan atau Badan POM bila KLB lintas propinsi27: KLB tindak pidana, penyidikan oleh PPNS Badan dan

    atau penyidik lainnya28: Depkes: ketentuan tindakan pertolongan kepada korban,

    pengambilan contoh spesimen, pengujian spesimen dan pelaporan KLB

    Badan POM: tata cara pengambilan contoh, pengujian laboratorium dan pelaporan penyebab KLB

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    BAB III MUTU DAN GIZI PANGAN

    Bagian pertama tentang Mutu Pangan, ps 29-31 : Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN)

    menetapkan SNI mutu pangan Pemberlakuan SNI oleh Menteri Perindustrian,

    Pertanian, Perikanan, atau Kepala Badan POM berkoordinasi dengan Kepala BSN

    Menteri Pertanian, Perikanan, atau Kepala Badan menetapkan ketentuan mutu pangan di luar SNI, terutama pangan dengan tingkat risiko keamanan tinggi

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Sertifikasi Pangan Bagian Kedua tentang Sertifikasi Mutu Pangan,

    pasal 32-35 : Persyaratan dan tata cara sertifikasi mutu pangan dengan

    tingkat risiko keamanan tinggi ditetapkan oleh Menteri Pertanian, Perikanan, atau Kepala Badan POM.

    Menteri Kesehatan menetapkan jenis dan jumlah zat gizi yang akan ditambahkan serta jenis-jenis pangan yang dapat diperkaya atau difortifikasi

    Menteri Perindustrian menetapkan jenis pangan yang wajib diperkaya dan/ atau difortifikasi dan tata cara pengayaan dan/ atau fortifikasi gizi pangan tertentu

    Peredaran pangan yang diperkaya dan/ atau difortifikasi gizi wajib memiliki surat persetujuan pendaftaran dari Kepala Badan POM

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    BAB IV PEMASUKAN DAN PENGELUARAN PANGAN KE DALAM DAN

    DARI WILAYAH INDONESIA Bab V bagian pertama, pasal 36-40 :

    menetapkan persyaratan dan persetujuan pemasukan pangan Mentan atau MenKP : pangan segar Kepala Badan POM : pangan olahan

    Menteri Pertanian, Perikanan, Perindustrian, atau Kepala Badan POM menetapkan ketentuan lebih lanjut

    Bab V bagian kedua, pasal 41 : Menteri Pertanian, Perikanan, atau Kepala Badan POM

    menetapkan persyaratan pangan yang akan dikeluarkan dari wilayah Indonesia dan berkoordinasi dengan Kepala BSN untuk mengupayakan saling pengakuan pelaksanaan penilaian kesesuaian dalam memenuhi persyaratan negara tujuan

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    BAB V PENGAWASAN DAN PEMBINAAN

    Bagian pertama tentang Pengawasan, pasal 42 s/d 50 Surat persetujuan pendaftaran pangan olahan

    ditetapkan oleh Kepala Badan POM Pangan IRT wajib memiliki SPP-IRT yang diterbitkan

    bupati/walikota Pedoman pemberian SPP-IRT ditetapkan oleh Kepala

    Badan Yang dibebaskan: pangan dengan masa simpan

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Perbatasan Negara

    PRODUKSI PRA-

    PANEN

    PRODUKSI PASCA -PANEN

    PANGAN SEGAR

    DIKONSUMSI BAHAN BAKU LANGSUNG PENGOLAHAN

    PANGAN OLAHAN

    PENGOLAHAN

    Pangan olahan untuk deperdagangkan dalam kemasan eceran sebelum diedarkan wajib memiliki surat persetujuan pendaftaran (berdasarkan hasil penilaian keamanan, mutu dan gizi pangan olahan)

    Dikecualikan pangan olahan yang diproduksi oleh industri rumah tangga (pangan olahan IRT wajib memiliki sertifikat produksi pangan IRT)

    Pangan olahan untuk deperdagangkan dalam kemasan eceran sebelum diedarkan wajib memiliki surat persetujuan pendaftaran (berdasarkan hasil penilaian keamanan, mutu dan gizi pangan olahan)

    Dikecualikan pangan olahan yang diproduksi oleh industri rumah tangga (pangan olahan IRT wajib memiliki sertifikat produksi pangan IRT)

    CORNBEEF

    Ka. Badan POM (MD dan ML)

    Bupati/Walikota(P-IRT)

    PENGAWASAN

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Badan POM berwenang melakukan pengawasan keamanan, mutu dan gizi pangan yang beredar (mengambil contoh pangan dan melakukan pengujian)

    Hasil pengujian disampaikan kepada dan ditindaklanjuti oleh Departemen Pertanian, Kelautan dan Perikanan (pangan segar), Departemen Kelautan dan Perikanan, Peridustrian (pangan olahan), Badan POM (pangan olahan tertentu), Pemerintah Kabupaten/Kota (pangan olahan IRT dan pangan siap saji)

    Badan POM berwenang melakukan pengawasan keamanan, mutu dan gizi pangan yang beredar (mengambil contoh pangan dan melakukan pengujian)

    Hasil pengujian disampaikan kepada dan ditindaklanjuti oleh Departemen Pertanian, Kelautan dan Perikanan (pangan segar), Departemen Kelautan dan Perikanan, Peridustrian (pangan olahan), Badan POM (pangan olahan tertentu), Pemerintah Kabupaten/Kota (pangan olahan IRT dan pangan siap saji)

    PANGAN SEGAR, PANGAN OLAHAN

    DAN PANGAN SIAP

    SAJI

    PANGAN SIAP SAJI

    RITEL

    PRODUKSI PANGAN SIAP SAJI

    DISTRIBUSIKONSUMSENPeredaran

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    KEWENANGAN PEMERIKSAAN DALAM HAL TERDAPAT DUGAAN TERJADINYA PELANGGARAN HUKUM DI

    BIDANG PANGAN

    PANGAN SEGAR, PANGAN OLAHAN

    DAN PANGAN SIAP

    SAJI

    PANGAN SIAP SAJI

    KONSUMSENPeredaran

    CORNBEEF

    Kepala Badan POM (pangan olahan MD, ML)

    Bupati/Walikota(pangan olahan IRT)

    Bupati/Walikota (pangan siap saji)

    Gubernur dan atau Bupati/Walikota (pangan segar)

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    PANGAN SEGAR, PANGAN OLAHAN

    DAN PANGAN SIAP

    SAJI

    PANGAN SIAP SAJI

    CARA RITEL PANGAN

    YANG BAIK

    CARA PRODUKSI

    PANGAN SIAP SAJI YANG

    BAIK

    CARA DISTRIBUSI PANGAN YANG

    BAIK

    KONSUMSENPeredaran

    CARA BUDIDAYA YANG BAIK

    CARA PRODUKSI PANGAN

    SEGAR YANG BAIK

    PANGAN SEGAR

    DIKONSUMSI BAHAN BAKU LANGSUNG PENGOLAHAN

    PANGAN OLAHAN

    CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN

    YANG BAIK

    PEMBINAAN, pasal 51

    Pemerintah Kab/Kota (pangan siap saji)Pemerintah Kab/Kota (pangan siap saji)

    Departemen PertanianDepartemen Kelautan dan PerikananDepartemen PertanianDepartemen Kelautan dan Perikanan

    Departemen Kelautan dan Perikanan,Departemen Perindustrian, Badan POM(pangan olahan tertentu) dan Pemerintah Kab/Kota (pangan olahan IRT)

    Departemen Kelautan dan Perikanan,Departemen Perindustrian, Badan POM(pangan olahan tertentu) dan Pemerintah Kab/Kota (pangan olahan IRT)

    Pembinaan terhadap PEMDA dan masyarakat dilaksanakan oleh Badan

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    BAB VI PERAN SERTA MASYARAKAT

    Peran serta masyarakat dapat disampaikan langsung atau tidak langsung kepada Menteri Pertanian, Perikanan, Kesehatan, Perindustrian, Kepala Badan, Gubernur atau Bupati/ Walikota

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    JejaringIntelijen Pangan

    JejaringPromosi Keamanan Pangan

    Jejaring Pengawasan Pangan

    Kerjasama Badan POM, Departemen Kesehatan, Departemen Pertanian, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen

    Kelautan dan Perikanan, Departemen Pendidikan Nasional, Pemerintah Daerah, universitas, lembaga penelitian, laboratorium swasta dan

    pemerintah, asosiasi industri dan perdagangan, Badan Standarisasi Nasional, Lembaga Swadaya Masyarakat, industri pangan, media massa,

    dan lain-lain.

    Jejaring Keamanan Pangan Nasional

    (Risk Assessment)

    (Risk Communication)(Risk Management)

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Pencanangan Penerapan Sistem

    Keamanan Pangan Terpadu Secara Nasional

    13 Mei 2004, di Aula Badan POM R.I

    Oleh Menko Kesra a.i. Prof. A. Malik Fadjar, MSc

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    (Risk Assessment)Jejaring Intelijen Pangan

    Jejaring ini menghimpun informasi kegiatan pengkajian risiko keamanan pangan dari lembaga terkait (data surveilan, inspeksi, riset keamanan pangan, dsb.)

    Balai POM

    LP universitas

    Dan lain-lain

    R & D Industries Dinas Lingkungan Hidup

    Dinas Kesehatan

    Food Insp

    ectors

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Jejaring kerjasama antar lembaga dalam kegiatan yang terkait dengan pengawasan keamanan pangan (standardisasi dan legislasi pangan, inspeksi dan sertifikasi pangan, pengujian

    laboratorium, ekspor-impor, dsb.)

    Dinas. KesehatanDinas. Pertanian

    Balai POM

    Dinas. Kelautan & PerikananDinas. Perindustrian &

    Perdagangan

    Dll.Pemda

    Jejaring Pengawasan Pangan

    (Risk Management) Bea Cukai

    Dan lain-lain

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    (Risk Communication)Jejaring Promosi Keamanan Pangan

    Jejaring promosi keamanan pangan, meliputi pengembangan bahan promosi (poster, brosur, dsb.) dan kegiatan pendidikan, pelatihan,

    dan penyuluhan keamanan pangan untuk industri pangan, pengawas

    keamanan pangan, dan konsumen

    LPPM- kampus,sekolah

    Swasta/ industri pangan

    Asosiasi konsumen

    NGO

    Dinas komunikasi

    Dinas Pendidikan nasional

    Balai POM

    Dinas Kesehatan

    Dan lain-lain.

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    KESIMPULAN

    Masalah keamanan pangan adalah masalah kita semua, oleh karena itu harus ditangani secara bersama-sama oleh produsen, pemerintah dan konsumen

    Kemitraan dan Networking yang erat antara Badan POM dengan Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota diperlukan dan sangat penting dalam rangka pelaksanaan PP No 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    (1) Pelatihan penyuluh keamanan pangan, District Food Inspector (DFI) dan petugas KLB keracunan pangan

    (2) Penempatan PKP, DFI, petugas KLB pada posisi penugasannya yang tepat

    (3) Lalu lintas data dan informasi dari kab/kota ke Balai dan selanjutnya ke tingkat pusat

    (4) Promosi Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya kepada publik

    Perlu disusun protokol Networking antara Badan POM dan pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan keberlanjutan kegiatan mewaspadai dan menanggulangi masalah keamanan pangan:

  • Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganDeputi III-Badan POM RI@2004

    Terima kasih

    Keterangan lebih lanjut:

    Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan PanganBadan POM R.IJl. Percetakan Negara 23, Jakarta PusatPhone: 021 42878701, 42803516, 42875738Fax :021 42878701Email : [email protected]

    [email protected]

    Balai Besar/Balai POM di Seluruh Indonesia

    mailto:[email protected]:[email protected]