kebidanan komunitas.doc

Upload: tatatata1413

Post on 17-Oct-2015

142 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangVisi Indonesia yang baru yaitu memandirikan masyarakat hidup sehat, orientasi pembangunan kesehatan yang semula menekankan pada upaya kuratif dan rehabilitatif, secara bertahap diubah menjadi upaya kesehatan terintegrasi menuju kesan sehat dengan peran aktif masyarakat. Pendekatan ini menekankan pentingnya upaya kesehatan promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Hal ini menuntut peningkatannya profesionalisme tenaga pelayanan kesehatan diantaranya bidan (Balpelkes, 2002).

Di Indonesia masalah kesehatan ibu dan anak masih tergolong tinggi dan semakin kompleks. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil Survey Demografi kesehatan indonesia (SDKI) pada tahun 2002 dimana angka kematian ibu (AKI) mencapai 307 pe 100.000 kelahiran hidup. Menurut beberapa ahli kesehatan, penyebab langsung dari kematian ibu adalah perdarahan (45%), eklamsi (12,9%), komplikasi abortus (11,1%), sepsis post partum (9,6%), partus lama (6.5%), anemia (1,6%) sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu sebesar 14,1% (Prawirohardjo, 2002).

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah antara lain, dengan menetapkan beberapa bidan di wilayah desa dan diharapkan mampu mendeteksi masalah kebidanan dan kesehatan masyarakat, sehingga dapat menentukan prioritas masalah dan mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Program pemerintah yang lain yaitu Safe Motherhood yang terdiri dari empat pilar yaitu KB, ANC, persalinan yang bersih dan aman, asuhan obstetri esensial. Disini pemerintah menggerakkan kegiatan yang bersifat holistik dan proaktif. Salah satunya dengan menggerakkan peran bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu, bayi dan keluarga. Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat secara optimal diperlukan peran serta masyarakat dan sumber daya masyarakat sebagai modal dasar dalam pembangunan nasioal, termasuk keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.Dalam upaya mewujudkan kesehatan masyarakat terutama dalam mencegah angka kematian ibu dan anak pemerintah mencanangkan program safe matherhood yang berupa 6 pilar sebagai realisasi kerja, antara lain : 1. Pelayanan keluarga berencana 2. Asuhan antenatal 3. Persalinan bersih dan aman 4. Pelayanan obstetrik neonatal 5. Pelayanan kesehatan dasar 6. Pelayanan kesehatan primer dengan pemberdayaan wanita Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarkat dimana masalah kesehatan dapat timbul, berupa masalah KIA/KB, KELING.Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada keluarga Tn. L pada RT. 01 RW. 02 Desa Kemanggungan Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal sebagai bukti pelaksanaan praktek kebidanan komunitas dan melaksanakan implementasi sesuai dengan prioritas masalah. B. Tujuan1. Tujuan Umum

Membantu masyarakat dalam mengupayakan hidup sehat sehingga mencapai derajat kesehatan yang optimal. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak pada keluarga. b. Menemukan masalah yang ada dan memprioritaskannya c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan maasalah d. Implementasi hasil rumusan alternatif pemecahan masalah e. Mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi keluarga dalam upaya mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, serta menanamkan perilaku hidup sehatBAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Komunitas1. Konsep Dasar Kebidanan

Menurut WHO yang disebut dengan bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Bidan harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya.

Bidan tidak hanya memandang kliennya dari sudut biologis semata, tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan sekitarnya. Asuhan kebidanan merupakan penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan dan atau masalah kebidanan : ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi baru lahir serta keluarga berencana. Asuhan kebidanan diberikan sepanjang siklus kehidupan (perempuan segala umur).2. Pengertian Kebidanan KomunitasKebidanan mencakup pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan (J.H. Syahlan, 1996).

Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut biologis. Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan disekelilingnya. Asuhan kebidanan komunitas adalah merupakan bagian integral dari system pelayanan kesehatan, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan Keluarga Berencana. Asuhan kebidanan komunitas atau pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan oleh bidan untuk pemecahan masalah kesehatan ibu, bayi dan anak balita di dalam keluarga dan di masyarakat, mencakup upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, deteksi dini masalah kesehatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

Pelayanan kebidanan komunitas dilaksanakan oleh bidan secara mandiri, kolaborasi dan atau merujuk sesuai dengan kewenangannya.

3. Unsur Kebidanan Komunitas

Unsur dari kebidanan komunitas meliputi : bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan,lingkungan dan pengetahuan serta teknologi.4. Tujuan Asuhan Kebidanan Komunitas

Tujuan umum dari pelayanan kebidanan komunitas adalah seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan atau ibu, bayi dan balita di wilayah kerjanya.

Tujuan khusus dari pelayanan kebidanan komunitas adalah : meningkatkan cakupan pelayanan komunitas sesuai dengan tanggung jawab bidan; meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas dan perinatal serta bayi dan balita secara terpadu; menurunkan jumlah kasus kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal; mendukung program pemerintah untuk menuunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu, bayi dan anak; membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau unsur terkait lainnya.5. Ruang Lingkup Kebidanan Komunitas

Ruang lingkup dari pelayanan bidan di komunitas adalah peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), deteksi dini dan pertolongan tepat guna,memberikan pelayanan kebidanan sesuai kewenangannya, meminimalkan kecacatan, pemulihan kesehatan (rehabilitasi), kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial, kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk mengembalikan individu ke lingkungan keluarga dan masyarakat terutama pada kondisi dimana stigma masyarakat perlu diluruskan (TB, kusta, AIDS).

6. Sasaran Asuhan Kebidanan Komunitas

Pelayanan Kebidanan komunitas mencakup pelayanan KIA, di puskesmas, kunjungan rumah dan pelayanan KIA di rumah atau keluarga. Sasarannya adalah individu, keluarga, kelompok masyarakat dengan sasaran utama adalah ibu dan anak dalam keluarga.

a. Kesehatan ibu : sepanjang siklus kehidupan mulai dari pra kehamilan, hamil, persalinan, pasca persalinan, dan masa di luar kehamilan dan persalinan.

b. Kesehatan anak : perkembangan dan pertumbuhan anak mulai dari masa dalam kandungan, masa bayi, masa balita, masa pra sekolah, masa sekolah.

7. Prinsip Pelayanan Kebidanan Komunitas.

Prinsip dari pelayanan komunitas adalah sebagai berikut :

a. Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat, kedokteran, sosial, psikologi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran bidan di komunitas.

b. Dalam pelayanan kebidanan komunitas bidan tetap berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan klien.

c. Dalam pelayanan kebidanan komunitas bidan senantiasa memperhatikan dan memberi penghargaan terhadap nilai nilai yang berlaku di masyarakat, sepanjang tidak merugikan dan tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan.

8. Bentuk Asuhan Kebidanan Komunitas

a. Bantuan, bimbingan, penyuluhan, konseling dan pengawasan.b. Ruang lingkup :1) Pengkajian kebutuhan kesehatan masyarakat

2) Perencanaan intervensi

3) Pelaksanaan intervensi

4) Menilai hasil kegiatan

9. Pelayanan Kebidanan KomunitasPelayanan yang digunakan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. Manajemen kebidanan adalah pendekatan yg digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan pelaksanaan dan evaluasi.

10. Manajemen Kebidanan KomunitasManajemen kebidananan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah-langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan. Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara berurutan yaitu identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah, rencana dan tindakan pelaksanaan serta evaluasi hasil tindakan. Manajemen kebidanan juga digunakan oleh bidan dalam menangani kesehatan ibu, anak dan KB di komunitas, penerapan manajemen kebidanan komunitas. a. Identifikasi masalah Bidan yang berada di desa memberikan pelayanan KIA dan KB di masyarakat melalui identifikasi dengan melakukan pengumpulan data dilaksanakan sccara langsung ke masyarakat (data subyektif) dan data tidak langsung (data obyektif).1) Data Subyektif Data subyektif diperoleh dari informasi langsung yang diterima dari masyarakat. Pengumpulan data subyektif dilakukan melalui wawancara.2) Data Obyektif Data obyektif adalah data yang diperoleh dari observasi pemeriksaan dan penelaahan catatan keluarga, masyarakat dan lingkungan. b. Analisa dan perumusan masalahSetelah data dikumpulkan dan dicatat maka dilakukan analisis. Dari data yang dikumpulkan dilakukan analisis yang dapat ditemukan jawaban tentang : 1) Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya atau perilaku, pelayanan kesehatan yang ada serta faktor-faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan (H.L. Blum). 2) Masalah kesehatan, termasuk penyakit ibu, anak dan balita. 3) Masalah utama ibu dan anak serta penyebabnya.4) Faktor-faktor pendukung dan penghambat.5) Rumusan masalah ditentukan berdasarkan hasil analisa yang mencakup masalah utama dan penyebabnya.c. Diagnosa potensial yaitu diagnosa yang mungkin terjadi.d. Antisipasi penanganan segera untuk masalah yang timbul.e. Rencana (intervensi) Rencana untuk pemecahan masalah dibagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan evaluasi. f. Tindakan (implementasi)Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. g. Evaluasi Untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkanB. Konsep Dasar Keluarga1. Pengertian keluargaKeluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri atas 2 orang atau lebih adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga berinteraksi diantara sesama anggota keluarga, setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan. (Depkes. RI. 1998).2. Struktur keluarga

a. Patrilineal Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara, seadarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. c. Matrilokal Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.d. Patrilokal Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.e. Keluarga kawinan Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. 3. Ciri-ciri struktur keluarga a. Terorganisasi b. Ada keterbatasan c. Ada perbedaan dan kekhususan 4. Ciri-ciri keluarga a. Diikat dalam suatu tali perkawinan b. Ada hubungan darah c. Ada ikatan batin d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotnya e. Ada pengambilan keputusan f. Kerjasama diantara anggota keluarga g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga h. Tinggal dalam satu rumah 5. Tipe/bentuk keluargaa. Keluarga inti (nuclear family) Keluarga terdiri dari satu ayah, ibu dan anak-anak.b. Keluarga besar (exended family) Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya. c. Keluarga berantai (sereal family) Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. d. Keluarga duda/janda (single family) Kleuarga yang terjadi karena perceraian atau kematian. e. Keluarga berkomposisi (composite) Keluarga yang perkawinannya berpoligami yang hidup secara bersama.f. Keluarga kabitas (cahabitation)Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga. Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat. 6. Kesehatan keluarga Kesehatan keluarga adalah kesehatan yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan tingkat sosial ekonomi dari masyarakat. Di dalam keluarga yang sehat tentu akan menghasilkan bayi yang sehat pula. Masyarakat yang sehat merupakan produktifitas yang tinggi, mereka terbebas dari biaya-biaya obat yang tinggi, mempunyai kesempatan dan kemampuan belajar, dan tentu juga kebahagiaan mereka sendiri. Menurut UU no 23/1992 pada kesehatan, menerangkan bahwa kesehatan keluarga adalah kesehatan suami, istri, anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Dengan demikian kesehatan keluarga adalah kesehatan sekelompok individu yang memiliki pertalian biologi, psikologi, ekonomi dan kebudayaan, termasuk asprk-aspek jasmani, mental dan social.

Kesejahteraan keluarga membuat perasaan orang menjadi lebih tenang, kemapanan mental dan jasmani, dan hidup dalam kehidupan yang harmonis karena adanya keseimbangan kebutuhan yang terpenuhi secara jasmani, mental dan sosial. Dalam konteks ini, kesehatan keluarga merupakan salah satu elemen dasar dari kesejahteraan keluarga.

7. Pelayanan kesehatan keluargaPelayanan kesehatan keluarga tidak dalam bentuk paket untuk setiap unit keluarga, tetapi dalam pelayanan individu untuk setiap anggota keluarga. Fungsi ibu dapat dilihat sebagai penjaga dan orang yang merubah kesehatan keluarga serta orang pertama yang menyediakan perawatan kesehatan. Sebagai ibu dan sebagai orang yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, apabila diberi dorongan dan penyuluhan yang benar dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan keluarganya.

Pelayanan kesehatan keluarga adalah tingkat pelayanan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan dan melalui perawatan sebagai sasaran.Meningkatkan kualitas perawatan adalah sangat penting dalam mewujudkan kesehatan pada wanita dengan memudahkan jalan masuk dan menggunakan pelayanan kesehatan. C. Teori Tentang Pendekatan H.L BlumHendrik L Blum (1980) mengatakan bahwa ada 4 faktor utama yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, yaitu lingkungan, perilaku pelayanan kesehatan, keturunan.

1. Lingkungan hidup

Masalah kesehatan keluarga tergantung pada lingkungan hidup baik secara fisik, geologi dan sosial budaya termasuk tingkat pendidikan keluarga. Pendidikan ibu rendah, tingkat sosial ekonomi miskin dan keadaan memprihatinkan di lingkungan keluarga merupakan gangguan untuk mencapai status keluarga secara optimal. Keadaan lainnya adalah hubungan orang tua yang tidak harmonis. Ibu tidak peduli dengan kebutuhan anak mereka dan sulit untuk menerima pendidika kesehatan. Peralihan ekonomi dan sosial budaya dari suatu keluarga merubah pola hidup keluarga dan lingkungan.

2. Perilaku

Keluarga tidak berperilaku yang benar untuk mendukung pola tingkah laku hidup sehat. Hal ini tampak pada pola makan keluarga yang tidak benar dan mengakibatkan kegagalan pertumbuhan serta gizi yang kurang. Kebiasaan buruk dalam membuang sampah dan lingkungan rumah yang tidak sehat pula merupakan perilaku tidak sehat dari msyarakat.

3. Pelayanan kesehatan

Sampai sekarang pelayanan kesehatan bagi keluarga tidak dalam bentuk paket untuk setiap paket keluarga, tetapi dalam pelayanan individu untuk setiap angota keluarga. Fasilitas penyuluhan di pusat kesehatan dan Rumah Sakit Kota masih kurang komponennya dalam menjalankan perannya untuk mendukung sistem penyuluhan kesehatan. Pelayanan kesehatan untuk anak balita dan pra sekolah belum mengenal jaminan kesehatan, kelahiran baru rendah. Pelayanan kesehatan bayi ditekankan pada aktifitas kelangsungan hidup si anak.

4. Genetika/kependudukan

Keluarga dibentuk dari 2 macam manusia dengan bermacam macam gen dan sifat, yang mempengaruhi anak mereka. Pelayanan genetik dalam konteks pelayanan kesehatan keluarga dianggap sulit dan mahal untuk dilaksanakan dan membutuhkan metode teknologi yang tingi dengan ahli khusus.

D. Kehamilan Resiko Tinggi1. Pengertian Kehamilan Resiko TinggiKehamilan merupakan keadaan yang sewaktu-waktu dapat beresiko/membahayakan keadaan iu maupun janin. Ibu dan keluarga perlu mengenal kehamilan yang termasuk resiko tinggi serta keadaan yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil.

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan atau janinnya mempunyai outcome yang buruk apabila dilakukan tatalaksanan secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal. Dengan demikian, untuk menghadapi kehamilan atau janin beresiko tinggi harus di ambil sikap proaktif, berencana dengan upaya promotif dan preventif, sampai pada waktunya harus diambil sikap tepat dan cepat untuk dapat menyelamatkan ibu dan bayinya atau hanya di pilih ibunya saja.

Definisi kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi.2. Macam macam kehamilan resiko tinggia. Menurut Poedji Rohyati1) Primi muda umur kurang dari 16 tahun

2) Primi tua umur diatas 35 tahun

3) Primi para sekunder dengan usia anak terkecil diatas 5 tahun

4) Tinggi badan kurang dari 145 cm

5) Riwayat kehamilan yang buruk:

a) Pernah keguguran

b) Pernah bersalin premature atau lahir mati

c) Riwayat persalinan dengan tindakan (ekstraksi forcep, ekstraksi vakum, operasi seksio sesaria)

d) Preeklamsi-eklamsi

e) Serotinus

f) Kehamilan perdarahan antepartum

g) Kehamilan dengan kelainan letak

6) Penyakit ibu yang mempengaruhi kehamilanb. Menurut Ida Gede Manuaba:

1) Berdasarkan anamnesa

a) Umur penderita

(1) Kurang dari 19 tahun.(2) Umur diatas 35 tahun.

(3) Perkawinan diatas 30 tahun.

b) Riwayat operasi

(1) Operasi plastic pada fistelvagina atau tumor vagina.

(2) Operasi persalinan atau operasi pada rahim.

c) Riwayat kehamilan

(1) Keguguran berulang.

(2) Kematian intrauteri.

(3) Sering mengalami perdarahan saat hamil.

(4) Terjadi infeksi saat hamil.

(5) Anak terkecil 5 tahun tanpa KB.

(6) Riwayat molahidatidosa atau korio karsinoma.

d) Riwayat persalinan

(1) Persalinan premature.

(2) Persalinan dengan berat bayi lahir rendah.

(3) Persalinann dengan plasenta manual.

(4) Persalinan lahir mati.

(5) Persalinan dengan induksi.

(6) Persalinan dengan perdarahan pascapartus.

(7) Persalinan dengan tindakan (ekstraksi forceps, ekstraksi vacuum, letak sungsang, ekstraksi versi dan operasi seksio sesarea).

2) Hasil pemeriksaan fisik

a) Hasil pemeriksaan fisik umum

(1) Tinggi badan kurang dari 145 cm.(2) Deformitas pada tulang panggul.

(3) Kehamilan disertai anemia, penyakit jantung, diabetes mellitus, paru, hepar, atau ginjal.

b) Hasil pemeriksaan kehamilan

(1) Kehamilan trimester satu: hiperemesis gravidarum berat, perdarahan, infeksi intrauteri, nyeri abdomen, serviks inkompeten, dan kista ovarium serta mioma uteri.

(2) Kehamilan trimester kedua dan ketiga: preeklamsia-eklamsia, perdarahan, kehamilan ganda, hidramnion, dan dismaturitas serta gangguan pertumbuhan.

(3) Kehamilan dengan kelainan letak: sungsang, lintang, kepala belum masuk PAP minggu ke 36 pada primigravida dan hamil dengan dugaan disproporsi sefalopelvik kehamilan lewat waktu (di atas 42 minggu).

c) In partu: persalinan dengan resiko tinggi memerlukan perhatian serius kar4ena pertolongan akan menentukan tinggi rendahnya kematian ibu dan neonatus (perinatal).

d) Keadaan resiko tinggi dari sudut ibu:

(1) Ketuban pecah dini

(2) Persalinan lama melampaui batas waktu perhitungan partograf WHO.

(3) Persalinan terlantar

(4) Rupture uteri(5) Persalinan dengan kelainan letak janin: sungsang, kelainan posisi kepala dan letak lintang.

(6) Distosia karena tumor jalan lahir, distosia bahu bayi, atau bayi yang besar.

(7) Perdarahan antepartum: (plasenta previa, solusio plasenta, rupture sinus marginalis dan rupture vasa previa).

(8) Retensio plasenta-plasenta rest.

e) Keadaan resiko tinggi ditinjau dari sudut janin:

(1) Pecah ketuban disertai perdarahan

(2) Dismaturitas

(3) Makrosomia

(4) Infeksi intrauterine

(5) Distress janin

(6) Pembentukan kaput besar

f) Keadaan resiko tinggi pascapartus

(1) Persalinan dengan retensio plasenta

(2) Atonia uteri pascapartus

(3) Persalinan dengan robekan perineum yang luas, robekan serviks, vagina, dan rupture uteri.

Beberapa kehamilan resiko tinggi yang sering terjadi akan dijelaskan sebagai berikut :a. Kehamilan lewat bulan, tak merasa ada gerakan janin

Jika terjadi keluhan seperti ini, kemungkinan anak sudah mati dalam kandungan. Dokter dan bidan perlu segera memastikannya. Jika dari pemeriksaan tidak terdengar lagi bunyi jantung janin, berarti janin memang sudah mati. Bayi mati dalam kandungan harus segera dikeluarkan. Jika tidak dikeluarkan, dapat mengganggu ibu. b. Anemia

Jika wajah pucat-pasi, merah mata dan telapak tangan pucat, lekas lelah, lemah, dan lesu, kemungkian ibu hamil menderita kurang darah (anemia). Sel-sel darah merah kekurangan unsur hemoglobin. Pada ibu hamil, anemia sering disebabkan oleh kekurangan zat besi.

c. Ibu hamil dengan infeksi

Ibu hamil dengan demam tinggi dan berlangsung lebih dari 3 hari harus dipikirkan kemungkinan terjadi infeksi. Apa pun penyebab infeksinya, tidak menyehatkan bagi janin yang dikandung.

d. Lingkar Lengan ibu kurang dari 23,5 cm

Ibu hamil dengan lingkar lengan kurang dari 23,5 cm menandakan gizi ibu kurang baik, dan dikhawatirkan mempunyai resiko bayi lahir dengan berat badan rendah.

e. Usia ibu hamil < 20 atau > 35 tahun

Ibu hamil dengan umur < 20 atau > 35 tahun kemungkinan menjadikan persalinan lama dan perdarahan pasca salin karena kontraksi rahim yang kurang baik.

f. Jumlah anak > 4 orang

Hal ini diwaspadai rahim ibu sudah lemah sehingga dapat menimbulkan kesulitan berupa persalinan atau perdarahan pasca salin karena kontraksi otot rahim sudah lemah.

g. Tinggi badan ibu < 145 cm

Dikhawatirkan panggul sempit dan janin tidak bisa keluar melalui jalan lahir biasa.

h. Riwayat kehamilan, dan persalinan yang lalu

Ibu hamil pernah mengalami kesulitan dalam kehamilan dan persalinan sebelumnya, misalnya: kejang-kejang, demam tinggi, operasi pada waktu melahirkan.i. Penyakit menular seksual

Penyakit menular seksual dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas terhadap ibu, maupun bayi yang dikandung atau dilahirkannya.

j. Bayi mati dalam kandungan

Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, kegawatan janin atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya. Pada ibu hamil yang mengalami hal ini maka secepatnya diakhri kehamilannya.k. Keluar darah dan lendir dari liang rahim

Keluar darah dari liang rahim pada masa kehamilan kurang dari 28 minggu atau 7 bulan, kemungkinan terjadi keguguran. Keluar darah pada kehamilan yang lebih tua, kemungkinan ada gangguan pada plasenta. Keluar darah dapat disertai rasa nyeri mulas melilit di perut bawah, bisa juga tidak. Ibu harus segera dilarikan ke rumah sakit, mencegah seberapa mungkin dalam 24 jam kehamilan masih dapat dipertahankan.l. Kehamilan ganda

Pada ibu hamil dengan kehamilan ganda, keadaan ini termasuk kategori resiko tinggi dalam kehamilan dan persalinan.m. Keluar cairan ketuban

Keadaan ini disebut Ketuban Pecah Dini (KPD), yakni keluar cairan menyerupai air seni tapi tak berbau pesing, sebelum merasa mulas-mulas tanda awal persalinan.

Adakalanya, cairan ketuban tidak bening lagi, melainkan sudah kehijau-hijauan, tanda sudah terinfeksi kuman dari luar. Infeksi cairan ketuban mengancam janin yang terbungkus di dalamnya. Ini pun tergolong gawat darurat. Janin perlu diselamatkan agar tidak sampai menderita infeksi di dalam kandungan ibunya.

BAB III

TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

PADA IBU HAMIL1) Pengkajian Data

Dilaksanakan pada Tanggal :Jam: Alasan untuk mengetahui waktu pemeriksaanTempat: Alasan untuk mengetahui tempat pemeriksaan

Tanggal: Untuk mengetahui tanggal pemeriksaan saat ini serta untuk menentukan jadwal pemeriksaan berikutnya.1. Data Subjektif Keluarga Anamnesa yaitu untuk melakukan pengkajian data subjektif.

Alasan : untuk memperoleh data subjektifa. Identitas

Nama kepala keluarga

Alasan : untuk mempermudah dalam pembuatan akte / surat kelahiran, dan mengantisipasi kesalahan pemberian asuhanjika nama klien sama.

UmurAlasan : untuk mengetahui apakah termasuk subjektif / tidak Suku/ bangsa Alasan : untuk mengetahui Rhesus

Pendidikan Alasan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sehingga mudah dalam pemberian informasi

Pekerjaan Alasan : untuk mengetahui tingkat perekonomian

Alamat dan nomor telepon

Alasan : untuk mengetahui apakah tunggal satu rumah atau tidak.

b. Susunan keluarga

Alasan : untuk mengetahui karakteristik anggota keluarga, susunan keluarga dan beban keluarga yang di tanggung oleh keluarga tersebut.

c. Genogram

Alasan : untuk mengetahui gambaran stuktur anggota keluarga yang tinggal di dalam suatu rumah, serta mengetahui hubungan kekerabatannya.

d. Tipe keluarga Alasan : untuk mengetahui siapa pengambil keputusan dan jumlah anggota keluarga, serta masing-masing statusnya dalam keluarga.e. Status sosial ekonomi

Alasan : untuk mengetahui kesejahteraan keluarga.

f. Riwayat dan tahap perkembangan keluargaAlasan : untuk mengetahui tahap perkembangan masing-masing anggota keluargag. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhiAlasan : menilai keberhasilan keluarga dalam memenuhi kebutuhan keluargah. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluargaAlasan : untuk mengetahui derajat kesehatan masing-masing anggota keluarga.i. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga sebelumnyaAlasan : untuk mengetahui penyakit-penyakit yang pernah diderita masing-masing anggota keluarga. j. Karakteristik lingkungan rumahAlasan : untuk mengetahui pola hidup anggota keluarga.k. Kegiatan sosial di masyarakat dan fasilitas keluarga yang menunjang kesehatanAlasan: menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan mempermudah akses terhadap fasilitas kesehatan

l. Struktur keluarga

1) Struktur peran masing-masing anggota keluarga

2) Nilai dan norma dalam keluarga

3) Pola komunikasi keluarga antar anggota keluargaAlasan : dapat mengetahui hubungan baik setiap anggota keluargam. Fungsi Fungsi dalam Keluarga Alasan : mengetahui tugas masing- maasing anggota keluarga

n. Stress Dan Kopping KeluargaAlasan : bagaimana kemampuan keluarga dalam proses pemecahan masalah keluarga

2. Pengkajian pada ibu hamil :

a. Data subjektif

1) Identitas

Nama ibu Alasan : untuk menghindari kesalahan pemberian asuhan. UmurAlasan : untuk mengantisipasi kemungkinan penyulit yang sering timbul berhubungan dengan umur klien muda/ tua. Agama

Alasan : untuk memberikan asuhan yang berkaitan dengan kebiasaan yang dilakukan klien sesuai dengan agamanya.

Suku/ bangsa

Alasan : untuk mengetahui Rhesus. Pendidikan Alasan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sehingga mudah dalam pemberian informasi. Pekerjaan Alasan: untuk mengetahui tingkat perekomian. Alamat dan nomor teleponAlasan : untuk mempermudah menghubungi pasien.

2) Riwayat menstruasi

Alasan : untuk mengetahui keadaan alat-alat reproduksi serta gangguannya yang terjadi

Menarche: normal 10-16 tahun ( 12.5 tahun)

Siklus

: normal 25-38 hari ( 28 hari)

Banyaknya: rata-rata 33,2 cc (16 cc)

Lamanya

: normal 3-8 hari

Sifat darah : normal , encer merah.

Dismenorhore: normal tidak ada

Fluor albus: sedikit / sedang / banyak, tidak gatal, tidak berbau, warna putih/bening, kekentalan.

HPHT

: untuk memperkirakan taksiran persalinan dan menentukan usia kehamilan.

Taksiran persalinan: untuk mengetahui kapan ibu akan melahirkan 3) Riwayat Obstetri lalu

PerkawinanKehamilanPersalinanAnakNifasKB

KeusiajenisPenolongtmptPenyulitBB/PBsexH/MpenyulitASI

4) Riwayat Kehamilan Sekarang :

Tujuan untuk mengetahui keadaan ibu dan janin Pergerakan anak pertama kali (quikening)Jika ibu sudah merasakan gerakan anak, kapan terakhir dan berapa kali dalam 24 jam.Pada primigravida gerakan janin mulai dirasakan pada minggu ke 20 sedangkan pada multigravida mulai dirasakan pada usia kehamilan 18 minggu. (Sarwono, 1999)5) Pola aktifitas sehari-hari (sebelum dan selama hamil)

Tujuan untuk mengetahui peubahan yang terjadi selama hamil dan sebelum hamil:

Pola nutrisi:

Mengetahui kecukupan kebutuhan kalori dan zat nutrisi lainnya pada ibu saat hamil ini dan perubahan pola makan dan minum yang dialami oleh ibu setelah hamil. Adapun kebutuhan kalori pada ibu hamil adalah 300 kalori/hari dengan komposisi menu seimbang (cukup mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral air)

Pola eleminasi

Mengetahui kelainan pola eliminasi yang dialami oleh ibu selama hamil. Pola istirahat

Mengetahui kecukupan istirahat dan tidur ibu yang mempengaruhi status kesehatan ibu. Pola aktifitas

Mengetahui perubahan aktivitas yang dilakukan ibu selama hamil, dan tingkat kesibukan ibu yang berpengaruh pada kesehatan ibu (jika terlalu capek).

Aktifitas seksual

Mengetahui perubahan sexualitas yang dialami ibu selama hamil dan perasaan ibu berkaitan dengan hasrat sexualnya selama hamil. Hal ini juga dikaji untuk mengetahui hubungan ibu dengan suami. Pola kebiasaan

Mengetahui kebiasaan-kebiasaan ibu, terutama kebiasaan yang berpengaruh pada janin seperti merokok, minum-minuman keras, mengkonsumsi NAPZA/obat-obatan/jamu-jamuan, atau ibu memelihara binatang (resiko infeksi toxoplasmosis).

6) Riwayat penyakit sistemik yang pernah dideritaTujuan untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita ole ibu atau yan g sedang di derita oleh ibu. Jantung

Dilakukan pengkajian penyakit jantung karena ibu hamil yang menderita penyakit jantung lebih beresiko pada ibu dan janin. Penyakit ini ditandai dengan mudah lelah, jantung berdebar, sesak nafas, pembesaran vena jugularis, oedema, tangan bekeringat, tachikardi, hepatomegali, kardiomegali.

Ginjal

Penyakit ginjal umumnya memperburuk sirkulasi darah sehingga akan mengganggu sirkulasi feto-maternal. Biasanya merupakan komplikasi dari penyakit jantung, DM atau hipertensi. Bila ditandai dengan fatique, malaise, gagal tumbuh, pucat, lidah kering, poli uria, hipertensi, protein uria, nokturia.

Asma

Adanya penyakit ini akan memperburuk supplay oksigen ke sirkulasi feto-maternal sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin, selain itu serangan pada saat proses persalinan akan menggangu proses tersebut, sehingga perlu dikaji untuk mempersiapkan asuhan. Ditandai dengan nafas pendek, berbunyi (wheezing, batuk-batuk yang sering pada malam hari), nafas/dada seperti tertekan. TBC

Penyakit menular ini perlu dikaji lebih dulu untuk mempersiapkan ibu pada masa laktasi agar tidak terjadi penularan pada bayinya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda infiltrat (redup, bronchial, ronchi basah). Tanda-tanda penarikan paru, diafragma, dan mediastennum, batuk yang lama terutama pada malam hari, pembesaran kelenjar limfe.

Hepatitis

Ini dikaji untuk mengurangi resiko penularan dari ibu ke janin maupun dari ibu ke tenaga kesehatan, sehingga dapat dilakukan asuhan dan pelayanan yang tepat. Gejala meliputi anoreksia , mual , muntah, febris, hepatomegali, ikerus.

DM

Penyakit keturunan ini mempunyai tiga tanda utama, yaitu: poli urin, poli dipsi, poli fagi. Untuk deteksi bayi besar yang dapat mengakibatkan distosia bahu, partus macet maupun keadaan hipoglikemia berat pada bayi itu sendiri. Hipertensi

Merupakan salah satu tanda dari pre-eklamsia yang perlu diwaspadai. Dapat dibagi menjadi 2 yaitu hipertensi esential dan hipertensi ganas. Pada hipertensi esential TD 140/90- 160/100 mmHg. Sedangkan hipetensi ganas,tekanan sistole lebih dari 200mmhg7) Riwayat kesehatan keluarga

Tujuan untuk mempermudah menegakkan diagnosa masalah kehamilan yang ada hubungannya dengan penyakit keluarga.8) Riwayat sosial

Tujuan untuk mengetahui apakah ibu beserta kehamilannya diterima oleh lingkungan atau tidak.9) Perkawinan

Tujuan untuk mengetahui apakah anak di inginkan atau tidak, untuk mengetahui fertilitasnya.

Status perkawinan

Kawin.....kali

Kawin pertama umur..........tahun lamanya..........tahun

10) Kehamilan ini

Apakah kehamilan direncanakan atau tidak direncanaka, karena akan berpengaruhnya terhadap psikologi ibu, yakni:

Ibu tidak siap dengan kehamilannya

Keinginan untuk menggugurkan kandungannya

11) Pengambilan keputusan

Apakah dari suami, ibu sendiri, orang tua suami ibu hamil, atau pihak lainnya yang dipercaya mengambil keputusan apabila terjadi komplikasi atau hal yang tidak diinginkan.12) Beban kerja

Kegiatan aktifitas ibu selama hamil, apakah melakukan pekerjaan berat yang dapat beresiko pada diri ibu dan janin.

13) Tempat dan petugas kesehatan yang di inginkan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Kehadiran ibu dalam tempat pelayanan ibu akan memberikan percaya diri yang lebih dukungan emosional tersendiri.14) Stastus emosional

Saat kehamilan emosi itu seringkali labil karena berbagai proses perubahan yang terjadi pada dirinya. Ibu kadang merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya, seringkali merasa kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Hal ini perlu diketahui, agar dapat memberikan asuhan yang tepat sehingga berbagai penolakan yang muncul dapat di minimalisir.b. Data Obyektif1) Pemeriksaan UmumTujuan untuk mengetahui keadaan ibu, status gizi, kelainan bentuk badan dan kesadran serta untuk mengetahui perubahan-perubahan fisik pada ibu hamil meliputi BB, TB, TTV.a) Kesadarannya composmentis dengan tanda-tanda bisa atau tidak timbal balik dalam berkomunikasi.b) Keadaan emosional baik bila bisa diajak berkomunikasi dan mau bekerjasama.c) Tanda tanda vital

Penilaian tekanan darah, temperatur tubuh, jumlah dan frekuensi pernafasan dan denyut nadi.

d) Berat badan sebelum hamil Alasan : untuk menghitung penambahan BB

e) Berat badan sekarangSelama trimester pertama, wanita hamil perlu tambahan bobot badan sebanyak 0,5 kg setiap minggu.

f) Tingggi badan : > 145 cm, untuk menentukan status panggul secara umum.2) Pemeriksaan Khusus

Alasan : untuk mengetahui adanya penyulit / kelainan yang timbul pada kehamilan a) Inspeksi

Kepala : Mengetahui ada tidaknya benjolan / kelainan pada kepala, wajah(adanya pucat atau oedema), mata ( adanya anemis, ikterik) ,adanya bibir pucat, adanya caries pada gigi, kebersihan lidah.

Leher: Adanya pembesaran vena jugularis sebagai indikasi penyakit jantung dan kelenjar tiroid sebagai indikasi kekurangan iodium.

Ketiak: Ada pembesaran kelenjar limfe sebagai indikasi adanya infeksi.

Dada : Payudara; mengetahui bentuk dan perubahan pada dada, puting , dan aerola.

Abdomen: Melihat keadaan abdomen dan mengetahui perubahan pada abdomen apakah sesuai dengan usia kehamilan. Anogenitalia: Memeriksa kebersihan, adanya varises, pembesaran kelenjar batholini, pengeluaran cairan.

Ekstremitas: Mengetahui adanya varises, oedema pada kaki dan tangan.

b) Palpasi

Leher: Pembesaran vena jugularis sebagai indikasi penyakit jantung dan kelenjar tiroid sebagai indikasi kekurangan iodium. Dada : Payudara; mengetahui adanya benjolan abnormal, dan konsistensi payudara. Abdomen : Mengetahui adanya nyeri tekan pada epigastrium sebagai indikasi pre-eklamsia

Palpasi Leopold : Mengetahui letak dan posisi janin

Ekstremitas : Mengetahui adanya oedema ekstremitas.

c) Auskultasi

Ibu :

Dada : Tidak ada ronchi dan wheezing sebagai indikasi kelainan organ pernafasan.

Abdomen : adakah bising usus atau tidak.

Janin: Mengetahui kesejahteraan janin.

d) Perkusi

Reflek patella: untuk mendeteksi dini pre-eklapmsia.3) Pemeriksaan lab

Darah : Hb dan golongan darah: A/B/O/AB

Alasan : tes darah untuk mengetahui kadar Hb darah sehingga kita bisa mencegah terjadinya anemia dan untuk mempermudah bila butuh donor.2) Assessment

Diagnosa berdasarkan nomenclature dilakukan untuk menentukan rencana asuhan yang akan dilakukan pada pasien.Masalah berdasarkan kebutuhan biopsikososiokultural pasien, dilakukan pengkajian untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga masalah dapat teratasi.3) PlanningPerencanaan dan implementasi dilakukan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien.BAB IV

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA TN. L DENGAN IBU HAMIL PRIMI SEKUNDER

Tanggal : 15 Februari 2009Waktu : 07.00 WIB Tempat : Rumah Tn. LI. Pengkajian KeluargaA. Data Umum1. Identitas Kepala Keluarga Nama

: Tn. LUmur

: 49 tahun Agama

: Islam Suku Bangsa

: Jawa/ Indonesia Jenis Kelamin

: Laki-laki Pendidikan

: SMP Pekerjaan

: Penjahit

Penghasilan

: Rp. 1.000.000,-Status perkawinan : Kawin Alamat

: Karangmenjangan Gg 2 No 05 Surabaya2. Susunan Keluarga

NoNamaUmurL/PStatusPendidikanPekerjaanAgamaStatusKesehatan

1.Ny. S41 thPIstriSMPIRTIslamHamil Resti

2.An. L21 thPAnakSMAMahasiswaIslamBaik

3.An. S18 thPAnakSMAPelajarIslamBaik

4.An. Mb15 thPAnakSMPPelajarIslamBaik

5.An. M11 thPAnakSDPelajarIslamBaik

Genogram

Keterangan :

: laki-laki

: wanita

: wanita bermasalah

: menikah

+ : meninggal

-------- : keluarga yang tinggal 1 rumah

3. Tipe keluarga : keluarga inti, yang paling dominan dalam mengambil keputusan adalah ayah sebagai kepala keluarga

4. Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia

5. Agama : Islam

6. Status sosial ekonomi : tergolong cukup

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan masing-masing anggota keluarga

An L : Usia sekarang 21 tahun, sebagai mahasiswa.

An S : usia sekarang 18 tahun, pelajar SMA.

An MB : usia sekarang 15 tahun, duduk di bangku smp.

An M : Usia sekarang 11 tahun, duduk di bangku SD.

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi namun tugas keluarga yang belum dapat di capai saat ini adalah keluarga belum mampu merawat ibu hamil dengan resiko tinggi.

3. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

Tn L saat ini dalam keadaan sehat

Ny S keadaan sekarang baik, sedang hamil kurang lebih 4 bulan, menstruasi terakhir 10 oktober 2008, tes kencing (+) satu bulan yang lalu. Sudah periksa ke bidan satu kali, di beri obat penambah darah dan vitamin. Selama hamil ini tidak ada keluhan. Nafsu makan baik, makan 3 kali perhari: nasi, lauk-pauk, sayur. Minum air putih 6-8 gelas/hari. Obat dari bidan sudah di minum, belum mendapatkan suntikan TT. Belum tahu tentang tanda bahaya hamil.

An L saat ini dalam keadaan sehat

An S saat ini dalam keadaan sehat

An MB saat ini dalam keadaan sehat

An M saat ini dalam keadaan sehat

4. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga sebelumnya

Tn L Tidak pernah menderita penyakit parah. Hanya batuk, pilek, pegal-pegal.

Ny S Tidak pernah menderita penyakit parah

An L, S, MB, M, Tidak pernah menderita penyakit parah, sampai harus di opname

5. Karakteristik lingkungan rumah

Luas rumah 5x20 m terdiri dari 3 kamar, ukuran masing-masing 3x4 m, 1 dapur, kamar mandi dan WC di luar rumah

Perabotan rumah tangga rapi dan cukup untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kebersihan rumah cukup bersih.

Air yang digunakan untuk memasak, mandi, minum, mencuci menggunakan air sumur.

Pembuangan sampah di buang di halaman rumah lalu di bakar.

Pembuangan limbah di salurkan di selokan.

Pembuangan tinja di WC.

Keluarga tidak mempunyai binatang peliharaan

6. Kegiatan sosial di masyarakat dan fasilitas keluarga yang menunjang kesehatan

Hubungan keluarga dengan masyarakat di sekitar baik, Ny S aktif dalam kegiatan pengajian, Tn L aktif dalam kegiatan kerja bakti, anaknya kadang juga bermain di rumah tetangga.

Keluarga tn L memiliki satu sepeda motor dan dua sepeda mini.

Menggunakan air sumur untuk kegiatan sehari-hari.

C. Struktur keluarga

1. Struktur peran masing-masing anggota keluarga

Tn L berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah, pengambil keputusan.

Ny S istri, mengasuh anak, melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari

An L sebagai anak pertama, saat ini menjadi mahasiswa

An S anak kedua, pelajar SMA

An MB anak ketiga, duduk di bangku SMP.

An M anak keempat, duduk di bangku SD.

2. Nilai dan norma dalam keluarga

Keluarga biasanya melakukan sholat berjamaah di mushola dekat rumah. Keluarga biasanya memeriksakan diri ke bidan atau ke Puskesmas bila sakit

Menurut Tn L kebersihan rumah sangat penting sehingga harus dijaga

Menurut Tn L anggota keluarga tidak boleh ada yang keluar rumah lebih dari jam 21.00 WIB, masing-masing anggota keluarga saling menghormati

3. Pola komunikasi keluarga antar anggota keluarga

Semua masalah yang timbul dalam keluarga, menurut Tn L selalu diselesaikan dengan musyawarah

Menurut Ny S, anaknya jika ada masalah selalu bercerita pada ibunya

Komunikasi sehari-hari menggunakan bahasa jawaD. Fungsi Fungsi dalam Keluarga

1. Fungsi afektif

Hubungan antar anggota keluarga erat, mendidik anaknya dengan baik, dan mengajarkan agar anggota keluarganya selalu beribadah

2. Fungsi ekonomis

Dalam keluarga Tn L bekeerja mencari nafkah dan penghasilan keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3. Fungsi sosialisasi

Keluarga Tn L membiasakan diri untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan di desa seperti pengajian dan kegiatan RT lainnya.4. Fungsi pendidikan

Keluarga menyekolahkan anak pertama sampai anak keempat. Anak pertama kuliah D3 ekonomi Universitas Negeri Surabaya, anak ke dua sekolah di SMA N 4 Surabaya, anak ketiga SMP N 2 Surabaya, anak keempat SDN 1 Surabaya.

5. Fungsi mendapatkan status sosial

Keluarga Tn L termasuk keluarga cukup, mudah bergaul dengan tetangga dan ramah.6. Fungsi religius

Anggota keluarga Tn L melakukan sholat berjamaah di mushola dekat rumah, Ny. S dan Tn L mengikuti pengajian di lingkungan sekitar.7. Fungsi rekreasi

Keluarga Tn L biasanya menonton TV bersama-sa ma, kadang jalan-jalan kerumah saudara.

8. Fungsi reproduksi

Keluarga mengatakan Ny S sedang mengandung 4 bulan, sudah periksa ke bidan 1 kali, Ny. S mengatakan menstruasi terakhir tanggal 10 Oktober 2008, selama hamil ini tidak ada keluhan, sebelumnya ibu menggunakan KB pil.

9. Fungsi pemenuhan

a. nutrisi

Makanan sehari-hari Tn L dan keluarganya terdiri dari nasi, lauk-pauk, minum air putih 7-8 gelas per hari

b. istirahat

Tn L jarang tidur siang, Ny.S tidur siang saat anaknya pulang sekolah 2 jam perhari

E. Stress Dan Kopping Keluarga1. Kemampuan keluarga dalam menangani permasalahan

Menurut Tn L segala permasalahan yang timbul dalam keluarga diselesaikan dengan musyawarah

Menurut Tn L jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit segera dibawa ke puskesmas

2. Penyelesaian masalah keluarga

Setelah keluarga bermusyawarah menentukan penyelesaian, maka pengambil keputusan pertama untuk mencari jalan keluarnya dari permasalahan adalah Tn.L

II. Pengkajian Ibu hamil IA. Data Subjektif

1. Status Perkawinan

Perkawinan ke: IUmur kawin : 19 tahun

Lama kawin: 21 tahun

2. Keluhan Utama :Ibu merasa cemas atas keadan diri dan kandungannya.3. Riwayat Kebidanan:

a. Haid

Menarche

: 12 tahun

Siklus

: teratur, 28 hari

Lamanya

: 5 6 hari

Banyaknya

: ganti pembalut 3-4x/hari pada hari 1- 3, selanjutnya ganti pembalut 2x/hari

Warna/bau

: merah tua/anyir

Keluhan

: dysmenorea

Flour albus

: 2 hari sebelum dan sesudah haidGolongan darah: O

b. HPHT: 10-10 20084. Riwayat Obstetri

NOTgl lahirUsia

kehamilanTempat bersalinkomplikasipenolongbayiNifas

UmurIbubayiPB/BB

jeniskeadaankeadaanlaktasi

121 thatermRumahTidak adaDukun3000/50baiknormallancar

219 thAterm Rumah

BidanTidak adaBidan2900/48baiknormallancar

315 thAtermRumah

BidanTidak adaBidan3200/50baiknormallancar

411 thatermRumah

BidanTidak adaBidan3100/51baiknormallancar

5HAMILINI

5. Riwayat Kehamilan Sekarang :

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilannya kelimanya dengan usia kehamilan 4 bulan. Selama hamil ibu sudah periksa di Bidan sebanyak 1 kali.6. Riwayat Kesehatan yang lalu

Ibu tidak pernah menderita penyakit menahun seperti hypertensi, DM, jantung, asma dan tidak pernah mempunyai penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis.7. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menahun, penyakit menurun dan menular.

Keluarga tidak ada yang memiliki keturunan kembar8. Pola Kebutuhan sehari hari

a. Pola Nutrisi

Sebelum hamil :

Ibu makan 3x sehari dengan porsi satu kali makan sebagai berikut: 1 piring nasi porsi sedang dengan lauk, sayur, buah kadang kadang. Minum air putih 5 6 gelas per hari, kadang kadang ditambah minum teh.

Selama hamil

Ibu makan seperti sebelum hamil, ibu menyatakan tidak ada penurunan nafsu makan atau keluhan yang lain.

b. Pola eliminasi uri dan alvi

Sebelum hamil :

Uri 5 6x per hari, dengan warna kuning jernih, tidak nyeri.

Alvi 1x sehari, konsistensi lunak, warna kuning.

Selama hamil :

Uri lebih sering 9 10x sehari, alvi tidak mengalami perubahan, tidak ada keluhan.c. Pola aktivitas sehari hari

Sebelum hamil :

Ibu dapat mengerjakan pekerjan rumah sendiri tanpa dibantu oleh suami .

Selama hamil :

Ibu kadang kala dibantu oleh suami dalm mengerjakan pekerjaan rumah d. Pola istirahat

Sebelum hamil:

Ibu tidak pernah istirahat siang, malam 6 7 jam

Selama hamil :

Tidak ada perubahan 9. Data psikososial

Ibu cemas dengan keadaan dirinya dan kehamilannya karena jarak kehamilan sekarang dengan sebelumnya terlalu jauh.

Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik, suami sangat mengharapkan kehamilannya saat ini. Dan berharap kehamilan dan persalinannya nanti berlangsung normal. 10. Data sosial budaya

Ibu tidak ada pantangan makanan dan minuman, tidak ada kebiasaan minum jamu.

B. Data ObjektifPemeriksaan Umum KU : baik

Kesadaran : composmentis.

Tanda tanda vital

Tekanan darah

: 120/ 80 mmHg

Denyut nadi

: 84 x/menit

Pernafasan

: 16 x / menit

Suhu

: 36,5 C

Berat badan sebelum hamil: 48 Kg Berat badan sekarang

: 50 Kg Tingggi badan

: 156 CmPemeriksaan Khusus

Inspeksi

Kepala: ada tidaknya benjolan / kelainan pada kepala

Wajah

: tidak pucat, tidak oedema .

Mata: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, palpebra tidak odema

Mulut: bibir tidak pucat, gigi tidak ada caries, lidah bersih

Leher: tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid

Ketiak

: tidak ada pembesaran kelenjar limfe Dada : payudara bentuk simertris, puting menonjol, bersih, aerola hyperpigmentasi,

Abdomen: tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea nigra Anogenitalia: bersih, tidak odema, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar batholini, tidak ada pengeluaran cairan.

Ekstremitas: kaki tidak ada varises kanan/ kiri, terdapat oedema pada kaki dan tangan

Palpasi

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar tioid dan vena jugularis

Dadapayudara: tidak ada benjolan kanan / kiri konsistensi lunak Abdomen: tidak ada nyeri tekan pada epigastrium

Leopold I: TFU pertengahan pusat sympisis, ballotement +

Leopold II: -

Leopold III: -

Leopold IV: -

Ekstremitas: kaki kanan / kiri tidak odema

Tangan kanan / kiri tidak oedema

Auskultasi Ibu

: dada : tidak ada ronchi dan wheezing

Abdomen : bising usus ada

Janin

: Djj (Doppler) 144 x/menit, reguler

Perkusi

Reflek patella: ada kanan dan kiri Pemeriksaan lab Darah

: Hb 11 gr%Skor Poedji Rochjati = 10 (kehamilan risiko tinggi)

C. AssessmentDiagnosa : GVP40004 UK 18 19 minggu, hidup, intra uteri, jalan lahir normal, keadaan ibu dan janin baikD. Planning1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu & keluarga bahwa keadaan ibu dan janin baik.

E/ : Ibu mengucapkan syukur alhamdulillah.2. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu masuk dalam kelompok kehamilan resiko tinggi dan menjelaskan mengenai kehamilan resiko tinggi serta efeknya pada kehamilan, tetapi resiko dapat di minimalisir dengan manajemen yang baik (ANC yang baik, pemenuhan asupan yang cukup)

E/ : ibu dan keluarga mengerti penjelasan yang diberikan dan dapat mengulang apa yang telah disampaikan.3. Memotivasi keluarga untuk terus memberi support pada ibu agar memahami kondisinya dan menjaga selalu kehamilannyaE/ : keluarga menyatakan bersedia untuk SIAGA4. Memberikan KIE mengenai tanda-tanda bahaya pada kehamilan : muntah yang hebat

muka dan tangan bengkak pandangan kabur

pusing yang hebat

tidak ada gerakan janin

perdarahan pervaginam Jika ibu mendapati salah satu dari tanda bahaya di atas, maka ibu dianjurkan datang segera ke tenaga kesehatan.E/ : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukan anjuran yang telah diberikan kepadanya.

5. Memberikan ibu tablet Fe dan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsinya 1x sehari sebaiknya dengan air putih, tidak diminum bersama air kopi atau air teh agar penyerapannya sempurna serta sebaiknya dikonsumsi pada malam hari untuk menghindari timbulnya rasa mual.E/ : Ibu bersedia minum tablet Fe sesuai anjuran yang telah diberikan6. Memberitahu ibu agar segera datang ke tempat pelayanan kesehatan (BPS, Polindes, Puskesmas, RS) bila ada keluhan dan menyarankan pada keluarga untuk selalu siap bila ibu membutuhkannya.E/ : Keluarga akan mengantarkan ibu ke tempat pelayanan kesehatan segera bila ada keluhanBAB V

PENUTUPPelayanan kesehatan keluarga melindungi semua aspek dalam kehidupan keluarga dan pelayanan kesehatan tersebut diarahkan untuk memfasilitasi perubahan sikap dan perilaku yang akan mengembangkan kemampuan keluarga untuk meningkatkan status kesehatan mereka dan juga untuk memecahkan masalah kesehatan mereka melalui bantuan secara profesional dan dorongan masyarakat. Pelaksanaan pelayanan kesehatan keluarga secara optimal akan memudahkan perkembangan dari fungsi-fungsi keluarga, seperti agama, sosial budaya, perlindungan, reproduksi, sosialisasi, pendidikan, ekonomi, dan fungsi-fungsi perlindungan lingkungan yang diarahkan untuk meningkatkan status kesehatan keluarga.

Praktik kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik terhadap perempuan sebagai satu kesatuan fisik, psikis, emosional, sosial, budaya, spiritual serta pengalaman reproduksi. Bidan adalah pemberi pelayanan kesehatan yang memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Asuhan kebidanan dilakukan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang bidan atau hasil kolaborasi.

Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi perlu perawatan agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang normal mempunyai resiko kehamilan, namun tidak secara langsung meningkatkan resiko kematian ibu. Semakin banyak ditemukan faktor resiko pada ibu hamil, maka semakin tinggi resiko kehamilannya.

Untuk menurunkan AKI secara bermakna, kegiatan deteksi dini dan penanganan ibu hamil beresiko/komplikasi kebidanan perlu ditingkatkan baik di fasilitas pelayanan KIA maupun di masyarakat. Dalam rangka itulah deteksi ibu hamil beresiko/komplikasi kebidanan perlu difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu bersalin di rumah dengan pertolongan oleh dukun bayi.

DAFTAR PUSTAKA

BAPELKES. 2004. Materi Kesehatan Komunitas. Magelang : Balai Pelatihan Kesehatan Salaman Magelang

Depkes RI. 2000. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.Depkes RI. 2003. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Keluarga.

Effendy Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.Kuliah bidan. 2008 http://www.kuliahbidan.wordpress.com/2008/12/21. Asuhan Kebidanan.

Manuaba, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.

Soekidjo, Notoatmodjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.Tya. 2009. http://www.tya3303.friendster.com/2009/02/05kebidanan.htm. Khusus Kebidanan.

+

+

+

+

ASKEB KOMUNITAS 2