keberlanjutan minapolitan budidaya : kendala dan solusi
TRANSCRIPT
5/10/2018 KEBERLANJUTAN MINAPOLITAN BUDIDAYA : KENDALA DAN SOLUSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keberlanjutan-minapolitan-budidaya-kendala-dan-solusi
KEBERLANJUTAN MINAPOLITAN BUDIDAYA : KENDALA DAN SOLUSI
Pengukuran keberhasilan maupun kegagalan minapolitan budidaya terlalu dini
dilakukan, karena dampak setiap kebijakan pembangunan memiliki time lag.
Introspeksi kembali merupakan hal yang lebih tepat dilakukan untuk melihat kembali
apakah pelaksanaan minapolitan minapolitan ini sudah berada pada jalur
pembangunan ekonomi yang benar atau malah sebaliknya?.
Minapolitan dihadapkan pada tiga aspek utama yaitu penentuan target produksi,
keterlibatan pemerintah serta penentuan prioritas penggunaan anggaran. Beberapa
permasalahan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan minapolitan dari sisi produksi
adalah sebagai berikut :
1. Kualitas dan kuantitas (Induk dan Benih)
Ketersediaan induk dan benih yang berkualitas maupun kontinuitas masih sangat
terbatas. Hal ini dikarenakan peran masih terbatasnya teknologi perbenihan (belum
optimalnya peran lembaga/balai pembenihan). Pada beberapa lokasi minapolitan
yang merupakan lokasi prioritas minapolitan budidaya seperti Kabupaten Lamongan,
Kabupaten Bintan, Kabupaten Banjar, Kabupaten Pangkep ternyata peran balai benih
ikan baik yang dikelola oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah belum
optimal. Yang pada akhirnya menyebabkan penggunaan induk untuk pembenihan
maupun benih untuk pendederan pembesaran bukan merupakan induk dan benih
yang unggul. Dari sisi kuantitas pun pemenuhan benih masih membutuhkan pasokan
dari luar, seperti yang terjadi di Kabupaten Banjar, sekitar 70% kebutuhan benih
dipasok dari luar kota khususnya Bogor. Akibatnya dari sisi harga pun mengalamipeningkatan bila dibandingkan jika perbenihan bisa dilakukan oleh Unit Pembenihan
Rakyat (UPR) lokal.
2. Pakan (Buatan Sendiri dan Pabrik)
Pakan sebagai salah satu input utama dalam kegiatan budidaya juga menjadi kendala
bagi petani. Kurang lebih 80% biaya operasional pada kegiatan budidaya dikeluarkan
untuk pemenuhan pakan. Dari sisi sumber pemenuhan pakan dapat dikelompokkan
kedalam 2 sumber yaitu pakan yang diproduksi dari pabrik dan pakan buatan petani
sendiri. Kualitas pakan yang dihasilkan di pabrik memang lebih baik bila
dibandingkan dengan pakan buatan petani (kandungan protein dari pakan pabrikan
bisa mencapai 25%, sedangkan pakan buatan petani hanya berkisar 15% saja).
Kandungan protein pada pakan ternyata berpengaruh terhadap umur panen dan
kualitas ikan yang dihasilkan. Preferensi konsumen lebih kepada ikan yang diberikan
pakan pabrik, karena tekstur daging yang lebih kenyal. Dari sisi harga, pakan buatan
petani yang seharusnya bisa meminimalkan biaya operasional ternyata tidak
demikian hal ini dikarenakan harga bahan baku pakan merangkak naik seperti ikan
rucah, bungkil kelapa dan dedak, hal ini dikarenakan persaingan dengan sektor lain
seperti sektor peternakan yang juga membutuhkan bahan baku yang sama untuk
pakan ternak.
5/10/2018 KEBERLANJUTAN MINAPOLITAN BUDIDAYA : KENDALA DAN SOLUSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keberlanjutan-minapolitan-budidaya-kendala-dan-solusi
Pemasaran menjadi kendala, khususnya untuk komoditas perikanan yang mudah
dibudidayakan seperti ikan lele dan patin. Persaingan harga ikan antar lokasi usaha
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti biaya produksi dan biaya transportasi (terkait
dengan aksesibilitas dari lokasi budidaya menuju pasar). Hukum penawaran dan
permintaan sangat berpengaruh terhadap harga ikan, pada saat penawaran ikan sedikit
harga ikan meningkat, namun disaat terjadi supply ikan yang berlebih khususnya padasaat produksi ikan hasil tangkapan melimpah maka harga ikan hasil budidaya
mengalami penurunan. Serta informasi pasar yang terbatas pada level pembudidaya
skala kecil dan menengah. Sifat ikan yang mudah busuk serta permintaan ukuran ikan
tertentu pada ikan hidup, juga mendorong sulitnya pemasaran ikan.
Terkait dengan beberapa permasalahan diatas, maka beberapa upaya yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut :
Pembentukan dan Penguatan Kelembagaan Penyedia Input dan Pemasaran
Peran kelembagaan menjadi sangat penting khsususnya untuk kegiatan budidaya
pada level menengah kebawah. Keterbatasan modal usaha yang dimiliki oleh
pembudidaya menjadi kendala untuk keberlangsungan usaha budidaya itu sendiri
khususnya untuk biaya pemenuhan pakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan
pembudidaya di Kabupaten Banjar, jika pembudidaya sudah kehabisan modal
usaha untuk pembelian pakan maka dilakukan pemanenan lebih awal, dengan
resiko harga jual ikan yang rendah karena ukuran ikan yang dihasilkan tidak sesuai
dengan permintaan pasar. Peran kelembagaan penyedia input menjadi penting,
karena resiko yang telah dijelaskan diatas dapat diminimalisir. Demikian halnya
kelembagaan pemasaran, fungsinya sangat penting terutama pada saat terjadi over
supply . Kelembagaan penyedia input maupun pemasaran yang dapat dibentuk misalnya berupa Koperasi Perikanan. Koperasi perikanan berperan ganda yaitu
sebagai penyedia input produksi sekaligus pemasar. Dengan adanya kelembagaan
ini maka, resiko yang dihadapi petani baik terkait dengan penyediaan input
produksi maupun pemasaran produk dapat diminimalisir.
Penetapan Harga Dasar Ikan
Harga ikan sangat fluktuatif, tergantung pada kekuatan pasar atau keuatan
penawaran dan permintaan. Hal ini mengakibatkan petani sering mengalami
kesulitan untuk menetapkan harga. Pada kondisi tertentu, harga ikan dapat melonjak tinggi atau menurun drastis. Dengan pertimbangan tersebut maka
penetapan harga dasar ikan akan sangat membantu petani khususnya pada saat
terjadi penawaran ikan yang berlebihan. Harga dasar yang ditetapkan berdasarkan
pada biaya pokok produksi (HPP). Dengan demikian, harga dasar ikan berbeda
untuk setiap jenis ikan, hal ini tergantung dari biaya produksi usaha perikanan.
Subsidi Input
Harga input khususnya pakan yang mencapai 80% dari biaya produksi menjadi
salah satu penentu harga jual ikan serta kendala bagi petani dengan modal yang
terbatas. Subsidi input baik pakan maupun benih merupakan salah satu upaya yangditawarkan. Dari sisi harga, ternyata komoditas ikan lele maupun patin dari
5/10/2018 KEBERLANJUTAN MINAPOLITAN BUDIDAYA : KENDALA DAN SOLUSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/keberlanjutan-minapolitan-budidaya-kendala-dan-solusi
Indonesia tidak mampu bersaing dengan ikan yang diimpor dari Malaysia maupun
Vietnam, hal ini dikarenakan biaya produksi pada Negara pengimpor jauh lebih
rendah karena adanya subsidi pakan. Meskipun demikian cara dan mekanisme
pemberian subsidi untuk pakan tersebut harus dipertimbangkan lebih lanjut dalam
penerapannya sehingga tidak disalahgunakan atau salah sasaran.
Diversifikasi Produk
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah melalui diversifikasi produk. Saat ini
diversifikasi produk perikanan khususnya untuk komoditas budidaya air tawar
masih sangat minim. Padahal hal ini menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan
untuk menstabilkan harga jual ikan pada saat produksi melimpah. Dengan adanya
ikan olahan maka peluang untuk perluasan pemasaran dapat dilakukan dan dapat
diperoleh nilai tambahnya.
Pengembangan dan Perluasan Pasar
Pasar produk perikanan khususnya untuk perikanan budidaya air tawar masih
terbatas pada pemasaran di dalam negeri, hal ini diindikasikan karena keterbatasan
informasi pasar (seperti pesaing, preferensi konsumen, potensi pasar), masih
rendahnya kualitas dan kontinuitas produk serta minimnya diversifikasi produk.
Dengan demikian pengembangan dan perluasan pasar diarahkan kepada pasar
ekspor, namun harus mempertimbangkan keterbatasan tersebut.
Penetapan target produksi budidaya tidak bisa lagi hanya didasarkan pada potensi lahan
dan kualitas air yang bagus, tidak juga pertimbangan ketersediaan sarana dan prasarana
produksi saja, tetapi yang cukup mendesak untuk dipikirkan adalah seberapa besar
produksi budidaya tersebut dapat terserap pasar lokal, domestik, maupun ekspor dan
bagaimana elastisitas harganya. Karena itu, target produksi harus mencerminkan volume
produksi yang dapat mendatangkan pendapatan maksimal bagi pembudidaya. Sebaliknya
produksi maksimal akan percuma, apabila ikan yang dihasilkan tidak mampu terserap
oleh pasar sehingga dengan produksi yang tinggi justru terjadi penurunan pendapatan.