keanekaragaman hayat1
TRANSCRIPT
1. Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas)
Istilah keanekaragaman hayati atau
“biodiversitas” menunjukkan
sejumlah variasi yang ada pada
makhluk hidup baik variasi gen,
jenis dan ekosistem yang yang di
suatu lingkungan tertentu.
Keanekaragaman hayati yang ada
di bumi kita ini merupakan hasil
proses evolusi yang sangat lama,
sehingga melahirkan bermacam-
macam makhluk hidup.
Keanekaragaman hayati dapat
dikelompokkan atas keanekaraman gen, jenis dan ekosistem.
2. Penyebab Kelangkaan Hewan
a. Daya Regenerasi Yang Rendah
Banyak hewan yang butuh waktu lama untuk masuk ke tahap berkembang biak,
biasa memiliki satu anak perkelahiran, butuh waktu lama untuk merawat anak, sulit untuk kawin, anaknya sulit untuk bertahan hidup hingga dewasa, dan sebagainya. Tumbuhan tertentu pun juga terkadang membutuhkan persyaratan situasi dan kondisi yang langka
untuk bisa tumbuh berkembang. Hal tersebut menyulitkan spesies yang memiliki daya regenerasi / memiliki keturunan rendah untuk memperbanyak dirinya secara signifikan.
Berbeda dengan tikus, ayam, lalat, kelinci, dll yang mudah untuk melakukan regenerasi. b. Campur Tangan Manusia
Adanya manusia terkadang menjadi malapetaka bagi keseimbangan makhluk hidup di
suatu tempat. Manusia kadang untuk mendapatkan sesuatu yang berharga rela membunuh secara membabi buta tanpa memikirkan regenerasi hewan atau tumbuhan tersebut. Gajah
misalnya dibunuhi para pemburu hanya untuk diambil gadingnya, harimau untuk kulitnya, monyet untuk dijadikan binatang peliharaan, dan lain sebagainya.
c. Bencana Alam Besar
Adanya bencana super dahsyat seperti tumbukan meteor seperti yang terjadi ketika jaman dinosaurus memungkinkan banyak spesies yang mati dan punah tanpa ada satu pun yang
selamat untuk meneruskan keturunan di bumi. Sama halnya dengan jika habitat spesies tertentu yang hidup di lokasi yang sempit terkena bencana besar seperti bancir,
kebakaran, tanah longsor, tsunami, tumbukan meteor, dan lain sebagainya maka kepunahan mungkin tidak akan terelakkan lagi.
d. Didesak Populasi Lain Yang Kuat
Kompetisi antar predator seperti macan tutul dengan harimau mampu membuat pesaing yang lemah akan terdesak ke wilayah lain atau bahkan bisa mati kelaparan secara masal
yang menyebabkan kepunahan.
3. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati.
a. Insitu adalah usaha pelestarian alam yang dilakukan di dalam habitat aslinya.
b. ex situ adalah usaha pelestarian alam yang dilakukan di luar habitat aslinya.
Tujuan in situ maupun ex situ adalah untuk mencegah kepunahan satwa langka.
Indonesia, dengan tujuan serupa, juga menjalankan upaya in situ dan ex situ demi
pelestarian alam—hewan dan tumbuhan langka.
4. Kawasan Suaka alam.
Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun
di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan penga-wetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai
wilayah sistem penyangga kehidupan.
5. Kawasan Wisata.
Pariwisata sebenarnya bukanlah sesuatu hal yang baru dan kegiatan ini sudah ada sejak
dahulu kala. Didalam bentuknya yang sederhana pariwisata dahulu dikenal sebagai
bertamasya.
Untuk menentukan kebijaksanaan yang benar dan tepat didalam mengembangkan
pariwisata Indonesia, perlu adanya suatu batasan yang memadai sebagai titik tolok
berfikir. Sepanjang sejarahnya, batasan dari pariwisata telah mengalami perubahan-
perubahan, baik didalam arti maupun isinya.
Dalam ketentuan umum undang-undang nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, yg
dimaksud dengan : 1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. 2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait dibidang tersebut.
4. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.
5. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut.
6. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadiu sasaran wisata. 7. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan
untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. Hakekat pariwisata adalah seluruh kegiatan wisatawan didalam perjalanan dan persinggahan sementara dengan motivasi yang beraneka ragam menimbulkan permintaan
akan barang dan jasa, dan seluruh kegiatan yang dilakukan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat di daerah atau negara tujuan wisatawan, yang didalam proses secara
keseluruhan menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan politik serta hankamnas untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pembangunan Negara dan bangsa.
6. Taman Nasional .
Taman Nasional adalah Kawasan
Pelestarian Alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem
zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
pariwisata, dan rekreasi. Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk
dan ditetapkan sebagai kawasan taman nasional meliputi:
1. memiliki sumber daya
alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang masih utuh dan alami
serta gejala alam yang unik; 2. memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh; 3. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara
alami; dan 4. merupakan wilayah yang dapat dibagi kedalam zona inti, zona pemanfaatan, zona
rimba, dan/atau zona lainnya sesuai dengan keperluan. Taman nasional dapat dimanfaatkan untuk kegiatan:
1. penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; misalnya : tempat penelitian, uji
coba, pengamatan fenomena alam, dll 2. pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam; misalnya : tempat
praktek lapang, perkemahan, out bond, ekowisata, dll 3. penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, pemanfaatan air serta energi air, panas,
dan angin serta wisata alam; misalnya :pemanfaatan air untuk industri air kemasan,
obyek wisata alam, pembangkit listrik (mikrohidro/pikohidro), dll 4. pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar; misalnya : penangkaran rusa, buaya, anggrek,
obat-obatan, dll 5. pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya; misalnya : kebun
benih, bibit, perbanyakan biji, dll. pemanfaatan tradisional.
6. pemanfaatan tradisional dapat berupa kegiatan pemungutan hasil hutan bukan kayu, budidaya tradisional, serta perburuan tradisional terbatas untuk jenis yang tidak
dilindungi. Mekanisme pemanfaatan bersama pihak ketiga: terlebih dahulu membangun
kesepahaman/kesepakatan/kolaborasi dengan pengelola Taman Nasional dalam rangka
pemanfaatan potensi kawasan (sesuai Permenhut nomor P19/ Menhut/2004). Terhadap masyarakat di sekitar Taman Nasional dilakukan kegiatan
pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat di sekitar Taman Nasional dilakukan melalui: pengembangan desa konservasi;
pemberian izin untuk memungut hasil hutan bukan kayu di zona atau blok pemanfaatan, izin pemanfaatan tradisional, serta izin pengusahaan jasa wisata alam;
fasilitasi kemitraan pemegang izin pemanfaatan hutan dengan masyarakat.