keanekaragaman harimau

7
KEANEKARAGAMAN HARIMAU BERASAL DARI EVOLUSI HARIMAU GIGI PEDANG Oleh: Prabasthoro Fendy K. (M0410047) Menurut para ahli, keanekaragaman makhluk hidup seperti yang kita lihat sekarang ini terbentuk dari proses evolusi. Ketika bumi baru saja terbentuk, yang terjadi adalah proses evolusi yang lebih besar, yang kemudian memunculkan sel pertama (ancestor cell). Setelah dalam waktu yang cukup lama dalam sejarah evolusi, dari sel pertama ini kemudian memunculkan organisme multiseluler pada awal era Paleozoikum. Proses evolusi makhluk hidup berlanjut seiring dengan perubahan iklim dan pergeseran benua. Pada akhirnya sebagai hasil proses evolusi, bermunculanlah beranekaragam makhluk hidup. Sumber terjadinya variasi adalah mutasi, yaitu perubahan susunan kimiawi DNA yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu lama. Mutasi memodifikasi DNA dan menyebabkan terjadinya spesies baru (spesiasi). Jadi mekanisme evolusi adalah akumulasi perubahan secara bertahap dalam kurun waktu lama, sampai suatu kelompok organisme cukup nyata berbeda dari kelompok asalnya sehingga dapat disebut sebuah spesies baru. Hal tersebut dapat terjadi bila ada penghalang fisik yang memisahkan suatu populasi induknya (yang akan menghasilkan spesiasi alopatrik), atau gene pools mereka menjadi terpisah akibat adanya variasi lingkungan (yang akan menghasilkan spesiasi parapatrik). Pola evolusi dikenal dengan evolusi divergen (bila dua atau lebih spesies berevolusi dari sebuah

Upload: fendy-gazze

Post on 25-Oct-2015

98 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

sejarah keanekaragaman harimau

TRANSCRIPT

Page 1: KEANEKARAGAMAN HARIMAU

KEANEKARAGAMAN HARIMAU

BERASAL DARI EVOLUSI HARIMAU GIGI PEDANG

Oleh: Prabasthoro Fendy K. (M0410047)

Menurut para ahli, keanekaragaman makhluk hidup seperti yang kita lihat sekarang

ini terbentuk dari proses evolusi. Ketika bumi baru saja terbentuk, yang terjadi adalah proses

evolusi yang lebih besar, yang kemudian memunculkan sel pertama (ancestor cell). Setelah

dalam waktu yang cukup lama dalam sejarah evolusi, dari sel pertama ini kemudian

memunculkan organisme multiseluler pada awal era Paleozoikum. Proses evolusi makhluk

hidup berlanjut seiring dengan perubahan iklim dan pergeseran benua. Pada akhirnya sebagai

hasil proses evolusi, bermunculanlah beranekaragam makhluk hidup.

Sumber terjadinya variasi adalah mutasi, yaitu perubahan susunan kimiawi DNA

yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu lama. Mutasi memodifikasi DNA

dan menyebabkan terjadinya spesies baru (spesiasi). Jadi mekanisme evolusi adalah

akumulasi perubahan secara bertahap dalam kurun waktu lama, sampai suatu kelompok

organisme cukup nyata berbeda dari kelompok asalnya sehingga dapat disebut sebuah spesies

baru. Hal tersebut dapat terjadi bila ada penghalang fisik yang memisahkan suatu populasi

induknya (yang akan menghasilkan spesiasi alopatrik), atau gene pools mereka menjadi

terpisah akibat adanya variasi lingkungan (yang akan menghasilkan spesiasi parapatrik). Pola

evolusi dikenal dengan evolusi divergen (bila dua atau lebih spesies berevolusi dari sebuah

leluhur yang sama), dan evolusi konvergen (bila evolusi organisme yang berasal dari leluhur

yang berbeda, beradaptasi pada lingkungan hidup yang sama).

Secara geografis, penyebaran harimau nyaris menjangkau seluruh asia, yaitu dari

Turki timur sampai laut Okhotsk. Dalam kurun waktu 50 tahun belakangan ini, wilayah hidup

mereka telah banyak berkurang. Namun, harimau masih dapat dijumpai di beberapa macam

jenis hutan termasuk hutan kering (dry deciduous), hutan lembab (mouist deciduous), hutan

semi hijau (semi evergreen), hutan hijau basah (wet evergreen), sungai, rawa-rawa dan hutan

bakau. Mereka juga dapat dijumpai di hutan-hutan bertanaman coniferous di East Rusia, di

habitat berumput tinggi di Himalaya Selatan, serta dihutan-hutan tropis yang ada di Sumatra

dan Malaysia. Harimau-harimau tersebut menunjukan toleransi yang sama terhadap variasi

ketinggian, temperature dan curah hujan.

Harimau yang dijumpai di beberapa jenis hutan dan iklim ini menunjukan bahwa

habitat pada hakikatnya bukanlah element penting dalam sejarah evolusi harimau. Namun

Page 2: KEANEKARAGAMAN HARIMAU

keragaman garis tigris dari macan Phantera ini memungkinkan besar karena mereka

mengikuti penyebaran cervid (sejenis rusa) dan bovid (sejenis babi) di Asia tenggara pada

jaman Pleistocence. (Flerov 1960; Geist 1971).

Sebagaimana halnya dengan evolusi ungulate berukuran besar (Misalnya: Axis,

Rusa, Cervus, Bos) yang menciptakan Wilayah baru bagi hewan pemangsa berbadan besar

yang hidup di pinggir hutan. Pleistocence merupakan jaman es (glaciation) pada kla Plistosen

sekitar 1,7 sampai 10 ribu tahun yang lalu. Iklim dari jaman es berfluktuas secara ekstrim

yang merupakan habitat pertama kali nenek moyang harimau yaitu harimau gigi pedang

(Sabertooth) ada. Ada dua macam Sabertooth di dunia ini. Pertama, Harimau gigi pedang dari

barat Amerika yang terkenal pada akhir zaman es. Kedua, harimau gigi pedang dari genus

Smilodon. Harimau gigi pedang ini diperkirakan memakan binatang besar seperti kuda,

kerbau, dan rusa.

Kucing raksasa seukuran anjing besar itu memiliki taring sepanjang sekitar 13

centimeter. Karakteristik taring sepanjang itu biasanya digunakan hewan untuk menangkap

dan membunuh mangsanya sekaligus. Selain itu juga digunakan untuk melindungi diri dari

serangan musuh. Misalnya, taring-taring itu digunakan saat perebutan teritori tempat hidup

dan melindungi si betina. Sedikitnya empat masa glacial muncul berseling dengan masa

interglacial yang lebih hangat. Suhu dingin yang berkaitan dengan jaman es diperkirakan

paling berat menimpa daerah garis lintang utara. Sedangkan di daerah tropis, efek yang

paling jelas adalah perubahan tinggi permukaan air laut.

Pada masa glacial air membeku seperti es, permukaan laut menurun sehingga

menghasilkan daratan kering baru yang luas. Pada saat iklim menjadi hangat, lapisan-lapisan

es meleleh dan menaikan permukaan air laut dan kembali menaikan jembatan darat. Di asia

tenggara pulau-pulau yang berada di dasar Selat sunda, antara lain: Sumatra, Jawa dan

Borneo secara bergantian tergabung karena es yang terbentuk kemudian terpisah lagi saat es

meleleh. Bagi binatang mamalia besar, Pleistocence merupakan jaman yang penuh dengan

kekacauan. Tingkat spesiasi dan kepunahan meningkat empat kali lipat dibanding dengan

Page 3: KEANEKARAGAMAN HARIMAU

jaman tersier, dan bebebrapa grup mamalia mengalami ledakan penyebaran (Kurten 1971;

Geist 1983)

Hal tersebut bisa dilihat dari hewan buruan yaitu Rusa berkembang biak dengan baik

selama jaman Pleistocence. Dari pusat perkembangan mereka di Asia jenis keturunan cervids

yang hidup di hutan dan berbadan kecil ini mirip dengan muntjac yang ada sekarang, mereka

menyebar dan menempati berbagai jenis wilayah. Ukuran tubuh dan kompleksitas anler

meningkat sebagai cervids yang dibedakan kedalam habitat di pinggiran hutan dan padang

rumput. Gigi geraham Hypsodont yang panjang pada hewan Chital, Babi rusa (Hogdeer) dan

Barangsingha, berkembang pada saat spesies-spesies ini berubah menjadi hewan pemakan

rumput di pinggiran hutan, atau lebih di khususkan lagi pemakan rumput di savana dan tanah

berawa-rawa (Geist, 1983).

Meskipun demikian pada masa sekarang ini, sebagian besar dari 14 spesies cervid

atau lebih membawa sifat bawaan turunan untuk tetap tinggal di hutan dan mendiami habitat

hutan padat, daerah hutan terbuka atau pinggiran hutan. Keluarga Bovid Juga dibedakan

menjadi aneka jenis spesies yang luas di benua Asia saja, terdapat sekitar 50 genera. Awal

masa Pleistocence ditandai dengan munculnya bovine, lembu, bison dan buffalo (banteng)

(Kurten, 1971). Dengan mendiami habitat yang lebih terbuka, bovids ini berkembang dengan

memiliki gigi yang besar (High Crowned teeth), yang mana lebih kuat untuk mengunyah

rumput silika  (silica-laden-grasses). Kelompok lembu liar di masa kini berjumlah tiga

spesies yang dapat dijumpai di india dan asia tenggara. Banteng adalah hewan yang hidup di

hutan kering terbuka dan lapangan yang ada di tengah hutan (glades); kouprey; sekarang

hampir punah, ia hanya dapat dijumpai di hutan kering terbuka, sedangkan Gaur lebih

menyukai habitat hutan yang lebih padat, mereka keluar dimalam hari untuk memakan

rumput di tanah terbuka dan juga dilapangan yang ada di tengah hutan (glades) (Wharton

1957).

Seiring penyebaran dan perkembangan cervid dan bovid secara tidak langsung dalam

waktu yang bersamaan akan menimbulkan keanekaragaman pada jenis harimau dari waktu ke

waktu. Daerah yang memiliki jumlah unglate biomass terbanyak di Asia selatan adalah

daerah dimana tanah rumput dan hutan membentuk suatu mozaik dan interdigitasi beberapa

jenis tumbuhan yang berbeda sehingga mendukung kekayaan komunitas unglate. Perubahan

aliran sungai, peristiwa kebakaran dan gangguan antrophogenic lain sangat mempengaruhi

perkembangan jumlah habitat pinggiran yang disukai beberapa spesies unglate. Demikian

pula dengan jumlah populasi harimau yang sangat tergantung pada jumlah biomasa mangsa

yang tersedia.

Page 4: KEANEKARAGAMAN HARIMAU

Fosil harimau tertua ditemukan berupa tulang tengkorak dan rahang yang diperkirakan

berusia 2,16 juta-2,55 juta tahun. Fosil tersebut ditemukan di China. Nama ilmiah dari fosil

harimau tertua ini adalah Panthera zdanskyi. Harimau ini mungkin kerabat dari Harimau gigi

pedang yang tinggal di jaman es 1,7 juta tahun lalu. Akan tetapi harimau ini tidak memliki

taring panjang seperti pada smilodon, diperkiraka jarena ukuran buruannya yang belum

terlalu besar seprti di jaman es. Berdasarkan deskripsi di jurnal tersebut, harimau ini memiliki

gigi taring atas yang berkembang dengan baik serta hidung yang relatif panjang dibandingkan

harimau pada umumnya yang mirip dengan morfologi hariamu gigi pedang. Tengkorak

harimau ini relatif lebih kecil, sempat diduga milik harimau betina, tetapi pemodelan ukuran

keseluruhan menunjukkan bahwa tengkorak itu tengkorak pejantan. Secara umum, tengkorak

harimau purba itu sama dengan tengkorak harimau modern. Sepertinya, makanan harimau ini

sama dengan makanan harimau saat ini, termasuk memakan rusa dan babi. Harimau ini

adalah kerabat dari harimau modern. Analisis juga menyebutkan bahwa evolusi gigi taring

dan rahang atas berlangsung lebih dulu dibandingkan rahang dan gigi bawah. Evolusi diduga

dipacu perubahan ukuran mangsa yang semakin besar. Analisis akurat tentang umur fosil

harimau ini diperlukan untuk mengetahui urutan waktu evolusi harimau secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

Flerov 1960; Geist 1971. Riding the Tiger: Tiger Conservation in Human Dominated

Landscapes diedit oleh John Seidensticker, Peter Jackson, Sarah Christie : 84

Iskandar T. Djoko.2001. Evolusi. Departemen Biologi. Bandung : ITB

Kurten. 1971; Geist 1983. Deer of the World: Their Evolution, Behaviour and Ecology.

Valerius Geist : 185

Sukandarrumidi., Datun, M. 1980. Geologi Sejarah 2. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Wharton. 1957. On the evolution of the Caprinae : 55