ke simp ulan

10
Kesimpulan a. Semakin besar konsentrasi pereaksi makawaktu yang dibutuhkan akan semakin kecil. Laju konsentrasi berbanding lurus dengan konsentrasi. r < [A] b. Konsentrasi jika diperbesar berarti kerapatannya bertambah dan akan memperbanyak kemungkinan tabrakan sehingga akan mempercepat reaksi. c. Suhu Jika suhu di naikan, laju reaksi ini semakin cepat kecuali pada saat-saat tertentu. Misalnya pada enzim. d. Katalis Semakin banyak DAFTAR PUSTAKA Epinur dan wiwik ernawati. 2012. penuntun pratikum kimia dasar . Jambi: Universitas Jambi Keenan. 1990. kimia untuk universitas . Jakarta: Erlangga. Lehninger. 1993. kimia untuk universitas . Jakarta: Erlangga. Sutrisno. 1994. kimia dasar . Bandung:Ganessa Pettsuci, ralp. 1987. kimia dasar . Jakarta: Erlangga VI. PENUTUP A. Kesimpulan Pada hasil percobaan dapat diambil kesimpulan dari tujuan praktikum tersebut yaitu:

Upload: purwanto

Post on 21-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

Kesimpulana.Semakin besar konsentrasi pereaksi makawaktu yang dibutuhkan akan semakin kecil. Laju konsentrasi berbanding lurus dengan konsentrasi.r < [A]b.Konsentrasijika diperbesar berarti kerapatannya bertambah dan akan memperbanyak kemungkinan tabrakan sehingga akan mempercepat reaksi.c.SuhuJika suhu di naikan, laju reaksi ini semakin cepat kecuali pada saat-saat tertentu. Misalnya pada enzim.d.KatalisSemakin banyak

DAFTAR PUSTAKAEpinur dan wiwik ernawati. 2012.penuntun pratikum kimia dasar.Jambi: Universitas JambiKeenan. 1990.kimia untuk universitas. Jakarta: Erlangga.Lehninger. 1993.kimia untuk universitas. Jakarta: Erlangga.Sutrisno. 1994.kimia dasar. Bandung:GanessaPettsuci, ralp. 1987.kimia dasar. Jakarta: Erlangga

VI.PENUTUPA.KesimpulanPada hasil percobaan dapat diambil kesimpulan dari tujuan praktikum tersebut yaitu:Menjelaskan dan menghitung laju reaksi yaitu; Laju reaksi adalah perubahan besarnya konsentrasi zat pereaksi (reaktan) atau zat hasil reaksi per satuan waktu. Menghitung laju reaksi,v= -= +atauv=k[A]a[B]bTingkat reaksi dan mekanismenya yaitu; perincian serangkaian reaksi Erlenmeyer, dengan laju yang digabungkan untuk menghasilkan reaksi keseluruhan.Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi yaitu;besarnya laju reaksi sebanding dengan konsentrasi pereaksi. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi yaitu; secara kuantitatif dijelaskan dengan hukum Arrehenius yang dinyatakan dengan persamaan,k= Ae-Ea/RTatau. Sedangkan pengaruh katalis terhadap laju reaksi yaitu; katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas.

B.SaranPada saat praktikum hendaknya asisten bisa lebih memberikan perhatian, arahan, dan bimbingan kepada praktikan supaya praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar.

B. Pembahasana)Pengaruh Konsentrasi Terhadap kecepatan Reaksi1.Pengaruh HClPada percobaan diatas disiapkan 6 tabung reaksi, diisi dengan pereaksi sesuai tabel diatas. Dituangkan pereaksi ke 3 ke tabung ke 4, dengan cepat dituangkan kembali ke tabung 3 maka terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 1 menit 26 detik. Hal ini terjadi karena konsentrasi tabung ke 3 yaitu Na2S2O30,10 N sama dengan konsentrasi tabung ke 4 yaitu HCl 0,10 N.Diulang seperti prosedur diatas untuk tabung ke 2 dan ke 5 serta tabung ke 2 dan ke 5. Pada tabung ke 3 dan tabung ke 4 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 3 menit 30 detik. Hal ini terjadi karena konsentrasi tabung ke 2 yaitu Na2S2O30,10 N lebih besar dari konsentrasi tabung ke 5 yaitu HCl 0,05 N, sehingga konsentrasi HCl sangat mempengaruhi suatu laju reaksi, oleh karena konsentrasi HCl lebih kecil dari Na2S2O3maka waktu yang diperlukan semakin lama untuk terjadi kekeruhan.Pada tabung ke 1 dan ke 6 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 7 menit 10 detik. Hal ini terjadi karena konsentrasi tabung ke 2 yaitu Na2S2O30,10 N lebih besar dari konsentrasi tabung ke 6 yaitu HCl 0,1 N, sehingga konsentrasi HCl sangat mempengaruhi suatu laju reaksi, waktu yang diperoleh lebih lama dari waktu yang diperoleh pada prosedur ke 2 karena konsentrasi HCl lebih kecil dari konsentrasi HCl sebelumnya yaitu 0,01 N. Dalam percobaan ini pengaruh konsentrasi HCl sangat mempengaruhi laju reaksi pada suatu reaksi dan terjadinya kekeruhan.

Jadi, makin besar konsentrasi makin cepat laju reaksi meskipun tidak selalu demikian. Pereaksi yang berbeda, konsentrasinya dapat mempengaruhi laju reaksi tertentu dengan cara yang berbeda.

2.Pengaruh Konsentrasi Tiosulfat (Na2S2O3)Pada percobaan diatas disiapkan 6 tabung reaksi, diisi dengan pereaksi sesuai tabel diatas. Dituangkan pereaksi ke 1 ke tabung ke 6, dengan cepat dituangkan kembali ke tabung 1 maka terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 1 menit 30 detik. Hal ini terjadi karena konsentrasi tabung ke 1 yaitu HCl0,10 N lebih besar dari konsentrasi tabung ke 6 yaitu Na2S2O30,01 N sehingga terjadinya kekeruhan lebih cepat.Diulang seperti prosedur diatas untuk tabung ke 5 dan ke 2 serta tabung ke 4 dan ke 3. Pada tabung ke 3 dan tabung ke 4 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 2 menit 12 detik. Hal ini terjadi karena konsentrasi tabung ke 3 yaitu HCl0,10 N sama dengan konsentrasi tabung ke 4 yaitu Na2S2O30,10 N.Pada tabung ke 2 dan ke 5 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 3 menit 38 detik. Hal ini terjadi karena konsentrasi tabung ke 2 yaitu HCl0,10 N lebih besar dari konsentrasi tabung ke 5 yaitu Na2S2O30,05 N, sehingga konsentrasi Na2S2O3sangat mempengaruhi suatu laju reaksi. Namun pada percobaan ini waktu yang diperlukan saat mencapai kekeruhan lebih cepat dibanding dengan HCl pada percobaan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh konsentrasi Na2S2O3dalam suatu laju reaksi lebih cepat dibandingkan HCl.

Jadi, makin besar konsentrasi makin cepat laju reaksi meskipun tidak selalu demikian. Pereaksi yang berbeda, konsentrasinya dapat mempengaruhi laju reaksi tertentu dengan cara yang berbeda.

b)Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi1.Pengaruh Temperatur pada Reaksi HCl dengan Na2S2O3Pada percobaan diatas disiapkan 6 tabung reaksi, diisi dengan pereaksi sesuai tabel diatas. Diatur temperatur reaksi, dimasukkan tabung reaksi ke dalam penangas air sesuai temperatur selama 5 10 menit. Pada tabung ke 1 dan tabung ke 4 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi sedikit keruh pada waktu 1 menit 26 detik. Hal ini terjadi karena larutan ini direaksikan pada suhu kamar yaitu 25C sehingga laju reaksi tidak begitu cepat dan waktu yang diperlukan untuk mencapai kekeruhan yaitu hanya 1 menit 26 detik, pada keadaan ini larutan hanya mengalami sedikit keruh.Diulang seperti prosedur diatas untuk tabung ke 2 dan ke 5 serta tabung ke 3 dan ke 6. Pada tabung ke 2 dan tabung ke 5 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi keruh pada waktu 23 detik. Hal ini terjadi karena larutan ini direaksikan pada suhu 50C sehingga laju reaksi lebih cepat dari suhu kamar dan waktu yang diperlukan untuk mencapai kekeruhan menjadi lebih cepat yaitu pada waktu 23 detik, pada keadaan ini larutan mengalami kekeruhan.Pada tabung ke 3 dan ke 6 terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi sangat keruh pada waktu 5 detik. Hal ini terjadi karena larutan ini direaksikan pada suhu 100C sehingga laju reaksi sangat cepat dari suhu kamar dan pada suhu 50C, waktu yang diperlukan untuk mencapai kekeruhan menjadi sangat cepat yaitu pada waktu 23 detik, pada keadaan ini larutan sangat mengalami kekeruhan.

Jadi, pengaruh temperatur sangat mempengaruhi pada laju reaksi, karena semakin tinggi suhu pada suatu larutan maka semakin cepat waktu yang diperlukan untuk mencapai kekeruhan.

2.Pengaruh Temperatur pada Reaksi H2C2O4Pada percobaan diatas disiapkan 6 tabung reaksi, diisi dengan pereaksi sesuai tabel diatas. Diatur temperatur reaksi, dimasukkan tabung reaksi ke dalam penangas air sesuai temperatur selama 5 10 menit, diteteskan pada masing-masing tabung 3 tetes KMnO4. Pada tabung ke 1 dan tabung ke 4 tidak terjadi perubahan warna ungu pada waktu 2 menit 24 detik. Hal ini terjadi karena larutan tersebut direaksikan pada suhu 25C, laju reaksi tidak begitu cepat sehingga pada saat ditetesi KMnO4tidak mengalami perubahan menjadi ungu pada waktu 2 menit 24 detik.Diulang seperti prosedur diatas untuk tabung ke 2 dan ke 5 serta tabung ke 3 dan ke 6. Pada tabung ke 2 dan tabung ke 5 terjadi perubahan warna dari warna ungu menjadi warna putih pada waktu 35 detik. Hal ini terjadi karena larutan tersebut direaksikan pada suhu 50C sehingga laju reaksi cepat dan terjadinya perubahan warna ungu menjadi warna putih pada waktu 35 detik.Pada tabung ke 3 dan ke 6 5 terjadi perubahan warna dari warna ungu menjadi warna putih pada waktu 25 detik. Hal ini terjadi karena larutan tersebut direaksikan pada suhu 100C sehingga laju reaksi cepat dan terjadinya perubahan warna ungu menjadi warna putih pada waktu 35 detik.

Jadi, pengaruh temperatur sangat mempengaruhi pada laju reaksi, karena semakin tinggi suhu pada suatu larutan maka semakin cepat waktu yang diperlukan untuk mencapai perubahan warna yang diakibatkan 3 tetes KMnO4dalam suasana asam.

c)Pengaruh Katalis Terhadap Kecepatan Reaksi1.Adanya Penambahan KMnO4(katalis dari luar)Dikocok setiap tabung reaksi sesuai pereaksi pada table di atas dan ditambahkan 3 tetes KMnO40,10 N. Tabung ke 1 larutan H2C2O4dengan konsentrasi 0,1 N sebanyak 6 mL dicampurkan dengan H2SO4dengan konsentrasi 1,0 n sebanyak 2 mL dan dicampurkan dengan KMnO4 1,0 N sebanyak 4 mL. Setelah semuanya tercampur pada waktu 2 menit 8 detik terjadi sedikit endapan dengan warna ungu. Hal ini terjadi karena KMnO4yang merupakan katalis dari luar mempercepat laju reaksi ditunjukkan dengan adanya sedikit endapan ungu pada larutan tersebut.Tabung ke 2, H2C2O4 dengan konsentrasi 0,1 N sebanyak 6 mL dicampurkan dengan H2SO4dengan konsentrasi 1,0 N sebanyak 2 mL dan dicampurkan dengan KMnO4dengan konsentrasi 1,0 N sebanyak 1 mL. Setelah semuanya tercampur pada waktu 39 detik terjadi endapan yang banyak dengan warna ungu. Hal ini terjadi karena KMnO4yang merupakan katalis mempercepat laju reaksi ditunjukkan dengan adanya endapan yang banyak dengan warna ungu, pada larutan ini juga dipengaruhi oleh volume dari KMnO4yang ditambahkan pada larutan tersebut sehingga waktu yang diperlukan menjadi lebih cepat dari volume pada percobaan sebelumnya.Tabung ke 3 H2C2O3dengan konsentrasi 0,1 N sebanyak 6 mL dicampurkan dengan H2SO41,0 n sebanyak 2 mL, dan dicampurkan dengan KMnO41,0 N. Setelah semuanya tercampur pada waktu 7 detik menjadi warna ungu, 27 detik menjadi warna merah, pada waktu 30 detik menjadi warna orange, pada waktu 35 detik menjadi warna kuning dan pada waktu 40 detik menjadi bening. Hal ini terjadi karena KMnO4yang merupakan katalis mempercepat laju reaksi ditunjukkan dengan adanya tahapan perubahan warna dan waktu yang sangat cepat sampai perubahan warna menjadi bening seperti semula.

Jadi, katalis dapat mempercepat laju reaksi, katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas.

2.Adanya AutokatalisatorDikocok setiap tabung reaksi terisi H2C2O40,1 N sebanyak 5 mL dan H2SO41,0 N sebanyak 1 mL kemudian ditambahkan KMnO40,10 N sebanyak 3 tetes. Pada waktu 1 menit 37 detik larutan berubah menjadi warna ungu pada waktu 4 menit 59 detik larutan berubah warna menjadi ungu pekat setelah ditambah KMnO4larutan dominan warna ungu pada waktu 59 detik. Hal ini terjadi karena salah satu hasil dari reaksi dapat berfungsi sebagai katalis yang disebut autokatalisator.

VI.Penutupa)Kesimpulan1.Laju atau kecepatan reaksiadalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter. Laju reaksi suatu reaksi kimia dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk reaksi berikut :A + B ABPersamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut :r=k [A]m[B]nk sebagai konstanta laju reaksi, m dan n adalah orde parsial masing masing pereaksi.Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor faktor sebagai berikut :1.Sifat dan ukuran pereaksi2.Konsentrasi pereaksi3.Suhu reaksi4.Katalis

2.Pengaruh konsentrasi, suhu dan katalis terhadap laju reaksi yaitu:KonsentrasiLaju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu pereaksi, atau sebagai laju bertambahnya konsentrasi suatu produk.SuhuLaju suatu reaksi kimia bertambah dengan naiknya temperatur. Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya jumlah dan energi tumbukan bertambah besar.KatalisKatalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk mempercepat jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali sebagai zat bebas. Suatu reaksi menggunakan katalis disebut dengan reaksi katalis atau prosesnya disebut katalisme.

Senhyawa komleksPEMBAHASANBesi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang kukuh dan liat. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida dan sulfide dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi. Di mana akan dihasilkan garam-garam besi (II) dan gas hydrogen.Pada percobaan kali ini, besi yang mengandug zat-zat pencemar tersebut dilarutkan ke dalam larutan asam sulfat (H2SO4) encer dengan cara dipanaskan. Ketika dipanaskan, campuran tersebut akan menghasilkan garam-garam besi (II) dan gas hydrogen. Reaksinya adalah sebagai berikut:Fe(s)+ H2SO4FeSO4+ H2(g)

Pada percobaan kali ini reaksi antara Fe dan H2SO4merupakan larutan A, lalu untuk larutan B, berdasarkan percobaan di atas akan mereaksikan H2SO410% dengan NH3sampai pH dari campuran tersebut bersifat netral. Reaksinya adalah sebagai berikut:H2SO4+ NH3(NH4)2SO4+ H2(g)

Reaksi tersebut merupakan larutan B.Garam besi (II) sulfat dapat bergabung dengan garam-garam sulfat dari garam alkali, membentuk suatu garam rangkap dengan rumus umum yang dapat digambarkan sebagai M2Fe(SO4).6H2O, di mana M merupakan symbol dari logam-logam seperti K, Rb, Cs dan NH4. Rumus ini merupakan gabungan dua garam dengan anion yang sama atau identik yaitu M2SO4FeSO4.6H2O.Untuk garam rangkap dengan M adalah NH4, yang dibuat dengan jumlah mol besi (II) sulfat dan ammonium sulfat sama, maka hasil ini dikenal dengan garam Mohr. Garam Mohr terbuat dari campuran dua garam sulfat besi (II) dan ammonia dengan rumus molekul (NH4)2FeSO4.6H2O atau (NH4)2(SO4)2.6H2O. Ketika larutan A dan B dicampurkan, maka akan terbentuk garam Mohr. Hal ini sesuai dengan teori di atas. Seharusnya ketika larutan tersebut telah dicampurkan, lalu didiamkan, akan terbentuk kristal yang berwarna biru kehijauan, namun hal tersebut tidak terjadi pada percobaan kali ini. Kemudian, untuk memperoleh kristal dari garam Mohr, praktikan mengambil sampel sebanyak 5 ml dari larutan tersebut lallu dipanaskan hingga terbentuk kristal.Salah satu cirri penting dari logam transisi ialah kemampuannya membentuk kompleks dengan molekul kecil dan ion. Contohnya, padatan tembaga (II) sulfat dibuat dengan mereaksikan tembaga dan asam sulfat pekat-panas ("minyak vitriol"). Nama lazimnya, "vitriol biru", menyatakan asalnya dan warnanya yang merupakan sifatnya yang paling mudah dilihat. Akan tetapi, senyawa ini tidak sekadar tembaga dan sulfat, tetapi juga air. Air dalam vitriol biru sangat penting, sebab bila air ini dikeluarkan dengan pemberian panas yang tinggi, warna birunya hilang, berganti menjadi tembaga (II) sulfat anhidrat berwarrna putih kehijauan. Hal inilah yang terjadi ketika kristal CuSO4.5H2O dipanaskan dengan suhu yang tinggi di dalam oven. Warna kristal berubah sesuai dengan teori di atas. Warna biru dari vitriol biru berasal dari kompleks koordinasi yang molekul H2O-nya berikatan langsung dengan ion Cu2+membentuk ion komposit dengan rumus [Cu(H2O)4]2+. Sebagai asam Lewis, ion Cu2+mengkoordinasi empat molekul air menjadi satu kelompok dengan menerima kerapatan electron masing-masing dari pasangan electron menyendirinya. Dengan bertindak sebagai donor pasangan electron dan berbagi kerapatan electron dengan ion Cu2+, keempat molekul air, yang dalam interaksi ini disebut ligan, masuk ke dalam lengkung koordinasi ion tersebut. Vitriol biru memiliki rumus kimia [Cu(H2O)4SO4.H2O.Ketika dipanaskan, tembaga (II) sulfat terhidrasi, CuSO4.5H2O akan kehilangan hidratnya. Jadi, pemanasan vitriol biru memutuskan ikatan Cu-H2O pada suhu di bawah yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kovalen dalam golongan SO42-. Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan yang telah dilakukan, warna awal kristal sebelum dipanaskan yakni biru muda dengan massa awal kristal 0,12 g, lalu setelah dipanaskan warnanya berubah menjadi putih dengan massanya 0,075 g. selisih antara massa awal dengan massa akhir yakni 0,045 g, hal ini memungkinkan bahwa kristal CuSO4.5H2O kehilangan hidratnya sebanyak 0,045 g. tembaga (II) sulfat terhidrasi, CuSO4.5H2O akan berubah menjadi senyawa anhidratnya, CuSO4.Pada percobaan terakhir, perbedaan pemberianligan pada larutan CuSO40,25M mempengaruhi warna akhir dari larutan yang berada pada masing-masing tabung. Pada tabung pertama, ligan yang terdapat pada senyawa tersebut yaitu hidrokso (OH-) yang berasal dari NaOH. Warna larutan berubah menjadi agak keruh dari warna asalnya. Lalu, pada tabung kedua terdapat ligan kloro (Cl-) yang berasal dari HCl. Warna larutan berubah menjadi biru muda pudar dari warna asalnya. Pada tabung ketiga, ligan yang terdapat pada senyawa tersebut yaitu Cl-, H2O, dan NH3yang masing-masing berasal dari larutan HCl, H2O, dan NH4Cl. Warna larutan berubah menjadi biru muda jernih dari warna asalnya. Hal ini membuktikan bahwa pemberian ligan yang berbeda pada larutan yang sama akan menghasilkan hasil yang berbeda pula.