ke nuan

38
1 BAB IX AMALIAH NAHDLATUL ULAMA’ A. Antara Sunnah Dan Bid’ah Menurut para ulama' bid'ah dalam ibadah dibagi dua: yaitu bid'ah hasanah dan bid'ah dhalalah. Diantara para ulama'yang membagi bid'ah ke dalam dua kategori ini adalah: 1. Imam Syafi’i Menurut lmam Syafi’i, bid’ah dibagi dua; bid’ah mahmudah dan bid’ah madzmumah. Jadi bid’ah yang mencocoki sunnah adalah mahmudah, dan yang tidak mencocoki sunnah adalah madzmumah. 2. Imam al-Baihaqi bid’ah menurut Imam Baihaqi dibagi dua; bid’ah madzmumah bid’ah ghoiru madzmumah. Setiap Bid’ah yang tidak menyalahi Al-Qur'an, Sunnah, dan ljma' adalah bid’ah ghoiru madzmumah. 3. Imam Nawawi Bid'ah menurut lmam Nawawi dibagi menjadi dua; bid'ah hasanah dan bid'ah qobihah. 4. lmam al-Hafidz lbnu Atsir Bid'ah dibagi menjadi dua; bidah yang terdapat petunjuk nash (teks Al- Qur'an/hadits) di dalamnya, dan bid’ah yang tidak ada petunjuk nash didalamnya. Jadi setiap bentuk bid’ah yang menyalahi kitab dan sunnah adalah tercela dan harus diingkari. Akan tetapi bid'ah yang mencocoki keumuman dalil-dalil nash, maka masuk dalam kategoti terpuji. Lalu bagaimana dengan hadits kullu bid'atin dzolalatin ..? ) لة كل بدعة ض(

Upload: umank-maulana-lukman

Post on 19-Dec-2015

227 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tentang Aswaja NU

TRANSCRIPT

Page 1: Ke Nuan

1

BAB IX

AMALIAH NAHDLATUL ULAMA’

A. Antara Sunnah Dan Bid’ah

Menurut para ulama' bid'ah dalam ibadah dibagi dua: yaitu bid'ah

hasanah dan bid'ah dhalalah. Diantara para ulama'yang membagi bid'ah ke

dalam dua kategori ini adalah:

1. Imam Syafi’i

Menurut lmam Syafi’i, bid’ah dibagi dua; bid’ah mahmudah dan bid’ah

madzmumah. Jadi bid’ah yang mencocoki sunnah adalah mahmudah, dan

yang tidak mencocoki sunnah adalah madzmumah.

2. Imam al-Baihaqi

bid’ah menurut Imam Baihaqi dibagi dua; bid’ah madzmumah bid’ah

ghoiru madzmumah. Setiap Bid’ah yang tidak menyalahi Al-Qur'an,

Sunnah, dan ljma' adalah bid’ah ghoiru madzmumah.

3. Imam Nawawi

Bid'ah menurut lmam Nawawi dibagi menjadi dua; bid'ah hasanah dan

bid'ah qobihah.

4. lmam al-Hafidz lbnu Atsir

Bid'ah dibagi menjadi dua; bid’ah yang terdapat petunjuk nash (teks Al-

Qur'an/hadits) di dalamnya, dan bid’ah yang tidak ada petunjuk nash

didalamnya. Jadi setiap bentuk bid’ah yang menyalahi kitab dan sunnah

adalah tercela dan harus diingkari. Akan tetapi bid'ah yang mencocoki

keumuman dalil-dalil nash, maka masuk dalam kategoti terpuji.

Lalu bagaimana dengan hadits kullu bid'atin dzolalatin ..?

) كل بدعة ضاللة (

Page 2: Ke Nuan

2

Berikut ini adalah pendapat para ulama’ :

1. Imam Nawawi

Hadits diatas adalah masuk dalam kategori ‘am (umum) yang harus

ditahshis (diperinci)

2. Imam Al-Hafidz Ibnu Rojab

Hadits diatas adalah dalam kategori ‘am akan tetapi yang dikehendaki

adalah khosh (‘am yuridu bihil khosh). Artinya secara teks hadits tersebut

bersifat umum, namun dalam pemaknaannya dibutuhkan rincian-rincian.

B. Tawasul dan Istighosah

Tawasul adalah salah satu jalan dari berbagai jalan tadzorru' kepada Allah.

Sedangkan Wasilah adalah setiap sesuatu yang dijadikan oleh Allah sebagai

sebab untuk mendekatkan diri kepadanya. Sebagaimana firmannya :

ل يا اي ها الذين امنوا ات قواهلل واب ت غوا اليه الوسي ل وا سيله ل ا ة و و ل ت Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan

yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya

kamu mendapat keberuntungan. (Q.S. Al-Maidah:35).

Adapun Istighotsah adalah meminta pertolongan kepada orang yang

memilikinya, yang pada hakikatnya adalah Allah SWT semata. Akan tetapi

Allah membolehkan pula meminta pertolongan (istighotsah) kepada para Nabi

dan walinya.

Dalil-dalil Tawasul dan Istighotsah

Diperbolehakannya tawasul dan istighotsah ini oleh ulama’ salaf tidaklah

terjadi pertentangan. Karena dalam tawasul itu sendiri seseorang bukanlah

Page 3: Ke Nuan

3

meminta kepada sesuatu yang dijadikan washilah itu sendiri, akan tetapi pada

hakikatnya meminta kepada Allah dengan barokahnya oran yang dekat kepada

Allah, baik seorang Nabi, Wali maupun orang-orang sholeh dan juga dengan

amal sholeh.

رة ا ي ب والصالة وان ها ل ن وا باالص ي ي واست ل على اخلاش Artinya :

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang

demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang – orang yang khusyu’ (QS. Al-

Baqoroh : 45)

Dan Nabi bersabda :

لله اسقنا غيشا مغيشاا Artinya :

“Ya Allah berikanlah kepada kami hujan yang memberikan pertolongan”. (HR.

Bukhori : 967,968)

Dalil tentang kebolehan bertawasul dengan amal sholeh ini sangat

masyhur karena telah diriwayatkan oleh lmam Al-Bukhori, Muslim dan

Ahmad.Yaitu hadits tentang tiga orang dari Bani Israil yang terjebak dalam

goa dan kemudian bertawasul dengan amal sholehnya masing-masaing agar

selamat. Ini adalah penjelasan tentang tawasul dengan amal sholeh

Sebagaimana diperbolehkan tawasul dengan amal sholeh, tawasul dengan

orang-orang sholehpun diperbolehkan, karena pada hakekatnya bukan

orangnya yang dijadikan tawasul tetapi amalnya, Sebab seseorang tidak

dikatakan sholeh ketika tidak melakukan amalan-amalan baik.

Page 4: Ke Nuan

4

Berikut ini adalah dalil-dalil yang menjelaskan tentang kebolehan

wasilah

Surat Al-Maidah ayat 35

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan

yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya

kamu mendapat keberuntungan. (QS. Al – Maidah :35)

Surat Al-Isro’ ayat 56

Artinya :

Katakanlah: "Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, Maka

mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya

daripadamu dan tidak pula memindahkannya." (QS. Al – Isro’ :56)

Surat Al – Qoshosh ayat 15

Page 5: Ke Nuan

5

Artinya :

dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, Maka

didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang ber- kelahi; yang

seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum

Fir'aun). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya,

untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan

matilah musuhnya itu. Musa berkata: "Ini adalah perbuatan syaitan

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata

(permusuhannya). (QS. Al – Qashash :15)

Surat Al – Baqoroh ayat 248

Page 6: Ke Nuan

6

Artinya :

dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan

menjadi Raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat

ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan

keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian

itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman. (QS. Al – Baqoroh

:248)

Surat Al – Anfal ayat 9

Artinya :

(ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu

diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala

bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut". (QS.

Al – Anfal :9)

Page 7: Ke Nuan

7

Surat An – Nisa’ ayat 63

Artinya :

Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati

mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka

pelajaran, dan Katakanlah kepada mereka Perkataan yang berbekas pada jiwa

mereka. (QS. An – Nisa’ : 43)

Dalil – dalil dari hadits

Diriwayatkan dari sahabat Ali karomallohu wajhah, bahwa Rasulllullah

Muhammad SAW, ketika menguburkan Fatimah binti As’ad, ibu dari sahabat

Ali bin Abi Thalib, beliau berdo’a :

لله حبقي وحق النياء من قلي اغرألمي ب أميا

Artinya :

Ya Allah dengan hakku dan hak-hak para Nabi sebelumku, ampunilah dosa

ibuku dan orang-orang setelah kau ampuni ibu kandungku ( HR. Thobroni,

Abu Naim, dan Al Haitsami) dan lain-lain.

Page 8: Ke Nuan

8

C. Tawasul Dan Istghotsah Dengan Orang – Orang Yang Telah

Meninggal Dunia

Sebelum menjelaskan tentang dalil-dalil tentang kebolehan istighotsah

dan wasilah atau tawasul terhadap oran telah meninggal dunia, ada baiknya

terlebih dahulu diajukan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini :

Apakah orang yang meninggal dunia dalam kuburnya tetap hidup sehingga

kita bertawasul dan istighotsah terhadapnya ?

Apakah didalam kubur mereka dapat mendengar Istighotsah dan wasilah

kita ?

Dan Apakah mereka dapat memberikan pertolongan kepada kita ?

Jawaban – jawaban dari pertanyaan diatas adalah Ya, bahwa dalam kuburnya

mereka tetap hidup, dapat mendengar dan memberikan pertolongan kepada

orang-orang yang tawasul terhadapnya.

Dibawah ini adalah dalil-dalil Al-Qur’an yang menguatkannya

Surat Al-Imron ayat 169

Artinya :

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu

mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (QS.

Al Imron :169)

Surat Al – Baqoroh ayat 154

Page 9: Ke Nuan

9

Artinya :

dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan

Allah, (bahwa mereka itu ) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi

kamu tidak menyadarinya. (QS. Al-Baqoroh :154).

Dalil-dalil lain

Adapun dalil-dalil dari hadits adalah sebagai berikut :

ه وسل قال : حيث عن ايب ريرة رضي اهلل عنه : أ رسول اهلل صلى اهلل علي

ما من اح يسل علي ال رد اهلل علي روحي حىت أرد السالمArtinya :

Dari Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Rasullullah SAW beersabda : tidak

seorangpun memberikan salam kepadaku kecuali Allah mengembalikan ruhku

kepadaku, hingga aku membalas salamnya. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Berikut ini adalah pendapat para ulama’ tentang tawasul dan istighotsah.

1) Syekh Mahmud bin Abdul Wahab, pendiri gerakan wahabi

Di dalam kitabnya "al-Muwajjahah li ahlil qoshim.." Syeh

Muhammad bin Abdul Wahab mengatakan bahwa : sesungguhnya

Sulaiman bin suhaim telah menyandarkan pendapat-pendapat yang tidak

pernah saya katakan, diantaranya adalah : saya mengkafirkan orang-orang

Page 10: Ke Nuan

10

yang bertawasul terhadap orang sholih, dan saya, katanya, mengkafirkan

Syeh Al-Bushoiry, dan telah membakar kitab Dalailul Khoirot. Jawaban

saya atas tuduhan diatas adalah, bahwa itu merupakan kebohongan yang

besar.

Syeh Muhammad bin Abdul Wahab juga pernah ditanya pendapatnya

tentang masalah iitisqo’, dia menjawab bahwa, didalam sholat istisqo’ tidak

ada masalah diselingi dengan tawasaul kepada orang-orang sholih. lnilah

sebagian pendapat syeh Muhammad bin Abdul Wahab tentang kebolehan

tawasul.

2) Syeh Ibnu Taimiyah

Syeh Taqiyudin Ibnu Taimiyah pernah ditanya pendapatnya tentang

oleh tidaknya tawasul kepada Nabi Muhammad SAW. lalu beliau

menjawab, “alhamdulillah, bahwa yang demikian itu dianjurkan menurut

kesepakatan kaum muslimin”.

3) Syeh Muhammad Nashirudin Al-Bani

Al-Albani menuturkan bahwa diperbolehkan tawasul dengan asma'

dan sifat Allah, dengan perbuatan baik kita sendiri dan dengan amal-amal

orang sholih. Al-Albani juga mengatakan bahwa tawasul itu disyariatkan

atas dasar nash Al-Qur’an dan Al-Hadits dan secara terus menerus

diamalkan oleh Salafusholih dan disepakati oleh kaum muslimin.

4) Imam Ahmad bin Hambal

Imam Ahmad al-Maruzi berkata, bahwa lmam Ahmad bin Hambal

dalam setiap doanya selalu bertawasul kepada Nabi Muhammad s.a.w.

Page 11: Ke Nuan

11

5) Imam Malik bin Anas

Kholifah al-Mansur bertanya kepada Imam Malik bin Anas ketika

sedang ziyaroh ke makam nabi Muhammad bersamanya, “wahai imam

apakah saya harus menghadap kiblat, kemudian berdo’a ataukah

menghadap makam rosul lalu berdoa ?”. Imani Malik kemudian menjawab

"jangan pernah kau palingkan wajahmu dari makam Rasul, karena dia

adalah wasilahmu dan wasilahnya bapakmu, Adam kepada Allah.

Menghadaplah kepadanya dan mintalah syafaat kepada-Nya maka Allah

akan memberi pertolongan kepadamu karenanya.

6) Imam Taqiyudin As Subki

Imam Taqiyudin abu Hasan as-Subki berkata : ketahuilah bahwa

diperbotehkan bahkan dianggap baik melakukan tawasul, istighosah dan

meminta syafaat kepada Allah dengan perantaraan nabi Muhammad s.a.w.

beliau juga berkata, bahwa tawasul kepada nabi adalah boleh secara

mutlak, sebelum nabi diciptakan maupun setelah diciptakan, ketika masih

hidup maupun setelah wafatnya.

7) Imam As-Sayaukani

Imam Ali as Syaukani berkata, bahwa tawasul kepada nabi itu boleh

dilakukan ketika hidupnya maupun setelah matinya, di dekatnya maupun

ketika jauh darinya. Begitu juga boleh tawasul dengan selain nabi

Muhammad s.a.w. dengan dasar ijma sahabat, yaitu ijma' suku. sebagai

dasar atas adanya ijma ini adalah diamnya para sahabat ketika Umar bin

Khothob berdoa dengan tawasul terhadap lbnu Abbas dan dengan orang-

orang sholih atas amal-amal mereka. Hal ini telah diceritakan oleh imam

Page 12: Ke Nuan

12

Tirmidzi dalam kitab "Ad-da'wat", lbnu Majah dalam "Sholatul hajat”, al-

Bukhori dan lbnu Khuzaimah.

8) Imam Syihabudin Ar Romli

Imam Syihabudin ar-Romli asSyal 'i berkata: bahwa sesungguhnya

istighotsah dan tawasul dengn para nabi dan rosul, para wali dan

orangorang sholeh adalah diperbolehkan.

9) Imam Ibnu Munih Al-Hambali

Imam lbnu MuNh al-Hambali telah berfatwa atas bolehnya tawasul

dengan orang-orang sholeh. Bahkan hukumnya mustahab.

10) Syeh Yusuf An- Nabhani

Syeh Yusuf An-Nabani berkata bahwa mayoritas umat Muhammad

dari kalangan Ahli Hadits, Ahli fiqih, mutakallimun dan ahli tashawuf, baik

orang khos maupun awam, semuanya sepakat atas baiknya istighotshah dan

tawasul kepada nabi untuk mencapai tujuan duniawi dan ukhrowi.

Demikianlah pendapat para ulama’ mengenai kebolehan bajkan

kesunhan melakukan tawasul dan istighotsah kepada para nabi, rasul dan

kepada ulama’ sholihin. Ulama’-ulama’ yang telah disebutkan diatas adalah

dari berbagi latar belakang madzhab syafi’I, syi’ah dan ada yang dari

madzhab Hambali.

D. Dzikir dengan Suara Nyaring

Dasar-Dasar/Dalil Dzikir Dengan Suara Nyaring

Dasar dari ayat al-Qur'an

Surat Ali Imron ayat 191

Page 13: Ke Nuan

13

Artinya:

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau

dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan

bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini

dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.

(QS. Ali Imron :191)

Surat al-Ahzab ayat 35,41,42.

Artinya :

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan

yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki

dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan

Page 14: Ke Nuan

14

perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki

dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara

kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,

Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS.

Al Ahzab :35)

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah,

zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al Ahzab :41)

Artinya :

dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. (QS. Al Ahzab :42)

Dasar-dasar dari hadits nabi.

عليه وسل : عن أيب ريرة رضي اهلل عنه قال : قال رسول اهلل صلى اهلل

وا قوما ا اهلل مال ءكة يطوفو الرق يلتمسو ال الذكر, فاذا و

يذكرو اهلل تنادوالموا اىل حات

Page 15: Ke Nuan

15

Artinya :

Diriwayatkan dari Abu Huroiroh bahwa Rasullullah SAW bersabda :

Sesungguhnya Allah memiliki para malaikat yang berkeliling di jalanan untuk

mencari orang-orang ahli dzikir. Dan ketika mereka menemukan sekelompok

orang yang senantiasa berdzikir kepada Allha, para malaikat ini kemudian

memanggil, “ Ambillah kebutuhan kalian” ( HR. Muttafakun Alaihi, Tirmizi

dan Ahmad)

Dasar dari pendapat para ulama'.

1) Imam Ibnu Al Jauzi

Imam Ibnu Al Jauzi dalam kitabnya "Khusn al-Khosin" menjelaskan

bahwa: "setiap dzikir yang disyariatkan, baik dalam kategori wajib maupun

sunnah, tidak akan diberi pahala kecuali telah diucapkan, minimal dapat

didengar oleh dirinya sendiri.

2) Imam Abdul Wahab As Sya'roni

Para ulama berijma' atas wajibnya dzikir dengan suara keras.

Syeh Ibnu 'Athoillah As Sakandari

Syeh Ibnu ‘Athoillah berpendapat dengan dibolehkannya dzikir dengan

suara keras ketika dalam kondisi dzikir bersama-sama.

E. Dzikir Bersama-sama

Dasar-Dasari Dalil Dzikir Bersama-sama

Dalil dari ayat al-Qur'an

Surat al-Baqoroh ayat 152

Page 16: Ke Nuan

16

Artinya :

karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan

bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

(QS. Al Baqoroh :152)

Surat Ali ‘Imron : 191

Artinya :

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau

dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan

bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini

dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.

(QS. Ali ‘Imron :191)

Surat al-Ahzab ayat 35,41,42.

Page 17: Ke Nuan

17

Artinya :

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan

yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki

dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan

perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki

dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara

kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,

Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

(QS. Al Ahzab :35)

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah,

zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al Ahzab :41)

Artinya :

dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. (QS. Al Ahzab :42)

Page 18: Ke Nuan

18

Dasar-dasar dari hadits nabi.

عليه وسل : عن أيب ريرة رضي اهلل عنه قال : قال رسول اهلل صلى اهلل

وا قوما ا اهلل مال ءكة يطوفو الرق يلتمسو ال الذكر, فاذا و

يذكرو اهلل تنادوالموا اىل حات

Artinya :

Diriwayatkan dari Abu Huroiroh bahwa Rasullullah SAW bersabda :

Sesungguhnya Allah memiliki para malaikat yang berkeliling di jalanan untuk

mencari orang-orang ahli dzikir. Dan ketika mereka menemukan sekelompok

orang yang senantiasa berdzikir kepada Allha, para malaikat ini kemudian

memanggil, “ Ambillah kebutuhan kalian” ( HR. Muttafakun Alaihi, Tirmizi

dan Ahmad)

Pendapat Para Ulama'

1) Imam-lbnu 'Abidin

Imam al-Alamah lbnu Abidin dalam kitabnya “hasyiah fi ma'rodi

dzikrillah” berkata, Bahwa dzikir berjamaah itu lebih besar pengaruhnya di

hati dari pada dzikir sendirian

2) Imam Abdul Wahab Sya'roni

Imam Abdul Wahab Sya'roni dalam kitabnya “dzikru adz-dzakir…”

mengatakan, bahwa ulama’ salaf maupun ulama’ khalaf telah sepakat atas

disunnahkannya dzikir berjamaah baik di masjid maupun diluarnya dan

Page 19: Ke Nuan

19

lain-lain pendapat dari para ulama’ yang telah masyhur kealiman dan

kesalehannya.

F. Tabaruk (meminta Barokah)

Istilah Sarokah mengandung makna yang bermacam-macam, yaitu

disesuaikan dengan penggunaan lafadz tersebut dalam rangkaian sebuah

kalimat. Barokah antara lain mengandung makna ziyadah dan nama

(pertambahan). Kedua arti lafadz tersebut mencakup sesuatu yang dapat diraba

(arab: hrssi) dan yang tidak dapat diraba (arab: ma'nawi) artinya berwujud

nyata maupun tidak nyata secara bersamaan.

Barokah pada hakikatnya adalah sebuah rahasia Allah dan pancaran dari-

Nya yang bisa diperoleh oleh siapa pun yang dikehendaki-Nya. Seseorang bisa

dikatakan mendapatkan barokah ketika ia mampu memperlihatkan tanda-tanda

berupa peningkatan kualitas amal kebaikan, karena barokah itu sendiri adalah

buah dari konsistensi dalam menjalankan amal sholeh.

Dalil – dalil tentang adanya barokah

Al – Qur’an Surat Shad ayat 29

Artinya :

ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah

supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran

orang-orang yang mempunyai fikiran. (QS. Shad :29)

Al-Qu’an Surat Al-Mu’minun ayat 29

Page 20: Ke Nuan

20

Artinya:

dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan

Engkau adalah Sebaik-baik yang memberi tempat." (QS. Al-Mu’minun :29)

Al-Qur’an Surat Ar Rohman ayat : 78

Artinya :

Maha Agung nama Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan karunia.

(QS. Ar Rohman :78)

Surat Hud ayat 73

Artinya :

Para Malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan

Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu,

Hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah."

Surat Al-A’raf ayat 54

Page 21: Ke Nuan

21

Artinya:

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan

bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan

malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya

pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada

perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.

Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.

Berikut ini adalah dalil tentang tabaruk mengambil secara langsung dari sunnah

Rasullullah

Rasullullah meminta barokah dengan Al - Qur’an

ل كا ينث النيب صلى اهلل عليه وس عن عاءشة رضي اهلل عنها : ا

قل كنت ض الذي مات فيه با املوذات, فلما ثعلى نسه املر

انث عليه هبن وامسح بيه لبكتها

Page 22: Ke Nuan

22

Artinya :

Dari Aisyah ra. Sesungguhnya Rasullullah SAW. meniup dirinya sendiri

sewaktu sedang menderita sakait yang menyebabkan beliau meninggal, dengan

surat Mu’awwidzatain ( An Nas dan Al Falaq). Ketika sakit Rasullullah sakit

berat, maka akulah yang meniupnya dengan bacaan ayat tersebut.

( HR. Bukhori – Muslim )

Para Sahabat meminta barokah di depan makam Rasullullah

1) Al – Hakim dalam kitab “ al-Mustadrok”-nya meriwayatkan dari Syeikh

Dawud bin Abi Sholeh tentang Abu Ayyub al-Anshori yang meminta

barokah di depan makam Rasullullah. Dan menurut al-Hakimriwayat ini

adalah shohih, begitu juga menurut adz-Dzahabi.

2) Syeikh Taqiyudin ibn Taymiah juga meriwatkan dari imam Ahmad bin

Hambal, bahwa Ahmad bin Hambal sering ngalap barokah di sekitar

mimbar Rasulullah. Hal yang demikian ini, menurut Ibnu Taymiah juga

pernah dilakukun oleh sahabat Abdullah bin Umar, Said bin Musayyab, dan

Yahya bin Said.

3) Syeikh lbrahim al-Khurofi berkata, bahwa disunahkan mencium rumah

makam Rasulullah SAW.

4) Syeikh Yusuf bin Mar'a al-Hambali berkata, bahwa tidak mengapa

seseorang memegang makam dengan tangannya untuk mencari barokah.

5) Syeikh Samhudi dalam kitabnya "Wafa'ul Wafa"' menceritakan bahwa,

Sahabat Bilal pernah ziarah ke makam nabi kemudian menangis dan

menciumi makam te rsebut.

Dalil tentang tabaruk dengan rambut nabi.

Page 23: Ke Nuan

23

ناه من قل : قلت لية: عننا من شر النيب اصعن حمم بب سريين قال

من و عني شرة منه أحب ايلانس او من قل ال انس, فقال: )أل ت

الذينا وما فيها(Dari Muhammad bin Sirin berkata: Aku berkata kepada Ubaidah, "Ditempatku

ada rambut Nabi yang kudapatkan sebelum sahabat Anas, bahkan sebelum

keluarga Anas (mendapatkannya). Kemudian Abu Ubaidah berkata, "Sungguh

jika aku memiliki sehelai rambut Nabi, tentu akan lebih kucintai daripada dunia

dan seisinya."

Tabaruk dengan pakaian Nabi

ن عاءشة ع عن أمساء بنت أيب بر قالت ذه ة رسول اهلل كانت

اهلل عليه وسل حىت قضت, فل قضت قضتها, وكا النيب صلى

يلسها فنن تغسلها للمرضى يستسي هبا

Artinya :

Dari Asma’ binti Abu bakar r.a. berkata : ini adalah jubah Rasullullah SAW

yang dimiliki oleh Aisyah ra., hingga kemudian Aisyah wafat, maka aku

menyimpannya. Dahulu Nabi Muhammad SAW memakainya, dan kami

mencucinya untuk menyembuhkan oran-orang yang sakit.

Page 24: Ke Nuan

24

Khulafa’urrosyidin melakukan tabaruk dengan cincin nabi.

ن ورق عن ابن عمر رضي اهلل عنهما قال: اختذ رسول اهلل خاتا م ي عمر, مث ب ي ايب بر, مث كا بوكا يه, مث كا

ه حمم كا ب ي عثما حىت وقع ب بءر أريس نقش رسول اهلل

Artinya :

Dari lbnu Umar RA. Berkata: Rasulullah SAW memakai cincin dari perak,

kemudian sepeninggalnya, dipakai oleh Abu Bakar; lalu Umar; lalu Utsman

hingga akhirnya terjatuh ke dalanr sumur Urais. Pada cincin tersebut tertulis

kalimat "Muhammad Rasulullah."

Tabaruk dengan peninggalan orang-orang sholeh.

lmam as-Subki datang berkunjung ke tempat lmam Nawawi. Namun rupanya

lmam Nawawi sudah meninggal. Kemudian as-Subki datang ke tempat yang

biasa digunakan oleh lmam Nawawi untuk mengajar. As-Subki menanyakan

tempat duduk imam nawawi kemudian ditunjukkanlah kepadanya, hingga as-

Subki menciumi tempat yang biasa digunakan oleh lmam nawawi tersebut.

Tabaruk dengan tempat-tempat suci

Syeikh Ibnu Hajar menjelaskan dalam kitab-kitab “fatawa kubro”, bahwa

sunnah muakad hukumnya memuliakan tempat-tempat yang telah diketahui

rasullullah pernah berada di tempattersebut. Beliau juga memuliakan tempat-

tempat peninggalan ulama’ sholihin (orang-orang sholeh).

Page 25: Ke Nuan

25

G. Ziarah Kubur

Kita telah diperintah untuk ziarah kubur, Rasullullah SAW dan para sahabat

juga pernah ziarah kubur. Jadi tidak ada dasr sama sekali untuk melarang

ziarah kubur, karena kita semua tahu bahwa Rasullullah SAW pernah ziarah ke

makam Baqi’ dan mengucapkan kata-kata yang ditujukan kepada para ahli

kubru di makam baqi’ tersebut.

Dalil-dalil tentang ziarah kubur

ا عن زيارة اقال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسل: هنيت لقور فزورو

Artinya :

Rasullullah SAW bersabda : Dahulu aku telah melarang kalian berziarah ke

kubur. Namun sekarang berziaralah kalian ke sana. ( HR. Muslim)

غليه وسل: ل اهلل صلى اهلل عن ايب ريرة رضي اهلل عنه قال: قال رسوا استأذنت ريب ا استغر لمي, فل يأذ يل،واستأذنته ا ازور قب

فأذ يل Artinya :

Dari Abu Hurairoh RA. Berkata, Rasulullah SAW bersabda: Aku meminta ijin

kepada Allah untuk memintakan ampunan bagi ibuku, tetapi Allah tidak

mengijinkan. Kemudian aku meminta ijin kepada Allah untuk berziarah

kemakam ibuku, lalu Allah mengijinkanku. (HR. Muslim)

Page 26: Ke Nuan

26

Pendapat Para Ulama' Tentang Ziarah Kubur.

1) lmam Ahmad bin Hambal

Ibnu Qudamah dalam kitabnya ”al-Mughni” menceritakan bahwa lmam

Ahmad bin Hambal pernah ditanya pendapatnya tentang masalah ziarah

kubur, manakah yang lebih utama antara ziarah kubur ataukah

meninggalkannya. Beliau lmam Ahmad kemudian menjawab, bahwa ziarah

kubur itu lebih utama.

2) Imam Nawawi

Imam Nawawi secara konsisten berpendapat dengan hukum sunnahnya

ziarah kubur. lmam Nawawi juga menjelaskan tentang adanya ijma’ dari

kalangan ashabus Syafi’i (para pengikut lmam Syaf i) tentang sunnahnya

ziarah kubur.

3) Doktor Said Romadlon al-Buthi

Doktor Said Romadlon al-Buthi juga berbendapat dengan pendapat yang

memperbolehkan ziarah kubur. Al-Buthi berkata, “Belakangan ini banyak

dari kalangan umat lslam yang mengingkari sampainya pahala kepada

mayit, dan menyepelekan permasalahan ziarah ke kubur ”.

H. Pahala Bacaan Al-Qur’an Untuk Mayit

Berikut ini adalah pendapat para ulama’ tentang sampainya pahala bacaan ayat-

ayat Al-Qur'an kepada mayit.

1) Pendapat ulama’ Madzhab Syafi’iyah

a) Imam Syafi’i

Page 27: Ke Nuan

27

Imam Syafi’i berkata bahwa, disunnahkan membacakan ayat-ayat al-

Qur'an , kepada mayit, dan jika sampai khatam al-Qur'an maka akan

lebih baik.

b) Imam al – Hafidz Jalaluddin Suyuthi

Imam as-Suyuthi menjelaskan bahwa, jumhur, ulama’ salaf telah

berpendapat dengan pendapat yang mengatakan “sampainya pahala

bacaan terhadap mayit”

c) Imam Nawawi

Imam Nawawi berkata: “Disunnahkan bagi orang yang ziarah kubur

untuk membaca ayat-ayat al-Qur'an lalu setelahnya diiringi berdo’a

untuk mayit.”

d) lmam al-Qurthubi

Imam al-Qurthubi memberikan penjelasan bahwa, dalil yang

dijadikan acuan oleh ulama, kita tentang sampainya pahala kepada

mayit adalah bahwa Rasulullah SAW pernah membelah pelepah kurma

untuk ditancapkan di atas kubur dua sahabatnya sembari bersabda:

Semoga ini dapat meringankan keduanya di alam kubur sebelum

pelepah ini menjadi kering.

Imam al-Qurtubi kemudian berpendapat, jika pelepah kurma saja

dapat meringankan beban si mayit, lalu bagaimanakah dengan bacaan-

bacaan al-Qur’an dari sanak saudara dan teman-temannya? Tentu saja

bacaan-bacaan al-Qur’an dan lain-lainnya akan lebih bermanfaat bagi si

mayit.

Page 28: Ke Nuan

28

2) Pendapat ulama madzhab Hanafi

a) Imam Badr al-Aini

Alamah Badr al-Aini berkata dalam kitabnya “Kanzu Daqaiq” : bisa

sampai (pahalanya) kepada mayit segala sesuatu kebaikan, mulai dari

sholat, puasa, haji, shodaqoh, dzikir dan lain sebagainya.

b) lmam az-Zaila'i

Beliau berkata: bahwa pendapat Ahlusunnah wal Jama'ah adalah

mernbolehkan seseorang menghadiahkan pahala amal baiknya kepada

mayit.

3) Pendapat ulama' dari madzhab Maliki

Imam al-Alamah lbnu al-Haj

Beliau berkata: Jikalau seseorang membaca al-Qur'an di rumahnya lalu.

menghadiahkan pahalanya kepada ahli kubur maka, pahala tersebut pasti

sampai kepada mayit.

4) Pendapat ulama' madzhab Hambali

a) Syeikh Taqiyudin ibnu Taymiah

Beliau berkata: Barang siapa. yang berpendapat bahwa, seseorang

tidak mendapat pahala kecuali dengan amalanya sendiri, maka orang

tersebut telah menghancurkan dan menyalahi Ijma.

b) Syeikh lbnu Qoyyim al-Jauzi

Beliau berkata: Telah dituturkan dari kalangan ulama' salaf, mereka

semua berwasiat supaya mereka dibacakan ayat-ayat al-Qur'an, setelah

mereka meninggal dunia.

Page 29: Ke Nuan

29

c) Imam al-Khalal

Imam al-Khalal meriwayatkan dari Abu Ali al-Hasan bin al-Haitsam

al-Bazar, bahwa saya melihat lmam Ahmad biri Hambal sholat di

kuburan lalu berdoa.

I. Maulid Nabi

Orang pertama yang menyelenggarakan perayaan maulid nabi adalah

Raja Mudzofaruddin Abu Said al-Kaukaburii ibnu Zainuddin Ali bin

Baktakin.

Pendapat Para Ulama'tentang Maulid Nabi.

1) Syeikh Taqiyudin lbnu Taymiah

Beliau berkata: “mengagungkan maulid nabi adalah menganndung pahala

yang sangat agung, karena hal itu adalah wujud ta'dzim kepada

Rasulullah”.

2) lmam Jalaluddin as-Suyuthi

Beliau berkata: "perayaan maulid nabi adalah bid'ah hasanah. Orang yang

merayakannya diberi pahala olehnya."

Imam Suyuthi juga berkata: "disunnahkan bagi kita untuk menampakkan

rasa syukur atas lahirnya Rasulullah. Dan juga beliau berkata: tidak ada

rumah atau masjid atau apa saja yang dibacakan maulid di dalamnya

kecuali mendapatkan rahmat dari allah.”

J. Pujia-pujian Shalawat Setelah Adzan

Sesungguhnya membaca sholawat kepada Nabi setelah adzan adalah

sunnah hukumnya, dan tidak ada perbedaan pendapat di dalamnya. Hal ini

Page 30: Ke Nuan

30

berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Muslim (hadits no.384), dan

Abu Dawud (hadits no.523) yaitu ketika kalian mendengarkan adzan maka

jawablah, kemudian setelah itu bacalah sholawat kepadaku. (idza sami'tum

nida'afaquluu matsalu ma yaqulu tsumma shollu 'alaiya).

Pendapat diatas ini juga didukung oleh Imam Jalaludin as-Suyuthi,

lbnu Hajar al-Haitsami, Syeikh Zakariya al-Anshori, dan lain lain.

Imam Ibnu Abidin mengatakan, bahwa pendapat yang didukung oleh

Madzhab Syafii dan Hambali adalah pendapat yang mengatakan sholawat

setelah adzan adalah sunnah bagi orang yang adzan dan pendengarnya.

K. Lafadz “Sayyidina” Dalam Sholawat

Mengenai dalil-dalil yang membolehkan untuk menambahi lafadz sayyidina

dalam sholawat adalah sebagai berikut:

Dalilal-Qur'an.

Qur'an surat Ali lmron ayat: 39

Artinya :

Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri

melakukan shalat di mihrab (katanya): "sesungguhnya Allah menggembirakan

kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan

Page 31: Ke Nuan

31

kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa

nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh".

Qur'an Surat an-Nur ayat: 63

Artinya :

Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan

sebagian kamu kepada sebagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah

mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan

berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi

perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih

Dalil dari hadits

امة ول فخرقال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسل: أنا سي ول آدم يوم القي Artinya :

Rasulullah SAW bersabda: Saya adalah sayyid Bani Adam pada hari kiamat,

tidak ada kesombongan didalamnya. (HR Muslim dan Ahmad).

L. Shalat Dhuhur Setelah Shalat Jum’at

Page 32: Ke Nuan

32

Mayoritas ulama' ahli fiqh dari kalangan madzhab Syafi’i, Hanafi, Maliki,

dan Hambali, bersepakat atas dibolehkannya (jawaz) shalat dzuhur setelah

shalat jum'at. Dengan beberapa sebab di bawah ini:

Ketika banyak didirikan shalat jum’at dalam satu tempat (kampung).

Ketika jama'ah jum’at tidak ada yang memenuhi syarat-syarat jum’at.

Ketika seorang ma’mum masbuk tidak menemui rekaatnya imam

secara utuh.

Akan tetapi mayoritas ulama’ fiqh tersebut di atas berbeda pendapat

mengenai hukum shalat dzuhur setelah shalat jum’at tersebut.

lmam Syafi’i berpendapat

Ketika terdapat suatu wilayah yang luas dan banyak penduduknya, lalu

didirikan banyak masjid, maka shalat jum'ah harus dilakukan di masjid

jami’.

Imam Ibnu Abidin berpendapat.

Bahwa tidak diperbolehkannya shalat jum'ah dibanyak tempat dalam satu

wilayah adalah pendapat yang masyhur dari kalangan madzhab maliki.

M. Bersalaman Setelah Shalat

Bersalaman setelah shalat adalah sesuatu yang dianjurkan dalam islam

karena bisa menambah eratnya persaudaraan sesama umat lslam. Aktifitas

ini sama sekali tidak merusak shalaf seseorang karena dilakukan setelah

prosesi shalat selesai dengan sempurna.

Berikut ini adalah beberapa dalilnya.

Page 33: Ke Nuan

33

عليه صلى اهللعن الباء عن عازب رضي اهلل عنه قال: قال رسول اهلل

ترقوسل: ما من مسل يلتقيا فيتصافا الغرهلما قل ا ي Diriwayatkan dari al-Barro’ dari Azib RA. Rasulullah SAW bersabda,

"Tidaklah ada dua orang muslim yang saling bertemu kemudian saling

bersalaman kecuali dosa-dosa keduanya diampuni oleh Allah sebelum

berpisah.” (HR. Abu Daawud)

Diriwayatkan dari sahabat yazid bin Aswad bahwa ia shalat subuh

bersama Rasulullah, lalu setelah shalat para jamaah berebut untuk menyalami

nabi.

Pendapat para ulama’

lmam Thohawi.

lmam al-Thohawi dalam kitabnya “hasiyah maroqil falah" berkata: bahwa

bersalaman setelah shalat adalah sunnah dan begitu juga setiap berjumpa

dengan sesama muslim.

N. Shalat Tarawih

Shalat tarawih adalah shalat sunnah yang dikerjakan setelah shalat

lsya pada malam-malam bulan Ramadhan. Sholat ini dikerjakan sejak zaman

Rasulullah SAW masih hidup. pada malam-malam bulan Ramadhan Rasulullah

SAW sholat sunnah di Masjid, lalu berbondong-bondonglah para sahabat

mengikutinya, semakin lama pengikutnya semakin banyak saja. Hingga pada

suatu malam Rasulullah tidak keluar untuk shalat meski para sahabat telah

banyak menunggunya.

Page 34: Ke Nuan

34

Kemudian lsteri Rasulullah SAW Aisyah bertanya kepada Rasulullah

SAW yang kemudian dijawab: Aku melihat apa yang dilakukan oleh para

sahabatku. Hanya saja aku takut jika hal ini (shalat di malam bulan ramadhan)

justru diwajibkan atas umatku.

Mendengar jawaban demikian, bahwa tidak ada larangan atau alasan

yang bertentangan dengan syariat, maka para sahabat kum kembali kemasjid

untuk melaksanakan shalat malam di bulan Ramadhan (Tarawih). Ada yang

melaksanakan sendiri-sendiri dan ada. Juga yang melaksanakannya dengan

berjamaah.

Hingga pada zaman sahabat Umar menjadi khalifah yang memprakarsai

untuk melaksanakan shalat Tarawih dengan berjamaah agar lebih khusyu'.

Sahabat Umar berkata: Sesungguhnya aku berpendapat, jika saja mereka

dikumpulkan dalam satu imam tentu menjadi lebih baik.

Kemudian pada malam selanjutnya Sahabat Umar RA ketika sudah

menyaksikan umat lslam melaksanakan shalat berjamaah pada malam bulan

Ramadhan, Beliau bersabda: Sebaik-baik bid’ah adalah hal ini. (HR.

Bukhori)

O. Qodho' Shalat

Kahlussunnah wal jamaah bersepakat atas wajibnya mengqodho' shalat

bagi orang yang meninggalkannya. qodho' shalat adalah melaksanakan shalat

yang telah ditinggalkan pada waktunya. Misalnya seseorang lupa shalat isya

karena kesibukan atau ketiduran, lalu pada waktu subuh, dia juga

melaksanakan shalat lsya seusai shalat Subuh yang sudah ditinggalkannya

semalam.

Adapun dalil-dalilnya adalah sebagai berikut:

Page 35: Ke Nuan

35

ا القضاءقال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسل : فين اهلل احق ب Rasulullah SAW bersabda: Bahwa hutang kepada Allah itu Iebih patut untuk

dilunasi. (HR Bukhori)

P. Shalat Awwabin

Secara harfiah (bahasa) kata awwabin berarti kembali kepada Allah

dengan bertaubat dan istighfar. Sedangkan yang dimaksudkan Shalat

awwabin adalah setiap shalat sunnah yang dijalankan di antara waktu Maghrib

dan lsya’.

Makna ini didasarkan pada hadits dari Muhammad bin Al-Munkadir

bahwa Rasulullah SAW bersabda, “sesungguhnya shalat apapun yang

dikerjakan antara waktu Maghrib dan lsya’ disebut sebagai shalat Awwabin.”

املغرب قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسل: اهنا اي الصالة بي

والشاء صالة الوبيRasulullah SAW bersabda, "sesungguhnya shalat apa pun yang dikerjakan

antara waktu Maghrib dan lsya' disebut sebagai shalat Awwabin."

Meski termasuk sebagai hadits Mursal, namun hadits ini digunakan

Hanafi maliki dan Hambali dan mayoritas ulama ahli hadits menggunakan nya

sebagai hujjah (dasar/argumen).

Page 36: Ke Nuan

36

Q. Menggerakkan Jari Ketika Membaca Tahiyat (Tasyahud)

Menggerakkan jari ketika membaca tasyahud adalah sesuatu yang tidak

ada dalilnya sama sekali, dan Rasulullah SAW tidak pernah menjalankanya.

Berikut lni adalah dalil-dalil haditsnya.

يشري عن ابن زبري رضي اهلل عنهما انه ص اهلل عليه وسل كا

بالسابة ليتركها ول جياوز بصره أشارةKeterangan dari sahabat Abdulah bin Zubair RA, sesungguhnya

Rasulullah SAW memberi isyarat (ketika sedang duduk tahiyat) dengan jari

telunjukknya, Tidak menggerak-gerakkannya dan tidak juga memberi isyarat

dehgan pengtihatannya. (HR Abu Dawud, Nasai dan Ahmad)

يه وسل عن ابن عمر رضي اهلل عنهما قال: كا النيب صلى اهلل عل

كلها ض اصابه يمين وقاذا لس الصالة وضع كه اليمىن على فخذه ال

خذه اليشرىواشار بأصه اليت تلي األهبام، ووضع كه اليسرى على ف Sahabat Abdullah bin Umar RA berkata, Nabi Muhammad SAW ketika

sedang duduk (tahuyat) dalam sholat, meletakkan telapak tangan kanannya

di atas paha kanan. Menggenggam seluruh jarinya dan memberi isyarat

dengan jari di samping jempol (telunjuk). Nabi meletakan telapak kirinya di

atas paha kiri. (HR Muslim dan Abu Dawud)

Page 37: Ke Nuan

37

Pendapat para ulama’

1) lmam Nawawi.

Imam nawawi berkata: disunahkan isyarah dengan jari telunjuk ketika

membaca tasyahud tanpa menggerakkannya.

2) lmam lbnu Qudamah al-Maqdisi

(dalam tahiyat) diperbolehkan isyarah degan jari telunjuk dan tanpa

menggerakkannya, karena ada riwayat hadis dari ibnu zubair.

R. Antara Karamah dan Istidraj

Karamah adalah kelebihan yang diberikan oleh Allah kepada orang-orang

shalih atau para waliyullah. Kelebihan ini dapat berupa pengetahuan sebelum

terjadinya peristiwa atau hal-hal lainnya yang tidak sesuai kebiasaan yang

berlaku umum. Misalnya dapat mengetahui akan kedatangan seorang tamu,

padahal belum ada seorang pun yang memberitahunya.

Sedangkan istidraj adalah kelebihan yang dimiliki oleh orang-orang

kafir.

Berikut ini adalah dalil tentang karamah.

Dalilal-Qur'an

Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan

di sisinya. Zakariya berkata: "'Hai Maryam dari mana kamu memperoleh

Page 38: Ke Nuan

38

(makanan) inl?" Maryam menjawab:"Makanan itu dari sisi Allah".

(QS. Ali lmron, 37)

Dalil Hadist nabi

ل راكب عنه عن اليب صلى اهلل عليه وسل :عن ايب ريرة رضي اهلل بينما ر

م اخلق هلذا وااما على بقرة ق محل عليها فالتتت اليه القرة فقالت: انيب

يب : آمنت هبذا ال الناس سا اهلل بقرة تتل، فقال الخلقت للرث، فق

انا وابوبر وعمر

Hadits dari Abu Hurairoh RA dari Rasulullah SAW. Ada seorang lelaki

menaiki punggung sapi yang sudah membawa beban. Kemudian sapi itu

menoleh kepadanya dan berkata, "Sesungguhnya aku bukan diciptakan untuk

hal semacam ini. Sesungguhnya aku diciptakan untuk membajak."

Orang-orang yang mendengar cerita ini berkata, "Maha Suci Allah yang

menciptakan sapi bisa bicara."

Lalu Rasulullah SAW bersabda, " Aku mempercayai hal ini, Aku, Abu Bakar

dan Umar." (HR Bukhori Muslim)

Pendapat para ulama' tentang karamah.

lmam lbnu Taimiyah

lbnu Taimiyah berkata dalam kitabnya "aqidah wasithiyah" bahwa : salah

satu landasan aqidah ahlusunnah adalah mempercayai adanya karamah