ke-•jberkas.dpr.go.id/armus/file/lampiran/leg_1-20190401-024250-5062.p… · acara hadir...

16
LAPORAN SINGKAT PANSUS RUU PERUBAHAN BIDANG PERPAJAKAN Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat Ke Jenis Rapat Dengan Sifat Rapat Hari, Tanggal Pukul Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Acara Hadir Pemerintah 1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli 2000 09.50 s/d 17.00 WIB Ruang 2 Ruang Rapat Pansus Gedung Nusantara II, DPR-RI Dr. Sukowaluyo Mintorahardjo Subijanto Sudardjo, SH 1. Pembukaan 2. Pengantar Musyawarah Fraksi-fraksi. 3. Tanggapan Pemerintah 4. Pembahasan DIM 59 dari 87 Anggota Menteri Keuangan Rl, berserta jajarannya. KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT I. PENDAHULUAN 1. Ketua Rapat membuka Rapat pukul 09.50 WIB setelah kourum terpenuhi dan dihadiri oleh unsur Fraksi, serta rapat dinyatakan terbuka untuk umum. 2. Dalam pembukaannya Ketua Rapat menyampaikan bahwa Pansus akan membahas Persandingan DIM RUU Bidang Perpajakan yang didahului Pengantar Musyawarah Fraksi. 3. Pengantar Musyawarah Fraksi disampaikan oleh Juru Bicara masing- masing Fraksi dengan urutan sebagai berikut: 1) FPDIP, disampaikan oleh Yth. Drs. Poltak Sitorus 2) FPG, disampaikan oleh Yth. Drs. J. Wasma Prayitno 3) FPP, disampaikan oleh Yth. Drs. H. Endin AJ. Soefihara, MM 4) F.Reformasi, disampaikan oleh Yth. Drs. H. Ahmad Farhan Hamid, MS 5) FTNI/POLRI, disampaikan oleh Yth. Rukmini, S.IP.

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ke-•Jberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190401-024250-5062.p… · Acara Hadir Pemerintah 1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli

LAPORAN SINGKAT PANSUS RUU PERUBAHAN BIDANG PERPAJAKAN

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat Ke Jenis Rapat Dengan Sifat Rapat Hari, Tanggal Pukul Tempat

Ketua Rapat Sekretaris Rapat Acara

Hadir Pemerintah

1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli 2000 09.50 s/d 17.00 WIB Ruang 2 Ruang Rapat Pansus Gedung Nusantara II, DPR-RI Dr. Sukowaluyo Mintorahardjo Subijanto Sudardjo, SH 1. Pembukaan 2. Pengantar Musyawarah Fraksi-fraksi. 3. Tanggapan Pemerintah 4. Pembahasan DIM 59 dari 87 Anggota Menteri Keuangan Rl, berserta jajarannya.

KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT

I. PENDAHULUAN

1. Ketua Rapat membuka Rapat pukul 09.50 WIB setelah kourum terpenuhi dan dihadiri oleh unsur Fraksi, serta rapat dinyatakan terbuka untuk umum.

2. Dalam pembukaannya Ketua Rapat menyampaikan bahwa Pansus akan membahas Persandingan DIM RUU Bidang Perpajakan yang didahului Pengantar Musyawarah Fraksi.

3. Pengantar Musyawarah Fraksi disampaikan oleh Juru Bicara masing­masing Fraksi dengan urutan sebagai berikut:

1) FPDIP, disampaikan oleh Yth. Drs. Poltak Sitorus

2) FPG, disampaikan oleh Yth. Drs. J. Wasma Prayitno

3) FPP, disampaikan oleh Yth. Drs. H. Endin AJ. Soefihara, MM

4) F.Reformasi, disampaikan oleh Yth. Drs. H. Ahmad Farhan Hamid, MS

5) FTNI/POLRI, disampaikan oleh Yth. Rukmini, S.IP.

Page 2: Ke-•Jberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190401-024250-5062.p… · Acara Hadir Pemerintah 1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli

2

6) FPBB, disampaikan oleh Yth. Mawardi Abdullah, S.E

7) FKKI, disampaikan oleh Yth. Drs. S. Massardy Kaphat

8) FPDU, disampaikan oleh Yth. Drs. H. Abdullah Alwahdy

9) FPDKB, disampaikan oleh Yth. G. Seta Harianto

1 0) FKB, disampaikan oleh Yth. KH. Machrus Us man

4. Tanggapan Pemerintah atas Pengantar Musyawarah Fraksi disampaikan oleh Menteri Keuangan Rl.

5. Pembahasan Persandingan DIM dilaksanakan dengan urutan sbb.: 1) RUU tentang Perubahan Undang-undang No. 6 Tahun 1983; 2) RUU tentang Perubahan Undang-undang No. 7 Tahun 1983; 3) RUU tentang Perubahan Undang-undang No. 8 tahun 1983; 4) RUU tentang Perubahan Undang-undang No. 19 Tahun 1997; dan 5) RUU tentang Perubahan Undang-undang No. 21 Tahun 1997.

didahului dengan penjelasan Ketua Rapat mengenai mekanisme pembc ·,asan yang telah disepakati terdahulu.

II. KESIMPULAN/KEPUTUSAN RAPAT

RUU tentang Perubahan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983.

1. DIM No. 1 - JUDUL Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR ..... TAHUN .... TENTANG

PERU BAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM

DAN TATA CARA PERPAJAKAN

2. DIM No.2 Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

3. DIM No. 3- Konsideran : Menimbang Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

Menimbang: bahwa dalam upaya untuk lebih memberikan keadilan dan meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak serta agar lebih dapat diciptakan kepastian hukum, perlu dilakukan perubahan terhadap Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994;

Page 3: Ke-•Jberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190401-024250-5062.p… · Acara Hadir Pemerintah 1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli

3

Catatan: Usul F. Reformasi mengenai tambahan kalimat "mewujudkan Direktorat Jenderal Pajak yang bersih dari KKN" akan ditampung dalam Penjelasan Umum, diserahkan ke Tim Kecil.

4. DIM No. 4- Dasar hukum : Mengingat Substansi disetujui, rumusan diserahkan ke Timus, dengan rumusan sementara sebagai berikut :

Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (1 ), Pasal 20 ayat (2), dan Pasal 23 ayat (2) Undang-

Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diu bah dengan ......... .

Catatan: Pencantuman anak kalimat "sebagaimana telah diu bah dengan ............ ': agar disesuaikan dengan RUU yang telah disetujui oleh DPR-RI setelah adanya peru bah an UUD 1945.

5. DIM No.5 Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

2. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3566);

6. DIM No.6 Substansi disetujui, rumusan diserahkan ke Timus dengan rumusan sementara sebagai berikut :

Dengan persetujuan bersama antara DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Catatan : Dicarikan rumusan yang tepat mengenai penambahan frasa : "bersama antara" dan "Dan Presiden Rl"

7. DIM No.7- Memutuskan Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

MEMUTUSKAN:

Menetapkan UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN.

Page 4: Ke-•Jberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190401-024250-5062.p… · Acara Hadir Pemerintah 1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli

4

8. DIM No. 8 - Pasal I Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

Pasall Beberapa ketentuan dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3262) sebagaimana telah diu bah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3566) diu bah sebagai berikut:

9. DIM No.9 Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

1. Ketentuan Pasal 1 diubah, sehingga keseluruhan Pasal 1 berbunyi sebagai berikut :

Catatan : Penomoran diserahkan ke Timsin.

10. DIM No. 10- Pasal1 Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

"Pasal 1 Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan :

11. DIM No. 11 - Angka 1 Substansi disetujui, rumusan diserahkan ke Timus, dengan rumusan sementara sebagai berikut :

1. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang menu rut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.

Catatan : penulisan kata "Badan" atau "badan"

12. DIM No. 12- Angka 2 Disetujui pembahasan lebih lanjut diserahkan kepada Panja.

Catatan: Penghapusan kalimat "persekutuan, perkumpulan, organisasi massa, organisasi sosial politik"

13. DIM No. 13- Angka 3 Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

3. Pengusaha adalah orang pribadi atau Badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud di luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.

Page 5: Ke-•Jberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190401-024250-5062.p… · Acara Hadir Pemerintah 1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli

5

14. DIM No. 14- Angka 4 dan Usul FPG Angka 5 Substansi disetujui, rumusan diserahkan ke Timus dengan rumusan sementara sebagai berikut :

4. Pengusaha Kena Pajak ada/ah Pengusaha se-bagaimana di-maksud pada angka 3 yang me/akukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasar­kan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya,.

5. Pengusaha Keci/ tidak termasuk Pengusaha Kena Pajak kecuali jika atas kehendak sendiri memilih untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.

15. DIM No. 15- Angka 5 Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

5. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

Catatan : Nomor uUrut diserahkan ke TimSin.

16. DIM No. 16 s/d DIM No. 20 - Angka 6 s/d Angka 10 Disetujui pembahasan lebih lanjut diserahkan kepada Panja.

Catatan: - Penjelasan mengenai masalah "jangka waktu" apakah 1, 2, atau 3 bulan

sesuai dengan keperluannya, - Nomor urut diserahkan ke Timsin.

17. DIM No. 21 - Angka 11 Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

11. Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak.

Catatan : Nomor urut diserahkan ke Timsin.

17. DIM No. 22- Angka 12 Disetujui tetap sesuai RUU dengan rrumusan sebagai berikut :

12. Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

Catatan : Nomor urut diserahkan ke Timsin.

Page 6: Ke-•Jberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190401-024250-5062.p… · Acara Hadir Pemerintah 1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli

I 6

18. DIM No. 23- Angka 13 Disetujui dengan rumusan sebagai berikut :

13. Surat Setoran Pajak adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalui Kantor Pos dan atau BUMN/D Perbankan atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

Catatan : Nomor urut diserahkan ke Timsin.

19. DIM No. 24- Angka 14 Substansi diisetujui, rumusan diserahkan ke Timus, dengan rumusan sementara sebagai berikut :

14. Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang berupa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Nihil.

Catatar. : Nomor urut diserahkan ke Timsin.

20. DIM No. 25- Angka 15 Substansi diisetujui, rumusan diserahkan ke Timus dengan rumusan sementara sebagai berikut :

15. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menetukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar.

Catatan : Nomor urut diserahkan ke Timsin.

21. DIM No. 26- Angka 16 Substansi diisetujui, rumusan diserahkan ke Timus dengan rumusan sementara sebagai berikut :

16. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

Catatan : Nomor urut diserahkan ke Timsin.

22. DIM No. 27-Angka 17 Substansi diisetujui, rumusan diserahkan ke Timus dengan rumusan sementara sebagai berikut :

17. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.

Catatan : Nomor urut diserahkan ke Timsin.

Page 7: Ke-•Jberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190401-024250-5062.p… · Acara Hadir Pemerintah 1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli

7

23. DIM No. 28- Angka 18 Substansi diisetujui, rumusan diserahkan ke Timus dengan rumusan sementara sebagai berikut :

18. Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

Catatan : Nomor urut diserahkan ke Timsin.

24. DIM No. 29- Angka 19 Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

19. Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

Catatan : Nomor urut diserahkan ke Timsin.

25. DIM No. 30- Angka 20 · Disetujui dengan rumusan sebagai berikut :

20. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.

Catatan : Nomor urut diserahkan ke Timsin.

26. DIM No. 31 s/d DIM No. 33- Angka 21, 22 dan Angka 23 Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

21. Kredit pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan setelah dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak atau setelah dikurangi dengan pajak yang telah dikompensasikan, yang dikurangkan dari pajak yang terutang.

22. Kredit pajak untuk Pajak Penghasilan adalah pajak yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak ditambah dengan pokok pajak yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak karena Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar, ditambah dengan pajak yang dipotong atau dipungut, ditambah dengan pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri, dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak, yang dikurangkan dari pajak yang terutang.

23. Pekerjaan bebas adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang tidak terikat oleh suatu hubungan kerja.

Catatan : Nomor urut diserahkan ke Timsin.

27. DIM No. 34- Angka 24 Disetujui pembahasan lebih lanjut diserahkan kepada Panja.

Page 8: Ke-•Jberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190401-024250-5062.p… · Acara Hadir Pemerintah 1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli

8

28. DIM No. 35- Angka 25 Substansi disetujui, rumusan diserahkan ke Timus dengan rumusan sementara sebagai berikut :

25. Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Catatan : Nomor urut diserahkan ke Timsin.

29. DIM No. 36 s/d DIM No. 38 - Angka 26, 27 dan Angka 28 Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

26. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan daftar laba rugi pada setiap Tahun Pajak berakhir.

27. Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian Surat Pemberitahuan dan lampiran­lampirannya termasuk penilaian tentang kebenaran penulisan dan penghitungannya.

28. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

Catatan : Nomor urut diserahkan ke Timsin.

30. DIM No. 39- Angka 29 Disetujui pembahasan lebih lanjut diserahkan kepada Panja.

31. DIM No. 40 s/d DIM No. 44- Angka 30 s/d Judul bab II Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

30. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap surat ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak.

31. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.

32. Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak adalah surat keputusan yang menentukan jumlah pengembalian pendahuluan kelebihan pajak untuk Wajib Pajak tertentu."

Catatan : Nomor urut diserahkan ke Timsin.

Page 9: Ke-•Jberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190401-024250-5062.p… · Acara Hadir Pemerintah 1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli

9

32. DIM No. 44- Judul bab II Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

2. Judul Bab II diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

"BAB II NOMOR POKOK WAJIB PAJAK,

PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK, SURAT PEMBERITAHUAN, DAN TATA CARA

PEMBAYARAN PAJAK"

33. DIM No. 45 Disetujui pembahasan lebih lanjut diserahkan kepada Panja.

3. Ketentuan Pasal 2 ayat (2), ayat (3), ayat (4 ), dan ayat (5) diu bah, sehingga keseluruhan Pasal 2 berbunyi sebagai berikut:

34. DIM No. 46 - Pasal 2 ayat {1) Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

"Pasal2 (1) Setiap Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri pad a kantor Direktorat

Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.

35. DIM No. 47 - Tambahan ayat baru. Disetujui didrop.

36. DIM No. 48 - Pasal 2 ayat {2) Disetujui diserahkan ke Timus dengan rumusan sementara sebagai berikut:

(2) Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.

37. DIM No. 49 s/d DIM No. 51 - Pas a I 2 ayat (3}, huruf a dan huruf b Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

(3) Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan: a. tempat pendaftaran dan atau tempat pelaporan usaha selain

yang ditetapkan dalam ayat (1) dan ayat (2); b. tempat pendaftaran pada kantor Direktorat Jenderal Pajak

yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan, di samping tempat mendaftarkan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1 ), bagi Wajib Pajak orang pribadi pengusaha kecil.

Page 10: Ke-•Jberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190401-024250-5062.p… · Acara Hadir Pemerintah 1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli

10

38. DIM No. 52 - Pasal 2 ayat {4) Disetujui dengan rumusan sebagai berikut :

(4) Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau mengukuhkan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan, apabila Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan atau ayat (2).

39. DIM No. 53 - Pasal 2 ayat {5} Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

(5) Jangka waktu pendaftaran dan pelaporan serta tata cara pendaftaran dan pengukuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1 ), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak."

40. DIM No. 54- Tambahan ayat baru Usul FPDIP dan Usul F.Ref. Disetujui pembahasan lebih lanjut diserahkan kepada Panja.

41. DIM No. 55- Nomor 4 Ketentuan Pasal 3 Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

4. Ketentuan Pasal 3 diu bah, dan di antara ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 1 (satu) ayat yaitu ayat (1 a), serta di antara ayat (5) dan ayat (6) disisipkan 1 (satu) ayat yaitu ayat (Sa), sehingga keseluruhan Pasal 3 berbunyi sebagai berikut:

42. DIM No. 56- Pasal 3 ayat {1} Disetujui pembahasan lebih lanjut diserahkan kepada Panja.

43. DIM No. 57 - Pas a I 3 ayat (1 a} Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

(1a) Bagi Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dan mata uang selain Rupiah yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan.

44. DIM No. 58- Tambahan ayat Usul FPP. Disetujui didrop.

~... JIM No. 59 s/d DIM No. 62 - Pasal 3 ayat (2} s/d Ayat (3) huruf a dan huruf b. Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

Page 11: Ke-•Jberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190401-024250-5062.p… · Acara Hadir Pemerintah 1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli

11

(2) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (1a) harus mengambil sendiri Surat Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

(3) Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan adalah: a. untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lambat 20 (dua puluh)

hari setelah akhir Masa Pajak; b. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan, paling lambat 3 (tiga)

bulan setelah akhir Tahun Pajak.

46. DIM No. 63- Tambahan ayat Usul FPDIP. Disetujui didrop.

4 7. DIM No. 64 s/d DIM No. 65 - Pas a I 3 ayat (4) dan ayat (5) Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

(4) Direktur Jenderal Pajak atas permohonan Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf b untuk paling lama 6 (enam) bulan.

(5) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diajukan secara tertulis disertai Surat Pernyataan mengenai penghitungan sementara pajak terutang dalam satu Tahun Pajak dan bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang terutang.

48. DIM No. 66 - Pasal 3 ayat (Sa) Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

(5a) Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) atau batas waktu perpanjangan penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4 ), diterbitkan Surat Teguran.

Catatan : Pengertian "Surat Teguran", apabila disebut berulang-ulang agar

dimasukkan dalam Ketentuan Umum, akan tetapi apabila hanya satu kali, cukup dijelaskan dalam penjelasan pasal.

49. DIM No. 67 - Pasal 3 ayat (6) Disetujui dengan rumusan sebagai berikut :

(6) Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta keterangan dan atau dokumen yang harus dilampirkan ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan.

Page 12: Ke-•Jberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190401-024250-5062.p… · Acara Hadir Pemerintah 1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli

12

50. DIM No. 68- Pasal 3 ayat {7) Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

(7) Surat Pemberitahuan dianggap tidak disampaikan apabila tidak ditandatangani sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan atau dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (6).

Catatan: Perlu dijelaskan dalam Penjelasan pasal mengenai pengertian SPT yang telah lengkap, agar pengertian tersebut lebih memberikan kepastian hukum sehingga tidak terjadi penafsiran yang berbeda-beda.

51. DIM No. 69 s/d DIM No. 71- Pasal 3 ayat {8), Nomor 5, Pasal 4 ayat {1) Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

(8) Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah Wajib Pajak Pajak Penghasilan tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan."

5. Ketentuan Pasa/ 4 ayat (2) dan ayat (4) diubah, dan ditambah 1 (satu) ayat yaitu ayat (5), sehingga keseluruhan Pasa/ 4 berbunyi sebagai berikut:

"Pasal4 ( 1) Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan

dengan benar, lengkap, jelas, dan menandatanganinya.

52. DIM No. 72- Pasal4 ayat {2) Disetujui diserahkan ke Timus dengan rumusan sementara sebagai berikut:

(2) Dalam hal Wajib Pajak adalah Badan, Surat Pemberitahuan harus ditandatangani oleh pengurus atau direksi.

53. DIM No. 73 dan 74- Pasal 4 ayat {3) dan ayat {4) Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

(3) Dalam hal Surat Pemberitahuan diisi dan ditandatangani oleh orang lain bukan Wajib Pajak, harus dilampiri surat kuasa khusus.

(4) Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan oleh Wajib Pajak yang wajib melakukan pembukuan harus dilengkapi dengan laporan keuangan berupa neraca dan daftar laba rugi serta keterangan-keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.

Catatan: mengenai kalimat "daftar dan perhitungan laba rugi" adalah terjemahan dari "profit and lost statement" agar dicek ke IAI.

54. DIM No. 75- Tambahan ayat baru Usul F.Ref Disetujui pembahasan lebih lanjut diserahkan kepada Panja.

Page 13: Ke-•Jberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190401-024250-5062.p… · Acara Hadir Pemerintah 1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli

13

55. DIM No. 76 - Pasal 4 ayat (5) Disetujui dengan rumusan sebagai berikut :

(5) Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan.

56. DIM No. 77 s/d DIM No. 82 - Nomor 6 Ketentuan Pasal 6, Pasal 6 ayat (1 ), (2), (3), dan Pas a I 7 ayat (1)

6. Ketentuan Pasal 6 ayat (2) dan ayat (3) diubah, sehingga keseluruhan Pasa/ 6 berbunyi sebagai berikut:

"Pasal6 (1) Surat Pemberitahuan yang disampaikan langsung oleh Wajib Pajak

ke kantor Direktorat Jenderal Pajak harus diberi tanggal penerimaan oleh pejabat yang ditunjuk untuk itu, sedangkan untuk Surat Pemberitahuan Tahunan harus diberikan juga bukti penerimaan.

(2) Penyampaian Surat Pemberitahuan dapat dikirimkan melalui Kantor Pos dan Giro secara tercatat atau dengan cara lain yang diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.

(3) Tanda bukti dan tanggal pengiriman untuk penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud da/am ayat (2) sepanjang Surat Pemberitahuan tersebut te/ah /engkap dianggap sebagai tanda bukti dan tanggal penerimaan."

7. Ketentuan Pasa/ 7 diu bah dan dijadikan ayat (1 ), dan ditambah 1 (satu) ayat yaitu ayat (2), sehingga keseluruhan Pasa/ 7 berbunyi sebagai berikut:

"Pasal7 (1) Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) atau batas waktu perpanjangan penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4), dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa dan sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan.

57. DIM No. 83 - Pas a I 7 ayat {2) Disetujui dengan rumusan sebagai berikut : (2) Pengenaan sanksi administrasi berupa denda sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) tidak dilakukan terhadap Wajib Pajak tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan."

Catatan : Perlu penjelasan mengenai "Wajib Pajak tertentu"

Page 14: Ke-•Jberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190401-024250-5062.p… · Acara Hadir Pemerintah 1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli

14

58. DIM No. 84 s/d DIM No. 86 - Nomor 8 Ketentuan Pasal 8 s/d Pasal 8 ayat (2) Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

8. Ketentuan Pasal 8 ayat (1) diu bah, dan ditambah 1 (satu) ayat yaitu ayat (6), sehingga keseluruhan Pasal 8 berbunyi sebagai berikut:

"Pasal8 (1) Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat

Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sesudah berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan.

(2) Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, maka kepadanya dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2o/o (dua persen) sebulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir sampai dengan tanggal pembayaran karena pembetulan Surat Pemberitahuan itu.

59. DIM No. 87 - Pasal 8 ayat (3) Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

(3) Sekalipun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi sepanjang belum dilakukan tindakan penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran yang dilakukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, terhadap ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut tidak akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 (dua) kali jumlah pajak yang kurang dibayar.

Catatan: Penambahan kata "dan Pasal 39" diserahkan ke Timsin.

60. DIM No. 88 s/d DIM No. 93- Pasal 8 ayat (4) huruf a, b, c, d dan ayat (5) Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

(4) Sekalipun jangka waktu pembetulan Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) telah berakhir, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak, Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan, yang mengakibatkan:

a. pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar; atau b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil; atau c. jumlah harta menjadi lebih besar; atau d. jumlah modal menjadi lebih besar.

Page 15: Ke-•Jberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190401-024250-5062.p… · Acara Hadir Pemerintah 1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli

15

(5) Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) beserta sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari pajak yang kurang dibayar, harus dilunasi sendiri oleh Wajib Pajak sebelum laporan tersendiri dimaksud disampaikan.

61. DIM No. 94- Pasal 8 ayat (6) Substansi disetujui, rumusan diserahkan ke Timus dengan rumusan sementara sebagai berikut :

(6) )ekalipun jangka waktu pembetulan Surat Pemberitahuan ;ebagaimana dimaksud dalam ayat (1) telah berakhir, dengan

syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan, Wajib Pajak dapat membetulkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang telah disampaikan, dalam hal Wajib Pajak menerima Keputusan Keberatan atau Putusan Banding mengenai surat ketetapan pajak tahun pajak sebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal yang berbeda dari ketetapan pajak yang diajukan keberatan atau Keputusan Keberatan yang diajukan banding, dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah menerima Keputusan Keberatan atau Putusan Banding terse but."

62. DIM No. 95- Nomor 9 Ketentuan Pasal 9

Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

9. Ketentuan Pasal 9 diubah, dan di antara ayat (2) dan ayat (3) disisipkan 1 (satu) ayat yaitu ayat (2a), sehingga keseluruhan Pasal 9 berbunyi sebagai berikut:

63. DIM No. 96- Pasal9 ayat (1) Disetujui pembahasan lebih lanjut diserahkan kepada Panja.

Catatan: Penjelasan Pasal agar disempurnakan mengenai "pajak terhutang"

64. DIM No. 97 dan 98 - Pasal 9 ayat (2) dan ayat (2a) Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

(2) Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan harus dibayar lunas paling lambat tanggal dua puluh lima bulan ketiga setelah Tahun Pajak atau Bag ian Tahun Pajak berakhir, sebelum Surat Pemberitahuan itu disampaikan.

(2a) Apabila pembayaran atau penyetoran pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1 ), atau ayat (2) dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2o/o (dua persen) sebulan yang dihitung dari jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

Page 16: Ke-•Jberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190401-024250-5062.p… · Acara Hadir Pemerintah 1999-2000 IV Ke-•J Rapat Kerja ke-2 Menteri Keuangan Rl Terbuka Selasa, 4 Juli

16

65. DIM No. 99 - Pasal 9 ayat {3} Substansi disetujui, rumusan diserahkan ke Timus dengan rumusan sementara sebagai berikut :

(3) Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Sayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Sayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.

Catatan : Mengenai jangka waktu.

66. DIM No. 100 - Pas a I 9 ayat (4) Disetujui tetap sesuai RUU dengan rumusan sebagai berikut :

(4) Direktur Jenderal Pajak atas permohonan Wajib Pajak dapat memberikan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak termasuk kekurangan pembayaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) paling lama 12 (dua belas) bulan, yang pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak."

Rapat diskors pukul 17.00 WIB dan akan dilanjutkan pada tanggal 5 Juli 2000 pukul 09.30 WIS ..

Jakarta, 4 Juli 2000 a.n. KETUA RAPAT

S~R{'PAT, ~~,_/ ' ~--=

SUBIJANTO SUDARDJO, S.H. NIP.210000601