kd 4 ( prilaku terpuji, khusnuzhon )

Upload: rita-ayu-muthia

Post on 08-Jul-2015

210 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

Indentitas program...................................................

23 4

Peta Konsep .....................................................

Materi Pelajaran.............................................

Latihan dan Tugas...........................................

Standar Kompetensi :

Membiasakan perilaku terpujiKompetensi Dasar :Menyebutkan pengertian perilaku husnuzhan. Menyebutkan contoh-contoh perilaku husnuzhan terhadap Allah, diri sendiri dan sesama manusia. Membiasakan perilaku husnuzhan dalam kehidupan seharihari.

Pengalaman belajar :Mendiskusikan sikap husnuzhan baik sesama makhluk maupun maupun kepada Allah. Mengidentifikasi perilaku husnuzhan dalam kehidupan sehari-hari. Membaca kisah-kisah yang berkaitan dengan perilaku husnuzhan dan menyimpulkan hikmahnya.

PENGERTIAN Bahasa Istilah KHUSNUZHON

KEPADA ALLAH

KEPADA DIRI SENDIRI Percaya Diri Jujur

KEPADA SESAMA -TENGGANG RASA

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasuulullah saw. bersabda : "Allah swt. berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku ingat kepadanya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang banyak maka Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari padanya. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil''. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).

Dalam hadis qudsi di atas tersirat sebuah ajakan dari Rasulullah SAW agar kita berusaha selalu dekat dengan Allah SWT, berbaik sangka (husnudzan) dan tidak berburuk sangka (su'udzhan) kepada-Nya. Karena Allah SWT "berbuat" sesuai prasangka hamba-Nya. Bila seorang hamba berprasangka bahwa Allah itu jauh, maka Allah pun akan "menjauh", sebaliknya bila ia berprasangka bahwa Allah itu dekat, maka Allah pun akan "mendekat" kepadanya. Lewat hadis ini pula Rasulullah SAW pun mengajarkan umatnya untuk selalu berpikir positif dalam segala hal. Semua kejadian, apa pun itu, berada sepenuhnya dalam genggaman Allah SWT dan terjadi karena seizinNya. Dengan berpikir positif, seseorang akan mampu menyikapi setiap kejadian dengan cara terbaik. Selain itu, ia pun akan mampu menghadapi hidup dengan optimis. Betapa tidak, ia dekat dengan Allah Dzat Penguasa yang ada. Karena itu, Rasulullah SAW mengungkapkan bahwa orang beriman itu tidak pernah rugi, diberi nikmat dia bersyukur. Syukur adalah kebaikan bagi dirinya, diberi ujian dia bersabar, dan sabar adalah kebaikan bagi dirinya.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa Allah tidak pernah membuat jarak dengan manusia. Manusia sendiri yang membuat jarak dengan Allah. Demikian pula, Allah tidak pernah menghambat manusia untuk sukses, tapi manusia sendiri yang menghalangi diirnya untuk sukses. Kunci dari semua itu adalah pikirannya. Manusia adalah bentukan pikirannya. Tak heran bila Norman Vincent Peale mengatakan, "You are what you think!"; Anda adalah apa yang Anda pikiran. Sebuah penelitian yang dilakukan Harvard University membuktikan bahwa kesuksesan seseorang 85 persen ditentukan oleh sikap, dan 15 persen sisanya ditentukan oleh keterampilan dan intelektualitas. Sikap itu sendiri dibentuk oleh pikiran. Dengan kata lain, 85 persen kesuksesan dan kegagalan ditentukan oleh kualitas pikiran. Dalam konteks bahasan ini, kesuksesan untuk dekat dengan Allah sangat dipengaruhi oleh sejauh mana seseorang berpikir positif tentang Allah. Wallahu a'lam.

Husnudzan kepada Allah SWT artinya berbaik sangka kepada Allah Yang memiliki segala kesempurnaan serta bersih dari segala sifat kekurangan. Dengan demikian, kita menyakini segala perbuatan dan ciptaan Allah tiada yang sia-sia. Segalanya pasti ada hikmahnya. Manifestasi perilaku husnudzan manusia kepada Allah SWT adalah syukur dan sabar. Rasulullah SAW mengungkapkan bahwa orang beriman itu tidak pernah rugi. Jika ia diberi nikmat, maka dia bersyukur. Syukur adalah kebaikan bagi dirinya. Dan jika ia diberi ujian dia bersabar. Sabar adalah kebaikan bagi dirinya

Syukur

Sabar

Dalam QS Al-Baqarah [2] :152, Allah SWT berfirman, ''Maka ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.'' Ayat ini secara jelas dan gamblang memerintahkan kepada kita untuk selalu mengingat Allah dan bersyukur atas segala nikmat-Nya. Secara bahasa, syukur berarti berterima kasih kepada Allah. Sedangkan Ar-Raghib Al-Isfahani, salah seorang yang dikenal sebagai pakar bahasa Alquran, dalam Al Mufradat fi Gharib Al Quran, mengatakan bahwa kata 'syukur' mengandung arti gambaran dalam benak tentang nikmat dan menampakkannya ke permukaan. Kesyukuran, pada hakikatnya, merupakan konsekuensi logis bagi seorang manusia, yang notabene sebagai makhluk, kepada Allah, sebagai Tuhan yang telah menciptakan dan melimpahkan berbagai nikmat. Namun, kerap kali manusia terlupa dan tidak bersyukur atas karunia-Nya.

Salah satu sifat yang dapat dijadikan parameter kualitas keimanan seseorang adalah sabar. Semakin kuat keimanan seseorang kepada Allah SWT, semakin kuat pula kesabaran yang dimilikinya, dan begitu sebaliknya. Dengan begitu, iman dan sabar bagaikan dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. ''Iman itu sabar,'' sabda Rasulullah SAW. Sabar menurut bahasa adalah tahan menghadapi cobaan, tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati, tabah, tenang, tidak tergesa-gesa, dan tidak terburu nafsu. Sedangkan lawan dari sabar adalah sedih dan keluh kesah. Dalam Alquran, sabar diartikan sebagai sikap menahan diri atas sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah (QS. Ar Rad [13] : 22). Sabar tidak identik dengan ketidakberdayaan. Sabar juga bukan merupakan kejumudan (statis), hanya berdiam diri dan tidak melakukan apaapa. Sabar adalah kemampuan mengendalikan diri untuk tidak mengambil tindakan sebelum tepat saatnya. Sabar lebih cenderung kepada usaha untuk menjaga kejernihan pikiran dan kebersihan hati, sehingga tidak mengambil tindakan secara tergesa-gesa.

Percaya DiriPercaya diri termasuk sikap dan perilaku terpuji yang harus dimiliki oleh setiap umat Islam. Seseorang yang percaya diri tentu akan yakin terhadap kemampuan dirinya, sehingga ia berani mengeluarkan pendapat dan melakukan suatu tindakan. Sikap optimis terhadap rahmat dan pertolongan Allah akan membawa kepada sikap percaya diri. Tentunya percaya diri dalam menjalan segala yang tidak dilarang oleh Allah SWT.

GigihSeorang yang berbaik sangka kepada Allah terhadap dirinya sendiri tentu akan berperilaku gigih, karena ia yakin bahwa dengan berperilaku gigih apa yang diinginkan akan tercapai

Husnudzan atau berbaik sangka terhadap sesama manusia merupakan sikap mental terpuji yang harus diwujudkan melalui sikap lahir, ucapan, dan perbuatan yang baik dan diridhai Allah SWT dan bermanfaat. Sikap, ucapan dan perbuatan baik, sebagai perwujudan husnudzan itu hendaknya diterapkan dalam kehidupan berkeluarga, bertetangga serta bermasyarakat

Kehidupan Berkeluarga

Kehidupan Bertetangga

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anakanak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, ibnu sabi dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.

Berbuat baik kepada tetangga adalah dengan cara melakukan kewajiban terhadap tetangga dan perbuatan-perbuatan baik lainnya yang bermanfaat itu. Bersikap, bertutur kata, dan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyakiti dan merugikan tetangga termasuk perbuatan yang diharamkan Allah SWT. Pelaku tidak akan masuk surga. Rasulullah saw bersabda:

) ( Tidak masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguangangguannya. (HR. Muslim)

1. Segala macam perilaku perbuatan baik yang tampak pada lingkungan sehari hari disebut . a. Ibadah b. Ahklaku madzmudah c. Ahklakul karimah d. Adat istiada e. Shodaqoh jariyah 2. Sikap mental berprasangka baik kepada orang lain disebut a. Suudhon b. Husnuzhan c. Sifat terpuji d. Ahsani Taqwim e. Husnun miyat 3. Di bawah ini adalah hikmah Husnuzhan, kecuali .. a. Hidup menjadi tenang, tentram dan damai. b. Bisa menimbulkan rasa pesimis c. Hati manjadi bersih d. Senantiasa bersyukur kepada Allah SWT e. Jauh dari perselisihan atau perpecahan

4. Jika manusia belum beruntung dalam memperoleh karunia Allah hal itu bukan berarti Allah benci kepadanya akan tetapi kemampuannya belum maksimal. Oleh karena itu hendaknya kita senantiasa a. Menyerah kepada nasib b. Suuzhan kepada Allah c. Sabar dan Tawakkal serta berdoa d. Husnuzhan kepada Allah e. Tidak melanjutkan usahanya karena takut gagal 5. Di bawah ini beberapa contoh sikap gigih dan optimis, kecuali a. Lebih meningkatkan ihtiyarnya untuk meraih kesuksesan b. Tidak mudah putus asa c. Berusaha terus dan tidak berpikir tentang hasilnya d. Percaya diri dan makin besar harapan e. Selalu yakin keberuntungan akan diperolehnya 6. Pernyataan atau sikap dibawah ini yang mengandung dosa adalah .. a. Siapa tahu keberuntungan saya ada disini b. Ah ! capek tidak ada gunanya c. Jangan jangan saya bersalah lagi d. Tidak masalah, saya akan coba lagi e. Saya akan berusaha terus

7

7. Diantara akhlak yang terpuji ialah berinisiatif yang contohya antara lain dibawah ini, kecuali a. Menghindarkan diridari sikap ikut ikutan b. Memprakarsai suatu kegiatan yang positif c. Berbuat sesuatu setelah diarahkan pimpinan d. Menggunakan nalar dan bertindakdengan kesadaran sendiri e. Cepat bertindak dalam situasi sulit

8. Untuk menumbuhkan sikap inisiatif dan dapat mandiri ditempuh cara berikut di bawah ini,Kecuali a. Bekerja menurut keadaan, bakat, dan tabiat b. Bekerja tepat waktu c. Senantiasa menggunakan akal d. Berusaha menjadi penggerak dan kreatif e. Bekerja dengan seadanya saja

9. Karunia Allah yang dapat mendatangkan manfaat disebut a. Hasud b. Rahmat c. Hikayat d. Riba e. Riya

10.Kita harus senantiasa bersikap gigih dan optimis, hal itu dijelaskan dalam Al-Quran surat a. Al Jumah :10 d. Yusuf :87 b. Al Insyiroh :7 e. Al Maidah :59 c. Al Radu :11