kbk 2004
DESCRIPTION
Kajian Kurikulum P. AntropologiTRANSCRIPT
RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara Etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu karier yang
artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari
dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian
suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.
Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang
berarti jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan
kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam qamus Tarbiyah adalah seperangkat
perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam
mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
Kurikulum merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum bagian dari
program pendidikan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan
bukan semata-mata hanya menghasilkan suatu bahan pelajaran. Kurikulum tidak hanya
memperhatikan perkembangan dan pembangunan masa sekarang tetapi juga
mengarahkan perhatian ke masa depan. Tujuan pendidikan sekolah lebih luas dan
kompleks karena dituntut selalu sesuai dengan perubahan. Kurikulum harus selalu
diperbarui sejalan dengan perubahan itu. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang
ditetapkan, kurikulum harus disusun secara strategis dan dirumuskan menjadi program-
program tertentu. Karena harus selalu relevan dengan perubahan masyarakat, penyusunan
kurikulum harus mempertimbangkan berbagai macam aspek seperti perkembangan anak,
perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan kebutuhan masyarakat dan lapangan
kerja dan sebagainya.
RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 2
Perencanaan kurikulum harus meliputi beberapa aspek diantaranya tujuan, bahan,
sumber, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi sebagai dasar untuk menetapkan
kurikulum. Dalam makalah pendek ini akan membahas masalah perkembangan konsep
kurikulum dan hubungan antara perkembangan kurikulum dengan manajemen
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
1. Apa Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004)?
2. Bagaiman Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004)?
3. Bagaimanakah KBK dalam Pendidikan Tinggi dan Pengimplementasian kurikulum
tersebut?
4. Apakah Perbedaan, Perbandingan Serta Implementasi kurikulum 1994
dengan 2004?
5. Apa Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum
2004)?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004)
2. Untuk mengetahui karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004)
3. Untuk mengetahui KBK dalam Pendidikan Tinggi dan Pengimplementasian
kurikulum tersebut?
4. Untuk mengetahui Perbedaan, Perbandingan Serta Implementasi kurikulum 1994
dengan 2004
5. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(Kurikulum 2004)?
BAB II
RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 3
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum (menurut SK Mendiknas No. 232/ U/ 2000 Ps. 1 butir 6) adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran
serta cara penyampaiannya dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan Tinggi. Sedangkan yang
dimaksud dengan Kompetensi (dalam SK Mendiknas No. 045/ U/ 2002, Ps. 21)
adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-
tugas di bidang pekerjaan tertentu. Jadi Kurikulum berbasis Kompetensi ialah
kurikulum yang disusun berdasarkan atas elemen-elemen kompetensi yang dapat
menghantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama,
kompetensi pendukung, dan kompetensi lain sebagai a method of inquiry yang
diharapkan. Yang dimaksud dengan method inquary diantaranya adalah suatu metode
pembelajaran yang menumbuhkan hasrat besar untuk ingin tahu, meningkatkan
kemampuan untuk menggunakan atribut kompetensi guna menentukan pilihan jalan
kehidupan di masyarakat, meningkatkan cara belajar sepanjang hayat (learning to
learn dan learning throughout life). Dengan kata lain, KBK adalah kurikulum yang
menitik beratkan pada pencapaian kompetensi lulusan.
Dalam Taxonomi Bloom kompetensi terdiri dari Kognitif meliputi pengetahuan,
Afektif meliputi sikap, nilai, minat, dan Psikomotorik yang mencakup
ketrampilan.Pengertian Kurikulum menurut para ahli inilah pengertian kurikulum
secara Terminologi. Sebenarnya sangat banyak sekali para ahli pendidikan yang
mendifinisikan tetntang kurikulum. Namun kami hanya memaparkan beberapa saja,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang
disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh
ijazah. (Crow and Crow) [2]
b. Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang
dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor, misalnya
RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 4
kurikulum pelajaran sosial, kurikulum pendidikan fisika (Carter V. Good dalam
Oliva, 191:6)
c. Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di bawah bimbingan guru ( Hollis L.
Caswell and Doak S. Campbell dalam Oliva, 1991:6)
d. Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk memperbaiki seperangkat
pembelajaran untuk seseorang agar menjadi terdidik (J. Galen Saylor, William M.
Alexander, and arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6)
Menurut wikipedia kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004,
adalah kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak
tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak
sebelum diterapkannya. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari
Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara para murid belajar di kelas.
Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan.
Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester.
Dahulu pun, para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni
menerima materi dari guru saja.
Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan
keterampilan untuk menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan
solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru
hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah
pendidikan untuk semua.
Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap
kegiatan siswa ada nilainya. Sejak tahun ajaran 2006/2007, diberlakukan kurikulum
baru yang bernama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang merupakan
penyempurnaan Kurikulum 2004.
B. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Dalam dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa Kurikulum Berbasis
Kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil
belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar,dan
pemberdayaan sumber daya pendidikan (Depdiknas 2002).
RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 5
KBK menuntut keragaman penggunaan berbagai sumber informasi, yang tidak
hanya mengandalkan dari mulut guru, akan tetapi dari sumber lainnya termasuk dari
media elektronik semacam komputer dan internet, vidio, dan lain sebagainya. Dengan
demikian kemajuan bidang teknologi khususnya teknologi informasi, memungkinkan
siswa bisa belajar dari berbagai sumber belajar sesuai dengan minat, kemampuan, dan
kecepatan masing-masing.
Berdasarkan makna tersebut, maka KBK sebagai sebuah kurikulum memiliki tiga
karakteristik utama. Pertama, KBK memuat sejumlah kompetensi dasar yang harus
dicapai oleh siswa. Artinya siswa diharapkan memiliki kemampuan standar minimal yang
harus dikuasai. Terdapat empat kompetensi dasar yang harus dimiliki sesuai dengan
tuntutan KBK:
1. Kompetensi akademik, artunya peserta didik harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam menghadapi persoalan dan tantangan hidup secara independent.
2. Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu
berhadap tasi terhadap dunia kerja.
3. Kompetensi kultural, peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya
dalam sisterm budaya dan tata nila masyarakat pluralistik.
4. Kompetensi temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani
kehidupannya, serta mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang telah
dimiliki sesuai dengan perkembangan zaman.
Kedua, implementasi pembelajaran dalam KBK menekankan kepada proses
pengalaman dengan memerhatikan keberagaman setiap individu. Pembelajaran tidak
hanya diarahkan untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana materi itu
dapat menunjang dan mempengaruhi kemampuan berpikir dan kemampuan bertindak
sehari-hari. Ketiga, evaluasi dalam KBK menekankan pada evaluasi hasil dan proses
belajar. Kedua sisi evaluasi itu sama pentingnya sehingga pencapaian standar kompetensi
dilakukan secara utuh yang tidak hanya mengukur aspek pengetahuan saja, akan tetapi
sikap dan keterampilan.
Depdiknas (2002) mengemukan karakteristik KBK secara lebih rinci sebagai
berikut:
RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 6
1. Menekankan kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupaun
klasikal. Artinya isi KBK pada intinya adalah menekankan pada pencapaian sejumlah
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Kompetensi inilah yang selanjutnya
dinamakan standar minimal atau kemampuan dasar.
2. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Artinya, keberhasilan pencapaian
kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang dijadikan
acuan apakah kompetensi yang diharapkan sudah tercapai atau belum.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi. Dalam KBK proses menerima informasi dari guru harus ditinggalkan.
Belajar adalah proses mencari dan menemukan. Jadi menuntut keaktifan siswa, oleh
sebab itu proses pembelajaran harus bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsur edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan suatu
kompetensi. Artinya, keberhasilan pembelajaran KBK tidak hanya diukur dari sejauh
mana siswa dapat menguasai isi atau materi pelajaran, akan tetapi bagaimana cara
mereka menguasai pelajaran tersebut. Jadi hasil dan proses adalah dua sisi yang sama
penting.
6. Jadi tujuan KBK adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapai
perannya dimasa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life
skill). Lebih lanjut, dari berbagai sumber sedikitnya dapat diidentifikasikan enam
karakteristik kurikulum berbasis kompetensi, yaitu:
(1) sistem belajar dengan modul;
(2) menggunakan keseluruhan sumber belajar;
(3) pengalaman lapangan;
(4) strategi individual personal;
(5) kemudahan belajar; dan
(6) belajar tuntas.
7. Pada KBK model administratifnya sama dengan model administratif kurikulum tahun
1994 yaitu, model garis staff atas ke bawah. Karena inisiatif dan gagasan datang dari
RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 7
pemerintah pusat. Jadi pemerintah pusatlah yang menyusun atau mengembangkan
kurikulum yang akan dijalankan oleh tiap satuan pendidikan.
C. KBK 2004 UNTUK PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGIMPLEMENTASIANNYA
KBK 2004 di Pendidikan Tinggi
Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Vomor 232/U/2000 Mail menetapkan
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa. Dalam Surat Keputusan tersebut dikemukakan struktur kurikulum.
berdasarkan tujuan belajar :
(1) Learning to know,
(2) learning to do,
(3) learning to live together, dan
(4) learning to be.
Bersasarkan pemikiran tentang tujuan belajar tersebut maka mata kuliah dalam
kurikulum perguruan tinggi dibagi atas 5 kelompok yaitu:
(1) Mata. kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
(2) Mata Kuliah Keilmuan Dan Ketrampilan (MKK)
(3) Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
(4) Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), dan
(5) Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).
Sedangkan Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang Kurikulum Inti
Perguruan Tinggi mengemukakan "Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh
tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu".
Dengan demikian, dapat didefinisikan bahwa Kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
adalah kurikulum yang pada tahap perencanaan, terutama dalam tahap pengembangan ide
akan dipengaruhi oleh kemungkinan-kemungkinan pendekatan, kompetensi dapat
menjawab tantangan yang muncul. Artinya, pada waktu mengembangkan atau mengadopsi
pemikiran kurikulum berbasis kompetensi maka pengembang kurikulum harus mengenal
RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 8
benar landasan filosofi, kekuatan dan kelemahan pendekatan kompetensi dalam menjawab
tantangan, serta jangkauan validitas pendekatan tersebut ke masa depan. Harus diingat
bahwa kompetensi bersifat terus berkembang sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau dunia
profesi maupun dunia ilmu.
SK Mendilmas nomor 045 tahun 2002 ini memperkuat perlunya pendekatan KBK
dalam pengembangan kurikulum pendidikan tinggi. Bahkan dalam SK Mendiknas 045 pasal
2 ayat (2) dikatakan bahwa kelima kelompok mata kuliah yang dikemukakan dalam SK
nomor 232 adalah merupakan elemen-elemen kompetensi.
Selanjutnya, keputusan tersebut menetapkan pula arah pengembangan program yang
dinamakan dengan kurikulum inti dan kurikulum institusional. Jika diartikan melalui
keputusan nornor 045 maka kurikulum inti berisikan kompetensi utama sedangkan
kurikulum institusional berisikan kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya.
Kurikulum inti yang merupakan penciri kompetensi utama, bersifat:
a. dasar untuk mencapai kompetensi lulusan
b. acuan baku minimal mutu penyelenggaraan program studi
c. berlaku secara. nasional dan internasional
d. lentur dan akomodatif terhadap perubahan yang sangat cepat di masa mendatang, clan
e. kesepakatan bersama antara kalangan perguruan tinggi, masyarakat profesi, dan
pengguna lulusan
Sedangkan Kurikulurn institusional berisikan kompetensi pendukung serta kompetensi lain
yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama.
Implementasi Kurikulum
RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 9
Dalam rangka implementasi KBK di perguruan Tinggi, maka hendaknya kita
memperlakukan kelima kelompok mata kuliah tersebut sebagai kelompok kompetensi.
Dengan demikian maka setiap mata kuliah harus menjabarkan, kompetensi yang
dikembangkan mata kuliah tersebut sehingga setiap mata kuliah memiliki matriks
kompetensi. Setelah itu dapat dikembangkan matriks yang menggambarkan sumbangan
setiap mata kuliah terhadap kelima, kategori kompetensi.
Dengan adanya kurikulum berbasis kompetensi maka sistem penilaian hasil belajar
haruslah berubah. Ciri utama perubahan penilaiannya adalah terletak pada pelaksanaan
penilaian yang berkelanjutan serta komprehensif, yang mencakup aspek-aspek berikut:
a. Penilaian hasil belajar
b. Penilaian proses belajar mengajar
c. Penilaian kompetensi mengajar dosen
d. Penilaian relevansi kurikulum
e. Penilaian daya dukung sarana. dan fasilitas
f. Penilaian program (akreditasi)
Sementara itu strategi yang dapat digunakan adalah:
a) Mengartikulasikan standar dan desain penilaian di lingkungan pendidikan pendidikan
tinggi.
b) Mengembangkan kemampuan dosen untuk melakukan dan memanfaatkan proses
pernbelajaran
c) Mengembangkan kemampuan subyek didik untuk memanfaatkan hasil penilaian dalam
meningkatkan efektifitas belajar mereka
d) Memantau dan menilai dampak jangka panjang terhadap proses dan hasil belajar.
Memang untuk dapat mengembangkan dan mengimplementasikan KBK ini dengan baik
sejumlah komponen perlu terlibat secara intens dan memberikan perannya masingmasing
sesuai dengan kapasitasnya, antara lain:
RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 10
a. Visi dan Misi kelembagaan dan kepemimpinan yang berorientasi kualitas dan
akuntabilitas serta peka terhadap dinamika pasar.
b. Partisipasi seluruh sivitas akademika (dosen, naahasiswa) dalam bentuk "shared vision"
dan "mutual commitment" untuk optimasi kegiatan pembelajaran.
c. Iklim dan kultur akademik yang kondusif untuk proses pengembangan yang
berkesinambungan.
d. Keterlibatan kelompok masyarakat pemrakarsa (stakeholders) serta masyarakat pengguna
lulusan itu sendiri.
D. Perbedaan, Perbandingan Serta Implementasi kurikulum 1994 dengan
2004
1. Perbedaan Kurikulum 1994 dengan 2004
A S P E K KURIKULUM 1994KURIKULUM
2004/KBKPENGAMBILAN KEPUTUSAN
Semua aspek kurikulum ditentukan oleh Departemen (Pusat)
Pembagian wewenang dalam menentukan kurikulum
PUSAT PERHATIAN
Penyampaian materi pelajaran oleh guru
Kompetensi dasar yang dikuasai siswa
PROSES Teaching:
berpusat pada guru , metoda monoton, guru sumber ilmu utama
Learning:
berpusat pada siswa, metoda bervariasi, guru sebagai fasilitator
HASIL PENDIDIKAN
Tekanan berlebihan pada aspek kognitif
Menekankan pada keutuhan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
EVALUASI Acuan norma dan tes obyektif
Acuan kriteria, tes, dan portofolio
Diposkan oleh SainWidi@PJJ ICT S1 PGSD
RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 11
2. Perbandingan Serta Implementasi kurikulum 1994 dengan 2004 didalam
Kelas
NO ASPEK KURIKULUM 1994
KURIKULUM 2004 / KBK
1. Filosofis Struktur keilmuan yang menghasilkan isi mata pelajaran.”daya serap kurikulum”
Struktur keilmuan dan perkembangan psikologis siswa. Sehingga berdasar pada kompetensi lulusannya
2. Tujuan Agar siswa menguasai materi yang tercantum dalam GBPP
Semua siswa memiliki kompetensi yang ditetapkan
3. Subtansi materi
Semua materi ditentukan oleh pemerintah
Pemerintan menetapkan kompetensi yang berlaku secara nasional dan daerah/sekolah berhak menetapkan standar yang lebih tinggi sesuai kemampuan darah/sekolah
4. Cara Pembelajaran
Ceramah Guru dipandang sebagai sumber belajar
Siswa aktif Mengembangakan berbagai metode pembelajaran Siswa aktif Guru sebagai fasilitator
5. Cara penilaian
Normatif Kompetensi siswa
E. Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi
1. Keunggulan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai berikut:
a. Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata
pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu
sendiri.
b. KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara
pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai
dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek
belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan
RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 12
mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan
(transfer of knowledge).
c. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan
kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian
tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari, serta aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara
optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.
d. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik /siswa (student
oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan
memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran
terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, peserta dapat belajar dengan
bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan
mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan masalah dan
berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan
mengindra, mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan
menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
e. Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing sesuai mata pelajaran yang
diajarkan.
f. Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata
pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran.
g. Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan peserta didik untuk
mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian
yang terfokus pada konten.
h. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama
yang berkaitan dengan ketrampilan.
2. Kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai berikut:
RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 13
a. Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator
sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi
peserta didik dan lingkungan.
b. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar
kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang
pembelajaran secara berkelanjutan.
c. Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum
sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.
d. Memandang kompetensi sebagai sebuah entitas yang bersifat tunggal, padahal
kompetensi merupakan ” a complex combination of knowledge,attitudes, skills
and values displayed in the context of task performance “. ( Gonczi,1997), sistem
pengukuran perilaku yang menggunakan paradigma behaviorisme ditengarai tidak
mampu mengukur sesuatu perilaku yang dihasilkan dari pembelajaran bermakna
(significant learning) (Barrie dan Pace,1997), dan kendala yang dihadapi dalam
mengimplementasikan KBK adalah waktu,biaya dan tenaga yang banyak.
RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum bagian dari
program pendidikan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan
bukan semata-mata hanya menghasilkan suatu bahan pelajaran. Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) adalah kurikulum yang menitik beratkan pada pencapaian
kompetensi lulusan.
KBK mempunyai keunggulan dan kelamehan, keunggulan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) salah satunya adalah guru diberikan kewenangan untuk menyusun
silabus yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing
sesuai mata pelajaran yang diajarkan. Sedangkan kelemahan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) salah satunya adalah Konsep KBK sering mengalami perubahan
termasuk pada urutan standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan
guru untuk merancang pembelajaran secara berkelanjutan.
B. Saran
Dari pemaparan mengenai Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di atas maka
saya dapat memberikan saran sebagai berikut: Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
pada tahun 2004 merupakan kurikulum setelah kurikulum 1994. Kurikulim Berbasis
Kompetenti (KBK) sebenarnya mempunyai banyak kelebihan dibandingkan
kelemahannya. Seharusnya diantara kelemahan dari KBK diperbaiki tanpa menggantinya
dengan kurikulum yang baru.