kbk 2004

21
RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara Etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu karier yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam qamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum bagian dari program pendidikan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan bukan semata- mata hanya menghasilkan suatu bahan pelajaran. Kurikulum tidak hanya memperhatikan perkembangan dan pembangunan masa sekarang tetapi juga mengarahkan perhatian ke masa depan. Tujuan pendidikan sekolah lebih luas dan kompleks karena dituntut selalu sesuai dengan perubahan. Kurikulum harus

Upload: ratna-yunita

Post on 30-Jun-2015

2.658 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

Kajian Kurikulum P. Antropologi

TRANSCRIPT

Page 1: KBK 2004

RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara Etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu karier yang

artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari

dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian

suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.

Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang

berarti jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan

kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam qamus Tarbiyah adalah seperangkat

perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam

mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.

Kurikulum merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum bagian dari

program pendidikan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan

bukan semata-mata hanya menghasilkan suatu bahan pelajaran. Kurikulum tidak hanya

memperhatikan perkembangan dan pembangunan masa sekarang tetapi juga

mengarahkan perhatian ke masa depan. Tujuan pendidikan sekolah lebih luas dan

kompleks karena dituntut selalu sesuai dengan perubahan. Kurikulum harus selalu

diperbarui sejalan dengan perubahan itu. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang

ditetapkan, kurikulum harus disusun secara strategis dan dirumuskan menjadi program-

program tertentu. Karena harus selalu relevan dengan perubahan masyarakat, penyusunan

kurikulum harus mempertimbangkan berbagai macam aspek seperti perkembangan anak,

perkembangan ilmu pengetahuan, perkembangan kebutuhan masyarakat dan lapangan

kerja dan sebagainya.

Page 2: KBK 2004

RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 2

Perencanaan kurikulum harus meliputi beberapa aspek diantaranya tujuan, bahan,

sumber, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi sebagai dasar untuk menetapkan

kurikulum. Dalam makalah pendek ini akan membahas masalah perkembangan konsep

kurikulum dan hubungan antara perkembangan kurikulum dengan manajemen

pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:

1. Apa Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004)?

2. Bagaiman Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004)?

3. Bagaimanakah KBK dalam Pendidikan Tinggi dan Pengimplementasian kurikulum

tersebut?

4. Apakah Perbedaan, Perbandingan Serta Implementasi kurikulum 1994

dengan 2004?

5. Apa Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum

2004)?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004)

2. Untuk mengetahui karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004)

3. Untuk mengetahui KBK dalam Pendidikan Tinggi dan Pengimplementasian

kurikulum tersebut?

4. Untuk mengetahui Perbedaan, Perbandingan Serta Implementasi kurikulum 1994

dengan 2004

5. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi

(Kurikulum 2004)?

BAB II

Page 3: KBK 2004

RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 3

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Kurikulum (menurut SK Mendiknas No. 232/ U/ 2000 Ps. 1 butir 6) adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran

serta cara penyampaiannya dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan Tinggi. Sedangkan yang

dimaksud dengan Kompetensi (dalam SK Mendiknas No. 045/ U/ 2002, Ps. 21)

adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang

sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-

tugas di bidang pekerjaan tertentu. Jadi Kurikulum berbasis Kompetensi ialah

kurikulum yang disusun berdasarkan atas elemen-elemen kompetensi yang dapat

menghantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama,

kompetensi pendukung, dan kompetensi lain sebagai a method of inquiry yang

diharapkan. Yang dimaksud dengan method inquary diantaranya adalah suatu metode

pembelajaran yang menumbuhkan hasrat besar untuk ingin tahu, meningkatkan

kemampuan untuk menggunakan atribut kompetensi guna menentukan pilihan jalan

kehidupan di masyarakat, meningkatkan cara belajar sepanjang hayat (learning to

learn dan learning throughout life). Dengan kata lain, KBK adalah kurikulum yang

menitik beratkan pada pencapaian kompetensi lulusan.

Dalam Taxonomi Bloom kompetensi terdiri dari Kognitif meliputi pengetahuan,

Afektif meliputi sikap, nilai, minat, dan Psikomotorik yang mencakup

ketrampilan.Pengertian Kurikulum menurut para ahli inilah pengertian kurikulum

secara Terminologi. Sebenarnya sangat banyak sekali para ahli pendidikan yang

mendifinisikan tetntang kurikulum. Namun kami hanya memaparkan beberapa saja,

diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Kurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang

disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh

ijazah. (Crow and Crow) [2]

b. Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang

dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor, misalnya

Page 4: KBK 2004

RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 4

kurikulum pelajaran sosial, kurikulum pendidikan fisika (Carter V. Good dalam

Oliva, 191:6)

c. Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di bawah bimbingan guru ( Hollis L.

Caswell and Doak S. Campbell dalam Oliva, 1991:6)

d. Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk memperbaiki seperangkat

pembelajaran untuk seseorang agar menjadi terdidik (J. Galen Saylor, William M.

Alexander, and arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6)

Menurut wikipedia kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004,

adalah kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak

tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak

sebelum diterapkannya. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari

Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara para murid belajar di kelas.

Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan.

Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester.

Dahulu pun, para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni

menerima materi dari guru saja.

Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan

keterampilan untuk menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan

solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru

hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah

pendidikan untuk semua.

Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan setiap

kegiatan siswa ada nilainya. Sejak tahun ajaran 2006/2007, diberlakukan kurikulum

baru yang bernama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang merupakan

penyempurnaan Kurikulum 2004.

B. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Dalam dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa Kurikulum Berbasis

Kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil

belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar,dan

pemberdayaan sumber daya pendidikan (Depdiknas 2002).

Page 5: KBK 2004

RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 5

KBK menuntut keragaman penggunaan berbagai sumber informasi, yang tidak

hanya mengandalkan dari mulut guru, akan tetapi dari sumber lainnya termasuk dari

media elektronik semacam komputer dan internet, vidio, dan lain sebagainya. Dengan

demikian kemajuan bidang teknologi khususnya teknologi informasi, memungkinkan

siswa bisa belajar dari berbagai sumber belajar sesuai dengan minat, kemampuan, dan

kecepatan masing-masing.

Berdasarkan makna tersebut, maka KBK sebagai sebuah kurikulum memiliki tiga

karakteristik utama. Pertama, KBK memuat sejumlah kompetensi dasar yang harus

dicapai oleh siswa. Artinya siswa diharapkan memiliki kemampuan standar minimal yang

harus dikuasai. Terdapat empat kompetensi dasar yang harus dimiliki sesuai dengan

tuntutan KBK:

1. Kompetensi akademik, artunya peserta didik harus memiliki pengetahuan dan

keterampilan dalam menghadapi persoalan dan tantangan hidup secara independent.

2. Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu

berhadap tasi terhadap dunia kerja.

3. Kompetensi kultural, peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya

dalam sisterm budaya dan tata nila masyarakat pluralistik.

4. Kompetensi temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani

kehidupannya, serta mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang telah

dimiliki sesuai dengan perkembangan zaman.

Kedua, implementasi pembelajaran dalam KBK menekankan kepada proses

pengalaman dengan memerhatikan keberagaman setiap individu. Pembelajaran tidak

hanya diarahkan untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana materi itu

dapat menunjang dan mempengaruhi kemampuan berpikir dan kemampuan bertindak

sehari-hari. Ketiga, evaluasi dalam KBK menekankan pada evaluasi hasil dan proses

belajar. Kedua sisi evaluasi itu sama pentingnya sehingga pencapaian standar kompetensi

dilakukan secara utuh yang tidak hanya mengukur aspek pengetahuan saja, akan tetapi

sikap dan keterampilan.

Depdiknas (2002) mengemukan karakteristik KBK secara lebih rinci sebagai

berikut:

Page 6: KBK 2004

RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 6

1. Menekankan kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupaun

klasikal. Artinya isi KBK pada intinya adalah menekankan pada pencapaian sejumlah

kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Kompetensi inilah yang selanjutnya

dinamakan standar minimal atau kemampuan dasar.

2. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Artinya, keberhasilan pencapaian

kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang dijadikan

acuan apakah kompetensi yang diharapkan sudah tercapai atau belum.

3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang

bervariasi. Dalam KBK proses menerima informasi dari guru harus ditinggalkan.

Belajar adalah proses mencari dan menemukan. Jadi menuntut keaktifan siswa, oleh

sebab itu proses pembelajaran harus bervariasi.

4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi

unsur edukatif.

5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan suatu

kompetensi. Artinya, keberhasilan pembelajaran KBK tidak hanya diukur dari sejauh

mana siswa dapat menguasai isi atau materi pelajaran, akan tetapi bagaimana cara

mereka menguasai pelajaran tersebut. Jadi hasil dan proses adalah dua sisi yang sama

penting.

6. Jadi tujuan KBK adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk menghadapai

perannya dimasa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup (life

skill). Lebih lanjut, dari berbagai sumber sedikitnya dapat diidentifikasikan enam

karakteristik kurikulum berbasis kompetensi, yaitu:

(1) sistem belajar dengan modul;

(2) menggunakan keseluruhan sumber belajar;

(3) pengalaman lapangan;

(4) strategi individual personal;

(5) kemudahan belajar; dan

(6) belajar tuntas.

7. Pada KBK model administratifnya sama dengan model administratif kurikulum tahun

1994 yaitu, model garis staff atas ke bawah. Karena inisiatif dan gagasan datang dari

Page 7: KBK 2004

RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 7

pemerintah pusat. Jadi pemerintah pusatlah yang menyusun atau mengembangkan

kurikulum yang akan dijalankan oleh tiap satuan pendidikan.

C. KBK 2004 UNTUK PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGIMPLEMENTASIANNYA

KBK 2004 di Pendidikan Tinggi

Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Vomor 232/U/2000 Mail menetapkan

Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar

Mahasiswa. Dalam Surat Keputusan tersebut dikemukakan struktur kurikulum.

berdasarkan tujuan belajar :

(1) Learning to know,

(2) learning to do,

(3) learning to live together, dan

(4) learning to be.

Bersasarkan pemikiran tentang tujuan belajar tersebut maka mata kuliah dalam

kurikulum perguruan tinggi dibagi atas 5 kelompok yaitu:

(1) Mata. kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)

(2) Mata Kuliah Keilmuan Dan Ketrampilan (MKK)

(3) Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)

(4) Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), dan

(5) Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).

Sedangkan Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang Kurikulum Inti

Perguruan Tinggi mengemukakan "Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh

tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh

masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu".

Dengan demikian, dapat didefinisikan bahwa Kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

adalah kurikulum yang pada tahap perencanaan, terutama dalam tahap pengembangan ide

akan dipengaruhi oleh kemungkinan-kemungkinan pendekatan, kompetensi dapat

menjawab tantangan yang muncul. Artinya, pada waktu mengembangkan atau mengadopsi

pemikiran kurikulum berbasis kompetensi maka pengembang kurikulum harus mengenal

Page 8: KBK 2004

RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 8

benar landasan filosofi, kekuatan dan kelemahan pendekatan kompetensi dalam menjawab

tantangan, serta jangkauan validitas pendekatan tersebut ke masa depan. Harus diingat

bahwa kompetensi bersifat terus berkembang sesuai dengan tuntutan dunia kerja atau dunia

profesi maupun dunia ilmu.

SK Mendilmas nomor 045 tahun 2002 ini memperkuat perlunya pendekatan KBK

dalam pengembangan kurikulum pendidikan tinggi. Bahkan dalam SK Mendiknas 045 pasal

2 ayat (2) dikatakan bahwa kelima kelompok mata kuliah yang dikemukakan dalam SK

nomor 232 adalah merupakan elemen-elemen kompetensi.

Selanjutnya, keputusan tersebut menetapkan pula arah pengembangan program yang

dinamakan dengan kurikulum inti dan kurikulum institusional. Jika diartikan melalui

keputusan nornor 045 maka kurikulum inti berisikan kompetensi utama sedangkan

kurikulum institusional berisikan kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya.

Kurikulum inti yang merupakan penciri kompetensi utama, bersifat:

a. dasar untuk mencapai kompetensi lulusan

b. acuan baku minimal mutu penyelenggaraan program studi

c. berlaku secara. nasional dan internasional

d. lentur dan akomodatif terhadap perubahan yang sangat cepat di masa mendatang, clan

e. kesepakatan bersama antara kalangan perguruan tinggi, masyarakat profesi, dan

pengguna lulusan

Sedangkan Kurikulurn institusional berisikan kompetensi pendukung serta kompetensi lain

yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama.

Implementasi Kurikulum

Page 9: KBK 2004

RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 9

Dalam rangka implementasi KBK di perguruan Tinggi, maka hendaknya kita

memperlakukan kelima kelompok mata kuliah tersebut sebagai kelompok kompetensi.

Dengan demikian maka setiap mata kuliah harus menjabarkan, kompetensi yang

dikembangkan mata kuliah tersebut sehingga setiap mata kuliah memiliki matriks

kompetensi. Setelah itu dapat dikembangkan matriks yang menggambarkan sumbangan

setiap mata kuliah terhadap kelima, kategori kompetensi.

Dengan adanya kurikulum berbasis kompetensi maka sistem penilaian hasil belajar

haruslah berubah. Ciri utama perubahan penilaiannya adalah terletak pada pelaksanaan

penilaian yang berkelanjutan serta komprehensif, yang mencakup aspek-aspek berikut:

a. Penilaian hasil belajar

b. Penilaian proses belajar mengajar

c. Penilaian kompetensi mengajar dosen

d. Penilaian relevansi kurikulum

e. Penilaian daya dukung sarana. dan fasilitas

f. Penilaian program (akreditasi)

Sementara itu strategi yang dapat digunakan adalah:

a) Mengartikulasikan standar dan desain penilaian di lingkungan pendidikan pendidikan

tinggi.

b) Mengembangkan kemampuan dosen untuk melakukan dan memanfaatkan proses

pernbelajaran

c) Mengembangkan kemampuan subyek didik untuk memanfaatkan hasil penilaian dalam

meningkatkan efektifitas belajar mereka

d) Memantau dan menilai dampak jangka panjang terhadap proses dan hasil belajar.

Memang untuk dapat mengembangkan dan mengimplementasikan KBK ini dengan baik

sejumlah komponen perlu terlibat secara intens dan memberikan perannya masingmasing

sesuai dengan kapasitasnya, antara lain:

Page 10: KBK 2004

RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 10

a. Visi dan Misi kelembagaan dan kepemimpinan yang berorientasi kualitas dan

akuntabilitas serta peka terhadap dinamika pasar.

b. Partisipasi seluruh sivitas akademika (dosen, naahasiswa) dalam bentuk "shared vision"

dan "mutual commitment" untuk optimasi kegiatan pembelajaran.

c. Iklim dan kultur akademik yang kondusif untuk proses pengembangan yang

berkesinambungan.

d. Keterlibatan kelompok masyarakat pemrakarsa (stakeholders) serta masyarakat pengguna

lulusan itu sendiri.

D. Perbedaan, Perbandingan Serta Implementasi kurikulum 1994 dengan

2004

1. Perbedaan Kurikulum 1994 dengan 2004

A S P E K KURIKULUM 1994KURIKULUM

2004/KBKPENGAMBILAN KEPUTUSAN

Semua aspek kurikulum ditentukan oleh Departemen (Pusat)

Pembagian wewenang dalam menentukan kurikulum

PUSAT PERHATIAN

Penyampaian materi pelajaran oleh guru

Kompetensi dasar yang dikuasai siswa

PROSES Teaching:

berpusat pada guru , metoda monoton, guru sumber ilmu utama

Learning:

berpusat pada siswa, metoda bervariasi, guru sebagai fasilitator

HASIL PENDIDIKAN

Tekanan berlebihan pada aspek kognitif

Menekankan pada keutuhan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik

EVALUASI Acuan norma dan tes obyektif

Acuan kriteria, tes, dan portofolio

Diposkan oleh SainWidi@PJJ ICT S1 PGSD

Page 11: KBK 2004

RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 11

2. Perbandingan Serta Implementasi kurikulum 1994 dengan 2004 didalam

Kelas

NO ASPEK KURIKULUM 1994

KURIKULUM 2004 / KBK

1. Filosofis Struktur keilmuan yang menghasilkan isi mata pelajaran.”daya serap kurikulum”

Struktur keilmuan dan perkembangan psikologis siswa. Sehingga berdasar pada kompetensi lulusannya

2. Tujuan Agar siswa menguasai materi yang tercantum dalam GBPP

Semua siswa memiliki kompetensi yang ditetapkan

3. Subtansi materi

Semua materi ditentukan oleh pemerintah

Pemerintan menetapkan kompetensi yang berlaku secara nasional dan daerah/sekolah berhak menetapkan standar yang lebih tinggi sesuai kemampuan darah/sekolah

4. Cara Pembelajaran

Ceramah Guru dipandang sebagai sumber belajar

Siswa aktif Mengembangakan berbagai metode pembelajaran Siswa aktif Guru sebagai fasilitator

5. Cara penilaian

Normatif Kompetensi siswa

E. Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi

1. Keunggulan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai berikut:

a. Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata

pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu

sendiri.

b. KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara

pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai

dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek

belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan

Page 12: KBK 2004

RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 12

mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan

(transfer of knowledge).

c. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan

kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian

tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-hari, serta aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara

optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.

d. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik /siswa (student

oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan

memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran

terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, peserta dapat belajar dengan

bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar, belajar dengan

mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan memecahkan masalah dan

berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat diperoleh melalui kegiatan

mengindra, mengingat, berpikir, merasa, berimajinasi, menyimpulkan, dan

menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut dijabarkan melalui kegiatan

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

e. Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan

situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing sesuai mata pelajaran yang

diajarkan.

f. Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata

pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik

dalam kegiatan pembelajaran.

g. Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan peserta didik untuk

mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian

yang terfokus pada konten.

h. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam

pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama

yang berkaitan dengan ketrampilan.

2. Kelemahan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai berikut:

Page 13: KBK 2004

RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 13

a. Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator

sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang kondisi

peserta didik dan lingkungan.

b. Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar

kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang

pembelajaran secara berkelanjutan.

c. Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum

sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.

d. Memandang kompetensi sebagai sebuah entitas yang bersifat tunggal, padahal

kompetensi merupakan ” a complex combination of knowledge,attitudes, skills

and values displayed in the context of task performance “. ( Gonczi,1997), sistem

pengukuran perilaku yang menggunakan paradigma behaviorisme ditengarai tidak

mampu mengukur sesuatu perilaku yang dihasilkan dari pembelajaran bermakna

(significant learning) (Barrie dan Pace,1997), dan kendala yang dihadapi dalam

mengimplementasikan KBK adalah waktu,biaya dan tenaga yang banyak.

Page 14: KBK 2004

RATNA YUNITA, 1268041004 ( FIS, PEND. ANTROPOLOGI) 14

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum merupakan suatu hal yang penting karena kurikulum bagian dari

program pendidikan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan

bukan semata-mata hanya menghasilkan suatu bahan pelajaran. Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) adalah kurikulum yang menitik beratkan pada pencapaian

kompetensi lulusan.

KBK mempunyai keunggulan dan kelamehan, keunggulan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) salah satunya adalah guru diberikan kewenangan untuk menyusun

silabus yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing

sesuai mata pelajaran yang diajarkan. Sedangkan kelemahan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) salah satunya adalah Konsep KBK sering mengalami perubahan

termasuk pada urutan standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan

guru untuk merancang pembelajaran secara berkelanjutan.

B. Saran

Dari pemaparan mengenai Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di atas maka

saya dapat memberikan saran sebagai berikut: Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

pada tahun 2004 merupakan kurikulum setelah kurikulum 1994. Kurikulim Berbasis

Kompetenti (KBK) sebenarnya mempunyai banyak kelebihan dibandingkan

kelemahannya. Seharusnya diantara kelemahan dari KBK diperbaiki tanpa menggantinya

dengan kurikulum yang baru.