kata pengantar · web viewdokumentasi kegiatan pertemuan pembekalan tenaga kesehatan di kab/kota...
TRANSCRIPT
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
SATKER (109003)DANA DEKONSENTRASI -
07
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI
TAHUN 2018
i
Jalan RM. Nur Atmadibrata No.08 Telanaipura Telp. (0741) 62701, 63244,62251, 62319 Fax. (0741) 61175, 62319
JAMBI
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T , yang telah melimpahkan berkah dan rahmatNya, sehingga dapat diselesaikan Laporan Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Alkes) Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2018 sebagai pertanggungjawaban pelaksana Dekonsentrasi Satker 109003 (07).
Laporan kinerja Program Kefarmasian dan Alkes Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2018 menyajikan gambaran atau memberikan informasi mengenai berbagai capaian kinerja sesuai dengan sasaran indikator kinerja yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Program Kefarmasian dan Alkes Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015 – 2019 dan Rencana Strategis (Renstra) Program Kefarmasian dan Alkes Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2016-2021. Laporan kinerja ini juga merupakan hasil konkrit dalam pelaksanaan berbagai program/kegiatan di Program Kefarmasian dan Alkes yang disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun 2018.
Menyadari bahwa Laporan Kinerja Program Kefarmasian dan Alkes Satker 109003 (07) Dinas Kesehatan provinsi Jambi Tahun Anggaran 2017 belum sepenuhnya sesuai harapan. Pada akhirnya kepada semua pihak yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan Laporan Kinerja Program Kefarmasian dan Alkes Satker 109003 (07) Dinas Kesehatan provinsi Jambi diucapkan terima kasih.
Disamping itu diharapkan juga bahwa Laporan Kinerja ini dapat menjadi salah satu acuan penting dalam penyusunan dan pengimplementasian dari Rencana Kerja, Rencana Anggaran dan Rencana Strategis dimasa mendatang. Oleh karena itu sangat diperlukan masukan-masukan positif untuk memacu peningkatan kinerja dalam mencapai sasaran meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi alat kesehatan di masa mendatang.
Jambi, Februari 2019KEPALA DINAS,
dr. SAMSIRAN HALIM NIP. 19600517 198712 1 002
i
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan kinerja Program Kefarmasian dan Alkes Satker 109003 (07) Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2018 disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan rencana strategis yang telah ditetapkan. Laporan kinerja disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan. Pada dasarnya laporan ini menyajikan gambaran atau memberikan informasi mengenai berbagai capaian kinerja sesuai dengan sasaran indikator kinerja yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Program Kefarmasian dan Alkes Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015 – 2019 dan Rencana Strategis (Renstra) Program Kefarmasian dan Alkes Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2016-2021. Laporan kinerja ini juga merupakan hasil konkrit dalam pelaksanaan berbagai program/kegiatan di Seksi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan yang disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun 2018.
Peraturan Gubernur Jambi Nomor 36 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. Secara terinci Uraian Tugas dan Fungsi Program Kefarmasian dan Alkes tertuang didalam Tugas dan Fungsi :
ii
A. Seksi Kefarmasian pada paragraf 5 Pasal 40 yang berbunyi seksi kefarmasian mempunyai ntugas membantu bidang dalam rangka menyiapkan, merumuskan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, koordinasi lintas program dan sektor serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang pelayanan kefarmasian.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 40,seksi kefarmasian menyelenggarakan fungsi;1. Penyiapan bahan rumusan kebijakan operasional
kefarmasian meliputi; penggunaan obat rasional, manajemen klinikal farmasi,analisa farmako ekonomi, seleksi obat dan alat kesehatan, obat dan pangan, obat tradisional dan kosmetika, narkotika, psikotropika, prekusor farmasi, kemandirian obat dan bahan baku sediaan farmasi dan pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan, pengendalian harga dan pengaturan pengadaan, pengendalian obat publik, vaksin dan perbekalan kesehatan, perizinan usaha kecil obat tradisional (UKOT), rekomendasi pedagang besar farmasi(PBF).
2. Pelaksanaan kebijakan operasional kefarmasian melipiti; penggunaan obat rasional, manajemen klinikal farmasi,analisa farmako ekonomi, seleksi obat dan alat kesehatan, obat dan pangan, obat tradisional dan kosmetika, narkotika, psikotropika, prekusor farmasi,kemandirian obat dan bahan baku sediaan farmasi dan pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan, pengendalian harga dan pengaturan pengadaan, pengendalian obat publik, vaksin dan perbekalan kesehatan,perizinan usaha kecil obat tradisional (UKOT),rekomendasi pedagang besar farmasi (PBF).
3. Pelaksanaan bimbingan teknis dan suvervisi kefarmasian meliputi; penggunaan obat rasional, manajemen klinikal farmasi, analisa farmakoekonomi, seleksi obat dan alat
iii
kesehatan, obat dan pangan, obat tradisional dan kosmetika, narkotika, psikotropika, prekusor farmasi, kemandirian obat dan bahan baku sediaan farmasi dan pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan, pengendalian harga dan pengaturan pengadaan, pengendalian obat publik, vaksin dan perbekalan kesehatan, perizinan usaha kecil obat tradisional (UKOT), rekomendasi pedagang besar farmasi (PBF).
4. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kefarmasian meliputi; penggunaan obat rasional, manajemen klinikal farmasi,analisa farmako ekonomi, seleksi obat dan alat kesehatan, obat dan pangan, obat tradisional dan kosmetika, narkotika, psikotropika, prekusor farmasi,kemandirian obat dan bahan baku sediaan farmasi dan pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan, pengendalian harga dan pengaturan pengadaan, pengendalian obat publik, vaksin dan perbekalan kesehatan, perizinan usaha kecil obat tradisional (UKOT), rekomendasi pedagang besar farmasi(PBF).
5. Pelaksanaan koordinasi lintas program dan lintas sektor di bidang kefarmasian meliputi; penggunaan obat rasional, manajemen klinikal farmasi,analisa farmako ekonomi, seleksi obat dan alat kesehatan,obat dan pangan, obat tradisional dan kosmetika, narkotika, psikotropika, prekusor farmasi, kemandirian obat dan bahan baku sediaan farmasi dan pengamanan pangan dalam rangka upaya kesehatan, pengendalian harga dan pengaturan pengadaan, pengendalian obat publik, vaksin dan perbekalan kesehatan, perizinan usaha kecil obat tradisional (UKOT), rekomendasi pedagang besar farmasi (PBF).
6. Pelaksanaan bimbingan,pembinaan dan penilaian terhadap staf dilingkungannya; dan
iv
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
B. Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) mempunyai tugas membantu bidang dalam rangka menyiapkan perumusan dan pelaksanaan dan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, koordiansi lintas program dan sektor serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang Alat Kesehatan dan PKRT.
Secara terinci Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Provinsi Jambi paragraf Kelima pasal 43, Seksi Seksi Alat Kesehatan dan PKRT menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :1. Penyiapan bahan rumusan kebijakan operasional alat
kesehatan dan PKRT meliputi Penilaian Alkes dan PKRT, Produk perbekalan kesehatan rumah tangga dan produk mandiri, Pembakuan dan sertifikasi produksi dan didtibusi alkes dan PKRT, Pengawasan Produk Alkes dan PKRT,
2. Pelaksanaan kebijakan operasional alat kesehatan dan PKRT meliputi, Penilaian Alkes dan PKRT, Produk PKRT dan produk mandiri, Pembakuan dan sertifikasi produksi dan distribusi alkes dan PKRT, Pengawasan produk alkes dan PKRT,
3. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi alat kesehatan dan PKRT meliputi, Penilaian Alkes dan PKRT, Produk PKRT dan produk mandiri, Pembakuan dan sertifikasi produksi dan distribusi alkes dan PKRT, Pengawasan produk alkes dan PKRT,
4. Pelaksanaan pemantauan , evaluasi dan pelaporan alat kesehatan dan PKRT meliputi, Penilaian Alkes dan PKRT, Produk PKRT dan produk mandiri, Pembakuan dan
v
sertifikasi produksi dan distribusi alkes dan PKRT, Pengawasan produk alkes dan PKRT,
5. Pelaksanaan koordinasi lintas program dan lintas sektor di bidang alat kesehatan dan PKRT meliputi, Penilaian Alkes dan PKRT, Produk PKRT dan produk mandiri, Pembakuan dan sertifikasi produksi dan distribusi alkes dan PKRT, Pengawasan produk alkes dan PKRT,
6. Pelaksanaan bimbingan , pembinaan dan penilaian terhadap staf dilingkungannya,dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah meningkatnya akses kemandirian, dan sediaan farmasi dan alat kesehatan, dengan tujuan yang akan dicapai pada tahun 2018 adalah :1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas
menjadi 86%.2. Persentase Produk alkes dan PKRT di peredaran yang
memenuhi syarat sebesar 81%.Dari indikator pencapaian kinerja tahun 2018 tersebut diatas, diperoleh capaian yaitu sebagai berikut :
1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas capaian sebesar 84%.
2. Persentase Produk Alkes dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat sebesar 96.77%.
Tercapainya indikator yang telah ditetapkan karena adanya dukungan dan kerjasama dari seluruh pemangku kebijakan dan penanggung jawab program sehingga berbagai kendala dan hambatan dalam pelaksanaannya dapat di
vi
minimalkan, namun untuk indikator persentase ketersediaan tahun 2018 mengalami penurunan dikarenakan Kota Sungai Penuh yang gagal dalam pelaksanaan pengadaan atau tidak sesuai dengan peruntukan FKTP tingkat satu, diharapkan pada tahun-tahun berikutnya capaian dapat tetap memenuhi target yang ditetapkan. Untuk itu perlu adanya evaluasi dan kerja keras bersama dari seluruh komponen, pendayagunaan sumber daya yang optimal dan diperlukan penguatan terutama dalam perencanaan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang kefarmasian dan alat kesehatan serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan.
Melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi melalui dana Dekonsentrasi didukung oleh anggaran DIPA tahun 2018 sebesar Rp. 1.905.782.000,- (Satu miliar sembilan ratus lima juta tujuh ratus delapan puluh dua ribu rupiah). Realisasi tahun anggaran 2018 sebesar Rp.1.836.292.610,- (Satu miliar delapan ratus tiga puluh enam juta enam juta dua ratus sembilan puluh dua ribu enam ratus sepuluh rupiah) dengan persentase sebesar 96.35%.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR…….…………………………………………………….. iIKHTISAR EKSEKUTIF………………………………………………..…….. iiDAFTAR ISI……………………………………………………………………. viiiDAFTAR TABEL………………………………………………………………… ixDAFTAR GRAFIK……………………………………………………………….. xDAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….. xiBAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………….
B. MAKSUD DAN TUJUAN……………………………………………….
C. ASPEK STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL BINA
KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN……………………………..
D. STRUKTUR ORGANISASI……………………………………………….
E. SISTEMATIKA……………………………………………………………..
BAB II PERENCANAAN KINERJA……………………………………………..A. RENCANA STRATEGIS………………………………………………….
B. PERJANJIAN KINERJA….……………………………………………….
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA…………………………………………..
111
24577
1013
viii
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI…………………………………….
1. PENGUKURAN KINERJA………………………………………….…
2. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA……………………………..
B. REALISASI ANGGARAN.……………………………………………….
BAB IV PENUTUP………………….……………………………………………..
1313143640
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Indikator Kinerja dan Target Program Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Tahun 2015-2019.............................................................9
Tabel 2. Cara Perhitungan Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan
Alat Kesehatan....................................................................................9
Tabel 3. Sasaran Kegiatan pada Program Kefarmasian dan Alat
Kesehatan...........................................................................................10
Tabel 4. Capaian Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Tahun 2018.......................................................................13
Tabel 5.
Tabel 6.
Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase
Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2018................
Progres Penerapan Sistem e-Logistik di Instalasi
Provinsi/Kab/Kota…………………………………………....……...
15
17
Tabel 7. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Produk
Alat Kesehatan dan PKRT di Peredaran yang Memenuhi Syarat
Tahun 2018.........................................................................................22
Tabel 8. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase
Puskesmas yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian
ix
Tabel 9.
Sesuai Standar Tahun 2018...............................................................
Jumlah Tenaga Farmasi di Puskesmas Kabupaten/Kota Tahun
2018....................................................................................................28
30
Tabel 10.
Tabel 11.
Target, Realisasi Indikator Persentase Penggunaan Obat
Rasional di Puskesmas Tahun 2018...................................................
Rincian Kegiatan, Keluaran, Jumlah Dana dan Realisasi
Tahun Anggaran 2018……………………………………………...
33
35
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Capaian Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Tahun 2018.......................................................................14
Grafik 2. Persentase Ketersediaan Obat Dan Vaksin Puskesmas Di
11 Kab/Kota Tahun 2018 ..................................................................18
Grafik 3. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Produk
Alat Kesehatan dan PKRT di Peredaran yang Memenuhi Syarat
Tahun 2016 - 2018..............................................................................22
Grafik 4. Target Dan Capaian Indikator Persentase Puskesmas
Yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai
Standar Tahun 2016 - 2018...............................................................28
Grafik 5. SDM Kefarmasian yang Bekerja Di Puskesmas.................................31
Grafik 6. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase
Puskesmas dengan Capaian POR minimal 60 % ..............................34
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur Organisasi Seksi Kefarmasian Dinas Kesehatan
Provinsi Jambi Tahun 2018.................................................................4
Gambar 2. Struktur Organisasi Seksi Alkes dan Perbekalan Rumah
Tangga (PKRT) Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2017..........5
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Perjanjian Kenerja Pengelola Dana Dekonsentrasi Tahun
Anggaran 2018...................................................................................
Dokumentasi Kegiatan Pertemuan Implementasi e-Logistik di
Instalasi Farmasi Provinsi/Kab/Kota Tahun 2018……...
Dokumentasi Kegiatan Sampling Alkes dan PKRT Tahun
2018…………………………………………………………………
Dokumentasi Kegiatan Pertemuan Kegiatan GeMa CerMat
Pada Pemegang Kebijakan di Kab/Kota Tahun 2018……...
11
16
21
25
Gambar 7. Kegiatan Pertemuan Pembekalan Tegaga Farmasi di Rumah
Sakit Provinsi/Kab/Kota dalam Rangka Pelayanan
Kefarmasian Seuai Standart dan Cost Effective Tahun 2018.............xi
27
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Program Kefarmasian dan Alkes di Dinas Kesehatan
Provinsi Jambi sesuai dengan Peraturan Gubernur Jambi Nomor 36 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi dibagi menjadi seksi Kefarmasian dan Seksi Alkes dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang secara terinci Uraian Tugas dan Fungsi tertuang sebagai berikut :Seksi Kefarmasian pada paragraf 5 Pasal 40 yang berbunyi seksi kefarmasian mempunyai ntugas membantu bidang dalam rangka menyiapkan, merumuskan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, koordinasi lintas program dan sektor serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang pelayanan kefarmasian. Sedangkan Seksi Alkes dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) mempunyai tugas membantu bidang dalam rangka menyiapkan perumusan dan pelaksanaan dan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, koordiansi lintas program dan sektor serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang Alat Kesehatan dan PKRT.
Rincian dari uraian tugas dan fungsi kedua Seksi tersebut telah disebutkan pada ikhtisar eksekutif, sehinga meskipun dengan seksi yang berbeda namun diharapkan cakupan kedua seksi tersebut dalam Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dapat mewakili laporan Kinerja Akuntabilitas Satker 109003 (07) Dinas Kesehatan Provinsi Jambi.
B. MAKSUD DAN TUJUANLaporan Kinerja Program Kefarmasian dan Alkes Dinas
Kesehatan Provinsi Jambi Satker 109003 (07) merupakan
1
bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang diberikan kepada Program Kefarmasian dan Alkes Dinas Kesehatan Provinsi Jambi atas penggunaan anggaran. Pelaporan kinerja memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dicapai dan sebagai upaya perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja.
C. ASPEK STRATEGIS SEKSI KEFARMASIAN DAN SEKSI ALAT KESEHATAN & PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT)
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Jambi Nomor 36 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. Disebutkan bahwa tugas dan fungsi Seksi Kefarmasian pada paragraf 5 Pasal 40 yang berbunyi seksi kefarmasian mempunyai tugas membantu bidang dalam rangka menyiapkan, merumuskan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, koordinasi lintas program dan sektor serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang pelayanan kefarmasian. Sedangkan Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) mempunyai tugas membantu bidang dalam rangka menyiapkan perumusan dan pelaksanaan dan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan supervisi, koordiansi lintas program dan sektor serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan dibidang Alat Kesehatan dan PKRT.
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan dan program di Seksi Kefarmasian dan Seksi Alat Kesehatan & PKRT yang telah terangkum dalam program kefarmasian dan Alkes Dinas Kesehatan Provinsi Jambi tahun 2018 ditentukan oleh bagaimana mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam lingkungan yang kondusif dan meminimalkan hambatan dan kendala yang ada. Hambatan yang ada menjadi bahan perbaikan
2
dan koreksi bagi Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi tahun 2018 untuk lebih meningkatkan kinerja di masa yang akan datang. Berikut adalah hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan dan program tahun 2018 sebagai berikut : 1. Belum lengkapnya kualifikasi dan kurangnya tenaga untuk
melaksanakan kegiatan teknis dan administratif. Di tingkat provinsi (Dinkes Provinsi Jambi), jumlah dan kualifikasi tenaga teknis kefarmasian sangat kurang. Pada tahun 2018 pada seksi Kefarmasian terdapat 1 (satu) orang magister kesehatan, 1 (satu) orang magister Kefarmasian, 4 (empat) orang tenaga Apoteker, sarjana farmasi 2 orang, Sarjana Kesehatan Masyarakat 3 (tiga) orang, Sekolah Menengah Umum 1 (satu) orang dan pada seksi Alat Kesehatan & Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) terdapat 1 (satu) orang magister kesehatan, 1 (satu) orang sarjana hukum dan 3 (tiga) orang diploma III farmasi untuk menjalankan kegiatan baik sumber dana APBD maupun APBN. Sementara di tingkat kab/kota sumber daya kefarmasian juga masih menjadi kendala dalam pelaksanaan program kefarmasian dan Alat Kesehatan, akibatnya kegiatan kefarmasian dilaksanakan oleh tenaga non kefarmasian.
2. Penentuan persentase indikator kinerja program masih mengacu kepada program pusat Kemenkes Direktorat Jendaral Kefarmasian dan Alkes, belum ada program dan kegiatan yang berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya.
3. Masih rendahnya komitmen dan kerjasama dalam membangun sinergis lintas program lain , sehingga program kefarmasian seperti berjalan sendiri tanpa dukungan program lain.
4. Adanya beberapa kegiatan yang tidak sesuai dengan perencanaan sehingga menyebabkan silpa (Pengembalian
3
dana ke Negara) yang mengakibatkan tidak maksimalnya realisasi keuangan pada sebagian pelaksanaan kegiatan
5. Belum terselenggaranya manajemen data dan informasi hasil pelaksanaaan kegiatan pencapaian indikator kinerja yang terintegrasi sehingga hasilnya belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
D. STRUKTUR ORGANISASISesuai dengan Peraturan Gubernur Jambi Nomor 36 tahun
2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Jambi dengan Untuk menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi yang telah terpisah antara Seksi Kefarmasian dan Seksi Alat Kesehatan & Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) Dinas Kesehatan Provinsi Jambi di pimpin oleh seorang Kepala Seksi di bantu oleh Penanggungjawab kegiatan. Disamping itu untuk pengelolaan Obat Publik pengelolaannya di berikan kepada Penanggungjawab Instalasi Farmasi. Selengkapnya Struktur Organisasi Seksi Kefarmasian dan Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) sebagai berikut :
1. Struktur Organisasi Seksi Kefarmasian Tahun 2018
4
KEPALA SEKSI KEFARMASIAN
Abdul Somad, SPd.MKes
SEKRETARIAT
Sri Hati Sembiring
Rahmi
Gambar 1. Struktur Organisasi Seksi Kefarmasian Dinkes Prov Jambi Tahun 20182. Struktur Organisasi Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
Gambar 2. Struktur
Organisasi Seksi Alkes dan PKRT Dinkes Prov. Jambi tahun 2018
5
PROGRAM TATA KELOLA OBAT
1. Eni Rahmini,S.Si,Apt,MKM
2. Drs. Rusdil A, Apt3. Sri Martini,AM.Far4. Nuraini Hrp,SKM5. A.Fatah,AM.Far6. Mutiara Vani,S.Farm. Apt
PROGRAM PRODIS KEFARMASIAN
1. Hj. Putri Rumbia B, SKM
2. Sugiarti,SKM3. Yeyen
Andriani,DEP, SKM
PROGRAM PELAYANAN
KEFARMASIAN
1. Restu Restalita, S.Farm
2. Erma Widyastuti , S.Farm, Apt
3. Dian Prima
Kasie Alat Kesehatan dan PKRT Syahrial,SKM.M.Kes
Penngawasan Alkes dan PKRTRTS, Siti Habsah,AmfHelmi, Am.Far
Penilaian Alkes dan PKRTShandra Eka Putri,SHAlona Siska Putri,AMF
E. SISTEMATIKASistematika laporan kinerja Seksi Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2018 sebagai berikut :Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama yang sedang dihadapi organisasi.
Bab II Perencanaan KinerjaPada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.
Bab III Akuntabilitas KinerjaA. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja.
B. Realisasi AnggaranPada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
Bab IV PenutupPada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
6
BAB IIPERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGISKebijakan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas
Kesehatan Provinsi Jambi didasarkan kepada 2 Kebijakan yaitu Kebijakan Kementerian Kesehatan (perpanjangan tangan pemerintah pusat) seperti yang tertuang di dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 dan melaksanakaan kebijakan Gubernur Provinsi Jambi (sebagai daerah otonom) melalui Dinas Kesehatan provinsi yang tertuang dalam Kebijakan RPJMD 2016-2020 dan dijabarkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jambi 2016-2020. Antara kedua kebijakan dan program tersebut saling berhubungan dan mendukung satu sama lain. Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jambi salah satunya bersumber dari kebijakan yang tertuang dalam Renstra Kemenkes, sehingga program dan kegiatan yang ada mendukung pencapaian program kementerian kesehatan termasuk di dalamnya Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
7
Program kefarmasian dan Alat kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi Jambi sesuai dengan Tupoksi dilaksanakan oleh Seksi Kefarmasian dan Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang berada di bawah Bidang Sumber Daya Kesehatan.
Berdasarkan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jambi 2018 indikator sasaran yang ingin dicapai adalah persentase ketersediaan obat dan vaksin sebesar 86% di tahun 2018. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka dilakukan kegiatan yang meliputi peningkatan ketersediaan obat esensial generik di sarana pelayanan kesehatan dasar, peningkatan mutu dan keamanan alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), peningkatan penggunaan obat rasional melalui pelayanan kefarmasian yang berkualitas, peningkatan produksi mutu sarana produksi dan distribusi kefarmasian, Dalam upaya peningkatan program tersebut diperlukan dukungan manajemen dalam pelaksanaan tugas teknis pada program kefarmasian dan alat kesehatan.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, telah dicanangkan Strategi Kemandirian, Aksesibilitas dan Mutu Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, dimana ada 3 tujuan yang ingin dicapai, namun untuk Seksi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan baru bisa mencapai dua tujuan meliputi :1. Terwujudnya peningkatan ketersediaan obat dan vaksin di
Puskesmas.Strategi yang disusun untuk mencapai tujuan ini adalah:a. Menyusun regulasi perusahaan farmasi memproduksi
bahan baku obat dan obat tradisional dan menggunakannya dalam produksi obat dan obat tradisional dalam negeri, serta bentuk insentif bagi percepatan kemandirian nasional.
b. Membangun sistem informasi dan jaringan informasi terintegrasi di bidang kefarmasian dan alat kesehatan.
8
c. Menjadikan tenaga kefarmasian sebagai tenaga kesehatan strategis.
d. Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat rasional melalui penguatan manajerial, regulasi, edukasi serta sistem monev.
2. Terjaminnya produk alat kesehatan & PKRT yang memenuhi syarat di peredaran.Strategi yang disusun untuk mencapai tujuan ini adalah:a. Menyusun regulasi penguatan kelembagaan dan sistem
pengawasan pre dan post market alat kesehatan serta PKRT
b. Menyusun regulasi penguatan penggunaan dan pembinaan industri alat kesehatan dalam negeri
c. Membangun sistem informasi dan jaringan informasi terintegrasi di bidang kefarmasian dan alat kesehatan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan melaksanakan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Sasaran Meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
Tercapainya sasaran tersebut direpresentasikan dengan indikator kinerja beserta target Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
9
Indikator Kinerja dan Target Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2015-2019
Indikator KinerjaTarget
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas
77% 80% 83% 86% 90%
Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat
75% 77% 79% 81% 83%
Cara perhitungan indikator kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2Cara Perhitungan Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
Indikator Kinerja Cara Perhitungan
Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas
Jumlah kumulatif item obat indikator yang tersedia di (n) puskesmas x 100%
Jumlah (n) Puskesmas yang Melapor x jumlah total item obat indikator
Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat
Jumlah sampel alkes dan PKRT yang diuji dan memenuhi syarat x 100%
Jumlah sampel alkes dan PKRT yang di uji
Untuk mencapai sasaran tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3Sasaran Kegiatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kegiatan Sasaran
Peningkatan Pelayanan Kefarmasian
Meningkatnya pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat rasional di fasilitas kesehatan
Peningkatan Ketersediaan Tersedianya obat, vaksin dan
10
Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan pemerintah
Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan
B. PERJANJIAN KINERJAPerjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja yang terukur berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.Perjanjian Kinerja Pengelola Dana Dekonsentrasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Tahun 2018 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
11
12
Gambar 3. Perjanjian Kinerja Pengelola Dana Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI1. PENGUKURAN KINERJAPengukuran tingkat capaian kinerja Seksi Kefarmasian dan Seksi Alkes dan PKRT Tahun 2018 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran
13
yang telah ditetapkan dalam penetapan Kinerja dengan realisasinya, tingkat capaian kinerja kedua seksi pada Tahun 2018 dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.Capaian Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2018
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2018
Realisasi 2018
Capaian 2018
Meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas
86% 84% 97.67%
Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat
81% 96.77% >100%
Grafik 1.Target, Realisasi dan Capaian indikator Kinerja Program Kefarmasian dan
Alat Kesehatan Tahun 2018
14
2. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJASasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah meningkatnya akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).Analisis capaian kinerja dari masing-masing indikator adalah
sebagai berikut:1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas
Kondisi yang dicapai:Realisasi indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas tahun 2018 sebesar 84%, kurang dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 86%, dengan capaian sebesar 97.67%. menurunnya capaian pada indikator ini disebabkan Instalasi farmasi Kota Sungai Penuh yang tidak mencapai target disebabkan kegagalan dalam pengadaan atau pengadaan tidak
15
sesuai dengan peruntukan terhadap FKTP tingkat satu, akibatnya banyak terjadi kekosongan obat di Puskesmas. ini merupakan salah satu masalah atau hambatan yang seharusnya dapat dicegah oleh penanggung jawab program melalui monitoring serta sosialisasi yang terus menerus kepada petugas Kabupaten/Kota untuk mengetahui sejauh mana pencapaian dari indikator ketersediaan obat dan vaksin di wilayahnya. Untuk itu Seksi Kefarmasian sebagai perpanjangan tangan dari Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan berharap buku yang telah disosialisasikan yaitu “Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019” dapat diimplementasikan oleh Kab/Kota sebagai pedoman dalam melaksanakan pengumpulan, perhitungan dan pelaporan data indikator kinerja.
Tabel 5Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat
dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2018
Indikator Kinerja Target 2018
Realisasi 2018
Capaian 2018
Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas
86% 84% 97.67%
16
Gambar. 4Dokumentasi Kegiatan Pertemuan Implementasi e-Logistik di Instalasi Farmasi
Provinsi/Kab/Kota Tahun 2018
Dokumentasi pelaksanaan pertemuan penerapan E-Logistik di Provinsi Jambi Tahun 2018 dengan anggaran dana dekonsentrasi, dari hasil pertemuan ini diharapkan semua kabupaten/kota dapat menerapkan implementasinya sehingga dapat tercapai target yang telah ditetapkan.
17
Tabel 6. Progres Penerapan Sistem E-Logistik di Provinsi Jambi
NO KABUPATEN/KOTAPENERAPAN E-LOGSTIK
TAHUN 2017 TAHUN 2018TARGET CAPAIAN TARGET CAPAIAN
1 KOTA JAMBI 20% 80% 30% 80% 2 KABUPATEN MUARO JAMBI 20% 80% 30% 80% 3 KABUPATEN BATANGHARI 20% 80% 30% 80% 4 KABUPATEN SAROLANGUN 20% 80% 30% 80% 5 KABUPATEN MERANGIN 20% 80% 30% 80% 6 KABUPATEN TEBO 20% 80% 30% 80% 7 KABUPATEN BUNGO 20% 100% 30% 100%
8 KABUPATEN TANJAB BARAT 20% 100% 30% 100% 9 KABUPATEN TANJAB TIMUR 20% 80% 30% 80% 10 KABUPATEN KERINCI 20% 80% 30% 80% 11 KOTA SUNGAI PENUH 20% 0% 30% 60% 12 PROVINSI JAMBI 20% 80% 30% 100%
KETERSEDIAAN PROVINSI 20% 17% 30% 25%
Dari tabel di atas dapat diketahui progres penerapan E-Logistik di Provinsi dan Kabupaten Kota Tahun 2017 sampai dengan 2018 belum sepenuhnya maksimal, dengan beberapa kendala dan permasalahan yang dihadapi. Dari 11 Kabupaten Kota hanya 2 (dua) Kabupaten yang 80% telah melaksanakan implementasi Penerapan
18
Sistem E-Logistik yaitu Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Untuk tahun 2018 ini Kota Sungai Penuh masih belum mampu mengimplementasikan penerapan sistem E–Logistik, namun penanggung jawab program terus berusaha mendorong agar kabupaten kota dapat terus memaksimalkan penerapan sistem E-Logistik dengan komitmen dan kerjasama yang baik.
Grafik 2.
Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin Puskesmas di 11 Kabupaten/Kota Tahun 2018
Dari hasil grafik di atas diketahui bahwa persentase ketersediaan obat dan vaksin tertinggi pada tahun 2018 yaitu kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 98%, dan yang terendah adalah Kota Sungai Penuh sebesar 34%. Seperti yang sudah disampaikan di atas, rendahnya capaian indicator ketersediaan provinsi salah satunya karena rendahnya capaian Kota Sungai Penuh yang mengalami kegagalan pengadaan serta peruntukkan tidak sesuai untuKTP tingkat
19
I, diharapkan pada tahun berikutnya semua kabupaten kota sudah mencapai target.
Permasalahan:Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas tahun 2018 menghadapi beberapa permasalahan sebagai berikut:a. Laporan yang dikirimkan oleh Kabupaten/Kota setiap bulannya
tidak lengkap dan tidak tepat waktu seperti yang telah dituangkan di dalam buku Petunjuk Teknis Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Tahun 2015-2019 yang sudah disosialisasikan kepada seluruh Kabupaten/Kota.
b. Belum terintegrasinya pengadaan obat di Kab/Kota, perencanaan tidak melibatkan instalasi farmasi.
c. Seringnya mutasi tenaga kefarmasian yang bertugas di Instalasi Farmasi.d. Kurangnya koordinasi antara Puskesmas, Kabupaten/Kota dan Provinsi.Usul Pemecahan Masalah:Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas antara lain sebagai berikut :a. Melakukan peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan obat di
Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota.b. Melakukan pembinaan terhadap SDM pengelola obat secara
berkesinambungan.c. Perlu dibangun koordinasi yang baik untuk perencanaan,
pengadaan antara bagian perencanaan dan Instalasi Farmasi. d. Pelaporan data ketersediaan obat dan vaksin dari unit pelayanan
ke instansi penanggung jawab kesehatan di daerah (Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Provinsi) sesuai format dan tepat waktu.
20
2.Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syaratKondisi yang dicapai:Sampling alat kesehatan dan PKRT adalah salah satu langkah yang ditempuh dalam rangka pembinaan, pengendalian,dan pengawasan terhadap keamanan, mutu, dan manfaat alat kesehatan dan PKRT yang telah memiliki izin edar. Pengambilan sampel alat kesehatan dan PKRT dilaksanakan di Kab/Kota. Seluruh sampel diuji di laboratorium yang terakreditasi atau yang ditunjuk. Total sampel yang diuji dan telah diperoleh hasil uji pada tahun 2018 adalah 31 sampel terdiri dari :1. 15 Sampel Alkes yang di uji, 14 sampel memenuhi syarat
(93.33%) dan 1 sampel tidak memenuhi syarat (6.67%).2. 16 Sampel PKRT yang di uji, 16 sampel memenuhi syarat (100%).Pengambilan sampel alat kesehatan dilakukan berdasarkan Pedoman Teknis Pelaksanaan Sampling dan Pengujian Alat Kesehatan. Kriteria sampel alat kesehatan dan PKRT yang diuji sebagai berikut:Kriteria umum:a. Ketersediaan laboratorium uji dan metode pengujiannya.b. Kajian resiko dari sampel yang akan diambil.c. Ketersediaan standar yang digunakan dalam metode
analisis.d. Produk yang banyak dipakai oleh masyarakat luas.e. Produk yang banyak beredar dan memiliki dampak yang
cukup luas pada masyarakat.f. Produk yang berdasarkan data tahun sebelumnya yang
tidak memenuhi syarat (TMS).Kriteria khusus:a. Produk alat kesehatan kelas satu.b. Produk alat kesehatan steril.
21
c. Produk PKRT.d. Produk yang diduga tercemar dan dapat menimbulkan
dampak yang tidak diinginkan.
22
Gambar 5.Dokumentasi KegiatanSampling Alkes Dan PKRT Tahun 2018
Tabel 7.Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Produk Alat
Kesehatan dan PKRT di Peredaran yang Memenuhi Syarat Tahun 2018
Indikator Kinerja Target 2018
Realisasi 2018
Capaian 2018
Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat
81% 96.77% >100%
Grafik 3.Target dan Realisasi Indikator Produk Alkes dan PKRT di Peredaran yang
memenuhi Syarat Tahun 2016 - 2018
Sampling Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Sampling alat kesehatan dan PKRT adalah kegiatan proaktif, kegiatan ini merupakan salah satu upaya strategi peningkatan
23
pengawasan post-market dalam rangka pembinaan, pengendalian, dan pengawasan terhadap keamanan, mutu, manfaat dan kinerja alat kesehatan dan PKRT yang beredar di wilayah NKRI dan telah memiliki izin edar. Tujuan Kegiatan ini adalah untuk menjamin alat kesehatan dan PKRT yang beredar di wilayah NKRI memenuhi persyaratan mutu dan manfaat dan mendukung pencapaian indikator ketiga Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan yaitu persentase produk alat kesehatan dan PKRT yang beredar memenuhi persyaratan keamaanan, mutu dan manfaat. Output dari kegiatan tersebut yaitu tersedianya data dan informasi alat kesehatan yang Memenuhi Syarat (MS) dan Tidak Memenuhi Syarat (TMS)Permasalahan:
Terdapat beberapa permasalahan yang dialami dalam pencapaian indikator kinerja kegiatan persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat, yaitu:a. Terbatasnya petugas untuk pelaksanaan kegiatan sampling ini.b. Beberapa dari Alkes atau PKRT yang beredar tidak ada atau
tidak jelas nomor batchnyac. Sulitnya mencari sampel dengan nomor batch yang sama
sesuai jumlah sampel yang disyaratkan oleh laboratorium d. Lamanya waktu pengujian sampel di laboratorium.e. Terbatasnya sarana penyalur alat kesehatan yang ada di
wilayah Provinsi Jambi.f. Masih kurangnya lab uji produk Alkes dan PKRT yang sudah
terakreditasi.
Usul Pemecahan Masalah:Upaya pemecahan masalah terhadap kendala yang dialami
dalam pencapaian indikator kinerja kegiatan persentase produk alat kesehatan dan PKRT yang memenuhi syarat sebagai berikut:a. Meningkatkan peran dan tanggung jawab sarana pemegang izin
edar terhadap pengawasan internal produk yang diedarkannya
24
dengan cara mewajibkan melakukan sampling secara berkala dan melaporkan hasil uji produknya ke Kementerian Kesehatan RI.
b. Perlu dilakukan koordinasi lintas sektor terus menerus agar meningkatkan kemampuan laboratorium untuk pengujian sampel alkes dan/atau PKRT.
c. Melakukan monitoring terhadap implementasi e-watch alkes , sehingga laporan atas KTD (Kejadian tidak Diinginkan) dari alat kesehatan dapat ditindaklanjuti.
d. Perlu diberlakukan persyaratan SNI sebagai salah satu syarat dalam pendaftaran alkes dan PKRT tertentu sehingga laboratorium dapat meningkatkan kapasitas pengujian.
INDIKATOR KINERJA LAINNYA SEBAGAI INDIKATOR PENDUKUNG PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALKESAnalisis Capaian kinerja dari indikator pen dukung program kefarmasian dan Alat kesehatan sebagai berikut :1. Persentase Pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai
dengan standar Kondisi yang ingin dicapai:Indikator persentase pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan standar meningkat setiap tahun. Peningkatan target pertahun dengan memperhitungkan adanya peningkatan sarana Puskesmas dan sumber daya manusia kefarmasian yang dapat mendukung tercapainya indikator. Pada tahun ini fokus peningkatan mutu pelayanan kefarmasian untuk mendukung Program Nasional adalah Kegiatan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa CerMAT) yang telah ditetapkan melalui SK Menkes No. HK.02.02/Menkes/427/2015 pada tanggal 13 November 2015. Sehingga Program Pelayanan Kefarmasian Dinas Kesehatan Provinsi Jambi melalui dana Dekonsentrasi TA 2018 mengadakan pertemuan Pembekalan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GEMA CERMAT) pada Pemegang Kebijakan di Kab/Kota.
25
Gambar. 6.Dokumentasi Kegiatan Pertemuan Pembekalan Gerakan Masyarakat Cerdas
Menggunakan Obat (GEMA CERMAT) pada Pemegang Kebijakan di Kab/Kota Tahun 2018
26
Kegiatan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GEMA CERMAT) dalam rangka Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat dalam Memilih Obat melalui Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan tujuan:a. Tersosialisasinya penggunaan obat secara benar pada
masyarakat dalam rangka Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) sehingga dapat meningkatkan penggunaan obat rasional pada masyarakat.
b. Terlaksananya Gema Cermat di tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota melibatkan lintas sektor dan masyarakat.
c. Terwujudnya peran serta apoteker sebagai penggerak dan pendidik dalam edukasi dan penyebaran informasi tentang penggunaan obat yang benar pada masyarakat.
Kegiatan Sosialisasi Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GEMA CERMAT) Tahun 2018 ini sudah terlaksana dengan mengundang kader, masyarakat, lintas sektor, OPD dilingkungan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sedangkan untuk kegiatan Evaluasi Gema Cermat dengan Target 3 Kab/Kota juga telah terlaksana, dengan mengetahui bahwa hasil kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan sudah sampai ke Tingkat pendidikan dan juga instansi pemerintah lainnya, dengan capaian indikator sebagai berikut :
a. Indikator cakupan wilayah yang telah melaksanakan kegiatan GeMa CerMat (Kab/Kota) sebesar 82% artinya 9 Kab/Kota sudah melaksanakan dari target 11 Kab/Kota.
b. Indikator cakupan tenaga kesehatan yang telah mengikuti pembekalan sebagai AoC GeMa CerMat ( jumlah Apoteker di wilayah kab/kota) sebesar 24% artinya 134 orang Apoteker sudah mengikuti pembekalan Gema Cermat dari Target 556 Orang.
c. Indikator cakupan masyarakat (non kesehatan) yang telah mengikuti
edukasi GeMa CerMat (jumlah kader puskesmas th 2017) sebesar 100%
lebih dari target 14.457 orang.
27
28
Gambar. 6.Dokumentasi Kegiatan Pertemuan pembekalan tenaga kesehatan di Kab/Kota
tentang perizinan Apotek dan Toko Obat serta Pelayanan Kefarmasian di ApotekTahun 2018Tabel. 8
Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Puskesmas yang melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar Tahun
2018
Indikator Kinerja Target Tahun 2018
Realisasi Tahun 2018
Capaian Tahun 2018
Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar
55% 76.01% > 100 %
Grafik.4Target dan Realisasi Indikator Persentase Puskesmas Yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai
Standar Tahun 2016 - 2018
29
Puskesmas merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan masyarakat, kinerjanya sangat dipengaruhi ketersediaan sumber daya manusia kesehatan yang dimiliki salah satunya adalah sumber daya manusia di bidang kefarmasian. Dari hasil Pemutakhiran data tahun 2018 dari 11 institusi Dinas Kesehatan Kab/Kota, jumlah tenaga kefarmasian di Puskesmas adalah 333 orang tenaga farmasi yang terdiri dari Apoteker berjumlah 60 orang (ASN, honorer, NS) serta 273 orang Tenaga Teknis Kefarmasian (S1 Farmasi, D3 farmasi, SMF). Jumlah tenaga Farmasi yang bekerja di Puskesmas paling banyak berada di Kota Jambi sebanyak 72 orang tenaga farmasi dan paling sedkit berada di Kota Sungai Penuh sebanyak 14 orang tenaga farmasinya.
Untuk melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar di puskesmas khususnya puskesmas perawatan, maka dibutuhkan setidaknya 74 orang apoteker untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian seperti PIO, Konseling maupun Home Care. Berdasarkan data ketenagaan Farmasi tahun 2018 dapat dilihat bahwa :1) Dari 202 Puskesmas baru terpenuhi 61 orang apoteker atau
30.19% dengan catatan penyebarannya yang tidak merata.2) Meskipun puskesmas memiliki apoteker, namun dalam
pelaksanaan pelayanan kefarmasian sesuai standar masih belum berjalan optimal.
30
3) Perlu supervise terus menerus Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota untuk meningkatkan pengetahuan apoteker yang ada di Puskesmas.
Dalam upaya mencapai target program, idealnya pemenuhan tanaga didasarkan kepada standar dan Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan untuk apoteker 10/100000 penduduk. Artinya 1 orang apoteker maksimal melayani 10.000 ribu orang. Dengan demikian untuk jumlah penduduk 3.294.701 dibutuhkan apoteker sebesar 329 orang. Sementara itu tenaga teknis D3 dan SMF dapat memakai perbandingan ideal Apoteker : D3 sebesar 1: 3 ( asumsi ).
jumlah tenaga Farmasi dengan Puskesmas dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 9.JUMLAH TENAGA FARMASI DI PUSKESMAS KAB/KOTA TAHUN 2018
NoKab/Kota
Puskesmas
Perawatan
Puskesmas Non
PerawatanJML
PuskAPT
TTK (SI, D3, SMF)
31
1234567891011
KerinciSungai PenuhMeranginSarolangunBt. HariM.JambiTanjabbarTanjabtimBungoTeboKota JambiJumlah
54
11138658693
78
166
1629
15119
131017
124
2110251517211617191920
202
86662
1161348
61
3621331515152114182164
273
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jambi menunjukkan hampir rata-rata Puskesmas sudah terisi tenaga farmasi, namun bila dilihat pendistribusiannya yang kurang merata, terutama untuk Tenaga farmasi Apoteker.
Grafik 5.SDM Kefarmasian yang Bekerja di Puskesmas Tahun 2018
32
Terdapat beberapa permasalahan yang dialami dalam pencapaian indikator kinerja kegiatan persentase puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar, yaitu:a. Belum sepenuhnya diimplementasikan Permenkes No. 74 Tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmasb. Jumlah tenaga kefarmasian (apoteker atau tenaga teknis
kefarmasian) masih sangat terbatas sehingga masih sulit diterapkannya pelaksanaan Undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan PP No.51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
c. Terdapat Puskesmas yang sudah memiliki apoteker namun belum melakukan pelayanan farmasi klinik. Baru sebatas dalam pengelolaan obat saja, karena beban kerja yang cukup tinggi dalam pengelolaan obat dan pertanggungjawaban administrasinya.
Usul Pemecahan Masalah:Upaya pemecahan masalah terhadap kendala yang dialami
dalam pencapaian indikator kinerja kegiatan persentase puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar sebagai berikut:
33
a. Melakukan advokasi kepada stakeholder terkait seperti Pemerintah Daerah tingkat Kabupaten/Kota terkait kebutuhan apoteker di puskesmas agar tercapai pelayanan kesehatan yang optimal.
b. Meningkatkan kualitas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian yang sudah ada di Puskesmas, melalui pelatihan mengenai cara Pelayanan Kefarmasian sesuai standar.
c. Melakukan advokasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar lebih aktif dalam melakukan pembinaan dan pemantauan pelaporan secara berjenjang dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan puskesmas. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus lebih aktif dalam melakukan pembinaan dan pemantauan pelaporan dari puskesmas serta mendukung pelaksanaan pelayanan kefarmasian di puskesmas wilayahnya. Sistem pelaporan diharapkan dapat dilakukan secara elektronik.
2. Persentase Penggunaan Obat Rasional di PuskesmasKondisi yang dicapai:Indikator Penggunaan Obat Rasional berada dibawah tanggung jawab Direktorat Pelayanan Kefarmasian dan di Provinsi dibawah tanggung jawab program pelayanan kefarmasian. Pada tahun 2018 target Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas sebesar 35% untuk realisasi di tahun 2018 sebesar 100% dengan persentase capaian 100%.
34
Tabel 10 Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Penggunaan
Obat Rasional di Puskesmas Tahun 2018
Indikator Kinerja Target 2018
Realisasi 2018
Capaian 2018
Persentase Kab/Kota yang menerapkan penggunaan obat rasional di Puskesmas
35% 100% 100%
Adanya perubahan juknis mengenai perhitungan capaian POR di Puskesmas pada tahun 2018 ini, telah dicapai dengan baik oleh Kabupaten Tanjung Jabung Barat dimana Persentase Puskesmas dengan capaian POR minimal 60% adalah sebesar 100% artinya dari 16 Puskesmas yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebanyak 16 Puskesmas sudah POR, dan terendah adalah Kabupaten Kerinci sebesar 28.57% artinya dari 19 Puskesmas di Kabupaten Kerinci hanya 6 Puskesmas sudah POR , hal ini dikarenakan masih banyaknya penggunaan antibiotik pada kasus ISPA non Pneumoni dan Diare non Spesifik serta masih adanya poli farmasi untuk ke-3 indikator POR. Data keseluruhan Kabupaten/Kota dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
35
Grafik 6.Persentase Puskesmas dengan Capaian POR Minimal 60%
Tahun 2018
Indikator Penggunaan Obat Rasional merupakan indikator majemuk/komposit yang terdiri dari komponen indikator 20 % Penggunaan Antibiotik pada ISPA Non Pneumonia, indikator 8 % Penggunaan Antibiotik pada Diare Non Spesifik, 1 % Penggunaan Injeksi pada Myalgia dan Rerata 2,6 item Jumlah Resep per Lembar Resep kemudian dihitung dengan menggunakan rumus dan dibandingkan dengan target capaian per tahun.
Perhitungan capaian indikator Penggunaan Obat Rasional berdasarkan rekapitulasi data capaian Penggunaan Obat Rasional secara berjenjang mulai dari Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi yang kemudian dilaporkan ke
36
Kementerian Kesehatan c.q. Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian setiap tiga bulan.Permasalahan:Terdapat beberapa permasalahan yang dialami dalam pencapaian indikator kinerja kegiatan persentase penggunaan obat rasional di puskesmas, yaitu:a. Terbatasnya dukungan dari Pemerintah Daerah dalam
penganggaran program yang terkait dengan peningkatan POR, sehingga Dinkes Provinsi maupun Kabupaten/Kota belum dapat menindaklanjuti program peningkatan POR dan pemberdayaan masyarakat di tingkat daerah secara optimal.
b. Kurangnya koordinasi baik di tingkat pusat maupun daerah sehingga pelaksanaan Promosi Penggunaan Obat Rasional dan Pemberdayaan Masyarakat belum optimal.
c. Terbatasnya sebaran media promosi kepada masyarakat sehingga sasaran masyarakat yang menerima informasi tentang Penggunaan Obar Rasional masih terbatas.
d. Kurangnya koordinasi dengan lintas sektor dan unit kerja lain yang terkait dalam pelaksanaan program POR sehingga program POR belum terintegrasi dengan program di unit kerja yang lain.
e. Masih kurangnya kesadaran Tenaga Kesehatan (Penulis Resep) tentang penulisan resep secara rasional.
Usul Pemecahan Masalah:Upaya pemecahan masalah terhadap kendala yang dialami dalam pencapaian indikator kinerja kegiatan persentase penggunaan obat rasional di puskesmas sebagai berikut:a. Perlu dorongan kepada Dinas Kesehatan untuk
melakukan advokasi secara intensif kepada Pemerintah Daerah agar adapat mendukung penganggaran program yang terkait dengan peningkatan POR dan pemberdayaan masyarakat di tingkat daerah.
37
b. Perlu dilakukan koordinasi baik di tingkat Pusat maupun daerah secara kontiniu agar pelaksanaan Promosi Penggunaan Obat Rasional dan Pemberdayaan Masyarakat dapat optimal.
c. Perlu peningkatan sebaran media promosi kepada wilayah yang lebih luas sehingga sasaran masyarakat yang menerima informasi tentang Penggunaan Obat Rasional dapat ditingkatkan.
d. Perlu dilakukan koordinasi dengan lintas sektor dan unit kerja lain yang terkait dengan program POR sehingga program POR dapat terintegrasi dengan program di unit kerja yang lain.
B. REALISASI ANGGARAN
Rincian Kegiatan, keluaran, jumlah dana, dan realisasi anggaran tahun 2018 Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dari Dana Dekonsentrasi TA 2018.
Tabel 11Rincian Kegiatan, Keluaran, Jumalah Dana dan Realisasi Tahun Anggaran 2018
NO PROGRAM/KEGIATAN SUB KEGIATAN KELUARAN DANA (Rp)
REALISASI KEUANGAN
KEUANGAN (Rp) %
PROGRAM
KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
1
Melaksanakan Pembekalan tenaga kesehatan di Kabupaten/Kota tentang perizinan Apotek dan Toko Obat serta Pelayanan Kefarmasian
Tenaga kefarmasian yang mampu dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar.
81,762,000
78,804,700 96.38%
38
2
Melaksanakan Edukasi Gerakan Masyarakat cerdas menggunakan obat (Gema Cermat) di Kab/Kota
Sosialisasi Melaksanakan Edukasi Gerakan Masyarakat cerdas menggunakan obat (Gema Cermat) di Kab/Kota
Tenaga kesehatan dan kader kesehatan yang memperoleh pengetahuan mengenai penggunaan obat rasional
214,330,000
208,687,000 97.37%
Evaluasi Melaksanakan Edukasi Gerakan Masyarakat cerdas menggunakan obat (Gema Cermat) di Kab/Kota
Tenaga kesehatan dan kader kesehatan yang memperoleh pengetahuan mengenai penggunaan obat rasional
46,906,000
46,888,900 99.34%
3
Mengimplementasikan E-Logistik di Instalasi Farmasi Provinsi/Kab/Kota
Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota yang melaksanakan program tata kelola obat publik dan perbekkes
90,628,000
90,612,200
99.89
4
Melaksanakan pendampingan Implementasi E-Monev Katalog dalam mendukung perencanaan kebutuhan obat (RKO) dan SIPNAP untuk unit layanan
Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota yang melaksanakan program tata kelola obat publik dan perbekkes
163,181,000
159,804,300 97.93%
5
Melaksanakan monitoring ketersediaan obat, vaksin dan hasil capaian program pelayanan kefarmasian di fasyankes.
Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota yang melaksanakan program tata kelola obat publik dan perbekkes
55,083,000
50,540,300 91.75%
6
Membiayai pendistribusian dan pengemasan kembali obat dan perbekalan kesehatan di Instalasi Farmasi
Biaya operasional Instalasi Farmasi Provinsi
Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota yang melaksanakan program tata kelola obat
68,800,000
68,594,600
99.70%
39
publik dan perbekkes
Biaya Distribusi obat program dan vaksin
187,299,000
186,000,000 99.31%
7
Peningkatan kapasitas SDM Dinas Kesehatan Kab/Kota dalam pembinaan dan pengawasan PIRT, UKOT dan UMOT
Sarana Produksi dan Distribusi sediaan farmasi dan pengamanan pangan yang dibina.
85,745,000
83,614,800 97.52%
8
Peningkatan kemampuan SDM dalam melakukan monitoring perizinan sarana produksi dan distribusi kefarmasian
Sarana Produksi dan Distribusi sediaan farmasi dan pengamanan pangan yang dibina.
109,564,000
107,708,500 98.31%
9
Monitoring perizinan sarana produksi dan distribusi kefarmasian
Sarana Produksi dan Distribusi sediaan farmasi dan pengamanan pangan yang dibina.
22,970,000
22,614,500 98.45%
10
Melaksanakan rapat koordinasi nasional program kefarmasian dan alat kesehatan
Layanan perencanaan, konsolidasi dan evaluasi terhadap manajemen dan pelaksanaan tugas
108,316,000
104,507,000 96.48%
11
Melaksanakan reviu Dana Alokasi Khusus (DAK) Sub Bidang pelayanan kefarmasian dan reviu pemutakhiran data kefarmasian dan Alkes.
Layanan perencanaan, konsolidasi dan evaluasi terhadap manajemen dan pelaksanaan tugas
140,885,000
134,195,300 95.25%
12
Memberikan dukungan administrasi kegiatan dekonsentrasi program kefarmasian dan alat kesehatan
Layanan perencanaan, konsolidasi dan evaluasi terhadap manajemen dan pelaksanaan tugas
258,358,000
243,961,804 94.43%
40
13
Melaksanakan workshop peningkatan penggunaan alat kesehatan dalam negeri dalam implementasi instruksi Presiden
Tenaga kesehatan dan masyarakat di Prov/Kab/Kota yang terpapar tentang penggunaan Alat Kesehatan dan PKRT yang tepat guna.
84,595,000
79,195,000 93.62%
14 Melaksanakan sampling produk alkes dan PKRT
Produk dan sarana produksi dan distribusi alat kesehatan serta PKRT yang di Uji
73,139,000
64,204,706 87.78%
15 Melaksanakan Inspeksi sarana produksi Alkes dan PKRT dan Sarana Penyalur Alat Kesehatan
Produk dan sarana produksi dan distribusi alat kesehatan serta PKRT yang di Uji
32,176,000
28,579,000 88.82%
16
Meningkatkan kemampuan SDM dalam melakukan Inspeksi sarana, Surveilance produk dan pengendalian perizinan sarana
Produk dan sarana produksi dan distribusi alat kesehatan serta PKRT yang di Uji
82,045,000
77,780,000 94.80%
TOTAL 1,905,782,000 1,836,292,610 96.35%
Persentase capaian anggaran dengan dana Dekonsentrasi pada tahun 2018 diketahui sebesar 96.35% dengan jumlah alokasi sebesar 1.905.782.000,- (Satu miliar sembilan ratus lima juta tujuh ratus delapan puluh dua ribu rupiah) dan realisasi sebesar 1.836.292.610- (Satu miliar delapan ratus tiga puluh enam juta dua ratus sembilan puluh dua ribu enam ratus sepuluh rupiah). Belum maksimalnya realisasi pada tahun ini dikarenakan ketidaksesuaian perencanaan dengan pelaksanaan kegiatan, sehingga pada beberapa kegiatan terdapat silpa (Pengembalian kepada negara). Namun Indikator Kinerja utama program kefarmasian dan alkes yg didukung oleh 8 indikator kinerja kegiatan (IKK) dari 8 IKK tersebut sudah terlaksana dengan baik dan tepat waktu yang dapat dilihat dari target dan
41
sasaran setiap kegiatan khususnya yang tercantum dalam menu kegiatan yang bersifat wajib dan pilihan yang diturunkan dari kebijakan hasil Rakontek Ditjen Binfar dan kewenangan menurut PP nomor 23 tahun 2014.
BAB IVPENUTUP
Laporan Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Jambi
Satker 109003 (07) Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. Tahun 2018
disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan
perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Laporan ini disusun sesuai
amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja
dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan.
Laporan Kinerja menggambarkan pencapaian kinerja Program
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi Satker 109003 (07) Dinas Kesehatan Provinsi Jambi yang pelaksanaannya oleh Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan & Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga (PKRT) dalam mencapai sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan
didalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Program
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi telah cukup
42
berhasil melaksanakan keseluruhan Program serta telah merealisasikan
beberapa target yang telah ditetapkan di dalam dokumen perencanaan.
Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk pelaksanaan
kegiatan yang telah dicanangkan pada periode berikutnya sehingga
pelaksanaan kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih
efektif dan efisien. Laporan Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Jambi Satker 109003 (07) Dinas Kesehatan Provinsi Jambi diharapkan
dapat dimanfaatkan untuk bahan evaluasi kinerja bagi yang membutuhkan
dalam penyempurnaan dokumen perencanaan maupun pelaksanaan program
dan kegiatan yang akan datang, dan penyempurnaan berbagai kebijakan yang
diperlukan.
43