pembekalan farmakoterapi mata

7/17/2019 Pembekalan Farmakoterapi Mata

http://slidepdf.com/reader/full/pembekalan-farmakoterapi-mata 1/45

PEMBEKALAN

FARMAKOTERAPIROTASI KLINIK

ILMU PENYAKIT MATA

TIM FARMAKOLOGI

FK UNISSULA



NO DAFTAR PENYAKIT MENURUT SKDI LoC Ilmu Penyakit Mata

1 Glaukoma 3B

2 Konjungtivitis 4A

3 Keratitis 3A

4 Iridosiklitis, Iritis 3A

5 Miopia ringan 4A

6 Blefaritis 4A

7 Hordeolum 4A

8 Perdarahan subkonjunctiva 4A

9 Mata kering 4A

10 Xerophtalmia 3A11 Dakrioadenitis 3A

12 Dakriosistitis 3A



Glaukoma

•

Glaukoma disebabkan oleh peningkatan TIO (tekanan intra okular)

• Penatalaksanaan glaukoma dapat ditangani dengan pemberian obat tetes

mata, tablet, tindakan laser atau operasi yang bertujuan

menurunkan/menstabilkan tekanan bola mata dan mencegah kerusakan

penglihatan lebih lanjut

• Tujuan terapi adalah pencegahan dan pegendalian faktor resiko TIO

•Terapi Glaukoma digolongkan menjadi terapi topikal dan sistemik

• Mekanisme kerja obat anti glaukoma yaitu

– menurunkan produksi humor aquos

–

Memperlancar ekskresi humor aquos



Peresepan agen topikal

• Peresepan agen topikal pada pasien glaukoma

diberikan :

– β-blocker (timolol, betaxolol,)

– Carbonic anhidrase (dorzolamid,brinzolamid)

– prostaglandin analog (bimatoprost, travoprost.

unoproston )

– Kolinergik (pilokarpin)



β-blocker

Timolol

• Kerjanya : menginhibisi β1 dan β2 sehinggamenurunkan produksi humor aquos

• Indikasi: Pada glaukoma sudut terbuka primerdan sekunder sebagai terapi baik secara tunggalatau kombinasi dengan miotik.

• Dosis: Digunakan satu tetes larutan 0.25 % atau0.5 % dua kali sehari dan waktu kerjanyaberlangsung lebih dari 7 jam. Tersedia pulabentuk gel dengan konsentrasi 0.25 % dan 0.5 %.



R/ Timolol 0.25% eye drops. fl. No. I

ʃ 2 dd . gtt 1 O D

R/ Timolol 0.25% gel tube No. I

ʃ s u c



Carbonic anhidrase

Dorzolamid

• Kerjanya: Menghambat karbonik anhidrase II dalam badan

siliar,menurunkan laju produksi bikarbonat lokal sehingga

menurunkan transport natrium dan cairan yang pada

gilirannya menurunkan sekresi cairan akuos.

• Indikasi : glaukoma sudut terbuka primer dan sekunder dan

glaukoma sudut tertutup.

• Dosis: Tersedia dalam bentuk larutan topikal 2 %. Dosis

umumnya diberikan I tetes 3 kali sehari sampai respon yang

diharapkan terjadi.



R/ Dorzolamid 2 % eye drops. fl. No. I

ʃ 3 dd . gtt 1 O D



Prostaglandin analog

Bimatoprost

• Kerjanya: Bimatoprost menstimulasi ringan alirancairan akuos pada siang dan malam hari. Efek primerhipotensif okularnya terjadi karena penurunanresistensi terhadap aliran keluar cairan akuos.

• Indikasi: Menurunkan TIO pada pasien glaukoma ataurespon yang tidak adekuat pada penggunaan obat lain.

• Dosis: Tersedia dalam larutan topikal 0,03 %. Dosisrekomendasi adalah 1 tetes sekali sehari, dianjurkandigunakan ketika akan tidur.



R/ Bimatoprost 0.03 % eye drops. fl. No. I

ʃ 1 dd . gtt 1 O D h.s.



Kolinergik

Pilokarpin

• Kerjanya: Meningkatkan aliran keluar akuos

karena adanya kontraksi badan siliar.

• Indikasi : glaukoma sudut tertutup akut dan

terbuka kronis, sinekia

• Dosis : Diberikan 1-2 tetes, 3-4 kali sehari,

sediaan yang biasa digunakan adalah 0.5 % -

4 %



R/ Pilokarpin 2% eye drops. fl. No. I

ʃ 3 dd . gtt 2 O D



Peresepan agen sistemik

• Peresepan agen sistemik pada pasien

glaukoma diberikan :

– Carbonic anhidrase (Azetazolamid dan

Metazolamid)

– Osmotik (Manitol)



Carbonic Anhidrase Asetazolamid

• Kerjanya : memblok enzim karbonik anhidrase secara reversibel pada

badan siliar sehingga mensupresi produksi cairan akuos.

• Indikasi : Digunakan sebagai monoterapi atau sebagai pengobatan

tambahan pada glaukoma simpel kronik, glaukoma sekunder.

• Dosis : Dosis: Tersedia dalam bentuk tablet 125 mg, 250 mg dan kapsul

lepas lambat 500 mg, dalam bentuk serbuk untuk penggunaan suntikan iv

500 mg per vial @ 10 ml. Dosis yang dianjurkan untuk memperoleh efek

yang mendekati maksimum adalah pemberian asetazolamid oral 250 mg

setiap 6 jam . Kapsul 500 mg asetazolamid lepas lambat diberikan setiap

12 jam.



R/ Asetazolamid 500 mg caps No. I

ʃ 2 dd I

R/ Asetazolamid 250 mg caps No. I

ʃ o 6. h caps I



R/ Azetazolamid 500 mg powd vial No. I

Aquabidestilata steril 10 cc No. I

Spuit disposible 3 cc No. INeedle disposible 23G No. I

S i.v



OsmotikManitol

• Kerjanya : meningkatkan tekanan osmotik plasma dibanding struktur intraokular

sehingga cairan berpindah dari mata ke plasma pembuluh darah mata yang

hiperosmotik sehingga menurunkan volume vitreus yang berpengaruh pada

penurunan TIO.

• Indikasi : terapi jangka pendek glaukoma sudut tertutup akut, kontrol TIO pre

operatif.

• Dosis : Sediaan berupa larutan 5-25 %. Dosis standar orang dewasa 0,5 - 2 g/kg

berat badan diberikan dalam larutan 15-20 %, paling cepat setiap 30 menit.

Penggunaan paling umum adalah pemberian 25-100 ml larutan manitol secara

intravena secara lambat.



Konjungtivitis

• Konjungtivitis, yaitu adanya inflamasi

pada konjungtiva disebabkan oleh infeksi

bakteri , virus, alergi, atau reaksi zatkimiawi.

• Terapi konjungtivitis biasanya diberikan

terapi topikal dan sistemik.



Peresepan agen topikal dan sistemik

Pada penderita konjuntivitis diberikan agentopikal dan sistemik :

• Antibiotik (kloramfenikol, gentamicin,

amoxicilin)• Antihistamin (antazoline, rapazoline,

chlorpeneramin maleat, cetirizine)

•Antiviral (asiklofir, trifluridin)

• Antiinflamasi (betametason, dexametason,NSAID)



Antibiotik

Kloramfenikol

• Kerjanya : menghambat sintesis protein kuman. Yang

dihambat adalah enzim peptidil transferase yang berperan

sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan peptidapada proses sintesis protein kuman

• Indikasi : konjungtivitis bakterial

• Dosis : sediaan topikal berupa tetes mata 0.5 % dan salep

mata 1 %. Diberikan 2 tetes tiap 3 jam, untuk salep diberikanmalam sebelum tidur, sediaan tablet 250 mg dan 500 mg



R/ Kloramfenikol 0.5 % eye drops. fl. No. I

ʃ o 3. h . gtt 2 OS

R/ Kloramfenikol 1 % eye ointment tube No. I

ʃ u.c

R/ Kloramfenikol 500 mg tab No. XXI

ʃ 4 dd I tab



Antihistamin

Antazoline, Chlorpheniramin maleat

• Kerjanya : menghambat terlepasnya histamin

•

Indikasi : Konjuntivitis alergi• Dosis : 2 tetes 3 – 4 jam, sekali sediaan tablet

4 mg diberikan 3 kali sehari



R/ Antazoline eye drops. fl. No. I

ʃ o 3. h . gtt 2 OS

R/ Cholrpheniramin maleat 4 mg tab No. IX

ʃ 3 dd I p.r.n



Antiviral

Asiklofir

• Kerjanya : menghambat DNA polimerase virus

•

Indikasi : konjungtivitis virus, keratitis herpetik• Dosis : sediaan berupa salep mata 3 %,

diberikan sehari 5 x selama 3 hari, sediaan

tablet 200 mg, 400 mg. pada herpes zoster

diberikan 5 kali sehari tablet 400 mg.



R/ Acyclovir 3% eye ointment tube No. I

ʃ u.c

R/ Acyclovir 400 mg tab No. XXV

ʃ 5 dd I tab



Antiinflamasi

Betametason

Kerjanya : sebagai antiinflamasi kuat

Indikasi : konjungtivitis, alergiDosis : sediaan tetes mata 0.1 % 2 tetes tiap jam

sediaan tablet 0.5 mg diberikan 2 kali sehari 1

tablet



R/ Betametason 0.1% eye drops fl. No. I

ʃ o.h gtt 2 OD

R/ Betametason 0.5 mg tab No. X

ʃ 2 dd 1 p.c



Sodium Diklofenak• Kerjanya : menghambat enzim siklooksigenase

(cox 1 dan cox 2) pada sintesis prostaglandin

•

Indikasi : Konjuntivitis, peradangan postoperasi

• Dosis : sediaan berupa tetes mata 0.1 %diberikan 1 tetes 3 kali sehari, sediaan tablet

50 mg diberikan 2-3 kali sehari dosis maksimal150 mg per hari sebaiknya setelah makan.



R/ Sodium Diklofenac 0.1 % eye drops. fl. No. I

ʃ 3 dd . gtt 1 O D

R/ Sodium Diklofenac 50 mg tab No. X

ʃ 3 dd I p.c



Keratitis, Iridosiklitis, Mata kering (dry

eye )

• Keratitis adalah peradangan yang terjadi pada

kornea.

• Dapat diklasifikasikan menjadi keratitis

superficial,profunda

• Disebabkan oleh kurangnya air mata,

keracunan obat, reaksi alergi

• Terapinya dapat diberikan terapi topikal dan

sistemik



• Iridosiklitis atau uveitis anterior merupakan

peradangan iris dan bagian depan badan siliar.Penyebab uveitis anterior dapat bersifatendogen maupun eksogen, meliputi proses

imunologik,penyakit infeksi mikroba, reaksikompleks imun, dan infeksi fokal, dan akibattindakan pembedahan dalam bola mata.

• Terapinya dapat diberikan terapi topikal dan

sistemik




Pada penderita Keratitis dan iridosiklitis diberikan agentopikal dan sistemik :

• Antibiotik (kloramfenikol, gentamicin, amoxicilin)

• Antihistamin (antazoline, rapazoline, chlorpeneraminmaleat, cetirizine)

• Antiviral (asiklofir, trifluridin)

• Antifungi (amfoterisin)

•Antiinflamasi (betametason, dexametason, NSAID)

• Sikloplegik (Atropin Sulfat)

• Air mata buatan (lubrican)



Sikloplegik

Atropin Sulfat

Kerjanya : menghambat M.constrictor pupilae danM.Ciliaris lensa mata, sehingga menyebabkan

midriasis dan siklopegia (paralisis mekanismeakomodasi). Midriasis mengakibatkan fotofobia,sedangkan siklopegia menyebabkan hilangnya dayamelihat jarak dekat.

Indikasi : Uveitis, prosedur refraksiDosis : sediaan berupa tetes mata 0.5 % diberikan 3kali sehari 1 tetes



Antifungi

Amfoterisin

Kerjanya : berikatan kuat dengan ergosterol

(sterol khusus yang terdapat pada membran sel

jamur), sehingga menyebabkan kebocoran dari

membran sel, dan akhirnya lisis.

Indikasi : Keratitis Jamur

Dosis : sediaan berupa salep mata 1%

diberikan 2 – 3 kali per hari



R/ Kloramfenikol 0.5 % eye drops. fl. No. I

ʃ o.h . gtt 2 OS

R/ Kloramfenikol 1 % eye ointment tube No. I

ʃ u.c

R/ Ciprofloxaxin 500 mg tab No. X

ʃ 2 dd I tab

R/ Dexametason 0.5 mg tab No. X

ʃ 2 dd I tab p.c



R/ Atropin sulfat 0.5 % eye drops. fl. No. I

ʃ 3 dd gtt I OD

R/ Amfoterisin 1% eye ointment tube No. I

ʃ u.c

R/ Betametason 0.1% eye drops fl. No. I

ʃ o.h gtt 2 OD



Blefaritis, Hordeolum

Blefaritis adalah radang pada kelopak danmelibatkan folikel dan kelenjar rambut

Blefaritis dapat disebabkan alergi dan infeksi

Hordeolum adalah peradangan supuratifkelenjar kelopak mata biasanya disebabkanoleh infeksi staphylococcus pada kelenjarsebasea.

Terapi blefaritis dapat diberikan terapi topikalmaupun sistemik




Pada penderita Blefaritis dan hordeolum

diberikan agen topikal dan sistemik :

•

Antibiotik (kloramfenikol, gentamicin,

amoxicilin, tetracyclin, eritromisin)

•

Antiinflamasi (betametason, dexametason)



R/ Tetracyclin 1% eye ointment tube No. I

ʃ u.c

R/ Tetracyclin 500 mg tab No. XII

ʃ 2 dd I

R/ Betametason 0.5 mg tab No. X

ʃ 2 dd I



R/ Chloramphenicol 0.5 % eye drops. fl . No. I

ʃ o.4.h gtt 2 dd OS

R/ Tetracyclin 500 mg tab No. XII

ʃ 2 dd I



Xeroftalmia

Xeroftalmia adalah kelainan mata akibat kekurangan vitamin A, terutama pada anak

Balita dan sering ditemukan pada penderita gizi buruk dan gizi kurang.

Penyebab

• Konsumsi makanan yang kurang / tidak mengandung cukup Vitamin A atau pro

vitamin A untuk jangka waktu lama

• Bayi tidak mendapatkan ASI Eksklusif

•

Gangguan penyerapan vitamin A

• Tingginya angka infeksi pada anak (gastroenteritis / diare)

Terapi dapat diberikan 200.000 IU Vitamin A secara oral atau 100.000 IU Vitamin A

injeksi



Vitamin A

Kerjanya : regenerasi pigmen retina mata dalam

proses adaptasi gelap.

Indikasi : Untuk pencegahan dan pengobatan

defisiensi vitamin A.

Dosis : 200.000 IU Vitamin A secara oral atau

100.000 IU Vitamin A injeksi. Bayi < 6 bulan

diberikan 50.000 IU Vitamin A per oral



Dakrioadenitis, Dakriosistitis

Dakrioadenitis adalah peradangan kelenjar lakrimalyang dapat terjadi akibat infeksi bakteri, virus,

jamur

Pengobatan pada Dakrioadenitis diberikan

antibiotik sistemik.Dakriosistitis adalah peradangan sakus lakrimalbiasanya diawali oleh obstruksi duktusnasolakrimal, penyakit ini disebabkan oleh kuman

stafilokokus, pneumokokus, streptokokus.Pengobatan pada Dakriosistitis diberikan antibiotiksistemik maupun topikal



R/ Gentamicin 0.3 % eye drops. fl . No. I

ʃ o.4.h gtt 2 dd OS

R/ Ciprofloxacin 500 mg tab No. XII

ʃ 2 dd I

pembekalan farmakoterapi mata

Documents