kata pengantar - unri.ac.id

105

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR - unri.ac.id
Page 2: KATA PENGANTAR - unri.ac.id
Page 3: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNYAsehingga bahan ajar Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha MilikDesa dalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa dapatdiselesaikan. Buku panduan ini merupakan kolaborasi hasil penelitian dan BukuPanduan Pendirian Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan(PKDSP).

Terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah memberikanbantuan baik secara materi maupun moril kepada penulis dalam menyelesaikanpenelitian ini. Terimakasih juga disampaikan kepada Koordinator KabupatenBadan Usaha Milik Desa (Korkab BUMDesa) Kabupaten Rokan Hulu yangtelah memberi Izin untuk penelitian ini di Kecamatan Rambah Hilir diKabupaten Rokan Hulu dan kepada semua pihak yang telah ikut membantudalam penyelesaian buku ini.

Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam buku ini untuk itukritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semogabuku ini dapat memberi maanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Pekanbaru, Oktober 2018

Amir HasanG u s n a r d i

Page 4: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

v

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL iHALAMAN JUDUL iiPRAKATA iiiDAFTAR ISI iv

BAB I PEREKONOMIAN DESA1.1 Pendahuluan 11.2 Indikakator Pembangunan Perekonomian Desa 31.3 Sumber-Sumber Keuangan Desa 3

BAB II PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA2.1 Ruang Lingkup 62.2 Pengelolaan Keuangan Desa 72.3 Asas Pengelolaan Keuangan Desa 72.4 Struktur Organisasi Keuangan Pemerintah Desa 82.5 Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Desa 102.6 Proses Penganggaran (APB Desa) 122.7 Struktur APB Desa 132.8 Pendapatan Desa 142.9 Perubahan APB Desa 242.10 Pelaksanaan APB Desa 252.11 Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan Desa 43

BAB III BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA)3.1 Pengertian BUM Desa 493.2 Tujuan BUM Desa 503.3 Landasan Hukum Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) 513.4 Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) 52

Page 5: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN4.1 Pendahuluan 554.2 Kerangka Pemikirian 614.3 Metode Penelitian 634.4 Hasil Penelitian 73

REFERENSI 94

Page 6: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

1

BAB IPEREKONOMIAN DESA

1.1 PendahuluanDesa merupakan suatu tempat yang terdiri dari beberapa kelmpok

masyarakat yang menghuni suatu daerah tertentu yang dikepalai oleh seorangkepala desa. Secara teoritis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, desaadalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejulah keluarga yang mempunyaisistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang Kepala Desa) atau desamerupakan kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan. (KBI,2015).

Menurut H.A.W. Widjaja (2003) Desa adalah sebagai kesatuan masyarakathukum yang mempunyai susunan asli berdasarkasan hak asal-usul yang bersifatistimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai Pemerintahan Desa adalahkeanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaanmasyarakat.

Sebagai unit pemerintahan terkecil dalam negara, desa secara riilpemerintahan di desa secara langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.Berdasarkan data BPS (2013) Indonesia memiliki 74.093 desa, yang terdiri lebihdari 32 ribu desa masuk dalam kategori desa tertinggal (Susetiawan, 2011).Ketertinggalan tersebut mencakup ketertinggalan perekonomian di desa. Salahsatu strategi untuk menanggulangi hal ini adalah mewujudkan kewirausahaandesa dimana sumber daya dan fasilitas yang disediakan secara spontan olehkomunitas masyarakat desa untuk merubah kondisi sosisal pedesaan (Ansari,2013). Terbitnya UU Nomor 6 Tahun 2014 dan terbitnya PP Nomor 47 Tahun2015 menghendaki adanya desa yang mandiri dan otonom dalam pengelolaansumber daya yang dimilikinya dalam meningkatkan perekonomian didesa.(Prabowo, 2014).

Dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang desa menjelaskan bahwa, Desaadalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenanguntuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakatsetempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau haktradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NegaraKesatuan Republik Indonesia.

Sebahagian terbesar dari pendduduk Indonesia adalah masyarakat yangtinggal di desa atau sebanyak 65% jumlah penduduk Indonesia hidup di daerahpedesaan, sisanya 35% jumlah penduduk Indonesia menetap diperkotaan.

Page 7: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

2

Jumlah Desa di Indonesia mencapai sekitar 65.000 buah dan jumlah kabupatendan kota sebanyak kurang lebih 375 buah (Rahardjo Adisasmita, 2006).

Hampir sebahagian penduduk di pedesaan sangat menggantungkanhidupnya dari sektor pertanian dalam arti luas (meliputi sub-sub sektor tanamanpangan, perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan), artinya strukturperekonomiannya sangat berat sebelah pada sektor pertanian ataumerupakandaerah yang berbasis agraris (agriculture base). Tingkat kesejahteraanpenduduk, ketersediaan sarana prasarana dan tingkat produktivitas pertanian,pendidikan, derajat kesehatan, ketersediaan kemudahan adalah lebih rendahdibandingkan dengan daerah perkotaan (BN. Marbun, 1983). Pembangunanekonomi desa perlu dilakukan dengan memperhatikan kondisi serta potensidesa. Berkaitan dengan hal tersebut beberapa cara dapat diteh untukmembangun ekonomi desa. Pembangunan tersebut dapat diwujudkan denganoptimalisasi sektor pertania, Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM),pengembangan potensi wisata dan prioritas perepatan pengentasan desa-desatertinggal.

Ketergantungan hidup masyarakat didesa dengan sektor pertaniansemakin berkurang karena semakin berkurangnya lahan untuk bercocok tanam,sehingga tingkat perekonomian masyarakat di desa mengalami penurunan.Untuk menanggulangi masalah ini beberapa upaya telah dilakukan oleh berbagaipihak, salah satu oleh Departemen terkait, seperti yang dijelaskan oleh MenteriDesa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), MarwanJafar (2016), akan memotong mata rantai logistik perdagangan di desa. Salahsatu upaya yang dilakukan dengan mengandalkan Badan Usaha Milik Desa(BUM Desa) dan koperasi desa. Sehingga distribusi komoditas dapatdikendalikan oleh masyarakat desa itu sendiri.

Peningkatan perekonomian masyarakat di pedesaan penting dilakukanDengan berkembangnya perekonomian di desa, akan berimbas dan dapatmenggerakkan perekonomian nasional. Artinya, desa sebenarnya juga bisaberperan dalam upaya pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia yanglebih tinggi. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa Pasal1, Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalahkesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenanguntuk mengatur kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul danadat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem PemerintahanNegara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 8: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

3

Menurut Kasryno (1983), mengatakan kegiatan sektor perkonomian dalammasyarakat pedesaan juga sangat sulit untuk dipisahkan, karena satu keluargamempunyai berbagai sumber mata pencaharian. Yang kemudian menyebabkansumber dana, sumber daya dan tenaga kerja yang dikuasai rumah tangga dialokasikan untuk berbagai sektor perekonomian dan tidak bisa ditentukanapakah modal dari sektor yang utama (pertanian) dapat membantu sektor laindiluar sektor utama (pertanian). Pendayagunaan sumber daya dan sumber danayang ganda ini didorong oleh penguasaan tanah yang sempit, dan produktivitasyang rendah.

Menurut Kasryno (1983), mengatakan ekonomi kelembagaan desa yaitusebagai suatu perangkat aturan yang mengatur atau mengikat dan dipatuhi olehmasyarakat. Aturan-aturan tersebut menentukan tata cara kerja sama dankoordinasi anggota masyarakat. Kelembagaan pedesaan dapat berupakelembagaan penguasaan tanah, kelembagaan hubungan kerja, dan kelembagaanperkreditan.

1.2 Indikakator Pembangunan Perekonomian DesaTercapainya tujuan yang ingin dicapai dapat dilihat dari tolak ukur atau

indikator yang digunakan. Secara umum pembangunan perekonomian diukurdengan tujuan atau indikator yang berbeda dalam suatu negara, di negara-negarayang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih sekitarkebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatanpedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya, di negaranegarayang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut, indicator pembangunan akanbergeser kepada faktor-faktor sekunder dan tersier (Tikson, 2005).

Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembagainternasional antara lain pendapatan perkapita (GNP atau PDB), strukturperekonomin, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Disamping itu terdapat pula duaindikator lainnya yang menunjukkan kemajuan pembangunan sosial ekonomisuatu bangsa atau daerah yaitu Indeks Kualitas Hidup (IKH atau PQLI) danIndeks Pembangunan Manusia (HDI).

1.3 Sumber-Sumber Keuangan DesaMenurut Undang Undang No. 32 tahun 2004, Keuangan desa adalah

semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desayang dapat dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaanyang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut. Keuangan desaberasal dari pendapatan asli desa, APBD dan APBN. Penyelenggaraan urusan

Page 9: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

4

pemerintahan desa yang menjadi kewenangan desa didanai dari APBDesa,bantuan pemerintahan pusat, dan bantuan pemerintah daerah. Penyelenggaraanurusan pemerintahan daerah yang diselenggarakan oleh pemerintahan desadidanai dari APBD, sedangkan yang dimaksud dengan keuangan desa.HAW.Widjaja (2003) mengatakan dengan berpedoman pada (Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 Pasal 212 Ayat 1) yang dimaksud dengan keuangan desaadalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang, sertasegala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikanmilik desa behubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban.

Sumber keuangan desa atau pendapatan desa sebagaimana yangdisebutkan dalamPeraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 68 (1), menyatakan bahwasumber pendapatan desa terdiri dari:

a. Pendapatan Asli Desa yang terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaanb. desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lainc. pendapatan asli desa yang sah;d. Bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% (sepuluh per

seratus), untuk desa dan dari retribusi Kabupaten/Kota sebagiandiperuntukkan bagi desa;

e. Dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima olehKabupaten/Kota untuk desa paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), yangpembagiannya untuk setiap desa secara proporsional yang merupakanAlokasi Dana Desa;

f. Bantuan keuangan dari Pemerintah yaitu bantuan dari Pemerintah Provinsi,Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan urusanpemerintahan;

g. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 68 ayat

(1) yang menyebutkan bahwa sumber pendapatan desa diantaranya adalahbagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan dana daerah yang diterimaoleh Kabupten/Kota. Supaya Anggaran Dana Desa (ADD) dapat mencapaisasaran yang telah diinginkan dan terealisasikan dengan baik, sesuai denganamanat Undang-Undang tentu dibutuhkan mekanisme perencanaan, penyaluran,penggunaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta pengawasan AlokasiDana Desa.

Pengembangan ekonomi di desa sangat perlu dilakukan hal ini berkaitanbahwa setiap desa pada dasarnya mempunyai potensi ekonomi yang dapat

Page 10: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

5

dikembangkan. Hanya saja dari pihak desa belum fokus untuk menemukenalipotensi apa saja yang ada di desa tersebut. Tetapi ada juga desa yang sudahmengenali potensi ekonominya dan mempunyai kegiatan tetapi belum dikelolasecara profesional. Termasuk mengelola aset desa yang dapat digerakkan selainuntuk menambah PAD juga bermanfaat bagi masyarakatnya. Maka BUM Desasangat baik apabila di bentuk untuk mengelola kegiatan-kegiatan yang dapatmenunjang peningkatan ekonomi warga masyarakat desa.

BUM Desa adalah salah satu instrumen yang mencoba untuk mengatasipermasalahan ekonomi pada masyarakat desa. BUM Desa sifatnya bukaneksklusif semua masyarakat desa bisa mengakses semua kegiatan yang adadidalamnya. Juga tidak membedakan golongan ekonomi. Baik yang kaya mapunyang miskin bisa berpartisipasi dalam kegiatan BUM Desa. Bagi yang kayakemungkinan bisa diajak bermitra dengan jalan menanamkan investasi dalamBUM Desa tersebut.

Pengelolaan yang Optimal potensi yang ada di desa seperti BUM Desa inioleh orang yangorang yang akhli yang mempunyai kemampuan, punyasemangat, kreatif dan amanah maka BUM Desa dapat meningkatkanpermasalahan ekonomi yang ada di masyarakat Desa.

Page 11: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

6

BAB IIPENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA

2.1 Ruang LingkupBerdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 Pasal

1 yang dimaksud dengan pengelolaan adalah rangkaian kegiatan mulai dariperencanaan, pengadaan, penggunaan, penatausahaan, penilaian, pembinaan,pengawasan dan pengendalian. Pengelolaan atau disebut juga denganmanajemen dalam pengertian umum adalah suatu seni, ketrampilan, ataukeahlian. Yakni seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain ataukeahlian untuk menggerakkan orang melakukan seuatu pekerjaan. MenurutJames A.F Stoner, pengelolaan merupakan proses perencanaan,pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggotaorganisasi dan pengguna sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agarmencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Muhammad Arif(2007) pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputiperencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban,dan pengawasan keuangan desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 tahun 2007 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Desa. Pemerintah daerah mempunyai kewenangan yanglebih luas dalam pengelolaan daerahnya. Salah satu bentuk kepedulianpemerintah terhadap pengembangan wilayah pedesaaan adalah adanya anggaranpembangunan secara khusus yang dicantumkan dalam Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah (APBD) untuk pembangunan wilayah pedesaan, yaknidalam bentuk Alokasi Dana Desa (ADD). Inilah yang kemudian melahirkansuatu proses baru tentang desentralisasi desa diawali dengan digulirkannyaAlokasi Dana Desa (ADD).

Pemerintah desa wajib mengelola keuangan desa secara transparan,akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin. Transparanartinya dikelola secara terbuka, akuntabel artinya dipertanggungjawabkan secaralegal, dan partisipatif artinya melibatkan masyarakat dalam penyusunannya.Keuangan desa harus dibukukan dalam sistem pembukuan yang benar sesuaidengan kaidah sistem akuntansi keuangan pemerintahan (Nurcholis,2011).Kepala Desa sebagai kepala pemerintahan desa adalah pemegang kekuasaanpengelola keuangan desa dan mewakili pemerintahan desa dalam kepemilikankekayaan desa yang dipisahkan.

Page 12: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

7

Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa,dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan keuangan desa kepala desamenguasakan sebagian kekeuasaannya kepada perangkat desa. BerdasarkanPeraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang desa pengelolaankeuangan desa dilaksanakan dalam masa 1 (satu tahun) anggaran terhitung mulaitanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

2.2 Pengelolaan Keuangan DesaMateri ini sebahagian besar di salin dari buku Petunjuk Pelaksanaan

Bimbingan & Konsultasi Pengelolaan keuangan Desa. Deputi BidangPengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah yang disusun oleh BPKP tahun2015, yang terdiri dari Asas Pengelolaan Keuangan Desa, Struktur OrganisasiKeuangan Pemerintah Desa, Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Desa,Pelaksanaan APBDesa, Penatausahaan Keuangan Desa, dan Pelaporan danPertanggungjawaban Keuangan Desa.

Dengan disahkannya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, desadiberikan kesempatan yang besar untuk mengurus tata pemerintahannya sendiriserta pelaksanaan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitashidup masyarakat desa. Selain itu pemerintah desa diharapkan untuk lebihmandiri dalam mengelola pemerintahan dan berbagai sumber daya alam yangdimiliki, termasuk di dalamnya pengelolaan keuangan dan kekayaan milik desa

Untuk memahami pengelolaan keuangan desa secara utuh, berikutdisajikan gambaran umum pengelolaan keuangan desa dikaitkan denganpemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota, subjek pelaksananya di desa,struktur APB Desa, laporan dan lingkungan strategis berupa ketentuan yangmengaturnya.

2.3 Asas Pengelolaan Keuangan DesaKeuangan Desa dikelola berdasarkan praktik-praktik pemerintahan yang

baik. Asas-asas Pengelolaan Keuangan Desa sebagaimana tertuang dalamPermendagri Nomor 113 Tahun 2014 yaitu transparan, akuntabel, partisipatifserta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran, dengan uraian sebagaiberikut:1. Transparan yaitu prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakatuntuk mengetahui dan mendapat akses informasi seluas-luasnya tentangkeuangan desa. Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untukmemperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang

Page 13: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

8

penyelenggaraan pemerintahan desa dengan tetap memperhatikan ketentuanperaturan perundang-undangan;2. Akuntabel yaitu perwujudan kewajiban untukmempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya danpelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka pencapaian tujuan yangtelah ditetapkan. Asas akuntabel yang menentukan bahwa setiap kegiatan danhasil akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapatdipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan ketentuanperaturan perundang- undangan;3. Partisipatif yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa yang mengikutsertakankelembagaan desa dan unsur masyarakat desa;4. Tertib dan disiplin anggaran yaitu pengelolaan keuangan desa harus mengacupada aturan atau pedoman yang melandasinya.

Beberapa disiplin anggaran yang perlu diperhatikan dalam PengelolaanKeuangan Desa yaitu:

- Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukursecara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan,sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggipengeluaran belanja;

- Pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianyapenerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkanmelaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi kreditanggarannya dalam APB Desa/Perubahan APB Desa;

- Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaranyang bersangkutan harus dimasukan dalam APB Desa dan dilakukanmelalui Rekening Kas Desa.

2.4 Struktur Organisasi Keuangan Pemerintah DesaKekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa dipegang oleh Kepala Desa.

Namun demikian dalam pelaksanaannya, kekuasaan tersebut sebagiandikuasakan kepada perangkat desa sehingga pelaksanaan pengelolaan keuangandilaksanakan secara bersama-sama oleh Kepala Desa dan Pelaksana TeknisPengelolaan Keuangan Desa (PTPKD).

Dalam siklus pengelolaan keuangan desa, tanggung jawab dan tugas dariKepala Desa dan Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa. PTPKDterdiri dari Sekretaris Desa, Kepala Seksi dan Bendahara Desa.

Page 14: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

9

1). Kepala DesaKepala Desa adalah Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa danmewakili pemerintah desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa yangdipisahkan. Dalam hal ini, Kepala Desa memiliki kewenangan:

a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaanAPB Desa;

b. Menetapkan Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa(PTPKD);

c. Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaandesa;

d. Menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam APBDesa;

e. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas bebanAPB Desa.

Kepala Desa memegang jabatan selama 6 (enam) tahun terhitung tanggalpelantikan dan dapat menjabat paling lama 3 (tiga) kali masa jabatan secaraberturut-turut atau tidak secara berturut-turut. Dalam melaksanakan kekuasaanPengelolaan Keuangan Desa, Kepala Desa menguasakan sebagiankekuasaannya kepada perangkat desa.

2). Sekretaris DesaSekretaris Desa selaku Koordinator PTPKD membantu Kepala Desa

dalam melaksanakan Pengelolaan Keuangan Desa, dengan tugas:a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APB

Desa;b. Menyusun rancangan peraturan desa mengenai APB Desa,

perubahan APB Desa dan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa;c. Melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah

ditetapkan dalam APB Desa; Menyusun pelaporan danpertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa;

d. Melakukan verifikasi terhadap Rencana Anggaran Belanja (RAB),bukti- bukti penerimaan dan pengeluaran APB Desa (SPP).

e. Sekretaris Desa mendapatkan pelimpahan kewenangan dari KepalaDesa dalam melaksanakan Pengelolaan Keuangan Desa, danbertanggungjawab kepada Kepala Desa.

Page 15: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

10

3). Kepala SeksiKepala Seksi merupakan salah satu unsur dari PTPKD yang bertindak

sebagai pelaksana kegiatan sesuai dengan bidangnya. Sesuai pasal 64 PP Nomor43 Tahun 2014 dinyatakan bahwa desa paling banyak terdiri dari 3 (tiga) seksi.Kepala Seksi mempunyai tugas:

a. Menyusun RAB kegiatan yang menjaditanggungjawabnya;

b. Melaksanakan kegiatan dan/atau bersama Lembaga KemasyarakatanDesa yang telah ditetapkan di dalam APB Desa;

c. Melakukan tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas bebananggaran belanja kegiatan;

d. Mengendalikan pelaksanaan dengan melakukan pencatatan dalam Bukue. Pembantu Kas Kegiatan;f. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Kepala

Desa;g. Mengajukan SPP dan melengkapinya dengan bukti-bukti pendukung

atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.

4). Bendahara DesaBendahara Desa merupakan salah satu unsur dari PTPKD yang dijabat

oleh kepala/staf urusan keuangan dan memiliki tugas untuk membantuSekretaris Desa. Bendahara Desa mengelola keuangan desa yang meliputipenerimaan pemdapatan desa dan pengeluaran/pembiayaan dalam rangkapelaksanaan APB Desa. Penatausahaan dilakukan dengan menggunakan BukuKas Umum, Buku Kas Pembantu Pajak, dan Buku Bank. Penatausahaan yangdilakukan antara lain meliputi yaitu:

a. Menerima, menyimpan, menyetorkan/membayar;b. Memungut dan menyetorkan PPh dan pajak lainnya;c. Melakukan pencatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta

melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib;d. Mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban.

2.5 Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Desa1). Perencanaan Keuangan Desa

Pemerintah Desa menyusun perencanaan pembangunan desa sesuaidengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunankabupaten/kota. Perencanaan Pembangunan Desa meliputi RPJM Desa dan

Page 16: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

11

RKP Desa yang disusun secara berjangka dan ditetapkan dengan PeraturanDesa. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) untukjangka waktu 6 (enam) tahun sedangkan Rencana Pembangunan Tahunan Desaatau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) untuk jangkawaktu 1 (satu) tahun. RKP Desa merupakan penjabaran dari RencanaPembangunan Jangka Menengah Desa. Perencanaan pembangunan desa disusunberdasarkan hasil kesepakatan dalam musyawarah desa yang pelaksanaannyapaling lambat pada bulan Juni tahun anggaran berjalan.

a). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa)Dalam menyusun RPJM Desa, pemerintah desa wajib menyelenggarakan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) secarapartisipatif. Musrenbangdes diikuti oleh pemerintah desa, BadanPermusyawaratan Desa dan unsur masyarakat desa, yang terdiri atas tokohadat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan/atau tokoh pendidikan. RPJM Desaditetapkan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejaktanggal pelantikan kepala desa.

b). Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)RKP Desa disusun oleh Pemerintah Desa sesuai dengan informasi dari

pemerintah daerah kabupaten/kota berkaitan dengan pagu indikatif desa danrencana kegiatan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintahdaerah kabupaten/kota. RKP Desa mulai disusun oleh Pemerintah Desa padabulan Juli tahun berjalan dan sudah harus ditetapkan paling lambat pada bulanSeptember tahun anggaran berjalan. Rancangan RKP Desa paling sedikit berisiuraian sebagai berikut:

1) Evaluasi pelaksanaan RKP Desa tahun sebelumnya;2) Prioritas program, kegiatan, dan anggaran desa yang dikelola oleh desa;3) Prioritas program, kegiatan, dan anggaran desa yang dikelola melalui kerja

sama antar-desa dan pihak ketiga;4) Rencana program, kegiatan, dan anggaran desa yang dikelola oleh desa

sebagai kewenangan penugasan dari pemerintah, pemerintah daerahprovinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota;

5) Pelaksana kegiatan desa, yang terdiri atas unsur perangkat desadan/atau unsur masyarakat desa.

Rancangan RKP Desa dilampiri Rencana Kegiatan dan Rencana AnggaranBiaya (RAB), yang telah diverifikasi oleh tim verifikasi. Selanjutnya, Kepala Desa

Page 17: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

12

menyelenggarakan Musrenbangdes yang diadakan untuk membahas danmenyepakati rancangan RKP Desa. Rancangan RKP Desa memuat rencanapenyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaankemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat desa. Rancangan RKP Desaberisi prioritas program dan kegiatan yang didanai:

- Pagu indikatif desa.- Pendapatan Asli Desa.- Swadaya masyarakat

desa.- Bantuan keuangan dari pihak

ketiga.- Bantuan keuangan dari pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah

daerah kabupaten/kota.RKP Desa menjadi dasar dalam penyusunan rancangan APB Desa (RAPB

Desa). Teknis penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa agar tercipta keselarasantelah diatur tata caranya dalam Permendagri Nomor 114 Tahun 2014tentang Pedoman Pembangunan Desa, sedangkan untuk prioritas penggunaanDana Desa khususnya tahun 2015 telah ditetapkan dalam Peraturan MenteriDesa, PDT dan Transmigrasi Nomor 5 tentang Penetapan Prioritas PenggunaanDana Desa Tahun 2015.

Rancangan peraturan Desa tentang RKP Desa dibahas dan disepakatibersama oleh Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa untuk ditetapkanmenjadi Peraturan Desa tentang RKP Desa.

2.6 Proses Penganggaran (APB Desa)Setelah RKP Desa ditetapkan maka dilanjutkan proses penyusunan APB

Desa. Rencana Kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya yang telah ditetapkandalam RKP Desa dijadikan pedoman dalam proses penganggarannya. AnggaranPendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) merupakan rencana anggarankeuangan tahunan pemerintah desa yang ditetapkan untuk menyelenggarakanprogram dan kegiatan yang menjadi kewenangan desa.

Proses Penyusunan APB Desa dimulai dengan urutan sebagai berikut:a. Pelaksana Kegiatan menyampaian usulan anggaran kegiatan kepada

Sekretaris Desa berdasarkan RKP Desa yang telah ditetapkann;b. Sekretaris Desa menyusun rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa

(RAPB Desa) dan menyampaikan kepada Kepala Desa;

Page 18: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

13

c. Kepala Desa selanjutnya menyampaikan kepada Badan PermusyawaratanDesa untuk dibahas dan disepakati bersama. Rancangan Peraturan Desatentang APB Desa disepakati bersama paling lambat bulan Oktober tahunberjalan antara Kepala Desa dan BPD;

d. Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang telah disepakatibersama sebagaimana selanjutnya disampaikan oleh Kepala Desa kepadaBupati/Walikota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) harisejak disepakati untuk dievaluasi;

e. Bupati/Walikota menetapkan hasil evaluasi Rancangan APB Desa palinglama 20 (dua puluh) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Desatentang APB Desa.

Dalam hal Bupati/Walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam bataswaktu maka Peraturan Desa tersebut berlaku dengan sendirinya. Dalam halBupati/Walikota menyatakan hasil evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentangAPB Desa tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi Kepala Desa melakukan penyempurnaan paling lama7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi. Apabila hasilevaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan Kepala Desa tetapmenetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa menjadi PeraturanDesa, Bupati/Walikota membatalkan Peraturan Desa denganKeputusan.

Bupati/Walikota yang sekaligus menyatakan berlakunya pagu APB Desatahun anggaran sebelumnya;

f. Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan paling lambat tanggal 31Desember tahun anggaran berjalan.

Bupati/walikota dalam melakukan evaluasi Rancangan Peraturan Desatentang APB Desa dapat mendelegasikan kepada camat. Ketentuan lebih lanjutmengenai pendelegasian evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desakepada Camat diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota. Penyusunan APB Desasebagaimana telah diuraikan diatas memiliki batasan waktu yang diatur dalamperaturan perundangan.

2.7 Struktur APB DesaAPB Desa merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang

disetujui oleh Badan Permusyawaratan Desa. APB Desa terdiri atas PendapatanDesa, Belanja Desa, dan Pembiayaan Desa.

Page 19: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

14

Format APB Desa sebagaimana tercantum dalam Lampiran Permendagri113 Tahun 2014 ini bersifat tidak mengikat khususnya pada Kode RekeningObjek Belanja yang bertanda „-„ seperti pasir, semen dsb (Level 4). PemerintahKabupaten/Kota dapat mengatur lebih lanjut dengan merinci kode rekeningbelanja hingga Objek Belanja (level 4) sebagai alat pengendalian danpengklasifikasian. Lebih Lanjut tentang kode rekening khususnya belanja dibahaspada uraian tersendiri.

2.8 Pendapatan DesaPendapatan Desa meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening

Kas Desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidakperlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan desa terdiri sesuai pasal 72 UUDesa bersumber dari:

a. Pendapatan Asli Daerah;b. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Dana Desa);c. Bagian Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota;d. Alokasi Dana Desa;e. Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota;f. Hibah dan Sumbangan yang Tidak Mengikat dari Pihak Ketiga;g. Lain-lain Pendapatan Desa yang Sah.

Pendapatan Desa tersebut jika diklasifikasikan menurut kelompok terdiri dari:- Pendapatan Asli Desa (PADesa)- Transfer- Pendapatan Lain-Lain

a) Pendapatan Asli Desa (PA Desa)Kelompok PAD Desa terdiri atas jenis:

1) Hasil Usaha, misalnya hasil BUM Desa, tanah kas desa. Sumber pendapatanlain yang dapat diusahakan oleh desa berasal dari Badan Usaha Milik Desa,pengelolaan pasar desa, pengelolaan kawasan wisata skala desa, pengelolaantambang mineral bukan logam dan tambang batuan dengan tidakmenggunakan alat berat, serta sumber lainnya dan tidak untuk dijualbelikan.

2) Hasil Aset, misalnya tambatan perahu, pasar desa, tempat pemandianumum dan jaringan irigasi.

3) Swadaya, Partisipasi dan Gotong Royong misalnya adalah membangundengan kekuatan sendiri yang melibatkan peran serta masyarakat berupatenaga dan barang yang dinilai dengan uang.

Page 20: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

15

4) Lain-lain Pendapatan Asli Desa, antara lain hasil pungutan desa.b). Pendapatan Transfer DesaKelompok Transfer terdiri atas jenis:

1) Dana Desa;2) Bagian dari Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah;3) Alokasi Dana Desa (ADD);4) Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi;5) Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota.

1) Dana DesaDana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBDkabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraanpemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, danpemberdayaan masyarakat. Pemerintah menganggarkan Dana Desa secaranasional dalam APBN setiap tahun.

Besaran alokasi anggaran yang peruntukannya langsung ke Desaditentukan 10% (sepuluh perseratus) dari dan di luar dana Transfer Daerah (ontop) secara bertahap. Anggaran yang bersumber dari APBN dihitung berdasarkanjumlah desa dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk, angkakemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis dalam rangkameningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan Desa. Jumlahpenduduk, luas wilayah, dan angka kemiskinan dihitung dengan bobot:

- 30% untuk jumlah penduduk kabupaten/kota.- 20% untuk luas wilayah kabupaten/kota.- 50% untuk angka kemiskinan kabupaten/kota.

Sedangkan tingkat kesulitan geografis ditunjukkan oleh indeks kemahalankonstruksi.

Berdasarkan besaran Dana Desa setiap kabupaten/kota,bupati/walikota menetapkan besaran Dana Desa untuk setiap desa diwilayahnya. Tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa setiap desaditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.

Kabupaten/Kota menghitung besaran Dana Desa untuk setiap desaberdasarkan jumlah penduduk desa, luas wilayah desa, angka kemiskinan desa,dan tingkat kesulitan geografis, dengan bobot:o 30% untuk jumlah penduduk desa.o 20% untuk luas wilayah desa.

Page 21: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

16

o 50% untuk angka kemiskinan desa.Tingkat kesulitan geografis setiap desa digunakan sebagai faktor

pengali hasil. Tingkat kesulitan geografis ditentukan oleh faktor yang meliputi:ketersediaan pelayanan dasar, kondisi infrastruktur, transportasi dan komunikasidesa ke kabupaten/kota. Data jumlah penduduk desa, luas wilayah desa, angkakemiskinan desa, dan tingkat kesulitan geografis bersumber dari Badan PusatStatistik.

Ketentuan pengalokasian dan penyaluran Dana Desa di atas berdasarkanPP 60 Tahun 2014. Saat penyusunan juklak bimkon, PP tersebut akan dilakukanrevisi dengan isu terpenting terkait pengalokasian dengan cara 90% dibagimerata, sedangkan 10% secara proporsional. Selain itu tahap III penyaluranDana Desa yang sebelumnya di Bulan November dimajukan menjadi BulanOktober.

2) Alokasi Dana DesaPemerintah daerah kabupaten/kota sesuai amanat Undang-Undang wajib

mengalokasikan ADD dalam APBD kabupaten/kota setiap tahun anggaran.Alokasi Dana Desa merupakan bagian dari Dana Perimbangan yang diterimaPemerintah Daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% setelah dikurangi DanaAlokasi Khusus.

Tata Cara pengalokasian ADD ditetapkan dengan PeraturanBupati/Walikota dengan berpedoman pada Peraturan Menteri. PengalokasianADD kepada setiap desanya mempertimbangkan:o Kebutuhan penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa.o Jumlah penduduk desa, angka kemiskinan desa, luas wilayah desa, dan

tingkat kesulitan geografis desa.o Penyaluran ADD ke desa dilakukan secara bertahap.

Dalam proses penganggaran desa, Bupati/Walikota menginformasikanrencana ADD dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari setelah Kebijakan UmumAnggaran dan Prioritas Serta Plafon Anggaran Sementara (KUA/PPAS)disepakati Kepala Daerah bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Sesuaiketentuan, KUA dan PPAS paling lambat disepakati akhir bulan Juli.

3) Bagi Hasil Pajak dan RetribusiPemerintah kabupaten/kota mengalokasikan Bagian dari Hasil Pajak dan

Retribusi Daerah Kabupaten/Kota kepada desa paling sedikit 10% dari RealisasiPenerimaan Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota.

Page 22: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

17

Pengalokasian Bagian Dari Hasil Pajak dan Retribusi kepada desa tersebutditetapkan dalam Peraturan Bupati/Walikota, berdasarkan ketentuan:

o 60% dibagi secara merata kepada seluruh desa.o 40% dibagi secara proporsional realisasi penerimaan hasil pajak dan

retribusi dari desa masing-masing.Sebagaimana ADD, Bupati/Walikota menginformasikan kepada Kepala

Desa rencana Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah dalam jangka waktu 10(sepuluh) hari setelah Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Serta PlafonAnggaran Sementara (KUA/PPAS) disepakati Kepala Daerah bersama DewanPerwakilan Rakyat Daerah. Sesuai ketentuan, KUA dan PPAS paling lambatdisepakati akhir bulan Juli.

4) Bantuan Keuangan Provinsi/Kabupaten/KotaPemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota dapat memberikan

Bantuan Keuangan yang bersumber dari APBD provinsi/kabupaten/kotakepada desa sesuai dengan kemampuan keuangan pemerintah daerah yangbersangkutan. Bantuan tersebut diarahkan untuk percepatan pembangunan desa.

Bantuan keuangan tersebut dapat bersifat umum dan khusus. Bantuankeuangan yang bersifat umum peruntukan dan penggunaannya diserahkansepenuhnya kepada desa penerima bantuan dalam rangka membantupelaksanaan tugas pemerintah daerah di desa.

Bantuan Keuangan yang bersifat khusus peruntukan dan pengelolaannyaditetapkan oleh pemerintah daerah pemberi bantuan dalam rangka percepatanpembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. Bantuan Keuangan bersifatkhusus yang dikelola dalam APB Desa tidak diterapkan ketentuan penggunaanpaling sedikit 70% dan paling banyak 30%.

Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan informasi kepada KepalaDesa tentang Bantuan Keuangan yang akan diberikan dalam jangka waktu 10(sepuluh) hari setelah KUA/PPAS disepakati kepala daerah bersama DewanPerwakilan Rakyat Daerah. Informasi dari gubernur/bupati/walikota menjadibahan penyusunan rancangan APB Desa.

c. Lain-Lain Pendapatan Desa Yang SahKelompok Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah berupa Hibah dan

Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat berupa pemberianberupa uang dari pihak ke tiga, hasil kerjasama dengan pihak ketiga atau bantuanperusahaan yang berlokasi di desa.

Page 23: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

18

5). Belanja DesaBelanja Desa merupakan semua pengeluaran dari rekening desa yang

merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akandiperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja desa dipergunakandalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan desa.

Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa sesuai pasal 100 PPNomor 43 Tahun 2014 digunakan dengan ketentuan:o Paling sedikit 70% (≥ 70%) dari jumlah anggaran belanja desa digunakan

untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaanpembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaanmasyarakat desa.

o Paling banyak 30% (≤ 30%) dari jumlah anggaran belanja desa digunakanuntuk:- Penghasilan tetap dan tunjangan kepala desa dan perangkat desa;- Operasional pemerintah desa;- Tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa;- Insentif Rukun Tetangga dan Rukun Warga yaitu bantuan kelembagaan

yang digunakan untuk operasional RT dan RW.Penghasilan Tetap, operasional pemerintah desa, dan tunjangan dan

operasional BPD serta insentif RT dan RW dibiayai dengan menggunakansumber dana dari Alokasi Dana Desa.

Sedangkan Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk membiayaipembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Kebutuhan pembangunanmeliputi tetapi tidak terbatas pada kebutuhan primer, pelayanan dasar,lingkungan, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa. Pengertian TidakTerbatas adalah kebutuhan pembangunan di luar pelayanan dasar yangdibutuhkan masyarakat desa. Kebutuhan Primer adalah kebutuhan pangan,sandang, dan papan. Pelayanan dasar antara lain pendidikan, kesehatan, daninfrastruktur dasar.

a). Kelompok BelanjaBelanja Desa diklasifikasikan menurut kelompok, kegiatan, dan jenis.

Klasifikasi Belanja Desa menurut kelompok terdiri dari:1) Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;2) Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa;3) Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa;4) Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan

Page 24: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

19

5) Bidang Belanja Tak TerdugaKelompok Belanja berdasarkan kelompok tersebut selanjutnya dibagi

dalam kegiatan sesuai dengan kebutuhan desa yang telah dituangkan dalamRKP Desa. Rincian Bidang dan Kegiatan berdasarkan Permendagri Nomor 114Tahun 2014 tentang Perencanaan Pembangunan Desa, diuraikan sebagaiberikut:

1) Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, antara lain:o Penetapan dan penegasan batas desa;o Pendataan desa;o Penyusunan tata ruang desa;o Penyelenggaraan musyawarah desa;o Pengelolaan informasi desa;o Penyelenggaraan perencanaan desa;- Penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan desa;o Penyelenggaraan kerjasama antar desa;o Pembangunan sarana dan prasarana kantor desa;o Kegiatan lainnya sesuai kondisi desa.

2) Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa, antara lain:o Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur dan

lingkungan desa antara lain:(a) Tambatan perahu;(b) Jalan pemukiman;(c) Jalan desa antar permukiman ke wilayah pertanian;(d) Pembangkit listrik tenaga mikrohidro;(e) Lingkungan permukiman masyarakat desa;(f) Infrastruktur desa lainnya sesuai kondisi desa.

o Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasaranakesehatan antara lain:(a) Air bersih berskala desa;(b) Sanitasi lingkungan;(c) Pelayanan kesehatan desa seperti posyandu;(d) Sarana dan prasarana kesehatan lainnya sesuai kondisi desa.

o Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasaranapendidikan dan kebudayaan antara lain:(a) Taman bacaan masyarakat;(b) Pendidikan anak usia dini;

Page 25: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

20

(c) Balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat;(d) Pengembangan dan pembinaan sanggar seni;(e) Sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai

kondisi desa.o Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan,

pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi antaralain:(a) Pasar desa;(b) Pembentukan dan pengembangan BUM Desa;(c) Penguatan permodalan BUM Desa;(d) Pembibitan tanaman pangan;(e) Penggilingan padi;(f) Lumbung desa;(g) Pembukaan lahan pertanian;(h) Pengelolaan usaha hutan desa;(i) Kolam ikan dan pembenihan ikan;(j) Kapal penangkap ikan;(k) Cold storage (gudang pendingin);(l) Tempat pelelangan ikan;(m) Tambakgaram;(n) Kandangternak;(o) Instalasibiogas;(p) Mesin pakan ternak;(q) Sarana dan prasarana ekonomi lainnya sesuai kondisi desa.

o Pelestarian lingkungan hidup antara lain:(a) Penghijauan;(b) Pembuatan terasering;(c) Pemeliharaan hutan bakau;(d) Perlindungan mata air;(e) Pembersihan daerah aliran sungai;(f) Perlindungan terumbu karang;(g) Kegiatan lainnya sesuai kondisi desa.

Page 26: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

21

3) Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa antara lain:o Pembinaan lembaga kemasyarakatan;o Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban;o Pembinaan kerukunan umat beragama;o Pengadaan sarana dan prasarana olah raga;o Pembinaan lembaga adat;o Pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat; dano Kegiatan lain sesuai kondisi desa.

4) Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa antaralain:

o Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan;o Pelatihan teknologi tepat guna;o Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala desa, perangkat desa,

dan Badan Pemusyawaratan Desa;o Peningkatan kapasitas masyarakat, antara lain:

- Kader pemberdayaan masyarakat desa;- Kelompok usaha ekonomi produktif;- Kelompok perempuan;- Kelompok tani;- Kelompok masyarakat miskin;- Kelompok nelayan;- Kelompok pengrajin;- Kelompok pemerhati dan perlindungan anak;- Kelompok pemuda;- Kelompok lain sesuai kondisi desa.

5) Bidang Belanja Tak TerdugaKeadaan Luar Biasa (KLB) merupakan keadaan yang sifatnya tidak biasa

atau tidak diharapkan berulang dan/atau mendesak antara lain dikarenakanbencana alam, sosial, kerusakan sarana dan prasarana. Dalam keadaan daruratdan/atau KLB, Pemerintah Desa dapat melakukan belanja yang belum tersediaanggarannya.

Keadaan Darurat dan Luar Biasa ditetapkan dengan KeputusanBupati/Walikota. Dalam pelaksanaanya, Belanja Tak Terduga dalam APB Desaterlebih dulu harus dibuat Rincian Anggaran Biaya yang disahkan oleh KepalaDesa.

Page 27: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

22

b. Jenis BelanjaKlasifikasi Belanja berdasarkan jenis terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja

Barang/Jasa, dan Belanja Modal.

1) Belanja PegawaiBelanja Pegawai dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap dan

tunjangan bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa serta tunjangan BPD yangpelaksanaannya dibayarkan setiap bulan. Belanja Pegawai tersebut dianggarkandalam kelompok Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, dengan kegiatanPembayaran Penghasilan Tetap dan Tunjangan.

2) Belanja Barang dan JasaBelanja Barang dan Jasa digunakan untuk pengeluaran

pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan. Belanja Barang dan Jasa antara lain:

o Alat tulis kantor;o Benda pos;o Bahan/material;o Pemeliharaan;o Cetak/penggandaan;o Sewa kantor desa;o Sewa perlengkapan dan peralatan kantor;o Makanan dan minuman rapat;o Pakaian dinas dan atributnya;o Perjalanan dinas;o Upah kerja;o Honorarium narasumber/ahli;o Operasional pemerintah desa;o Operasional BPD;o Insentif rukun tetangga /rukun warga;o Pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat.

Insentif Rukun Tetangga/Rukun Warga adalah bantuan uang untukoperasional lembaga RT/RW dalam rangka membantu pelaksanaan tugaspelayanan pemerintahan, perencanaan pembangunan, ketentraman danketertiban, serta pemberdayaan masyarakat desa. Pemberian barang padamasyarakat/kelompok masyarakat dilakukan untuk menunjang pelaksanaankegiatan.

Page 28: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

23

3) Belanja ModalBelanja Modal digunakan untuk pengeluaran dalam rangka

pembelian/pengadaan barang atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih dari 12(dua belas) bulan yang digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan kewenangandesa. Contoh Belanja Modal adalah Pembangunan Jalan Desa, PembangunanJembatan Desa, Pengadaan Komputer, Pengadaan Meublair dan lain sebagainya.

6). PembiayaanPembiayaan meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali

dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaranyang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaandiklasifikasikan menurut kelompok dan jenis. Pembiayaan desa berdasarkankelompok terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan.

a. Penerimaan PembiayaanPenerimaan Pembiayaan mencakup:1) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya

SiLPA antara lain berupa pelampauan penerimaan pendapatanterhadap belanja, penghematan belanja, dan sisa dana kegiatan lanjutan.SilPA merupakan penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk:o Menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil dari

pada realisasi belanja;o Mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan; dano Mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun

anggaran belum diselesaikan.2) Pencairan Dana Cadangan

Pencairan Dana Cadangan digunakan untuk menganggarkan pencairanDana Cadangan dari rekening Dana Cadangan ke Rekening Kas Desadalam tahun anggaran berkenaan.

3) Hasil Penjualan Kekayaan Desa yang DipisahkanHasil Penjualan Kekayaan Desa yang Dipisahkan digunakan untukmenganggarkan hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.

b. Pengeluaran PembiayaanPengeluaran Pembiayaan, terdiri dari :1) Pembentukan Dana Cadangan

Pemerintah Desa dapat membentuk Dana Cadangan untuk mendanaikegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat sekaligus/sepenuhnya

Page 29: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

24

dibebankan dalam satu tahun anggaran. Pembentukan DanaCadangan tersebut ditetapkan dengan peraturan desa, yang memuat palingsedikit:o Penetapan tujuan pembentukan Dana Cadangan;o Program dan kegiatan yang akan dibiayai dari Dana Cadangan;o Besaran dan rincian tahunan Dana Cadangan

yang harus dianggarkan;o Sumber Dana Cadangan;o Tahun Anggaran pelaksanaan Dana Cadangan.

Pembentukan Dana Cadangan dapat bersumber dari penyisihan ataspenerimaan desa, kecuali dari penerimaan yang penggunaannya telah ditentukansecara khusus berdasarkan peraturan perundang-undangan.

2) Penyertaan Modal DesaPemerintah Daerah dapat melakukan Penyertaan Modal Desa, misalnyakepada BUM Desa.

2.9 Perubahan APB DesaAPB Desa yang telah ditetapkan dalam Peraturan Desa dimungkinkan

untuk dilakukan perubahan. Perubahan APB Desa dapat dilakukan apabilaterjadi:

a. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenisbelanja;

b. Keadaan yang menyebabkan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran(SilPA)

b. tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan;c. Terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan desa pada

tahun berjalan; dan/ataud. Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis

ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan;e. Perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Perubahan APB Desa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu)tahun anggaran. Tata cara pengajuan perubahan APB Desa secara umum samadengan tata cara penetapan APB Desa.

Dalam hal Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan APBDKabupaten/Kota serta hibah dan bantuan pihak ketiga yang tidak mengikat ke

Page 30: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

25

desa disalurkan setelah ditetapkannya Peraturan Desa tentang Perubahan APBDesa, maka perubahan tersebut diakomodir dan diatur dengan Peraturan KepalaDesa tentang perubahan APB Desa. Peraturan Kepala Desa tentang PerubahanAPB Desa tersebut selanjutnya diinformasikan kepada BPD.

Sebagaimana diuraikan dalam Format APB Desa, khususnya KodeRekening Objek Belanja yang bertanda „-„ seperti pasir, semen dsb (Level 4)bersifat tidak mengikat. Pemerintah Kabupaten/Kota dapat mengatur lebihlanjut dengan merinci kode rekening belanja hingga Objek Belanja (level 4)sebagai alat pengendalian dan pengklasifikasian sesuai kondisi dan kebutuhandaearah masing-masing. Lebih Lanjut tentang kode rekening khususnya belanjadibahas pada uraian tersendiri.

2.10 Pelaksanaan APB Desa1). Prinsip Pelaksanaan Keuangan Desa

Dalam pelaksanaan keuangan desa, terdapat beberapa prinsip umum yangharus ditaati yang mencakup penerimaan dan pengeluaran. Prinsip itudiantaranya bahwa seluruh penerimaan dan pengeluaran desa dilaksanakanmelalui Rekening Kas Desa. Pencairan dana dalam Rekening Kas Desaditandatangani oleh Kepala Desa dan Bendahara Desa. Namun khusus bagi desayang belum memiliki pelayanan perbankan di wilayahnya maka pengaturannyalebih lanjut akan ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota. Denganpengaturan tersebut, maka pembayaran kepada pihak ketiga secara normatifdilakukan melalui transfer ke rekening bank pihak ketiga.

Dalam pelaksanaannya, Bendahara Desa dapat menyimpan uang dalamkas desa pada jumlah tertentu untuk memenuhi kebutuhan operasionalpemerintah desa. Batasan jumlah uang tunai yang disimpan dalam kas desaditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.

Selain itu, agar operasional kegiatan berjalan lancar, dimungkinkan jugapembayaran kepada pihak ketiga dilakukan dengan menggunakan kas tunaimelalui pelaksana kegiatan (panjar kegiatan). Pemberian panjar kepada pelaksanakegiatan dilakukan dengan persetujuan terlebih dahulu dari kepala desa setelahmelalui verifikasi Sekretaris Desa.

Semua penerimaan dan pengeluaran desa didukung oleh bukti yanglengkap dan sah serta ditandatangani oleh Kepala Desa dan Bendahara Desa.

Lain-lain Pendapatan Asli Desa antara lain diperoleh dari hasil pungutandesa. Pungutan yang ada di desa antara lain yaitu pungutan atas penggunaanbalai desa, pungutan atas pembuatan surat-surat keterangan, pungutan atascalon penduduk desa, dan lain sebagainya. Pemerintah desa dilarang

Page 31: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

26

melakukan pungutan sebagai penerimaan desa selain yang ditetapkan dalamperaturan desa. Pelaksanaa Pungutan Desa dilakukan oleh Bendahara Desadibantu dengan petugas pemungut.

Seluruh pendapatan ini selanjutnya disetorkan oleh Bendahara Desa kedalam Rekening Kas Desa. Setiap pencatatan penerimaan sumbangan harusdisertai dengan bukti yang lengkap dan sah antara lain kuitansi penerimaan.

b). Transfer DesaPendapatan Transfer Desa sebagaimana telah diuraikan di atas berasal dari

pemerintah supra desa yang menyalurkan dana kepada desa sesuai amanatketentuan yang berlaku atau bantuan keuangan kepada desa. Dana Transferyang akan diberikan kepada desa telah tertuang dalam APBDProvinsi/Kabupaten/Kota yang bersangkutan yang sebelumnya telahdiinformasikan kepada desa yaitu 10 hari setelah KUA/PPAS disepakati kepaladaerah dan DPRD. Besaran alokasi yang diterima desa secara umum ditetapkandalam bentuk Keputusan Kepala Daerah tentang penetapan besaran alokasi,misalnya Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota tentang Penetapan BesaranDana Desa, Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak/Retribusi dan BantuanKeuangan.

Atas alokasi anggaran tersebut selanjutnya dilakukan penyaluran danakepada desa secara bertahap sesuai ketentuan yang berlaku. Setiap tahapanpenyaluran memiliki persyaratan yang telah ditentukan dan diatur dalamPeraturan Kepala Daerah yang mengacu pada peraturan yang lebih tinggi.Sebagai contoh misalnya mekanisme Dana Desa yang diatur dalam PP Nomor60 Tahun 2014.

Dana Desa ditransfer melalui APBD kabupaten/kota untuk selanjutnyaditransfer ke APB Desa. Penyaluran Dana Desa dilakukan dengan carapemindahbukuan dari RKUN ke RKUD, selanjutnya dari kabupaten/kotadisalurkan ke desa dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari RKUD keRekening Kas Desa. Penyaluran Dana Desa dilakukan secara bertahap padatahun anggaran berjalan dengan ketentuan:

• Tahap I pada bulan April sebesar 40%• Tahap II pada bulan Agustus sebesar 40%• Tahap III pada bulan November sebesar 20%Penyaluran Dana Desa setiap tahap dilakukan paling lambat pada pekan

kedua, yang dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah diterima di Kas

Page 32: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

27

Daerah. Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD dilakukan dengansyarat:

- Peraturan Bupati/Walikota mengenai tata cara pembagian danpenetapan besaran Dana Desa telah disampaikan kepada Menteri.

- APBD kabupaten/kota telah ditetapkan.Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke Rekening Kas Desa

dilakukan dengan persyaratan APB Desa ditetapkan. Sebagaimana diuraikansebelumnya, ketentuan yang ada dalam PP 60 Tahun 2014 sedang dalam prosesrevisi. Di antara pokok revisi tersebut selain pembagiannya yang dilakukan 90%secara merata dan 10% proporsional, tahap III penyaluran (20%) dimajukandimana sebelumnya bulan November menjadi bulan Oktober.

Alokasi Dana Desa, Dana Bagi Hasil Pajak/Retribusi, Bantuan Keuanganperlu juga diatur mekanismenya. Mekanisme penyaluran beserta persyaratanuntuk dana-dana tersebut lebih lanjut akan diatur dalam PeraturanBupati/Walikota.

c). Pendapatan Lain-LainKelompok Pendapatan Lain-Lain meliputi Hibah, Sumbangan dari Pihak

Ketiga yang tidak mengikat dan Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah.Pelaksanaan penerimaan dari Hibah, Sumbangan, dan Lain-Lain PendapatanDesa yang Sah, berupa KAS dilakukan melalui Bendahara Desa. Pendapatanyang diterima dalam bentuk kas tunai oleh Bendahara Desa harus segeradisetorkan ke Rekening Kas Desa. Pencatatan penerimaan dari Hibah,Sumbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah harus disertai denganbukti yang lengkap dan sah antara lain kuitansi penerimaan.

2). Pelaksanaan Pengeluaran/BelanjaBelanja Desa diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan

yang disepakati dalam Musyawarah Desa dan sesuai dengan prioritas Pemerintahbaik pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi/kabupaten/kota.Hal tersebut seluruhnya tertuang dalam RKP Desa yang pelaksanaannya akandiwujudkan melalui APB Desa.

Setelah APB Desa ditetapkan dalam bentuk Peraturan Desa, program dankegiatan sebagaimana yang telah direncanakan baru dapat dilaksanakan. Hal inidikecualikan untuk Belanja Pegawai yang bersifat mengikat dan operasionalperkantoran yang diatur dalam Keputusan Kepala Desa. Dengan adanyaketentuan dari kepala desa tersebut, maka belanja pegawai dan operasional dapat

Page 33: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

28

dilakukan tanpa perlu menunggu penetapan APB Desa. Pelaksanaan APB Desadilakukan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki oleh desa berdasarkanketentuan yang berlaku.

Rencana Anggaran Biaya (RAB)Pihak yang paling berperan dalam pelaksanaan kegiatan adalah Pelaksana

Kegiatan yang diperankan oleh Kepala Seksi. Langkah awal yang harusdilakukan oleh pelaksana kegiatan setelah APB Desa ditetapkan adalahmengajukan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan. Pengajuan tersebut harusdisertai dengan dokumen antara lain Rencana Anggaran Biaya. RencanaAnggaran Biaya sebelum dilaksanakan harus diverifikasi terlebih dahulu olehSekretaris Desa dan disahkan oleh Kepala Desa.

Berdasarkan RAB Kegiatan yang telah disetujui oleh kepala desa,pelaksana kegiatan melakukan proses kegiatan sesuai RAB tersebut misalnyaberupa pengadaan barang/jasa yang dilakukan melalui swakelola dan/ataumelalui penyedia barang/jasa. Pengadaan barang dan/atau jasa di desa diaturlebih lanjut dengan peraturan bupati/walikota dengan berpedoman padaketentuan peraturan perundang-undangan. Lebih rinci tentang mekanismepengadaan barang dan jasa akan dibuatkan panduan secara tersendiri. Juklak inilebih menitikberatkan pada mekanisme pembayaran atas proses pengadaanbarang/jasa.

Dalam pelaksanaan kegiatan, terdapat mekanisme pembayaran yangdilakukan oleh Bendahara Desa. Terdapat istilah yang perlu dipahami terkaitpengeluaran uang oleh Bendahara. Uang Muka adalah pemberian uangdalam rangka pembayaran sebagian atas pengadaan barang/jasa kepada Pihakketiga, Uang Panjar adalah uang yang diberikan kepada Pelaksana Kegiatandalam rangka pelaksanaan kegiatan, sedangkan Uang Persediaan adalahuang yang diberikan khusus kepada Bendahara Pengeluaran Pembantu. Khususuntuk desa istilah yang digunakan hanya ada 2 jenis yaitu Uang Muka dan UangPanjar. Uang Persediaan tidak digunakan dikarenakan tidak ada BendaharaPembantu di desa.

Dalam proses belanja di desa, terdapat kemungkinan 2 (dua) cara bagiBendahara Desa dalam melakukan pembayaran. Pertama, Bendahara Desamelakukan pembayaran tanpa melalui panjar. Kedua, Bendahara Desamelakukan pembayaran melalui panjar terlebih dahulu kepada PelaksanaKegiaatan. Pilihan terdapat dua mekanisme ini disesuaikan dengan kondisi dan

Page 34: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

29

persyaratan tertentu yang diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati/Walikotasesuai kondisi daerah masing-masing.

Hal yang perlu diatur tersebut misalnya prosedur pengajuan panjar,batasan pembayaran secara kas (misalnya 10 juta ke atas harus melalui transferbank) dan batasan uang panjar yang dapat diberikan kepada pelaksana kegiatanserta lamanya waktu proses pertanggungjawaban panjar oleh pelaksana kegiatan.

Pembayaran secara langsung oleh Bendahara Desa Tanpa PanjarMekanisme pembayaran langsung oleh Bendahara Desa kepada pihak

ketiga dilakukan baik dengan melalui transfer atau melalui uang kas yangdipegang oleh Bendahara Desa. Jenis pembayaran yang dilakukan olehBendahara Desa yaitu:o Pengeluaran yang bersifat rutin, seperti pengeluaran untuk keperluan

pembayaran penghasilan tetap dan tunjangan, operasional pemeliharaanperkantoran, operasional BPD, serta operasional RT/RW.

o Pembayaran langsung kepada pihak ketiga untuk pembayaran denganjumlah/syarat tertentu setelah barang/jasa diterima dan SPP diajukan olehpelaksana kegiatan, diverifikasi oleh Sekretaris Desa dan disahkan olehKepala Desa.

Pengeluaran Belanja melalui PanjarMekanisme pemberian panjar kepada pelaksana kegiatan dilakukan setelah

Pelaksana Kegiatan mengajukan Surat Pengajuan Panjar Kegiatan kepada KepalaDesa melalui Sekretaris Desa.

Mekanisme pemberian panjar kepada pelaksana kegiatan hanya dapatdilakukan apabila memenuhi kondisi yang dipersyaratkan yang cukup ketat.Kondisi tersebut dapat berupa kondisi lapangan atau memenuhi batasantertentu seperti batasan jumlah dan batasan waktu pertanggungjawaban panjar.

Sekretaris Desa dalam melakukan verifikasi permintaan panjar kegiatanmemperhatikan syarat dan pembatasan sesuai dengan ketentuan yang mengaturpanjar. Syarat dan pembatasan tersebut misalnya berupa batasan maksimaljumlah uang yang dapat dibayarkan secara kas kepada pihak ketiga. Sebagaiilustrasi pengaturan, misalnya pembayaran di atas 10 juta harus melaluitransfer langsung ke nomor rekening bank pihak ketiga oleh Bendahara Desa.Hal ini menunjukan untuk pembayaran yang nilainya dibawah 10 juta dapatmenggunakan kas tunai. Pembatasan berikutnya berupa pengaturan jumlahmaksimal uang panjar yang dapat diberikan kepada pelaksana kegiatan, misalnyasebesar 5 juta. Hal ini diperlukan sebagai pengendalian agar jangan sampai

Page 35: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

30

pelaksana kegiatan memegang uang dalam jumlah besar yang tentunyamemiliki risiko kehilangan dll. Sedangkan pengeluaran di bawah 5 juta dapatmenggunakan kas tunai yang ada di Bendahara Desa atau pelaksana kegiatan.

Begitu juga pembatasan berupa batas waktu pertanggungjawaban panjarmisalnya selambat-lambatnya 7 hari sejak diterima uang panjar harus segeradipertanggungjawabkan. Jika terdapat uang sisa panjar (belanja lebih kecil daripanjar yang diberikan) maka sisa uang panjar tersebut segera disetorkan keBendahara Desa sebagai bagian dari pertanggungjawaban panjar. MekanimePanjar secara keseluruhan ini yaitu meliputi proses, dokumen, persyaratan danpembatasan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Daerah tentangPengelolaan Keuangan Desa.

Pengaturan lain terkait panjar yaitu Panjar tidak boleh diberikan untukkegiatan yang sama jika panjar sebelumnya dipertanggungjawabkan.

Atas panjar kegiatan yang diterima dari Bendahara Desa, pelaksanakegiatan mencatat dalam Buku Kas Pembantu Kegiatan dan membayarkankepada pihak ketiga setelah barang/jasa diterima. Atas kuitansi pembayarantersebut selanjutnya dipertanggungjawabkan melalui pengajuan SPP untukdisahkan belanjanya oleh Kepala Desa setelah melalui verifikasi oleh SekretarisDesa.

Pembayaran tersebut dilakukan atas kegiatan-kegiatan penyelenggaraanpemerintah desa, pembangunan desa, pembinaan dan pemberdayaan masyarakatdesa yang menjadi tanggungjawab Kepala Seksi sebagai PelaksanaKegiatan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

Surat Permintaan Pembayaran (SPP)Setelah barang dan jasa diterima, selanjutnya pelaksana kegiatan

mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Kepala Desa.Pelaksanaan kegiatan baik yang melalui panjar ataupun tanpa melalui panjarmenggunakan form SPP yang sama dan diproses serta diverifikasi tanpa adaperbedaan oleh Sekretaris Desa.

Perbedaan mekanisme panjar dan tanpa panjar terdapat pada kolom isian“Catatan Panjar”. Untuk pelaksanaan tanpa melalui mekanisme panjar, makakolom ini NIHIL, sedangkan yang melalui mekanisme panjar diisi sebesar uangpanjar yang diterima. Catatan Panjar ini berguna bagi Bendahara Desa dalammelakukan pembayaran. Jika tanpa melalui mekanisme panjar, maka BendaharaDesa akan membayar sebesar SPJ yang disahkan oleh Kepala Desa, sedangkanjika terdapat panjar, maka perhitungan pembayaran yang dilakukan oleh

Page 36: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

31

Bendahara (atau adanya pengembalian uang dari Pelaksana Kegiatan jika panjaryang diberikan lebih besar) adalah sebesar selisih antara SPJ yang disahkan danuang panjar yang diberikan.

SPP yang diajukan oleh pelaksana kegiatan dilakukan verifikasi terlabihdahulu oleh Sekretaris Desa sebelum disetujui oleh Kepala Desa. Verifikasi yangdilakukan oleh Sekretaris Desa meliputi:

a. Meneliti kelengkapan permintaan pembayaran diajukan olehpelaksana kegiatan.

b. Menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APB Desayang tercantum dalam permintaan pembayaran.

c. Menguji ketersediaan dana untuk kegiatan dimaksud.d. Menolak pengajuan permintaan pembayaran oleh pelaksana

kegiatan apabila tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.Saat pengajuan SPP perlu diatur lebih lanjut baik berupa batasan nilai atau

waktu/lamanya pengajuan (dihitung misalnya dari barang yang diterima) agarfrekuensi pengajuan SPP tidak terlalu sering/banyak namun juga tidak terlalulama yang menyebabkan SPJ menjadi terlambat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa SPP merupakan dokumenyang berisi permintaan pembayaran atau pengesahan belanja yang telahdilakukan oleh pelaksana kegiatan, dokumen verifikasi oleh Sekretaris Desa(ordonator), serta dokumen pengesahan belanja oleh Kepala Desa (otorisator)sekaligus juga perintah bagi Bendahara Desa (Comptable).

SPP merupakan dokumen penting dalam penyusunan Laporan RealisasiAPB Desa. Seluruh SPP kegiatan yang ada pada akhir periode akan dikompilasiuntuk mengetahui akumulasi belanja untuk setiap kegiatan. Untuk Kebutuhanpenyusunan realisasi APB Desa serta pengendalian, maka lembar 1 SPPdibuat sebanyak 3 rangkap, dengan rincian sebagai berikut:

o Rangkap 1 (asli) untuk Bendahara Desa,o Rangkap 2 untuk Sekretaris Desa, dano Rangkap 3 untuk Pelaksana Kegiatan.Arsip SPP tersebut adalah dari Lembar 1 SPP yang telah ditanda tangani

semua pihak baik oleh Pelaksana Kegiatan, Sekretaris Desa, Kepala Desa danBendahara Desa. Khusus untuk Bukti pendukung asli dan lampiran selanjutnyahanya diarsipkan oleh Bendahara Desa. Pengajuan SPP oleh Pelaksana Kegiatandi atas dilampiri dengan:

o Pernyataan Tanggung Jawab Belanjao Bukti Transaksi

Page 37: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

32

Surat Pernyataan Tanggung Jawab BelanjaSurat Pernyataan Tanggun Jawab Belanja (SPTB) merupakan lampiran

dari SPP yang diajukan. SPTB merupakan rekapitulasi SPJ yang telah dilakukanoleh pelaksana kegiatan. Dalam Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja iniditambahkan kolom Nama dan Nomor Rekening Pihak ketiga untukmemfasilitasi pembayaran yang karena batasan tertentu mengharuskanpembayarannya melalui transfer bank. Surat Pernyataan ini didukung oleh BuktiTransaksi yang merupakan syarat kelengkapan dalam pengajuan SPP.

Bukti yang Sah dan LengkapSebagaimana tercantum dalam pasal 24 ayat 3 Permendagri 113 Tahun

2014, semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yanglengkap dan sah. Bukti transaksi adalah dokumen pendukung yang berisi datatransaksi yang dibuat setelah melakukan transaksi untuk kebutuhan pencatatankeuangan. Di dalam suatu bukti transaksi minimal memuat data: pihak yangmengeluarkan atau yang membuat. Bukti transaksi yang baik adalah di dalamnyatertulis pihak secara jabatan yang membuat, yang memverifikasi, yangmenyetujui dan yang menerima. Contoh Bukti Transaksi diantaranya berupaKuitansi, Faktur, Surat Perjanjian, Surat Penerimaan Barang, Nota Kontan(Nota), Nota Debet, Nota Kredit dan Memo Internal.

Hal lain yang terpenting terkait bukti adalah bukti harus diberi nomor dandiarsipkan sehingga dapat dengan mudah ditelusuri jika diperlukan. Bukti-buktitransaksi (termasuk dokumen pembukuannya seperti BKU, Buku Bank dll)adalah dokumen resmi milik Pemerintah Desa. Bukti Transaksi berfungsi untuksumber data untuk keperluan pemeriksaan/audit, dan juga sebagai barang buktiapabila diperlukan dalam proses hukum, dalam hal terjadi dugaanpenyelewengan keuangan, atau tindak pidana lain terkait keuangan desa. Dengandemikian, tindakan secara sengaja menghilangkan, merusak, mengubah, seluruhatau sebagaian dokumen dimaksud adalah tindakan melawan hukum.

Register SPPRegister SPP merupakan dokumen tambahan yang tidak ada dalam

Permendagri 113/2014. Register SPP berguna sebagai alat kontrol bagiSekretaris desa terhadap SPP yang diajukan dari pelaksana kegiatan, diperlukandokumen berupa Register SPP yang dikelola oleh Sekretaris Desa. DenganRegister SPP ini, Sekretaris Desa dapat mengetahui jumlah SPP yang sedang

Page 38: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

33

diproses serta tingkat kemajuannya apakah sudah diverifikasi Sekdes, disetujuiKades atau sudah dibayarkan oleh Bendahara Desa.

Buku Kas Pembantu KegiatanDokumen SPP tersebut selanjutnya oleh Pelaksana Kegiatan dicatat ke

dalam Buku Kas Pembantu Kegiatan.

Kuitansi dan PerpajakanPembayaran kepada pihak ketiga baik melalui Bendahara Desa maupun

oleh pelaksana kegiatan dibuatkan bukti transaksinya berupa kuitansipengeluaran. Jika terdapat kewajiban potongan/pungutan pajak maka dalamkuitansi diinformasikan potongan dan pungutan pajak tersebut.

Pemungutan/pemotongan pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnyamerupakan kewajiban Bendahara Desa ketika melakukan pembayaran kepadapihak penerima. Kewajiban potongan/pungutan tersebut dilaksanakan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan. Seluruh penerimaan potongan danpajak yang dipungutnya wajib disetor ke Rekening Kas Negara sesuai batasanwaktu yang diatur dalam ketentuan perpajakan.

Pemotongan Pajak adalah istilah yang digunakan pengenaan pajakpenghasilan (PPh) atas pengeluaran yang sudah jelas/pasti sebagaipenghasilan oleh penerimanya. Misal pengeluaran untuk gaji, upah,honorarium, sewa, dan lain sebagainya. Bendahara diwajibkan memotong PPhatas pembayaran terhadap penerima. Jenis-jenis PPh yang dilakukanpemotongan adalah PPh perorangan (PPh Pasal 21, dan PPh Pasal 23).

Pemungutan pajak diterapkan pada PPh Pasal 22 dan PPN. Secara umumPPh Pasal 22 dikenakan pada pengadaaan barang dengan nilai batas sesuaiketentuan sebesar Rp 2.000.000,00 dengan tarif 1,5% di luar PPN. SedangkanPPN dikenakan kepada Barang/Jasa Kena Pajak dengan tarif 10%.

Pengadaan Barang dan JasaPengadaan barang dan/atau jasa di Desa, sebagaimana diatur dalam pasal

105 PP No. 43 tahun 2014, diatur dengan peraturan bupati/walikota denganberpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengandemikian, setiap Bupati/Wali Kota wajib menerbitkan PeraturanBupati/Walikota yang mengatur tatacara dan menggariskan ketentuanpengadaan barang dan jasa di desa.

Salah satu peraturan tentang pengadaan barang dan jasa adalah PerkaLKPP No. 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Tatacara Pengadaan Barang/Jasa

Page 39: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

34

di Desa. Dalam Perka dimaksud dinyatakan secara jelas bahwa pengadaanbarang/jasa yang bersumber dari APBDesa di luar ruang lingkup pengaturanpasal 2 Perpres 54 /2010 jo Perpres 70/2012. Menurut Perka LKPP tersebut,tata cara pengadaan barang/jasa oleh Pemerintah Desa yang sumberpembiayaannya dari APBDesa ditetapkan oleh kepala daerah dengan tetapmemperhatikan ketentuan peraturan Kepala LKPP dan kondisi masyarakatsetempat.

Pengadaan barang/jasa oleh pemerintah desa pada prinsipnya dilakukandengan swakelola dengan memaksimalkan penggunaan, material/bahan dariwilayah setempat. Apabila tidak dapat dilakukan dengan cara swakelola baiksebagian maupun seluruhnya, maka dapat dilaksanakan oleh penyediabarang/jasa yang dianggp mampu untuk melaksanakan pekerjaan.

Setiap desa wajib membentuk Tim Pengelola Kegiatan (TPK) melaluiSurat Keputusan Kepala Desa yang terdiri dari unsur pemerintah desa dan unsurlembaga kemasyarakatan desa untuk melaksanakan pengadaan barang/jasa.Kedudukan TPK terkait pengadaan barang/jasa harus sinkron dengan prosespembayaran sebagaimana telah dibahas di atas. Ketentuan lebih lanjut terkaitpengadaan barang dan jasa akan dibahas secara rinci dalam juklak tersendiri.

Laporan KegiatanSetelah proses persetujuan/pengesahan belanja dilakukan oleh kepala desa

melalui dokumen SPP maka sebagai langkah selanjutnya pelaksana kegiatanmembuat laporan kegiatan. Laporan kegiatan ini dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan yang telah selesai dilaksanakan yang menggambarkan realisasi fisik dankeuangan serta output yang ada.

Laporan ini dibuat ketika kegiatan telah selesai dilaksanakan sebagai mediapemberitahuan tambahan aset (jika ada). Dalam laporan kegiatan diuraikanhasil/keluaran kegiatan beserta biaya yang telah dikeluarkan. Jika keluaranberupa aset yang merupakan bagian kekayaan milik desa maka harus dicatatdalam buku inventaris desa dan dilaporkan dalam Laporan Kekayaan MilikDesa. Laporan kegiatan ini didukung oleh lampiran berupa Berita Acara SerahTerima Barang dari penyedia/pihak ketiga kepada pelaksana kegiatan/kepaladesa.

4). Pelaksanaan PembiayaanPelaksanaan Pembiayaan mencakup Penerimaan Pembiayaan

dan Pengeluaran Pembiayaan.

Page 40: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

35

o Penerimaaan PembiayaanPenerimaan Pembiayaan mencakup SiLPA Tahun sebelumnya, Pencairan

Dana Cadangan dan hasil Penjualan Kekayaan Desa yang Dipisahkan.Sisa Lebih Perhitungan Anggaran adalah penerimaan pembiayaan yang

digunakan untuk mendanai pelaksanaan kegiatan tahun berjalan yangberasal dari pelampauan penerimaan pendapatan dan penghematan belanjatahun sebelumnya. Realisasi penggunaan SiLPA merupakan keseluruhan SiLPAyang dianggarkan dalam APB Desa.

Pencairan Dana Cadangan merupakan kegiatan pencairan dana darirekening dana cadangan ke rekening desa yang dilakukan sesuai Peraturan Desayang mengatur hal tersebut.

Sedangkan penerimaan pembiayaan yang berasal dari Hasil PenjualanKekayaan Desa yang Dipisahkan diperoleh dari realisasi penjualanaset/kekayaan desa kepada pihak ketiga. Penjualan kekayaan milik desa yangbersifat strategis harus dilakukan melalui musyawarah desa terlebih dahulu yangselanjutnya ditetapkan dalam peraturan desa atau keputusan kepala Desa yangmengacu pada ketentuan pengelolaan Kekayaan Milik Desa. Kekayaan MilikDesa dapat dijual hanya apabila sudah tidak memiliki manfaat dalam mendukungpenyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau disetujui dalam musyawarah desa.

o Pengeluaran PembiayaanPengeluaran Pembiayaan diantaranya Pembentukan Dana Cadangan dan

Penyertaan Modal Desa. Pembentukan Dana Cadangan dilakukan setelahadanya penetapan persetujuan melalui Peraturan Desa. Pembentukan DanaCadangan ditempatkan pada rekening tersendiri dan penganggarannya tidakmelebihi tahun akhir masa jabatan Kepala Desa. Begitu juga halnya denganPenyertaan Modal Desa, pelaksanaannya dilakukan setelah mendapatpersetujuan dari Badan Permusyawaratan Desa.

E). Penatausahaan Keuangan DesaPenatausahaan Keuangan Desa adalah kegiatan pencatatan yang

khususnya dilakukan oleh Bendahara Desa. Bendahara Desa wajib melakukanpencatatan terhadap seluruh transaksi yang ada berupa penerimaan danpengeluaran. Bendahara Desa melakukan pencatatan secara sistematis dankronologis atas transaksi-transaksi keuangan yang terjadi. Penatausahaankeuangan desa yang dilakukan oleh Bendahara Desa dilakukan dengan carasederhana, yaitu berupa PEMBUKUAN belum menggunakan jurnal akuntansi.

Page 41: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

36

Penatausahaan baik penerimaan kas maupun pengeluaran kas, BendaharaDesa menggunakan:o Buku Kas Umum;o Buku Kas Pembantu Pajak; dano Buku Bank.

Bendahara Desa melakukan pencatatan atas seluruh penerimaan danpengeluaran dalam Buku Kas Umum untuk yang bersifat TUNAI. Sedangkantransaksi penerimaan dan pengeluaran yang melalui bank/transfer dicatat dalamBuku Bank. Buku Kas Pembantu Pajak digunakan oleh Bendahara Desa untukmencatat penerimaan uang yang berasal dari pungutan pajak dan mencatatpengeluaran berupa penyetoran pajak ke kas Negara. Khusus untukpendapatandan pembiayaan, terdapat buku pembantu berupa Buku RincianPendapatan dan Buku Rincian Pembiayaan.

1). Penatausahaan Penerimaan DesaPenerimaan yang bersifat tunai yang diterima oleh Bendahara Desa

dibuatkan bukti kuitansi tanda terima dan dicatat oleh Bendahara Desa padaBuku Kas Umum. Sedangkan untuk penerimaan yang bersifat transfer,Bendahara Desa akan mendapat informasi dari bank berupa Nota Kredit atasdana-dana yang masuk ke dalam Rekening Kas Desa. Berdasarkan nota kreditini selanjutnya Bendahara Desa melakukan pencatatan ke dalam Buku Bank.Pencatatan penerimaan baik kas maupun transfer harus disertai dengan buktiyang lengkap dan sah serta dicatat secara benar dan tertib.

Selain pencatatan pada Buku Kas Umum atau Buku Bank, BendaharaDesa juga membukukan realisasi pendapatan ke dalam Buku RincianPendapatan. Pencatatan dalam Buku Rincian Pendapatan berguna untukmengklasifikasi rincian dari realisasi pendapatan yang diterima agar dapatdilaporkan ke dalam Laporan Realisasi APB Desa. Pencatatan seluruhpenerimaan tersebut dilakukan secara benar dan tertib.

2). Penatausahaan Belanja DesaBelanja Kegiatan yang bersifat tunai yang dikeluarkan oleh Bendahara

Desa dibuatkan bukti kuitansi pengeluaran dan dicatat oleh Bendahara Desapada Buku Kas Umum. Sedangkan untuk Belanja yang bersifat transfer langsungke pihak ketiga, Bendahara Desa melakukan pencatatan ke dalam Buku Bank(tidak dicatat di BKU, karena BKU untuk transaksi tunai). Pencatatan

Page 42: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

37

penerimaan baik kas maupun transfer harus disertai dengan bukti yang lengkapdan sah serta dicatat secara benar dan tertib.

Selain pencatatan transaski pada Buku Kas Umum atau Buku Bank,Bendahara Desa juga mencatat kewajiban perpajakan yang dipotong/dipungutatas transaksi belanja yang dilakukan. Atas pemotongan/pungutan pajak yangdilakukan, Bendahara Desa mencatat dalam Buku Pajak pada kolompenerimaan. Nilai Potongan/pungutan pajak didasarkan pada bukti kuitansisebagaimana telah dibahas sebelumnya. Ketika Bendahara Desa melakukanpenyetoran ke Kas Negara dengan batasan waktu yang diatur dalam ketentuanperpajakan melalui form Surat Setoran Pajak (SSP) maka Bendahara Desamencatat dalam Buku Pembantu Pajak pada kolom Pengeluaran.

Khusus untuk pungutan pajak daerah disesuaikan dengan kondisi daerahmasing- masing, dan jika memang diberlakukan kepada desa maka dalamperaturan kepala daerah tersebut harus terdapat pemberian kewenanganpemungutan pajak daerah kepada Bendahara Desa. Jika hal tersebut tidakdisebutkan maka Bendahara Desa tidak boleh melakukan pemungutan kareantidak ada kewenangan.

3). Penatausahaan Pembiayaan DesaSeperti halnya pencatatan Pendapatan pada BKU/Buku Bank, untuk

membukukan Realiasi Pembiayaan, baik penerimaan pembiayaan maupunpengeluran pembiayaan dicatat dalam Buku Rincian Pembiayaan. Pencatatandalam Buku Rincian Pembiayaan berguna untuk mengklasifikasi rincian darirealisasi pembiayaan. Pencatatan ini diperlukan agar dapat dilaporkan ke dalamLaporan Realisasi APB Desa. Pencatatan seluruh penerimaan pembiayaanmaupun pengeluaran pembiayaan tersebut dilakukan secara benar dan tertib.

4). Dokumen Penatausahaan Oleh Bendahara DesaBendahara Desa tidak menggunakan buku pembantu lain berupa Buku

Pembantu Panjar dan Buku Pembantu Rincian Objek Belanja, karena telahdilaksanakan oleh fungsi yang lain. Buku Pembantu Panjar secara sederhanatelah digantikan dengan Buku Pembantu Kegiatan yang dikelola PelaksanaKegiatan. Buku Pembantu Rincian Objek Belanja yang menggambarkanakumulasi realisasi belanja dapat dilihat pada dokumen SPP terakhir yang jugadidokumentasikan oleh Pelaksana Kegiatan. Buku Pembantu Kas Tunai tidakada karena telah digantikan dengan Buku Kas Umum.

Buku Kas Umum sebagaimana diuraikan di atas digunakan hanyauntuk mencatat transaksi yang bersifat TUNAI. Pencatatan dalam BKU

Page 43: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

38

dilakukan secara kronologis. Kode Rekening digunakan untuk transaksi yangmempengaruhi pendapatan dan belanja sebagaimana tertuang dalam APBDesa. Jika tidak mempengaruhi Belanja seperti pengambilan uang tunai daribank, pemberian panjar tidak diberi kode rekening. Nomor Bukti agardiisi dengan pemberian nomor secara intern yang diatur secara sistematissehingga mudah untuk ditelusuri.

Terkait “jumlah pengeluaran kumulatif” pada kolom 8 dicatat sebesarakumulasi khusus pengeluaran kas tanpa dipengerahui penerimaan, sedangkansaldo menggambarkan akumulasi uang yang dipengaruhi penerimaan kas danpengeluaran kas.

Setiap akhir bulan BKU ini ditutup secara tertib dan ditanda tangani olehBendahara Desa, serta Kepala Desa dengan sebelumnya diperiksa dan diparafoleh Sekretaris Desa.

Berbeda dengan BKU, Buku Bank digunakan hanya untuk transaksi yangberkaitan dan memepengaruhi saldo pada BANK. Pencatatan dalam Buku Bankjuga dilakukan secara kronologis. Tidak ada Kode Rekening dalam Buku Banksebagaimana BKU. Bukti agar diisi dengan pemberian nomor secara intern yangdiatur secara sistematis sehingga mudah untuk ditelusuri. Khusus untukpengisian Bunga Bank (kolom 6), Pajak (Kolom 8) dan Biaya Administrasi(Kolom 9) berasal dari rekening koran yang diperoleh Bendahara dari Bank yangbersangkutan.

Saldo menggambarkan akumulasi yang dipengaruhi penerimaan danpengeluaran melalui bank. Saldo ini harus dilakukan perbandingan/rekonsiliasidengan Rekening Koran yang diterima dari Bank tempat menyimpan rekeningkas desa.

Setiap akhir bulan Buku Bank ini ditutup secara tertib dan ditanda tanganioleh Bendahara Desa, serta Kepala Desa dengan sebelumnya diperiksa dandiparaf oleh Sekretaris Desa.

Buku Pembantu Pajak digunakan untuk mencatat pungutan/potonganyang dilakukan oleh Bendahara Desa serta pencatatan penyetoran ke kas negarasesuai dengan ketentuan perundangan. Atas pungutan/potongan danpenyetoran pajak ini tidak dilakukan pencatatan pada Buku Kas Umum,hanya pada Buku Pembantu Pajak.

Buku Rincian PendapatanBuku Rincian Pendapatan merupakan buku tambahan yang tidak ada

dalam Permendagri 113/2014. Buku ini merupakan buku pembantu untuk

Page 44: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

39

mengklasifikasi dan mengelompokan rincian pendapatan yang diterima agarpada saat menyusun laporan realisasi APB Desa tidak mengalami kesulitan.

Ketika Bendahara Desa menerima pendapatan secara tunai misalnya dariPendapatan Hasil Aset (seperti pasar desa atau tambatan perahu), maka selaindicatat pada BKU pada kolom penerimaan, maka penerimaan pendapatantersebut dicatat pada Buku Rincian Pendapatan pada kolom PADesa-Hasil Aset(1.1.2). Ketika menyusun Laporan Realiasi APB Desa, maka untuk mengetahuirealisasi rincian pendapatan dapat diketahui dengan mudah karena telahdiklasifikasikan/dikelompokan.

e). Buku Rincian PembiayaanSebagaimana Buku Rincian Pendapatan, Buku Rincian Pembiayaan

merupakan buku tambahan yang tidak ada dalam Permendagri 113/2014. Bukuini merupakan buku pembantu untuk mengklasifikasi dan mengelompokanRincian Pembiayaan yang diterima agar pada saat menyusun laporanrealisasi APB Desa tidak mengalami kesulitan, walaupun secara frekuensi,transaksi pembiayaan ini relatif sedikit dilakukan, namun sebagai pengendaliandan alat penelusuran, Buku Rincian Pembiayaan ini tetap diperlukan.

Ketika Bendahara Desa melakukan pengeluaran pembiayaan secaratransfer/bank misalnya berupa Penyertaan Modal pada BUM Desa, maka selaindicatat pada Buku Bank pada kolom pengeluaran, maka pengeluaranpembiayaan tersebut dicatat pada Buku Rincian Pembiayaan pada kolomPengeluaran Pembiayaan- Penyertaan Modal Desa. Ketika menyusun laporanRealiasi APB Desa, maka untuk mengetahui realisasi rincian pembiayaan dapatdiketahui dengan mudah karena telah diklasifikasikan/dikelompokan.

5). Laporan Bendahara DesaSesuai pasal 35 Permendagri 113 Tahun 2014, Bendahara Desa wajib

mempertanggungjawabkan uang melalui laporan pertanggungjawaban. LaporanPertanggungjawaban ini disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa palinglambat tanggal 10 bulan berikutnya. Sebelumnya, Bendahara Desamelakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib, meliputi Buku KasUmum, Buku Bank, Buku Pajak dan Buku Rincian Pendapatan. Penutupan bukuini dilakukan bersama dengan Kepala Desa.

Format Laporan Pertanggungjawaban Bendahara tidak tercantum dalamLampiran Permendagri 113/2014. Berdasarkan buku yang dikelola, makaseharusnya Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Desa menggambarkan arusuang masuk yang diterima dari pendapatan dan arus uang yang keluar untuk

Page 45: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

40

belanja, panjar dan lain-lain. Arus uang tersebut tercatat dari Buku kas Umumdan Buku Bank.

Saldo Awal berasal dari saldo bulan sebelumnya, sedangkan jumlahpenerimaan maupun pengeluaran baik Kas Tunai maupun Rekening Kas Desadiperoleh dari jumlah kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada BKU danBuku Bank. Laporan Pertanggunjawaban Bendahara Desa disampaikan kepadaKepala Desa melalui Sekretaris Desa untuk diverifikasi terlebih dahulu.Verifikasi dilakukan dengan membandingkan saldo sesuai pembukuan dengansaldo riil berupa kas tunai dan di Rekening Kas Desa. Hal ini merupakan salahsatu fungsi pengawasan yang dilakukan kepala desa.

6). Penatausahaan oleh Pelaksana KegiatanPenatausahaan yang dilakukan oleh Pelaksana Kegiatan berupa pencatatan

dalam Buku Kas Pembantu Kegiatan dan Laporan Kegiatan ketika kegiatantelah selesai. Buku Kas Pembantu Kegiatan mencatat penerimaan yangdiperoleh dari Bendahara Desa (panjar) atau dari masyarakat (swadaya) yangtelah dirupiahkan.

Pengeluaran dicatat oleh Pelaksana Kegiatan atas belanja-belanja yangtelah dilakukan baik berupa belanja barang/jasa maupun belanja modal. Atassaldo yang masih tersisa dan berada di pelaksana kegiatan, maka dilakukanpenyetoran kepada Bendahara Desa. Hal yang perlu menjadi catatanadalah semua penerimaan dan pengeluaran tersebut didukung dengan buktiyang sah dan lengkap, tidak hanya pengeluaran tetapi termasuk juga penerimaan.Contoh bukti penerimaan yang perlu dibuat oleh pelaksana kegiatan adalahtanda terima swadaya berupa barang dan daftar hadir untuk tenaga/gotongroyong.

7). Kode RekeningPengelolaan keuangan yang baik memerlukan adanya suatu klasifikasi

dalam sistem yang dijabarkan dalam Kode Rekening atau Chart of Accounts. KodeRekening tersebut terdiri dari kumpulan akun secara lengkap yang digunakan didalam pembuatan proses perencanaan, pelaksanaaan, penatusahaan hinggapelaporan. Kode rekening merupakan alat untuk mensinkronkan prosesperencanaan hingga pelaporan. Diharapkan dengan adanya Kode Rekening,kebutuhan akan pelaporan yang konsisten dari sejak terjadinya prosesperencanaan dan penganggaran akan dapat dapat terpenuhi.

Page 46: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

41

Mengingat pentingnya peran kode rekening tersebut maka diperlukanstandarisasi kode rekening sehingga akan dicapai keseragaman dalampemakaiannya khususnya di wilayah suatu kabupaten/kota. Berdasarkan hal-haltersebut di atas, maka kode rekening disusun sedemikian rupa sehingga dapatberfungsi secara efektif.

Tujuan pembakuan Kode rekening adalah mengakomodasi prosesmanajemen keuangan dengan anggaran berbasis kinerja sedemikian rupa agardiperoleh:

o Perencanaan anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaandilakukan secara proporsional, transparan dan profesional;

o Pelaksanaan anggaran berbasis kinerja dilakukan secara lebih akuntabel;dan

- Laporan Keuangan mengakomodasi secara baik pengendaliananggaran, pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja keuangandalam Laporan Keuangan.

Permendagri 113/2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa pada pasal 8telah mengklasifikasikan pendapatan, belanja dan pembiayaan sampai tingkatjenis. Namun untuk kepentingan pengendalian, sebagaimana disebutkan dalampasal 43 diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati/Walikota. Ilustrasisebagaimana tercantum dalam APB Desa untuk tingkat objek belanja (ditulisdalam tanda strip) bersifat tidak mengikat, oleh karena itulah PemerintahKabupaten/Kota mengatur lebih lanjut objek belanja tersebut (bahkan hinggaRincian Objek Belanja jika diperlukan) disesuaikan dengan kondisi dankebutuhan daerah masing-masing.

Ruang lingkup dalam Kode Rekening ini terbatas pada KodeRekening Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan. Kode Rekening belummencakup untuk Aset, Kewajiban dan Ekuitas sebagaimana termaktub dalamLaporan Kekayaan Milik Desa, dikarenakan aturan untuk pengelolaanKekayaan Milik Desa belum terbit.Kode Rekening disajikan dengan menggunakan istilah level akun. Level akunyang dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut:Level 1 : Kode Akun Level 2 : Kode Kelompok Level 3 : KodeJenisLevel 4 : Kode Objek => Bersifat tambahan (diatur dalam Perkada)

Kode Rekening Pendapatan DesaPendapatan Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Permendagri

113/2014 diklasifikasikan menurut kelompok dan jenis. Pendapatan Desa terdiri

Page 47: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

42

atas kelompok: 1) Pendapatan Asli Desa (PADesa); 2) Transfer; dan 3)Pendapatan Lain-Lain.

Kelompok PADesa terdiri atas jenis: 1) Hasil usaha; 2) Hasil aset; 3)Swadaya, partisipasi dan Gotong royong; dan 4) Lain-lain pendapatan asli desa.

Kelompok Transfer terdiri dari jenis: 1) Dana Desa; 2) Bagian dari HasilPajak Daerah Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah; 3) Alokasi Dana Desa(ADD); 4) Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi; dan 5) Bantuan KeuanganAPBD Kabupaten/Kota.

Kelompok Lain-Lain Pendapatan Asli Desa terdiri dari jenis: 1) Hibah danSumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat; dan 2) Lain-lain pendapatanDesa yang sah.

Untuk tingkat Objek Pendapatan diatur lebih lanjut dalam PeraturanBupati/Walikota. Ilustrasi Kode Rekening lebih lengkap hingga ke level objekdapat dilihat pada lampiran Juklak Bimkon ini.

Kode Rekening Belanja DesaBelanja Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Permendagri 113/2014

diklasifikasikan menurut kelompok, Kegiatan dan jenis. Belanja Desa terdiri ataskelompok: 1) Penyelenggaraan Pemerintahan Desa; 2) PelaksanaanPembangunan Desa; 3) Pembinaan Kemasyarakatan Desa; 4) PemberdayaanMasyarakat Desa; dan 5) Belanja Tak Terduga.

Kelompok belanja tersebut selanjutnya dibagi dalam kegiatan sesuaidengan kebutuhan Desa yang telah dituangkan dalam RKPDesa. KelompokBelanja yang terdiri dari Bidang dan Kegiatan tersebut lebih lanjut dibagi dalamJenis Belanja yang terdiri dari: 1) Belanja Pegawai; 2) Belanja Barang dan Jasa;dan 3) Belanja Modal.

Untuk tingkat Objek Belanja diatur lebih lanjut dalam PeraturanBupati/Walikota. Ilustrasi Kode Rekening lebih lengkap hingga ke level objekdapat dilihat pada lampiran Juklak Bimkon ini.

Kode Rekening Pembiayaan DesaPembiayaan Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Permendagri

113/2014 diklasifikasikan menurut kelompok dan jenis. Pembiayaan Desa terdiriatas kelompok: 1) Penerimaan Pembiayaan; dan 2) Pengeluaran Pembiayaan.

Kelompok Penerimaan Pembiayaan terdiri atas jenis: 1) Sisa lebihperhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya; 2) Pencairan Dana Cadangan;dan 3) Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.

Page 48: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

43

Kelompok Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari jenis: 1)Pembentukan Dana Cadangan; dan 2) Penyertaan Modal Desa.

Untuk tingkat Objek Pembiayaan diatur lebih lanjut dalam PeraturanBupati/Walikota. Ilustrasi Kode Rekening lebih lengkap hingga ke level objekdapat dilihat pada lampiran Juklak Bimkon ini.

2.11 Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan DesaDalam melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan kewajibannya dalam

pengelolaan keuangan desa, kepala desa memiliki kewajiban untukmenyampaikan laporan. Laporan tersebut bersifat periodik semesteran dantahunan, yang disampaikan ke Bupati/Walikota dan ada juga yang disampaikanke BPD. Rincian laporan sebagai berikut:Laporan kepada Bupati/Walikota (melalui camat):

o Laporan Semesteran Realiasasi Pelaksanaan APB Desa;o Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa

kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran.o Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa

Laporan kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD)o Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB

Desa terdiri dari Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan.

1). Laporan Realisasi Pelaksanaan APB DesaLaporan Realiasasi Pelaksanaan APBDesa disampaikan kepada

Bupati/Walikota melalui camat, terdiri dari:o Laporan Semester Pertama, disampaikan paling lambat pada akhir

bulan Juli tahun berjalan;o Laporan Semester Akhir Tahun, disampaikan paling lambat pada akhir

bulan Januari tahun berikutnya.Laporan Realisasi Pelaksanaan APB Desa Semester Pertama

menggambarkan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan selama semester Idibandingkan dengan target dan anggarannya, sedangkan Laporan RealisasiPelaksanaan APB Desa Semester Akhir Tahun mengambarkan Realisasipendapatan, belanja dan pembiayaan sampai dengan akhir Tahun, jadi bersifatakumulasi hingga akhir tahun anggaran.

2). Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB DesaLaporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa Setiap

Akhir Tahun Anggaran disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui camat

Page 49: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

44

terdiri dari Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan yang telah ditetapkan denganPeraturan Desa. Setelah Pemerintah Desa dan BPD telah sepakat terhadapLaporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa dalambentuk Peraturan Desa, maka Perdes ini disampaikan kepada Bupati/Walikotasebagai bagian tidak terpisahkan dari Laporan Penyelenggaraan PemerintahanDesa. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desasebagaimana tercantum dalam pada pasal 41 Permendagri 113/2014,disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berkenaan.

3). Laporan Realisasi Penggunaan Dana DesaLaporan Realisasi Penggunaan Dana Desa disampaikan kepada

bupati/walikota setiap semester. Penyampaian laporan realisasi penggunaanDana Desa dilakukan:

o Untuk semester I paling lambat pekan keempat bulan Juli tahunanggaran berjalan.

o Untuk semester II paling lambat pekan keempat bulan Januaritahun anggaran berikutnya.

Berdasarkan Laporan Dana Desa dari desa-desa yang ada di wilayahkabupaten/kota, Bupati/Walikota menyampaikan Laporan Realisasi Penyalurandan Konsolidasi Penggunaan Dana Desa kepada Menteri keuangan dengantembusan menteri yang menangani desa, menteri teknis/pimpinan lembagapemerintah nonkementerian terkait, dan gubernur paling lambat pekankeempat bulan Maret tahun anggaran berikutnya.

Sampai dengan panduan ini selesai disusun, belum ada ketentuan yangmengatur tentang format Laporan Dana Desa yang harus disampaikan oleh desadan format kompilasi yang harus disusun oleh pemerintah kabupaten/kota.Hal yang bisa menjadi acuan dalam pengelolaan dana desa adalah PeraturanMenteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang PrioritasPenggunaan Dana Desa Tahun 2015.

Hal yang perlu menjadi perhatian terkait penggunaan Dana Desa adalahSiLPA Dana Desa. Bupati/walikota memberikan sanksi administrasi berupapengurangan Dana Desa jika SilPA-nya tidak wajar (± 30%), yang dikarenakanpenggunaan tidak sesuai dengan prioritas atau penyimpanan uang dalam bentukdeposito lebih dari 2 (dua) bulan.

Page 50: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

45

4). Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB DesaLaporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa

merupakan laporan yang disampaikan secara periodik kepada BPD terhadappelaksanaan APB Desa yang telah disepakati di awal tahun dalam bentukPeraturan Desa.

Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa dilampiri:o Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB

Desa Tahun Anggaran berkenaan;o Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun

Anggaran berkenaan; dano Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang

Masuk ke Desa.Rancangan Peraturan Desa tentang Pertanggungjawaban Realiasi

Pelaksanaan APB Desa tidak dilakukan evaluasi sebagaimana prosesperaturan desa untuk penetapan APB Desa. Hal ini didasarkan padaPermendagri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan diDesa pada pasal 14 dimana dinyatakan hanya 4 (empat) jenis RancanganPeraturan Desa yang telah dibahas dan disepakati oleh Kepala Desa dan BPDyang dilakukan evaluasi oleh Bupati/Walikota melalui camat yaitu tentang:

o APB Desa,o Pungutan,o Tata Ruang, dan;o Organisasi Pemerintah Desa.

Laporan ini disampaikan kepada BPD secara tertulis paling lambat 3 (tiga)bulan setelah berakhirnya tahun anggaran (PP 43/2014 pasal 51).

5). Tata Cara Penyusunan Laporan Kekayaan Milik DesaSalah satu lampiran dari Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Pelaksanaan APB Desa adalah Laporan Kekayaan Milik Desa (Laporan KMD).Laporan KMD mengambarkan akumulasi Kekayaan Milik Desa per tanggaltertentu. Laporan KMD disajikan secara komparatif dengan tahun sebelumnyauntuk melihat kenaikan/penurunannya.

Laporan KMD merupakan hal yang baru bagi desa. Peraturan sebelumnyabelum mengamanatkan laporan ini, sehingga sebagai langkah awalpenyusunan Laporan KMD harus dilakukan inventarisasi. UU Desa pasal 116ayat 4 mengamanatkan kepada pemerintah kabupaten/kota untuk melakukaninventarisasi Aset Desa paling lambat 2 (dua) tahun sejak UU Desa berlaku.

Page 51: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

46

Inventarisasi desa merupakan hal yang penting dilakukan oleh pemerintahkabupaten/kota dalam mengimplementasikan UU Desa untuk memberikejelasan jumlah Kekayaan Milik Desa. Tata cara inventarisasi Kekayaan MilikDesa yang dilakukan bersama antara pemerintah kabupaten/kota danpemerintah desa akan dibahas secara lebih rinci dalam Panduan PengelolaanKekayaan Milik Desa.Untuk penyusunan Laporan KMD tahun berjalan, cara pengisiannya saldoakunnya adalah sebagai berikut:

a. Akun Uang Kas di Bendahara Desa, saldonya diambil dari BKU di akhirtahun setelah ditutup, sedangkan Akun Rekening Kas Desa diambil dariBuku Bank setelah sebelumnya dilakukan rekonsiliasi dengan rekeningkoran.

b. Akun Piutang, pengisiannya dengan melakukan inventarisasi atas hakDesa yang belum diterima sampai dengan tanggal pelaporan. Hak Desadiketahui misalnya dari dokumen perjanjian sewa, dimana pihak ketigasudah menikmati jasa/pelayanan yang diberikan desa, namun belummembayar kewajibannya. Contoh lainnya terkait pendapatantransfer misalnya terdapat pendapatan berupa dana transfer yang telahditetapkan dalam surat keputusan (Dana Desa, ADD, dll) sehinggasudah menjadi hak, namun hingga akhir tahun belum diterima.

c. Persediaan, Dilakukan dengan cara menghitung sisa persediaan yangmasih ada per tanggal laporan, dengan menggunakan nilai pembelianterakhir. Contohnya: Materai, ATK, Kertas Segel.

d. Penyertaan Modal adalah Akumulasi jumlah uang yang diberikan kepadaBUM Desa dengan mengacu Peraturan Desa.

e. Aset Tetap berupa Tanah; Bangunan dan Gedung; Peralatan dan Mesin;Jalan, Jaringan dan Irigasi; diambil dari hasil rekonsiliasi antara BukuInventaris Pengurus Barang dan Laporan Progres Kegiatan dariPelaksana Kegiatan.

f. Dana Cadangan, dilakukan inventarisasi atas rekening bankyang menampung Dana Cadangan yang dimiliki oleh pemerintah desa.

g. Kewajiban Jangka Pendek, dilakukan inventarisasi atas kewajibanpemerintah desa contohnya adalah Pendapatan Diterima Dimuka, Pajakyang sudah dipungut/dipotong namun belum disetor, dll.

h. Kekayaan Bersih merupakan selisih antara Nilai Aset Desa denganKewajiban Jangka Pendek.

Page 52: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

47

6). Laporan Program Sektoral dan Program DaerahLaporan Program Sektoral dan Program Daerah yang masuk ke desa

adalah informasi atas program/kegiatan yang dilaksanas akan di wilayah desayang pelaksanaannya tidak diserahkan ke desa. Atas program yang masuk kedesa ini diinformasikan kepada pemerintah desa oleh pelaksana kegiatan daripemerintah supra desa yang bersangkutan.

7). Informasi Kepada MasyarakatPelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah

harus diinformasikan termasuk keuangannya kepada masyarakat. Hal itu sebagaiwujud trasparansi yang merupakan asas dari pengelolaan keuangan desa.Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa sesuai ketentuandan keterbukaan publik diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis denganmedia informasi yang mudah diakses oleh masyarakat, antara lain papanpengumuman, radio komunitas, dan media informasi lainnya.

Pelaksanaan Penerimaan PendapatanPelaksanaan penerimaan pendapatan yaitu proses menerima dan mencatat

pendapatan desa. Pendapatan desa yang bersifat Pendapatan Asli Desa berasaldari masyarakat dan lingkungan desa, sedangkan pendapatan transfer berasal daripemerintah supra desa. Pihak yang terkait dalam proses penerimaan pendapatanadalah pemberi dana (Pemerintah Pusat/Prov/Kab/Kota, Masyarakat, Pihakketiga), Penerima Dana (Bendahara Desa/Pelaksana Kegiatan/Kepala Dusun)dan bank.

a. Pendapatan Asli DesaKelompok Pendapatan Asli Desa meliputi Hasil Usaha; Hasil Aset;

Swadaya, Partisipasi dan Gotong Royong; dan Lain-Lain Pendapatan Asli Desa.Seluruh pendapatan yang diterima oleh Bendahara Desa harus disetorkan kedalam Rekening Kas Desa.

Pendapatan yang masuk katagori Hasil Usaha contohnya adalahpendapatan yang berasal dari Badan Usaha Milik Desa, pengelolaan pasar desa,dan pengelolaan kawasan wisata skala desa. Pencatatan penerimaan dariBUM Desa berupa penerimaan deviden harus disertai dengan bukti antara lainberupa bukti transfer deviden, hasil RUPS, dan pengumuman laba BUM Desa.Sedangkan untuk pendapatan sewa disertai dengan bukti antara lain kuitansipenerimaan sewa.

Page 53: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

48

Pendapatan yang berasal dari Aset Desa antara lain tambatan perahu, pasardesa, tempat pemandian umum dan jaringan irigasi. Pendapatan dari hasilpemanfaatan aset umumnya adalah berupa Retribusi Desa. Retribusi Desa yaitupungutan atas jasa pelayanan yang diberikan pemerintah desa kepadapengguna/penerima manfaat aset desa dimaksud. Ketentuan mengenai RetribusiDesa harus ditetapkan dalam Peraturan Desa, dan pelaksanaan penerimaanretribusinya dilakukan oleh Bendahara Desa atau petugas pemungut penerimaandesa yang telah ditetapkan oleh Kepala Desa. Seluruh pendapatan RetribusiDesa yang diterima oleh Bendahara Desa harus disetorkan ke dalam RekeningKas Desa. Seluruh pendapatan yang diterima oleh Petugas Pemungut harussegera disetorkan kepada Bendahara Desa.

Swadaya dan partisipasi adalah membangun dengan kekuatan sendiri yangmelibatkan peran serta masyarakat dalam bentuk uang dan atau barang yangdinilai dengan uang. Gotong royong adalah membangun dengan kekuatansendiri yang melibatkan peran serta masyarakat dalam bentuk jasa yang dinilaidengan uang.

Pendapatan yang berasal dari Swadaya, partisipasi dan gotong royongcontohnya adalah pekerjaan membangun dengan kekuatan sendiri yangmelibatkan peran serta masyarakat berupa tenaga dan barang. Penerimaan dalambentuk tenaga dan barang harus dikonversikan/dinilai dengan uang (rupiah).Pendapatan dari swadaya dan partisipasi masyarakat adalah sumbangan yangdikumpulkan dari masyarakat desa yang diserahkan langsung kepada pelaksanakegiatan atau dikoordinir dari lingkup kewilayahan terkecil yaitu tingkat RukunTetangga (RT) atau dusun kemudian dikumpulkan dan disetorkan ke PelaksanaKegiatan.

Terhadap pendapatan dari swadaya dan partisipasi masyarakat, dibuatkanbukti penerimaannya berupa kuitansi/tanda terima barang. Untuk penerimaanyang diberikan dalam bentuk tenaga dibuatkan daftar hadir atas orang-orangyang menyumbangkan tenaganya. Atas pemberian- pemberian baik materialataupun tenaga tersebut selanjutnya dikonversikan/diberi nilai rupiahnya denganmenggunakan harga pasar setempat atau berdasarkan RAB yang telah telahdibuat sebelumnya.

Atas bukti penerimaan atas swadaya dari masyarakat tersebut, baik yangberupa natura ataupun tenaga yang telah dirupiahkan, ditembuskan kepadaBendahara Desa untuk dicatat sebagai realisasi penerimaan swadaya yang akandilaporkan dalam APB Desa.

Page 54: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

49

BAB IIIBADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA)

3.1 Pengertian BUM DesaKeseriusan pemerintah untuk memajukan desa desa sudah dimulai dengan

dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa,disebutkan bahwa untuk meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat,pemerintah desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengankebutuhan dan potensi desa. Hal tersebut berarti pembentukan BUM Desadidasarkan pada kebutuhan, potensi, dan kapasitas desa, sebagai upayapeningkatan kesejahteraan masyarakat. Perencanaan dan pembentukan BUMDesa adalah atas prakarsa masyarakat desa.

Peraturan berikutnya adalah Permendagri No. 39 Tahun 2010 tentangBUM Desa adalah usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah desayang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desadan masyarakat. Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) adalah lembaga usahadesa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam upayamemperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan danpotensi desa. Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah desa dapat mendirikan badan usaha sesuai dengan potensi dankebutuhan desa.

Pedoman terbaru tentang BUM Desa adalah dikeluarkannya PermendesaNomor 4 tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, danPembubaran Badan Usaha Milik Desa, yang menjadi pedoman bagi daerah dandesa dalam pembentukan dan pengelolaan BUM Desa.

BUM Desa menjadi penting dan sudah banyak didirikan di setiap desa diIndonesia. Berdasarkan peraturan tersebut bahwa Badan Usaha Milik Desaadalah Lembaga Usaha Desa yang dikelolah oleh Masyarakat dan PemerintahDesa dalam upaya memperkuat perekonomi desa dan di bentuk berdasarkankebutuhan dan potensi desa.Terdapat 7 (tujuh) ciri utama yang membedakan BUM Desa denganlembaga ekonomi komersial pada umumnya yaitu:1. Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelola secara bersama;2. Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan dari masyarakat (49%) melalui

penyertaan modal (saham atau andil);3. Operasionalisasinya menggunakan falsafah bisnis yang berakar dari budaya

lokal (local wisdom);

Page 55: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

50

4. Bidang usaha yang dijalankan didasarkan pada potensi dan hasil informasipasar;

5. Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraananggota (penyerta modal) dan masyarakat melalui kebijakan desa (villagepolicy);

6. Difasilitasi oleh Pemerintah, Pemprov, Pemkab, dan Pemdes;7. Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol secara bersama (Pemdes, BPD,

anggota).BUM Desa sebagai suatu lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas

inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri. Ini berarti pemenuhan modalusaha BUM Desa harus bersumber dari masyarakat. Meskipun demikian, tidakmenutup kemungkinan BUM Desa dapat mengajukan pinjaman modal kepadapihak luar, seperti dari Pemerintah Desa atau pihak lain, bahkan melalui pihakketiga. Ini sesuai dengan peraturan per undang-undangan (UU 32 tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah Pasal 213 ayat 3). Penjelasan ini sangat pentinguntuk mempersiapkan pendirian BUM Desa, karena implikasinya akanbersentuhan dengan pengaturannya dalam Peraturan Daerah (Perda) maupunPeraturan Desa (Perdes).

3.2 Tujuan BUM DesaBerikut ini adalah tujuan utama dari pendirian BUM Desa : 1) Mendorong

perkembangan perekonomian desa 2) Meningkatkan pendapatan asli desa 3)Meningkatkan kreatifitas dan peluang usaha ekonomi produktif masyarakat desayang berpenghasilan rendah 4) Mendorong berkembangan usaha mikro sektorinformal BUM Desa didirikan berdasarkan kebutuhan dan potensi desa yangmerupakan prakarsa masyarakat desa. Artinya usaha yang kelak akan diwujudkanadalah digali dari keinginan dan hasrat untuk menciptakan sebuah kemajuan didalam masyarakat desa.

Berkaitan dengan alasan ini maka seharusnya BUM Desa mampu untukmemberikan kontribusi secara signifikan terhadap peningkatan kesejahteraanmasyarakat. Terdapat tujuh ciri utama yang membedakan BUM Desa denganlembaga ekonomi komersial pada umumnya yaitu: 1) Badan ini dimiliki olehdesa dan dikelola secara bersama 2) Modal usaha bersumber dari desa (51%) dandari masyarakat (59%) melalui penyertaan modal (saham atau andil), 3)Operasionalisasinya menggunakan falsafah bisnis yang berakar dari budaya lokal(local wisdom), 4) Bidang usaha yang dijalankan berdasarkan pada potensi danhasil informasi pasar, 5) Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk

Page 56: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

51

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kebijakan desa (village policy), 6)Difasilitasi oleh Pemerintah, Pemprov, Pemkab, dan Pemdes, dan 7)Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol secara bersama (Pemdes, BPD, dananggota)

3.3 Landasan Hukum Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa)Pendirian BUM Desa dilandasi oleh UU No. 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan PP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa. Secara rincitentang kedua landasan hukum BUM Desa adalah:1. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; Pasal 213 ayat (1)

“Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensidesa”

2. PP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa:

Pasal 781. Dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan Desa, Pemerintah Desa

dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan danpotensi desa.

2. Pembentukan Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan dengan Peraturan Desa berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

3. Bentuk Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusberbadan hukum.

Pasal 791. Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat (1)

adalah usaha desa yang dikelola oleh Pemerintah Desa.

2. Permodalan Badan Usaha Milik Desa dapat berasal dari:a. Pemerintah Desa;b. Tabungan masyarakat;c. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota;d. Pinjaman; dan/ataue. Penyertaan modal pihak lain atau kerja sama bagi hasil atas dasar saling

menguntungkan.3. Kepengurusan Badan Usaha Milik Desa terdiri dari Pemerintah Desa danmasyarakat.

Page 57: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

52

Pasal 801) Badan Usaha Milik Desa dapat melakukan pinjaman sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.2) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah mendapat

persetujuan BPD.

Pasal 812. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara Pembentukan dan Pengelolaan

Badan Usaha Milik Desa diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.3. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

sekurang-kurangnya memuat:1) Bentuk badan hukum;2) Kepengurusan;3) Hak dan kewajiban;4) Permodalan;5) Bagi hasil usaha atau keuntungan;6) Kerjasama dengan pihak ketiga;7) Mekanisme pengelolaan dan pertanggungjawaban.

3.4 Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa)Menurut PKDSP (2007), pengelolaan BUM Desa harus diljalankan

dengan menggunakan prinsip kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparansi,akuntable, dan sustainable, dengan mekanisme member-base dan self help yangdijalankan secara profesional, dan mandiri. Berkenaan dengan hal itu, untukmembangun BUM Desa diperlukan informasi yang akurat dan tepat tentangkarakteristik ke-lokal-an, termasuk ciri sosial-budaya masyarakatnya dan peluangpasar dari produk (barang dan jasa) yang dihasilkan. BUM Desa sebagai badanusaha yang dibangun atas inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri, harusmengutamakan perolehan modalnya berasal dari masyarakat dan Pemdes.Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan BUM Desa dapatmemperoleh modal dari pihak luar, seperti dari Pemerintah Kabupaten ataupihak lain, bahkan dapat pula melakukan pinjaman kepada pihak ke tiga, sesuaiperaturan perundang-undangan. Pengaturan lebih lanjut mengenai BUM Desatentunya akan diatur melalui Peraturan Daerah (Perda). BUM Desa didirikandengan tujuan yang jelas. Tujuan tersebut, akan direalisir diantaranya dengancara memberikan pelayanan kebutuhan untuk usaha produktif terutama bagikelompok miskin di pedesaan, mengurangi praktek ijon (rente) dan pelepasan

Page 58: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

53

uang, menciptakan pemerataan kesempatan berusaha, dan meningkatkanpendapatan masyarakat desa.

Hal penting lainnya adalah BUM Desa harus mampu mendidik masyarakatmembiasakan menabung, dengan cara demikian akan dapat mendorongpembangunan ekonomi masyarakat desa secara mandiri. Pengelolaan BUMDesa, diprediksi akan tetap melibatkan pihak ketiga yang tidak saja berdampakpada masyarakat desa itu sendiri, tetapi juga masyarakat dalam cakupan yanglebih luas (kabupaten). Oleh sebab itu, pendirian BUM Desa yang diinisiasi olehmasyarakat harus tetap mempertimbangkan keberadaan potensi ekonomi desayang mendukung, pembayaran pajak di desa, dan kepatuhan masyarakat desaterhadap kewajibannya. Kesemua ini menuntut keterlibatan pemerintahkabupaten. Karakteristik masyarakat desa yang perlu mendapat pelayanan utamaBUM Desa adalah:1) Masyarakat desa yang dalam mencukupi kebutuhan hidupnya berupa

pangan, sandang dan papan, sebagian besar memiliki matapencaharian disektor pertanian dan melakukan kegiatan usaha ekonomi yang bersifatusaha informal;

2) Masyarakat desa yang penghasilannya tergolong sangat rendah, dan sulitmenyisihkan sebagian penghasilannya untuk modal pengembangan usahaselanjutnya;

3) Masyarakat desa yang dalam hal tidak dapat mencukupi kebutuhanhidupnya sendiri, sehingga banyak jatuh ke tangan pengusaha yang memilikimodal lebih kuat;

4) Masyarakat desa yang dalam kegiatan usahanya cenderung diperburuk olehsistem pemasaran yang memberikan kesempatan kepada pemilik modaluntuk dapat menekan harga, sehingga mereka cenderung memeras danmenikmati sebagian besar dari hasil kerja masyarakat desa. (PKDSP , 2007).

Jenis usaha dalam BUM Desa diklasifikasikan ke-dalam 6 klasifikasisebagai berikut:1). Bisnis Sosial

Jenis usaha bisnis sosial dalam BUM Desa yakni dapat melakukanpelayanan publik kepada masyarakat. Dengan kata lain memberi keuntungansosial kepada warga, meskipun tidak mendapatkan keuntunggan yang besar.

2). Bisnis UangBUM Desa menjalankan bisnis uang yang memenuhi kebutuhan

keuangan masyarakat desa dengan bunga yang lebih rendah daripada bunga

Page 59: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

54

uang yang didapatkan masyarakat desa dari para rentenir desa atau bank-bankkonvensional.

3). Bisnis PenyewaanBUM Desa menjalankan bisnis penyewaan untuk melayani kebutuhan

masyarakat setempat dan sekaligus untuk memperoleh pendapatan desa.

4). Lembaga PerantaraBUM Desa menjadi “lembaga perantara” yang menghubungkan

komoditas pertanian dengan pasar atau agar para petani tidak kesulitan menjualproduk mereka ke pasar. Atau BUM Desa menjual jasa pelayanan kepadawarga dan usaha-usaha masyarakat.

5). Trading/perdaganganBUM Desa menjalankan bisnis yang berproduksi dan/atau berdagang

barang-barang tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupundipasarkan pada sekala pasar yang lebih luas.

6). Usaha BersamaBUM Desa sebagai ”usaha bersama”, atau sebagai induk dari unit-unit

usaha yang ada di desa, dimana masing-masing unit yang berdiri sendiri-sendiriini, diatur dan ditata sinerginya oleh BUM Desa agar tumbuh usaha bersama.

Page 60: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

55

BAB IVPEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 PendahuluanPusat operasional pemerintahan terkecil di Indoensia terdapat di desa.

Selama ini kalau mendengar kata desa, orang akan berpikir, bahwa desa masihmerupakan daerah terpencil terisolasi dan lain sebagainya, desa selalui terabaikansemua orang matanya tertuju ke kota yang semuanya ada dan mudahmedapatkan sesuatu yang diinginkan. Pusat pemerintahan semuanya ada dikota, hal ini menyebabkan desa menjadi selalu tertinggal dan di abaikan.Paradigma desa sebagai sesuatu yang tertinggal dan terbaikan menjadi berbaliksetelah lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa. Semuamata tertuju untuk memajukan desa, dan sudah dikoordinir sebagai kementriantersendiri.

Menurut UU R.I Nomor 6 tahun 2014 tentang desa, disebutkan dalamBAB I Pasal 1 nomor 8 yang isinya, Pembangunan desa adalah upayapeningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraanmasyarakat desa. Selanjutnya disebutkan pada nomor 12, PemberdayaanMasyarakat desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraanmasyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku,kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumberdaya melalui penetapankebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensimasalah prioritas kebutuhan masyarakat Desa. Ekonomi masyarakat di desapada umumnya masih banyak yang berjalan lambat, ini salah satu yangmenyebabkan adanya urbanisasi sehingga perekonomian dessa tumbuh menjadilambat.

Dibandingkan dengan perkotaan pertumbuhan perkonomian di desaseringkali dinilai lambat. Beberapa upaya telah dilakukan untuk meningkatkanhal tesebut, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Rutiadi dalam Bachrein (2010)di mana dibutuhkan dua pendekatan yaitu: a) kebutuhan masyarakat dalammelakukan upaya perubahan dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, dan b)political will dan kemampuan pemerintah desa bersama masyarakat dalammengimplementasikan perencanaan pembangunan yang sudah disusun.

Pengembangan basis ekonomi di pedesaan sudah semenjak lamadijalankan oleh Pemerintah melalui berbagai program. Namun upaya itu belummembuahkan hasil yang memuaskan sebagaimana diinginkan bersama.Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya program-program tersebut. Salah satu faktor yang paling dominan adalah intervensi

Page 61: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

56

Pemerintah terlalu besar, akibatnya justru menghambat daya kreativitas daninovasi masyarakat desa dalam mengelola dan menjalankan mesin ekonomidi pedesaan. Sistem dan mekanisme kelembagaan ekonomi di pedesaan tidakberjalan efektif dan berimplikasi pada ketergantungan terhadap bantuanPemerintah sehingga mematikan semangat kemandirian. (PKDSP, 2007).

Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mendorong gerakekonomi desa melalu kewirausahaan desa, dimana kewirausahaan desa menjadistrategi dalam pengembangan dan pertumbuhan kesejahteraan (Ansari, 2016).Kewirausahaan desa ini dapat diwadahi dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) yang dikembangkan oleh pemerintah maupun masyarakat desa (Prabowo,2014).

Isu yang menjadi masalah mendasar di desa terkait ekonomi Desa adalah:1) lahan di desa kebanyakan sudah tidak dikuasai warga desa, tetapi dikuasai olehpemodal yang memiliki modal besar biasanya penduduk di luar desa, kota, atauprovinsi, 2) desa telah menjadi pangsa pasar berupa barang/jasa yang datang darikota bahkan di dalamnya adalah efek kebijakan komoditas impor sehingga aliranekonomi yang harusnya berputar dan memakmurkan desa terserap olehbarang/jasa yang diproduksi di luar desa. Alih-alih menambah dasa saingekonomi, justru terpuruk pada konsumsi produk-produk dari luar, 3) regulasidistribusi atau aliran logistik yang panjang menjadi pemicu tingginya barangkebutuhan pokok. Koperasi dan/atau badan usaha milik desa (BUM Desa)diharapkan memerankan fungsinya dengan baik, memperpendek aliran produksisehingga dapat mengatasi inflasi yang terjadi di desa, khususnya dalam bidangpangan, dan 4) tingkat kemiskinan di desa naik, dan artinya rasio kemiskinannaik misalnya dari 0,32 (Sept 2014) menjadi 0,27 (Sept 2015). ;(http://chyrun.com/ekonomi-masyarakat-desa/ Des 2017).

Untuk mengatasi belum berkembangnya perekonomian di desa,pemerintah melalui regulasi telah menggulirkan peraturan dan undang-undanguntuk memajukan perekonomian di desa. Keseriusan pemerintah dalammemajukan desa, dibuktikan dengan semakin meningkatnya alokasi dana desasetiap tahunnya. Jumlah dana desa dalam Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara (APBN) 2017 meningkat menjadi Rp 60 triliun atau Rp 800 juta perdesa. Tahun sebelumnya, anggaran dana desa Rp mencapai 46,9 triliun atau Rp644 juta per desa.(APBN 2017). Besarnya alokasi APBN untuk setiap desa,diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa.

Page 62: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

57

Tabel 4.1Roadmap Alokasi Dana Desa TA 2015 s.d 2019

Uraian 2015 2016 2017 2018 2019APBN APBNP APBN APBN APBN APBN

Transfer keDaerah

637.975,1 643.355,7 733.610,9 811.843,7 1.037.911,6 1.118.401,7

% Dana Desa 1,42% 3,23% 6,50% 10,00% 10,00% 10,00%

Dana Desa (miliar) 9.066,2 20.766,2 47.684.7 81.184,3 103.791,1 111.840,2

Rata-rata per desa(juta)

122,4 280,3 643,6 1.095,7 1.400,8 1.509,5

Alokasi DanaDesa (miliar)

33.430,8 32.666,4 37.564,4 42.285,9 55.939,8 60.278,0

Bagi Hasil PDRD(miliar)

2.091,1 2.091,0 2.412,4 2.733,8 3.055,3 3.376,7

Total(DD+ADD+BHPDRD)

44.589,0 55.523,6 87.661.5 126.204,2 162.786,3 175.494,9

Rata-rata per desa(juta)

601,8 749,4 1.183.1 1.703,3 2.197,1 2.368,6

Sumber: Kemendagri 2015

Dari tabel di atas keseriusan pemerintah dalam memajukan perekomiandesa dapat dilihat bahwa persentase dana desa mulai tahun 2015 mengalamipeningkatan. Salah satu usaha yang dilakukan dalam meningkatkanperekonomian di desa dengan mendirikan badan usaha milik desa (BUM Desa),yang hampir setiap desa sekarang sudah memilikinya.

Pendirian BUM Desa di desa diharapkan sebagai motor penggerakperekonomian desa. BUM Desa didirikan dengan kesepakatan melaluiMusyawarah Desa yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. Tujuanpembentukan BUM Desa adalah untuk memperkuat kelembagaanperekonomian desa, BUM Desa juga menjadi jembatan penghubung antarapemerintah desa dengan masyarakat dalam melaksanakan pemberdayaanmasyarakat dan mengelola potensi desa untuk sebesar-besarnya kemakmuranrakyat. Hasil usaha BUM Desa dimanfaatkan untuk: pengembangan usaha; danPembangunan Desa, pemberdayaan masyarakat Desa, dan pemberian bantuanuntuk masyarakat miskin melalui hibah, bantuan sosial, dan kegiatan danabergulir yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

Penelitian tentang BUM Desa dan PAD Desa telah dilakukan olehbeberapa peneliti diantaranya oleh Gusti Ayu Rani Desi Andari dkk (2017) Hasilpenelitian menunjukan bahwa (1) pengelolaan yang dilakukan oleh Pemerintah

Page 63: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

58

Desa Pejarakan sudah sesuai dengan prosedur pengelolaan; (2) BUM Desa DesaPejarakan berperan dalam meningkatnya Pendapatan Asli Desa sehingganantinya Pemerintah Desa dapat menyelenggarakan pembangunan yangberdampak pada perekonomian Desa; dan 3) strategi yang dijalankanPemerintah Desa lebih kepada saling koordinasi dan kerjasama antar PemerintahDesa, BPD dan Pihak Pengelola, serta identifikasi dan inventarisasi nilai danpotensi aset desa, sistem informasi manajemen aset desa, pengawasan danpengendalian pemanfaatan aset desa, dan keterlibatan jasa penilai.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Putri Nugrahaningsih (2016), Hasilpenelitian menemukan bahwa implementasi Dana Desa dilakukan denganPembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) yang memiliki lima unitUsaha, yaitu Kolam Keceh, Bumi Perkemahan, Sarana Air Bersih, BankSampah, dan Pertanian Terpadu. Masing-masing unit usaha memiliki ManajerUnit Usaha yang bertanggung jawab mulai dari perencanaan sampai denganpelaporan. Namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala antara lainadanya perbedaan paradigma dari Stakeholder terkait dengan pengelolaan DanaDesa, kurangnya partisipasi masyarakat dalam implemen-tasi program kerjaBUM Desa, dan kurangnya pengetahuan yang berkaitan dengan pembuatanrencana kerja dan laporan keuangan BUM Des.

Sementara penelitian tentang pengelolaan PAD dilakukan oleh Suci IndahHanifah (2015), Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Manajemen keuanganDesa Kepatihan sudah berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.37tahun 2007 yang menunjukkan pelaksanaan yang akuntabel dan transparan yangdilihat dari pelaporan pertangungjawaban Anggaran Pendapatan Belanja Desa(APBDesa), namun dari sisi pencatatan akuntansi masih diperlukan adanyapembinaan dan pelatihan lebih lanjut, karena belum sepenuhnya sesuai denganketentuan.

Hasil Penelitian yang berbeda dinyatakan oleh Maria Rosa Ratna SriAnggraeni (2016) bahwa keberadaan BUM Desa tidak dipungkiri membawaperubahan di bidang ekonomi dan sosial. Keberadaan BUM Desa tidakmembawa manfaat signifikan bagi peningkatan kesejahteraan warga secaralangsung, Permasalahan yang muncul terkait BUM Desa adalah aksesmasyarakat terhadap air dan akses masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan diBUM Desa.

Pendirian BUM Desa sudah banyak dilakukan oleh pemerintah, dibeberapa Kabupaten telah banyak desa yang mempunyai BUM Desa, ada yangsecara mandiri mengembangkan potensi ekonomi desa yang sudah ada, ada juga

Page 64: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

59

yang sedikit dipaksakan oleh Pemerintah Kabupaten setempat dengan diberikanstimulan permodalan awal dari APBD Kabupaten melalui dana hibah denganstatus dana milik masyarakat desa dan menjadi saham dalam BUM Desa, salahsatunya adalah kabupaten Rokan Hulu. Dari 153 desa dan kelurahan yang ada diKabupaten Rokan Hulu sampai dengan Tahun 2017 sudah terdapat 145 BUMDesa, 6 Badan Usaha Ekonomi Kelurahan (BUEK) dan 2 UED-SP.

Tabel 4.2Pendirian BUM Desa di Kabupaten Rokan Hulu

Fase Tahun JumlahI 2009 8 BUM-DesaII 2010 12 BUM-DesaII 2011 32 BUM DesaIII 2012 16 BUM DesaIV 2013 05 BUM DesaV 2014 19 BUM DesaVI 2015 45 BUM Desa 6 BUEKVII 2016/2017 9 BUM Desa

JUMLAH 145 BUM Desa dan 6 BUEKSumber : Korkab Rohul (2017).

Dari Tabel 4.2 di atas, dengan banyaknya pendirian BUM Desa diKabupaten Rokan Hulu, yang setiap desa sudah memilikinya, apabila BUM Desatersebut dikelola dengan baik akan dapat meningkan pendapatan desa (PADDesa), dengan meningkatnya pendapatan Desa maka pembangunan di desa desaakan berjalan dengan baik dan lancar sehingga perekonomian masyarakat desajuga ikut meningkat.

Berdasarkan data dari Korkab BUM Desa Kabupaten Rokan Hulu adabeberapa permasalahan terkait dengan pelaksanaan BUM Desa ini antara lain; 1)Ada beberapa BUM Desa Kategori Sehat dan Kategori Cukup Sehat kekuranganmodal dibuktikan dengan banyaknya daftar tunggu pemanfaat yang akanmeminjam dana BUM Desa, 2) Ada beberapa BUM Desa Kategori KurangSehat banyak tunggakan terjadi yang berasal dari pemanfaat BUM Desa yangtidak lancar atau pun telah jatuh tempo dalam pengembalian dana BUM Desa,dan 3) Permasalahan Berapa BUM Desa Kategori Tidak Sehat; Adanyatunggakan Masyarakat, Adanya Selisih dana oleh pengurus BUM Desa, Adanya

Page 65: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

60

pengurus yang tidak aktif dan kepengurusan yang kosong, Adanya koordinasidan harmonisasi antara BUM Desaa dengan Pemerintahan desa.

Pendapatan asli desa (PAD) dibeberapa kecamatan yang ada di rohuldalam 5 tahun terakhir cendrung menurun, seperti PAD untuk KecamatanRambah Hilir tahun 2016 terjadi penurunan (hanya sebesar Rp 133.000.0000)sangat drastis dibanding dibanding tahun 2012 (dari sebesar Rp 236.200.000).(BPS Kab Rohul,2017). Fenomena ini menarik untuk dikaji, seharusnya dengandi undang undangkannya tentang Desa, kondisi PAD akan semakin meningkattetapi ini sebaliknya. Semakin menurunnya PAD desa akan berpegaruh terhadapperekonomian desa.

Dalam UU. N0.6/2014 tentang Desa Pasal 72 dan Ayat 1, disebutkansumber pendapatan Desa berasal dari: 1) Pendapatan Asli Desa terdiri atashasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lainpendapatan asli Desa, 2) Alokasi dari APBN dalam belanja transfer kedaerah/desa; 3) Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerahKabupaten/Kota; paling sedikit 10% dari pajak dan retribusi daerah, 4) lokasidana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterimaKabupaten/Kota; paling sedikit 10% dari dana perimbangan yang diterimaKabupaten/Kota dalam APBD setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus, 5)Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota; 6)hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan lain-lainpendapatan Desa yang sah. (Sumber : http://info-anggaran.com/)

Sebanyak 89,5 persen dana desa dibelanjakan secara konvensional bagipembangunan infrastruktur. Konsekuensinya, Rp 17 triliun kucuran negarasekadar berperan sebagai tambahan pemasukan senilai Rp 24 triliunpendapatan desa tahun 2015. Sayangnya, hingga sejauh ini dana desa belumdikapitalisasi untuk meningkatkan aset pemerintah desa dan kesejahteraanwarga. Indikasinya, dana desa memenuhi 40 persen anggaran pendapatan desa,tetapi menurunkan pendapatan asli desa (PAD) dari 15 persen menjadi 9persen.

Sebenarnya, UU No 6/2014 tentang Desa menyediakan badan usahamilik desa (BUM Desa) sebagai instrumen pemerintah desa guna mengelolapendapatan secara produktif. Becermin pada masa keemasan PAD rata-rata 80persen pada 1970-an, tidak berlebihan untuk berharap kucuran lengkap danadesa tahun 2017 sebesar Rp 1,4 miliar per desa akan mengembangkan PADsampai Rp 6 miliar di setiap desa pada tahun berikutnya.(http://www.sapa.or.id/f2/9916-BUM Desa-555kdjfs).

Page 66: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

61

Tujuan utama lahirnya UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa (UU Desa)adalah Masyarakat desa yang sejahtera. Melalui pengembangan ekonomi lokaldan/atau BUM Desaa yang berbasis pada potensi serta aset yang ada di desa,diharapkan ekonomi di desa bergeliat, kesejahteraan akan tumbuh. Potensi dansumberdaya yang ada di desa tidak dieksploitasi oleh orang-orang dari luar desa,melainkan dinikmati oleh masyarakat desa sendiri.

Berdasarkan permasalahan di atas, untuk meningkatkan perekonomian didesa, salah satu cara adalah dengan mengelola potensi ekonomi yang ada di desadalam hal ini BUM Desa secara optimal sesuai dengan aturan dan perundanganyang berlaku, dengan pengelolaan yang optimal BUM Desa akan dapatberaktivitas dengan lancar dan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan desa(PAD).

4.2 Kerangka PemikiranPenelitian tentang pengelolaan pendapatan asli desa dan badan usaha desa

telah banyak dilakukan, penelitian ini mencoba menyajikan mengenaioptimalisasi pengeloaan pendapatan asli desa dan badan usaha desa dalammeningkatkan perkembangan ekonomi desa. Beberapa penelitian tentangoptimalisai PAD telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya; Gusti AyuRDA, Ni Luh GES, Anantawikrama TA. (2017), Putri Nugrahaningsih,Falikhatun, Jaka Winarna. (2016), Maria Rosa Ratna Sri Anggraeni. (2016), danSuci Indah Hanifah dan Sugeng Praptoyo. (2015). Penelitian yang dilakukanpeneliti tersebut masih secara parsial, yakni tentang PAD dalam peningkatanperekonomian desa dan tentang BUM Desa dalam meningkatkan perekonomiandesa, penelitian ini mencoba mengeloborasi pendapatan asli desa dan Badanusaha desa dengan pengelolaan yang optimal diharapkan dapat meningkatkanperkembangan perekonomian di desa.

Penelitian yang dlakukan oleh Azwardi Sukanto, (2014). TentangEfektifitas Alokasi Dana Desa (ADD) dan Kemiskinan Di Provinsi SumateraSelatan, menyatakan bahwa beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahandalam penelitian ini yaitu: penyaluran dana ADD belum sesuai dengan ketentuanyang berlaku. Bila dilihat dari jumlah yang disalurkan hingga tahun 2012 belumsatu pun yang memenuhi ketentuan yang berlaku (minimal 10% dari dana bagihasil ditambah pajak dikurangi belanja pegawai). Namun, daerah yang telahmelakukan penyaluran ADD menunjukkan peningkatkan, bila tahun 2006sebesar 35,71%, meningkat menjadi 90% ditahun 2012.

Kemudian Ayu Komang Dewi Lestari dkk. (2014) MembedahAkuntabilitas Praktik Pengelolaan Keuangan Desa Pakraman Kubutambahan,

Page 67: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

62

Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Hasilpeneilitiannya menunjukkan bahwa; 1) Proses pengelolaan danpertanggungjawaban keuangan di Desa Pakraman Kubutambahan tidakmelibatkan seluruh Krama Desa Pakramannya melainkan hanya melaluiperwakilan. 2) Akuntabilitas pengelolaan keuangan berlangsung secara konsistensetiap bulan dengan menggunakan sistem akuntansi sederhana (sistem tigakolom, yaitu debet, kredit dan saldo). 3) Dengan adanya modal sosial khususnyakepercayaan, Pengurus Desa Pakraman Kubutambahan menyadari bahwaakuntansi merupakan instrument akuntabilitas dan transparansi dalampengelolaan keuangan di Desa Pakraman.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Rani Rahmat dkk (2017), tentangTransparansi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Zakat, Infaq, Shadaqah, (StudiKasus Pada Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Buleleng. Hasilpenelitiannya menemukan bahwa akuntabilitas pengelolaan ZIS pada BAZKabupaten Buleleng bahwa akuntabilitas pengelolaan zakat BAZ (Badan AmilZakat) Kabupaten Buleleng dapat dilihat dari perspektif internal dan eksternalorganisasi sebagai pelaksana pengelolaan ZIS (Zakat, Infaq, Shadaqah). Dalamperspektif internal organisasi, akuntabilitas ditujukan kepada karyawan danpemerintah daerah (Bupati dan DPRD) sebagai stakeholders BAZ. Sedangkanbentuk akuntabilitas pengelolaan ZIS dalam perspektif eksteral organisasiditujukan kepada stakeholders BAZ lainnya yaitu muzakki dan mustahik.

Penelitian berikutnya oleh Putri Nugrahaningsih dkk (2016), tentangOptimalisasi Dana Desa Dengan Pengembangan Badan Usaha Milik Desa(BUM Des) Menuju Desa Mandiri. Hasilnya menunjukan bahwa implementasiDana Desa dilakukan dengan Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) yang memiliki lima unit Usaha, yaitu Kolam Keceh, Bumi Perkemahan,Sarana Air Bersih, Bank Sampah, dan Pertanian Terpadu. Masing-masing unitusaha memiliki Manajer Unit Usaha yang bertanggung jawab mulai dariperencanaan sampai dengan pelaporan. Namun dalam pelaksanaannya terdapatbeberapa kendala antara lain adanya perbedaan paradigma dari Stakeholderterkait dengan pengelolaan Dana Desa, kurangnya partisipasi masyarakat dalamimplemen-tasi program kerja BUM Desa, dan kurangnya pengetahuan yangberkaitan dengan pembuatan rencana kerja dan laporan keuangan Bum Des.Adapun solusi yang di-usulkan meliputi pelatihan peningkatan kompetensipengelola BUM Des, mulai dari perencanaan strategis, pemrogramam,penganggaran, implementasi, maupun pen-dampingan pengelolaan keuanganBUM Desa.

Page 68: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

63

Hasil yang berbeda dilakukan oleh Hanny Purnamasari (2016) tentangEfektivitas Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bum Desa) Berbasis EkonomiKerakyatan Di Desa Warungbambu Kecamatan Karawang Timur KabupatenKarawang. Hasil penelitin ini menemukan bahwa Keberadaan BUM Desasebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Pembentukan danPengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa), diharapkan PemerintahDesa dapat memahami tentang pembentukan dan pengelolaan BUM Desa,sehingga dapat dijadikan sebagai penggerak perekonomian masyarakat desa dandiharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, khususnya desatertinggal atau desa yang tingkat perekonomiannya rendah. Desa WarungBambu adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Karawang TimurKabupaten Karawang yang telah memiliki BUM Desa namun selama ini belummampu memberdayakan dan meningkatkan perekonomian masyarakat desanya.Hasil penelitian yang sama dengan sebelumnya juga dilakukan oleh Maria RosaRatna Sri Anggraeni. 2016. Tentang Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) pada Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan Studi Pada BUM Desa DiGunung Kidul, Yogyakarta, hasil penelitiannya menunjukkan keberadaan BUMDesa tidak dipungkiri membawa perubahan di bidang ekonomi dan sosial.Keberadaan BUM Desa tidak membawa manfaat signifikan bagi peningkatankesejahteraan warga secara langsung, Permasalahan yang muncul terkait BUMDesa adalah akses masyarakat terhadap air dan akses masyarakat untukmendapatkan pekerjaan di BUM Desa.

Penelitian berikutkan dilakukan oleh Reza M. Zulkarnaen. (2016). TentangPengembangan Potensi Ekonomi Desa Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Keberadaan BUM Desa untukmewujudkan perekonomian desa yang Mandiri sangat diperlukan. Melalui BUMDesa diharapkan antar lembaga yang ada di masayarakat saling bersinergi untuklebih maksimal menciptakan kesejahteraan masyarakat yang setara. Bagipemerintah desa dan lembaga pedesaan di desa Parakan Salam dan desa SalamJaya segera membentuk pengelolaan BUM Desa supaya segera lebih efektifdalam menghimpun unit-unit usaha dari masyarakat dan pengelolaan aset-asetdesa agar tujuan dari BUM Desa untuk menciptakan kesejahteraan masyarakatyang merata.

Page 69: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

64

4.3 Metode PenelitianLokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian maka penelitian ini merupakan jenispenelitian Mixed Methods. Menurut Creswell (2007) penelitian denganmenggunakan mixed methods merupakan pendekatan penelitian denganmenggabungkan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Penelitian deskriptif kualitatif menuturkan dan menafsirkan data yangberkenaan dengan situasi yang terjadi sekarang. Kegiatan studi deskriptifmeliputi pengumpulan data, analisis data, interpretasi data, serta diakhiridengan kesimpulan yang didasarkan pada penganalisisan data tersebut. Lokasipada penelitian adalah Desa-desa di Kecamatan Rambah Kabupaten RokanHulu. Responden dalam penelitian adalah pengurus di kantor kepala desa danmasyarakat desa, yang terdiri dari kepala desa, ketua bpd, sekretaris desa sertapara pelaku usaha. Sedangkan objek penelitian ini yakni pengelolaanpendapatan asli desa dan badan usaha desa.

Lokasi penelitian ini terletak di Kabupaten Rokan Hulu. Pemilihan lokasiini karena peneliti tertarik dengan dengan kisah sukses Kabupaten Rokan Huluyang hasil dari pemekaran Kabupaten Kampar, tingkat perkembanganperekonomiannya maju pesat dibandingkan dengan Kabupaten induk. Selainitu juga ingin mengetahui bagaimana pengelolaan PAD dan BUM desayang ada Kabupaten Rokan Hulu terkait dengen pemngembanganperekonomian desa. Penelitian ini akan dilakukan awal tahun 2018 sampaiakhir tahun 2018 (1 tahun).

Metode Pengambilan SampelPopulasi penelitian ini adalah pada responden, yakni personal yang terlibat

dalam pengeloaan PAD Desa dan BUM Desa di Kecamatan RambahKabupaten Rokan Hulu.

Sesuai dengan permasalahan, tujuan penelitian. Peneliti perlumewawancarai beberapa orang informan yang dianggap benar-benar mengetahuiataupun terlibat langsung dalam kegiatan yang berkaitan dengan PADDesa dan BUM Desa di Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu.

Tabel 4.3Daftar BUM Desa di Kecamatan Rambah Hilir Tahun 2017

No Desa BUM Desa Kecamatan Pembentukan1 Rambah Muda Rambah Muda Jaya Rambah Hilir 09 Juni 2010

Page 70: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

65

No Desa BUM Desa Kecamatan Pembentukan2 Pasir Jaya KaryaAnggun RambahHilir 21 Januari 20113 Sei Sitolang Bina Usaha RambahHilir 20 September 20114 Lubuk Kerapat Berkat Mandiri Rambah Hilir 25 Nopember 20115 Muara Musu Tuah Negeri Rambah Hilir 16 Oktober 20126 Sungai Dua Indah Rezki Bersama Rambah Hilir 27 Desember 20147 Rambah Kumu Jaya Bersama Rambah Hilir 27 Februari 20158 Sejati Rahmad Sejati Rambah Hilir 26 Februari 20159 Rambah Hilir Panca Mutiara Rambah Hilir 10 Februari 201510 Sirombou Indah Tuah Serombou Jaya Rambah Hilir 06 Mei 201511 Pasir Utama Jaya Utama Rambah Hilir 06 Mei 2015

12Rambah HilirTengah

RTH Rambah Hilir Tahun 2017

13 Rambah Hilir Timur - Rambah Hilir -Sumber : Korkab Bum Desa Rohul, 2017.

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan secarasistematik dan faktual mengenai fenomena yang ada sekarang dan jugamenerangkan hubungan antar fenomena, melakukan pengujian hipotesis sertamembuat “interpretasi” dan memperoleh makna dari fenomena yang diteliti.

Data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Data primerdiperoleh secara langsung dari responden melalui hasil observasi,wawancara serta pengamatan di lapangan. Sedangkan data sekunder didapatkansecara tidak langsung/melalui pihak kedua (instansi terkait) maupun stake holderterkait, dengan melakukan studi dokumentasi atau literatur/pustaka.

Jenis Data PenelitianJenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan data

sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumberaslinya. Data tersebut dapat diperoleh secara langsung dari subjek padapenelitian ini dengan melalui wawancara. Data sekunder merupakanpelengkap bagi data primer. Data sekunder dari penelitian ini adalah datakependudukan, dokumen-dokumen terkait penyelenggaraan pemerintahan didesa, peraturan perundang- undangan dan juga studi kepustakaan lain untukmendukung penelitian ini.

Page 71: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

66

Teknik Pengumpulan DataMetode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

kuesioner, observasi dan studi dokumentasi. Adapun teknik pengumpulandata yang dilakukan dengan:a. Wawancara

Menurut Kartini (1990), yang dimaksud wawancara ialah suatupercakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan prosestanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap- hadapan secarafisik. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa wawancara bertujuan memberikan datayang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang meliputi scope yang luas dan dapatdijadikan sumber bagi penemuan hipotesa, menanggapai macam-macaminteraksi sosio personal, motivasi human dan data yang bisa memberikan insightterhadap kepribadian seseorang. Dalam wawancara sering kali terjadipercakapan sekalipun percakapan tetap dalam pengendalian dan terstruktur.Teknik ini lebih dikenal sebagai wawancara semi-terstruktur (semistructuredinterview) yakni wawancara yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbukayang diharapkan diikuti dengan pertanyaan lanjutan untuk lebih menggaliinformasi dan secara lebih mendalam, Mikkelsen, (2003). Untuk memperolehdata primer maka dilakukan wawancara dengan bantuan daftar kuesioner, dandilakukan secara purposive dengan para informan atau responden yang dianggappaling banyak mengetahui permasalahan pengelolaan PAD Desa dan BUMDesa.

ObservasiUntuk teknik observasi menurut Kartini (1990), merupakan studi yang

disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikisdengan jalan pengamatan dan pencatatan. Observasi meliputi keadaan umumdaerah, kearifan lokal yang masih berlaku, serta aktifitas ekonomi rumahtangganelayan paying.

DokumentasiUntuk teknik dokumentasi dimaksudkan sebagai teknik pengumpulan

data melalui dokumen atau arsip-arsip dari pihak terkait denganpenelitian. Dalam penelitian dokumen nantinya dapat dipergunakan sebagaibukti untuk suatu penelitian atau pengujian (Khoiriyah, 2005). Dalam penelitianini dokumentasi yang diperoleh berupa dokumen data sekunder dan beberapafoto gambar dilapangan.

Page 72: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

67

KuesionerKuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinyaatau hal-hal yang dia ketahui (Arikunto, 2006). Dalam penelitian inimembuat kuesioner secara terstruktur untuk memudahkan dalampengumpulan data.

Teknik Analisis DataTeknik analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan. Analisis data menggunakanmodel interaktif sebagaimana diajukan oleh Miles dan Huberman (2009) yangterdiri dari empat hal utama, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajiandata dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteriadiantaranya:

a. Pengumpulan data, data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dandokumentasi yang kemudian dituliskan dalam catatan lapangan yangberisi tentang apa yang dilihat, didengar, disaksikan, dialami dan jugatemuan tentang apa yang dijumpai selama penelitian dan merupakanbahan rencana pengumpulan data untuk tahap berikutnya.

b. Reduksi data, reduksi data yaitu proses dimana peneliti melakukanpemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dantransformasi data “kasar” dari catatan tertulis di lapangan. Prosesreduksi data ini dimaksudkan untuk lebih mempertajam,menggolongkan, mengarahkan, membuang bagian data yang tidakdiperlukan serta mengorganisasikan data sehingga mudah untuk diperlukanpenarikan kesimpulan yang kemudian dilanjutkan dengan proses verifikasi.

c. Penyajian data, adalah sekumpulan informasi yang tersusun yangmemberikan kemungkinan-kemungkinan adanya penarikan kesimpulandan pengambilan tindakan. Penyajian data cenderung mengarah padapenyederhanaan data sehingga mudah dipahami (Miles dan Huberman,2009).

d. Penarikan Kesimpulan, penarikan kesimpulan menyangkut intepretasipeneliti, yaitu penggambaran makna dari data yang ditampilkan. Penelitiberupaya mencari makna dari data yang telah dihasilkan dalam penelitian,serta menganalisis data dan kemudian membuat kesimpulan, peneliti harusmencari pola, hubungan persamaan dan sebagainya antar detail untukdipelajari kemudian disimpulkan. Dalam proses penyimpulan data

Page 73: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

68

merupakan proses yang membutuhkan suatu pertimbangan yang benar-benar dipertanggungjawabkan. Tahap penarikan kesimpulan mempunyaimaksud usaha untuk mencari atau memahami makna, keteraturan, pola-pola penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. Kesimpulan yang ditariksegera diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembalisambil melihat catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang lebihcepat dan tepat.

Data penelitian ini dianalisis menggunakan metode analisis regresiberganda dengan pengujian hipotesis serta analisis deskriptif. Adapun bentukpersamaan regresi berganda dirumuskan dalam persamaan regresi 1 tentangpengelolaan PAD terhadap peningkatan perekonomian desa sebagai berikut.

Y = -9,921 + 1,294 X1 + 0,474 X2 + 0,095 X3 + 0,640 X4+ 0,450 X5+0,426 X6

Keterangan:Y = Peningkatan perekonomian desaX1 = Asas pengelolaan keuangan desaX2 = Struktur organisasi keuangan pemerintah desaX3 = Perencanaan dan penganggaran keuangan desaX4 = Pelaksanaan APBDesaX5 = Penatausahaan keuangan desaX6 = Pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan desa

Persamaan regresi 2 tentang pengelolaan BUM Desa terhadappeningkatan perekonomian desa sebagai berikut.

Y = -6,365 + 0,286 X1 + 0,926 X2 + 0,305 X3 + 0,545 X4+ 0,563 X5

Keterangan:Y = Peningkatan perekonomian desaX1 = Tujuan Pendirian BUM DesaX2 = Persiapan Pendirian BUM DesaX3 = Prinsip Umum Badan Usaha Milik DesaX4 = Prinsip Pengelolaan Badan Usaha Milik DesaX5 = Stake Holder BUM Desa

Uji Kualitas DataUji kualitas data dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas

dari instrumen yang digunakan. Uji validitas Alat analisis yang digunakan untukmengukur tingkat validitas data adalah dengan koefisien korelasi. Uji reliabilitas

Page 74: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

69

menggunakan teknik cronbach alpha, suatu variabel maupun konstruk dikatakanreliabel jika memberikan nilai croanbach’s alpha > 0,60 (Imam Ghozali, 2009).

Metode Analisis DataUji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang

dibuat dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik. Uji asumsi klasikyang akan dilakukan adalah uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan ujinormalitas. Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov- Smirnov, denganmemperhatikan probabilitas signifikansi dari residual data. Ujiheteroskedastisitas dengan uji Gletjser, hasil uji Gletjser yang menyatakan tidakterjadi heteroskedastisitas apabila nilai thitung< ttabel. Untuk ujimultikolinearitas menggunakan nilai cut off dari tolerance value < 0,10 atau samadengan nilai Varience Inflation Factor (VIF) diatas 10 (Ghozali, 2011).

Berikut ditampilkan kisi-kisi pedoman dalam melakukan wawancaradengan informan penelitian seperti dalam tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4Pedoman Wawancara

Dimensi Kisi Kisi Pertanyaan Informan

Pengelolaan PAD

1. Asas PengelolaanKeuangan Desa

• Seretaris Desa• Staf Desa• Kabid

PemberdayaanMasyarakat

2. Struktur OrganisasiKeuanganPemerintah Desa

3. Perencanaan danPenganggaranKeuangan Desa

• PerencanaanKeuangan Desa

• ProsesPenganggaran(APB Desa)

• Struktur APBDesa

• PendapatanDesa

• Belanja Desa• Pembiayaan• Perubahan

APB Desa

• Seretaris Desa• Staf Desa• Kabid

PemberdayaanMasyarakat

4. PelaksanaanAPBDesa

• PrinsipPelaksanaan

Page 75: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

70

Dimensi Kisi Kisi Pertanyaan InformanKeuangan Desa

• PelaksanaanPenerimaanPendapatan

• PelaksanaanPengeluaran/Belanja

• PelaksanaanPembiayaan

5. PenatausahaanKeuangan Desa

• PenatausahaanPenerimaanDesa

• PenatausahaanBelanja Desa

• PenatausahaanPembiayaanDesa

• DokumenPenatausahaan

• LaporanBendahara Desa

• PenatausahaanPelaksanaKegiatan

• Kode Rekening6. Pelaporan dan

PertanggungjawabanKeuangan Desa

• LaporanRealisasiPelaksanaanAPB Desa

• LaporanPertanggungjawaban RealisasiPelaksanaanAPB Desa

• Laporan RealisasiPenggunaanDana Desa

• LaporanPertanggungjawaban RealisasiPelaksanaan

Page 76: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

71

Dimensi Kisi Kisi Pertanyaan InformanAPB Desa

• Tata CaraPenyusunanLaporanKekayaan MilikDesa

• Laporan ProgramSektoral danProgram Daerah

• InformasiKepadaMasyarakat

Pengelolaan BUMDesa

1. Tujuan PendirianBUM Desa

• Seretaris Desa• Staf Desa• Dir BUM

DESA• BKM• LSM• Kabid

PemberdayaanMasyarakat

2. Persiapan PendirianBUM Desa

• Mendisainstrukturorganisasi

• Menyusun jobdeskripsi(gambaranpekerjaan)

• Menetapkansistem koordinasi

• Menyusun bentukaturan kerjasamadengan pihakketiga

• Menyusunpedoman kerjaorganisasi BUMDesa

• Menyusundesain sisteminformasi

• Menyusunrencana usaha(business plan)

• Menyusunsistemadministrasi dan

Page 77: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

72

Dimensi Kisi Kisi Pertanyaan Informanpembukuan

• Melakukan prosesrekruitmen

• Menetapkansistem penggajiandan pengupahan

3. Prinsip UmumPengelolaan BadanUsaha Milik Desa(BUM Desa):

• PengelolaanBUM Desaharusdiljalankandenganmenggunakanprinsipkooperatif,partisipatif,emansipatif,transparansi,akuntable, dansustainable,denganmekanismemember-basedan self helpyang dijalankansecaraprofesional,dan mandiri.

• BUM Desasebagai badanusaha yangdibangun atasinisiatifmasyarakat danmenganut asasmandiri

• BUM Desadidirikan dengantujuan yang jelas

• PengelolaanBUM Desa,diprediksi akan

Page 78: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

73

Dimensi Kisi Kisi Pertanyaan Informantetapmelibatkanpihak ketigayang tidak sajaberdampakpadamasyarakat desaitu

4. Prinsip PengelolaanBadan Usaha MilikDesa (BUM Desa)

• Kooperatif,• Partisipatif.• Emansipatif.• Transparan• Akuntabel.• Sustainabel.

5. Stake Holder BUMDesa

• Peran PemerintahKabupaten danPemerintah Desa

• Peran DewanKomisaris

• Peran BagianKeuangan

• Peran ManajerBUM Desa

• Peran Sekretaris• Peran Bendahara• Peran Karyawan• Job Deskripsi

6. PembukuanKeuangan Desa

• Pengertian Hartadalam akuntansi

• Hutang dalampengertianakuntansi

• Biaya danPendapatan

• Bukti-BuktiDalam Akuntansi

• ProsesMelakukanPembukuan

Page 79: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

74

4.4 Hasil PenelitianHasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum data hasil kuesioner penelitian dianalisis lebih lanjut, terlebihdahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur penelitian untukmembuktikan apakah alat ukur yang digunakan memiliki kesahihan (validity) dankeandalan (reliability) untuk mengukur apa yang seharusnya menjadi fungsiukurnya, yaitu untuk menguji apakah kuesioner telah mengukur secara cermatdan tepat apa yang ingin diukur pada penelitian ini. Pengujian validitasmenggunakan korelasi product moment dimana butir pernyataan dinyatakan validjika koefisien korelasi butir pernyataan ≥ 0,30 (Barker et al,2016;70). Kemudianpengujian reliabilitas menggunakan metode alpha-cronbach dan hasilnyadinyatakan reliabel jika koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70 (Barker etal,2016;70).

Hasil uji validitas menunjukkan bahwa koefisien korelasi setiap butirpernyataan lebih besar dari 0,3 menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakansudah valid dalam mengukur variabelnya masing-masing sehingga dapatdigunakan pada analisis berikutnya. Kemudian nilai koefisien reliabilitas masing-masing variabel juga lebih besar dari 0,70 sehingga dapat disimpulkan bahwakuesioner memiliki keandalan dalam mengukur variabelnya masing-masing.

4.1 Pengujian HipotesisAnalsisi deskriptif tanggapan responden disajikan dalam bentuk nilai rata-

rata, dan standar deviasi, kategorisasi rata-rata skor tanggapan respondendilakukan ke bilangan bulat terdekat. Berikut ini disajikan gambaran datatanggapan reponden mengenai pengelolaan PAD maupun pengeloaan BUMDesa.

Tabel 4.5Analisis Deskriptif Pengelolaan PAD

Dimensi Item MeanStd.Dev. Kriteria

1. Asas Pengelolaan Keuangan Desa 1 3,92 0,29 Baik2. Struktur Organisasi Keuangan

Pemerintah Desa 2 3,92 0,29 Baik3. Perencanaan dan Penganggaran

Keuangan Desa 3 3,92 0,29 Baik4 3,58 0,51 Baik

Page 80: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

75

Dimensi Item MeanStd.Dev. Kriteria

5 3,50 0,52 Cukup6 3,67 0,49 Baik7 3,58 0,51 Baik8 3,58 0,67 Baik9 3,67 0,49 Baik

Grand Mean 3,64 Baik4. Pelaksanaan APBDesa 10 3,83 0,39 Baik

11 3,58 0,67 Baik12 3,75 0,45 Baik13 3,25 0,62 Cukup

Grand Mean 3,60 Baik5. Penatausahaan Keuangan Desa 14 3,75 0,45 Baik

15 3,58 0,67 Baik16 3,17 0,83 Cukup17 3,58 0,51 Baik18 3,42 0,67 Cukup19 3,50 0,52 Cukup20 3,33 0,78 Cukup21 3,67 0,49 Baik

Grand Mean 3,50 Cukup

6. Pelaporan danPertanggungjawaban Keuangan Desa

22 3,58 0,67 Baik23 3,58 0,51 Baik24 3,25 0,62 Cukup25 3,83 0,39 Baik26 3,50 0,67 Cukup27 3,33 0,49 Cukup28 3,17 0,58 Cukup

Grand Mean 3,46 Cukup7.Peningkatan PembangunanPerekonomian Desa 29 3,25 0,75 Cukup

30 2,00 0,85 Kurang31 2,83 0,58 Cukup32 2,75 0,75 Cukup

Grand Mean 2,71 Cukup

Pada tabel 4.5 dapat dilihat secara umum asas pengelolaan keuangan desadi kecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan Hulu, Riau selalu ditaati.

Page 81: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

76

Demikian juga struktur organisasi keuangan pemerintah desa sudah memadai,selanjutnya perencanaan dan penganggaran keuangan desa, dan pelaksanaanAPB Desa juga sudah baik. Namun penatausahaan keuangan desa sertapelaporan dan pertanggungjawaban keuangan desa masih termasuk cukup baik.Dengan adanya pendapatan asli desa, pembangunan perekonomian desa cukupmeningkat, hanya saja memang kurang terlihat dengan jelas perbedaan jumlahpendapatan yang diterima masyarakat di Kecamatan Rambah Hilir KabupatenRokan Hulu, Riau.

Tabel 4.6Analisis Deskriptif Pengelolaan BUM Desa

Dimensi Item Mean Std. Dev. Kriteria1. Tujuan Pendirian BUM Desa 1 3,83 0,39 Baik2. Persiapan Pendirian BUM Desa 2 3,42 0,51 Cukup

3 3,58 0,51 Baik4 3,67 0,49 Baik5 3,50 0,52 Cukup6 3,25 0,45 Cukup7 3,17 0,39 Cukup8 3,17 0,58 Cukup9 3,50 0,52 Cukup10 3,25 0,45 Cukup11 3,08 0,79 Cukup

Grand Mean 3,36 Cukup3. Prinsip Umum Badan Usaha MilikDesa 12 3,25 0,62 Cukup

13 3,25 0,45 Cukup14 3,33 0,49 Cukup15 3,00 0,74 Cukup

Grand Mean 3,21 Cukup4. Prinsip Pengelolaan Badan UsahaMilik Desa 16 3,50 0,52 Cukup

17 3,33 0,49 Cukup18 3,33 0,49 Cukup19 3,42 0,51 Cukup20 3,42 0,51 Cukup21 3,42 0,51 Cukup22 3,42 0,51 Cukup

Grand Mean 3,40 Cukup

Page 82: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

77

Dimensi Item Mean Std. Dev. Kriteria

5. Stake Holder BUM Desa 23 3,33 0,49 Cukup24 3,17 0,58 Cukup25 3,08 0,67 Cukup26 3,17 0,39 Cukup27 3,33 0,49 Cukup28 3,08 0,79 Cukup29 3,25 0,62 Cukup30 3,33 0,49 Cukup

Grand Mean 3,22 Cukup6. Peningkatan PembangunanPerekonomian Desa 31 2,92 0,51 Cukup

32 2,33 0,98 Kurang33 3,00 0,60 Cukup34 2,83 0,83 Cukup

Grand Mean 2,77 Cukup

Pada tabel 4.6 dapat dilihat secara umum tujuan pendirian badan usahamiliki desa di kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu, Riau sudahjelas. Pendirian badan usaha miliki desa sudah dipersiapkan dengan cukup baik,dan prinsip umum pengelolaan badan usaha milik desa sudah dilaksanakandengan cukup baik. Prinsip pengelolaan badan usaha milik desa juga sudahdilaksanakan dengan cukup baik, demikian dengan stakeholder badan usahamilik desa sudah berfungsi dengan baik. Dengan adanya badan usaha milik desa,pembangunan perekonomian desa cukup meningkat, hanya saja memang kurangterlihat dengan jelas perbedaan jumlah pendapatan yang diterima masyarakat diKecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Analisis Pengelolaan PAD terhadap Perekonomian Desa.Pengelolaan pendapatan asli desa diduga akan meningkatkan

perekonomian desa, untuk membuktikan apakah pengelolaan asli desa signifikandalam meningkatkan perekonomian desa maka dilakukan pengujianmenggunakan analisis regresi linier berganda. Sebelum dilakukan pengujianhipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk mengujikesahihan atau keabsahan model regresi. Pada penelitian ini ada tiga asumsi yangakan diuji, karena data yang dikumpulkan tidak mengandung unsur deret waktusehingga uji autokorelasi tidak dilakukan. Hasil uji normalitas menggunakan ujiKolmogorov-Smirnov diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,387. Karena nilai

Page 83: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

78

signifikansi pada uji Kolmogorov-Smirnov masih lebih besar dari tingkatkekeliruan 5% (0,05), maka disimpulkan bahwa model regressi berdistribusinormal. Kemudian hasil uji multikolinieritas menunjukkan tidak ada korelasiyang cukup kuat antara sesama variabel independen, dimana nilai VIF darikeenam dimensi pengelolaan PAD masih lebih kecil dari 10 dengan nilai tolerancelebih besar dari 0,1 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat gejalamultikolinieritas diantara keenam dimensi pengelolaan PAD. Terakhir hasil ujiheteroskedastisitas menggunakan uji rank Spearman menunjukkan bahwa residual(error) yang muncul dari persamaan regresi mempunyai varians yang sama (tidakterjadi heteroskedastisitas), hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi korelasimasing-masing dimensi dengan absolut residual masih lebih besar dari 0,05.

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 20 forwindows, diperoleh hasil regresi keenam dimensi pengelolaan PAD Desaterhadap peningkatan perekonomian desa dalam Tabel 4.7.

Tabel 4.7Hasil Analisis Regresi Pengelolaan PAD

Coefficientsa

Model UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.

B Std. Error Beta1 (Constant) -9,921 2,210 -4,488 ,006

X1 1,294 ,425 ,642 3,045 ,029X2 ,474 ,372 ,235 1,275 ,258X3 ,095 ,328 ,060 ,288 ,785X4 ,640 ,220 ,445 2,908 ,033X5 ,450 ,254 ,337 1,771 ,137X6 ,426 ,357 ,289 1,192 ,287

a. Dependent Variable: Y

Melalui nilai unstandardized coefficients yang terdapat pada tabel 4.7 dapatdibentuk persamaan regresi pengelolaan PAD Desa terhadap peningkatanperekonomian desa sebagai berikut.

Y = -9,921 + 1,294 X1 + 0,474 X2 + 0,095 X3 + 0,640 X4+ 0,450 X5+0,426 X6

Keterangan:Y = Peningkatan perekonomian desaX1 = Asas pengelolaan keuangan desa

Page 84: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

79

X2 = Struktur organisasi keuangan pemerintah desaX3 = Perencanaan dan penganggaran keuangan desaX4 = Pelaksanaan APBDesaX5 = Penatausahaan keuangan desaX6 = Pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan desa

• Uji Parsial Pengelolaan PADPada pengujian secara parsial akan diuji masing-masing dimensi

pengelolaan PAD terhadap peningkatan perekonomian desa. Statistik uji yangdigunakan pada pengujian parsial adalah uji t yang terdapat pada Tabel 4.4.

a) Asas Pengelolaan Keuangan DesaHipotesis yang diajukan:

Ho: β1= 0 Asas pengelolaan keuangan desa tidak dapat meningkatkanperekonomian desa

Ha: β1≠ 0 Asas pengelolaan keuangan desa dapat meningkatkanperekonomian desa

Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang terdapat pada tabel 4.3diperoleh nilai thitung dari dimensi asas pengelolaan keuangan desa sebesar 3,045dengan nilai signifikansi sebesar 0,029. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari0,05, maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho sehinggaHa diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asas pengelolaankeuangan desa dapat meningkatkan perekonomian desa di Kecamatan RambahHilir Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Hasil pengujian ini memberikan buktiempiris bahwa semakin baik pengelolaan keuangan desa akan meningkatkanperekonomian desa.

b) Struktur Organisasi Keuangan Pemerintah DesaHipotesis:

Ho: β2= 0 Struktur organisasi keuangan pemerintah desa tidak dapatmeningkatkan perekonomian desa

Ha: β2≠ 0 Struktur organisasi keuangan pemerintah desa dapatmeningkatkan perekonomian desa

Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang terdapat pada tabel 4.7diperoleh nilai thitung dari dimensi struktur organisasi keuangan pemerintah desasebesar 1,275 dengan nilai signifikansi sebesar 0,258. Karena nilai signifikansi

Page 85: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

80

lebih besar dari 0,05, maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untukmenerima Ho sehingga Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwastruktur organisasi keuangan pemerintah desa tidak dapat meningkatkanperekonomian desa di kecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan Hulu, Riau.

c) Perencanaan dan Penganggaran Keuangan DesaHipotesis:

Ho: β3= 0 Perencanaan dan penganggaran keuangan desa tidak dapatmeningkatkan perekonomian desa

Ha: β3≠ 0 Perencanaan dan penganggaran keuangan desa dapatmeningkatkan perekonomian desa

Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang terdapat pada tabel 4.7diperoleh nilai thitung dari dimensi perencanaan dan penganggaran keuangan desasebesar 0,288 dengan nilai signifikansi sebesar 0,785. Karena nilai signifikansilebih besar dari 0,05, maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untukmenerima Ho sehingga Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwaperencanaan dan penganggaran keuangan desa tidak dapat meningkatkanperekonomian desa di kecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan Hulu, Riau.

d) Pelaksanaan APB DesaHipotesis:Ho: β4= 0 Pelaksanaan APB desa tidak dapat meningkatkan perekonomian

desaHa: β4≠ 0 Pelaksanaan APB desa dapat meningkatkan perekonomian desa

Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang terdapat pada tabel 4.7diperoleh nilai thitung dari dimensi pelaksanaan APB desa sebesar 2,908 dengannilai signifikansi sebesar 0,033. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05,maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho sehingga Haditerima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan APB desaberpengaruh terhadap peningkatan perekonomian desa di kecamatan RambahHilir kabupaten Rokan Hulu, Riau. Hasil pengujian ini memberikan buktiempiris bahwa semakin baik pelaksanaan APB desa akan meningkatkanperekonomian desa.

Page 86: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

81

e) Penatausahaan Keuangan DesaHipotesis:Ho: β5= 0 Penatausahaan keuangan desa tidak dapat meningkatkan

perekonomian desaHa: β5≠ 0 Penatausahaan keuangan desa dapat meningkatkan

perekonomian desaBerdasarkan hasil pengolahan seperti yang terdapat pada tabel 4.7

diperoleh nilai thitung dari dimensi penatausahaan keuangan desa sebesar 1,771dengan nilai signifikansi sebesar 0,137. Karena nilai signifikansi lebih besar dari0,05, maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menerima Ho sehinggaHa ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penatausahaankeuangan desa tidak dapat meningkatkan perekonomian desa di kecamatanRambah Hilir kabupaten Rokan Hulu, Riau.

f) Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan DesaHipotesis:Ho: β6= 0 Pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan desa tidak dapat

meningkatkan perekonomian desaHa: β6≠ 0 Pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan desa dapat

meningkatkan perekonomian desa

Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang terdapat pada tabel 4.7diperoleh nilai thitung dari dimensi pelaporan dan pertanggungjawaban keuangandesa sebesar 1,192 dengan nilai signifikansi sebesar 0,287. Karena nilaisignifikansi lebih besar dari 0,05, maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskanuntuk menerima Ho sehingga Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan desa tidak dapatmeningkatkan perekonomian desa di kecamatan Rambah Hilir kabupaten RokanHulu, Riau.

• Uji Simultan Pengelolaan PADUntuk membuktikan apakah keenam dimensi pengelolaan PAD secara

simultan berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian desa dilakukan ujisimultan menggunakan uji F melalui tabel Anova.Hipotesis:

Ho: Semua βi = 0 Pengelolaan PAD tidak dapat meningkatkan

Page 87: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

82

perekonomian desaHa: Ada βi ≠ 0 Pengelolaan PAD dapat meningkatkan perekonomian

desa

Tabel 4.8Anova Untuk Pengujian Simultan Pengelolaan PAD

ANOVAa

Model Sum ofSquares

df MeanSquare

F Sig.

1 Regression 53,067 6 8,845 6,701 ,027b

Residual 6,599 5 1,320Total 59,667 11

a. Dependent Variable: Yb. Predictors: (Constant), X6, X4, X5, X3, X2, X1

Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang disajikan pada tabel 4.8 dapatdilihat nilai Fhitung sebesar 6,701 dengan nilai signifikansi sebesar 0,027. Karenakarena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka pada tingkat kekeliruan 5%diputuskan untuk menolak Ho sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa pengelolaan pendapatan asli desa dapat meingkatkanperekonomian desa di kecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan Hulu, Riau.

• Koefisien Determinasi Pengelolaan PADSetelah diuji dan terbukti bahwa pengelolaan PAD berpengaruh

terhadap peningkatan perekonomian desa, selanjutnya akan dihitung seberapabesar pengaruh pengelolaan PAD terhadap peningkatan perekonomian desa.Nilai koefisien determinasi yang diperoleh dari hasil pengolahan menggunakansoftware SPSS 20 for windows seperti disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.9Koefisien Determinasi Pengelolaan PAD

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate1 ,943a ,889 ,757 1,14885a. Predictors: (Constant), X6, X4, X5, X3, X2, X1b. Dependent Variable: Y

Pada tabel 4.9 di atas dapat dilihat koefisien determinasi (adjusted RSquare) sebesar 0,757 menunjukkan bahwa 75,7% peningkatan perekonomian

Page 88: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

83

desa bisa dijelaskan atau disebabkan oleh pengelolaan PAD. Dengan kata lainpengelolaan PAD memberikan pengaruh sebesar 75,7% terhadap peningkatanperekonomian desa di kecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan Hulu, Riau.Sedangkan sisanya sebesar 24,3% merupakan pengaruh faktor-faktor lain diluarpengelolaan PAD.

5 Pengelolaan BUM Desa terhadap Perekonomian Desa.Pengelolaan badan usaha miliki desa diduga akan meningkatkan

perekonomian desa, untuk membuktikan apakah pengelolaan badan usaha milikidesa signifikan dalam meningkatkan perekonomian desa maka dilakukanpengujian menggunakan analisis regresi linier berganda. Sebelum dilakukanpengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untukmenguji kesahihan atau keabsahan model regressi. Hasil uji normalitasmenggunakan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai signifikansi sebesar0,906. Karena nilai signifikansi pada uji Kolmogorov-Smirnov masih lebih besardari tingkat kekeliruan 5% (0,05), maka disimpulkan bahwa model regressiberdistribusi normal. Kemudian hasil uji multikolinieritas menunjukkan tidakada korelasi yang cukup kuat antara sesama variabel independen, dimana nilaiVIF dari kelima dimensi pengelolaan BUM desa masih lebih kecil dari 10 dengannilai tolerance lebih besar dari 0,1 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapatgejala multikolinieritas diantara kalima dimensi pengelolaan BUM Desa.Terakhir hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji rank Spearmanmenunjukkan bahwa residual (error) yang muncul dari persamaan regresimempunyai varians yang sama (tidak terjadi heteroskedastisitas), hal iniditunjukkan oleh nilai signifikansi korelasi masing-masing dimensi denganabsolut residual masih lebih besar dari 0,05.

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 20 forwindows, diperoleh hasil regresi kelima dimensi pengelolaan BUM Desaterhadap peningkatan perekonomian desa dalam tabel 4.6.

Tabel 4.10Hasil Analisis Regresi Pengelolaan BUM Desa

Coefficientsa

Model UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.

B Std. Error Beta1 (Constant) -6,365 1,343 -4,741 ,003

X1 ,286 ,219 ,183 1,307 ,239X2 ,926 ,261 ,514 3,542 ,012

Page 89: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

84

X3 ,395 ,192 ,293 2,054 ,086X4 ,545 ,206 ,362 2,648 ,038X5 ,563 ,218 ,353 2,581 ,042

a. Dependent Variable: Y

Melalui nilai unstandardized coefficients yang terdapat pada tabel 4.10 dapatdibentuk persamaan regresi pengelolaan BUM Desa terhadap peningkatanperekonomian desa sebagai berikut.

Y = -6,365 + 0,286 X1 + 0,926 X2 + 0,305 X3 + 0,545 X4+ 0,563 X5

Keterangan:Y = Peningkatan perekonomian desaX1 = Tujuan Pendirian BUM DesaX2 = Persiapan Pendirian BUM DesaX3 = Prinsip Umum Badan Usaha Milik DesaX4 = Prinsip Pengelolaan Badan Usaha Milik DesaX5 = Stake Holder BUM Desa

• Uji Parsial Pengelolaan BUM DesaPada pengujian secara parsial akan diuji pengaruh masing-masing

dimensi pengelolaan BUM Desa terhadap peningkatan perekonomian desa.Statistik uji yang digunakan pada pengujian parsial adalah uji t yang terdapatpada tabel 4.6.

a) Tujuan Pendirian BUM Desa

Hipotesis:Ho: β1= 0 Tujuan pendirian BUM desa tidak dapat meningkatkan

perekonomian desaHa: β1≠ 0 Tujuan pendirian BUM desa dapat meningkatkan perekonomian

desa

Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang terdapat pada tabel 4.6diperoleh nilai thitung dari dimensi tujuan pendirian BUM desa sebesar 1,307dengan nilai signifikansi sebesar 0,239. Karena nilai signifikansi lebih besar dari0,05, maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menerima Ho sehinggaHa ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pendirian BUMdesa tidak dapat meningkatkan perekonomian desa di kecamatan Rambah Hilirkabupaten Rokan Hulu, Riau.

Page 90: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

85

b) Persiapan Pendirian BUM DesaHipotesis:Ho: β2= 0 Persiapan pendirian BUM desa tidak dapat meningkatkan

perekonomian desaHa: β2≠ 0 Persiapan pendirian BUM desa dapat meningkatkan

perekonomian desaBerdasarkan hasil pengolahan seperti yang terdapat pada tabel 5.6

diperoleh nilai thitung dari dimensi persiapan pendirian BUM desa sebesar 3,542dengan nilai signifikansi sebesar 0,012. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari0,05, maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho sehinggaHa diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persiapan pendirianBUM desa berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian desa di kecamatanRambah Hilir kabupaten Rokan Hulu, Riau. Hasil pengujian ini memberikanbukti empiris bahwa semakin baik persiapan pendirian BUM desa akanmeningkatkan perekonomian desa.

c) Pengaruh Prinsip Umum Badan Usaha Milik DesaHipotesis:Ho: β3= 0 Prinsip umum badan usaha milik desa tidak dapat

meningkatkan perekonomian desaHa: β3≠ 0 Prinsip umum badan usaha milik desa dapat meningkatkan

perekonomian desa

Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang terdapat pada tabel 4.6diperoleh nilai thitung dari dimensi prinsip umum badan usaha milik desa sebesar2,054 dengan nilai signifikansi sebesar 0,086. Karena nilai signifikansi lebih besardari 0,05, maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menerima Hosehingga Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prinsip umumbadan usaha milik desa tidak dapat meningkatkan perekonomian desa dikecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan Hulu, Riau.

d) Prinsip Pengelolaan Badan Usaha Milik DesaHipotesis:Ho: β4= 0 Prinsip pengelolaan badan usaha milik desa tidak dapat

meningkatkan perekonomian desaHa: β4≠ 0 Prinsip pengelolaan badan usaha milik desa dapat meningkatkan

perekonomian desa

Page 91: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

86

Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang terdapat pada tabel 4.6diperoleh nilai thitung dari dimensi prinsip pengelolaan badan usaha milik desasebesar 2,648 dengan nilai signifikansi sebesar 0,038. Karena nilai signifikansilebih kecil dari 0,05, maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untukmenolak Ho sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwaprinsip pengelolaan badan usaha milik desa dapat meningkatkan perekonomiandesa di kecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan Hulu, Riau. Hasil pengujianini memberikan bukti empiris bahwa semakin baik penerapan prinsippengelolaan badan usaha milik desa akan meningkatkan perekonomian desa.

e) Stake Holder BUM DesaHipotesis:Ho: β5= 0 Stakeholder BUM desa tidak dapat meningkatkan perekonomian

desaHa: β5≠ 0 Stakeholder BUM desa dapat meningkatkan perekonomian desa

Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang terdapat pada tabel 4.6diperoleh nilai thitung dari dimensi stakeholder badan usaha milik desa sebesar2,581 dengan nilai signifikansi sebesar 0,042. Karena nilai signifikansi lebih kecildari 0,05, maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Hosehingga Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stakeholderbadan usaha milik desa berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian desadi kecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan Hulu, Riau. Hasil pengujian inimemberikan bukti empiris bahwa semakin besar peran stakeholder badan usahamilik desa akan meningkatkan perekonomian desa.

• Uji Simultan Pengelolaan BUM DesaUntuk membuktikan apakah kelima dimensi pengelolaan BUM desa

secara simultan berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian desadilakukan uji simultan menggunakan uji F melalui tabel Anova.

Hipotesis:Ho: Semua βi = 0 Pengelolaan BUM desa tidak dapat meningkatkan

perekonomian desaHa: Ada βi ≠ 0 Pengelolaan BUM desa dapat meningkatkan

perekonomian desa

Page 92: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

87

Tabel 4.11Anova Untuk Pengujian Simultan Pengelolaan BUM Desa

ANOVAa

Model Sum ofSquares

df MeanSquare

F Sig.

1 Regression 3,628 5 ,726 10,131 ,007b

Residual ,430 6 ,072Total 4,057 11

a. Dependent Variable: Yb. Predictors: (Constant), X5, X4, X2, X1, X3

Berdasarkan hasil pengolahan seperti yang disajikan pada tabel 4.11 dapatdilihat nilai Fhitung sebesar 10,131 dengan nilai signifikansi sebesar 0,007. Karenakarena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka pada tingkat kekeliruan 5%diputuskan untuk menolak Ho sehingga Ha diterima. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa pengelolaan BUM desa dapat meningkatkan perekonomiandesa di kecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan Hulu, Riau.

• Koefisien Determinasi Pengelolaan BUM DesaSetelah diuji dan terbukti bahwa pengelolaan BUM desa berpengaruh

terhadap peningkatan perekonomian desa, selanjutnya akan dihitung seberapabesar pengaruh pengelolaan BUM desa terhadap peningkatan perekonomiandesa. Nilai koefisien determinasi yang diperoleh dari hasil pengolahanmenggunakan software SPSS 20 for windows seperti disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.12Koefisien Determinasi Pengelolaan BUM Desa

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of theEstimate

1 ,946a ,894 ,806 ,26761a. Predictors: (Constant), X5, X4, X2, X1, X3b. Dependent Variable: Y

Pada tabel 4.12 di atas dapat dilihat koefisien determinasi (adjusted RSquare) sebesar 0,806 menunjukkan bahwa 80,6% peningkatan perekonomiandesa bisa dijelaskan atau disebabkan oleh pengelolaan BUM desa. Dengan katalain pengelolaan BUM desa memberikan pengaruh sebesar 80,6% terhadappeningkatan perekonomian desa di kecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan

Page 93: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

88

Hulu, Riau. Sedangkan sisanya sebesar 19,4% merupakan pengaruh faktor-faktorlain diluar pengelolaan BUM desa.

PembahasanAnalisis Pengelolaan PAD terhadap Perekonomian Desa.

Pembahasan tentang pengelolaan PAD desa, dibagi dalam beberapa itemsebagai berikut.

Asas Pengelolaan Keuangan DesaKeuangan Desa di Kecamatan Rambah Hilir secara umum sudah dikelola

berdasarkan praktik-praktik pemerintahan yang baik. Pedoman yang digunakanoleh perangkat desa adalah berdasarkan pedoman Pengelolaan Keuangan Desasebagaimana tertuang dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 yaitutransparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplinanggaran. Hasil penelitian membuktikan bahwa semakin baik pengelolaankeuangan desa akan meningkatkan perekonomian desa.

Struktur Organisasi Keuangan Pemerintah DesaStruktur organisasi Pengelolaan Keuangan Desa dipegang oleh Kepala

Desa. Seharusnya dalam pelaksanaannya, kekuasaan tersebut sebagiandikuasakan kepada perangkat desa sehingga pelaksanaan pengelolaan keuangandilaksanakan secara bersama-sama oleh Kepala Desa dan Pelaksana TeknisPengelolaan Keuangan Desa (PTPKD). Berdasarkan hasil penelitian hal inibelum sepenuhnya dapat dilaksanakan, ada beberapa desa dalam pengelolaankeuangan masih dipegang sepenuhnya oleh kepala desa tanpa mendelegasikankepada perangkat desa lainnya. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwastruktur organisasi keuangan pemerintah desa di kecamatan Rambah Hilirkabupaten Rokan Hulu, Riau tidak dapat meningkatkan perekonomian desa

Perencanaan dan Penganggaran Keuangan DesaDalam melaksanakan aktivitas pemerintahan di desa, pemerintah Desa

beserta perangkat desa harus menyusun perencanaan pembangunan desa sesuaidengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunankabupaten/kota. Perencanaan Pembangunan Desa meliputi RPJM Desa danRKP Desa yang disusun secara berjangka dan ditetapkan dengan PeraturanDesa.

Page 94: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

89

Aktivitas selanjutnya selain perencanaan keuangan desa, pemerintah desabeserta perangkat desa harus membuat rencana Kegiatan dan RencanaAnggaran Biaya yang telah ditetapkan dalam RKP Desa hal ini akan menjadipedoman dalam proses penganggarannya. Anggaran Pendapatan dan BelanjaDesa (APB Desa) merupakan rencana anggaran keuangan tahunan pemerintahdesa yang ditetapkan untuk menyelenggarakan program dan kegiatan yangmenjadi kewenangan desa.

Berdasarkan bahisl penelitian beberapa kepala desa dan perangkat desamasih ada yang belum memahami perencanaan dan penganggaran ini sehinggaprogram dan aktivitas keuangan desa tidak berjalan sebagaimana mestinya,sehingga dapat disimpulkan bahwa perencanaan dan penganggaran keuangandesa tidak dapat meningkatkan perekonomian desa di kecamatan Rambah Hilirkabupaten Rokan Hulu, Riau.

Pelaksanaan APB DesaPelaksanan APB Desa sudah dilaksanakan dengan baik oleh kepala desa

dan perangkat desa tentang rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yangdisetujui oleh Badan Permusyawaratan Desa. APB Desa terdiri atas pendapatandesa, belanja desa, dan pembiayaan desa.

Aktivitas kepala desa dan perangkat desa dalam melaksanakan kegitanterkait dengan APB Desa sudah dilakukan sesuai dengan aturan dan pedomanpelaksanaannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan APB desaberpengaruh terhadap peningkatan perekonomian desa di kecamatan RambahHilir kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Penatausahaan Keuangan DesaKepala desa dan perangkat desa seharusnya paham dan mengerti tentang

penatausahaan keuangan desa yaitu tentang kegiatan pencatatan terutamadilakukan oleh bendahara desa. Tugas bendahara desa diantaranya: melakukanpencatatan terhadap seluruh transaksi yang ada berupa penerimaan danpengeluaran, melakukan pencatatan secara sistematis dan kronologis atastransaksi-transaksi keuangan yang terjadi. Kegiatan yang dilakukan olehbendahara desa dilakukan dengan cara sederhana, yaitu berupa pembukuanbelum menggunakan jurnal akuntansi.

Berdasarkan hasil penelitian, sebahagian bendahara desa belumsepenuhnya melakukan pencatatan sesuai dengan pedoman penatusahaankeuangan desa, hal ini disebabkan karena ketidaktahuan mereka mengenaipembukuan dan pencatatan keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan

Page 95: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

90

bahwa penatausahaan keuangan desa tidak dapat meningkatkan perekonomiandesa di kecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan DesaBerdasarkan hasil penelitian kepala desa dan perangkat desa dalam

melaksanakan tugas, kewenangan, hak, dan kewajibannya dalam pengelolaankeuangan desa, kepala desa memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporantidak sepenuhnya tepat waktu sesuai periode pelaporan. Seharusnya laporantersebut bersifat periodik semesteran dan tahunan, yang disampaikan keBupati/Walikota dan ada juga yang disampaikan ke BPD.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaporan danpertanggungjawaban keuangan desa tidak dapat meningkatkan perekonomiandesa di kecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Berdasarkan hasil penelitian optimalisasi pengelolaan PAD desa dapatmeningkatkan perekonomian di desa, PAD desa yang dikelola dengan maksimalsesuai dengan aturan dan prosedur yang telah ditetapkan akan dapatmeningkatkankan perekonomian desa. Sebelum berlakukanya UU Desa, setiapdesa di Indonesai khususnya di Kabupaten Rokan Hulu belu mempunyaianggran khusus untuk desa, desa hanya mengandalkan lunsuran dari kecamatanatau kabupaten yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan dan alokasi yangdiberikan dari kecamatan atau Kabupaten, sehingga apa yang menjadi keinganmasyarakat desa dalam mengisi pembangunan di desa sering tidak terwujud.Dengan adanya UU Desa yang baru dimana setiap desa mendapatkan anggaransesuai dengan pengajuan dalam RAPBD Desa, maka dana yang dikucurkandapat mencukupi pembangunan di desa, seperti pembangunan padar ataulembaga ekonomi desa lainnya, hal ini akan dapat menambah PAD di desatersebut. PAD yang ada kalau dikelola dengan optimal niscaya akan dapatmeningkatkan aliran uang yang ada di desa, sehingga masyarakat didesa dapatmenikmati manfaatnya.

Beberapa penelitian yang hasilnya sama dengan penelitian ini seperti yangdilakukan oleh Putri Nugrahaningsih (2016), menyimpulkan bahwa dana desayang diperoleh oleh masing-masing desa dimanfaatkan untuk usaha-usaha yangproduktif seperti Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) yangmemiliki lima unit Usaha, yaitu Kolam Keceh, Bumi Perkemahan, Sarana AirBersih, Bank Sampah, dan Pertanian Terpadu. Dengat terbentuknya unit-unitusaha di desa akhirnya masyarakat di desa akan merasakan manfaatnya terutamadapat meningkatkan perekonomian di desa tersebut.

Page 96: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

91

Penelitian ini juga sejalan dengan riset yang dilakukan oleh Suci IndahHanifah (2015), disimpulkan bahwa Manajemen keuangan Desa menunjukkanpelaksanaan yang akuntabel dan transparan yang dapat dilihat dari pelaporanpertangungjawaban Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDesa).Pengelolaan yang optimal dari PAD Desa seperti yang disimpulkan akanberimbas ke perekomian masyarakat desa, artinya masayarakat akan merasakanmanfaan atas pengelolaan PAD desa oleh aparatus desa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh beberapapenelitian lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan PAD Desa,; Gusti AyuRDA, Ni Luh GES, Anantawikrama TA. (2017), Putri Nugrahaningsih,Falikhatun, Jaka Winarna. (2016), Maria Rosa Ratna Sri Anggraeni. (2016), danSuci Indah Hanifah dan Sugeng Praptoyo. (2015).

Semakin optimalnya aparatur desa dalam mengelola PAD Desa, makapembangunan perekonomian di desa akan dapat meningkat, apabila seluruhproses pengelolaannya dilakukan dengan baik sesuai dengan pedomanpengelolaan yang disarankan seperti dalam proses perencanaan, prosesimplementasi, proses evaluasi dilaksanakan secara jujur, transparan, dantanggungjawab.

Dalam mengelola PAD Desa aparatur di desa harus tetap berpedomanpada aturan yang ada. Prinsip Pengelolaan harus dipegang teguh, pengelolaanPAD Desa harus dilaksanakan dengan memenuhi prinsip transparan diketahuioleh masyarakat luas. Masyarakat dapat berperan aktif mulai prosesperencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemeliharaan.

Agar perekonomian di desa dapat berjalan dengan baik, bahkan meningkatsesuai dengan harapan sebahagian besar masyarakat, maka diharapkan seluruhkegiatan dalam pengeloaan keuangan terutama tentang PAD desa dapatdipertanggungjawabkan secara administratif, teknis dan hukum. Seluruhmasyarakat harus berperan aktif, begitu juga dengan lembaga masyarakat lainnyayang ada di desa bekerja harus sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.Sehingga perekomian masyarakat dapat berjalan dengan baik dan dapatdilestarikan secara berkelanjutan.

Pengelolaan BUM Desa terhadap Perekonomian DesaBerdasarkan hasil penelitian optimalisasi pengelolaan BUM Desa dalam

meningkatkan perekonomian di desa, dengan pengelolaan yang baik BUM Desadapat meningkatkan perekonomian desa. Item dalam pengelolaan BUM Desadiantaranya; tujuan pendirian BUM desa, Persiapan Pendirian BUM Desa,prinsip umum pengelolaan badan usaha milik desa, Prinsip pengelolaan badan

Page 97: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

92

usaha milik desa ,stake holder BUM Desa, pembukuan keuangan desa, bilahal ini dipahami dan dilaksanakan oleh pihak terkait.

Berikut pembahasan item pengeloaan BUM Desa di Kecamatan RambahHilir.

Tujuan Pendirian BUM DesaPendirian dan pengelolaan badan usaha milik desa (BUMDes) di

Kecamatan Rambah Hilir dilakukan sesuai dengan perwujudan dari pengelolaanekonomi produktif desa yang dilakukan dengan cara kooperatif, partisipatif,emansipatif, transparansi, akuntabel, dan sustainable. Beberapa BUM Desa dikecamatan Rambah Hilir telah bekerja optimal untuk menjadikan badan usaha didesa masing-masing dapat berjalan secara efektif, efisien, profesional danmandiri sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat desa. Berdasarkan hasilpenelitian dapat disimpulkan bahwa pendidirian BUM Desa dapat meingkatkanperekonomian desa di kecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Persiapan Pendirian BUM DesaBerdasarkan pedoman dan petunjuk pendirian Bum Desa, perangkat dan

pihak terkait di di kecamatan Rambah Hilir dalam mendirikan Bum Desa belumsepenuhnya melaksanakan aktivitas yang harus dilakukan dalam persiapanpendirian BUMDes, meliputi: Mendisain struktur organisasi, Menyusun jobdeskripsi (gambaran pekerjaan), Menetapkan sistem koordinasi, Menyusunbentuk aturan kerjasama dengan pihak ketiga, Menyusun pedoman kerjaorganisasi BUM Desa, Menyusun desain sistem informasi, Menyusun rencanausaha (business plan), Menyusun sistem administrasi dan pembukuan, Melakukanproses rekruitmen, Menetapkan sistem penggajian dan pengupahan. Di beberapadesa aktivitas ini belum sepenuhnya dapat terlaksana dengan baik, hal inidisebabkan keterbatasn sumber daya manusia yang tersedia di masing-masingdesa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pendirian BUM desatidak dapat meningkatkan perekonomian desa di kecamatan Rambah HilirKabupaten Rokan Hulu, Riau.

Prinsip Umum Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa):Kepala desa dan pihak terkait dengan penegelolaan Bum Desa di

Kecamatan Rambah Hilir belum sepenuhnya memahami prinsip pengelolaanBUMDes yang harus dijalankan dengan menggunakan prinsip kooperatif,partisipatif, emansipatif, transparansi, akuntable, dan sustainable, dengan mekanisme

Page 98: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

93

member-base dan self help yang dijalankan secara profesional, dan mandiri. Hal inidisebabkan keterbatasan sumberdaya manusia yang ada di desa. Berkenaandengan hal itu seharusnya pihak terkait di masing masing desa dalam mengeloladan membangun BUMDes memerlukan informasi yang akurat dan tepat tentangkarakteristik kelokalan, termasuk ciri sosial-budaya masyarakatnya dan peluangpasar dari produk (barang dan jasa) yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa prinsip umumpengelolaan badan usaha milik desa belum dapat meningkatkan perekonomiandesa di kecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Stake Holder BUM DesaPihak-pihak yang berperan dalam pengelolaan BUM Desa yang terdiri dari

Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa, Dewan Komisaris, BagianKeuangan, Manajer BUMDes, Sekretaris, Bendahara, Karyawan, semuanyaberkomitmen dalam pengelolaan BUM Desa, mereka berharap denganpengelolaan Bum Desa ang baik akan dapat bermanfaat bagi peningkatanperekonomian masyarakat desa di kecamatan Rambah Hilir. Berdasarkan hasilpenelitian dapat disimpulkan bahwa stakeholder badan usaha milik desaberpengaruh terhadap peningkatan perekonomian desa di kecamatan RambahHilir kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa prinsip pengelolaanbadan usaha milik desa di kecamatan Rambah Hilir kabupaten Rokan Hulu, Riaudapat meningkatkan perekonomian desa. Hasil penelitian ini memberikan buktiempiris bahwa semakin baik penerapan pengelolaan badan usaha milik desa akanmeningkatkan perekonomian desa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh MariaRosa Ratna Sri Anggraeni (2016), yang menunjukkan bahwa keberadaan BUMDesa tidak dipungkiri membawa perubahan di bidang ekonomi dan sosial.Keberadaan BUM Desa tidak membawa manfaat signifikan bagi peningkatankesejahteraan warga secara langsung, Permasalahan yang muncul terkait BUMDesa adalah akses masyarakat terhadap air dan akses masyarakat untukmendapatkan pekerjaan di BUM Desa. Hasil yang sama juga disimpulkan daripenelitian yang dilakukan oleh Reza M. Zulkarnaen. Hasilnya penelitiannyamenyimpulkan bahwa Keberadaan BUM Desa untuk mewujudkanperekonomian desa yang Mandiri sangat diperlukan. Melalui BUM Desadiharapkan antar lembaga yang ada di masayarakat saling bersinergi untuk lebihmaksimal menciptakan kesejahteraan masyarakat yang setara. Bagi pemerintahdesa dan lembaga pedesaan di desa Parakan Salam dan desa Salam Jaya segera

Page 99: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

94

membentuk pengelolaan BUM Desa supaya segera lebih efektif dalammenghimpun unit-unit usaha dari masyarakat dan pengelolaan aset-aset desaagar tujuan dari BUM Desa untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat yangmerata.

Hasil yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh HannyPurnamasari (2016). Hasil penelitin ini menemukan bahwa Keberadaan BUMDesa sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Pembentukan danPengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa), diharapkan PemerintahDesa dapat memahami tentang pembentukan dan pengelolaan BUM Desa,sehingga dapat dijadikan sebagai penggerak perekonomian masyarakat desa dandiharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, khususnya desatertinggal atau desa yang tingkat perekonomiannya rendah.

Page 100: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

95

REFERENSI

Achyani, Fatchan dan Cahya, Bayu Tri. 2011. Analisis Aspek Rasional dalampenganggaran Publik Terhadap Efektivitas Pengimplementasian AnggaranBerbasis Kinerja pada Pemerintah Kota Surakarta. Jurnal Maksimum.Vol.1 (1), pp.68-77.

Anonim. 2015. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Kbbi.web.id. diakses padatanggal 10 Desemebr 2017, pukul 20.42 Wib. Pekanbaru.

APBN 2017 . Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2017.PerekonomianIndonesia dan APBN 2017. www.kemenkeu.go.id/apbn 2017 , 12Desember 2017.

Arif, Muhammad. 2007. Tata Cara Pengelolaan Keuangan Desa Dan PengelolaanKekayaan Desa. Pekanbaru: ReD Post Press.

Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI,Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Ayu Komang Dewi Lestari,Anantawikrama Tungga Atmadja, I Made PradanaAdiputra.2014. Membedah Akuntabilitas Praktik Pengelolaan KeuanganDesa Pakraman Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, KabupatenBuleleng, Provinsi Bali. (Sebuah Studi Interpretif pada Organisasi Publik NonPemerintahan). e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha.

Azwardi; Sukanto, 2014. Efektifitas Alokasi Dana Desa (ADD) dan Kemiskinan.Jurnal Ekonomi Pembangunan, Juni 2014. Volume 12,No.1 hal: 29 41.ISSN 1829 – 5843.

Bachrein, S. 2010. Pendekatan Desa Membangun di Jawa Barat: StrategiPembangunan dan Kebijakan Pembangunan Perdesaan. Jurnal AnalisisKebijakan Pertanian Vol. 8 No. 2, Juni 2010: 133-149.

Bapenas. 2011. Evaluasi Pembangunan Perdesaan. Dalam Konteks PeningkatanKesejahteraan Masyarakat. Kementerian Perencanaan PembangunanNasional/BAPPENAS 2011.

Page 101: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

96

BN. Marbun, 1983 B.N. Marbun, DPR Daerah: Pertumbuhan, Masalah & MasaDepannya, GhaliaIndonesia, Jakarta.

BPKP. 2015. Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan & Konsultasi PengelolaanKeuangan Desa. Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan KeuanganDaerah.2015

BPS Rambah Hilir. 2017. Kecamatan Rambah Hilir Dalam Angka.

BPS Rokan Hulu. 2017. Kabupaten Rokan Hulu Dalam Angka.

Chozin, Sumardjo dan Susetiawan, 2010. Pembangunan Pedesaan dalam RangkaPeningkatan Kesejahteraan Masayarakat . IPB Press, Bogor.

Creswell, J. . 2007. Qualitative Inquiry & Research Design: Choosing Among FiveApproaches, 2nd ed. California : Sage Publication.

Deddy T. Tikson. 2005. Indikator-indikator Pembangunan Ekonomi.http://ecozon.html. Diakses pada: Sabtu, 16 Desember 2017.

Departemen Pendidikan Nasional.2007. Buku Panduan Pendirian DanPengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Pusat KajianDinamika Sistem Pembangunan (PKDSP) Fakultas EkonomiUniversitas Brawijaya.

Gusti Ayu RDA, Ni Luh GES, Anantawikrama TA. 2017. OptimalisasiPengelolaan Pendapatan Asli Desa Untuk Meningkatkan PembangunanPerekonomian Desa Pada Desa Pejarakan, KecamatanGerokgak,Kabupaten Buleleng. e-Journal S1 Ak Universitas PendidikanGanesha. Vol: 7 No: 1 Tahun 2017

Hanif, Nurcholis. 2011. Pertumbuhan Dan Penyelenggaraan Pemerintah Desa. JakartaPenerbit Erlangga.

Hanny Purnamasari, Eka Yulyana, Rachmat Ramdani. 2016. EfektivitasPengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bum Desa) Berbasis EkonomiKerakyatan Di Desa Warungbambu Kecamatan Karawang Timur

Page 102: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

97

Kabupaten Karawang. Jurnal Politikom Indonesiana Vol. 1 NO. 2,Desember 2016. e-ISSN : 2528 – 2069.

Irawan. 1982. Ekonomi Pembanguan. Fakultas Ekonomi Universitas GadjahMada. Yogyakarta,

Irawan Prastya. 2005. Materi Pokok Penelitian Administrasi. Jakarta UniversitasTerbuka.

Kadariah. 1994. Teori Ekonomi Mikro. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Jakarta ,

Kasryno, F., M. Gunawan, dan C.A. Rasahan. 1993. Strategi DiversifikasiProduksi Pangan. Prisma, No. 5. Tahun XXII. LP3ES. Jakarta.

Kasryno, Faisal. 1983. Prospek Pembangunan Ekonomi Pedesaan Indonesia. YauasanObor Indonesia. Jakarta ,

Maria Rosa Ratna Sri Anggraeni. 2016. Peranan Badan Usaha Milik Desa(bumdes) pada Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan Studi Pada BumdesDi Gunung Kidul, Yogyakarta. Modus Vol.28 (2): 155-167, 2016. ISSN0852-1875.

Marwan Jafar. 2016. Bentengi Penyaluran Dana Desa, Menteri Marwan BentukSatgas. http://news.liputan6.com/read/2426408/bentengi-penyaluran-dana-desa-menteri-marwan-bentuk-satgas.

Mikkelsen, B. 2003. Metode Penelitian Partisipatoris dan Uapaya-UpayaPemberdayaan. (Terjemahan Matheos Nalle), Edisi Ketiga, Februari 2003.

Miles, Mathew B. dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif (BukuSumber tentang Metode-Metode Baru) . Jakarta: UIP.

Mitchell, R.K., et al. 1997. Toward a Theory of Stakeholder Identification andSalience: Defining the Principle of Who and What Really Counts. TheAcademy of Management Review, Vol. 22, No. 4 (Oct., 1997): 853-886.

Page 103: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

98

Ni Putu Ayu Putri Trisnawati & I Gusti Bagus Indrajaya. 2017. Peran BumdesBagi Petani Miskin Di Desa Bangli Kecamatan Baturiti KabupatenTabanan. E-Jurnal EP Unud, 6[6]: 1097-1126 ISSN 2303-0178.

Novianti Ruru, Lintje Kalangi, Novi S. Budiarso. 2017. Analisis PenerapanAlokasi Dana Desa (ADD) Dalam Upaya Meningkatkan PembangunanDesa (Studi Kasus Pada Desa Suwaan, Kecamatan Kalawat, KabupatenMinahasa Utara). Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(1), 2017, 83-90.

OECD. 2015. Survei Ekonomi Indonesia Tahun 2015. OECD Publishing.

PKDSP. 2007. Buku Panduan Pendirian Dan Pengelolaan Badan Usaha MilikDesa (Bumdes). Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian DinamikaSistem Pembangunan (PKDSP) Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Prabowo, T.H.E. 2014. Developing BUMDes (Village-owned Enterprise) forSustainable Poverty Alleviation Model Village Community Study inBleberan-Gunung Kidul- Indonesia. World Applied Sciences Journal 30(Innovation Challenges in Multidiciplinary Research & Practice): 19-26.

Putri Nugrahaningsih, Falikhatun, Jaka Winarna. 2016. Optimalisasi Dana DesaDengan Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUM Des) MenujuDesa Mandiri. Jurnal Akuntansi Dan Bisnis. Vol. 16 No. 1, Februari 2016:37 - 45

Raco. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, danKeunggulannya. PT Grasindo, Jalan Palmerah Selatan.

Rahardjo Adisasmita, 2006. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Reza M. Zulkarnaen. 2016. Pengembangan Potensi Ekonomi Desa MelaluiBadan Usaha Milik Desa (Bumdes). Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteksuntuk Masyarakat Vol. 5, No. 1, Mei 2016: 1 – 4. ISSN 1410 – 5675.

Page 104: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Amir Hasan & Gusnardi

99

Soepono, Sri Saadah. 1995. Corak dan Pola Kehidupan Sosial Ekonomi Pedesaan.CV EKA PUTRA. Jakarta,

Stoner, James A.F. 2006. Management. Englewood Cliffs, N.J. : Prentice Hall, Inc.

Suci Indah Hanifah dan Sugeng Praptoyo. 2015. Akuntabilitas DanTransparansi Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan Belanja Desa(APBDes) Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi. Vol. 4 No. 8 (2015)

Sumaryadi,I Nyoman. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom danPemberdayaan Masyarakat.Jakarta,Citra Utama. Hlm 24.

Widjaja, HAW. 2003. Pemerintahan Desa/Marga. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Sumber lainnya :

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang PembagianUrusanPemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan danKinerja Instansi PemerintahPeraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2006tentang Pengelolaan KeuanganDaerah.

Undang –Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahanDaerah.

Undang-Undang Republik Indonesia No 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. LembarNegara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7. Jakarta.

Page 105: KATA PENGANTAR - unri.ac.id

Pengelolaan Pendapatan Asli Desa dan Badan Usaha Milik Desadalam Meningkatkan Pembangunan Perekonomian Desa

100