bab v - unri.ac.id

12
BAB V PERUBAHAN KE KEMUNDURAN \ Pada bab ini akan memaparkan hasil temuan dilapangan, mcliputi pertama identitas responden. Kedua, temuan lapangan yaitu proses domestikasi percmpuan dan Ketiga, menuju kesetaraan gender. 5.1. Identitas Responden label 5.1 Distribusi responden berdasarkan asal suku (N = 30) Suku Jumlah Payung 1 Lalang 24 Melayu 5 Total 30 Data tersebut menunjukkan bahwa 80% responden adalah penduduk asli Pangkalan Kerinci yang merupakan keturunan dari asal suku asali, yaitu suku Lalang. Hanya terdapat 17 % suku Melayu dan 3 % merupakan hasil perkawinan dari Melayu dan Lalang. Sebagaimana dikemukakan terdahulu bahwa hak atas suku diturunkan berdasarakan suku ibu. Data ini mengambarkan bahwa suku asal Pangkalan Kerinci, yaitu suku Lalang masih eksis dan sistem penurunan suku masih tetap berlangsung. Dimana kesadaran akan identitas suku masih dianggap penting. Hal ini disebabkan identitas suku menjadi identitas utama, yang menyangkut hak ulayat dan norma komunitas.

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V - unri.ac.id

BAB V

PERUBAHAN KE KEMUNDURAN

\

Pada bab ini akan memaparkan hasil temuan dilapangan, mcliputi pertama

identitas responden. Kedua, temuan lapangan yaitu proses domestikasi percmpuan dan

Ketiga, menuju kesetaraan gender.

5.1. Identitas Responden

label 5.1

Distribusi responden berdasarkan asal suku (N = 30)

Suku Jumlah Payung 1 Lalang 24 Melayu 5 Total 30

Data tersebut menunjukkan bahwa 80% responden adalah penduduk asli

Pangkalan Kerinci yang merupakan keturunan dari asal suku asali, yaitu suku Lalang.

Hanya terdapat 17 % suku Melayu dan 3 % merupakan hasil perkawinan dari Melayu

dan Lalang. Sebagaimana dikemukakan terdahulu bahwa hak atas suku diturunkan

berdasarakan suku ibu.

Data ini mengambarkan bahwa suku asal Pangkalan Kerinci, yaitu suku Lalang

masih eksis dan sistem penurunan suku masih tetap berlangsung. Dimana kesadaran

akan identitas suku masih dianggap penting. Hal ini disebabkan identitas suku menjadi

identitas utama, yang menyangkut hak ulayat dan norma komunitas.

Page 2: BAB V - unri.ac.id

31

Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan Umur

Umur Jumlah 30-40 6 41-50 9 51-60 6 60 keatas 9 Total 30

Komposisi usia berimbang, yaitu 50 persen berada usia sangat produktif dan

50% merupakan usia kurang produktif, atau memasuki usia senja. Hanya saja data usia

dibawah 30 tahun tidak dapat diperoleh karena dua kendala utama. Pertama cendcrung

yang usia muda tidak berada di desa. Kedua, terjadi penundaan perkawinan. Dimana

usia dibawah 30 untuk lelaki masih memilih membujang, sementara percmpuan

dibawah usia 30 cenderung ikut suami ke daerah lain.

Dari 50% usia yang menuju tidak produktif hanya dua responden yang tidak

berpenghasilan dan tidak mempunyai pekerjaan. Hal ini disebabkan jaminan hidup

disubsisdi dari anak.

Tabel. 5.3. Distribusi Responden berdasarkan pendidikan

Pendidikan Jumlah Tidak Sekolah 28 SD 1 SMP -SMU 1 Total 30

Pada anak-anak yang remaja kecenderungan untuk sekolah cukup cukup tinggi.

Bahkan ada dua anak yang kuliah di Jawa dan remaja lainnya tamat SMU (sckolah

menengah umum). Generasi tahun 90-an semuanya mengenyam pendidikan. Hal ini

sangat wajar karena di Pangkalan Kerinci telah tersedia satu buah SMU, satu buah

Page 3: BAB V - unri.ac.id

32

SMP dan empat SD. Sekolah-sekolah tersebut sudah cukup baik karena semua sekolah

negeri yang mendapat fasilitas dari negara. Sementara responden yang tidak sckolah

adalah gerasi tua sebelum tahun 1980-an.

Tabel 5.4.

Distribusi Responden berdasarkan jumlah anggota Keluarga

Anak Jumlah

Belum punya 1

1-2 6

3-5 18

6-7 4

Lebih dari 8 1

Total 30

Umumnya penduduk Pangkalan Kerinci Asli menolak Keluarga Bcrencana

(KB). Karena KB dianggap bertentangan dengan agama. Selain itu, mitos banyak anak

banyak rezeki masih melekat dalam wacana pemikiran orang asli Pangkalan Kerinci.

Walaupun demikian rata-rata jumlah anak dalam satu keluarga adalah 3-5 orang anak.

Pada generasi muda cenderung menuliki anak sedikit yaitu 2 sampai 3 anak, dan

mereka ini sudah menggunakan KB.

Jumlah anggota keluarga tidak termasuk isteri dan ayah tersebut juga

mengambarkan besamya beban konsumsi rumah tangga. Di mana jumlah pendapatan

cenderung berkurang, sementara jumlah konsumsi cendcrung bertambah sctiap

tahunnya, karena anak membesar. Sementara anak dan isteri tidak lagi terlibat sebagai

tenaga bantuan pada ayah, karena tidak tersediannya pekerjaan pertanian.

Page 4: BAB V - unri.ac.id

33

Tabel 5.5 Distribusi Responden berdasarkan Migrasi

Migrasi Jumlah Pernah 2 Tidak 28 Total 30

Sebelum tahun 1982 lebih dari 50% penduduk asli Pangkalan Kerinci yang

pindah ke daerah lain karena alasan ekonomi. Program relokasi Departemen Sosial

menyebabkan Bathin memanggil semua keluarga yang merantau untuk kembali. Hanya

saja dari seluruh responden hanya 2 yang terjaring pernah melakukan migrasi ketempat

lain.

Tabel 5.6. Distribusi Responden berdasarkan Sumber Pendapatan Keluarga

Sumber Pendapatan Jumlah Tidak ada 1 Kebun Sawit 10 Rumah Sewa 20 Jasa (OpIet & Becak) 4 Bertani 2 Nelayan 2 Buruh Angkut harian 4 Buruh Kayu 2 Dagang 1 Pegawai RAPP 1

Seharusnya tabel ini bcrisi tentang pekerjaan responden. Penulis sudah mcncoba

mendata apa pekerjaan responden. Temyata jawabannya cendrung menjawab tidak ada

pekerjaan atau menganggur. Bagi yang mengeraukakan pekerjaann sulit untuk

mendetiksi mana yang menjadi pekerjaan utama, karena satu orang bisa mendapat

Page 5: BAB V - unri.ac.id

34

penghasilan dari banyak sumber. Oleh sebab itu, alematif yang dipilih adalah dengan

mendata sumber pendapatan keluarga.

Dari data sumber pendapatan keluarga diketahui bahwa satu keluarga bisa

memperoleh pendapatan lebih dari dua sumber. Sumber yang paling dominan adalah

dari Sewa Rumah, suatu penghasilan dimana mereka tidak perlu bekerja tctapi dapat

uang sctiap bulan. Yang menyewa rumah mereka adalah para pekcrja di RAPP.

Data ini juga mampu menjelaskan bagaimana hubungan antara penduduk asli

dengan perusahaan. Dari 30 responden hanya 1 orang yang bekerja sebagai pcgawai di

RAPP dengan pendapatan Rp.5,6 juta pertahuan. Memang ada beberapa orang

penduduk asli lainnya yang belum menikah dan bekeija di RAPP tapi jumlahnya tidak

lebih dari 5 orang.

Selain itu, penduduk cenderung bekerja di sektor pertanian yang dengan

memiliki kebun sawit. 75% dari responden mempunyai kebun sawit dan berpenghasilan

diatas lima juta rupiah. Data ini mengambarkan bahwa proses tranformasi dari

pertanian tradisional ke pertanian moderen sedang berlangsung. Dorongan untuk

teriibat dalam sistem pertanian global ini semakin kuat dengan munculnya dcmontrasi

sekitar 15 keluarga yang tidak mendapat bagaian sawit atau sawtinya tclali dijual untuk

meminta kebun sawit ke PT Indo Sawit Subur Sejahtera.

Kebun sawit, selain memberi kepastian kerja yang dekat secara kultural kcpada

masyarakat, juga memberi jaminan penghasilan rutin sctiap panennya. Walaupun

sekarang harga sawit nasional teranggu oleh harga sawit internasional. Para istcri atau

percmpuan yang memiliki kebun sawit ini cenderung ikut bekerja untuk mengclola

kebunnya.

Page 6: BAB V - unri.ac.id

35

Keragaman satu keluarga memiliki sumber pendapatan ini mengambarkan

besaranya respon keluarga terhadap perubahan yang terjadi. Bisnis rumah sewa (room

rent and house rent) menjadi trens utama sumber penghasilan di era hilangnnya sumber

ekonomi pertanian. Pilihan ini merupakan respon yang sangat positif dari keluarga desa

dalam menyiasati lingkungan yang sedang berubah. Walaupun hanya 3 % yang

bedagangan (1 keluarga), tetapi ada sekitar 12% yang memanfaatkan peluang jasa

transportasi melalui opIet dan becak. Dan hanya 2 atau sekitar 6% yang masih bekerja

di sektor perladangan dan sekaligus menjadi nelayan dengan penghasilan dibawah

empat juta pertahun.

Corak ini mengambarkan cepatnya terjadi transpormasi sosial pada penduduk

Pangkalan Kerinci dalam menyiasati lingkungan yang berubali. Hal ini tcntu saja

disebabkan dominannya industri menjadi agen pedobrak stausquo sistem nilai, menuju

ke perubahan total dalam sistem sosial dan kultural.

Tabel. 5.8. Distribusi Responden berdasarkan Jumlah Pendapatan Keluarga dalam Sctahun

Penghasilan (juta) , Jumlah Tidak ada 2 <5 5 5- 10 6 11-20 8 20,1 -30 7 30-48 2 Total 30

Dua keluarga yang tidak berpeghasilan disebabkan karena sudah tua dan

sumber pendapatan disubsidi oleh anak. Sedangkan 5 kuluarga yang berpenghasilan

dibawah 5 juta adalah mereka yang bekerja sebagai buruh harian, dan pctani ladangn

sekaligus sbagaia nelayan. Penghasilan diatas umumnya mereka mempunyai kebun

Page 7: BAB V - unri.ac.id

36

sawit, dan rumah sewa. Perbedaan penghasUan hanya disebabkan banyak rumah sewa

yang dimiliki dan luasnya kebun sawit yang dipunyai. Satu orang yang berpenghasilan

48 juta temyata semuanya dari kebun sawit karena mempunya sawit yang luas, hasil

dan membeli sawit yang dijual keluarga lainnya. Sedangkan satu orang yang

berpenghasilan 32 juta diperoleh dari penghasilan oplet.

5.2. Domestikasi Isteri

Kehadiran industri menyebabkan hilangnya pekerjaan bidang pertanian. Para

suami tidak lagi berladang dan meneres karet. Begitu juga sungai dan pcrkarangan

sudah juga tidak bisa dimanfaatkan lagi. Kelulangan sumber-sumber pekerjaan ini

menyebabkan percmpuan atau para isteri kelulangan pekerjaan skundemya dahulu.

Untuk akses ke industri umumnya mereka tidak mempunyai keterampilan yang sesuai

dengan yang dibutuhkan oleh industri.

Kehilangan pekerjaan skuder ini menyebab percmpuan secara otomatis pulang

ke rumah. Ada dua uraian penting untuk menjelaskan mengapa perepuan di kawasan

Industri mengalami proses pulang ke rumah. Pertama, meningkatknya pendapatan.

Para suami yang masih berpaham pada nilai pertanian mengembalikan para istcri

mereka pada nilai status sosial. Dhnana para isteri yang bekerja dianggap sebagai

cerminan ketidak mampuan lelaki dalam menghidupi keluarga. Ketika para suami

mampu menghidupi rumah tangganya dengan menjual tanah, berkebun dan sumber

ekonomi baru lainnya, isteri diletakkan kembali kepada posisi status sosial.

Dari 30 rumah tangga yang diteliti 10 rumah tangga yang berpenghasilan lebih

dari 15 juta pertahim para isteri dan suami merasa bangga kalau isterinya tidak bckcrja.

Begitu juga para isteri merasa senang kalau dirinya tidak lagi bekerja. Memang pada

Page 8: BAB V - unri.ac.id

37

keluarga yang pendapatannya kurang dari 10 juta keinginan istri bekeija cukup besar.

Tetapi mereka merasa sangat sadar bahwa kini peluang kerja tidak scsuai dengan

mereka.

Data berikut mampu menjelaskan aktivitas percmpuan di Pankalan Kerinci.

Tabel 5.10. Alasan tidak bekerja di Perusahaan

Uraian Jumlah Tidak bisa / tidak cocok 26 Tidak adajawaban 4 Bekerja di Kebun 2

Tabel diatas dengan jelas mcnegaskan kesadaran percmpuan di kawasan industri

peluang kerja yang tersedia bukan untuk mereka. Faktor utama adalah pendidikan dan

keterampilan yang mereka miliki. Konsepsi pemikiran mereka tentang funsi pcrempuan

masih sangat dominan. Terutama konsepsi bahwa bekerja adalah haknya lelaki, sebagai

kepala rumah tangga.

Walaupun demikian tclah terjadi perubahan konsep bekerja bagi para isteri,

seperti dijelaskan tabel ^ r iku t ;

Tabel 5.9. Aktifitas Isteri

Uraian Jumlah Tidak Bekerja 30 Bekerja sambilan 0 Bekerja 0

Data tersebut mengambarkan perubahan persepsi pcrempuan terhadap

pekerjaan. Kesemua responden menyatakan tidak bekerja. Jika ditanya pekerjaan

mereka sebelum masuknya industri, umumnya mereka menjawab bertani. Tctapi

karena pertanian tidak tersedia lagi mereka menyatakan diri tidak bekerja. Alasan

Page 9: BAB V - unri.ac.id

38

mereka menyatakan diri tidak bekerja adalah karena bekerja menurut mereka adalah

adanya penghasilan yang mereka terima dan bisa dikelola sendiri. Karena mereka tidak

punya penghasilan, maka meskipun mereka bekerja membantu suami di kebun,

mengurus rumah tangga toh mereka tetap menyatakan diri tidak bekerja. Padahal kalau

dilihat data aktiiftias isteri rumah mereka cenderung mempunyai aktifitas tambahan

seperti berdagangan kecil-kecilan, dan membantu suami di kebun. Sebagaimana data

pada tabel berikut;

Tabel 5.11. Aktifitas isteri di Rumah

Uraian Jumlah Urus rumah tangga 30 Bantu Suami di Kebun 10 Berdagang 2 Ikut bekerja di ladang 2 Ikut arisan 6

Data ini mengambarkan bahwa jumlah isteri yang teriibat dalam aktivitas

ekonomi semakin berkurang. Ke seluruh istri menyatakan bekerja di rumah, hanya 14

orang yang ikut membantu kerja di kebun, ladang dan berdagang, dan hanya 6 saja

yang mebabiskan waktunya dengan mengikuti arisan.

Arisan ini sendiri merupakan tradisi baru di kalangan pcrempuan agraris.

Tradisi arisan tidak dikenal dalam pcrempuan agraris, tradisi ini baru ada setelah

kedatangan industri setelah bertambahnya istri birokrasi. Enam isteri yang ikut arisan

ini cenderung lebih tinggi pendapatannya.

5.3. Menuju Kesetaraan Gender

Salah satu segi positif kehadiran industri adalah adanya kesadaran untuk

perbaikan pendidikan pada anak. Sctiap rumali tangga sangat mendukung anak-

Page 10: BAB V - unri.ac.id

39

anaknya sekolah dengan tidak memandang seks. Jadi semua anak akan disekolahkan

sesuai dengan kemampuan ekonomi rumah tangga.

Tabel 5.12 Keinginan Menyekolahkan Anak Perempuan

Jenis Sekolah Jumlah Tidak ingin Menyekolahkan anak 3 Sekolah sampai SMU 19 Sekolah sampai Universitas 8

Data ini mengambarkan telah terjadi perubahan wacana pemikiran pada ibu

rumah tangga di Pangkalan Kerinci. Pendidikan sudah dianggap akan menuju perbaikan

bagi rumah tangga. Semua ibu-ibu yang menginginkan anak-anaknya sekolah semuanya

dengan alasan untuk perbaikan hidup dimasa depan. Sementara alasan para ibu-ibu

menyekolahkan anak-anaknya sampai ke SMU saja dengan alasan tidak tcrsedianya

dana untuk membiayai anak-anak mereka sekolah.

Sementara itu tiga keluarga yang tidak bersedia menyekolahkan anak-anaknya

juga disebabkan oleh faktor ekonomi. Mereka benar-benar menyadari bahwa untuk

biaya kehidupan sehari-hari saja ekonomi mereka tidak cukup. Ketidak mampuan

ekonomi itu memaksa mereka mengurungkan niat untuk menyekolahkan anak mereka.

Memang terdapat kolerasi antara pendidikan dengan kesadaran kcsetiu-aan

gender pada perempuan. Ini artinya kemauan orang tua untuk menyekolahan anak-

anak perempuannya hingga ke SMU dan universitas akan membawa pengaruh kcpada

kesetaraan gender dan otonomi sosial dan ekonomi pada perempuan.

Tetapi porses ini harus masih bcrhadapan dengan problem kultural yang tclan

membelenggu perempuan untuk mengalami eksploitasi gender. Dalam hal ini kesadaran

lelaki sebagai gender yang kuat tidak bisa dihapus begitu saja, begitu juga kesadaran

perempuan sebagai mahluk yang perlu dilindungi sangat sukar untuk dihapus.

Page 11: BAB V - unri.ac.id

40

Pengaruh sosialisasi sistem nilai masih sangat dominan dalam hubungan antara ibu dan

anak, dan antara ayah dan anak.

Semua reponden menjawab bahwa peranan lelaki memegang peranan penting

dalam keluarga. Keputusan akhir dalam rumah tangga berada pada lelaki. Lelaki yang

teriibat dalam urusan rumah tangga hanya terjadi pada ketika istri baru melahirkan.

Begitu juga, isteri hanya berhak mendengarkan beberapa keputusan yang akan diambil

oleh suami. Batas-batas wewenang isteri hanya memberi saran atau pertimbangan.

Bahkan pada anak-nak mereka yang beranjak remaja dan sekolah hingga SMU masih

tetap meletakaan lelaki sebagai pusat kekuasaan dalam rumah tangga.

5.3. Ancaman Kesehatan Reproduksi Perempuan

Suatu hal yang sangat mengkhawatirkan adalah menurunnya perlindungan

kesehatan reproduksi. Ancaman penyakin kelamin menjadi momok bagi perempuan di

Pangkalan Kerinci. Bagi suami yang mempunyai uang, atau baru saja berhasil menjual

tanah, dan memetik sawit,biasanya para suami tersebut jarang pulang ke rumah tetapi

pegi ke rumah bordil (tempat pelacuran). Data di puskesmas menunjukkan bahwa

jumlah pengindap sipiUs meningkat dari bulan ke bulan. Penyakit tersebut bukan saja

dialami oleh para suami tetapi juga para ibu dan anak-anak remaja.

Prilaku seks menyimpang ini, merupakan suatu yang menarik untuk disimak.

Sebab peristiwa pemerkosaan oleh penduduk ash lokal telah menjadi berita yang biasa

di Pangkalan Kerinci. Begitu juga gadis remaja yang sudah biasa berhubungan seks

dengan pekerja hanya alasan uang. Sayangnya data kongrit sulit didapat, tetapi jika

diwawancara tokoh masyarakat, anak-anak remaja dan masyarakat luas prilaku seks

menyimpang bukan lagi rahasia umum.

Page 12: BAB V - unri.ac.id

41

Temyata kehadiran industri menyebabkan menurunnya pclindunga alat

reprodsuksi perempuan akibat prilaku seks yang salah. Kalau dahulu para suami

menganut paham monogami atau berhubungan seks hanya dengan pasangannya saja.

Tetapi sekarang prilaku hubungan seks menjadi beragam, seoarang lelaki selain

berhubungan dengan pasangaanya juga berhubungan seks dengan wanita penjaja seks

di lokalisasi.