kata pengantar - sinta.unud.ac.id · memberikan banyak informasi sehingga tugas akhir penulis dapat...
TRANSCRIPT
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena berkat anugerah-NYA penulisan skripsi ini
dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Bagi Pekerja Di Dalam Proses Produksi Pada PT Satyaloka Tirta
Amerta Di Kabupaten Bangli” dapat penulis selesaikan dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Hukum (S-1) di Fakultas Hukum Universitas Udayana.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan akripsi ini dapat
terselesaikan berkat dorongan, bimbingan, arahan, dan bantuan dari semua pihak.
Untuk itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH.,M.Hum. Dekan Fakultas
Hukum Universitas Udayana;
2. Bapak Dr Gede Made Swardhana, SH.,MH. Pembantu Dekan I
Fakultas Hukum Universitas Udayana;
3. Ibu Dr. Ni Ketut Sri Utami, SH.,MH. Pembantu Dekan II Fakultas
Hukum Universitas Udayana;
4. Bapak Dr. I Gede Yusa, SH.,MH. Pembantu Dekan III Fakultas
Hukum Universitas Udayana;
5. Bapak Dr. I Wayan Wiryawan, SH.,MH. Ketuan Bagian Hukum
Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana;
viii
6. Bapak A.A. Ngurah Oka Purwata, SH.,Msi. Ketua Program Non
Reguler Fakultas Hukum Universitas Udayana;
7. Bapak I ketut Markeling, SH.,MH. Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan banyak waktu untuk mengarahan dan membimbing
penulis dalam menyusun tugas akhir ini;
8. Bapak I Made Dedy Priyanto, SH.,Mkn. Dosen Pembimbing II yang
telah banyak memberikan petunjuk, bimbingan, dan saran yang
berguna dalam penyusunan tugas akhir ini;
9. Ibu Nyoman Mas Ariyani, SH.,MH. Pemimbing Akademik yang
selalu memberikan arahan dan saran dalam setiap tindakan yang
penulis lakukan pada saat menempuh studi;
10. Para Dosen dan Asisten di Fakultas Hukum Universitas Udayana yang
telah mendidik dan membimbing penulis selama menjalani studi di
Fakultas Hukum Universitas Udayana;
11. Staff Pegawai Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah
membantu dalam penyelesain admistrasi selama penulis menepuh
studi di Fakultas Hukum Universitas Udayana;
12. Bapak I Kadek Budi Artawan Manajer Produksi PT Satya Loka Tirta
Amerta, Ibu Ni Nyoman Arini Manajer operasioanal PT Satya Loka
Tirta Amerta, Ibu Ni Putu Yuni sebagai personalia PT Satya Loka
Tirta Amerta, serta Komang Agus dan Wayan Ardiyana pekerja
dibagian produksi di PT Satya Loka Tirta Amerta yang telah
ix
memberikan banyak informasi sehingga tugas akhir penulis dapat
terselesaikan dengan baik;
13. Keluaraga Besar terutama orang tua dan kakak, yang penuh kesabaran
selalu memberikan dukungan, nasehat, dan semangat dalam
penyelesaian penelitian dan studi;
14. Kekasih tercinta Sri Nadia yang selalu memberikan dukungan dan
semangat dalam penyelesaian skripsi ini;
15. Sahabat-sahabat (Gung Arik, Alan, Gung Yudi, Kuplik, Hendra,
Putra, Bima, Dwi, Boim, Nova, Stevan, Trisna, Warren, Gungde,
Gungna, Mega, Gung yudi, Opik, Pogy dan teman-teman angkatan
2012) yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi
ini.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis
mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Denpasar, Oktober 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN ............................................................................ i
HALAMAN SAMPUL DALAM .......................................................................... ii
HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM ........................ iii
HALAMAN LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................ iv
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI .......................... v
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ......................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
ABSTRAK .......................................................................................................... xiii
ABSTRACT ......................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
1.2.Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
1.3.Ruang Lingkup Masalah ................................................................................. 5
1.4.Orisinalitas Penelitian ..................................................................................... 5
1.5.Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8
1.5.1. Tujuan umum ........................................................................................ 8
1.5.2. Tujuan khusus ....................................................................................... 9
1.6.Manfaat Penelitian .......................................................................................... 9
1.6.1. Manfaat teoritis ..................................................................................... 9
1.6.2. Manfaat praktis .................................................................................... 10
xi
1.7.Landasan Teoritis.......................................................................................... 10
1.8.Metode Penelitian ......................................................................................... 15
1.8.1. Jenis penelitian .................................................................................... 15
1.8.2. Jenis pendekatan .................................................................................. 16
1.8.3. Sifat penelitian..................................................................................... 17
1.8.4. Data dan sumber data .......................................................................... 18
1.8.5. Teknik pengumpulan data ................................................................... 20
1.8.6. Teknik penentuan sempel penelitian ................................................... 21
1.8.7. Pengolahan dan analisis data ............................................................... 21
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM,
PEKERJA, DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
2.1. Perlindungan Hukum .................................................................................... 23
2.1.1. Pengertian Perlindungan Hukum ........................................................ 23
2.1.2. Jenis-jenis Perlindungan Hukum ......................................................... 25
2.1.3. Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja ............................................. 27
2.2. Pekerja ......................................................................................................... 30
2.2.1. Pengertian Pekerja .............................................................................. 30
2.2.2. Hak dan kewajiban pekerja ................................................................. 32
2.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................................... 36
2.3.1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja .................................... 36
2.3.2. Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................................ 39
2.3.3. Dasar Hukum Pengaturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja........... 43
xii
BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA BAGI PEKERJA PADA PT SATYALOKA
TIRTA AMERTA DI BANGLI
3.1. Pekerjaan yang memiliki resiko kerja di dalam proses produksi di PT
Satyaloka Tirta Amerta di Bangli ................................................................. 50
3.2. Perlindungan hukum bagi pekerja berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja pada PT Satyaloka Tirta Amerta Di Bangli ........................ 53
BAB IV KENDALA-KENDALA DALAM PELAKSANAAN
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DI PT SATYALOKA TIRTA AMERTA DI
BANGLI
4.1. Kendala dalam pelaksanaan perlindungan hukum terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja pada PT Satyaloka Tirta Amerta di Bangli ......................... 63
4.2. Upaya-upaya untuk menagulanggi kendala dalam pelaksanan perlindungan
hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja pada PT Satyaloka Tirta
Amerta di Bangli........................................................................................... 67
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ................................................................................................... 69
5.2. Saran ............................................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RESPONDEN
RINGKASAN SKRIPSI
xiii
ABSTRAK
Perlindungan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang pelaksanaanya di lapangan seperti pada PT Satyaloka Tirta Amerta dimana masih banyak pekerja yang ada di perusahaan belum mendapatkan hak-haknya. Adapun permasalahan penelitian ini untuk mengetahui dan memahami perlindungan hukum terhadap pekerja berkaitan keselamatan dan kesehatan di PT Stayaloka Tirta Amerta serta upaya yang dilakukan perusahaan untuk menanggulangi kendala-kendala dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis empiris yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara penelitian langsung kelapangan dengan memperoleh informasi dari hasil wawancara dengan responden guna mendapatkan data.
Hasil penelitian di PT Satyaloka Tirta Amerta perlindungan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja belum terlaksana sepenuhnya dari ketentuan yang telah di aturan dalam perundangan-udangan. Hal ini bisa di lihat dari belum terdapatnya sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, para pekerja belum di ikutkan dalam program Badan Penyelanggaran Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, masih tidak terdapatnya fasilitas dan sarana penunjang di perusahaan. Adapun kendala-kendala dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan banyak pekerja yang enggan mengunakan alat pelindung diri saat bekerja, perusahan juga belum menyediakanya fasilitas dan sarana penunjang kesehatan seperti tidak tersedianya fasilitas kesehatan atau poliklinik dan saran lainnya, belum terpenuhinya hak pekerja di ikutkan dalam programBadan Penyelanggaran Jaminan Sosial Ketenagakerjaan belum adanya upaya dari perusahan untuk mengatasi kendala ini, dan belum terdapatnya pengaturan mengenai sistem manajemen keselamatan dan kesehatan di perusahaan. Saran agar kedepannya PT Satyaloka Tirta Amerta dapat memberikan hak-hak pekerja secara sepenuh dan agar dapat di adakannya sosialisai dan pelatihan kerja yang rutin agar pekerja sadarkan pentingnya alat pelindung diri selama bekerja, serta bagi pekerja yang melanggar untuk di berikan peringatan terus menurus baik lisan maupun tertulis serta pihak perusahaan agar mendaftarkan pekerjanya pada Program Badan Penyelanggaran Jaminan Sosial ketenagakerjaan.
Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
xiv
ABSTRACT
The legal protection for work safety and health is still weak in its implementation in the field such as in PT Satyaloka Tirta Amerta where there are still many workers at the firm who have not got their rights. This study was aimed at finding out and understanding the legal protection for the workers in relation to work safety and health in PT Satyaloka Tirta Amerta and the efforts made by the firm to overcome the constraints in the implementation of the protection of work safety and health.
This study used juridical empirical method, i.e,a legal investigation done by direct study in the field by obtaining information from interview with the respondents to obtain the data.
The results showed that PT Satyaloka Tirta Amerta has not fully implemented the stipulations ruled by the law. This can be seen from the fact that there has not been any work safety and health management, the workers have not been allowed to join EmploymentSocial Security Program, still there has no supporting infrastructure and facility in the firm. The constraints in implementing work safety and health at the firm are:there are workers who hesitate to use protecting device at work, the firm has not yet provided health facilities or policlinics and other facilities, the workers’ right to join employment social security program has not been fulfilled and there has not been any effort made by the firm to overcome this constraint and there has no regulation on the work safety and health management in the firm. It is suggested that in the future PT Satyaloka Tirta Amerta should give the rights to the workers fully and that there should be a socialization and job training on the routine basis in order that the workers are aware of the importance of self protection device during the work, and for the workers who break the rule there should be continuous warning both orally and in written form and the firm should register the workers in employment social security program. Keywords: Legal Protection, Work Safety and Health.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Indonesia dewasa ini secara nasional sedang mengalami
perkembangan yang sangat pesat, dalam rangka membangunnya maka di perlukan
sumber daya manusia yang unggul. Di dalam melaksanakan pembangunan secara
nasional ini pekerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting dalam
pembangunan sebagai pelaku dan tujuan pembangunan serta berperan aktif bersama
pengusaha untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
Melihat peran serta pekerja dalam melaksanakan pembangunan nasional
semakin meningkat disertai dengan tantangan serta resiko yang dihadapi semakin
besar dengan perkembangan teknologi yang semakin modern di berbagai sektor usaha
maka dapat mengakibatkan semakin tingginya resiko yang mengancam keselamatan
kerja, oleh karena itu perlu adanya upaya untuk memberikan perlindungan hukum
bagi pekerja.
Dalam rangka penerapan teknologi modern pengusaha harus melakukan
persiapan dan langkah untuk menghindari masalah yang timbul yaitu kecelakaan
kerja. Setiap teknologi yang baru hendaknya di informasikan kemungkinan dari
resiko yang akan ditimbulkan sehingga pekerja yang menggunakan teknologi tersebut
dapat mempersiapkan cara pencegahan dan penanggulangan dari resiko kecelakaan
kerja. Didalam penggunaan peralatan ini sebagai alat bantu kerja tentu saja memiliki
2
dapak positif dan dampak negatif. Bentuk dampak positifnya dalam penggunaan
peralatan ini dapat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan secara cepat dan
efisien, sedangkan dampak negatifnya adalah kemungkinan terjadinya kecelakaan
yang ditimbulkan dari penggunaan peralatan tersebut.
Kecelakan kerja merupakan resiko yang sering kali dihadapi oleh pekerja dalam
melakukan pekerjaanya sehingga perlindungan terhadap pekerja merupakan salah
satu faktor yang sangat penting dalam keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk
menanggulangi hilanya sebagaian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh
adanya resiko kerja maka diperlukan adanya jaminan kecelakan kerja.1 Keselamatan
kerja dapat di katakan sebagai upaya untuk melindungi pekerja atas hak
keselamatanya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahtraan hidup dan kesehatan
kerja merupakan uapaya untuk melindungi pekerja dari kondisi yang dapat mengangu
pekerjaanya secara fisik maupun pisikis agar pekerja dapat meningkatkan produksi
serta produktivitas dan menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat
kerja.
Masih seringnya terjadi masalah terkait ketenagakerjaan walaupun
pengaturanya tentang ketenagakerjaan sudah ditetapkan hal ini dapat dilihat dalam
Pasal 86 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
yaitu bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan kerja dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama dan dalam
1 Adrian Sutedi, 2011, Hukum Perburuhan, Ed.1. Cet.2, Sinar Grafika, Jakarta, hal 189.
3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan
kerja, bahwa perusahan wajib melindungi keselamatan bagi pekerja dengan cara
memberikan penjelasan tentang resiko kerja yang dihadapi seperti bahaya ditempat
kerja, alat perlindungan diri yang harus ada sarananya dalam tempat kerja seperti alat
pelindung diri dan serta sikap yang baik dalam melaksanakan perkejaan.
Seperti yang banyak kita ketahui banyak perusahaan-perusahaan yang bergerak
di bidang industri berdiri dan berkembang sangat pesat, salah satunya adalah
perusahan air minum dalam kemasan yaitu PT Satyaloka Tirta Amerta merupakan
salah satu industri yang bergerak di bidang produksi Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK). Perusahaan air minum dalam kemasan merupakan salah satu industri yang
sedang berkembang pesat saat ini, hal ini tentu memiliki tingkat resiko kecelakan
kerja yang cukup tinggi yaitu terutama pada bagian-bagaian tertentu yang
mengahuskan para pekerja untuk bersentuhan langsung dengan mesin produksi yang
digunakan oleh perusahaan baik didalam pengemasan produk air minum maupun di
dalam proses pengisian air kedalam gallon karena para pekerja ini harus bisa
mengikuti kecepatan dari mesin yang digunakan sehingga jika para pekerja tidak bisa
mengikuti kerja mesin makan akan timbulnya kecelakan kerja. Hal ini tentunya dalam
melakukan pekerjaan di dalam pengisian air tersebut memiliki resiko dari segi
keselamatan kerja baik dari pengunaan alat kerja modren maupun pengunaan mesin
kerja yang tentunya memiliki resiko.
Dari permulaan penelitian di lakukan bahwa banyak pekerja di PT Satyaloka
Tirta Amerta yang berada di Kabupaten Bangli masih banyak pekerja yang terindikasi
4
belum memperoleh hak-haknya seperti program jaminan sosial, keselamatan dan
kesehatan kerjanya juga teridikasi belum mendapatkan perlindungan yang maksimal
sehingga ketika pekerja mengalami efek buruk dalam melakukan pekerjaanya baik
kecelakaan kerja mauapun penyakit akibat pekerjaan maka para pekerja merupakan
pihak yang dirugikan dalam hal ini karena para pekerja kurang memahami hak-hak
yang diperolehnya didalam melakukan pekerjaanya serta keselamatan pekerja masih
belum banyak mendapat perlindungan dari perusahan serta kesehatan kerja dari
pekerja masih belum mendapatkan perlindungan yang layak karena baik kecelakan di
dalam pekerjan serta penyakit akibat kerja sangat merugikan pekerja jika kurang
mendapat perlindungan.
Dengan demikian perlindungan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan
pekerja merupakan suatu hal yang amat sangat penting karena resiko yang dihadapi
pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Resiko tersebut memungkinkan
terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menyebabkan pekerja tidak dapat melakukan
pekerjaanya lagi. Jika pekerja tidak melakukan pekerjaan hal ini tentu akan
berpengaruh pada produktivitas perusahaan karena keselamatan pekerja sangat
penting bagi pekerja perusahaan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik mengkaji penerapan
hak-hak pekerja berkaitan keselamatan dan kesehatan kerja di dalam sebuah
penelitian hukum yang dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul : Perlindungan
Hukum Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bagi Pekerja Di Dalam Proses
Produksi Pada PT Satyaloka Tirta Amerta Di Kabupaten Bangli.
5
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja bagi
pekerja pada PT Satyaloka Tirta Amerta di Bangli ?
2. Bagaimana kendala-kendala dalam pelaksanaan perlindungan hukum terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja di PT Satyaloka Tirta Amerta di Bangli ?
1.3. Ruang Lingkup Masalah
Untuk menghindari terjadinya penyimpangan terhadap pokok-pokok bahasan
materi, perlu kiranya dibuat batasan terhadap permasalahan hal ini untuk menghindari
adanya pembahasan yang menyimpang dari permasalahan yang ada. Adapun materi-
materi yang akan dibahas sehubungan dengan permasalahan yang diajukan adalah
materi mengenai Perlindugan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja bagi
pekerja pada PT Satyaloka Tirta Amerta di Kabupaten Bangli serta kendala-kendala
dalam pelaksanaan perlindungan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja di
PT Satyaloka Tirta Amerta di Kabupaten Bangli.
1.4. Orisinalitas Penelitian
Penelitian tentang Perlindungan Hukum, di lakukan untuk mengetahui
tanggung jawab perusahan terhadap para pekerjanya. Penelitian ini merupakan
6
penelitian hukum dengan tujuan utama mencari pemecahan atau isi hukum yang akan
timbul berdasarkan penelitian yang bersifat empiris.
Dari hasil penelusuran yang sudah dilakukan terhadap hasil penelitian tentang
perlindugan hukum tidak ditemukan adanya penelitian yang serupa, namun
ditemukan hasil penelitian yang hampir memiliki kesamaan objek dengan penelitian
ini, antara lain sebagai berikut :
No Judul Nama Penulis Rumusan Masalah
1. Skripsi : Pelaksanaan
Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Bagi
Para Tenaga Kerja Di
UD. Ardika&Sulistiawati
(A.S)
I Putu Gede Garjitha
1. Bagaimana
pelaksanaan yang
berkaitan dengan
keselamatan dan
kesehatan kerja bagi
para pekerja di UD.
A.S Br. Cepaka, Desa
Kapal, kabupaten
Badung ?
2. Faktor-faktor apakah
yang menentukan
terlaksananya atau
tidak keselamatan kerja
para pekerja di UD.
7
A.S Br. Cepaka, Desa
Kapal, kabupaten
Badung ?
2. Skripsi : Perlindungan
Hukum Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Terhadap Tenaga Kerja
Di PT. X SIDOARJO
Andina Yulistia
Prameswari
1. Bagaimana
pelaksanaan
perlindungan hukum
keselamatan dan
kesehatan kerja di PT.
X Sidoarjo terhadap
tenaga kerja?
2. Apakah upaya hukum
yang dapat dilakukan
PT. X Sidoarjo
terhadap pelanggaran
tenaga kerja dengan
peraturan
keselamatan dan
kesehatan kerja ?
Penelitian ini merupakan penelitian asli dari buah pemikiran sendiri, tetapi tidak
dapat di hindari adanya kemiripan atau seruaa dengan penelitian skripsi yang telah
ada berdasarkan uraian tabel penelitian di atas dapat di katakan penelitian ini berbeda
8
dengan penelitian tentang perlindungan hukum yang telah ada perbedaan ini bisa di
lihat dari tabel skrip nomor 1, dimana letak kemiripan ada pada rumusan masalah
pertama yang mengacu pada perlindungan hukum bagi pekerja. Letak perbedaan
lainya dalam lokasi penelitian yang dialakukan oleh penulis tidak sama. Kemiripan
pada penulisan skripsi ditabel nomor terletak pada rumusan masalah yang berbeda
denganskripyang di buat penulis serta letak dari lokasi penelitian juga memiliki
perbedaan.
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tuuan penelitian ini dimaksutkan untuk memberikan arahan sesuai
dengan maksud dari penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai di dalam penelitian
ini yaitu :
1.5.1. Tujuan Umum
1. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan daya nalar dalam usaha
mengembangkan pemikiran ilmiah secara tertulis.
2. Untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya pada bidang
penelitian yang dilakukan mahasiswa.
3. Untuk mengembangkan diri pribadi mahasiswa kedalam kehidupan
bermasyarakat.
4. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja bagi pekerja pada PT Satyaloka Tirta Amerta di Kabupaten Bangli.
9
5. Untuk mengetahui upaya yang diakukan untuk mengatasi kendala-kendala
dalam pelaksanaan perlindungan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja pada PT Satyaloka Tirta Amerta di Kabupaten Bangli.
1.5.2. Tujuan Khusus
1. Untuk memahami perlindungan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja bagi para tenaga kerja di PT Satyaloka Tirta Amerta di Kabupaten Bangli.
2. Untuk memahami upaya yang diakukan untuk mengatasi kendala-kendala
dalam pelaksanaan perlindungan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan
kerja pada PT Satyaloka Tirta Amerta di Kabupaten Bangli.
1.6. Manfaat Penelitian
1.6.1. Manfaat Teoritis
1. Agar dapat memperkaya pengembangan teori ilmu pengetahuan yang berguna
untuk menambah pustaka hukum yang berkaitan dengan hukum
kertenagakerjaan yang utamanya dengan masalah yang diteliti.
2. Sebagai sumbangan pada perpustakaan agar dapat di baca untuk menambah
wawasan serta sumber informasi bagi mahasiswa.
3. Dapat menambah wawasan mahasiswa mengenai sejauh mana pelaksanaan dari
teori hukum tersebut berkembang di lapangan.
10
4. Dapat melatih mahasiswa untuk belajar membandingkan hal-hal secara teori
yang tertuang di dalam kepustakaan maupun peraturan perundang-undangan
dengan pelaksanaan teori tersebut di lapangan.
5. Untuk penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan
memberikan informasi tambahan kepada pihak-pihak yang terkait dalam
pemberian informasi jaminan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja.
Sehingga pelaksaan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja dapat
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar tidak merugikan para
pekerja.
1.6.2. Manfaat Praktis
1. Dengan adanya penulisan skripsi ini diharapkan dapat digunakan sebagai suatu
masukan dan sumber informasi kepada pihak-pihak untuk menentukan
kebijakan dan langkah-langkah untuk memberikan perlindungan hukum yang
baik terhadap pekerja yang bekerja pada perusahaan.
2. Hasil dari penelitian ini agar berguna sebagai pedoman penyelesaian
permasalahan yang sejenis baik oleh mahasiswa, pengusaha, masyarakat, dan
pemerintah.
1.7. Landasan Teoritis
Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal
1 angka 1 menyebutkan bahwa, “Ketenagakerjaan adalah segala hal yang
11
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa
kerja”. Berdasarkan pengertian ketenagakerjaan tersebut dapat di rumuskan
pengertian hukum ketenagakerjaan adalah semua peraturan hukum yang berkaitan
dengan tenaga kerja baik sebelum bekerja, selama bekerja atau dalam hubungan
kerja, dan sesudah hubungan kerja. Jadi pengertian hukum ketenagakerjaan lebih luas
dari hukum perburuhan yang selama inikita kenal yang ruang lingkupnya hanya
berkenaan dengan hubungan hukum anatara buruh dengan majikan dalam hubungan
kerja saja. 2 Menurut Imam Soepomo, bahwa hukum ketenagakerjaan merupakan
himpunan peraturan-peraturan, baik tertulis maupun tidak tertulis, yang berkenaan
dengan kejadian di mana seseorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah.3
Tenaga kerja adalah setiap orang yang dapat melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat. 4 Pekerja dapat didifinisikan sebagai orang yang bekerja dan
menerima upah, dalam Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan juga menjelaskan pengertian mengenai tenaga kerja yaitu
“Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat”. Sedangkan
pengertian pekerja terdapat dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2 Lalu Husni, 2015, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, hal 35.
3 Abdul Khakim, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Edisi Revisi, Citra Aditya Bakti, Bandung, hal 5.
4 Hardijan Rusli, 2003, Hukum Ketenagakerjaan, Ghalian Indonesia, Jakarta, hal 12.
12
2003 tentang Ketenagakerjaan di jelaskan bahwa pekerja/buruh adalah setiap orang
yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Konsep perlindungan hukum terhadap pekerja yang dipergunakan adalah
konsep perlindungan terhadap hak-hak pekerja dengan mempergunakan sarana
hukum, atau perlindugan hukum yang diberikan kepada pekerja pada saat bekerja,
selama bekerja, setelah bekerja. Perlindungan hukum adalah perlindungan akan
harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki
oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan atau sebagai
kumpulan peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal
lainnya.
Perlindungan hukum terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak –
hak dasar pekerja atau buruh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan
tanpa diskriminasi atas dasar apa pun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja atau
buruh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia
usaha. Menurut Setiono, perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk
melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang wenang oleh penguasa yang tidak
sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman
sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai manusia5.
Perlindungan tenaga kerja bertujuan untuk menjamin berlangsungnya sistem
hubungan kerja, karena pekerja dapat dikatakan sebagai tulang punggung tanpa
5 Setiono, 2004,”Rule of Law (Supremasi Hukum)”, Tesis Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret , Surakarta, hal 3.
13
adanya pekerja tidak mukin perusahan bisa berjalan.6 Hal ini di atur dalam Pasal 86
angka 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yaitu
bahwa “setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas keselamatan kerja dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang
sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama”.
Tanggung jawab merupakan kesediaan dasariah untuk melaksanakan apa yang
menjadi kewajibannya dengan bahasa yang lebih sedarhana dapat dikatakan bahwa
pertimbangan-pertimbangan moral hanya mungkin ditunnjuk bagi orang yang dapat
dan mau bertanggung jawab.tanggung jawab itu bisa langsung dan tidak
langsung. 7 Berdasarkan hal itu pengusaha wajib melaksanakan ketentuan
perlindungan tersebut sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lingkup
perlindungan terhadap pekerja atau buruh menurut Undang-undang Ketenagakerjaan,
meliputi :
1) Perlindungan atas hak-hak dasar pekerja atau buruh untuk berunding dengan
pengusaha.
2) Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.8
3) Perlindungan khusus bagi pekerjaatau buruh perempuan, anak, dan penyandang
cacat; dan
4) Perlindungan tentang upah, kesejahteraan, jaminan sosial tenaga kerja.
6 Zainal Asikin, 2012, Dasar-dasar Hukum Perburuhan, Cet 9, Rajawali Pers, Jakarta, hal 95. 7 Muhamad Erwin, 2011, Filsafat Hukum : Refleksi Kritis Terhadap Hukum, Ed 1, Cet. 1,
Rajawali Pers, Jakarta, hal 259-261. 8 Lalu Hasni, op.cit, hal 115.
14
Perlindungan hukum atas keselamatan kerja diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, perusahaan
wajib melindungi keselamatan bagi pekerja dengan cara memberikan penjelasan
tentang resiko kerja yang dihadapi seperti bahaya ditempat kerja, alat perlindungan
diri yang harus ada sarananya dalam tempat kerja seperti alat pelindung diri dan serta
sikap yang baik dalam melaksanakan perkejaan. Mengenai hak pekerja untuk
mendapatkan kesejahteraan bagi pekerja terdapat dalam Pasal 99 ayat (1) yaitu :
Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial
tenaga kerja. Selain itu pengaturan mengenai hak-hak pekerja mendapkan jaminan
sosial terdapat di dalam Undang-udang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelengara Jaminan Sosial, pengaturan tentang hak-hak pekerja untuk
mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja terdapat di dalam Pasal
14 serta Pasal 15 yaitu :
Pasal 14
“Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam)
bulan di Indonesia, wajib menjadi Peserta program Jaminan Sosial”.
Pasal 15
(1) Pemberi Kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta kepada BPJS sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti.
(2) Pemberi Kerja, dalam melakukan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)wajib memberikan data dirinya dan Pekerjanya berikut anggota keluarganya secara lengkap dan benar kepada BPJS.
15
1.8. Metode Penelitian
Penelitian merupakan pencarian kembali terhadap pengetahuan yang benar
(ilmiah), karena dari hasil pencariaan akan dipakai untuk menjawab permasalahan
tertentu. Metode penelitian adalah ”mengamati secara langsung atau menyelidiki dari
dekat kelapangan dengan membanding-bandingkan antara teori dan prakteknya”. 9
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam penyusunan skripsi untuk
menjawab suatu permasalahan yang dibahas. Adapun metode penelitian terdiri dari:
jenis penelitian, sifat pendekatan, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik
pengolahan dan analisis data.10
1.8.1. Jenis Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diajukan, maka jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum secara yuridis empiris.
Penelitian yuridis empiris adalah penelitian hukum mengenai implementasi atau
pemberlakuan dari ketentuan hukum normatif secara in action pada peristiwa hukum
tertentu yang terjadi.11 atau yang sering disebut penelitian lapangan yang mengkaji
pelaksanaan dan implementasi ketentuan perundang-undangan dilapangan atau pada
prakteknya. Ada pun ciri dari penelitian empiris adalah penelitian yang beranjak dari
9 Winarmo Surachmad, 1970, Metode Research (Pengantar Penyelidikan Ilmiah), Tarsito,
Bandung, hal 56. 10 Amirudin dan Zainal Asikin, 2008, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, hal 19. 11 Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, hal 134.
16
kesenjangan-kesenjangan das solem (teori) dengan das sein (praktek atau kenyataan),
kesenjangan antara keadaan teoritis dengan fakta hukum. Penelitian yuridis empiris
diteliti dari sifat hukum yang nyata sesuai dengan kenyataan jadi penelitian yuridis
empiris harus dilakukan di lapangan.
1.8.2. Jenis Pendekatan
Berdasarkan buku pedoman Fakultas Hukum Universitas Udayana tahun 2013
di dalam penelitian hukum di bagi menjadi 6 (enam) jenis, antara lain :
1. Pendekatan perundang-undangan (statute approach). Pendekatan ini dilakukan
dengan menelaah semua peraturan perundang-undang dan regulasi yang
bersangkutan dengan isu hukum yang sedang ditangani. Pendekatan perundang-
undangan adalah pendekatan dengan menggunakan legislasi dan regulasi”.
2. Pendekatan kasus (case approach). Pendekatan kasus ini dilakukan dengan cara
menelaah kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang sedang dihadapi, dan
telah menjadi putusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
3. Pendekatan Historis (Historical Approach). Pendekatan historis ini dilakukan
dengan menelaah latar belakang apa yang dipelajari dan perkembangan
pengaturan mengenai isu hukum yang dihadapi
4. Pendekatan Komparatif (Comparative Approach). Pendekatan komparatif
dilakukan dengan cara membandingkan undang-undang suatu negara, dengan
undang-undang dari satu atau lebih dari negara lain mengenai hal yang sama.
17
Selain itu, dapat juga diperbandingkan dengan putusan pengadilan di beberapa
negara untuk kasus yang sama.
5. Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach). Pendekatan konseptual ini
beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di
dalam ilmu hukum.
6. Pendekatan Fakta (Fact Approach). Pendekatan ini dilakukan dengan melihat
fakta-fakta yang ada di lapangan atau kenyataan yang ada di lapangan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan perundang-
undangan (The Statute Approach) dan pendekatan fakta (The Fact Approach).
Pendekataan perundang-undangan dilakukan dengan menelaah peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan penelitian ini, kemudian dikaitkan dengan
permasalahan yang dibahas. Sedangkan pendekatan fakta dilakukan untuk
mengetahui fakta-fakta yang terjadi di lapangan yang berkaitan dengan permasalahan
yang ada. Fakta ini dengan menelaah latar belakang apa yang dipelajari dan
perkembangan pengaturan mengenai isu yang dihadapi.
1.8.3. Sifat Penelitian
Penelitian hukum empiris menurut dari sifatnya dapat dibedakan menjadi 3
(tiga) yaitu :
a. Penelitian yang bersifat eksploratif. Penelitian eksploratif ini umumnya
dilakukan terhadap pengetahuan yang masih baru, masih belum ada teori atau
belum adanya informasi dan ketentuan yang mengatur hal tersebut.
18
b. Penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk
menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, gejala, keadaan,
kelompok tertentu, atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala atau untuk
menentukan ada tidaknya hubungan suatu gejala dengan gejala yang lainya di
dalam masyarakat.
c. Penelitian eksplanatoris. Penelitian eksplanatoris ini sifatnya menguji hipotesis
yaitu penelitian yang ingin mengetahui pengaruh atau dampak suatu variabel
dengan variabel lainya atau penelitian tentang hubungan atau kolerasi suatu
variabel.
Jadi menurut sifatnya penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian yang bersifat deskriptif.12 Sifat penelitian deskriptif adalah suatu bentuk
penelitian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena, gejala, dan
keadaan yang ada. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
mendiskripsikan dan menginterprestasikan sesuatu.
1.8.4. Data dan Sumber Data
Adapun sumber penelitian ini bersumber dari :
1. Data primer atau data dasar adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi
penelitian melalaui wawancara dengan pihak-pihak yang berkaitan langsung
dengan lokasi penelitian yang akan dilakukan di PT Satyaloka Tirta Amerta
yang ada di Kabupaten Bangli.
12 Ibid, hal 54.
19
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari penelitian kepustakaan
yaitu dari berbagai macam sumber bahan hukum. Data sekunder dalam
penelitian ini terdiri dari :
1. Bahan Hukum Primer yang dapat berupa Peraturan perundang-undangan
seperti Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, dan Undang-
Undang Nomor 24 tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan
Sosial, Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
2. Bahan Hukum sekunder merupakan bahan-bahan yang menjelasakan
terhadap bahan hukum primer yang terdiri dari data–data pelengkap
meliputi, buku-buku hukum, literature, makalah, tesis, skripsi, artikel, dan
bahan-bahan hukum tertulis lainnya yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian,13disamping itu juga dipergunakan bahan-bahan
hukum yang diperoleh melalui electronic research yaitu melalui internet
dengan jalan mengcopy bahan hukum yang diperlukan.
13 Peter Mahmud Marzuki, 2008, Penelitian Hukum, Cetakan ke-IV, Kencana, Jakarta, hal 141.
20
3. Bahan Hukum Tersier yaitu bahan-bahan yang memberikan petunjuk serta
penjelasan tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder berasal
dari majalah, paper, kamus dan sebagainya yang berkaitan dengan masalah
yang akan diteliti.
1.8.5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua cara pengumpulan data yaitu :
1. Teknik Studi Dokumen
Teknik studi dokumen merupakan teknik awal yang digunakan dalam setiap
penelitian ilmu hukum dengan cara mendapatkan data dalam segi konteks.
Dengan cara mengumpulkan data berdasarkan pada benda-benda berbentuk
tulisan, dilakukan dengan cara mencari, membaca, mempelajari dan memahami
data-data sekunder yang berhubungan dengan hukum sesuai dengan
permasalahan yang dikaji yang berupa buku-buku, majalah, literatur, dokumen,
peraturan yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.
2. Teknik wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik untuk memperoleh informasi dengan
metode wawancara bertatap muka dan bertanya-tanya dengan pihak-pihak yang
berkait dengan data-data yang akan di cari untuk penelitian. Wawancara ini
dilakukan untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang sesuai dengan kebutuhan
dari peneliti dengan menggunakan pedoman wawancara.
21
1.8.6. Teknik Penentuan Sempel Penelitian
Penulisan ini menggunakan teknik pengambilan sempel dengan menggunakan
teknik non probability sampling, dalam hal ini tidak ada ketentuan yang pasti berapa
sempel yang harus diambil agar dapat dianggap mewakili populasinya sebagaimana
dalam teknik radom sempling. Penulisan ini dengan menggunakan teknik non
probability sampling dengan bentuk sempling berupa purposive sampling dapat
diartikan yaitu penarikan sempel di lakukan berdasarkan tujuan tertentu, dimana
sempel yang dipilih atau ditentukan sediri oleh si peneliti, yang mana penunjukan dan
pemilihan dari sempel ini didasarkan pada pertimbangan bahwa sempel telah
memenuhi kriteria dan sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri
utama dari populasinya.
1.8.7. Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data-data yang diperoleh terkumpul, baik data lapangan maupun data
kepustakaan selanjutnya data tersebut diolah dan membuat analisis terhadap data
tersebut. Perngolahan data adalah kegiatan merapikan data hasil pengumpulan data di
lapangan sehingga data tersebut siap dipakai untuk dianalisis.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif. Analisis data
kualitatif adalah analisis data yang terkumpul tidak berupa angka-angka yang dapat di
lakukan pengukuran, data tersebut sukar diukur dengan angka, hubungan antara
22
variabel tidak jelas, dan pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara dan
pengamatan14.
Dari data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis yang kemudian
dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang dibahas, yang
dimaksud dengan teknik pengolahan data secara kualitatif, yaitu dengan memilih data
dengan kualitasnya untuk dapat menjawab permasalahan yang diajukan. 15 Dalam
penelitian dengan teknik analisis kualitatif maka keseluruhan data yang terkumpul
baik dari data primer maupun data sekunder akan diolah dan dianalisis dengan cara
menyusun data secara sistematis. Setelah dilakukan analisis kualitatif kemudian data
akan disajikan secara deskriptif kualitatif dan sistematis.
14 Bambang Waluyo, 2008, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Cet.4, Sinar Grafika, Jakarta, hal 77.
15 Ronny Hanitijo Soemitro, 1990, Metodelogi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Cet. IV, Ghala Indonesia, Jakarta, hal 47.