kata pengantar r - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai...

34
R KATA PENGANTAR encana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Bulukumba tahun 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan Pengadilan Agama Bulukumba yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan Pengadilan Agama Bulukumba, sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya pada tahun 2015-2019. Penyusunan Renstra Pengadilan Agama Bulukumba mengacu pada pedoman Renstra dalam Permen PPN/Kepala Bappenas No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (RENSTRA K/L) 2015-2019. Secara substantif, Renstra Pengadilan Agama Bulukumba tahun 2015-2019 disusun berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan berpedoman pada Rencana, Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap III periode 2015-2019, serta mengacu pada rencana dan kebijakan Mahkamah Agung. Perumusan Renstra dimaksudkan untuk menjadi pedoman dan arah proses pembaharuan yang dilakukan Pengadilan Agama Bulukumba agar terlaksana secara lebih terstruktur, lebih terukur dan tepat sasaran. Dalam perumusan Renstra, tidak tertutup kemungkinan adanya perubahan atau perbaikan selama jangka waktu lima tahun yang disesuaikan dengan perubahan kebutuhan dan kebijakan yang berlaku. Oleh sebab itu Renstra Pengadilan Agama Bulukumba tahun 2015- 2019 perlu direviu untuk menyesuaikan dengan adanya perubahan regulasi Mahkamah Agung. Akhir kata, Reviu Renstra ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan dalam merumuskan, melaksanakan, dan mengevaluasi pengambilan keputusan operasional dalam pencapaian sasaran, tujuan, dan visi yang telah ditetapkan Pengadilan Agama Bulukumba. Bulukumba,30 Januari 2019 Ketua PA Bulukumba Drs. H. Marsono, M.H. NIP. 19631231 199803 1 014 i

Upload: duongtruc

Post on 10-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

R

KATA PENGANTAR

encana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Bulukumba tahun 2015-2019 merupakan

dokumen perencanaan Pengadilan Agama Bulukumba yang memuat visi, misi, tujuan,

strategi, kebijakan, program, dan kegiatan Pengadilan Agama Bulukumba,

sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya pada tahun 2015-2019.

Penyusunan Renstra Pengadilan Agama Bulukumba mengacu pada pedoman Renstra dalam Permen

PPN/Kepala Bappenas No. 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana

Strategis Kementerian/Lembaga (RENSTRA K/L) 2015-2019. Secara substantif, Renstra Pengadilan

Agama Bulukumba tahun 2015-2019 disusun berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2014 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan berpedoman pada

Rencana, Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap III periode 2015-2019, serta

mengacu pada rencana dan kebijakan Mahkamah Agung.

Perumusan Renstra dimaksudkan untuk menjadi pedoman dan arah proses pembaharuan yang

dilakukan Pengadilan Agama Bulukumba agar terlaksana secara lebih terstruktur, lebih terukur

dan tepat sasaran. Dalam perumusan Renstra, tidak tertutup kemungkinan adanya perubahan

atau perbaikan selama jangka waktu lima tahun yang disesuaikan dengan perubahan kebutuhan

dan kebijakan yang berlaku. Oleh sebab itu Renstra Pengadilan Agama Bulukumba tahun 2015-

2019 perlu direviu untuk menyesuaikan dengan adanya perubahan regulasi Mahkamah Agung.

Akhir kata, Reviu Renstra ini diharapkan dapat digunakan sebagai landasan dalam merumuskan,

melaksanakan, dan mengevaluasi pengambilan keputusan operasional dalam pencapaian sasaran,

tujuan, dan visi yang telah ditetapkan Pengadilan Agama Bulukumba.

Bulukumba,30 J anua r i 2 01 9

Ketua PA Bulukumba

Drs. H. Marsono, M.H. NIP. 19631231 199803 1 014

i

Page 2: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ............................................ i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… ............................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………….. ................................................ 1

1.1 Kondisi Umum ……………………………….. ................................................... 2

1.2 Potensi dan Permasalahan ………………………………………….. ............................ 2

BAB II. VISI MISI,TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS................................................ 4

2.1 Visi dan Misi………………….. ................................................................. 5

2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis ……......................................................... 6

BAB III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ............................................................ . 8

3.1 Arah Kebijakan d a n Strategi Mahkamah Agung ………….. ....................... 8

3.2 Arah Kebijakan d a n Strategi Pengadilan Agama Bulukumba … … … … … . . ........ 8

3.3 Kerangka Regulasi ……………………….. ................................................... 9

3.4 Kerangka Kelembagaanan ……………………………………………….............................. 9

BAB IV.TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN................................................. 11

LAMPIRAN : Matriks Renstra Pengadilan Agama Bulukumba Tahun 2015-2019

BAB IV.PENUTUP ........................................................................................... 11

ii

Page 3: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

P

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 KONDISI UMUM

enyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Bulukumba Tahun 2015-2019

merupakan salah satu amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra tersebut merupakan dokumen

perencanaan selama lima tahun (2015-2019) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan

serta program dan kegiatan Pengadilan Agama Bulukumba dalam rangka melaksanakan tugas pokok

dan fungsinya. Renstra Pengadilan Agama Bulukumba mengacu pada Renstra Mahkamah Agung RI

dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019.

Tugas pokok dan fungsi peradilan menjadi tanggung jawab seluruh organisasi kepaniteraan dan

kesekretariatan peradilan. Maka dengan keluarnya peraturan Mahkamah Agung tersebut,

Pengadilan Agama Bulukumba telah mereviu Indikator Kinerja Utama (IKU) yang digunakan mulai

tahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi

kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU tahun 2017 tersebut, sasaran strategis

kinerja utama yang akan dicapai Pengadilan Agama Bulukumba antara lain :

1. Peningkatan penyelesaian perkara ;

2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim;

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara;

4. Peningkatan aksessibilitas masyarakat terhadap peradilan (access to justice);

5. Peningkatan Kualitas Pengawasan;

6 . Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia; Reviu Rencana Strategis Pengadilan Agama Bulukumba tahun 2015-2019 ini menggunakan acuan

reviu indikator kinerja utama Pengadilan Agama Bulukumba tersebut. Program kerja yang

dilaksanakan sesuai dengan sasaran kinerja utama yang telah ditetapkan dalam reviu indikator

kinerja tersebut yang meliputi :

(1) Program Peningkatan Manajemen Peradilan A g a m a merupakan program untuk

mencapai sasaran strategis dalam hal Peningkatan penyelesaian perkara, Peningkatan

akseptabilitas putusan Hakim, Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

(2) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung dibuat

untuk mencapai sasaran strategis dalam hal Peningkatan Pelayanan Prima dalam Penyelesaian

Perkara

(3) Program peningkatan sarana dan prasarana bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam

hal Peningkatan aksessibilitas masyarakat terhadap peradilan (access to justice).

1

Page 4: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

Reviu Rencana Strategis Pengadilan Agama Bulukumbatahun 2015-2019 dibuat dalam upaya

melakukan perbaikan-perbaikan dalam kerangka reformasi birokrasi peradilan untuk mencapai

sistem peradilan yang semakin efektif, efisien, professional, transparan, akuntabel dan

terpercaya.

1.2 POTENSI PERMASALAHAN

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Pengadilan Agama Bulukumba masih dihadapkan

pada beberapa kondisi objektif yang harus diselesaikan untuk meningkatkan kinerja Pengadilan.

Berikut ini identifikasi potensi dan permasalahan di Pengadilan Agama Bulukumba ditinjau dari

beberapa aspek :

1. Produktifitas Penyelesaian Perkara

Upaya untuk meningkatkan produktifitas penyelesaian perkara di Mahkamah Agung dan

peradilan dibawahnya tidak pernah berhenti untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

khususnya para pencari keadilan, salah satunya adalah kebijakan Mahkamah Agung

mengeluarkan Surat Edaran Mahkamah Agung No 2 Tahun 2014 Tentang

Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (Empat)

Lingkungan Peradilan, yang mengatur Penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat

Banding paling lambat 3 (tiga) bulan dan pada Pengadilan Tingkat Pertama paling lambat dalam

waktu 5 (lima) bulan.

Kebijakan tersebut, dijadikan acuan untuk membuat Standar Operasional Prosedur (SOP)

penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Bulukumba adalah maksimal 5 bulan. Dalam

pelaksanaannya pada tahun 2017 kecepatan penyelesaian perkara mengalami peningkatan

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun pelaksanaan tersebut belum sepenuhnya

berjalan efektif karena masih terdapat perkara yang penyelesaiannya lebih dari 5 (lima)

bulan.

2. Manajemen Penanganan Perkara

Manajemen penanganan perkara dimulai sejak perkara masuk, diperiksa, diputus, dan

eksekusi putusan. Dalam proses itu diperlukan adanya jaminan bahwa:

prosesnya berlangsung cepat, menjamin keadilan dan kepastian hukum (legal certainty),

akuntabel dan transparan. Beberapa faktor yang mendukung hal tersebut adalah : faktor

substansi aturan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan sistem informasi.

Salah satu usaha Mahkamah Agung untuk meningkatkan penanganan perkara di pengadilan

adalah memanfaatkan teknologi informasi, dengan membuat Sistem Informasi Penelusuran

Perkara (SIPP) Mahkamah Agung. Sistem Informasi ini telah menggunakan template

putusan sebagai standar pembuatan putusan. Sistem Informasi ini juga digunakan sebagai

monitoring penanganan perkara. Pelaksanaan sistem informasi ini didukung dengan

2

Page 5: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

peraturan Mahkamah Agung dan SOP (Standar Operasional Prosedur) penggunaan dan

supervisi SIPP.

Sistem Informasi ini bertujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi penanganan perkara

dan tertib administrasi. Namun pemanfaatan teknologi informasi dalam manajemen

penanganan perkara masih belum maksimal karena masih banyaknya keluhan publik tentang

akurasi informasi pada SIPP dan belum ada kemampuan untuk mengontrol secara efektif serta

masih terdapat kelemahan dalam kinerja dan etos kerja sumber daya manusia

dalam memanfaatkan teknologi informasi ini.

3. Penerimaan masyarakat terhadap putusan pengadilan

Tingginya jumlah perkara masuk ke MA (80% perkara masuk banding melakukan upaya

hukum ke Mahkamah Agung dan 90% dari peradilan Agama) disebabkan ketidak puasan para

pencari keadilan terhadap hasil putusan baik di Pengadilan Tingkat Pertama maupun

Pengadilan Tingkat Banding sehingga memicu para pihak melakukan upaya hukum kasasi

sehingga harus dilaksanakan peningkatan sumber daya hakim dalam hal hukum formil dan

materiil, hal ini diharapkan kualitas putusan yang dibuat oleh hakim akan dapat memenuhi

rasa keadilan masyarakat pencari keadilan.

Untuk meningkatkan kompetensi penyelesaian perkara, telah dilakukan diklat spesialisasi

hakim dalam penanganan perkara.

4. Akses terhadap pengadilan.

Kurangnya pemahaman pencari keadilan dan pengguna pengadilan mengenai prosedur di

pengadilan dan masih sulitnya akses masyarakat terhadap pengadilan merupakan salah

satu masalah yang terus berusaha dipecahkan oleh Mahkamah Agung dan lembaga

peradilan di bawahnya.

Penguatan akses terhadap pengadilan merupakan salah satu komitmen yang ingin

diwujudkan oleh Mahkamah Agung RI dengan tujuan a) Memberi kemudahan akses

informasi kepada pencari keadilan; dan b) Meringankan beban biaya berperkara untuk

masyarakat miskin dan terpinggirkan.

Upaya peningkatan akses pengadilan terhadap masyarakat miskin sesuai Surat Edaran Mahkamah

Agung (SEMA) Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum yang

menyebutkan empat bentuk mekanisme pemberian bantuan masyarakat miskin dan

termarjinalkan, yaitu: 1) Penyediaan Pos Bantuan Hukum (Posbakum) di Pengadilan, 2)

Pemberian bantuan jasa advokat, 3) Pembebasan biaya perkara melalui fasilitas prodeo,

dan 4) Pelaksanaan sidang keliling dan penyediaan tempat sidang diluar kantor pengadilan

(zitting plaats). Pengadilan Agama Bulukumba masih memiliki kendalan dalam hal fasilitas

pembebasan biaya perkara melalui fasilitas prodeo, karena keterbatasan anggaran yang

disediakan.

Dalam hal memberikan akses informasi kepada pencari keadilan, Pengadilan Agama

Bulukumba telah menggunakan sarana meja informasi maupun teknologi informasi untuk

3

Page 6: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

mengakses berbagai informasi pada website pengadilan hingga putusan pengadilan pada

Direktori Putusan Mahkamah Agung. Pedoman pelayanan informasi diatur dalam SK Ketua

Mahkamah Agung No. 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang pedoman pelayanan informasi

pengadilan. Namun pemberian akses informasi tersebut masih mendapat keluhan dari

publik karena sarana informasi tersebut belum menjamin sepenuhnya transparansi di pengadilan

5. Sumber Daya Manusia.

Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan tidak akan

terlepas dari penguatan sumber daya manusia baik yang terkait dengan teknis peradilan

maupun non teknis peradilan. Dalam hal penguatan sumber daya manusia dibidang teknis

peradilan maka Mahkamah Agung menetapkan kebijakan dilakukan pelatihan teknis bagi

aparatur pengadilan baik bagi hakim, panitera maupun juru sita. Bagi tenaga non teknis

dilakukan pendidikan dan pelatihan terkait dengan administrasi umum, manajerial dan

kepemimpinan.

Selain itu dalam hal peningkatan sumber daya manusia telah dilaksanakan fit and

propertest untuk pola karir promosi jabatan. Namun masih dijumpai permasalahan

sumber daya manusia seperti masih lemahnya pemahaman terhadap kebijakan teknis dan

non teknis peradilan, pola karir yang belum sesuai dengan kompetensi, dan beban kerja

belum merata yaitu ada beberapa posisi yang beban kerjanya sangat tinggi tetapi beberapa

posisi lainnya beban kerjanya cenderung rendah.

4

Page 7: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

BAB II

VISI MISI & TUJUAN

2.1. VISI DAN MISI

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk

mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Agama Bulukumba. Adapun visi

Pengadilan Agama Bulukumba mengacu pada Visi Mahkamah Agung RI adalah sebagai

berikut :

“Mewujudkan Pengadilan Agama Bulukumba yang Agung”

Penjelasan :

• Pengadilan Agama Bulukumba menunjukan lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Agama

sebagai Pengadilan Tingkat Pertama ;

• Agung menunjukkan suatu keadaan atau sifat kehormatan, kebesaran, kemuliaan,

keluhuran;

Visi ini ingin menjadikan Pengadilan Agama Bulukumba sebagai lembaga peradilan yang

dihormati, dan memiliki keluhuran dan kemulian dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya dalam memutus perkara.

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan agar

tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan baik.

Misi Pengadilan Agama Bulukumba, adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan Peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan;

2. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efesien ;

3. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

1. Mewujudkan Peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan;

2. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif

dan efesien ;

3. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku;

5

Page 8: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

2.2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

1. Tujuan

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai

dengan lima tahun yaitu tahun 2015 sampai dengan 2019. Tujuan ditetapkan mengacu kepada

pernyataan visi dan misi Pengadilan Agama Bulukumba

Adapun tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Agama Bulukumba adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya kepastian hukum

Indikator kinerja untuk mengukur capaian tujuan ini adalah :

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding, kasasi, peninjauan

kembali.

Tujuan ini dicapai melalui sasaran :

a. Peningkatan penyelesaian perkara ;

b. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim ;

c. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara;

2. Keterjangkauan pelayanan badan peradilan

Indikator kinerja untuk mengukur capaian tujuan ini adalah :

Porsentase perkara prodeo dan sidang di luar gedung pengadilan yang dapat diselesaikan

Tujuan ini dicapai melalui sasaran :

Peningkatan aksessibilitas masyarakat terhadap peradilan (access to justice)

3. Memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat pencari keadilan

Indikator kinerja untuk mengukur capaian tujuan ini adalah :

Persentase pengaduan masyarakat dan temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti

Tujuan ini dicapai melalui sasaran :

a. Peningkatan kualitas pengawasan

b. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

2. Sasaran Strategis

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau

dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.

Sesuai dengan reviu Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Agama Bulukumba Tahun 2016,

sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Agama Bulukumba yang telah direviu adalah

sebagai berikut:

1. Peningkatan penyelesaian perkara

Indikator kinerja untuk mengukur capaian sasaran ini adalah :

a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan ;

b. Persentase perkara yang diselesaikan ;

6

Page 9: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

c. Persentase mediasi yang diselesaikan;

d. Persentase mediasi yang menjadi akte perdamaian;

e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 5 bulan ;

f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih 5 bulan ;

2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim

Indikator kinerja untuk mengukur capaian sasaran ini adalah :

a. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum banding :

b. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Kasasi:

c. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali:

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

Indikator kinerja untuk mengukur capaian sasaran ini adalah :

a. Persentase berkas yang diajukan dan d isampaikan secara lengkap ;

b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis ;

c. Persentase penyampaian salinan putusan kepada para pihak tepat waktu ;

d. Persentase putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti

e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara

4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

Indikator kinerja untuk mengukur capaian sasaran ini adalah :

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan ;

b . Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang di luar gedung pengadilan;

c. Persentase proses penyelesaian perkara yang dapat dipublikasikan;

5. Peningkatan Kualitas Pengawasan

Indikator kinerja untuk mengukur capaian sasaran ini adalah :

a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti ;

b. Persentase pelayanan Meja Informasi ;

c. Persentase Temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti ;

6. Peningkatan Kualitas Sumber daya Manusia

Indikator kinerja untuk mengukur capaian sasaran ini adalah :

a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial ;

b. Persentase pegawai yang lulus diklat Non Yudisial ;

c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi ;

7

Page 10: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

BAB III

ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI

3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI MAHKAMAH AGUNG

Sesuai dengan arah pembangunan bidang hukum yang tertuang dalam RPJMN tahun 2015- 2019

tersebut diatas serta dalam rangka mewujudkan visi Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang

Agung, maka Mahkamah Agung menetapkan 8 sasaran sebagai berikut :

1) Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.

2) Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara.

3) Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat terpinggirkan.

4) Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

5) Meningkatnya pelaksanaan pembinaan bagi aparat tenaga teknis dilingkungan Peradilan.

6) Meningkatnya pelaksanaan pengawasan kinerja aparat peradilan secara optimal.

7) Meningkatnya pelaksanaan penelitian, pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Aparatur di

lingkungan Mahkamah Agung.

8) Meningkatnya tranparansi pengelolaan SDM, Keuangan dan Aset.

Masing-masing sasaran strategis di atas memiliki arahan kebijakan sebagai berikut :

Sasaran Strategis 1 : terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.

Untuk mewujudkan sasaran strategis proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel,

ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut :

(1) Penyempurnaan penerapan sistem kamar;

(2) Pembatasan perkara kasasi;

(3) Proses berperkara yang sederhana dan murah dan

(4) Penguatan akses peradilan.

Dengan uraian per arah kebijakan sebagai berikut :

a. Penyempurnaan Penerapan Sistem Kamar. Penerapan sistem kamar dengan dasarSK KMA Nomor:

142/KMA/SK/IX/2011 yang diperbarui dengan SK KMA Nomor :017/KMA/SK/II/2012 yang

dilaksanakan dengan membagi 5 kamar penanganan perkara : kamar pidana (pidana umum dan

pidana khusus), kamar perdata (perdata umum dan perdata khusus), kamar TUN, kamar agama

dan kamar militer dengan tujuan :

(1) menjaga konsistensi putusan,

(2) meningkatkan profesionalisme Hakim Agung dan

(3) mempercepat proses penanganan perkara di Mahkamah Agung.

Setelah lebih dari 2 tahun pelaksanaan belum sepenuhnya aturan sistem kamar telah dilakukan,

karena selain belum dilakukannya tatalaksana administrasi/teknis baru yang mengarahkan pada

pencapaian tujuan implementasi sistem kamar, juga belum sepenuhnya dipahami tujuan dari

sistem kamar, sehingga penyempurnaan penerapan sistem kamar ini dipandang sangat perlu

dilakukan dengan rencana strategi :

(a) penataan ulang struktur organisasi sesuai dengan alur kerja penanganan manajemen perkara,

8

Page 11: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

(b) penguatan databaseperkara dan publikasi perkara,

(c) menempatkan personil sesuai dengan kebutuhan masing-masing kamar dan penyempurnaan

aturan sistem kamar.

b. Pembatasan Perkara Kasasi. Tingginya jumlah perkara masuk ke Mahkamah Agung 80% perkara

masuk di tingkatbanding melakukan upaya hukum ke Mahkamah Agung dan 90% berasal dari

peradilan umum sehingga sulit bagi Mahkamah Agunguntuk melakukan pemetaan permasalahan

hukum dan mengawasi konsistensi putusan, hal ini disebabkan oleh ketidakpuasan para pencari

keadilan terhadap hasil putusan baik di Tingkat Pertama maupun Tingkat Banding sehingga

memicu para pihak melakukan upaya hukum kasasi dan penetapan majelis yang bersifat acak

belum sesuai dengan keahlian mengakibatkan penanganan perkara belum sesuai dengan

keahlian/latar belakang. Diharapkan ke depan pada pengadilan Tingkat Banding bisa diterapkan

sistem kamar secara bertahap dan Tingkat Pertama ditingkatkan spesialisasi hakim dengan

sertifikasi diklat dan akan diperbarui secara berkala.

c. Proses berperkara yang sederhana dan murah. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa

tingkat keberhasilan mediasi yang menggunakan metode win-win solutiondan memakan waktu

tidak lebih dari 2 bulan tidak lebih dari 20% sehingga belum efektif sehingga belum secara efektif

meningkatkan produktifitas penyelesaian perkara, hal ini disebabkan mekanisme prosedur

mediasi belum efektif mencapai sasaran karena mediasi belum dilaksanakan secara maksimal di

pengadilan, belum semua hakim memperoleh pelatihan tentang mediasi sehingga pemahaman

mereka tentang mediasi belum seragam, jumlah hakim terbatas, sehingga mereka lebih fokus

pada penyelesaian perkara secara ligitasi. Diharapkan ke depan bisa dilakukan penajaman

metode rekruitmen calon peserta pelatihan mediasi, meningkatkan sosialisasi manfaat 70mediasi

dan penguatan kerja sama dengan lembaga mediasi di luar pengadilan.Lamanya proses

berperkara yang meningkatkan tumpukan perkara, tidak mungkin selesai dengan mediasi saja,

terutama perkara perdata dengan nilai gugatan kecil untuk mendukung kepastian dunia usaha

diperlukan terobosan hukum acara untuk menyederhanakan dan meringankan biayanya (small

claim court). Diharapkan ke depan hal ini bisa diupayakan dengan perubahan/revisi RUU Hukum

Acara ataupun peraturan dari Mahkamah Agung.

Sasaran Strategis 2 : Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara.

Jangka waktu penanganan perkara pada Mahkamah Agung sesuai dengan Surat keputusan Ketua

Mahkamah Agung Nomor: 138/KMA/SK/IX/2009 tentang Jangka waktu Penanganan Perkara pada

Mahkamah Agung RI menyatakan bahwa seluruh perkara yang ditangani oleh Mahkamah Agung harus

diselesaikan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah perkara diregister, sementara penyelesaian

perkara pada Tingkat Pertama dan Tingkat banding diatur melalui Surat Edaran Ketua Mahkamah

Agung Nomor: 3 tahun 1998 tentang Penyelesaian Perkara yang menyatakan bahwa perkara-perkara

perdata umum,perdata agama dan perkara tata usaha Negara, kecuali karena sifat dan keadaan

perkaranya terpaksa lebih dari 6 (enam) bulan dengan ketentuan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama

yang bersangkutan wajib melaporkan alasan-alasannya kepada Ketua Pengadilan Tingkat

Banding.Dengan adanya semangat pimpinan Mahkamah Agung dalam mereformasi kinerja Mahkamah

Agung dan jajarannya serta terlaksanya kepastian hukum serta merespon keluhan masyarakat akan

lamanya penyelesaian perkara dilingkungan Mahkamah Agung dan jajaran Peradilan dibawahnya,

Ketua Mahkamah Agung mengeluarkan Surat Keputusan KMA Nomor : 119/KMA/SK/VII/2013 tentang

8

Page 12: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

Penetapan Hari Musyawarah dan Ucapan Pada Mahkamah Agung Republik Indonesia pada butir ke tiga

menyatakan bahwa hari musyawarah dan ucapan harus ditetapkan paling lama 3 (tiga) bulan sejak

berkas perkara diterima oleh Ketua Majelis, kecuali terhadap perkara yang jangka waktu

penangannya ditentukan lebih cepat oleh undang-undang (misalnya perkara-perkara Perdata Khusus

atau Perkara Pidana yang terdakwanya berada dalam tahanan). Penyelesaian perkara untuk Tingkat

Pertama dan Tingkat Banding dikeluarkan Surat Edaran Ketua Mahkamah 71agung Nomor : 2 tahun

2014 tentan Penyelesaian Perkaradi Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat)

Lingkungan Peradilan menyatakan bahwa penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama

paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan sedang penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat

Banding paling lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan, ketentuan waktu termasuk penyelesaian minutasi.

Dalam rangka terwujudnya percepatan penyelesaian perkara Mahkamah Agung dan Peradilan

dibawahnya senantiasa melakukan evaluasi secara rutin melalui laporan perkara. Di samping hal

tersebut diatas Mahkamah Agung membuat terobosan untuk penyelesaian perkara perdata yang

memenuhi spesifikasi tertentu agar dapat diselesaikan melalui small claim courtsehingga tidak harus

terikat dengan hukum formil yang ada, Mahkamah Agung menyusun regulasi sebagai payung hukum

terlaksananya small claim court.

Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.

Untuk mewujudkan sasaran strategispeningkatn akses peradilan bagi masyarakat miskin dan

terpinggirkandicapai dengan 3 ( tiga )arah kebijakan sebagai berikut :

(1) Pembebasan biaya perkara untuk masyarakat miskin,

(2) Sidang keliling/zitting plaats Dan

(3) Pos Pelayanan Bantuan Hukum.

Sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor : 1 tahun 2014 dilakukan dengan 3 (tiga)

kegiatan yaitu :

a. Pembebasan biaya perkara untuk masyarakat miskin. Pembebasan biaya perkara bagi masyarakat

miskin, dari sisi realisasi meningkat setiap tahunnya namun memiliki kendala keterbatasan

anggaran untuk memenuhi target bila dibandingkan dengan potensi penduduk miskin berperkara,

kesulitan pelaporan keuangan jugasikap masyarakat yang malu/tidak yakin terhadap layanan

tersebut. Hal ini diharapkan ke depan dapat dilakukan publikasi manfaat pembebasan perkara

bagi masyarakat miskin, penajaman estimasi baselinebedasarkan data (1 s/d 5 tahun ke depan)

dan penguatan alokasi anggaran, meningkatkan kerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM

tentang mekanisme penggunaan jasa OBH dan meningkatkan kerja sama dengan 72 Kementerian

Keuangan dan BPK agar mendapat perlakuan tersendiri atas pertanggungjawaban keuangannya.

b. Sidang keliling/Zitting plaats. Sidang Keliling/Zitting Plaatsyang dalam pelaksanaannya selain

melayani penyelesaian perkara sederhana masyarakat miskin dan terpinggirkan juga telah

dilakukan inovasi untuk membantu masyarakat yang belum mempunyai hak identitas hukum

(akta lahir, akta nikah dan akta cerai), belum bisa menjangkau dan memenuhi kebutuhan

masyarakat miskin dan terpinggirkan karena keterbatasan anggaran, diharapkan kedepan

dilakukan penajaman estimasi baselineberdasarkan data dan penguatan alokasi anggaran serta

memperkuat kerja sama dengan Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri dengan

menyusun peraturan bersama.

9

Page 13: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

c. Pos pelayanan bantuan hukum. Pelaksanaan Pos Layanan Bantuan Hukumini disediakan untuk

membantu masyarakat miskin dan tidak ada kemampuan membayar advokatdalam hal

membuat surat gugat, advis dan pendampingan hak hak pencari keadilan diluar persidangan

(non litigasi). Hal ini dilakukan agar tidak terjadi duplikasi dengan dengan kementerian Hukum

dan HAM yang menyelenggarakan bantuan hukum bagi masyarakat miskin berupa pendampingan

secara materiil didalam persidangan.

Sasaran Strategis 4 : Meningkatkan kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Dengan arah kebijakan sebagai berikut : Jangka waktu penanganan perkara pada Mahkamah Agung

RI sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor : 138/KMA/SK/IX/2009 tentang

Jangka waktu Penanganan Perkara pada Mahkamah Agung RI menyatakan bahwa seluruh perkara

yang ditangani oleh Mahkamah Agung harus diselesaikan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah

perkara diregister, sementara penyelesaian perkara pada Tingkat Pertama dan Tingkat banding

diatur melalui Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung Nomor : 3 tahun 1998 tentang Penyelesaian

Perkara yang menyatakan bahwa perkara-perkara perdata umum, perdata agama dan perkara tata

usaha Negara, kecuali karena sifat dan keadaan perkaranya terpaksa lebih dari 6 (enam) bulan

dengan ketentuan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama yang bersangkutan wajib melaporkan alasan-

alasannya kepada Ketua Pengadilan Tingkat Banding. Dengan adanya semangat dari pimpinan

Mahkamah Agung dalam mereformasi kinerja Mahkamah Agung dan jajarannya serta terlaksanya

kepastian hukum serta merespon keluhan masyarakat akan lamanya penyelesaian perkara di

lingkungan Mahkamah Agung dan jajaran Peradilan dibawahnya, Ketua Mahkamah Agung

mengeluarkan Surat Keputusan KMA Nomor : 119/KMA/SK/VII/2013 tentang Penetapan Hari

Musyawarah dan Ucapan pada Mahkamah Agung Republik Indonesia pada butir ke tiga menyatakan

bahwa hari musyawarah dan ucapan harus ditetapkan paling lama 3 (tiga) bulan sejak berkas perkara

diterima oleh Ketua Majelis, kecuali terhadap perkara yang jangka waktu penangannya ditentukan

lebih cepat oleh undang-\undang (misalnya perkara-perkara Perdata Khusus atau perkara Pidana

yang terdakwanya berada dalam tahanan). Penyelesaian perkara untuk Tingkat Pertama dan Tingkat

Banding dikeluarkan Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung Nomor : 2 tahun 2014 tentang

Penyelesaian perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat) Lingkungan

Peradilan menyatakan bahwa penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama paling lambat

dalam waktu 5 (lima) bulan sedang penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Banding paling

lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan, ketentuan waktu termasuk penyelesaian minutasi. Dalam rangka

terwujudnya percepatan penyelesaian perkara Mahkamah Agung dan Peradilan dibawahnya

senantiasa\ melakukan evaluasi secara rutin melalui laporan perkara.Disamping hal tersebut diatas

Mahkamah Agung membuat terobosan untuk penyelesaian perkara perdata yang memenuhi

spesifikasi tertentu agar dapat diselesaikan melalui small claim courtsehingga tidak harus terikat

dengan hukum formil yang ada, Mahkamah Agung menyusun regulasi sebagai payung hukum

terlaksananya small claim court.

Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya hasil pembinaan bagi aparat tenaga teknis di lingkungan

Peradilan.Sistem Pembinaan yaitu dengan telah dilakukannya Assessmentuntuk Pejabat setingkat

Eselon III dalampengembangan organisasi, serta pelaksanaan Pelatihan Sumber Daya Manusia

Profesional Bersertifikat untuk pejabat setingkat Eselon III dan IV, mengembangkan dan

mengimplementasikan Sistem Manajemen 74SDM Berbasis Kompetensi (Competency Based HR

10

Page 14: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

Management), menempatkan ulang dan mencari pegawai berdasarkan hasil assessment, pelaksanaan

program pendidikan dan pelatihan hakim secara berkelanjutan (capacity building), menyusun

standarisasi sistem pendidikan dan pelatihan aparatur peradilan (unit pelaksana Diklat), serta menyusun

regulasi penilaian kemampuan SDM di Mahkamah Agung RI untuk pembaharuan sistem manajemen informasi

yang terkomputerasi. Penggunaan parameter obyektif dalam pelaksanaan pengawasan Penggunaan Parameter

Obyektif dalam Pelaksanaan Pengawasan, permasalahannya adalah dengan berlakunya Peraturan Pemerintah

Nomor : 94 Tahun 2012 tentang Hak Keuangan dan Fasilitas Hakim Yang Berada di Bawah Mahkamah Agung,

maka Surat KeputusanKMA Nomor : 071/KMA/SK/V/2008 tentang Ketentuan Penegakan Disiplin Kerja dalam

Pelaksanaan Pemberian \Tunjangan Khusus Kinerja Hakim dan Pegawai Negeri pada Mahkamah Agung RI dan

Badan Peradilan yang Berada di bawahnya tidak berlaku lagi untuk Hakim. Untuk itu diperlukan evaluasi dan

harmonisasi peraturan yang ada yang didukung oleh keinginan yang kuat dari Pimpinan untuk mewujudkan

peningkatan kinerja, integritas dan disiplin hakim sehingga dapat dilakukan penyusunan regulasi penegakan

disiplin, peningkatan kinerja dan integritas hakimpada badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah

Agung. Permasalahan lainnya adalah belum berjalannya sistem evaluasi kinerja yang komprehensif dengan

tantangan belum ada kajian mengenai klasifikasi bobot perkara dan ukuran standar minimum produktivitas

hakim dalam memutuskan perkara dengan jumlah dan bobot tertentu. Sedangkan potensi yang ada yaitu telah

adanya kebijakan Pimpinan dalam penyusunan Standar Kinerja Pegawai (SKP) sehingga strategi yang dapat

dilakukan dengan diadakannya pendidikan dan pelatihan penyusunan dan pengukuran SKP.

Sasaran Strategis 6 : Meningkatnya pelaksanaan penelitian, pendidikan dan pelatihan Sumber Daya Aparatur

di lingkungan Mahkamah AgungUntuk mewujudkan sasaran strategis pengembangan sistem informasi yang

terintegrasi dan menunjang sistem peradilan yang sederhana, transparan dan akuntabel, ditetapkan arah

kebijakan sebagai berikut:

(1) Transparansi kinerja secara efektif dan efisien;

(2) Penguatan Regulasi Penerapan Sistem Informasi Terintegrasi dan

(3) Pengembangan Kompetensi SDM berbasis TI.

a. Transparansi kinerja secara efektif dan efisien Mahkamah Agung melalui berbagai kebijakannya telah

berupaya untuk mengaplikasikan teknologi dalam pengelolaan informasi yang diperlukan internal organisasi

maupun para pencari keadilan dan pengguna jasa layanan peradilan. Namun demikian, dengan adanya

perkembangan kebutuhan, hingga kini masih banyak timbul keluhan dari para pencari keadilan. Di sisi lain,

internal organisasi Mahkamah Agungdan badan-badan peradilan di bawahnya juga masih merasakan perlunya

satu kebijakan sistem pengelolaan TI yang komprehensif dan terintegrasi, untuk memudahkan dan

mempercepat proses pelaksanaan tugas dan fungsi di setiap unit kerja. Dengan demikian dapat diharapkan

tejadinya peningkatan kualitas pelayanan informasi kepada masyarakat, yaitu dengan mengembangkan

mekanisme pertukaran informasi antar unit atau antar institusi atau yang dalam dunia teknologi informasi

disebut “interoperability” yaitu kemampuan organisasi pemerintah untuk melakukan tukar-menukar informasi

dan mengintegrasikan proses kerjanya dengan menggunakan standar tertentu yang diaplikasikan secara

bersama yang ditunjang dengan teknologi informasi yang memadai. Memiliki manajemen informasi yang

menjamin akuntabilitas, kredibilitas, dan transparansi serta menjadi organisasi modern berbasis TI terpadu

adalah salah satu penunjang penting yang akan mendorong terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang

agung. Pengembangan TI di Mahkamah Agungmerupakan sarana pendukung untuk mencapai hal-hal berikut ini:

a) Peningkatan kualitas putusan, yaitu dengan penyediaan akses terhadap semua informasi yang relevan

dari dalam dan luar pengadilan, termasuk putusan, jurnal hukum, dan lainnya;

11

Page 15: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

b) Peningkatan sistem administrasi pengadilan, meliputi akses atas aktivitas pengadilan dari luar

gedung, misalnya registrasi, permintaan informasi, dan kesaksian;

Pembangunan di Indonesia senantiasa mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara Indonesia yang

merdeka, bersatu dan berdaulat adil dan makmur. Salah satu upaya mewujudkan cita - cita dan

tujuan bernegara dilakukan dengan merencanakan pembangunan Nasional secara utuh

berkesinambungan dan berkelanjutan, Berdasarkan tahapan sasaran dalam RPJMN III

pembangunan hukum periode 2015-2019, diarahkan pada :

(a) menciptakan penegakan hukum yang berkualitas dan berkeadilan;

(b) meningkatkan kontribusi hukum untuk peningkatan daya saing ekonomi bangsa;

(c) meningkatkan kesadaran hukum di segala bidang.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 mengamanatkan bahwa,

sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN III (2015-2019) ditekankan pada peningkatan

daya saing bangsa di berbagai bidang. Dalam kaitannya dengan bidang hukum, terdapat korelasi

signifikan antara hukum dengan daya saing. Beberapa aspek hukum seperti perlindungan

investor, independensi kehakiman, regulasi pemerintah, penyuapan, dan kerangka hukum

penyelesaian sengketa tergolong sebagai persyaratan dasar untuk meningkatkan daya saing

bangsa yang dimuat dalam Global Competitiveness Index (GCI). Namun, permasalahan di

bidang hukum tidak hanya meliputi komponen hukum yang termuat dalam GCI. Masih

banyak komponen hukum yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi daya

saing Indonesia.

Berdasarkan permasalahan dan tantangan di atas, sasaran pembangunan hukum adalah

berikut ini :

1. Meningkatnya kualitas penegakan hukum yang transparan, akuntabel, dan tidak berbelit-

belit melalui legislasi yang kuat, sinergitas antar instansi penegak hokum yang dilaksanakan

oleh SDM professional dan berintegritas didukung sarana prasarana yang memadai dan

system informasi manajemen penanganan perkara secara terpadu disegala sektor, serta

pelayanan hukum yang baik dan berkualitas;

2. Meningkatnya efektivitas pencegahan dan pemberantasan korupsi, yang didukung

peraturan perundang-undangan nasional,terlaksananya kebijakan antikorupsi yang optimal

melalui penegakan hokum atas kasus tindak pidana korupsi, pengembalian aset hasil tindak

pidana korupsi,penguatan kelembagaan antikorupsi, serta peningkatan upaya pencegahan

tindak pidana korupsi;

3. Terwujudnya penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan HAM, melalui peraturan

perundang-undangan, penegakan hukum atas pengaduan HAM, pemberian bantuan hukum dan

layanan peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan, dan aparat penegak hukum yang

berperspektif HAM dan responsif gender. Berbagai arah kebijakan dan strategi yang dicanangkan

dalam kerangka pikir rencana pembangunan hukum 2015-2019 diharapkan dapat membantu

perwujudan sasaran utama yakni, meningkatkan daya saing perekonomian. Pembangunan hukum

diharapkan dapat berkontribusi dalam mewujudkan penegakan hukum berkualitas; pencegahan dan

12

Page 16: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

pemberantasan korupsi yang efektif; serta penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan HAM.

Ketiga sasaran ini kemudian dijabarkan ke dalam 13 strategi mulai dari Sistem Peradilan Pidana Terpadu;

Sistem Peradilan Pidana Anak; Sistem Hukum Perdata Mudah dan Cepat; Pengembangan SDM Aparat

Penegak Hukum; Pelayanan Hukum; Harmonisasi Peraturan Bidang Anti Korupsi; Efektivitas Pelaksanaan

Kebijakan Antikorupsi; Pencegahan Korupsi; Harmonisasi Peraturan Bidang HAM; Penegakan HAM;

Bantuan Hukum dan Layanan Peradilan; Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan; dan

Pendidikan HAM. Kontribusi arah kebijakan maupun strategi pembangunan bidang hukum ini bersifat

tidak langsung, namun sangat menentukan kokohnya pilar institusi yang dapat mempercepat proses

pembangunan ekonomi.

3.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN AGAMA BULUKUMBA

Pengadilan Agama Bulukumba dalam mendukung kebijakan nasional untuk mencapai sasaran

pembangunan di bidang hukum menetapkan arah kebijakan dan strategi mengacu pada arah

kebijakan strategis Mahkamah Agung RI.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, tujuan yang ditetapkan, pada tahun 2015-2019,

Pengadilan Agama Bulukumba menetapkan enam sasaran strategis yang terdiri dari:

1. Peningkatan penyelesaian perkara

2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

4. Peningkatan aksessibilitas masyarakat terhadap peradilan (access to justice)

5. Peningkatan Kualitas Pengawasan

6. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

Enam sasaran strategis tersebut merupakan arahan dari Mahkamah Agung untuk mewujudkan

visi dan misi yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan visi, misi serta sasaran, perlu

ditetapkan berbagai program dan kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas-tugas untuk

mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun program, kegiatan pokok dan

kebijakan yang dibuat Pengadilan Agama Bulukumba mengacu pada Mahkamah Agung RI adalah

sebagai berikut :

13

Page 17: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

1. Program :

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung

Kegiatan Pokok :

Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi

Program dan kegiatan tersebut untuk mencapai sasaran strategis:

1. Peningkatan penyelesaian perkara

2. Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim

Beberapa kebijakan yang dibuat untuk program dan kegiatan ini adalah :

a. Batas waktu penyelesaian perkara di Pengadilan

b. Pemberlakuan template putusan

2. Program :

Peningkatan Manajemen Peradilan A g a m a

Kegiatan Pokok :

Peningkatan Manajemen Peradilan Agama

Program dan kegiatan tersebut untuk mencapai sasaran strategis :

1. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

2. Peningkatan kepatuhan terhadap putusan Pengadilan

Beberapa kebijakan yang dibuat untuk program dan kegiatan ini adalah :

1. Standar pelayanan peradilan

2. Pemberlakuan Standar Operasional Prosedur Eksekusi

3. Program :

Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung

Kegiatan Pokok :

Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan Mahkamah Agung

Program dan kegiatan tersebut untuk mencapai sasaran strategis :

1. Peningkatan aksessibilitas masyarakat terhadap peradilan (access to justice) ;

2. Peningkatan kualitas pengawasan ;

3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia ;

Beberapa kebijakan yang dibuat untuk program dan kegiatan ini adalah :

1. Pedoman pemberian layanan hukum bagi masyarakat tidak mampu di Pengadilan

2. Penerapan sistem informasi manajemen perkara berbasis elektronik

3. Pedoman pengawasan di lingkungan peradilan

4. Pola promosi Hakim dan Kepaniteraan di lingkungan peradilan

5. Pembinaan tenaga teknis dan non teknis peradilan

14

Page 18: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

3.3. KERANGKA REGULASI

REGULASI TAHUN 2018

- Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Area :

1. Manajemen Perubahan

DOKUMEN-DOKUMEN YANG DISEDIAKAN

1. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Tim Pengelola Manajemen Perubahan

2. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Tim Pengelola Quick Wins.

3. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Pelayanan Publik dan Meja Informasi

4. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Penetapan Majelis Hakim

5. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Petugas Meja I, Meja II, dan Meja III

6. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Penunjukan Kasir

7. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Penunjukan Petugas Register

8. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Penunjukan Petugas Arsip Berkas Perkara dan Arsip Dokumen

Elektronik

9. Peraturan Perundang-undangan yang terdiri dari:

a. UU No.25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik

b. UU No.14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

c. Peraturan Komisi Informasi No.03 Tahun 2010 Standar Informasi Publik

d. SE MARI No.3 Tahun 2010 Tentang Penerimaan Tamu

e. SK Ketua MARI No.1-144/KMA/SK/I/2010 Tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan

f. Buku II Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama

g. Cetak Biru Pembaharuan MA Tahun 2010

15

Page 19: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

h. Keputusan Dirjen Badilag MARI No.0017/Dj.A/SK/VII/2011 Tentang Program / Prioritas Unggulan

Dirjen Badilag

2 Perundang-undangan

DOKUMEN-D0KUMEN YANG DISEDIAKAN.

1. SK Ketua PA.Bulukumba tahun 2018 tentang SOP, yang terdiri dari :

a. SOP Proses Penerimaan dan Penyelesaian Perkara

b. SOP Meja I, Meja II, dan Meja III

c. SOP Hakim (Ketua Majelis) dan (Anggota Majelis)

d. SOP Panitera

e. SOP Panitera Muda Hukum

f. SOP Panitera Muda Gugatan

g. SOP Panitera Muda Permohonan

h. SOP Panitera Pengganti

i. SOP Jurusita/Jurusita Pengganti

j. SOP Sekretaris

k. SOP Kasubag Perencanaan, IT dan Pelaporan

l. SOP Kasubag Umum dan Keuangan

m. SOP Kasubag Kepegawaian dan Ortala

2. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Penunjukan Meja Pengaduan, meliputi

a. Bagan Mekanisme Pengaduan

b. Register Pengaduan

c. Laporan Petugas Meja Pengaduan Kepada Ketua

d. Dokumen Pengaduan yang ditindak lanjuti

3. Peraturan Perundang-Undangan terdiri dari :

a. SK Ketua MARI No.076/KMA/SK/I/2009 tentang Penanganan

Pengaduan.

16

Page 20: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

b. SK Ketua MARI No.216/KMA/SK/XII/2011 tentang Penanganan Pengaduan lewat SMS.

3. Penataan dan Penguatan Organisasi

DOKUMEN-DOKUMEN YANG DISEDIAKAN.

1. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Stuktur Organisasi

2. Struktur 0rganisasi Pengadilan Agama Bulukumba yang dilengkapi nama Pejabat/Pegawai dan

disertai dengan foto-fotonya.

3. Informasi Pejabat-Pejabat Pengadilan Agama Bulukumba.

4. SK Ketua tentang Pembagian Tugas Ketua dan Wakil ketua

5. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Job Descriptions yang disertai

Uraian Tugas masing-masing Pegawai.

6. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Pembentukan Tim Pembuat Program

Kerja Tahun 2018

7. Progran Kerja PA.Bulukumba Tahun 2018

8. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Penunjukan Humas

9. Bagan tentang Prosedur Berperkara di PA.Bulukumba

10. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Penunjukan Petugas Perpustakaan

11. Dokumen Alur Koordinasi

12. Laporan Kendala Koordinasi

4. Penataan Tata Laksana

DOKUMEN-DOKUMEN YANG DISEDIAKAN.

1. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Penunjukan Petugas IT / Pengelola Website tahun 2018

2. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Penunjukan Petugas SIPP Versi 3.20 tahun 2018

3. SK tentang IKU (Indikator Kinerja Utama) dari Ketua PA.Bulukumba tahun 2018

4. SK Tim Penyusun LKjIP dari Ketua PA.Bulukumba tahun 2018

5. LKjIP tahun 2018

17

Page 21: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

6. Rencana Kerja Tahunan 2018

7. SK SEKMA RI No. 42/PA/SK/XII/2016 tentang Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran Pengadilan

Agama Bulukumba Tahun 2018.

8. SK Bendahara Pengeluaran (DIPA) dari KPA tahun 2018

9. SK Pengelola SIMAK BMN dari KPA tahun 2018

10. SK Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dari KPA tahun 2018

11. Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa melalui elektronik.

12. SK Pengelolaan Keuangan dari KPA tahun 2018

13. SK Pemeriksa Hasil Pekerjaan/Pengadaan Barang dan Jasa dari PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)

tahu 2018

15. Laporan Keuangan Semester I dan Semester II tahun 2018

16. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Pengelola Biaya Proses tahun 2018

17. Dokumen Pembukuan Penerimaan dan Pengeluaran Biaya Proses tahun 2017

18. Dokumen bukti-bukti Pengeluaran Biaya Proses tahun 2018

19. Dokumen Bukti Pembayaran Tunjangan Kinerja tahun 2018

5. Penataan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

DOKUMEN-DOKUMEN YANG DISEDIAKAN.

1. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Pengangkatan Pegawai Honorer tahun 2018

2. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Penghuni Rumah Dinas dan Mes Kantor tahun 2018

3. Buku Agenda Rapat Tahun 2018

4. SK. Ketua PA.Bulukumba tentang Penanggung Jawab Absensi/Daftar Hadir tahun 2018

5. Dokumen Absensi Pegawai tahun 2018

6. Dokumen Surat – Surat Cuti tahun 2018

7. SKP Pegawai PA.Bulukumba tahun 2018

8. Daftar Penerima Satya Lencana, 30, 20, dan 10 tahun

9. Profil Kepegawaian yang ditampilkan di website Pengadilan Agama Bulukumba meliputi :

a. Profil Pejabat Fungsional

b. Profil Pejabat Struktural

18

Page 22: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

c. Profil Hakim

10. Sosialisasi PP 53 Tahun 2010

6. Penguatan Akuntabilitas Kinerja

DOKUMEN-DOKUMEN YANG DISEDIAKAN.

1. SK Hakim Pembina dan Pengawas Bidang dari Ketua PA.Bulukumba tahun 2018

2. SK Cros Cek Hakim Pembina dan Pengawas Bidang dari Ketua PA.Bulukumba tahun 2018

3. SK Panjar Biaya Perkara dari Ketua PA.Bulukumba tahun 2018

4. Dokumen Laporan Hakim Pembina dan Pengawas Bidang Tahun 2010 - 2018

5. Dokumen Tindak lanjut Hasil Pengawasan

6. Jadwal Waktu Pelayanan

7. Penyajian Informasi di Website PA.Bulukumba

8. Transparansi Putusan di website.

9. Penyajian Informasi melalui pamplet, Pengumuman dan Brosur

10.Tersedianya Meja Informasi

11. Tersedianya Register Informasi

12. Dokumen adanya Permohonan Informasi

13. Informasi Penting yang disajikan meliputi :

a. Prosedur Berperkara

b. Prosedur Pengaduan

c. Prosedur untuk memperoleh informasi

d. Tata Cara berperkara secara Prodeo

e. Transparansi Biaya Panggilan

f. Komponen Panjar Biaya Perkara pada PA.Bulukumba, Banding, Kasasi dan Peninjauan

Kembali.

g. Tersedianya Kotak Saran

h. Jenis-jenis Perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama

i. Daftar Hakim Mediator

j. Hak-hak Pencari Keadilan

k. Jadwal Sidang

7. Penguatan Pengawasan

Dokumen – dokumen yang disediakan :

19

Page 23: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

1. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Penunjukan Penerima dan Penyetor PNBP tahun 2018;

2. Dokumen Bukti Setoran PNBP Tahun 2008 sampai sekarang ;

3. Dokumen Bukti Setoran Uang Iwadh (PNBP) tahun 2018;

4. Laporan Tahunan PA.Bulukumba Tahun 2018 ;

5. Laporan Realisasi Anggaran DIPA Tahun 2018 ;

6. Dokumen Bukti Hasil Evaliasi / Monitoring terhadap Laporan Keuangan oleh Kuasa Pengguna

Anggaran ;

7. Dokumen RKA-KL dan DIPA tahun 2018;

8. SK Pembentukan Panitia Lelang tahun 2018;

9. Dokumen Pengumuman Lelang tahun 2018;

10. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Pemegang Mobil dan Kendaraan Bermotor tahun 2018;

11. Peraturan Perundang-Undangan meliputi

a. PP No.53 Tahun 2008 tentang PNBP ;

b. Surat Sekretaris MARI No/674/SEK/01/XII/2010 tentang Pemberitahuan Mengenai Mekanisme

Penyampaian Laporan Realisasi PNBP ;

c. Surat Badan Urusan Administrasi MARI No.08/BUA/KEU/01/2012 tentang Pemberitahuan

Petunjuk Kode Unit Organisasi Untuk Laporan dan Pencatatan PNBP ke MA ;

d. SEMA No.14 Tahun 2010 tentang Dokumen Elektronik sebagai kelengkapan Permohomonan

Kasasi dan PK ;

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Dokumen – dokumen yang disediakan :

1. Tersedianya Pelayanan Publik dan Meja Informasi yang berbasis TI

(Elektronik) seperti :

a. Perangkat Komputer ;

b. Televisi ;

c. Touch Screen ;

2. SK Ketua PA.Bulukumba tentang Penunjukan Tempat Sidang Keliling tahun 2017 yang dilengkapi

dengan :

a. Jadwal Sidang ;

b. Dokumen Sidang Keliling ;

c. Dokumen Sidang Keliling berupa Video ;

20

Page 24: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

3. Dokumen Penyelesaian Perkara Prodeo

4. Tersedianya Air Minum di ruang tunggu sidang ;

5. Tersedianya Koran untuk bacaan di ruang tunggu sidang ;

6. Dokumen Hasil Evaluasi Pelayanan Publik ;

7. Peraturan Perundang-undangan yakni SEMA No.10 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian

Bantuan Hukum yang berlaku bagi Perkara Prodeo dan Pidana pada 4 Lingkungan Peradilan dan

lain-lain.

3.4. KERANGKA KELEMBAGAAN

Pada dasarnya struktur organisasi Pengadilan Agama Bulukumba senantiasa mengacu pada Surat Edaran

Mahkamah Agung RI Nomor 5 Tahun 1996 tentang Bagan Susunan Pengadilan. Akan tetapi berdasarkan Perma

Nomor 7 tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja kepaniteraan dan kesekretariatan pengadilan, maka

struktur organisasi mengalami perubahan yang cukup signifikan, dimana sentralistik tugas pokok dan fungsi

jabatan Panitera yang juga berfungsi sebagai Sekretaris menjadi berdiri sendiri dengan tupoksi masing-masing.

Perubahan itupun telah mengeliminir status jabatan wakil panitera dan wakil sekretaris pada lembaga

peradilan.

Dengan memperhatikan ketentuan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 yang telah diubah dan

disempurnakan dengan undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 Pasal 9, 10, 11, 26, 43 dan Pasal 44 jo Perma

Nomor 7 tahun 2015, maka kondisi riil dari susunan organisasi Pengadilan Agama Bulukumba dapat digambarkan

sebagai berikut :

KETUA

Drs. H. Hudrin Husain, SH

WAKIL KETUA

Hadrawati, S.Ag., M.HI

21

Page 25: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

KETERANGAN :

Garis Koordinasi

Garis Tanggung Jawab

PANITERA

Husain, SH.,MH

SEKRETARIS

Zainuddin, S. Ag

HAKIM

Muhamad Anwar, S.Ag

Mustamin, LC

Achmad Ubaidillah, S.HI

Muh. Amin T, S.Ag.,SH

PANMUD

HUKUM

Baharuddin,

S.Ag

PANMUD

GUGATAN

Dra. Hj.

Hajrah

PANMUD

PERMOHONAN

Haris,

S.HI.,M.Sy

KASUBAG

KEPEGAWAIAN

St. Rohani

KASUBAG

UMUM &

KEUANGAN

Ahyar Rizsa,

S.Sos

KASUBAG

PERENCANAAN,

IT & PELAPORAN

Andi Asbi Muslini,

S.IP

KELOMPOK FUNGSIONAL

PANITERA PENGGANTI

Dra. Kurniati

Nurwahidah, S.Ag

Hj. St. Husniati

Sakka, SH

Marlina, SH

JURUSITA

-

JURUSITA PENGGANTI

-

Khairuddin

HAKIM

Muhammad Natsir, S.HI

Drs. H. Baedawi, MHI

Wildana Arsyad, S.HI.,M.HI

22

Page 26: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

Mencermati struktur organisasi di atas menunjukkan bahwa Pengadilan Agama Bulukumba tidak

memiliki sumber daya manusia pada level kejurusitaan. Ini berarti bahwa Pengadilan Agama Bulukumba

ketiadaan aparatur sipil negara yang bertugas khusus untuk melakukan tugas-tugas kejurusitaan. Dari aspek

hukum, rangkap jabatan memiliki dampak yang cukup serius dalam penyelenggaraan tugas pokok. Meskipun

strategi yang dipilih oleh pimpinan tersebut bukan sesuatu yang absurd, namun memiliki tujuan demi untuk

kepentingan dinas, tetapi di sisi lain strategi pimpinan yang demikian perlu didukung dengan strategi lain

dengan memberikan dorongan kepada pejabat yang diberikan tugas untuk melaksanakan pekerjaan yang

berkaitan dengan kejurusitaan itu tetap memperhatikan tugas pokoknya sesuai dengan jabatannya.

Kekurangan SDM sebagaimana diuraikan di atas, pada dasarnya tidak menghalangi pelaksanaan tugas

teknis yustisial, namun perlu mendapatkan perhatian khusus dari para stakeholder tingkat banding agar

melakukan kajian yang lebih komprehensif berkaitan dengan analisis beban kerja quota ASN, analisis SWOT,

analisis kondisi lingkungan kehidupan masyarakat Kabupaten Bulukumba, mengingat volume perkara di

Pengadilan Agama Bulukumba dan beban kerja aparatur sipil negara lainnya pada level tugas jabatan fungsional

kepaniteraan cukup tinggi, bahkan yang terjadi adalah pejabat eselon turun tangan dalam menangani

hambatan pelaksanaan tugas-tugas kepaniteraan Pengadilan Agama Bulukumba tersebut.

Oleh karena itu, dengan segala keterbatasan potensi yang dimiliki Pengadilan Agama Bulukumba, fokus

pelayanan publik/pencari keadilan/pelanggan tetap menjadi skala prioritas utama pelayanan. Pengkajian

metode yang tepat untuk menangani proses berperkara di Pengadilan Agama Bulukumba agar lebih sistematis,

dan tercapai asas peradilan yang cepat, sederhana dan biaya ringan, adalah dengan memaksimalkan segala

potensi yang ada melalui peningkatan kapasitas keilmuan aparatur peradilan dan didukung dengan perangkat

teknologi apa adanya, serta meningkatkan pemahaman aparatur terhadap eksistensi Standar Operasional

Prosedur pelayanan pada level pelaksanaan tugas mulai dari tingkat pimpinan sampai bawahan, dimana konteks

Standar Operasional Prosedur pelayanan yang dimaksudkan tersebut dirasakan masih perlu dilakukan

penyesuaian yang cukup signifikan dengan aspek perkembangan regulasi tata kelola manajemen peradilan

berdasarkan peraturan dan kebijakan Mahkamah Agung RI.

23

Page 27: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

Indikator Kinerja Utama (IKU) atau Key performance indicators (KPI) dapat diartikan sebagai

ukuran atau Indikator yang akan memberikan informasi sejauh mana kita telah berhasil mewujudkan

sasaran strategis yang telah kita tetapkan.

Untuk mengukur sejauh mana Pengadilan Agama Bulukumba telah mencapai tujuan strategis

yang telah ditetapkan, pada masing-masing sasaran strategis ditetapkan indikator kinerja dan target

kinerja yang harus dicapai selama periode 5 (lima) tahun 2015-2015. Indikator kinerja utama dan

target kinerja diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis. Sasaran strategis

kinerja utama dan indikator kinerja yang digunakan Pengadilan Agama Bulukumba mengacu pada

matriks renstra dan Indikator Kinerja Utama yang telah disusun berdasarkan reviuw yang telah

dilaksanakan secara berkala.

Untuk alokasi anggaran per kegiatan lebih detailnya ada pada matriks Reviuw Renstra 2015 – 2019

terlampir.

24

Page 28: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

R

BAB V

PENUTUP

encana Strategis (Renstra) Pengadilan Agama Bulukumba tahun 2015-2019 adalah

dokumen perencanaan yang disusun secara sistematis, terarah, dan menyeluruh

terhadap perubahan dengan mengacu kepada tugas pokok dan fungsinya sebagai

lembaga peradilan. Renstra ini menggambarkan permasalahan, kelemahan, peluang

tantangan, sasaran, program, dan kebijakan yang akan dijalankan selama kurun

waktu tahun 2015-2019 dan telah direviu sejalan dengan perubahan kebijakan

Mahkamah Agung dalam hal Organsasi dan Tata Laksana Peradilan Kepaniteraan dan

Kesekretariatan, yang diharapkan mampu membawa arah Pengadilan Agama

Bulukumba untuk mencapai visi dan misinya.

Rencana Strategis Pengadilan Agama Bulukumba dapat direviu kembali dan terus

disempurnakan dari waktu kewaktu. Dengan demikian renstra ini bersifat terbuka dari kemungkinan

perubahan. Melalui renstra ini diharapkan dapat membantu pelaksana pengelola kegiatan dalam

melakukan pengukuran tingkat keberhasilan terhadap kegiatan yang dikelola.

Pada akhirnya dengan Renstra ini diharapkan Pengadilan Agama Bulukumba memiliki

pedoman yang dapat dijadikan penuntun bagi pencapaian arah, tujuan dan sasaran program selama

lima tahun yaitu tahun 2015-2019.

25

Page 29: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

: Pengadilan Agama Bulukumba

: Terwujudnya Pengadilan Agama Bulukumba Yang Agung

MISI

URAIAN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019

b. Persentase

perkara yang

diselesaikan

tepat waktu

100% 90% 90% 90% 90%

Persentase

perkara yang

diselesaikan

tepat waktu

Terselenggaranya

penyelesaian

perkara tepat

waktu

Jumlah perkara

yang

diselesaikan

tepat waktu

1300 Perkara

c. Persentase

penurunan sisa

perkara

5% 5% 5% 5% 5%

Persentase

penurunan sisa

perkara

Terselenggaranya

penurunan sisa

perkara

Jumlah

penurunan sisa

perkara

27 Perkara

d. Persentase

perkara yang

tidak

mengajukan

upaya hukum : -

Banding -

Kasasi -

PK

95% 95% 95% 95% 95%

Persentase

perkara yang

tidak

mengajukan

upaya hukum

banding, kasasi

dan PK

Terselenggaranya

perkara yang

tidak mengajukan

upaya hukum

banding, kasasi

dan PK

Jumlah perkara

yang tidak

mengajukan

upaya hukum

banding, kasasi

dan PK

1300 Perkara

Persentase sisa

perkara yang

diselesaikan

100% 100%

1.Terwujudnya

proses peradilan

yang pasti,

transparan dan

Akuntabel

Meningkatnya

kepastian

hukum Terselenggaranya

penyelesaian sisa

perkara

Jumlah sisa

perkara yang

diselesaikan

114 Perkara

3. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

STRATEGI

PROGRAM KEGIATANINDIKATOR

KEGIATANTARGET Rp

Persentase

perkara yang

tidak

mengajukan

upaya hukum

banding,

kasasi,

peninjauan

kembali

a. Persentase sisa

perkara yang

diselesaikan

100% 100% 100%

SASARAN TARGET

MATRIKS REVIU RENCANA STRATEGIS KINERJA 2015 - 2019

INSTANSI

VISI

: 1. Mewujudkan Peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan;

2. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efesien ;

1

80%

NO

TUJUAN

TARGET

Page 30: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

e. Index

responden

pencari keadilan

yang puas

terhadap layanan

peradilan

98% 98% 98% 98% 98%

Persentase index

responden

pencari keadilan

yang puas

terhadap

layanan

peradilan

terselenggaranya

index responden

pencari keadilan

yang puas

terhadap layanan

peradilan

Jumlah

responden

pencari keadilan

yang puas

terhadap

layanan

peradilan

200

Responden

2. Peningkatan

Efektifitas

Pengelolaan

Penyelesaian

Perkara

a. Persentase isi

putusan yang

diterima oleh

para pihak tepat

waktu

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase isi

putusan yang

diterima oleh

para pihak tepat

waktu

terselenggaranya

penyampaian isi

putusan yang

diterima oleh para

pihak tepat waktu

Jumlah

penyampaian isi

putusan yang

diterima oleh

para pihak tepat

waktu

1300 Perkara

b. Persentase

perkara yang

diselesaikan

melalui mediasi

67% 2% 5% 5% 5%

Persentase

perkara yang

diselesaikan

melalui mediasi

terselenggaranya

perkara yang

diselesaikan

melalui mediasi

Jumlah perkara

yang

diselesaikan

melalui mediasi

5 Perkara

c. Persentase

berkas yang

dimohonkan

banding, kasasi

dan PK yang

diajukan secara

lengkap dan

tepat waktu

Persentase

berkas yang

dimohonkan

banding, kasasi

dan PK yang

diajukan secara

lengkap dan

tepat waktu

Terselenggaranya

berkas yang

dimohonkan

banding, kasasi

dan PK yang

diajukan secara

lengkap dan tepat

waktu

Jumlah berkas

yang

dimohonkan

banding, kasasi

dan PK yang

diajukan secara

lengkap dan

tepat waktu

8 Perkara

0 Perkara100%

Persentase

putusan yang

menarik

perhatian

masyarakat

(ekoonomi

syariah) yang

dapat diakses

secara online

dalam waktu 1

hari sejak di

putus

Terselenggaranya

putusan yang

menarik perhatian

masyarakat

(ekoonomi

syariah) yang

dapat diakses

secara online

dalam waktu 1

hari sejak di putus

Jumlah putusan

yang menarik

perhatian

masyarakat

(ekoonomi

syariah) yang

dapat diakses

secara online

dalam waktu 1

hari sejak di

putus

d. Persentase

putusan yang

menarik

perhatian

masyarakat

(ekoonomi

syariah) yang

dapat diakses

secara online

dalam waktu 1

hari sejak di

putus

100% 100% 100% 100%

100% 100% 100% 100% 100%

Page 31: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

2 Keterjangkauan

Pelayanan

Badan Peradilan

100%

3. Meningkatnya

Akses Peradilan

bagi Masyarakat

Miskin dan

Terpinggirkan

a. Persentase

Perkara prodeo

yang

diselesaikan

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase

Perkara prodeo

yang

diselesaikan

Terselenggaranya

Perkara prodeo

yang diselesaikan

Jumlah Perkara

prodeo yang

diselesaikan

10 perkara 2.000.000

b.Persentase

perkara yang

diselesaikan di

luar gedung

pengadilan

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase

perkara yang

diselesaikan di

luar gedung

pengadilan

Terselenggaranya

perkara yang

diselesaikan di

luar gedung

pengadilan

Jumlah perkara

yang

diselesaikan di

luar gedung

pengadilan

150 perkara 17.500.000

c.  Persentase perkara

Permohonan

(Volunteer) Identitas

Hukum

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase perkara

Permohonan

(Volunteer) Identitas

Hukum

Terselenggaranya

perkara Permohonan

(Volunteer) Identitas

Hukum

Jumlah perkara

Permohonan

(Volunteer) Identitas

Hukum

411 Perkara

d. Persentase

pencari keadilan

Golongan

Tertentu yang

mendapat

Layanan Bantuan

Hukum

(Posbakum)

0% 0% 0% 100% 100%

Persentase

pencari keadilan

Golongan

Tertentu yang

mendapat

Layanan

Bantuan Hukum

(Posbakum)

Terselenggaranya

pencari keadilan

Golongan

Tertentu yang

mendapat

Layanan Bantuan

Hukum

(Posbakum)

Jumlah pencari

keadilan

Golongan

Tertentu yang

mendapat

Layanan

Bantuan Hukum

(Posbakum)

800 perkara 20.000.000

Persentase

Putusan Perkara

Perdata yang

Ditindaklanjuti

(dieksekusi)

Terselenggaranya

Putusan Perkara

Perdata yang

Ditindaklanjuti

(dieksekusi)

Jumlah Putusan

Perkara Perdata

yang

Ditindaklanjuti

(dieksekusi)

Porsentase

Perkara

Prodeo dan

Sidang di luar

Gedung

Pengadilan

yang dapat

diselesaikan

3 Memenuhi

Kebutuhan dan

Kepuasan

Masyarakat

Pencari Keadilan

Persentase

Putusan

Perkara

Perdata yang

Ditindaklanjuti

(dieksekusi)

100%

4. Meningkatnya

Kepatuhan

Terhadap Putusan

Pengadilan

Persentase

Putusan Perkara

Perdata yang

Ditindaklanjuti

(dieksekusi)100% 100% 100% 3 Perkara100% 100%

Page 32: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

e. Index

responden

pencari keadilan

yang puas

terhadap layanan

peradilan

98% 98% 98% 98% 98%

Persentase

index

responden

pencari

keadilan yang

puas terhadap

layanan

peradilan

terselenggaranya

index responden

pencari keadilan

yang puas

terhadap layanan

peradilan

Jumlah

responden

pencari keadilan

yang puas

terhadap

layanan

peradilan

200

Responden

2. Peningkatan

Efektifitas

Pengelolaan

Penyelesaian

Perkara

a. Persentase isi

putusan yang

diterima oleh

para pihak tepat

waktu

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase isi

putusan yang

diterima oleh

para pihak tepat

waktu

terselenggaranya

penyampaian isi

putusan yang

diterima oleh para

pihak tepat waktu

Jumlah

penyampaian isi

putusan yang

diterima oleh

para pihak tepat

waktu

1300 Perkara

b. Persentase

perkara yang

diselesaikan

melalui mediasi

67% 2% 5% 5% 5%

Persentase

perkara yang

diselesaikan

melalui mediasi

terselenggaranya

perkara yang

diselesaikan

melalui mediasi

Jumlah perkara

yang

diselesaikan

melalui mediasi

5 Perkara

c. Persentase

berkas yang

dimohonkan

banding, kasasi

dan PK yang

diajukan secara

lengkap dan

tepat waktu

Persentase

berkas yang

dimohonkan

banding, kasasi

dan PK yang

diajukan secara

lengkap dan

tepat waktu

Terselenggaranya

berkas yang

dimohonkan

banding, kasasi

dan PK yang

diajukan secara

lengkap dan tepat

waktu

Jumlah berkas

yang

dimohonkan

banding, kasasi

dan PK yang

diajukan secara

lengkap dan

tepat waktu

8 Perkara100%

Jumlah putusan

yang menarik

perhatian

masyarakat

(ekoonomi

syariah) yang

dapat diakses

secara online

dalam waktu 1

hari sejak di

putus

100%

Terselenggaranya

putusan yang

menarik perhatian

masyarakat

(ekoonomi

syariah) yang

dapat diakses

secara online

dalam waktu 1

hari sejak di putus

100% 100% 100%

Persentase

putusan yang

menarik

perhatian

masyarakat

(ekoonomi

syariah) yang

dapat diakses

secara online

dalam waktu 1

hari sejak di

putus

100%

d. Persentase

putusan yang

menarik

perhatian

masyarakat

(ekoonomi

syariah) yang

dapat diakses

secara online

dalam waktu 1

hari sejak di

putus

100% 100% 100% 100% 0 Perkara

Page 33: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

Jumlah putusan

yang menarik

perhatian

masyarakat

(ekoonomi

syariah) yang

dapat diakses

secara online

dalam waktu 1

hari sejak di

putus

100%

Terselenggaranya

putusan yang

menarik perhatian

masyarakat

(ekoonomi

syariah) yang

dapat diakses

secara online

dalam waktu 1

hari sejak di putus

Persentase

putusan yang

menarik

perhatian

masyarakat

(ekoonomi

syariah) yang

dapat diakses

secara online

dalam waktu 1

hari sejak di

putus

d. Persentase

putusan yang

menarik

perhatian

masyarakat

(ekoonomi

syariah) yang

dapat diakses

secara online

dalam waktu 1

hari sejak di

putus

100% 100% 100% 100% 0 Perkara

Page 34: KATA PENGANTAR R - pa-bulukumba.net filetahun 2017, diselaraskan dengan kinerja yang harus dicapai oleh seluruh aspek organisasi kepaniteraan maupun kesekretariatan. Dalam reviu IKU

2 Keterjangkauan

Pelayanan

Badan Peradilan

100%

3. Meningkatnya

Akses Peradilan

bagi Masyarakat

Miskin dan

Terpinggirkan

a. Persentase

Perkara prodeo

yang

diselesaikan

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase

Perkara prodeo

yang

diselesaikan

Terselenggaranya

Perkara prodeo

yang diselesaikan

Jumlah Perkara

prodeo yang

diselesaikan

10 perkara 2.000.000

b.Persentase

perkara yang

diselesaikan di

luar gedung

pengadilan

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase

perkara yang

diselesaikan di

luar gedung

pengadilan

Terselenggaranya

perkara yang

diselesaikan di

luar gedung

pengadilan

Jumlah perkara

yang

diselesaikan di

luar gedung

pengadilan

150 perkara 17.500.000

c.  Persentase perkara

Permohonan

(Volunteer) Identitas

Hukum

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase perkara

Permohonan

(Volunteer) Identitas

Hukum

Terselenggaranya

perkara Permohonan

(Volunteer) Identitas

Hukum

Jumlah perkara

Permohonan

(Volunteer) Identitas

Hukum

411 Perkara

d. Persentase

pencari keadilan

Golongan

Tertentu yang

mendapat

Layanan Bantuan

Hukum

(Posbakum)

0% 0% 0% 100% 100%

Persentase

pencari keadilan

Golongan

Tertentu yang

mendapat

Layanan

Bantuan Hukum

(Posbakum)

Terselenggaranya

pencari keadilan

Golongan Tertentu

yang mendapat

Layanan Bantuan

Hukum

(Posbakum)

Jumlah pencari

keadilan

Golongan

Tertentu yang

mendapat

Layanan

Bantuan

Hukum

(Posbakum)

800 perkara 20.000.000

3 Perkara

Persentase

Putusan Perkara

Perdata yang

Ditindaklanjuti

(dieksekusi)

Porsentase

Perkara

Prodeo dan

Sidang di luar

Gedung

Pengadilan

yang dapat

diselesaikan

Persentase

Putusan Perkara

Perdata yang

Ditindaklanjuti

(dieksekusi)

Terselenggaranya

Putusan Perkara

Perdata yang

Ditindaklanjuti

(dieksekusi)

Jumlah Putusan

Perkara Perdata

yang

Ditindaklanjuti

(dieksekusi)100% 100% 100% 100% 100%

3 Memenuhi

Kebutuhan dan

Kepuasan

Masyarakat

Pencari Keadilan

Persentase

Putusan

Perkara

Perdata yang

Ditindaklanjuti

(dieksekusi)

100%

4. Meningkatnya

Kepatuhan Terhadap

Putusan Pengadilan