kebijakan kementerian kesehatan · tenaga gizi 7.489 5.477 4.330 2.332 total 407.043 442.333 ......

44
Oleh : Slamet Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan & Globalisasi Kementerian Kesehatan Makassar, 23 April 2018 KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN Dalam Pengaturan Dokter & Dokter Gigi Di Era Global

Upload: trandieu

Post on 05-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Oleh : Slamet Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan & Globalisasi

Kementerian Kesehatan

Makassar, 23 April 2018

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN Dalam Pengaturan Dokter & Dokter Gigi

Di Era Global

Sistematika Paparan

1. Pendahuluan. 2. Isu Strategis Tenaga Kesehatan. 3. Isu Global dan MEA 4. Tantangan Bidang Kesehatan. 5. Strategi dan Kebijakan. 6. Kesimpulan.

Pendahuluan

(Alur Kebijakan Pembangunan Kesehatan)

. Visi dan Misi Presiden

4

3 D

IME

NS

I P

EM

BA

NG

UN

AN

: P

EM

BA

NG

UN

AN

M

AN

US

IA, S

EK

TO

R U

NG

GU

LA

N,

PE

ME

RA

TA

AN

DA

N K

EW

ILA

YA

HA

N

NUSANTARA SEHAT

9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA) Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia Indonesia

TRISAKTI: Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik;

Berkepribadian dalam budaya

PROGRAM INDONESIA SEHAT

PROGRAM INDONESIA

PINTAR

PROGRAM INDONESIA KERJA PROGRAM INDONESIA

SEJAHTERA

RENSTRA 2015-2019

N

OR

MA

PE

MB

AN

GU

NA

N K

AB

INE

T K

ER

JA

PENDEKATAN KELUARGA

PARADIGMA SEHAT PENGUATAN YANKES JKN

KELUARGA SEHAT

DTPK

GERMAS

.

RENSTRA 2015-2019

Program • Promotif – preventif sebagai

landasan pembangunan kesehatan

• Pemberdayaan masyarakat • Keterlibatan lintas sektor

Program • Peningkatan Akses terutama pd

FKTP • Optimalisasi Sistem Rujukan • Peningkatan Mutu

Program • Benefit • Sistem pembiayaan: asuransi

– azas gotong royong • Kendali Mutu & Kendali

Biaya • Sasaran: PBI & Non PBI

Tanda kepesertaan KIS

D

T

P

K

KELUARGA SEHAT

Penerapan pendekatan continuum of care

Intervensi berbasis resiko kesehatan (health risk)

PENDEKATAN KELUARGA

PROGRAM INDONESIA SEHAT

5

Pilar 1. Paradigma Sehat

Pilar 2. Penguatan Yankes

Pilar 3. JKN

Isu Strategis Tenaga Kesehatan

.

ISU STRATEGIS TENAGA KESEHATAN

1. Jumlah dan Jenis Tenaga Kesehatan Sesuai Standar Pelayanan Belum Mencukupi 2. Distribusi Tenaga Kesehatan Yang Belum Merata

3. Mutu Yang Belum Merata Untuk Seluruh Tenaga Kesehatan

B. PEMERATAAN DISTRIBUSI

Team Based Nusantara Sehat Penugasan Khusus Individu

Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS)

C. PENINGKATAN MUTU MELALUI AKREDITASI INSTITUSI & PRODI,

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, UJI KOMPETENSI

1. Penempatan Tenaga Kesehatan di DTPK, Fiskal Rendah, DBK

2. Penempatan Tenaga Dokter Spesialis Dasar

1. Pemberian Bantuan Biaya Pendidikan PPDS/PPDGS

2. Pemberian Bantuan Biaya Pendidikan Tugas Belajar Bagi Tenaga Kesehatan

3.Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan

4. Pelatihan Bagi Tenaga Kesehatan

5. Akreditasi Institusi Pendidikan dan Program Studi

6.e-CPD

A. PEMENUHAN JUMLAH DAN JENIS TENAGA

KESEHATAN

.

Ratio Dokter Spesialis Per 100.000 Penduduk Tahun 2017

Sumber : KKI, 31 Desember 2017

Target 10,6

Realisasi 14,6

.

Ratio Dokter Per 100.000 Penduduk Tahun 2017

Sumber : KKI, 31 Desember 2017

Target 43,0

Realisasi 47,6

.

Ratio Dokter Gigi Per 100.000 Penduduk Tahun 2017

Sumber : KKI, 31 Desember 2017

Target 12,6

Realisasi 11,2

.

JUMLAH PUSKESMAS BERDASARKAN KESESUAIAN STANDAR KETENAGAAN TAHUN 2017

NO TENAGA KESEHATAN

SESUAI STANDAR

TIDAK SESUAI STANDAR

> Standar < Standar

JML PUSK JML PUSK KELEBIHAN

NAKES JML PUSK

KEKURANGAN NAKES

1 DOKTER UMUM 3.440 3.775 7.859 2.606 3.052

2 DOKTER GIGI 4.377 1.141 1.631 4.303 4.303

3 PERAWAT 699 6.985 66.154 2.137 6.224

4 BIDAN 407 7.892 102.328 1.522 4.474

5 TENAGA KEFARMASIAN 4.013 2.960 5.240 2.848 2.848

6 TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT 2.812 3.080 7.661 3.929 3.929

7 TENAGA KESEHATAN LINGKUNGAN 4.375 2.217 3.772 3.229 3.229

8 TENAGA GIZI 3.720 1.657 2.762 4.444 5.203

9 AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK 3.843 1.767 2.567 4.211 4.211

TOTAL 199.974 37.473

Standar ketenagaan di Puskesmas berdasarkan PMK 75/2014 tentang Puskesmas

Sumber : Badan PPSDMK, 30 Desember 2017

.

NO TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS

Jumlah Pusk Tanpa Nakes

JML %

1 Dokter Umum

9,821

1.602 16,31%

2 Dokter Gigi 4.303 43,81%

3 Perawat 340 3,46%

4 Bidan 451 4,59%

5 Tenaga Kefarmasian 2.848 29,00%

6 Tenaga Kesehatan Masyarakat 3.929 40,01%

7 Tenaga Kesehatan Lingkungan 3.229 32,88%

8 Tenaga Gizi 2.910 29,63%

9 Ahli Teknologi Laboratorium Medik 4.211 42,88%

PUSKESMAS TANPA TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA TAHUN 2017

Standar ketenagaan di Puskesmas berdasarkan PMK 75/2014 tentang Puskesmas

Sumber : Badan PPSDMK, 30 Desember 2017

.

Sumber : SIRS Online, 2017 *) Menggunakan Standar Ketenagaan Minimal di RS sesuai PMK 56/2014 (RSU) dan 340/2014 ttg Klasifikasi RS (RSK)

KONDISI TENAGA KESEHATAN RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2017

TENAGA KESEHATAN JUMLAH RS KEADAAN STANDAR KELEBIHAN KEKURANGAN

Spesialis Anak

2,776

6.689 4.506 2.965 782

Spesialis Obgyn 7.637 4.520 3.779 662

Spesialis Penyakit Dalam 6.259 4.516 2.575 832

Spesialis Bedah 4.834 4.501 1.416 1.083

Spesialis Anestesi 4.495 3.144 2.050 699

Spesialis Radiologi 2.793 2.230 1.210 647

Spesialis Rehab Medik 958 975 532 549

Spesialis Pat Klinik 1.743 1.908 562 727

Spesialis Pat Anatomi 741 904 399 562

Spesialis Jantung & PD 1.642 519 1.256 133

Spesialis Mata 2.966 744 2.359 137

Spesialis THT 2.759 504 2.334 79

Spesialis Jiwa 1.158 661 752 255

Spesialis Saraf 2.795 555 2.344 104

Spesialis Paru 1.643 529 1.251 137

Dr Umum 27.242 17.272 11.896 1.926

Dr Gigi 5.639 4.210 2.344 915

Drg Spesialis 1.938 2.575 882 1.519

Perawat 213.489 280.397 32.217 99.281

Bidan 47.860 51.878 15.843 19.861

Apoteker 12.349 16.295 3.439 7.385

Tng Teknis Farmasi 15.032 21.896 5.606 12.470

Ahli Lab Medik 15.163 3.483 12.843 1.163

Kesehatan Masyarakat 7.161 4.036 5.527 2.402

Sanitarian 4.569 4.098 2.452 1.981

Tenaga Gizi 7.489 5.477 4.330 2.332

TOTAL 407.043 442.333 123.163 158.623

Isu Global dan MEA

15

PERDAGANGAN BEBAS BARANG DAN JASA DI KAWASAN ASEAN

. ASEAN SUMMIT Head of States/Government

Coordinating Committee on Services (CCS) : TRADE IN SERVICES a. AFAS & ATISA b. MRAs c. MNP

AJCCM

AJCCD

AJCCN

ASEAN Economic Committee (AEC) Council

ASEAN Economic Ministers Meeting (AEM)

Senior Economic Officials Meeting (SEOM) a. Top Level Bureaucrats

b. Meets four times in a year

Healthcare Services Sectoral Working Group

(HSSWG)

ASEAN Consultative Committee on Standards and Quality (ACCSQ) a. ASEAN Cosmetic

Committee (ACC) b. Pharmaceutical

Product WG (PPWG) c. Medical Devices

Product WG (MDPWG)

Coordinating Committee on Implementation of ATIGA (CCA) : TRADE IN GOODS a. ATIGA b. Tariffs c. ROO d. NTM

Free Movement

Health Workforce :

Dr, Drg, Perawat

Perdagangan

Bebas Produk

Kesehatan (Obat

dan Alkes)

1. Barang

2. Jasa

3. Modal

4. Investasi

5. Orang / Tenaga kerja

PERDAGANGAN BEBAS SEKTOR JASA

.

Coordinating Committee on Services (CCS) : TRADE IN SERVICES a. AFAS & ATISA (ASEAN Trade in Services Agreement) ======== Mode 3 b. Mutual Recognition Arrangement (MRA) ================= Mode 4 c. Movement of Natural Persons Agreement (MNP Agreement) mode 4

Healthcare Services Sectoral Working Group (HSSWG)

Dokter (AJCCM) Dokter Gigi (AJCCD) Perawat (AJCCN)

Perundingan Perdagangan Bebas Jasa Kesehatan dalam kerangka kerjasama ASEAN dibahas dalam forum: Coordinating Committee on Services (CCS)

Pengurangan/penghapusan hambatan dalam market access dan national treatment yang dinyatakan dalam Schedule of Commitment (SoC).

4 MODE OF SUPPLY JASA KESEHATA

.

Mode 1: Cross border

supply

Mode 2: Consumption

abroad

Mode 4 :

Movement Natural Persons

Mode 3: Commercial

presence

Pasien berobat

ke RS di LN Tele-medicine

Penanaman Modal

Asing RS, Klinik

Tenaga

kesehatan

WNA Diatur dlm MRA Diatur dlm Movement of Natural Person / MNP Agreement

MOBILISASI TENAGA PROFESIONAL KESEHATAN MELALUI 3 SKEMA

. Movement Natural Person

(MNP)

Mutual Recognition Arrangement

(MRA)

ASEAN Qualification

Reference Framework

(AQRF)

RENCANA KERJA ASEAN 2016-2025

Komitmen saat ini : Konsultan Perawat

Spesialistik

Komitmen saat ini : Dokter, Dokter Gigi, Perawat

Proses pembentukan Komite Kualifikasi Nasional Indonesia dibawah koordinasi Kemenko PMK, Kemenko Perekonomian & Kemenristekdikti

1. Movement of Natural Person (MNP) Agreement

. 1. MNP Agreement telah ditandatangani para Menteri Ekonomi ASEAN tanggal 19 November 2012 di Phom Penh, Kamboja.

2. Persetujuan ASEAN MNP tidak berlaku bagi natural person ASEAN yang langsung mencari kerja ke negara lain, dan berusaha untuk menjadi warga negara di negara lain.

3. Indonesia telah meratifikasi MNP Agreement pada tanggal 2 Juli 2015 melalui Peraturan Presiden No 53 Tahun 2015 tentang Pengesahan ASEAN Agreement on The Movement of Natural Persons (Persetujuan ASEAN Mengenai Pergerakan Orang Perseorangan).

4. Saat ini, Perjanjian MNP telah diberlakukan mengingat semua negara anggota ASEAN telah menotifikasi atau mengajukan instrumen ratifikasi kepada Sekretaris Jenderal ASEAN sesuai dengan Pasal 16 (1).

Movement of Natural Person (MNP) Agreement

. 5. Indonesia hanya memberlakukan mobilisasi untuk orang perseorangan yang termasuk ke dalam kategori sebagai berikut:

SEKTOR KATEGORI YANG DIKOMITMENKAN KONDISI DAN LIMITASI

Semua

sektor yang

terdapat

dalam

komitmen

AFAS

Pengunjung Bisnis (Bussines Visitor) Izin masuk dan izin tinggal berlaku

untuk periode 60 hari dan dapat diperpanjang

maksimal 120 hari

Perpindahan antar

perusahaan (Intra

Coporate

Transferee)

Eksekutif Izin tinggal berlaku untuk 2 (dua)

tahun dan dapat diperpanjang

maksimal 2 (dua) kali, dengan periode 2 (dua) tahun

untuk tiap perpanjangan

Manajer Economic Needs Test berlaku untuk izin tinggal

sementara bagi Manajer dan Spesialis

Spesialis

6. Komitmen Sektor Kesehatan di Perjanjian MNP : Tenaga Konsultan Perawat

Spesialistik

21

Movement of Natural Person (MNP) Agreement

. 7. Pertemuan menyepakati untuk melakukan Review setiap 5 (lima) tahun terhadap MNP Agreement sesuai mandat Blueprint 2025 dan peningkatan komitmen liberalisasi.

8. Review dilakukan melalui Penyelarasan Format Penjadwalan Komitmen untuk mempermudah dilakukannya review di masa yang akan datang. Pertemuan memberi mandat kepada Sekretariat ASEAN untuk menyusun draft format baru yang akan digunakan oleh semua AMS dalam meliberalisasikan MNP.

9. Peningkatan komitmen liberalisasi dilakukan melalui :

a. committing more categories of natural persons;

b. improving the “unbound” subsectors, dan;

c. committing more subsectors

10. Sektor Kesehatan perlu mengidentifikasi jenis tenaga profesional kesehatan yang akan komitmenkan di Perjanjian MNP. Jenis tenaga manajaerial yang akan di komitmenkan di MNP hendaknya diselaraskan dengan draft Permenkes Manajerial yang saat ini sedang disusun oleh Badan PPSDMK..

Apa itu AFAS (ASEAN Framework Agreement on Services)?

. 1) Kerjasama liberalisasi perdagangan jasa di ASEAN, termasuk jasa kesehatan tertuang dalam

ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS).

2) Mekanisme liberalisasi perdagangan jasa dilakukan melalui pengurangan/penghapusan hambatan dalam market access dan national treatment yang dinyatakan dalam Schedule of Commitment (SoC).

3) Jasa kesehatan pada AFAS termasuk dalam 5 sektor dengan kategori Priority Integrity Sectors (PIS), yaitu sektor yang lebih dulu progressive liberalizationnya dibandingkan sektor lain.

4) AFAS 10 merupakan paket terakhir yang dikomitmenkan di ASEAN sebelum diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Saat ini, AFAS akan disempurnakan menjadi ASEAN Trade in Services Agreement (ATISA), sehingga mempunyai kedudukan hukum yang lebih kuat, dimana AFAS measih menggunakan pendekatan Positive List.

5) Saat ini, dokumen Perjanjian ATISA sedang dalam tahap penyusunan oleh Task Force-ATISA (TF-ATISA).

6) ASEAN telah menyepakati untuk ATISA akan dilaksanakan dalam bentuk Negative List.

2. MUTUAL RECOGNITION ARRANGEMENTS (MRA)

. 1. MRA adalah perjanjian yang mengatur mekanisme mobilisasi orang perseorangan pada Mode 4.

2. Terdapat 3 (tiga) MRA jasa kesehatan yang telah ditandatangani yaitu :

a. ASEAN MRA on Nursing Services, tanggal 8 Des 2006 di Cebu, Filipina;

b. ASEAN MRA on Medical Practitioners, tanggal 26 Februari 2009 di Cha-am, Thailand;

c. ASEAN MRA on Dental Practitioners, tanggal 26 Februari 2009 di Cha-am, Thailand.

3. Secara umum Tujuan MRA adalah untuk :

a. Memfasilitasi mobilisasi jasa dokter/dokter gigi/perawat di dalam kawasan negara ASEAN;

b. Pertukaran informasi dan peningkatan kerjasama dalam skema MRA jasa dokter/dokter gigi/perawat;

c. Mempromosikan pengadopsian best practices sesuai standar dan kualifikasi;

d. Menyediakan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas dokter/dokter gigi/perawat ASEAN melalui pendidikan dan pelatihan.

2.a. MRA on MEDICAL PRACTITIONERS

. 1. Fasilitasi mobilisasi tenaga dokter ASEAN dalam MRA on Medical Practitioners dilakukan dengan cara berbagi informasi terkait :

a. Mekanisme mobilisasi tenaga dokter asing di masing-masing negara anggota ASEAN,

b. Pemberian registrasi sementara/tetap bagi tenaga dokter,

c. Penjaminan mutu dan keamanan layanan kesehatan tenaga dokter,

d. Standar kompetensi minimal dan kurikulum tenaga dokter, dan

e. Praktik, standar, dan kualifikasi Aesthetic Medicine dan terapi Stem Cell.

2. Hingga saat ini, pertemuan komite dokter ASEAN belum sampai pada tahap pembahasan harmonisasi kurikulum dan standar kompetensi minimal praktik kedokteran dalam rangka mendukung mobilisasi tenaga dokter di kawasan ASEAN.

2.b. MRA on DENTAL PRACTITIONERS

. 1. Fasilitasi mobilisasi tenaga dokter gigi ASEAN dalam MRA on Dental Practitioners dilakukan melalui

kegiatan sebagai berikut:

a. Penyusunan standar kurikulum dan standar kompetensi minimal bagi praktik dokter gigi ASEAN, dan; b. Penetapan mekanisme mobilisasi dokter gigi ASEAN dengan pemberian ijin praktik (full licensing).

2. Saat ini, ASEAN telah menyepakati:

a. ASEAN Minimum Common Competency Standards for Dental Undergraduate Education b. ASEAN Dental Practice Standards

3. Dalam rangka mendukung mobilisasi tenaga dokter gigi, negara anggota ASEAN diminta untuk

melakukan konsultasi domestik terkait:

a. Pemberian ijin bagi Dokter Gigi ASEAN untuk mengikuti ujian kompetensi; b. Pemberian ijin praktik tetap bagi dokter gigi ASEAN; c. Menyusun uji kompetensi standar ASEAN.

MRA on DENTAL PRACTITIONERS

.

4. Setiap AMS berkewajiban untuk mensosialisasikan standar kompetensi minimal dan standar praktik dokter gigi ASEAN kepada seluruh pemangku kepentingan terkait, khususnya Konsil Kedokteran Gigi, Kementerian Pendidikan, dan Insitusi Pendidikan.

5. Mengharmonisasikan standar kompetensi minimal dan standar praktik dokter gigi ASEAN tersebut dengan standar kompetensi, standar praktik dan kurikulum pendidikan dokter gigi Indonesia , serta mekanisme/prosedur ijin registrasi/praktik dokter gigi.

3. Dalam rangka mendukung mobilisasi tenaga dokter gigi, negara anggota ASEAN sepakat untuk melakukan konsultasi domestik terkait: a. Pemberian ijin bagi Dokter Gigi ASEAN untuk mengikuti ujian kompetensi; b. Pemberian ijin praktik tetap bagi dokter gigi ASEAN; c. Menyusun uji kompetensi standar ASEAN.

3. ASEAN QUALIFICATION REFERENCE FRAMEWORK (AQRF)

. 1) AQRF merupakan sebuah kerangka acuan umum yang digunakan oleh negara ASEAN dalam membandingkan antara level kualifikasi tenaga kerja negara anggota ASEAN di tingkat nasional (National Qualification Frameworks / NQF/ KKNI) dengan level kualifikasi tenaga kerja negara anggota ASEAN di tingkat ASEAN berdasarkan capaian pembelajaran/learning outcome yang dihasilkan dari setiap tingkatan.

2) Dalam AQRF terdapat 8 (delapan) jenjang kualifikasi, dimana deskripsi capaian pembelajaran setiap jenjang mencakup 2 (dua) komponen utama, yaitu: 1) Pengetahuan dan Keterampilan, dan 2)Aplikasi dan Tanggung jawab.

3) Hingga saat ini, Terdapat 4 (empat) negara yang telah menyampaikan Letter of Intent (LoI) terkait kesediaannya untuk melakukan proses referensi kerangka kualifikasi nasionalnya kepada AQRF, yaitu: Filipina, Thailand, Malaysia, dan Indonesia.

ASEAN QUALIFICATION REFERENCE FRAMEWORK (AQRF)

. 4. Tiga negara volunteer (Filipina, Malaysia, & Thailand) telah mempunyai

Badan Kualifikasi Nasional dan telah menyampaikan laporan perkembangan proses referensi yang dilakukanya untuk kriteria 1-3. Malaysia dan Filipina merencanakan akan menyelesaikan proses referensi pada pertengahan tahun 2018, sementara Thailand pada tahun 2019. Laos saat ini juga telah menyampaikan kesediaannya untuk dilakukan proses referensi.

5. Bagi negara yang telah menyelesaikan proses referensi dan laporan referensi tersebut diterima / endorse oleh Komite AQRF maka diperkenankan untuk mencantumkan level kualifikasi ASEAN di dalam Ijazah / Surat Keterangan Pendamping Ijazah.

.

A

Q

R F

.

K

K

N I

DESKRIPSI JENJANG KKNI

(Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia)

JENJANG KUALIFIKASI

URAIAN

Deskripsi Umum

a) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b) Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam

menyelesaikan tugasnya. c) Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air

serta mendukung perdamaian dunia. d) Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian

yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya. e) Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,

dan agama serta pendapat/temuan original orang lain. f) Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat

untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

.

K

K

N I

DESKRIPSI JENJANG KKNI

(Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia)

JENJANG KUALIFIKASI

URAIAN

1

1. Mampu melaksanakan tugas sederhana, terbatas, bersifat rutin, dengan menggunakan alat, aturan, dan proses yang telah ditetapkan, serta di bawah bimbingan, pengawasan, dan tanggung jawab atasannya.

2. Memiliki pengetahuan faktual. 3. Bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dan tidak bertanggung jawab atas pekerjaan orang

lain.

2 s/d 8 Perpres No 8 tahun 2012 Ttg : Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

9

1. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni baru di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji.

2. Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter, multi, dan transdisipliner.

3. Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional dan internasional.

Tantangan Bidang Kesehatan

Peluang di era MEA / Global

PELUANG AKSES PASAR TENAGA KESEHATAN

PROFESIONAL INDONESIA UNTUK BEKERJA DI

NEGARA ASEAN

PELUANG TERAKUINYA KUALIFIKASI TENAGA

KESEHATAN PROFESIONAL

INDONESIA

MENINGKATNYA KUALITAS PENDIDIKAN

DI INDONESIA

MASUKNYA INVESTASI DAN TEKNOLOGI YANG DAPAT DIMANFAATKAN UNTUK PENINGKATAN

PELAYANAN JASA

RI

MALAYSIA

KUWAIT

ARAB SAUDI

QATAR

LEBANON

UNI EMIRAT

ARAB JORDANIA

TURKI

JEPANG

KOREA SELATAN

TIMOR LESTE

SELANDIA BARU

MENINGKATNYA

KERJASAMA/NETWORKING 1

4 5

3 2

Strategi dan Kebijakan

Kebijakan Kemenkes dalam Mobilisasi Nakes di ASEAN (By 2025)

1. Pemetaan kebutuhan dan ketersediaan SDM Kesehatan yang meliputi (antara lain : Jenis, Jumlah, distribusi, daerah yang kosong dsb);

2. Penguatan dan hormonisasi regulasi sektor kesehatan (dalam hal ini terkait pemanfaatan TKWNA);

3. Implementasi Sertifikasi, Registrasi (sementara / permanen) dan Lisensi bagi tenaga kerja kesehatan (WNI maupun WNA);

4. Peningkatan Standar Pedidikan sesuai kesepakatan dalam forum AJCCM, AJCCD dan AJCCN;

Kebijakan Kemenkes dalam Mobilisasi Nakes di ASEAN (By 2025)

5. Penguatan Core Kompetensi (Kompetensi Inti);

6. Peningkatan dan harmonisasi kompetensi tenaga kesehatan (medical, dental and nursing);

7. Identifikasi dan fasilitasi peluang pasar Internasional bagi tenaga kerja kesehatan WNI;

8. Pendayagunaan SDM kesehatan WNI dan WNA.

Pemetaan kebutuhan dan ketersediaan SDM Kesehatan yang meliputi (antara lain : Jenis, Jumlah, distribusi, daerah yang kosong dsb);

43

12.6

171.2

48

11.2

210.1

50

14

200

72.8

15.7

327.1

0

50

100

150

200

250

300

350

DOKTER DOKTER GIGI PERAWAT

Target 2017 Realisasi 2017 Target 2025 Estimasi 2025

KEBUTUHAN dan PEMENUHAN

SDM KESEHATAN BERDASARKAN RASIO PER 100.000 PENDUDUK

Penguatan dan Harmonisasi Peraturan Perundangan TK-WNA

1. UU No. 29 / 2004 Ttg PRAKTIK KEDOKTERAN.

2. UU No. 36 / 2009 Ttg KESEHATAN.

3. UU No. 44 / 2009 Ttg RUMAH SAKIT.

4. UU No. 36 / 2014 Ttg TENAGA KESEHATAN.

5. UU No. 38 / 2014 Ttg KEPERAWATAN.

6. PERPRES No. 4 / 2017 Ttg WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS.

7. PERPRES No. 20 / 2018 Ttg PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING. 8. PERMENKES No. 67 / 2013 Ttg PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WNA.

9. Perpres No. 90 Tahun 2017 tentang Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia

10. Permenkes No.46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan

11. Permenkes No 67 Tahun 2013 tentang Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing

12. Permenkes No. 37 tahun 2015 tentang Pendayagunaan Tenaga Kesehatan ke Luar Negeri

Penguatan dan Harmonisasi Peraturan Perundangan TK-WNA

13. Permenkes No. 16 Tahun 2017 tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Dalam Mendukung Program Nusantara Sehat

14. Kepmenkes No. 262 tahun 206 tentang Lembaga Sertifikasi Profesi Tenaga Kesehatan

15. Perkonsil 14 Tahun 2013 tentang Program Adaptasi Dokter dan Dokter Gigi WNA

16. Perkonsil 17 Tahun 2013 tentang Registrasi Sementara dan Registrasi Bersyarat Dokter & Dokter Gigi WNA

17. Perkonsil 41 Tahun 2016 tentang Program Adaptasi Dokter dan Dokter Gigi WNI Lulusan Luar Negeri

18. Peraturan terkait di K/L lainnya.

Tujuannya : Melindungi dan memberi pelayanan terbaik, serta

meningkatkan daya saing bangsa Indonesia.

Sertifikasi, Registrasi dan Lisensi

KELEMBAGAAN

SERTIFIKASI : Institusi Pendidikan, Kolegium

REGISTRASI : KKI (KK dan KKG) dan Konsil Keperawatan

LISENSI : DINKES KAB/KOTA

UU 20/2003 UU 29/2004,

UU 44/2009 UU 20/2013,

UU 36/2014 UU 38/2014,

Permenkes 148/2010,

Permenkes 2052/2011,

Permenkes 46/2013,

Permenkes 67/2013,

Perkonsil 14/2013,

Perkonsil 17/2013,

Perkonsil 41/2016

Permenkes Evaluasi Kompentensi Nakes

WNA & WNI LLN ?

REGULASI

PENGUATAN STANDAR KOMPETENSI

DOKTER

• Perluasan program studi pendidikan dokter spesialis/sub spesialis di fakultas Kedokteran

• Beasiswa PPDS untuk semua jenis spesialisasi sesuai pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan

• Kegiatan alih iptekdok/ pendidikan/pelatihan di negara ASEAN

• Pengesahan standar kompetensi estetik medicine dan stemcel therapy setara dengan standar di ASEAN

DOKTER GIGI

• Penetepan dan implementasi kompetensi inti dan standar praktik dokter gigi Indonesia sesuai dengan standar kompetensi minimum dokter gigi ASEAN

• Pengaturan standar kompetensi estetik medicine dan interdisiplin di bidang kedokteran gigi agar setara dengan standar di ASEAN

• Perluasan program studi pendidikan dokter spesialis/sub spesialis di fakultas Kedokteran

• Beasiswa PPDGS untuk semua jenis spesialisasi sesuai pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan

• Kegiatan alih iptekdok/ pendidikan/pelatihan di negara ASEAN

PERAWAT

• Harmonisasi antara Indonesia Nursing Core Competencies dengan ASEAN Nursing Common Core Competencies yang telah disepakati

• Penetapan dan implementasi Nursing Core Competencies yang telah diharmonisasikan dengan ASEAN Nursing Common Core Competencies kepada pemangku kepentingan terkait

• Kegiatan alih iptekk/ pendidikan/pelatihan di negara ASEAN

PENGUATAN STANDAR KOMPETENSI

DOKTER

• Reviu & penguatan standar pendidikan profesi dokter dan dokter spesialis Indonesia agar setara standar kualifikasi di ASEAN

• pengaturan standar pendidikan profesi dokter spesialis-subspesialis yang berstandar kualifikasi di ASEAN

• Monitoring dan evaluasi implementasi standar pendidikan profesi dokter dan dokter spesialis Indonesia

DOKTER GIGI

• Reviu & penguatan standar pendidikan profesi dokter gigi dan dokter gigi spesialis Indonesia agar setara standar kualifikasi di ASEAN

• pengesahan standar pendidikan profesi dokter gigi spesialis-subspesialis yang berstandar kualifikasi di ASEAN

• Monitoring dan evaluasi implementasi standar pendidikan profesi dokter gigi dan dokter gigi spesialis Indonesia

PERAWAT

• Reviu kurikulum perawat Indonesia

dengan kurikulum perawat ASEAN yang telah disepakati

• Pengembangan kurikulum perawat Indonesia yang selaras dengan kurikulum perawat ASEAN

• Implementasi kurikulum perawat Indonesia yang telah dikembangkan

• Penyiapan kelas internasional di Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan

Terima Kasih