kata pengantar - kementerian ppn/bappenas · penjabaran dari rencana pembangunan jangka menengah...
TRANSCRIPT
i
KATA PENGANTAR
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyebutkan bahwa
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) berpedoman pada
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004 tentang RKP menyatakan bahwa RKP merupakan
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), memuat rancangan
kerangka ekonomi makro yang termasuk di dalamnya arah kebijakan fiskal dan moneter,
prioritas pembangunan, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh
Pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Kemudian UU
No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa
penyusunan RAPBN yang berpedoman kepada RKP tersebut harus mempertimbangkan
ketersediaan anggaran. Dengan demikian, karakteristik yang mendasar dalam RKP yakni bahwa
program dan kegiatan yang termuat sudah bersifat terukur dan dapat dilaksanakan karena
sudah memperhitungkan ketersediaan anggaran.
Berdasarkan Undang-Undang No.25 Tahun 2004, Kementerian PPN/Bappenas
ditugaskan mengkoordinasikan penyusunan RKP. Selanjutnya, berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional
dan Peraturan Pemerintah No.90 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian/Lembaga (RKA- K/L), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kementerian Keuangan ditugaskan untuk menyusun
Pagu Indikatif sebagai acuan bagi setiap Kementerian/Lembaga untuk menyusun Rancangan
Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) masing-masing. Dalam tahap berikutnya, RKP
dan Renja K/L dipergunakan sebagai pedoman penyusunan RAPBN dan RKA-K/L.
Sebagai upaya memperkuat keterkaitan antara perencanaan dan penganggaran secara
nasional, yang dikoordinasikan Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan dengan
perencanaan dan penganggaran yang disusun oleh setiap K/L, maka dipandang perlu untuk
menyelenggarakan Pertemuan Tiga Pihak. Pertemuan Tiga Pihak merupakan sebuah forum
pembahasan bersama yang dilakukan antara Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian
Keuangan, dan Kementerian/Lembaga guna melakukan konsolidasi dan penajaman Prioritas
Nasional berikut pendanaan yang diperlukan untuk melaksanakan prioritas-prioritas tersebut,
yang selanjutnya akan dituangkan secara konsisten dalam RKP dan Renja K/L.
ii
Dalam rangka persiapan penyusunan RKP dan RAPBN serta untuk memberikan
pemahaman yang sama atas proses Pertemuan Tiga Pihak, maka dirasakan perlu untuk disusun
Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak. Buku ini juga memuat penjelasan format
(formulir isian) dokumen kesepakatan yang diperlukan untuk menjaga konsistensi antara RKP dan
Renja K/L, yang selanjutnya akan dituangkan secara konsisten pula dalam RAPBN dan RKA-K/L.
Walaupun penjelasan dalam buku ini dirasakan telah memadai, tetapi apabila terdapat
permasalahan dalam proses pengisian dokumen kesepakatan secara substansi, dapat kiranya
menghubungi:
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional:
Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan
c.q. Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan Jl. Taman Suropati No.2, Jakarta 10310
Telp. (021) 3905650 ext. 1523 dan 1524
Fax. (021) 3148553
Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran
c.q. Direktorat Sistem Penganggaran
Jl. Dr. Wahidin No. 1 Gedung D Lantai 4, Jakarta Pusat 10710
Telp. (021) 3868060
Fax. (021) 3868061
Semoga Buku Petunjuk Pelaksanaan ini dapat membantu proses kelancaran dalam perumusan
dokumen kesepakatan antara Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan
Kementerian/Lembaga dalam pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak.
Jakarta, Maret 2014
iii
DAFTAR ISI
Kata pengantar ......................................................................................................................................................................... i
Daftar isi ................................................................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
1.1. Tujuan pelaksanaan .................................................................................................................................................. 2
1.2. Waktu pelaksanaan ................................................................................................................................................... 2
1.3. Terminologi .................................................................................................................................................................. 2
BAB II TATA CARA PELAKSANAAN PERTEMUAN TIGA PIHAK ............................................................ 6
BAB III LINGKUP PEMBAHASAN PERTEMUAN TIGA PIHAK ................................................................. 14
BAB IV TINDAK LANJUT .................................................................................................................................... 22
BAB V PENUTUP .................................................................................................................................................. 23
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 ........................................................................................................................................................................... 24
LAMPIRAN 2 ........................................................................................................................................................................... 26
LAMPIRAN 3 ........................................................................................................................................................................... 28
PETUNJUK PENGISIAN ....................................................................................................................................................... 29
1 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka penyusunan Renja K/L dan penyempurnaan Rancangan Awal RKP,
sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 90 tahun 2010 tentang Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga perlu dilakukan Pertemuan Tiga Pihak.
Pertemuan ini merupakan suatu forum koordinasi yang melibatkan Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Keuangan dan
Kementerian/Lembaga yang bertujuan untuk dapat lebih meningkatkan kualitas
perencanaan dan penganggaran yang akan dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) untuk tahun 2015.
RKP yang merupakan pedoman dalam penyusunan RAPBN, diharapkan dapat
menjadi sebuah rencana aksi yang memberikan gambaran lebih jelas tentang keterkaitan
antara prioritas pembangunan, arah kebijakan, strategi pencapaian serta program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan dengan pendanaannya. Dalam proses penyusunan
RKP diperlukan suatu konsolidasi dan kesepahaman antara instansi pemerintah pusat
(Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan) yang ditugaskan untuk
mewujudkan sasaran-sasaran pembangunan nasional dalam koridor kebijakan fiskal,
dengan Kementerian/Lembaga sebagai pengusul kegiatan dan pengguna anggaran.
Mengingat penting dan luasnya materi yang akan dibahas, maka dipandang perlu untuk
dilakukan kegiatan Pertemuan Tiga Pihak antar lembaga- lembaga terkait tersebut di
atas, yaitu Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan dan
Kementerian/Lembaga, di mana pertemuan ini merupakan forum konsultasi dan
penelaahan terhadap rencana program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh
Kementerian/Lembaga.
Dengan diamanatkannya pelaksanaan kegiatan Pertemuan Tiga Pihak ini dalam
PP No.90 Tahun 2010, maka perlu ditingkatkan mekanisme kerja dan kualitas dari hasil
Pertemuan Tiga Pihak yang selama ini telah dilakukan. Sehubungan dengan itu, maka
dirasakan perlu untuk tetap disusun Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak ini,
yang diharapkan dapat memberikan pemahaman yang sama atas proses penyusunan
RKP 2015, serta untuk mendapatkan komitmen bersama dalam pencapaian Prioritas
Pembangunan Nasional.
2 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
1.1. Tujuan Pelaksanaan
Beberapa tujuan yang hendak dicapai dengan dilaksanakannya kegiatan
Pertemuan Tiga Pihak ini adalah :
1. Menghasilkan daftar Program, Kegiatan Prioritas beserta ukuran kinerjanya
yang akan didanai sesuai dengan Pagu Indikatif , serta daftar kebutuhan yang
diusulkan mendapatkan pendanaan.
2. Meningkatkan koordinasi dan kesepahaman antara Kementerian
PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian/Lembaga terkait
dengan pencapaian sasaran-sasaran prioritas pembangunan nasional yang
akan dituangkan dalam RKP, pokok-pokok kebijakan fiskal dan kebijakan
belanja tahun 2015;
3. Menjaga konsistensi kebijakan yang ada dalam dokumen perencanaan
dengan dokumen penganggaran, yaitu antara RPJM, RKP, Renja K/L dan RKA-
K/L;
4. Mendapatkan komitmen bersama atas penyempurnaan yang perlu dilakukan
terhadap Rancangan Awal RKP, yaitu kepastian mengenai Prioritas
Pembangunan Nasional, Pendanaan Pembangunan Nasional, dan Program
Tematik.
1.2.2 Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak dimulai setelah disampaikannya surat yang
ditandatangani oleh Menteri PPN/Ka. Bappenas bersama Menteri Keuangan perihal Pagu
Indikatif dan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2015 kepada
Kementerian/Lembaga pada Rapat Koordinasi Pusat (Rakorpus). Kegiatan Pertemuan Tiga
Pihak ini diharapkan dapat diselesaikan sebelum batas akhir penyampaian Renja K/L ke
Bappenas dan Kementerian Keuangan sesuai surat penyampaian pagu indikatif.
1.2. Terminologi
Untuk menyamakan pemahaman atas istilah dan definisi yang digunakan dalam
pembahasan Pertemuan Tiga Pihak, maka diperlukan penjelasan mengenai beberapa
terminologi sebagai berikut:
1. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau beberapa
kegiatan yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah/ Lembaga atau Masyarakat yang
dikoordinasikan oleh instansi pemerintah, untuk mencapai sasaran dan tujuan serta
memperoleh alokasi anggaran. Program yang digunakan adalah program- program
3 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
yang ada dalam RPJMN 2015 - 2019.
2. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satuan kerja sebagai
bagian dari pencapaian sasaran pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan
tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya
manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi
dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input)
untuk menghasilkan sasaran kegiatan (output) dalam bentuk barang/jasa.
3. Kegiatan Prioritas merupakan kegiatan yang terkait secara langsung terhadap
pencapaian Sasaran Program Prioritas Nasional, Bidang atau Kementerian/Lembaga.
4. Kegiatan Non Prioritas adalah kegiatan yang dianggap tidak terkait langsung dalam
memberikan kontribusi terhadap pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional,
Bidang atau Kementerian/Lembaga pada tahun yang direncanakan.
5. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah seluruh penerimaan Pemerintah
Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan.
6. Badan Layanan Umum (BLU) adalah Instansi di lingkungan pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
7. Pinjaman Luar Negeri (PLN), adalah salah satu pembiayaan melalui utang yang
diperoleh Pemerintah dari Pemberi Pinjaman Luar Negeri yang diikat oleh suatu
perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara, yang harus dibayar
kembali dengan persyaratan tertentu.
8. Hibah Pemerintah, yang selanjutnya disebut Hibah, adalah setiap penerimaan negara
dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan/atausurat
berharga yang diperoleh dari Pemberi Hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang
berasal dari dalam negeri atau luar negeri.
9. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat juga disebut Sukuk Negara adalah
surat berharga (obligasi) yang diterbitkan oleh pemerintah Republik
Indonesia berdasarkan prinsip syariah.
10. Rupiah Murni Pendamping (RMP) adalah dana yang bersumber dari rupiah murni
sebagai dana pendamping dari PHLN.
11. Anggaran Responsif Gender adalah anggaran yang responsif terhadap kebutuhan
perempuan dan laki-laki (gender) yang merupakan alat untuk mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender.
4 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
12. Kerjasama Pemerintah Swasta adalah Kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah
dan Swasta, dengan skema pihak swasta melaksanakan sebagian fungsi pemerintah
selama waktu tertentu dengan pemberian kompensasi atas pelaksanaan fungsi
tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tanggung jawab risiko
yang timbul akibat pelaksanaan fungsi tersebut dibebankan kepada pihak swasta
selama masa kontrak.
13. Anggaran Pendidikan merupakan anggaran pada fungsi pendidikan yang
dianggarkan melalui Kementerian/Lembaga dan alokasi anggaran pendidikan melalui
transfer ke daerah, termasuk gaji pendidik, namun tidak termasuk anggaran
pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjadi
tanggung jawab pemerintah.
14. Kerjasama Selatan-Selatan adalah Kerjasama diantara negara-negara berkembang
melalui knowledge sharing untuk mencapai tujuan pembangunan bersama.
Sedangkan Kerjasama Triangular adalah Kerjasama Selatan-Selatan yang melibatkan
mitra pembangunan.
15. Mitigasi Perubahan Iklim adalah usaha pengendalian untuk mengurangi resiko
akibat perubahan iklim melalui kegiatan yang dapat menurunkan emisi/meningkatkan
penyerapan gas rumah kaca dari berbagai sumber emisi.
16. Belanja Operasional adalah pengeluaran yang direncanakan untuk memenuhi
kebutuhan rutin dalam menjalankan pemerintahan dan manfaatnya hanya untuk
satu tahun anggaran serta tidak dapat menambah aset atau kekayaan bagi pemerintah.
17. Prakiraan Maju (forward estimate) merupakan gambaran prakiraan untuk 3 tahun
ke depan terhadap capaian target dan kebutuhan pendanaan sebagai akibat
kebijakan yang ditetapkan pada tahun direncanakan.
18. Sasaran Kegiatan (output) adalah segala sesuatu yang berupa produk atau jasa
(fisik dan atau non-fisik), sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan
berdasarkan input yang digunakan.
19. Satuan biaya adalah biaya setinggi-tingginya dari suatu barang dan jasa, baik secara
mandiri maupun gabungan, yang diperlukan untuk memperoleh keluaran tertentu
dalam rangka penyusunan anggaran.
20. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur
sebagai Wakil Pemerintah dan/atau kepada Instansi Vertikal di wilayah tertentu.
21. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau
desa, dari pemerintah propinsi kepada kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta
dari pemerintah kabupaten, atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas
5 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaannya kepada yang menugaskan.
6 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
BAB II
TATA CARA PELAKSANAAN PERTEMUAN TIGA PIHAK
Mekanisme Pelaksanaan Trilateral
Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak dilaksanakan kedalam 2 (dua) level/tingkatan,
diantaranya yaitu:
1. Pertemuan Tiga Pihak pada tingkat Menteri akan dilaksanakan untuk 15 (lima belas)
Kementerian/Lembaga dengan alokasi terbesar, yang membahas antara lain:
a. Isu strategis yang merupakan penjabaran arah kebijakan Presiden;
b. Target rencana pencapaian isu strategis dan kebutuhan pendanaannya;
c. Usulan kebutuhan yang belum terdanai baik belanja yang bersifat operasional
maupun non-operasional.
2. Setelah melakuan Pertemuan Tiga Pihak pada tingkat Menteri kemudian
dilaksanakan Pertemuan Tiga Pihak pada tingkat Eselon I dilaksanakan untuk seluruh
Kementerian/Lembaga. Pertemuan ini membahas antara lain:
a. Menjabarkan lebih detil terhadap hasil keputusan pada tingkat Menteri untuk 15
Kementerian/Lembaga dengan alokasi terbesar;
b. Prioritas pembangunan (Nasional, Bidang, Kementerian/Lembaga), kebutuhan
pendanaan, target capaian, dan beberapa program tematik;
c. Memastikan dan mendetilkan terhadap hasil pra Pertemuan Tiga Pihak yang akan
disetujui kebutuhan pendanaannya.
Teknis Pelaksanaan
Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak dilaksanakan untuk memudahkan konsolidasi dan
penajaman Prioritas Nasional di dalam RKP dan Renja K/L melalui forum pembahasan
yang dilakukan antara Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan dan
Kementerian/Lembaga. Adapun proses mekanisme pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak
secara umum dapat dilihat pada Bagan dibawah ini.
7 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
Bagan 1 Mekanisme Pertemuan Tiga Pihak
Penjelasan lebih lanjut atas mekanisme Pertemuan Tiga Pihak dengan tujuan utama
adalah menghasilkan rumusan dokumen kesepakatan bersama dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Kegiatan Sebelum Pertemuan Tiga Pihak.
1. Kementerian PPN/Bappenas menyusun Rancangan Awal RKP berdasarkan Arah
Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional yang ditetapkan oleh Presiden serta
mengacu pada Prioritas serta Sasaran Pembangunan yang ada.
2. Menteri Keuangan menyusun Resource Envelope Belanja Kementerian/Lembaga 2015
berdasarkan asumsi dasar ekonomi makro, potensi sumber pendapatan negara dan
hibah, kebutuhan belanja negara serta kemampuan pembiayaan anggaran.
3. Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan mengeluarkan surat yang
ditandatangani bersama perihal Pagu Indikatif dan Rancangan Awal Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) tahun 2015 yang disampaikan kepada Kementerian/Lembaga
sebagai dasar penyusunan Renja K/L.
4. Kementerian/Lembaga melakukan beberapa langkah persiapan yang diperlukan,
yaitu antara lain :
a. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang berjalan yang terdapat dalam
Renstra K/L, dengan memberikan perhatian utama terhadap keberlanjutan
kebijakan yang telah diambil pada tahun lalu dan akan dilanjutkan untuk
8 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
dilaksanakan pada tahun 2015;
b. Mempersiapkan seluruh Informasi yang diperlukan terkait dengan
Program/Kegiatan/Sasaran Kegiatan (output) Prioritas beserta target dan
besaran anggarannya, Pemenuhan Biaya Operasional, Penuangan Sumber Dana,
Pengalihan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, Identifikasi Tematik APBN
(Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS), Anggaran Pendidikan (AP), Anggaran
Responsif Gender (ARG), Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST),
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI),
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia
(MP3KI), Millennium Development Goals (MDG’s), Mitigasi Perubahan Iklim
(MPI), dan Kebutuhan Tambahan Pendanaan; serta
c. Menyusun rancangan Renja K/L.
Kegiatan Dalam Pertemuan Tiga Pihak.
1. Kementerian PPN/Bappenas dengan mengacu pada Rancangan Awal RKP,
menyampaikan Sasaran Prioritas Pembangunan Nasional dan Kegiatan Prioritas
dengan target sasaran dan indikasi pendanaannya termasuk memberikan tanggapan
terhadap usulan penyempurnaan pagu indikatif yang diusulkan oleh
Kementerian/Lembaga.
2. Kementerian Keuangan, menyampaikan kebijakan anggaran yang meliputi: kebijakan
di bidang belanja negara, kelompok biaya, jenis belanja, dan satuan biaya. Di samping
itu, juga memberikan masukan atas kepatutan penggunaan anggaran dan pelaksanaan
efisiensi yang dapat dilakukan oleh Kementerian/Lembaga.
3. Kementerian/Lembaga, menyampaikan arah kebijakan, rencana program dan
kegiatan prioritas yang merupakan penjabaran dari Renstra Kementerian/Lembaga
termasuk menyampaikan usulan penyempurnaan pagu indikatif jika dirasakan perlu
adanya penyempurnaan.
4. Dari pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak diharapkan menghasilkan suatu dokumen
kesepakatan yang bersifat mengikat tiga pihak dan berisikan butir-butir kesepakatan
seperti format lampiran 1 dan lampiran 2 dokumen kesepakatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meeting) adalah:
a. Pagu Indikatif yang telah ditetapkan melalui surat yang ditandatangani oleh Menteri
PPN/Ka. Bappenas bersama Menteri Keuangan merupakan batas atas belanja
masing-masing K/L yang tidak dapat dilampaui, dan merupakan akumulasi dari
angka dasar (baseline).
b. Hasil dari Pra-Trilateral Meetings dijadikan dasar dalam pembahasan Trilateral
9 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
Meetings, yaitu definisi output, pengelompokan biaya keluaran (BAK dan BLK),
ukuran kinerja, target, dan indikasi pendanaannya.
c. Perubahan pagu antar program dan antar kegiatan dalam pagu indikatif masih
dimungkinkan, sepanjang sesuai dengan pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional.
Penambahan dan pengurangan Kegiatan Prioritas dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional atau
Kementerian/Lembaga.
d. Penambahan dan pengurangan Kegiatan Prioritas dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional atau
Kementerian/Lembaga dan alokasi pagu anggaran yang tersedia.
e. Penambahan dan pengurangan keluaran Kegiatan Prioritas dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan pencapaian Prioritas Pembangunan Nasional atau
Kementerian/Lembaga dan alokasi pagu anggaran yang tersedia.
f. Kebutuhan belanja pegawai dan operasional harus dipenuhi dan menjadi prioritas
utama.
g. Pergeseran alokasi dari Rupiah Murni menjadi PHLN atau sebaliknya tidak dapat
dilakukan, demikian pula pergeseran dari Pinjaman Luar Negeri (PLN) menjadi Hibah
Luar Negeri. Usulan perubahan dapat dicatat pada catatan pembahasan dalam
dokumen kesepakatan.
h. Kelebihan atau kekurangan alokasi PHLN ditampung dalam Matriks Catatan
Pembahasan pada dokumen kesepakatan.
i. Memberikan prioritas utama untuk kebutuhan dana pendamping PHLN yang akan
diserap dan kegiatan yang disetujui sebagai multiyears.
j. Pengalokasian anggaran pada program dan kegiatan harus mempertimbangkan
kemampuan pelaksanaan dan penyerapan anggaran.
k. Usulan penambahan pagu Kementerian/Lembaga serta penggunaannya dapat
disampaikan dalam catatan pembahasan pada dokumen kesepakatan dan dituangkan
dalam Matriks Rekapitulasi Kebutuhan Tambahan Pendanaan (Lampiran 3).
l. Memperhatikan kewenangan pusat dan daerah.
5. Dokumen kesepakatan yang telah disetujui bersama antara Kementerian
PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan dan Kementerian/Lembaga dijadikan dasar
untuk penyusunan Renja K/L, penyempurnaan Rancangan Awal RKP 2015, dan
penyusunan Pagu Anggaran.
6. Kementerian/Lembaga menyampaikan Renja K/L yang telah disusun berdasarkan
dokumen kesepakatan kepada Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian
Keuangan.
10 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
7. Apabila dalam Pertemuan Tiga Pihak terjadi ketidaksepakatan antara Kementerian
PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian/Lembaga, maka dapat
dilakukan alternatif tindakan sebagai berikut :
a. Alternatif Pertama: Butir-butir ketidaksepakatan dibahas kembali bersama-sama
dengan memperhatikan prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila
alternatif ini tidak menghasilkan kesepakatan maka dilakukan alternatif
berikutnya;
b. Alternatif Kedua: Butir-butir ketidaksepakatan dijadikan catatan pembahasan
dalam dokumen kesepakatan Pertemuan Tiga Pihak dan tidak perlu untuk
diputuskan dalam forum ini. Apabila dirasakan sangat perlu untuk mendapatkan
putusan atas perbedaan yang ada, maka dapat dilakukan alternatif berikutnya;
c. Alternatif Ketiga : Butir-butir ketidaksepakatan yang dianggap perlu dan penting
untuk diputuskan dapat dibawa dan diputuskan di tingkat yang lebih tinggi (Eselon
I). Namun demikian, perlu untuk diperhatikan keterbatasan waktu yang tersedia
untuk menyusun Renja K/L.
8. Catatan pembahasan dalam dokumen kesepakatan pertemuan dimungkinkan untuk
menampung :
a. Usulan pergeseran atau perubahan alokasi Rupiah Murni dan PHLN yang belum
dapat disepakati bersama;
b. Kelebihan atau kekurangan alokasi Rupiah Murni, PHLN/PDN, PNBP dan BLU
yang perlu untuk mendapat perhatian khusus;
c. Perbedaan perhitungan untuk alokasi belanja operasional dan non-operasional;
serta
d. Butir-butir ketidaksepakatan yang tidak perlu untuk diputuskan dalam forum
ini.
9. Seluruh catatan pembahasan yang ada dalam dokumen kesepakatan Pertemuan Tiga
Pihak akan menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan Pagu Anggaran dan
penelaahan RKA-K/L yang akan ditetapkan oleh Kementerian Keuangan.
Pelaksanaan pertemuan tiga pihak menjadi suatu forum koordinasi yang sangat penting
karena pada tahapan ini dilakukan sinkronisasi dan integrasi terhadap kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan untuk pencapaian prioritas pembangunan nasional.
Penetapan target dan sasaran dilakukan dengan mempertimbangkan hasil evaluasi
terhadap kebijakan berjalan dan capaian yang diperoleh sampai dengan saat ini.
Memperhatikan kebutuhan dan dukungan terhadap suatu kegiatan yang saling terkait
11 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
menjadi kunci utama dalam menentukan kegiatan yang akan dijadikan prioritas, baik
Prioritas Nasional, Bidang maupun prioritas Kementerian/Lembaga. Untuk dapat
menghasilkan hasil kesepakatan yang lebih baik sangat ditentukan oleh kesiapan dari
masing-masing institusi sebelum dilakukannya kegiatan ini.
Institusi Peserta
Peserta yang hadir dalam Pertemuan Tiga Pihak adalah Kementerian PPN/Bappenas,
Kementerian Keuangan dan Kementerian/Lembaga. Kementerian PPN/Bappenas akan
diwakili oleh Pejabat dari Direktorat Sektoral/Regional yang memiliki tugas dan
tanggung jawab sesuai lingkup kewenangannya, Kementerian Keuangan diwakili oleh
Pejabat dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Direktorat Jenderal Anggaran yang
memilki mitra kerja sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya, dan Unit Eselon I lainnya
pada lingkungan Kementerian Keuangan yang terkait dalam proses Trilateral Meeting,
serta Kementerian/Lembaga diwakili oleh Pejabat dari Biro Perencanaan/Keuangan atau
Unit Organisasi yang bertanggung jawab dalam perencanaan program dan anggaran.
Terkait dengan adanya beberapa Kementerian/Lembaga yang memiliki Badan Layanan
Umum (BLU) dan mengelola Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), di samping
Direktorat Anggaran dalam pembahasan di trilateral meeting, perlu juga
mengikutsertakan Pejabat dari Direktorat Pembinaan Pengelolaan Badan Layanan
Umum (Dirjen Perbendaharaan) dan Direktorat PNBP (Dirjen Anggaran), Kementerian
Keuangan.
Tugas dan Tanggung Jawab Institusi Peserta
Untuk kelancaran pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak, perlu diperjelas pembagian tugas
dan tanggung jawab dari masing-masing peserta. Pembagian ini dilakukan dengan
mempertimbangkan pembagian kewenangan antara Kementerian PPN/Bappenas dan
Kementerian Keuangan sebagai central agencies dengan Kementerian/Lembaga sebagai
pengusul dan pengguna anggaran. Dengan tetap mempertimbangkan kewenangan dan
tugas dari masing-masing pihak, diharapkan pelaksanaan pertemuan tiga pihak ini dapat
menghasilkan kesepakatan yang nantinya dapat dijadikan pedoman. Penjelasan
pembagian kewenangan tersebut sebagai berikut:
1. Kementerian PPN/Bappenas
a. Menyampaikan penjabaran rancangan awal RKP 2015 yang meliputi arah
kebijakan dan prioritas pembangunan nasional sampai dengan kegiatan prioritas
beserta target capaian dan indikasi pendanaannya yang akan dilaksanakan oleh
K/L;
12 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
b. Menyampaikan tanggapan terhadap program dan kegiatan prioritas dalam
rancangan Renja K/L yang disusun Kementerian/Lembaga, untuk disinkronkan
dengan program dan kegiatan prioritas yang ada dalam Rancangan Awal RKP
termasuk penelaahan atas prakiraan maju untuk 3 tahun kedepan dan indikasi
pendanaannya;
c. Memberikan tanggapan terhadap usulan penyempurnaan Pagu Indikatif;
d. Memastikan keserasian antara program dan kegiatan, keserasian antara program
lintas K/L, dan lintas kewilayahan dengan kegiatan di K/L;
e. Memperhatikan kegiatan-kegiatan yang telah menjadi kesepakatan dalam Rencana
Aksi yang telah ditetapkan dalam Peraturan Perundangan (Inpres, Keppres, dll);
f. Menetapkan dokumen kesepakatan bersama-sama dengan Kementerian Keuangan
dan Kementerian/Lembaga.
2. Kementerian Keuangan
a. Menyampaikan kebijakan anggaran yang meliputi kebijakan jenis belanja (Belanja
pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal dan Bantuan Sosial) dan kepatutan
penggunaan anggaran;
b. Melakukan penelaahan terhadap rancangan Renja K/L, terutama terkait
pemenuhan biaya operasional, kelayakan dan kewajaran anggaran untuk
menghasilkan keluaran termasuk penelaahan atas prakiraan maju untuk 3 tahun
kedepan;
c. Memberikan masukan atas pelaksanaan efisiensi yang dapat dilakukan oleh
Kementerian/Lembaga dengan mempertimbangkan kemampuan penyerapan
anggaran;
d. Memberikan tanggapan terhadap usulan penyempurnaan Pagu Indikatif;
e. Menetapkan dokumen kesepakatan bersama-sama dengan Kementerian
PPN/Bappenas dan Kementerian/Lembaga.
3. Kementerian/Lembaga
a. Menyampaikan arah kebijakan Kementerian/Lembaga dan rancangan Renja K/L
sebagai penjabaran Renstra K/L yang telah disesuaikan dengan Rancangan Awal
RKP 2015 dan pagu indikatif TA 2015 dalam surat yang ditandatangani oleh
Menteri PPN/Ka. Bappenas bersama Menteri Keuangan;
b. Menyampaikan gambaran rencana pencapaian sasaran dan target dari program
dan kegiatan serta perkiraan pendanaannya berdasarkan Renstra K/L dan
Rancangan Awal RKP 2015;
13 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
c. Menyampaikan usulan perubahan Pagu Indikatif;
d. Menjelaskan prakiraan maju kegiatan, baik target maupun pendanaan untuk 3
tahun kedepan;
e. Menetapkan dokumen kesepakatan bersama-sama dengan Kementerian
PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan.
Keluaran
Dengan dilaksanakannya Pertemuan Tiga Pihak ini, di samping adanya pemahaman yang
sama atas arah kebijakan, prioritas, program lintas dan kegiatan prioritas dalam
Rancangan Awal RKP, keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah dokumen
kesepakatan Pertemuan Tiga Pihak yang ditanda tangani oleh Kementerian
PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian/Lembaga yang mencakup:
1. Kesepakatan atas Kegiatan Prioritas, Kegiatan Non prioritas, beserta target/volume
keluaran, dan besaran anggarannya;
2. Kesepakatan atas perubahan alokasi anggaran antar program dan antar kegiatan;
3. Kesepakatan atas perkiraan penyerapan untuk PHLN dan PDN beserta kebutuhan
dana pendampingnya;
4. Kesepakatan atas kegiatan dan kebutuhan pendanaannya yang terkait dengan
pelaksanaan kerjasama pemerintah swasta;
5. Kebijakan baru yang sesuai dengan tema dan prioritas RKP serta prakiraan maju
target dan anggarannya;
6. Kesepakatan alokasi anggaran yang dipergunakan sebagai Kerjasama Pemerintah
Swasta (KPS), Anggaran Pendidikan (AP), Anggaran Responsif Gender (ARG),
Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST), Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI), Millennium Develompment
Goals (MDG’s), Mitigasi Perubahan Iklim (MPI), Dana Dekonsetrasi dan Tugas
Pembantuan, serta kegiatan khusus lainnya pada Kementerian/Lembaga;
7. Catatan usulan perubahan (tambahan/pengurangan) pagu baik Rupiah Murni
maupun PHLN yang mungkin dapat ditampung pada Pagu Anggaran K/L (Pagu
Sementara) atau Alokasi Anggaran K/L (Pagu Definitif) beserta rencana penggunaanya.
14 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
BAB III
LINGKUP PEMBAHASAN PERTEMUAN TIGA PIHAK
Pembahasan yang dilakukan pada Pertemuan Tiga Pihak ini dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan, mengkonfirmasi, dan menyepakati kebijakan program, kegiatan,
sasaran kegiatan (output), dan target yang akan dijadikan pedoman dalam penyusunan
Renja K/L, penyempurnaan Rancangan Awal RKP dan penelaahan RKA-K/L. Adapun
lingkup pembahasan trilateral meeting ini meliputi pembahasan mengenai :
A. Prioritas Pembangunan Nasional
Dalam lingkup pembahasan yang terkait dengan Prioritas Pembangunan Nasional
meliputi :
1. Program dan kegiatan prioritas
Pembahasan program dan kegiatan prioritas utamanya untuk mengklarifikasi
dan menyepakati terkait kegiatan-kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan pada
tahun anggaran 2015. Adapun beberapa hal yang perlu dibahas antara lain :
a. Kesepakatan mengenai kegiatan prioritas. Menentukan kegiatan prioritas
dalam K/L yang merupakan kegiatan prioritas Nasional, Prioritas Bidang dan
Prioritas Kementerian/Lembaga;
b. Klarifikasi terhadap kegiatan prioritas yang tetap berlanjut di tahun 2015
atau hanya sampai pada tahun berjalan;
c. Kesepakatan terkait pencapaian target-target kegiatan prioritas yang ingin
dilaksanakan pada tahun 2015;
d. Mengidentifikasi indikator kegiatan mana yang akan dijadikan sebagai
ukuran untuk mencapai sasaran program dan kegiatan prioritas;
e. Mengklarifikasi dan menyepakati terkait adanya perubahan volume target
dan kebutuhan pendanaannya; serta
Hasil kesepakatan dalam pembahasan Program dan Kegiatan Prioritas dituliskan
pada catatan pembahasan hasil kesepakatan (Lampiran 1) dan dituangkan dalam
Lampiran Hasil Kesepakatan (Lampiran 2).
2. Pengalihan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Pembahasan pengalihan Dekonsetrasi dan Tugas Pembantuan utamanya
mengkonfimasi dan menyepakati kegiatan-kegiatan/komponen dekonsentrasi dan
tugas pembantuan yang mendanai unsur daerah untuk dialihkan kepada
transfer ke daerah. Adapun beberapa hal yang perlu dibahas Antara lain:
15 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
a. Nama kegiatan/Output yang potensi didekonsentrasikan dan ditugas
pembantuankan;
b. Target Output yang didekonsentrasikan dan ditugas pembantuan;
c. Alokasi pendanaan kegiatan yang didekonsentrasikan dan ditugas
pembantuankan;
d. Memastikan kegiatan yang dilaksanakan melalui Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan selama ini memang merupakan urusan Pusat yang akan
dilimpahkan pelaksanaannya kepada Daerah;
Hasil kesepakatan dalam pembahasan Pengalihan Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan dituliskan pada catatan pembahasan hasil kesepakatan (Lampiran 1)
dan dituangkan dalam Lampiran Hasil Kesepakatan (Lampiran 2).
B. Pendanaan Pembangunan Nasional
Dalam lingkup pembahasan yang terkait dengan Pendanaan Pembangunan Nasional
meliputi :
3. Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN)
Pembahasan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri utamanya untuk mengkonfimasi
kegiatan-kegiatan yang mendapat pendanaan yang berasal dari Pinjaman dan
Hibah Luar Negeri. Adapun beberapa hal yang perlu dibahas antara lain :
a. Nama proyek pinjaman dan hibah luar negeri;
b. Status Pinjaman dan Hibah Luar Negeri, apakah PHLN ini merupakan PHLN
yang on-going atau baru, jika PHLN tersebut baru, maka perlu untuk
dijelaskan status terakhir tahapan proses;
c. Jangka waktu efektif berlakunya PHLN, mulai dari tanggal penandatanganan
kesepakatan PHLN, hingga akhir berlakunya PHLN;
d. Konfirmasi Kode Registrasi dan nomor pinjaman atau hibah; serta
e. Konfirmasi besaran pagu PHLN di pagu indikatif 2015, apakah besaran pagu
PHLN tersebut sudah sesuai rencana penarikan.
Hasil kesepakatan dalam pembahasan PHLN dituliskan pada catatan pembahasan
hasil kesepakatan (Lampiran 1) dan dituangkan dalam Lampiran Hasil
Kesepakatan (Lampiran 2).
4. SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA (SBSN) Pembahasan Surat Berharga Syariah Negara utamanya untuk mengkonfimasi
kegiatan-kegiatan yang mendapat pendanaan yang berasal dari Surat Berharga
Syariah Negara. Adapun beberapa hal yang perlu dibahas antara lain :
16 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
a. Nama proyek Surat Berharga Syariah Negara;
b. Status Surat Berharga Syariah Negara, apakah SBSN ini merupakan SBSN yang
on-going atau baru, jika SBSN tersebut baru, maka perlu untuk dijelaskan
status terakhir tahapan proses;
c. Jangka waktu efektif berlakunya SBSN, hingga akhir berlakunya SBSN;
d. Konfirmasi Kode Registrasi Surat Berharga Syariah Negara; serta
e. Konfirmasi besaran pagu SBSN di pagu indikatif 2015, apakah besaran pagu
SBSN tersebut sudah sesuai rencana penarikan.
Hasil kesepakatan dalam pembahasan SBSN dituliskan pada catatan pembahasan
hasil kesepakatan (Lampiran 1) dan dituangkan dalam Lampiran Hasil
Kesepakatan (Lampiran 2).
5. PNBP/BLU
Pembahasan PNBP/BLU utamanya untuk mengidentifikasikan kegiatan- kegiatan
yang menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang dilaksanakan oleh
Kementerian/Lembaga. Hasil PNBP tersebut dapat dikelola oleh Badan Layanan
Umum (BLU) Kementerian/Lembaga di dalam mendukung pencapaian sasaran-
sasaran prioritas yang menjadi tanggung jawab Kementerian/Lembaga. Adapun
beberapa hal yang perlu dibahas antara lain :
a. Besaran perkiraan penerimaan yang diperoleh oleh K/L;
b. Besaran pemanfaatan PNBP yang telah disetujui oleh Kementerian
Keuangan;
c. Digunakan pada kegiatan apa pemanfaatan PNBP tersebut;
d. Besaran target pada output yang memanfaatkan dana PNBP; serta
e. Besar penggunaan pendanaan untuk kegiataan yang memanfaatkan dana
PNBP.
Hasil kesepakatan dalam pembahasan PNBP/BLU dituliskan pada catatan
pembahasan hasil kesepakatan (Lampiran 1) dan dituangkan dalam Lampiran Hasil
Kesepakatan (Lampiran 2).
6. Belanja Operasional
Pembahasan belanja operasional utamanya untuk mengkonfimasikan kebutuhan
belanja operasional Kementerian/Lembaga sebagaimana tercantum dalam
lampiran Pagu Indikatif 2015. Adapun beberapa hal yang perlu dibahas antara
lain:
a. Memastikan alokasi anggaran untuk kebutuhan belanja operasional K/L
17 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
tersedia cukup untuk 1 (satu) tahun, meliputi kebutuhan anggaran untuk
Belanja Pegawai (Komponen 001) dan Belanja Barang Operasional Satker
(Komponen 002);
b. Dalam hal alokasi anggaran tidak cukup, dipastikan penyebab terjadinya
kekurangan dapat diidentifikasi dengan benar dan dilengkapi dokumen
pendukung yang sesuai dan lengkap;
c. Untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional, pergeseran anggaran antar
Program/Kegiatan dapat dilakukan, sepanjang tidak mengurangi anggaran
untuk mencapai target/sasaran prioritas pembangunan nasional;
d. Dalam hal pergeseran anggaran tidak mungkin dilakukan atau jumlahnyatidak
cukup, maka kekurangan kebutuhan biaya operasional dituangkan dalam
“Dokumen Hasil Trilateral Meeting”.
Hasil kesepakatan dalam pembahasan Belanja Operasional dituliskan pada
catatan pembahasan hasil kesepakatan (Lampiran 1) dan dituangkan dalam
Lampiran Hasil Kesepakatan (Lampiran 2).
7. Kebutuhan Tambahan Rupiah Murni
Pembahasan kebutuhan tambahan rupiah murni ini utamanya untuk
mengkonfimasi kebutuhan tambahan rupiah murni Kementerian/Lembaga dari
yang sudah dialokasikan sebagaimana tercantum dalam lampiran Pagu Indikatif
2015. Adapun beberapa hal yang perlu dibahas antara lain:
a. Dasar alasan perlunya adanya tambahan rupiah murni;
b. Dasar perhitungan yang digunakan dalam menghitung kebutuhan tambahan
rupiah murni;
c. Konfirmasi kegiatan yang menggunakan tambahan rupiah murni;
d. Konfirmasi data target yang ingin dicapai untuk kegiatan yang mendapatkan
tambahan rupiah murni; serta
e. Besar kebutuhan tambahan rupiah murni untuk kegiataan yang dimaksud.
Hasil kesepakatan dalam pembahasan Kebutuhan Tambahan Rupiah Murni
dituliskan pada catatan pembahasan hasil kesepakatan (Lampiran 1) dan
dituangkan dalam Lampiran Hasil Kesepakatan (Lampiran 2).
C. Program Tematik
Dalam lingkup pembahasan yang terkait dengan Program Tematik meliputi :
8. Dukungan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS)
Pembahasan mengenai Kejasama Pemerintah Swata utamanya untuk
18 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang memerlukan dukungan Kerjasama
Pemerintah Swasta (KPS). Adapun beberapa hal yang perlu dibahas antara lain :
a. Nama kegiatan di APBN yang mendukung KPS;
b. Nama proyek yang memerlukan dukungankegiatan di APBN;
c. Besar kebutuhan pendanaan untuk mendukung KPS;
d. Bentuk kegiatan yang medukung pelaksanaan KPS (Feasibility Study, tanah,
infrastruktur, dll)
Hasil kesepakatan dalam pembahasan KPS dituliskan pada catatan pembahasan
hasil kesepakatan (Lampiran 1) dan dituangkan dalam Lampiran Hasil
Kesepakatan (Lampiran 2).
9. Anggaran Pendidikan
Pembahasan anggaran pendidikan utamanya untuk program dan kegiatan yang
memiliki indikator-indikator kegiatan yang terkait dengan dukungan pemerintah
terhadap anggaran pendidikan. Adapun beberapa hal yang perlu dibahas adalah :
a. Nama kegiatan di APBN yang terkait dengan anggaran pendidikan;
b. Sasaran kegiatan yang terkait dengan aggaran pendidikan; serta
c. Besar rencana pendanaan untuk anggaran pendidikan pada kegiatan
dimaksud.
Hasil kesepakatan dalam pembahasan Anggaran Pendidikan dituliskan pada
catatan pembahasan hasil kesepakatan (Lampiran 1) dan dituangkan dalam
Lampiran Hasil Kesepakatan (Lampiran 2).
10. Anggaran Responsif Gender (ARG)
Pembahasan Anggaran Responsif Gender utamanya untuk mengidentifikasi
program/kegiatan prioritas yang terkait dengan dukungan pemerintah terhadap
pelaksanaan pembangunan gender di Indonesia. Adapun beberapa hal yang perlu
dibahas antara lain:
a. Nama program/kegiatan dan sasaran kegiatan (output) K/L yang
diindikasikan telah responsif terhadap pembangunan gender;
b. Indikator kinerja yang diindikasikan telah responsif terhadap pembangunan
gender;
c. Sasaran kegiatan yang responsif terhadap pembangunan gender; serta
d. Besar rencana pendanaan untuk pembangunan gender.
Hasil kesepakatan dalam pembahasan ARG dituliskan pada catatan pembahasan
hasil kesepakatan (Lampiran 1) dan dituangkan dalam Lampiran Hasil
Kesepakatan (Lampiran 2).
19 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
11. Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST)
Pembahasan KSST utamanya untuk mengidentifikasikan program/kegiatan yang
terkait dengan dukungan pemerintah terhadap pelaksanaan pembangunan KSST di
Indonesia. Adapun beberapa hal yang perlu dibahas antara lain :
a. Nama program/kegiatan K/L yang diperuntukan untuk pelakasanaan kegiatan
KSST;
b. Cakupan Kegiatan KSST (Pelatihan/training, Workshop, Pengiriman Tenaga
Ahli, Bantuan Kegiatan/Proyek);
c. Kepatutan KSST (pembiayaan KSST, Penerima Manfaat, Kerangkan Kerja
Desain dan Monitoring, Keberlanjutan Program);
d. Indikator kinerja kegiatan yang diindikasikan akan digunakan pada kegiatan
KSST;
e. Besar rencana alokasi pendanaan untuk pembangunan KSST, baik yang
bersumber dari Rupiah Murni maupun hibah;
f. Target Negara, merupakan negara yang akan menjadi objek atas kegiatan KSST
dengan kriteria merupakan kelompok Negara miskin atau Negara sedang
berkembang.
Hasil kesepakatan dalam pembahasan KSST dituliskan pada catatan pembahasan
hasil kesepakatan (Lampiran 1) dan dituangkan dalam Lampiran Hasil
Kesepakatan (Lampiran 2).
12. Infrastruktur pendukung MP3EI
Beberapa hal yang perlu dibahas dalam pembangunan infrastruktur khususnya
yang mendukung pelaksanaan MP3EI adalah sebagai berikut:
a. Program/kegiatan yang memiliki kontribusi terhadap pembangunan
infrastruktur;
b. Memperhatikan 8 program utama MP3EI yaitu: 1. Pertanian, 2. Pertambangan,
3. Energi, 4. Industri; 5. Kelautan; 6. Pariwisata, 7. Telematika, dan 8.
Pengembangan Kawasan Strategis.
Hasil kesepakatan dalam pembahasan MP3EI dituliskan pada catatan
pembahasan hasil kesepakatan (Lampiran 1) dan dituangkan dalam Lampiran Hasil
Kesepakatan (Lampiran 2).
13. Program-program pro rakyat termasuk program pendukung (Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia) MP3KI.
Beberapa hal yang perlu dibahas dalam program dan kegiatan pendukung MP3KI
20 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
adalah:
a. Identifikasi Program dan kegiatan pro rakyat termasuk program dan kegiatan
pendukung MP3KI;
b. Identifikasi sasaran K/L yang mendukung MP3KI.
Hasil kesepakatan dalam pembahasan MP3KI dituliskan pada catatan
pembahasan hasil kesepakatan (Lampiran 1) dan dituangkan dalam Lampiran Hasil
Kesepakatan (Lampiran 2).
14. Program dalam rangka MDG’s
Didalam pembahasan trilateral meetings para pihak harus memperhatikan
Program/Kegiatan yang mendukung terhadap pencapaian tujuan MDG’S yaitu :
a. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan;
b. Mencapai pendidikan dasar untuk semua;
c. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan;
d. Menurunkan angka kematian anak;
e. Meningkatkan kesehatan ibu;
f. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya;
g. Memastikan kelestarian lingkungan;
h. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam diskusi antara lain :
a. Program/Kegiatan yang mendukung tema MDG’s;
b. Sasaran terkait pencapaian MDG’s.
Hasil kesepakatan dalam pembahasan MDG’s dituliskan pada catatan
pembahasan hasil kesepakatan (Lampiran 1) dan dituangkan dalam Lampiran Hasil
Kesepakatan (Lampiran 2).
15. Mitigasi Perubahan Iklim (MPI) Pembahasan Mitigasi Perubahan Iklim, utamanya untuk mengidentifikasi
program/kegiatan prioritas yang terkait dengan dukungan pemerintah terhadap
pelaksanaan Mitigasi Perubahan Iklim di Indonesia. Adapun beberapa hal yang
perlu dibahas antara lain:
a. Nama program/kegiatan dan sasaran kegiatan (output) K/L yang
diindikasikan mendukung terhadap Mitigasi Perubahan Iklim;
b. Indikator kinerja yang diindikasikan mendukung terhadap Mitigasi Perubahan
Iklim;
c. Sasaran kegiatan terkait Mitigasi Perubahan Iklim; serta;
d. Besar rencana pendanaan dalam mendukung Mitigasi Perubahan Iklim.
21 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
Hasil kesepakatan dalam pembahasan Mitigasi Perubahan Iklim dituliskan pada
catatan pembahasan hasil kesepakatan (Lampiran 1) dan dituangkan dalam
Lampiran Hasil Kesepakatan (Lampiran 2).
22 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
BAB IV
TINDAK LANJUT
Pelaksanaan pertemuan tiga pihak diharapkan dapat menghasilkan sebuah
kesepakatan yang meliputi arah kebijakan, sasaran dan target, program dan kegiatan
serta perkiraan kebutuhan pendanaan sesuai dengan arah kebijakan yang akan dituangkan
dalam RKP. Untuk itu hasil kesepakatan dalam Pertemuan Tiga Pihak akan
ditindaK/Lanjuti oleh Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan
Kementerian/Lembaga, dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
a) Melakukan penyempurnaan terhadap Rancangan Awal RKP sesuai dengan
masukan yang diperoleh dalam Pertemuan Tiga Pihak;
b) Menjadikan dokumen kesepakatan yang telah ditetapkan sebagai dasar
penelaahan terhadap Renja K/L yang dikirim Kementerian/Lembaga;
c) Melakukan kompilasi terhadap Renja K/L dari Kementerian/Lembaga untuk
dijadikan salah satu pertimbangan dalam penelaahan RKA-K/L.
2. Kementerian Keuangan
a) Menjadikan dokumen kesepakatan yang telah ditetapkan sebagai dasar
penelaahan terhadap Renja K/L yang dikirim Kementerian/Lembaga;
b) Menyempurnakan kebijakan anggaran yang terbagi kedalam jenis belanja dan
satuan biaya yang dianggap perlu untuk disesuaikan dengan masukan yang
diperoleh dalam Pertemuan Tiga Pihak;
c) Melakukan kompilasi terhadap Renja K/L dari Kementerian/Lembaga untuk
dijadikan salah satu pertimbangan dalam penyusunan Pagu Anggaran.
3. Kementerian/Lembaga
a) Melakukan konsolidasi internal untuk penyesuaikan terhadap masukan yang
diperoleh dalam Pertemuan Tiga Pihak;
b) Menjadikan dokumen kesepakatan yang telah ditetapkan sebagai dasar
penyusunan Renja K/L;
c) Menyampaikan Renja K/L yang telah disusun kepada Kementerian
PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan;
d) Menggunakan Renja K/L sebagai pedoman penyusunan RKA-K/L.
Setelah dilakukan Pertemuan Tiga Pihak ini, para pihak segera menandatangani
dokumen kesepakatan yang telah disepakati.
23 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
BAB V
PENUTUP
Dengan dikeluarkannya buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak,
maka semua pokok-pokok pemaparan yang disampaikan oleh Kementerian
PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian/Lembaga harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga
Pihak ini.
Mekanisme pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak sebagaimana tercantum dalam
Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak agar dilaksanakan sebaik-baiknya.
Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak ini dapat digunakan oleh para pihak
sebagai pedoman dalam menyampaikan hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya yaitu
bagi Kementerian PPN/Bappenas untuk menyampaikan sasaran Prioritas Pembangunan
Nasional dan Kegiatan Prioritas yang merupakan Tupoksi dari Kementerian/Lembaga
yang terkait; bagi Kementerian Keuangan untuk menyampaikan kebijakan jenis belanja,
kebijakan satuan biaya, dan kepatutan penggunaan anggaran; serta bagi
Kementerian/Lembaga untuk menyampaikan rencana program dan kegiatan prioritas
dari Renstra Kementerian/Lembaga.
Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak ini berlaku sejak tanggal
dikeluarkan. Segala ketentuan dan petunjuk pelaksanaan yang tidak sesuai atau
bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga
Pihak ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
Apabila dikemudian hari Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak ini perlu
disempurnakan, maka Kemeterian PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan akan
menerbitkan perbaikan.
Jakarta, Maret 2014
24 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
LAMPIRAN 1
DOKUMEN KESEPAKATAN PERTEMUAN TIGA PIHAK
Acara : Tanggal dan Waktu a. Tanggal : b. Waktu : Tempat : Pimpinan Rapat : Dasar Pelaksanaan : Tujuan Pertemuan :
Peserta Pertemuan
1. Kementerian PPN/Bappenas
a) Nama : Jabatan :
b) Nama : Jabatan :
2. Kementerian Keuangan
a) Nama : Jabatan :
b) Nama : Jabatan :
3. Kementerian/Lembaga
a) Nama : Jabatan :
b) Nama : Jabatan :
25 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
HASIL KESEPAKATAN
Kementerian/Lembaga :
1. SASARAN STRATEGIS
2. ARAH KEBIJAKAN
3. CATATAN PEMBAHASAN
No.
Materi Pembahasan
Catatan Kementerian
PPN/Bappenas
Catatan Kementerian
Keuangan
Catatan Kementerian/
Lembaga (1) (2) (3) (4) (5)
Prioritas Pembangunan Nasional 1 Program dan Kegiatan Prioritas 2 Pengalihan Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan
Pendanaan Pembangunan Nasional 3 Pinjaman dan Hibah Luar Negeri 4 Surat Berharga Syariah Negara 5 PNBP/BLU 6 Belanja Operasional 7 Kebutuhan Tambahan Rupiah
Murni
Program Tematik 8 Dukungan Kerjasama Pemerintah
Swasta (KPS)
9 Anggaran Pendidikan (AP) 10 Anggaran Responsif Gender
(ARG)
11 Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST)
12 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
13 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI)
14 Millennium Development Goals (MDG’s)
15 Mitigasi Perubahan Iklim (MPI)
Jakarta,….. 2014
Kementerian/Lembaga ___ Kementerian Keuangan Kementerian PPN/Bappenas
( ) NIP.
( _) NIP.
( ) NIP.
26 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
LAMPIRAN HASIL KESEPAKATAN
1. REKAPITULASI HASIL PEMBAHASAN PER PROGRAM
KL PROG 2016 2017 2018(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
a. Rp Murni
b. PNBP
c. BLU
d. PLN
e. HLN
f. PDN
g. SBSN
TOTAL
a. Rp Murni
b. PNBP
c. BLU
d. PLN
e. HLN
f. PDN
g. SBSN
TOTAL
a. Rp Murni
b. PNBP
c. BLU
d. PLN
e. HLN
f. PDN
g. SBSN
TOTAL
a. Rp Murni
b. PNBP
c. BLU
d. PLN
e. HLN
f. PDN
g. SBSN
TOTAL
018 02 Program B….
018 03 dst
KODESUMBER PENDANAANPROGRAM
RENCANA
2015
PRAKIRAAN MAJU
Program A….01018
LAMPIRAN 2
2. REKAPITULASI HASIL PEMBAHASAN PER KEGIATAN
Kode Program/ Kegiatan
Ikk
Target Indikasi Pendanaan Prioritas (N,B,K/L,
-0-)
Tematik (KPS,AP, ARG, KSST,MP3EI
MP3KI,MDG’s,MPI) Rencana
2015
Prakiraan Maju Rencana 2015
Prakiraan Maju
2016 2017 2018 2016 2017 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
XX Program 1 xxx xxx xxx xxx
Kegiatan A xxx xxx xxx xxx
IKK xxx A.1 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx N MP3EI, MP3KI
IKK xxx A,2 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx B KSST
IKK xxx A.3 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx B KPS
Kegiatan B xxx xxx xxx xxx
IKK xxx B.1 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx B MDG’s
IKK xxx B.2 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx K/L ARG
XX Program 2 xxx xxx xxx xxx
Kegiatan C xxx xxx xxx xxx
IKK xxx C.1 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx K/L -
IKK xxx C.2 xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx O -
Total Alokasi Kegiatan Prioritas 2015: Rp Juta, terdiri dari: a) Prioritas Nasional Rp. Juta. b) Prioritas Bidang Rp. Juta. c) Prioritas K/L Rp. Juta.
Jakarta,….. April 2014
Kementerian/Lembaga Kementerian Keuangan Kementerian PPN/Bappenas
(________________) NIP._____________
(________________) NIP._____________
(_______________) NIP._____________
28 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
REKAPITULASI KEBUTUHAN TAMBAHAN PENDANAAN
Kode Program/Kegiatan IKK Target 2015
Usulan Kebutuhan Tambahan Pendanaan
2015
Perkiraan Sumber (Rp Murni, PNBP, BLU, PLN, HLN, PDN, SBSN)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
xx Program 1
Kegiatan A xxx
IKK xxx A.1 xxx xxx Rp Murni
IKK xxx A,2 xxx xxx Rp Murni
IKK xxx A.3 xxx xxx Rp Murni
LAMPIRAN 3
29 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
PETUNJUK PENGISIAN
LAMPIRAN 1 DOKUMEN KESEPAKATAN PERTEMUAN TIGA PIHAK
Acara
Adalah nama acara dan pokok pembahasan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian
PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan, dan Kementerian/Lembaga.
Contoh: Pertemuan Tiga Pihak Pembahasan Rancangan RKP K/L 2015 dan Pagu
Indikatif RAPBN 2015 untuk Kementerian Perindustrian.
Tanggal dan Waktu
Adalah tanggal dan waktu dalam melaksanakan Pertemuan Tiga Pihak yang terdiri dari
tanggal dan pukul berapa pelaksanaan tersebut
Contoh: Tanggal 3 April 2014
Pukul 08.00 – 17.00 WIB
Tempat
Adalah tempat pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak.
Contoh: Ruang Rapat SS2, Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta.
Pimpinan Rapat
Adalah orang yang mengundang dan memimpin pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak.
Contoh: Direktur Industri, IPTEK, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian
PPN/Bappenas.
Dasar Pelaksanaan
Adalah dasar ketentuan mengenai pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak.
Contoh :
1. Rancangan Awal RKP Tahun 2015 Buku I dan Buku II
2. Surat Menteri PPN/Bappenas dan Menteri Keuangan No. xx/M.PPN/03/2014 dan SE
No. xx/MK/2014 tanggal ... Maret 2014 tentang Pagu Indikatif dan Rancangan awal
RKP Tahun 2015.
30 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
Tujuan Pertemuan
Adalah tujuan diadakannya Pertemuan Tiga Pihak.
Contoh : Membahas dan mendiskusikan isu/substansi RKP 2015 dengan fokus bahasan
yaitu:
i. Arah Kebijakan Kementerian/Lembaga;
ii. Rincian Kegiatan Prioritas TA 2015 Kementerian/Lembaga
Berdasarkan Program; serta
iii. Pagu Indikatif Kegiatan Prioritas TA 2015.
Peserta Pertemuan
Adalah individu dari perwakilan institusinya masing-masing yang menjadi peserta
dalam Pertemuan Tiga Pihak.
Contoh: Nama: Abdul Rochim.
Jabatan: Direktur Jenderal Industri Agro, Direktorat Industri Makanan,
hasil Laut dan Perikanan, Kementerian Perindustrian.
31 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
HASIL KESEPAKATAN
Adalah hasil-hasil kesepakatan yang dicapai oleh pihak Kementerian
PPN/Bappenas dan Kementerian Keuangan sebagai central agency dengan
Kementerian/Lembaga sebagai pengusul kegiatan dan pengguna anggaran. Hasil
kesepakatan dalam Pertemuan Tiga Pihak yang memuat:
A. SASARAN STRATEGIS
Sasaran Strategis, diisi dengan sasaran startegis yang akan dicapai oleh
Kementerian/Lembaga sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen rencana
strategis (Renstra K/L).
Contoh :
Sasaran Strategis Kementerian Perindustrian:
1. Tingginya nilai tambah Industri; 2. Tingginya penguasaan pasar dalam dan luar Negeri; 3. Kokohnya faktor-faktor penunjang pengembangan industri; 4. Tersebarnya pembangunan industri; 5. Memfasilitasi pengembangan industri; 6. Memfasilitasi promosi industri; 7. Memfasilitasi penerapan standarisai.
B. Arah Kebijakan
Diisi dengan berbagai kebijakan yang akan diambil oleh Kementerian/Lembaga yang
mendukung pencapaian prioritas pembangunan nasional. Kebijakan tersebut harus
mempertimbangkan aspek sektoral dan regional (kewilayahan) serta dapat
diwujudkan dan dilaksanakan ke dalam kegiatan-kegiatan.
Contoh :
Arah kebijakan dalam Rencana Strategis mencakup beberapa hal pokok sebagai berikut: 1. Merevitalisasi sektor industri dan meningkatkan peran sektor industri dalam
perekonomian nasional. 2. Membangun struktur industri dalam negeri yang sesuai dengan prioritas nasional
dan kompetensi daerah. 3. Meningkatkan kemampuan industri kecil dan menengah agar terkait dan lebih
seimbang dengan kemampuan industri skala besar. 4. Mendorong pertumbuhan industri di luar pulau Jawa. 5. Mendorong sinergi kebijakan dari sektor-sektor pembangunan yang lain dalam
mendukung pembangunan industri nasional.
C. Catatan Pembahasan
Kolom Nomor (1)
Dalam kolom nomor, diisi dengan nomor urut materi pembahasan yang dilakukan
pada waktu pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak.
32 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
Kolom Materi Pembahasan (2)
Dalam kolom Materi Pembahasan, diisi dengan materi yang dibahas pada waktu
pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak.
Kolom Catatan Kementerian PPN/Bappenas (3)
Dalam kolom Catatan Kementerian PPN/Bappenas, diisi dengan catatan dari pihak
Kementerian PPN/Bappenas yang sesuai dengan materi pembahasan Pertemuan
Tiga Pihak.
Kolom Catatan Kementerian Keuangan (4) Dalam kolom Catatan Kementerian Keuangan, diisi dengan catatan dari pihak
Kementerian Keuangan yang sesuai dengan materi pembahasan Pertemuan Tiga
Pihak.
Kolom Catatan Kementerian/Lembaga (5) Dalam kolom Catatan Kementerian/Lembaga, diisi dengan catatan dari pihak
Kementerian/Lembaga yang sesuai dengan materi pembahasan Pertemuan Tiga Pihak.
Kolom Tanggal Adalah tanggal dokumen kesepakatan disetujui bersama oleh Bappenas, Kementerian
Keuangan dan Kementerian/Lembaga
Contoh : Jakarta, 5 April 2014
Kolom Tanda Tangan
Adalah kolom tempat membubuhkan tanda tangan dari Eselon II atau
setingkatnya, sebagai bukti kesepakatan mengenai program/kegiatan prioritas K/L
dengan Pagu Indikatif-nya antara: Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian
Keuangan, dan Kementerian/Lembaga.
33 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
LAMPIRAN 2 LAMPIRAN HASIL KESEPAKATAN
I. RINCIAN PAGU PER PROGRAM
1. Kolom Kode (1) & (2)
Adalah kode Bagian Anggaran K/L (BA) dan kode Program yang sesuai dengan
nomen K/Latur dalam lampiran petunjuk pengisian.
Contoh:
Kode Kementerian/Lembaga (Dep) : 019 Kode Program (Prog) 07
2. Kolom Nama Program (3)
Adalah nama program sebagaimana program dalam surat yang ditandatangani
oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan tentang Pagu
Indikatif Tahun 2015. Tidak diperkenankan untuk menambah Program baru di
luar surat tersebut.
Contoh :
Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Agro
Kegiatan Prioritas : Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan
3. Kolom Sumber Pendanaan (dalam juta rupiah) (4)
Adalah nama program sebagaimana program dalam surat yang ditandatangani
oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan tentang Pagu
Indikatif Tahun 2015. Tidak diperkenankan untuk menambah Program baru di
luar surat tersebut.
Rencana 2015 (5)
a. Baris Rupiah Murni
Pada baris rupiah murni diisi dengan jumlah anggaran rupiah murni yang
akan dialokasikan pada tahun 2015 untuk program yang terkait dalam satuan
juta rupiah.
b. Baris PNBP
Pada baris PNBP diisi dengan jumlah anggaran PNBP yang akan dialokasikan
pada tahun 2015 untuk program yang terkait dalam satuan juta rupiah.
c. Baris BLU
Pada baris BLU diisi dengan jumlah anggaran BLU yang akan dialokasikan
pada tahun 2015 untuk program yang terkait dalam satuan juta rupiah.
34 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
d. Baris PLN
Pada baris PLN diisi dengan anggaran Pinjaman Luar Negeri (PLN) yang
dialokasikan pada TA 2015 untuk program terkait dalam satuan juta rupiah.
e. Baris HLN
Pada baris HLN diisi dengan anggaran Hibah Luar Negeri (HLN) yang
dialokasikan pada TA 2015 untuk program terkait dalam satuan juta rupiah.
f. Baris PDN
Pada baris PDN diisi dengan anggaran Pinjaman Dalam Negeri (PDN) yang
dialokasikan pada TA 2015 untuk program terkait dalam satuan juta rupiah.
g. SBSN (Surat Berharga Syariah Negara)
Pada baris SBSN diisi dengan anggaran SBSN yang dialokasikan pada TA
2015 untuk program terkait dalam satuan juta rupiah
Prakiraan Maju Tahun 2016 (6)
Diisi dengan prakiraan total jumlah anggaran yang akan dialokasikan pada tahun
2016 untuk program yang terkait baik yang bersumber dari rupiah murni, PNBP,
BLU, PLN, HLN, PDN dan SBSN dalam satuan juta rupiah.
Prakiraan Maju Tahun 2017 (7)
Diisi dengan prakiraan total jumlah anggaran yang akan dialokasikan pada tahun
2017 untuk program yang terkait baik yang bersumber dari rupiah murni, PNBP,
BLU, PLN, HLN, PDN dan SBSN dalam satuan juta rupiah.
Prakiraan Maju Tahun 2018 (8)
Diisi dengan prakiraan total jumlah anggaran yang akan dialokasikan pada tahun
2018 untuk program yang terkait baik yang bersumber dari rupiah murni, PNBP,
BLU, PLN, HLN, PDN dan SBSN dalam satuan juta rupiah.
II. REKAPITULASI HASIL PEMBAHASAN PER KEGIATAN
1. Kolom Kode (1)
Adalah kode program dan kode kegiatan yang sesuai dengan nomenklatur
dalam lampiran petunjuk pengisian.
Contoh:
Kode Program : 07 Kode Kegiatan : 1835
2. Kolom Nama Program/Kegiatan (2)
Adalah nama program dan kegiatan sebagaimana program dan kegiatan
prioritas dalam surat yang ditandatangani oleh Menteri PPN/Kepala
35 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
Bappenas dan Menteri Keuangan tentang Pagu Indikatif Tahun 2015.
Contoh :
Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Agro
Kegiatan Prioritas : Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan.
3. Kolom IKK (3)
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) adalah Indikator yang menggambarkan kinerja
suatu kegiatan, berupa (i). Indikator kuantitas, (ii). Indikator kualitas, atau (iii)
Indikator harga. Untuk mengukur sebuah output tidak harus ada ketiga indikator,
akan tetapi menyesuaikan dengan jenis outputnya.
Contoh :
Jumlah Pabrik Gula (PG) yang diberi bantuan.
4. Kolom Target (4)
Rencana Tahun 2015
Adalah target pencapaian dari suatu kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan
Kementerian/Lembaga pada tahun 2015 sesuai dengan indikator kinerja
kegiatan.
Contoh :
25 pabrik gula (Jumlah Pabrik Gula (PG) yang diberi bantuan).
5. Kolom Target Prakiraan Maju 2016 – 2018 (5 –7)
Tahun 2016 (5)
Adalah prakiraan target kinerja dari kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan
Kementerian /Lembaga pada tahun 2016.
Contoh :
30 pabrik gula (Jumlah Pabrik Gula (PG) yang diberi bantuan).
Tahun 2017 (6)
Adalah prakiraan target kinerja dari kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan
Kementerian /Lembaga pada tahun 2017.
Contoh :
35 pabrik gula (Jumlah Pabrik Gula (PG) yang diberi bantuan).
Tahun 2018 (7)
Adalah prakiraan target kinerja dari kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan
Kementerian /Lembaga pada tahun 2018.
Contoh :
40 pabrik gula (Jumlah Pabrik Gula (PG) yang diberi bantuan).
36 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
6. Kolom Indikasi Pendanaan
Rencana Tahun 2015 (8)
Adalah Indikasi pendanaan yang diusulkan untuk setiap kegiatan prioritas yang
akan dilaksanakan pada tahun 2015. Satuan biaya ditulis dalam juta rupiah.
Contoh :
Rp 139.365,4 juta. (Alokasi biaya untuk kegiatan Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan)
7. Kolom Alokasi Prakiraan Maju 2016 – 2018 (9 – 11)
Tahun 2016 (9)
Adalah prakiraan alokasi anggaran yang diusulkan untuk setiap kegiatan
prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2016. Satuan biaya ditulis dalam
juta rupiah.
Contoh :
Rp 214.796,1 juta. (Alokasi biaya untuk kegiatan Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan)
Tahun 2017 (10)
Adalah prakiraan alokasi anggaran yang diusulkan untuk setiap kegiatan
prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2016. Satuan biaya ditulis dalam
juta rupiah.
Contoh :
Rp 249.623,6 juta. (Alokasi biaya untuk kegiatan Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan)
Tahun 2018 (11)
Adalah prakiraan alokasi anggaran yang diusulkan untuk setiap kegiatan
prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2018. Satuan biaya ditulis dalam
juta rupiah.
Contoh :
Rp 262.678,9 juta. (Alokasi biaya untuk kegiatan Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan)
8. Kolom Prioritas (12)
Dalam kolom Prioritas diisi dengan prioritas IKK jenis kegiatan yang dapat
berupa kegiatan Prioritas Nasional (N), Prioritas Bidang (B), Prioritas
Kementerian/Lembaga (K/L) dan Non-Prioritas (-0-). Untuk kegiatan Prioritas
Nasional harus dapat diidentifikasikan mendukung langsung pencapaian salah
satu Prioritas Pembangunan Nasional yang tercantum pada Buku I RKP 2015.
37 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
Contoh:
N menunjukkan kegiatan prioritas nasional yang terkait dengan prioritas pembangunan Nasional.
B menunjukkan kegiatan prioritas bidang yang bersangkutan K/L menunjukkan kegiatan prioritas K/L yang bersangkutan -0- menunjukkan kegiatan Non-Prioritas K/L yang bersangkutan
9. Kolom Tematik (13)
Diisi dengan jenis dukungan apakah indikator kinerja kegiatan yang akan
dilaksanakan tersebut merupakan indikator yang mendukung pelaksanaan KPS,
AP, ARG, KSST, MP3EI, MP3KI, MDG’s, MPI.
KPS Kerjasama Pemerintah Swasta AP Anggaran Pendidikan ARG Anggaran Responsif Gender KSST Kerjasama Selatan-Selatan Triangular MP3EI Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia MP3KI Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan
Indonesia MDG’s Millennium Development Goals MPI Mitigasi Perubahan Iklim
38 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
LAMPIRAN 3
MATRIKS KEBUTUHAN TAMBAHAN PENDANAAN
Cara pengisian matriks-matriks yang terdapat dalam Matriks Lampiran Catatan
Pembahasan mengikuti cara pengisian sebagaimana petunjuk pengisian yang dicontohkan
pada Matriks Rekapitulasi Daftar Rincian Kegiatan Prioritas dan Kegiatan Non-Prioritas.
1. Kolom Kode (1)
Adalah kode program dan kode kegiatan yang sesuai dengan nomenklatur dalam
lampiran petunjuk pengisian.
Contoh:
Kode Program : 07 Kode Kegiatan : 1835
2. Program/Kegiatan/ (2)
Adalah nama program, kegiatan, dan IKK yang diusulkan membutuhkan tambahan
pendanaan tahun 2015.
Contoh :
Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Agro
Kegiatan Prioritas : Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan.
3. Adalah nama Indikator Kinerja Kegiatan
Adalah nama Indikator Kinerja Kegiatan yang diusulkan membutuhkan tambahan
pendanaan tahun 2015.
Contoh :
Jumlah Pabrik Gula (PG) yang diberi bantuan.
4. Kolom Target 2015
Adalah target pencapaian dari suatu kegiatan yang diusulkan untuk mendapatkan
tambahan pendanaan pada tahun 2015 sesuai dengan indikator kinerja kegiatan.
Contoh :
25 pabrik gula (Jumlah Pabrik Gula (PG) yang diberi bantuan).
5. Kolom Usulan Kebutuhan Tambahan Pendanaan 2015
Adalah Usulan Kebutuhan Tambahan Pendanaan untuk Program, Kegiatan, IKK pada
tahun 2015. Satuan biaya ditulis dalam juta rupiah.
Contoh :
Rp 139.365,4 juta. (Alokasi biaya untuk kegiatan Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan)
39 Buku Petunjuk Pelaksanaan Pertemuan Tiga Pihak (Trilateral Meetings)
6. Perkiraan Sumber Pendanaan
Adalah perkiraan jenis sumber pendanaan untuk memenuhi usulan kebutuhan
tambahan pendanaan pada tahun 2015.
Contoh :
PNBP (Usulan untuk memenuhi kebutuhan tambahan pendanaan untuk Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan berasal dari PNBP)