kata pengantar - tarulh.comtarulh.com/wp-content/uploads/2018/07/18.-laporan-bulan-juni-2018.pdf ·...
TRANSCRIPT
i Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
KATA PENGANTAR
Laporan bulanan ini merupakan bagian dari upaya pertanggungjawaban
Kedeputian Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup kepada publik, yang berisikan keseluruhan laporan hasil kegiatan Kedeputian Gubernur DKI Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, baik kegiatan internal, kegiatan eksternal, maupun komunikasi publik sepanjang bulan Juni 2018. Laporan bulanan ini juga dibuat dalam rangka mewujudkan Akuntabilitas Kinerja yang baik pada Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Dengan tersusunnya laporan bulanan ini diharapkan akan semakin memberikan gambaran jelas dan terarah mengenai perkembangan dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Kami mengucapkan terima kasih atas segala partisipasi dan dukungan kepada pihak yang terlibat dalam kegiatan Kedeputian serta dalam penyelesaian laporan ini.
Jakarta, Juni 2018 Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta
Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Dr. Ir Oswar M. Mungkasa
ii Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
RINGKASAN EKSEKUTIF
Guna mendukung terlaksananya visi dan misi Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemprov. DKI Jakarta, selama Bulan Juni 2018 Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup telah melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan ruang lingkup tugas dan fungsinya. Jumlah seluruh kegiatan Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selama bulan Juni 2018 sebanyak 23 Kegiatan, terdiri dari 7 Kegiatan Internal, 5 Kegiatan Eksternal, dan 11 Kegiatan Komunikasi Publik.
iii Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................ i
Ringkasan Eksekutif .................................................................................................... ii
Daftar Isi ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tugas dan Fungsi Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup ................................................................................................................... 1
1.2 Ruang Lingkup Tugas Deputi ................................................................................ 1
1.3 Asisten Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup ................... 1
1.3.1 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang .............................................................. 1
1.3.2 Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup .................................................... 2
BAB II KINERJA
2.1 Bidang Tata Ruang .............................................................................................. 3
2.1.1 Rapat Koordinasi Pemaparan Tim Proyek Unit Manajemen (PMU)
NCICD ............................................................................................................. 3
2.1.2 Konsultasi Publik Proyek LRT Fase 2 Velodrome-Tanah Abang
dan Buka Puasa Bersama ............................................................................... 4
2.2 Bidang Lingkungan Hidup .................................................................................. 8
2.2.1 Lokakarya SSEA-AIR Quality Management ..................................................... 6
2.2.2 Follow Up Meeting with UNICEF dan Dinas Lingkungan Hidup terkait
Grand Design Polusi Udara ............................................................................. 6
2.2.3 Rapat Tindak Lanjut terkait Lokasi Uji Coba Pertanian Perkotaan
di Grogol Selatan ............................................................................................. 7
2.3 Komunikasi Publik .............................................................................................. 15
2.3.1 Pertemuan dengan Pak Amin Subekti Ka. TGUPP terkait RZWP3K
dengan Dinas KPKP ........................................................................................ 8
2.3.2 Audiensi dengan Wakil Gubernur Paparan Resiliance City untuk
Persiapan Kunjungan ke New York ................................................................. 9
2.3.3 Pertemuan dengan Bapak Bram (International Finance Corporation) .............. 10
2.3.4 Pertemuan dengan Dr. Weber Chen, Executive Director of Soil
and Groundwater Pollution Remediation Funds, Environmental
Protection Administration................................................................................. 11
2.3.5 Pertemuan dengan ENGIE Expertise (Olivier Potet) ........................................ 12
iv Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
2.3.6 Weekly Meeting Sekretariat Jakarta Berketahanan ......................................... 13
2.4 Kegiatan Internal ................................................................................................. 29
2.4.1 Rapat Pimpinan Gubernur ............................................................................... 14
2.4.1 Rapat Staf TRLH (4 Juni 2018) ....................................................................... 14
2.4.2. Rapat Staf TRLH (26 Juni 2018) ..................................................................... 15
BAB III PORTAL TARULH DAN KNOWLEDGE MANAGEMENT .............................. 16
BAB IV KENDALA DAN SARAN ................................................................................ 18
BAB V PENUTUP ....................................................................................................... 19
1 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
BAB I PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang transparan, akuntabel,
efisien dan efektif serta untuk mengoptimalkan fungsi monitoring dan penilaian kinerja Kedeputian, diperlukan bahan laporan secara berkala setiap satu bulan sekali. Laporan bulanan ini merupakan gambaran capaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan yang disampaikan oleh Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. 1.1 Tugas dan Fungsi Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup merupakan salah satu kedeputian yang membantu Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 85 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi, Tanggung jawab, dan Tata Kerja Deputi Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup memiliki tugas untuk membantu Gubernur dalam menyelenggarakan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta di bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup. Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup memiliki fungsi antara lain:
1. Pemberian saran dan pertimbangan kepada Gubernur di bidang tata ruang dan lingkungan hidup.
2. Pengoordinasian, pemantauan, dan evaluasi atas pelaksanaan tugas di bidang tata ruang dan lingkungan hidup.
3. Pelaksanaan komunikasi publik sesuai bidang dan tugasnya. 4. Pelaksanaan komunikasi antarlembaga sesuai bidang tugasnya. 5. Pelaksanaan tugas untuk mewakili Gubernur sesuai bidang tugasnya. 6. Pelaksanaan tugas lainnya yang diserahkan oleh Gubernur. 7. Penyampaian laporan atas pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur.
1.2 Ruang Lingkup Tugas Deputi
Ruang lingkup tugas Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup adalah: 1. Tugas dan fungsi Deputi bukan merupakan lingkup tugas dan fungsi satuan kerja
perangkat daerah/unit kerja perangkat daerah. 2. Deputi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, melakukan koordinasi dengan
Lembaga serta dapat melakukan konsultasi dengan pakar atau kelompok pakar/profesi yang terkait dengan bidang tugas masing-masing.
3. Dalam melaksanakan koordinasi dan konsultasi, Deputi berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah.
4. Fungsi pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi yang dilaksanakan Deputi adalah dalam rangka memperoleh data dan informasi sebagai bahan penyusunan saran, pertimbangan, dan laporan Deputi kepada Gubernur.
1.3 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Gubernur No. 85 Tahun 2008 Pasal 5, Deputi Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup dibantu 2 (dua) orang Asisten Deputi sebagai berikut:
a. Asisten Deputi Bidang Tata Ruang. b. Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup.
1.3.1 Asisten Deputi Bidang Tata Ruang Asisten Deputi Bidang Tata Ruang mempunyai tugas:
a. Menghimpun, mengolah dan menyajikan bahan saran dan pertimbangan Deputi kepada Gubernur dalam lingkup tata ruang.
2 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
b. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi Deputi dalam lingkup tata ruang.
c. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan dalam rangka komunikasi publik dan komunikasi antar lembaga dalam lingkup tata ruang.
d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi dalam lingkup tata ruang.
e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya.
1.3.2 Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup mempunyai tugas:
a. Menghimpun, mengolah dan menyajikan bahan saran dan pertimbangan Deputi kepada Gubernur dalam lingkup lingkungan hidup.
b. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan pengoordinasian, pemantauan dan evaluasi Deputi dalam lingkup lingkungan hidup.
c. Mempersiapkan bahan dan pelaksanaan dalam rangka komunikasi publik dan komunikasi antar lembaga dalam lingkup lingkungan hidup.
d. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi dalam lingkup lingkungan hidup.
e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya.
3 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
BAB II
KINERJA KERJA
2.1. Bidang Tata Ruang
2.1.1 Rapat Koordinasi Pemaparan Tim
Proyek Unit Manajemen (PMU) NCICD (4 Juni
2018)
Tujuan dari diselenggarakannya rapat kordinasi
NCICD ini adalah untuk me-review kegiatan
NCICD dan menyampaikan informasi progres
perkembangan kegiatan NCICD kepada para
pemangku kepentingan di tingkat pemerintah
Pusat dan Daerah.
Hasil pertemuan
1. Program Proyek Tanggul laut NCICD
diperkirakan akan menelan biaya 447,2
Triliyun sampai dengan tahun 2050, adapun
perinciannya terdiri dari:
a) Pengendalian Penurunan muka tanah
(i) Penyediaan air bersih permukaan
(Rp 36,9 T)
(ii) Penurunan NRW, penerapan recycle
water, penerapan rain water
harvesting
(iii) Penegakan regulasi pengambilan air
tanah
(iv) Pemasangan 9 (sembilan) set alat
monitoring dan evaluasi penurunan
muka tanah (Rp 25,4 T)
b) Pengendalian banjir dari laut dan sungai
(i) Pembangunan tanggul pantai dan
sungai Jakarta, polder, jaringan
drainase, waduk retensi, stasiun
pompa (Rp 25,7 T)
(ii) Pembangunan tanggul laut terbuka
adaptif terintegrasi dengan jalan tol
dan pengembangan kawasan (Rp.
262,2 T)
(iii) Pembangunan waduk Ciawi dan
Sukamahi (Rp 1,3 T)
(iv) Revisi RTRW Kab. Tangerang, Prov.
Banten (Rp 1 M)
(v) Normalisasi sungai bermuara di
Teluk Jakarta
(vi) Perbaikan hulu WS Ciliwung-
Cisadane
(vii) FS: ekonomi, finansial, sosial, dan
lingkungan NCICD
c) Pengelolaan Sanitasi, Limbah dan Industri
(i) Pembangunan Jakarta Sewerage
System (JSS) Zona 1 dan 6 (Rp19,8
T)
(ii) Pembangunan Jakarta Sewerage
System (JSS) zona lainnya mencakup
IPAL komunal dan sanimas (Rp 74,9
T)
2. Opsi pembiayaan campuran memiliki beban
fiskal yang paling kecil terhadap
APBN/APBD, dikarenakan oleh adanya
integrasi komponen infrastruktur publik
(Pemerintah) dan komersial (Badan Usaha).
Dari cash flow skema pembiayaan terlihat
bahwa Pemerintah perlu mengeluarkan
upfront investment sebesar Rp. 72,6T
apabila sepenuhnya dibiayai dari
APBN/APBD. Namun, apabila menggunakan
skema pembiayaan campuran (APBN/APBD,
loan, KPBU) Pemerintah cukup
mengeluarkan Rp. 11,5 T untuk membangun
tanggul laut, yang selanjutnya
pembangunan, operasi dan pemeliharaan
tanggul laut bisa dibiayai oleh pendapatan
land development dan penerima manfaat
disamping akan diperoleh concession fee
dari penjualan land development sebesar
Rp. 366,0 T (net cash flow/keuntungan
sebesar Rp. 67,6 T yang mulai diperoleh di
tahun 2025).
3. Adapun pengkajian lebih dalam terhadap
opsi-opsi pembiayaan serta optimasi akan
dilakukan pada tahap prastudi kelayakan
(Outline Business Case)
4. Alternatif Terbaik Tanggul Laut yang telah
mempertimbangkan kriteria flood safety &
hydrodynamic, lingkungan, sosial, kelayakan
ekonomi dan finansial adalah Tanggul Laut
Terbuka Adaptif. Terbuka berarti masih
4 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
terdapat beberapa segmen dari tanggul laut
yang terbuka yang dapat berfungsi sebagai
breakwater untuk menurunkan tinggi
gelombang ekstrim dan juga berfungsi
sebagai, tanggul serbaguna untuk
pengembangan kawasan, jalan tol, sekaligus
masih terbuka sebagai akses keluar masuk
untuk kapal nelayan dan tranportasi ke/dari
pulau Seribu.
(i) Untuk Pelaksanaan kegiatan NCICD
diperlukan studi lanjutan untuk melengkapi
data dan pengkajian dari berbagai aspek
keilmuan
a) Kajian lebih lanjut bersama 9 (sembilan)
perguruan tinggi Indonesia yang
mewakili keahlian dan keilmuan spesifik
untuk menjawab permasalahan Teluk
Jakarta
b) Pengembangan Prototipe Tanggul non-
konvensional pada kondisi aktual
dengan pengaruh gaya eksternal 2
(dua) hidrodinamika laut
(ii) Pengelolaan NCICD perlu dibentuk Badan
Pengembangan Wilayah Pesisir Ibukota
Negara Terpadu dengan skema
pembiayaan campuran antara APBN/APBD
dan Loan untuk pembangunan tanggul
pantai dan sungai, tanggul laut serta KPBU
untuk stasiun pompa, jalan tol,dan
pengembangan kawasan.
(iii) Untuk mewujudkan NCICD, agar dibentuk
Badan Pengembangan Wilayah Pesisir
Ibukota Negara Terpadu, yang terdiri dari
Dewan Pengarah dan Badan Pelaksana.
Dewan Pengarah diketuai oleh Bapak Wakil
Presiden, Menko. Bidang Kemaritiman
sebagai Ketua 1 dan Menko. Bidang
Perekonomian sebagai Ketua 2, yang
melibatkan seluruh stakeholder
Kementerian/Lembaga terkait serta
Pemerintah Daerah Kab/Kota.
Tindak lanjut
Badan Pelaksana sebagai roda
penggerak selain perlu diberikan penjaminan
oleh Pemerintah untuk mendapatkan pinjaman,
juga perlu diberikan mandat untuk
melaksanakan pembangunan, pengelolaan,
operasional, dan pemeliharaan serta mencari
sumber pendanaan baik yang bersumber dari
loan maupun KPBU. Dengan kelembagaan
seperti ini, Pemerintah masih memiliki kontrol
yang kuat terhadap pengelolaan NCICD
2.1.2 Konsultasi Publik Proyek LRT Fase 2
Velodrome-Tanah Abang dan Buka Puasa
Bersama (6 Juni 2018)
Tujuan dari rapat konsultasi publik ini adalah
untuk menyampaikan informasi tentang
Rencana Proyek LRT fase 2 Trase Velodrom –
Tanah Abang kepada publik untuk mendapat
masukan dan saran bagi pelaksanaan Proyek
LRT Fase 2. Pembangunan LRT Fase 2 ini
diperkirakan akan selesai Desember 2018.
Hasil pertemuan
I. Dasar Hukum dalam operasional dan
pengelolaan LRT adalah
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 38 Tahun 2015 Tentang “Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur”
b. Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2010
Tentang “Penjaminan Infrastruktur dalam
Proyek Kerja Sama Pemerintah dengan
Badan Usaha”
c. Revisi Peraturan Presiden 58 Tahun 2017
Tentang “Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional
d. Revisi Peraturan Presiden 79 Tahun 2016
Tentang “Percepatan Penyelenggaraan
Perkeretaapian Umum di Wilayah Provinsi
DKI Jakarta”
e. Peraturan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015
Tentang “Tata Cara Pelaksanaan
5 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur”
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 96 Tahun 2016 Tentang
“Pembayaran Ketersediaan Layanan dalam
Rangka Kerjasama Pemerintah Daerah
dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan
Infrastruktur di Daerah”
g. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor
19 Tahun 2015 Tentang “Tata Cara
Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha
Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur
“Pemberian Dukungan Kelayakan atas
Sebagian Biaya Konstruksi pada Proyek
KPBU”
h. Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 22
Tahun 2018 Tentang “Penyelenggaraan
Kerjasama Pemerintah Daerah dengan
Badan Usaha Dalam Penyediaan
Infrastruktur”
i. Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 154
Tahun 2017 Tentang “Penugasan Kepada
Perseroan Terbatas Jakarta Propertindo
untuk Penyelenggaraan Prasarana dan
Sarana Kereta Api Ringan/Light Rail Transit”
II. Konsep stasiun yang akan dibangun
a. Trase LRT Fase 2 Velodrom- tanah
Abang mempunyai panjang lintasan 11,5
km memiliki jarak antar stasiun 1100
meter, 10 Titik stasiun pemberhentian,
dan 4 titik integrasi antar moda
b. Bangunan yang terdiri dari 3 lantai : (a)
Lantai Dasar merupakan bangunan
Utilitas, (b) Lantai satu terdiri dari loket
dan peron, (c) Lantai 2 terdiri dari
Jembatan dan Fasilitas umum.
III. Konsep Perkeretaapian:
a. Sistem Distribusi Listrik 3rd Rail
b. Perlu Zona Aman Vertikal yang cukup di
Kota Jakarta Akibat adanya jalan layang,
JPO, dan lainnya
c. Kapasitas per gerbong 135 penumpang
dengan 20 kursi
IV. Fasilitas area Difabel dan Passenger Help
Point
a. Masarakat menyambut baik dengan
dibangunnya LRT fase 2 Velodrom –
Tanah Abang karena diperkirakan akan
membuka lapangan kerja baru bagi
penduduk DKI Jakarta. Untuk itu
masyarakat memerlukan sosialisasi
yang terus menerus agar masyarakat
dapat mengakses seluas-luasnya
informasi tentang lapangan pekerjaan
terkait dibukanya LRT Fase 2 Velodrom
Tanah Abang
b. Proyek LRT Fase 2 ini akan banyak
membuka peluang usaha dengan
mendirikan UKM dan Koperasi OK-OCE
di sekitar stasiun LRT. Dinas UKM agar
melakukan pembinaan kepada
masyarakat yang berminat mengikuti
program OK OCE dan UKM disekitar
LRT.
c. Adanya LRT Fase 2 ini akan
meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam bertransportasi
karena akan mengurangi kemacetan lalu
lintas melalui moda LRT yang aman,
nyaman dan handal.
Tindak lanjut
Bagi masyarakat Jakarta akan meningkaykan
potensi hidup sehat dengan adanya perbaikan
kualitas udara sebagai dampak pengurangan
kendaraan bermotor. Dinas Lingkungan Hidup
agar memantau secara terus menurus tentang
polusi udara dan penurunan akibat adanya LRT
6 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
2.2. Bidang Lingkungan Hidup
2.2.1 Lokakarya SSEA-AIR Quality
Management (4 Juni 2018)
Air Quality Management Policy Exchange
Workshop diselenggarakan oleh Pemerintah
Taiwan dan Kementerian Lingkungan Hidup AS
di Taipei 4-7 Juni 2018. Lokakarya ini
merupakan ajang bertukar pengetahuan di
antara kota Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Hasil pertemuan
1. Jakarta satu-satunya kota Indonesia yang
hadir. Delegasi Indonesia lainnya berasal
dari pemerintah pusat (kementerian LHK
dan BMKG). Jakarta diwakili oleh Deputi
Gubernur DKI bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup dan staf Dinas
Lingkungan Hidup.
2. Pada kesempatan tersebut, Jakarta
menampilkan materi Jakarta’s Air Quality
Situation, Challenges and Priorities. Secara
informal, pemerintah Taiwan menyambut
baik minat Jakarta untuk bermitra dalam
penyusunan Desain Besar Pengelolaan
Kualitas Udara Jakarta. Pengalaman Taiwan
dalam menyusun Rencana Aksi
Pengelolaan Kualitas Udara akan sangat
membantu.
Dalam diskusi mengemuka beragam strategi
dan upaya mengelola kualitas udara
diantaranya partisipasi publik suatu
keniscayaan, beragam sumber polusi
memerlukan bentuk penanganan yang
berbeda, berkolaborasi meningkatkan
efektifitas, keberanian menetapkan target
seperti keharusan penggunaan kendaraan
listrik, insentif, subsidi, standar yang lebih
ketat, penerapan hukuman.
Hal yang menarik adalah Taiwan
menerapkan prinsip pengenaan biaya polusi
secara ketat dengan beragam skema
disesuaikan dengan bentuk sumber polusi
2.2.2 Follow Up Meeting with UNICEF dan
Dinas Lingkungan Hidup terkait Grand
Design Polusi Udara (26 Juni 2018)
Tujuan rapat adalah untuk membahas lebih
lanjut bentuk dukungan yang diberikan oleh
UNICEF kepada Pemprov.DKI Jakarta terkait
inisiasi Kedeputian TRLH dalam penyusunan
Desain Besar Polusi Udara, sekaligus
membahas bentuk dukungan yang dapat
diberikan oleh Pemprov.DKI Jakarta terkait
penyelenggaraan event dari UNICEF
bekersama Bappenas pada tanggal 31 Juli
2018.
Hasil pertemuan
1. UNICEF akan memberikan dukungannya
kepada Pemprov.DKI Jakarta dalam hal:
a. UNICEF akan membuatkan list potensi
partner yang dapat membantu
Pemprov.DKI Jakarta dalam kegiatan
penyusunan desain besar
b. UNICEF akan membantu Kedeputian
TRLH membuatkan proposal desain besar
polusi udara
c. UNICEF akan memberikan pendampingan
kepada Kedeputian TRLH dalam
rapat/diskusi untuk mencari potensi partner
penyusunan desain besar
d. Melalui jejaring kerjasama UNICEF dengan
partner lain, UNICEF akan juga membantu
Pemprov.DKI Jakarta dalam menyebarkan
7 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
informasi terkait rencana penyusunan
desain besar polusi udara
2. Terkait Acara Air Pollution and Children’s
Health – Evidence to Policy Platform yang
akan diselenggarakan oleh UNICEF
bekerjasama dengan Kementerian
PPN/Bappenas pada tanggal 31 Juli 2018,
UNICEF meminta partisipasi dari
Pemprov.DKI Jakarta untuk hadir dan
kepada Deputi Gubernur TRLH secara
khusus sebagai Narasumber pada acara talk
show dengan tema pembicaraan: Air
pollution mitigation in Indonesia: what does
success look like.
2. Pihak UNICEF akan berkoordinasi kembali
dengan Kedeputian TRLH melalui staf TRLH
(SK) setelah UNICEF selesai dalam
penyusunan proposal desain besar polusi
udara
3. Proposal desain besar polusi udara tersebut
akan direview terlebih dahulu oleh Deputi
Gubernur bidang TRLH sebelum di
finalisasikan untuk di sebarkan kepada
potensi partner.
Tindak lanjut
Kedeputian TRLH akan menyaring list
kandidat yang berpotensi untuk dijadikan
sebagai partner utama dalam penyusunan
desain besar polusi udara (UNICEF akan
menyediakan list tersebut). Hasil saringan list
akan diundang dalam rapat dengan Kedeputian
TRLH untuk dilakukan pengenalan terhadap
rencana penyusunan Desain Besar Polusi
Udara.
2.2.3 Rapat tindak lanjut terkait lokasi Uji
Coba Pertanian Perkotaan di Grogol Selatan
(29 Juni 2018)
Menindaklanjuti terkait lokasi Uji Coba
Pertanian Perkotaan di Grogol Selatan.
Hasil pertemuan
a. Aset tanah milik Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta harus jelas meskipun perlu waktu
untuk memastikannya agar terhindar dari
permasalahan tanah.
b. Ikatan Ahli Landscape Indonesia pada
tanggal 19 Juli akan mengadakan Expo
Urban Scape di Kemayoran. Apabila status
tanah sudah fix akan dijadikan lokasi
sayembara. IALI berharap ada masukan dari
unsur pemerintah DKI Jakarta dan Warga
sekitar. IALI siap membantu Pemerintah
Prov. DKI Jakarta sekaligus menerapkan
konsep penataan kota dalam bidang studi
dan penelitian. Dalam sayembara tersebut
akan di umumkan pemenangnya pada
tanggal 20 Juli 2018.
c. Dinas KPKP Prov. DKI Jakarta
menyampaikan perlunya suatu kawasan
khusus untuk peruntukan pertanian
perkotaan. Program tersebut sudah
dianggarkan pada tahun 2019.
d. Dinas KPKP Prov. DKI terkait lahan Uji Coba
Grogol Selatan siap melakukan pembinaan
dan pendampingan guna menata dan
memanfaatkan lokasi tersebut.
e. Dinas PPAPP Prov. DKI Jakarta siap
membantu dalam memanfaatkan lokasi
tersebut melalui pemberdayaan masyarakat.
f. Diharapkan lokasi dengan luas 1.3 Ha dapat
dimanfaatkan untuk media belajar bagi warga
dan para siswa sekolah dan perguruan tinggi
melalui RPTRA dan lokasi Uji Coba
Pertanian Perkotaan.
g. Suku Dinas KPKP Jakarta Selatan siap untuk
membuat kelompok tani perkotaan dan serta
bantuan alat pertanian.
h. Lokasi 1.3 Ha di Kelurahan Grogol Selatan
diharapakan dapat menjadi Community
Centre selain itu kontur tanah pada lokasi
tersebut dapat ditata sedemikian rupa
sehingga dapat menjadi tujuan wisata bagi
warga sekitar.
Tindak lanjut
1. Universitas Satya Negara Indonesia (USNI)
siap mendukung program pemanfaatan
lokasi seluas 1.3 Ha hal ini sejalan dengan
8 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
program studi jurusan teknik lingkungan
untuk penelitian sekaligus pengabdian bagi
masyarakat
2. Untuk pertemuan selanjutnya perlu
mengundang Dinas Kehutanan, Badan
Pengelolaan Aset Daerah Prov. DKI Jakarta
serta Suku Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman Jakarta Selatan. Dinas
Kehutanan perlu menjelaskan secara rinci
rencana strategis SKPD khususnya di
wilayah Jakarta Selatan (Grogol Selatan).
Badan Pengelolaan Aset Daerah DKI
Jakarta perlu memastikan dan menunjukan
status tanah seluas 1.3 Ha di Kelurahan
Grogol selatan.
3. Rapat selanjutnya akan diadakan setelah
tanggal 20 Juli 2018, sekaligus membahas
konsep urban design hasil dari sayembara
dari IALI untuk kemudian disesuaikan
dengan kebutuhan dilapangan
2.3. Kegiatan Komunikasi Publik 2.3.1 Pertemuan dengan Pak Amin Subekti
Ka. TGUPP terkait RZWP3K dengan Dinas
KPKP (5 Juni 2018)
Rapat ini bertujuan untuk menyampaikan
informasi terkait kemajuan penyusunan
RZWP3K dan meminta saran serta masukan
terkait kendala dan alternatif, menyamakan
pandangan serta konsep penyelesaian
permasalahan kawasan perairan Provinsi DKI
Jakarta.
Hasil pertemuan
1. Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan
Pertanian telah selesai menyusun naskah
Akademis dan Rancangan Peraturan
Daearah (Raperda) Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K)
Prov. DKI Jakarta. Untuk dapat ditetapkan
sebagai Peraturan Daerah oleh Gubernur
DKI Jakarta terlebih dahulu harus mendapat
evaluasi dari Kementerian Dalam Negeri
2. Untuk mendapat evaluasi dari Kementerian
Dalam Negeri, Rancangan Peraturan Daerah
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil (RZWP3K) wajib dilengkapi
dokumen pendukung yaitu (i) Berita
acara/naskah persetujuan DPRD DKI
Jakarta, (ii) Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) RZWP3K, (iii) Berita acara
persetujuan dari Kementerian Kelautan dan
Perikanan terhadap dokumen final RZWP3K.
3. Namun demikian, Dokumen Berita Acara
persetujuan dari Kementerian Kelautan dan
Perikanan terhadap dokumen final RZWP3K
saat ini mengalami kendala karena.
a) Kementerian Kelautan dan Perikanan
saat ini sedang menyusun Rencana
Zonasi Kawasan Strategis Nasional
(RZKSN) Jabodetabekpunjur yang
meliputi kawasan perairan Provinsi DKI
Jakarta. (termasuk Kab. Kepulauan
Seribu) serta sebagian Provinsi Banten
dan Jawa Barat yang selanjutnya akan
ditetapkan melalui Peraturan Presiden
Tentang Rencana Rencana Zonasi
Kawasan Strategis Nasional (RZKSN)
Jabodetabekpunjur,
b) Dalam Draft Raperpres tersebut
penataan peruntukan ruang dan
kewenangan pengelolaannya (perizinan)
di kawasan perairan pesisir dan laut
Provinsi DKI Jakarta menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat,
c) Berita Acara persetujuan dari
Kementerian Kelautan dan Perikanan
terhadap dokumen final RZWP3K
menunggu selesainya Perpres RZKSN
Jabodetabekpunjur.
4. Perpres RZKSN mengacu pada Undang –
Undang 27 tahun 2007 tentang pengelolaan
wilayah pesisir dan pulau pulau kecil dan PP
26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional, dan DKI Jakarta
ditetapkan sebagai bagian dari Kawasan
Strategis Jabodetabekpunjur. Tindak lanjut
dari PP Nomor 26 Tahun 2008 adalah
9 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
ditetapkannya Perpres Nomor 54 Tahun 2008
yang mengatur kawasan-kawasan yang
ditetapkan sebagai Kawasan Strategis
Nasional di Wilayah Jabodetabekpunjur baik
darat maupun laut.
5. Dalam pertemuan Konsultasi Publik Publik
Revisi Perpres 54 Tahun 2008 tentang
Penataan ruang Kawasan Jabodetabekpunjur
tanggal 16 april 2018, disampaikan bahwa
hal-hal yang akan diatur melalui revisi
tersebut berkaitan dengan penataan ruang
Jabodetabekpunjur, konversi lahan pertanian,
tata air dan pengendalian banjir, transportasi,
penataan ruang darat dan laut, reklamasi
dan proyek tanggul nasional (National Capital
Integrated Coastal Development /NCICD).
Revisi Perpres ini akan selesai di akhir tahun
2018
6. Pada saat ini Kementerian Kelautan Dan
Perikanan (KKP) sedang membuat Rencana
Zonasi Kawasan Strategis Nasional (RZKSN)
Jabodetabekpunjur yang wilayah
perencanaannya meliputi Provinsi DKI
Jakarta (termasuk Kepulauan Seribu),
sebagian Jawa Barat, dan Sebagian Banten.
Pada saat yang bersamaan di Provinsi DKI
Jakarta juga sedang menyusun raperda
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-
Pulkau Kecil (RZW3K) dan raperda Rencana
Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis (KS)
Pantura Provinsi DKI Jakarta, dimana wilayah
perencanan RZWP3K dan RTR KS Pantura
Provinsi DKI Jakarta berhimpitan dengan
willayah RZKSN Jabodetabekpunjur yang
disusun oleh KKP
7. Dalam rangka percepatan penyusunan
RZWP3K Provinsi DKI Jakarta serta terkait
kewenagan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
dalam pengelolaan perairan di dalam
kawasan KSN Jabodetabekpunjur, perlu
adannya perjelasan dari Direktorat Jenderal
Pengelolaan Ruang Laut, KKP kepada
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tentang
dokumen dan Ranperpres RZKSN
Jabodetabekpunjur melalui pertemuan di
tingkat provinsi
8. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu
melakukan koordinasi dengan Kementerian
Kelautan dan Perikanan, Kementerian Dalam
Negeri dan ATR/BPN terkait Rancangan
Peraturan Presiden RZ KSN
Jabodetabekpunjur.
9. Dinas telah menyampaikan Nota Dinas
Resmi kepada Sekretaris Daerah Provinsi
DKI Jakarta terkait fasilitasi pertemuan
dengan SKPD terkait Prov. DKI Jakarta
dengan pemerintah pusat (Kementerian
Kelautan dan Perikanan, Kementerian Dalam
Negeri dan ATR/BPN)
2.3.2 Audiensi dengan Wakil Gubernur
paparan Resiliance City untuk persiapan
Kunjungan ke New York (21 Juni 2018)
Adapun tujuan audiensi tersebut yakni
melaporkan perkembangan program Jakarta
Berketahanan sekaligus memberikan masukan
kepada Wakil Gubernur yang akan melakukan
kunjungan kerja ke Amerika untuk memenuhi
undangan Global Resilience Institute (GRI) dan
C40 Cities Climate Leadership Group mulai
tanggal 24 sampai dengan 30 Juni 2018.
Hasil pertemuan
1. Deputi Gubernur TRLH juga menyampaikan
bahwa pendekatan kolaboratif telah berhasil
diterapkan dalam penyusunan Desain
Besar. Saat ini Kedeputian Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup juga telah, sedang dan
akan menggagas penyusunan Desain
Besar yang terkait erat dengan upaya
Jakarta menjadi kota yang berkelanjutan dan
berketahanan. Penyusunan Desain Besar ini
menggunakan pendekatan kolaboratif
antarpemangku kepentingan, baik OPD
maupun masyarakat. Penerapan
pendekatan kolaboratif tersebut juga telah
ikut mendorong OPD bekerja melampaui
sekat (breaking across the silos). Saat ini
10 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
terdapat 5 (lima) Desain Besar yang telah
diluncurkan oleh Gubernur Anies Baswedan
pada bulan Januari 2018., yaitu : (i) Kota
Layak Anak, (ii) Persampahan, (iii)
Penanggulangan Bencana Berbasis
Komunitas, (iv) Air Bersih dan Sanitasi dan
(v) Bangunan Hijau. Sedangkan, Desain
Besar lainnya: Kualitas Udara, Tata Kelola
Sungai, Hunian Terjangkau masih dalam
tahap penyusunan
2. Disampaikan pula rencana Michael
Berkowitz berkunjung ke Jakarta pada
Jumat, 13 Juli 2018 dan Sabtu, 14 Juli
2018. Pada pada Jumat, 13 Juli 2018
diharapkan bahwa Bapak Gubernur
dan/atau Wakil Gubernur Provinsi DKI
Jakarta berkenan menerima audiensi
Michael Berkowitz yang didampingi
Sekretariat Jakarta Berketahanan. Pada hari
kedua, Michael Berkowitz akan melakukan
kunjungan lapangan untuk melihat
langsung program terkait ketahanan kota
Jakarta. Untuk itu, dibutuhkan bantuan OPD
Provinsi DKI Jakarta untuk menyukseskan
kunjungan tersebut. Usulan lokasi: Pertanian
Perkotaan di Rusun Marunda.
Tindak lanjut
a. Wakil Gubernur merespon positif dengan
isu ketahanan dan Jakarta Berketahanan.
Menindaklanjuti hal ini, Sekretariat akan
menyampaikan News Letter dan laporan
tertulis lainnya kepada Wakil Gubernur.
b. Wakil Gubernur diharapkan akan
menyampaikan permohonan terkait
penetapan CRO kepada Gubernur;
c. Program Air Bersih dan Sanitasi dapat
dipertimbangkan pula untuk dibicarakan
lebih mendalam dengan 100RC.
d. Strategi kota berketahanan skala
metropolitan perlu disampaikan kepada
100RC untuk mendapatkan dukungan
e. Pertanian Perkotaan di rusun Marunda
dapat menjadi pilihan praktik baik sebagai
lokasi kunjungan lapangan saat Michael
Berkowitz, President 100 RC, berada di
Jakarta pada hari Sabtu 14 Juli 2018
2.3.3 Pertemuan dengan Bapak Bram
(International Finance Corporation) (25
Juni 2018)
Adapun tujuan dalam audiensi tersebut yakni
menindaklanjuti MoU kerjasama antara IFC
dengan Pemprov DKI Jakarta terkait program
bangunan gedung hijau kedepan.
Hasil pertemuan
1. Beberapa informasi penting yang menjadi
pokok audiensi, antara lain sebagai berikut:
a. Sehubungan dengan adanya rencana
kerjasama lanjutan antara IFC dengan
Pemprov DKI terkait , maka perlu adanya
pembuatan Mou dari pihak Pemprov DKI
Jakarta kepada pihak IFC.
b. Pihak Kedeputian tidak dapat
mengeluarkan MoU, sehingga untuk
sementara diberikan persetujuan berupa
acknowledgment letter dari pihak
Kedeputian.
c. Pihak Pemprov DKI menunggu terlebi
dahulu revisi Pergub 38 tahun 2012
tentang bangunan gedung hijau. Pihak
Kedeputian menekankan perlu adanya
insentif dan disinsentif pada 2 tahun
pertama pengimplementasian bangunan
gedung hijau.
d. Dalam merevisi Pergub 38 tahun 2012,
Pemprov DKI akan melibatkan TABG
(Tim Ahli Bangunan Gedung) selaku
ekspertisi untuk mendapatkan
masukan/saran teknis.
e. Pihak IFC meminta kesediaan Pemprov
DKI memberikan bukti kerjasama antara
Pemprov DKI Jakarta dan kantor
perwakilan IFC di Jakarta terkait program
bangunan gedung hijau.
f. Sebelum adanya penandatanganan
MoU, pihak IFC harus memiliki konsep
kerjasama beberapa tahun mendatang
11 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
(workplan) terkait bangunan gedung
hijau.
2. Dari hasil audiensi dapat disimpulkan secara
umum bahwa:
- Pihak Pemprov belum dapat
menindaklanjuti MoU dikarenakan
menunggu revisi Pergub 38 tahun 2012
yang direncanakan selesai tahun ini.
- Untuk sementara, surat pernyataan
kerjasama antara IFC di Jakarta dan
Pemprov DKI Jakarta ditanda tangani
oleh Deputi Gubernur bidang TRLH
melalui acknowledgment letter.
Tindak lanjut yang diperlukan dari audiensi
tersebut yakni:
a. Dalam menindaklanjuti MoU, pihak
kedeputian akan mefasilitasi pertemuan
antara IFC dengan Biro KDH.
b. Pihak IFC perlu untuk menyiapkan konsep
dan workplan beberapa tahun mendatang
terkait program bangunan gedung hijau
Jakarta agar dapat menindaklanjuti MoU.
2.3.4 Pertemuan dengan Dr. Weber Chen,
Executive Director of Soil and Groundwater
Pollution Remediation Funds, Environmental
Protection Administration (25 Juni 2018)
Adapun tujuan audiensi Mr. Weber beserta para
delegasi yakni mendiskusikan lebih dalam
peluang kerjasama antara pemerintah Taiwan
dengan Pemprov DKI Jakarta dalam hal
permasalahan air tanah. Audiensi ini merupakan
tindak lanjut dari pertemuan dengan Deputi
Gubernur bidang TRLH saat
menghadiri acara Air Quality Management
Policy Exchange Workshop yang telah
diselenggarakan oleh Pemerintah Taiwan dan
Kementerian Lingkungan Hidup AS di Taipei 4-7
Juni 2018 lalu. Lokakarya tersebut merupakan
ajang bertukar pengetahuan di antara kota Asia
Selatan dan Asia Tenggara.
Hasil pertemuan
a. Kondisi Pencemaran Air Tanah akibat
buruknya sistem Sanitasi
- Masih tingginya jumlah rumah tangga
dengan sarana sanitasi yang tidak
memenuhi standar, tidak memiliki
tangki septik, masih BABS, dan belum
terlayani sistem pengolahan limbah
domestik, menjadikan tingginya tingkat
pencemaran air tanah dan air
permukaan serta tingginya volume air
sisa penggunaan yang tidak dapat
dimanfaatkan kembali.
- Masih terbatasnya cakupan layanan
perpipaan dengan sambungan rumah
meningkatkan peluang pemanfaatan air
tanah bagi sebagian besar penduduk,
yang turut mempengaruhi laju
penurunan muka tanah. PAM hanya
dapat memenuhi kebutuhan perpipaan
masyarakat DKI Jakarta sebesar 65%
total area
- Tidak dapat memanfaatkan sumber air
dari 13 sungai yang mengalir di Jakarta
karena tingginya tingkat pencemaran
Sungai dari bakteri e-Coli disebabkan
buruknya system pengelolaan limbah
domestik yang langsung dibuang ke
badan sungai.
- Konsumsi air yang tercemar telah
berkontribusi pada banyaknya
penduduk yang masih terjangkit diare
- Harga air PAM yang tidak dapat
dijangkau oleh masyarakat miskin DKI
Jakarta
b. Minimnya data dan dukungan Alat
monitorisasi penggunaan air tanah
- Pemprov DKI Jakarta masih kesulitan
terhadap pembenahan data pemakaian
air tanah dari Industri besar. Tidak
adanya hukum yang tegas dalam
menindak hal ini menjadikan
penggunaan air tanah dari industri
menjadi tidak terkontrol Pemprov.DKI
Jakarta
12 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
- Minimnya titik/sumur pantau untuk
memonitoring ketinggian air tanah yang
hanya berjumlah 10
- Kurangnya staf dari Dinas yang
berwewenang untuk mengontrol
penggunaan air tanah di Jakarta
c. Fragmented Government
Buruknya integrasi antara sektor-sektor
pemerintah dan praktik penyelesaian
masalah yang sektoral sehingga
mengakibatkan upaya penyelesaian
masalah yang tidak terintegrasi karena
tidak adanya rencana induk (master plan).
Pelaksanaan kegiatan masih terkotak-
kotak dalam silo-silo SKPD. Sementara
banyak isu perlu ditangani secara lintas
SKPD
Tindak lanjut
a. Pemerintah Taiwan akan kembali
melakukan koordinasi dengan Pemprov.
DKI Jakarta terkait rencana kerjasama
dibidang pengelolaan air tanah melalui
TETO Jakarta. Koordinasi akan dilakukan
dengan melibatkan staf biro KLN
b. Terkait panduan mengatasi penyakit diare
akibat kontaminasi air yang dikonsumsi
oleh warga dan murid sekolah yang di
keluarkan oleh pemerintah Taiwan, akan di
share kepada Pemprov.DKI Jakarta melalui
Kedeputian TRLH. Guidline ini akan
dijadikan sebagai pembelajaran untuk
dapat diterapkan di lingkungan DKI Jakarta
c. Diperlukan pelaksanaan workshop untuk
mendalami lebih detail terkait
permasalahan air tanah yang dihadapi oleh
DKI Jakarta dan kesamaan kondisi dengan
Taiwan dalam penanganannya.
d. Pemerintah Taiwan akan mengundang
perwakilan Pemprov.DKI Jakarta untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan working
group Remediation of Soil and
Groundwater Pollution of Asian and Pacific
Region (ReSAG) mendatang
2.3.5 Pertemuan dengan ENGIE Expertise
(Olivier POTET) (29 Juni 2018)
Tujuan rapat tersebut membahas kemungkinan
rencana kerjasama oleh ENGIE dalam
penerapan teknologi yang mendukung program
Jakarta Berketahanan.
Hasil pertemuan
Beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan
tersebut diantaranya :
1. ENGIE telah bekerjasama dengan
beberapa negara di dunia dalam hal
peningkatan mobilisasi cerdas, seperti
pembangunan kereta listrik super cepat di
Prancis dan pengelolaan lalu lintas
secara real time di Rio de Janeiro
2. ENGIE memiliki beberapa konsep untuk
menghadapi permasalahan perkotaan,
antara lain : Energy Efficiency, District
Cooling System, Smart Security, Smart
Mobility, dan Urban Resilience
Management.
3. Terdapat beberapa penawaran dari ENGIE
kepada DKI Jakarta, yaitu :
a. Pembangunan 3D modelling kawasan
b. Sensor perkiraan banjir, cuaca dan aliran
air sungai
c. Pengamanan sistem jaringan informasi
perkotaan
d. Integrasi penanggulangan bencana
meliputi pengambilan dan analisis data
untuk melakukan penanganana lebih
lanjut
4. Pihak Pemprov DKI Jakarta dan Sekretariat
Jakarta Berketahanan menyambut baik
penawaran dari ENGIE dan menyetujui
beberapa penawaran seperti konsep Smart
Mobility, Smart Security, dan Disaster
Management.
Tindak lanjut
Pertemuan tersebut akan diadakan pertemuan
untuk membahas lebih detail permasalahan DKI
13 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
Jakarta terkait mobilitas dan bencana untuk
memberikan pemahaman ke pihak ENGIE serta
agenda pertemuan bulanan antara pihak DKI
Jakarta, Sekretariat Jakarta Berketahanan dan
ENGIE untuk mengerucutkan dan mendetailkan
program yang akan diimplementasikan
2.3.6 Weekly Meeting Sekretariat Jakarta
Berketahanan (29 Juni 2018)
Pertemuan rutin tersebut bertujuan untuk
membahas kemajuan Sekretariat Jakarta
Berketahanan terkait dengan program maupun
kegiatan yang perlu tindak lanjut. Adapun
beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan
tersebut di antaranya: (i) kemajuan PRA; (ii)
rencana kolaborasi dengan UCLG-ASPAC
terkait ruang publik dengan tema Resilient Park;
(iii) laporan tahunan Jakarta Berketahanan
(Resilient Jakarta Annual Report); (iv) rencana
kerja untuk bulan Mei 2018 (Work Plan); (v)
kemajuan SOP Sekretariat.
Hasil pertemuan
a. Untuk Induction Training dengan UCLG-
ASPAC, beberapa hal yang dibahas antara
lain: (i) procurement administrator UCLG; (ii)
purchase order; (iii) purchase request; dan
(iv) administrative context.
b. Beberapa pembahasan tambahan yang juga
turut dibahas di antaranya: (i) perlu
diagendakan rapat/pertemuan antara CRO,
100RC Asia Pasifik, dan UCLG-ASPAC
dalam waktu yang terpisah untuk membahas
mengenai budgeting; (ii) SDGs
Delegation/Delegasi SDGs untuk ikut terlibat
dalam Tim BAPPEDA, sebagai tindak lanjut
surat resmi dari pihak BAPPEDA kepada
Jakarta Berketahanan; dan (iii) terkait surat
magang mahasiswa UNDIP perlu dibuat dan
diberi nomor serta approval dari pihak
Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup/Koordinator
Ketahanan Kota (Chief Resilience Officer).
c. Beberapa arahan tambahan dari Deputi
Gubernur bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup terkait dengan hal penting
yang juga turut dibahas dalam pertemuan
antara lain: (i) untuk laporan Kerja Praktik
UNDIP perlu dibuat dalam 2 (dua) format,
yaitu Laporan KP dan Laporan Tematik.
Laporan KP tersebut dapat mencakup
antara lain: diskusi, rapat rutin, rapat
kegiatan, lokakarya yang pernah diikuti, dan
laporan/report yang dibuat; dan (ii) terkait
time-sheet harus terdapat keluaran/output
yang jelas serta remarks apa saja yang
sudah selesai dan apa saja yang belum
selesai sehingga sekaligus juga dapat
menjadi evaluation control.
d. Penyerahan DRAFT PRA kepada Deputi
Gubernur DKI Jakarta bidang Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup/Koordinator
Ketahanan Kota (CRO) untuk dilakukan
peninjauan ulang dan menerima masukan
(input) sebelum diserahkan kepada 100RC
dan pemangku kepentingan terkait.
Tindak lanjut
Sebagai tindak lanjut dari arahan Deputi
Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan
Hidup/Koordinator Ketahanan Kota (CRO),
bahwa Jakarta Berketahanan perlu
menyebarluaskan (publish) segala bentuk
kegiatan yang dilakukan oleh Jakarta
Berketahanan baik melalui website maupun
akun-akun media sosial lainnya agar dapat
dikenal lebih luas oleh publik.
14 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
2.4 Kegiatan Internal
2.4.1 Rapat Pimpinan Gubernur
Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menghadiri Rapat Pimpinan Pemprov.DKI Jakarta rutin yang diadakan setiap bulan. Rapat Pimpinan dihadiri oleh jajaran Para Pejabat Eselon I dan Pejabat Eselon II. Tujuan Rapat adalah membahas isu-isu terkini di Jakarta yang memerlukan penanganan segera. Agenda Rapat Pimpinan yang dihadiri oleh Kedeputian TRLH selama Bulan Juni adalah sebagai berikut : 1. Senin, 25 Juni 2018. Rapim BKPRD untuk
membahas Perizinan di Bidang Penataan
Ruang;
2. Selasa, 26 Juni 2018 Rapat Terkait Provinsi
Dki Jakarta Sebagai Tuan Rumah Asian
Games 2018.
2.4.1 Rapat Staf TRLH (4 Juni 2018)
Tujuan rapat adalah untuk membahas
perkembangan kegiatan dan tindak lanjut
Kedeputian Gubernur TRLH Prov. DKI Jakarta
bulan Juni 2018, memonitor perkembangan
kemajuan dari laporan-laporan rapat internal
Kedeputian Gubernur TRLH, menentukan
rencana KPI Kedeputian TRLH untuk bulan Juni
2018 dan memberi arahan kepada para staf
TRLH.
Hasil pertemuan
a) Rencana Kegiatan Kedeputian Gubernur
bidang TRLH seletah selesai Libur Lebaran
(i) Tindak lanjut uji coba Pertanian
Perkotaan di Kelurahan Grogol Selatan
- Kedeputian TRLH telah mendapat
disposisi dari Gubernur DKI Jakarta
dari Nota Dinas yang dikirimkan
(nomor: 304/-1.823.1) tertanggal 2
Mei 2018, disposisi tersebut
meminta Kedeputian TRLH untuk
menindaklanjuti kegiatan uji coba
pertanian perkotaan di lahan
kelurahan Grogol Selatan.
Tindak Lanjut: akan dilaksanakan rapat
koordinasi lanjutan setelah libur Lebaran
- Pihak GBCI (Green Building Council
Indonesia) akan mengadakan
pameran dan seminar tgl 19 juli
2018 di jakarta. Salah satu
kegiatannya adalah lomba design
taman. Lahan di Kelurahan Grogol
Selatan tersebut akan dijadikan
sebagai lokasi taman yang akan di
desaignkan.
(ii) Tindak lanjut rapat desain besar
permukiman kumuh, rencananya akan
dilakukan 2 (dua) Lokakarya.
Stakeholders workshop 1: di bulan July
2018 dan Stakeholders workshop 2: di
bulan October 2018. Saat ini sedang
disusun TOR untuk Lokakarya di bulan
July.
(iii) Perkembangan Desain Besar
Penanggulangan Bencana dengan PMI
Sesuai hasil rapat yang telah dilakukan
pada tanggal 4 Mei 2018 dengan PMI,
disepakati rencana selanjutnya adalah
akan diselenggarakannya FGD Desain
Besar Penanggulangan Risiko Bencana
Bernasis Komunitas. Menindaklanjuti hal
ini, Kedeputian TRLH akan
melaksanakan rapat persiapan FGD
tersebut.
b) Rencana KPI Kedeputian TRLH untuk bulan
Juni 2018
Sesuai diskusi dalam rapat staf, beberapa
pilihan yang dipertimbangkan untuk di usulkan
sebagai KPI bulan Juni 2018 adalah:
(i) Laporan Mengikuti Kegiatan Lokakarya
“South and Southeast Asia-Air
Improvements in the Region (SSEA-AIR)
Air Quality Management” pada tanggal 4-7
Juni 2018 di Taipei, Taiwan
(ii) Laporan Kemajuan/ perkembangan Tim
Koordinasi Percepatan Pelaksanaan
Pengadaan Strategis Daerah Prov DKI
Jakarta
(iii) Hasil Pertemuan/ diskusi terkait RWZP3K
(Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil) dengan DKPKP
(iv) Laporan Menjadi Narasumber pada FGD
SmartCity Tanggerang Selatan
15 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
2.4.2. Rapat Staf TRLH (26 Juni 2018)
Tujuan rapat adalah untuk membahas
perkembangan kegiatan Kedeputian Gubernur
TRLH Prov. DKI Jakarta bulan Juni 2018,
memonitor perkembangan kemajuan dari
laporan-laporan rapat internal Kedeputian
Gubernur TRLH, menentukan rencana KPI
Kedeputian TRLH untuk bulan Juni 2018 dan
memberi arahan kepada para staf TRLH.
Hasil pertemuan
a) Perkembangan TOR untuk Forum
Penyusunan Desain Besar Wilayah Kumuh
DKI Jakarta. Tim Kotaku telah berkoordinasi
dengan Kedeputian Gubernur Bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup melalui staf
TRLH (SM), disampaikan bahwa Tim Kotaku
telah selesai dalam beberapa tahapan awal
Penyusunan Konsep Desain Besar
Penangan Kumuh di DKI Jakarta, yaitu:
- Penyusunan Draft Out Line Grand
Design Kawasan Kumuh DKI Jakarta
- Melakukan telaah Data Hasil Pendataan
RW Kumuh oleh Pemprov. DKI Jakarta
Tahun 2017
- Melakukan identifikasi Variabel Kriteria
Penentu Kekumuhan dibantu oleh
Badan Pusat Statistik (BPS)
- Melakukan identifkasi Indikator dan
Parameter Penentu Kekumuhan
- Tim Kecil yang terdiri dari Kedeputian
Bidang TRLH bersama SKPD Jangkar,
Bappenas, dan Kementerian PUPR
difasilitasi Bank Dunia dan HCC saat ini
sedang menyempurnakan proposal
Desain Besar
b) Pertemuan dengan IFC (International
Finance Cooperation)
Pihak IFC meminta surat pernyataan
acknowledgement dari Pemprov.DKI Jakarta
terkait dukungan yang diberikan oleh IFC
dalam upaya penerapan Bangunan Gedung
Hijau di DKI Jakarta.
c) Rencana KPI Kedeputian TRLH untuk bulan
Juni 2018
Sesuai diskusi dalam rapat staf, beberapa
pilihan yang dipertimbangkan untuk di usulkan
sebagai KPI bulan Juni 2018 adalah:
(iv) Laporan Mengikuti Kegiatan Lokakarya
“South and Southeast Asia-Air
Improvements in the Region (SSEA-AIR)
Air Quality Management” pada tanggal 4-
7 Juni 2018 di Taipei, Taiwan
(v) Laporan Kemajuan/ perkembangan Tim
Koordinasi Percepatan Pelaksanaan
Pengadaan Strategis Daerah Prov DKI
Jakarta
(vi) Hasil Pertemuan/ diskusi terkait
RWZP3K (Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil) dengan
DKPKP
(v) Laporan Menjadi Narasumber pada FGD
SmartCity Tanggerang Selatan
47 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
BAB III
PORTAL TARULH DAN KNOWLEDGE MANAGEMENT
3.1 Portal Tarulh Portal tarulh.com merupakan situs yang dikelola oleh kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang dapat diakses oleh publik sebagai bentuk laporan dan tanggungjawab kepada masyarakat.Situs tersebut menampilkan seluruh kegiatan kedeputian mulai dari rapat, kunjungan Kerja serta undangan sebagai pemateri dari pihak luar.tarulh.com juga memuat kumpulan berita seputar tata ruang dan lingkungan hidup dari berbagai media yang masuk dalam “Kliping”. Dalam menu “Produk” akan ditemukan kumpulan peraturan mulai dari Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur, Keputusan Gubernur dan Instruksi Gubernur.
16
48 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
3.2 Knowledge Management km.tarulh.com adalah situs yang dikelola oleh Kedeputian Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup yang hanya dapat diakses oleh pihak tertentu. Situs tersebut merupakan media penyimpanan materi pengetahuan (Regulasi, Paparan, Makalah dan lain-lain). Hingga saat ini materi pengetahuan yang telah terkumpul adalah sebagai berikut : Regulasi sebanyak 36, Kebijakan sebanyak 2, Panduan sebanyak 18, Laporan sebanyak 21, Buku sebanyak 7, Majalah sebanyak 3, Makalah sebanyak 13, Paparan sebanyak 588, Bahan Publikasi sebanyak 3 dan Laporan Bulanan sebanyak 30.
17
49 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
BAB IV KENDALA DAN SARAN
4.1 Kendala Dalam melaksanakan tugas-tugas, Kedeputian bidang Tata Ruang dan
Lingkungan Hidup masih dihadapi beberapa kendala:
1. Belum tersedianya desain besar dan peta jalan isu-isu strategis sebagai acuan
semua pihak dalam pelaksanaan pembangunan DKI Jakarta. Hal ini berdampak
pada masih belum optimalnya koordinasi antar SKPD untuk menindaklanjuti isu
strategis tersebut yang dapat berdampak pada ketidakefisienan dan
ketidakefektifan pelaksanaan pembangunan.
2. Masih minimnya data dan informasi terkait isu strategis yang berdampak
menyulitkan dalam upaya menyusun kebijakan pembangunan DKI Jakarta.
3. Kurang memadainya perangkat kerja Kedeputian bidang TRLH (laptop, printer dan LCD Projektor).
4.2 Saran
1. Meningkatkan sinergi pelaksanaan pembangunan melalui penyusunan Desain
Besar, Peta Jalan, dan Rencana Aksi untuk setiap isu strategis.
2. Meningkatkan kualitas sistem informasi internal Pemprov. DKI Jakarta.
18
50 Laporan Kegiatan Bulan Juni 2018
BAB V PENUTUP
Target utama bulan Juli 2018 untuk Kedeputian Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup adalah: (i) Penyelesaian Pedoman Penyelenggaraan Perbedaan dan Perubahan Pemanfaatan Ruang/Peruntukan Tanah yang masih dalam proses penyusunan Standard Operating Procedures (SOP) dan penyempurnaan Rancangan Peraturan Gubernur (Rapergub); (ii) terselenggaranya Lokakarya Penyusunan Desain Besar/Grand Design Pengelolaan Resiko Bencana Berbasis Komunitas bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan American Red Cross; (iii) Penyampaian Laporan Replikasi Skema Penataan RTH di seluruh Kecamatan Provinsi DKI Jakarta pada Rapim BKPRD; (iv) terselenggaranya Lokakarya Pendahuluan Penyusunan Desain Besar Penanganan Kawasan Kumuh bermitra dengan Bank Dunia dan HCC; (v) Terselenggaranya berbagai Pertemuan Forum yaitu Forum Air Minum dan Air Limbah Domestik DKI Jakarta, Forum Bangunan Gedung Hijau, Forum Pengelolaan Kualitas Udara, Forum Penanganan Kawasan Kumuh, Forum Pertanian Perkotaan, Forum Ketahanan Kota, Forum Kota Layak Anak; (vi) terselenggaranya kick off meeting penyusunan Desain Besar Polusi Udara bekerjasama dengan UNICEF. Kedeputian Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menyadari bahwa dalam pelaksanaan sejumlah kegiatan pada periode bulan Juni Tahun 2018 ini masih menemui beberapa kendala yang diharapkan pada pelaksanaan kegiatan selanjutnya dapat dilakukan berbagai perbaikan dan pembaharuan, sehingga semua kegiatan di periode tahun 2018 ini dapat berjalan secara lebih efektif dan efisien serta mencapai tujuan yang telah direncanakan dengan optimal.
19