kasus terkait dengan alat kesehatan-rafky putra

7
Rafky Putra 1541012164 Apoteker 3 Tahun 2015 Kasus Terkait dengan Alat Kesehatan “Jarum Suntik dan Infus Bekas Diduga Diedarkan di Bali” http://suluhbali.co/jarum-suntik-dan-infus-bekas-diduga- diedarkan-di-bali/ 27-04-2015 by Redaksi SULUH BALI, Denpasar – Dinas Kesehatan Provinsi Bali akan mengecek dugaan penggunaan jarum suntik dan infus bekas ke sejumlah rumah sakit di Pulau Dewata, setelah Kepolisian Daerah Jawa Timur mengungkap praktik penyimpangan dalam pengolahan limbah medis. “Kami sudah mendapat informasi adanya alat kesehatan dari Jatim yang didaur-ulang, tetapi untuk penggunaannya di Bali kami belum mendapat infonya. Oleh karena itu akan kami cek,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya di Denpasar, Senin (27/4/2015). Menurut dia, kalau sampai ditemukan adanya rumah sakit di Bali yang menggunakan alat kesehatan bekas, maka pihaknya akan meminta aparat hukum untuk segera bertindak. Suarjaya mengemukakan, pihaknya selama ini sudah melakukan pengawasan yang ketat terkait pengadaan alat kesehatan di rumah sakit. “Barang-barang yang diadakan mulai dari proses tender, maupun pembelian langsung harus dicek langsung apakah barangnya baru atau tidak,” ujarnya. Dinas Kesehatan, lanjut dia, mengawasi sejauh mana fungsi layanan kesehatan dilakukan oleh pihak RS dengan benar, alat medis yang digunakan sudah baru, barang habis pakai, jarum suntik dan obat- obatan baru, serta sesuai dengan fungsinya.

Upload: rafky-putra

Post on 10-Feb-2016

235 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Kasus Terkait Dengan Alat Kesehatan-Rafky Putra

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Terkait Dengan Alat Kesehatan-Rafky Putra

Rafky Putra1541012164

Apoteker 3 Tahun 2015

Kasus Terkait dengan Alat Kesehatan

“Jarum Suntik dan Infus Bekas Diduga Diedarkan di Bali”

http://suluhbali.co/jarum-suntik-dan-infus-bekas-diduga-diedarkan-di-bali/

27-04-2015 by Redaksi

SULUH BALI, Denpasar – Dinas Kesehatan Provinsi Bali akan mengecek dugaan penggunaan jarum suntik dan infus bekas ke sejumlah rumah sakit di Pulau Dewata, setelah Kepolisian Daerah Jawa Timur mengungkap praktik penyimpangan dalam pengolahan limbah medis.

“Kami sudah mendapat informasi adanya alat kesehatan dari Jatim yang didaur-ulang, tetapi untuk penggunaannya di Bali kami belum mendapat infonya. Oleh karena itu akan kami cek,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya di Denpasar, Senin (27/4/2015).

Menurut dia, kalau sampai ditemukan adanya rumah sakit di Bali yang menggunakan alat kesehatan bekas, maka pihaknya akan meminta aparat hukum untuk segera bertindak.

Suarjaya mengemukakan, pihaknya selama ini sudah melakukan pengawasan yang ketat terkait pengadaan alat kesehatan di rumah sakit. “Barang-barang yang diadakan mulai dari proses tender, maupun pembelian langsung harus dicek langsung apakah barangnya baru atau tidak,” ujarnya.

Dinas Kesehatan, lanjut dia, mengawasi sejauh mana fungsi layanan kesehatan dilakukan oleh pihak RS dengan benar, alat medis yang digunakan sudah baru, barang habis pakai, jarum suntik dan obat-obatan baru, serta sesuai dengan fungsinya.

“Namun untuk MoU pengadaan alat kesehatan dengan pihak ketiga, kami di dinas tidak ikut karena itu kewenangan masing-masing rumah sakit. Bukan ranah kami untuk mencampuri,” ujar Suarjaya.

Di sisi lain, Suarjaya mengatakan semua rumah sakit di Bali (RS daerah dan swasta) sudah memiliki instalasi pembuangan air limbah (IPAL) dan memang itu merupakan salah satu syarat bagi RS untuk bisa melakukan kegiatan.

“Sedangkan untuk insinerator atau alat untuk memusnahkan alat kesehatan yang sudah tidak terpakai seperti jarum suntik, tabung darah dan sebagainya, seharusnya setiap RS memiliki alat itu,” katanya.

Untuk insinerator, Suarjaya mengemukakan semua RS pemerintah di Bali telah memiliki, namun berbeda halnya dengan RS swasta, masih ada yang belum punya. “RS swasta yang tidak punya

Page 2: Kasus Terkait Dengan Alat Kesehatan-Rafky Putra

Rafky Putra1541012164

Apoteker 3 Tahun 2015

harus bekerja sama dengan RS pemerintah untuk memusnahkan alat kesehatan yang sudah terpakai,” katanya.

Sebelumnya Kepolisian Daerah Jawa Timur membongkar praktik penyimpangan dalam pengolahan limbah medis B3 (Bahan Berbahaya Beracun). Limbah medis itu disebut dijual kembali ke apotek dan rumah sakit, termasuk di Bali, setelah melalui proses pemilahan.

“Limbah yang masih bagus dikumpulkan, lalu dijual lagi ke beberapa rumah sakit dan apotek di Jawa Timur dan Bali. Sedangkan limbah yang sudah tidak bisa dijual, dikirim ke depo kontainer di Tanjung Perak Surabaya. Ada enam rumah sakit swasta dan pemerintah yang terlibat dalam penyimpangan pengolahan limbah medis B3 itu,” kata Kepala Subdirektorat Tindak Pidana Tertentu (Subdit Tipiter) Polda Jatim, AKBP Maruli Siahaan, Jumat (24/4) di Surabaya. (SB-Ant)

“Polda Bali Selidiki Dugaan Daur Ulang Limbah Medis Libatkan RS di Bali” &

“Infus dan Jarum Suntik Bekas Pakai Dijual Lagi ke RS di Bali”

http://bali.tribunnews.com/2015/04/27/polda-bali-selidiki-dugaan-daur-ulang-limbah-medis-libatkan-rs-di-bali?page=3

Senin, 27 April 2015 13:53

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Polda Bali akan menindaklanjuti hasil pengungkapan Polda Jatim tentang adanya kasus daur ulang limbah medis yang diduga melibatkan lima rumah sakit di Bali.

(Berita Terkait:   Infus dan Jarum Suntik Bekas Pakai Dijual Lagi ke RS di Bali)

Kapolda Bali, Irjen Ronny F Sompie kepada Tribun Bali, Senin (27/4/2015) mengatakan, Polda Bali melalui Direktorat Reskrim, Reskrimsus, dan Narkoba akan melakukan penyelidikan lebih jauh terkait dugaan tersebut. 

"Kita akan segera menindaklanjuti hasil temuan Polda Jatim," tegas jenderal bintang dua ini.

Sekedar diketahui, Bali menjadi salah dari tujuan penjualan infus dan jarum suntik bekas pakai, serta bekas botol obat yang semestinya merupakan limbah medis.

Hal tersebut diketahui setelah Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur berhasil membongkar praktik penyimpangan dalam pengolahan limbah medis B3 (Bahan Berbahaya Beracun).

Page 3: Kasus Terkait Dengan Alat Kesehatan-Rafky Putra

Rafky Putra1541012164

Apoteker 3 Tahun 2015

Limbah medis itu dijual kembali ke apotek dan rumah sakit, termasuk di Bali, setelah melalui proses pemilahan.

“Limbah yang masih bagus dikumpulkan, lalu dijual lagi ke beberapa rumah sakit dan apotek di Jawa Timur dan Bali. Sedangkan limbah yang sudah tidak bisa dijual, dikirim ke depo kontainer di Tanjung Perak Surabaya. Ada enam rumah sakit swasta dan pemerintah yang terlibat dalam penyimpangan pengolahan limbah medis B3 itu,” ungkap Kepala Sub Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Subdit Tipiter) Polda Jatim, AKBP Maruli Siahaan, Jumat (24/4/2015), di Surabaya.

Menanggapi penemuan pabrik daur ulang limbah medis habis pakai ilegal yang memasarkan produknya ke Bali, akhirnya membuat Direktur Umum dan Operasional RSUP Sanglah, dr I Gusti Lanang Suartana Putra, MM, MARS, buka bicara.

"Tentu limbah medis bekas pakai tersebut sangat berbahaya jika digunakan kembali dalam pelayanan medis, karena tidak terjamin sterilitasnya," ujar dr Lanang Suartana.

Pihaknya menjelaskan, untuk menghindari hal tersebut, pihak layanan kesehatan sebagai pengguna alat kesehatan sebaiknya melakukan proses pengadaan alat kesehatan yang ketat baik melalui e-katalog berdasarkan acuan pemerintah. Selengkapnya. (*)

Page 4: Kasus Terkait Dengan Alat Kesehatan-Rafky Putra

Rafky Putra1541012164

Apoteker 3 Tahun 2015

Pembahasan

Menurut Permenkes 1189 tahun 2010 tentang produksi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) pasal 38 berkaitan dengan pemusnahan alat kesehatan dan PKRT. Pemusnahan alat kesehatan dan PKRT dilaksanakan apabila :

1. Diproduksi tidak memenuihi persyaratan yang berlaku2. Telah kadaluwarsa3. Tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan atau kepentingan

ilmu pengetahuan dan teknologi4. Dicabut izin edarnya

Menurut permenkes ini pemusnahan alat kesehatan dan PKRT dilaksaknakan dengan memperhatikan dampak terhadap kesehatan manusia serta upaya pelestarian lingkungan hidup

Berkaitan dengan kasus diatas, bahwa adanya pelanggaran terhadap permenkes 1189 tahun 2010 dimana adanya penyalahgunaan alat kesehatan bekas. Alat kesehatan bekas yang telah selesai dipakai harus dilakukan pemusnahan yang telah diatur dalam permenkes. Rumah sakit atau apotek yang menjual kembali alat kesehatan bekas ke rumah sakit dan apotek lain tidak sesuai dengan peermenkes, bahwa rumah sakit atau apotek harus melakukan pemusnahan alat kesehatan karena terkait dengan pasal 38 point c bahwa alat kesehatan dimusnahkan apabila tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Rumah sakit dan apotek tersebut juga telah melanggar pasal 39 permenkes 1189 tahun 2010 tentang alat kesehatan dan atau PKRT dilaksanakan dengan memperhatikan dampak terhadap kesehatan manusia serta upaya pelesterian lingkungan hidup. Dari kasus diatas, rumah sakit yang menjual alat kesehatan bekas tidak mempertimbangkan aspek kesehatan manusia yang akan menggunakan kembali alat kesehatan tersebut, karena alat kesehatan tersebut telah digunakan pada pasien yang kategorinya tidak sehat dan akan digunakan kembali dengan orang lain yang dikategorikan sehat, sehingga kemungkinan adanya penyebaran penyakit dan infeksi yang mewabah.

Dari kasus diatas juga adanya pelanggaran terhadap permenkes 1191 tahun 2010 tentang izin PAK (Penyalur Alat Kesehatan) yang terdapat pada pasal 9 tentang perizinan, bahwa setiap PAK, cabang PAK dan took alat kesehatan wajib memiliki izin dari riektur jenderal atau kepala dinas kesehatan provinsi. PAK seharusnya memiliki izin yang jelas dari menteri kesehatan sehingga pengadaan alat kesehatan dan PKRT jelas dan sesuai dengan CDAKB (Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik dan Benar).

Page 5: Kasus Terkait Dengan Alat Kesehatan-Rafky Putra

Rafky Putra1541012164

Apoteker 3 Tahun 2015

PAK yang telah melanggar akan mendapatkan sanksi berupa pencabtan izin PAK seperti yang dijelaskan dalam pasal 17 permenkes 1191 tahun 2010 apabila :

1. PAK mendistribusikan produk yang tidak memiliki izin edar atau tidak sesuai dengan klaim yang disetujui pada waktu mendapatkan izin edar,

2. PAK dengan sengaja menyalahi jaminan pelayanan puma jual3. Berdasarkan hasil pemeriksaan setempat sudah tidak memenuhi lagi persyaratan sarana

dan prasarana