kasus pancasila
DESCRIPTION
kasus pancasilaTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Pancasila merupakan dasar filsafat Negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai
dasar filsafat Negara merupakan hasil kesepakatan bersama yang kemudian disebut sebagai
perjanjian luhur bangsa Indonesia, sebagai consensus nasional yang didalamnya terkandung
semangat kekeluargaan dan kebersamaan sebagai inti ajaran pancasila.
Pancasila secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia
tahun II No. 7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945. Dalam perjalanan sejarah
eksistensinya, pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia mengalami
berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa
demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung dibalik legitimasi ideologi Negara
Pancasila. Dengan kata lain, pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat serta
pandangan hidup bangsa dan Negara Indonesia pada zaman yang semakin modern ini.
Dewasa ini, banyak sekali penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila yang sering bermunculan di Negara kita ini. Sering sekali
masyarakat Indonesia menunjukkan sikap ketidakpedulian terhadap ideologi pancasila, dan
pada akhirnya menimbulkan berbagai persoalan yang muncul dan dampak dari segala
persoalan tersebut adalah persatuan bangsa Indonesia yang semakin menurun.
Terjadi banyak kasus-kasus kriminal yang menyimpang dari ideologi bangsa tersebut.
Seperti kasus oknum polisi yang menganiaya seorang pengendara motor dan mengeluarkan
tembakan hanya karena pengendara tersebut menegur polisi yang menyerempet
kendaraannya. Kasus ini merupakan hal yang sebenarnya bisa diselesaikan secara baik-baik,
tanpa langsung mengeluarkan tindakan yang dapat mencelakakan orang lain. Dapat dikatakan
bahwa polisi ini berrtindak semena-mena terhadap pengendara motor tersebut dan tidak
menghargai serta menghormati pengendara tersebut.
Sering sekali masyarakat mengabaikan persoalan-persoalan kecil seperti ini, namun
tidak pernah disadari bahwa lewat persoalan seperti inilah dapat menghancurkan kita. Kurang
adanya penghayatan, pengamalan terhadap pancasila tersebut. Dan pancasila tersebut hanya
sebagai suatu ideologi yang harus dimiliki setiap Negara, namun tidak perlu menghayati
ideologi pancasila tersebut.
36 BUTIR-BUTIR PANCASILA
Seperti yang kita ketahui, pancasila terdiri dari lima sila. Dari lima sila dalam
pancasila, dijabarkan menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi
pelaksanaan pancasila seperti dalam Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia
Pancakarsa
A. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
1. Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
B. SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena
itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
C. SILA PERSATUAN INDONESIA
1. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara
di atas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika.
D. SILA KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN
DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN
1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
musyawarah.
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-
nilai kebenaran dan keadilan.
E. SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10. Suka bekerja keras.
11. Menghargai hasil karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN TERHADAP BUTIR-BUTIR PANCASILA
Dewasa ini, banyak sekali terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila. Masyarakat Indonesia kurang menghayati dan
mengamalkan pancasila. Berikut ini penyimpangan-penyimpangan terhadap butir-butir
pancasila sila kedua:
SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
1. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia.
Warga mengamankan seorang pemuda yang diduga sebagai pelaku pembunuhan
pengamen di Cipulir. Penangkapan ini akan dilaporkan ke Polda Metro Jaya yang
menangani kasus pembunuhan tersebut. "Jam 21.00 WIB tadi kita amankan di rumah
salah satu terdakwa di Tebet, Jakarta Selatan," kata pengacara terdakwa dari Lembaga
Bantuan Hukum (LBH) Johanes Gea saat dihubungi detikcom, Sabtu (19/10/2013).
Johanes adalah pengacara para terdakwa yang diduga membunuh pengamen
Cipulir yang kini sidangnya tengah berlangsung di PN Jaksel. Seseorang yang
diamankan tersebut berinisial IP, berumur sekitar 18 tahun. Johanes menuturkan, IP-lah
yang sesungguhnya terlibat pembunuhan terhadap Dicky Maulana, bukan empat orang
anak jalanan yang selama ini divonis hukuman penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan.
"Dia mengaku sendiri. Tapi dia bukan pelaku utama," ucap Johanes. Johanes
menuturkan, ketika pembunuhan terhadap Dicky berlangsung di bawah Jembatan Layang
Cipulir, IP menunggu di atas jembatan. Kala itu, dua orang teman IP menganiaya Dicky.
"Pelaku dan korban saling kenal. Ada unsur dendam yang melatarbelakangi
pembunuhan ini, dia nggak suka sama korban. Motornya mau diambil," tutur Johanes.
Pihak terdakwa kasus pembunuhan Dicky akan melaporkan IP ke Polda Metro Jaya.
"Kita berharap segera diproses dan diungkap kalau memang para terdakwa saat ini bukan
pelaku sebenarnya. Malam ini juga kami akan membuat laporan ke Polda Metro Jaya,"
ujar Johanes.
Sebelumnya diberitakan, PN Jakarta Selatan memvonis penjara kepada 4 anak
jalanan di Cipulir dalam kasus pembunuhan. Merasa putusan vonis itu tidak adil,
orangtua keempat anak jalanan itu pun mengajukan banding.
"Ini peradilan yang sesat. Keluarga para anak-anak ini akan banding ke
Pengadilan Tinggi, kita akan eksaminasi semua," ujar pengacara dari LBH Jakarta,
Johanes Gea di kantor LBH Jakarta, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (2/10).
Pihak Polda Metro Jaya menyatakan bahwa motif pembunuhan Dicky adalah
perebutan lahan mengamen. Dicky dibunuh lantaran para pelaku, yang disebut sebagai
anak punk, merasa terusik.
“Temuan mayat korban ini, dilaporkan 3 remaja yang ternyata adalah pelakunya, ke
tukang ojek yang biasa mangkal di situ,” kata Kanit V Subdit Jatanras Polda Metro Jaya
Kompol Antoniun Agus, kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (1/7).
Dari kasus diatas, dapat dikatakan bahwa para pelaku pembunuhan kurang mengakui
persamaan hak sesama manusia. Pelaku membunuh hanya karena masalh perebutan
lahan mengamen, padahal penggunaan lahan tersebut merupakan hak semua orang.
2. Saling mencintai sesama manusia.
Penyimpangan dari butir pancasila ini dapat terlihat dari kasus mayat dengan
leher tergorok mengapung di Kali Ciherang. Warga Desa Sindang Jaya, Kecamatan
Cabangbungin, Kabupaten Bekasi Jawa Barat digegerkan dengan penemuan mayat
mengapung di kali Ciherang. Diduga, pria itu korban pembunuhan. Pasalnya, saat
ditemukan terdapat luka di bagian leher diduga akibat sayatan senjata tajam, bahkan
kondisinya nyaris putus.
Kapolsek Cabangbungin AKP Triyono mengatakan, kali pertama korban
ditemukan oleh warga yang sedang mencari ikan. Warga kata dia, kaget melihat mayat
itu tertelungkup masih mengenakan kaos warna hitam dan celana jens biru, tanpa alas
kaki. "Ditemukan sekitar pukul 11.30 WIB siang tadi," katanya, Jumat (18/10).
Hasil identifikasi aparat Kepolisian, kata dia diduga korban sudah tewas lebih
dari dua hari lau, sebab tubuhnya mengeluarkan aroma tak sedap. "Lukanya di leher, dan
luka lebam di pelipis kiri. Diduga korban pembunuhan," paparnya.
Dia menyebutkan, ciri-ciri korban diperkirakan berusia 30 tahun, rambut lurus
dicukur pendek, berbadan sedang, tinggi diperkirakan mencapai 167 centimeter. Warga
sekitar kata dia, mengaku tak mengenali korban. "Kami sudah melakukan olah tempat
kejadian perkara," ujarnya.
Guna penyelidikan lebih lanjut kata dia, jasad itu dievakuasi ke Rumah Sakit
Polri Kramajati, Jakarta Timur untuk keperluan visum et repertum untuk mengetahui
penyebab pasti tewasnya korban. "Kami masih melakukan penyelidikan," tandasnya.
Dari kasus diatas, dapat dilihat bahwa masih ada masyarakat yang kurang memiliki
rasa saling menyayangi terhadap sesama. Untuk menyelasaikan suatu masalah, tidak
diselesaikan dengan baik melainkan dengan pembunuhan yang sadis,
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
Perkelahian 6 anggota Brimob dan 4 anggota Kostrad di tempat Karoke Venus
Depok Town Square (Detos) karena kesalahpahaman. Mereka juga dinilai masih
memiliki emosi anak muda. "6 Orang Korps Brimob Polri ketemu dengan kawan-kawan
juga dari Divisi 1 Kostrad 4 orang. Entah mungkin karena sama-sama masih muda,
terjadi miskomunikasi di antara mereka, terjadilah perkelahian. Akibat ini sama-sama
babak belur 6 lawan 4, ada yang luka," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Ronny F
Sompie ketika dihubungi, Sabtu (19/10/2013).
Menurut Ronny, 2 anggota Polri, seorang luka dirawat di RS Polri Kramat Jati
dan anggota lain dirawat di RS Mitra Keluarga Depok karena luka di tangan kiri. 1
Anggota TNI lainnya dirawat di RSPAD Gatot Subroto.
"Yang di RS Polri agak serius karena perutnya luka tusuk. Yang anggota TNI
luka di bagian kepala dan wajah dirawat di RSPAD," imbuhnya.
Kurangnya
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
Oknum Polisi Aniaya Seorang Pemotor dan Keluarkan Tembakan
Tya Eka Yulianti - detikNews
Bandung - Seorang oknum anggota polisi kembali membuat ulah di Bandung. D, anggota
polisi berpangkat Bripka diduga melakukan penganiayaan terhadap warga bernama Chandra
Situmorang tadi malam. Oknum polisi itu melakukan pemukulan dan sempat mengeluarkan
tembakan sebanyak tiga kali. Akibatnya, korban mengalami luka di bagian muka dan kepala.
Kejadian nahas itu dialami Chandra di Jalan Gardu Jati, Kelurahan Kebun Jeruk, Kecamatan
Andir, Jumat (18/10/2013) sekitar pukul 23.55 WIB.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan kejadian tersebut
berawal saat korban dan pelaku sama-sama melintas di Jalan Kebon Jati. Korban
mengendarai sepeda motor sementara pelaku mengendarai mobil bersama 3 orang temannya.
"Korban merasa dipepet sehingga menegur pelaku di perempatan lampu merah Jalan Kebon
Jati-Jalan Gardu Jati," kata Martinus kepada wartawan, Sabtu (19/10/2013).
Kata-kata korban membuat pelaku tersinggung sehingga ia turun dari mobil dan melakukan
pemukulan kepada korban. Korban mengalami luka di bagian kepala dan muka.
"Pelaku juga melakukan penembakan sebanyak 3 kali ke arah sepeda motor korban," tutur
Martinus.
Setelah menganiaya korban, pelaku kemudian pergi ke arah Jalan Sudirman.
Berdasarkan catatan detikcom, dalam 2 bulan terakhir telah terjadi 2 kasus penembakan yang
dilakukan oknum anggota polisi di Bandung. Satu kasus terjadi pada 31 Agustus 2013, Briptu
J melakukan penembakan di lokalisasi Saritem.
6. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Ditreskrimum Polisi Daerah Sumatera Selatan membongkar Sindikat perdagangan bayi antar
Provinsi Lampung-Palembang-Bangka Belitung di kawasan Jalan Ali Gatmir Lorong Papan
Palembang, Sumatera Selatan, Minggu malam, 29 Juni 2013.
Tersangka Lisa ditangkap setelah petugas melakukan penyamaran dengan cara memesan bayi
perempuan yang masih berumur satu minggu dengan harga Rp22 juta. Setelah kesepakatan
transaksi jual beli terbangun, petugas memberikan uang muka Rp500 ribu kepada tersangka.
Lisa ditangkap bersama temannya, Martini.
Lisa dan Martini akhirnya menyewa mobil menuju Palembang untuk mengantar bayi
perempuan malang tersebut. Saat berada di lokasi kejadian, petugas tak membuang waktu
banyak dan langsung menangkap kedua wanita itu untuk di bawa ke mapolda Sumsel,
bersama bayi malang yang akan dijual.
Tersangka lisa mengaku, telah dua kali menjual bayi dengan cara menggunakan modus
mengadopsi bayi yang dibeli dari orangtua, lalu dijual kembali.
“Bayi itu saya beli dari Tuti warga Gudang Lelang Toblok Kecamatan Teluk Betung, Bandar
Lampung seharga Rp 4 juta. Sewaktu membeli saya bilang mau dijadikan anak bukan mau di
jual,” aku tersangka ini.
Aksi pertamanya tahun 2012 lalu, kedua tersangka membeli bayi dari Simuyati warga
Panjang Bandar Lampung dengan harga Rp8 juta, berhasil dijualnya kembali kepada Dewi
warga Kebun Sirih Kelurahan Sekip Palembang seharga Rp 10 Juta.
Sementara, Martini, mengaku tidak mengetahui tujuan Lisa ke Palembang untuk menjual
bayi kepada petugas yang menyamar.
"Saya tidak tahu kalau mau jual bayi, saya hanya disuruh Lisa menyewa mobil untuk ke
Palembang dan mengantarkan bayi, alasannya dia tidak dapat pergi sendiri karena sedang
sakit. Makanya saya mau diajak Lisa," Kilah dia.
Zulkisman sopir mobil yang disewa oleh tersangka Lisa dari Bandar Lampung juga tidak
mengetahui bahwa bayi yang dibawa kedua perempuan ini akan dijual. Ia hanya mengetahui
bahwa mobilnya di sewa dengan tujuan Palembang.
"Janjinya empat hari ke Palembang dan dibayar satu harinya Rp 250ribu. Masalah jual bayi
saya benar-benar tidak tahu," ujarnya.
Terkait kejadian ini, Direktur Resekrimum Polda Sumsel Komisaris Besar Edi Mustopa
mengatakan, terbongkarnya perdagangan bayi antar provinsi ini berdasarkan laporan
masyarakat. Dari laporan itulah petugas langsung melakukan penyelidikan. “Otak penjualan
bayi ini adalah tersangka Lisa.
Sedangkan tiga lagi masih berstatus saksi yakni Martini, Santi saudara ipar Lisa yang berapa
di Palembang serta Zulkisman sopir mobil. Sementara Bayi perempuan yang akan mereka
jual sekarang dirawat di RS Bhayangkara.
Tersangka dikenakan Pasal UU no 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pindana
perdagangan orang, dengan ancaman hukuman kurungan penjara 15 tahun penjara. Kasus ini
masih terus kita kembangkan," tegas Edi Mustopa.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
[TANAH KARO] Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sumatera Utara
(Sumut) dan TNI menyesalkan sikap Pemerintah Kabupaten Tanah Karo yang lamban
membantu pengungsi Gunung Sinabung.
"Banyak bantuan yang mau disalurkan terkendala tanda tangan dari Bupati Tanah Karo
Kena Ukur Karo Jambi Surbakti. Bupati belum meneken surat penetapan penanganan
bencana. Penanganan pengungsi mengecewakan," ujar Kepala BNPB Sumut, Asren
Nasution, Rabu (18/9) sore.
Asren mengatakan, lambannya penanganan bantuan terhadap penanganan bencana
pascaletusan gunung merapi tersebut, akhirnya membuat masyarakat pengungsi menjadi
terlantar. Tidak sedikit si antara pengungsi yang kelaparan akibat minimnya bantuan.
Ada bantuan dari BNPB Pusat, Bulog, Basarnas Pusat, dan kementerian. Namun karena
Bupati Karo belum menandatangani surat tanggap darurat tersebut, bantuan itu tidak bisa
disalurkan.
Dari BNPB Pusat ada bantuan dana sebesar Rp 300 juta untuk penyediaan pangan
pengungsi, yang seharusnya dari sejak Selasa kemarin disalurkan.
"Kita sangat menyesalkan lambatnya penanganan bencana ini. Masyarakat jadi banyak
yang kelaparan. Seharusnya, dalam kondisi darurat seperti ini mempercepat proses
administrasi. Hal yang terjadi sekarang justru terkesan diperlambat. Kita tidak
mengetahui alasan kelambatan ini," tegasnya.
Menurutnya, kondisi ini bisa membahayakan nasib pengungsi. Oleh sebab itu, perlu
diambil keputusan yang cepat supaya pengungsi tidak terancam kelaparan.
Padahal, bila bantuan dari BNPB Pusat itu masih kurang tentunya bisa diminta
penambahan sesuai dengan kebutuhan.
"Keterlambatan ini yang membuat kita tidak bisa berbuat banyak, apakah bantuan dana
sebesar Rp 300 juta dari BNPB Pusat itu sudah mencukupi atau tidak. Bila masih kurang
masih bisa diminta untuk membantu kembali. Ini belum termasuk bantuan dari Bulog dan
lainnya," sebutnya.
Komandan Korem (Danrem) 023/KS Kolonel Inf Andika menyampaikan, kondisi ini
harus cepat ditangani supaya pengungsi tidak kelaparan.
Sebagai pemegang hak otorisasi di di Tanah Karo, Andika mengharapkan Bulog
memberikan hutang untuk menyalurkan satu ton beras di setiap posko pengungsi.
"Ada 15 posko pengungsi korban letusan gunung merapi di daerah ini. Artinya, setiap
posko disalurkan beras sebanyak satu ton. Jumlah beras yang disalurkan secara total
sebanyak 15 ton. Dalam satu posko dihuni oleh ribuan pengungsi. Penyaluran ini harus
segera dilakukan agar pengungsi tidak kelaparan," sebutnya.
Kepala Kesbangpol Linmas Pemkab Karo Ronda Tarigan membantah tudingan tersebut.
Menurutnya, surat tanggap darurat tersebut sudah ditandatangani oleh Bupati.
Bahkan, surat yang diteken itu sudah dikirim ke pusat dengan tembusan BNPB Sumut.
Diduga, surat itu tidak sampai ke tangan Kepala BNPB Sumut.
"Mungkin surat itu hanya sampai ke bagian anak buah, dan belum sampai ke tangan
Kepala BNPB Sumut. Dalam surat itu ditetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari,
yaitu sejak tanggal 15 hingga 22 September nanti. Namun waktu tanggap darurat ini
masih bisa diperpanjang jika kondisi gunung Sinabung terus mengeluarkan abu
vulkanik," sebutnya.
Masyarakat korban bencana letusan Gunung Sinabung, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera
Utara (Sumut), mulai terserang penyakit demam, sesak nafas dan infeksi saluran
pernafasan di tengah pengungsian.
Soalnya, selain menghirup udara bercampur abu vulkanik, masyarakat pengungsi
khususnya anak - anak, juga dipastikan kedinginan karena mengungsi di tempat terbuka
yang hanya beratapkan tenda.
"Kami mengharapkan pemerintah memberikan bantuan selimut, susu dan juga makanan
khusus untuk bayi," ujar seorang pengungsi asal Desa Sukandebi, Nurliana beru Ginting
(42). Nurlina merupakan ibu dari 3 orang anak yang masih kecil - kecil.
Selain memberikan bantuan makanan dan obat - obatan, pemerintah diminta
mengerahkan tim medis untuk mengobati pengungsi yang sudah terserang penyakit.
Banyak warga yang terserang penyakit batuk dan demam.
"Masih banyak pengungsi yang kelaparan di tengah malam. Cuaca yang sangat dingin
apalagi tinggal di tempat terbuka, membuat kami pengungsi merasa tersiksa. Dapur
umum belum maksimal," katanya.
Pengungsi lainnya, Elisa beru Tarigan (37), menyampaikan, untuk menghangatkan tubuh
anak - anak yang berusia di bawah lima tahun tersebut, mereka sebagai orangtua hanya
mengandalkan sarung dan melapiskan baju anak - anaknya.
"Ada ratusan anak - anak yang berada di tengah pengungsian. Mereka sangat rentan
dihinggapi penyakit di tengah musibah bencana tersebut. Kami sangat membutuhkan tim
medis disediakan di setiap lokasi pengungsian," harapnya.
Jumlah pengungsi arga akibat letusan Gunung Sinabung mencapai 4.739 orang. Mereka
tersebar di delapan lokasi penampungan di Jambur Sempakata Jl Jamin Ginting sebanyak
1.453 orang.
Pengungsi lain di Klasis GBKP Jl Kiras Bangun sebanyak 590 orang, dan di GBKP Kota
Jl. Kiras Bangun sebanyak 1.400 orang. Ada 60 orang pengungsi di Masjid Agung Jl.
Veteran, dan di Sentrum Jl Nabung Surbakti ada 56 orang.
Selain itu, pengungsi di Gereja Katolik Jl. Irian, sebanyak 60 orang, di Kecamatan
Berastagi ada 700 pengungsi di Jambur Taras, dan di Kecamatan Payung ada 420
pengungsi. Seluruh pengungsi membutuhkan pertolongan. [155]
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
Wali Kota Serang, Tubagus Haerul Jaman yang juga adik tiri Gubernur Banten Ratu Atut
Chosiyah berdalih menjenguk Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, usai menjalani tujuh
jam pemeriksaan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat (18/10).
Haerul mencoba kabur dari rombongan wartawan yang sudah menunggunya di depan
Gedung KPK. Usahanya cukup berhasil karena tak banyak wartawan yang mengetahui wajah
dan perawakan Haerul.
Haerul yang mengenakan kemeja garis-garis berwarna biru berjalan santai keluar dari
Gedung KPK sekitar pukul 15.10 WIB. Ia pun luput dari pandangan wartawan.
Saat wartawan mengejarnya ia sudah siap masuk ke dalam mobilnya Ford Escape hitam
bernomor polisi BE-1263-AR yang sudah menunggunya.
"Cuma menjenguk," kata Haerul singkat seraya tergesa-gesa masuk ke dalam mobilnya.
KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap Haerul untuk menjadi saksi atas kakak tirinya,
Tubagus Chaeri Wardana terkait dengan kasus suap perkara sengketa pemilihan kepala
daerah (Pilkada) Kabupaten Lebak di Mahkamah Konstitusi.
Ada sejumlah anggota keluarga Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang menduduki
jabatan pemerintahan di Provinsi Banten dan tingkat Pusat.
Mereka adalah Hikmat Tomet (suami Atut) yang menjadi anggota Komisi V DPR, Andhika
Hazrumy (anak pertama Atut) sebagai anggota DPD dari Provinsi Banten, Ade Rosi
Khairunnisa (Istri Andhika) yaitu Wakil Ketua DPRD Kota Serang.
Selanjutnya Andiara Aprilia Hikmat (anak kedua Atut) menjadi calon anggota DPR, Tanto
Warsono Arban (suami Andiara) menjadi calon anggota DPR RI, Heryani (ibu tiri Atut)
menjabat Wakil Bupati Pandeglang, Ratu Tatu Chassanah (adik kandung Atut) yaitu Wakil
Bupati Serang, Tubagus Chaerul Jaman (adik tiri Atut) menjabat sebagai Wali Kota Serang
serta Airin Rachmi Diany (istri Tubagus Chaeri Wardana) yaitu Wali Kota Tangerang
Selatan.
Sebelumnya KPK juga telah mengajukan pencegahan keluar negeri kepada Gubernur Banten,
Ratu Atut Chosiyah dalam kasus yang sama sejak 3 Oktober 2013, Atut diduga ikut
memberikan dana kepada Akil.
KPK juga telah mencegah tiga anak buah Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan yaitu Yayah
Rodiah, Dadang Priyatna, dan Muhammad Awaluddin pada 16 Oktober 2013.
Wawan, diciduk KPK di rumahnya di kawasan Mega Kuningan Jalan Denpasar, Jakarta
Selatan sekitar pukul 23.00 WIB, Rabu (2/10).
Ia baru saja menyerahkan uang senilai Rp1 miliar kepada Susi Tur Andayani yang berprofesi
sebagai pengacara melalui orang berinisial F di Apartemen Aston di Jalan Rasuna Said,
Jakarta. Uang tersebut akan diserahkan kepada Ketua Mahkamah Konstitusi non-aktif Akil
Mochtar.
Wawan ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap. Sementara Susi dan Akil ditetapkan
sebagai tersangka penerima suap dalam kasus sengketa Pilkada Lebak, Banten.
Sebagai barang bukti, penyidik KPK menyita uang senilai Rp1 miliar bentuk lembaran 100
ribu dan 50 ribu rupiah dimasukan ke dalam tas travel berwarna biru. [Ant/L-8]
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia,
karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
Aksi menentang pemerintahan Malaysia berlangsung ricuh. Dua aktivis yang berasal dari
Benteng Demokrasi Rakyat Indonesia (Bendera) harus diamankan dari lokasi.
Kericuhan berawal saat para aktivis Bendera mulai menggelar aksinya di depan
Kedutaan Besar Malaysia, Jakarta, Senin 23 Agustus 2010.
Dalam aksinya, beberapa aktivis melempari gedung kedutaan dengan stereofoam yang
diduga isinya adalah kotoran binatang. Baru dua stereofoam yang dilempar, sejumlah
polisi berpakaian preman langsung mengamankan tiga aktivis yang diketahui melempar
kotoran itu. Mereka langsung diamankan ke dalam bus polisi.
Aksi pun berlanjut dengan saling dorong antara aktivis dengan petugas kepolisian.
Mereka meminta kepada petugas untuk melepaskan tiga rekannya yang diamankan.
"Ini negara demokrasi pak polisi, biarkan (demo) berjalan. Harap lepaskan tiga rekan
aktivis Bendera," kata Eggy Sudjana, yang ikut dalam aksi tersebut.
Tiga aktivis yang diamankan itu adalah Trisson, Kesie, dan Thamrin. Saat ini mereka
sudah dibawa ke Mapolres Jakarta Selatan.
Sementara itu, akibat aksi jalur lambat yang berada di depan Kedutaan Malaysia ditutup.
Kendaraan dialihkan ke jalur cepat. Akibatnya, arus kendaraan di Jalan HR Rasuna Said
menuju Menteng menjadi tersendat.