kasus konjungtivitis vernal
TRANSCRIPT
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 1/21
1
Kasus Konjungtivitis Vernal
I. IDENTITAS
Nama : An. H
Umur : 8 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal pemeriksaan : 11 Desember 2013
II. ANAMNESIS
Auto anamnesis pada tanggal 11 Desember 2013 jam 12.00 WIB
Keluhan utama
Mata merah penglihatan normal
Keluhan tambahan
perih gatal dan keluar air sejak sebulan SMRS
Riwayat penyakit sekarang
Pasien, anak M usia 8 tahun,lelaki, datang dengan keluhan mata merah, perih, gatal
dan keluar air sejak sebulan SMRS. Pasien mengaku mempunyai gigi berlobang,
Menurut ibunya sebelumnya mata pasien pernah merah setelah terkena paparan
cahaya matahari. Pasien tidak mempunyai riwayat alergi. Riwayat demam,mata
terkena tumbuhan,dan keluar cairan berwarna putih kuning dan hijau disangkal.
Pasien pernah berobat dan diberi obat tetes namun gejala timbul kembali setelah obat
tetes habis.
Riwayat Penyakit dahulu
Pasien pernah mengalami keluhan serupa seperti ini sebelumnya. Pasien tiada
riwayat hipertensi diabetes mellitus maupun asma atau alergi disangkal.
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 2/21
2
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan.
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital : Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 88 kali/menit
Frekuensi Nafas : 22 kali/menit
Kepala/leher : pembesaran KGB preauriukuler (-)
Thorax, Jantung : dalam batas normal
Paru : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 3/21
3
STATUS OPHTALMOLOGIS
KETERANGAN OD OS
1. VISUS
- Visus jauh 6/6 6/6,6
- Pin hole - 6/6
- Addisi - -
- Kaca mata lama - -
- Persepsi warna + +
2. KEDUDUKAN BOLA MATA
- Distansi Pupil 53mm 53mm
- Eksoftalmus - -
- Endoftalmus - -
- Deviasi - -
- Gerakan Bola Mata Baik ke segala arah Baik ke segala
arah
- Strabismus - -
- Nystagmus - -
3. SUPERSILIA
- Warna Hitam Hitam
- Simetris Normal Normal
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 4/21
4
- Tanda peradangan - -
- Rontok - -
4. PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
GERAKAN
- Gerakan abnormal - -
- Membuka mata + +
- Menutup mata + +
- Ptosis - -
TEPI KELOPAK
- Ankiloblefaron - -
- Ektropion - -
- Entropion - -
KULIT
- Perubahan warna - -
- Tanda peradangan - -
- Perdarahan - -
- Edema - -
- Nyeri tekan - -
- Befarospasme - -
- Trikiasis - -
- Sikatriks - -
5. APPARATUS LAKRIMAL
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 5/21
5
SEKITAR GLANDULA LAKRIMALIS
- Perubahan warna - -
- Perubahan bentuk - -
- Tanda peradangan - -
- Pembesaran - -
- Nyeri tekan - -
SEKITAR SACCUS LAKRIMALIS
- Perubahan warna - -
- Tanda peradangan - -
- Nyeri tekan - -
- Fistula - -
- Uji flouresensi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Uji regurgitasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Test Anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
6. KONJUNGTIVA PALBEBRAE SUPERIOR
- Hiperemis + +
- Simblefaron - -
- Korpus alienum - -
7. KONJUNGTIVA PALBEBRAE INFERIOR
- Hiperemis + +
- Penonjolan - -
- Eksudat - -
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 6/21
6
- Anemis - -
- Litiasis - -
8. KONJUNGTIVA BULBI
- Sekret - -
- Injeksi Konjungtiva + +
- Injeksi Siliar - -
- Perdarahan Subkonjungtiva/kemosis - -
- Pterigium - -
- Pinguekula - -
- Flikten - -
- Nevus Pigmentosus - -
- Kista Dermoid - -
9. SKLERA
- Warna Jernih Jernih
- Ikterik - -
- Nyeri Tekan - -
10. KORNEA
- Kejernihan Jernih Keruh
- Permukaan Rata Rata
- Ukuran 12 mm 12 mm
- Sensibilitas Baik Baik
- Infiltrat - -
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 7/21
7
- Keratik Presipitat - -
- Sikatriks - -
- Ulkus - -
- Perforasi - -
- Arcus senilis - -
- Edema - -
- Uji Flouresceins Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Test Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Limbus Trantas Dot Trantas Dot
11. BILIK MATA DEPAN
- Kedalaman Sedang Sedang
- Kejernihan Jernih Jernih
- Hifema - -
- Hipopion - -
- Efek Tyndall - -
12. IRIS
- Warna Hitam Hitam
- Kripte - -
- Sinekia - -
- Kolobama - -
13. PUPIL
- Letak Tengah Tengah
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 8/21
8
- Bentuk Isokor Isokor
- Ukuran 3 mm 3 mm
- Refleks Cahaya Langsung + +
- Refleks Cahaya Tidak Langsung + +
14. LENSA
- Kejernihan Jernih Jernih
- Letak di tengah di tengah
- Test Shadow - -
15. PALPASI
- Nyeri tekan - -
- Massa tumor - -
- Tensi okuli N/palpasi N/palpasi
- Tonometer schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan
16. KAMPUS VISI
- Tes konfrontasi Baik Baik
17. BADAN KACA
- Kejernihan - -
18. FUNDUS OKULI
- Reflex fundus + +
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 9/21
9
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah lengkap
IV. RESUME
Anak H datang ke poliklinik mata dengan keluhan mata merah sejak sebulan yang lalu. Mata
pasien perih, gatal dan keluar air sejak sebulan SMRS. Pasien mengaku mempunyai gigi
berlobang, Menurut ibunya sebelumnya mata pasien pernah merah setelah terkena paparan
cahaya matahari. Riwayat riwayat alergi demam,mata terkena tumbuhan,dan keluar cairan
berwarna putih kuning dan hijau disangkal
Pada Pemeriksaan fisik didapatkan pada daerah limbus kedua mata terdapat Trantas Dot.
V. DIAGNOSIS KERJA
Konjungtivitis Vernal
Dasar diagnosis: Mata merah,visus normal dan terdapat Trantas Dot pada limbus kedua
mata.Gejala hilang timbul sejak sebulan yang lalu.
VI. DIAGNOSIS BANDING
Konjungtivitis atopik
Konjungtivitis virus.
PENATALAKSAAN
Sodium cromoglycate 4 dd 1 gtt
Tetrahydrolazine 4 dd 1 gtt
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 10/21
10
Artificial tear 6x1 gtt
Edukasi
Hindari tepung sari rumput rumputan.
VII. PROGNOSIS
OD OS
Ad Vitam : ad bonam ad bonam
Ad Fungsionam : ad bonam ad bonam
Ad Sanationam : ad bonam ad bonam
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 11/21
11
Tinjauan Pustaka
Anatomi dan Fisiologi
Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus
permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sklera
(konjungtiva bulbaris). Konjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi kelopak
(persambungan mukokutan) dan dengan epitel kornea di limbus. Konjungtiva terdiri dari tiga
bagian:1
1. Konjungtiva palpebralis (menutupi permukaan posterior dari palpebra).
2. Konjungtiva bulbaris (menutupi sebagian permukaan anterior bola mata).
3. Konjungtiva forniks (bagian transisi yang membentuk hubungan antara bagian posterior
palpebra dan bola mata)
Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan posterior kelopak mata dan melekat erat ke
tarsus. Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada fornices
superior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera dan menjadi konjungtiva bulbaris.
Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbitale di fornices dan melipat berkali-kali.Pelipatan ini memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan konjungtiva
sekretorik. (Duktus-duktus kelenjar lakrimalis bermuara ke forniks temporal superior.) Kecuali
di limbus (tempat kapsul Tenon dan konjungtiva menyatu sejauh 3 mm), konjungtiva bulbaris
melekat longgar ke kapsul tenon dan sklera di bawahnya. Struktur epidermoid kecil semacam
daging (karunkula) menempel superfisial ke bagian dalam plika semilunaris dan merupakan zona
transisi yang mengandung elemen kulit dan membran mukosa.1
Konjungtiva forniks struktumya sama dengan konjungtiva palpebra. Tetapi hubungan
dengan jaringan di bawahnya lebih lemah dan membentuk lekukan-lekukan. Juga mengandung
banyak pembuluh darah. Oleh karena itu, pembengkakan pada tempat ini mudah terjadi bila
terdapat peradangan mata. Jika dilihat dari segi histologinya, lapisan epitel konjungtiva terdiri
dari dua hingga lima lapisan sel epitel silinder bertingkat, superfisial dan basal. Lapisan epitel
konjungtiva di dekat limbus, di atas karunkula, dan di dekat persambungan mukokutan pada tepi
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 12/21
12
kelopak mata terdiri dari sel-sel epitel skuamosa. Sel-sel epitel superfisial mengandung sel-sel
goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus. Mukus mendorong inti sel goblet ke tepi dan
diperlukan untuk dispersi lapisan air mata secara merata di seluruh prekornea. Sel-sel epitel basal
berwarna lebih pekat daripada sel-sel superfisial dan di dekat limbus dapat mengandung
pigmen.1
Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superfisial)dan satu lapisan
fibrosa (profundus). Lapisan adenoid mengandung jaringan limfoid dan di beberapa tempat dapat
mengandung struktur semacam folikel tanpa sentrum germinativum. Lapisan adenoid tidak
berkembang sampai setelah bayi berumur 2 atau 3 bulan. Hal ini menjelaskan mengapa
konjungtivitis inklusi pada neonatus bersifat papiler bukan folikuler dan mengapa kemudian
menjadi folikuler. Lapisan fibrosa tersusun dari Jaringan penyambung yang melekat pada
lempeng tarsus. Hal ini menjelaskan gambaran reaksi papiler pada radang konjungtiva. Lapisan
fibrosa tersusun longgar pada bola mata. Kelenjar airmata asesori (kelenjar Krause dan
Wolfring), yang struktur dan funginya mirip kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma.
Sebagian besar kelenjar Krause berada di forniks atas, dan sedikit ada di forniks bawah. Kelenjar
Wolfring terletak di tepi atas tarsus atas.1
DEFINISI
Konjungtivitis vernalis adalah konjungtivitis akibat reaksi hipersensitivitas (tipe I) yang mengenai
kedua mata dan bersifat rekuren. (1)
KLASIFIKASI
Terdapat dua bentuk utama konjngtivitis vernalis (yang dapat berjalan bersamaan), yaitu :
1. Bentuk palpebra terutama mengenai konjungtiva tarsal superior. Terdapat pertumbuhan papil
yang besar ( Cobble Stone ) yang diliputi sekret yang mukoid. Konjungtiva tarsal bawah hiperemi
dan edem, dengan kelainan kornea lebih berat dari tipe limbal. Secara klinik, papil besar ini
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 13/21
13
tampak sebagai tonjolan besegi banyak dengan permukaan yang rata dan dengan kapiler di
tengahnya.
2. Bentuk Limbal hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat membentuk jaringan
hiperplastik gelatin, dengan Trantas dot yang merupakan degenarasi epitel kornea atau eosinofil
di bagian epitel limbus kornea, terbentuknya pannus, dengan sedikit eosinofil.(1)
ETIOLOGI
Konjungtivitis vernal terjadi akibat alergi dan cenderung kambuh pada musim panas.
Konjungtivitis vernal sering terjadi pada anak-anak, biasanya dimulai sebelum masa pubertas dan
berhenti sebelum usia 20.(4)
PATOFISIOLOGI
Perubahan struktur konjungtiva erat kaitannya dengan timbulnya radang insterstitial yang
banyak didominasi oleh reaksi hipersensitivitas tipe I dan IV. Pada konjungtiva akan dijumpai
hiperemia dan vasodilatasi difus, yang dengan cepat akan diikuti dengan hiperplasi akibat
proliferasi jaringan yang menghasilkan pembentukan jaringan ikat yang tidak terkendali. Kondisi
ini akan diikuti oleh hyalinisasi dan menimbulkan deposit pada konjungtiva sehingga
terbentuklah gambaran cobblestone. Jaringan ikat yang berlebihan ini akan memberikan warna
putih susu kebiruan sehingga konjungtiva tampak buram dan tidak berkilau. Proliferasi yang
spesifik pada konjungtiva tarsal, oleh von Graefe disebut pavement like granulations. Hipertrofi
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 14/21
14
papil pada konjungtiva tarsal tidak jarang mengakibatkan ptosis mekanik dan dalam kasus yang
berat akan disertai keratitis serta erosi epitel kornea.
Limbus konjungtiva juga memperlihatkan perubahan akibat vasodilatasi dan hipertropi
yang menghasilkan lesi fokal. Pada tingkat yang berat, kekeruhan pada limbus sering
menimbulkan gambaran distrofi dan menimbulkan gangguan dalam kualitas maupun kuantitas
stem cells limbus. Kondisi yang terakhir ini mungkin berkaitan dengan konjungtivalisasi pada
penderita keratokonjungtivitis dan di kemudian hari berisiko timbulnya pterigium pada usia
muda. Di samping itu, juga terdapat kista-kista kecil yang dengan cepat akan mengalami
degenerasi.(3)
GAMBARAN HISTOPATOLOGIK
Tahap awal konjungtivitis vernalis ditandai oleh fase prehipertrofi. Dalam kaitan ini,
akan tampak pembentukan neovaskularisasi dan pembentukan papil yang ditutup oleh satu lapis
sel epitel dengan degenerasi mukoid dalam kripta di antara papil serta pseudomembran milky
white. Pembentukan papil ini berhubungan dengan infiltrasi stroma oleh sel-sel PMN, eosinofil,
basofil, dan sel mast.
Hasil penelitian histopatologik terhadap 675 konjungtivitis vernalis mata yang dilakukan
oleh Wang dan Yang menunjukkan infiltrasi limfosit dan sel plasma pada konjungtiva.
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 15/21
15
Prolifertasi limfosit akan membentuk beberapa nodul limfoid. Sementara itu, beberapa granula
eosinofilik dilepaskan dari sel eosinofil, menghasilkan bahan sitotoksik yang berperan dalam
kekambuhan konjungtivitis. Dalam penelitian tersebut juga ditemukan adanya reaksi
hipersensitivitas. Tidak hanya di konjungtiva bulbi dan tarsal, tetapi juga di fornix, serta pada
beberapa kasus melibatkan reaksi radang pada iris dan badan siliar .
Fase vaskular dan selular dini akan segera diikuti dengan deposisi kolagen, hialuronidase,
peningkatan vaskularisasi yang lebih mencolok, serta reduksi sel radang secara keseluruhan.
Deposisi kolagen dan substansi dasar maupun seluler mengakibatkan terbentuknya deposit stone
yang terlihat secara nyata pada pemeriksaan klinis. Hiperplasia jaringan ikat meluas ke atas
membentuk giant papil bertangkai dengan dasar perlekatan yang luas. Kolagen maupun
pembuluh darah akan mengalami hialinisasi. Epiteliumnya berproliferasi menjadi 5 – 10 lapis sel
epitel yang edematous dan tidak beraturan. Seiring dengan bertambah besarnya papil, lapisan
epitel akan mengalami atrofi di apeks sampai hanya tinggal satu lapis sel yang kemudian akan
mengalami keratinisasi.
Pada limbus juga terjadi transformasi patologik yang sama berupa pertumbuhan epitel
yang hebat meluas, bahkan dapat terbentuk 30-40 lapis sel (acanthosis). Horner-Trantas dot`s
yang terdapat di daerah ini sebagian besar terdiri atas eosinofil, debris selular yang
terdeskuamasi, namun masih ada sel PMN dan limfosit. (3)
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 16/21
16
GEJALA
Pasien umumnya mengeluh tentang gatal yang sangat dan bertahi mata berserat-serat. Biasanya
terdapat riwayat keluarga alergi (demam jerami, eczema, dan lain-lain) dan kadang-kadang pada pasien
muda juga. Konjungtiva tampak putih seperti susu, dan terdapat banyak papilla halus di konjungtiva
tarsalis inferior. Konjungtiva palpebra superior sering memiliki papilla raksasa mirip batu kali. Setiap
papil raksasa berbentuk poligonal, dengan atap rata, dan mengandung berkas kapiler.
Gambar 1. konjungtivitis vernalis. Papilla ”batu bata” di konjungtiva
tarsalis superior.(5)
Mungkin terdapat tahi mata berserabut dan pseudomembran fibrinosa (tanda Maxwell-Lyons).
Pada beberapa kasus, terutama pada orang negro turunan Afrika, lesi paling mencolok terdapat di limbus,
yaitu pembengkakan gelatinosa (papillae). Sebuah pseudogerontoxon (arcus) sering terlihat pada kornea
dekat papilla limbus. Bintik-bintik Tranta adalah bintik-bintik putih yang terlihat di limbus pada beberapa
pasien dengan konjungtivitis vernalis selama fase aktif dari penyakit ini.
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 17/21
17
Sering tampak mikropannus pada konjungtivitis vernal palpebra dan limbus, namun pannus besar
jarang dijumpai. Biasanya tidak timbul parut pada konjungtiva kecuali jika pasien telah menjalani
krioterapi, pengangkatan papilla, iradiasi, atau prosedur lain yang dapat merusak konjungtiva. (2)
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.(4)
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan berupa kerokan konjungtiva untuk mempelajari
gambaran sitologi. Hasil pemeriksaan menunjukkan banyak eosinofil dan granula-granula bebas
eosinofilik. Di samping itu, terdapat basofil dan granula basofilik bebas. (3)
PENGOBATAN
Karena konjungtivitis vernalis adalah penyakit yang sembuh sendiri, perlu diingat bahwa
medikasi yang dipakai terhadap gejala hanya memberi hasil jangka pendek, berbahaya jika dipakai jangka
panjang.(2)
Opsi perawatan konjungtivitis vernalis berdasarkan luasnya symptom yang muncul dan
durasinya. Opsi perawatan konjungtivitis vernalis yaitu :
1. Tindakan Umum
Dalam hal ini mencakup tindakan-tindakan konsultatif yang membantu mengurangi keluhan
pasien berdasarkan informasi hasil anamnesis. Beberapa tindakan tersebut antara lain:
- Menghindari tindakan menggosok-gosok mata dengan tangan atau jari tangan, karena telah
terbukti dapat merangsang pembebasan mekanis dari mediator-mediator sel mast. Di samping
itu, juga untuk mencegah superinfeksi yang pada akhirnya berpotensi ikut menunjang
terjadinya glaukoma sekunder dan katarak.
- Pemakaian mesin pendingin ruangan berfilter;
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 18/21
18
- Menghindari daerah berangin kencang yang biasanya juga membawa serbuksari;
- Menggunakan kaca mata berpenutup total untuk mengurangi kontak dengan alergen di udara
terbuka. Pemakaian lensa kontak justru harus dihindari karena lensa kontak akan membantu
retensi allergen;
- Kompres dingin di daerah mata;
- Pengganti air mata (artifisial). Selain bermanfaat untuk cuci mata juga berfungsi protektif
karena membantu menghalau allergen;
- Memindahkan pasien ke daerah beriklim dingin yang sering juga disebut sebagai climato-
therapy.
2. Terapi topikal
- Untuk menghilangkan sekresi mucus, dapat digunakan irigasi saline steril dan
mukolitik seperti asetil sistein 10% – 20% tetes mata. Dosisnya tergantung pada
kuantitas eksudat serta beratnya gejala. Dalam hal ini, larutan 10% lebih dapat
ditoleransi daripada larutan 20%. Larutan alkalin seperti 1-2% sodium karbonat
monohidrat dapat membantu melarutkan atau mengencerkan musin, sekalipun tidak
efektif sepenuhnya.
- dekongestan
- antihistamin
- NSAID (Non-Steroid Anti-Inflamasi Drugs)
- Untuk konjungtivitis vernalis yang berat, bisa diberikan steroid topikal prednisolone fosfat
1%, 6-8 kali sehari selama satu minggu. Kemudian dilanjutkan dengan reduksi dosis sampai
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 19/21
19
ke dosis terendah yang dibutuhkan oleh pasien tersebut. Bila sudah terdapat ulkus kornea
maka kombinasi antibiotik steroid terbukti sangat efektif.
- Antihistamin
- antibakteri
- Siklosporin
- Stabilisator sel mast seperti Sodium kromolin 4% dan Lodoksamid 0,l%.
3. Terapi Sistemik
- Pada kasus yang lebih parah, bisa juga digunakan steroid sistemik seperti prednisolone asetat,
prednisolone fosfat, atau deksamethason fosfat 2 – 3 tablet 4 kali sehari selama 1 – 2 minggu.
Satu hal yang perlu diingat dalam kaitan dengan pemakaian preparat steroid adalah “gunakan
dosis serendah mungkin dan sesingkat mungkin”.
- Antihistamin, baik lokal maupun sistemik, dapat dipertimbangkan sebagai pilihan lain, karena
kemampuannya untuk mengurangi rasa gatal yang dialami pasien. Apabila dikombinasi
dengan vasokonstriktor, dapat memberikan kontrol yang memadai pada kasus yang ringan
atau memungkinkan reduksi dosis.
4. Tindakan Bedah
- Berbagai terapi pembedahan, krioterapi, dan diatermi pada papil raksasa konjungtiva tarsal
kini sudah ditinggalkan mengingat banyaknya efek samping dan terbukti tidak efektif, karena
dalam waktu dekat akan tumbuh lagi. (3,6)
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 20/21
20
KESIMPULAN
Konjungtivitis vernalis adalah konjungtivitis akibat reaksi hipersensitivitas (tipe I) yang mengenai
kedua mata dan bersifat rekuren. Konjungtivitis vernal terjadi akibat alergi dan cenderung kambuh pada
musim panas. Konjungtivitis vernal sering terjadi pada anak-anak, biasanya dimulai sebelum masa
pubertas dan berhenti sebelum usia 20.
Gejala yang spesifik berupa rasa gatal yang hebat, sekret mukus yang kental dan lengket, serta
hipertropi papil konjungtiva. Tanda yang spesifik adalah Trantas dots dan coble stone. Terdapat dua
bentuk dari konjungtivitis vernalis yaitu bentuk palbebra dan bentuk limbal.
Konjungtivitis vernalis pada umumnya tidak mengancam penglihatan, namun dapat menimbulkan
rasa tidak enak. Penyakit ini biasanya sembuh sendiri tanpa diobati. Namun tetap dibutuhkan perawatan
agar tidak terjadi komplikasi dan menurunkan tingkat ketidaknyamanan dari pasien. Perawatan yang
dapat diberikan menghindari menggosok-gosok mata, kompres dingin di daerah mata, memakai pengganti
air mata, memakai obat tetes seperti asetil sistein, antihistamin, NSAID, steroid, stabilisator sel mast, dll;
obat oral (seperti antihistamin dan steroid), dan pembedahan.
7/22/2019 Kasus Konjungtivitis Vernal
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-konjungtivitis-vernal 21/21
21
DAF T AR P UST AKA
1. Ilyas S., 2006. Penuntun Ilmu Penyakit Mata edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, hlm :
133-134.
2. Vaughan, Daniel G., 2000. Oftalmologi Umum edisi ke-4. Jakarta : Penerbit Widya Medika,
hlm : 115-116.
3 . Wahid, Dian Ibnu. Konjungtivitis Vernalis. Available on :
http://diyoyen.blog.friendster.com/2009/05/konjungtivitis-vernalis/. (Diakses Desember
2013)
4 . Medicastore. Konjungtivitis Vernalis. Available on:
http://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis_Vernalis.html .(Diakses
Desember 2013)
5 . PubMed Central Journal list. Vernal Keratoconjunctivitis. Awailable on:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1705659/ . (Diakses November 2009)
6 . Optometry. Vernal Keratoconjunctivitis. Available on :
http://www.optometry.co.uk/articles/docs/0cd52f986c6c4d460c454802aa7cc5b3_schmid200
10223.pdf . (Diakses Desember 2013)