kasus internasional

76
SENGKETA ATAU KASUS YANG AKAN DIBAHAS SENGKETA INDONESIA - AUSTRALIA SENGKETA ISRAEL - PALESTINA SENGKETA PAKISTAN - INDIA KASUS PEMERKOSAAN KONGO PULAU SIPADAN LIGITAN

Upload: syahrul-nursapni

Post on 24-Nov-2015

99 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

KASUS NEGARA INTERNASIONAL LENGKAP TERDAPAT 5 KASUS! AYO DOWNLOAD

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

SENGKETA ATAU KASUS YANG AKAN DIBAHASSENGKETA INDONESIA - AUSTRALIASENGKETA ISRAEL - PALESTINASENGKETA PAKISTAN -INDIAKASUS PEMERKOSAAN KONGOPULAU SIPADAN LIGITANSengketa Sipadan dan Ligitan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan kasus pemerkosaan yang berlangsung sistematik terus terjadi di wilayah perbatasan Angola dan Republik Kongo.PBB menyebut Kongo merupakan ibukota pemerkosaan dunia.Utusan Khusus PBB untuk kekerasan seksual dalam konflik kedua negara ini Margot Wallstrom menyatakan, 182 kasus pemerkosaan dilaporkan di sebuah desa perbatasan pada Januari saja. Sementara selama enam hingga delapan bulan terakhir, PBB mengkonfirmasi 1,375 kasus terjadi di satu desa saja.Respon PBB

KRONOLOGINYA Persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia, mencuat pada tahun 1967 ketika dalam pertemuan teknis hukum laut antara kedua negara, masing-masing negara ternyata memasukkan pulau Sipadan dan pulau Ligitan ke dalam batas-batas wilayahnya. Kedua negara lalu sepakat agar Sipadan dan Ligitan dinyatakan dalam keadaan status status quo akan tetapi ternyata pengertian ini berbeda. Pihak Malaysia membangun resor parawisata baru yang dikelola pihak swasta Malaysia karena Malaysia memahami status quo sebagai tetap berada di bawah Malaysia sampai persengketaan selesai, sedangkan pihak Indonesia mengartikan bahwa dalam status ini berarti status kedua pulau tadi tidak boleh ditempati/diduduki sampai persoalan atas kepemilikan dua pulau ini selesai. Sedangkan Malaysia malah membangun resort di sana SIPADAN dan Ligitan tiba-tiba menjadi berita, awal bulan lalu. Ini, gara-gara di dua pulau kecil yang terletak di Laut Sulawesi itu dibangun cottage. Di atas Sipadan, pulau yang luasnya hanya 4 km2 itu, kini, siap menanti wisatawan. Pengusaha Malaysia telah menambah jumlah penginapan menjadi hampir 20 buah. Dari jumlahnya, fasilitas pariwisata itu memang belum bisa disebut memadai. Tapi pemerintah Indonesia, yang juga merasa memiliki pulau-pulau itu, segera mengirim protes ke Kuala Lumpur, minta agar pembangunan di sana disetop dahulu. Alasannya, Sipadan dan Ligitan itu masih dalam sengketa, belum diputus siapa pemiliknya.Pada tahun 1969 pihak Malaysia secara sepihak memasukkan kedua pulau tersebut ke dalam peta nasionalnya

Pada tahun 1976, Traktat Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara atau TAC (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia) dalam KTT pertama ASEAN di pulau Bali ini antara lain menyebutkan bahwa akan membentuk Dewan Tinggi ASEAN untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi di antara sesama anggota ASEAN akan tetapi pihak Malaysia menolak beralasan karena terlibat pula sengketa dengan Singapura untuk klaim pulau Batu Puteh, sengketa kepemilikan Sabah dengan Filipina serta sengketa kepulauan Spratley di Laut Cina Selatan dengan Brunei Darussalam, Filipina, Vietnam, Cina, dan Taiwan. Pihak Malaysia pada tahun 1991 lalu menempatkan sepasukan polisi hutan (setara Brimob) melakukan pengusiran semua warga negara Indonesia serta meminta pihak Indonesia untuk mencabut klaim atas kedua pulau.Sikap pihak Indonesia yang ingin membawa masalah ini melalui Dewan Tinggi ASEAN dan selalu menolak membawa masalah ini ke ICJ kemudian melunak. Dalam kunjungannya ke Kuala Lumpur pada tanggal 7 Oktober 1996, Presiden Soeharto akhirnya menyetujui usulan PM Mahathir tersebut yang pernah diusulkan pula oleh Mensesneg Moerdiono dan Wakil PM Anwar Ibrahim, dibuatkan kesepakatan "Final and Binding," pada tanggal 31 Mei 1997, kedua negara menandatangani persetujuan tersebut. Indonesia meratifikasi pada tanggal 29 Desember 1997 dengan Keppres Nomor 49 Tahun 1997 demikian pula Malaysia meratifikasi pada 19 November 1997.LANJUTANNYA....

KEPUTUSAN MAHKAMAH INTERNASIONAL Pada tahun 1998 masalah sengketa Sipadan dan Ligitan dibawa ke ICJ] kemudian pada hari Selasa 17 Desember 2002 ICJ mengeluarkan keputusan tentang kasus sengketa kedaulatan Pulau Sipadan-Ligatan antara Indonesia dengan Malaysia. Hasilnya, dalam voting di lembaga itu, Malaysia dimenangkan oleh 16 hakim, sementara hanya 1 orang yang berpihak kepada Indonesia. Dari 17 hakim itu, 15 merupakan hakim tetap dari MI, sementara satu hakim merupakan pilihan Malaysia dan satu lagi dipilih oleh Indonesia. Kemenangan Malaysia, oleh karena berdasarkan pertimbangan effectivity (tanpa memutuskan pada pertanyaan dari perairan teritorial dan batas-batas maritim), yaitu pemerintah Inggris (penjajah Malaysia) telah melakukan tindakan administratif secara nyata berupa penerbitan ordonansi perlindungan satwa burung, pungutan pajak terhadap pengumpulan telur penyu sejak tahun 1930, dan operasi mercu suar sejak 1960-an. Sementara itu, kegiatan pariwisata yang dilakukan Malaysia tidak menjadi pertimbangan, serta penolakan berdasarkan chain of title (rangkaian kepemilikan dari Sultan Sulu) akan tetapi gagal dalam menentukan batas di perbatasan laut antara Malaysia dan Indonesia di selat Makassar.[3]

Australia dan Indonesia

Sengketa Nelayan Pelintas Batas diwilayah perikanan Australia

Profil Austalia

Profil AustraliaIbukotaCanberraKota terbesarsydneyBahasa NasionalInggrisPemerintahanDemokrasi,Parlementer,monarki konstitusional.RatuElizabeth IILuas7,686,850km2Penduduk23.218.307Sensus19.855.288Mata UangDolar Australia9Profil IndonesiaProfil Indonesia

IbukotaJakartaBahasa Resmi Bahasa IndonesiaPemerintahanRepublik PresidensialPresidenSusilo Bambang YudoyonoKemerdekaan Dari BelandaLuas1,904,569km2Penduduk230.472.833Sensus237.556.363PROFIL INDONESIA

Sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Australia di Laut Timor, hubungan Pemerintah Indonesia dengan negara kangguru tersebut senantiasa dihadapkan pada pelanggaran kedaulatan baik oleh warga negaranya maupun oleh institusi yang mewakili negaranya itu sendiri. Pelanggaran kedaulatan tersebut kerap berujung pada terciptanya ketegangan hubungan diplomatik kedua negara.

Ada tidaknya pelanggaran yang dilakukan oleh kedua negara dalam hal realisasi kedaulatan bukanlah faktor utama penyebab ketegangan, akan tetapi rambu-rambu hubungan internasional yang pernah berlangsung tidak bisa diabaikan. Salah satu pelanggaran kedaulatan yang kerap dilakukan oleh warga negara indonesia di wilayah kedaulatan Australia adalah aktivitas illegal yang dilakukan oleh nelayan-nelayan tradisional Indonesia, seperti melakukan tindakan penangkapan satwa-satwa atau binatang yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan Australia (Thontowi, 2002).

LANJUTANNYA....

Adapun nelayan-nelayan tradisional Indonesia yang sering berkunjung ke wilayah perairan Australia, khususnya Pulau Pasir (Ashmore Reef) adalah berasal dari daerah Pulau Rote, Flores, Buton, Sabu, Timor, Alor, Sulawesi dan Maluku (YPTB, 2005). Dengan demikian, adanya kebiasaan yang dilakukan oleh nelayan-nelayan tradisional Indonesia sejak berabad-abad tahun yang lalu ini merupakan peluang yang besar bagi terjadinya konflik antara Indonesia dan Australia, sebagai negara-negara yang masing-masing memiliki kedaulatan.Selanjutnya Thontowi menjelaskan bahwa, bagi Pemerintah Australia, pelanggaran kedaulatan yang dilakukan oleh nelayan-nelayan tradisional indonesia tersebut menimbulkan tingginya beban ekonomi bagi Pemerintah Australia. Hal ini dikarenakan, Pemerintah Australia bertanggung jawab dalam penyediaan tempat tinggal sewaktu ditahan serta pemulangan nelayan tradisional Indonesia yang tertangkap.

LANJUTANNYA ...

Oleh karena itu, kasus pelanggaran kedaulatan oleh nelayan-nelayan tradisional Indonesia harus menjadi perhatian bersama untuk segera dituntaskan. Mengingat, kasus ini bukan hanya merugikan Pemerintah Australia secara finansial, akan tetapi juga mengganggu kelancaran hubungan baik kedua negara. Contoh kasus terganggunya hubungan baik kedua negara adalah pada tahun 2005, dimana pada operasi pemberantasan illegal fishing di perairan Australia yang dinamakan Clean Water Operation yang berlangsung pada tanggal 12-21 April 2005, aparat keamanan Australia berhasil menangkap sekitar 30 kapal nelayan Indonesia dengan 272 ABK. Masalah semakin mencuat ketika Muhammad Heri (Kapten kapal KM Gunung Mas Baru) meninggal dunia dalam masa penahanan di Darwin, Australia pada tanggal 28 April 2005. LANJUTANNYA...

Adapun faktor-faktor terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh nelayan-nelayan tradisional Indonesia, yaituPengertian nelayan terhadap MOU BOX 1974 maupun Agreed Minutes 1989 masih kurang. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan mereka yang masih relatif rendah, sehingga sangat besar kemungkinan mereka tidak dapat membaca peta dan karenanya tidak dapat mengenali dengan tepat wilayah operasinya.

Para nelayan tradisional Indonesia kurang mengetahui batas wilayah yang disebut dalam MOU BOX 1974 maupun Agreed Minutes 1989 secara pasti. Hal ini terjadi karena, selain para nelayan tradisional tidak dapat mengerti/membaca peta tetapi juga karena tidak terdapat tanda-tanda yang jelas yang menunjukan batas-batas sebagaimana yang dimaksudkan oleh MOU 1974 maupun Agreed Minutes 1989. Sementara para nelayan tradisional pada umumnya tidak dilengkapi dengan peralatan navigasi yang memadai.

Peenyelesaian yang dilakukan:1. Penanganan secara Hukumsengketa ini perlu mengedepankan penyelesaian secara damai guna menciptakan perdamaian dan keamanan internasional sesuai dengan yang diamanatkan Pasal 33 ayat (1) Piagam PBB, yaitu negosiasi, penyelidikan, dengan peraturan, konsiliasi, arbitrase, penyelesaian menurut hukum, melalui badan-badan atau perjanjian setempat, atau dengan cara damai lain yang dipilihnya sendiri. Untuk kasus pelanggaran perikanan nelayan Indonesia, Jawahir Thontowi menyarankan alternatif penyelesaiannya melalui non-peradilan yang dalam hal ini adalah komisi arbitrase yang diharapkan mampu mengambil tanggung jawab bersama, sehingga baik secara moral maupun secara hukum internasional, kedua negara harus berusaha untuk menegakkan ketertiban dunia. Selain itu, dipilihnya komisi arbitrase dalam penyelesaian pelanggaran diyakini dapat menciptakan rasa keadilan dan menjauhkan ketersinggungan, mengingat kedua negara diwakili oleh masing-masing wakil.

LanjutanMeskipun bukan satu-satunya solusi alternatif, namun penyelesaian non-peradilan melalui komisi arbitrase Indonesia Australia akan lebih akomodatif dan relevan serta mencerminkan kepentingan dua negara. Hal ini dikarenakan, komisi arbitrase dapat berperan dalam mengeliminir tumpang tindih ketentuan hukum laut yang selama ini belum dapat dirumuskan. Tumpang tindih ketentuan hukum tersebut, yaitu perjanjian batas Landas Kontinen Indonesia Australia yang berdasarkan pada Konvensi Jenewa Tahun 1958 sedangkan perjanjian batas Zona Ekonomi Eksklusif yang berdasarkan pada UNCLOS 1982. Perbedaan penggunaan dasar aturan inilah yang menimbulkan tumpang tindih zona sehingga dikhawatirkan menimbulkan konflik dikemudian hari. Memang, dalam UNCLOS 1982 wilayah ZEE dan Landas Kontinen tunduk pada aturan yang berbeda sesuai dengan rezim hukumnya masing-masing. Namun, dalam perkembangan yang baru, penyelesaian batas maritim antara ZEE dan Landas Kontinen cenderung satu garis.

Kesimpulan:Dari kasus Sengketa Nelayan Pelintas Batas diwilayah perikanan Australia tersebut telah terselesaikan dengan cara penanganan secara hukum. sengketa ini perlu mengedepankan penyelesaian secara damai guna menciptakan perdamaian dan keamanan internasional sesuai dengan yang diamanatkan Pasal 33 ayat (1) Piagam PBB. yaitu negosiasi, penyelidikan, dengan peraturan, konsiliasi, arbitrase, penyelesaian menurut hukum, melalui badan-badan atau perjanjian setempat, atau dengan cara damai lain yang dipilihnya sendiri. Untuk kasus pelanggaran perikanan nelayan Indonesia, Jawahir Thontowi menyarankan alternatif penyelesaiannya melalui non-peradilan yang dalam hal ini adalah komisi arbitrase yang diharapkan mampu mengambil tanggung jawab bersama, sehingga baik secara moral maupun secara hukum internasional, kedua negara harus berusaha untuk menegakkan ketertiban dunia.

2 . SENGKETA ANTARA ISRAEL DAN PALESTINA

PROFILSEJARAHLagu kebangsaan:Hatikvah (Harapan)Ibu kotaTel AvivKelompok etnik 75.4% Yahudi, 20.6% Arab, 4% kelompok minoritasPemerintahan Presiden Perdana Menteri Ketua Knesset Presiden Mahkamah Agung Demokrasi parlementerShimon PeresBenjamin NetanyahuReuven RivlinDorit BeinischKemerdekaan - Proklamasi kemerdekaan dari Mandat Britania atas Palestina14 Mei 1948Luas - Total - Air(%) 20,770 / 22,072km2 ~2% Penduduk - Perkiraan2010 - Kepadatan7.587.000365,3/km2Gini(2008) 39.2Mata uangShekel () (ILS atau NIS)Zona waktu - Musim panas(DST) IST (UTC+2)IDT(UTC+3)Lajur kemudi kananRanah Internet .ilKode telepon 972ISRAEL

Upaya pbbkorbanSumber :WikipediaSituasi saat iniKESIMPULAN21

PROFILSEJARAHPALESTINA

Lagu kebangsaanBiladiIbu kotaAl Quds 3146N 3515EBahasa ResmiArabPemerintahan Presiden Perdana Menteri RepublikMahmoud AbbasSalam FayyadKemerdekaan - Proklamasi kemerdekaan 28 November 2012Luas - Total - Air(%)

6.220 km 3,54% Penduduk - Total- Kepadatan3.702.212595/kmMata uangDinar Yordania (JOD) atau Shekel Baru Israel (ILS)Zona waktu UTC +2Kode telepon +970

Upaya pbbkorbanSumber :WikipediaSituasi saat iniKESIMPULAN22

PROFILSEJARAHUpaya pbbkorbanSetelah adanya kasus holocoust, kaum yahudi akhirnya terpencar dan tidak memiliki tempat tinggal. Namun dengan adanya upaya untuk mendirikan suatu negara lagi, kaum yahudi ini berusaha lewat jalur diplomasi dan berhasil pada2 November 1917 melalui deklarasi Balfour.Surat itu menyatakan posisi yang disetujui pada rapat Kabinet Inggris pada 31 Oktober 1917, bahwa pemerintah Inggris mendukung rencana-rencana Zionis buat tanah air bagi Yahudi diPalestina, dengan syarat bahwa tak ada hal-hal yang boleh dilakukan yang mungkin merugikan hak-hak dari komunitas-komunitas yang ada di sana (source : wikipedia). Pada saat itu Negara Arab masih dibawah teritorial Inggris raya.Sumber :WikipediaSituasi saat iniKESIMPULAN

Setelah hasil dari deklarasi Balfour kondisi kaum yahudi masih sama yaitu tetap tidak memiliki negara. Mereka hanya memiliki hak untuk tinggal di wilayah Palestina tanpa ikut dalam sistem pemerintahan. Namun pada tanggal 29 November 1947, PBB mulai membagi wilayahmandat Britania atas Palestina (deklarasi Balfour) dengan komposisi 55% wilayah untuk Israel dan 45% wilayah untuk Palestina.Sedangkan kotaYerusalemyang dianggap suci, tidak hanya oleh orang Yahudi tetapi juga orang Muslim danKristen, akan dijadikan kota internasional.

Melihat keputusan tersebut Bangsa-bangsa timur tengah lainnya tidak terima apalagi ditambah dengan didirikannya negara Israel pada tanggal 14 Mei 1948 secara sepihak oleh kaum yahudi membuat bangsa-bangsa Timur tengah (Palestina. Mesir, Suriah, Irak, Libanon, Yordania, dan Arab Saudi) menabuh genderang perang melawan Israel.PROFILSEJARAHUpaya pbbkorbanSituasi saat iniKESIMPULAN

Perang dimulai pada tahun 1948 antara Israel dan bangsa-bangsa liga arab (palestina, Mesir, Suriah, dll) dengan kemenangan ditangan Israel. Kemenagan ini tidak hanya mempertahankan wilayahnya dan bahkanmerebut kurang lebih 70% dari luas total wilayah daerah mandat PBB Britania Raya, Palestina. Perang ini menyebabkan banyak kaum Palestina mengungsi dari daerah Israel. Tetapi di sisi lain tidak kurang pula kaum Yahudi yang diusir dari negara-negara Arab lainnya.

PROFILSEJARAHUpaya pbbkorbanSituasi saat iniKESIMPULAN

Hubungannya dengan Islam - YahudiSebenarnya konflik ini sangat berkaitan dgengan unsur agama dimana para Yahudi, sangat ingin mengambil atau menempati Bukit Zion dan sekitarnya (daerah palestin, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerussalem timur) yg dikeramatkan dan di percaya oleh mereka bahwa tempat itu tempat suci tuhan mereka.

Bagi orang islamYerusalem merupakan kota suci umat Islam, sebab di sana ada tempat di kawasan old city yang bernama Bukit Moriah atau Haram Es-Sharief. Di bukit Moriah ada dua masjid besar, yaitu Dome of the Rock atau Kubah Batu Karang dan Masjidil Aqsha. Masjidil Aqsha juga merupakan tempat suci ketiga sesudah Makkah dan Madinah di Saudi Arabia. Pada masa permulaan Islam, yang menjadi kiblat shalat ialah Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis, juga menjadi kiblat bagi orang Yahudi.PROFILSEJARAHUpaya pbbkorbanSituasi saat iniKESIMPULAN

Kenapa konflik Israel - Palestina selalu dikaitkan dengan Amerika ?Apa yang dilakukan Yahudi dalam merebut Palestina tidaklah terlepas dari dukungan Inggris danAmerika. Berkat dua negara besar inilah akhirnya Yahudi dapat menduduki Palestina secara paksa walaupun proses yang harus dilalui begitu panjang dan sulit. Sejak 1918 hingga 1948, sekitar 600.000 orang Yahudi diperbolehkan menempati wilayah Palestina.

Tahun 1956, Gurun Sinai dan Jalur Gaza dikuasai Israel, setelah gerakan Islam di kawasan Arab dipukul dan Abdul Qadir Audah, Muhammad Firgholi, dan Yusuf Tholat yang terlibat langsung dalam peperangan dengan Yahudi di Palestina dihukum mati oleh rezim Mesir. Dan pada tahun 1967, semua kawasan Palestina jatuh ke tangan Israel. Peristiwa itu terjadi setelah penggempuran terhadap Gerakan Islam dan hukuman gantung terhadap Sayyid Qutb yang amat ditakuti kaum Yahudi. Tahun 1977, terjadi serangan terhadap Libanon dan perjanjian Camp David yang disponsori oleh mendiangAnwarSadat dari Mesir.PROFILSEJARAHUpaya pbbkorbanSituasi saat iniKESIMPULAN

PROFILSEJARAHUpaya pbbkorbanTahunKematianPalestinaIsrael2011118 (13)11 (5)201081 (9)8 (0)20091034 (314)9 (1)2008887 (128)35 (4)2007385 (52)13 (0)2006665 (140)23 (1)2005190 (49)51 (6)2004832 (181)108 (8)2003588 (119)185 (21)20021032 (160)419 (47)2001469 (80)192 (36)2000282 (86)41 (0)19999 (0)4 (0)199828 (3)12 (0)199721 (5)29 (3)199674 (11)75 (8)199545 (5)46 (0)1994152 (24)74 (2)1993180 (41)61 (0)1992138 (23)34 (1)1991104 (27)19 (0)1990145 (25)22 (0)1989305 (83)31 (1)1988310 (50)12 (3)198722 (5)0 (0)Total7978 (1620)1503 (142)Situasi saat iniKESIMPULANSumber data berasal dari B'tselem dan Kementerian Luar Negeri Israel antara tahun 1987 hingga 2010

UPAYA DEWAN KEAMANAN PBB

Resolusi Dewan Keamanan PBB dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel yaitu :Resolusi tentang HAM Resolusi A/55/133 isinya mengenai tindakan tindakan Israel yang melakukan pelanggaran terhadap rakyat Palestina. (mengenai pencaplokan, pendirian perkampungan Yahudi dan Penutupan daerah). Dalam resolusi ini, Majelis Umum menitik beratkan pada perlunya menjaga integritas territorial seluruh wilayah pendudukan Palestina, termasuk menghilangkan pembatasan yang dilakukan oleh Israel.Resolusi A/55/128 mengenai tanah kepemilikian Palestina sesuai dengan Prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan.Resolusi A/56/142 hak rakyat Palestina dalam menentukan nasib sendiriUpaya pembentukan road map yang disepakati oleh komite Kwartet, yaitu As, Rusia, Uni Eropa dan Sekjen PBBPROFILSEJARAHUpaya pbbkorbanSituasi saat iniKESIMPULAN

Resolusi PBB No.181 tahun 1947 mengenai pembagian wilayah bagi bangsa Palestina dan YahudiPembentukan komis I khusus untuk mengatasi menangani masalah pengungsi Palestina, yaitu UN Conciliation Commission For Palestine ( UNCCP) yang kemudian pada tahun 1950 juga membentuk sebuah badan Pengungsi Palestina dengan nama UN Relief and Works Ageny (UNRWA)Resolusi No. 194 yang berbunyi :Majelis umum menegaskan bahwa harus di izinkan secepat mungkin bagi pengungsi yang ingin kembali kerumah mereka dan hidup damai dengan tetangganya, dan demikian juga harus mendapat ganti rugi dari harta benda yang ditinggalka, dan mendapat ganti rugi dari kerugia atau kerusakan harta benda sesuai dengan hukum Internasional dan standar keadilan bagi mereka yang tidak ingin kembali lagi. Resolusi No. 338 penyeruan mengenai gencatan senjata bagi pihak yang bertikai dan mengakhiri aksi bersenjata kedua pihak.Resolusi No. 1276 yang meminta kedua pihak serius untuk mengentikan gencatan senjata.PROFILSEJARAHUpaya pbbkorbanSituasi saat iniKESIMPULAN

Oktober 2000 DK menyetujui resolusi yang mengecam penggunaan kekuatan berlebihan, yaitu no. 1322 dimana Dk PBB menyatakan sangat Prihatin dalam peristiwa tragis yang membawa banyak kematian dan kerugian dan kebanyakan orang-orang Palestina. Dibawah kepemimpinan Ariel Sharon, Israel justru menunjukan eskalasi militer dan Politik. Israel mengerahkan pasuka bersenjatanya ke tepi barat dan membantai orang2 palestina di kamp pengungsi di jenin, Balata, Rammalah, Aida, dir balah dan Deheish sejak awal hingga pertengahan Juni 2002. Resolusi no. 1937 12 maret 2002, yang meminta dengan segera penghentian semua tindakan kekerasan termasuk tindakan meneror, penghasutan dan pengrusakan. Tanggapan dari Resolusi ini yaitu, pada tanggal 20 maret pejuang palestina melakukan aksi bom bunuh diri di dekat kota Umm Al-Fahm, Israel Utara dan juga dekat kota Yerusalem hingga sebagai balasannya PM Ariel Sharon mengumumkan deklarasi perang serta mengerahkan pasukannya lengkap dengan persenjataan dan alat-alat berat ke kota Ramallah, untuk mengepung Yasser ArafatPROFILSEJARAHUpaya pbbkorbanSituasi saat iniKESIMPULAN

PBB Resmi Akui Palestina Sebagai Negara

TEMPO.CO, Jakarta - Sidang Majelis Umum PBB, Kamis, 30 November 2012 dengan suara mayoritas mensahkan peningkatan status Palestina di PBB dari "kesatuan" jadi "negara non-anggota". Peningkatan status ini menjadi pengakuan simbolis dan tersirat badan dunia itu terhadap negara Palestina.

Sebanyak 193 negara anggota PBB memberi suara. Dari jumlah itu, 138 negara mendukung pemberian status baru bagi Palestina. Adapun yang menentang sembilan negara dan yang abstain 41 negara. Kanada, Israel, dan Amerika Serikat menentang rancangan pemberian status ini.

Adapun para pionir pendukung rancangan resolusi itu ada 70 negara. Mereka antara lain Cina, Aljazair, Angola, Brazil, Kuba, Jordania, Kenya, Nigeria, Pakistan, Peru, Qatar, Senegal, Afrika Selatan, Tajikistan, Venezuela, dan Zimbabwe. Setelah Vuk Jeremic, Presiden Pertemuan ke-67 Sidang Majelis Umum mengumumkan hasil pemungutan suara itu. Sambutan meriah datang dari ruang sidang Majelis Umum. Banyak duta besar dan diplomat menyalami Presiden Palestina Mahmoud Abbas guna menyampaikan ucapan selamat mereka.PROFILSEJARAHUpaya pbbkorbanSituasi saat iniKESIMPULAN

Dari permasalahan sengketa antara Palestina dan Israel melalui pembahasan, dapat diambil kesimpulan : Bahwa sengketa antara Palestina dan Israel adalah merupakan permasalahan sengketa wilayah yang telah dilakukan pembagian oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada medio Mei 1947. Ternyata pembagian wilayah yang telah dilakukan tidak dapat memuaskan kedua belah pihak dan upaya untuk menggagalkan tidak lagi diawasi secara ketat oleh PBB. Serangan Israel tidak segera diselesaikann dengan ketegasan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai organisasi Internasional yang memiliki kapasitas untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Bahwa mengenai posisi antara Palestina dan Israel terdapat ketidakadilan secara ekonomi yang mengakibatkan dukungan dalam hal persenjataan begitu besar dan memperkuat posisi Israel dalam upaya penekanannya atas Palestina dan hal ini tidak dicermati oleh PBB dan tidak ada upaya untuk ikut mengontrol masuknya bantuan untuk persenjataan bagi Israel untuk memperkuat pasukan bersenjata.PROFILSEJARAHUpaya pbbkorbanSituasi saat iniKESIMPULAN

PROFILSEJARAHUpaya pbbkorbanSituasi saat iniKESIMPULANLanjut ke sengketa selanjutnya.........:D

Sengketa Internasional Pakistan-India

KEWARGANEGARAAN SMANPLUS PROP.RIAU

Syahrul Nursapni G35

Ibu kota : New DelhiKota terbesar : Mumbai(Bombay)Bahasa resmi : Hindi,Inggris dan 21 bahasa lainnya Pemerintahan Republik federal -Presiden Pratibha Patil -Wakil Presiden Mohammad Hamid Ansari-Perdana Menteri Manmohan SinghKemerdekaan dariBritania Raya-Deklarasi 15 Agustus1947 -Republik 26 Januari1950Luas-Total3,287,590km2Penduduk-Perkiraan20061.098.577.839Mata uang Rupee(Rs.)Profil India

Ibu kota: IslamabadKota terbesar : KarachiBahasa resmi : Urdu(Bahasa Resmi),InggrisPemerintahanRepublik-Presiden: Asif Ali Zardari-Perdana Menteri : Yousaf Raza GillaniKemerdekaan dariBritania Raya 14 Agustus 1947Luas:-Total803,940km2Penduduk-Perkiraan: 2006165.803.56 -Kepadatan: 188/km2PDB(KKB) Perkiraan2004-Total US$392 miliar -Per kapita US$2.567Mata uang : RupeeProfil Pakistan

Latar Belakang Sejak mendapat kemerdekaan dari Inggris tahun 1947, India-pakistan telah 4 kali berperang, tahun 1949 terjadi perang terbuka karena konflik kashmir, dan perang lainnya karena India membantu Pakistan Timur(Bangladesh) melepaskan diri dari Islamabad. Kashmir tidak diperebutkan India dan Pakistan saja tetapi juga Cina. Persoalan muncul ketika India tetap mengklaim seluruh Kashmir adalah teritorinya dan Pakistan menolak karena mayoritas penduduk Kashmir adalah Islam

Permusuhan antara India dan Pakistan merupakan salah satu hubungan persengketaan yang paling awet yang pernah terjadi di antara dua negara bertetangga. Persengketaan di antara mereka sudah hampir berumur 57 tahun, sama tuanya dengan usia kedua negara itu sendiri. Ketegangan etnis dan teritorial terus berlanjut bahkan makin parah sepanjang era tahun 1990-an hingga awal abadke-21. Pada akhir tahun 2002, India sudah menempatkan lebih dari 250.000 tentara diwilayah itu, dan sekurang-kurangnya 30.000 orang tewas dalam konflik tersebutTerdapat tiga perang utama dan satu perang kecil antara kedua negara.Perang India-Pakistan 1947: Pakistan merebut 1/3 Kashmir (Pakistan mengklaim Kashmir sebagai wilayahnya) dengan bantuan Pashtun. Hindu dan Sikhs dihilangkan dari Kashmir Pakistan. India membalas dengan mengirim pasukan ke GurdaspurPerang India-Pakistan 1965: Pasukan Pakistan berusaha memasuki teritori Kashmir India untuk memicu pemberontakan oleh Kashmir. Rencana ini gagal dan penyusup dapat ditemukan, sehingga India membalas hal ini. Perang ini diakhiri dengan gencatan senjata, dan India dapat merebut sedikit teritori Pakistan.

Perang India-Pakistan 1971: Bangladesh meminta kemerdekaan dari Pakistan. Tentara Pakistan melakukan pembunuhan dan pemerkosaan besar di Bangladesh dan genoside penduduk Bengali. Jutaan pengungsi pindah ke India. India membantu Mukti-Bahini Bangladesh dan menaklukan Pakistan,sehinggaBangladeshmerdeka dan Pakistan menyerah seluruhnya.

Perang India-Pakistan 2000, juga disebut "Perang Kargil": Tentara Pakistan dan beberapa pemberontak Kashmir merebut pos tentara India. India membalas dan merebut kembali pos itu. Tekanan internasional terhadap Pakistan membuatnya mundur. Perang berakhir dengan India merebut Kargil dan isolasi diplomatik Pakistan.

Dengan keindahan pemandangan yang dimilikinya, Kashmir dijuluki sebagai Negeri Taman Musim Abadi. Baik bagi India maupun Pakistan kepemilikan Kashmir merupakan suatu hal penting bagi kelangsungan negaranya masing-masing. Bagi India sendiri ada beberapa aspek yang membuat India tidak mau melepaskan Jammu-Kashmir dari kekuasaannya.Bagi India, Kashmir merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Kepentingan India atas Kashmir tidak hanya pada dimensi politik semata, melainkan terhadap berbagai kepentingan lainnya. Seperti kepentingan geopolitis Kashmir bagi India adalah dengan dikuasainya Kashmir akan memungkinkan India memiliki akses strategis di bagian barat daya. Disamping menyediakan suatu rangkaian hubungan tradisional antara Asia Tengah dan Subkontinen. Hubungan India dengan ketiga Negara tetangganya yang terpenting yaitu Rusia, China serta Afghanistan sangat tergantung pada luasnya wilayah Kashmir yang dapat dikuasai.

Kelebihan yang dimiliki Pulau KashmirBagi Pakistan, wilayah Kashmir merupakan wilayah yang penting bagi negaranya. Dari segi sosial budaya, Pakistan merasa memiliki kesamaan dengan Kashmir, salah satunya yaitu mayoritas masyarakatnya yang memeluk agama Islam.

Selain itu, Kashmir memiliki enam aliran sungai yang berguna sebagai perairan irigasi yaitu Chenab, Jhelum, Indus, Sutlej, Beas dan Ravi. Apabila Pakistan menguasai Kashmir, ada kekhawatiran dari India akan sungai-sungai tersebut tidak akan mengairi India.Sungai-sungai tersebut mengairi sekitar 20 juta akre tanah Pakistan, yang ditumbuhi padi, gandum, tebu, kapas, dan lain-lainnya. Sehingga apabila Pakistan menguasai Kashmir maka Pakistan tidak perlu khawatir akan terjadinya krisis air di negara, seperti yang terjadi pada tahun 1948, 1952 dan 1958 dimana India menghentikan aliran sungai ke Pakistan.Oleh karena itu, Kashmir merupakan kunci ketahanan pangan Pakistan karena apabila sungai-sungai tersebut tidak mengairi Pakistan maka yang terjadi adalah masyarakat Pakistan kemungkinan bisa saja dilanda kelaparan dan pemerintah Pakistan juga tidak dapat melakukan ekspor bahan-bahan pangan.

SAARC dalam Penyelesaian Konflik KashmirKonflik India-Pakistan merupakan konflik yang sangat berpengaruh dan mengganggu di kawasan Asia Selatan, karena konflik tersebut melibatkan dua Negara besar yaitu India dan Pakistan. Konflik India-Pakistan juga berdampak buruk bagi organisasi SAARC (South Asian Association of Regional Cooperation), yaitu organisasi internasional regional yang beranggotakan negara-negara Asia Selatan, dimana India dan Pakistan juga merupakan anggota dari SAARC sehingga sengketa ini mengganggu kemajuan dan eksistensi SAARC di masa mendatang, karena selain mereka sebagai negara-negara dominan juga sangat tidak mungkin apabila Negara-negara yang berada dalam satu organisasi terlibat konflik atau atau perang dengan negara lain sesama anggota.

DAMPAK

Jalan menuju perdamaian antara India dan Pakistan sangatlah panjang, setelah menyepakati gencatan senjata pada awal tahun 1949, menyusul perang pertama pada tahun 1947, hubungan antara kedua negara kembali memburuk.Ketegangan mencapai klimaks pada September 1965 ketika pasukan India dan Pakistan kembali dikerahkan ke medan perang. Kesepakatan damai akhirnya ditandatangani pada tahun 1966.Tetapi lima tahun kemudian, tahun 1971 mereka kembali bertempur, kali ini karena sengketa soal wilayah Pakistan Timur, yang kemudian menjadi Bangladesh. Perdamaian terjadi lagi pada tahun 1972, yang diikuti masa tenang yang relatif panjang, hingga dilakukannya berbagai kegiatan uji coba rudal nuklir di kedua negara, yang dimulai pada dekade 1990-an.

UPAYA PERDAMAIAN

Pada pertemuan KTT SAARC yang ke sepuluh, bulan juli tahun 1998 di Colombo, Srilanka. Perdana Menteri India (PM Vajpayee) dan PM Nawaz Syarif, (PM Pakistan), setuju untuk menjalin hubungan kerjasama dan mengadakan perundingan selanjutnya di kota Lahore, Pakistan.Pada pertemuan KTT SAARC yang kesebelas, bulan januari 2002 di Kathmandu,Nepal. India dan Pakistan kembali bertemu untuk membahas tentang konflik yang ada diantara mereka, tapi belum berhasil mencapai kesepakatan.Usaha perdamaian SAARC terjadi pada Januari 2004, dalam KTT SAARC yang keduabelas di Islamabad, Pakistan. India dan Pakistan sepakat untuk memulai dialog menyeluruh pada bulan februari, mereka berjanji pertemuan mereka pada akhirnya juga akan menyelesaikan sengketa Kashmir.Dari semua hal yang di upayakan oleh SAARC , sampai saat ini SAARC belum menemukan titik terang dalam penyelesaian konflik Kasmir. Dengan kata lain selama ini SAARC hanyalah wadah bagi wakil baik dari India maupun Pakistan untuk berunding dan mencoba menyelesaikan pertikaian merekaHasil KesepakatanUPAYA PBBKeterlibatan India dalam pemberontakan di Poonch mengakibatkan keadaan Kashmir semakin memanas. Pengakuan India atas kepemilikan Kashmir berdasarkanInstrument of Accession, mendapat pertentangan dari Pemerintah Pakistan karena Pakistan masih meyakini Kashmir berada dalamstatus quo perjanjian berdasarkanStandstill Agreement. Bahkan pemberontakan rakyat Kashmir terhadap pemerintahnya berubah menjadi perang terbuka antara India dan Pakistan.Setelah perang tersebut berakhir, India dan Pakistan sepakat mengadakan Pertemuan Lahore pada 2 November 1947, yang dihadiri oleh Gubernur Jenderal Pakistan Mohammad Ali Jinnah dan Gubernur Jenderal India Lord Mounbatten. Salah satu hasil pertemuan tersebut adalah akan melaksanakan referendum dibawah pengawasan PBB. Setelah hasil pertemuan tersebut dilaporkan kepada Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dan Perdana Menteri Pakistan Liquat Ali Khan, kedua negara pun menyetujuinya.

Sejak 1 Januari 1948, masalah Kashmir menjadi permasalahan dunia internasional dibawah naungan PBB. Pada 1 Januari 1948, India melaporkan kepada DK PBB bahwa Pakistan ikut membantu pemberontakan di Poonch. Berdasarkan laporan tersebut, dalam piagam PBB Pasal 35 disebutkan bahwa Pakistan masih dapat mengendalikan 2/5 bagian negara. Selain itu, PBB juga meminta agar India dan Pakistan segera melakukan genjatan senjata.Upaya PBB semakin optimal ketika pada 20 Januari 1998, DK PBB membentukUnited Nation Comission for India and Pakistan(UNCIP) yang anggotanya terdiri dari Amerika Serikat, Belgia dan Argentina. Namun pada 21 April 2000, PBB memutuskan untuk menambah dua anggota baru UNCIP, yaitu Kolombia dan Cekoslowakia. Selain itu, diputuskan pula bahwa India dan Pakistan harus menarik pasukan, berhenti perang, mengembalikan pengungsi, membebaskan tahanan politik, serta secepatnya melaksanakan referendum atas status Kashmir.

KEPUTUSAN AKHIRNYA !

Pada Juli 1948, Menteri Luar Negeri yang juga sebagai delegasi Pakistan di PBB, Zafrulla Khan mengakui bahwa tentara Pakistan berada di Kashmir. Pada 13 Agustus 1948, UNCIP mengeluarkan resolusi yang menyatakan bahwa adanya keterlibatan Pakistan atas terjadinya perang di Poonch. PBB juga meminta agar Pakistan dan India menarik pasukannya di Kashmir. Dalam resolusi tersebut dinyatakan bahwa :"Pemerintah India dan pemerintah Pakistan menegaskan kembali bahwa status masa depan Jammu-Kashmir akan ditentukan sesuai dengan kehendak rakyat dan untuk mencapai tujuan tersebut, atas penerimaan Perjanjian Gencatan Senjata, kedua pemerintah menyetujui untuk memulai konsultasi dengan Komisi untuk menentukan syarat-syarat yang adil, seimbang, bebas dan terjamin".

Namun rencana pelaksanaan referendum belum juga dapat dilaksanakan maka pada 11 Desember 1948, PBB menegaskan kembali agar melakukan referendum dan genjatan senjata. Namun penegasan tersebut tidak memberikan pengaruh apapun karena Pakistan masih belum mematuhi resolusi sebelumnya, seperti menarik bersih pasukannya dari Kashmir. Terlebih lagi, Pakistan masih mengurusi urusan dalam negerinya sebagai sebuah negara baru, terutama mengenai demografi negaranya.

5 Januari 1949, PBB kembali mengeluarkan resolusi yang menyebutkan bahwa"the question of accession of the state of Jammu and Kashmir to India or Pakistan will be decided through the democratic method of a free and impartial plebiscite.Resolusi tersebut juga menyatakan untuk penarikan pasukan Pakistan dari Kashmir, mengukuhkan hak tentara India dalam mempertahankan Kashmir, dan segera melaksanakan referendum di Kashmir secara independen.Setelah India dan Pakistan mengumumkan genjatan senjata dibawah naungan PBB, maka selama tahun 1949 PBB melalui UNCIP melakukan berbagai pertemuan dan kesepakatan mengenai perumusan proses genjatan senjata yang dilakukan. Proses-proses tersebut antara lain mengenai garis genjatan senjata, penarikan pasukan secara bertahap, serta pengawasan proses genjatan senjata.

Kasus perebutan wilayah Kashmir yang berlaru-larut memutuskan PBB untuk mencoba pendekatan baru, yaitu dengan mengirimkan perwakilan PBB ke India dan Pakistan untuk mencari solusi yang dapat disepakati oleh kedua negara. Perwakilan PBB yang pertama, yaitu DK PBB Presiden Jenderal AG L McNaughton yang membawa sebuah proposal yang menyarankan agar kedua negara melakukan demiliterisasi Kashmir untuk memastikan bahwa proses referendum tidak akan memihak salah satu negara. Namun, proposal tersebut ditolak oleh India.

Kemudian, tahun 1950 PBB mengutus Sir Owen Dixon bertemu dengan pejabat India dan Pakistan untuk kembali mencari solusi. Sir Owen Dixon juga membawa proposal yang menyarankan agar pelaksanaan referendum hanya dilakukan di daerah yang bermasalah (Valley of Kashmir), dan wilayah lainnya menentukan keputusan sendiri untuk bergabung dengan India atau Pakistan.Proposal yang dikenal denganDixon Plan juga mendapat penolakan dari India dan Pakistan.Agar India dan Pakistan menyetujui proposal yang diajukan PBB, maka dikirim kembali perwakilan PBB, yaitu Frank Graham untuk menyelesaikan konflik dalam waktu tiga bulan. Setelah melewati jangka waktu yang ditentukan, belum juga ditemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan Kashmir. Namun pada 30 Maret 1951, PBB membentuk pasukan keamanan militer untuk mencegah terjadinya perang di daerah perbatasan Kashmir, India dan Pakistan.

Kegagalan-kegagalan yang dialami, tidak membuat PBB menyerah untuk menyelesaikan persengketaan Kashmir. Berbagai cara dilakukan kembali untuk menemukan solusi yang benar-benar dapat disepakati oleh India dan Pakistan. Oleh karena itu, pada tahun 1957 PBB kembali mengirim perwakilannya, yaitu Gunnar Jarring, namun mengalami kegagalan pula.

Setelah usaha-usaha memaksa India untuk menaati resolusi PBB tidak pernah terwujud, maka pada tahun 1957, Pakistan mencoba kembali mengangkat isu Kasmir ke PBB, yang kemudian hasilnya adalah PBB menolak ratifikasiInstrument of Accession, namun hasil tersebut ditolak India. Resolusi tersebut juga mengulangi resolusi sebelumnya yang menyatakan bahwa masa depan Kashmir harus diputuskan sesuai kehendak rakyat melalui cara-cara yang demokratis dengan melaksanakan referendum yang bebas dan tidak memihak di bawah pengawasan PBB.Pada tahun 1962, Dewan Keamanan PBB berusaha melakukan hak veto namun hal tersebut gagal. Upaya PBB dalam menyelesaikan masalah ini terlihat melemah ketika dikeluarkannya resolusi tahun 1964 yang menyatakan bahwa permasalahan Kashmir antara India dan Pakistan sebaiknya diselesaikan dahulu secara bilateral. Berbagai resolusi yang dikeluarkan tidak juga menyelesaikan permasalahan Kashmir. Bahkan India dan Pakistan kembali terlibat perang terbuka pada tahun 1965 dan tahun 1971, yang mengakibatkan ratusan ribu korban jiwa, korban terluka dan tertangkap.

Kepentingan dan posisi PBB dalam kasus perebutan wilayah KashmirDalam perebutan wilayah Kashmir antara India dan Pakistan,keterlibatan PBB adalah sebagai aktor non-negara yangdibentuk oleh negara-bangsa atau yang dikenal denganIntergovernmental Organization(IGOs). Walaupun terdiri dari negara-bangsa, PBB tetap berada pada posisi yang tidak memihak negara manapun. Walaupun dalam konflik Kashmir, PBB membentuk UNCIP yang terdiri dari lima negara anggota, hal tersebut tetap tidak menghapuskan posisi netral PBB. Keterlibatan PBB merupakan sebagai aktor non-negara yang menjalankan upaya diplomasinya melalu jalursecond track diplomacy.PBB bergerak hanya berlandaskan pada satu kepentingan bersama yaitu menyelesaikan konflik Kashmir antara India dan Pakistan dengan jalan damai. Berdasarkan dengan teori liberalisme yang mengutamakan peran pada institusi yang melampaui negara, maka pada konflik Kashmir, peran PBB memang diperlukan karena PBB merupakan organisasi tertinggi internasional yang dapat mengawasi dan mengendalikan suatu negara.

Dalam mencari solusi untuk menyelesaikan konflik Kashmir, PBB lebih mengedepankan cara-cara damai tanpa kekuatan militer demi mewujudkan perdamaian dan keamanan bersama, sesuai dengan konsep liberalisme, dikatakan pula bahwa untuk mencapai perdamaian dapat menggunakan cara demokrasi. Seperti yang terjadi pada Kashmir, PBB menegaskan pelaksanaan referendum sebagai cara yang demokratis untuk menentukan status Kashmir. Kepentingan PBB dalam konflik perebutan wilayah Kashmir yaitu hanya untuk menyelesaikan konflik tersebut dengan damai tanpa adanya kepentingan pihak-pihak lain yang mempengaruhi PBB.Namun pada kenyataannya, hingga akhir tahun 1977 pelaksanaan referendum juga belum dilakukan. Kenyataan ini dapat mematahkan teori liberalisme yang menekankan peran institusi dengan jalan perdamaian merupakan cara yang tidak terlalu efektif dalam menyelesaikan permasalahan Kashmir antara India dan Pakistan.

Dengan terjadinya kembali dua kali perang besar antara India dan Pakistan, memperlihatkan bahwa konsep realisme yang menggunakan jalan perang dan keamanan lebih efektif terhadap permasalahan Kashmir. Cara-cara anarkhi yang digunakan India dan Pakistan, dilakukan agar adanya keseimbangan kekuatan. Berdasarkan konsep realisme, berlarut-larutnya konflik Kashmir dikarenakan adanya kepentingan nasional, faktor keamanan,dan kekuasaan yang kuat.Pemerintah India dan Pakistan memiliki kepentingan tersendiri untuk menguasai Kashmir, terutama karena adanya aliran sungai dan wilayah yang strategis untuk dibangun keamanan militer di Kashmir. Dengan resolusi PBB tahun 1964 yang menyerahkan kembali permasalahan Kashmir untuk diselesaikan secara bilateral India dan Pakistan.Keberhasilan PBB dalam menyelesaikan kasus perebutan wilayah Kashmir Selama mengeluarkan kebijakan dalam menyelesaikan kasus perebutan Kashmir, PBB telah mencapai beberapa keberhasilannya. Salah satunya yaitu, PBB berhasil meminta India dan Pakistan untuk melakukan genjatan senjata pada setiap kali India dan Pakistan terlibat perang, yaitu pada tahun 1947, 1965, dan 1971. Walaupun prosesnya memakan waktu lama, setidaknya PBB juga berhasil membujuk India dan Pakistan untuk menarik pasukan militernya dari Kashmir.

KEGAGALAN PBB dalam menyelesaikan Kasus perebutan wilayah Kashmir

Disamping keberhasilan yang dicapai, namun PBB tetap memiliki kegagalan dalam tujuan untuk menyelesaikan perebutan wilayah Kashmir. Salah satunya yaitu pembentukan UNCIP. Hal tersebut karena peran UNCIP tidak terlalu dapat membantu permasalahan Kashmir dengan solusi yang tepat. Baik DK PBB maupun UNCIP hanya mengeluarkan resolusi tanpa adanya sangsi yang lebih keras lagi. Berkali-kali resolusi dikeluarkan namun India dan Pakistan tetap saja mempertahankan kepentingan dan solusinya masing-masing.Kebijakan yang dikeluarkan PBB memang menggunakan cara-cara yang damai dan lebih mengutamakan diplomasi. Namun sepertinya usaha yang dilakukan PBB tidak terlalu dapat memperbaiki kondisi hubungan kedua negara karena resolusi yang dikeluarkan PBB tidak dijalankan oleh India maupun Pakistan. Bahkan proposal saran yang dibawa oleh utusan-utusan PBB ditolak oleh India dan Pakistan.

KESIMPULANPada masalah perebutan wilayah Kashmir oleh India dan Pakistan , sebenarnya baik PBB maupun SAARC telah berusaha keras untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan damai. Terbukti dengan banyaknya resolusi yang telah dikeluarkan PBB yang intinya meminta agar India dan Pakistan melakukan gencatan senjata, serta melakukan referendum sesuai kehendak rakyat di bawah pengawasan PBB untuk menentukan penggabungan Kashmir dengan India atau Pakistan.Dalam perencanaan pelaksanaan referendum, PBB menghadapi beberapa masalah yang kompleks. Hal tersebut karena adanya perbedaan pendapat antara India dan Pakistan. Pakistan menolak adanya kekuatan militer pada pelaksanaan referendum karena ditakutkan India akan mempengaruhi pelaksanaan maupun hasil referendum. Selain itu, sebenarnya India menghadapi ketakutanjika referendum dilakukan maka Kashmir akan menjadi bagian dari Pakistan. Karena baik India maupun Pakistan memiliki kepentingan masing-masing dalam keinginan menguasai Kashmir, sehingga resolusi yang di keluarkan PBB maupun SAARC tidak dapat dilakukan karena terbentur dengan kepentingan nasional kedua negara.Pada akhirnya keterlibatan, usaha dan peran PBB maupun SAARC sepertinya terasa sia-sia dan tidak dihargai karena referendum yang telah diputuskan, tidak pernah dilaksanakan oleh India dan Pakistan.Padahal keterlibatan PBB merupakan atas permintaan India dan Pakistan sendiri.

KASUS PEMERKOSAAN KONGO

XI.IA.1SMA NEGERI PLUS PROPINSI RIAUby:SYAHRUL

Profil NegaraMottoDmocratie - Justice - Unit"Demokrasi, Keadilan, Persatuan"Lagu kebangsaanDebout CongolaisPemerintahanIbu kotaKinshasaBahasa resmiPerancisPemerintahanRepublik-PresidenJoseph Kabila-Perdana MenteriAdolphe MuzitoKemerdekaan- TanggalDariBelgia30 Juni 1960LuasTotal2,345,410km2Air(%)5,3%PendudukPerkiraan200657.900.000Sensus193810.217.408Kepadatan24/km2(182)PDB(KKB)Perkiraan2003TotalUS$35,79 MiliarPer kapitaUS$673(162)Mata uangFranc(CDF)Zona waktu(UTC+1 dan +2)

Republik Demokratik Kongo, (sebelumnya bernama Zaire antara tahun 1971 dan 1997), adalah sebuah Negara di Afrika bagian Tengah. Negara ini berbatasan dengan Republik Afrika Tengah dan Sudan di sebelah utara; Uganda, Rwanda, Burundi, dan Tanzania di timur; Zambia dan Angola di selatan; dan Republik Kongo di Barat.

Letak Geografis

Di tengah konflik, tentara seringkali cenderung brutal dan haus perempuan. Tentara sering lebih suka memperkosa ketimbang melindungi perempuan.Di Kongo, berita teranyar menyingkapkan, sebanyak 248 perempuan mengaku telah diperkosa tentara di Provinsi Sud-Kivu di Republik Demokratik Kongo, sebuah kawasan yang jadi pusat pemerkosaan paling jahat di dunia.Kronologi

Tentara di Kongo dikenal ganas. Laporan sebelumnya mencatat, lebih dari 1.100 perempuan diperkosa setiap hari di Republik Demokratik Kongo (DRC).Studi yang diterbitkan di American Journal of Public Health menyebutkan, angka itu menunjukkan bahwa kekerasan seksual terhadap perempuan di negara tersebut 26 kali lipat dari yang diperkirakan sebelumnya.Kronologi

Wallstrom pun mendesak pihak berwenang Kongo untuk segera menyelidiki kasus-kasus pemerkosaan yang terjadi. Dan Kongo juga diminta bekerja sama untuk mengatasi kasus pelanggaran HAM ini.Lebih lanjut Wallstrom menambahkan sebagai besar korban selamat dalam pemerkosaan mengaku mengalami kekerasan, saat mereka berada di dalam fasilitas tahanan di Angola dan Kongo.Respon PBB

Patrick Cammaert, mantan komandan misi PBB di Republik Demokratik Kongo, mengatakan PBB gagal menindak pelaku pemerkosaan di negara tersebut.Dalam kasus-kasus yang dilaporkan, korban pemerkosaan beragam, dari bayi sampai perempuan tua. Banyak yang diperkosa oleh beberapa lelaki sekaligus. Lebih parah lagi, sejumlah pemerkosa dilaporkan meneliti vagina perempuan untuk mencari emas yang tersembunyi.Menurut Cammaert, PBB tahu ada kasus-kasus pemerkosaan, namun mereka gagal mengatasinya.Kegagalan PBB

"Anggota misi perdamaian tahu bahwa seorang perempuan diperkosa di salah satu desa, dan beberapa hari kemudian beberapa perempuan lain bernasib sama. Untuk alasan-alasan tertentu informasi yang diterima ini tidak diproses sebagaimana mestinya dan tidak ditanggapi oleh komponen militer misi perdamaian."PBB menyalahkan beberapa kelompok tentara, seperti Mai Mai Cheka dan Angkatan Demokrat untuk Kemerdekaan Rwanda. Mereka dituduh sengaja membuat wilayah tersebut tidak stabil untuk alasan ekonomi.Beberapa alasan, sehingga PBB mengalami kegagalan yaitu :

KELOMPOK PEMERKOSATentara PBB kesulitan mengontrol area hutan rimba yang luas di Kongo timur. Saksi menyatakan bahwa "kelompok pemerkosa" bersembunyi di hutan tersebut dan menyerang desa ketika tentara baret biru kembali ke markas mereka.Pemerkosaan massal terakhir terjadi dalam waktu beberapa hari di kota Luvungi, 20 mil dari markas PBB di Kibua, Kivu Utara. Setidaknya 242 orang diperkosa. Dua minggu kemudian, PBB baru mendengar serangan ini."Untuk wilayah dengan lingkungan dan keadaan alam macam Kongo timur, dua puluh mil adalah jarak yang jauh. Banyak yang bisa terjadi tanpa diketahui di semak-semak dan alam yang ganas. Namun jika ada informasi, jarak harusnya bisa diatasi dengan, misalnya, menggunakan helikopter. Cara-cara itulah yang belum dilakukan PBB."

OPERASI MALAMPasukan perdamaian PBB mengatakan, mereka perlu mengejutkan para pemberontak dengan mengadakan operasi tengah malam dalam jarak yang lebih jauh dari markas mereka. Dulu hal ini tidak biasa dilakukan, namun menurut Cammaert, operasi macam itu makin sering dilakukan sekarang.Alam bukan satu-satunya hambatan yang dihadapi PBB. Komunikasi juga harus dibenahi. Bahkan ketika pemerkosaan besar-besaran terjadi, para korban belum tentu mau membicarakannya."Amat penting untuk mendobrak kebisuan mengenai kejahatan keji ini. Perempuan yang pernah diperkosa enggan berbicara dengan laki-laki, terutama laki-laki berseragam. Namun seiring waktu, pasukan perdamaian harus membangun kepercayaan. Mereka bisa meminta bantuan perempuan-perempuan sipil dan tentara perempuan yang terlatih untuk mengatasi masalah-masalah macam ini."

SENJATA PERANGDalam video YouTube yang memuakkan, sejumlah pelaku menyatakan bahwa pemerkosaan cuma senjata dalam perang: cara untuk membuat Kongo timur tak stabil, biasanya untuk alasan ekonomi.Perilaku macam ini makin menghambat kerja PBB. Ini juga alasan PBB mendesak pemerintah Kongo untuk bekerja lebih keras menyeret para pelaku ke muka hukum. Pelaku juga harus dimasukkan ke daftar buronan pengadilan pidana internasional.Menurut Cammaert, pemerintah punya tanggung jawab yang sama besar, dan sekarang terlalu banyak pemerkosa yang hidup bebas di Kongo.

PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) memberi tenggat waktu sepekan kepada Republik Demokratik Kongo untuk mengambil tindakan terhadap dua tentara batalyon yang dituduh melakukan setidaknya 126 kasus perkosaan, kata para diplomat.Kepala penjaga perdamaian PBB Herve Ladsous menyampaikan final tersebut pada pertemuan dengan Menteri Luar Negeri DR Kongo Raymond Tshibanda pada hari Rabu (27/3/13) di markas PBB.Pertemuan tersebut diselenggarakan pada saat Dewan Keamanan PBB bersiap melakukan pemungutan suara Kamis untuk menetapkan resolusi terhadap intervensi brigade untuk membantu memerangi kelompok tentara pemberontak di bagian timur DR Kongo.Tuntutan Dan Tenggat Dari PBB

Pengamat HAM internasional Human Rights Watch mengatakan bahwa selama periode 10-hari, para prajurit "melanjutkan mengamuk memperkosa dan menjarah di Minova dan masyarakat sekitarnya." PBB mengatakan pada Desember bahwa para penyidiknya memiliki bukti sedikitnya 126 kasus perkosaan, dan bahwa dua tentara telah ditangkap karena perkosaan sedangkan tujuh lainnya untuk kasus penjarahan di sekitar Minova.

Tuntutan Dan Tenggat Dari PBB

Human Rights Watch mengatakan dalam satu laporan pada Februari bahwa beberapa wanita mengatakan kepada para penyelidik bahwa "orang-orang berseragam tentara memaksa memasuki ke rumah-rumah wanita di malam hari, meminta uang dan melakukan pemerkosaan.Tuntutan Dan Tenggat Dari PBB

Kasus pemerkosaan di Kongo sudah teralu merajalela, sehingga PBB menyebut Kongo Ibukota Pemerkosaan Dunia.Tentara Kongo terkenal ganas karena dilaporkan telah memperkosa bisa lebih dari 1000 wanita setiap hari.Wallstrom(utusan PBB) mendesak pihak berwenang Kongo untuk segera menyelidiki kasus-kasus pemerkosaan yang terjadi. Dan Kongo juga diminta bekerja sama untuk mengatasi kasus pelanggaran HAM ini.Patrick Cammaert, mantan komandan misi PBB di Republik Demokratik Kongo, mengatakan PBB gagal menindak pelaku pemerkosaan di negara tersebut.Kesimpulan

Alasan dari kegagalan tersebut :Kelompok pemerkosaOperasi malamSenjata perangAtas peristiwa yang baru terjadi, bulan Maret 2013, 2 tentara batalion Kongo dilaporkan terkait kasus pemerkosaan 126 kasus, PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) memberi tenggat waktu sepekan kepada Republik Demokratik Kongo untuk mengambil tindakan.

Kesimpulan

WASSALAM..