kasus inform consent

2
indosiar.com, Jakarta - 24 hari sudah Nina Dwi Jayanti, putri pasangan Gun Suheni warga Jalan Perum Pucung aru lok D2 No.! "ecamatan "ota aru, #ikampek ter$aring ditempat tidur %umah Sakit #ipto &angunkusumo. &enurut cerita orangtuanya yang 'uga karyawan %umah Sakit #ipto &angunkusum atau %S#&, Nina masuk ke rumah sakit pada tanggal () *e$ruari 2++ lalu karena m tak $isa $uang air $esar. Setelah sampai di rumah sakit, dokter langsung mem$erikan o$at untuk memper $uang air $esarnya. Namun karena tak kun'ung sem$uh, dokter kemudian Nina kemungkinan karena menderita apendik atau usus $untu. Nina pun langsung di$edah di$agian ulu hati hingga di$awah puser, dokter yang menangani pem$edahan tidak mem$eritahukan atau tidak minta i'in terl dahulu kepada orangtuanya, se$agai prosedur yang harusditempuhdokter $ilaingin melakukan tindakan operasi atau pem$edahan. ernyata setelah di$edah, dugaan $ahwa Nina menderita usus $untu tidak ter$ Dokter lalu mem$uat kesimpulan $erdasarkan diagnosa, Nina menderita ke$ocoran ka kemih. Nina kemudian dioperasi tapi 'uga tidak mem$eritahukan orangtuanya. ekas operasi itu terlihat di perut Nina yang di'ahit hingga (+ 'ahitan le$ih. "edua orangtua Nina hanya $isa pasrah dan minta pertanggung'awa$an pihak %u Sakit %S#& atas kesehatan anaknya. yah Nina yang 'uga $eker'a di %S#& ini akan mengadukan kasusnya ke &enteri "esehatan dan siap dipecat dari peker'aa awono1Sup

Upload: wahab-affandi

Post on 04-Nov-2015

228 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kasus inform consent

TRANSCRIPT

indosiar.com, Jakarta - 24 hari sudah Nina Dwi Jayanti, putri pasangan Gunawan dan Suheni warga Jalan Perum Pucung Baru Blok D2 No.6 Kecamatan Kota Baru, Cikampek ini terbaring ditempat tidur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Menurut cerita orangtuanya yang juga karyawan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo atau RSCM, Nina masuk ke rumah sakit pada tanggal 15 Februari 2009 lalu karena mengeluh tak bisa buang air besar. Setelah sampai di rumah sakit, dokter langsung memberikan obat untuk memperlancar buang air besarnya. Namun karena tak kunjung sembuh, dokter kemudian menebak sakit Nina kemungkinan karena menderita apendik atau usus buntu. Nina pun langsung dibedah dibagian ulu hati hingga dibawah puser, tapi anehnya, dokter yang menangani pembedahan tidak memberitahukan atau tidak minta ijin terlebih dahulu kepada orangtuanya, sebagai prosedur yang harus ditempuh dokter bila ingin melakukan tindakan operasi atau pembedahan. Ternyata setelah dibedah, dugaan bahwa Nina menderita usus buntu tidak terbukti. Dokter lalu membuat kesimpulan berdasarkan diagnosa, Nina menderita kebocoran kandung kemih. Nina kemudian dioperasi tapi juga tidak memberitahukan orangtuanya. Bekas-bekas operasi itu terlihat di perut Nina yang dijahit hingga 10 jahitan lebih. Kedua orangtua Nina hanya bisa pasrah dan minta pertanggungjawaban pihak Rumah Sakit RSCM atas kesehatan anaknya. Ayah Nina yang juga bekerja di RSCM ini akan mengadukan kasusnya ke Menteri Kesehatan dan siap dipecat dari pekerjaannya. (Endro Bawono/Sup)