kasus etika dalam perpajakan

2
PEMBAHASAN KASUS Pertanyaan: Jelaskan pelanggaran etika dalam praktik perpajakan yang terjadi dalam kasus “Perusahaan Kelas Atas di Denpasar, Tiara Dewata Group Diduga Menggelapkan Pajak Periode 2005 dan 2006” ! Pembahasan: PT. Tiara Dewata Group melanggar etika dalam perpajakan. Modus yang dilakukan perusahaan ini adalah menyiutkan nilai omzet perusahaan, dan pembukuan ganda alias double accounting. PT. TDG selama kurun waktu 2005-2006 hanya menyetorkan 30% hingga 35% dari omzet sebenarnya. Sehingga pajak penghasilan (PPh) maupun pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi kecil. Tiara Dewata mempunyai dua sistem pelaporan keuangan, yaitu Tipe A dan B. Bila PT. TDG menggunakan konsultan pajak, prinsip-prinsip etika yang dilanggar adalah: 1) Prinsip Integritas / Kejujuran Prinsip kejujuran dapat ditunjukkan dengan cara membayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku dan melaporkan pajak dengan benar tanpa adanya manipulasi. PT. TDG tidak melaporkan pajaknya sesuai dengan yang sebenarnya, perusahaan tersebut hanya menyetorkan 30% hingga 35% dari omzet yang sebenarnya. Hal ini mengakibatkan PPh maupun PPN yang harus dibayarkan menjadi lebih kecil. 2) Prinsip Keadilan

Upload: satria-mahayasa

Post on 01-Jul-2015

2.280 views

Category:

Documents


94 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Etika dalam Perpajakan

PEMBAHASAN KASUS

Pertanyaan:

Jelaskan pelanggaran etika dalam praktik perpajakan yang terjadi dalam kasus “Perusahaan

Kelas Atas di Denpasar, Tiara Dewata Group Diduga Menggelapkan Pajak Periode 2005 dan

2006” !

Pembahasan:

PT. Tiara Dewata Group melanggar etika dalam perpajakan. Modus yang dilakukan perusahaan

ini adalah menyiutkan nilai omzet perusahaan, dan pembukuan ganda alias double accounting.

PT. TDG selama kurun waktu 2005-2006 hanya menyetorkan 30% hingga 35% dari omzet

sebenarnya. Sehingga pajak penghasilan (PPh) maupun pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi

kecil. Tiara Dewata mempunyai dua sistem pelaporan keuangan, yaitu Tipe A dan B.

Bila PT. TDG menggunakan konsultan pajak, prinsip-prinsip etika yang dilanggar adalah:

1) Prinsip Integritas / Kejujuran

Prinsip kejujuran dapat ditunjukkan dengan cara membayar pajak sesuai ketentuan yang

berlaku dan melaporkan pajak dengan benar tanpa adanya manipulasi. PT. TDG tidak

melaporkan pajaknya sesuai dengan yang sebenarnya, perusahaan tersebut hanya

menyetorkan 30% hingga 35% dari omzet yang sebenarnya. Hal ini mengakibatkan PPh

maupun PPN yang harus dibayarkan menjadi lebih kecil.

2) Prinsip Keadilan

Pada kasus PT. Tiara Dewata Grup sudah sangat jelas melanggar prinsip keadilan, ini dapat

kita lihat dari adanya double accounting yang dilakukan oleh perusahaan. Dimana penjualan

sesi kedua (sore-malam) tidak dilaporkan kedalam SPT padahal penjualan pada sesi kedua

inilah yang paling banyak mendapatkan keuantungan yang lebih dari sesi pertama (pagi-

sore).

3) Prinsip Independensi

Prinsip independensi berarti, seorang praktisi tidak mudah dipengaruhi dalam menjalankan

tugasnya dan tidak memihak kepentingan siapapun, yang bertentangan dengan prinsip

integritas. Apabila PT. Tiara Dewata ini menggunakan Konsultan Pajak dalam menjalankan

prakteknya,maka sudah dipastikan bahwa PT. TDG ini akan melakukan kerjasama untuk

Page 2: Kasus Etika dalam Perpajakan

menggelapkan pajaknya sehingga Konsultan Pajak tersebut sudah dapat dipastikan tidak

independen.

4) Prinsip Perilaku / Tanggungjawab Profesional

Setiap praktisi pajak, harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan

menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan citra profesinya. Dari sisi tanggung jawab

profesional sudah jelas Konsultan Pajak tersebut melanggar hukum yang sudah ditetapkan,

sehingga akan mengurangi kepercayaan masyarakat atas kinerja yang telah dilakukan oleh

Konsultan Pajak tersebut.