kasus b3

3
Masuknya Limbah B3 ke Batam Pertengahan tahun 2009, Kementerian Lingkungan Hidup menetapkan dua orang warga negara Korea Selatan sebagai tersangka terkait masuknya limbah bahan beracun dan berbahaya (!" #enis $erro sand ke atam% Selain itu KLH #u menetapkan ! orang &' dari pihak importir limbah ! sebagai tersangka serta akan segera mengirimkan kembali limbah ! tersebut ke Korsel% Penetapan warga Korsel tersebut dilakukan KLH terkait dengan masuknya !%)00 ton $erro sand yang diimpor P* +ace cta-ia .andiri (+ ." dari Korea Selatan ke atam pada / ebruari% Pihak adan Pengendalian 1ampak Lingkungan 1aerah (appedalda" Kota atam melaporkan masuknya bahan yang diduga limbah tersebut kepada KLH% Selan#utnya oleh KLH dilakukan penelitian terhadap sampel $erro sand, dari u#i laboratori diperoleh hasil bahwa $erro sand yang masuk ke atam tersebut merupakan limbah ! karena mengandung bahan bahan yang tidak larut dalam air serta dapat merusak tubuh manusia% .asuknya limbah ! dari luar negeri ke atam sudah sekian kalinya ter#ad sebelumnya P* 3sia Pasi4c 5co Lestari (P* 3P5L" mengimpor ribuan ton limbah ! dari Singapura dan selan#utnya ditumpuk di Pulau 6alang, atam pada +uli 2007 lalu% Sebelumnya tumpukan karung yang diimport P* 3P5L tersebut diakui sebagai pupuk organik dari Singapura% 'amun setelah dilakukan u#i laboratorium, 8pupuk8 itu ternyata mengandung beberapa benda beracun dan berbahaya seperti mercuri dan unsur logam berbahaya yang tidak dapat larut dalam air% ndonesia sendiri harus ber#uang keras agar limbah yang diimport oleh P* 3P5L tersebut kembali ke negara asalnya hingga ke .ahkamah di assel% Selama ini P* + . dikenal oleh masyarakat di kawasan Sagulung, atam sebagai perusahaan yang memproduksi batu bata% 'amun tiba tiba nama perusahaan ini mencuat kepermukaan ketika mengimpor pasir besi dari Korsel yang se#ak awal sudah diduga sebagai limbah !% 1ugaan tersebut diperkuat oleh hasil u#i laboratorium KLH yang menyebutkan pasir besi tersebut tergolong limbah !% 1isekitar areal P* + . yang hanya dibatasi tembok beton sedikitnya berdiam pemukiman rumah liar yang dihuni oleh 0 Kepala Keluarga (KK"% Sebagian dari mereka saat ini mengalami dampak langsung berupa kulit gatal dan gangguan perna$asan% (:i-anews%com ;0 +uni 2009" Pemerintah Indonesia kembali mendapati 118 kontainer berisi sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, B3 di Pelabuhan Tanjung Priok Sebelumnya sekitar dua pekan lalu pemerintah #uga mendapati ;;! kontainer sampah mengandung ! dari elanda dan nggris yang dimpor oleh P* HHS% Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan mereka masih menyelidiki asal negara asal ;;) kontainer yang baru mereka paparkan kepada masyarakat hari Kamis (0;<0!"% =Kita masih akan menyelidiki asal negara pengirim untuk yang terakhir ini,= kata Sudaryono, 1eputi Penerapan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup saat melihat sampah impor tersebut di +akarta nternational >ontainer (+ >", Kantor ea dan >ukai, *an#ung Priok, +akarta ?tara% = ni kan i#innya untuk scrap besi tapi didalamnya kita lihat tercampur dengan lumpur, plastik dan ada sisa sisa barang elektronik%= Sudaryono mengatakan ada empat perusahaan asal +akarta yang melakukan impor sampah dengan kandungan ! ini% =PK. (mengimpor" /! (kontainer", &S ;0, * S 29 dan *6 ;/ dan rata rata diimpor pada bulan +anuari lalu%= .eski Kementrian Lingkungan Hidup dan Kepolisian telah berhasil mengidenti4kasi perusahaan perusahaan pengimpor namun belum ada tersangka dalam kedua

Upload: junia-chyntia-dewi

Post on 06-Oct-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kasus B3

TRANSCRIPT

Masuknya Limbah B3 ke BatamPertengahan tahun 2009, Kementerian Lingkungan Hidup menetapkan dua orang warga negara Korea Selatan sebagai tersangka terkait masuknya limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) jenis ferro sand ke Batam. Selain itu KLH juga menetapkan 3 orang WNI dari pihak importir limbah B3 sebagai tersangka serta akan segera mengirimkan kembali limbah B3 tersebut ke Korsel. Penetapan warga Korsel tersebut dilakukan KLH terkait dengan masuknya 3.800 ton ferro sand yang diimpor PT Jace Octavia Mandiri (JOM) dari Korea Selatan ke Batam pada 6 Februari. Pihak Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bappedalda) Kota Batam melaporkan masuknya bahan yang diduga limbah tersebut kepada KLH. Selanjutnya oleh KLH dilakukan penelitian terhadap sampel ferro sand, dari uji laboratorium diperoleh hasil bahwa ferro sand yang masuk ke Batam tersebut merupakan limbah B3 karena mengandung bahan-bahan yang tidak larut dalam air serta dapat merusak tubuh manusia. Masuknya limbah B3 dari luar negeri ke Batam sudah sekian kalinya terjadi, sebelumnya PT Asia Pasific Eco Lestari (PT APEL) mengimpor ribuan ton limbah B3 dari Singapura dan selanjutnya ditumpuk di Pulau Galang, Batam pada Juli 2004 lalu. Sebelumnya tumpukan karung yang diimport PT APEL tersebut diakui sebagai pupuk organik dari Singapura. Namun setelah dilakukan uji laboratorium, 'pupuk' itu ternyata mengandung beberapa benda beracun dan berbahaya seperti mercuri dan unsur logam berbahaya yang tidak dapat larut dalam air. Indonesia sendiri harus berjuang keras agar limbah yang diimport oleh PT APEL tersebut kembali ke negara asalnya hingga ke Mahkamah di Bassel. Selama ini PT JOM dikenal oleh masyarakat di kawasan Sagulung, Batam sebagai perusahaan yang memproduksi batu bata. Namun tiba-tiba nama perusahaan ini mencuat kepermukaan ketika mengimpor pasir besi dari Korsel yang sejak awal sudah diduga sebagai limbah B3. Dugaan tersebut diperkuat oleh hasil uji laboratorium KLH yang menyebutkan pasir besi tersebut tergolong limbah B3. Disekitar areal PT JOM yang hanya dibatasi oleh tembok beton sedikitnya berdiam pemukiman rumah liar yang dihuni oleh 70 Kepala Keluarga (KK). Sebagian dari mereka saat ini mengalami dampak langsung berupa kulit gatal dan gangguan pernafasan. (Vivanews.com 10 Juni 2009)

Pemerintah Indonesia kembali mendapati 118 kontainer berisi sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, B3 di Pelabuhan Tanjung Priok.Sebelumnya sekitar dua pekan lalu pemerintah juga mendapati 113 kontainer sampah mengandung B3 dari Belanda dan Inggris yang dimpor oleh PT HHS.Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan mereka masih menyelidiki asal negara asal 118 kontainer yang baru mereka paparkan kepada masyarakat hari Kamis (01/03)."Kita masih akan menyelidiki asal negara pengirim untuk yang terakhir ini," kata Sudaryono, Deputi Penerapan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup saat melihat sampah impor tersebut di Jakarta International Container (JIC), Kantor Bea dan Cukai, Tanjung Priok, Jakarta Utara."Ini kan ijinnya untukscrapbesi tapi didalamnya kita lihat tercampur dengan lumpur, plastik dan ada sisa-sisa barang elektronik."Sudaryono mengatakan ada empat perusahaan asal Jakarta yang melakukan impor sampah dengan kandungan B3 ini."PKM (mengimpor) 63 (kontainer), IWS 10, TIS 29 dan TG 16 dan rata-rata diimpor pada bulan Januari lalu."Meski Kementrian Lingkungan Hidup dan Kepolisian telah berhasil mengidentifikasi perusahaan-perusahaan pengimpor namun belum ada tersangka dalam kedua kasus impor sampah yang mengandung B3."Kita masih memanggil sejumlah saksi dalam kasus ini," jelas Sudaryono. (http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2012/03/120301_sampahb3.shtml)

Kasus B3 di Cinangka Bogor dan Curug Lebak Wangi TanggerangKasus cemaran B3 ditemukan di Cinangka Bogor dan Curug Lebak Wangi Tangerang akibat kegiatan peleburan aki di wilayah tersebut( Koordinator Gerakan Anti Penyalahgunaan Pengelolaan B3 Ahmad Safrudin dalam media briefing yang berlangsung di Jakarta 15/4) Sebelumnya kasus-kasus serupa menurut Safrudin ditemukan terjadi Tegal Jawa Tengah, Minahasa, Maluku, dan Bengkulu.Gejala yang kita temukan masyarakat di berbagai desa dengan paparan B3 dalam berbagai bentuk cemaran seperti merkuri, timbal, dan sebagainya. Di daerah Cinangka dan Curug Tangerang itu kita temukan paparan rata-rata diatas 47.80 mg padahal tubuh hanya bisa mengatasi paparan dibawah level 10 mg, ujar Safrudin.Pembuangan limbah ke lingkungan akan menimbulkan masalah yang merata dan menyebar di lingkungan yang luas. Limbah gas terbawa angin dari satu tempat ke tempat lainnya. Limbah cair atau padat yang dibuang ke sungai, dihanyutkan dari hulu sampai jauh ke hilir, melampaui batas-batas wilayah akhirnya bermuara dilaut atau danau, seolah-olah laut atau danau menjadi tong sampah. Limbah bermasalah antara lain berasal dari kegiatan pemukiman, industri, pertanian, pertambangan dan rekreasi.Limbah industri baik berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk kategori atau dengan sifat limbah B3. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang sangat ditakuti adalah limbah dari industri kimia. Limbah dari industri kima pada umumnya mengandung berbagai macam unsur logam berat yang mempunyai sifat akumulatif dan beracun (toxic) sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia. Limbah pertanian yang paling utama ialah pestisida dan pupuk.Umunya kawasan terpapar limbah B3 tersebut menurut Safrudin terdapat di area pertambangan emas, nikel, timah, mangan, minyak, pasir besi, dan lain sebagainya. Namun banyak juga kasus pada daerah industri.Limbah B3 dari kegiatan industri yang terbuang ke lingkungan akhirnya akan berdampak pada kesehatan manusia. Dampak itu dapat langsung dari sumber ke manusia, misalnya meminum air yang terkontaminasi atau melalui rantai makanan, seperti memakan ikan yang telah menggandakan (biological magnification) pencemar karena memakan mangsa yang tercemar.Yang pertama kemunduran mental dan kemampuan kecerdasan kognitif pada anak-anak meningkatnya kasus autis seperti yang kami temukan di wilayah Curug Tangerang dan Bogor, pada beberapa kasus di Minahasa ditemukan bayi lahir tanpa tempurung kepala yang lengkap sehingga membentuk luka menganga di bagian kepala. Di kawasan Desa Rejanglebong Bengkulu tercatat ada peningkatan kasus penderita kanker, jelas Safrudin. (http://indonesiasafetycenter.org/permasalahan-limbah-b3-di-indonesia/)