kasus 1 & 2 pendengaran

6
Kasus 1 Hubungan mulut mendeng dengan gangguan pendengaran Otitis Media Supuratif Kronik adalah suatu radang kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. Sedangkan kelumpuhan nervus fasialis ( N VII ) merupakan kelumpuhan otot-otot wajah dimana pasien tidak atau kurang dapat menggerakkan otot wajah, sehingga wajah pasien tidak simetris. Parese nervus fasialis dapat terjadi oleh infeksi telinga tengah yang disebabkan karena penyebaran infeksi langsung ke kanalis fasialis pada otitis media akut. Pada otitis media kronis, kerusakan terjadi oleh erosi tulang oleh kolesteatom atau oleh jaringan granulasi, disusul oleh infeksi ke dalam kanalis fasialis tersebut. Paresis nervus fasialis dapat terjadi pada otitis media akut dan kronik. Terdapat dua mekanisme yang dapat menyebabkan paralisis nervus fasialis yaitu :1. Hasil toksin bakteri di daerah tersebut 2. Dari tekanan langsung terhadap saraf oleh kolesteatoma atau jaringan granulasi. Pada otitis media akut, penyebaran infeksi langsung ke kanalis fasialis khususnya pada anak terjadi ketika kanalis nervus fasialis pada telinga tengah mengalami congenital dehiscent atau saraf terkena akibat kontak langsung dengan materi purulen sehingga dapat menimbulkan inflamasi dan edema pada saraf dan menyebabkan paresis. 1,3,10

Upload: geri-setiawan

Post on 29-Sep-2015

7 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

cxb

TRANSCRIPT

Kasus 1Hubungan mulut mendeng dengan gangguan pendengaranOtitis Media Supuratif Kronik adalah suatu radang kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul.Sedangkan kelumpuhan nervus fasialis ( N VII ) merupakan kelumpuhan otot-otot wajah dimana pasien tidak atau kurang dapat menggerakkan otot wajah, sehingga wajah pasien tidak simetris.Parese nervus fasialis dapat terjadi oleh infeksi telinga tengah yang disebabkan karena penyebaran infeksi langsung ke kanalis fasialis pada otitis media akut. Pada otitis media kronis, kerusakan terjadi oleh erosi tulang oleh kolesteatom atau oleh jaringan granulasi, disusul oleh infeksi ke dalam kanalis fasialis tersebut.Paresis nervus fasialis dapat terjadi pada otitis media akut dan kronik. Terdapat dua mekanisme yang dapat menyebabkan paralisis nervus fasialis yaitu :1. Hasil toksin bakteri di daerah tersebut 2. Dari tekanan langsung terhadap saraf oleh kolesteatoma atau jaringan granulasi. Pada otitis media akut, penyebaran infeksi langsung ke kanalis fasialis khususnya pada anak terjadi ketika kanalis nervus fasialis pada telinga tengah mengalami congenital dehiscent atau saraf terkena akibat kontak langsung dengan materi purulensehingga dapat menimbulkan inflamasi dan edema pada saraf dan menyebabkan paresis.1,3,10Pada otitis media kronik bisa mengikis kanal nervus fasialis atau sarafnya dapat dilibatkan dengan osteitis, kolesteatom dan jaringan granulasi, disusul oleh infeksi ke dalam kanalis fasialis. Manifestasi klinik yang tampak yaitu paralisis nervus fasialis bagian bawah, ipsilateral terhadap telinga yang sakit.Gejala lesi dikanalis fasialis (melibatkan korda timpani) ditandai seperti pada mulut tertarik kearah sisi mulut yang sehat, makan terkumpul di antara pipi dan gusi. Lipatan kulit dahi menghilang. Apabila mata yang terkena tidak ditutup atau tidak dilindungi maka air mata akan keluar terus menerus, ditambah dengan hilangnya ketajaman pengecapan lidah (2/3 bagian depan) dan salivasi di sisi yang terkena berkurang. Hilangnya daya pengecapan pada lidah menunjukkan terlibatnya nervus intermedius, sekaligus menunjukkan lesi di antara pons dan titik dimana korda timpani bergabung dengan nervus fasialis di kanalis fasialis.Sumber1. Sjarifuddin, Bashiruddin J, Bramantyo B. Kelumpuhan Nervus Fasialis Perifer. In : Soepardi EA, Iskandar N editors. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 6th ed. Jakarta : Balai Penerbit FK-UI, 2007.2. Meritt HH. A. Texbook of Neurogy : Injury to Cranial and Peripheral Nerves, Philadelphia; 1967. p. 378-813. Aboet, A. Radang Telinga Tengah Menahun. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher pada Fakultas Kedokteran USU. Medan; 2007.

Kasus 2 PatofisiologiSecara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang telinga. Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur. Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa tidak nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan/nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran. Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.Otalgia pada otitis eksterna disebabkan oleh:a. Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.b. Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita otitis eksterna1,7,8 Serumen bersifat asam (pH 4-5) mencegah pertumbuhan bakteri&jamur jg mencegah kerusakan kulit Biasanya trauma lokal mendahului Terkena air yang berlebihan mengurangi jumlah serumen yg akan membuat kanal kering dan pruritus. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud terlalu sering bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.Penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang, kulit pada saluran telinga menjadi basah sehingga mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur Kandungan air pada permukaan luar kulit diduga memegang peranan yg nyata didalam mudahnya terjadinya infeksi telinga luarStratum korneum menyerap kelembaban dari lingkungansuhu yang tinggi ,kelembaban yang tinggi (berenang)Peningkatan kelembaban dari keratin didalam serta disekitar unit-unit apopilo sebaseamenunjang pembengkakan & pyumbatan folikelberkurangnya aliran serumen kepermukan kulitSerumen bsifat asam (pH 4-5) mencegah pertumbuhan bakteri & jamur juga mencegah kerusakan kulitkalau berkurang tidak ada yang mencegahGatalGaruk/cederainvasi organisme eksogen melalui permukaan superficial epidermis yang biasanya resisten terhadap bakteri

Sumber1. Otitis Externa,Author: Ariel A Waitzman, MD, FRCS (C) ; Chief Editor: Arlen D Meyers, MD, MBA.Updated: Jan 22, 2013, http://emedicine.medscape.com/article/994550-overview. diakses tanggal 30 Oktober 2013 )2. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi Keenam. Cetakan Keempat. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2010