karya tulis pengembangan sistem aplikasi...

23
KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI REGISTRASI DAN VERIFIKASI ONLINE LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK Periode Penilaian Semester II Tahun 2011 Oleh : Bary R. Pratama NIP 198508132009011009 Sekretariat Jenderal Tim Penilai Instansi Pusat Jabatan Fungsional Pranata Komputer Kementerian Keuangan R.I. Jakarta, Oktober 2011

Upload: trantuyen

Post on 28-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

KARYA TULIS

PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI REGISTRASI DAN VERIFIKASI ONLINE

LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK

Periode Penilaian Semester II Tahun 2011

Oleh :

Bary R. Pratama NIP 198508132009011009

Sekretariat Jenderal

Tim Penilai Instansi Pusat Jabatan Fungsional Pranata Komputer

Kementerian Keuangan R.I.

Jakarta, Oktober 2011

Page 2: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

2

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 5

A. LATAR BELAKANG .....................................................................................................6

B. MAKSUD DAN TUJUAN .............................................................................................8

BAB II : POKOK BAHASAN ......................................................................................................................... 9

A. INTERKONEKSI SISTEM REGISTRASI DAN VERIFIKASI ONLINE DENGAN SISTEM INSTANSI PEMERINTAH TERKAIT .................................................................................... 11

B. INTERKONEKSI SISTEM REGISTRASI DAN VERIFIKASI ONLINE DENGAN SISTEM YANG ADA DI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (DJP) ................................................................... 15

BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................................... 21

A. KESIMPULAN .......................................................................................................... 21

B. SARAN .................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 23

Page 3: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

3

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data-data yang diperlukan dari Instansi lain ........................................................... 12

Page 4: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Arsitektur Jaringan Alternatif 1 .......................................................................... 13

Gambar 2 Arsitektur Jaringan Alternatif 2 .......................................................................... 18

Gambar 3 Arsitektur Interkoneksi SPSE dan Sitem DJP ....................................................... 19

Page 5: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

5

BAB I : PENDAHULUAN

E-Government, biasa disebut juga dengan e-Gov, adalah penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan

publik serta penyediaan barang/jasa informasi dari pemerintah kepada warganya

(Government-to-Citizens), pemerintah dengan bisnis (Government-to-Business), dan

hubungan antar pemerintah (Government-to-Government).

Definisi e-Government dapat juga diartikan sebagai berikut :

1. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi,

efektivitas, transparansi dan akuntabilitas pemerintah;

2. Kemampuan untuk mengubah hubungan dengan masyarakat, kalangan bisnis

dan bagian lain dari pemerintah;

3. Memberikan layanan pemerintahan yang lebih baik kepada masyarakat,

meningkatkan interaksi dengan kalangan bisnis dan industri, pemberdayaan

masyarakat melalui akses informasi, atau manajemen pemerintahan yang lebih

efisien;

4. Mengurangi korupsi, meningkatkan transparansi, kenyamanan yang lebih baik,

pertumbuhan pendapatan, penekanan biaya.

Page 6: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

6

A. LATAR BELAKANG

E-Procurement adalah proses pengadaan barang/jasa pemerintah yang

pelaksanaannya dilakukan secara elektronik, berbasis web/internet dengan

memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi yang meliputi

pelelangan umum secara elektronik yang diselenggarakan oleh Layanan Pengadaan

Secara Elektronik (LPSE).

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 111, ayat (4)

mendefinisikan fungsi pelayanan LPSE paling kurang meliputi administrator sistem

elektronik, unit registrasi dan verifikasi pengguna, dan unit layanan pengguna.

LPSE adalah suatu unit yang melayani proses pengadaan barang/jasa yang

dilaksanakan secara elektronik. LPSE akan menjalankan fungsi sebagai berikut :

1. Mengelola sistem e-Procurement;

2. Menyediakan pelatihan kepada PPK/Panitia serta Penyedia barang/jasa;

3. Menyediakan sarana akses Internet bagi PPK/Panitia serta Penyedia

barang/jasa;

4. Melakukan fungsi registrasi dan verifikasi terhadap PPK/Panitia serta

Penyedia barang/jasa.

Penyedia barang/jasa dapat mengikuti e-Procurement dengan cara

mendaftarkan perusahaannya di LPSE terdekat. Pada saat ini, proses registrasi atau

pendaftaran penyedia barang/jasa di lingkungan Kementerian Keuangan dilakukan

dengan dua tahap. Tahap pertama adalah registrasi secara online melalui SPSE

Page 7: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

7

dengan alamat www.lpse.depkeu.go.id. Tahap kedua adalah registrasi offline

dimana penyedia barang/jasa harus datang ke kantor layanan LPSE Kementerian

Keuangan dengan membawa kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan untuk

melakukan validasi dokumen.

Dokumen-dokumen yang dipersyaratkan kemudian dibawa ke kantor layanan

LPSE Kementerian Keuangan beserta dengan hasil scan-nya dalam bentuk PDF.

Dokumen asli hanya digunakan untuk keperluan validitas data dan memastikan

bahwa hasil scan yang diserahkan sama dengan dokumen aslinya. Jika hasil scan

telah diperiksa dan sesuai dengan dokumen aslinya, maka dokumen asli tersebut

akan dikembalikan kepada penyedia barang/jasa yang bersangkutan, sementara

hasil scan-nya disimpan oleh petugas verifikator.

Setelah penyedia barang/jasa melakukan proses registrasi secara online dan

offline, LPSE Kementerian Keuangan akan melakukan proses verifikasi terhadap

hasil scan dokumen yang diserahkan. Verifikasi lanjutan terhadap hasil scan

dokumen dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain mendatangi langsung

alamat penyedia barang/jasa tersebut atau dengan melalui media telepon.

Verifikasi dokumen merupakan titik kritis, karena menjadi awal bagi penyedia

barang/jasa untuk dapat masuk ke dalam Sistem Pengadaan Secara Elektronik

(SPSE). Verifikasi dokumen harus dilakukan secara ketat dan teliti agar penyedia

barang/jasa yang akan mengakses ke dalam SPSE adalah penyedia barang/jasa yang

valid atau tidak fiktif. Penyedia barang/jasa yang telah melewati tahap verifikasi

Page 8: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

8

dokumen dan dianggap valid oleh petugas verifikator akan diberikan kata sandi

untuk dapat mengakses ke SPSE.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Proses registrasi dan verifikasi yang dilakukan di LPSE Kementerian Keuangan

merupakan proses yang saat ini masih memerlukan dokumen persyaratan asli yang

harus dibawa fisiknya. Selain itu, untuk melakukan proses registrasi dan verifikasi,

penyedia barang/jasa diharuskan datang langsung ke kantor layanan LPSE

Kementerian Keuangan yang berdampak pada masih diperlukannya biaya

transportasi serta waktu dan tenaga yang terbuang tidak sedikit. Dapat kita

bayangkan berapa biaya dan waktu yang harus dikeluarkan oleh penyedia

barang/jasa untuk melakukan proses registrasi dan verifikasi jika kantor layanan

LPSE Kementerian Keuangan berada di luar kota tempat penyedia barang/jasa

berdomisili. Contohnya, penyedia barang/jasa yang berdomisili di wilayah Wamena,

harus datang langsung ke Jayapura hanya untuk melakukan proses registrasi dan

verifikasi.

Maksud dan tujuan dikembangkannya aplikasi registrasi dan verifikasi online

adalah agar proses registrasi dan verifikasi penyedia barang/jasa dapat dilakukan

secara online tanpa perlu penyedia barang/jasa tersebut datang langsung ke LPSE

Kementerian Keuangan.

Page 9: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

9

BAB II : POKOK BAHASAN

Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi saat ini, maka proses

registrasi dan verifikasi dimungkinkan untuk dilakukan secara online. Dengan proses

registrasi dan verifikasi online, penyedia barang/jasa tidak perlu datang ke tempat

pelayanan LPSE Kementerian Keuangan.

Salah satu Negara yang telah menerapkan proses registrasi dan verifikasi online

adalah Korea. PPS yaitu lembaga pengadaan barang/jasa di Korea Selatan telah

menerapkan sistem online secara murni yang mereka sebut Aplikasi KONEPS.

Pendaftaran penyedia barang/jasa sebagai pengguna sistem KONEPS dilakukan

secara online dan berlaku hanya satu tahun. PPS telah mengimplementasikan

sertifikasi digital bagi pengguna sistem yang di-update setiap 1 tahun sekali. PPS

membangun Customer Relationship Management di Call Center PPS melalui media

web call center yang beroperasi selama 24 jam dalam sehari.

Apabila dibandingkan dengan PPS di Korea, Pusat LPSE tertinggal jauh dalam

hal sistemnya. Sistem di Korea sudah terhubung dengan beberapa Kementerian,

sedangkan Pusat LPSE masih berjalan sendiri karena sistem yang ada di

pemerintahan Indonesia belum semuanya terhubung secara online.

Page 10: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

10

Saat ini, LPSE Kementerian Keuangan sudah tidak lagi meminta penyedia

barang/jasa untuk membawa fotokopi dokumen persyaratan pendaftaran, tetapi

cukup dalam bentuk softcopy dengan format PDF. Hal tersebut merupakan langkah

awal dalam hal proses registrasi dan verifikasi secara online. Akan tetapi,

penyerahan dokumennya masih belum dilakukan dengan menggunakan media

Internet, melainkan diserahkan secara manual ke LPSE Kementerian Keuangan

dengan menggunakan media penyimpanan seperti USB flashdisk dan harddisk

external, atau dengan menggunakan CD.

Proses penyerahan dokumen persyaratan pendaftaran secara manual ini

merupakan permasalahan yang dapat dicarikan solusinya. Berdasarkan penelitian

terhadap sistem yang sudah berjalan saat ini di LPSE Kementerian Keuangan, solusi

yang dapat diberikan ada 2 (dua), yaitu :

1. Melakukan interkoneksi antara sistem registrasi dan verifikasi di LPSE

Kementerian Keuangan dengan sistem intansi pemerintah terkait yang

menerbitkan dokumen-dokumen perijinan; dan/atau

2. Melakukan interkoneksi antara sistem registrasi dan verifikasi di LPSE

Kementerian Keuangan dengan sistem yang ada di Direktorat Jenderal Pajak.

Page 11: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

11

A. INTERKONEKSI SISTEM REGISTRASI DAN VERIFIKASI ONLINE DENGAN SISTEM INSTANSI PEMERINTAH TERKAIT

Solusi pertama dari pengembangan sistem aplikasi registrasi dan verifikasi

online yang dapat diambil, yaitu menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah

lain yang mengeluarkan atau menerbitkan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan

agar dapat melakukan interkoneksi sistem. Interkoneksi ini bertujuan agar proses

pertukaran data antara LPSE Kementerian Keuangan dengan instansi pemerintah

terkait selaku penerbit surat perijinan usaha, dapat dilakukan dengan cepat dan

tepat.

Apabila aplikasi registrasi dan verifikasi online dapat diterapkan, maka proses

registrasi dan verifikasi dapat dilakukan dimana saja, tanpa penyedia barang/jasa

harus datang ke kantor pelayanan LPSE Kementerian Keuangan. Penyedia

barang/jasa cukup mengisi formulir yang disediakan di halaman aplikasi registrasi

dan verifikasi online serta mengunggah hasil scan dokumen-dokumen yang

dipersyaratkan. Data yang dimasukan oleh penyedia barang/jasa akan divalidasi

dengan data yang ada di masing-masing instansi pemerintah terkait.

Data-data yang dapat divalidasi melalui interkoneksi antara sistem registrasi

dan verifikasi online dengan sistem instansi pemerintah terkait, antara lain :

No. Dokumen K/L/D/I Terkait

1. KTP Direksi/Pemilik/Pejabat yang berwenang Kementerian Dalam Negeri

2. NPWP Perusahaan Direktorat Jenderal Pajak

3. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Pemerintah Kotamadya/Daerah

4. Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Pemerintah Provinsi

Page 12: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

12

5. Tanda Daftar Penyedia barang/jasa Pemerintah Kotamadya/Daerah

6. Akta Pendirian sampai dengan Perubahan

Terakhir Penyedia barang/jasa

Kementerian Hukum dan HAM

7. Surat Keterangan Domisili Pemerintah Provinsi/Pemerintah

Kotamadya/Daerah

8. Bukti Pelunasan Pajak :

Surat Keterangan Fiskal tahun terakhir

Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak

Penghasilan (PPh) tahun terakhir

Surat Setoran Pajak (SSP) PPH pasal 29

selama tiga bulan terkhir

Direktorat Jenderal Pajak

Tabel 1 Data-data yang diperlukan dari Instansi lain

Secara garis besar dapat disimulasikan sebagai berikut :

1. Penyedia barang/jasa melakukan pendaftaran secara online di sistem SPSE

dengan mengisi formulir yang ada, kemudian mengunggah hasil scan dokumen

persyaratan pendaftaran yang diminta;

2. Data-data pendaftaran tersebut, oleh petugas registrasi dan verifikasi dikirimkan ke

server inaproc untuk dilakukan validasi dokumen persyaratan pendaftaran;

3. Server inaproc melakukan komunikasi kepada sistem-sistem instansi terkait dengan

menggunakan web service untuk melakukan validasi dokumen perusahaan pendaftar

dengan dokumen yang ada di instansi terkait tersebut;

4. Hasil validasi dikirimkan kembali kepada server inaproc dengan menggunakan web

service juga;

5. Server inaproc meneruskan hasil validasi ke server SPSE;

Page 13: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

13

6. Petugas registrasi dan verifikasi mengecek hasil validasi tersebut, kemudian

memberikan keputusan apakah penyedia barang/jasa yang mendaftar di LPSE

Kementerian Keuangan disetujui atau tidak berdasarkan hasil validasi tersebut.

Ilustrasi dari simulasi diatas dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 1 Arsitektur Jaringan Alternatif 1

Penerapan solusi pertama ini tentunya akan memperoleh beberapa

keuntungan/kelebihan serta kelemahan/kekurangan. Keuntungan atau kelebihan

yang akan diperoleh dengan menerapkan solusi yang pertama ini adalah :

1. Data yang dimasukkan oleh penyedia barang/jasa dapat langsung disesuaikan

dengan data-data yang tersimpan pada masing-masing sistem instansi

pemerintah terkait, sehingga kecil kemungkinan bahwa penyedia barang/jasa

yang melakukan pendaftaran secara online merupakan penyedia yang fiktif.

Page 14: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

14

2. Ketidakseragaman pengetahuan antara masing-masing petugas registrasi dan

verifikasi LPSE Kementerian Keuangan baik di pusat maupun di daerah dapat

diatasi, karena proses validasi langsung dilakukan ke instansi pemerintah terkait

yang menerbitkan dokumen-dokumen perijinan.

3. Fungsi monitoring dapat berjalan dengan baik, sehingga memperkecil ruang

bagi penyedia barang/jasa untuk melakukan manipulasi data perusahaannya.

4. Apabila interkoneksi sistem ini dapat berjalan dengan baik, tujuan utama dari

proses pengadaan barang/jasa di lingkungan pemerintah dapat tercapai, yaitu

pengadaan yang kredibel dan bersih serta terpenuhinya efektivitas dan

efisiensi.

Kekurangan atau kesulitan yang mungkin akan dihadapi jika ingin menerapkan

solusi pertama ini adalah :

1. Kesulitan dalam menjalin kerjasama antara LPSE Kementerian Keuangan

dengan Instansi Pemerintah terkait dimana masing-masing sistem yang ada

memiliki karakteristik sistem yang berbeda-beda.

2. Maintenance juga akan sulit dilakukan karena sistem tidak terletak pada 1

wilayah, melainkan berada pada wilayah yang berbeda-beda.

3. Apabila pada salah satu atau beberapa sistem instansi pemerintah terkait

mengalami gangguan, hal itu akan mengganggu proses verifikasi online di LPSE

Kementerian Keuangan.

4. Kondisi jaringan Internet yang ada di masing-masing instansi berbeda-beda,

sehingga dapat menyebabkan adanya delay dalam proses validasi data ke

sistem instansi pemerintah terkait.

Page 15: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

15

5. Tidak semua instansi pemerintah penerbit dokumen-dokumen perijinan

memiliki data warehouse, melainkan masih banyak instansi pemerintah yang

menyimpan dokumen-dokumen perijinan dalam bentuk fisik (hardcopy).

6. Kesulitan lain yang akan terasa di awal proses pengintegrasian sistem adalah

tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat, diperlukan banyak kajian dan

koordinasi antar masing-masing pemilik sistem sehingga tercapai kata sepakat.

B. INTERKONEKSI SISTEM REGISTRASI DAN VERIFIKASI ONLINE DENGAN SISTEM YANG ADA DI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (DJP)

Solusi kedua yang dapat diambil adalah bekerja sama dengan Direktorat

Jenderal Pajak untuk memeriksa data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara

online. Selain itu, Pusat LPSE Kementerian Keuangan melalui website-nya telah

mensyaratkan penyedia barang/jasa untuk membawa dokumen asli disertai

softcopy-nya ketika melakukan registrasi offline. Data softcopy yang dibawa

penyedia barang/jasa tersebut akan disimpan kedalam sistem SPSE. Pendaftaran

secara offline hanya diperlukan satu kali saja dalam jangka waktu satu tahun. Akan

tetapi apabila dalam perjalanan satu tahun tersebut ada perubahan data, maka

penyedia barang/jasa wajib melaporkan kepada LPSE Kementerian Keuangan agar

datanya bisa di-update.

Selain NPWP, interkoneksi antara kedua sistem ini juga bertujuan untuk

mengecek apakah penyedia barang/jasa yang mendaftar sudah memiliki surat

Pengukuhan Kena Pajak (PKP) atau belum. PKP adalah Pengusaha yang melakukan

penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai

Page 16: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

16

pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak

Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor

18 Tahun 2000.

Untuk mendapatkan PKP, penyedia barang/jasa melakukan pendaftaran

kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdekat dimana penyedia barang/jasa

tersebut melakukan kegiatan usaha. Petugas dari KPP tersebut akan melakukan

konfirmasi lapangan untuk membuktikan kebenaran pendaftaran dan melakukan

penelitian kelayakan usaha dari penyedia barang/jasa yang bersangkutan.

Jika dilihat secara prosedur, proses untuk mendapatkan PKP dengan proses

untuk mendapatkan nama pengguna dan kata sandi pada aplikasi SPSE, proses

keduanya adalah mirip dimana petugas verifikator akan memastikan bahwa

penyedia barang/jasa yang mendaftar adalah penyedia barang/jasa yang benar-

benar ada, melakukan kegiatan usaha, dan bukan penyedia barang/jasa fiktif.

Dengan kata lain, jika penyedia barang/jasa telah memiliki PKP, maka dapat

dipastikan bahwa penyedia barang/jasa tersebut valid sehingga petugas verifikator

LPSE Kementerian Keuangan tidak perlu lagi melakukan kegiatan verifikasi terhadap

penyedia barang/jasa yang mendaftar di LPSE Kementerian Keuangan.

Penerapan dari solusi kedua ini tentunya akan menemui beberapa

keuntungan/kelebihan dan juga kesulitan/kekurangan. Keuntungan atau kelebihan

yang akan diperoleh dengan menerapkan solusi kedua ini adalah :

Page 17: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

17

1. Lebih mudah untuk diimplementasikan, karena antara Pusat LPSE dengan DJP

sama-sama berada pada satu naungan institusi yaitu Kementerian Keuangan.

2. Jika dibandingkan dengan langkah pertama, langkah kedua terlihat lebih

sederhana, karena aplikasi registrasi dan verifikasi online hanya perlu

melakukan pengecekan NPWP dan PKP pada sistem DJP.

3. LPSE Kementerian Keuangan tidak perlu melakukan verifikasi terhadap seluruh

penyedia barang/jasa yang mendaftar, melainkan hanya penyedia barang/jasa

yang tidak memiliki PKP saja.

4. Penyedia barang/jasa yang telah memiliki PKP dapat langsung dilakukan

pengecekan dengan data PKP yang berasal dari sistem yang ada di DJP.

Kesulitan atau kekurangan yang akan dihadapi dengan menerapkan solusi

kedua ini, yaitu :

1. KPP melakukan konfirmasi lapangan sebagaimana yang telah dijelaskan

sebelumnya paling lama 6 bulan setelah terbitnya NPWP dan PKP penyedia

barang/jasa yang bersangkutan, sehingga belum dapat dipastikan apakah

penyedia barang/jasa tersebut valid atau tidak ketika mendaftar ke LPSE;

2. KPP hanya melakukan konfirmasi lapangan terhadap kegiatan usaha, tidak

terhadap pemilik usaha tersebut, sehingga dimungkinkan pemilik usaha dapat

mendaftarkan lebih dari 1 perusahaan yang dimilikinya dengan tujuan

monopoli suatu pelelangan;

3. PKP hanya diwajibkan terhadap penyedia barang/jasa yang memiliki omset

minimal Rp 600 juta dalam setahun.

Page 18: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

18

Solusi kedua ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2 Arsitektur Jaringan Alternatif 2

Dari gambar dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Penyedia melakukan registrasi secara online ke sistem LPSE dengan

memasukkan nomor NPWP perusahaannya yang masih berlaku;

2. Petugas verifikator di LPSE kemudian melakukan proses verifikasi nomor NPWP

perusahaan dengan mengirimkan nomor NPWP tersebut ke server inaproc LKPP

untuk dilakukan validasi;

3. Server inaproc LKPP melakukan validasi nomor NPWP perusahaan ke sistem DJP

melalui web service. Koneksi yang terjadi tidaklah real-time, melainkan

berdasarkan request sehingga tidak membebani kinerja sistem DJP;

4. Selanjutnya, sistem DJP akan mengirimkan notifikasi kepada server inaproc

LKPP, apakah nomor NPWP tersebut valid atau tidak;

Page 19: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

19

5. Server inaproc LKPP akan melanjutkan notifikasi dari sistem DJP kepada sistem

LPSE;

6. Petugas verifikator memberikan keputusan apakah akan memberikan password

kepada penyedia atau tidak, berdasarkan notifikasi yang diterima dari server

inaproc LKPP.

Sistem yang dikembangkan ini, selain digunakan untuk proses pendaftaran

penyedia barang/jasa di LPSE secara online, dapat pula digunakan untuk memantau

potensi pajak dari perusahaan-perusahaan pemenang lelang. Secara garis besar

dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Sistem Ditjen. Pajak(web service)

Inaproc LKPP(web service)

Internet(SSL)

Internet

Server LPSE 1

Data perusahaanpemenang lelang

Data perusahaanpemenang lelang

Data perusahaanpemenang lelang

Data perusahaanpemenang lelang

Server LPSE 2

Server LPSE 3

Data perusahaanpemenang lelang

Data perusahaanpemenang lelang

Gambar 3 Arsitektur Interkoneksi SPSE dan Sitem DJP

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Server inaproc LKPP menarik sebagian data lelang yang ada di masing-masing

LPSE, seperti nama perusahaan pemenang lelang, nomor NPWP perusahaan

pemenang lelang, alamat perusahaan pemenang lelang, nilai penawaran

pemenang lelang, dan data-data lain yang dapat dimanfaatkan oleh DJP;

Page 20: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

20

2. Sistem DJP secara berkala dapat melihat data-data pemenang lelang tersebut

melalui server inaproc LKPP dengan menggunakan web service yang disediakan

oleh server inaproc LKPP;

3. Data-data pemenang lelang tersebut kemudian dapat digunakan oleh DJP

sebagai alat bantu untuk memperoleh data perusahaan yang memiliki potensi

untuk membayar pajak.

Apabila interkoneksi antara Sistem SPSE dengan sistem yang ada di DJP berjalan

dengan baik, maka dapat memberikan keuntungan untuk kedua belah pihak seperti

yang telah dijelaskan di atas. Keuntungan tersebut juga dapat digunakan oleh

masing-masing pihak untuk mencegah adanya praktek kecurangan baik dari sisi

pengadaan barang/jasa, maupun dari sisi pembayaran pajak dari pemenang lelang.

Page 21: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

21

BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dengan adanya implementasi proses registrasi dan verifikasi secara online

adalah diperoleh beberapa manfaat, yaitu:

1. Menghemat waktu, biaya dan tenaga;

a. Penyedia barang/jasa tidak perlu menunggu waktu yang cukup lama dalam

mendapatkan nama pengguna dan kata sandi jika penyedia barang/jasa

tersebut memasukkan dokumen yang valid;

b. Penyedia barang/jasa tidak perlu membawa dokumen perusahaannya ke

kantor layanan LPSE;

c. Verifikator tidak perlu melakukan pemeriksaan lapangan terhadap

penyedia barang/jasa;

d. Mengurangi atau meniadakan pemakaian sumber daya seperti kertas.

2. Pelayanan yang lebih baik terhadap pengguna khusunya terhadap penyedia

barang/jasa, karena proses verifikasi dapat dilakukan dengan cepat;

3. Dapat menjadi contoh untuk Kementerian/Lembaga lain dalam

mengintegrasikan sistem-sistem yang telah ada.

Page 22: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

22

B. SARAN

Dalam mengembangkan suatu sistem di instansi pemerintah Republik

Indonesia seharusnya dapat saling terintegrasi sehingga mengurangi permasalahan-

permasalahan seperti duplikasi data serta berkoordinasi dengan intansi pemerintah

terkait agar tidak terjadi pengembangan-pengembangan sistem yang mirip akan

tetapi hanya digunakan untuk instansi tertentu saja.

Page 23: KARYA TULIS PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI …ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2011/10/Kajian-Registerasi... · dengan alamat . Tahap kedua adalah registrasi offline dimana penyedia

23

DAFTAR PUSTAKA

1. Portal Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan: http://www.pajak.go.id.

2. Fahmy Radhi, “Transformasi Pelayanan Publik Melalui Penerapan E-Government”, http://s3.amazonaws.com/ppt-download/09egovernment-1231407216290599-2.ppt?response-content-disposition=attachment&Signature=FPfmag5kgXAkf04%2BfYMa%2F7gaJjM%3D&Expires=1305196014&AWSAccessKeyId=AKIAJLJT267DEGKZDHEQ, 15 April 2011.

3. Ir. Mohamad Adriyanto, MSM., “Membangun e-Gov yang Berhasil Guna”, http://www.slideshare.net/confirm/MzExMjExODk7YmFyeS4=/1148317-5592b4ceca93c86913f3f8f862ae7a1f22acb465-slideshow, 15 April 2011.

4. Keputusan Menteri No. 57/KEP/M.KOMINFO/12/2003.

5. Gapra, “Aplikasi Registrasi Online pada Website Interaktif”, http://www.scribd.com/doc/39354468/Aplikasi-Registrasi-Online, 24 April 2011.