karya tulis ilmiah sandhi indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

46
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kehidupan sekarang ini, pengetahuan akan pentingnya kedua belahan otak, yaitu otak kanan dan otak kiri semakin diketahui masyarakat. Otak kiri yang logis dan analitis serta otak kanan yang intuitif dan kreatif. Untuk itu semakin banyak orang yang mengetahui pentingnya untuk menyeimbangkan kedua belahan otak, khususnya otak kanan yang jarang diperhatikan oleh orang banyak. Salah satu yang diproses otak kanan adalah kreativitas. Kini makin banyak orang menyadari bahwa kreativitas memainkan peran sangat penting dalam meraih kebahagiaan pribadi dan kesuksesan. Banyak sekali kegiatan yang dapat membantu mengembangkan daya kreatif kita. Seperti 1

Upload: sandhi-indraswara

Post on 18-Jun-2015

506 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada kehidupan sekarang ini, pengetahuan akan pentingnya kedua

belahan otak, yaitu otak kanan dan otak kiri semakin diketahui masyarakat.

Otak kiri yang logis dan analitis serta otak kanan yang intuitif dan kreatif.

Untuk itu semakin banyak orang yang mengetahui pentingnya untuk

menyeimbangkan kedua belahan otak, khususnya otak kanan yang jarang

diperhatikan oleh orang banyak.

Salah satu yang diproses otak kanan adalah kreativitas. Kini makin

banyak orang menyadari bahwa kreativitas memainkan peran sangat penting

dalam meraih kebahagiaan pribadi dan kesuksesan. Banyak sekali kegiatan

yang dapat membantu mengembangkan daya kreatif kita. Seperti

mengembara, banyak membaca, bermain, teknologi, musik, menggambar,

dan masih banyak lagi.

Menggambar adalah salah satu contoh kegiatan kreativitas yang

menyenangkan. Namun sayang, sudah enjadi keyakinan umum bahwa

menggambar dianggap suatu sifat bawaan. Sedikit sekali orang yang

mengerti bahwa mereka bisa belajar agar bisa menggambar. Umumnya

mereka tidak mendapat motivasi bahwa mereka bisa, dan mereka tidak

1

Page 2: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

mendapat pujian atau komentar yang positif. Hal ini menyebabkan hilangnya

rasa percaya diri dan semangat untuk terus berlatih.

Di SMA N 1 Purworejo kelas XI IPS 1 khususnya, masih banyak

siswa-siswi yang merasa dirinya tidak bisa menggambar dan tidak akan

pernah bisa, selalu menganggap hasil karyanya tidak bagus. Sebagian siswa-

siswi tersebut walaupun merasa tidak bisa menggambar, namun mempunyai

minat untuk bisa menggambar. Tetapi sebagian lagi sama sekali tidak punya

kepercayaan diri untuk bisa dan sama sekali tidak mempunyai minat untuk

mencoba berlatih menggambar.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo mempunyai

minat dalam menggambar?

2. Apa alasan siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo tidak minat

dalam menggambar?

3. Apakah siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo merasa optimis

dan pesimis akan kemampuan menggambarnya?

4. Apa alasan siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo yang

merasa pesimis akan kemampuan menggambarnya?

5. Apakah menurut siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo

menggambar itu sulit?

6. Apakah siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo mengetahui

manfaat-manfaat menggambar?

2

Page 3: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

7. Bagaimana upaya-upaya untuk meningkatkan minat menggambar pada

siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo?

C. Tujuan Penulisan

Karya ilmiah ini bertujuan, untuk mengetahui seberapa besar minat

siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo dalam menggambar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mendorong siswa-siswi kelas XI IPS

1 SMA N 1 menyukai kegiatan menggambar untuk mengembangkan

kreativitas dan kemampuan berpikir visual.

E. Batasan Istilah

Sesuai dengan judul karya tulis ilmiah MINAT MENGGAMBAR SISWA-

SISWI KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN

2009/2010 maka dalam pembahasannya penulis membatasi istilah pada kata

gambar dan minat. Pengertian gambar menurut Menurut Howard Simon dalam

buku Teknik Menggambar, gambar merupakan sesuatu yang erat dan alami, yang

ada hubungannya dengan salah satu keinginan manusia

Sedangkan minat yang dimaksud adalah kecenderungan seseorang terhadap

hal-hal yang dianggapnya mempunyai nilai lebih

F. Sistematika Laporan

Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN

3

Page 4: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika

penyajian.

2. BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS

Pada bab ini berisi tentang landasan teori, kerangka berpikir, serta

hipotesis.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian, populasi, sampel dan

instrumen, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang deskripsi data, hasil penelitian dan pembahasan.

5. BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

4

Page 5: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teori

a) Pengertian Menggambar

Gambar adalah ekspresi. Menurut Howard Simon dalam buku Teknik

Menggambar, gambar merupakan sesuatu yang erat dan alami, yang ada

hubungannya dengan salah satu keinginan manusia. Menggambar adalah kegiatan

membentuk imaji, dengan menggunakan banyak pilihan teknik dan alat. Bisa pula

berarti membuat tanda-tanda tertentu di atas permukaan dengan mengolah goresan

dari alat gambar. Dengan gambar, manusia ingin mengekspresikan diri, pola pikir,

dan emosi-emosinya.

Kebanyakan karya dengan cara menggambar adalah representasi dari ingatan

atau imajinasi seseorang. Subjek ini bisa berupa tampilan realistis dalam kehidupan

sehari-hari seperti potret, setengah realistis seperti karya-karya sketsa, atau yang

benar-benar mementingkan gaya gambar seperti kartun, karikatur, atau gambar

abstrak.

Untuk belajar menggambar, anda harus belajar merasakan. Kita harus

mengenali bahwa gambar adalah suatu alat yang abstrak. Menggambar itu bebas,

tidak ada benar maupun salah. Corat-coret juga dapat dikatakan gambar, corat-

coret adalah salah satu bentuk seni terburuk. Akan tetapi, walaupun hanya terdiri

dari garis-garis sederhana tak berbentuk, corat-coret merupakan teknik yamg amat

bagus untuk melepaskan kritik yang datang dari diri sendiri, dan membiarkan

5

Page 6: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

tangan bebas menggambar apa saja yang dimaui. Biarkan perasaan alamiah

mengalir ke jemari-jemari anda. Anda bisa mencorat-coret kapan saja, tanpa tahu

tujuannya, atau gambar apa yang akan muncul. Anda menggambar satu tarikan

garis, diikuti garis selanjutnya, tanpa lebih dahulu memikirkan gaya, bentuk,

gambar, atau warna, karena yang mengasyikkan adalah proses kreatif itu sendiri,

bukan hasil gambarnya.

b) Peralatan dan Media Menggambar

Alat-alat teknis untuk berekspresi hanya mengalami sedikit perubahan. Itulah

sebabnya, kenapa kita masih banyak menjumpai bahan dan alat menggambar yang

juga digunakan pada jaman dahulu.

Yang sering digunakan adalah pensil, pena, kuas tinta, pensil warna, krayon,

pensil konte, dan spidol. Bisa pula dengan peralatan digital seperti stylus, mouse,

atau alat lain yang menghasilkan efek sama seperti peralatan manual.

Pensil merupakan alat menggambar yang paling mudah didapat dan harganya

pun terjangkau. Pensil sangat bagus untuk belajar menggambar, karena mudah

dihapus. Setiap pensil juga mempunyai ketebalannya masing-masing. Pensil yang

biasa digunakan untuk menggambar yaitu nomor 2B dan HB, tapi bisa disesuaikan

dengan pilihan masing-masing sesuai apa yang ingin diekspresikan.

Penghapus, selain digunakan untuk membenarkan kesalahan, penghapus juga

dapat digunakan untuk membuat efek cahaya dan menghaluskan goresan.

Kertas mempengaruhi gaya dan teknik menggambar. kertas yang halus tapi

kau, sangat bagus untuk pen dan pensil. Bereksperimenlah dan kenalkan diri anda

dengan berbagai bahan yang bisa digunakan, kita akan semakin leluasa dalam

6

Page 7: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

berlatih berekspresi dengan aktivitas menggambar, dan menjadi lebih

menyenangkan.

Krayon mempunyai keuntungan tersendiri. Kita bisa memberikan tekanan

kertas dengan cepat, dengan berbagai variasi serta ketebalan sesuai dengan tekanan

tadi. Krayon merupakan bahan yang paling cocok dipakai pada tahap awal, dalam

proses menggambar, kekurangannya adalah hasilnya tidak bisa dihapus.

Hampir semua pena dari bahan baja bisa digunakan untuk menggambar. akan

tetapi ada yang khusus dibuat untuk menggambar. setiap toko pasti akan

menganjurkan anda untuk menggunakan pena yang baik yang menggunakan tinta

Indian. Untuk pulpen biasa, maka tinta warna buatan pabrik apa saja bisa dipakai.

Dalam menggambar, tinta Indian sifatnya tahan air.

c) Teknik Menggambar

Alat-alat menggambar sebenarnya dapat mempengaruhi teknik yang kita

terapakan. Teknik juga memperlihatkan gaya khas masing-masing. Teknik atau

cara menggambar tidak merupakan tahap yang paling penting dalam menggambar

kreatif. Teknik harus digunakan sebagai sarana alamiah untuk menggambar utuh,

dari awal sampai akhir. Berikut adalah teknik-teknik dasar dalam menggambar:

1. Menggaris

Menggaris sangat mendasar dalam menggambar, karena setiap bentuk karya

menggambar pada umumnya diawali dengan garis, coretan atau goresan garis.

Menggaris merupakan kegiatan menggambar yang paling sederhana dan

mudah, karena peralatan dan bahan yang dibutuhkan juga sangat sederhana dan

mudah didapat, kita bisa menggunakan pensil, bisa juga pena dan selembar kertas,

7

Page 8: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

kertas apapun bisa dipakai yang penting masih ada ruang kosong tempat nanti kita

mencoret atau menggoreskan garis.

Cara memulainya sederhana saja, langsung saja menggaris atau menorehkan

garis, garis apa saja. Tapi sebaiknya mulailah dulu dengan garis yang paling

sederhana, mulailah dengan garis lurus, macam-macam garis lurus, yang mendatar,

vertikal, dan diagonal. Dari berbagai arah, dari kiri ke kanan atau sebaliknya, dari

atas ke bawah atau sebaliknya, dari kanan atas ke kiri bawah dan yang lainnya bisa

dikembangkan lagi.

Sebagai catatan, pada saat latihan jangan coba-coba memutar posisi kertas

dengan alasan untuk hasil yang lebih rapi. Biarkan posisi kertas tetap seperti

adanya. Karena latihan ini tujuan utamanya bukan untuk menghasilkan garis yang

rapi, lurus dan bagus, melainkan untuk melatih kelenturan dan keluwesan tangan

supaya terbiasa dan spontan dalam menggaris dan menggores. Jika kemampuan itu

sudah dikuasai, akan memudahkan kita menggambar atau memvisualisasikan

apapun.

Setelah berlatih dengan garis lurus kta dapat mencoba macam-macam garis

lainnya, misalnya garis patah-patah, garis zig-zag, garis bergelombang, garis

melingkar, garis spiral dan variasi lainnya.

Bebaslah dalam menggaris, jangan pernah berpikir takut salah, hilangkan

keraguan dalam menggaris, ini berguna untuk melatih spontanitas dalam

menggambar atau memvisualisasikan sesuatu.

2. Mengarsir

Arsir atau gradasi akan membantu ketajaman mata agar mengenal ingkat

intensitas cahaya sehingga dapat melihat daerah terang dan gelap suatu obyek.

8

Page 9: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

Latihan arsir gradasi juga sangat membantu ketika Anda membuat bayangan dari

suatu obyek.

Beberapa langkah yang harus dilakukan saat belajar Arsir :

Berlatih teknik arsir gradasi dapat mulai dengan membuat kotak.

Jumlahnya bebas terserah  seperti gambar di bawah ini. Kemudian arsirlah setiap

kotaknya dengan berbagai jenis ukuran pensil, atau jika ingin dengan satu

jenis pensil saja, bedakan setiap kotak pada tekanan pensil.

Contoh kotak pertama diarsir dengan pensil 2H, kemudian kotak kedua diarsir

dengan pensil H, dan seterusnya, atau kotak pertama diarsir dengan tekanan

yang paling kuat, kotak kedua tekanannya makin lemah.

Ketika mengarsir dengan berbagai jenis pensil, semua dilakukan dengan tekanan

yang sama.

Lihat perbedaan intensitas gelap terang yang dihasilkan pada setiap kotak. (lihat

contoh gambar di bawah).

Latihan selanjutnya mencoba membuat komposisi bentuk dasar, kemudian pada

setiap bentuk dasar memberikan arsir dengan tingkat intensitas yang berbeda.

Buatlah kotak dengan berbagai ukuran dan bentuk yang sudah mengalami

distorsi. Kemudian komposisikan kotak-kotak tersebut.

Disamping itu juga dapat membuat komposisi bentuk dengan menggunakan

bentuk dasar lainnya seperti lingkaran, segitiga, dan sebagainya. Selain itu

9

Page 10: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

dapat mengkomposisikan bentuk-bentuk dasar tersebut dengan cara yang

berbeda.

Cobalah membuat berbagai macam sketsa lainnya, carilah berbagai ide

komposisi bentuk lainnya, dan pilihlah sketsa yang disukai.

Setelah membuat sketsa komposisi bentuk kotak, persiapkanlah berbagai jenis

ukuran pensil, contoh menggunakan pensil ukuran keras seperti H terlebih

dahulu untuk memberikan arsir terang pada kotak yang diinginkan, kemudian

pada beberapa bagian masih dengan pensil yang sama, tekanan yang lebih

kuat memberikan arsir gelap.

Selanjutnya dapat dilihat pada gambar dibawah dengan memberikan arsir gelap

dan terang maka pada komposisi kotak terlihat ada suatu volume atau

kedalaman. Pada saat menggambar suatu obyek Anda akan mengerti bahwa

hanya dengan memberikan arsir gradasi gelap terang, maka obyek tersebut

terlihat mempunyai volume dan intensitas cahaya yang berbeda.

Cobalah berbagai bentuk sesuai imajinasi anda, bermainlah secara kreatif,

gunakan berbagai macam garis untuk mengarsir, seperti lingkaran, ombak, lurus,

dan sebagainya, maka anda akan melihat tekstur yang berbeda (lihat contoh

gambar).

10

Page 11: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

3. Penghalusan (blending)

Penghalusan (blending) adalah proses pengusapan sebuah arsiran agar tampak

lebih halus. Di bawah ini adalah contoh arsiran yang belum dihaluskan dan setelah

dihaluskan.

Sebelum Sesudah

Ada bermacam-macam cara untuk menghaluskan arsiran, tapi yang paling

umum adalah menggunakan jari, tissue, dan paper stump. Menghaluskan

menggunakan jari mempunyai kelemahan yaitu meninggalkan noda sehingga

arsiran terkesan tidak bersih. Menghaluskan dengan tissue sangat berguna pada

saat ingin menghaluskan area yang cukup besar, cara menggunakan tissue untuk

menghaluskan adalah dengan melilitkan jari telunjuk dengan tissue, lalu usapkan

tissue tersebut dengan gerakan melingkar ke arsiran yang ingin dihaluskan. Paper

11

Page 12: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

stump adalah pensil yang terbuat dari kertas, ini bisa digunakan untuk area yang

kecil. Bila sudah digunakan ujungnya akan menghitam, dan tidak bisa dipakai

untuk menghaluskan bagian yang terang. Bila hal ini terjadi, maka ujungnya dapat

dipotong dengan pisau.

hasil dengan teknik blending

4. Vas atau Wajah (Vase or Faces)

Ini adalah ilusi optik terkenal, disebut vas atau wajah karena dapat dilihat

sebagai wajah yang saling berhadapan, dan sebuah vas di tengah. Latihannya

adalah melengkapi wajah kedua, yang dengan sengaja akan menyelesaikan vasnya.

Ambillah pensil dan anda tinggal menyelesaikan gambar berikut.

5. Menggambar terbalik

Orang- orang yang

meragukan kekuatan seni

maupun kemampuan mereka

12

Page 13: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

di bidang itu, sering merasa tercengang melihat apa yang bisa mereka hasilkan

lewat metode menggambar yang diciptakan Betty Edwards, yaitu menggambar

terbalik.

a. Hasil Penemuan Mengenai Otak

Salah satu temuan penting dalam studi mengenai otak terjadi pada tahun

1960 dan 1970, saat Roger Sperry dari Institut Teknologi California membawa

teman-teman penelitiannya menuju pengertian baru yaitu bahwa otak manusia

terdiri dari dua belahan, masing-masing mengendalikan proses yang berlainan.

Semenjak penemuan Sperry, yang dianugerahi hadiah nobel pada 1981, telah

diterima secara luas bahwa kedua sisi otak tersebut memiliki dominasi dalam

bidang masing-masing, seperti dijelaskan di bawah ini.

Otak Kiri Otak Kanan

Analitis holistis

Logis intuitif

Verbal gambar

Berurutan simultan

Temporal spasial

Sesuai dengan hasil penelitian tersebut, belahan kiri otak sering dianggap

sebagai sisi yang mengatur kemampuan logika, berbahasa, dan matematika.

Sedangkan belahan kanan dianggap sebagai kedudukan kreativitas dan daya

khayal.

13

Page 14: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

Penelitian mengenai dua sisi otak tersebut telah membantu jutaan orang,

yang sebelumnya tidak pernah merasa diri mereka kreatif ataupun berjiwa seni,

untuk belajar menggambar.

Setelah mengetahui bahwa otak kiri yang logis mempengaruhi kemampuan

bersantai dan membebaskan jari-jari menggambar apa yang kita lihat, Edwards

mengembangkan berbagai teknik. Salah satunya menggambar terbalik, yaitu

memnggambar menirukan contoh gambar yang dibalik. Menurutnya, membalik

gambar itu perlu, karena otak kiri kita yang logis dan tak kenal kompromi, tak

henti-hentinya mengenali serta menamai hal-hal yang dilihatnya, otak menolak

atau tak mampu menerjemahkan informasi tersebut menjadi garis-garis sebuah

gambar. Jika ingin mengatasi kemampuan otomatis otak kiri dalam menafsirkan

gambar, kita harus mengabaikan keseluruhan gambaran dan berkonsentrasi pada

garis serta bentuk satu per satu yang tampak dalam gambar terbalik. Seperti

yang dijelaskan edwards sebagai berikut.

Benda-benda yang biasa kita kenal tidak akan sama jika dilihat terbalik. Kita

secara otomatis menetukan sisi atas dan samping pada benda yang kita lihat, dan

mengharapkan benda itu menghadap ke arah yang normal, yaitu berdiri tegak.

Ketika melihat gambar yang terbalik, petunjuk-petunjuk visual yang kita lihat

menjadi tidak sesuai, dan otak menjadi bingung. Kita melihat bentuk, serta

daerah terang dan gelap pada gambar itu. Biasanya, kita tidak berkeberatan

melihat gambar terbalik, asalkan kita tidak diharuskan mengenali benda yang

14

Page 15: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

kita lihat tersebut. Kalau demikian, itu bisa menjadi tugas yang sangat

menjengkelkan.1

b. Latihan Menggambar Terbalik.

Untuk latihan ini, lupakan dahulu apa pun yang pernah anda pelajari

mengenai seni. Ambil sehelai kertas dan pensil atau pena, lalu tirulah gambar di

bawah ini tanpa menegakkan gambarnya. Jangan biarkan diri anda terganggu

oleh keingingan membetulkan gambar itu di kepala anda, usahakan

berkonsentrasi untuk menggambar garis-garis seperti yang anda lihat. Tidak

usah terburu-buru. Jangan membalikkan kertas atau gambar di bawah ini

sebelum anda benar-benar selesai.

Setelah selesai, putarlah kembali gambar tersebut dengan benar. Anda akan

heran melihat hasil gambar anda yang bagus. Hal ini terjadi karena anda dapat

mengabaikan otak kiri anda yang kritis, sehingga membuat otak kiri tersebut

tidak sempat mengeluarkan pendapat, sementara otak kanan bersenang-senang

akan hal itu.

d) Manfaat Menggambar (Pengembangan Otak Kanan)

1Jordan E. Ayan, Bengkel Kreativitas : 10 Cara Menemukan Ide-Ide Pamungkas, Kaifa, Bandung, 2002, hlm 189.

15

Page 16: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

Seperti yang diketahui, otak kanan merupakan gudangnya spontanitas dan

kreativitas. Kedua belahan otak sama penting dan sama kuatnya. Mereka saling

melengkapi satu sama lain.

Namun pada umumnya orang-orang lebih mementingkan analisis, logika,

matematika, dan jarang sekali memperhatikan atau kurang mengoptimalkan fungsi

belahan otak kanan dalam pembelajaran. Pada kenyataannya, pendidikan tidak

lebih dari 10% mata pelajaran memakai fungsi otak kanan.

Untuk mengembangkan otak kanan, menggambar adalah salah satu

contohnya, karena dalam proses ini otak kanan lebih banyak berperan daripada

otak kiri.

1. Kreativitas

Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau

konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Kita

semua lahir dikaruniai banyak keterampilan kreatif. Ketika masih bayi, kita secara

alamiah selalu ingin tahu dan antusias menjelajahi lingkungan sekitar. Kita puas

menghabiskan hari bermain dan bereksperimen dengan berbagai benda.

Kita pada umumnya mulai membatasi pencarian dan kemampuan keatif pada

usia yang sangat muda. Biasanya, mulai saat masuk SD. Sedikit demi sedikit

kreativitas mulai dikekang oleh pendidikan tradisional, kita harus tunduk pada

peraturan yang kaku, yang kebanyakan membatasi keterampilan berpikir kreatif.

Dalam belajar, kita lebih sering menghafal ketimbang mengeksplorasi, bertanya,

atau bereksperimen. Saat SD, SMP, dan seterunya, kreativitas semakin jarang

diasah, hingga akhirnya berhenti tumbuh.

16

Page 17: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

Salah satu contoh nyata yang terjadi pada Christoper, anak dari Jordan E.

Ayan, penulis buku Bengkel Kreativitas. Anaknya yang pandai menggambar

mendapat nilai yang kurang memuaskan dalam pelajaran seni di sekolahnya.

Gurunya mengatakan bahwa Christoper tidak mau mewarnai dalam batas garis,

suatu persyaratan resmi untuk mendapatkan nilai tinggi dalam keterampilan

motorik. Jelaslah sang guru terlalu memusatkan pada upaya memampukan anak

didiknya mewarnai dalam batas garis, sampai mengabaikan dorongan kreatif si

anak. Lebih buruk lagi, mungkin ia malah mengkritik. Saat pulang dari sekolah

Christoper membawa pulang hasil gambarnya yang muram, dan penuh warna

hitam. Padahal menurut Jordan, gambar yang dihasilkan putranya di rumah sangat

indah dan kaya warna, karena di rumahnya tak ada peraturan dalam masalah seni.

Akhirnya banyak orang yang tidak mengembangkan daya kreatif mereka

karena tidak pernah diberi tahu cara memanfaatkan keterampilan kreatif alami

ataupun cara mengembangkan berbagai teknik. Dalam bukunya, Jordan

memaparkan bahwa menggambar merupakan salah satu kegiatan yang dapat

mengembangkan kreativitas, yang termasuk dalam sepuluh strateginya untuk

mengembangkan kreativitas, yaitu menggemari seni.

2. Kemampuan Berpikir Visual

Berpikir visual merupakan cara berpikir dengan gambar atau kemampuan otak

dalam menerima informasi dari apa yang dilihat. Berdasarkan sejarah mengenai

gambaran mental seseorang, ternyata ada banyak pemikir unggul yang

menggunakan pembayangan visual untuk membantu mereka melahirkan karya.

Albert Einstein, Charles Darwin, Sigmund Freud, Leonardo Davinci, dan masih

17

Page 18: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

banyak lagi, semuanya menggunakan gambaran visual dalam mengembangkan

berbagai teori revolusioner mereka.

Bahkan kejeniusan seorang Sherlock Holmes yang terkenal sebagai seorang

detektif tidak lebih dari sekadar melihat secara aktif. Holmes secara sadar mencari

petunjuk visual lebih banyak dibandingkan orang lain. Namun bukan hanya tokoh

fiktif saja yang bisa berhasil dengan melihat secara aktif.

Berpikir secara visual membantu kita belajar berpikir menggunakan bagian

visual otak kita. Kekuatan visualisasi dari gambar telah diteliti selama dua dekade.

Para peneliti menemukan bahwa dengan memvisualisasikan gambar yang

menyembuhkan (otosugesti) terbukti memberikan efek bermanfaat bagi tubuh.

Efek ini diantaranya memperkuat sistem imunitas dan mengurangi tekanan darah

dan jantung.

Ketika kita melihat gambar dalam kenyataan, lewat imajinasi, atau ingatan,

sel saraf otak mengirimkan pesan kepada tubuh sebagai respons dari stimulus

tersebut. Pesan tersebut akan pergi menuju otak bagian bawah yang berhubungan

dengan hipotalamus, kelenjar yang bertanggung jawab untuk mengaktifkan cabang

sistem saraf otonom parasimpatik. Kemudian saraf tersebut akan mengurangi

tekanan darah, memperlambatkan pernapasan, dan menurunkan detak jantung,,

melepaskan ketegangan fisik dari tubuh kita.

Menggambar adalah proses alami untuk berpikir, mengembangkan ide, dan

belajar, serta menyelesaikan masalah. Setiap anak menikmati kegiatan

menggambar dan berkhayal. Tetapi orang yang sering melamun biasanya dianggap

sebagai pemalas dan dicap orang yang tidak fokus. Padahal mungkin saja pelamun

18

Page 19: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

serta pemikir visual inilah yang dapat melihat kemungkinan kreatif dalam

kehidupan ini.

Bermain tidak hanya untuk mencari kesenangan. Itulah bagaimana kita

belajar. Anda bisa mempraktikkan kemampuan berpikir secara visual dan

mendapatkan kesenangan pada waktu yang bersamaan. Mulai sekarang berlatihlah

untuk mengubah kata menjadi gambar. Praktikkan cara berpikir visual dalam

keseharian anda. Cobalah salah satu latihan berikut ini, anda tinggal mengubah

kata-kata menjadi bentuk gambar sederhana (tidak perlu bagus, yang penting anda

tahu itu apa).

buku tas wortel bangku

burger sapu lalat mawar

pohon kain pel perangko ember

vas tiang listrik telur mata sapi paku

mobil lampu merah

B. Kerangka Berfikir

Kini makin banyak orang menyadari bahwa kreativitas memainkan peran

sangat penting dalam meraih kebahagiaan pribadi dan kesuksesan. Banyak sekali

kegiatan yang dapat membantu mengembangkan daya kreatif kita. Seperti

mengembara, banyak membaca, bermain, teknologi, musik, menggambar, dan

masih banyak lagi.

19

Page 20: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

Menggambar adalah salah satu contoh kegiatan kreativitas yang

menyenangkan. Namun sayang, sudah menjadi keyakinan umum bahwa

menggambar dianggap suatu sifat bawaan.

Kondisi tersebut membuat penulis ingin melihat minat menggambar siswa-

siswi kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 ini

meneliti tentang minat atau ketertarikan siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1

Purworejo untuk mengekspresikan diri, pola pikir, dan emosi-emosinya dalam

bentuk gambar.

C. Hipotesis

Penulis menduga ada pengaruh kecerdasan otak kanan terhadap kekreatifan

seseorang. Semakin bagus kinerja otak kanan seseorang maka semakin kreatif

orang tersebut .

Menurut penulis, siswa kelas XI IPS tentu kreatif dalam menghadapi sesuatu

karea cenderung menggukan otak kiri.

20

Page 21: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah

deskriptif kualitatif. Yaitu dengan mendeskripsikan tingkat ketertarikan siswa kelas

XI IPS 1 SMA Negeri 1 Purworejo Tahun Pelajaran 2009 / 2010 dalam

menggambar

B. Populasi, Sampel, Instrumen

Populasi penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah siswa kelas XI IPS

SMA Negeri 1 Purworejo Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Subjek penelitian yang

digunakan sebagai sampel adalah siswa-siswi XI IPS 1 SMA Negeri 1 Purworejo

Tahun Pelajaran 2009 / 2010. Penulis memilih sampel dari kelas tersebut karena

penulis berasal dari SMA Negeri 1 Purworejo, sehingga diharapkan penelitian

dapat berjalan dengan mudah dan lancar. Sedangkan instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah alat tulis dan laptop.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah

ini adalah dengan cara studi pustaka dan observasi dari berbagai media komunikasi

( media cetak dan media elektronik ), kemudian menyebarkan.

21

Page 22: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

D. Teknik Analisis Data

Penulis melakukan teknik analisis data dengan 2 tahap.

Tahap pertama :

1. Penulis melakukan studi pustaka sebagai referensi penelitian.

2. Penulis melakukan obervasi dari berbagai media komunikasi, antara lain media

cetak dan media elektronik ( komputer / internet )

Tahap kedua :

1. Penulis membuat angket yang berisi 10 pertanyaan.

2. Kemudian angket dibagikan kepada 27 siswa dari kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1

Purworejo Tahun Pelajaran 2009 / 2010.

3. Setelah angket diisi berdasarkan pendapat masing-masing responden, hasil

jawaban angket diterima kembali oleh penulis.

4. Penulis mengevaluasi hasil jawaban angket dari responden.

5. Kemudian penulis mengklasifikan evaluasi hasil jawaban angket dari

responden.

6. Setelah pengklasifikasian, penulis melakukan pengolahan data.

22

Page 23: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penulis melaksanakan penelitian dengan membagikan angket kepada 27 siswa

kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Purworejo Tahun 2009 /2010. Angket dibagikan

pada Hari Jumat, 09 April 2010, dan dikembalikan pada hari yang sama.

Proses penelitian diawali dengan studi pustaka dari berbagai buku . Setelah

itu, penulis menyusun angket pertanyaan berdasarkan materi yang penulis ketahui.

Setelah angket disusun dan diperbanyak, angket dibagikan kepada siswa dan siswi

kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo. Angket dibagi dua yaitu minat menggambar

serta keoptimisan dan kepesimisan siswa dalam kemampuan menggambarnya.

Kedua angket ini digabung pada penyebarannya dalam 10 pertanyaan.

1. Minat Menggambar Siswa-Siswi Kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo

Pengambilan data yaitu melalui penyebaran angket kepada siswa-siswi XI IPS

1 SMA N 1 Purworejo. Angket mengenai minat menggambar ini terdiri dari 6

pertanyaan yaitu pertanyaan ke-1, ke-2, ke-3, ke-8, ke-9, dan ke-10.

2. Keoptimisan dan Kepesimisan Siswa-Siswi dalam Kempuan Menggambarnya

Pengambilan data yaitu melalui penyebaran angket kepada siswa-siswi XI IPS

1 SMA N 1 Purworejo. Angket mengenai keoptimisan dan kepesimisan dalam

23

Page 24: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

kemampuan menggambar ini terdiri dari 4 pertanyaan yaitu pertanyaan ke-4,

ke-5, ke-6, dan ke-7.

B. Pembahasan

1. Minat Menggambar Siswa-Siswi

Inilah hasil pengisian angket minat menggambar kepada siswa-siswi kelas XI

IPS 1 SMA

N 1

Purworejo yang terdiri dari 27 orang.

No OpsiJumlah (orang)

1Ya IIIII IIIII IIIII IIII

tidak IIIII III

2

sering IIIIIIIcukup sering IIIII IIterkadang IIIII IIIIjarang IIIItidak pernah  

3

disuruh atau tugas IIIIIhanya ingin berekspresi IIIII IImemang senang (hobi) IIIII IIIIiseng IIIII IIIIlain-lain  

8 YaIIIII IIIII IIIII IIIII IIII

tidak III

9

saya merasa tidak akan pernah bisa  saya bukan orang visual Isaya tidak suka gambar-gambar Isaya bukan orang yang kreatif  saya benar-benar malas mencoba  saya cenderung otak kiri I

24

Page 25: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

Jawaban untuk no. 10:

Manfaat-manfaat yang dapat diambil dari kegiatan menggambar berdasarkan

hasil angket:

Meningkatkan kemampuan berpikir imajinatif.

Membantu melepas unek-unek, sehingga menciptakan kesenangan.

Menghilangkan stress, karena dapat mencurahkan segala perasaan.

Mengatasi kebosanan.

Mengisi waktu luang.

Menambah keindahan jika dipajang dan membuat orang lain senang

melihatnya.

Menyeimbangkan otak kanan.

Menambah kreativitas.

Berdasarkan analisis didapatkan hasil sebagai berikut :

19 orang senang menggambar dan 8 orang tidak. Kelompok yang senang

menggambar jauh lebih banyak daripada yang tidak senang menggambar.

7 orang sering menggambar, 7 orang cukup sering menggambar, 9 orang

terkadang menggambar, 4 orang jarang menggambar, dan tidak ada yang tidak

pernah menggambar. Kelompok yang sering dan cukup sering sama besarnya,

tetapi lebih sedikit dari kelompok yang terkadang menggambar, sedangkan

25

Page 26: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

kelompok jarang lebih sedikit dari sering dan cukup sering, serta sama sekali

tidak ada yang tidak pernah menggambar.

5 orang beralasan disuruh atau tugas untuk menggambar, 7 orang hanya ingin

berekspresi, 9 orang hobi, dan 9 orang iseng. Kelompok iseng sama besar

dengan kelompok hobi, kelompok ingin berekspresi cukup besar dan terakhir

yang paling sedikit adalah kelompok yang karena disuruh atau tugas.

24 orang minat dalam menggambar, sedangkan 3 orang lainnya tidak.

Kelompok yang berminat jauh lebih banyak daripada yang tidak.

Dari orang yang tidak berminat menggambar dihasilkan 3 alasan yaitu 1

menjawab tidak visual, 1 menjawab tidak suka gambar, dan 1 cenderung otak

kiri.

2. Keoptimisan dan Kepesimisan Siswa-Siswi dalam Kemampuan

Menggambarnya

Berikut adalah hasil pengisian angket keoptimisan dan kepesimisan siswa-

siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo yang berjumlah 27 orang.

No OpsiJumlah (orang)

4

sangat bagus IIIbagus IIIII IIIcukup bagus IIIII IIbiasa saja IIIII IIIjelek I

5bisa IIIII IIIIIcukup bisa IIIII IIIII Itidak bisa IIIII I

6

gambar saya sering dibilang tidak bagus I

gambar saya tidak dibilang jelek tetapi tidak juga mendapat pujian Isaya memang tidak suka menggambar Isaya memang pesimis dalam menggambar IIlain-lain I

26

Page 27: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

7

sulit II

cukup sulitIIIII IIIII III

tidak sulit IIIIbiasa saja IIIII III

Lain-lain pada no 6 adalah : karena gambar saya biasa saja.

Berdasarkan analisis didapatkan hasil sebagai berikut :

3 orang mengatakan gambarnya sangat bagus, 8 orang bagus, cukup bagus 7

orang, biasa saja 8 orang, dan 1 orang mengatakan gambarnya jelek. Kelompok

orang yang mengatakan gambarnya bagus berjumlah sama dengan orang yang

mengatakan biasa saja, lalu diikuti kelompok yang mengatakan gambarnya

cukup bagus, dan terakhir yang paling sedikit mengatakan jelek.

10 orang mengatakan bisa menggambar, 11 orang mengatakan cukup bisa, dan

6 orang mengatakan tidak bisa. Kelompok yang merasa bahwa dirinya cukup

bisa menggambar berjumlah paling banyak, lalu yang merasa dirinya bisa

hanya sedikit, dan yang paling sedikit adalah yang mengatakan tidak bisa.

Dari 6 orang yang mengatakan bahwa ia tidak bisa menggambar alasannya

adalah bahwa gambarnya sering dibilang tidak bagus, gambarnya dibilang

biasa saja, tidak mendapat pujian, dan memang tidak suka menggambar.

2 orang mengatakan sulit menggambar, 13 mengatakan cukup sulit, tidak sulit

4 orang, dan biasa saja 8 orang. Kelompok yang mengatakan bahwa

menggambar itu cukup sulit mendapat jumlah yang paling besar, lalu

setelahnya yang mengatakan biasa saja cukup sedikit. Kelompok yang

mengatakan tidak sulit sedikit, dan yang mengatakan sulit sangat sedikit.

27

Page 28: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berilut.

1. Siswa-Siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo pada umumnya mempunyai

minat dalam menggambar.

2. Alasan siswa-siswi yang tidak minat menggambar adalah karena tidak suka

gambar-gambar, cenderung otak kiri, dan merasa bukan orang yang visual.

3. Siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo pada umumnya cukup optimis

terhadap kemampuan menggambarnya.

4. Bagi siswa-siswi yang pesimis, alasannya adalah gambarnya sering dikatakan

tidak bagus, tidak mendapat pujian dan ada yang mengatakan bahwa ia

memang tidak suka menggambar.

5. Pada umumnya, siswa-siswi kelas XI IPS 1 SMA N 1 Purworejo merasa

gambar itu cukup sulit.

6. Siswa-siswi mengetahui manfaat menggambar yang pada umumnya yaitu

mengekspresikan atau mencurahkan perasaan, menghibur, dan

mengembangkan kreativitas serta imajinasi.

B. Saran

Berdasarkan penelitian umumnya responden mempunyai minat dalam

menggambar, dan untuk yang masih belum mempunyai minat untuk terus

28

Page 29: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

mengembangkan minat dalam menggambar. Yang paling hargailah karya orang

lain agar karya sendiri dihargai.

29

Page 30: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

DAFTAR PUSTAKA

Ayan, Jordan E. 1997. Bengkel Kreativitas : 10 Cara Menemukan Ide-Ide Pamungkas.

Bandung: Kaifa.

Olivia, Femi. 2009. Visual Thinking. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Simon, Howard. 2007. Teknik Menggambar. Semarang: Dahara Prize.

www.khanzaku.wordpress.com

www.ruangkelassuyono.com

www.sinsengarden.org

www.google.co.id

`

30

Page 31: Karya Tulis Ilmiah Sandhi Indraswara,untuk memenuhi tugas bahasa ndonesia

Biografi Penulis

Cowok alim ini adalah anak ke dua dari tiga

bersaudara, dari pasangan serasi Bp. Kundrato

dengan ibunda tercinta Ibu Sumaryani.

Bernama lengkap Sandhi Indraswara. Lahir

pada tanggal 1 Juni 1993, bertepatan dengan

hari lahirnya Pancasila.

Saat ini penulis tinggal bersama keluarganya

di Wonoroto, Kec/Kab.Purworejo. Cowok yang bergolongan darah O ini, berzodiak

Gemini, memiliki hobi seperti kebanyakan cowok lainnya yakni sepak bola, renang,

nge-game, and touring ama temen. Gag ketinggalan cowok yang satu ini juga demen

mincing. Eeeeiiiitttt..cowok ini gag suka kekerasan looo!!!!!

Cowok yang akrab disapa “Sondonk” oleh temen2nya ini, dulunya mengenyam

pendidikan di SD Negeri 1 Wonoroto dari usia 6 tahunan sampai sekitar 12 tahunan.

Kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP favorit, SMP N 2 Purworejo.

Alhamdulillah Sondonk lulus dengan nilai yang cukup memuaskan, sehingga ia mampu

melanjutkan jenjang pendidikannya di SMA N 1 Purworejo.

Di tahun 2010 ini, Sondonk menjadi bagian dari MANCHESTER UNITED-nya

Smansa alias XI IPS 1

31