karya tulis ilmiah asuhan keperawatan …repository.poltekkes-kaltim.ac.id/308/1/untitled.pdfkarya...
TRANSCRIPT
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN
BRONKOPNEUMONIA DI RUMAH SAKIT SAMARINDA
MEDIKA CITRA
Oleh:
Yoanita Chairunisa
NIM : P07220116039
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN
SAMARINDA
2019
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGANBRONKOPNEUMONIA DI
RUMAH SAKIT SAMARINDA MEDIKA CITRA
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)
Pada Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
Oleh:
Yoanita Chairunisa
P07220116039
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN
SAMARINDA
2019
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi :
1. Nama : Yoanita Chairunisa
2. Tempat tanggal lahir : Tenggarong 10 Juni 1998
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Kampung kajang RT 03 Desa Loa ulung
Kecamatan Tenggarong seberang
B. Identitas Orang Tua
1. Nama Ayah/Ibu : Hairul Anwar/ Suryana
2. Pekerjaan : Swasta/ IRT
3. Alamat : Kampung kajang RT 03 Desa Loa ulung
Kecamatan Tenggarong seberang
C. Riwayat pendidikan :
1. Tahun 2002-2004 : TK TUNAS BANGSA
2. Tahun 2004-2010 : SD NEGERI 1 LOA BUKIT
3. Tahun 2010-2013 : SMP NEGERI 2 TENGGARONG
4. Tahun 2013-2016 : SMA NEGERI 1 TENGGARONG
5. Tahun 2016-2019 : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN PRODI DIII KEPERAWATAN SAMARINDA
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan anak dengan Bronkopneumonia di Rumah Sakit
Samarinda Medika Citra”. Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahi Madya Keperawatan dari
jurusan keperawatan, Prodi DIII-Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim.
Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini penulis tentu mengalami kesulitan.
Namun berkat bimbingan, dukungan dan semangat dari orang terdekat sehingga
penulis mampu menyelesaikannya dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya untuk:
1. Supriadi B, S.Kp., M.Kep, selaku Direktur Politeknik Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur.
2. Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
3. Ns. Andi Lis Arming G, S.Kep., M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-III
Keperawatan Politeknik Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
4. Sutrisno, APP,. M.Kes dan Ns.Andi Lis Arming G, S.Kep., M.Kep, selaku
pembimbing yang telah memberikan masukan, arahan serta semangat
sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
iii
5. Diah Setiani. SST., M.Kes selaku Pembimbing Akademik saya yang selalu
memberikan saya semangat untuk dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Para Dosen dan seluruh staf Keperawatan Politeknik Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur yang telah membimbing dan mendidik penulis dalam masa
pendidikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini
baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kiranya kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak dan nantinya akan digunakan untuk
perbaikan dimasa mendatang.
Samarinda, 11 juni 2019
Penulis
iv
ABSTRAK
“ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA
DI RUMAH SAKIT SAMARINDA MEDIKA CITRA”
Latar belakang. Pneumonia merupakan penyakit saluran pernafasan serius yang
sebagian besar menyerang anak balita dibawah usia 5 tahun, pneumonia
merupakan penyakit terbesar penyebab kematian pada anak-anak di seluruh
ada 15 negara dengan angka kematian tertinggi dikalangan anak-anak akibat
pneumonia, Indonesia termasuk dalam urutan ke 8 yaitu sebanyak 22.000
(WHO, 2016).Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu
atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak
yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing (Wijayaningsih,
Tujuan. Untuk mendapatkan gambaran bagaimana pemberian asuhan
keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia.
Metode. Jenis penulisan ini adalah deskriptif analitik dalam bentuk studi kasus
dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan.
Hasil: Berdasarkan analisa data diperoleh kesimpulan terdapat persamaan
diagnosa yang muncul antara kedua anak diantaranya bersihan jalan nafas tidak
efektif, gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif, hipertermia, risiko
deficit nurisi, risiko jatuh, dan risiko infeksi. Kemudian 2 diagnosa yang hanya
muncul pada anak 2 adalah cemas dan deficit pengetahuan orang tua.
Kesimpulan: pada anak 1 terdapat 4 diagnosa aktual yang teratasi yaitu bersihan
jalan nafas, gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif, hipertermia dan 3
diagnosa risiko yang tidak terjadi yaitu risiko deficit nutrisi, risiko jatuh, risiko
infeksi. Pada anak 2 terdapat 5 diagnosa aktual yang teratasi yaitu bersihan jalan
nafas tidak efektif, gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif, hipertermia,
deficit perawatan diri, 1 diagnosa aktual teratasi sebagian yaitu cemas dan 3
diagnosa risiko tidak terjadi yaitu risiko deficit nutrisi, risiko jatuh dan risiko
infeksi.
Kata Kunci : Asuhan Keperawatan Anak, Bronkopneumonia
v
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Depan
Halaman Sampul Dalam dan Prasyarat .................................................................. i
Halaman Pernyataan.............................................................................................. ii
Daftar Riwayat Hidup ..........................................................................................iii
Halaman Persetujuan ............................................................................................ iv
Halaman Pengesahan ............................................................................................ v
Halaman Kata Pengantar ...................................................................................... vi
Abstrak .............................................................................................................viii
Daftar Isi............................................................................................................... ix
Daftar Gambar ..................................................................................................... xii
Daftar Tabel .......................................................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................. 3
1.4 Manfaat penelitian ........................................................................................... 4
1.4.1 Bagi penulis .................................................................................................. 4
1.4.2 Bagi tempat penelitian.................................................................................. 4
1.4.3 Bagi Perkembangan ilmu Keperawatan ....................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Bronkopneumonia ................................................................... 5
2.1.1 Definisi ......................................................................................................... 5
2.1.2 Etiologi ......................................................................................................... 5
2.1.3 Manifestasi Klinis ........................................................................................ 6
2.1.4 Pathway ........................................................................................................ 7
vi
2.1.5 Patofisiologi ................................................................................................. 8
2.1.6 Penatalaksanaan ........................................................................................... 9
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan ...................................................................... 10
2.2.1 Pengkajian Keperawatan ............................................................................ 10
2.2.2 Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 13
2.2.3 Intervensi Keperawatan ........................................................................... 14
2.2.4 Implementasi Keperawatan ........................................................................ 18
2.2.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................................ 19
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ........................................................................................... 21
3.2 Subyek penelitian .......................................................................................... 21
3.3 Batasan istilah (Definisi operasional) ........................................................... 22
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 22
3.5 Prosedur dan penulisan ................................................................................. 23
3.6 Teknik dan instrumen pengumpulan data ..................................................... 23
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 23
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data .................................................................... 24
3.7 Keabsahan Data ............................................................................................. 24
3.7.1 Data Primer ................................................................................................ 24
3.7.2 Data Sekunder ............................................................................................ 24
3.7.3 Data tersier ................................................................................................. 24
3.8 Analisis Data ................................................................................................. 25
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Studi Kasus ......................................................................................... 26
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian` .................................................................... 26
4.1.2 Pengkajian.................................................................................................. 26
4.1.3 Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 35
4.1.4 Perencanaan ............................................................................................. 39
4.1.5 Pelaksanaan................................................................................................ 46
vii
4.1.6 Evaluasi .................................................................................................... 56
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 72
4.2.1 (D.0001) Bersihan jalan nafas tidak efektif ............................................... 72
4.2.2 (D.0003) Gangguan pertukran gas ............................................................. 74
4.2.3 (D.0005) Pola nafas tidak efektif ............................................................... 74
4.2.4 (D.0130) Hipertermia ................................................................................. 75
4.2.5 (D.0080) Cemas ......................................................................................... 76
4.2.6 (D.0111) Defisit pengetahuan orang tua .................................................... 77
4.2.7 (D.0032) Risiko deficit nutrisi ................................................................... 78
4.2.8 (D.0143) Risiko jatuh ................................................................................. 79
4.2.9 (D.0142) Risiko infeksi .............................................................................. 80
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 81
5.2 Saran ............................................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 ..................................................................................................... 7
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan ........................................................... 14
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Biodata ............................................................... 26
Tabel 4.2 Riwayat kesehatan ......................................................................... 27
Tabel 4.3 Pola kegiatan sehari-hari ................................................................ 29
Tabel 4.4 Keadaan umum ............................................................................ 29
Tabel 4.5 Pemeriksaan fisik ........................................................................... 30
Tabel 4.6 Skala jatuh humpty dumpty ........................................................... 32
Tabel 4.7 Pemeriksaan penunjang ................................................................. 34
Tabel 4.8 Penatalaksanaan terapi ................................................................... 34
Tabel 4.9 Daftar diagnose keperawatan ......................................................... 35
Tabel 4.10 Perencanaan anak 1 ...................................................................... 39
Tabel 4.11 Perencanaan anak 2 ...................................................................... 42
Tabel 4.12 Pelaksanaan anak 1 ...................................................................... 46
Tabel 4.13 Pelaksanaan anak 2 ...................................................................... 51
Tabel 4.14 Evaluasi anak 1 ............................................................................ 56
Tabel 4.15 Evaluasi anak 2 ............................................................................ 64
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pneumonia merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan serius yang
sebagian besar menyerang anak balita dibawah usia 5 tahun, pneumonia
merupakan penyakit terbesar penyebab kematian pada anak-anak di seluruh
dunia, ada 15 negara dengan angka kematian tertinggi dikalangan anak-anak
akibat pneumonia, Indonesia termasuk dalam urutan ke 8 yaitu sebanyak 22.000
kematian (WHO, 2016).
Insiden penemuan kasus pneumonia pada balita usia 1-4 tahun menurut
Kemenes RI (2017), tertinggi di Provinsi Jawa Barat (126.936 kasus) dan
terendah pada Provinsi Papua (51 kasus), kemudian jumlah kematian balita karna
pneumonia tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah (339 kematian) dan
terendah di Provinsi Kalimantan Tengah (1 kematian).
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kelompok umur
penduduk, period prevalence pneumonia yang paling tertinggi terjadi pada
kelompok usia 1-4 tahun. Sedangkan period prevalence pneumonia pada balita di
Indonesia adalah 18,5% balita pneumonia yang berobat hanya 1,6 %. Lima
Provinsi yang mempunyai insiden pneumonia balita tertinggi adalah Nusa
Tenggara Timur (38,5%), Aceh (35,6%), Bangka Belitung (34,8%), dan
Kalimantan Tengah (32,7%). Insiden tertinggi pneumonia balita terdapat pada
kelompok usia 12-23 bulan (21,7%). Sedangkan pada insiden pneumonia per
2
1000 balita banyak dialami oleh anak berusia 12-35 bulan. Berdasarkan data
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2013 pada pasien anak balita yang
di rawat inap di rumah sakit tertinggi di Provinsi Jawa Tengah (1.942 jiwa),
terendah di Provinsi Bangka Belitung (7 jiwa). Sedangkan pada pasien rawat
jalan terbesar di Jawa Barat sebesar (1.132 jiwa), terendah di Provinsi Sulawesi
Utara (5 jiwa) ( Infodatin, 2013).
Temuan kasus pneumonia pada tahun 2016 pada balita di Kota Samarinda
sebanyak 1.383 kasus, menurun ditahun 2015 sekitar 23,7%, kasus tertinggi
ditemukan di Kecamatan Sungai Kunjang (269 kasus), dan terendah pada
Kecamatan Sungai Pinang (20 kasus) (Dinkes Kab/Kota, 2016).
Masalah keperawatan yang lazim muncul pada anak dengan
bronkopneumonia adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan peningkatan produksi sputum, gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan gangguan pengiriman oksigen, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolik sekunder terhadap
deman dan proses infeksi, anoreksia yang berhubungan dengan toksin bakteri bau
dan rasa sputum, distensi abdomen atau gas, intoleransi aktifitas berhubungan
dengan insufisiensi O2 untuk aktifitas sehari-hari, resiko ketidakseimbangan
elektrolit berhubungan dengan perubahan kadar elektrolit dalam serum (diare)
(Nurarif dan Kusuma, 2015).
Salah satu upaya tindakan mandiri yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah dengan melakukan
fisioterapi dada, gangguan pertukaran gas dengan tindakan memposisikan pasien
3
untuk memaksimalkan ventilasi, masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh dengan memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori,
intoleransi aktivitas dengan monitor respon fisik, emosi, social, dan spiritual,
resiko ketidakseimbangan elektrolit dengan monitor status cairan intake dan
output cairan (Nurarif dan Kusuma, 2015).
Berdasarkan uraian diatas dimana masih banyaknya angka kejadian
bronkopneumonia pada anak, penulis merasa tertarik untuk memberikan asuhan
keperawatan pada anak bronkopneumonia di Rumah Sakit Samarinda Medika
Citra.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam studi
kasus ini adalah bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan
bronkopneumonia.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran secara umum bagaimana asuhan
keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
1.3.2 Tujuan khusus
1) Melakukan pengkajian pada anak dengan bronkopneumonia
2) Merumuskan masalah keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
3) Menyusun rencana asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
5) Melakukan evaluasi keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia.
4
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam
memberikan asuhan keperawatan, khususnya pada kasus anak dengan
bronkopneumonia.
1.4.2 Bagi tempat penelitian
Diharapkan hasil dari karya tulis ilmiah ini dapat menjadi referensi bacaan
dan pertimbangan ilmiah dalam melakukan asuhan keperawatan pada anak
dengan bronkopneumonia.
1.4.3 Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Diharapkan karya tulis ilmiah ini bisa bermanfaat bagi perkembangan
ilmu keperawatan anak. Untuk profesi keperawatan sebagai acuan dalam
menambah pengetahuan dan pemahaman tentang asuhan keperawatan pada anak
dengan bronkopneumonia.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA
2.1 Konsep Dasar Bronkopneumonia
2.1.1 Definisi
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau
beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat
yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing (Wijayaningsih,
2013).
Bronkopneumonia adalah cadangan pada parenkim paru yang meluas
sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan
paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran pernapasan atau melalui
hematogen sampai ke bronkus. (Riyadi dan Sukarmin, 2009).
2.1.2 Etiologi
Secara umum bronkopneumonia diakibatkan penurunan mekanisme
pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal dan sehat
memiliki mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri
atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang
menggerakkan kuman keluar dari organ dan sekresi humoral setempat.
Timbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh bakteri virus dan jamur, antara
lain :
1) Bakteri :Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella
6
2) Virus :Legionella Pneumoniae
3) Jamur :Aspergillus Spesies, Candida Albicans
4) Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung kedalam paru
5) Terjadi karena kongesti paru yang lama
(Nurarif dan Kusuma, 2015).
2.1.3 Manifestasi klinis
Manifestasi klinis yang muncul pada penderita bronkopneumonia menurut
Wijayaningsih (2013), ialah :
1) Biasanya didahului infeksi traktus respiratori bagian atas
2) Demam (39o-40oC) kadang-kadang disertai kejang karena demam yang
tinggi.
3) Anak sangat gelisah, dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk, yang
dicetuskan saat bernafas dan batuk.
4) Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis
sekitar hidung dan mulut.
5) Kadang-kadang disertai muntah dan diare.
6) Adanya bunyi tambahan pernafasan seperti ronchi, wheezing.
7) Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius.
8) Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mokus yang menyebabkan
atelectasis absorbsi.
7
2.1.4 Pathway
Gambar 2.1
(Sumber : Nurarif dan Kusuma,
2015)
8
2.1.5 Patofisiologi
Sebagian besar penyebab dari bronkopneumonia ialah mikroorganisme
(jamur, bakteri, virus) awalnya mikroorganisme masuk melalui percikan ludah
(droplet) invasi ini dapat masuk kesaluran pernafasan atas dan menimbulkan
reaksi imonologis dari tubuh. reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana ketika
terjadi peradangan ini tubuh menyesuaikan diri maka timbulah gejala demam
pada penderita.
Reaksi peradangan ini dapat menimbulkan sekret, semakin lama sekret
semakin menumpuk di bronkus maka aliran bronkus menjadi semakin sempit dan
pasien dapat merasa sesak. Tidak hanya terkumpul dibronkus lama-kelamaan
sekret dapat sampai ke alveolus paru dan mengganggu sistem pertukaran gas di
paru.
Tidak hanya menginfeksi saluran nafas, bakteri ini juga dapat menginfeksi
saluran cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat membuat flora
normal dalam usus menjadi agen patogen sehingga timbul masalah GI.
Dalam keadaan sehat, pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan
mikroorganisme. keadaan ini disebabkan adanya mekanisme pertahanan paru.
terdapatnya bakteri didalam paru menunjukkan adanya gangguan daya tahan
tubuh, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan mengakibatkan
timbulnya infeksi penyakit. masuknya mikroorganisme ke dalam saluran nafas
dan paru dapat melalui berbagai cara, antara lain inhalasi langsung dari udara,
aspirasi dari bahan- bahan yang ada dinasofaring dan orofaring serta perluasan
9
langsung dari tempat-tempat lain, penyebaran secara hematogen ( Nurarif dan
Kusuma, 2013)
2.1.6 Penatalaksanaan
Ada dua jenis penatalaksanaan pada pasien bronkopneumonia yaitu secara
asuhan keperawatan dan medis
1) Asuhan keperawatan
(1) Melakukan fisioterapi dada atau mengajarkan batuk efektif pada anak yang
mengalami gangguan bersihan jalan nafas
(2) Mengatur posisi semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi
(3) Memberikan kompres untuk menurunkan demam
(4) Pantau input dan output untuk memonitor balance cairan
(5) Bantu pasien memenuhi kebutuhan ADLs
(6) Monitor tanda-tanda vital
(7) Kolaborasi pemberian O2
(8) Memonitor status nutrisi dan berkolaborasi dengan ahli gizi
2) Medis
(1) Farmakologi
Pemberian antibiotik misalnya penisilin G, streptomisin, ampicillin, dan
gentamicin. Pemberian antibiotik ini berdasarkan usia, keaadan penderita, dan
kuman penyebab.
10
(2) Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan radiologi yaitu foto thoraks, terdapat konsolidasi satu atau
beberapa lobus yang bebercak-bercak.
b. Pemeriksaan laboratorium biasanya terjadi peningkatan leukosit.
c. Pemeriksaan AGD untuk mengetahui status kaardiopulmuner yang
berhubungan dengan oksigen.
d. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : untuk mengetahui
mikroorganisme penyebab dan obat yang cocok diberikan.
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/pasien di berbagai
tatanan pelayanan kesehatan. Proses keperawatan terdiri dari atas lima tahap yaitu
pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Setiap tahap dari
proses keperawatan saling terkait dan ketergantungan satu sama lain (Budiono,
2015).
2.2.1 Pengkajian
Menurut Dermawan (2012) pengkajian adalah pemikiran dasar yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial, dan lingkungan. Pengkajian pada
anak menurut Nursalam (2008) antara lain :
11
1) Usia :
Pneumonia sering terjadi pada bayi dan anak. Kasus terbanyak terjadi pada
anak berusia di bawah 3 tahun.
2) Keluhan utama :
Saat dikaji biasanya penderita bronkopneumonia mengeluh sesak nafas.
3) Riwayat penyakit sekarang :
Pada penderita bronkopneumonia biasanya merasakan sulit untuk bernafas,
dan disertai dengan batuk berdahak, terlihat otot bantu pernafasan, adanya suara
nafas tambahan, penderita biasanya juga lemah dan tidak nafsu makan, kadang
disertai diare.
4) Riwayat penyakit dahulu :
Anak sering menderita penyakit saluran pernafasan bagian atas, memiliki
riwayat penyakit campak atau pertussis serta memiliki faktor pemicu
bronkopneumonia misalnya riwayat terpapar asap rokok, debu atau polusi dalam
jangka panjang.
5) Pemeriksaan fisik :
(1) Inspeksi.
Perlu diperhatikannya adanya sianosis, dispneu, pernafasan cuping hidung,
distensi abdomen, batuk semula non produktif menjadi produktif, serta nyeri
dada pada saat menarik nafas. Batasan takipnea pada anak 2 bulan – 12 bulan
adalah 50 kali/menit atau lebih, sementara untuk anak berusia 12 bulan – 5 tahun
12
adalah 40 kali/menit atau lebih. Perlu diperhatikan adanya tarikan dinding dada
ke dalam pada fase inspirasi. Pada pneumonia berat, tarikan dinding dada ke
dalam akan tampak jelas.
(2) Palpasi
Fremitus biasanya terdengar lemah pada bagian yang terdapat cairan atau
secret, getaran hanya teraba pada sisi yang tidak terdapat secret.
(3) Perkusi
Normalnya perkusi ppada paru adalah sonor, namun untuk kasus
bronkopneumonia biasanya saat diperkusi terdengar bunyi redup.
(4) Auskultasi
Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan telinga ke
hidung atau mulut bayi. Pada anak pneumonia akan terdengar stridor, ronkhi
atau wheezing. Sementara dengan stetoskop, akan terdengar suara nafas akan
berkurang, ronkhi halus pada posisi yang sakit, dan ronkhi basah pada masa
resolusi. Pernafasan bronkial, egotomi, bronkoponi, kadang-kadang terdengar
bising gesek pleura.
6) Penegakan diagnosis :
Pemeriksaan laboratorium : Leukosit meningkat dan LED meningkat, X-foto
dada : Terdapat bercak-bercak infiltrate yang tersebar (bronkopneumonia) atau
yang meliputi satu atau sebagian besar lobus.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
13
Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisa data subjektif dan
objektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnosa
keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berfikir kompleks tentang
data yang dikumpulkaan dari klien, keluarga, rekammedis, dan pemberi
pelayanan kesehatan lain (suara, dkk, 2013). Masalah keperawatan yang muncul
menurut Nurarif dan Kusuma (2015) :
1). (D.0001) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan
nafas.
2). (D.0003) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi,perubahan membrane alveolus-kapiler.
3). (D.0019) Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan,
ketidakmampuan mencerna makanan, faktor psikologis (mis. Stress,
keengganan untuk makan)
4). (D.0056) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dengan kebutuhan oksigen, kelemahan.
5). Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan yang
asing, ketidaknyamanan.
6). (D.0106) Gangguan tumbuh kembang b.d terpisah dari orang tua, keterbatasan
lingkungan
7). (D.0037) Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan
ketidakseimbangan cairan (mis. Dehidrasi intoksikasi air), diare.
2.2.3 Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang
merupakan keputusan awal tentang suatu apa yang akan dilakukan, bagaimana
14
dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan
keperawatan (Dermawan,2012).
Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan
Kriteria Hasil Intervensi
1 (D.0001) Bersihan
jalan nafas tidak
efektif berhubungan
dengan spasme jalan
nafas .
Batasan karakteristik
:
Suara nafas
tambahan
Perubahan
frekuensi nafas
Perubahan irama
nafas
Sianosis
Mengeluh sesak
nafas
Batuk tidak efektif
Sputum berlebihan
gelisah
Tujuan :
Jalan nafas paten
Kriteria hasil :
1. Mampu melakukan batuk
efektif dan suara nafas yang
bersih, tidak ada sianosis dan
dsypneu (mampu
mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan
mudah, tidak ada pursed
lips).
2. Jalan nafas bersih (klien
tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernafasan
dalam rentang normal, tidak
ada suara nafas abnormal).
3. Mampu mengidentifikasi
dan mencegah faktor yang
dapat menghambat jalan
nafas.
1.1 Auskultasi suara nafas
sebelum dan sesudah
suctioning
1.2 Keluarkan sekret dengan
batuk efektif atau suction
1.3 Berikan O2 dengan
menggunakan nasal kanul
untuk memfasilitasi
suction
1.4 Anjurkan pasien untuk
istirahat dan napas dalam
1.5 Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
1.6 Auskultasi suara nafas,
catat adanya
suara tambahan
1.7 Monitor respirasi dan
status O2
1.8 Lakukan fisioterapi dada
bila perlu
2. (D.0003) Gangguan
pertukaran gas
berhubungan dengan
ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi,
perubahan membrane
alveolus-kapiler
Batasan karakteristik
:
Irama pernafasan
tidak teratur
pH darah arteri
abnormal
pernafasan cuping
Tujuan :
Pertukaran gas efektif
Kriteria hasil :
1. mendemonstrasikan
peningkatan ventilasi dan
oksigenasi yang adekuat
2. Memelihara kebersihan
paru-paru dan bebas dari
tanda-tanda distress
pernafasan
3. mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas yang
bersih, tidak ada sianosis
dan dyspnea (mampu
mengeluarkan sputum,
2.1 Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
2.2 Keluarkan sekret dengan
batuk efektif atau suction
2.3 Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
2.4 Monitor respirasi dan
status O2
2.5 Catat pergerakan
dada,amati kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan, retraksi otot
supraclavicular
dan intercostal
2.6 Monitor suara nafas,
seperti dengkur
15
hidung
gelisah
takikardi
hiperkapnea
hipoksia
samnollen
gangguan
penglihatan
sianosis (pada
neonates saja)
mampu bernafas dengan
mudah, tidak ada pursed
lips)
4. tanda-tanda vital dalam
rentang normal
- N :75-160x/menit
- RR :21-30x/menit
- T : 36-37oC
2.7 Monitor pola nafas :
bradipena, takipenia,
kussmaul, hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
2.8 Auskultasi suara nafas,
catat areapenurunan / tidak
adanya ventilasi dansuara
tambahan
2.9 Observasi sianosis
khususnya membrane
mukosa
2.10 Auskultasi bunyi
jantung, jumlah, iramadan
denyut jantung
3. (D.0019) Defisit
nutrisi berhubungan
dengan kurangnya
asupan makanan,
ketidakmampuan
mencerna makanan,
faktor psikologis (mis.
Stress, keengganan
untuk makan).
Batasan karakteristik
:
Diare
Kram abdomen
Berat badan 20%
atau lebih dibawah
ideal
Kehilangan rambut
berlebih
Kurang makan
Bising usus
hiperaktif
Membrane mukosa
pucat
Ketidakmampuan
menghabiskan
makanan
Kekuatan otot
menurun
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
1. Adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan tujuan
2. Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
3. Tidak ada tanda-tanda mal
nutrisi
4. Menujukkan peningktan
fungsi pengecapan dari
menelan dan tidak terjadi
penurunan berat badan yang
berarti.
3.1 Kaji adanya alergi
makanan
3.2 Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
3.3 Anjurkan pasien untuk
menigkatkan Fe
3.4 Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein dan
vitamin C
3.5 Berikan substansi gula
3.6 Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
3.7 Monitor adanya
penurunan BB dan gula
darah
3.8 Berikan makanan yang
terpilih (sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
3.9 Monitor intake nuntrisi
3.10 Informasikan pada klien
dan keluargatentang
manfaat nutrisi
3.11 Anjurkan banyak minum
3.12 Monitor turgor kulit
3.13 Monitor kekeringan,
rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar Ht
3.14 Monitor mual dan muntah
3.15 Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
16
konjungtiva
3.16 Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi dan kaji
kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
````````dibutuhkan.
4. (D.0056) Intoleransi
aktifitas berhubungan
dengan
ketidakseimbangan
antara suplai dengan
kebutuhan oksigen,
kelemahan.
Batasan karakteristik
:
Respon tekanan
darah abnormal
terhadap aktivitas
Respon frekuensi
jantung abnormal
terhadap aktivitas
Sesak setelah
beraktivitas
Menyatakan
merasa letih
Menyatakan
merasa lemah
Ketidaknyamanan
setelah beraktivitas
Tujuan :
Mampu melakukan aktivitas
tanpa disertai peningkatan
tanda-tanda vital
Kriteria hasil :
1. Mampu melakukan
aktivitas fisik tanpa di
sertai peningkatan tekanan
darah
2. Mampu melakukan
kativitas sehari-hari
(ADLs) secara mandiri
3. Tanda-tanda vital normal
4. Mampu berpindah dengan
atau tanpa bantuan alat
5. Sirkulasi status baik
6. Status respirasi pertukaran
gas dan ventilasi adekuat
4.1 Bantu pasien
mengidentifikasi aktivitas
yang mamou dilakukan
4.2 Monitor respon fisik,
emosi,social, dan spiritual
4.3 Sediakan penguatan yang
positif
4.4 Bantu pasien/` keluarga
untuk mengidentifikasi
kekuragan saat
beraktivitas
4.5 Bantu pasie untuk
membuat jadwal latihan
diwaktu luang
4.6 Bantu untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
5. Cemas berhubungan
dengan perpisahan
dengan orang tua,
lingkungan yang asing,
ketidaknyamanan
Batasan karakteristik
:
Gelisah
Kontak mata buruk
Kesedihan yang
mendalam
Ketakutan
Wajah tegang
Menangis
Peningkatan
denyut nadi
Tujuan :
Rasa cemas anak dapat
berkurang atau hilang
Kriteria Hasil
1. Anak istirahat dengan
tenang
2. Anak mendiskusikan
prosedur dan aktivitas
tanpa bukti kecemasan
5.1 Pertahankan sikap yang
tenang dan meyakinkan
5.2 Jelaskan prosedur dan
aktivitas lain sebelum
memulai
5.3 Jawab pertanyaan dan
jelaskan tujuan aktivitas
5.4 Anjurkan orang terdekat
bagi anak untuk tetap
bersama anak sebanyak
mungkin
5.5 Melakukan terapi bermain
17
Marah bila
disentuh
6. (D.0106) Gangguan
tumbuh kembang
berhubungan dengan
terpisah dari orang
tua, keterbatasan
lingkungan
Batasan karakteristik
:
Gangguan
pertumbuhan fisik
Penurunan waktu
respon
Terlambat dalam
melakukan
keterampilan
umum kelompok
usia
Afek datar
Ketidakmampuan
melakukan
aktivitas perawatan
diri yang sesuai
dengan usia
Lesu/tidak
bersemangat
Tujuan :
Pertumbuhan dan
perkembangan anak sesuai
dengan usianya
Kriteria Hasil :
1. Pertumbuhan dan
perkembangan anak sesuai
dengan usianya
2. Keluarga dan anak mampu
menggunakan koping
terhadap tantangan karena
adanya ketidakmampuan.
3. Keluarga mampu
mendapatkan sumber-
sumber sarana komunitas.
4. Kematangan fisik :
perubahan fisik normal
pada wanita yang terjadi
dengan dengan transisi dari
masa kanak-kanak ke
dewasa.
5. Kematangan fisik :
perubahan fisik normal
pada pria yang terjadi
dengan transisi dari masa
kanak-kanak ke dewasa.
6. Status nutrisi seimbang.
6.1 Kaji faktor penyebab
gangguan perkembangan
anak.
6.2 Identifikasi dan gunakan
sumber pendidikan untuk
memfasilitasi
perkembangan anak yang
optimal.
6.3 Berikan perawatan yang
konsisten.
6.4 Tingkatkan komunikasi
verbal dan stimulasi taktil.
6.5 Berikan instruksi berulang
dan sederhana.
6.6 Dorong anak melakukan
perawatan sendiri.
6.7 Manajemen perilaku anak
yang sulit.
6.8 Dorong anak melakukan
sosialisasi dengan
kelompok.
6.9 Ciptakan lingkungan yang
aman.
7. (D.0037) Resiko
ketidakseimbangan
elektrolit berhubungan
dengan
ketidakseimbangan
cairan (mis. Dehidrasi,
intoksikasi air), diare.
Batasan karakteristik
:
Kekurangan
volume cairan
Bab > 3x sehari
Kelebihan volume
cairan
Gangguan
mekanisme
Tujuan :
Kebutuhan elektrolit terpenuhi
Kriteria hasil :
1. Input dan output cairan
seimbang
2. Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
3. Elastisitas turgor kulit baik,
membrane mukosa lembab,
tidak ada rasa haus yang
berlebihan
4. Tanda-tanda vital dalam
batas normal
N :75-160x/menit
RR :21-30x/menit
T : 36-37oC
7.1 Pertahankan catatan
intake dan output yang
adekuat
7.2 Monitor status hidrasi
(kelembaban membrane
mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik)
7.3 Monit vital sign
7.4 Monitor masukan
makanan/ cairan dan
hitung intake kalori
harian
7.5 Kolaborasikan pemberian
cairan IV
7.6 Monitor status nutrisi
7.7 Dorong masukan oral
7.8 Monitor status cairan
18
regulasi
Muntah
termasuk intake dan
output cairan
7.9 Monitor tingkat hb dan ht
(Sumber : Nurarif dan Kusuma, 2015)
2.2.4 Implementasi
Implementasi / pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditujukan pada nursing order untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan (Nursalam, 2008). Ada 3 tahap implementasi :
1. Fase orentasi
Fase orientasi terapeutik dimulai dari perkenalan klien pertama kalinya
bertemu dengan perawat untuk melakukan validasi data diri.
2. Fase kerja
Fase kerja merupakan inti dari fase komunikasi terapeutik, dimana
perawat mampu memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan, maka dari itu
perawat diharapakan mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam tentang
klien dan masalah kesehatanya.
3. Fase terminasi
Pada fase terminasi adalah fase yang terakhir, dimana perawat
meninggalkan pesan yang dapat diterima oleh klien dengan tujuan, ketika
dievaluasi nantinya klien sudah mampu mengikuti saran perawat yang diberikan,
maka dikatakan berhasil dengan baik komunikasi terapeutik perawat-klien
apabila ada umpan balik dari seorang klien yang telah diberikan tindakan atau
asuhan keperawatan yang sudah direncanakan.
19
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana
tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Meskipun tahap evaluasi
diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral
pada setiap tahap proses keperawatan. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan
mengadakan hubungan dengan klien. Jenis-jenis evaluasi menurut (suara, dkk,
2013) :
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi ini menggambarkan hasil observasi dan analisa perawat terhadap
respon klien segera setelah tindakan. Biasanya digunakan dalam catatan
keperawatan.
2. Evaluasi Sumatif
Menggambarkan rekapitulasi dari observasi dan analisa status kesehatan
klien dalam satu periode. Evaluasi sumatif menjelaskan perkembangan kondisi
dengan menilai apakah hasil yang telah diterapkan tercapai.
21
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penulisan ini adalah deskriptif analitik dalam bentuk studi kasus, penulisan
yang dilakukan menggunakan pendekatan asuahan keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
keperawatan. Pada penulisan ini dikhususkan untuk mengeksplorasi masalah asuhan
keperawatan pada pasien anak dengan bronkopneumonia.
3.2 Subyek Penelitian
Subyek penelitian dalam studi kasus ini adalah dua responden yang sedang
berada di ruang perawatan anak RS Samarinda Medika Citra, yang telah dilakukan
pengkajian dan mengalami bronkopneumonia.
3.2.1 Kriteria Inkusi
Yang menjadi kriteria inkulsi pada studi kasus ini adalah :
1) Anak berusia 3 bulan -5 tahun
2) Klien dirawat inap
22
3.2.2 Kriteria Ekslusi
Yang menjadi kriteria ekslusi pada studi kasus ini adalah :
1) Mengalami penurunan kesadaran
2) Klien memiliki komplikasi
3) Tidak mendapat persetujuan oleh orang tua/wali
3.3 Batasan Istilah (Definisi Oprasional)
Bronkopneumonia adalah peradangan paru terlokalisir di daerah bronkiolus dan
dapat menyebar membentuk bercak infiltrate kedaerah sekitarnya yang disebabkan
oleh berbagai macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, atau pun benda asing
sehingga dapat mengganggu proses bernapas.
Studi kasus dengan menggunakan asuhan keperawatan adalah rangkaian proses
keperawatan yang diberikan kepada individu khusunya pada balita dengan
bronkopneumonia melalui pendekatan yang meliputi tahap pengkajian, penegakan
diagnosa keperawatan, menetapkan perencanaan, melakukan implementasi atau
tindakan keperawatan, dan diakhiri dengan mengevalusi respon pasien.
3.4 Lokasi Dan Waktu
Studi kasus ini dilakukan di ruang rawat inap anak di Rumah Sakit Samarinda
Medika Citra dan dilakukan selama 3-6 hari. Dimana waktu penelitian dari tanggal 7
januari – 27 april 2019.
23
3.5 Prosedur Dan Penulisan
Prosedur penulisan studi kasus asuhan keperawatan pada anak dengan
brokopneumonia ini diawali dengan pengajuan proposal dengan menggunakan
rancanan penulisan, subyek studi kasus, definisi operasional, lokasi dan waktu studi
kasus yang diajukan kepada pembimbing, setelah disetujui penulis meminta surat izin
untuk melakukan studi kasus dan pengumpulan data di Rumah Sakit, lalu mencari
dua responden balita dengan kasus yang sama yaitu balita penderita
bronkopneumonia. Menjelaskan secara singkat tujuan dan manfaat dari keikutsertaan
anak dan keluarga dalam studi kasus yang dilakukan. Keluarga atau orang tua yang
setuju diberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk di tanda tangani.
Kemudian penulis melakukan pengkajian, merumuskan masalah keperawatan,
menyusun intervensi, melakukan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi
keperawatan.
3.6 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data :
1) Wawancara : Menanyakan identitas pasien, menanyakan keluhan utama,
menanyakan riwayat penyakit sekarang, dahulu, dan riwayat penyakit keluarga,
menanyakan informasi tentang pasien dan keluarga.
2) Observasi atau memonitor
3) Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
24
4) Dokumentasi laporan asuhan keperawatan
3.6.2 Instrument Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah format pengkajian asuhan
keperawatan anak.
3.7 Keabsahan Data
Untuk membuktikan kualitas data yang diperoleh dalam penelitian sehingga
menghasilkan data dengan validitas tinggi.
3.7.1 Data Primer
Data primer yakni sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber aslinya yang berupa wawancara dari individu pasien maupun hasil observasi
dari suatu objek dan kejadian.
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder berisi sumber data penelitian yang diperoleh melalui media
perantara atau secara tidak langsung seperti data dari kerabat atau keluarga pasien.
3.7.3 Data Tersier
Diperoleh dari catatan perawatan klien atau rekam medis klien yang merupakan
riwayat penyakit atau perawatan klien dimasa lalu.
25
3.8 Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan cara deskriptif yaitu mengemukakan fakta yang
ada yang selanjutnya akan dikaitan dan dibandingkan dengan teori yang ada
kemudian dituangkan kedalam pembahasan, hasil analisa data pada kasus ini berupa
diagnosa keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia.
26
BAB 4
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Studi Kasus
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Studi kasus ini dilakukan di RS Samarinda Medika Citra yang terletak di Jalan
Kadrie Oening No.86 RT.35 Air Putih Samarinda Ulu Kota Samarinda Kalimantan
Timur. RS Samarinda Medika Citra adalah Rumah Sakit milik Perusahaan korporasi
yang bersifat RSU,diurus oleh PT. Pandan Harum perusahaan dan tercatat ke dalam
RS tipe C. Rumah Sakit ini teah teregistrasi mulai 12 Juli 2013 dengan Nomor Surat
Ijin 503/RS-002/DKK/VI/2013 dan tanggal surat ijin 16 April 2014 dari Dinas
Kesehatan Kota Samarinda dengan sifat tetap, dan berlaku sampai 2019. Setelah
menjalani akreditasi Rumah Sakit seluruh Indonesia dengan proses penahapan I
(Pelayanan 5) akhirnya ditetapkan surat lulus akreditasi rumah sakit.
4.1.2 Pengkajian
Tabel 4.1 Hasil Anamnesis Biodata Pasien Anak dengan Bronkopneumonia di RS
Samarinda Medika Citra
No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2
1 Nama Pasien Anak R Anak I
2 Tanggal Lahir 10 Agustus 2017 11 januari 2017
3 Suku/Bangsa Dayak/Indonesia Bugis/Indonesia
4 Agama Kristen Islam
5 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
6 Alamat
Jl. Asrama Brimob Samarinda
Seberang
Jl. Muara Badak Darma Gabar
Toko 5
7 Tanggal MRS 09 April 2019 8 mei2019
8 Tanggal Pengkajian 12 April 2019 9 mei 2019
9 Ruang Rawat Inap Ruang Perawatan Anak Ruang Perawatan Anak
10 No. Registrasi 00.07.22.xx 00.19.05.xx
11 Diagnosa Medis Bronkopneumonia Bronkopneumonia
27
No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2
12 Nama Orang Tua
- Ayah Tn. A Tn. I
- Ibu Ny. R Ny. A
13 Suku Bangsa Orang Tua
- Ayah Dayak Bugis
- Ibu Banten Bugis
14 Agama Orang Tua
- Ayah
- Ibu
Kristen Islam
15 Pendidikan Orang Tua
- Ayah SMA SMP
- Ibu SMK SD
16 Pekerjaan Orang Tua
- Ayah
Polisi
Wirawasta
- Ibu IRT IRT
17 Alamat Orang Tua
- Ayah
- Ibu
Jl. Asrama Brimob Samarinda
Seberang
Jl. Muara Badak Darma Gabar
Toko 5
Tabel 4.2 Riwayat Penyakit Pasien Anak dengan Bronkopneumonia di RS Samarinda
Medika Citra
No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2
19 Keluhan Utama
- Saat MRS
Orang tua mengatakan anaknya
batuk berdahak
Orang tua mengatakan anaknya
batuk berdahak
- Saat Pengkajian
Ibu pasien mengatakan anak R
sesak tapi sudah berkurang, batuk
berdahak, demam, nafsu makan
menurun.
Ibu pasien mengatakan anak I
masih batuk berdahak, demam,
sesak nafas, anak tidak nafsu
makan, dan menangis saat melihat
perawat/orang asing.
20
Riwayat Penyakit Sekarang
Orang tua mengatakan awalnya
anaknya sempat tersedak saat
makan dirumah sekitar 2 hari
kemudian anak batuk berdahak ±2
hari dan demam kemudian pada
tanggal 09 april 2019 orang tua
mengatakan anaknya dibawa
keklinik lalu mendapat terapi uap
siangnya anak sesak dan langsung
dibawa keIGD SMC, ibu
mengatakan anak memiliki alergi
terhadap debu.
Orang tua pasien mengatakan
anaknya batuk-batuk ± 3hari,
demam dan kesulitan bernafas
kemuadian anak dibawa ke klinik
BOHC dan mendapatkan tindakan
pemeriksaan laboratorium,
pemasangan O2, fisioterapi dada,
dan terapi obat : antrain 2mg,
ranitidine ¼ amp, cefotaxime
250mg, gentamicin 20 mg, nebu
combiven kemudian anak dirujuk
ke RS SMC pada tanggal 8 mei
28
No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2
2019.ibu mengatakan dirumah
megguanakan obat nyamuk bakar.
21 Riwayat Kehamilan dan
Kelahiran
- Pre Natal
Ibu mengatakan hamil Anak R
selama 39 Minggu dan Anak R
merupakan anak ke 2
Ibu mengatakan hamil Anak I
selama 39 minggu dan Anak I
merupakan anak ke 3
- Intra Natal
Ibu mengatakan selama hamil Anak
R pernah mengalami Tekanan
Darah Tinggi
Ibu mengatakan selama hamil
Anak I tidak ada keluhan
kesehatan
- Postnatal
Ibu mengatakan melahirkan Anak
R secara cesar dengan berat badan
3600 gram
Ibu mengatakan melahirkan Anak
I secara Normal dengan Berat
3300 gram
22
Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu pasien mengatakan saat berusia
5 bulan Anak R pernah dirawat di
RS SMC karna sakit asma. Pasien
memiliki riwayat alergi debu, tidak
memiliki riwayat penyakit menular/
kronik, penggunaan obat, dan
operasi riwayat imunisasi lengkap.
Ibu pasien mengatakan anaknya
belum pernah dirawat dirumah
sakit. Pasien tidak ada riwayat
alergi, penyakit menular/ kronik,
penggunaan obat, dan operasi
riwayat imunisasi tidak lengkap.
23
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien mengatakan memiliki
penyakit asma dan menurun pada
Anak R
Ibu pasien mengatakan memiliki
penyakit asma
24
Riwayat Tumbuh Kembang
- Antropometri
BB(sebelum dan sesudah
sakit),TB,LK,LD,LILA,
BB Anak R sebelum sakit dan
sesudah sakit tidak mengalami
penurunan berat badan 11 Kg, TB
Anak R 70,7 cm, LK 48 cm, LD 52
cm, LILA 15,7 cm
Interpretasi hasil KPSP jumlah
jawaban “ya” = 10 , perkembangan
anak sesuai dengan tahap
perkembangannya
BB Anak I sebelum sakit dan
sesudah sakit tidak mengalami
penurunan 14 Kg, TB Anak I 93
cm, LK Anak I 49 cm, LD 54 cm,
LILA 16,3 cm.
Interpretasi hasil KPSP jumlah
jawaban “ya” = 9 ,
perkembangan anak sesuai
dengan tahap perkembangannya
- Personal Sosial
Anak R dapat menunjukkkan apa
yang diinginkannya tanpa menangis
atau merengek
Orang tua Anak I mengatakan
anak sering meniru kegiatan yang
dilakukan ibunya misalnya
menyapu lantai
- Motorik Kasar
Anak R mampu berdiri sendiri
tanpa berpegangan selama 30 detik
Anak I dapat menendang bola
kecil tanpa berpegangan pada
benda apapun
- Bahasa
Anak R dapat mengatakan “papa”
ketika ia melihat/memanggil
ayahnya dan mengatakan “mama”
saat melihat/memanggil ibunya
Anak I mampu mengucapkan
kata kakek, nenek, dan paman
- Motorik Halus
Saat diberikan bola Anak R dapat
menggelindingkan dan melempar
kembali bola
Anak I dapat melepaskan
celananya secara mandiri
29
Tabel 4.3 Hasil Pengkajian Pola Kegiatan Sehari-hari Pasien Anak dengan
Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra
No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2
25 Pola Kesehatan Sehari Hari
- Pola Nutrisi dan Metabolik Dirumah ibu mengatakan anak R
memakan semua makanan yang
diberikan, namun kurang menyukai
sayuran tidak ada pantangan
makanan adapun makanan yang
disukai anak R adalah belut.
Semenjak sakit ibu mengatakan
nafsu makan anak R menurun anak
hanya makan ikan yang disediakan
namun tidak mau memamkan
nasiya.
Ibu mengatakan anak I makan 1-
2x sehari dengan jenis makanan
seperti nasi, lauk pauk, sayur. Ibu
mengatakan tidak ada pantangan
dan alergi makanan anak I
menyukai nugget. Untuk
minuman ibu mengatakan anak I
masih minum ASI , air putih, teh.
Ibu mengatakan sejak sakit anak
tidak nafsu makan hanya makan
1-2 sendok.
- Pola Aktivitas dan latihan
Ibu mengatakan anak R adalah anak
yang aktif, lebih sering bermain di
dalam rumah bersama ayah ataupun
sodaranya.
Ibu mengatakan anak I anak yang
aktif bermain diluar rumah dan
akrab bersama teman sebayanya
- Pola Tidur
Ibu mengatakan anak R selama di
rumah tidur siang ± 3 jam dan tidur
malam ± 8 jam, sedangkan di
rumah sakit tidur siamg ± 1-2 jam
dan tidur malam ± 5 jam. Anak
sering terbangun dimalam hari
karna batuknya.
Ibu mengatakan anak I selama di
rumah tidur siang ± 3 jam dan
tidur malam ± 8 jam, sedangkan
di rumah sakit tidur siamg ± 1-2
jam dan tidur malam ± 5 jam.
Anak sering terbangun dimalam
hari karna batuknya.
- Pola Eliminasi
Ibu mengatakan selama di rumah
dan dirmah sakit anak R untuk
BAB/BAK dan BAB 1x/hari, BAK
± 3-4x/hari.
Ibu mengatakan selama di rumah
dan dirumah sakit anak I BAB
1x/hari, BAK ± 4x/hari.
- Pola Kebesihan Diri
Ibu mengatakan anak R selama
dirumah sakit mandi 1x/hari gosok
gigi 1x/hari dan cuci rambut setiap
mandi
Ibu mengatakan anak I belum ada
mandi dan keramas ibu pasien
mengatakan takut memperarah
penyakit anaknya
Tabel 4.4 Hasil Pengkajian Keadaan Umum Pasien Anak dengan Bronkopneumonia
di RS Samarinda Medika Citra
No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2
26 Keadaan Umum Sedang Sedang
27 Kesadaran
Compos Menthis
E4M6V5
Compos Menthis
E4M6V5
28
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
S : 37,8 ℃
N : 97x/menit
RR : 35X/Menit
S : 38,1℃
N : 106x/menit.
RR : 43x/menit
30
Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien Anak dengan Kejang Demam di RS
Samarinda Medika Citra
No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2
30
Pemeriksaan Kepala
Kepala :
Muka Simetris, rambut berwarna
hitam dan sulit dicabut, ubun
ubun besar menutup,
Telinga :
Telinga tidak terdapat serumen,
bersih
Mata:
Sklera putih, tidak cekung, pupil
isokor, refleks cahaya (+),
konjungtiva tidak anemis
Hidung :
Tidak terdapat rinorea, tidak
terdapat pernafasan cuping
hidung
Rongga Mulut dan Lidah :
Bibir tidak kering, tidak pucat,
Lidah tidak tremor /kotor, gigi
tidak mengalami caries, ukuran
tonsil normal
Kepala :
Muka Simetris, rambut berwarna
hitam dan sulit dicabut, ubun ubun
besar menutup,
Telinga :
Telinga tidak terdapat serumen,
bersih
Mata:
Sklera putih, tidak cekung, pupil
isokor, refleks cahaya (+),
konjungtiva tidak anemis
Hidung :
Tidak terdapat rinorea, terdapat
pernafasan cuping hidung
Rongga Mulut dan Lidah :
Bibir tidak kering, tidak pucat,
Lidah tidak tremor /kotor, gigi tidak
mengalami caries, ukuran tonsil
normal
31
Pemeriksaan Leher
Kelenjar getah bening teraba,
tiroid tidak teraba, posisi trakea
letak ditengah tidak ada kelainan
Kelenjar getah bening teraba, tiroid
tidak teraba, posisi trakea letak
ditengah tidak ada kelainan
32
Pemeriksaan Thoraks
Keluhan :
Ibu anak R mengatakan anaknya
sesak nafas, dan batuk berdahak
Inspeksi :
Bentuk dada simetris, frekuensi
nafas 35x/i, irama nafas tidak
teratur, cepat dan dangkal,
pernafasan cuping hidung tidak
ada, penggunaan otot bantu nafas
, anak R terpasang nasal kanul 1
lpm
Palpasi :
Tidak da nyeri tekan, saat
mengembang paru kiri lebih
rendah, getaran lemah pada pru
kiri
Perkusi :
Redup pada paru sinistra
Auskultasi :
Suara nafas ronki
Keluhan :
Anak I mengalami sesak nafas, dan
batuk berdahak
Inspeksi :
Bentuk dada simetris, frekuensi
nafas 42 kali/menit, irama nafas
tidak teratur cepat dan dangkal,
terdapat cuping hidung saat
bernafas, terdapat penggunaan otot
bantu nafas, anak I menggunakan
alat bantu nafas, nassal kanul 2 lpm
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, getaran
lemah pada kedua paru
Perkusi :
Redup pada kedua paru
Auskultasi :
Suara nafas ronki
31
No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2
33
Pemeriksaan Jantung
Inspeksi
- Tidak terlihat adanya pulsasi
iktus kordis
- CRT < 2 detik
- Tidak ada sianosis
Palpasi
- Ictus Kordis teraba di ICS 5
- Akral Hangat
Perkusi
- Batas atas : ICS II line sternal
dekstra
- Batas bawah : ICS V line
midclavicula sinistra
- Batas kanan : ICS III line
sternal dekstra
- Batas kiri : ICS III line sternal
sinistra
Auskultasi
- BJ II Aorta : Dub, reguler dan
intensitas kuat
- BJ II Pulmonal : Dub, reguler
dan intensitas kuat
- BJ I Trikuspid : Lub, reguler
dan intensitas kuat
- BJ I Mitral : Lub, reguler dan
intensitas kuat
- Tidak ada bunyi jantung
tambahan
- Tidak ada kelainan
Inspeksi
- Tidak terlihat adanya pulsasi
iktus kordis
- CRT < 2 detik
- Tidak ada sianosis
Palpasi
- Ictus Kordis teraba di ICS 5
- Akral Hangat
Perkusi
- Batas atas : ICS II line sternal
dekstra
- Batas bawah : ICS V line
midclavicula sinistra
- Batas kanan : ICS III line sternal
dekstra
- Batas kiri : ICS III line sternal
sinistra
Auskultasi
- BJ II Aorta : Dub, reguler dan
intensitas kuat
- BJ II Pulmonal : Dub, reguler dan
intensitas kuat
- BJ I Trikuspid : Lub, reguler dan
intensitas kuat
- BJ I Mitral : Lub, reguler dan
intensitas kuat
- Tidak ada bunyi jantung
tambahan
- Tidak ada kelainan
34
Pemeriksaan Sistem Pencernaan
Inspeksi : Bentuk perut datar, mengikuti
gerak saat bernafas, tidak terdapat
bekas luka operasi
Auskultasi
Peristaltik usus 8x/menit
Palpasi :
Tidak terdapat massa ataupun
juga tumor, nyeri tekan tidak ada
Perkusi
Timpani, tidak ada nyeri ketuk
ginjal
Inspeksi : Bentuk perut datar, mengikuti gerak
saat bernafas, tidak terdapat bekas
luka operasi
Auskultasi
Peristaltik usus 6 x/menit
Palpasi :
Tidak terdapat massa ataupun juga
tumor, nyeri tekan tidak ada
Perkusi
Timpani, tidak ada nyeri ketuk
ginjal
35
Pemeriksaan Persyarafan
Anak R tidak mengalami
gangguan pandangan, gangguan
pendengaran, dan gangguan
penciuman
Anak I tidak mengalami gangguan
pandangan, gangguan pendengaran,
dan gangguan penciuman
36 Pemeriksaan Muskuloskeletal
dan Integumen
Anak R Pergerakan sendi bebas,
tidak ada kelainan ekstermitas,
Anak I Pergerakan sendi bebas,
tidak ada kelainan ekstermitas,
32
No Identitas Pasien Anak 1 Anak 2
tidak ada kelainan tulang
belakang, kulit normal, turgor
kulit baik,
Kekuatan otot :
5 5
5 5
tidak ada kelainan tulang belakang,
kulit normal, turgor kulit baik,
Kekuatan otot :
5 5
5 5
37
Pemeriksaan Genetalia-Anus
Anank R Kebersihan genetalia
bersih, tidak mengalami kelainan
pada alat kelamin dan kelainan
anus
Anak I Kebersihan genetalia bersih,
tidak mengalami kelainan pada alat
kelamin dan kelainan anus
Tabel 4.6 Skala Resiko Jatuh Humpty Dumpty Pasien Anak dengan
Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra
No Parameter Kriteria Nilai Anak 1
(Skor)
38
Usia
< 3 Tahun 4
4 3-7 Tahun 3
7-13 Tahun 2
≥ 13 Tahun 1
Jenis Kelamin Laki-Laki 2
2 Perempuan 1
Diagnosis
Diagnosa Neurologi 4
1
Perubahan Oksigenasi (Diagnosis respiratorik,
dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing,
dsb)
3
Gangguan Perilaku /Psikiatri 2
Diagnosis Lainnya 1
Gangguang Kognitif
Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
3 Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Faktor Lingkungan
Riwayat Jatuh/bayi diletakkan di tempet tidur
dewasa 4
2 Pasien menggunakan alat bantu/ bayi diletakkan
dalam tempat tidru bayi/perabot rumah 3
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Area diluar rumah sakit 1
Pembedahan/Sedasi/Ane
stesi
Dalam 24 jam 3
- Dalam 48 jam 2
> 48 jam atau tidak menjalani
pembedahan/sedasi/anestesi 1
33
Penggunaan
Medikamentosa
Penggunaan multiple : sedatif, obat hipnosis,
barbiturat, fenotiazin, anti depresan, pencahar,
diuretik, narkose
3
1 Penggunaan salah satu obat diatas 2
Penggunaan medikasi lainnya/tidak ada
medikasi 1
Jumlah Skor Humpty Dumpty 13
No Parameter Kriteria Nilai Anak 2
(Skor)
Usia
< 3 Tahun 4
4 3-7 Tahun 3
7-13 Tahun 2
≥ 13 Tahun 1
Jenis Kelamin Laki-Laki 2
1 Perempuan 1
Diagnosis
Diagnosa Neurologi 4
3
Perubahan Oksigenasi (Diagnosis respiratorik,
dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing,
dsb)
3
Gangguan Perilaku /Psikiatri 2
Diagnosis Lainnya 1
Gangguang Kognitif
Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
1 Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Faktor Lingkungan
Riwayat Jatuh/bayi diletakkan di tempet tidur
dewasa 4
3 Pasien menggunakan alat bantu/ bayi diletakkan
dalam tempat tidru bayi/perabot rumah 3
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Area diluar rumah sakit 1
Pembedahan/Sedasi/Ane
stesi
Dalam 24 jam 3
- Dalam 48 jam 2
> 48 jam atau tidak menjalani
pembedahan/sedasi/anestesi 1
Penggunaan
Medikamentosa
Penggunaan multiple : sedatif, obat hipnosis,
barbiturat, fenotiazin, anti depresan, pencahar,
diuretik, narkose
3
- Penggunaan salah satu obat diatas 2
Penggunaan medikasi lainnya/tidak ada
medikasi 1
Jumlah Skor Humpty Dumpty 12
34
Table 4.7 Hasil Anamnesis Pemeriksaan Penunjang Pasien Anak dengan
Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra
Tindakan Anak 1
Anak 2
Pemeriksaan penunjang Jenis pemeriksaan :
Morfologi Darah Tepi
tanggal : 11 april 2019
-Result :
Eritrrosit : normokrom-
normositer
Leukosit :kesan jumlah
meningkat
Trombosit : kesan jumlah
meningkat
Jenis pemeriksaan :
Thorax AP/PA tanggal :
11 april 2019
-kesan : Bronkopneumonia
sinsitra
Jenis pemeriksaan :
Laboratorium tanggal :
07 Mei 2019
1. Leukosit 6400 103/ul
2Trombosit 337.000
10’6/ul
3. Hemoglobin 9,0 g/dl
4. Hematokrit 29,1 %
Jenis pemeriksaan :
Thorax AP/PA tanggal :
08/05/2019
-Result : sinus, diagfragma
dan cor normal
- Pulmo : perselubungan
pada para cardial perihiler,
terutama dextra
- Kesan :
Bronkopneumonia
Tabel 4.8 Penatalaksanaan Terapi Pasien Anak dengan Bronkopneumonia di RS
Samarinda Medika Citra
Penatalaksanaa Terapi
Anak 1 Anak 2 Cefotaxime (IV) 3x300mg
Certidex (IV) 2x2mg
Puyer batuk (PO) 3x1
Paracetamol (IV) 3x100mg
Nebu ventolin (Inhalasi) /8jam
IVFD D5 1/2 10 tpm
Dexametasone (IV) 3x 1/2 ampul
Paracetamol (PO) 3x 1 ctm
Sanpicilin (IV) 4x 300mg
Colsancetine (IV) 4x 125mg
Alco DMP (PO) 3x1/2 ctm
IVFD D5 1/2 10 tpm
35
4.1.3 Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.9 Daftar Diagnosa Keperawatan Pasien Anak dengan Bronkopneumonia
di RS Samarinda Medika Citra
No
Anak 1 Anak 2
Tanggal
ditemukan
Diagnosa Kep Tanggal
ditemukan
Diagnosa Kep
1 12/ 04 /2019 (D.0001) Bersihan jalan
nafas tidak efektif b.d
peningkatan produksi
sputum
DS :
Ibu pasien mengatan
anak R mengalami
sesak nafas
Ibu mengatakan
anak R masih batuk
Ibu pasien
mengatakan anak R
batuk tapi tidak bisa
mengeluarkan
dahaknya
DO :
Suara nafas ronki
pada paru kiri
Pernafasan cepat dan
dangkal
Anak tidak mampu
mengeluarkan
dahaknya secara
mandiri
Frekuensi nafas 35x/i
09/ 05 /2019 (D.0001) Bersihan jalan
nafas tidak efektif b.d
peningkatan produksi
sputum
DS :
Ibu An.I mengatakan
anaknya batuk berdahak
Ibu mengatakan
anaknya masih sesak
DO :
Suara nafas ronki pada
kedua lapang paru
Pernafasan cepat dan
dangkal
Anak tidak mampu
mengeluarkan dahaknya
secara mandiri
Otot bantu pernafasan
dada
Terdapat cuping hidung
Frekuensi nafas 42x/i
2 12/04/2019 (D.0003) Gangguan
pertukaran gas b.d
membrane alveolus
kapiler
DS :
Ibu mengatakan anak
R mengalami sesak
nafas
DO :
terdengar bunyi
ronkhi pada paru kiri
09/ 05/2019 (D.0003) Gangguan
pertukaran gas b.d
membrane alveolus kapiler
DS :
Ibu mengatakan anak I
kesulitan bernafas
DO :
terdengar bunyi nafas
tambahan (ronkhi) pada
kedua lapang paru
terdapat pernafasan
36
terdapat pernafasan
cuping hidung
pola nafas cepat dan
dangkal
kesadaran
composmentis
(E4V5M6)
warna kulit
kemerahan
cuping hidung
pola nafas cepat dan
dangkal
kesadaran composmentis
(E4V5M6)
warna kulit kemerahan
3 12/04/2019 (D.0005) Pola nafas
tidak efektif b.d defresi
pusat pernafasan
DS:
ibu mengatakan
pasien kesulitan
bernafas
ibu mengatakan saat
posisi tidur telentang
anak semakin merasa
sesak nafas
DO:
terdapat otot bantu
pernafasan dada
pola nafas cepat dan
dangkal
terdapat pernafasan
cuping hidung
TTV :
RR : 35x/i
N: 105x/i
T : 37,80C
09/05/2019 (D.0005) Pola nafas tidak
efektif b.ddefresi pusat
pernafasan
DS:
ibu mengatakan pasien
kesulitan bernafas
ibu mengatakan saat
posisi tidur telentang
anak semakin merasa
sesak nafas
DO:
terdapat otot bantu
pernafasan dada
pola nafas cepat dan
dangkal
terdapat pernafasan
cuping hidung
TTV :
RR : 42x/i
N: 112x/i
T : 38,10C
4 (D.0130) Hipertermia b.d
proses inflamasi
DS :
Ibu mengatakan
badan anak R teraba
hangat sejak malam
Ibu mengatakan
An.R demam
DO
T : 37,80C
badan teraba hangat
09/ 05 /2019 (D.0130) Hipertermia b.d
proses inflamasi
DS :
Ibu pasien mengatakan
anaknya rewel dan
badan teraba hangat
DO:
T : 38,10C
badan teraba hangat
5 12/ 04/2019 (D.0032) Resiko Defisit
Nutrisi b.d faktor
psikologis (keengganan
untuk makan)
DS :
Ibu pasien
09/ 05 /2019 Cemas b.d lingkungan yang
asing
DS :
ibu mengatakan pasien
menangis bila melihat
perawat/ orang asing
37
mengatakan anak R
nafsu makannya
menurun
Ibu pasien
mengatakan anak R
hanya makan lauk
(ikan) tapi tidak mau
menghabiskan
nasinya.
Data Objektif
A : BB = 11kg, TB=
70,7cm, LILA=
15,7cm
B : terjadi
peningkatan jumlah
leukosit dan
trombosit
C :
- Tidak ada
penurunan berat
badan
- Tidak ada tanda-
tanda dehidrasi
- Rambut hitam
mengkilat
D : MLTKTP
ibu mengatakan pasien
meangis bila
ditinggalkan sendiri
DO :
anak menangis
ketakutan
menghindari kontak
mata
anak tampak gelisah
anak cenderung lebih
banyak diam dan tidak
aktif bergerak seperti
dirumah
6 12/ 04 /2019 (D.0143) Resiko jatuh
d.d anak usia 2 tahun
atau kurang
DS :
-
DO :
usia anak < 2tahun
jenis kelamin laki-
laki
anak ditempatkan
ditempat tidur orang
dewasa
pagar tempat tidur
tidak terpasang
jumlah skor penilaian
humpty dumpty 12
(resiko tinggi)
09/ 05 /2019 (D.0111) Defisit
pengetahuan orang tua b.d
kurang terpapar informasi
DS :
ibu pasien mengatakan
sebelunya tidak pernah
diberikan pendidikan
kesehatan tentang
bronkopneumonia
ibu mengatakan tidak
paham tentang penyakit
yang diderita anaknya
ibu mengatakan tidak
berani memandikan
anaknya karna takut
memperparah
kondisinya
DO:
Orang tua pasien hanya
diam saat ditanya tentang
penyakit anaknya
Ibu bertanya tentang
38
penyakit anaknya
7 (D.0142) Risiko infeksi
b.d efek prosedur
invasive
DS :
-
DO :
Anak terpasang IVFD
ditangan sebelah kiri
Balutan tampak bersih
namun sudah longgar
Tidak ada tanda-tanda
infeksi
terjadi peningkatan
jumlah leukosit
09/ 05 /2019 (D.0032) Resiko Defisit
Nutrisi b.d faktor psikologis
(keengganan untuk makan)
DS :
Ibu pasien mengatakan
Anak I nafsu makannya
menurun semenjak sakit
Ibu mengatakan anak I
hanya makan 1-2 sendok
saja
DO :
A : BB = 14kg, TB=
93cm, LILA= 16,3cm
B :
- Leukosit : 6400
103/ul
- Trombosit : 333.700
- Hb : 9,0 g/dL
- Ht : 29,1%
C :
- Tidak ada penurunan
berat badan
- Tidak ada tanda-
tanda dehidrasi
- Rambut hitam
mengkilat
- Mukosa bibir lembab
D : MLTKTP
8 09/ 05 /2019 (D.0143) Resiko jatuh d.d
anak usia 2 tahun atau
kurang
DS :
-
DO :
usia anak 2tahun
anak ditempatkan
ditempat tidur orang
dewasa
pagar tempat tidur tidak
terpasang
jumlah skor penilaian
humpty dumpty 13
(resiko tinggi)
9 09/ 05 /2019 (D.0142) Risiko infeksi b.d
efek prosedur invasive
DS :
-
DO :
39
4.1.4 Perencanaan
Tabel 4.10 Perencanaan Pasien Anak 1 dengan Bronkopneumonia di RS
Samarinda Medika Citra
NO TANGGAL
DITEMUKAN
DIAGNOSA
KEP
TUJUAN DAN
HASIL
INTERVENSI KEP
1 12/ 04 / 2019
(D.0001)
Bersihan jalan
nafas berhubungan
dengan
peningkatan
produksi sputum
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3 x 24
jam diharapkan
jalan nafas pasien
paten dengan
kriteria hasil :
1. Suara nafas
bersih, tidak
ada dypsnoe,
dan tanda-
tanda sianosis
2. Jalan nafas
bersih, pasien
tidak merasa
tercekik
3. Irama nafas
teratur,
frekuensi nafas
dalam rentang
normal (20-
30x/i)
1.1 Monitor status
oksigen pasien
1.2 Monitor status
respirasi
(frekuensi,irama
nafas)
1.3 Auskultasi suara
nafas catat jika ada
suara nafas
tambahan
1.4 Atur poisi pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
1.5 Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
1.6 Ajarkan teknik batuk
efektif untuk
mengeluarkan secret
1.7 Kolaborasi
pemberian O2
1.8 kolaborasi
pemberian terapi
nebulizer
1.9 kolaborasi
pemberian antibiotik
Anak terpasang IVFD
ditangan sebelah kiri
Balutan tampak bersih
Tidak ada tanda-tanda
infeksi
Leukosit : 6400 103/ul
Hb : 9,0 g/dL
40
2 12/04/2019 (D.0003)
Gangguan
pertukaran gas
berhubungan
dengan perubahan
membrane
alveolus kapiler
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3 x 24
jam diharapkan
masalah gangguan
pertukaran gas
teratasi dengan
kriteria hasil :
1. suara nafas
bersih, tidak
ada dypneu
2. mampu
bernafas
dengan mudah
3. tanda-tanda
vital dalam
batas normal
2.1 Observasi Tanda
tanda vital anak
(nadi, repirasi, suhu)
2.2 Kaji frekuensi,
Kedalaman dan
kemudahan
pernafasan
2.3 Observasi warna
kulit, membran
mukosa dan kuku
anak apakah terdapat
sianosis
2.4 Mempertahankan
istirahat dan tidur
pada anak
2.5 Kolaborasi
pemberian oksigen
3 12/ 04 /2019 (D.0005) Pola
napas tidak efektif
berhubungan
dengan depresi
pusat pernapasan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3 x 24
jam diharapkan
masalah pola nafas
teratasi dengan
kriteria hasil :
1. Tidak ada sesak
nafas
2. Mampu
bernafas
dengan mudah
3. Menunjukkan
jalan nafas yang
paten (pasien
tidak merasa
tercekik,
frekuensi nafas
dalam rentang
normal, tidak
ada suara nafas
abnormal)
3.1 Observasi tanda
tanda vital anak
(nadi, repirasi, suhu
3.2 Kaji frekuensi
pernapasan
3.3 Memberikan posisi
semi fowler
3.4 Kolaborasi
pemberian Oksigen
4 12/ 04 /2019
(D.0130)
Hipertermi
berhubungan
dengan proses
inflamasi
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3 x 24
jam diharapkan
Suhu tubuh kembali
normal dengan
kriteria hasil :
1. suhu tubuh
anak dalam
4.1 monitor suhu tubuh
sesering mungkin
4.2 monitor warna kulit,
nadi dan RR
4.3 berikan kompres
pada lipat paha dan
aksila
4.4 selimuti pasien
untuk mencegah
41
rentang normal
(36-370C)
2. tidak ada
perubahan
warna kulit
3. tidak terjadi
kejang
hilangnya
kehangatan tubuh
4.5 kolaborasi
pemberian obat
antipiretik untuk
menurunkan panas
5 12/ 04 /2019
(D.0032) Risiko
defisit nutrisi b/d
faktor psikologis
Setelah dilakukan
Tindakan
Keperawatan selam
3x24 jam
diharapkan pasien
dapat terhindar dari
resiko defisit nutrisi
dengan Kriteria
Hasil:
1. Mampu
mengidentifikas
i kebutuhan
nutrisi
2. Nafsu makan
anak meningkat
3. Tidak terjadi
penurunan berat
badan
5.1 Kaji status nutrisi
anak
5.2 Kaji adanya alergi
makanan atau
minuman
5.3 Ukur tinggi/panjang
badan dan berat
badan anak
5.4 Monitor turgor kulit
5.5 Monitor muntah
pada anak
5.6 Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan anak
5.7 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
membantu memilih
makanan yang dapat
memenuhi
kebutuhan gizi
selama sakit
6 12/ 04 /2019
(D.0143) Risiko
jatuh berhubungan
dengan anak usia 2
tahun atau kurang
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3 x 24
jam diharapkan
tidak ada kejadian
jatuh dengan
kriteria hasil :
1. Tidak ada
kejadian jatuh
2. Perilaku
pencegah jatuh
: tindakan orang
tua atau
pemberi asuhan
untuk
meminimalkan
factor resiko
yang memicu
jatuh
6.1 Mengidentifikasi
perilaku dan factor
yang mempengaruhi
risiko jatuh
6.2 Mengidentifikasi
karakteristik
lingkungan yang
dapat meningkatkan
potensi untuk jatuh
6.3 Memasang pagar
pengaman tempat
tidur
6.4 Merendahkan
tempat tidur
6.5 Jelaskan kepada
keluarga pasien
tentang factor risiko
yang memicu jatuh
42
7 12/ 04 /2019 (D.0142) Risiko
infeksi
behubungan
dengan efek
prosedur invasive
Setelah dilakukan
Tindakan
Keperawatan selam
3x24 jam
diharapkan masalah
infeksi teratasi
dengan kriteria
hasil :
1. Tidak ada tanda-
tanda infeksi
muncul
2. Jumlah leukosit
dalam batas
normal
3. Menunjukkan
perilaku hidup
sehat
4. Menunjukkan
kemampuan
untuk mencegah
timbulnya infeksi
7.1 Cuci tangan sebelum
dan sesudah
tindakan
keperawatan
7.2 Batasi pengunjung
bila perlu
7.3 Monitor tanda gejala
infeksi sistemik dan
local
7.4 Lakukan perawatan
infus
7.5 Mengajarkan
keluarga tentang
tanda gejala infeksi
7.6 Ajarkan cara
menghindari infeksi
7.7 Kolaborasi
pemberian antibiotic
Tabel 4.11 Perencanaan Pasien Anak 2 dengan Bronkopneumonia di RS
Samarinda Medika Citra
NO TANGGAL
DITEMUKAN
DIAGNOSA
KEP
TUJUAN DAN
HASIL
INTERVENSI KEP
1 09/ 05 / 2019
(D.0001)
Bersihan jalan
nafas berhubungan
dengan
peningkatan
produksi sputum
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3 x 24
jam diharapkan
jalan nafas pasien
paten dengan
kriteria hasil :
1. Suara nafas
bersih, tidak
ada dypsnoe,
dan tanda-
tanda sianosis
2. Jalan nafas
bersih, pasien
tidak merasa
tercekik
3. Irama nafas
teratur,
frekuensi nafas
dalam rentang
normal (20-
30x/i)
6.1 Monitor status
oksigen pasien
6.2 Monitor status
respirasi
(frekuensi,irama
nafas)
6.3 Auskultasi suara
nafas catat jika ada
suara nafas
tambahan
1.4 Atur poisi pasien
untuk
memaksimalkan
ventilasi
1.5 Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
1.6 Ajarkan teknik batuk
efektif untuk
mengeluarkan secret
1.7 Kolaborasi
pemberian O2
1.8 kolaborasi pemberian
terapi nebulizer
43
1.9 kolaborasi pemberian
antibiotik
2 09/ 05 / 2019
(D.0003)
Gangguan
pertukaran gas
berhubungan
dengan perubahan
membrane
alveolus kapiler
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3 x 24
jam diharapkan
masalah gangguan
pertukaran gas
teratasi dengan
kriteria hasil :
1. suara nafas
bersih, tidak
ada dypneu
2. mampu
bernafas
dengan mudah
3. tanda-tanda
vital dalam
batas normal
2.1 Observasi Tanda
tanda vital anak
(nadi, repirasi, suhu)
2.2 Kaji frekuensi,
Kedalaman dan
kemudahan
pernafasan
2.3 Observasi warna
kulit, membran
mukosa dan kuku
anak apakah terdapat
sianosis
2.4 Mempertahankan
istirahat dan tidur
pada anak
2.5 Kolaborasi
pemberian oksigen
3 09/ 05 / 2019
(D.0005) Pola
napas tidak efektif
berhubungan
dengan depresi
pusat pernapasan
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3 x 24
jam diharapkan
masalah pola nafas
teratasi dengan
kriteria hasil :
1. Tidak ada sesak
nafas
2. Mampu bernafas
dengan mudah
3. Menunjukkan
jalan nafas yang
paten (pasien
tidak merasa
tercekik
4. frekuensi nafas
dalam rentang
normal, tidak ada
suara nafas
abnormal)
3.1 Observasi tanda
tanda vital anak
(nadi, repirasi, suhu
3.2 Kaji frekuensi
pernapasan
3.3 Memberikan posisi
semi fowler
3.4 Kolaborasi
pemberian Oksigen
4 09/ 05 /2019
(D.0130)
Hipertermi
berhubungan
dengan proses
inflamasi
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3 x 24
jam diharapkan
Suhu tubuh kembali
normal dengan
4.1 monitor suhu tubuh
sesering mungkin
4.2 monitor warna kulit,
nadi dan RR
4.3 berikan kompres
pada lipat paha dan
44
kriteria hasil :
1. suhu tubuh
anak dalam
rentang normal
(36-370C)
2. tidak ada
perubahan
warna kulit
3. tidak terjadi
kejang
aksila
4.4 selimuti pasien
untuk mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh
4.5 kolaborasi
pemberian obat
antipiretik untuk
menurunkan panas
5 09/ 05 /2019
(D.0080) Cemas
berhubungan
dengan lingkungan
yang asing
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3 x 24
jam diharapkan
cemas anak
berkurang atau
hilang teratasi
dengan kriteria
hasil :
1. Anak istirahat
dengan tenang
2. Anak
kooperatif dan
mau
bersosialisasi
dengan
lingkungan
sekitar
3. Postur tubuh,
ekspresi wajah
dan tingkat
aktivitas
menunjukkan
cemas
berkurang
5.1 Identifikasi tingkat
kecemasan
5.2 Pertahankan yang
sikap tenang dan
meyakinkan
5.3 Jelaskan prosedur
dan aktivitas yang
akan dilakukan
kepada
5.4 orang tua dan
anakAnjurkan orang
terdekat anak untuk
tetap bersama anak
sesering mungkin
5.5 Melakukan terapi
bermain
6 09/ 05 /2019
(D.0111) Defisit
pengetahuan
berhubungan
dengan kurang
terpapar informasi
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 1 x 24
jam diharapkan
Defisit pengetahuan
orang tua teratasi
dengan kriteria
hasil :
1. Orang tua dapat
mengungkapka
n pemahaman
tentang
penyakit
anaknya
6.1 Berikan penilaian
tentang tingkat
pengetahuan pasien
mengenai proses
penyakit
6.2 Jelaskan
Patofisiologi
penyakit dengan cara
yang tepat
6.3 Gambarkan tanda
gejala yang muncul
pada penyakit
dengan cara yang
tepat
45
2. Orang tua
dapat
menjelaskan
kembali apa
yang telah
dipaparkan
perawat
6.4 Melakukan
pendidikan kesehatan
6.5 Diskusikan
perubahan gaya
hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi
7 09/ 05 /2019
(D.0032) Risiko
defisit nutrisi b/d
faktor psikologis
Setelah dilakukan
Tindakan
Keperawatan selam
3x24 jam
diharapkan pasien
dapat terhindar dari
resiko defisit nutrisi
dengan Kriteria
Hasil:
1. Mampu
mengidentifika
si kebutuhan
nutrisi
2. Nafsu makan
anak meningkat
3. Tidak terjadi
penurunan berat
badan
7.1 Kaji status nutrisi
anak
7.2 Kaji adanya alergi
makanan atau
minuman
7.3 Ukur tinggi/panjang
badan dan berat
badan anak
7.4 Monitor turgor kulit
7.5 Monitor muntah
pada anak
7.6 Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan anak
7.7 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
membantu memilih
makanan yang dapat
memenuhi
kebutuhan gizi
selama sakit
8 09/ 05 /2019
(D.0143) Risiko
jatuh berhubungan
dengan anak usia 2
tahun atau kurang
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan 3 x 24
jam diharapkan
tidak ada kejadian
jatuh dengan
kriteria hasil :
1. Tidak ada
kejadian jatuh
2. Perilaku
pencegah jatuh
: tindakan orang
tua atau
pemberi asuhan
untuk
meminimalkan
factor resiko
8.1 Mengidentifikasi
perilaku dan factor
yang mempengaruhi
risiko jatuh
8.2 Mengidentifikasi
karakteristik
lingkungan yang
dapat meningkatkan
potensi untuk jatuh`
8.3 Memasang pagar
pengaman tempat
tiduR
8.4 Merendahkan
tempat tidur
8.5 Jelaskan kepada
keluarga pasien
tentang factor risiko
46
yang memicu
jatuh
yang memicu jatuh
9 (D.0142) Risiko
infeksi
behubungan
dengan efek
prosedur invasive
Setelah dilakukan
Tindakan
Keperawatan selam
3x24 jam
diharapkan masalah
infeksi teratasi
dengan kriteria
hasil :
1. Tidak ada
tanda-tanda
infeksi muncul
2. Jumlah leukosit
dalam batas
normal
3. Menunjukkan
perilaku hidup
sehat
4. Menunjukkan
kemampuan
untuk
mencegah
timbulnya
infeksi
9.1 Cuci tangan sebelum
dan sesudah
tindakan
keperawatan
9.2 Batasi pengunjung
bila perlu
9.3 Monitor tanda gejala
infeksi sistemik dan
local
9.4 Lakukan perawatan
infus
9.5 Mengajarkan
keluarga tentang
tanda gejala infeksi
9.6 Ajarkan cara
menghindari infeksi
9.7 Kolaborasi
pemberian antibiotic
4.1.5 Pelaksaan
Tabel 4.12 Pelaksaan Pasien An.1 dengan Bronkopneumonia di RS Samarinda
Medika Citra No Tannggal/
Jam
Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf
1
2
3
4
5
12/4/2019
08:03
12/4/2019
08:05
12/4/2019
08:07
12/4/2019
08:10
12/4/2019
7.1 mencuci tangan sebelum
kontak dengan anak
1.2 menghitung frekuensi
nafas dan
memperhatikan irama
nafas An.R
2.2 melihat kedalaman dan
kemudahan pasien dalam
bernafas
1.3 mendengarkan suara
nafas
4.1 mengukur suhu tubuh
- mencuci tangan 6 langkah tangan
tampak bersih
- RR : 35x/i
- Irama nafas tidak teratur
- Pasien terlihat sesak
- Pernafasan cepat dan dangkal
- Suara nafas ronki pada paru kiri
- T = 37,80C
47
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
08:10
12/4/2019
08:12
12/4/2019
08:15
12/4/2019
08:17
12/4/2019
09:00
12/4/2019
09:02
12/4/2019
09:05
12/4/2019
09:10
12/4/2019
11:40
12/4/2019
11:55
12/4/2019
12:00
12/4/2019
12:02
12/4/2019
12:04
12/4/2019
12:06
pasien
4.2 memantau warna kulit
dan menghitung nadi
1.1 melihat status oksigen
pasien
3.4 memasang oksigen
kepada pasien
2.3 melihat mukosa bibir
dan kuku pasien
6.2 melihat lingkungan
yang dapat
meningkatkan risiko
jatuh
6.1 mengkaji perilaku anak
yang dapat memicu
risiko jatuh
1.9 menginjeksikan
cefotaxime 300mg IV
3.3 mengatur posisi pasien
untuk memaksimalkan
ventilasi
1.8 memberikan terapi
nebulizer ventolin
4.3 memberikan kompres
pada An.R
6.5 menjelaskan kepada
orang tua An.R tentang
factor yang memicu
jatuh
6.3 memasang side rail
tempat tidur
5.2 Menilai adanya alergi
terhadap makanan atau
minuman
- Tidak ada kebiruan ataupun tanda-tada
sianosis, akral teraba hangat, N= 97x/i
- SpO2 = 97%
- Terpasang nasal kanul 1lpm
- Mukosa bibir lembab kuku tidak ada
kebiruan
- Side rail tidak terpasang
- Anak ditempatkan ditempat tidur
orang dewasa
- Posisi tempat tidur terlalu tinggi
- Skor humpty dumpty = 12
- Anak masih aktif bergerak
- Obat telah diinjeksikan dan tidak ada
respon negatif
- Menganjurkan ibu untuk memangku
anaknya dan mengatur posisi anak
menjadi semi fowler, anak terlihat
tenang
- Anak menangis selama diuap, setelah
diuap ibu mengatakan anaknya lebih
nyaman bernafas dan tidak gelisah
- Kompres telah diberikan
- Orang tua mengatakan mengerti
tentang factor risiko yang memicu
jatuh dan dapat mengulangi kembali
apa yang telah dijelaskan perawat
- Side rail telah terpasang anak lebih
aman
- Ibu mengatakan An.R tidak memiliki
alergi terhadap makanan
48
19
20
21
22
23
24
12/4/2019
12:06
12/4/2019
12:08
12/4/2019
12:10
12/4/2019
12:12
12/4/2019
12:14
12/4/2019
12:19
5.1 kaji kemampuan pasien
untuk mendapat nutrisi
yang dibutuhkan
3.3 Mengukur BB,TB. Lila
4.4 merendahkan posisi
tempat tidur
7.3 melihat tanda- tanda
infeksi pada tangan
pasien yang terpasang
infus
7.5 mengajarkan kepada
orang tua pasien tentang
tanda dan gejala infeksi
7.6 mengajarkan cara
menghindari infeksi
- Ibu mengatakan kadang membelikan
makanan diluar
- Ibu mengatakan harini ini An.R masih
tidak mau makan nasi
- BB : 11Kg, TB : 70,7 cm , Lila = 15,7
cm
- tempat tidur telah direndahkan
posisinya, tidak ada kejadian jatuh
- tidak ada tanda-tanda infeksi yang
muncul
- orang tua mampu menyebutkan secara
umum tanda gejala infeksi
- orang tua mengatakan paham tentang
cara menghindari infeksi
1
2
3
4
5
6
7
8
13/4/2019
08:05
13/4/2019
08:06
13/4/2019
08:09
13/4/2019
08:10
13/4/2019
08:12
13/4/2019
08:15
13/4/2019
08:20
13/4/2019
08:25
7.1 mencuci tangan sebelum
kontak dengan pasien
7.4 Melakukan perawatan
infus
7.3 melihat apakah ada
tanda-tanda infeksi yang
muncul pada tangan
pasien
7.2 memberitahu orang tua
untuk membatasi jumlah
pengunjung
1.3 mendengarkan suara
nafas
3.4 menghitung frekuensi
nafas dan melihat irama
nafas
2.1 mengukur suhu tubuh
dan menghitung RR dan
nadi anak
1.1 mengukur status
oksigen An.R
- tangan tampak bersih
- plaster telah diganti balutan tampak
bersih
- tidak ada tanda atau gejala infeksi
yang muncul
- orang tua mengatakan akan
melakukan saran dari perawat
- Terdengar suara nafas tambahan
ronki pada lapang paru bagian kiri
- RR = 36x/i irama nafas cepat dan
dangkal pola nafas tidak teratur
- T = 36,60C, N = 102x/i, RR = 36x/i
- SpO2 = 98%
49
9
10
11
12
13
14
15
16
13/4/2019
08:55
13/4/2019
08:57
13/4/2019
09:05
13/4/2019
09:08
13/4/2019
09:22
13/4/2019
14:30
13/4/2019
14:35
13/4/2019
14:38
6.1 menghitung skor
humpty dumpty dan
mengkaji perilaku An.R
yang mungkin
mempengaruhi resiko
jatuh
6.2 mengkaji factor
lingkungan yang
memicu jatuh
6.3 memasang side rail dan
mengingatkan orang tua
pasien
1.9 menginjeksikan
antibiotik cefotaxime
300mg IV
2.5 memberikan
paracetomol 100mg IV
3.3 mengubah posisi pasien
1.8 memberikan terapi
nebulizer ventolin
1.5melakukan fisioterapi
dada
- Skor humpty dumpty = 12
- Anak sedang rewel dan aktif
bergerak
- Side rail tidak terpasang
- Ibu mengatakan lupa memasang
pagar pengaman
- Pagar tempat tidur telah dipasang
- Ibu mengatakan lain kali akan
memastikan pagar tempat tidur
terpasang
- Obat telah dimasukkan dan tidak ada
respon negative
- Obat tekah diberikan dan tidak ada
respon negative
- Mengubah posisi pasien menjadi
semi fowler dan pasien terlihat
tenang
- An.R menangis dan berusaha
membuka masker nebunya
- Fisioterapi dada telah diberikan ibu
mengatakan ada sedikit dahak yang
keluar
1
2
3
4
14/04/2019
08:45
14/04/2019
08:47
14/04/2019
08:47
14/04/2019
08:50
1.4 mendengarkan suara
nafas
3.5 menghitung frekuensi
nafas dan melihat irama
nafas
1.1 mengukur status
oksigen An.R
3.1 mengukur tanda-tanda
vital
- suara nafas bersih
- RR = 26x/i irama nafas teratur
- SpO2 = 99%
- An.R tidak terpasang oksigen lagi
- Ibu mengatakan anaknya sudah tidak
sesak
- RR = 26x/i
- T =36,3
- N = 97x/i
50
5
6
7
8
9
14/04/2019
08:55
14/04/2019
09:00
14/04/2019
09:03
14/04/2019
09:05
14/04/2019
09:10
6.1 menghitung skor humpty
dumpty dan mengkaji
perilaku An.R yang
mungkin mempengaruhi
resiko jatuh
6.2 mengkaji factor
lingkungan yang
memicu jatuh
1.9 menginjeksikan
antibiotik cefotaxime
300mg IV
1.4 mengubah posisi pasien
1.8 memberikan terapi
nebulizer ventolin
- Skor humpty dumpty = 12
- Anak sedang aktif bergerak
- Side terpasang
- Posisi tempat tidur rendah
- Ibu mengatakan akan memastikan
pagar tempat tidur selalu terpasang
- Obat telah dimasukkan dan tidak ada
respon negative
- Mengubah posisi pasien menjadi
semi fowler dan pasien terlihat
tenang
- An.R menangis dan berusaha
membuka masker nebunya
1
2
3
4
5
6
15/04/2019
08:45
15/04/2019
08:47
15/04/2019
08:47
15/04/2019
08:50
15/04/2019
08:55
15/04/2019
09:00
7.1 mencuci tangan sebelum
tindakan
5.6 mengakaji
perkemabangan anak
7.3 melihat tanda dan gejala
infeksi
6.1 menghitung skor humpty
dumpty dan mengkaji
perilaku An.R yang
mungkin mempengaruhi
resiko jatuh
6.2 mengkaji factor
lingkungan yang
memicu jatuh
7.7 menginjeksikan
antibiotik cefotaxime
300mg IV
- tangan tampak bersih
- anak berkembang sesuai dengan
usianya
- tidak ada tanda gejala ifeksi yang
muncul
- Skor humpty dumpty = 12
- Anak sedang aktif bergerak
- Side terpasang
- Posisi tempat tidur rendah
- Ibu mengatakan akan memastikan
pagar tempat tidur selalu terpasang
- Obat telah dimasukkan dan tidak ada
respon negative
51
7
8
15/04/2019
09:03
15/04/2019
09:05
5.7 menanyakan kepada ibu
apakah pasien muntah
hari ini
5.3 mengukur BB, TB, Lila
- Ibu mengatakan anak tidak ada muntah
hari ini
- BB : 11Kg, TB : 70,7 cm , Lila = 15,7
cm
Tabel 4.13 Pelaksaan Pasien An.2 dengan Bronkopneumonia
di RS Samarinda Medika Citra No Tannggal/
Jam
Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan Paraf
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
09/05/2019
08:00
09/05/2019
08:02
09/05/2019
08:04
09/05/2019
08:05
09/05/2019
08:07
09/05/2019
08:09
09/05/2019
08:11
09/05/2019
08:12
09/05/2019
08:15
09/05/2019
9.1 mencuci tangan sebelum
kontak dengan pasien
9.4 melihat kondisi infus
pasien
9.3 mengakaji tanda tanda
infeksi pada infus pasien
5.2 melakukan pendekatan
dengan tenang
5.8 mengkaji tingkat
kecemasan yang
dirasakan anak
5.3 menjelaskan aktivitas
yang akan dilakukan
kepada orang tua pasien
2.2 menghitung frekuensi
nafas dan
mamperhatikan irama
nafas
1.1 mengukur status
oksigen pasien
1.3 Mendengarkan bunyi
nafas
4.1 mengukur suhu tubuh
- tangan tampak bersih
- balutan tampak bersih
- tinda ada kemerahan, bengkak,
ataupun perubahan bentuk
- anak menangis melihat orang asing
- ibu mengatakan anaknya menangis
setiap kali melihat perawat/tenaga
medis lainnya
- anak tidak mau bermain dan lebih
banyak diam
- ibu mengerti tentang tindakan yang
akan dilakukan keanak
- RR : 34x/I
- Irama nafas tidak teratur
-terdapat pernapasan cuping hidung
- ada otot bantu pernafasan dada
- SpO2 = 98%
- Terpasang nasal kanul 2lpm
- Suara nafas ronki pada kedua paru
- T = 38,10C
52
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
08:17
09/05/2019
09:00
09/05/2019
09:02
09/05/2019
09:05
09/05/2019
09:10
09/05/2019
09:12
09/05/2019
09:30
09/05/2019
09:40
09/05/2019
10:00
09/05/2019
10:01
09/05/2019
10:03
09/05/2019
10:10
09/05/2019
10:16
4.2 mengkaji warna kulit
dan menghitung nadi
4.1 memberikan kompres
hangat pada lipat axila
An.I
4.2 menyelimuti pasien
1.9 menginjeksikan
antibiotic colsancetin
125mg IV
2.5 memberikan pct puyer
via oral
1.6 mengajarkan teknik
batuk efektif kepada orang
tua An.I
6.1 mengkaji tingkat
pengetahuan orang tua
8.1 mengkaji perilaku dan
factor yang
mempengaruhi risiko
jatuh
8.2 mengakaji karakteristik
lingkungan yng
berpotensi memicu
jatuh
8.5 menjelaskan kepada
keluarga pasien tentang
factor risiko yang
memicu jatuh
8.3 memasang pagar
pengaman
8.4 merendahkan posisi
tempat tidur
- Tidak ada kebiruan ataupun tanda-tada
sianosis, badan teraba panas N= 97x/i
- Kompres telah diberikan anak tertidur
- Selimut telah dipasang anak tertidur
pulas
- Obat telah diberikan dan tidak ada
reaksi negative
- Obat telah diminum tidak ada reaksi
negative
- Ibu mengatakan mengerti dan mampu
mendemostrasikan secara mandiri
- Ibu mengatakan akan mengajarkan
pada An.I
- Saat ditanya terkain apa itu bp orang
tua pasien tampak bingung dan
mengatakan tidak tau
- Saat dikaji terkait kebersihan diri ibu
mengatakan anak belum ada mandi
karna takut jika mandi dapat
memperparah kondisi An.I
- Skor humpty dumpty = 13 (resiko
tinggi)
- Ketika rewel ibu mengatakan anaknya
aktif bergerak
- Anak ditempatkan ditempat tidur
orang dewasa
- Posisi tempat tidur terlalu tunggi
- Pagar pengaman (side rail) tidak
terpasang
- Ibu mengatakan mengerti dan akan
memperhatikan dan lebih waspada
terhadap anaknya agak tidak jatuh
- Side rail telah terpasang
- Posisi tempat tidur lebih rendah
53
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
09/05/2019
10:17
09/05/2019
10:23
09/05/2019
10:29
09/05/2019
10:40
09/05/2019
11:00
09/05/2019
11:03
09/05/2019
11:15
09/05/2019
11:20
09/05/2019
11:25
09/05/2019
11:30
09/05/2019
11:05
6.2 menjelaskan proses
terjadinya penyakit
bronkopneumonia
6.3 menggambarkan tanda
dan gejala yang mucul
pada penyakit
bronkopneumonia
6.4 melakukan pendidikan
kesehatan tentang
“Bahaya Asap Obat
Nyamuk Bagi Anak”
dan “pentingnya
personal hygiene”
6.5 mengajak orang tua
pasien unuk berdiskusi
perubahan gaya hidup
yang mungkin
diperlukan
7.1 menanyakan kepada ibu
apakah pasien memiliki
alergi makanan
7.1 menanyakan konsumsi
nutrisi pasien
7.5 menanyakan apakah
anak ada muntah
9.2 menganjurkan orang tua
untuk membatasi
pengunjung
9.5 mengajarkan orang tua
tentang tanda dan gejala
infeksi
7.3 mengukur BB, TB, Lila
3.1 mengukur tanda tanda
vital
- Orang tua memperhatikan penjelasan
dengan baik
- Orang tua An.R mengatakan sekarang
sudah paham tentang proses terjadinya
sakit pada anaknya
- Orang tua mengatakan sekarang sudah
bisa memahami gejala umum yang
muncul karna bp
- Orang tua mengatakan sekarang sudah
paham bahaya asap obat nyamuk dan
pentingnya menjaga kebersihan diri
- Ibu mengatakan setelah pulang akan
mengganti obat nyamuk dengan
kelambu
- Ibu mengatakan besok pagi akan
menyeka An.I
- Ibu mengatakan An.I tidak memiliki
alergi ataupun pantangan dalam makan
- Ibu mengatakan hari ini An.I hanyak
makan 1-2 sendok makanannya
- Ibu mengatakan anak tidak ada muntah
- Orang tua mengatakan akan mengikuti
saran perawat
- Orang tua mengatakan mengerti dan
mampu menyebutkan tanda dan gejala
infeksi
- BB = 14kg, TB = 93 cm, LILA = 16,3
cm
- RR 46x/i, N : 112x/i, T : 38,1
54
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
10/05/2019
08:00
10/05/2019
08:02
10/05/2019
08:05
10/05/2019
08:07
10/05/2019
08:10
10/05/2019
08:15
10/05/2019
08:17
10/05/2019
08:20
10/05/2019
09:00
10/05/2019
09:01
10/05/2019
09:05
10/05/2019
09:40
10/05/2019
09:45
5.2 melakukan pendekatan
dengan tenang
5.9 mengkaji tingkat
kecemasan yang
dirasakan anak
2.2 menghitung frekuensi
nafas dan
mamperhatikan irama
nafas
1.2 mengukur status
oksigen pasien
1.3 Mendengarkan bunyi
nafas
2.1 mengukur suhu tubuh
2.3 mengkaji warna kulit
dan menghitung nadi
4.3 memberikan kompres
hangat pada lipat axila
anak I
1.9 menginjeksikan
antibiotic colsancetin
125mg IV
4.5 memberikan pct puyer
via oral
1.6 menganjurkan anak
untuk batuk efektif
8.1 mengkaji perilaku dan
factor yang
mempengaruhi risiko
jatuh
8.2 mengakaji karakteristik
lingkungan yng
berpotensi memicu
- anak tidak menangis tapi masih tidak
mau kontak mata dengan mahasiswa
- ibu mengatakan An.I masih menangis
setiap kali melihat perawat/tenaga
medis lainnya
- anak tidak mau bermain dan lebih
banyak diam
- RR : 33x/I
- Irama nafas tidak teratur
-terdapat pernapasan cuping hidung
- ada otot bantu pernafasan dada
- SpO2 = 98%
- Terpasang nasal kanul 2lpm
- Suara nafas ronki pada kedua lapang
paru
- T = 37,70C
- Tidak ada kebiruan ataupun tanda-tada
sianosis, badan teraba panas, N=
105x/i
- Kompres telah diberikan anak tertidur
- Obat telah diberikan dan tidak ada
reaksi negative
- Obat telah diminum tidak ada reaksi
negative
- Anak mengikuti arahan ibunya
- Skor humpty dumpty = 13 (resiko
tinggi)
- Ketika rewel ibu mengatakan anaknya
aktif bergerak
- Anak ditempatkan ditempat tidur
orang dewasa
- Posisi tempat tidur terlalu tunggi
55
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
10/05/2019
09:50
10/05/2019
09:55
10/05/2019
10:35
10/05/2019
10:40
10/05/2019
10:45
10/05/2019
10:50
10/05/2019
10:52
10/05/2019
10:54
10/05/2019
10:56
10/05/2019
10:58
jatuh
8.3 memasang pagar
pengaman
8.4 merendahkan posisi
tempat tidur
4.5 menganjurkan ibu untuk
membawa boneka atau
mainan An.I
7.2 menanyakan konsumsi
nutrisi pasien
7.4 menganjurkan pasien
banyak konsumsi
makanan yang berserat
2.6 mengisi air oksigen
3.3 mengubah posisi
7.6 mengukur
perkembangan anak
dengan kpsp
7.5 menanyakan apakah
anak ada muntah hari ini
7.4 mengecek turgor kulit
7.7 Mengukur BB, TB,
LILA
- Side rail telah terpasang
- Posisi tempat tidur lebih rendah
- Ibu mengatakan nanti akan mengambil
boneka untuk An.I
- Ibu mengatakan hari ini An.I masih
belum menghabiskan makanannya
- Ibu mengatakan mengerti dan akan
memberikan makanan yang berserat
kepada pasien
- Terpasang nasal kanul 2lpm
- Mengubah posisi pasien menjadi semi
fowler
- Hasil : anak berkembang sesuai
usianya
- Ibu mengatakan anak tidak ada muntah
- Turgor kulit baik
- BB = 14kg, TB= 93cm, LILA=
16,3cm
1
2
3
4
5
11/05/2019
08:00
11/05/2019
08:05
11/05/2019
08:19
11/05/2019
08:20
11/05/2019
08:25
11/05/2019
08:27
9.1 mencuci tangan sebelum
tindakan
1.1 monitor status oksigen
pasien
1.3 auskultasi suara nafas
2.1 mengukur suhu badan
dan menghitung RR dan
N
2.2 melihat kedalaman dan
kemudahan pasien
dalam bernafas
2.3 melihat warna kulit,
membrane mukosa serta
- tangan tampak bersih
- SpO2 = 99%
- Suara nafas bersih tadak ada suara
nafas tambahan
- RR : 26x/i, N : 98x/i, T : 36,3
- Frekuensi nafas 26x/i irama nafas
teratur pasien tidak merasa sesak
- Warna kulit kemerahan, mukosa bibir
lembab, dan tidak ada tanda-tanda
56
6
7
8
9
10
11
11/05/2019
08:55
11/05/2019
09:30
11/05/2019
09:45
11/05/2019
10:23
11/05/2019
10:30
11/05/2019
10:35
kuku pasien
9.7 menginjeksikan
antibiotic
5.1 mengidentifikasi tingkat
kecemasan pasien
7.5 menayakan apakah anak
ada muntah hari ini
7.4 mengecek turgor kulit
pasien
8.1 mengukur skor humpty
dumpty
9.3 melihat apakah ada tanda
gejala infeksi yang muncul
9.4 melakukan perawatan
infus
sianosis
- Obat telah diberikan dan tidak ada
reaksi negatif yang muncul
- Anak masih takut bila melihat
perawata/tenaga medis lainnya
- Anak rewel saat terpisah dari ibunya
- Anak menarik diri dari orang asing
- Ibu mengatakan anak tidak ada muntah
hari ini
- Turgor kulit baik
- Skore humpty dumpty = 12 (risiko
jatuh)
- Tidak ada tanda gejala infeksi yang
muncul
- Melepas infus, pembekuan darah baik
4.1.6 Evaluasi
Tabel 4.14 Evaluasi Asuhan Keperawatan Pasien Anak 1 dengan
Bronkopneumonia di RS Samarinda Medika Citra Hari/
Jam
Diagnosa
Keperawatan
Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Hari
1
15:00
DK 1
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
S : - ibu mengatakan anak R masih sulit bernafas
- ibu mengatakan anak R masih batuk berdahak
- ibu mengatakan anak tidak bisa mengeluarkan dahaknya
O : - auskultasi bunyi nafas ronki pada paru kiri
- RR=35x/i
- SpO2=98%
- Ada otot bantu pernafasan dada
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 monitor status oksigenasi pasien
1.2 monitor status respirasi (irama,frekuensi)
1.3 auskultasi suara nafas catat jika ada suara nafas
tambahan
1.4 atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1.5 lakukan fisioterapi dada jika perlu
1.7 kolaborasi pemberian O2
57
1.8 kolaborasi pemberian terapi nebulizer
1.9 kolaborasi penberian antibiotic
15:10 DK 2
Gangguan
pertukaran gas
S : - ibu mengatakan anak masih kesulitan bernafas
O : - terdengar bunyi ronki pada paru kiri
- masih ada pernafasan cuping hidung
- pola nafas cepat dan dangkal
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2.1 observasi tanda- tanda vital anak
2.2 kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan anak
dalam bernafas
2.3 observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku
anak apakah ada sianosis
2.4 mempertahankan istirahat dan tidur anak
2.5 kolaborasi pemberian oksigen
15:15 DK 3
Pola nafas
tidak efektif
S : - ibu mengatakan pasien kesulitan bernafas
- ibu mengatakan saat posisi tidur telentang anak semakin
merasa sesak nafas
O : - terdapat otot bantu pernafasan dada
- pola nafas cepat dan dangkal
- terdapat pernafasan cuping hidung
- TTV :
RR : 36x/i
N: 102x/i
T : 37,80C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Observasi tanda-tanda vital anak
3.2 Kaji frekuensi pernafasan
3.3 Memberikan posisi semi fowler
3.4 Kolaborasi pemberian oksigen
15:20 DK 4
Hipertermia
S :
- ibu mengatakan badan anak panas
- ibu mengatakan anak rewel dan demam
O :
- Saat diraba badan anak teraba panas
- T = 37,80C N:102x/i
- Anak rewel
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
4.1 Monitor suhu tubuh
4.2 Monitor warna kulit nadi dan RR
4.3 Berikan kompres pada lipatan paha dan axila
4.4 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan
4.5 Kolaborasi pemberian obat antipiretik untuk
menurunkan panas
58
15:25 DK 5
Risiko Defisit
nutrisi
S : - Ibu pasien mengatakan anak R nafsu makannya menurun
- Ibu pasien mengatakan anak R hanya makan lauk (ikan)
tapi tidak mau menghabiskan nasinya.
O : - A : BB = 11kg, TB= 70,7cm, LILA= 15,7cm
- B : terjadi peningkatan jumlah leukosit dan trombosit
- C :
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
- D : MLTKTP
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi :
5.1 Kaji status nutrisi anak
5.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
5.3 Ukur tinggi/panjang badan dan berat badan anak
5.4 Monitor turgor kulit
5.5 Monitor muntah pada anak
5.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
5.7 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu
memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan
gizi selama sakit
15:30 DK 6
Risiko jatuh
S : -
O : - Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 12 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
6.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
6.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
6.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
6.4 merendahkan posisi tempat tidur
15:35 DK 7
Risiko infeksi
S : -
O : - Anak terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- Balutan baru diganti
- Balutan tampak bersih
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak pada daerah
tangan yang diinfus
A : Masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
7.2 Batasi pengunjung jika perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistemik dan lokal
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotic
59
Hari
ke 2
Diagnosa
Keperawatan
Evaluasi (SOAP) Paraf
14:45 DK 1
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
S : - ibu mengatakan anak R sesaknya berkurang
- ibu mengatakan anak R masih batuk berdahak
- ibu mengatakan anak tidak bisa mengeluarkan dahaknya
- ibu mengatakan hari ini anak mendapat terapi fisioterapi
dada
O : - auskultasi bunyi nafas ronki pada paru kiri
- RR=33x/i
- SpO2=98%
- Ada otot bantu pernafasan dada
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 monitor status oksigenasi pasien
1.2 monitor status respirasi (irama,frekuensi)
1.3 auskultasi suara nafas catat jika ada suara nafas
tambahan
1.4 atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1.5 lakukan fisioterapi dada jika perlu
1.7 kolaborasi pemberian O2
1.8 kolaborasi pemberian terapi nebulizer
1.9 kolaborasi penberian antibiotic
14:50 DK 2
Gangguan
pertukaran gas
S : - ibu mengatakan sesak anak sudah berkurang
O : - terdengar bunyi ronki pada paru kiri
- masih ada pernafasan cuping hidung
- pola nafas cepat dan dangkal
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2.1 observasi tanda- tanda vital anak
2.2 kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan anak
dalam bernafas
2.3 observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku
anak apakah ada sianosis
2.4 mempertahankan istirahat dan tidur anak
2.5 kolaborasi pemberian oksigen
14:55 DK 3
Pola nafas
tidak efektif
S : - ibu mengatakan pasien kesulitan bernafas
- ibu mengatakan saat posisi tidur telentang anak semakin
merasa sesak nafas
O : - terdapat otot bantu pernafasan dada
- pola nafas cepat dan dangkal
- terdapat pernafasan cuping hidung
- TTV :
RR : 36x/i
N: 102x/i
T : 37,80C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Observasi tanda-tanda vital anak
3.2 Kaji frekuensi pernafasan
60
3.3 Memberikan posisi semi fowler
3.4 Kolaborasi pemberian oksigen
15:00 DK 4
hipertermia
S :
- ibu mengatakan tadi pagi anak mendapat obat
paracetamol
- ibu mengatakan badan anak R sudah tidak panas lagi
O :
- Saat diraba badan anak sudah tidak panas lagi
- T = 36,70C N:102x/i
- Anak tidak rewel
A : Masalah hipertermia teratasi
P : Hentikan intervensi
15:10 DK 5
Risiko deficit
nutrisi
S :
- Ibu pasien mengatakan anak R hanya makan ½ porsi
bubur tapi menghabiskan lauk (ikan)
O : - A : BB = 11kg, TB= 70,7cm, LILA= 15,7cm
- B : terjadi peningkatan jumlah leukosit dan trombosit
- C :
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
- D : MLTKTP
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi :
5.1 Kaji status nutrisi anak
5.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
5.3 Ukur tinggi/panjang badan dan berat badan anak
5.4 Monitor turgor kulit
5.5 Monitor muntah pada anak
5.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
5.7 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu
memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan
gizi selama sakit
15:30 DK 6
Risiko jatuh
S : -
O :
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 12 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
6.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
6.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
6.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
6.4 merendahkan posisi tempat tidur
61
15:40 DK 7
Risiko infeksi
S : -
O : - Anak terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- Balutan baru diganti
- Balutan tampak bersih
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak pada daerah
tangan yang diinfus
A : Masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
7.2 Batasi pengunjung jika perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistemik dan lokal
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotic
Hari
ke 3
15:10
DK 1
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
S : - ibu mengatakan anak sudah tidak sesak lagi
- ibu mengatakan anak R batuknya sudah tidak berdahak
O : - tidak terdengar bunyi nafas tambahan
- RR=29x/i
- SpO2=99%
- Tidak ada otot bantu pernafasan dada
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
15:15 DK 2
Gangguan
pertukaran gas
S : - ibu mengatakan anak sudah tidak sesak lagi
O : - tidak ada bunyi nafas tambahan
- Pola nafas teratur
- Tidak ada tarikan dinding dada dan cuping hidung
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
15:20 DK 3
Pola nafas
tidak efektif
S : - ibu mengatakan pasien kesulitan bernafas
- ibu mengatakan saat posisi tidur telentang anak semakin
merasa sesak nafas
O : - tidak ada otot bantu pernafasan dada
- pola teratur
- tidak pernafasan cuping hidung
- suara nafas bersih
- TTV :
RR : 29x/i
N: 97x/i
T : 36,50C
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
15:25 DK 5
Risiko defisit
nutrisi
S :
- Ibu pasien mengatakan anak R hanya makan ½ porsi
bubur tapi menghabiskan lauk (ikan)
O : - A : BB = 11kg, TB= 70,7cm, LILA= 15,7cm
- B : terjadi peningkatan jumlah leukosit dan trombosit
- C :
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
62
- Rambut hitam mengkilat
- D : MLTKTP
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi :
5.1 Kaji status nutrisi anak
5.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
5.3 Ukur tinggi/panjang badan dan berat badan anak
5.4 Monitor turgor kulit
5.5 Monitor muntah pada anak
5.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
5.7 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu
memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan
gizi selama sakit
15:30 DK 6
Risiko jatuh
S : -
O :
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 12 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
6.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
6.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
6.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
6.4 merendahkan posisi tempat tidur
15:35 DK 7
Risiko infeksi
S : -
O : - Anak terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- Balutan baru diganti
- Balutan tampak bersih
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak pada daerah
tangan yang diinfus
A : Masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
7.2 Batasi pengunjung jika perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistemik dan lokal
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotic
Hari
ke 4
15:05
DK 5
Risiko deficit
nutrisi
S :
- Ibu pasien mengatakan anak R hampir mengahbiskan
makanannya hari ini (tersisa 2-3 sendok saja)
O : - A : BB = 11kg, TB= 70,7cm, LILA= 15,7cm
- B : terjadi peningkatan jumlah leukosit dan trombosit
- C :
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
63
- D : MLTKTP
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi :
5.1 Kaji status nutrisi anak
5.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
5.3 Ukur tinggi/panjang badan dan berat badan anak
5.4 Monitor turgor kulit
5.5 Monitor muntah pada anak
5.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
5.7 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu
memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan
gizi selama sakit
15:10
DK 6
Risiko jatuh
S : -
O :
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 12 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
6.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
6.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
6.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
6.4 merendahkan posisi tempat tidur
15:15 DK 7
Risiko infeksi
S : -
O : - infus telah dilepas
- pembekuan darah baik
- Tidak ada kemerahan, atau pun bengkak pada daerah
tangan yang di infus
A : Masalah tidak terjadi
P : pertahankan intervensi
7.1 Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
7.2 Batasi pengunjung jika perlu
7.3 Monitor tanda dan gejala sistemik dan local
7.4 Lakukan perawatan infus
7.7 Kolaborasi pemberian antibiotic
64
Tabel 4.15 Evaluasi Asuhan Keperawatan Pasien Anak 2 dengan Bronkopneumonia
di RS Samarinda Medika Citra Hari/
Jam
Diagnosa
Keperawatan
Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Hari
1
15:00
DK 1
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
S :
- ibu mengatakan anak I masih sesak namun sudah
berkurang
- ibu mengatakan anak I masih batuk berdahak
- ibu mengatakan sudah paham tentang batuk efektif
namun belum melatih anak I karna masih tidur
O :
- auskultasi bunyi nafas ronki pada kedua paru
- RR=46x/i
- SpO2=98%
- Ada otot bantu pernafasan
- Anak tidak bisa mengeluarkan dahak secra mandiri
A :
- Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 monitor status oksigenasi pasien
1.2 monitor status respirasi (irama,frekuensi)
1.3 auskultasi suara nafas catat jika ada suara nafas
tambahan
1.4 atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1.5 lakukan fisioterapi dada jika perlu
1.6 anjurkan teknik batuk efektif
1.7 kolaborasi pemberian O2
1.8 kolaborasi pemberian terapi nebulizer
1.9 kolaborasi penberian antibiotic
15:10 DK 2
Gangguan
pertukaran gas
S :
- ibu mengatakan anak I masih sesak namun sudah agak
mendingan
O :
- saat auskultasi terdengar bunyi nafas tambahan (ronki)
pada kedua lapang paru
- pernafasan cuping hidung
- pola nafas cepat dan dangkal
- kesadaran composmentis
- tidak ada tanda-tanda sianosis
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2.1 observasi TTV anak (nadi, respirasi, suhu)
2.2 kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas
2.3 observasi warna kulit, membrane mukosa dan kuku
anak apakah terdapat sianosis
2.4 mempertahankan istirahat dan tidur pada anak
2.5 kolaborasi pemberian oksigen
15:15 DK 3
Pola nafas
tidak efektif
S :
- ibu mengatakan anak kesulitan bernafas
- ibu mengatakan sesak anak akan bertambah bila tidur
dengan posisi telentang
65
O :
- ada tarikan dinding dada
- pola nafas cepat dan dangkal
- terdapat pernafasan cuping hidung
- TTV
RR : 46x/i, N : 112x/i, T : 38,1
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Observasi tanda tanda vital
3.2 Kaji frekuensi pernafasan
3.3 Memberikan posisi semi fowler
3.4 Kolaborasi pemberian O2
15:20 DK 4
Hipertermia
S :
- ibu mengatakan anak I masih demam
O :
- T = 38,10C N: 112x/i
- Badan anak teraba panas
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
4.1 Monitor suhu tubuh sesering mungkin
4.2 Monitor warna kulit dan nadi
4.3 Berikan kompres pada lipatan paha dan aksila
4.4 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
4.5 Kolaborasi pemberian obat antipiretik untuk
menurunkan panas
15:25 DK 5
Cemas
S :
- Ibu mengatakan anak I masih sering menangis jika
ditinggalkan
- Ibu anak I mengatakan pasien masih banyak diam dan
belum aktif untuk bermain
O :
- Ekspresi wajah takut dan tegang
- Anak I tidak mau kontak mata dengan lawan bicara
- Anak I menangis bila ada perawat/tenaga medis lain
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi intervensi
5.1 Identifikasi ulang tingkat kecemasan
5.2 Pertahankan sikap yang tenang dan meyakinkan
5.3 Jelaskan setiap prosedur dan aktivitas kepada orang
tua dan anak
5.4 Anjurkan orang terdekat untuk selalu mendampingi
5.5 Melakukan terapi bermain
15:30 DK 6
Defisit
pengetahuan
orang tua
S :
- Ibu mengatakan sekarang sudah paham tentang penyakit
yang diderita anaknya
- Ibu mengatakan sudah tau bahaya asap obat
nyamuk/rokok bagi kesehatan anaknya
- Ibu mengatakan sudah paham terkait pentingnya
menjaga kebersihan diri anak
66
- Ibu mengatakan akan merubah gaya hidup menjadi lebih
baik lagi
O :
- Ibu pasien dapat mengulang dan memaparkan secara
singkat terkait penyakit bronkopneumonia
- Ibu mampu menyebutkan bahaya asap obat nyamuk bagi
kesehatan anaknya
- Ibu mampu menjelaskan kembali tentang pentingnya
menjaga kebersihan diri bagi anaknya
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
15:30 DK 7
Risiko deficit
nutrisi
S :
- Ibu pasien mengatakan Anak I nafsu makannya menurun
semenjak sakit
- Ibu mengatakan anak I hanya makan 1-2 sendok saja
O :
- A : BB = 14kg, TB= 93cm, LILA= 16,3cm
- B :
Leukosit : 6400 103/ul, Trombosit : 333.700, Hb : 9,0
g/dL, Ht : 29,1%
- C :
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
- Mukosa bibir lembab
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi :
7.1 Kaji status nutrisi anak
7.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
7.3 Ukur tinggi panjang dan berat badan anak
7.4 Monitor turgor kulit
7.5 Monitor muntah pada anak
7.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
7.7 Kolaborasi dengan ahli gizi
15:35 DK 8
Risiko jatuh
S : -
O :
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 13 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
8.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
8.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
8.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
8.4 merendahkan posisi tempat tidur
67
15:40 DK 9
Risiko infeksi
S : -
O :
- terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- tidak ada kemerahan, bengkak, dan perubahan bentuk
pada tangan yang terpasang infus
- balutan bersih dan rapi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
9.1 cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan
9.2 batasi pengunjung bila perlu
9.3 monitor tanda dan gejala infeksi sitemik dan local
9.4 lakukan perawatan infus
9.7 kolaborasi pemberian antibiotic
Hari
ke 2
Diagnosa
Keperawatan
Evaluasi (SOAP) Paraf
14:45 DK 1
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
S :
- ibu mengatakan anak I sesaknya sudah berkurang
- ibu mengatakan anak I masih batuk berdahak namun
sudah berkurang
- ibu mengatakan anak mau meniru melakukan batuk
efektif
- ibu mengatakan anak mampu mengeluarkan batuknya
sambil dibimbing
O :
- auskultasi bunyi nafas ronki pada kedua paru namun
sudah berkurang
- RR= 40x/i
- SpO2=98%
- Ada otot bantu pernafasan
- Napas cepat dan dangkal
- Pernafasan cuping hidung
- Terpasang nasal kanul 2lpm
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 monitor status oksigenasi pasien
1.2 monitor status respirasi (irama,frekuensi)
1.3 auskultasi suara nafas catat jika ada suara nafas
tambahan
1.4 atur posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi
1.5 lakukan fisioterapi dada jika perlu
1.6 anjurkan teknik batuk efektif
1.7 kolaborasi pemberian O2
1.8 kolaborasi pemberian terapi nebulizer
1.9 kolaborasi penberian antibiotic
68
14:50 DK 2
Gangguan
pertukaran gas
S :
- ibu mengatakan anak I masih sesak namun sudah agak
mendingan
O :
- saat auskultasi terdengar bunyi nafas tambahan (ronki)
pada kedua lapang paru
- pernafasan cuping hidung
- pola nafas cepat dan dangkal
- kesadaran composmentis
- tidak ada tanda-tanda sianosis
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2.1 observasi TTV anak (nadi, respirasi, suhu)
2.2 kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas
2.3 observasi warna kulit, membrane mukosa dan kuku
anak apakah terdapat sianosis
2.4 mempertahankan istirahat dan tidur pada anak
2.5 kolaborasi pemberian oksigen
14:55 DK 3
Pola nafas
tidak efektif
S :
- ibu mengatakan anak kesulitan bernafas
- ibu mengatakan sesak anak akan bertambah bila tidur
dengan posisi telentang
O :
- ada tarikan dinding dada
- pola nafas cepat dan dangkal
- terdapat pernafasan cuping hidung
- TTV
RR : 40x/i, N : 105x/i, T : 36,6
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3.1 Observasi tanda tanda vital
3.2 Kaji frekuensi pernafasan
3.3 Memberikan posisi semi fowler
3.4 Kolaborasi pemberian O2
15:00 DK 4
Hipertermia
S :
- ibu mengatakan An.I badannya sudah tidak panas lagi
O :
- T = 36,60C N: 78x/i
- Akral teraba hangat, kulit kemerahan tidak ada tanda-
tanda sianosis
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi
15:05 DK 5
Cemas
S :
- Ibu mengatakan anak I masih sering menangis jika
ditinggalkan ibunya
- Ibu anak I mengatakan pasien masih banyak diam dan
belum aktif untuk bermain
O :
- Ekspresi wajah takut dan tegang
- Anak I tidak mau kontak mata dengan lawan bicara
- Anak I menangis bila ada perawat/tenaga medis lain
69
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi intervensi
5.1 Identifikasi ulang tingkat kecemasan
5.2 Pertahankan sikap yang tenang dan meyakinkan
5.3 Jelaskan setiap prosedur dan aktivitas kepada orang
tua dan anak
5.4 Anjurkan orang terdekat untuk selalu mendampingi
5.5 Melakukan terapi bermain.
15:10 DK 7
Risiko deficit
nutrisi
S :
- Ibu pasien mengatakan Anak I masih tidak
menghabiskan porsi makanannya
- Ibu mengatakan anak I hanya makan 1-2 sendok saja
O :
- A : BB = 14kg, TB= 93cm, LILA= 16,3cm
- B :
Leukosit : 6400 103/ul, Trombosit : 333.700, Hb : 9,0
g/dL, Ht : 29,1%
- C :
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
- Mukosa bibir lembab
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi :
7.1 Kaji status nutrisi anak
7.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
7.3 Ukur tinggi panjang dan berat badan anak
7.4 Monitor turgor kulit
7.5 Monitor muntah pada anak
7.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
7.7 Kolaborasi dengan ahli gizi
15:15
DK 8
Risiko jatuh
S : -
O :
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 13 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
8.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
8.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
8.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
8.4 merendahkan posisi tempat tidur
15:20 DK 9
Risiko infeksi
S : -
O :
- terpasang IVFD ditangan sebelah kiri
- tidak ada kemerahan, bengkak, dan perubahan bentuk
pada tangan yang terpasang infus
- balutan bersih dan rapi
70
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
9.1 cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan
9.2 batasi pengunjung bila perlu
9.3 monitor tanda dan gejala infeksi sitemik dan local
9.4 lakukan perawatan infus
9.7 kolaborasi pemberian antibiotic
Hari
ke 3
14:45
DK 1
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
S :
- ibu mengatakan An.I sudah tidak sesak lagi
- ibu mengatakan An.I batuk sudah tidak berdahak lagi
O :
- auskultasi bunyi nafas bersih
- RR=25x/i
- SpO2=99%
- Tidak ada otot bantu pernafasan
- Irama nafas teratur
- Tidak ada pernafasan cuping hidung
- Tidak terpasang oksigen
A : - Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
14:50 DK 2
Gangguan
pertukaran gas
S :
- ibu mengatakan anak I sudah tidak sesak lagi
O :
- auskultasi suara nafas bersih tidak ada suara nafas
tambahan
- tidak pernafasan cuping hidung
- pola nafas teratur
- tidak ada tarikan dinding dad
- kesadaran composmentis
- tidak ada tanda-tanda sianosis
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
14:55 DK 3
Pola nafas
tidak efektif
S :
- ibu mengatakan anak sudah tidak sesak lagi
- ibu mengatakan anak sudah tidak menggunakan oksigen
lagi
O :
- tidak ada tarikan dinding dada
- pola nafas teratur
- tidak ada terdapat pernafasan cuping hidung
- TTV
RR : 25x/i, N : 98x/i, T : 36,3
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
15:00 DK 5
Cemas
S :
- Ibu mengatakan anak I masih sering menangis jika
ditinggalkan
- Ibu anak I mengatakan pasien sekarang sudah mulai
tersenyum namun belum aktif bergerak
71
O :
- Anak tidak mau diajak terapi bermain (mewarnai)
- Anak sudah mulai sesekali tersenyum
- Anak masih menangis bila ada perawat/tenaga medis
lain
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi intervensi
5.1 Identifikasi ulang tingkat kecemasan
5.2 Pertahankan sikap yang tenang dan meyakinkan
5.3 Jelaskan setiap prosedur dan aktivitas kepada orang
tua dan anak
5.4 Anjurkan orang terdekat untuk selalu mendampingi
5.5 Melakukan terapi bermain
15:10 DK 7
Risiko deficit
nutrisi
S :
- Ibu pasien mengatakan Anak I masih tidak
menghabiskan porsi makanannya
O :
- A : BB = 14kg, TB= 93cm, LILA= 16,3cm
- B :
Leukosit : 6400 103/ul, Trombosit : 333.700, Hb : 9,0
g/dL, Ht : 29,1%
- C :
- Tidak ada penurunan berat badan
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Rambut hitam mengkilat
- Mukosa bibir lembab
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan Intervensi :
7.1 Kaji status nutrisi anak
7.2 Kaji adanya alergi makanan atau minuman
7.3 Ukur tinggi panjang dan berat badan anak
7.4 Monitor turgor kulit
7.5 Monitor muntah pada anak
7.6 Monitor pertumbuhan dan perkembangan anak
7.7 Kolaborasi dengan ahli gizi
15:25 DK 8
Risiko jatuh
S : -
O :
- Tidak ada kejadian jatuh
- Side rail telah terpasang
- Skor humpty dumpty 13 (resiko tinggi)
- Tempat tidur dalam posisi yang tidak terlalu tinggi
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
8.1 mengidentifikasi perilaku dan factor yang
mempengaruhi risiko jatuh
8.2 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat
meningkatkan potensi untuk jatuh
8.3 memasang pagar pengaman tempat tidur
8.4 merendahkan posisi tempat tidur
72
15:30 DK 9
Risiko infeksi
S : -
O :
- infus telah dilepas
- tidak ada kemerahan, bengkak, dan perubahan bentuk
pada tangan
A : Masalah tidak terjadi
P : Pertahankan intervensi
9.1 cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan
9.2 batasi pengunjung bila perlu
9.3 monitor tanda dan gejala infeksi sitemik dan local
9.4 lakukan perawatan infus
9.7 kolaborasi pemberian antibiotic
4.2 Pembahasan
4.2.1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum
Berdasarkan hasil pengkajian pada dua pasien ditemukan adanya peningkatan
produksi sputum ditandai dengan anak batuk berdahak, sesak nafas, terdengar bunyi
nafas tambahan (ronki), adanya peningkatan frekuensi nafas menjadi cepat dan
dangkal, serta adanya tarikan dinding dada dan pernafasan cuping hidung.
Menurut Nurarif dan Kusuma (2013) mikroorganisme yang masuk kesaluran
pernafasan memicu peradangan yang menimbulkan secret yang semakin lama
semakin menumpuk dibronkus sehingga aliran bronkus menjadi sempit dan pasien
merasa sesak. Menurut Nugroho (2011) akibat dari sekresi sputum yang berlebihan
meliputi batuk, dapat menyebabkan obstruksi saluran pernafasan dan sumbatan pada
saluran pernafasan, sputum terjadi karena adanya peradangan atau infeksi saluran
pernapasan. Pengeluaran dahak yang tidak lancar juga menyebabkan penumpukan
sputum yang membuat perlengketan pada jalan nafas sehingga jalan nafas tidak
73
efektif dan menimbukan sesak nafas. Sesuai dengan teori diatas peneliti berasumsi
selain karna efek peradangan yang menimbulkan mukus dan menghambat jalan nafas
bersihan jalan nafas ini juga disebabkan oleh sputum yang menumpuk karena tidak
dikeluarkan secara mandiri melalui batuk.
Berdasarkan masalah yang muncul panulis menyusun intervensi seperti
melakukan monitoring status oksigen, memonitor frekuensi dan irama nafas,
auskultasi suara nafas tambahan, mengajarkan batuk efektif pada anak 2 dan
melakukan fisioterapi dada pada anak 1, kolaborasi pemberian terapi nebulizer,
antibiotic dan oksigen.
Hasil analisa peneliti terkait kenapa anak 2 tidak mendapatkan terapi fisioterapi
dada dan terapi nebulizer seperti anak 1 adalah karena anak 1 masih berusia 1th
sehingga kurang kooperatif untuk mengikuti arahan peneliti saat mengajarkan batuk
efektif, sedangkan anak 2 sudah berusia 2th lebih dan mampu mengikuti arahan dari
ibunya sehingga anak bisa mengeluarkan dahaknya secara mandiri dengan teknik
batuk efektif.
Hasil evaluasi setelah peneliti melakukan perawatan selama 4 hari pada anak 1
dan 3 hari pada anak 2 masalah teratasi baik pada anak 1 maupun anak 2 dibuktikan
dengan data penunjang ibu megatakan anaknya tidak kesulitan bernafas lagi, suara
nafas bersih, frekuensi nafas normal, irama nafas teratur dan tidak ada tarikan dinding
dada serta tidak ada pernafasan cuping hidung.
74
4.2.2 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane
alveolus-kapiler
Berdasarkan hasil pengkajian muncul masalah gangguan pertukaran gas pada
anak 1 dan 2 dengan data ibu mengatakan anak sesak nafas, ada suara nafas tambahan
(ronki), terdapat pernafasan cuping hidung, pola nafas yang cepat dan dangkal.
Menurut Djodjosubroto (2009) gangguan pertukaran gas muncul disebabkan
daerah paru menjadi padat karna terisi oleh eksudat sehingga terjadi penurunan ratio
ventilasi dan perfusi yang berdampak pada penurunan kapasitas difusi. Sesuai dengan
teori dan data yang didapat peneliti berasumsi bahwa masalah gangguan pertukaran
gas terjadi karna efek dari peradangan yang menyebar kebagian alveolus sehingga
alveolus tidak bisa bekerja secara optimal karna terisi oleh eksudat.
Berdasarkan masalah yang muncul peneliti lalu menyusun intervensi kemudian
mengimplementasikan dikedua pasien berupa observasi tanda-tanda vital, mengkaji
frekuensi dan kemudahan pasien dalam bernafas, observasi adanya tanda-tanda
sianosis, mempertahankan istirahat, dan kolaborasi pemberian oksigen nasal kanul
pada anak 1 dan 2, hasil evaluasi masalah sama-sama teratasi di buktikan dengan
anak tidak sesak lagi, tidak ada suara nafas tambahan, frekuensi nafas dalam rentang
normal, irama nafas teratur, tidak ada otot bantu pernafasan dan cuping hidung.
4.2.3 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan defresi pusat pernafasan
Dari hasil pengkajian pada anak 1 dan anak 2 muncul masalah pola nafas tidak
efektif yang didukung data ibu mengatakan anaknya kesulitan bernafas. Menurut
teori dari Hockenberry & Wilsson (2013) obstruksi jalan nafas pada pasien
75
pneumonia yang disebabkan peningkatan produksi sputum menghambat suplai
oksigen kejaringan sehingga menimbulkan distress pernafasan yang merupakan
kompensasi tubuh karena konsentrasi oksigen yang rendah. Sesuai dengan data yang
didapat dilapangan dan didukung oleh teori peneliti berasumsi bahwa masalah pola
nafas tidak efektif muncul dikarenakan kurangnya suplai oksigen yang didapat
jaringan akibat obstruksi yang terjadi dibronkus sehingga terjadi disstres pernafasan
yang menimbulkan gejala seperti sesak dan kelelahan.
Berdasarkan masalah yang muncul peneliti melakukan implementasi sesuai
dengan intervensi yang telah disusun berupa observasi tanda-tanda vital anak,
mengkaji frekuensi nafas, mengubah posisi untuk memaksimalkan ventilasi, serta
melakukan kolaborasi pemberian oksigen. Setelah dilakukan perawatan selama 4 hari
masalah teratasi pada anak 1 dan 3 hari pada anak 2.
4.2.4 Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi
Berdasarkan hasil pengkajian anak 1 dan anak 2 sama-sama mengalami demam
dimana suhu badan berada diatas rentang normal anak 1 (37,80C) dan anak 2
(38,10C).
Menurut Nurarif dan Kusuma (2013) penyebab demam pada anak
bronkopneumonia adalah karna adanya peradangan yang disebabkan oleh
mikroorganisme sehingga tubuh merespon dan terjadilah demam. Menurut Sherwood
(2012) demam terjadi akibat adanya infeksi atau peradangan, sebagai respon
masuknya organisme pathogen, sel-sel fagositik tertentu (magrofag) akan
mengeluarkan pirogen endogen yang merangsang hipotalamus untuk meningkatkan
76
patokan termo stat. Berdasarkan hasil pengkajian dan teori yang ada peneliti
berasumsi bahwa hipertermi yang muncul pada pasien bronkopneumonia merupakan
efek dari proses peradangan yang kemudian merangsang hipotalamus.
Berdasarkan hasil study setelah dilakukan tindakan keperawatan dilapangan
dengan memonitor suhu tubuh, memberikan kompres pada lipatan paha atau axila,
menyelimuti pasien, dan melakukan kolaborasi pemberian antipiretik setlah
dilakukan tindakan selama 4 hari padi anak 1 dan 3 hari pada anak 2 masalah
hipertermi teratasi.
4.2.5 Cemas berhubungan dengan lingkungan asing
Dari hasil pengkajian ditemukan masalah cemas pada anak 2 yang dibuktikan
dengan data subyektif ibu pasien mengatakan anak menangis saat melihat
perawat/tenaga medis lainnya data obyektif anak cenderung diam, tampak gelisah,
kontak mata buruk dan ketakutan.
Kecemasan merupakan perasaan yang paling umum dialami oleh pasien anak
yang mengalami hospitalisasi. Kecemasan yang sering dialami seperti menangis, dan
takut pada orang baru.Banyaknya stressor yang dialami anak ketika menjalani
hospitalisasi menimbulkan dampak negatif yang mengganggu perkembangan anak.
Lingkungan rumah sakit dapat merupakan penyebab stress dan kecemasan pada anak
(Utami, 2014).
Analisa peneliti terkait masalah kecemesan yang hanya muncul pada anak 2
adalah karena anak 2 baru pertama kali di rawat inap sehingga merasa asing dengan
lingkungan yang baru berbeda dengan anak 1 yang sebelumnya sudah pernah dirawat
77
inap di rumah sakit dari segi perilaku pun orang tua anak 1 lebih paham tentang
kecemasan yang mungkin akan muncul pada anaknya selama dirawat di rumah sakit
sehingga orang tua anak 1 membawa mainan kesukaan anak untuk mengalihkan
perhatian anak saat ada petugas medis.
Berdasarkan hasil study kasus dimana setelah dilakukan tindakan pendekatan
secara tenang, menganjurkan ibu selalu mendampingi pasien dan meyakinkan lalu
melakukan terapi bermain mewarnai dengan anak setidaknya dapat mengurangi
kecemasan yang dirasakan anak karna hospitalisasi dan anak merasa lebih nyaman.
4.2.6 Defisit pengetahuan orang tua b.d kurang terpapar informasi
Dari hasil pengkajian pada orang tua anak ke 2 didapatkan data subyektif orang
tua mengatakan tidak paham terkait penyakit yang diderita anaknya, ibu mengatakan
tidak berani memandikan anaknya karna takut akan memperparah kondisi, dan ibu
mengatakan ini kali pertama anaknya dirawat dirumah sakit dan sebelumnya tidak
pernah mendapat pendidikan kesehatan tentang penyakit anaknya data obyektif yang
didapat orang tua pasien tampak bingug dan hanya diam saat ditanya terkait penyakit
anaknya, ibu aktif bertanya tentang penyakit yang diderita anak.
Menurut SDKI (2017) defisit pengetahuan adalah ketiadaan atau kurangnya
informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertetu yang bisa disebabkan oleh
beberapa hal misalnya keterbatasan kognitif, gangguan fungsi kognitif, kurang
terpapar informasi, kurang mampu mengingat ataupun ketidaktahuan menemukan
sumber informasi. Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.
78
Dari hasil study peneliti berasumsi bahwa faktor yang mempengaruhi deficit
pengetahuan pada orang tua anak 2 karna ini kali pertama anaknya masuk rumah
sakit sehingga belum pernah terpapar informasi terkait Bronkopneumonia, serta
adanya pengaruh faktor pendidikan pada orang tua anak 2, setelah dilakukan
pendidikan kesehatan tentang proses penyakit, bahaya asap obat nyamuk, dan
pentingnya menjaga kebersihan anak terjadi peningkatan pengetahuan orang tua dan
menimbulkan motivasi bagi orang tua untuk merubah gaya hidup menjadi lebih baik
lagi.
4.2.7 Risiko deficit nutrisi ditandai dengan perubahan psikologis (keengganan
untuk makan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data pada anak 1 sebelum sakit dan sesudah
sakit tidak mengalami penurunan berat badan 11 Kg, TB 70,7 cm, LK 48 cm, LD 52
cm, LILA 15,7 cm, dan pada anak 2 sebelum sakit dan sesudah sakit tidak mengalami
penurunan 14 Kg, TB 93 cm, LK 49 cm, LD 54 cm, LILA 16,3 cm. Sesuai dengan
kartu menuju sehat (KMS) status gizi anak 1 dan 2 berada digaris hijau yang berarti
status gizi baik namum kondisi sakit yang diderita kedua anak akan mempengaruhi
nafsu makan. Sehingga peneliti merasa perlu untuk mengangkat diagnose ini untuk
mempertahankan status nutrisi anak. Menurut Agustina (2013) penyakit infeksi
menjadi salah satu faktor langsung penyebab terjadinya gizi kurang pada balita.
Apabila dimasa ini anak tidak mendapatkan asupan yang cukup akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, selain itu dengan adanya penyakit
infeksi yang berada pada tubuh anak akan menurunkan nafsu makannya dan
berakibat pada status gizi anak.
Berdasarkan teori yang ada dan hasil study penulis berasumsi bahwa pada anak
bronkopneumonia yang memiliki masalah deficit nutrisi ini berkaitan dengan faktor
79
psikologis yang dipicu oleh efek dari proses penyakit seperti batuk, sesak nafas, anak
mudah lelah, dan gangguan pada indra pengecap sehingga anak tidak nafsu makan.
Tidakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini diantaranya
ialah mengkaji status nutrisi, mengkaji adanya alergi makanan/minuman,mengecek
turgor kulit, monitoring adanya muntah, serta melakukan penilaian tumbang. Hasil
evaluasi masalah risiko deficit nutrisi tidak terjadi baik pada anak 1 maupun anak 2.
4.2.8 Risiko jatuh ditandai dengan anak usia 2tahun atau kurang
Dari hasil pengakajian didapatkan data bahwa kedua anak memiliki masalah
risiko jatuh yang didukung dengan data obyektif skor humpty dumpty anak 1 = 12
(risiko tinggi) dan skor humpty dumpty anak 2 = 13 (risiko tinggi), anak ditempatkan
dikasur orang dewasa, pagar pengaman tidak terpasang dan posisi tempat tidur yang
terlalu tinggi. Berdasarkan data tersebut peneliti merasa perlu mengangkat diagnose
risiko jatuh untuk menghindari kejadian jatuh.
Menurut trisniawati & richa (2018) kejadian pasien jatuh merupakan masalah
serius di rumah sakit terutama pada pasien rawat inap karena kejadian pasien jatuh
merupakan salah satu indikator keselamatan pasien khususnya anak dan indikator
mutu rumah sakit. Menurut SDKI (2017) risiko jatuh adalah kondisi berisiko
mengalami keruskan fisik dan gangguan kesehatan akibat terjatuh dimana faktor
risiko yang berkaitan pada kasus ini adalah usia anak 2 tahun atau kurang. Sesuai
dengan teori menurut penulis usia anak berkait an dengan risiko yang memicu jatuh
karna anak usia 2tahun atau kurang akan sangat aktif bergerak namun mengenal
bahaya disekitarnya.
80
Berdasarkan hasil study di lapangan selama perawatan tidak ada kejadian jatuh,
penulis berasumsi bahwa pada pasien anak usia 2tahun ataupun kurang sangat perlu
adanya kesadaran, perhatian dan kewaspadaan ekstra baik dari perawat, tenaga medis
lainnya, maupun orang tua pasien untuk meminimalisir faktor risiko agar anak
terhindar dari kejadian jatuh.
4.2.9 Risiko infeksi ditandai dengan efek prosedur invasive
Dari hasil pengkajian diperoleh data kedua pasien mendapat terapi intravena
dimana anak 1 sudah 3 hari terpasang infuse sedangkan anak 2 baru hari kedua
terpasang infuse tidak ada tanda gejala infeksi yang muncul seperti rubor, dolor,
kalor, tumor, dan fungsio laesa pada kedua anak , berdasarkan data tersebut peneliti
berasumsi penggunaan alat-alat invasive rentan sekali akan infeksi karena ada
jaringan yang terbuka sehingga meningkatkan risiko terpaparnya organisme pathogen
hal inilah yang mendasari peneliti mengangkat diagnose risiko inveksi. Menurut
Kartono (2009) infeksi nasokomial merupakan masalah serius yang dapat menjadi
penyebab kematian secara langsung atau tidak langsung, hal yang paling ringan yang
dapat dirasakan adalah menjadi lamanya masa rawat inap.
Untuk mengatasi masalah risiko infeksi peneliti menyusun intervensi dan
melakukan tindakan keperawatan diantaranya mencuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan, membatasi jumlah pengunjung untuk meminimalisir sumber infeksi dari
lingkungan, monitor tanda dan gejala infeksi, melakukan perawatan infus, dan
kolaborasi untuk pemberian antibiotic. Hasil evaluasi setelah dilakukan perawatan
selama 4 hari pada anak 1 dan 3 hari pada anak 2 masalah risiko infeksi tidak terjadi.
81
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan pada anak 1 dan
anak 2 dengan penyakit Bronkpneumoniadi Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit
Samarinda Medika Citra Kalimantan Timur peneliti dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang didapatkan dari kedua anak menunjukkan adanya
beberapa tanda gejala yang sama. Keluhan yang diarasakan anak 1 juga
dirasakan oleh anak ke 2. Keluhan yang memiliki kesamaan dengan teori yang
dikemukakan pada bab II ialah anak batuk berdahak, sesak nafas, frekuensi nafas
meningkat, anak demam, pada auskultasi thorak terdengar suara nafas tambahan
(ronki), ada pernafasan cuping hidung, tarikan dinding dada, terjadi penurunan
nafsu makan dan anak tampak gelisah. Dari hasil pemeriksaan penunjang pun
menunjukkan hasil yang sama yaitu kesan bronkopneumonia pada kedua anak.
Hal ini menujukkan adanya keselarasan antara teori dan fakta dilapangan.
2. Diagnosa Keperawatan
Dari 7 diagnosa yang muncul pada anak 1 dan 9 diagnosa yang muncul pada
anak 2 ada 7 diagnosa yang sama-sama dirasakan kedua anak yaitu bersihan jalan
nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum, gangguan
82
pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolus kapiler, pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan, hipertermia
berhubungan dengan proses inflamasi, risiko deficit nurisi berhubungan dengan
efek psikologis (keengganan untuk makan), risiko jatuh berhubungan dengan
anak usia 2 tahun atau kurang, dan risiko infeksi berhubungan dengan efek
prosedur invasive. Kemudian 2 diagnosa yang hanya muncul pada anak 2 adalah
cemas berhubungan dengan lingkungan yang asing dan deficit pengetahuan
orang tua berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
3. Perencanaan
Perencanaan yang digunakan pada kedua pasien di susun berdasarkan rencana
keperawatan menurut NANDA (2015) dan sesuai dengan masalah keperawatan
yang ditegakkan berdasarkan kriteria tanda dan gejala mayor, minor serta kondisi
klien saat ini.
4. Pelaksanaan tindakan
Tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah
penulis susun diantaranya adalah memonitor status oksigen, tanda-tanda vital,
pertumbuhan dan perkembangan anak, dan memonitor status repirasi, mengkaji
status nurisi serta alergi makanan/minuman, mendengarkan suara nafas
tambahan, mengubah posisi pasien untuk memaksimalkan ventilasi, mengajarkan
batuk efektif, melakukan fisiterapi dada, berkolaborasi untuk pemberian
antibiotic dan antipiretik, memberikan kompres dan menyelimuti pasien,
mengidentifikasi tingkat kecemasan dan tingkat pengetahuan orang tua,
83
memberikan penyuluhan kesehatan, melakukan terapi bermain bersama anak,
memasang pagar pengaman tempat tidur untuk menghindari kejadian jatuh,
selalu memonitor adanya tanda/gejala infeksi yang mungkin muncul serta
melakukan perawatan infus dan selalu membiasakan mencuci tangan sebelum
ataupun sesudah tindakan untuk meminimalisir penyebaran infeksi.
5. Evaluasi
Akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan
yang di berikan dan didasarkan pada bagaimana efektifnya tindakan keperawatan
yang telah dilakukan. Pada evaluasi yang penulis lakukan pada anak 1
berdasarkan kriteria yang penulis susun terhadap 4 diagnosa yang teratasi yaitu
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Peningkatan Produksi
Sputum, Gangguan Pertukaran Gas beruhubungan dengan Membrane Alveolus-
kapiler, Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Depresi Pusat Pernafasan,
Hipertermia berhubungan dengan Proses Inflamasi, 3 diagnose risiko tidak
terjadi yaitu Risiko Defisit Nutrisi, Risiko Jatuh, dan Risiko inveksi.
Sedangkan pada anak 2 dari 9 diagnosa yang mencul berdasarkan kriteria
hasil yang disusun terdapat 5 diagnosa teratasi yaitu Berihan Jalan Nafas Tidak
Efektif, Gangguan Pertukaran Gas, Pola Nafas Tidak Efektif, Hipertermia dan
Defisit Pengetahuan Orang Tua, ada 1 diagnosa keperawatan yang teratasi
sebagian yaitu Cemas, 3 diagnosa risiko tidak terjadi yaitu Risiko Deficit Nutrisi,
Risiko Jatuh, dan Risiko Infeksi.
84
5.2 Saran
Berdasarkan kasus yang diangkat penulis dengan judul Asuhan Keperawatan
Anak dengan Bronkopneumonia di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra untuk
peningkatan mutu dalam pemberian asuhan keperawatan selanjutnya penulis
menyarankan kepada :
1. Peneliti selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengeksplorasi lebih dalam lagi terkait
asuhan keperawatan anak dengan bronkopneumonia. Dan dapat mengaplikasikan
intervensi keperawatan yang telah disusun dengan baik.
2. Perawat ruangan
Diharapkan dapat meningkatkan komunikasi yang efektif baik kepada pasien
maupun orang tua dan dapat lebih meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan
diri pasien.
3. Pasien dan orang tua pasien
Diharapkan dapat mengenali bagaimana proses dan tanda gejala serta faktor
penyabab terjadinya bronkopneumonia sehingga untuk kedepannya dapat
merubah pola hidup menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi (2008) Konsep Dasar Keperawatan Jakarta: EGC
Agustina, I (2013) Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan Perilaku
Pencegahan Penyakit Pneumonia Di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2013) Penyakit yang
Ditularkan Melalui Udara.Jakarta: Kemenkes RI
Budiono, dkk (2015) Konsep Dasar Keperawatan Jakarta : Bumi Medika
Dermawan (2012) Proses Keperawatan Penerapan Konsep Dan Kerangka Kerja.
Yogyakarta: Gosyen Publishing
Dinkes (2016) Profil Kesehatan Kota Samarinda 2016 Samarinda: Dinas
Kesehatan Kota Samarinda
Fadhila (2013). Rule Of Diagnosis And Treatment Of Bronchopneumonia
Patiens On Baby Boys Age 6 Months
Dewi & Noprianty (2018) Risk Factors Related To Faal Incidence In
Hospitaliced Pediatric Patient Whit Theory Faye G Abdellah . NurseLine
Journal Vol.3 No. 2
Infodatin (2015) Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Jakarta :
infodatin
Hockenberry, M.J., & Wilson, D (2009) wong’s essential of pediatric nursing.
(8th ed). St. Louis : Mosby Elsevier
Kartono (2009) Risk Factors Analysis Affecting The occurrence of Nasocomial
infection in Child. Jupri Kartono Care Unit of RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Bandar Lampung.
Kemenkes RI (2018) Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017
Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Notoadmodjo S (2012) Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan Jakarta: PT
Rineka Cipta
Nugroho, T (2011) Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan Penyakit
Dalam Yogyakarta: Nuha Medika
Nurarif, A. Huda dan Hardhi Kusuma (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC jilid 1 Yogjakarta:
Mediaction
(2013) Asuhan keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC Yogyakarta: Mediaction
Nursalam (2008) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Jakarta: Salemba Medika
Nursalam, Susila Ningrum dan Sri Utami (2008) Asuhan Keperawatan Bayi dan
Anak (untuk perawat dan bidan) Jakarta: SalembaMedika
Riyadi dan Sukarmin (2009) Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi pertama
Yogyakarta: Graha Ilmu
PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik Edisi 3 Jakarta : DPP PPNI
Sherwood, L (2012) Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6 Jakarta: EGC
Suara, Mahyar. dkk (2013) Konsep Dasar Keperawatan Jakarta: CV Trans Info
Media
Wijayaningsih, Kartika Sari (2013) Asuhan Keperawatan Anak Jakarta : CV
Trans Info Media
WHO (2016). Pneumonia, http://www.who.int/mediacentre/ factsheets/fs331/en/.
(diakses pada`28 oktober 2018)
FORMAT PENGKAJIAN ANAK
Nama Preceptee : Yoanita Chairunisa
NIM : P07220116039
Tanggal MRS : 8 Mei 2019 Jam Masuk : 21:15
Tanggal Pengkajian : 12 Mei 2019 No. RM :
Jam Pengkajian : 08:15 Diagnosa Masuk : Bronkopneumonia
Ruangan Rawat Inap : Ruang Perawatan Anak
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Tanggal lahir
Suku/bangsa
Agama
Jenis Kelamin
Alamat
: An. I
: 2tahun 4bulan 1hari
: 11 januari 2017
: Bugis/Indonesia
: Islam
: Perempuan
: Jl. Muara Badak Darma Gabak
Toko Lima
Penanggung jawab Biaya
(diisi bila penanggung jawab bukan
orang tua)
Nama : Tn. I
Alamat : Jl. Muara Badak Darma
Gabak Toko Lima
II. IDENTITAS ORANG TUA
Ayah
Nama
Umur
Suku/bangsa
Agama
Tn. I
35th
Bugis/Indonesia
Ibu
Nama
Umur
Suku/bangsa
Agama
Pendidikan
Ny. A
22th
Bugis/Indonesia
Islam
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1. Keluhan Utama
Saat MRS: Batuk
Saat Pengkajian: Batuk
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Orang tua pasien mengatakan anaknya batuk-batuk
± 3hari, demam dan kesulitan bernafas kemuadian anak dibawa ke klinik BOHC dan
mendapatkan tindakan pemasangan O2, fisioterapi dada, dan terapi obat : antrain 2mg,
ranitidine ¼ amp, cefotaxime 250mg, gentamicin 20 mg, nebu combiven kemudian anak
dirujuk ke RS SMC pada tanggal 8 mei 2019. Saat dikaji anak hanya berbaring ditempat
tidur orang tua mengatakan anak masih batuk berdahak dan kesulitan bernafas, orang tua
juga mengatakan anaknya tidak nafsu makan dan menangis bila melihat perawat, dari
pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh hasil : N : 98x/i RR : 34x/i T: 38,1.
IV. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
1. Prenatal:…………………………………………………………………………….
2. Intranatal:…………………………………………………………………………..
3. Postnatal:…………………………………………………………………………..
V. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Pernah dirawat : ya tidak kapan :……...................
diagnosa :………….................
2. Riwayat penyakit kronik dan menular ya tidak
jenis……………………...................................................
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Islam
Smp
Wiraswasta
Jl. Muara Badak
Darma Gabak Toko
Lima
Pekerjaan
Alamat
Smp
Wiraswasta
Jl. Muara Badak
Darma Gabak Toko
Lima
Riwayat kontrol :
.................................................................................................................................................
......
Riwayat penggunaan obat di rumah : ya tidak
3. Riwayat alergi ya tidak
jenis…………………….................................................
4. Riwayat operasi ya tidak
kapan……………………...............................................
5. RiwayatImunisasi : ibu pasien mengatakan imunisasi tidak lengkap
VI. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Ya tidak `
jenis : asma
GENOGRAM
VII. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
1. Antropometri :
a. BB – Sebelum sakit : 14 kg
b. BB – Sesudah sakit : 14 kg
c. TB/Panjang Badan : 93 cm
d. LK : 49 cm
e. LD : 57 cm
f. LILA : 16,4 cm
g. Status Gizi :
BB/U : Gizi Buruk/ Gizi Kurang/ Gizi Baik/ Gizi Lebih
PB/U : Sangat Pendek/ Pendek /Normal/Tinggi
BB/PB(TB) : Sangat Kurus/Kurus/Normal/Gemuk
IMT/U : Sangat Kurus/Kurus/Normal/Gemuk/Obesitas
2. Personal sosial : ibu mengatakan anaknya sering meniru kegiatan ibu
saat melakukan pekerjaan rumah (menyapu)
3. Motorik kasar : anak mampu menendang bola kecil kedepan tanpa
berpegangan pada benda apapun
4. Bahasa : anak mampu mengucapkan kata “bapak” dan
“mamak”
5. Motorik halus : anak mampu melepas celananya secara mandiri
VIII. POLA KESEHATAN SEHARI-HARI
A. Pola nutrisi dan metabolic
Kegiatan Di rumah Di Rumah Sakit
1. Makan
a. Frekuensi
b. JenisMakanan
c. Makanan yang disukai
d. Makanan Pantangan
2. Minum
a. Jenis Minuman
b. Jumlah (ml/24 jam)
c. Minuman yang disukai
3x sehari (habis)
Nasi, lauk pauk, sayur
Nugget
Tidak ada
Asi dan air putih
±
Susu
3x sehari (tidak habis)
Nasi, lauk pauk, sayur,
dan buah
Kue
Tidak ada
Asi dan air putih
±
Susu
B. Pola aktivitas dan latihan
Kegiatan Di rumah Di Rumah Sakit
1. Kegiatan khusus setiap hari
(bermain)
2. Jumlah jam kegiatan/24 jam
3. JenisPermainan
Bermain
8 jam
Boneka, petak umpet,
masak-masak
tidak ada hanya berbaring
ditempat tidur
2-3 jam
Tidak ada
C. Pola tidur
Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
Tidur
a. Tidur siang (jam/hari)
b. Tidur malam (jam/hari)
c. Kesulitan tidur
d. Cara mengatasi
2-3 jam
8 jam
Tidak ada
Tidak ada
2-3jam
6 jam
Sering terbangun karna
batuk
Tidak ada
D. Pola eliminasi
Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
1. BAB (Buang Air Besar)
a. Frekuensi
b. Jumlah
c. Warna
d. Konsistensi
e. Gangguan / Kelainan
2. BAK (Buang Air Kecil)
a. Frekuensi
b. Jumlah
c. Warna
d. Gangguan/kelainan
1x sehari
E. Pola kebersihan diri
Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
1. Mandi
2. Gosok gigi
3. Potong kuku
4. Cuci rambut
2x sehari
2x sehari
Saat panjang
2 hari 1x
Belum ada
1x sehari
Belum ada
Belum ada
IX. POLA HUBUNGAN DAN PERAN
1. Yang mengasuh anak : orang tua (ayah dan ibu)
2. Hubungan dalam anggota keluarga : sebagai anak dan adik
3. Hubungan dengan teman sebaya : baik, anak berteman dengan anak
sebayanya
4. Hubungan dengan orang lain : kooperatif pada orang yang dikenalnya
saja
5. Perhatian terhadap lawan bicara :
X. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Sakit ringan Sakit sedang Sakit berat
2. Kesadaran :
Kualitatif :
Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma
Kuantitatif : GCS : E4.M6V6
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
3. Pemeriksaan Tanda Tanda Vital
S : 38,10C N : 98x/I TD: - RR : 34x/i
4. Kenyamanan/nyeri
Nyeri Ya Tidak
Lama Nyeri Akut (<3 bln) Kronis (>3 bln)
P (Provokatif/Paliatif) : ......................................
Q (Qualitas/Quantitas) : ......................................
R (Region/Radiasi) : ......................................
S (Scale) : ......................................
T (Time) : ......................................
Masalah Keperawatan : hipertermi
5. Pemeriksaan Kepala
Kepala : normal/makro/mikrosefal
Muka : simetris/deformitas
Rambut : warna : hitam. mudah/sulit dicabut
Ubun-ubun besar : menutup/tidak
Telinga : serumen ya/tidak
Membran timpani utuh
Mata : cekung/tidak, kering/tidak
Konjungtivitis : ya/tidak
Pupil isokor : ya/tidak
Refleks cahaya : ya/tidak
Sclera : anemis /tidak
Konjunctiva : ikterus /tidak
Bibir: kering: ya/tidak
Pucat : ya/tidak
Lidah: kotor. ya/tidak
tremor :ya/tidak
Mulut: stomatitis ya/tidak
Gigi:
2212 2122
2212 2122
Caries: ya/tidak
Tenggorokan : hiperemis ya/tidak
Hidung: Rinorea ya/tidak
Pernapasan cuping hidung ya/tidak
Tonsil : T..../T.......
hiperemis ya/tidak
Masalah Keperawatan :
..............................................................................................................................................................
6. Pemeriksaan leher
Kelenjar getah bening : ( ) teraba ( ) tidak teraba
Tiroid : ( ) teraba ( ) tidak teraba
Leher: kaku kuduk ya/tidak
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
7. Pemeriksaan Thorak (Sistem Pernafasan)
a. Keluhan : sesak nyeri waktu nafas
Batuk produktif tidak produktif
Sekret :……........................................... Konsistensi :..........................................................................
Warna :.................................................. Bau :........................................................................................
b. Inspeksi
Bentuk dada simetris asimetris barrel chest
Funnel chest Pigeons chest
Frekuensi : .......................................
Irama nafas teratur tidak teratur
Pola pernafasan : Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
Bradipnea takipnea Hyperventilasi
Otot bantu pernafasan : ada tidak ....jenis retraksi
Usaha napas : posisi duduk menunduk
Alat bantu napas : ya tidak
Jenis..........................................
Flow...........................................................................lpm
c. Palpasi
Sela iga kiri = kanan ya/tidak
Nyeri tekan. ya/tidak
d. Perkusi : Sonor Redup Pekak Hipersonor/ timpani
Lokasi :
e. Auskultasi :
Suara nafas : Vesikuler Bronko vesikuler rales
Ronki Wheezing suara nafas tambahan lainnya :...............................
f. Alat bantu napas ya tidak
Jenis..........................................
Flow...........................................................................lpm
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
8. Pemeriksaan Jantung (Sistem Kardio vaskuler)
a. Inspeksi :
..........................................................................................................................................................
CRT :.............detik
Ujung jari : jari tabuh : ya/tidak
b. Palpasi : ictus cordis................................................................................................................................
Akral hangat panas dingin kering
basah
c. Perkusi :
Batas atas
:.............................................................................................................................................
Batas bawah
:........................................................................................................................................
Batas kanan :...............................................................batas kiri :
.........................................................
d. Auskultasi :
BJ II –
Aorta:.......................................................................................................................................
..
BJ II –
Pulmonal:.................................................................................................................................
..
BJ I –
Trikuspidalis:...........................................................................................................................
....
BJ I – Mitral :
........................................................................................................................................
Bunyi jantung tambahan: .........................................................................................................................
Kelainan :..................................................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
9. Pemeriksaan Sistem Pencernaan
Inspeksi : datar/cembung/cekung
Ikut gerak napas/tidak
Palpasi : massa tumor : ya/tidak
Nyeri tekan ya/tidak Lokasi:.......................................................................
Perkusi: timpani :ya/tidak
Pekak hepar :ya/tidak
Jika ascites: shifting dullness: +/-
Auskultasi :Peristaltik :.................................... x/menit
Luka operasi ada tidak Tanggal operasi :
........................................................
Jenis operasi :............................................................. Lokasi :
.......................................................................
Keadaan : Drain ada tidak
Jumlah :.......................................... Warna
:.............................................................................
Hepar : teraba/tidak teraba, jika teraba: teraba .. ..cm bawah arkus kosta
Konsistensi: kenyal/keras
Permukaan: rata/berbenjol-benjol
Pinggir: tumpul/tajam
Lien: teraba/tidak teraba, , jika terabaSchuffner.....Konsistensi:........................
Ginjal: nyeri ketuk : ada tidak
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
10. Sistem Persyarafan
a. Refleks patologis babinsky brudzinsky kernig
b. Refleks fisiologis patella bicep tricep
c.. Gangguan pandangan ya tidak
Jelaskan……............................................................
d. Gangguan pendengaran ya tidak
Jelaskan……............................................................
e. Gangguan penciuman ya tidak
Jelaskan……............................................................
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
11. Sistem muskuloskeletal dan integumen
a. Pergerakan sendi bebas terbatas
b. Kekuatan otot
c. Kelainan ekstremitas ya tidak
d. Kelainan tulang belakang ya tidak
e. Scar BCG ya tidak
f. Rumple Leede Test + -
g. Vesikel ya tidak
h. Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
i. Turgor baik kurang jelek
j. Edema ektermitas :.........................................
k. Pitting edema : +/- grade : .............................
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
Penilaian Edema :
+1 : kedalaman 1-3 mm, waktu kembali 3 detik
+2 : kedalaman3-5 mm, waktu kembali 5 detik
12. Sistem Genitalia - Anus
a. Hernia :
b. Kebersihan :
c. Kelainan alat kelamin :
d. Kelainan pada anus :
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
13. KEAMANAN DAN LINGKUNGAN
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
14. BALANCE CAIRAN
MONITORING BALANCE CAIRAN
Shift Pukul Intake
Jumlah
(cc) Pukul Out put
Jumlah
(cc)
PA
GI
1. Makan (Per oral /
NGT) 1.
Urine ( 0.5 - 1
cc/KgBB/jam)
2. Minum (Per oral /
NGT) 2. BAB ( ± 100 cc / kali)
3. Pemberian obat 3. Muntah
a. Obat-obatan 4. Drain
b. Cairan infus
TOTAL PAGI TOTAL PAGI
SO
RE
1. Makan (Per oral /
NGT) 1.
Urine ( 0.5 - 1
cc/KgBB/jam)
2. Minum (Per oral /
NGT) 2. BAB ( ± 100 cc / kali)
3. Pemberian obat 3. Muntah
a. Obat-obatan 4. Drain
b. Cairan infus
TOTAL SORE TOTAL SORE
MA
LA
M
1. Makan (Per oral /
NGT) 1.
Urine ( 0.5 - 1
cc/KgBB/jam)
2. Minum (Per oral /
NGT) 2. BAB ( ± 100 cc / kali)
3. Pemberian obat 3. Muntah
a. Obat-obatan 4. Drain
b. Cairan infus
TOTAL MALAM TOTAL MALAM
Air Metabolisme IWL
TOTAL PAGI + SORE + MALAM+ Air
Metabolisme
TOTAL PAGI + SORE + MALAM
+ IWL
Keterangan:
1. Cara Perhitungan IWL:
a. bayi : 30-50 cc/kg BB/24 jam
b. anak : (30-Usia (tahun)cc/kg BB/24 jam
c. Jika ada kenaikan suhu badan: (IWL + 200 (suhu bdan sekarang-36,80 C)
2. Cara Perhitungan Air Metabolisme:
b. 12 - 14 tahun : 5 - 6 cc / KgBB/ 24 Jam
c. c. 7 - 11 tahun : 6 - 7 cc / KgBB/ 24 Jam
d. d. 5 - 7 tahun : 8 - 8.5 cc / KgBB/ 24 Jam
e. e. Balita : 8 cc /KgBB/24 Jam
3. Balance cairan
Balance cairan = Input-Output
= (.....................)cc- (.....................)cc
= (.....................)cc
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
XI. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, Radiologi, EKG, USG )
1) Pemeriksaan Laboratorium
Jenis
Pemeriksaan
Laboratorium
Hasil Laboratorium
Tanggal ……….
MRS
(Saat di IGD)
Tanggal
………….
(Ruangan
Rawat Inap)
Tanggal
…………..
Tanggal
…………..
Tanggal
…………..
2) Rontgen (Tanggal.................)
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………
3) CT Scan (Tanggal.................)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………
4) USG (Tanggal.................)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………
5) Lain-lain
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………
XIII. TERAPI
DIET: .................………………………………………………………
REHABILITASI MEDIK : .................………………………………………………………
OBAT YANG DITERIMA
Nama Obat Kandungan Obat Kekuatan Dosis Sediaan/Bentuk Cara/rute
pemberian
DATA FOKUS
1. DATA SUBJEKTIF:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………
2. DATA OBJEKTIF:
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………20.............
Preceptee
.....................................................
NIM.
FORMAT PENGKAJIAN ANAK
Nama Preceptee : Yoanita Chairunisa
NIM : P07220116039
Tanggal MRS : 8 Mei 2019 Jam Masuk : 21:15
Tanggal Pengkajian : 12 Mei 2019 No. RM :
Jam Pengkajian : 08:15 Diagnosa Masuk : Bronkopneumonia
Ruangan Rawat Inap : Ruang Perawatan Anak
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Tanggal lahir
Suku/bangsa
Agama
Jenis Kelamin
Alamat
: An. I
: 2tahun 4bulan 1hari
: 11 januari 2017
: Bugis/Indonesia
: Islam
: Perempuan
: Jl. Muara Badak Darma Gabak
Toko Lima
Penanggung jawab Biaya
(diisi bila penanggung jawab bukan
orang tua)
Nama : Tn. I
Alamat : Jl. Muara Badak Darma
Gabak Toko Lima
II. IDENTITAS ORANG TUA
Ayah
Nama
Umur
Suku/bangsa
Agama
Tn. I
35th
Bugis/Indonesia
Ibu
Nama
Umur
Suku/bangsa
Agama
Pendidikan
Ny. A
22th
Bugis/Indonesia
Islam
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1. Keluhan Utama
Saat MRS: Batuk
Saat Pengkajian: Batuk
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Orang tua pasien mengatakan anaknya batuk-batuk
± 3hari, demam dan kesulitan bernafas kemuadian anak dibawa ke klinik BOHC dan
mendapatkan tindakan pemasangan O2, fisioterapi dada, dan terapi obat : antrain 2mg,
ranitidine ¼ amp, cefotaxime 250mg, gentamicin 20 mg, nebu combiven kemudian anak
dirujuk ke RS SMC pada tanggal 8 mei 2019. Saat dikaji anak hanya berbaring ditempat
tidur orang tua mengatakan anak masih batuk berdahak dan kesulitan bernafas, orang tua
juga mengatakan anaknya tidak nafsu makan dan menangis bila melihat perawat, dari
pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh hasil : N : 98x/i RR : 34x/i T: 38,1.
IV. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
1. Prenatal:…………………………………………………………………………….
2. Intranatal:…………………………………………………………………………..
3. Postnatal:…………………………………………………………………………..
V. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Pernah dirawat : ya tidak kapan :……...................
diagnosa :………….................
2. Riwayat penyakit kronik dan menular ya tidak
jenis……………………...................................................
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Islam
Smp
Wiraswasta
Jl. Muara Badak
Darma Gabak Toko
Lima
Pekerjaan
Alamat
Smp
Wiraswasta
Jl. Muara Badak
Darma Gabak Toko
Lima
Riwayat kontrol :
.................................................................................................................................................
......
Riwayat penggunaan obat di rumah : ya tidak
3. Riwayat alergi ya tidak
jenis…………………….................................................
4. Riwayat operasi ya tidak
kapan……………………...............................................
5. RiwayatImunisasi : ibu pasien mengatakan imunisasi tidak lengkap
VI. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Ya tidak `
jenis : asma
GENOGRAM
VII. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
1. Antropometri :
a. BB – Sebelum sakit : 14 kg
b. BB – Sesudah sakit : 14 kg
c. TB/Panjang Badan : 93 cm
d. LK : 49 cm
e. LD : 57 cm
f. LILA : 16,4 cm
g. Status Gizi :
BB/U : Gizi Buruk/ Gizi Kurang/ Gizi Baik/ Gizi Lebih
PB/U : Sangat Pendek/ Pendek /Normal/Tinggi
BB/PB(TB) : Sangat Kurus/Kurus/Normal/Gemuk
IMT/U : Sangat Kurus/Kurus/Normal/Gemuk/Obesitas
2. Personal sosial : ibu mengatakan anaknya sering meniru kegiatan ibu
saat melakukan pekerjaan rumah (menyapu)
3. Motorik kasar : anak mampu menendang bola kecil kedepan tanpa
berpegangan pada benda apapun
4. Bahasa : anak mampu mengucapkan kata “bapak” dan
“mamak”
5. Motorik halus : anak mampu melepas celananya secara mandiri
VIII. POLA KESEHATAN SEHARI-HARI
A. Pola nutrisi dan metabolic
Kegiatan Di rumah Di Rumah Sakit
1. Makan
a. Frekuensi
b. JenisMakanan
c. Makanan yang disukai
d. Makanan Pantangan
2. Minum
a. Jenis Minuman
b. Jumlah (ml/24 jam)
c. Minuman yang disukai
3x sehari (habis)
Nasi, lauk pauk, sayur
Nugget
Tidak ada
Asi dan air putih
±
Susu
3x sehari (tidak habis)
Nasi, lauk pauk, sayur,
dan buah
Kue
Tidak ada
Asi dan air putih
±
Susu
B. Pola aktivitas dan latihan
Kegiatan Di rumah Di Rumah Sakit
1. Kegiatan khusus setiap hari
(bermain)
2. Jumlah jam kegiatan/24 jam
3. JenisPermainan
Bermain
8 jam
Boneka, petak umpet,
masak-masak
tidak ada hanya berbaring
ditempat tidur
2-3 jam
Tidak ada
C. Pola tidur
Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
Tidur
a. Tidur siang (jam/hari)
b. Tidur malam (jam/hari)
c. Kesulitan tidur
d. Cara mengatasi
2-3 jam
8 jam
Tidak ada
Tidak ada
2-3jam
6 jam
Sering terbangun karna
batuk
Tidak ada
D. Pola eliminasi
Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
1. BAB (Buang Air Besar)
a. Frekuensi
b. Jumlah
c. Warna
d. Konsistensi
e. Gangguan / Kelainan
2. BAK (Buang Air Kecil)
a. Frekuensi
b. Jumlah
c. Warna
d. Gangguan/kelainan
1x sehari
E. Pola kebersihan diri
Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
1. Mandi
2. Gosok gigi 2x sehari Belum ada
3. Potong kuku
4. Cuci rambut
2x sehari
Saat panjang
2 hari 1x
1x sehari
Belum ada
Belum ada
IX. POLA HUBUNGAN DAN PERAN
1. Yang mengasuh anak : orang tua (ayah dan ibu)
2. Hubungan dalam anggota keluarga : sebagai anak dan adik
3. Hubungan dengan teman sebaya : baik, anak berteman dengan anak
sebayanya
4. Hubungan dengan orang lain : kooperatif pada orang yang dikenalnya
saja
5. Perhatian terhadap lawan bicara :
X. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Sakit ringan Sakit sedang Sakit berat
2. Kesadaran :
Kualitatif :
Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma
Kuantitatif : GCS : E4.M6V6
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
3. Pemeriksaan Tanda Tanda Vital
S : 38,10C N : 98x/I TD: - RR : 34x/i
4. Kenyamanan/nyeri
Nyeri Ya Tidak
Lama Nyeri Akut (<3 bln) Kronis (>3 bln)
P (Provokatif/Paliatif) : ......................................
Q (Qualitas/Quantitas) : ......................................
R (Region/Radiasi) : ......................................
S (Scale) : ......................................
T (Time) : ......................................
Masalah Keperawatan : hipertermi
5. Pemeriksaan Kepala
Kepala : normal/makro/mikrosefal
Muka : simetris/deformitas
Rambut : warna : hitam. mudah/sulit dicabut
Ubun-ubun besar : menutup/tidak
Telinga : serumen ya/tidak
Membran timpani utuh
Mata : cekung/tidak, kering/tidak
Konjungtivitis : ya/tidak
Pupil isokor : ya/tidak
Refleks cahaya : ya/tidak
Sclera : anemis /tidak
Konjunctiva : ikterus /tidak
Hidung: Rinorea ya/tidak
Pernapasan cuping hidung ya/tidak
Bibir: kering: ya/tidak
Pucat : ya/tidak
Lidah: kotor. ya/tidak
tremor :ya/tidak
Mulut: stomatitis ya/tidak
Gigi:
2212 2122
2212 2122
Caries: ya/tidak
Tenggorokan : hiperemis ya/tidak
Tonsil : T..../T.......
hiperemis ya/tidak
Masalah Keperawatan :
..............................................................................................................................................................
6. Pemeriksaan leher
Kelenjar getah bening : ( ) teraba ( ) tidak teraba
Tiroid : ( ) teraba ( ) tidak teraba
Leher: kaku kuduk ya/tidak
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
7. Pemeriksaan Thorak (Sistem Pernafasan)
a. Keluhan : sesak nyeri waktu nafas
Batuk produktif tidak produktif
Sekret :……........................................... Konsistensi :..........................................................................
Warna :.................................................. Bau :........................................................................................
b. Inspeksi
Bentuk dada simetris asimetris barrel chest
Funnel chest Pigeons chest
Frekuensi : .......................................
Irama nafas teratur tidak teratur
Pola pernafasan : Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
Bradipnea takipnea Hyperventilasi
Otot bantu pernafasan : ada tidak ....jenis retraksi
Usaha napas : posisi duduk menunduk
Alat bantu napas : ya tidak
Jenis..........................................
Flow...........................................................................lpm
c. Palpasi
Sela iga kiri = kanan ya/tidak
Nyeri tekan. ya/tidak
d. Perkusi : Sonor Redup Pekak Hipersonor/ timpani
Lokasi :
e. Auskultasi :
Suara nafas : Vesikuler Bronko vesikuler rales
Ronki Wheezing suara nafas tambahan lainnya :...............................
f. Alat bantu napas ya tidak
Jenis..........................................
Flow...........................................................................lpm
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
8. Pemeriksaan Jantung (Sistem Kardio vaskuler)
a. Inspeksi :
..........................................................................................................................................................
CRT :.............detik
Ujung jari : jari tabuh : ya/tidak
b. Palpasi : ictus cordis................................................................................................................................
Akral hangat panas dingin kering
basah
c. Perkusi :
Batas atas
:.............................................................................................................................................
Batas bawah
:........................................................................................................................................
Batas kanan :...............................................................batas kiri :
.........................................................
d. Auskultasi :
BJ II –
Aorta:.......................................................................................................................................
..
BJ II –
Pulmonal:.................................................................................................................................
..
BJ I –
Trikuspidalis:...........................................................................................................................
....
BJ I – Mitral :
........................................................................................................................................
Bunyi jantung tambahan: .........................................................................................................................
Kelainan :..................................................................................................................................................
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
9. Pemeriksaan Sistem Pencernaan
Inspeksi : datar/cembung/cekung
Ikut gerak napas/tidak
Palpasi : massa tumor : ya/tidak
Nyeri tekan ya/tidak Lokasi:.......................................................................
Perkusi: timpani :ya/tidak
Pekak hepar :ya/tidak
Jika ascites: shifting dullness: +/-
Auskultasi :Peristaltik :.................................... x/menit
Luka operasi ada tidak Tanggal operasi :
........................................................
Jenis operasi :............................................................. Lokasi :
.......................................................................
Keadaan : Drain ada tidak
Jumlah :.......................................... Warna
:.............................................................................
Hepar : teraba/tidak teraba, jika teraba: teraba .. ..cm bawah arkus kosta
Konsistensi: kenyal/keras
Permukaan: rata/berbenjol-benjol
Pinggir: tumpul/tajam
Lien: teraba/tidak teraba, , jika terabaSchuffner.....Konsistensi:........................
Ginjal: nyeri ketuk : ada tidak
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
10. Sistem Persyarafan
a. Refleks patologis babinsky brudzinsky kernig
b. Refleks fisiologis patella bicep tricep
c.. Gangguan pandangan ya tidak
Jelaskan……............................................................
d. Gangguan pendengaran ya tidak
Jelaskan……............................................................
e. Gangguan penciuman ya tidak
Jelaskan……............................................................
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
11. Sistem muskuloskeletal dan integumen
a. Pergerakan sendi bebas terbatas
b. Kekuatan otot
c. Kelainan ekstremitas ya tidak
d. Kelainan tulang belakang ya tidak
e. Scar BCG ya tidak
f. Rumple Leede Test + -
g. Vesikel ya tidak
h. Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
i. Turgor baik kurang jelek
j. Edema ektermitas :.........................................
k. Pitting edema : +/- grade : .............................
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
12. Sistem Genitalia - Anus
a. Hernia :
b. Kebersihan :
Penilaian Edema :
+1 : kedalaman 1-3 mm, waktu kembali 3 detik
+2 : kedalaman3-5 mm, waktu kembali 5 detik
c. Kelainan alat kelamin :
d. Kelainan pada anus :
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
13. KEAMANAN DAN LINGKUNGAN
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
14. BALANCE CAIRAN
MONITORING BALANCE CAIRAN
Shift Pukul Intake
Jumlah
(cc) Pukul Out put
Jumlah
(cc)
PA
GI
1. Makan (Per oral /
NGT) 1.
Urine ( 0.5 - 1
cc/KgBB/jam)
2. Minum (Per oral /
NGT) 2. BAB ( ± 100 cc / kali)
3. Pemberian obat 3. Muntah
a. Obat-obatan 4. Drain
b. Cairan infus
TOTAL PAGI TOTAL PAGI
SO
RE
1. Makan (Per oral /
NGT) 1.
Urine ( 0.5 - 1
cc/KgBB/jam)
2. Minum (Per oral /
NGT) 2. BAB ( ± 100 cc / kali)
3. Pemberian obat 3. Muntah
a. Obat-obatan 4. Drain
b. Cairan infus
TOTAL SORE TOTAL SORE
MA
LA
M
1. Makan (Per oral /
NGT) 1.
Urine ( 0.5 - 1
cc/KgBB/jam)
2. Minum (Per oral /
NGT) 2. BAB ( ± 100 cc / kali)
3. Pemberian obat 3. Muntah
a. Obat-obatan 4. Drain
b. Cairan infus
TOTAL MALAM TOTAL MALAM
Air Metabolisme IWL
TOTAL PAGI + SORE + MALAM+ Air
Metabolisme
TOTAL PAGI + SORE + MALAM
+ IWL
Keterangan:
1. Cara Perhitungan IWL:
a. bayi : 30-50 cc/kg BB/24 jam
b. anak : (30-Usia (tahun)cc/kg BB/24 jam
c. Jika ada kenaikan suhu badan: (IWL + 200 (suhu bdan sekarang-36,80 C)
2. Cara Perhitungan Air Metabolisme:
b. 12 - 14 tahun : 5 - 6 cc / KgBB/ 24 Jam
c. c. 7 - 11 tahun : 6 - 7 cc / KgBB/ 24 Jam
d. d. 5 - 7 tahun : 8 - 8.5 cc / KgBB/ 24 Jam
e. e. Balita : 8 cc /KgBB/24 Jam
3. Balance cairan
Balance cairan = Input-Output
= (.....................)cc- (.....................)cc
= (.....................)cc
Masalah Keperawatan :
.......................................................................................................................................................
XI. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, Radiologi, EKG, USG )
1) Pemeriksaan Laboratorium
Jenis
Pemeriksaan
Laboratorium
Hasil Laboratorium
Tanggal ……….
MRS
(Saat di IGD)
Tanggal
………….
(Ruangan
Rawat Inap)
Tanggal
…………..
Tanggal
…………..
Tanggal
…………..
2) Rontgen (Tanggal.................)
……………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………
3) CT Scan (Tanggal.................)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………
4) USG (Tanggal.................)
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………
5) Lain-lain
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………
XIII. TERAPI
DIET: .................………………………………………………………
REHABILITASI MEDIK : .................………………………………………………………
OBAT YANG DITERIMA
Nama Obat Kandungan Obat Kekuatan Dosis Sediaan/Bentuk Cara/rute
pemberian
DATA FOKUS
1. DATA SUBJEKTIF:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………
2. DATA OBJEKTIF:
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………20.............
Preceptee
.....................................................
NIM.
1 Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah
apakah anak meniru apa yang anda lakukan ?
Sosialisasi &
kemandirian
Ya Tidak
2 Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus
diatas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus
itu? Kubus yang digunakan ukuran 2,5-5 cm.
Gerak halus Ya Tidak
3 Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit
Cuma 3 kata yang mempunyai arti selain “papa”
dan “mama” ?.
Bicara & bahasa Ya Tidak
4 Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah
atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan?
(anda mungkin dapat melihatnya ketika anak
menarik mainannya).
Gerak kasar Ya Tidak
5 Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti :
baju, rok, atau celananya (topi dan kaos kaki
tidak ikut dinilai).
Gerak halus,
sosialisasi &
kemandirian
Ya Tidak
6 Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri ?
jawab YA jika iya naik tangga dengan posisi
tegak atau berpegangan pada dinding atau
pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau anda tidak
memperbolehkan anak naik tangga atau anak
harus berpegangan pada seseorang.
Gerak kasar Ya Tidak
7 Tanpa bimbingan petunjuk atau bantuan anda
dapatkah anak menunjuk dengan benar paling
sedikit satu bagian badannya ?
Bicara dan
bahasa
Ya Tidak
8 Dapatkah anak makan sendiri makanannya tanpa
banyak tumpah ?
Sosialisasi &
kemandirian
Ya Tidak
9 Dapatkah anak membantu memungut mainannya
sendiri atau membantu mengangkat piring jika
diminta ?
Bicara & bahasa Ya Tidak
10 Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar
bola tenis) kedepan tanpa berpegangan pada
apapun ? Mendorong tidak ikut dinilai.
Gerak kasar Ya Tidak
Hasil “YA” = 9
Interpretasi hasil KPSP pada anak I adalah sesuai dengan tahap perkembangannya.
1 Tanpa bantuan apakah anak dapat bertepuk
tangan atau melambai-lambai ? jawab TIDAK
bila ia membutuhkan bantuan.
Sosialisasi &
kemandirian
Ya Tidak
KPSP PADA ANAK UMUR 24 BULAN
KPSP PADA ANAK UMUR 18 BULAN
2 Apakah anak dapat mengatakan “papa” ketika
melihat ayahnya, atau memanggil “mama”
ketika melihat ibunya ? jawab “YA” jika anak
mengatakan salah satu diantaranya.
Bicara & bahasa Ya Tidak
3 Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa
berpegangan tangan selama kira-kira 5 detik ?
Gerak kasar Ya Tidak
4 Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa
berpegangan selama 30 detik atau lebih ?
Gerak kasar Ya Tidak
5 Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai,
apakah anak dapat membungkuk atau memungut
mainan dilantai dan kemudian berdiri kembali?
Gerak kasar Ya Tidak
6 Apakah anak dapat menunjuk apa yang di
inginkannya tanpa menangis atau merengek ?
jawab YA jika ia menunjuk, menarik, atau
mengeluarkan suara yang menyenangkan.
Sosialisasi &
kemandirian
Ya Tidak
7 Apakah anak dapat berjalan disepanjang ruangan
tanpa jatuh dan terhuyung-huyung?
Gerak kasar Ya Tidak
8 Apakah anak dapat mengambil benda kecil
seperti kacang, kismis, atau potongan biscuit
dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk?
Gerak halus Ya Tidak
9 Jika anda menggelindingkan bola keanak,
apakah ia menggelindingkan/melempar kembali
bola pada anda ?
Gerak halus,
sosialisasi &
kemandirian
Ya Tidak
10 Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir
atau gelas dan minum dari tempat itu tanpa
tumbah ?
Sosialisasi &
kemandirian
Ya Tidak
Hasil “YA” = 10
Interpretasi hasil KPSP pada anak R adalah sesuai dengan tahap perkembangannya