karsinoma sel skuamosa pada konjungtiva

11
PRESENTASI TINJAUAN PUSTAKA RS MATA YAP, YOGYAKARTA JUDUL KARSINOMA SEL SKUAMOSA PADA KONJUNGTIVA MUHAMAD FAIRUZ BIN SAMSUDDIN 11 – 2009 -199 DOKTER PEMBIMBING Dr Enni Cahyani P SpM, Mkes

Upload: fairuz-pai

Post on 01-Jul-2015

519 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karsinoma sel skuamosa pada konjungtiva

PRESENTASI TINJAUAN PUSTAKA

RS MATA YAP, YOGYAKARTA

JUDUL

KARSINOMA SEL SKUAMOSA PADA KONJUNGTIVA

MUHAMAD FAIRUZ BIN SAMSUDDIN

11 – 2009 -199

DOKTER PEMBIMBING

Dr Enni Cahyani P SpM, Mkes

Page 2: Karsinoma sel skuamosa pada konjungtiva

Neoplasia skuamosa pada permukaan okuler

Pendahuluan

Istilah neoplasia skuamosa permukaan okuler atau ocular surface squamous neoplasia (OSSN)

adalah merujuk kepada dysplasia, karsinoma in situ dan juga karsinoma sel skuamosa pada

permukaan epithelium okuler, konjungtiva dan kornea.

Karsinoma sel skuamosa merupakan keganasan konjungtiva yang paling sering di Amerika

Serikat. Konjungtiva dan permukaan okuler sering terdedah kepada cahaya matahari adalah

merupakan salah satu faktor predisposisi bagi perkembangan karsinoma pada permukaan

epithelium okuler. Walaupun karsinoma sel skuamosa paling sering terjadi pada kaukasia,

namun populasi yang tinggal berdekatan dengan ekuator sering terkena pada mereka yang lebih

muda berbanding yang tinggal berjauhan dari ekuator. Faktor predisposisi lain yang bisa

menyebabkan terjadinya OSSN termasuk, terdedahnya pada cahaya matahari, kulit yang lebih

cerah, iris yang lebih pucat, pigmentosa xeroderma, human papilloma virus dan HIV. Antara

penyebab lain yang mungkin bisa adalah inflamasi kronis, penggunaan lensa kontak dalam

jangka waktu yang lama, merokok, penggunaan obat dari derivasi petroleum seperti Trifluridin

dan Siklosporin A. pasien dengan HIV bisa mendapat penyakit ini pada usia yang lebih muda

dan bisa mendapatkan varian OSSN yang lebih agresif.

OSSN secara umumnya keliatan pada fissure interpalpebra terutama pada bagian limbus dan

jarang keliatan pada tempat lain seperti konjungtiva palpebra.

Page 3: Karsinoma sel skuamosa pada konjungtiva

Epidemiologi

OSSN umumnya terjadi pada negara-negara yang berdekatan dengan ekuator dan negara-negara

yang mendapat pajanan cahaya matahari yang sering.

1. Pajanan cahaya matahari

Terdedahnya pada sinar radiasi ultraviolet telah dibuktikan pada pelbagai studi sebagai salah

satu faktor etiologi yang utama.

2. Human papilloma virus (HPV)

Dalam beberapa tahun belakangan ini, HPV terutama tipe 16 telah ditemukan pada jaringan

OSSN. Walaubagaimanapun, HPV juga telah dideteksi pada mata yang tidak sakit dengan

konjungtiva yang sehat menyebabkan adanya asumsi bahawa penyebabnya adalah bukan

HPV.

3. Sindroma Imunodefisiensi didapat (AIDS)

Insiden OSSN meningkat dengan signifikan sejak erupsi dari AIDS secara epidemik terutama

di negara-negara sub-sahara di Afrika. OSSN cenderung terjadi pada mereka yang lebih

muda dan cenderung menjadi lebih aggresif.

Faktor risiko

1. Berkulit cerah

2. Cenderung untuk sunburn

3. Pekerjaan di luar

4. Tinggal berdekatan dengan ekuator

5. Mempunyai riwayat lesi kulit aktinik

6. Pigmentosum xeroderma

7. Imunosupresi

8. Lelaki

9. Usia - Rata-rata pada usia 56 tahun dan keatas

Page 4: Karsinoma sel skuamosa pada konjungtiva

Gambaran klinis

Selain dari adanya lesi pada permukaan okuler, terdapat gejala lain seperti mata merah

dan terdapatnya iritasi. Secara klinis agak sukar untuk membedakan antara dysplasia epitel

konjungtiva, karsinoma in situ dan karsinoma sel skuamosa. Lesi-lesi ini sering muncul diantara

fissure interpalpebral, sering pada limbus walaupun ia juga bisa ditemukan pada bagian lain dari

konjungtiva dan kornea. OSSN bisa keliatan seperti agar-agar (gelatinous) dengan pembuluh

darah superficial atau dengan bentuk seperti papil atau leukoplakia dengan plak keratin yang

menutupinya. Ia juga bisa mempunya gambaran seperti lesi nodular terutama apabila ia

merupakan karsinoma sel skuamosa tipe invasive atau lesi difus yang menyamar sebagai

konjungtivitis kronis.

Gambaran Histopatologi

Hanya evaluasi secara histopatologi dari lesi yang dieksisi atau insisi yang bisa

membezakan antara lesi-lesi didalam spekturm OSSN.

Lesi displastik mempamerkan atipia seluler yang ringan, sedang, atau berat yang bisa

melibatkan pelbagai ketebalan epithelium bermula dari lapisan basal menuju keluar. Selalunya

lapisan yang paling superfisial yang tidak terkena. Perubahan displastik yang berat adalah sama

dengan karsinoma in situ.

Karsinoma in situ bisa mempamerkan semua ciri bagi karsinoma sel skuamosa, tetapi

masih tetap terbatas pada epithelium.

Page 5: Karsinoma sel skuamosa pada konjungtiva

Karsinoma sel skuamosa menunjukkan cirri yang sama seperti karsinoma in situ, tetapi

membrana basalis dari epithelium telah ditembusi dan jaringan subepitelial dari konjungtiva

telah diinvasi. Kebanyakan karsinoma sel skuamosa pada konjungtiva mudah dibedakan dan

sering menunjukkan permukaan dengan keratinisasi.

Varain histopatologi dari tipe yang aggresif adalah karsinoma sel skuamosa tipe spindle,

karsinoma mukoepidermoid dan karsinoma sel skuamosa adenoid.

Diagnosis

1. Anamnesis

- Pasien merasakan seperti adanya masa pada konjungtiva

- Iritasi dan mata merah bisa berminggu-minggu atau tahun tetapi sering dalam bulanan

- Visual hanya akan terganggu pada fase akhir dimana aksis visual juga sudah

terganggu

2. Pemeriksaan fisis

- Ditemukan lesi seperti agar-agar (gelatinous) dengan pembuluh darah superficial,

dengan atau bentuk seperti papil, atau leukoplakia dengan plak keratin menutupi lesi.

- Bisa memiliki bentuk nodular sekiranya merupakan karsinoma sel skuamosa tipe

invasive atau bisa juga timbul sebagai lesi yang difus dan menyamar sebagai

konjungtivitis kronis.

- Evaluasi dengan menggunakan pewarnaan Rose Bengal atau Sodium dye bisa

membantu melihat karakteristik dari permukaan lesi dan melihat sejauh mana

ekstensinya.

- Sekiranya sudah bermetastase, bisa ditemukan pembesaran KGB pada periaurikuler,

servikal dan submandibula.

3. Pemeriksaan penunjang

a. Untuk mengetahui kedalaman ekstensi tumor, sudut invasi dan invsai intraokuler

- Pemeriksaan slit lamp

- Gonioskopi

Page 6: Karsinoma sel skuamosa pada konjungtiva

- Biomikroskopi ultrasound

- Optical Coherence Tomography

b. Untuk mendeteksi penglibatan intraokuler, orbital, periorbital dan intracranial

- Ultrasound

- CT scans

- MRI

c. Untuk menegakkan diagnostik pasti

- Dilakukan dengan pemeriksaan sitologi

Diagnosis banding

1. Pterigium

Pterygium didefiniskan sebagai pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada konjungtiva

dan tumbul menginfiltrasi permukaan kornea. Biasanya berbentuk segitiga dengan kepala

menghadap sentral kornea dan basis menghadap lipatan semilunar, pada canthus medius.

Pterygium merupakan proses degenerasi dan hipertrophi yang banyak ditemukan di

daerah tropis, disekitar khatulistiwa.

2. Melanoma tanpa pigmentasi

3. Karsinoma sel basal

Pengobatan

1. Pembedahan

Pembedahan secara eksisi adalah metode tradisional bagi pengobatan lesi OSSN. Untuk

mencegah dari terjadinya kekambuhan, adalah direkomendasikan untuk mengeksisi jaringan

tumor dengan lebar margin sekitar 2mm – 3mm. apabila lapisan kornea atau sklera yang

lebih dalam terlibat, deep lamellar keratectomy atau skelerektomi dilakukan.

2. Krioterapi

Page 7: Karsinoma sel skuamosa pada konjungtiva

Kombinasi dengan pembedahan secara eksisi dan cryosurgery untuk mengurangkan kadar

kekambuhan.

3. Brakiterapi

Bahan radiokatif yang sering digunakan adalah strontium-90 dengan dosis rekomendasi

sebanyak 20 sehingga 180 Gy pada permukaan tumor.

4. Kemoterapi topical

Disebabkan adanya kemungkinan terjadinya komplikasi pada pembedahan eksisi, krioterapi

dan brakiterapi, penggunaan kemoterapi topical seperti tetes mitomycin C, 5-fluorourasil,

atau interferon alfa 2b telah dianjurkan. Efek samping yang nyata adalah dari mitomycin c

yang berupa hyperemia dan kadang sebgaian pasien bisa mengalami nyeri atau sensasi

terbakar akibat dari toksisitas pada epithelial kornea. Efek samping tersebut akan hilang

dalam waktu 2 minggu selepas pemberian obat dihentikan.

Prognosis

OSSN dengan kekambuhan lokal diasumsikan sebagai keganasan tipe low-grade.

Kekambuhan selepas operasi eksisi tergantung dari margin pembedahan (5% pada margin yang

bebas, dan 50% pada margin yang terlibat).

Invasi intraokuler adalah sangat jarang

Metastasis dari karsinoma sel skuamosa pula adalah tersangat jarang. Area metastasis

antaranya adalah kelenjar getah bening pada preaurikuler, submandibular dan servikal, kelenjar

parotis, paru dan tulang. Penyebab utama dari metastasis adalah telat dalam mendiagnosa dan

terapi.

Daftar pustaka:

Page 8: Karsinoma sel skuamosa pada konjungtiva

1. Jacob P, Joseph Frucht P. Chapter 25, Ocular surface squamous neoplasma. Essentials of

ophthalmic oncology. Elsevier 2007. Hal 55-56.

2. Paul T finger. Squamous carcinoma and intraepithelial neoplasma of the conjunctiva.

Diunduh dari: www.eyecancer.com. 1 April 2011.

3. Paul T finger. Conjunctival tumor, diagnosis and treatment. Diunduh dari:

http://www.nyee.edu/pdf/okap-finger-Conjunctival3.pdf . 1 April 2011.

4. Soosan J, Amar A, Athiya A. ocular surface squamous neoplasia offers physicians unique

challenges. Diunduh dari: http://www.osnsupersite.com/view.aspx?rid=29976. 1 April

2011.

5. Suhardjo SU, Siti S, Bayu MS. Degenerasi di konjungtiva. Bab 2, kelainan palpebra,

konjungtiva, kornea, sklera dan sistem lakrimal. Buku ilmu kesehatan mata. Bagian ilmu

penyakit mata FKUGM. Hal 40. November 2007.

6. Paul Riordan A, John PW. Squamous cell carcinoma, Primary malignant tumor of the

lids. Lids, lacrimal apparatus and tears. Vaughan and Asbury’s general ophthalmology.

Mc graw hill Lange. Hal 89. 2008

7. Agus S, Tepo PU. Karsinoma sel skuamosa, tumor palpebra ganas. Bab 12, onkologi

mata dan penyakit orbita. Buku ilmu kesehatan mata. Bagian ilmu penyakit mata

FKUGM. Hal 291. November 2007.