karakteristik dan stabilitas sediaan krim ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/maria susana...

67
KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (Moringa oleifera L.) KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Maria Susana Moe PO.530333215669 Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Farmasi KEMENTERIAN KESEHATAN REPUPLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG PROGRAM STUDI FARMASI KUPANG 2018

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

24 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN

KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR

(Moringa oleifera L.)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

Maria Susana Moe

PO.530333215669

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Farmasi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUPLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI FARMASI

KUPANG

2018

Page 2: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN

KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR

(Moringa oleifera L.)

Oleh :

Maria Susana Moe

PO.530333215669

Telah disetujui untuk mengikuti ujian Karya Tulis Ilmiah

Kupang, 17 Juli 2018

Pembimbing

(Maria I. M. Indrawati., S.Pd., M.Sc)

NIP. 197003121989022001

Page 3: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

iii

LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN

KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR

(Moringa oleifera L.)

Oleh :

Maria Susana Moe

PO.530333215669

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji

Pada tanggal Juli 2018

Susunan Tim Penguji

1. Yorida F. Maakh., S.Si.,Apt., M.Sc

2. Maria I. M. Indrawati., S.Pd., M.Sc

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi

Page 4: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi,dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Kupang, Juli 2018

Maria Susana Moe

Page 5: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan Karya Tulis

Ilmiah ini dengan baik dan tepat pada waktunya dengan judul “Karakteristik Dan

Stabilitas Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)” Tujuan

dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik dan stabilitas krim ekstrak etanol

daun kelor (Moringa oleifera L.). Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu

syarat dalam menyelesaikan tugas akhir pada Prodi Farmasi Poltekkes Kemenkes

Kupang.

Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tidak terlepas dari dukungan dan

doa berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dra. Elisma, Apt., M.Si selaku Ketua Prodi Farmasi Poltekkes Kemenkes

Kupang.

2. Maria I. M. Indrawati., S.Pd., M.Sc selaku penguji II sekaligus pembimbing yang

selalu membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penyusunan

Karya Tulis Ilmiah.

3. Yorida F. Maakh., S.Si,Apt., M.Sc selaku penguji I yang telah memberikan

kritikan dan saran membangun pada proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

4. Priska E. Tenda., SF., Apt., M.Sc selaku pembimbing akademik

5. Asmaira Tarigan., A.Md.F, Falentinus S. Duly., A.Md.F dan Maria O. Biru.,

A.Md.F selaku pembimbing di laboratorium farmakognosi, farmasetika dan

kimia yang telah membimbing selama proses penelitian

Page 6: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

vi

6. Para Dosen Program Studi Farmasi yang telah memberikan saran dan dukungan

kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

7. Kedua orang tua, Bapak Arnol, Mama Bernadeth, kakak Ari, Charles, dan adik

Alan serta seluruh keluarga yang tak henti-hentinya memberikan doa dan

dukungan kepada penulis selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

8. Sahabat-sahabat terbaik Natalia, Arselia, Adina, kak Ines, Biyun, Novan, Noya,

Tomi, Os, kak Hen serta teman-teman seperjuangan angkatan 16 yang selalu

memberi dukungan dan doa.

9. Semuapihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian dan Karya

Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan Karya Tulis

Ilmiah ini sangat diharapkan dari para pembaca guna menyempurnakan penulisan

selanjutnya

Kupang, Juli 2018

Penulis

Page 7: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

vii

INTISARI

Tumbuhan kelor (Moringa oleifera L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang

sekarang cukup populer. Daun kelor mengandung senyawa flavonoid yang sangat

tinggi yang bersifat sebagai antioksidan.Antioksidan sangat baik untuk kesehatan

kulit. Salah satu grup flavonoid yang dimiliki daun kelor adalah Kuarsetin, dimana

kuarsetin memiliki kekuatan antioksidan empat sampai lima kali lebih tinggi

dibandingkan vitamin C dan vitamin E. Dalam penelitian ini ekstrak etanol daun

kelor diformulasikan kedalam sediaan krim untuk mengetahui karakteristik dan

stabilitasnya. Daun kelor diekstraksi menggunakan pelarut etanol 70% dengan

metode maserasi. Ekstrak etanol daun kelor diformulasi kedalam 2 formula dengan

formula I menggunakan ekstrak sebanyak 2 % dan formula II sebanyak 4 %. Krim

yang telah terbentuk di uji karakteristik yang meliputi uji organoleptis, pH,

homogenitas, viskositas, tipe emulsi dan stabilitasnya yang disimpan selama empat

minggu dalam tiga suhu berbeda. Hasil penelitian menunjukan KrimEkstrak Etanol

Daun Kelor (Moringa oleifera L.) kedua formula memenuhi syarat karakteristik

krim, meliputi pH, viskositas, dan tipe emulsi, namun tidak memenuhi pengujian

daya sebar, dan organoleptis serta homogenitas pada formula I. Kedua formula tidak

stabil pada penyimpanan suhu tinggi ditandai dengan terjadinya perubahan warna,

bentuk, dan aroma.

Kata kunci: Moringa oleifera L., krim, karakteristik krim, stabilitas krim

Page 8: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................iii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................iv

KATA PENGANTAR .................................................................................................v

INTISARI ..................................................................................................................vii

DAFTAR ISI.............................................................................................................viii

DAFTAR TABEL.........................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3

1. Tujuan umum .................................................................................. 3

2. Tujuan khusus ................................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

1. Bagi Institusi ................................................................................... 4

2. Bagi Masyarakat ............................................................................. 4

3. Bagi Peneliti .................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5

A. Klasifikasi Tanaman Kelor ..................................................................... 5

B. Morfologi Tanaman Kelor ...................................................................... 5

C. Kandungan gizi daun kelor ..................................................................... 6

D. Manfaat ................................................................................................... 6

E. Ekstraksi .................................................................................................. 7

F. Pelarut ..................................................................................................... 7

G. Krim ........................................................................................................ 8

H. Formulasi ................................................................................................ 8

I. Karakteristik krim ................................................................................. 10

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 12

A. Jenis penelitian ...................................................................................... 12

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 12

1. Tempat Penelitian ......................................................................... 12

2. Waktu Penelitian ........................................................................... 12

C. Variabel Penelitian ................................................................................ 12

D. Sampel .................................................................................................. 12

E. Definisi Operasional ............................................................................. 13

F. Alat dan Bahan ...................................................................................... 14

1. Alat................................................................................................ 14

2. Bahan ............................................................................................ 14

G. Prosedur Penelitian ............................................................................... 14

1. Pembuatan Simplisia..................................................................... 14

2. Ekstraksi........................................................................................ 15

Page 9: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

ix

3. Uji Bebas Etanol ........................................................................... 15

4. Uji kualitatif ekstrak ..................................................................... 16

5. Formulasi krim Ekstrak Etanol Daun Kelor ................................. 17

6. Identifikasi karakteristik sediaan krim ekstrak etanol daun kelor 18

H. Analisis Data ......................................................................................... 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................21

A. Hasil Ekstraksi Daun Kelor .................................................................. 21

B. Karakteristik dan Hasil Uji kualitatif Ekstrak Etanol Daun Kelor ....... 22

C. Karakteristik Krim Ektrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.) .. 22

1. Pengamatan Organoleptis ............................................................. 23

2. Pengujian Homogenitas ................................................................ 24

3. Pengujian Viskositas ..................................................................... 25

4. Pengujian pH................................................................................. 26

5. Pengujian Daya Sebar ................................................................... 26

6. Pengujian Tipe Emulsi .................................................................. 29

BAB V SIMPULAN DAN SARAN....................................................................... 32

A. Simpulan ............................................................................................... 32

B. Saran ..................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................33

LAMPIRAN

Page 10: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Formula Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.) ............... 17

Tabel 2. Tabel Hasil Uji Bebas Etanol Dan Kualitatif Ekstrak ................................. 22

Tabel 3. Hasil pengamatan organoleptis krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)....................................................................................23

Tabel 4 Hasil pengujian homogenitas krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)....................................................................................24

Tabel 5. Hasil pengujian viskositas krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)....................................................................................25

Tabel 7. Hasil pengujian daya sebar krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)....................................................................................29

Tabel 8. Hasil pengujian Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)

Pada Suhu Penyimpanan...............................................................................30

Tabel 9. Simpulan hasil pengujian Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)....................................................................................31

Page 11: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kurva daya sebar krim suhu tinggi ........................................................ 27

Gambar 2. Kurva daya sebar krim suhu kamar ........................................................ 28

Gambar 3. Kurva daya sebar krim suhu rendah ....................................................... 28

Gambar 4. Daun Kelor Segar ................................................................................... 43

Gambar 5. Proses Pengeringan ................................................................................ 43

Gambar 6. Proses Penyerbukan................................................................................ 43

Gambar 7. Serbuk Simplisia .................................................................................... 43

Gambar 8. Proses Maserasi ...................................................................................... 43

Gambar 9. Pemekatan Ekstrak Dengan Evaporator ................................................. 43

Gambar 10. Ekstrak Etanol Daun Kelor .................................................................... 43

Gambar 11. Uji Bebas Etanol..................................................................................... 43

Gambar 12. Identifikasi Senyawa Flavonoid ............................................................. 44

Gambar 13. Identifikasi Senyawa Steroid .................................................................. 44

Gambar 14. Identifikasi Senyawa Polifenol .............................................................. 44

Gambar 15. Penimbangan Bahan ............................................................................... 44

Gambar 16. Krim formula I ....................................................................................... 44

Gambar 17. Krim Formula II ..................................................................................... 44

Gambar 18. Pengujian Viskositas Krim ..................................................................... 45

Gambar 19. Pengujian pH Krim................................................................................. 45

Gambar 20. Pengujian Daya Sebar Krim ................................................................... 46

Gambar 21. Pengujian Homogenitas.......................................................................... 46

Gambar 22. Pengujian Tipe Emulsi ........................................................................... 47

Gambar 23. Penyimpanan Krim Pada Suhu Rendah, Suhu Kamar Suhu Tinggi.......47

Page 12: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian .............................................................................. 36

Lampiran 2. Surat Determinasi Tumbuhan Kelor ..................................................... 37

Lampiran 3. Skema Kerja .......................................................................................... 38

Lampiran 4. Perhitungan pengambilan bahan ........................................................... 39

Lampiran 5. Lampiran Perhitungan Rendemen Simplisia dan Ekstrak .................... 41

Lampiran 6. Data Kadar Air Ekstrak ......................................................................... 42

Lampiran 7. Proses Pembuatan Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor ........................... 43

Lampiran 8. Hasil Uji Organoleptis Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)...........................................................................48

Lampiran 9. Hasil Uji Homogenitas Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)............................................................................49

Lampiran 10. Hasil Uji pH Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.).50

Lampiran 11.Hasil Uji Daya Sebar Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

Moringa oleifera L.).............................................................................51

Lampiran 12 Hasil Uji Tipe Emulsi krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)............................................................................54

Lampiran 13. Surat Keterangan Selesai Penelitian......................................................55

Page 13: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan kelor (Moringa oleifera L.) merupakan salah satu jenis

tanaman yang sekarang cukup populer. Tumbuhan kelor asli Indonesia sudah

terkenal manfaatnya sampai ke mancanegara. Banyak peneliti yang sudah

menemukan manfaat daun kelor untuk kesehatan tubuh. Tumbuhan kelor sudah

dianggap sebagai tanaman ajaib yang dapat digunakan sebagai obat herbal

segala penyakit (Krisnadi, 2010). Beberapa bagian dari tumbuhan kelor dapat

dimakan dan sudah dikonsumsi oleh manusia secara turun-temurun (Fahey,

2005).

Daun kelor mengandung senyawa flavonoid yang sangat tinggi yang

bersifat sebagai antioksidan.Antioksidan sangat baik untuk kesehatan kulit.Kulit

sehat merupakan kulit yang tidak mengandung penyakit, baik yang terkena

langsung maupun tidak langsung (Wasitaadmadja, 1997). Kulit bisa mengalami

penuaan dengan cepat jika sering terpapar sinar matahari oleh karena itu

diperlukan salah satu bentuk perlindungan kulit dari bahaya lingkungan, yaitu

dengan menggunakan produk kecantikan atau kosmetik (Lephart, 2016).

Berdasarkan penelitian sebelumnya daun kelor segar memiliki kekuatan

antioksidan tujuh kali lebih banyak dibandingkan vitamin C (Fuglie, 2001).

Kuarsetin merupakan salah satu grup flavonoid yang dimiliki daun kelor, dimana

kuarsetin memiliki kekuatan antioksidan empat sampai lima kali lebih tinggi

dibandingkan vitamin C dan vitamin E (Sutrisno, 2011).

Page 14: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

2

Pada penelitian ini daun kelor diolah dengan cara diekstraksi dan

diformulasi kedalam sediaan krim dengan dua variasi konsentrasi yaitu 2% dan

4%. Konsentrasi ini dipilih berdasarkan penelitian sebelumnya yang menunjukan

bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak daun kelor dapat meyebabkan terjadinya

perubahan warna yang spesifik pada sediaan terutama pada penambahan ekstrak

lebih dari 6%. Konsentrasi ekstrak yang digunakan pada penelitian sebelumnya

adalah 3 %, 6% dan 9 %, konsentrasi yang disarankan adalah 3% (Sugihartini

dan Nuryanti, 2016).

Ekstraksi daun kelor dilakukan dengan metode maserasi dengan etanol

70% sebagai pelarut. Metode maserasi digunakan karena sifat zat aktif yang

ingin ditarik tidak tahan terhadap pemanasan. Penggunaan pelarut etanol 70%

karena memiliki sifat yang sama dengan senyawa flavonoid yang ingin ditarik,

yaitu polar, lebih selektif kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20%

keatas, netral, tidak beracun, absorbsi baik, dan dapat bercampur dengan air

dalam berbagai perbandingan(Ditjen POM, 1986). Ekstrak yang diperoleh

diformulasi kedalam sediaan krim.

Krim adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan

obat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

krim dipilih karena lebih mudah dalam penggunaannya, mudah tercuci dan larut

dalam air, serta dapat menyebar secara merata (Ansel, 1989).

Krim tersusun dari beberapa komponen yaitu zat berkhasiat, basis krim

dan bahan tambahan berupa pengaroma dan pengawet. Basis krim yang dipilih

dalam penelitian ini adalah vanishing cream. Vanishing cream merupakan krim

Page 15: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

3

tipe minyak dalam air mengandung asam stearat dan trietanolamin. Asam stearat

dengan trietanolamin akan membentuk krim tipe minyak dalam air yang stabil

dan halus (Rowe dkk., 2009).Untuk menjamin krim yang dibuat memenuhi

standar maka akan dilakukan uji karakteristik yang meliputi uji organoleptis,

homogenitas, daya sebar, pH, tipe emulsi,viskositas, dan stabilitas krim.

B. Rumusan Masalah

Apakah krim ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.) yang diformulasi

memenuhi kriteria karakteristik dan stabilitas krim?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui karakteristik dan stabilitas krim ekstrak etanol daun kelor

(Moringa oleifera L.)

2. Tujuan khusus

a. Untuk mendeskripsikan bentuk, warna, bau, homogenitas, pH, daya

sebar, viskositas dan tipe emulsi dari krim ekstrak etanol daun kelor

(Moringa oleifera L.)

b. Untuk mendeskripsikan stabilitas krim ekstrak etanol daun kelor

(Moringa oleifera L.)

Page 16: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi

Sebagai referensi dalam bidang farmasetika

2. Bagi Masyarakat

Sebagai sumber informasi tentang pemanfaatan bahan alam khususnya daun

kelor sebagai bahan kecantikan atau kosmetik

3. Bagi Peneliti

Sebagai bentuk aplikasi nyata dari ilmu yang sudah diperoleh selama

perkuliahan di Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang

Page 17: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Tanaman Kelor

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Sub kelas : Dilleniidae

Bangsa : Capparales

Suku : Moringaceae

Marga : Moringa

Jenis : Moringa oleifera Lamk.

Sinonim : Moringa pterygosperma Gaertn N. W.(Rollof dkk., 2009)

B. MorfologiTanaman Kelor

Kelor (Moringa oleifera L.) tumbuh di dataran rendah maupun dataran

tinggi sampai di ketinggian kurang lebih 1000 mdpl. Kelor banyak ditanam

sebagai pagar di halaman rumah atau ladang. Daun kelor dapat dipanen setelah

tanaman tumbuh 1,5 hingga 2 meter yang biasanya memakan waktu tiga sampai

enam bulan. Namun dalam budidaya intensif yang bertujuan untuk produksi

daunnya, kelor dipelihara dengan ketinggian tidak lebih dari satu meter

(Kurniasih, 2014).

Daun kelor muda umumnya berwarna hijau muda dan berubah menjadi

hijau tua pada daun yang sudah tua. Daun kelor berbentuk bulat telur dengan

Page 18: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

6

tepi daun rata dan ukurannya kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai

(Tilong, 2012).

C. Kandungan gizi daun kelor

Daun kelor merupakan salah satu bagiandari tanaman kelor yang telah

banyak ditelitikandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelorsangat kaya akan

nutrisi, diantaranya kalsium,besi, protein, vitamin A, vitamin B danvitamin C.

Selain itu, daun kelor juga mengandung berbagai macam asam amino, antara

lain asam amino yang berbentuk asam aspartat, asam glutamat, alanin, valin,

leusin, isoleusin, histidin, lisin, arginin, venilalanin, triftopan, sistein dan

methionin (Aminah dkk., 2015). Daun kelor mengandung zat besi lebih tinggi

daripada sayuran lainnya yaitu sebesar 17,2 mg/100 g (Yameogo dkk., 2011)

D. Manfaat

Di Indonesia daun kelor sering dikonsumsi sebagai sayuran dan dapat

berfungsi meningkatkan jumlah ASI (air susu ibu) pada ibu menyusui (Tilong,

2012). Penelitian lain menyatakan bahwa daun kelor mengandung vitamin C

setara vitamin C dalam 7 jeruk, vitamin A setara vitamin A pada 4 wortel,

kalsium setara dengan kalsium dalam 4gelas susu, potassium setara dengan

yangterkandung dalam 3 pisang, dan protein setaradengan protein dalam 2

yoghurt (Aminah dkk., 2015). Selain itu daun kelor telah diidentifikasi

mengandung antioksidan tinggi dan berkhasiat sebagai antimikroba (Das dkk.,

2012)

Page 19: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

7

E. Ekstraksi

Ekstraksi berasal dari kata “extrahere”, menarik sari. Ekstraksi adalah

suatu proses untuk menarik satu atau lebih zat berkhasiat dari bahan asal dengan

menggunakan pelarut yang sesuai. Salah satu metode ekstraksi adalah maserasi

(Syamsuni, 2006).

Maserasi adalah proses penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan

dengan cara merendam simplisia dalam cairan penyari pada suhu ruang.

Farmakope Belanda menetapkan suhunya antara 15ºC-25ºC (Syamsuni, 2006).

Pada umumnya maserasi dilakukan dengan merendam 10 bagian serbuk

simplisia dalam 75 bagian cairan penyari. Keuntungan metode maserasi adalah

mudah dilakukan untuk mengekstrak senyawa bioktif dan alat yang digunakan

relatif sederhana serta kerusakan pada komponen kimia zat sangat rendah

(Tiwari dkk., 2011).

F. Pelarut

Pemilihan pelarut yang akan digunakan harus memperhatikan beberapa

faktor, diantaranya murah dan mudah didapat, stabil secara fisika dan kimia, dan

tidak merusak zat-zat berkhasiat. Pelarut yang yang biasa digunakan dalam

metode maserasi adalah air, etanol, etanol-air, atau pelarut lain. Etanol 70%

dipilih karena memiliki sifat yang sama dengan senyawa flavonoid yang ingin

ditarik, yaitu polar. Bila cairan penyari yang digunakan air maka perlu

ditambahkan pengawet untuk mencegah adanya bakteri (Ditjen POM, 1986).

Etanol dapat melarutkan zat-zat tertentu, tidak sebanyak air dalam

melarutkan berbagai jenis zat, oleh karena itu lebih baik dipakai sebagai cairan

Page 20: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

8

penarik untuk zat berkhasiat tertentu. Etanol juga berguna sebagai pengawet,

etanol dapat menyebabkan enzim-enzim tidak bekerja termasuk peragian serta

menghambat pertumbuhan jamur. Salah satu keuntungan menggunakan etanol

70% adalah tidak beracun dan tidak berbahaya (Syamsuni, 2006).

G. Krim

Krim merupakan sediaan setengah padat yang mengandung satu atau

lebih bahan obat terlarut dalam bahan dasar yang sesuai, biasanya berupa emulsi

kental dan mengandung air tidak kurang dari 60%. Krim digunakan untuk

pemakaian luar. Krim memiliki dua tipe yaitu krim tipe emulsi minyak dalam air

dan krim tipe emulsi air dalam minyak (Anief, 2006).

Krim tipe emulsi minyak dalam air ditujukan untuk penggunaan dalam

sediaan kosmetik dan estetika. Krim juga dapat digunakan untuk pemberian obat

melalui vagina. Bahan pengemulsi krim harus disesuaikan dengan sifat dan jenis

krim yang dikehendaki. Stabilitas krim akan rusak jika sistem campurannya

terganggu oleh perubahan komposisi dan suhu, misalnya jika ada penambahan

salah satu fase yang berlebihan (Syamsuni, 2006).

H. Formulasi

Krim tersusun dari beberapa komponen yaitu zat berkhasiat, basis krim

dan bahan tambahan berupa pengaroma dan pengawet.. Proses pembuatan krim

dilakukan dengan meleburkn bagian lemak diatas tangas air, kemudian bagian

air ditambahkan dengan zat pengemulsi. Setelah itu, diaduk sampai terbentuk

suatu campuran yang berbentuk krim (Syamsuni, 2006).

Page 21: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

9

Basis krim yang digunakan dalam formula ini adalah basi vanishing

cream. Tiap 1004 g mengandung:

Asam stearat 142

Gliserin 100

Natrium tetraborat 2

Trietanolamin 10

Air suling 750

Nipagin q.s.

Oleum Rosae q.s.

a. Asam stearat

Asam stearat berfungsi sebagai basis dan agen pengemulsi untuk pemakaian

luar. Dalam keadaan netral asam stearat mampu memberi penampilan yang

kental. Asam stearat dinetralkan dengan trietanolamin. Konsentrasi yang

digunakan dalam sediaan krim yaitu 1-20% (Rowe dkk., 2009)

b. Gliserin

Gliserin digunakan sebagai pelembab dan pelunak dalam formulasi sediaan

topikal. Gliserin digunakan juga sebagai pelarut dalam emulsi. Gliserin

digunakan sebagai pelembab dan pelunak dalam sediaan topikal adalah

dengan konsentrasi kurang dari 30% (Rowe dkk., 2009)

c. Natrium tetraborat

Natrium tetraborat digunakan sebagai agen pengemulsi dalam sediaan topikal,

misalnya krim (Rowe dkk., 2009)

Page 22: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

10

d. Trietanolamin

Trietanolamin umumnya digunakan dalam formulasi sediaan topikal,

terutama formulasi emulsi. Trietanolamin digunakan sebagai agen

pengemulsi yang menghasilkan butiran halus dan untuk menstabilkan tipe

emulsi minyak dalam air. TEA dengan konsentrasi 2-4% digunakan untuk

emulsifikasi (Rowe dkk., 2009)

e. Air suling

Air suling merupakan cairan jernih yang tidak berwarna, tidak berasa, dan

tidak berbau yang digunakan sebagai pelarut (Depkes RI, 1995a)

f. Nipagin

Nipagin (metil paraben) digunakan sebagai pengawet untuk fase air. Dalam

sediaan topikal digunakan sebagai pengawet dengan konsentrasi 0,02-0,3%

(Rowe dkk., 2009)

g. Oleum rosae

Oleum rosae (minyak mawar) merupakan minyak atsiri yang diperoleh

dengan penyulingan uap bunga segar misalnya Rosa gallica L. dan beberapa

varietas Rosa lain. Minyak mawar digunakan sebagai pengaroma (Depkes RI,

1979)

I. Karakteristik krim

a. Organoleptis

Pengujian organoleptis bertujuan untuk mengetahui warna, bentuk, dan bau

sediaan (Anief, 1997)

Page 23: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

11

b. Homogenitas

Pengujian homogenitas bertujuan untuk melihat kemerataan zat dalam

sediaan yang dibuat (Depkes RI, 1979)

c. Viskositas

Pengujian viskositas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tahanan

sediaan untuk mengalir (Remington, 1995)

d. Daya sebar

Pengujian daya sebar bertujuan untuk melihat seberapa besar luas daerah

sebar sediaan saat diaplikasikan pada kulit (Voight, 1995)

e. pH

Pengujian pH bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman atau kebasahan

dari sediaan krim. Krim memiliki pH sekitar 4,5-6,5, jika pH terlalu asam

akan menyebabkan iritasi kulit dan pH terlalu basa menyebabkan kulit

bersisik, maka Krim yang baik harus memenuhi persyaratan pH, sehingga

dapat diterima kulit dan tidak menyebabkan iritasi (Wasitaadmadja, 1997)

f. Tipe emulsi

Pengujian tipe emulsi untuk mengetahui tipe emulsi minyak dalam air atau air

dalam minyak pada sediaan krim yang dibuat (Anief, 1997)

g. Stabilitas

Pengujian stabilitas bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi

selama penyimpanan, dimana terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

stabilitas fisik suatu sediaan yaitu suhu, kelembaban, cahaya, dan oksigen

(Voight,1995).

Page 24: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasetika, Laboratorium

Farmakognosi, Laboratorium Kimia, Laboratorium Fisika Farmasi Prodi

Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2018

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu karakteristik dan

stabilitas krim ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L)

D. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah krim ekstrak etanol daun kelor (Moringa

oleifera L.) dengan variasi konsentrasi 2% dan 4 %

Page 25: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

13

E. Definisi Operasional

1. Daun Kelor adalah daun yang diambil dari Kelurahan Penfui, Kecamatan

Maulafa, Kota Kupang dengan kriteria berwarna hijau, tidak terlalu tua dan

tidak terlalu muda.

2. Krim ekstrak etanol daun kelor adalah krim yang dibuat dari ekstrak etanol

daun kelor (Moringa oleifera L.) yang diekstraksi menggunakan metode

maserasi dengan basis vanishing cream

3. Karakteristik krim adalah pengujian sediaan krim ekstrak etanol daun kelor

(Moringa oleifera L.) yang berupa uji organoleptis, uji daya sebar, uji

homogenitas, uji pH, uji tipe emulsi, dan uji viskositas

4. Stabilitas adalah pengujian kemampuan sediaan krim ekstrak etanol daun

kelor (Moringa oleifera L.) pada suhu rendah (±4ºC), suhu kamar (±25ºC),

dan pada suhu tinggi (±40ºC) yang disimpan selama 4 minggu

Page 26: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

14

F. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan adalah mortir & stamper, batang pengaduk, cawan

porselen, toples kaca maserasi, penangas air, spatel, pipet tetes, sendok

tanduk, blender (Miyako), labu alas bulat (Pyrex), erlenmeyer 250 ml

(Pyrex),beaker glass 250 ml (Pyrex), gelas ukur (Pyrex), timbangan digital

(Shimadzu), oven(Wtcbinder), Mousture Balance (KERN DBS60-3), kertas

perkamen, evaporator(Eyela), tabung reaksi (Pyrex), kertas perkamen,

viskometer(Wagtech), kertas indikator universal danpH meter (Milwaukee)

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun kelor (Moringa

oleifera L.),ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.),etanol 70% (one

med), asam asetat, H2SO4pekat (Emsure), H2SO4 6N (Emsure), serbuk Mg

(Emsure), HCl pekat (Emsure), FeCL3 1%, asam stearat, gliserin, natrium

tetraborat, trietanolamin, air suling, nipagin, dan oleum rosae

G. Prosedur Penelitian

1. Pembuatan Simplisia

Tanaman kelor sebelum digunakan akan dideterminasi yang dilakukan di

UPT Materia Medika Batu, Kota Batu, Jawa Timur. Daun kelor diambil di

Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang dengan kriteria daun

yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.Daun kelor kemudian

dipisahkan dari rantingnya. Daun kelor selanjutnya disortasi basah dicuci

dengan air. Selanjutnya daun kelor dikeringkan dengan cara diangin-

Page 27: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

15

anginkan pada suhu ruang tanpa terpapar sinar matahari langsung,

kemudiansimplisia daun kelor diserbuk.

2. Ekstraksi

Serbuk simplisia daun kelor sebanyak 300 gram direndam dengan 1500 ml

etanol 70%, lalu ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya.

Setelah 5 hari diserkai, peras, lalu cuci ampas dengan 750 etanol 70%.

Kemudian dipindahkan kedalam bejana tertutup, lakukan remaserasi selama

2 hari, lalu maserat dituang dan disaring. Hasil maserat kemudian diuapkan

dengan rotary evaporator dengan suhu 50ºC, hingga dihasilkan ekstrak

kental. Ekstrak kental tersebut ditimbang dan dihitung rendemen ekstrak

kental (Depkes RI, 2000).

Rendemen=

3. Uji Bebas Etanol

Pengujian bebas etanol dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam

tabung reaksi, kemudian ditambahkan asam asetat dan asam sulfat lalu

dipanaskan (tabung ditutupi aluminium foil). Ekstrak dikatakan bebas dari

etanol jika tidak ada bau ester yang khas dari ekstrak (Ditjen POM, 1987).

Page 28: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

16

4. Uji kualitatif ekstrak

a. Uji Kadar Air

Uji kadar air dilakukan dengan alat moisture balance. Ekstrak ditimbang

sebanyak 2 gram dimasukkan kedalam alat yang telah disiapkan dengan

suhu 105ºC dan waktu 60 menit. Kemudian catat kadar yang tertera pada

alat. Syarat kadar air untuk ekstrak kental adalah <10 % (Depkes RI,

1995b)

b. Uji Kandungan Flavonoid

Sebanyak 0,1 g ekstrak dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu

ditambahkan etanol 70% 1ml. Ekstrak kemudian ditambahkan serbuk Mg

dan HCl pekat. Ekstrak mengandung flavonoid jika terbentuknya warna

orange, merah, atau kuning(Putra dkk., 2016).

c. Uji kandungan polifenol

Sebanyak 0,1 g ekstrak ditambahkan pereaksi FeCl3 1%. Reaksi positif

jika terbentuk warna kehitaman atau biru tua (Putra dkk., 2016).

d. Uji kandungan steroid

Sebanyak 0,1 g ekstrak ditambahkan 2 ml kloroform kemudian

tambahkan H2SO46N 5 tetes. Reaksi positif ditandai dengan adanya

perubahan warna menjadi cokelat (Gafur dkk., 2013).

Page 29: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

17

5. Formulasi krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)

Tabel 1. Formula krim ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.)

Bahan F1 F2

Ekstrak etabol daun kelor 2% 4%

Asam stearat 27,72 27,15

Gliserin 19,52 19,12

Natrium tetraborat 0,39 0,38

Trietanolamin 1,95 1,91

Air suling 146,41 143,42

Nipagin 0,35 0,34

(Depkes RI, 1978)

Keterangan:

F1 : Krim dengan konsentrasi ekstrak 2%

F2 : Krim dengan konsentrasi ekstrak 4%

Pembuatan Krim

Krim akan dibuat sebanyak 200 g tiap formula.

Fase minyak (asam stearat dan gliserin) dipanaskan di atas penangas

air hingga melebur sempurna. Masukan hasil leburan kedalam mortir panas

lalu gerus. Fase air (trietanolamin, natriumtetraborat, dan aquadest)

dilarutkan diatas penangas air kemudian ditambahkan kedalam fase minyak

gerus hingga mortir dingin dan terbentuk emulsi. Dimasukkan ekstrak

etanol daun kelor dalam mortir, kemudian ditambahkan nipagin yang

sebelumnya dilarutkan dengan air panas (7 ml untuk formula I dan 6,8 ml

untuk formula II) sebagai pengawet dan minyak mawar sebagai pengaroma

sedikit demi sedikit lalu gerus hingga homogen. Krim dimasukkan dalam

pot salep.

Page 30: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

18

6. Identifikasi karakteristik sediaan krim ekstrak etanol daun kelor (Moringa

oleifera L.)

Sediaan krim yang telah dibuat dilakukan pengamatan untuk melihat

karakteristik sediaan yang meliputi :

a. Uji organoleptis

Pemeriksaan organoleptis meliputi penggunaan panca indera, yaitu

mendeskripsikan bentuk, warna, dan bau dari sediaan (Anief, 1997)

b. Uji homogenitas

Pengujian dilakukan dengan mengoleskan 0,1 g zat yang akan diuji

pada sekeping kaca atau bahan transparan yang cocok. Krim harus

homogen dan tidak terlihat adanya butiran halus (Depkes RI, 1979)

c. Uji viskositas

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan rotary viscometer dengan

cara memasukan sediaan pada gelas piala, kemudian memasang rotor

No. 4. Spindel dicelupkan kedalam sediaan kemudian alat dinyalakan,

kecepatan alat dipasang pada 10 rpm dan 20 rpm. Catat hasil yang

diperoleh (Remington, 1995)

d. Uji pH

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat pH meterdengan cara

mencelupkan alat kedalam sediaan lalu catat hasil yang tertera pada

alat. Rentang pH yang dapat diterima kulit adalah dengan rentang 4,5-

8,0 (SNI, 1996)

Page 31: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

19

e. Uji daya sebar

Pengujian daya sebar dilakukan dengan cara krim ditimbang sebanyak

0,5 g diletakkan ditengah cawan petri yang posisinya terbalik, cawan

petri yang lain diletakkan diatas krim, dibiarkan selama 1 menit

kemudian ukur diameter krim yang menyebar. Tambahkan beban 50

gram dan biarkan selama 1 menit, lalu catat kembali diameter sebaran.

Kemudian beban diganti dengan 100 g, catat perubahan diameter

sebaran (Voight, 1995)

f. Uji tipe emulsi

Pengujian tipe emulsi dilakukan dengan cara krim dimasukkan kedalam

erlenmeyer kemudian diencerkan dengan air (Anief, 1997)

g. Uji stabilitas

Pengujian stabilitas dilakukan dengan cara krim disimpan pada suhu

rendah (4-8ºC) yaitu dalam lemari pendingin, pada suhu kamar (±25ºC)

yaitu pada ruang laboratorium farmasetika dan suhu tinggi (40ºC)

dalam oven, kemudian diamati bentuk, warna, bau, homogenitas,

viskositas, dan pH. Pengamatan dilakukan pada minggu ke 0, 1, 2, 3

dan 4(Remington, 1995)

Page 32: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

20

H. Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif

dengan kategori:

1. Uji organoleptis tidak menunjukan adanya pemisahan fase emulsi, tidak

terjadi perubahan warna dan tidak timbulnya bau tengik (Anief, 1997)

2. Uji homogenitas tidak menunjukan adanya butiran halus pada saat dioleskan

pada kaca (Depkes RI, 1979)

3. Uji viskositas sediaan memenuhi syarat jika nilai viskositas berada pada

rentang 2000-50000 cps (Remington, 1995)

4. Uji pH niali pH yang diperoleh menunjukan nilai pH yang dapat diterima

kulit yaitu antara 4,5-8,0(SNI, 1996)

5. Uji daya sebar memenuhi syarat jika daya sebar berkisar antara 5-7 cm yang

berarti sangat mudah menyebar. Jika kurang dari 3 cm maka dikatakan tidak

menyebar (Voight, 1995)

6. Uji tipe emulsi jika krim dapat encer dengan air maka krim tersebut memiliki

tipe emulsi minyak dalam air (Anief, 1997)

7. Uji stabilitas dikatakan memenuhi syarat apabila setelah penyimpanan selama

4 minggu dan dengan 3 suhu berbeda krim tidak mengalami perubahan

warna, bentuk, bau, homogenitas, pH, daya sebar, viskositas, dan tipe emulsi

(Remington, 1995)

Page 33: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Ekstraksi Daun Kelor

Daun kelor yang digunakan diambil dari Kelurahan Penfui Kecamatan

Maulafa Kota Kupang. Serbuk simplisia yang diperoleh memiliki rendemen

sebesar 8,57% dan ekstrak etanol daun kelor yang memiliki rendemen sebesar

19,41 % (lampiran 5). Penelitianyang dilakukan oleh Hardiyanthi(2015)

rendemen ekstrak yang diperoleh sebesar 5,35 % lebih kecil dari renedemen

yang diperoleh pada penelitian ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,

diantaranya perbedaan jumlah simplisia yang digunakan. Pada penelitian ini

digunakan simplisia sebanyak 300 gram pada penelitian Hardiyanthi simplisia

yang digunakan hanya 50 gram. Hasil rendemen juga dipengaruhi oleh kadar

airekstrak.Semakin kecil kadar air semakin kecil pula ekstrak yang diperoleh

(Rahmawati, 2008).

Ekstrak kemudian dilakukan uji bebas etanol dengan metode

esterifikasi yang memberikan hasil positif karena setelah penambahan asam

asetat dan asam sulfatpada ektraktidak tercium aroma ester. Setelah dilakukan

uji bebas etanol dilakukan uji kadar air ekstrak, kadar air yang diperoleh adalah

5,31% yang berarti memenuhi syarat kadar air ekstrak kental, yaitu <10%

(Depkes RI, 1995b)(lampiran 6).

Page 34: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

22

B. Karakteristik dan Hasil Uji kualitatif Ekstrak Etanol Daun Kelor

Tabel 2. Tabel Hasil Uji Bebas Etanol Dan Kualitatif Ekstrak

No. Uji Hasil

1 Organoleptis Bau: khas daun kelor; bentuk:

kental; warna: hijau kecokelatan

2 Flavonoid +

3 Polifenol +

4 Steroid +

(Sumber: Data Primer Penelitian, 2018)

Uji organoleptis ekstrak yang diperoleh menunjukan hasil berbau khas

daun kelor, berbentuk kental dan memiliki warna hijau kecokelatan (lampiran

7 gambar 10).Uji kandungan flavonoid, polifenol dan steroid berturut-turut

memiliki hasil positif. Uji kandungan flavonoid menghasilkan warna merah

(lampiran 7 gambar 12), uji kandungan steroid menghasilkan warna cokelat

(lampiran 7 gambar 13), dan uji kandungan polifenol menghasilkan warna biru

tua, yang lama kelamaan menjadi kehitaman (lampiran 7 gambar 14).

C. Karakteristik Krim Ektrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)

Krim ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.) dibuat dalam dua

formula dengan basis yang sama, yaitu vanishing cream dengan perbedaan

konsentrasi 2 % untuk formula I dan 4% untuk formula II.Pengamatan yang

dilakukan terhadap sediaan krim, yaitu stabilitas krim meliputi organoleptis,

homogenitas, daya sebar, pH, tipe emulsi dan viskositas. Pengujian stabilitas

krim dilakukan untuk mengetahui apakah suatu sediaan krim dapat bertahan dan

tidak mengalami kerusakan apabila disimpan di suhu dan dalam jangka waktu

tertentu.

Page 35: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

23

Pengamatan dilakukan selama 4 minggu dengan 3 suhu penyimpanan

yang berbeda, yaitu suhu rendah, suhu kamar dan suhu tinggi(lampiran 7).

Pengamatan stabilitas krim harusnya dilakukan selama 12 minggu namun dalam

penelitian ini hanya dilakukan selama 4 minggu karena keterbatasan waktu.

1. Pengamatan Organoleptis

Tabel 3. Hasil pengamatan organoleptis krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.) Minggu Bau Bentuk Warna

SR SK ST SR SK ST SR SK ST

Formula I

0 TT TT TT SPE SPE SPE HM HM HM

1 TT TT T SPE SPE E HM HM HG

2 TT TT T SPE SPE SP HM HM HG

3 TT TT T SPE SPE SP HM HM HG

4 TT TT T SPE SPE SP HM HM HG

Formula II

0 TT TT TT SPE SPE SPE HT HT HT

1 TT TT T SPE SPE E HT HT HK

2 TT TT T SPE SPE SP HT HT HK

3 TT TT T SPE SPE SP HT HT HK

4 TT TT T SPE SPE SP HT HT HK

(Sumber: Data Primer Penelitian, 2018)

Keterangan:

SR=Suhu Rendah; SK= Suhu Kamar; ST=Suhu Tinggi; TT=Tidak Tengik;

T=Tengik; SPE=Semi Padat Encer SP=Semi Padat; E= Encer; HM= Hijau Muda;

HT=Hijau Tua; HK=Hijau Kecokeltan, HG=Hijau Gelap.

Hasil pengamatan organoleprtis krim formula I dan formula II

dengan masing-masing replikasi dan suhu penyimpanannya menunjukan

bahwa krim mengalami perubahan pada penyimpanan selama 4 minggu.

Perubahan bentuk yang spesifik terjadi pada kedua formula pada

penyimpanan suhu tinggi, bau bentuk dan warna kedua formula mengalami

perubahan. Formula I mengalami perubahan bentuk dari semi padat encer

menjadi encer yang kemudian menjadi semi padat, perubahan warna dari

hijau muda menjadi hijau gelap serta perubahan bau menjadi tengik yang

Page 36: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

24

sebelumnya memiliki aroma Oleum rosae. Formula II juga mengalami

perubahan bentuk dari semi padat encer menjadi encer kemudian menjadi

semi padat, perubahan warna dari hijau tua menjadi hijau kecokelatan serta

bau yang sebelumnya beraroma Oleum rosae menjadi tengik. Hal ini

disebabkan oleh kesalahan teknis pada saat penyimpanan. Krim disimpan

didalam oven dengan suhu yang diatur 40ºC, namun suhu pada oven tidak

stabil dan naik hingga ± 100ºC, menyebabkan krim berubah bentuk menjadi

encer. Perubahan warna dan bau pada krim disebabkan karena pada suhu

tinggi terjadi oksidasi yaitu antara krim dan oksigen serta dalam formula

mengandung trietanolamin yang merupakan amin bersifat basa dan

flavonoid mengandung senyawa fenol yang jika beraksi dengan basa akan

terjadi perubahan warna(Harbone, 1987) (lampiran 8).

2. Pengujian Homogenitas

Tabel 4. Hasil pengujian homogenitaskrim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.) Minggu Homogenitas

SR SK ST

Formula I

0 H H H

1 H H H

2 TH TH H

3 TH TH H

4 TH TH H

Formula II

0 H H H

1 H H H

2 H H H

3 H H H

4 H H H

(Sumber: Data Primer Penelitian,2018)

Keterangan:

SR=Suhu Rendah; SK= Suhu Kamar; ST=Suhu Tinggi; H=Homogen; TH=Tidak

Homogen.

Page 37: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

25

Pengujian homogenitas bertujuan untuk melihat kemerataan zar

dalam sediaan krim yang telah dibuat sehingga pada saat diaplikasikan

kepada kulit yang membutuhkan semua kulit memiliki kesempatan yang

sama untuk mendapat khasiat dari zat aktif yang terkandung dalam sediaan.

Pengamatan homogenitas formula I dari minggu ke-0 sampai

minggu ke-4 dengan masing-masing replikasi pada suhu penyimpanan yang

berbeda menunjukan terdapatnya butiran halus setelah dioleskan pada kaca

pada minggu ke-3 dan ke- 4 yang berarti sediaan dikatakan tidak homogen.

Hal ini disebabkan oleh pada saat krim dibuat terbentuk busa karena

kecepatan dalam pengadukan dan setelah disimpan terbentuk butiran kecil

pada krim. Formula II tetap homogen dari minggu ke-0 hingga minggu ke-4,

sehingga pada saat pemakaian semua zat aktif memiliki kesempatan yang

sama untuk menempati tempat terapi(lampiran 9).

3. Pengujian Viskositas

Tabel 5. Hasil pengujian viskositas krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.) Kecepatan Replikasi Rata-rata

1 2 3

Formula I

20 rpm 8836,1 cPs 9796,2cPs 9529 cPs 9387,1 cPs

Formula II

20 rpm 7050,4 cPs 6610,5cPs 7124,1cPs 6928,3 cPs

(Sumber: Data Primer Penelitian,2018)

Keterangan: cPs= satuan Viskositas; Rpm= Rotasi Permenit.

Pengujian viskositas dilakukan pada minggu ke-0 setelah krim

dibuat. Pengujian menggunakan viskometer dengan rotor nomor 4 dan

kecepatan 20 rpm untuk tiap formula dengan replikasi 3 kali. Berdasarkan

Page 38: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

26

data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kedua formula memenuhi

syarat viskositas krim yang berkisar antara 2000-50000 cps. Semakin besar

viskositas krim maka semakin baik kemampuan krim untuk melekat pada

kulit.

4. Pengujian pH

Pengujian pH krim dilakukan menggunakan pH meter pada minggu

ke-0 sampai minggu ke-3, pada minggu ke-4 menggunakan indikator

universal karena pH meter mengalami kerusakan. Pengujian pH dilakukan

untuk mengetahui apakah krim memiliki pH yang dapat diterima kulit tidak

terlampau asam atau basa yaitu berkisar antara 4,5-8,0(SNI, 1996).

pH krim yang diperoleh mengalami perubahan dari minggu ke-0

hingga minggu ke-4 namun masih masuk dalam rentang syarat pH kulit

(lampiran 10).

5. Pengujian Daya Sebar

Pengujian daya sebar kedua formula dilakukan dari awal setelah

krim dibuat dengan masing-masing replikasi sampai pada minggu ke-4.

Pengujian daya sebar dilakukan untuk melihat seberapa besar luas daerah

sebaran suatu krim pada saat diaplikasikan pada kulit. Semakin besar daya

sebar krim maka semakin luas kontak antara krim dan kulit sehingga zat

aktif dapat menyebar secara merata pada kulit (lampiran 11).

Page 39: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

27

Gambar 1. Kurva daya sebar krim suhu tinggi

Daya sebar pada penyimpanan suhu tinggi mengalami penurunan

yang tidak stabil, Hal ini disebabkan oleh kesalahan teknis pada saat

penyimpanan. Krim disimpan didalam oven dengan suhu yang diatur 40ºC,

namun suhu pada oven tidak stabil dan naik hingga ± 100ºC, sehingga pada

saat krim di amati berubah encer dan kemudian memadat kembali, pada saat

penambahan beban daya sebar krim tidak mengalami peningkatan yang

signifikan. Sehingga daya sebar yang diperoleh <5 cm yang berarti tidak

memenuhi syarat.

0

1

2

3

4

5

6

7

Cawan 50 100

F1M0

F1M1

F1M2

F1M3

F1M4

F2M0

F2M1

F2M2

F2M3

F2M4

Daya Sebar Krim Suhu Tinggi

Day

a Se

bar

(cm

)

Beban (gram)

Page 40: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

28

Gambar 2. Kurva daya sebar krim suhu kamar

Daya sebar pada penyimpanan suhu kamar mengalami kenaikan

seiring ditambahnya beban sehingga krim pada suhu kamar memiliki daya

sebar yang memenuhi syarat, yaitu sekitar 5-7 cm.

Gambar 3.Kurva daya sebar krim suhu rendah

0

1

2

3

4

5

6

7

Cawan 50 100

F1M0

F1M1

F1M2

F1M3

F1M4

F2M0

F2M1

F2M2

F2M3

F2M4

Daya Sebar Krim Suhu kamar

Day

a Se

bar

(cm

)

Beban (gram)

0

1

2

3

4

5

6

7

Cawan 50 100

F1M0

F1M1

F1M2

F1M3

F1M4

F2M0

F2M1

F2M2

F2M3

F2M4

Daya Sebar Krim Suhu Rendah

Day

a Se

bar

(cm

)

Beban (gram)

Page 41: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

29

Daya sebar pada suhu rendah juga memenuhi syarat. Maka dapat

disimpulkan bahwa daya sebar pada suhu rendah dan suhu kamar memenuhi

syarat sehingga pada saat krim dioleskan pada kulit, krim dapat menyebar

dengan baik, namun krim pada suhu tinggi tidak memenuhi daya sebar karena

memiliki daya sebar < 5cm (lampiran 11).

6. Pengujian Tipe Emulsi

Tabel 6. Hasil pengujian daya sebar krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)

Minggu Tipe Emulsi

SR SK ST

Formula I

0 M/A M/A M/A

1 M/A M/A M/A

2 M/A M/A M/A

3 M/A M/A M/A

4 M/A M/A M/A

Formula II

0 M/A M/A M/A

1 M/A M/A M/A

2 M/A M/A M/A

3 M/A M/A M/A

4 M/A M/A M/A

(Sumber: Data Primer Penelitian, 2018)

Pengujiantipe krim dilakukan dengan cara pengenceran

menggunakan air. Tipe krim diuji mulai dari awal setelah krim dibuat

hingga minggu ke-4 dengan masing-masing replikasi.Berdasarkan hasil uji

tipe emulsi kedua formula dengan masing-masing replikasi dan suhu

penyimpananmenunjukan kedua formula memiliki tipe emulsi minyak

dalam air. krim tipe minyak dalam air memiliki sifat mudah dicuci dengan

air, tidak lengket pada kulit dan menciptakan rasa dingin pada kulit serta

krim mudah kering setelah dioleskan pada kulit.

Page 42: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

30

Tabel 7.Hasil pengujian Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera

L.)Pada Suhu Penyimpanan

Uji Suhu Rendah Suhu Kamar Suhu Tinggi

Formula I

Organoleptis MS MS TMS

Homogenitas TMS TMS MS

Viskositas MS MS MS

Ph MS MS MS

Daya Sebar MS MS TMS

Tipe Emulsi MS MS MS

Formula II

Organoleptis MS MS TMS

Homogenitas MS MS MS

Viskositas MS MS MS

pH MS MS MS

Daya Sebar MS MS TMS

Tipe Emulsi MS MS MS (Sumber: Data Primer Penelitian, 2018)

Keterangan: TMS=Tidak Memenuhi Syarat; MS=Memenuhi Syarat.

Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat bahwa pada penyimpanan suhu

renda dan suhu kamar kedua formula memenuhi syarat uji organoleptis,

viskositas, pH, daya sebar, dan tipe emulsi, namun pada penyimpanan suhu

tinggi kedua formula tidak memenuji syrata uji organoleptis dan daya sebar.

Formula I juga tidak memenuhi syarat uji homogenitas pada suhu rendah

dan suhu kamar.

Uji organoleptis dan uji daya sebar tidak memenuhi syarat karena

terjadi perubahan bau, bentuk, dan warna krim pada penyimpanan suhu

tinggi. Pada saat dilakukan pengujian daya sebar krim pada penyimpanan

suhu tinggi tidak menunjukan perubahan yang signifikan walaupun sudah

ditambah beban sehingga hanya memiliki daya sebar <5cm.

Page 43: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

31

Tabel 8. Simpulan hasil pengujian Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.) Formula Organoleptis Homogenitas Viskositas pH Daya

Sebar

Tipe

Emulsi

I - - + + - +

II - + + + - +

(Sumber: Data Primer Penelitian, 2018)

Keterangan: +=Memenuhi Syarat; - = Tidak Memenuhi Syarat

Berdasarkan semua uji yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa

formula I tidak memenuhi syarat organoleptis, homogenitas dan daya sebar

sedangkan formula II tidak memenuhi syarat organoleptis dan daya sebar.

Perbedaan variasi konsentrasi krim ekstrak etanol daun kelor tidak

memiliki pengaruh yang spesifik terhadap karakteristik dan stabilitas krim,

namun bedasarkan pengamatan organolepstis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa semakin banyak ekstrak yang ditambahkan semakin

cokelat warna krim yang terbentuk.

Hasil penelitian yang negatif disebabkan oleh beberapa kekurangan

dalam proses penelitian diantaranya, kesalahan dalam penyimpanan suhu

tinggi (oven), dan terjadinya kerusakan alat sehingga pada saat pengujian

harus menggunakan alat lain, yaitu pH meter diganti dengan kertas indikator

universal.

Page 44: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh dapat di simpulkan

bahwa:

1. KrimEkstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)formula I dan II

memenuhi syarat karakteristik krim meliputi pH (4,5-8), viskositas (2000-

50000 cPs), dan tipe emulsi (M/A) namun tidak memenuhi pengujian daya

sebar (5-7 cm) dan organoleptis. Formula I juga tidak memenuhi syarat

homogenitas.

2. KrimEkstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)yang telah dibuat stabil

dalam penyimanan suhu rendah dan suhu kamar namun tidak stabil pada

penyimpanan suhu tinggi ditandai dengan terjadinya perubahan warna,

bentuk, dan aroma.

B. Saran

Bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang aktivitas antioksidan dari

krimekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.), dan melakukan standarisasi

krim serta pengujian stabilitas krim secara mikrobiologi.

Page 45: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

33

DAFTAR PUSTAKA

Aminah, S., Ramdhan, T., dan Yanis, M., 2015. Kandungan Nutrisi dan Sifat

Fungsional Tanaman Kelor (Moringa oleifera). Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Jakarta, Volume 5 .

Anief, M., 1997. Formulasi Obat Topikal Dengan Dasar Penyakit Kulit, Cetakan

Pertama. UGM Press, Yogyakarta.

--------- M., 2006. Ilmu Meracik Obat Teori Dan Praktik. Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.

Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, IV. ed. UI Press, Jakarta.

Das, A.K., Rajkumar, V., Verma, A.K., dan Swarup, D., 2012. Moringa Oleifera

Leaves Extract: A Natural Antioxidant For Retarding Lipid Peroxidation In

Cooked Goat Meat Patties. International Journal of Food Science and

Technology, 585–591.

Depkes RI, 1978. Formularium Nasional, II. ed. Jakarta.

----------- 1979. Farmakope Indonesia, III. ed. Direktorat Jendral Pengawasan Obat

dan Makanan, Jakarta.

----------- 1995a. Farmakope Indonesia, IV. ed. Direktorat Jendral Pengawasan Obat

dan Makanan, Jakarta.

----------- 1995b. Materia Medika Indonesia Jilid IV. Direktorat Jendral Pengawasan

Obat dan Makanan, Jakarta.

----------- 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat

Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Ditjen POM, 1986. Sediaan Galenik. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan

Makanan, Jakarta.

---------- 1987. Analisis Obat Tradisional. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan

Makanan R. I., Jakarta.

Fahey, J.W., 2005. Moringa Oleifera: A Review of the Medical Evidence for Its

Nutritional, Therapeutic, and Prophylactic Properties. Part I. Trees for

Live Journal, USA.

Fuglie, L., 2001. The Miracle Tree : The Multiple Attributes of Moringa. Dakar, .

Gafur, M.A., Isa, L., dan Bialangi, N., 2013. Isolasi dan Identifikasi Senyawa

Flavonoid dari Daun Jamblang (Syzygium cuminy). Universitas Gorontalo,

Gorontalo, .

Page 46: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

34

Harbone, J.B., 1987. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Hardiyanthi, F., 2015. 'Pemanfaatan Aktivitas Antioksidan Daun Kelor (Moringa

oleifera L.) Dalam Sediaan Hand and Body Cream', . UniversitasIslam

Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Krisnadi, A.D., 2010. Kelor Super Nutrisi. Pusat Informasi dan Pengembangan

Tanaman Kelor Indonesia, Blora.

Kurniasih, 2014. Khasiat Dan Manfaat Daun Kelor. Pustaka Baru Press, Yogyakarta.

Lephart, E.D., 2016. Skin Aging And Oxidative Stress: Equol’s Anti-Aging Effects

Via Biochemichal And Molecular Mechanisms.

Putra, I.W.D.P., Dharmayudha, A.A.G.O., dan Sudimartini, L.M., 2016. Identifikasi

Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L) di Bali.

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, .

Rahmawati, I., 2008. 'Penentuan Lama Pengeringan Pada Pembuatan Serbuk Biji

Alpukat', , Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian, . Universitas Brawijaya,

Malang.

Remington, J.P., 1995. The Science and Practice of Pharmacy 19th Edition. Mark

Publishing Company, Easton Pensylvania.

Rollof, M.M., Weisgerber, U., Lang, B., dan Stimm, 2009. Moringa Oleifera LAM.

WILLEY-VCH Verlag GmbH & Co. KgaA, Weinheim.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Owen, S.C., 2009. Hanbook Of Pharmaceutical

Exipients, 5th ed. The Pharmaceutical Press, London.

SNI, 1996. Sediaan Tabir Surya. Badan Standarisasi Nasional.

Sugihartini, N. dan Nuryanti, E., 2016. Formulasi Krim Ekstrak Daun Kelor

(Moringa oleifera) sebagai Sediaan Antiaging. Fakultas Farmasi

Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, .

Sutrisno, L., 2011. Efek Pemberian Ekstrak Metanol Daun Kelor (Moringa oleifera)

Meningkatkan Apoptosis Pada Sel Epitel Kolon Tikus (Rattus Norvegius)

Wistar yang diinduksi 7,12 Dimetilbenzen. Malang: Universitas Brawijaya,

.

Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Tilong, A., 2012. Ternyata, Kelor Penakluk Diabetes. DIVA Press, Jogjakarta.

Page 47: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

35

Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaue, G., dan Kaur, H., 2011. Phytochemical

Screening And Extraction: A Review, International Pharmaceutical Sciencia

Vol.1: .

Voight, R., 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, 5th edition. ed. UGM Press,

Yogyakarta.

Wasitaadmadja, S.M., 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta Penerbit UI

Press.

Yameogo, W.C., Bengaly, D.M., Savadogo, A., Nikièma, P.A., dan Traoré, S.A.,

2011. Determination of Chemical Composition and Nutritional values of

Moringa oleifera Leaves. Pakistan Journal of Nutrition, 10: 264–268.

Page 48: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

36

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

Page 49: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

37

Lampiran 2.Surat Determinasi Tumbuhan Kelor

Page 50: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

38

Lampiran 3. Skema Kerja

Pembuatan simplisia

Ekstrak etanol daun

kelor

Tumbuhan kelor di

determinasi kemudian

dicuci, dirajang, ditimbang,

dikeringkan, diserbukkan

Pengujian kadar air dan bebas

etanol

Formulasi krim ekstrak

etanol daun kelor

Mengidentifikasi karakteristik

dan stabilitas krim ekstrak

etanol daun kelor

Perhitungan rendemen

Diekstraksi dengan metode

maserasi menggunakan pelarut

etanol 70%

Uji homogenitas

Uji organileptis

Uji pH

Uji daya sebar

Uji viskositas

Uji tipe emulsi

Uji stabilitas

Page 51: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

39

Lampiran 4. Perhitungan pengambilan bahan

1. Etanol

Maserasi dilakukan dengan perbandingan 10 : 75 maka untuk 200 gram

simplisia kering dibutuhkan etanol sebanyak 2250 ml etanol 70%

2. Formula I

a. Ekstrak etanol daun kelor

b. Vanising cream

200 - 4 g = 196 g

1) Asam stearat

2) Gliserin

3) Natrium tetraborat

4) Trietanolamin

5) Air suling

6) Nipagin

Page 52: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

40

3. Formula II

a. Ekstrak etanol daun kelor

b. Vanising cream

200 - 8 g = 192 g

1) Asam stearat

2) Gliserin

3) Natrium tetraborat

4) Trietanolamin

5) Air suling

6) Nipagin

Page 53: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

41

Lampiran 5. Lampiran Perhitungan Rendemen Simplisia dan Ekstrak

Bobot sampel segar = 3500 g

Serbuk simplisia = 300 g

% Rendemen =

= 8,57 %

Bobot simplisia =300 g

Bobot cawan = 82,95 g

Bobot ektrak + cawan = 141,20 g

Bebot ekstrak = (bobot ekstrak + bobot cawan) – bobot cawan

=141,20 g -82,95 g

=58,25 gram

% Rendemen =

=19, 41 %

Page 54: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

42

Lampiran 6. Data Kadar Air Ekstrak

Replikasi 1 2 3

Bobot (g) 2,060 2,056 2,105

Hasil 4,97% L 5,19%L 5,76%L

Rata- rata 5,31%L

Page 55: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

43

Lampiran 7. Proses Pembuatan Krim EkstrakEtanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)

Gambar 4. Daun Kelor Segar

Gambar 5. Proses Pengeringan

Gambar 6. Proses Penyerbukan

Gambar 7. Serbuk Simplisia

Gambar 8. Proses Maserasi

Gambar 9. Pemekatan Ekstrak Dengan

Evaporator

Gambar 10. Ekstrak kental

Gambar 11. Uji Bebas Etanol

Page 56: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

44

Gambar 12. Identifikasi Senyawa

Flavonoid

Gambar 13. Identifikasi Senyawa Steroid

Gambar 14. Identifikasi Senyawa

Polifenol

Gambar 15. Penimbangan Bahan

Gambar 16. Krim formula I

Gambar 17. Krim Formula II

Page 57: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

45

Gambar 18. Pengujian Viskositas Krim

Gambar 19. Pengujian pH Krim

Page 58: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

46

Gambar 20. Pengujian Daya Sebar Krim

Suhu Rendah Suhu Kamar Suhu Tinggi

Gambar 21. Pengujian Homogenitas

Page 59: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

47

Gambar 22. Pengujian Tipe Emulsi

Gambar 23. Penyimpanan Krim Pada Suhu Rendah, Suhu Kamar, Dan Suhu

Tinggi

Page 60: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

48

Lampiran 8.Hasil Uji Organoleptis Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)

Formula Replikasi Penyimpanan pengamatan Minggu

0 1 2 3 4

I 1 Suhu Rendah Bau Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae

Bentuk Semi padat

encer

Semi padat

encer

Semi padat

encer

Semi padat

encer

Semi padat

encer

Warna Hijau muda Hijau muda Hijau muda Hijau muda Hijau muda

2 Suhu Kamar Bau Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae

Bentuk Semi padat

encer

Semi padat

encer

Semi padat

encer

Semi padat

encer

Semi padat

encer

Warna Hijau muda Hijau muda Hijau muda Hijau muda Hijau muda

3 Suhu Tinggi Bau Oleum rosae Tengik Tengik Tengik Tengik

Bentuk Semi padat

encer

Encer Semi padat Semi padat Semi padat

Warna Hijau muda Hijau gelap Hijau gelap Hijau gelap Hijau gelap

II 1 Suhu Rendah Bau Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae

Bentuk Semi padat

encer

Semi padat

encer

Semi padat

encer

Semi padat

encer

Semi padat

encer

Warna Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua

2 Suhu Kamar Bau Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae

Bentuk Semi padat

encer

Semi padat

encer

Semi padat

encer

Semi padat

encer

Semi padat

encer

Warna Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua

3 Suhu Tinggi Bau Oleum rosae Tengik Tengik Tengik Tengik

Bentuk Semi padat

encer

Encer Semi padat Semi padat Semi padat

Warna Hijau tua Hijau

kecokelatan

Hijau

kecokelatan

Hijau

kecokelatan

Hijau

kecokelatan

Page 61: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

49

Lampiran 9. HasilUji Homogenitas Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor Moringa

oleifera L.)

Formula Replikasi Penyimpanan Minggu

0 1 2 3 4

I 1 Suhu Rendah Homogen Homogen Tidak

Homogen

Tidak

Homogen

Tidak

Homogen

Suhu Kamar Homogen Homogen Tidak

Homogen

Tidak

Homogen

Tidak

Homogen

Suhu Tinggi Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

2 Suhu Rendah Homogen Homogen Tidak

Homogen

Tidak

Homogen

Tidak

Homogen

Suhu Kamar Homogen Homogen Tidak

Homogen

Tidak

Homogen

Tidak

Homogen

Suhu Tinggi Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

3 Suhu Rendah Homogen Homogen Tidak

Homogen

Tidak

Homogen

Homogen

Suhu Kamar Homogen Homogen Tidak

Homogen

Tidak

Homogen

Tidak

Homogen

Suhu Tinggi Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

II 1 Suhu Rendah Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

Suhu Kamar Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

Suhu Tinggi Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

2 Suhu Rendah Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

Suhu Kamar Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

Suhu Tinggi Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

3 Suhu Rendah Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

Suhu Kamar Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

Suhu Tinggi Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

Page 62: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

50

Lampiran 10. Hasil Uji pH Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera

L.)

Formula Replikasi Penyimpanan Minggu

0 1 2 3 4

I 1 Suhu Rendah 7,1 7,0 6,9 7,1 7

Suhu Kamar 7,1 7,0 6,5 7,1 6

Suhu Tinggi 7,1 7,0 6,3 5,6 6

2 Suhu Rendah 7,1 7,1 6,9 7 6

Suhu Kamar 7,1 7,1 6,7 7,1 6

Suhu Tinggi 7,1 6,9 6,4 5,6 6

3 Suhu Rendah 7,1 7,0 6,8 7,2 7

Suhu Kamar 7,1 7,1 6,7 7 7

Suhu Tinggi 7,1 7,0 6,5 5,5 6

II 1 Suhu Rendah 6,8 6,8 6,7 6,8 7

Suhu Kamar 6,8 6,8 6,4 6,8 6

Suhu Tinggi 6,8 6,9 6,6 5,8 6

2 Suhu Rendah 6,8 6,7 6,5 6,9 7

Suhu Kamar 6,8 6,5 6,5 6,6 7

Suhu Tinggi 6,8 6,8 6,8 5,9 6

3 Suhu Rendah 6,8 6,5 6,7 6,8 6

Suhu Kamar 6,8 6,8 6,7 6,7 6

Suhu Tinggi 6,8 6,9 6,5 6 6

Page 63: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

51

Lampiran 11.Hasil Uji Daya Sebar Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor Moringa oleifera L.)

Minggu ke-0 (pada saat awal setelah krim dibuat)

Formula Beban

(g)

Suhu

rendah

Suhu

kamar

Suhu

Tinggi

Replikasi

1 2 3 Rata-

rata

1 2 3 Rata-

rata

1 2 3 Rata-

rata

I Cawan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

50 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3

100 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6

II Cawan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

50 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2

100 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5

Minggu ke-1

Formula Beban

(g)

Suhu

rendah

Suhu

kamar

Suhu

Tinggi

Replikasi

1 2 3 Rata-

rata

1 2 3 Rata-

rata

1 2 3 Rata-

rata

I Cawan 3,5 3,5 3,2 3,4 3,6 3,5 3,8 3,6 2 2,1 1,8 1,9

50 4,3 4,6 4,7 4,5 4.5 4,8 4,5 4,6 2 2,3 2 2,1

100 5,5 5,5 5,7 5,6 5,4 5,5 6 5,6 2,3 2,3 2 2,2

II Cawan 3,5 3,3 3,5 4 3 3,6 3,8 3,4 1,8 2 2 1,9

50 4 4 4,1 4 4,3 4,5 4,5 4,4 2 2 2 2

100 5,3 5,5 5,6 5,5 5 5,3 5,8 5,4 2 2,2 2,1 2,1

Page 64: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

52

Minggu ke-2

Formula Beban

(g)

Suhu

rendah

Suhu

kamar

Suhu

Tinggi

Replikasi

1 2 3 Rata-

rata

1 2 3 Rata-

rata

1 2 3 Rata-

rata

I Cawan 3,8 3,5 3,2 3,5 3,5 3,8 3,5 3,6 2 2 2 2

50 5 4,8 4,6 4,8 4,1 4,7 4,4 4,4 2,1 2,1 2 2,1

100 6 5,6 5,7 5,7 5 5,6 5,8 5,4 2,1 2,3 2 2,1

II Cawan 3,6 3,5 3,5 3,5 3,3 3,6 3,8 3,5 2,1 2 2,3 2,1

50 4 4 4,1 4 4,3 4,5 4,7 4,5 2,6 2,3 2 2,3

100 5,5 5,5 5,8 5,6 5,5 5,3 6 5,6 2,7 2,3 2,1 2,3

Minggu ke-3

Formula Beban

(g)

Suhu

rendah

Suhu

kamar

Suhu

Tinggi

Replikasi

1 2 3 Rata-

rata

1 2 3 Rata-

rata

1 2 3 Rata-

rata

I Cawan 4 3,3 3,5 3,6 3,4 3,5 3 3,3 2 2 2,2 2,1

50 4,3 4,3 4,7 4,4 4 5 4,5 4,5 2,5 2,4 2,5 7,4

100 5,5 5,4 6 5,6 5,5 6,3 5 5,6 2,8 2,6 2,8 2,7

II Cawan 3,5 3,7 3,4 3,5 3 3,5 4 3,5 2 2 2 2

50 4 4,8 4 4,2 4,5 4 5,8 4,7 2,1 2 2,3 2,1

100 5,5 6 5 5,5 5 5,4 6,3 5,6 2,8 2,5 2,8 2,7

Page 65: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

53

Minggu ke-4

Formula Beban

(g)

Suhu

rendah

Suhu

kamar

Suhu

Tinggi

Replikasi

1 2 3 Rata-

rata

1 2 3 Rata-

rata

1 2 3 Rata-

rata

I Cawan 3,5 3 3,3 3,3 3,2 3 3,3 3,2 2,1 2 2,2 2,2

50 4,2 4,3 4 4,2 4 4 4 4 2,3 2,1 2,3 2,2

100 5 5 5,2 5,1 5,5 5,1 5 5,2 2,4 2,2 2,3 2,3

II Cawan 3,5 3,8 3 3,4 3,6 3,2 3 3.3 2,3 2 2 2,1

50 4,4 4 4,3 4,2 4,2 4,8 4,3 4,4 2,3 2,1 2,1 2,1

100 5,4 5 5,5 5,3 5,3 5,2 5,5 5,3 2,5 2,1 2,2 2,3

Page 66: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

54

Lampiran 12.Hasil Uji Tipe Emulsi krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa

oleifera L.)

Formula Replikasi Penyimpanan Minggu

0 1 2 3 4

I 1 Suhu Rendah M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Kamar M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Tinggi M/A M/A M/A M/A M/A

2 Suhu Rendah M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Kamar M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Tinggi M/A M/A M/A M/A M/A

3 Suhu Rendah M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Kamar M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Tinggi M/A M/A M/A M/A M/A

II 1 Suhu Rendah M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Kamar M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Tinggi M/A M/A M/A M/A M/A

2 Suhu Rendah M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Kamar M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Tinggi M/A M/A M/A M/A M/A

3 Suhu Rendah M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Kamar M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Tinggi M/A M/A M/A M/A M/A

Page 67: KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN KRIM ...repository.poltekeskupang.ac.id/268/1/MARIA SUSANA MOE.pdfobat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan

55

Lampiran 13. Surat Keterangan Selesai Penelitian