sediaan semisolida

47
SEDIAAN SEMISOLIDA I. TUJUAN PRAKTIKUM Mempelajari aspek-aspek yang terkait dalam pembuatan sediaan semisolida. II. TEORI DASAR Pengertian salep Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. ( FI III) Salep adalah sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir. (FI IV) Aturan umum pembuatan salep : 1. Bagian – bagian yang dapat larut dalam sejumlah campuran lemak yamg diperuntukkan bilamana perlu dilarutkan dengan pemanasan di dalamnya. 2. Zat-zat yang mudah larut dalam air kecuali ditentukan lain ,bila banyak nya air yang dipergunakan untuk pelarutan dapat dipungut oleh jumlah campuran lemak yang telah ditentukan, mula-mula dilarutkan dalam air; banyaknya air yang dipergunakan mula-mula dikurangi dari jumlah yang telah ditentukan dari campuran lemak. 3. Zat-zat yang dalam lemak dan dalam air atau kurang cukup dapat larut harus sebelumnya dijadikan serbuk, dan diayak melalui dasar ayakan B40. Pada pembuatan unguenta ini zat yang padat sebelumnya dicampur rata dengan lemak, yang beratnya sama atau 1

Upload: primawahyuni3

Post on 05-Aug-2015

834 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEDIAAN SEMISOLIDA

SEDIAAN SEMISOLIDA

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Mempelajari aspek-aspek yang terkait dalam pembuatan sediaan semisolida.

II. TEORI DASAR

Pengertian salep

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai

obat luar. ( FI III)

Salep adalah sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian topical pada

kulit atau selaput lendir. (FI IV)

Aturan umum pembuatan salep :

1. Bagian – bagian yang dapat larut dalam sejumlah campuran lemak yamg

diperuntukkan bilamana perlu dilarutkan dengan pemanasan di dalamnya.

2. Zat-zat yang mudah larut dalam air kecuali ditentukan lain ,bila banyak nya air

yang dipergunakan untuk pelarutan dapat dipungut oleh jumlah campuran lemak

yang telah ditentukan, mula-mula dilarutkan dalam air; banyaknya air yang

dipergunakan mula-mula dikurangi dari jumlah yang telah ditentukan dari

campuran lemak.

3. Zat-zat yang dalam lemak dan dalam air atau kurang cukup dapat larut harus

sebelumnya dijadikan serbuk, dan diayak melalui dasar ayakan B40. Pada

pembuatan unguenta ini zat yang padat sebelumnya dicampur rata dengan lemak,

yang beratnya sama atau setengahnya,bilamana perlu sebelumnya dilelehkan dan

kemudian sejumlah sisa lemaknya telah atau tidak dilelehkan ditambahkan

sebagian demi sebagian.

4. Apabila unguenta dibuat dengan perlelehan, maka campurannya harus diaduk

sampai dingin. 

Penggolongan salep :

A. Berdasar aksi terapi

1. Salep epidermis 

2. Salep endodermis

3. Salep diadermis

1

Page 2: SEDIAAN SEMISOLIDA

B. Berdasar komposisi (dasar salep)

Berdasarkan komposisi dasar salep dapat digolongkan sebagai berikut

1. Dasar salep hidrokarbon,yaitu terdiri dari antara lain: 

Vaselin putih,Vaselin kuning

Campuran Vaselin dengan malam putih, malam kuning

Parafin encer, Parafin padat

Minyak tumbuh-tumbuhan

2. Dasar salep serap,yaitu dapat menyerap air terdiri antara lain:

Adeps lanae

Unguentum Simplex Campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian

minyak wijen

3. Dasar salep dapat dicuci dengan air

“Dasar salep” tipe emulsi M/A = Vanishing cream

Emulsiflying ointment BP

Hyrophilik ointment

4. Dasar salep larut dalam air

Polyethylenglycol ointment USP

Tragacanth

PGA

C. Berdasar fisik-konsistensi (viskositas = kekentalan)

1. Cairan kental/encer : linimentum

2. Setengah padat : cream – unguentum – pasta

3. Lebih bersifat padat : sapo medicatus, emplastrum

Zat-zat yang dapat dilarutkan dalam dasar salep

Umumnya kelarutan obat dalam minyak lemak lebih besar daripada dalam vaselin.

Champora, Mentholum, Phenolum, Thymolum dan Guayacolum lebih mudah

dilarutkan dengan cara digerus dalam mortir dengan minyak lemak. Bila dasar salep

mengandung vaselin, maka zat-zat tersebut digerus halus dan tambahkan sebagian (+

sama banyak) Vaselin sampai homogen, baru ditambahkan sisa vaselin dan bagian

dasar salep yang lain. Champora dapat dihaluskan dengan tambahan Spiritus fortior

atau eter secukupnya sampai larut setelah itu ditambahkan dasar salep sedikit demi

sedikit, diaduk sampai

2

Page 3: SEDIAAN SEMISOLIDA

spiritus fortiornya menguap. Bila zat-zat tersebut bersama-sama dalam salep, lebih

mudah dicampur dan digerus dulu biar meleleh baru ditambahkan dasar salep sedikit

demi sedikit.

Zat-zat yang mudah larut dalam air

Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air yang tersedia maka

obatnya dilarutkan dulu dalam sebagian dulu dalam air dan dicampur dengan bagian

dasar salep yang dapat menyerap air, setelah seluruh obat dalam air terserap, baru

ditambahkan bagian-bagian lain dasar salep, digerus dan diaduk hingga homogen.

Dasar salep yang dapat menyerap air antara lain ialah Adeps lanae, Unguentum

Simplex, hydrophilic ointment. Dan dasar salep yang sudah mengandung air antara

lain Lanoline (25% air), Unguentum Leniens (25%), Unguentum Cetylicum hydrosum

(40%).

Zat-zat yang kurang larut atau tidak larut dalam dasar salep

Zat-zat ini diserbukkan dulu dengan derajat halus serbuk pengayak no.100. setelah itu

serbuk dicampur baik-baik dengan sama berat masa salep, atau dengan salah satu

bahan dasar salep. Bila perlu bahan dasar salep tersebut dilelehkan terlebih dahulu,

setelah itu sisa bahan-bahan yang lainditambahkan sedikit demi sedikit sambil digerus

dan diaduk hingga homogen. Untuk pencegahan pengkristalan pada waktu

pendinginan, seperti Cera flava, Cera alba, Cetylalcoholum dan Paraffinum solidum

tidak tersisa dari dasar salep yang cair atau lunak.

Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu massa salep Balsem-balsem dan minyak

atsiri, balsam merupakan campuran dari damar dan minyak atsiri, jika digerus terlalu

lama akan keluar damarnya sedangkan minyak

atsirinya akan menguap. Kualitas salep yang baik adalah

1. Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh oleh

suhu dan kelembaban kamar.

2. Lunak,semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh

produk harus lunak dan homogen.

3. Mudah dipakai atau mudah dioleskan.

4. Dasar salep yang cocok.

5. Dapat terdistribusi merata.

3

Page 4: SEDIAAN SEMISOLIDA

Pengertian pasta

Pasta adalah sediaan berupa massa lunak yang dimaksudkan untuk pemakaian luar.

Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam

jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak

yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik atau

pelindung kulit.

Komposisi Formula

Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam

jumlah besar dengan vaselin atau paraffin cair atau dengan bahan dasar tidak

berlemak yang dibuat dengan gliserol, musilago, atau sabun.

Basis

Macam-macam Basis Pasta :

1. Basis Hidrokarbon

Karakteristik :

Tidak diabsorpsi oleh kulit

Inert

Tidak tercampurkan dengan air

Daya absorbs air rendah

Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air &

meningkatkan hidrasi sehingga meningkatkan abbsorbsi obat melalui kulit

2. Basis Absorpsi

Karakteristik : bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan

larutan cair.

Non emulsi co : wool fat, wool alcohol, Bees wax, kolesterol.

Emulsi A/M co : Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream.

3. Larut Air

contoh : PEG

Cara pembuatan pasta

Bahan dasar yang berbentuk setengah padat dicairkan lebih dulu, baru dicampur

dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen.

Pembuatan pasta baik dalam ukuran besar maupun kecil dibuat dengan dua metode:

1. Pencampuran

4

Page 5: SEDIAAN SEMISOLIDA

Komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala cara sampai sediaan

yang rata tercapai.

2. Peleburan.

Semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan melebur bersama

dan didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental.Komponen-

komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang

sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk.

Jelly adalah salep sangat lunak, hampir mencair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin,

digunakan pada membran mukosa, sebagai pelicin atau dasar salep obat, dapat dicuci

dengan air.

Evaluasi akhir Sediaan semisolid Dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :

1. Evaluasi Fisik.

Homogenitas diantara dua lapis film, secara makroskopis : alirkan di atas kaca.

Konsistensi, tujuan : mudah dikeluarkan dari tube dan mudah dioleskan. Pengukuran

konsistensi dengan pnetrometer. Konsistensi / rheologi dipengaruhi suhu; sedian non

newton dipengaruhi oleh waktu istirahat oleh karena itu harus dilakukan pada

keadaan yang identik. Bau dan warna untuk melihat terjadinya perubahan fasa. pH,

pH berhubungan dengan stabilitas zat aktif, efektifitas pengawet, keadaan kulit.

2. Evaluasi Kimia.

Kadar dan stabilitas zat aktif dan lain-lain.

3. Evaluasi Biologi.

a. Kontaminasi mikroba.

Salep mata harus steril untuk salep luka bakar, luka terbuka dan penyakit kulit

yang parah juga harus steril.

b. Potensi zat aktif

Pengukuran potensi beberapa zat antibiotik yang dipakai secara topikal.

III. PREFORMULASI

5

Page 6: SEDIAAN SEMISOLIDA

1. Metil Salisilat (FI edisi IV hal 551)

Warna : kekuningan / kemerahan

Rasa : seperti gandapura

Bau : khas

Pemerian : cairan, tidak berwarna, kekuningan atau kemerahan, berbau

khas dan rasa seperti gandapura

Polimorfisme : -

Ukuran partikel : -

Kelarutan : sukar larut dalam air; larut dalam etanol, dan larut dalam asam

Asetat glacial

Titik lebur/titik didih : - / 219o C – 224o disertai peruraian

Bobot jenis : sintetik 1.180, alami 1.176 dan 1.182

pH larutan : -

Stabilitas : mudah menguap, higroskopis, harus disimpan dalam wadah

bertutup rapat.

Inkompatibilitas : -

2. Propilenglikol (HOPE hal 521)

Warna : bening, tidak berwarna

Rasa : manis seperti gliserin

Bau : praktis tidak berbau

Pemerian : bening, tidak berwarna, kental, cairan tidak berbau, berasa

manis seperti gliserin

Polimorfisme : 1.4324

Ukuran partikel : -

Kelarutan : bercampur dengan aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin

dan air,Larut dalam 6 bagian eter, tidak bercampur dengan

minyak mineral Atau minyak lemak. Tapi bisa melarut

dengan minyak essential.

Titik lebur/titik didih : - 59o C / 188o C

Bobot jenis : 76,09

pH larutan : -

Stabilitas : stabil pada temperature dingin jika disimpan di wadah

Bertutup baik, mudah teroksidasi di temperature tinggi

6

Page 7: SEDIAAN SEMISOLIDA

Inkompatibilitas : agen pengoksidasi kuat seperti potassium permanganat.

3. Cera Alba (HOPE hal 687)

Warna : putih atau agak kuning

Rasa : tidak berasa

Bau : seperti malam kuning

Pemerian : tidak berasa, putih atau agak kuning atau granul dengan

beberapa translusen, baunya mirip malam kuning tapi kadang-

kadang

Polimorfisme : -

Ukuran partikel : -

Kelarutan : larut dalam kloroform, eter, minyak lemak, minyak atsiri, dan

Karbon disulfide hangat, sukar larut dalam etanol 95%, praktis

Tidak Larut dalam air.

Titik lebur/titik didih : 61o – 65o C / -

Bobot jenis : -

pH larutan : -

Stabilitas : ketika dipanaskan sampai 150o C, esterefikasi terjadi dengan

Sejumlah asam dan kenaikan titik leleh. Cera alba stabil dalam

Penyimpanan saat disimpan di wadah tertutup baik, terlindung

Dari cahaya

Inkompatibilitas : inkompatibel dengan agen pengoksida

4. Gliserin (HOPE hal 257)

Warna : bening

Rasa : manis

Bau : tidak berbau

Pemerian : bening, tidak berwarna, tidak berbau, cairan kental

Higroskopis Berasa manis, kira-kira 0,6 kali kemanisan

sukrosa.

Polimorfisme : -

Ukuran partikel : -

Kelarutan : sukar larut dalam aseton, praktis tidak larut dalam benzen, dan

7

Page 8: SEDIAAN SEMISOLIDA

Kloroform. Larut dalam etanol 95%,methanol dan air, dalam

eter 1 : 500, dalam etil asetat 1 : 11

Titik lebur / titik didih : 17,8o C / 290o C

Bobot jenis : 92,09

Stabilitas : higriskopis, dapat terdekomposisi oleh pemanasan, dengan

Perubahan menjadi akrolein

Inkompatibilitas : agen pengoksidasi kuat

5. Setil Alkohol (HOPE hal 591)

Warna : putih tulang

Bau : khas

Rasa : bermacam-macam

Pemerian : lilin, berwarna putih tulang, granul/Kristal atau seperti kapur,

Bau khas dan rasa bermacam-macam

Polimorfisme : -

Ukuran partikel : -

Kelarutan : mudah larut dalam etanol 95% dan eter, kelarutan dapat diatur

Dengan pengaturan suhu, praktis larut dalam air. Bercampur

Dengan lemak, larutan paraffin padat ketika meleleh dan

isopropyl Miristat.

Titik lebur/titik didih : 45 – 52o C / 316 – 344o C

Bobot jenis : 242,44 (jika murni)

pH larutan : -

Stabilitas : dalam asam, basa, cahaya dan udara stabil

Inkompatibilitas : agen pengoksidasi kuat, ibuprofen

6. Setostearil Alkohol (HOPE hal 125)

Warna : putih/krem

Rasa : -

Bau : berbau manis

Pemerian : putih/krem atau hamper putih, berbau khas yang manis pada

Pemanasan saat meleleh berwarna bening, tidak

Berwarna/kuning

8

Page 9: SEDIAAN SEMISOLIDA

Polimorfisme : -

Ukuran partikel : -

Kelarutan : larut dalam etanol 95%, eter dan minyak, praktis tidak larut

Dalam air

Titik lebur/titik didih : -

Bobot jenis : -

pH larutan : -

Stabilitas : stabil pada kondisi normal

Inkompatibilitas : agen pengoksidasi kuat dan garam besi

7. Oleum cocos (HOPE 637)

Warna : putih / hampir putih

Rasa : -

Bau : praktis tidak berbau

Pemerian : putih/hampir putih, praktis tidak berbau, lilin, ketika

Dipanaskan Sampai 50oC dan meleleh akan memberikan

penghilangan warna atau larutan kuning yang sukar melarut.

Polimorfisme : -

Ukuran partikel : -

Kelarutan : mudah larut dalam karbon tetraklorida, kloroform,

eter,toluene,xylene; sukar larut dalam etanol hangat, praktis

praktis tidak larut air.

Titik lebur/titik leleh : 22o – 40oC / -

Bobot jenis : -

pH larutan : -

Stabilitas : mudah teroksidasi dan terhidrolisis

Inkompatibilitas : kloralhidrat

8. Na Lauril sulfat (HOPE hal 568)

Warna : putih / krem sampai kuning

Rasa : pahit

Bau : berbau lemak

Pemerian : putih/krem sampai kuning Kristal, serpihan atau serbuk yang

Halus menimbulkan busa, pahit dan berbau lemak

9

Page 10: SEDIAAN SEMISOLIDA

Polimorfisme : -

Ukuran partikel : -

Kelarutan : mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam kloroform dan

eter

Titik lebur/titik didih : 204o – 207o C / -

Bobot jenis : 288,38

pH larutan : 7,0 – 9,5

Stabilitas : stabil pada kondisi dibawah normal, pada kondisi pH < 2,5

Mudah terhidrolisis menjadi laurel alcohol dan sodium

bisulfat

Inkompatibilitas : bereaksi dengan surfaktan kationik menjadi tidak berfungsi.

Alkaloid (garamnya) dan mengendap bila ada potassium.

9. Tween 80 (HOPE hal 479)

Warna : kuning

Rasa : pedas dan pahit

Pemerian : mempunyai wangi khas dan hangat

Polimorfisme : -

Ukuran partikel : -

Kelarutan : larut dalam etanol dan air, tidak larut dalam minyak dan

Minyak lemak

Titik lebur/titik didih : 149oC

Bobot jenis : 1310

pH larutan : 6-8

Stabilitas : stabil dalam larutan elektrolit asam lemah dan basa; dapat

terjadi penyabunan antara asam kuat dan basa

Inkompatibilitas : fenol, paraben, tannin, tar

10. Span 80 (HOPE hal 591)

Warna : cairan kuning kental

Rasa : khas

Bau : khas

Pemerian : cairan kuning kental dengan bau rasa yang khas

Polimorfisme : -

10

Page 11: SEDIAAN SEMISOLIDA

Ukuran partikel : -

Kelarutan : larut/terdispersi dalam minya; larut dalam beberapa pelarut

Organik, meskipun dalam air tidak larut, tapi umumnya

terdispersi

Titik lebur/titik didih : -

Bobot jenis : 429

pH larutan : < 3

Stabilitas : pembentukan sabun yang terjadi dengan asam kuat atau basa

Stabil di rentang pH asam/basa yang luas

Inkompatibilitas : -

11. Hidroksipropil Metil Selulosa / HPMC (HOPE hal 297)

Warna : putih / krem

Rasa : tidak berasa

Bau : tidak berbau

Pemerian : tidak berbau dan tidak berasa, putih atau serat putih krem atau

Serbuk granul.

Polimorfisme : -

Ukuran partikel : -

Kelarutan : larut dalam air dingin, memberikan larutan koloid yang

kental; Praktis tidak larut dalam kloroform, etanol 95% dan

eter. Tapi larut dalam campuran metanol dan diklorometan

dan campuran air dan alkohol dan pelarut organic lainnya.

Titik lebur/titik didih : 190 – 200o C

Bobot jenis : 2208, 2906 dan 2910

pH larutan : 5,5 – 8,0

Stabilitas : merupakan bahan yang stabil, hampir higroskopis setelah

dikeringkan. Larutannya stabil pada pH 3-11. Perubahan

temperature dapat menghilangkan kekentalan pada sebuah

larutan.

Inkompatibilitas : beberapa agen pengoksidasi kuat

11

Page 12: SEDIAAN SEMISOLIDA

12. Etanol 95% (HOPE hal 13)

Warna : bening, tidak berwarna

Rasa : membakar pedas

Bau : khas

Pemerian : bening, tidak berwarna, cair dan cairan menguap dengan bau

Khas dan rasanya pedas

Polimorfisme : 0.8119 – 0.8139 pada 20oC

Ukuran partikel : -

Kelarutan : bercampur dengan kloroform, eter, gliserin dan air

Titik didih/titik lebur : 78,15o C

Bobot jenis : 46,07

pH larutan : -

Stabilitas : larutan etanol dapat disterilkan dengan autoklaf dan filtrasi

Inkompatibilitas : dalam kondisi asam dapar bereaksi dengan bahan pengoksida

13. NaOH (HOPE hal 566)

Warna : putih atau hampir putih

Rasa : -

Bau : -

Pemerian : putih/hampir putih, tersedia dalam bentuk pelet kecil,

serpihan, stik, dll

Polimorfisme : -

Ukuran partikel : -

Kelarutan : etanol 1 : 7.2; eter praktis tidak larut; gliserin larut; methanol

1 : 4.2; air 1 : 0.9

Titik lebur/titik diidh : 318oC

Bobot jenis : 40.00

pH larutan : 12 (0,05%), 13 (0,5%), 14 (5%)

Stabilitas : harus disimpan di wadah kedap udara non metal ditempat

Sejuk dan kering

Inkompatibilitas : NaOh adalah basa kuat dan inkompatibel dengan komponen

yang mudah terhidrolisis dan teroksidasi. Bereaksi dengan

eter, asam dan eter.

12

Page 13: SEDIAAN SEMISOLIDA

14. Karbopol 940 (HOPE hal 89)

Warna : putih

Rasa : -

Bau : khas

Pemerian : berwarna putih, asam, serbuk higroskopis dengan bau khas

Polimorfisme : 1.41

Ukuran partikel : -

Kelarutan : larut dalam air, setelah netralisasi, dalam etanol 95% dan Titik

gliserin

didih/titik lebur : dekomposisi sampai 30 menit pada 260o C

Bobot jenis : -

pH larutan : 2.7 – 3.5 (0,5%), 2.5 – 3.0 (1%)

Stabilitas : stabil, merupakan bahan yang higroskopis

Inkompatibilitas : resorsin, fenol, kation polimer, asam kuat, elektrolit

15. Asam salisilat

Warna    : tidak berwarna / serbuk berwarna putih

Rasa    : agak manis, agak tajam

Bau    : hampir tidak berbau

Pemerian   : hablur ringan

Kelarutan   : larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol  (95%). 

Mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter  P. Larut dalam    larutan ammonium 

asetat P,  dinatrium hidrogen fosfat P, kalium sitrat P, dan Na sitrat P.

Titik lebur  : antara 158,5o dan 161o

Bobot jenis  : 1,44 g/ml

Pka   : 3,5

Stabilitas   : - stabil di udara kering tetapi dapat kontak dengan uap

       lembab air.

                         - Mudah terhidrolisis untuk asetat dan asam salisilat

13

Page 14: SEDIAAN SEMISOLIDA

                         - Rata- rata dekomposisi adalah kedua asam dan katalis basa

                        - Maximum stabil antara pH 2 dan 3

Inkompatibilitas   : masa panas adalah produk dengan cicetanilide Amidopyrine, 

phenacetin, phenazon, hexamine, phenol, salol, potassium asetat/ sodium fosfat, 

aspirin   inkompatibilitas dengan asam bebas, garam besi, Na phenobarbiton, garam 

quinine, potassium dan Na iodidies dan dengan alkali hidroksida, karbonat dan stearat, 

aspirin juga inkompatibel dengan antihistamin.   

16. Emulgid (HOPE 685)

Warna : putih – putih pucat

Rasa : -

Bau : hampir tidak berbau

Pemerian : putih sampai putih tulang, lilin padat/serpihan yang lelehanya

Bening jika dipanaskan, hanpir tidak berbau

Polimorfisme : -

Ukuran partikel : -

Kelarutan : mudah larut dalam propelan aerosol, kloroform dan

Hidrokarbon, pengatur kelarutan pada etanl 95%, agak sukar

Larut dalam eter dan tidak larut dalam air

Titik lebur/titik didih : -

Bobot jenis : -

pH larutan : -

stabilitas : stabil

Inkompatibilitas : tannin, fenol dan turunan fenol, resorsin dan benzokain. Dapat

Menghilangkan aktivitas antimikroba pada komponen

Ammonium

17. Aqua destilata (HOPE hal 672)

Warna : bening, tidak berwarna

Rasa : tidak berasa

Bau : tidak berbau

Pemerian : bening, tidak berwarna, tidak berasa, dan cairan tidak berasa

Polimorfisme : 0.9971 pada 25oC

14

Page 15: SEDIAAN SEMISOLIDA

Ukuran partikel : -

Kelarutan : bercampur dengan semua pelarut polar

Titik didih/titik lebur : 100oC / -

Bobot jenis : 18.02

pH larutan : -

Stabilitas : stabil pada berbagai keadaan

Inkompatibilitas : bahan yang mudah terhidrolisis

IV. Alat dan Bahan

a) Alat :

- Mortar dan stamper

- Gelas ukur

- Beaker glass

- Penangas air

- Batang pengaduk

- Cawan penguap

- Stirrer

b) Bahan :

- Metil salisilat

- Vaselin

- Lanolin / Adeps lanae

- Setostearil Alkohol

- Propilenglikol 10 %

- Paraffin 15 %, 30 %

- Tween 80

- Span

- Cetil alcohol 15%

- Na-lauril sulfat

- HPMC / HPC

- Etanol 95%

- Aqua

15

Page 16: SEDIAAN SEMISOLIDA

V. PROSEDUR1. Metode pelelehan (fusion)

Ditimbangng bahan berkhasiat yang akan digunakan

Digerus halus sesuai dengan ukuran partikel yang dikehandaki

Ditimbang basis semisolida yang tahan pemanasan

Dipanaskan diatas penangas air hingga diatas titik leleh (sampai lumer)

Dilakukan terpisah, untuk sediakan krim pada pemansasan fasa air dan minyak, masing-masing dilakukan sampai suhu 70° C

Dimasukkan ke dalam mortir hangat (dengan cara membakar alcohol didalam mortir )

Diaduk homogen sampai dingin dan terbentuk masa semisolida

Ditambahkan basis yang sudaha dingin sedikit demi sedikit ( dengan metode pengenceran geometris) kedalam bahan berkhasiat

Diaduk sampai homogen dan tercampur rata

2. Metode TriturasiDitimbang bahan berkhasiat yang akan digunakan

Digerus halus sesuai dengan ukuran partikel yang dikehendaki

16

Page 17: SEDIAAN SEMISOLIDA

Ditimbang basis semisolida, dicampurkan satu sama lain dengan metode pencampuran geometris

Sambil digerus dalam mortir hingga homogen

Ditambahkan basis yang sudah tercampur sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang sudah berisi bahan berkhasiat

Diaduk sampai homogeny dan tercampur rata

3. Cara pencampuran bahan berkhasiat dengan basis : Didispersikan bahan berkhasiat berupa serbuk yang telah diayak dengan

pengayak B 40

Kedalam bahan pembawa

Dilarutkan bahan berkhasiat dalam pelarut yang mudah menguap atau pelarut yang dapat diserap oleh basis sesuai dengan jumlah yang akan digunakan

17

Page 18: SEDIAAN SEMISOLIDA

VI. DATA PENGAMATANTabel 1. Data Pengamatan Salep

Kelompok 1 Metil Salisilat 10% + basis

Pengamatan hari ke- Konsistensi hari ke-

1 2 3 1 2 3Vaselin Warna putih,

Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Padat Padat Padat

Vaselin + Propilenglikol 5% Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Padat Padat Padat

Vaselin + Propilenglikol 10% Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Padat Padat Padat

Vaselin + Adeps lanae 1% Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Padat Padat Padat

Kelompok 2 Metil Salisilat 10% + basis

Pengamatan hari ke- Konsistensi hari ke-

1 2 3 1 2 3

Vaselin album+adepslanae 5%

Warna putih kekuningan, Bau aromatic ;homogen

Warna putih kekuningan, Bau aromatic ;homogen

Warna putih kekuningan, Bau aromatic ;homogen

Semipadat Semakin padat

Semakin padat

Vaselin album+cera alba 1% Warna putih, Bau aromatic ;homogen

Warna putih, Bau aromatic ;homogen

Warna putih kekuningan, Bau aromatic ;homogen

Semipadat Semakin padat

Semakin padat

Vaselin album+cera alba 5% Warna putih, Bau aromatic ;homogen

Warna putih, Bau aromatic ;homogen

Warna putih, Bau aromatic ;homogen

Semipadat Semakin padat

Semakin padat

Vaselin album+gliserin 5%Warna putih, Bau aromatic ;homogen

Warna putih, Bau aromatic ;homogen

Warna putih, Bau aromatic ;homogen

Semipadat Semakin padat

Semakin padat

Kelompok 3 Metil Salisilat 10% + basis

Pengamatan hari ke- Konsistensi hari ke-

1 2 3 1 2 3Vaselin + gliserin 10% Warna putih, Warna putih, Warna putih, Setengah Setengah Setengah

18

Page 19: SEDIAAN SEMISOLIDA

Bau khas(metilsalisilat);homogen

Bau khas(metilsalisilat);homogen

Bau khas(metilsalisilat);homogen

padat padat padat

Vaselin + cetyl alkohol 1% Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Setengah padat

Setengah padat

Setengah padat

Vaselin + parafin 5% Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Setengah padat

Setengah padat

Setengah padat

Vaselin + cetyl alkohol 5% Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Setengah padat

Setengah padat

Setengah padat

Kelompok 4Metil salisilat 10%+ basis

Pengamatan hari ke- Konsistensi hari ke-

1 2 3 1 2 3Vaselin + paraffin 10% Warna Kuning

muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Padat Padat Padat

Vaselin + lanolin 5% Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Padat Padat Padat

Vaselin + lanolin 10% Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Padat Padat Padat

Vaselin + Cetostearil alcohol 5%

Warna Putih, Baukhas(metilsalisilat);homogen

Warna putih , Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Padat Padat Padat

Kelompok 5Metil Salisilat 10% + basis

Pengamatan hari ke- Konsistensi hari ke-

1 2 3 1 2 3Vaselin + Adeps lanae + PEG 3 : 7

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsali

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalis

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisil

Padat Padat Padat

19

Page 20: SEDIAAN SEMISOLIDA

silat);homogen ilat);homogen at);homogenVaselin + Adeps lanae + PEG 1 : 4

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Padat Padat Padat

Vaselin + Adeps lanae + PEG 1 : 9

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Padat Padat Padat

Vaselin + Cetostearil alcohol 10 %

Warna Putih, Baukhas(metilsalisilat);homogen

Warna putih , Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna putih, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Padat Padat Padat

Kelompok 6Metil Salisilat 10% + basis

Pengamatan hari ke- Konsistensi hari ke-

1 2 3 1 2 3Vaselin + gabungan adeps lanae & propilen glikol 9:1

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Padat Padat Padat

Vaselin + gabungan adeps lanae & propilen glikol 4:1

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Padat Padat Padat

Vaselin + gabungan adeps lanae & propilen glikol 7:3

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Padat Padat Padat

Vaselin + gabungan adeps lanae & propilen glikol 2:3

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Warna Kuning muda, Bau khas(metilsalisilat);homogen

Padat Padat Padat

Tabel 2. Data Pengamatan Krim

Kelompok 1Metil Salisilat 10% + basis

Tipe emulsi

Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Viskositas hari ke- Organoleptik hari ke-1s/d 3

1 2 3 1 2 3 1 2 3Oleum Cocos 30% + Emulgid 7,5%

M/A Tidak homogen

Tidak homogen

Tidak homogen

Tdk stabil

Tdk stabil

Tidak stabil

Kental Kental Kental Warna: putih, Bau: khas

Oleum Cocos 30% + Emulgid 15%

A/M Homogen Homogen

Homogen Stabil

Stabil Stabil

Kental Kental Kental Warna: putih, Bau: khas

Oleum Cocos 30% + Na-lauril sulfat : Cetosteril (1:9) 5%

M/A Homogen Homogen

Homogen Stabil

Stabil Stabil

Kental Kental Kental Warna: putih, Bau: khas

Oleum Cocos 30% + Na-lauril sulfat : Cetosteril (1:9)

M/A Homogen Homogen

Homogen Stabil

Stabil Stabil

Kental Kental Kental Warna: putih, Bau: khas

20

Page 21: SEDIAAN SEMISOLIDA

10%

Kelompok 2 Metil salisilat 10% + basis

Tipe emulsi

Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Viskositas hari ke- Organoleptik hari ke-1s/d3

1 2 3 1 2 3 1 2 3Ol. Cocos+tween 80+span 80 5% +cetilalkohol+aqua

M/A Homogen Homogen Homogen

Stabil Stabil

Stabil Kental Kental

Kental Warna putih kekuningan, Bau aromatic

Ol. Cocos+tween 80+span 80 8% +cetilalkohol+aqua

M/A Homogen Homogen Homogen

Stabil Stabil

Stabil Kental Kental

Kental Warna putih, bau aromatic

Ol.cocos+Na-lauril sulfat:cetostearilalkohol 1:9 5%+aqua

M/A Homogen Homogen Homogen

Stabil Stabil

Stabil Kental Kental

Kental Warna putih, bau aromatic

Ol.cocos+Na-lauril sulfat:cetostearilalkohol 1:9 10%+aqua

M/A Homogen Homogen Homogen

Stabil Stabil

Stabil Kental Kental

Kental Warna putih, bau aromatic

Kelompok 3Metil salisilat 10% + basis

Tipe emulsi

Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Viskositas hari ke- 1 s/d 3

Organoleptik hari ke- 1s/d3

1 2 3 1 2 3

Parafin 30% + emulgid 7,5% M/A Tidak homogen

Tidak homogen

Tidak homogen

Tdk stabil

Tdk stabil

Tdk stabil

Kental Putih,bau khas

Oleum cocos 30% + cera alba : Na – lauril sulfat ( 1:3) 10%

M/A Tidak homogen

Tidak homogen

Tidak homogen

Tdk stabil

Tdk stabil

Tdk stabil

Setengah kental

Putih,bau khas

Oleum cocos 30% + cera alba : Na – lauril sulfat ( 1:3) 5% A/M

Tidak homogen

Tidak homogen

Tidak homogen

Tdk stabil

Tdk stabil

Tdk stabil

Kental Putih kekuningan,bau khas

Parafin 30% + emulgid 15% A/M Tidak homogen

Tidak homogen

Tidak homogen

Tdk stabil

Tdk stabil

Tdk stabil

Kental Putih kekuningan,bau khas

Kelompok 4 Metil salisat 10% + basis

Tipe emulsi

Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Viskositas hari ke- Organoleptik hari ke-1s/d3

1 2 3 1 2 3 1 2 3

Cetyl alkohol + surfaktan 5%

M/A Tidak homogen

Homogen Tidak homogen

stabil stabil Tidak stabil

Creaming Creaming Creaming

Putih, bau khas

Cetyl alkohol + surfaktan 8%

M/A Tidak homogen

Tidak homogen

Tidak homogen

stabil stabil Tidak stabil

Creaming Creaming Creaming

Putih,bau khas

Na-lauril + cetosteril 5%

A/M Homogen Homogen Homogen stabil stabil stabil Cream Cream Cream

Putih,bau khas

Na-lauril + cetosteril 10%

A/M Tidak homogen

Tidak homogen

Homogen stabil stabil stabil Cream Cream Cream

Putih,bau khas

21

Page 22: SEDIAAN SEMISOLIDA

Kelompok 6Metil Salisilat 10%+ basis

Tipe emulsi

Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Viskositas hari ke- Organoleptik hari ke-1s/d3

1 2 3 1 2 3 1 2 3

Oleum cocos 30% + emulgid 15%

M/A Homogen

Homogen

Homogen

Stabil Stabil Stabil Kental Kental Kental Putih, bau khas

Oleum cocos 30% + Na-nauril sulfat : cetosteril alcohol (1:9) 10%

M/A Homogen

Homogen

Homogen

Stabil Stabil Stabil Kental Kental Kental Putih, bau khas

Oleum cocos 30% + Na-nauril sulfat : cetosteril alcohol (1:9) 10%+cetil alcohol 1%

M/A Homogen

Homogen

Homogen

Stabil Stabil Stabil Kental Kental Kental Putih, bau khas

Oleum cocos 30%, Tween 80 + Span 80 8%, cetil alcohol 10%

M/A Homogen

Homogen

Homogen

Stabil Stabil Stabil Kental Kental Kental Putih, bau khas

Kelompok 1Metil Salisilat10%+basis

Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Organoleptik hari ke-

1 2 3 1 2 3 1 2 3

HPMC 20 %

Homogen Homogen Homogen Stabil Stabil Stabil Putih, bau khas(metil salisilat(

Putih kecoklatan, bau khas(metil salisilat(

Tdk bening, bau khas(metil salisilat(

HPCM 30 %

Tidak Homogen

Tidak Homogen

Tidak Homogen

Tidak Stabil

Tidak Stabil

Tidak Stabil

Coklat, bau

Coklat, bau khas(metil

Coklat, bau

22

Kelompok 5Metil salisilat 10% + basis

Tipe emulsi

Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Viskositas hari ke- Organoleptik hari ke-1s/d3

1 2 3 1 2 3 1 2 3

Na-lauril sulfat + Cetostearil 5% (1:9)

M/A Tidak homogen

Tidak homogen

Tidak homogen

Stabil Stabil Stabil Kental Kental Kental Putih, bau khas

Na-lauril sulfat + Cetostearil 10% (1:9)

M/A Tidak homogen

Tidak homogen

Tidak homogen

Stabil Stabil Stabil Kental Kental Kental Putih, bau khas

Cera alba+ Na-lauril sulfat 5%(1:3)

A/M Homogen Tidak homogen

Tidak homogen

Tidak stabil

Tidak stabil

Tidak stabil

Cair Cair Cair Putih, bau khas

Cera alba+ Na-lauril sulfat 10% (1:3)

A/M Tidak homogen

Tidak homogen

Tidak homogen

Tidak stabil

Tidak stabil

Tidak stabil

Cair Cair Cair Putih, bau khas

Page 23: SEDIAAN SEMISOLIDA

khas(metil salisilat(

salisilat( khas(metil salisilat(

Tabel 3. Data Pengamatan Gel

Kelompok 3Metil Salisilat10%+basis

Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Organoleptik hari ke-1 s/d 3

1 2 3 1 2 3

HPMC 30% + aqua + etanol

Homogen Homogen Homogen Stabil Stabil Stabil Cklat muda, bau khas(metil salisilat)

HPMC 20% + aqua + etanol

Homogen Homogen Homogen Stabil Stabil Stabil Putih keruh, dau khas (metil salisilat)

Kelompok 4Metil salisilat 10% + basis

Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Organoleptik hari ke-

1 2 3 1 2 3 1 2 3

HPC 10 %Tidakhomogen

TidakHomogen

TidakHomogen

Tidak stabil

Tidak stabil

Tidak stabil

Tdk bening, bau khas(metil salisilat(

Tdk bening, bau khas(metil salisilat(

Tdk bening, bau khas(metil salisilat(

HPC 15 % Homogen

Homogen Homogen Stabil Stabil Stabil Tdk bening, bau khas(metil salisilat(

Tdk bening, bau khas(metil salisilat(

Tdk bening, bau khas(metil salisilat(

Kelompok 5Metil Salisilat10%+basis

Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Organoleptik hari ke-

1 2 3 1 2 3 1 2 3

HPC 10 %Homogen Homoge

nHomogen Tidak

stabilTidak stabil

Tidak stabil

Putih pink muda, bau khas(metil salisilat(

Putih pink muda, bau khas(metil salisilat(

Putih pink muda, bau khas(metil salisilat(

HPC 15 % Tidak Homogen

Tidak Homogen

Tidak Homogen

Stabil Stabil Stabil Putih pink muda, bau khas(metil salisilat(

Putih pink muda, bau khas(metil salisilat(

Putih pink muda, bau khas(metil salisilat(

Kelompok 6 Metil salisilat10%+basis

Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Organoleptik hari ke-

23

Kelompok 2Metil Salisilat10%+basis

Homogenitas hari ke- Stabilitas hari ke- Organoleptik hari ke-

1 2 3 1 2 3 1 2 3

HPMC 15 % + etanol Homogen

Homogen

Homogen

Stabil Stabil Stabil Kuning pucat, bau aromatic

Kuning pucat, bau aromatic

Kuning pucat, bau aromatic

HPMC 30 % + etanol Homogen

Homogen

Homogen

Stabil Stabil Stabil Kuning tajam, bau aromatic

Kuning tajam, bau aromatic

Kuning tajam, bau aromatic

Page 24: SEDIAAN SEMISOLIDA

1 2 3 1 2 3 1 2 3

Karbopol 940 1 %Homogen

Homogen Homogen Stabil Stabil

Stabil Putih, bau khas

Putih, bau khas

Putih, bau khas

Karbopol 940 3 % + etanol 95%

Homogen

Homogen Homogen Stabil Stabil

Stabil Putih, bau khas

Putih, bau khas

Putih, bau khas

VII. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGANa) Perhitungan Bahan :

1. Salep

Salep 50 gram, metil salisilat 10% x 50 gram = 5 gram

A. Vaselin dan cetostearil alcohol 10 %

Cetostearil alcohol 10% = 10% x 50 gram = 5 gram

Vaselin = 50 gram – ( 5gr + 5gr ) = 40 gram

B. Vaselin dan (1:9) adeps lanae + propilenglikol

Adepslanae + propilenglikol 10 % x 50 gram = 5 gram

24

Page 25: SEDIAAN SEMISOLIDA

Adeps lanae = 1

10× 5gr = 0,5 gram

Propilenglikol = 9

10× 5gr = 4,5 gram

Vaselin = 50 gram – ( 5gr + 5gr ) = 40 gram

C. Vaselin dan (1:4) adeps lanae + propilenglikol

Adeps lanae + propilenglikol 10 % x 50 gram = 5 gram

Adeps lanae = 15× 5gr = 1 gram

Propilenglikol = 45× 5gr = 4 gram

Vaselin = 50 gram – ( 5gr + 5gr ) = 40 gram

D. Vaselin dan (3:7) adeps lanae + propilenglikol 10 %

Adeps lanae + propilenglikol 10% x 50 gram = 5 gram

Adeps lanae = 3

10× 5gr = 1,5 gram

Propilenglikol = 7

10× 5gr = 3,5 gram

Vaselin = 50 gram – ( 5gr + 5gr ) = 40 gram

2. Krim

A. Na- lauril sulfat + cetosteril alcohol + Paraffin 30 % + cetil alcohol

1% (1:9)

Na - lauril sulfat + cetosteril alcohol 5% x 50 gram = 2,5 gram

Na – lauril sulfat = 1

10× 2,5gr = 0,25 gram

Cetosteril alcohol = 9

10× 2,5gr = 2,25 gram

Paraffin 30% x 50gr = 15 gram

Cetil akohol 1% = 0,5 gram

Aqua ad = 50 gram – (18gr) = 32 gram

B. Na- lauril sulfat + cetosteril alcohol + Paraffin 30 % + cetil alcohol

1% (1:9)

Na - lauril sulfat + cetosteril alcohol 10% x 50 gram = 5 gram

Na – lauril sulfat = 1

10× 5gr = 0,5 gram

Cetosteril alcohol = 9

10× 5gr = 4,5 gram

25

Page 26: SEDIAAN SEMISOLIDA

Paraffin 30% x 50gr = 15 gram

Cetil akohol 1% = 0,5 gram

Aqua ad = 50 gram – (20,5gr) = 29,5 gram

C. Cera alba + Na - lauril sulfat + Paraffin 30% (1:3)

Cera alba + Na - lauril sulfat = 5% x 50 gram = 2,5 gram

Cera alba = 14

× 2,5 gram = 0,625 gram

Na – lauril sulfat = 34

× 2,5 gram = 1,875 gram

Paraffin 30% x 50 gr = 15 gram

Aqua ad = 50 gram – (5gr+15gr+2,5gr) = 27,5 gram

D. Cera alba + Na - lauril sulfat + Paraffin 30% (1:3)

Cera alba + Na - lauril sulfat = 10% x 50 gram = 5 gram

Cera alba = 14

× 5 gram = 1,25 gram

Na – lauril sulfat = 34

× 5 gram = 3,75 gram

Paraffin 30% x 50 gr = 15 gram

Aqua ad = 50 gram – (5gr+15gr+5gr) = 25 gram

3. Gel

a. HPC 10% = 5gram ; metil = 5gram

Aqua = 23

x 40 = 26,7 gram

Etanol = 13

x 40 = 13,3 gram

b. HPC 15% = 7,5 gram ; metil = 5 gram

Aqua = 23

x 7,5 gram = 25 gram

Etanol = 13

x 7,5 gram= 12,5 gram

b) Penimbangan bahan

Sediaan Bahan Yang Digunakan Jumlah Yang

26

Page 27: SEDIAAN SEMISOLIDA

Ditimbang1. Salep Metil salisilat 5 gram

Setostearil alcohol (10%)

5 gram

Popilenglikol 10% (1:9) ‘’ (1:4) ‘’ (3:7)

4,5 gram4 gram3,5 gram

Adeps Lanae (1:9) “ (1:4) “ (3:7)

0,5 gram1 gram1,5 gram

Vaselin 40 gram sebanyak 4x 2. Krim Metil salisilat

Paraffin 30%Na-lauril sulfat 5% (1:9) “ 10% (1:9) Na-lauril sulfat 5% (1:3) “ 10% (1:3)Cetosteril alcohol 5% (1:9) “ 10% (1:9)Cera alba 5% (1:3) “ (1:3)Cetil alcohol 1%Aqua ad “ “ “

5 gram15 gram sebanyak 4x0,25 gram0,5 gram1,875 gram3,75 gram2,25 gram4,5 gram0,625 gram1,25 gram0,5 gram sebanyak 2x32 gram untuk krim129,5 gram untuk krim21,875 gram untuk krim325 gram untuk krim4

3. Gel HPC 10 % (1:1)HPC 15 % (1:1)Aqua adNaOH

VIII. PEMBAHASAN

27

Page 28: SEDIAAN SEMISOLIDA

Metil salisilat merupakan zat yang berbentuk cairan, berbau khas, mudah menguap

dan higroskopis. Dalam praktikum kali ini, metil salisilat dibuat sediaan semisolid,

diantaranya salep, krim dan gel.

Dilihat dari konsistensi dan homogenitas pada saat pengamatan, dari penggolongan

ketiga basis salep yang digunakan, ternyata metil salisilat lebih homogen dan stabil

digunakan dalam sediaan salep, yang berbasis senyawa hidrokarbon seperti: vaselin

putih,cera alba, cera flava atau campurannya. Sediaan terlihat lebih homogen, dan

konsistensinya tetap pada waktu yang lama, sediaan pun mudah digunakan, dapat

dioleskan tanpa memakai tenaga. Kualitas basis salep yang baik adalah :

1. Stabil, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan dan selama dipakai harus

bebas dari inkompatibilitas.

2. Lunak, harus halus dan homogen

3. Mudah dipakai

4. Dasar salep yang cocok

5. Dapat terdistribusi secara merata.

Pada kelompok 5, sediaan yang kami dibuat termasuk pada basis golongan :

1. Vaselin + cetostearil alkohol 10% : basis salep serap

2. Vaselin + adeps lanae dan propilenglikol 1:9, 1:4, 3:7 10% : basis salep serap

3. Paraffin 30%, Na-lauril Sulfat: cetostearil alkohol (1:9) 5%;10%, cetil alkohol

1%, aqua ad 50 gram : basis salep tercuci dengan air (krim)

4. Paraffin 30%, cera alba: Na- lauril sulfat (1:3) 5%; 10%, aqua ad 50 gram : basis

salep tercuci dengan air (krim)

5. HPC 10%; 15%, aqua: etanol 95% (2:1) ad 50 gram : basis salep larut air (gel)

Metil salisilat merupakan zat yang tidak larut air, seperti minyak. Minyak tidak dapat

bercampur dengan air, namun dalam sediaan krim dan gel, metil salisilat dapat larut

dalam air, terdispersi secara merata karena adanya zat pengemulsi dalam krim berupa

surfaktan seperti Na- lauril sulfat (surfaktan anionik), Surfaktan (surface active agent)

atau zat aktif permukaan, adalah senyawa kimia yang terdapat pada konsentrasi

rendah dalam suatu system, mempunyai sifat teradsorpsi pada permukaan antarmuka

pada sistem tersebut. Energi bebas permukaan-antarmuka adalah kerja minimum yang

diperlukan untuk merubah luas permukaan-antarmuka.

Dari sudut pandang struktur molekulnya, teradsorpsinya struktur molekul surfaktan ke

permukaan-antarmuka, karena molekul surfaktan mempunyai dua gugus yang

28

Page 29: SEDIAAN SEMISOLIDA

karakternya saling berlawanan, yaitu gugus organik yang lipofilik dan gugus

anorganik yang lipofilik. Didalam air, surfaktan akan terkonsentrasi pada permukaan-

antarmuka daipada di badan larutannya. Penambahan molekul surfaktan berikutnya,

pada suatu saat akan tercapai keadaan dimana permukaan-antarmuka sudah jenuh/

tertutupi oleh molekul surfaktan dan adsorpsi surfaktan ke permukaan-antarmuka

tidak terjadi lagi. Pada keadaan ini molekul-molekul surfaktan mulai berasosiasi

membentuk suatu struktur yang disebut misel. Konsentrasi dimana mulai terbentuk

misel disebut konsantrasi misel kritis (KMK). Dengan terbentuknya misel, sifat-sifat

larutan akan berubah secara mendadak, seperti tegangan permukaan-antarmikanya,

viskositasnya, daya hantar listrik, dan lain-lain.

Sedangkan dalam gel metil salisilat dapat bercampur dengan air karena adanya pelarut

campur yaitu etanol 95% dan adanya zat pengemulsi seperti hidroksi propil selulosa.

Selulosa murni tidak larut dalam air karena sifat kristalinitas yang tinggi. Substitusi

dengan gugus hidroksi menurunkan kristalinitas dengan menurunkan pengaturan

rantai polimer dan ikatan hidrogen antar rantai.

Gel bisa homogen karena sejumlah polimer digunakan dalam pembentukan struktur

berbentuk jaringan yang merupakan bagian penting dari sistem gel. Termasuk dalam

kelompok ini adalah gum alam, turunan selulosa, dan karbomer. Kebanyakan dari

sistem tersebut berfungsi dalam media air, selain itu ada yang membentuk gel dalam

cairan nonpolar. Beberapa partikel padat koloidal dapat berperan sebagai pembentuk

gel karena terjadinya flokulasi partikel. Konsentrasi yang tinggi dari beberapa

surfaktan nonionik dapat digunakan untuk menghasilkan gel yang jernih di dalam

sistem yang mengandung sampai 15% minyak mineral. Inilah yang menyebabkan gel

terlihat homogen.

Stabilitas sediaan pada umumnya tidak stabil, hanya pada salep saja terlihat homogen

dari waktu ke waktu, krim dan gel umunya nya tidak stabil, mengalami pemisahan

dan perunahan konsistensi. Sebaiknya pada sediaan ditambahkan zat pengawet dan

antioksidan seperti butil hidroksitoluen dan paraben. Sediaan krim dapat menjadi

rusak bila terganggu sistem campurannya terutama disebabkan oleh perubahan suhu

dan perubahan komposisi karena penambahan salah satu fase secara berlebihan atau

pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain.

Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencer yang cocok. Krim

yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu satu bulan.

29

Page 30: SEDIAAN SEMISOLIDA

Pada pembuatan krim kelompok 5 terjadi kesulitan karena krim terus menerus encer,

tetapi fase minyak dan air menyatu, terjadi pada basis yang menggunakan cera alba

dan Na- lauril sulfat, pembuatan sediaan krim meliputi proses peleburan dan proses

emulsifikasi. Biasanya komponen yang tidak bercampur dengan air seperti minyak

dan lilin dicairkan bersama-sama di penangas air pada suhu 60-70°C, sementara itu

semua larutan berair yang tahan panas, komponen yang larut dalam air dipanaskan

pada suhu yang sama dengan komponen lemak. Kemudian larutan berair secara

perlahan-lahan ditambahkan ke dalam campuran lemak yang cair dan diaduk secara

konstan, temperatur dipertahankan selama 5-10 menit untuk mencegah kristalisasi

dari lilin/lemak. Selanjutnya campuran perlahan-lahan didinginkan dengan

pengadukan yang terus-menerus sampai campuran mengental. Bila larutan berair

tidak sama temperaturnya dengan leburan lemak, maka beberapa lilin akan menjadi

padat, sehingga terjadi pemisahan antara fase lemak dengan fase cair (Munson, 1991).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa krim yang terus – menerus

cair, dikarenakan wadah yang dipakai untuk mendinginkan tidak cukup dingin, ini

membuat krim terus menerus cair dan tidak terbentuk konsistensi krim yang sesuai.

Adanya mikroba dalam beberapa hari kedepan karena pada sediaan tidak ditambahkan

bahan pengawet, bahan pengawet sering digunakan umumnya metil paraben (nipagin)

0,12-0,18%, propil paraben (nipasol) 0,02-0,05%. Pendapar, untuk mempertahankan

pH sediaan pelembab. Antioksidan, untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh

cahaya pada minyak tak jenuh.

Evaluasi dalam sediaan bertujuan Agar sistem pengawasan mutu dapat berfungsi

dengan efektif, harus dibuatkan kebijaksanaan dan peraturan yang mendasari dan ini

harus selalu ditaati. Pertama, tujuan pemeriksaan semata-mata adalah demi mutu obat

yang baik. Kedua, setia pelaksanaan harus berpegang teguh pada standar atau

spesifikasi dan harus berupaya meningkatkan standard dan spesifikasi yang telah ada.

Basis yang bagus untuk sediaan salep adalah vaselin flavum, karena konsistensi salep

yang dihasilkan bagus dan tetap dari waktu ke waktu.

Basis yang bagus untuk sediaan krim adalah Na-lauril sulfat dan cetostearil, karena

krim yang dihasilkan stabil dan kental.

Basis yang bagus untuk gel adalah carbophol 940 karena gel yang dihasilkan bening

dan mudah dituang adan mudah memadat pada saat disimpan.

Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam formulasi sediaan semipadat adalah

pemilihan/seleksi basis yang cocok/sesuai. Basis merupakan faktor yang sangat

30

Page 31: SEDIAAN SEMISOLIDA

menentukan kecepatan pelepasan/aksi dari obat, yang nantinya akan mempengaruhi

khasiat atau keberhasilan terapi, sehingga sediaan semipadat harus diformulasikan

dengan basis yang baik. Tidak semua basis cocok/dapat digunakan untuk semua

obat/zat aktif, semua jenis kulit, dan pada semua tempat aplikasi serta pada semua

penyakit, sehingga dibutuhkan pengkajian yang mendalam tentang sifat-sifat kimia

fisika basis dan bahan obat serta penyakit/tujuan terapi.

IX. KESIMPULAN

Metil salisilat cocok digunakan dalam sediaan salep

X. DAFTAR PUSTAKA Anief, M. 1990. ”Ilmu Meracik Obat”. Gajah Mada University Press,

Yogyakarta. Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi III, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, JakartA Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta

31