karakteristik dan keberhasilan operasi...

16
KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS Disusun Oleh: Novaqua Yandi NPM 131221170502 PENELITIAN OBSERVASIONAL DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG 2020

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI ...perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/...KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS Disusun Oleh:

KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN

OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS

Disusun Oleh:

Novaqua Yandi

NPM 131221170502

PENELITIAN OBSERVASIONAL

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO

BANDUNG

2020

Page 2: KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI ...perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/...KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS Disusun Oleh:

Penelitian Observasional

KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN

OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS

Disusun Oleh:

Novaqua Yandi

NPM 131221170502

Telah Disetujui Oleh

Pembimbing

DR. Elsa Gustianty, dr.,SpM(K) MKes

Page 3: KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI ...perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/...KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS Disusun Oleh:

KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA

PADA GLAUKOMA UVEITIS

Novaqua Yandi, Elsa Gustianty

Departemen Ilmu Kesehatan Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo

Abstract

Introduction:Glaucoma is one of common complication in uveitis. Surgical intervention had

been known for the lower successful rate in Uveitic Glaucoma (UG) but still a treatment of

choice when the medical therapy no longer could control the intraocular pressure (IOP)

Purpose:To describe the demographic and clinical characteristics of UG that received

glaucoma surgery and also the outcome of the surgery.

Methods:Medical records of UG patients that received glaucoma surgery in 2018-2019 were

reviewed. Age, gender, type and etiology of uveitis, duration of uveitis, intraocular

pressure(IOP), visual acuity, gonioscopy, ocular characteristic, previous surgery and laser,

current surgery, and complication were studied. Success was defined as IOP ≤21mmHg or

reduction >20% from baseline and >6mmHg with or without medication. Failure defined in

presence of surgery complication that leads to change of IOP, uncontrolled IOP which need

additional surgery, and if visual acuity become no light perception (NLP)

Results:There were 48 patients (57 eyes) with UG that received glaucoma surgery included.

Mean age was 47,23±14,62. Anterior uveitis was the most common type of UG with mean

uveitis duration before surgery was 13,75±17,65 months. Mean initial IOP was

35,81±13,30mmHg, at the final visit 15,09±3,36. Mean follow up duration was 6,41±4,02

months. The overall partial success was 75,44% in one month, 67,74% in 6 months

Conclusion:Decrease in IOP was found in all surgery intervention, including Glaucoma

Drainage Device(GDD) implant, trabeculectomy with 5Fluorouracyl(5FU), combined

trabeculectomy cataract surgery with or without 5FU, and cyclodestructive laser surgery.

There was a high percentage of successful surgery but in short follow up period with many

lost to follow up eyes.

Keywords:Glaucoma, Uveitis, Uveitic Glaucoma

PENDAHULUAN

Glaukoma merupakan salah satu

komplikasi yang terjadi pada 20-30%

kasus uveitis. Pada glaukoma uveitis

dengan sudut terbuka, peningkatan TIO

terjadi akibat kerusakan sel endotel

anyaman trabekular dan obstruksi aliran

humor akuos pada anyaman trabekular

yang disebabkan paparan kronis

terhadap sel-sel radang, sitokin, iris

pigmen dan kortikosteroid. Pada

glaukoma uveitis dengan sudut tertutup

peningkatan TIO terjadi akibat

obstruksi aliran humor akuos oleh iris

Page 4: KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI ...perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/...KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS Disusun Oleh:

2

dengan terbentuknya seklusio pupil dan

sinekia anterior perifer.1,2

Glaukoma uveitis merupakan salah

satu jenis glaukoma yang memiliki

kesulitan kompleks dalam

penatalaksanaannya. Penatalaksanaan

dengan operasi memiliki angka

keberhasilan yang rendah. Peningkatan

aktivitas inflamasi dari operasi

intraokular itu sendiri dan disertai

terjadinya fibrosis konjungtiva yang

cepat merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kegagalan hasil operasi.

Meskipun demikian, jika tekanan

intraokular tidak dapat dikontrol dengan

obat antiglaukoma yang maksimal,

tatalaksana dengan operasi tetap

menjadi pilihan. 1–3

Terdapat beberapa pilihan terapi

bedah antara lain bedah filtrasi

trabekulektomi dengan atau tanpa

pemberian antimetabolit, pemasangan

GDD implant, laser siklodestruktif, dan

bedah minimal invasif glaukoma.

Literatur sebelumnya menyebutkan

GDD implant memiliki angka

keberhasilan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan trabekulektomi

disertai penggunaan antimetabolit.3–5

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui karakteristik demografi dan

klinis serta keberhasilan operasi

glaukoma pada glaukoma uveitis yang

dilakukan tindakan operasi glaukoma di

Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata

Cicendo (PMN RSM Cicendo).

MATERIAL DAN METODE

Studi ini merupakan studi

retrospektif dengan pengambilan data

dari rekam medis pasien glaukoma

uveitis yang dilakukan tindakan operasi

glaukoma, baik operasi insisi maupun

laser, oleh unit Glaukoma PMN RSM

Cicendo pada Januari 2018-Desember

2019. Kriteria inklusi meliputi seluruh

pasien dengan diagnosis glaukoma

uveitis yang dilakukan tindakan operasi

glaukoma dengan TIO >21mmHg.

Kriteria eksklusi meliputi pasien

glaukoma uveitis yang disertai dengan

diagnosis glaukoma lainnya, pasien

yang melakukan follow up <1 bulan,

pasien yang menjalani tindakan operasi

tambahan selain operasi glaukoma, dan

pasien dengan rekam medis tidak

lengkap.

Page 5: KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI ...perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/...KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS Disusun Oleh:

3

Pengambilan data meliputi usia, jenis

kelamin, jenis uveitis, etiologi uveitis,

aktivitas uveitis, pemberian profilaksis

steroid pre operatif, durasi uveitis

sebelum dilakukan operasi, episode

rekuren uveitis, tajam penglihatan, TIO

pre operatif, TIO post operatif, sudut

bilik mata depan, jenis operasi, jumlah

obat antiglaukoma sebelum dan sesudah

operasi, durasi penggunaan obat anti

glaukoma sebelum operasi, riwayat

operasi sebelumnya, komplikasi pasca

operasi,

Klasifikasi dan aktivitas uveitis

dinilai berdasarkan kriteria dari

Standardization of Uveitis

Nomenclature (SUN).6 Tajam

penglihatan dinilai dari tajam

penglihatan jauh dengan koreksi terbaik

dikelompokan sesuai dengan klasifikasi

gangguan penglihatan.

TIO diukur pada saat pre operatif,

post operatif hari pertama, minggu ke-1,

bulan ke-1, bulan ke-3, bulan ke-6,

bulan ke-9, dan bulan ke-12 dengan

tonometer aplanasi. Penilaian sudut dan

peripheral anterior synechiae (PAS)

dilakukan menggunakan goniolens 4

mirror. Nervus optikus dinilai

berdasarkan rasio cup/disk

menggunakan slit lamp biomikroskop

dengan lensa polus posterior.

Tindakan operasi dilakukan oleh tiga

operator dari unit Glaukoma. Operasi

dikatakan sukses absolut jika TIO pasca

operasi ≤21mmHg atau terdapat

penurunan TIO> 20% dan >6mmHg

tanpa memerlukan terapi obat

antiglaukoma dan sukses parsial jika

tetap memerlukan terapi obat

antiglaukoma. Pasien yang memerlukan

operasi tambahan dan mengalami

komplikasi operasi yang mempengaruhi

TIO , serta perubahan tajam penglihatan

menjadi NLP yang diakibatkan tidak

lain oleh penyakit glaukoma termasuk

dalam kriteria gagal. Pasien yang

memerlukan tindakan tambahan seperti

nd yag laser atau suturelysis tidak

termasuk dalam kriteria gagal.

Pemeriksaan TIO dan best corrective

visual acuity (BCVA) pasca operasi

dilakukan 1 hari, 1 minggu, 1 bulan, 3

bulan, 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan

setelah operasi sesuai dengan panduan

dari World Glaucoma Association. Data

dianalisis menggunakan Microsoft

Excel 2010.7

Page 6: KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI ...perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/...KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS Disusun Oleh:

4

HASIL

Sebanyak 57 kasus dari 48 pasien

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Rata-rata usia pasien 47.23±14.62 tahun

dengan kasus pada perempuan sebanyak

62.5%. Uveitis anterior merupakan jenis

uveitis yang paling banyak didapatkan.

Karakteristik klinis uveitis pada pasien

dapat dilihat pada tabel 1. HSV

merupakan etiologi uveitis pada 9 dari

19 pasien (47%) dengan uveitis yang

etiologinya teridentifikasi. Seklusio

pupil didapatkan sebanyak 24,6%.

Seluruh pasien dalam keadaan uveitis

yang tidak aktif saat dilakukan operasi

dan dilakukan pemberian steroid

preoperatif Durasi uveitis sebelum

tindakan operasi yaitu 13,75±17,65

bulan.

Tabel 1. Karakteristik Uveitis pada Pasien Glaukoma Uveitis yang Mendapat Terapi

Operasi Glaukoma

Jumlah

(n=48

pasien)

Persentase

(%)

Jumlah

(n=57

mata)

Persentase

(%)

Jenis uveitis Sinekia posterior 47 82.5%

Uveitis anterior 27 47.4% Seklusio pupil 14 24.6%

Uveitis intermediate 2 3.5% Iris bombe 6 10.3%

Panuveitis 22 38.6% Preoperatif steroid

Uveitis sanata 6 10.5% Oral 4 7.0%

Lateralitas metilprednisolon

Bilateral 28 58.3% Oral

Unilateral 20 41.7% metilprednisolon

Etiologi + tetes mata

CMV 1 2.1% prednisolone

CMV+Rubella 1 2.1% asetat 24 42.1%

Toxoplasma 1 2.1% Tetes mata

HSV 9 18.8% prednisolon asetat 13 22.8%

HIV 1 2.1% Injeksi TCA 1 1.8%

TBC 1 2.1% Tidak diberikan 15 26.3%

RA 1 2.1% Aktivitas

VKH 4 8.3% peradangan

Tidak ditemukan 9 18.8% pre operatif

Tidak diperiksa 20 41.7% Inaktif 57 100%

CMV: Cytomegalovirus. HIV: Human Immunodeficiency Virus. TBC: Tuberculosis. RA: Rhematoid

Arthritis. VKH: Vogyt Koyanagi Hoyt. TCA: Triamcinolone Acetate

Page 7: KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI ...perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/...KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS Disusun Oleh:

5

Sebanyak 54.4% termasuk dalam

kelompok tajam penglihatan <3/60,

dan terdapat 8.7% pasien dengan tajam

penglihatan awal NLP. Gambaran

klinis secara umum dapat dilihat pada

Tabel 2. Rata-rata TIO pre operatif

35,81±13.30mmHg. Kondisi okular

pasien didapatkan sebanyak 87,7%

dengan katarak komplikata. Sebanyak

10 mata sudah pernah menjalani

operasi glaukoma sebelumnya.

Sebelum menjalani tindakan operasi

rata-rata telah mendapatkan

pengobatan dengan medikamentosa

selama 11,84±18.87 bulan. Kombinasi

trabekulektomi dengan ekstraksi lensa

dengan implantasi lensa intraokular

merupakan tindakan yang paling

banyak dilakukan. Tabel 3

menunjukan sebanyak 45.61%

tindakan menggunakan antimetabolit

5FU sebagai tindakan tambahan. Pada

pasien yang mendapatkan tindakan

GDD implant, 4 diantaranya

mendapatkan implant baerveldt.

Tabel 2. Karakteristik Klinis Pasien Glaukoma Uveitis yang Mendapat Terapi

Operasi Glaukoma

Jumlah

(n=57

mata)

Persen-

tase

(%)

Jumlah

(n=57

mata)

Persen-

tase

(%)

Tajam penglihatan Lensa

>6/12 4 7.0% Jernih 2 3.5%

6/12-6/18 3 5.3% Pseudofakia 5 8.8%

6/18-6/60 8 14.0% Katarak komplikata 50 87.7%

6/60-3/60 6 10.5%

<3/60 31 54.4%

Operasi glaukoma

sebelumnya

NLP 5 8.8% Kombinasi

Gonioskopi

trabekulektomi+

ekstraksi lensa+

implantasi LIO+5FU 1 1.75%

Sudut terbuka 18 31.6% Trabekulektomi 2 3.51%

Sudut tertutup 35 61.4% Trabekulektomi+MMC 3 5.26%

PAS 12 21.1% Trabekulektomi+5FU 4 7.02%

Tidak diperiksa 4 7% Laser sebelumnya

LPI 2 3.5%

LPI: Laser Peripheral Iridectomy. MMC: Mytomycin C.

Page 8: KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI ...perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/...KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS Disusun Oleh:

6

Tabel 3. Karakteristik Operasi Glaukoma pada Glaukoma Uveitis

Jumlah

(n)

Persentase

(%)

Jenis pembedahan

GDD implant 5 8.7%

Trabekulektomi+5FU 18 31.6%

Kombinasi trabekulektomi+ekstraksi lensa+implantasi +LIO 23 40.4%

Kombinasi trabekulektomi+ekstraksi lensa+implantasi +LIO +5FU 8 14.0%

TSCPC 3 5.3%

Sinekiolisis

Ya 21 36.8%

Tidak 36 63.2%

Komplikasi

Hifema &koagulum 4 7.0%

Hipotoni 3 5.0%

Rekurensi uveitis post operasi 16 28.0%

TSCPC: Transcleral Cyclophtocoagulation

Penurunan TIO didapatkan pada

setiap jenis tindakan. Grafik 1

menggambarkan perubahan TIO pada

setiap jenis tindakan. Terdapat

penurunan TIO dengan rata-rata TIO

inisial 35,81±13,30 mmHg dalam

follow up selanjutnya pada hari

pertama, minggu pertama, bulan

pertama, bulan ke-3, bulan ke-6, bulan

ke-9, dan bulan ke-12 secara berturut-

turut dalam mmHg 21,95±9,93,

18,09±11,65, 17,49±7,06, 16,93±7,43,

17,35±7,91, 16,19±7,87, 15,09±3,36.

Rata-rata follow up pasien 6.41±4.02

bulan. Sukses parsial pada bulan

pertama didapatkan sebanyak 43 dari

57 mata, pada bulan ke-6 sebanyak 21

dari 31 mata, dan bulan ke-12

sebanyak 7 dari 11 mata. Terdapat 15

mata lost to follow up, 27 mata

dijadwalkan untuk kontrol selanjutnya

dan 4 mata yang menjalani operasi

glaukoma tambahan.

.

Page 9: KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI ...perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/...KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS Disusun Oleh:

7

Grafik 1. Penurunan TIO Setelah Operasi Glaukoma

Grafik 2. Perubahan BCVA Setelah Operasi Glaukoma

0

10

20

30

40

50

Preoperatif 1 hari

(n=57)

1 minggu

(n=57)

1 bulan

(n=57)

3 bulan

(n=46)

6 bulan

(n=31)

9 bulan

(n=21)

12 bulan

(n=11)

TIO (mmHg)

Periode Follow-up

Semua jenis operasiGDD implantTrabekulektomi+5FUKombinasi trabekulektomi+ ekstraksi lensa+implantasil LIOKombinasi trabekulektomi+ekstraksi lensa+implantasi LIO+5FUTSCPC

0

10

20

30

40

50

60

Preoperatif 1 hari

(n=57)

1 minggu

(n=57)

1 bulan

(n=57)

3 bulan

(n=46)

6 bulan

(n=31)

9 bulan

(n=21)

12 bulan

(n=11)

Jumlah

mata

Periode Follow-up

<6/12 6/12-<6/18 6/18-<6/60 6/60-<3/60 <3/60 NLP

Page 10: KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI ...perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/...KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS Disusun Oleh:

8

kombinasi trabekulektomi dengan

ekstraksi lensa dan implantasi LIO.

Grafik 2 menunjukan perubahan

BCVA setelah operasi glaukoma

dengan 2 pasien mengalami perubahan

BCVA menjadi NLP.

Tabel 4. Keberhasilan Operasi Glaukoma pada Glaukoma Uveitis

Sukses

Absolut

Sukses

Parsial Gagal

Follow up bulan ke-1 (n=57)

GDD implant 1 (20%) 3 (60%) 1 (20%)

Trabekulektomi+5FU 1 (5,56%) 14 (77,78%) 3 (16,67%)

Kombinasi Trabekulektomi+Ekstraksi Lensa+

Implantasi LIO 3 (13,04%) 19 (82,61%) 1 (4,35%)

Kombinasi Trabekulektomi+Ekstraksi Lensa+

Implantasi LIO+5FU 2 (25%) 6 (75%) 0 (0%)

TSCPC 2 (66,67%) 1 (33,3%) 0 (0%)

Semua jenis operasi 9 (15,79%) 43 (75,44%) 5 (8,77%)

Follow up bulan ke-6 (n=31)

GDD implant 0 (0%) 1 (100%) 0 (0%)

Trabekulektomi+5FU 1 (10%) 6 (60%) 3 (30%)

Kombinasi Trabekulektomi+Ekstraksi Lensa

+Implantasi LIO 1 (9,09%) 10 (90,91%) 0 (0%)

Kombinasi Trabekulektomi+Ekstraksi Lensa+

Implantasi LIO+5FU 1 (16,67%) 4 (66,67%) 1 (16,67%)

TSCPC 2 (66,67%) 0 (0%) 1 (33,33%)

Semua jenis operasi 5 (16,13%) 21 (67,74%) 5 (16,13%)

Follow up bulan ke-12 (n=11)

GDD implant 0 (0%) 0 (0%) 0(0%)

Trabekulektomi+5FU 0 (0%) 4 (100%) 0 (0%)

Kombinasi Trabekulektomi+Ekstraksi Lensa+

Implantasi LIO 1 (25%) 2 (50%) 1 (25%)

Kombinasi Trabekulektomi+Ekstraksi Lensa+

Implantasi LIO+5FU 2 (66,67%) 1 (33,33%) 0 (0%)

TSCPC 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

Semua jenis operasi 3 (27,27%) 7 (72,72%) 1 (9,09%)

Tabel 5 menggambarkan adanya

penurunan jumlah medikasi obat

antiglaukoma sebelum tindakan dan

setelah tindakan. Pemberhentian

Carbonic Anhidrase Inhibitor (CAI)

merupakan yang paling banyak

didapatkan. Komplikasi tindakan pada

studi ini didapatkan hifema dan

Page 11: KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI ...perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/...KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS Disusun Oleh:

9

koagulum yang didapatkan pada follow

up minggu pertama pasca operasi.

Hipotoni terjadi pada 3 pasien tetapi

tekanan kembali dalam kurun waktu

follow up1 bulan.

Tabel 5. Perubahan Jumlah Medikasi TIO preoperatif dan follow up terakhir

Preoperatif Kunjungan terakhir

Jumlah obat antiglaukoma 1.96±0.33 1.18±0.78

DISKUSI

Penatalaksanaan operasi glaukoma

pada glaukoma uveitis memiliki

keberhasilan yang rendah. Beberapa

penelitian sebelumnya mendapatkan

faktor yang meningkatkan risiko

kegagalan tindakan bedah glaukoma

pada pasien uveitis antara lain usia

muda, laki-laki, etiologi uveitis, uveitis

kronis,dan inflamasi pasca operasi5,8–11

Etiologi uveitis memberikan

gambaran mekanisme peningkatan

TIO yang terjadi. HSV dan

toksoplasma meningkatkan TIO pada

saat inflamasi akut tanpa penutupan

sudut. Mekanisme peningkatan TIO

pada VKH antara lain terbentuknya

sinekia posterior ekstensif yang

menyebabkan seklusio pupil dan iris

bombe dapat menutup sudut dan

meningkatkan TIO.5,8–11 Pada

penelitian lain didapatkan idiopatik

uveitis anterior kronis dengan sudut

terbuka merupakan kasus terbanyak.

Tingginya TIO diasosiasikan dengan

adanya PAS dan terapi steroid serta

imunomodulator. Studi ini

menunjukan uveitis anterior

merupakan kasus terbanyak, akan

tetapi sebanyak 47,7% tidak dilakukan

pemeriksaan. Adanya PAS sebanyak

21% menunjukan uveitis yang terjadi

sudah merupakan tahap yang kronis

dengan adanya perubahan struktur

okular.

Steroid preoperatif umumnya

diberikan sebagai profilaksis untuk

mencegah peradangan hebat setelah

operasi intraokular pada pasien dengan

uveitis. Pendapat lain dikemukakan

Kwon dkk yang dalam studinya

mendapatkan uveitis yang aktif pada

Page 12: KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI ...perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/...KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS Disusun Oleh:

10

saat tindakan operasi bukan

merupakan faktor risiko kegagalan

tindakan baik trabekulektomi maupun

pemasangan GDD implant, tetapi

rekurensi uveitis post operasi

berhubungan dengan risiko

kegagalan.12,13 Pada studi ini sebanyak

73,68% mendapatkan pemberian

steroid preoperatif dengan pemberian

kombinasi metilprednisolon dan tetes

mata prednisolon asetat merupakan

steroid yang paling banyak digunakan,

yaitu 42,1%, dan operasi dilakukan

saat aktivitas peradangan sudah tidak

aktif. Rekurensi uveitis pasca operasi

didapatkan pada 28% kasus.

Tindakan bedah filtrasi glaukoma

merupakan tindakan yang paling

umum dan memiliki keberhasilan yang

tinggi dalam mengontrol TIO. Suatu

studi yang menilai keberhasilan

tindakan trabekulektomi dalam 20

tahun menunjukan pasien dengan usia

muda dan memiliki glaukoma uveitis

merupakan faktor risiko kegagalan

trabekulektomi. Penggunaan agen

antifibrotik dalam tindakan

trabekulektomi berdasarkan beberapa

studi terdahulu dapat meningkatkan

keberhasilan tindakan. Almobarak dkk

menunjukan probabilitas kumulatif

keberhasilan trabekulektomi dengan

MMC sebesar 60% pada 36 bulan.

Tindakan bedah galukoma dengan

GDD implant saat ini banyak dijadikan

pilihan baik sebagai tindakan primer

ataupun sekunder pada pasien dengan

glaukoma uveitis. Suatu penelitian

menunjukan keberhasilan GDD

implant tidak berbeda antara pasien

uveitis dan non-uveitis. Kwon dkk

mendapatkan secara keseluruhan

sukses parsial pada pasien glaukoma

uveitis tidak berbeda secara signifikan

antara tindakan trabekulektomi dan

GDD implant, yaitu 67% dan 75%.

Hasil serupa juga didapatkan oleh

Chow dkk tetapi didapatkan angka

kegagalan baerveldt yang lebih rendah

dibandingkan dengan trabekulektomi

ataupun ahmed implant.13–19 Studi ini

menunjukan sukses parsial yang lebih

tinggi yaitu 75,44% pada bulan

pertama, 67,74% pada bulan ke-6 dan

72,72% pada bulan ke-12. Akan tetapi

pada studi ini terdapat perbedaan

jumlah pasien dalam setiap periode

follow up dan banyaknya jumlah

Page 13: KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI ...perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/...KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS Disusun Oleh:

11

pasien lost to follow up, yaitu 15mata

atau 26,31%. Pada 4 mata dengan

implant barveldt, 1 diantaranya

menunjukan hasil sukses absolut pada

bulan pertama. Tindakan

trabekulektomi+5FU mendapatkan

hasil sukses parsial yang besar pada

bulan pertama dan ke-6 tetapi

memiliki kegagalan yang lebih banyak

dari tindakan lainnya, yaitu 3 mata

pada follow up bulan pertama dan 3

mata pada follow up bulan ke-6.

Penggunaan 5FU pada studi ini

didapatkan sebanyak 45,61%.

Katarak komplikata merupakan

salah satu komplikasi yang cukup

umum didapatkan pada pasien uveitis.

Bedah katarak yang dilakukan sebelum

bedah filtrasi glaukoma berisiko

menyebabkan inflamasi kembali dan

meningkatkan TIO. Akan tetapi,

tindakan bedah filtrasi glaukoma jika

dilakukan sebelum bedah katarak

memiliki risiko meningkatkan

progresivitas katarak. Kombinasi

kedua tindakan tersebut dalam satu

waktu merupakan jalan tengah yang

banyak dipilih. Pada penelitian

didapatkan kombinasi

fakotrabekulektomi memiliki

probabilitas kumulatif keberhasilan

sebesar 71% dalam 5 tahun tanpa

penggunaan obat antiglaukoma pasca

operasi.20,21 Studi ini menunjukan

keberhasilan yang tinggi pada pasien

dengan tindakan kombinasi tersebut ,

yaitu sebanyak 3 pasien dengan

keberhasilan sukses absolut, dan

82,61% termasuk dalam kategori

sukses parsial. Akan tetapi pada studi

ini penambahan 5 FU pada tindakan

kombinasi tersebut tidak

meningkatkan keberhasilan.

Banyaknya pasien yang mendapat

terapi kombinasi ini juga berpengaruh

pada tajam penglihatan. Pada grafik 2

terlihat pada saat post operatif pasien

dengan kategori penglihatan<3/60

memiliki proporsi yang lebih sedikit

dibandingkan saat periode pre operatif.

Studi Primary Tube vs

Trabeculectomy mendapatkan

komplikasi post operasi pada

kelompok tube sebanyak 29% dan

pada kelompok trabekulektomi

sebanyak 41%. Hipotoni merupakan

komplikasi yang ditakutkan pada

tindakan pembedahan glaukoma,

Page 14: KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI ...perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/...KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS Disusun Oleh:

12

khususnya pada pasien glaukoma

uveitis karena inflamasi kronis sudah

terjadi kerusakan pada fungsi badan

siliar. Pada pasien glaukoma uveitis,

hipotoni terjadi pada 0-36% Hipotoni

awal dapat terjadi pada 30% kasus.

Overfiltrasi yang berlebihan dapat

menyebabkan bilik mata depan yang

dangkal, efusi koroidal, perdarahan

suprakoroidal,dan makulopati. Implant

baerveldt memiliki risiko persisten

hipotoni.13,16,17,22 Studi ini menunjukan

komplikasi hipotoni terjadi pada 3

pasien. Terdapat 1 pasien dengan

hipotoni pasca operasi pemasangan

implant GDD tipe baerveldt dengan

perubahan tajam penglihatan LP

menjadi NLP. Hifema dan koagulum

terjadi pada 4 pasien, kondisi membaik

dalam kurun waktu kontrol 1 bulan.

Limitasi pada studi ini antara lain,

pengambilan data dengan waktu follow

up yang bervariasi dan singkat. Studi

ini merupakan studi retrospektif yang

bergantung kepada kelengkapan rekam

medis sehingga ketidaklengkapan

rekam medis mempengaruhi hasil.

Pemeriksaan nervus optikus tidak

ditampilkan oleh karena pemeriksaan

tersebut hanya dilakukan pada sedikit

pasien.

SIMPULAN

Secara keseluruhan, penurunan TIO

terjadi pada setiap jenis tindakan baik

operasi filtrasi trabekulektomi dengan

pemberian 5FU, kombinasi

trabekulektomi dan operasi katarak,

pemasangan GDD implant, maupun

laser TSCPC. Sukses absolut dan

parsial memiliki persentase yang tinggi

tetapi dengan waktu follow up yang

singkat, bervariasi, dan banyaknya

kasus lost to follow up.

DAFTAR PUSTAKA

1. Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi

GA. Basic and Clinical Science

Course 10: Glaucoma. San

Fransisco: American Academy

of Ophthalmology; 2016. Hlm

143–6

2. Shaarawy TM, Sherwood MB,

Hitchings RA, Crowston JG.

Glaucoma Medical Diagnosis &

Therapy Volume One.

Vancouver: Elsevier; 2009. Hlm

393–401.

3. Muñoz-negrete FJ, Moreno-

montañés J, Hernández-

martínez P, Rebolleda G.

Current Approach in the

Diagnosis and Management of

Uveitic Glaucoma. Biomed Res

Page 15: KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI ...perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/...KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS Disusun Oleh:

13

Int. 2015;2015 Hlm 1–13.

4. Siddique SS, Suelves AM,

Baheti U, Foster CS. Major

Review Glaucoma and Uveitis.

Surv Ophthalmol. 2013;58(1):

Hlm 1–10.

5. Pathanapitoon K, Smitharuck S.

Prevalence and Visual Outcome

of Glaucoma With Uveitis in a

Thai Population. J Glaucoma.

2017;26(3):2 Hlm 47–52.

6. Deschenes J, Murray PI, Rao

NA, Nussenblatt RB, Deschenes

J, Murray PI, et al. International

Uveitis Study Group ( IUSG )

Clinical Classification of

Uveitis. Ocul Immunol

Inflamm. 2009; 3948: Hlm 8–

10.

7. Shaarawy TM, Sherwood MB,

Grehn F. Guidelines on Design

and Reporting of Glaucoma

Surgical Trials. Amsterdam:

Kugler; 2008. Hlm 5–24.

8. Cunningham ET, Zierhut M,

Cunningham ET. Uveitic Ocular

Hypertension and Glaucoma.

Ocul Immunol Inflamm

[Internet]. 2017;25(6): Hlm

737–9.

9. Kesav N, Palestine AG, Kahook

MY, Pantcheva MB. Current

Management of Uveitis-

associated Ocular Hypertension

and Glaucoma. Surv

Ophthalmol. 2020; Hlm 1–20.

10. Sharon Y, Friling R, Luski M,

Quizhpe B, Sharon Y. Uveitic

Glaucoma : Long-term Clinical

Outcome and Risk Factors for

Progression. Ocul Immunol

Inflamm. 2017;00(00): Hlm 1–

8.

11. Ai Shimizu, Maruyama K,

Yokoyama Y, Tsuda S, Ryu M,

Nakazawa T. Characteristics of

uveitic glaucoma and evaluation

of its surgical treatment. Clin

Ophthalmol. 2014;8: Hlm

2383–9.

12. Rodriguez-garcia A, Foster CS,

Foster CS. Cataract Surgery in

Patients with Uveitis :

Preoperative and Surgical

Considerations. IntechOpen.

2018; Hlm 5–28.

13. Jin H, Mbbs K, Xiang Y, Kong

G, William L, Mbbs T, et al.

Surgical outcomes of

trabeculectomy and glaucoma

drainage implant for uveitic

glaucoma and relationship with

uveitis activity. Clin Exp

Ophthalmol. 2017;45: Hlm

472–80.

14. Landers J, Martin K, Sarkies N.

A Twenty-Year Follow-up

Study of Trabeculectomy : Risk

Factors and Outcomes.

Ophthalmology.

2012;119(4):694–702.

15. Almobarak FA, Alharbi AH,

Morales J, Aljadaan I.

Intermediate and Long-term

Outcomes of Mitomycin C –

enhanced Trabeculectomy as a

First Glaucoma Procedure in

Uveitic Glaucoma. J Glaucoma.

2017;26(5): Hlm 478–85.

16. Chow A, Burkemper B, Varma

R, Rodger DC, Rao N, Richter

GM. Comparison of surgical

outcomes of trabeculectomy ,

Ahmed shunt , and Baerveldt

shunt in uveitic glaucoma. J

Ophthalmic Inflamm Infect.

Page 16: KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI ...perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/04/...KARAKTERISTIK DAN KEBERHASILAN OPERASI GLAUKOMA PADA GLAUKOMA UVEITIS Disusun Oleh:

14

2018;8(9): Hlm 1–10.

17. Ramdas WD. Efficacy of

glaucoma drainage devices in

uveitic glaucoma and a meta-

analysis of the literature. Clin

Exp Ophthalmol. 2019;257:

Hlm 143–51.

18. P B, PT K. Wound Healing and

Glaucoma Surgery : Modulating

the Scarring Process with

Conventional Antimetabolites

and. Dev Ophthalmol. 2012;50:

Hlm 79–89.

19. Iwao K, Inatani M, Seto T.

Long-term Outcomes and

Prognostic Factors for

Trabeculectomy With

Mitomycin C in Eyes With

Uveitic Glaucoma : A

Retrospective Cohort Study. J

Glaucoma. 2014;23(2):Hlm 88–

94.

20. Wadke V, Lingam V, George R,

George AE, Ganesh SK, Biswas

J, et al. Phacotrabeculectomy in

Eyes With Uveitic Glaucoma :

A Retrospective Case-Control

Study. J Glaucoma.

2019;28(7):Hlm 606–12.

21. Nishizawa A, Inoue T, Ohira S,

Takahashi E, Saruwatari J. The

Influence of

Phacoemulsification on Surgical

Outcomes of Trabeculectomy

with Mitomycin-C for Uveitic

Glaucoma. PLoS One. 2016;

Hlm 1–11.

22. Gedde SJ, Feuer WJ, Shi W,

Lim KS, Barton K, Goyal S, et

al. Treatment Outcomes in the

Primary Tube Versus

Trabeculectomy Study after 1

Year of. Ophthalmology. 2018;

Hlm1–14.