karakterisitik melange di daerah ciletuh,jawa barat

20
/ .., ,6 ! -::;.,. _J "7 I KARAKTERISITIK MELANGE DI DAERAH CILETUH,JAWA BARAT DAN STUD! DEFORMASI BATUAN OFIOLIT Munasri, Safei Siregar, Haryadi Pennana, Siti Djoehanah, Dedi Mulyadi, Dedi Rahayu dan Nyanjang Puslitbang Geoleknologi - UP! JI. Sangkuriang, Komplek UP!. Bandung 40135 Sari: - Daerah Ciletuh, Jawa Barat merupakan salah satu dari tiga tempat di Jawa dimana dijumpai singkapan batuan pra-Tersier. Gealagi di daerah Ciletuh merupokan praduk aktivitas tektanik pada zana subduksi yang mengasilkan kampek batuan bancuh (melange). Dalam penelitian ini telah dilakukan pengamatan gealagi baik pada bataun dasar (batuan ajialit) dan botuan sedimen yang diendapkan di atasnya (Formasi Ciletuh). Penelitian batuan dasar dikhususkan pada pengamatan litologi dan struktur di lapangan; serta analisis unsur mikrostruktur beserta minerlaoginya di laboratorium. Penelitian Formasi Ciletuh terutama pada konfirmasi umur dan penelusuran batuan berumur Kapur. Dari hasil penelitian ini disimpulakan komplek Ojiolit Ciletuh kemungkinan besar terbentuk dari batuan yang berasal dari punggungan lengah samudera yang sekarang telah termalihkan selama proses subduksi. Batuan malihan ini kemudian lerakresikan bersamaan dengan hadirnya batuan kerak samudera dari alas busur volkanik yang terbentuk pada Eosen. Formasi Ciletuh diendapkan syn-tektonik dengan proses pembentukan prisma akresi sebagai protolit komplek bancuh Ci/etuh. Tidak dijumpainya botuan sedimen berumur kapur, termasuk baturijang masih merupakan pertanyaan yang perlu di cari jawabannya. Adanya batuan kwarsit yang masih memperlihatkan struktur per/apison sementara ini diduga merupakan batuon rijang yang mengalami metamorfosa pada saat proses subduksi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar bclakang dan tujuan pcnelitian Daerah Ciletuh, Jawa Barat disebut sebagai salah satu dari tiga tempat di Jawa dimana dijumpai singkapan batuan pra-Tersier. Dua daerah lain yang dimaksud adalah daerah Karangsambung dan daerah Bayat. Batuan pra-Tersier yang tersingkap di daerah Ciletuh umumnya berupa batuan ofiolit yang terdiri dari peridotit, serpentinit, gabro, dan basalt; dan batnan malihan yang terdiri dari sekis, filit dan kuarsit, Batnan ofiolit/ultrabasa di daerah Ciletuh tersebar di daJam satuan batuan yang disebut sebagai Formasi Ciletuh, schingga kenampakan batuan ultrabasa ini scperti terbenam di dalam Formasi Ciletuh. Batuan ultrabasa ini berbentuk blok-blok dan kepingan besar yang ukurannya mencapai tebal 30-100 m dan panjang 2 km. Untuk mengetahui gambaran yang lebih luas rnengenai tatanan geologi di daerah Ciletuh berikut di bawah ini adaJah beberapa penelitian yang pernah dilakukan di daerah tersebut: Van Benunelen (1970) dalam bukunya The Geology of Indonesia menyebut batuan PaJeogen di daerah penelitian sebagai Ciletuh Beds. yang kemudian dipisahkannya menjadi dua kelompok batuan: I). kelompok brcksi batupasir dan grewake dengan fragmen sekis, kuarsa, tunnalin, garnet dan batuan vulknnik. 2). kelompok batupasir kuarsa, konglomerar, batulumpur mcngandung jejak tumbuhan cL111 batubara, Ciletuh Beds iui dianggap tidak selaras di atas batuan malihan. Mark (1957) kcmudian membcri nama Formasi Ciletuh untuk salnail batuan ini. Soekanuo (1975) secara formal memetakau Formasi Ciletuh dan satuan batuan lainnya yang kemudian dimuat dalam pcta geologi lembar Jarnpang dan Balekambang. skala I: I00.000. Thayib. et al.. (1977) mcnafsirkan batuan ofiolit, batuan malihan dan batuan sedimen pra- Lcnoron Penelitian Pus/i/bong Geo/ekn%gj·UP/, Tohun Anggoron 1999/2000 III

Upload: adsis-setiadi

Post on 07-Jul-2016

299 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Genesa melange Ciletuh

TRANSCRIPT

Page 1: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

/ ~.., , 6 !-::;.,. _J "7

I

KARAKTERISITIK MELANGE DI DAERAH CILETUH,JAWA BARATDAN STUD! DEFORMASI BATUAN OFIOLIT

Munasri, Safei Siregar, Haryadi Pennana, Siti Djoehanah,Dedi Mulyadi, Dedi Rahayu dan Nyanjang

Puslitbang Geoleknologi - UP!JI. Sangkuriang, Komplek UP!. Bandung 40135

Sari: - Daerah Ciletuh, Jawa Barat merupakan salah satu dari tiga tempat di Jawa dimana dijumpaisingkapan batuan pra-Tersier. Gealagi di daerah Ciletuh merupokan praduk aktivitas tektanik padazana subduksi yang mengasilkan kampek batuan bancuh (melange). Dalam penelitian ini telahdilakukan pengamatan gealagi baik pada bataun dasar (batuan ajialit) dan botuan sedimen yangdiendapkan di atasnya (Formasi Ciletuh). Penelitian batuan dasar dikhususkan pada pengamatanlitologi dan struktur di lapangan; serta analisis unsur mikrostruktur beserta minerlaoginya dilaboratorium. Penelitian Formasi Ciletuh terutama pada konfirmasi umur dan penelusuran batuanberumur Kapur.

Dari hasil penelitian ini disimpulakan komplek Ojiolit Ciletuh kemungkinan besar terbentukdari batuanyang berasal dari punggungan lengah samudera yang sekarang telah termalihkan selamaproses subduksi. Batuan malihan ini kemudian lerakresikan bersamaan dengan hadirnya batuankerak samudera dari alas busur volkanik yang terbentuk pada Eosen. Formasi Ciletuh diendapkansyn-tektonik dengan proses pembentukan prisma akresi sebagai protolit komplek bancuh Ci/etuh.Tidak dijumpainya botuan sedimen berumur kapur, termasuk baturijang masih merupakanpertanyaan yang perlu di cari jawabannya. Adanya batuan kwarsit yang masih memperlihatkanstruktur per/apison sementara ini diduga merupakan batuon rijang yang mengalami metamorfosapada saat proses subduksi.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar bclakang dan tujuan pcnelitianDaerah Ciletuh, Jawa Barat disebut sebagai salah satu dari tiga tempat di Jawa dimana

dijumpai singkapan batuan pra-Tersier. Dua daerah lain yang dimaksud adalah daerahKarangsambung dan daerah Bayat. Batuan pra-Tersier yang tersingkap di daerah Ciletuh umumnyaberupa batuan ofiolit yang terdiri dari peridotit, serpentinit, gabro, dan basalt; dan batnan malihanyang terdiri dari sekis, filit dan kuarsit, Batnan ofiolit/ultrabasa di daerah Ciletuh tersebar di daJamsatuan batuan yang disebut sebagai Formasi Ciletuh, schingga kenampakan batuan ultrabasa iniscperti terbenam di dalam Formasi Ciletuh. Batuan ultrabasa ini berbentuk blok-blok dan kepinganbesar yang ukurannyamencapai tebal 30-100 m dan panjang 2 km. Untuk mengetahui gambaran yanglebih luas rnengenai tatanan geologi di daerah Ciletuh berikut di bawah ini adaJah beberapa penelitianyang pernah dilakukan di daerah tersebut:

Van Benunelen (1970) dalam bukunya The Geology of Indonesia menyebut batuan PaJeogendi daerah penelitian sebagai Ciletuh Beds. yang kemudian dipisahkannya menjadi dua kelompokbatuan: I). kelompok brcksi batupasir dan grewake dengan fragmen sekis, kuarsa, tunnalin, garnetdan batuan vulknnik. 2). kelompok batupasir kuarsa, konglomerar, batulumpur mcngandung jejaktumbuhan cL111 batubara, Ciletuh Beds iui dianggap tidak selaras di atas batuan malihan. Mark (1957)kcmudian membcri nama Formasi Ciletuh untuk salnail batuan ini.

Soekanuo (1975) secara formal memetakau Formasi Ciletuh dan satuan batuan lainnya yangkemudian dimuat dalam pcta geologi lembar Jarnpang dan Balekambang.skala I: I00.000.

Thayib. et al.. (1977) mcnafsirkan batuan ofiolit, batuan malihan dan batuan sedimen pra-

Lcnoron PenelitianPus/i/bong Geo/ekn%gj·UP/, Tohun Anggoron 1999/2000 III

Page 2: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

KarakterlstikMelange DiDaerah Cilefuh, ... Munasrl. dU.

Tersier yang menampakkan defonnasi kuat dengan serpih lergerus merupakan kelompok batuanbancuh (melange). Forrnasi Ciletuh yang diestimasikan berumur Eosen Tengah - Oligosen Awatdisimpulk.1n tidak selaras di alas batuan bancuh tersebut (lihat juga van Bemmelen , 1970). Batuanbancuh tersebut diperkirakan terbenlUk pada palung penunjaman yang terjadi pada zaman KapurAkhir sampai Paleosen.

Martodjojo (1984) mengusulkan dua kelompok Ciletuh Beds yang diperi oleh van Bemmelen(1949) menjadi dua satuan yaitu masing-masing sebagai Formasi Ciletuh untuk kelompok breksibatupasir dan grewake; dan Fonnasi Bayah untuk kelompok batupasir kuarsa, karena dianggapmempunyai ciri yang sama dengan ciri pada lokasi tipe Formasi Bayah, Banten Selatan. Martodjojo(1984) - berbeda dengan Thayib, et al., (1977) - menganggap Formasi Ciletuh berada selaras di alasbatuan bancuh, Hal ini didasarkan atas asumsi tidak terputusnya proses subduksi lempeng SamuderaIndia dengan Jawa bagain barat-daya sejak zaman Kapur Akhir,

Schiller et al., (t 991) menentukan umur Formasi Ciletuh sebagai Eosen Akhir berdasarkananalisis fosil foraminifera. IlaIUlO fossil dan polen. Batuan ultrabasa yang 'terbenam' didalam FonnasiCiletuh diteutukan umumya sebagai PaJeosen (56 juta tahun) berdasarkan metoda K-Ar. Sedangkanpada lava basalt yang membeutuk Fonnasi Citirem tidak dilakukan dating dan Schiller et al. (1991)memperkirakan batuan ini bennnur pra-Tersier.

Noerhadi (1997) menilai tektonik dan sedimentasi batuan paleogen di daerah Ciletuhdipcngaruhi oleh empal fase perkembangan cekungan pada rentang waktu Paleosen-Oligosen. Fasetektonik regangan menghasilkan dasar cekungan berupa kerak samudera dimana diendapkan FonnasiCiletuh bagian bawah. Fase ini diikuti pengendapan sekuen turbiditik yang mengasar ke atas sebagaiakibat fase tektonik kompresi. Berikutnya diendapkan endapan sedimen gravitasi mega breksi yangmerupakan Formasi Ciletuh bagian atas, Tektonik regangan berikutnya menghasilkan eekungan yangdiisi oleh batupasir konglomcrat FormasiBayah.

Parkinson et al. (1998), mengkelaskan komplek Ciletuh kedalam komplek akresional KapurAkhir diwakili oleh kumpulan batuan serpentinisasi ultramafik, retas gabro, basal! pillow, breksivolkanik, hialoklastil dan grewake. Batuan malihan retatif jarang dijumpai berupa kuarsitmengandung glaukofan, epidot amfibolit, crosit-epidot amfibolit.

Dari penelitian yang pernah dilakukan di daerah Ciletuh seperti disebutkan di alas, masihbanyak fenomena geologi yang belum dipahami sepenuhnya. Diantara yang belum diperolehpenjelasannya adalah: I). Bagaimana mekanisme dan proses alih-ternpat batuan ofiolit "ke dalam"Formasi Ciletuh; 2). Bagaimana pula genesa batuan ofiolit di daerah Ciletuh tersebut. Untukkeperluan penclitian ini, pada tahun sebelumnya Siregar dkk, (1999) telah melakukanpenginventarisasian khususnya mengenai akses dan lintasan-Iintasan yang direkomendasi untukdilakukan penelitian.

1.2. Lokasi dan Kesampaian DaerahSecara administratif kawasan geologi Fonnasi Ciletuh terletak di Kabupaten Sukabumi bagian

selatan, Jawa Barat, Daerah yang tennasuk pada Formasi Ciletuh, di sebelah barat berbatasan denganSamudera India (gambar I). Di tengah formasi ini mengalir dari selatan Sungai Ciletuh yang bennuaradi Teluk Ciletuh. Hanya daerah yang berada di sebelah barat Sungai Ciletuh yang diteliti, Daerah inidapal dieapai dari Jampang Kulon sampai desa Cibenda. Dari desa Cibenda lokasi penelitian dicapaidcngan berjalan kaki atau berkendaraan hingga ke muara Sungai Ciletuh dan disambung denganmenggunakan perahu.

1.3. Metoda PcnelitianPenelitian ini dibagi sesuai urutannya yaitu penelitian lapangan, penelitian laboratorium dan

pelaporan hasil peuelitian.

l. Pcnelitian Lapangan mcliputi pcngamatan penyebaran batuan sedimen Tersier dan Pra-Tersier,pengnmatan pcnycbaran batuan ofiolit dan malihan, pengukurnn unsur stratigrafl dan pengamatanunsur mikropaleontologi.

2. Peuelitian Laboratorium mcliputi analisis pctrologi, analisis mikro strtruktur, sedimentologi,mikropalcontologi: pcmbuatan pcnampang terukur dan peta-peta tematiknya. Pada kegialan ini,penelitian akan ditekankan pada analisis nukropaleonlologi dan analisis petrografi dan analisis

loporan penelitianPusJitbangGeofeknoJogi-liPI. Tahun Anggaran 1999/2000 II

Page 3: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

Karakteristik Melange Di Daerah Ciletuh. ... Munasrl. dkk.

mikro sturktur batuan oliolit.3. Pelaporan penelilian akan dibakukan dalam bentuk laporan teknis dan direncanakan

dipresentasikan pada acara Ekspose Hasil Penelilian Puslitbang Geoteknologi-LIPI sesuai yangdijadwalkan. Hasil penelitian ini direncanakan pula untuk dipublikasikan pada jumal ilmiah yangberkaitan.

1.4. Pcrsonil dan Waldu PenelitianPenelitian dilakukan selama 20 hari mulai tanggal 30 Agustus 1999 hingga tanggal 9

Seplemberl999. Penelitian dilakukan oleh 4 (empat) orang peneliti dibantu oleh 2 (dua) orangpembantu peneliti, dan seorang pengemudi seperti tercantum di bawah ini:

Ketua Tim Ahli geologi: biostmtigrali radiolaria

2

3

4

567

Drs. M. SafeiSire' ,Dr. HaryadiPermana,Ir. Siti Djoehanah

anggota

anggota

anggota

ahli geologi: sedimentologi

ahli geologi: batuan dasar dantektonikahli geologi: biostmtigraliforaminiferaasisten eoloasisten eolo

n emudi

Peralatan yang dipakai pada penelitian ini antara lain: peta geologi dan peta topografi, alat tulisdan buku Iapangan, lup, palu geologi, kompas geologi dan pahat besi, kamera, HCI IOn, tenda dankantong tidnr.

2. HASIL PENELITlAN

Pengamatan dan pengambilan conloh batuan yang dilakukan pada penelitian ini adalah padalintasan yang telah dipilih seperti Iintasan Gunung Badak, lintasan Sungai Cikepuh, Iintasan SungaiCitisuk, Iintasan Sungai Cikopo dan lintasan Sungai Citirem. Sejumlah contoh batuan diperlihatkanpada Tabel I untuk batuan ofiolit dan mctamorfik rum Tabel 2 untuk batuan sedimen. Penjelasanuntnk masing-masing IinL1S<1n dibagi dalam dua kelompok pcnelitian, yaitu kelompok sedimentologidan kelompok oliolit ,1.1n batuan malihan seperti akan diuraiktIJ di bawah ini:

2.1. GunungBadakLintasan G. Badak - P. Kunti ditempuh dari muara Ciletuh menyusuri pantai sepanjang teluk

Ciletuh hingga Pulau Kunti, Pengamatan di daerah Gunung Badak dilakukan sepanjang pantai yangmenghadap ke utara dan timur pada teluk Ciletuh (gambar 2). Batuan sedimen yang diperkimkansebagai bagian dari Formasi Ciletuh terisngkap pada bagian pantai yang menghadap ke utara. Batuanbasa dan ultrabasa mendominsi kawasan gunung Badakdan di sepanjang pantai timur pada telukCiletuh. Koutak autara batuan sedimen dengan batuan basa/ultrabasa tidak tersingkap. Diperkirakankontak anlara ke duanya adalah kontak struktur (Gambar 2).

Baiuan sedimen terdiri dari persclingan batupasir dengan batulempung dan breksi batupasirdengan [ragmen blok basalt/volkanik ukuran 100 - 75 em. Barupasir berwrana abu-abu, berlapis baikdengan ketebalan 10-15 em: dcngan struktur graddcd beding, mengandung kwarsa dan mineral mafikdengan masa dasar gampingan. Batulempung berwarna abu-abu tua.O berlapis baik dengan tebal 2-4em, dengan struktur laminasi sejajar. Breksi polimiktos mengandung komponen batupasir berukuran10 -20 em, batuan basalt/volkanlk berukuran 75-100 em <1.1n batuan metamorf Pada sayatan batupasir(conto B7) terlihat fosil foraminifera seperti Planorolaliles sp., Globigerina inaequlspira.Pseudohastigerina sp., Turborotalia sp., Acarina sp., Globigerina theca index. Kumpulan fosil ini

Laporan PenelitianPusJifbang Geofeknologi-LJPI. Tahun Anggaron 1999/2000 12

Page 4: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

Korakferisfik Melange OJ Daerah Cilefuh, ... Munasri, qkk.

berumur pada kisaran Eosen Tengah. Konglomerat dijumpai berupa blok mengandung fragmenkwarsa, rijang dan baluan beku. (foto 3).

Batuan basalultrabasa terdiri dari batuan andesit dan tuf yang dijumpai dibagian selatan daripuneak Gunung Badak (tokasi I); serpentinit yang mendominasi tubuh Gunung Badak (lokasi 2, IiOOttabel II); eL1l1 batuan basall dengan struktur bantal yang tersingkap sisi utara Gunung Badak (lokasi3). Dibeberapa ternpat batuan basalt ini menunjukan gejala terbreksikan Sketsa tektono-straligrafidiberikan dalam gambar 2.

Batuan volkanik berupa andesit piroksen disusun oleh piroksen, plagioklas, dan mineralsekunder berupa klorit, karbonat dan opak. Batuan ini mempunyai tekstur intersertal sampai porfirilik.Batuan tuff dijumpai bersama dengan andesit berupa tuff kristalin. Disusun oIeh fragmen plagioklasyang sebagian terubah menjadi klorit dan karbonat. Batuan serpentinit gunung Badak telah tembahsangat kuat. Di lapangan batuan serpentinit umumnya menunjukan tanahIapukan dan serpihan batuanberwama merah coklat, Hal yang sarna ditunjukan oleh lava bantal (basalt?) yang menunjukan alterasidan pelapukan sangat kuat. Batuan diabas dijumpai sekitar pulau Kunti menunjukan tekstur diabasik.Mineral penyusun batuan ini adalah piroksen, plagioklas, sfen, mineral sekunder berupa akIinolit,klorit. opak dan karbonat.

Dari pengamatan lapangan maupun pengamatan dalam sayatan tipis, batuan volkanik tidakmenunjukan gejala deformasi, sedangkan pada batuan scrpentinitkami sulit melakukan deskripsisehubungan dengan lingkat kelapukannya yang tinggi. Lava bantal masih menunjukan struktur bantalsempurna, tanpa menampakan pemipihan atau gejala lain. Gemsan yang mengakibatkan ubahanbatuan berupa tnineral kloritik menunjukan gejala sesar geser sinistral di dua tempat berbeda denganbidang gerus N55°E/60o dan N330oE/40o (lokasi 3, gambar 2).

2.2. Sungai CikepuhLintasan Sungai Cikepuh ditempuh melaui jalan laut dari Gunung Badak hingga muara

Cikepuh dengan perahu motor nelayan selama 2 -3 jam perjalanan. Penelitian dilakukan sepanjangsungai dari muara Cikepuh sampai sekitar 2 km ke arah hulu Cikepuh, Lintasan Sungai Cikepuhdiberikan pada gambar 3 yang dimodifikasi dari Darji (1997). Batuan yang lersingkap pada lintasanSungai Cikepuh mulai dari tanjung Ujung Sodong Barat sampai sepanjaug lSOO meter pada aliransungai Cikepuh. Batuan tersebut terdiri dari batuan sedimen berupa balupasir dan baatulempung; danbatuan basalultrabasa.

Batupasir berwama abu-abu kehitaman, karbonatan dengan sisipan batulempung dankonglomerat. Batulempung berwama abu-abu kehitaman, menyerpih dengan ketebalan 2 em.Konglomeral polimiktos dengan fragmen terdiri dari kuarsa, rijang, batugamping, gabro, serpentiniteL1l1 ko~esi besi. Fragmen batugamping dalam konglomera~~rukuran 20 X 25 em., berwarna abu-abu keputihan, mengandung algae. .

Batuan basalultrabasa pada lintasan ini berupa retas gabro pegmatitik (gabro olivin dantroktolit, lokasi 2) eL1l1 serpentinit (lokasi 3, 4, dan 5). Batuan gabro berbutir kasar dan sangat kasar(>3-5em) lerSUSWI oleh plagioklas (oligoklas-Iabradoril), piroksen (hipersten, diopsid) dan olivin.Gejala ubahan dicirikan oleh hadimya mineral sekunder berupa amfibol (aktinolil), serpentin, kloritdan opak. Gejala deformasi ditunjukan oleh pembengkokan amfibol sebagi pengganti piroksen.Deformasi suhu rendah pada gabro dicirikan oleh retakan mineral penyusun yang tereenninkan padasingkapan baluan di lapangan sangat terbreksikan. Batuan peridotit yang pada umumnya telah terubahtotal menjadi serpentinit dijumpai lebih ke arah hulu sungai (lokasi 3, 4, dan 5). Infonnasi mineralogibatuan serpentinit ini sangat sulit didapat karena umumnya telah mengalami pelapukan kuat. Gejaladefonnasi pada serpentinit dieirikan oleh zona gerusan dengan bidang N280oE130o danmengindikasikan pergeseran dekstral, dengan liniasi yang agak sulit ditentukan (lihat gambar 3, lokasi3). Pada lokasi lain (lokasi 4, foto 7) dijumpai singkapan batuan serpentinit teranjakkan ke atasbatupasir dengan bidang N235°E/30°. PaeL1 lokasi 5 (foto 8) teramati kontak batuan serpentinitdengan batuscrpih dari Fannasi Ciletuh dengan bidang gerusan N240oEI35°. Alas batuan serpentinitini umumnya mcmperlihatkan gejala haneuran (foto 7). Unsur struktur berupa struktur mata ataumantled parphyroclasl memberikan indikasi pergeseran dekstral dan pergerakan menganjak blakserpentinit ke alas batupasir Farmasi Ciletuh dengan arah dari utara ke selatan (tanda panah besarpada lakasi 4 dan 5 ).

--

Laporan PenelitianPuslitbang Geoteknotogl·UPI. Tahun Anggaran 1999/2000 13

Page 5: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

Karakterisfik Melange OiDaerah Ciletuh. ... Munosrl, dkk.

2.3. Sungai CitisukSungai Citisuk merupakan anak cabang sungai Cibatununggal berada di bagian tengah daerah

penelitian. Sungai ini dapat dicapai dari muara Ciletuh melalui jalan Iaut dengan perahu motor hinggamuara Cibatununggal. Selanjutnya diteruskan dengan menyusnri Cibatununggal hingga sungaiCitisuk. Jalan lain dapat ditempuh langsung lewat kampung terdekat di utaranya melalni perbukitan.Sungai ini memotong kelompok batuan basa-ultrabasa G. Beas. Pada Iintasan Sungai Citisuk ini(galllbar 4) batuan yang dijumpai didominaasi oleh batuan ofiolit dan sedikit batuan sedimen berupabatupasir, batulempung dan konglomerat,

Batupasir yang tersingkap di lintasan Citisuk berwarna abu kehitaman berlapis baik denganketebalan IO em. besar butir halus - sedang, karbonatan, bersisipan lempung berwarna abu-abudengan ketebalan 3 em (Foto 6). Konglomerat polimiktos mengandung fragmen batuan metamorf,serpentinit, batupasir, rijang dan fragmen kwarsa. Pada sayatan tipis conto CT 8 terlihat fragmenbatubasir yang mengandung eangkang foraminifera. Pada sayatan CT II terlihat fragmen batuanserpeminir. diabas, batuan metamorflk dan cangkang foraminifera. Hasil pengamatan lapangan batuansedimen yang tersingkap menunjukan batuan sedimen telah mengalami gejala tektonik.

Di muara sungai Citisuk (Iokasi I) dijumpai singkapan lava bantal disusun oleh basalt yangmenunjukan gejala ubahan sangat kuat. Batuan ini mempunyai tekstur intersertal dan berbutir halus,Mineral penyusun terdiri dari plagioklas, piroksen dan mineral ubahan berupa aktinolit, klorit,karbonat dan opak, Pada singkapan lainnya dijumpai gejala setempat berupa zona gerusan dengankedudukan N2400E/500.

Ke arah hulu (Iokasi 2) dijumpai kontak tektonik antara batuan sedimen (Formasi Ciletuh)berlapis tegak dengan serpentinit dengan kedudukan bidang NlIooE/70°. Pengamatan pada sayatantipis batuan sedimen yang diperoleh dari lokasi peugamatan pada bidang koutak, teramati batupasirfelspatik dan batulempung yang tergerus kuat disertai rekristalisasi lempung berupa klorit dan kalsit.Analisis lapangan pada struktur mara berupa pertumbuhan talk atau klorit disekitar serpentin yangmcnunjukan bahwa kontak sesar antara kedua batuan ini berupa sesar geser dekstral,

Pada lokasi 3 batuan serpentinit tersusun oleh hasil ubahan dati harzburgit dengan ukuran butirsedaug sampai kasar dengan struktur mesh dan bastit. Pada lokasi ini tidak ada indikasi deformasi.Beberapa singkapan menunjukan gejala gerusan tetapisulit menentukan arah pergerakannya.

Ke arah hulu (lokasi 4) banyak dijumpai bongkah gabro berbutir kasar disusun oleh plagioklas,piroksen dan sedikit olivin. Bcberapa eontoh batuannya menunjukan struktur milonitik sebagaiindikasi adanya dcformasi kuat. Beberapa coutoh lainnya berupa leukogabro yang didominasi olehkehadiran plagioklas dengan sedikit mineral mafik,

Pada lokasi 5 dijnmpai singkapan batuan malihan sepanjang 3 meter dengan tebal sekitar 2meter. Batuan ini dikelompokan kedalam jenis sekis talk-aktinolit-kloritik-serpentin atau berupascrpcntinit lergcrus yang tersusun oleh mineral serpentin. Foliasi batuan ini berkisar antara S 1:N300oE/35° rum liniasi mineral Ll: N5°E/32°NE (como TId I): SI: N3IOoE/30o: LI:N3lOoE/horisoulal (ThI2): 51: N270oE/35°: Ll: NI5°E/15°NE (Tk13).

Pengamaian unsur struktur mikro berupa struktur SIC pada semna batuan menWljukan adanyapergerakan baik sinistral atau dekslral pada masing-masing batlk1n yang berbeda. Indik,1si lain adalallterrulpat pergemkan menganjak blok serpenlinit relatif dari utara ke selatan (tanda panah besar dekatlokasi 5).

Ke arah hulu (ke arah selalan pada lokasi 6) batnml malih,'n ditulupi oleh en<L1pankonglomeratik. Batuan konglomeml i,ti memplmyai komponen domillaJl basalt, peridotit dan gabrodengan kedudukan N90'E/40°. Di atasnya ditutupi oleh sedimen dati Fonnasi Ciletuh (lokasi 7).Sepm~ang lokasi 7 hti baIlyak dijLUnpai singkapan serpentinil atau sekis lergems teJ1anam di dalamlempung scaly dengan salah salu keduduk",mya anlara lain N3IOoE/40°. Selain itu dijumpai pulakonlak teklonik alllara blok baluan nullihan (keduduk"" foliasi NllooE/800) dengan Fonnasi Cileluhdengan posisi N 110°. Di lokasi ini dijumpai baluan napal lerkristalisasi dengan kedudukanN330'E/3 5° tersuslln oleh kalsil, klorit <L1l1 opak (Tk 14). DalaIn jumlah sedikit temmati talk, piroksendan feldspar. Baluan maJihml lahmya bempa sekis kalsil-klorit-tremolil-Wlk atau sekis aktinolil-kloritdcngall sisa olivin, scdangkan kalsit hadir sebagai uml-ural. Di dalam sekis ini leramali hadimyafragmen batupasir wake, yang lerkriswlisasi (klorit) terulama bagian matriks rum terdefonnasi.

Pada akltir linlas"" (Iokasi 8) dijnmp,ti sillgkap,m lava bank11 dengan kedudllkml yang sukardiukur tapi melihO'lt dan posisinya diperkirakan menwnpang secara tidal< selarns di atas sedimen

LOPoran PenelitionPlJslitbang Geoteknologi·UPI. Tohun Anggaron 1999/2000 14

Page 6: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

Karakteristil< Melange Dj Daerah Ci/etuh. '" Munasri, dkk.

Formasi Cilelult dan komplek ofiolit-malihan. Struktur lava bantal masih nampak teramati namuntidak menunjukan gejala defonnasi seperti teramati pada lokasi I. .

2.4. Sungai CikopuLintasan sungai Cikopo (gambar4), juga merupakan cabangdari sungai Cibatununggal terletak

sebelah baral sungai Citisuk. Untuk rnencapai sungai ini dapat dilakukan dari kampung sebelahutaranya, menyusuri Cibatununggal atau memotong bukit Tegal Pamakanan. Pada Iintasan ini batnanyang tersingkap didominasi oleh batuanofiolit dan sedildt batuan sedimen.

Batupasir berwama cokelat, berlapis baik dengan ketebalan lapisan 10 em, besar butir sedang,non karbonat, Singkapan batupasir ini telah mengalamipelapukan(foto 2). Sisipan batulempung padabatupasir berwama hiram, menyerpih, ketebalan 2 em. Pada sayatan tipis terlihat kesejajaran mineraldengan dominasi mineral lempung 90 'Yo, plagioklas dan kuarsa. Konglomerat tersingkap beradadiantara peridotit dan tidak mempunyai kedudukan. Konglomerat ini mengandung fragmen basaltbcrukuran 10 -20 em. rijan dan kuarsa berukuran J- 4 em. kalsit, dengan malrik non karbonat. Daribasil analisa mikropaleontologi pada batuan sedimen di lintasanini tidak diketemukan fosil.

Penelitian batuan oliolit mendapatkan hal-hal sebagai berikut. Pada lokasi 9 dijumpai batuanserpentinit yang diperkirakan sebagai basil serpentinisasi dunit dan harzburgit membentuk morfologipunggungan. Pada lokasi 10 dijumpai singkapan batuan peridotit menumpang secara tektonik padabatuan malihan serta singkapan batulempung, serpib dan batupasir dari Fonnasi Ciletuh. Batuanserpentinit ini menumpang secara tektonik di alas batuan selds dengan kedudukan NJ40oE130° (foro9). Pada sekitar kontak atau alas dari serpentinit ini wnurnnya batuan menampakan gejala gerusankuat didominasi oleh kehadiran serpentin, talk atau mineral kloritik atau tercampur dengan batuanmalihan. Di bebcrapa tempat dijumpai singkapan serpeotinit berfoliasi dan terlipat kual. Dalampenelitian ini banya sedikit informasi mineralogi batuan serpentinil yang didapatkan, mengingathampirsemuasingkapan atau bongkahyang dijumpai sudah lerubahatau lapuk k113l.

Batuan malihan dalam pcnelitian ini hanya tersingkap sepanjang talweg sungai dengan lebarsingkapan maksimum 2 meter sepanjang 750 meter (lokasi II) dimana bagian kiri-kanan tebingsungai ditempati oleh serpentinil. Batuan malihan daerab kajian oleh Sukamto (1975) dinamakanbatuan malihan sekis Pasirluhur. Bidang foliasi batuan menarnpakan gejala bergelombang utara keselatan dan lerlipat deugan sumbu berarah barat-timur. Batuan malihan Pasirlnhur bervariasi mnlaisekis amlibolit dan epidot amfibolit sampai sekisltijan dan sekis klorit. Batuan ini diperkirakansebagai hasil rekristalisasi dari basalt, diabas atau gabro berdasarkan tekstur dan besar butirnya. Dnatipe pertama hanya dijumpai sebagai bongkah, segar dengan foliasi berkembang sangat baik. Oari tipeamfibolit dicirikan oleh kehadiran mineral plagioklas (oligoklas atau andesin) - amfibol coklat hijauatau horublcnda bcrukuran scdang sampai kasar. Batuan ini umumnya berfoliasi baik denganmemperlihatkan struktur gerus atau bidang SIC dan struktur mara (atau mantled porphyroclastamfibole atau plagioklas oleh kloril atnu tremolit). Mineral sekunder hadir berupa klorit, urat kalsitatau mineral halns epidot atau sebagai ural. Batuan malihan pada singkapan umumnya diwakili olebbatnan epidot amfibolit tersusun oleh epidot-horubleuda-plagioklas dengan mineral sekunder berupaalbit-klorit-trcmolit-kalsit dan sedikil kuarsa dan opak atau urat kalsit. Mineral sekunder tersebutterbentuk sebagai hasil rekristalisasi mineral sebelumnyapada proses retromorfisme.

Analisis defonnasi telah dilakukan pada batuan malihan pada delapan conto terorientasi(gambar 4). Conto Kol dengan kedudukan foliasi (SI) N1400/60° dan liniasi mineral (LI)N500/58°SW. Pengamatan pada bidang SIC mennnjukan gerakan sinistral atan pergerakan blok atasrelatif NE ke SW. Couto KoJ dengan SI: NI400/400 dan L1: N600140oSW dicirikan oleh strukturrnata (plagioklas atau amlibol terbungkus klorit awn tremolit) menunjukan gerakan dekstral ataupcrgerakan relatif sama dengan con to sebclumnya. Conto Ko5 dengan SI: N230o/35° dan Ll:2300/horisolllal?, pengamatan pada bidang SIC menunjukan gerakan dekstral atau NE ke SW. ConteKoll7 dengan posisi 51: NI40014llo dan L1: NI20o/15°NW. struktur mikro berupa bidang SIC danstruktur mala menunjukan pergerakan sinistral atau pergerakan relatif blok bagian atas dari NW keSE. Begiln pnla halnya conlo Ko12 dengan S I: N140°/25° dml L1: N150015°SE menunjukan indibsiarall pergerak.1n yang smna. Conlo lailmya yaitu K07 dengan Sl: N1700/60° d.1u L1: N500/500SWmenllnjllkan gerakan dekstral berd.1sarkrut struktur SIC dan mala yang mengindikasikan pergerak.1nrelalif ulara ke selalan. Dwt COIllO (conlo K04 dan K06) tid.1k memberikan indiknsi deformasi yangjelas mall posis! sayalan lid.1I< lepal.

Laporon PenelitianPuslitbang Geoteknologi-lIPI, Tahun Anggaran 1999/2000 15

Page 7: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

KarakferistikMelange Oi Daerah Ciletuh. . .. Munasri. dkk.

2:5. Sungai CitircmLokasi lintasan sungai Citircm (gaambar I) dicapai dari desa Cibcnda dengan bcrkcndaraan

mclcwati perkcbunan Cibeber atau mclalui laut, Bcberapa contoh batuan yang diambil dari sungaiCitirem berupa lava basalt yang struktur "pillow"nya sudah tidak tampak lagi, sebagian karenapelapukan yang intensif. Begitu pula batuan pelajik seperti rijang yang biasanya berasosiasidcngannya tidak dijumpai. Schiller et 01., (1991) mcmperkirakan batuan ini berumur pra-Tersier.Berdasarkan pengarnatan sayatan tipis, basalt daerah Citirem tcrmasukkedalam jenis basalt piroksen,berbutir halus dengan tekstur porfiritik. Mineral penyusun utama berupa plagioklas dan piroksendimana sebagian besar masa dasar telah terubah menjadi klorit. Plagioklas sebagian menunjukansturktur zoning mengindikasikan kristalisasi perlahan. Klorit atau karbonat hadir sebagai mineralpengganti dari plagioklasdan piroksen.

3. DISKUSI DAN KESIMPULAN

Pada penelitian sebelumnya. pengendapan Formasi Ciletuh disebutkan berlangsung padarentang umur Eosen Tengah • Oligosen Awal (Thayib, et al., 1977), Eosen Akhir (Schiller et al.,1991), danEosen Tengah - Oligosen Akhir(Noerhadi, 1997). Pada penelitian ini berdasarkan analisismikropaleontologi foraminifera yang diperoleh dari batupasirForamsi Ciletuh, diperoleh umur EosenTengah, Terutama atas ditemukannya fosil Globigerina theca index. Umur ini masih berada padakisaran umur yang diperoleh pada penelitian swebelumnya. Batuan sedimen berumur kapur tidakpernah dijumpai walaupun fosil berumur kapur Heterohelix sp. ditemukan pada batupasir berumurEosen Tengnh yang dijumpai di daerah GWIUllg Badak Fosil ini telah mengalami resedimentasi padaEosen Tengah. Batuan pelajik seperti balurijang yang biasanya berasosiasi dengan batuan lava basaltjuga tidak dijumpai. Kecnali balurijang teersebut didapatkan berupa fragmen dalam batuankonglomerat. Persoalan ini penyangkut tentang kapan dan bagaimana mekanisme pengendapanFonnasi Ciletuh tersebut.

Thayib, et of. (1977) menyimpulkan Formasi diendapkan tidak selaras di atas batuan bancuh.Martodjojo (1984) menganggap Fonuasi Ciletuh berada selaras di alas batuan bancuh didasarkanalas asumsi tidak terputusnya proses subduksi lempeng Samudera India dengan Jawa bagain barat­daya sejak zaman Kapur Akhir.

Pada bagian berikut dicoba membual ulasan mengenai asal dari komplek oliolit Ciletuh,kemudian mekanisme pembentukan batuan dasar komplek Ciletuh serta kaitannya dengan prosessedimentasi Fonnasi Ciletuh,

Selama ini batuan maflk-ultramafik daerah Ciletuh dianggap berasal dari punggoogan tengahsamudera (MOR) India-Australia berumur Mesozoik yang tercanggakan akibat subduksi. Datageokimia batuan peridotitdaerah komplek oliolit Ciletuhdieirikan miskinnya kandungan Ti02 (0,0%,problem analisa?) tctapi relatif kaya dengan kaya kandungan Cao (1,3-1,5%) (Dirk, 1997, hal. 29).CaO ini terkandung sebagian besar dalam kJinopiroksen. Sedangkan batuan gabro sangat kaya akanTiO% (1,48%) dan N,O, (18,15%) dan sangat miskin MgO (6,60%) mencinkan proses difercnsiasicukup penting pada batuan ini.

Basalt dati komplek Cilctuh tennasuk kedalam kelompok basalt kalk alkalin (Dirk, 1997)dicirikan oleh kandungan SiO,%: 47-50%; K,O: 0,32-0,56%, dan miskin kandungan TiO, : (0,3­0,8%). Diagram unsur utama terhadap MgO"Io sebagai fungsi derajat diferensiasi (gambar 5)menunjukan bahwa batuan gabro dan basalt lebih cenderung bersosiasi dengan batuan dari sistimbusur daripada terhadap punggungan tengah samudera atau MOR. Tidak ada satupun data geokimiadari basalt Citirem sehingga uruuk sementarn tidakdapat dibandingkan,

Komposisi batuan peridotit menunjukan hal yang sama yaitu terbentuk dalam konteks busuryang dicirikan oleh miskinnya unsur TiO" AI,O, dan MnO. Kayanya unsur CaO didalam peridotitdapat terjadi dalam proses perkolasi atau impregnasi magma berasal dari mantle wedge pada zonatumbukan.

Data peugukuran umur (K-Ar, Schiller at al., 1997) pada gabro di Tg. Ujungsodong baratmeuunjukan umur 50,9 jura ± 2,1 atau Eosen Tengah. Data ini menimbulkan pertanyaan sebagaiberikut (dengan anggapan validitas daianya dipercaya) .a). Bilamana umur ini adalab umur

laporan Pene/WanPuslitbong Geoteknolog;-LlPI, Tahun Anggaran 1999/2000

--II,

Page 8: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

Karakterisfik Melange Di Daerah Ciletuh. ... Munasrl. dki:.

sebenamya dari batuanyang menunjukan bahwa batuan tersebut lerbentuk pada Eosen, kemungkinandalam konteks busur seperti yang didapatkan dari data geokirnia. b) Umur tersebul di atas dapat pulabukan mcrupakan umur sebenarnya, tetapi umur akibat "re-heating" dari batuan iua atau batuanMesozoik pada saat pembenlukan busur volkanik pada Eosen tersebut. Berdasarkan data petrogralilid.1k menunjukan adanya proses reheating pacta batuan tersebut makn kami berkesimpulan bahwabatuan tersebut atau untuk sementara komplek ofiolit Ciletuh berasal dari sistim busur berumur EosenTengah. Tetapi tidak tertutup kemungkinan lercampur dengan unsur kerak samudera berasal dariMaR yang belum teranalisadalam banyak penelitian.

Batuan malihau yang dijurnpai di sungai Cikopo menunjukan adanya proses retromorphisme,dari malihan derajat tinggi seperti sekis amfibolit (homblenda-plagioklas) d:U1 sekis amfibolil epidot(epidol-plagioklas-homblend.1) menuju ke demjat yang lebih rendah yaitu sekishijau seperti albit­tremolitlaktinolit-kloril atau talk-klorit. Dua kelompak batuan sekis amfibolit di atasberasal daribatuan basa yang termalihkan pada suhu sekitar 500°-600°C dan pacta tekanan sekitnr 5-6Kbar(Bucher and Frey. 1994). Proses pemalilum iui ditafsirknn terjadi pada ZQlk1 subduksi. Oleh karena itusangat bO[e11 jadi batuau metamafik iui bagiau dari kerak samndem Australia yang meuunjam sejakKapur telah tenualihkan. Batuan derajat lebih reudah seperti disebutkan di aL1S ditafsirkan terbentukoleh proses retromorphisme (T: 300°-400°C pada P: <4Kbar, Bucher and Frey, 1994). Data defonnasiyang tcnuuati baik di suugai Citisuk maupun di sungai Cikopo meuunjukau pergerakan relatif blokbagian alas dari utam ke selatau atau relatif NW-NE ke SE-SW. Struktur mikro yang terbentuk olehmineral sekunder bcrupa klorit atau tremolit baik pada bidang SIC IfmUpWI dalam bentuk strukturmara menunjukan bahwa struktur ini terbeutuk pada suhu rendah d.11I arah pcrgerakannya ditafsirkanakibat anjakan batuan tersubduksi dalam sistim akresi. Sementara itu batuan peridotit diwakili olehserpeutinit dan talk (suhu pembcntukannya sekitar 400°-500°, Coleman, 1977) yang pada umurnnyatenualihkau lagi dalam suhu yang Icbih rendah deugan hadirnya aktinolit-tremolit dan kloritik (200­400°C) dengan struktur milonitik seperti teramati di sungai Cikepuh maupun Cikopo. Datamikrostruktur menujukan pergerakan relatif utara-timurlaut ke selatan-baratdaya dari batuanultramafik meuutupi sccara struktural Formasi Cilctuh di sungai Cikepuh atau di alas baruan malihandi suugai Citisuk atau Cikopo.

Secara umum dapat disimpulkau bahwa komplek batuan dasar Ciletuh lerbentuk dalam sistimakresi dengan pergerakau dari utara ke sclatan sesuai dengan hasil penelitian Martodjojo (1984) danbukau dalam sistim sesar bougkah seperti yang diusulkan oleh Schiller et al. (1997). Komplek OfiolitCilctuh itu sendiri kemungkinau besar terbentuk dari batuan yaug bcrasal dari punggungan lengahsamudcra yang sckarang tclah tcnnalihkan sclama proses subduksi. Batuan malihan ini kemudiantcrnkrcsikan bersamaan dcngan hadimya batuan kerak sal1ludera dari alas busll~ volkanik yangterbentuk paml Eosen. Bersamaan dengan proses akresi diend.1pkau batUall dari Formasi Cileluh. Halini diperkwlt dengan temmalinya fragmen batulempung tertnnam di dalmn sekis (di sllngai Cilisuk).Jadi kesimplllan sementaradari pcnclitian ilu adlI1ah FOnImsi Cilcluh diendapkan syn-Iektonikdenganproses pembentukan prisma akresi sejak Kapur Akllir sebagai protolil komplek bancuh Ciletllhbersesllaian dengan hipotesa yang diusulkan oleh Martodjojo (1984). Namun baik llk1yeb, el al.(1977) maupun Martodjojo ([984) lidak menjelaskan tentang 'hilangnya baluml sedimen berumllfKapur. Tidak dijumpainya balmn sedimen berumur kapur, tennasuk baturijang nmsih mempakanpcrtanyaan yang peril! di cari ja\VabalUl)'a. Adanya batuan kwarsit yang masih l11emperlihatkanstmktur perlapisan. semcnlara ini diduga mcmpakan haluan rijang yang mengalami melamorfosa padasaat proses sllbduksi.

DAFTAR PUSTAKA

Bucher, K.. and Frey, M.. 1994. Petrogenesis olMelamorphic Rocks. Complele Revision 01Winkler's Texrbooks. Ber[in, Springer-Verlag, 3 [8 p.

Coleman. R. G., 1977. Oplllohtes. Minerols and Rocks. New York, Springer-Verlag, 229 p.Dirk, M. H. J., 1991. Studi petrologi batuon ojioht dori kompleks bancuh Ciletuh, Jawa Barat, JUnIal

Geologi dan Sumberdll)'a Mineml. v. VII, hal. 26-31.Endang Thayib, S., Said. E. L., Siswoyo and Priyomarsono, S., 1977. 711e stolus ai/he melange

complex in Ciletuh area. Soulhwest Jawa. Proc. of the 6th I.P.A. Convelllion, Ik11. 1-8.

Laporan PenelitianPUslitbang Geoteknologi-LIPI. Tahun Anggaran J99912000 17

Page 9: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

Karakterisfik Melange Oi Ooerah Ciletuh, '" Munasrf. dkk.

Hehnwal, F. H. A.. 1986. An overview ofsome Indonesian melange complexes - a cantributian ta the. geology ofmelange, Memoir of the Geological Society of China, no. 7, hal. 283-300.

Martodjojo, S., Suparka, S. dan Hadiwisastra, S., 1977. Status Formasi Ciletuh dalam evolusi JawaBarat. Proc. 1k.1L1n Ahli Geologi Indonesia. hal. 1-13.

Noerhadi, D., 1997, Evatusi cekungan Paleogen di Daerah Jawa Baral Selalan. Buletin Geologi. v.27, no. l/3,lml. 27-42.

Parkinson, C.D., Miyazaki, K., Wakita, K., Barber. AJ., and Carswell, D.A., 1998. An overview andtectonic synthesis ofthe pre-Tertiary very-high-pressure metamorphic and assaciated rocks ofJava. Sulawesi and Kalimantan, Indonesia. TI,e Island Arc, v. 7 : hal. 184-200.

Siregar, S.. Munasri dan Zulkamaini, E. G., 1999, Hubungan batuan ultramofik-volkanik denganFormasi Ciletuh di doeroh Sukabumi Selman, Jawa Barat, Laporan Penelilian Tolok UkurU1.6324: Penelitian Bencana Alam, Puslitbang Geoteknologi - LlPI. tidak diterbitkan, hal. 7­19.

Snkamto. R.. 1975. Peta geologi lembar Jampang dan Balekambang, Jawa, skala I: lOO.UOU,Direktorat Geologi Indonesia. Bandung.

Van Benunelcn. R.W., 1970 (ed 2). The Geology ofIndonesia. V. IA. Martinus NijhofTlThe Hague.Netherlands. 732 hal.

Laporon PeneJitionPuslitbong Geofeknologi-LiP/. Tohun Anggoron 1999/2000 18

Page 10: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

Karakteristik Melange 0; Daeroh Ciletuh. '" Munosri. dkk.

TabellA. Contoh batuan sedimen di daerah Ciletuh

1

23456

S. Cilisuk

S. Ciko

B7CT8CT IICT 16CKG-l

Tabel lB. Contoh batuan nntuk analisis Foraminifera di daerah Ciletuh

Tabell!. Contoh batuan ofiolilik dan malihandi daerah Ciletuh.

ltip~~~~"%ri±tfh;'-,--:;i;ill¥j+-biiij:i

?~:;jtf9~!~pi~([ft,[tJ%1f&f~~:;;# .,-~,..

~.#a+th4It.9.~Sf.:~~ftUI1#! AA~t}i~~fttt.....~_L" nlr,,,.,I' __ ,_,_

1 G. Badak BD-I tnf Iitik2 BD-2 andesit3 BD..Q andesite niroksen4 BD-4 andesit5 BD-5 diabas6 BD-6 diabas7 S. Cikepuh KP-I sabro olivin8 KP-2 pegmatitik gabro9 S. Citisuk TK-I serpentinized peridotite/deformed10 TK-2 serpentinized harzburzite/nondeformedII TK-3 serpentinized harzburgite/nondeformed12 TK-4 Rekristalisasi arauwake13 TK-5 diabas14 TK-6 metadiabasIS TK-7 gabbro olivin16 TK-8 aabro deformed17 TK-IO gabro milonitik18 TK-II sekis klorit

Lapor~n PenelitianPUslilbong Geoteknologi-UPI. Tohun Anggoron 1999/2000 19

Page 11: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

Karakteristik Melange DrDaeroh Ciletuh. ... Munosri. dkk.

m;-;.. -<it ,,,,,, '~mm' ",·,f,··· "",'''''','''''''''' ,. "~"'.'"''''''f'''

~1::No.,: :~nm;Iil:Lokasi i:;:"'i·No:!·s~mpel_:;~~ri! rffllP}mr:l:rU~m,~~-:~!HifJffi!~ h~i~" L'.I ,,·fi~~,,"I··t·' r tlM1HHU~:!:1I.(.\IL"",·!"... .

19 , TK-12 Sekis klorit20 TK-13 seoentinit21 TK-14 sekis talk-klorit22 TK-15 sekis klorit-talk23 TK-16 sekis aktinolit-klorit24 TK-17 basalt25 S. Cikopo KO-I basalt milonitik26 KO-2 meta basalt27 KO-3 aabro rnilonitik28 KO-4 basalt29 KO-5 sekis klorit30 KO-6 sheared oeridotite31 KO-7 sekis klorit32 KO-8 amfibolit33 KO-IO aabbo milonitik34 KO-II eabbo milonitik35 KO-13 kuarsit36 KO-14 aabbo milonitik37 KO-IS aabbo milonitik38 KO-17 coarse aabro

Loporan PenelitianPuslifbang Geoteknologi-LIPI. Tahun Anggoran 1999/2000 211

Page 12: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

..Lo '-);11I

~I"

Karakteristik Melange Oi Daerah Cilefuh• ... MunosrJ. dkk..

lWlS'

!&£<ruIaf:::.;:n:~::1 Aluvial

~ Formasi Jamp2tlg AtasLL..4J (Miosen Atas)l

17""-::1 FonnasiJampang BawallL......:J (Miosen Bawah)

D Fcmasi Cilett:h (Eoseo)

r-::l SekisPaw LuhurL.::.J (Pre Ttnie-)

IlIlII Basa.d; UltrabasaGtningBees(Pre Tersie-)

_FcmwiCit~

19WISI (pre T6"S1E!")

Garubar I. Peta geologi regonal daerah komplek Ciletuh (dimodifikasi dari Soekamto, 1975)

laporon Pene/ifionPlJSlitbong Geoteknologi-LlPI, Tahun Anggaron 1999/2000 21

Page 13: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

Karakferisfik Melange Oi Daerah Ciletuh, ... Munasri. dkk.

-,

Gambar 2. Lokasi pengamatan sekilar lintasan gunung Badak dan kolom hipotetikyang menunjukun hubungan antar satuan batuan. Keterangan litologi lihatdi gambar I.

~ ...-non-...

/ .--", .

, /.:::-::::::::::::: .. N

s

Gambar 3. Lintasan pcngnmatan gcologi sepanjang sungai Cikepuh disertai penampang hipotetikhubungan tektonik aniara batuan ultrabasa dengan Fonnasi Ciletuh. Tanda panahmewakili pergernkan blok bagian alas <L111 keterangan litologi lihat di gambar I

loporan PeneJitianPUS/itbong Geoteknologi·UPI, Tahun Anggoron 1999/2000 22

Page 14: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

Karakteristik Melange Oi Daerah Ciletuh, ... Munasr;' dkk,

::~4;-

;"; .. ~:(::'

Pr. LuJrur

~;- ,c-,

~r;:,:,;;.::·

"1

Gambar 4. Lintasan pengamataugeologi sepanjang suugai Citisuk dan Cikopo. Keterangan litologilihat di gambar I. Tanda panah meneunjukan pergerakan relatif blok bagian alas.

Icooron Pene/jUanPuslitbong Geoleknologi-LtPI. Tohun Anggoron 1999/2000

--23

Page 15: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

Korakteristik Melange Oi Doerah Ciletuh, ... Munos';, dkk.

"\f- u

rs U

~ 1

tID

~ S~ . .. ...-.-. ...... . ,•• . A~"""

• •• " " ao • ," " ""'.,.. M..O%

rs "" "

Ii rs.)

"0 .... ~~ ~ ••~ , ~ ,4""' ." <c..- Woo. :~1i:

/')L./

• •• .. " " • " " "..."" ...""

\~.' .~ i 3-

~ 0

" Q,

.: It-:~• , ,--._--

• " is " • , .. " "MCO'h "'0%

Gambar 5. Komposisi kimia unsur utama batuan basa- ultrabasa komplekCiletuh menunjukan bahwa batuan ini terbentuk dalam konteksbusur gunungapi.

),',

Laporan PenelitianPus/itbang Geoteknologi-LlPI, Tahun Anggaran 1999/2000 2-1

Page 16: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

Korakteristik Melange Oi Oaerah Ciletuh. ... Munosri. dkk.

Foto I. Singkapan Batupasir bersisipan batulempung, teramati pada lokasi G. Badak - P. Kunti(gambar 2).

FOlO 2. Singkapan Batupasir bersisipan batulernpung memperlihatkan rekahan yang terisi mineralkalsit teramati di lokasi G. Badak - P. Kunti (garnbar 2).

Loporon PenelitianPusJitbang Geofeknologi-UPI, Tahun Anggaran )999/2000

25

Page 17: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

Karak.terisfik Melange Oi Daerah CiJetuh. ... Munasri. dk.k.

Foto 3. Blokkonglomerat polimiktos dari Fonnasi Ciletuh, mengandungfragmen kuarsaputih danbatuanbeku, tersingkap di sepanjangpantai antara G. Badak dan P. Kunti(gambar2).

FOIO 4. Fotosayatan tipis batupasirno. contoB7 dari lokasiP. Kunti. Skala bar = 400 mikron.

"loporan PenelitianPuslitbangGeoteknologi-UPJ. Tahun Anggaran 1999/2000

26

Page 18: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

Karakteristik Melange Di Daerah CiJetuh. ... Munosri. dkk.

Foto 5. Foto sayatan tipis batupasir no conto 87, lokasi P. Kunti, Skala bar =400 mikron

"11"- '.-

Foto 6. Singkapan batupasir bersisipan batulempung pada lokasi Sungai Citisuk.

Laporan PenelitianPuslHbangGeoteknoJogi-LiPI. Tahun Anggaran J999/2000

27

Page 19: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

Korakteristik Melange Oi Daerah Ciletuh.... Munasri. dkk.

Foto 7. Kontak sesar antara serpentinit milonitik dangan batuan serpih dari Fonnasi Ciletuh yangtersingkap di sungai Cikepuh

"

lA "-~.;:......~

Foto S. Kontak sesar antara serpentinit dangan batupasir dari Formasi Ciletuh yang tersingkap disungai Cikepuh.

Loooron Pene/itionPuslitbang Geoteknalagi-UPJ. Tohun Anggaran 1999/2000

Page 20: Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh,Jawa Barat

Karakteristik Melange Oi Daerah Ci/etuh, ." Munasri, dkk.

Foto 9. Kontak sesar antarabatuan serpentinit dengan batuansekisklorit di bawahnya dijumpai disungai Cikopo.

Loparan PenelitianPuslitbang Geofeknologi-UPJ. Tahun Anggaran 1999/2000