kapsel

Upload: rarasani

Post on 06-Jul-2015

112 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH KAPITA SELEKTA BASIC ENTREPRENEUR PERSONALITY

KELAS A KELOMPOK 8 Oleh:Dinda Winiastri Nur Afida K. Rarasani Patria P. Ruli Agustin K. Kartika Candra Delima Permatasari Weny Tri S. (0811010027) (0811010065) (0811010069) (0811010149) (0811013053) (0811013011) (0811010085)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2011

DAFTAR ISI

Hal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan II. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kepribadian 2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian 2.3 Pengertian Entrepreneur 2.4 Karakteristik Entrepreneur 2.5 Tipe Entrepreneur 2.6 Prinsip Entrepreneur yang Sukses 2.7 Tipe Kepriadian Entrepreneur III. STUDI KASUS IV. PENUTUP 1. Kesimpulan 2. Pendapat Kelompok DAFTAR PUSTAKA 22 24 25 5 5 7 9 .. 11 14 ..15 20 .1 .. 3 .. 4

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Kepribadian adalah suatu pengertian yang menyangkut suatu kesan secara

menyeluruh tentang diri seseorang yang dilihat orang lain. Kesan itu merupakan bauran yang unik dari ciri-ciri fisik dan mental yang ada dalam diri seseorang. Kepribadian juga dapat diartikan keseluruhan cara dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan seseorang. Kepribadian yang sehat akan sangat ditentukan oleh kemampuan seseorang untuk terus meningkatkan kedewasaannya dalam mengaktualisasikan sikap dan perilaku yang dapat diterima oleh orang lain dilihat dari sisi rohaniah, sosial, emosional dan intelektual yang bersumber d kepercayaan diri karena ari kemampuan untuk menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang kita kerjakan. Pembangunan kepribadian dalam diri seorang entrepreneur harus dibangun agar seorang entrepreneur dapat membangun mental yang kuat sehingga dalam pengambilan keputusan tidak mudah terombang- ambing oleh keadaan dan pengaruh dari luar. Seorang entrepreneur dengan keperibadian yang cerdas, jujur dan dapat dipercaya akan dapat menuntun sikap dan perilaku yang diharapkan dalam memberikan keteladanan untuk selalu memikirkan orang yang berada disekitarnya menjadi seorang pengusaha dengan mental yang kuat. Itulah satu kesan untuk ditumbuh kembangkan dalam suasana dinamika dalam berpikir kritis dan kreatif agar wujud keperibadian pengusaha yang berbasiskan mental yang kuat tumbuh sebagai sesuatu yang bukan dipaksakan dari luar melainkan datang atas dasar kesadaran sendiri.

1.2

Rumusan masalah 1. Apa pengertian kepribadian?

2. Apa saja faktor dasar yang mempengaruhi kepribadian? 3. Apa yang dimaksud dengan entrepreneur ? 4. Apa saja karakteristik yang diperlukan untuk menjadi enterpreneur? 5. Apa saja tipe entrepreneur? 6. Apa saja prinsip dari entrepreneur yang sukses?

1.3

Tujuan 1. Mengetahui pengertian kepribadian 2. Mengetahui faktor dasar yang mempengaruhi kepribadian 3. Mengetahui definisi enterpreneur 4. Mengetahui karakteristik yang diperlukan dalam menjadi entrepreneur 5. Mengetahui tipe entrepreneur 6. Mengetahui prinsip menjadi entrepreneur yang sukses

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Kepribadian Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi

dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang (Wade, 2008). Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya (Anonymous, 2011)a.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Secara khusus faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian ada dua yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan (Pervin & John, 2001): 1. Faktor genetik Faktor genetik mempunyai peranan penting didalam menentukan kepribadian khususnya yang terkait dengan aspek yang unik dari individu (Caspi, 2000;Rowe, 1999, dalam Pervin & John, 2001). Pendekatan ini berargumen bahwa keturunan memainkan suatu bagian yang penting dalam menentukan kepribadian seseorang (Robbins, 1998). Barrick (1991) menjabarkan 5 ciri kepribadian yang termasuk dalam faktor genetik: a. Ekstraversion adalah aspek kepribadian yang mencakup karakteristik seperti sosialisasi, banyak bicara, ketegasan, dan ambisi. Ini adalah sifat yang berharga untuk pengusaha karena mereka harus menghabiskan

banyak waktu berinteraksi dengan investor, karyawan, dan pelanggan, dan harus menjual semua dari mereka di nilai bisnis. b. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah faktor genetik yang dapat menjelaskan beberapa kovarian antara keterbukaan terhadap pengalaman dan kewirausahaan. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah ciri seseorang yang terbuka untuk meng-share pengalaman dan ide-ide yang imajinatif, inovatif dan reflektif. Atribut tersebut penting bagi pengusaha karena mereka harus mengeksplorasi ide-ide baru dan mengambil pendekatan inovatif untuk pengembangan produk dan organisasi bisnis. c. Keramahan adalah faktor genetik yang dapat menjelaskan beberapa kovariansi antara keramahan dan kewirausahaan. Keramahan mencirikan seseorang yang kooperatif, percaya, memaafkan, toleran, sopan. d. Sifat berhati-hati . Sifat ini dikaitkan dengan ketergantungan, kerja keras dan ketekunan pengusaha perlu kesadaran yang tinggi karena mereka ingin mencapai tujuan masing -masing. Mereka juga harus gigih dan dimasukkan ke dalam kerja keras karena hal tersebut diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang ada, seperti kegagalan untuk mendapatkan pendanaan. e. Emosi yang stabil termasuk perasaani cemas, khawatir, tidak aman, malu dan emosi. Orang yang secara emosinya stabil dapat memulai bisnis mereka sendiri daripada orang yang emosinya tidak stabil. Sebab pengusaha membutuhkan toleransi yang tinggi terhadap stres untuk mengatasi dengan kerja keras,resiko signifikan, isolasi sosial, tekanan, rasa tidak aman, dan kesulitan keuangan pribadi yang datang dari memulai usaha mereka sendiri. Pengusaha tidak dapat khawatir berlebihan, dan perlu ulet dalam menghadapi dan membangun sebuah perusahaan. Selain itu, mereka perlu untuk bekerja di lingkungan yang tidak terstruktur dan sangat menegangkan dimana pemisahan antara kehid upan keluarga dan kehidupan kerja. 2. Faktor lingkungan Faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang membuat seseorang sama dengan orang lain karena berbagai pengalaman yang dialaminya. Faktor

lingkungan terdiri dari faktor budaya, kelas social, keluarga, teman sebaya, situasi. Diantara faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepribadian adalah pengalaman individu sebagai hasil dari budaya tertentu. Masing-masing budaya mempunyai aturan dan pola sangsi sendiri dari perilaku yang dipelajari, ritual dan kepercayaan. Hal ini berarti masing-masing anggota dari suatu budaya akan mempunyai karakteristik kepribadian tertentu yang umum (Pervin & John, 2001). Faktor lain yaitu faktor kelas sosial membantu menentukan status individu, peran yang mereka mainkan, tugas yang diembannya dan hak istimewa yang dimiliki. Faktor ini mempengaruhi bagaimana individu melihat dirinya dan bagaimana mereka mempersepsi anggota dari kelas sosial lain (Pervin & John, 2001). Salah satu faktor lingkungan yang paling penting adalah pengaruh keluarga (Collins et al., 2000; Halvelson & Wampler, 1997; Maccoby, 2000 dalam Pervin & John, 2001). Tuntutan yang berbeda dari situasi yang berlainan memunculkan aspek-aspek yang berlainan dari kepribadian seseorang (Robbins, 1998).

2.3

Pengertian Enterpreneur Pengertian entrepreneur menurut Smith (1776), bahwa wirausaha adalah

pembangunan organisasi untuk kepentingan komersial . Dalam pandangan dia, seorang wirausaha adalah seorang industrialis. Wirausaha adalah orang yang luar biasa dalam hal penglihatannya ke masa depan, mampu mengenali

kebutuhan/permintaan atas barang atau jasa. Wirausaha bereaksi atas perubahan ekonomi, seorang pelaku perubahan ekonomi yang mengadakan transpormasi permintaan menjadi penawaran (penyediaan barang /jasa). Dari berbagai definisi yang diungkapkan para pakar manajemen bisnis dan administrasi negara, dapat disajikan mengenai wirausaha dan atau kewirausahaan sebagai berikut:y

Wirausaha adalah seseorang yang memiliki seni dan ketrampilan untuk menciptakan perusahaan, yang memiliki penglihatan atas kebutuhan masyarakat dan mampu memenuhinya (Say, [1803]1971).

y

Wirausaha adalah pencipta bisnis. Pengertian ini diperluas dengan aspek kepemilikan bisnis tersebut diwaktu selanjutnya (Mill, 1848).

y

Wirausaha melakukan perusakan kreatif (creative destruction) dengan menciptakan cara yang baru dan lebih baik. Wirausaha adalah orang yang menciptakan cara baru dalam mengorganisasikan proses produksi. Jadi Wirausaha adalah seorang inovator produksi. Inovasi inilah yang menjadi inti dari ekonomi modern. Wirausaha tidak harus seorang inventor (penemu). Wirausaha tidak harus seorang kapitalis. Wirausaha tidak sama perannya dengan manajer. Kewirausahaan adalah suatu proses.

Kewirausahaan tidak dapat diwariskan seperti halnya harta (Schumpeter, tulisan antara 1911 s.d. 1950).y

Wirausaha adalah mereka yang gagal menempuh tangga peran atau jabatan yang tradisional di masyarakat. Untuk itu ia menyalurkan kreativitasnya dengan menciptakan perusahaan yang unik miliknya. Wirausaha mengorganisir bisnis baru yang sebelumnya tidak ada (Collin Orvis and Moore David, 1964).

y

Seorang wirausaha adalah orang yang memiliki dorongan, ambisi, energi dan motivasi untuk memberi suatu usaha kecil dobrakan kuat yang diperlukan untuk berhasil (Robinson, 1966).

y

Wirausaha

selalu

mencari

perubahan,

menanggapinya,

dan

memanfaatkannya sebagai suatu kesempatan. Para wirausaha melihat suatu perubahan sebagai suatu norma hidup atau tingkah laku standard, dan suatu yang sehat. Kewirausahaan tidak hanya di peru sahaan swasta yang beroientasi mencari laba, melainkan di lembaga nirlaba dan pemerintahan. Masih banyak lagi upaya untuk mendeskripsikan siapa itu wirausaha, dimaman ada yang sangat semmpit pengertiannya, misalnya hanya yang mendirikan usaha bisnis baru dan ada yang sangat luas, misalnya siapa saja yang melakukan inovasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam membicarakan wirausaha dan kewirausahaan, harus lebih dahulu ditetapkan apa yang kita maksud dengan kata tersebut (Drucker, 1985).y

Entrepreneurship adalah proses dinamik untuk menciptakan kekayaan inkremental (incremental wealth), dimana kekayaan tersebut diciptakan oleh individu-individu yang menghadapi resiko besar sehubungan dengan

modal, waktu dan / atau komitmen karir atau yang memberikan nilai bagi produk atau jasa tertentu (Ronstandt, dalam Winardi, 1995: 4)y

Entrepreneurship is the process of creating something different with value by devoting the necessary time and effort assuming the accompanying financial, physic and social risks, and receiving the resulting reward of monetary and personal satisfaction (Winardi, 1991).

2.4

Karakteristik Entrepreneur Dari pengertian-pengertian diatas, dapat ditemukan beberapa karakteristik

utama entrepreneur seperti dikemukakan oleh Burch (1986: 28-29) sebagai berikut:y

Dorongan berprestasi, dalam arti bahwa semua entrepreneur yang berhasil, memiliki keinginan besar untuk mencapai suatu prestasi.

y

Bekerja keras, dalam arti bahwa sebagian besar entrepreneur mabuk kerja demi mencapai sasaran yang ingin dicapai.

y

Memperhatikan kualitas, dalam arti bahwa entrepreneur manangani dan mengawasi sendiri bisnisnya sampai mandiri, sebelum dimulai dengan usaha yang baru.

y

Sangat bertanggungjawab, dalam arti bahwa entrepreneur secara legal, moral maupun mental sangat bertanggungjawab atas usaha mereka.

y

Berorientasi pada imbalan, dalam arti bahwa entrepreneur

mau

menunjukkan prestasi, kerja keras dan bertanggungjawab, dan mereka mengharapkan imbalan yang sepadan dengan usahanya. Imbalan ini tidak hanya berupa uang, tetapi juga pengakuan dan penghormatan.y

Optimis, dalam arti bahwa entrepreneur hidup dengan doktrin semua waktu baik untuk berbisnis, dan segala sesuatu adalah mungkin.

y

Berorientasi pada pada hasil karya yang baik (excellent oriented), dalam arti bahwa entrepreneur seringkali ingin mencapai sukses yang menonjol dan menuntut segala yang first class.

y

Mampu mengorganisasikan, dalam arti bahwa entrepreneur mampu memadukan bagian-bagian dari usahanya dalam rangka mencapai hasil

maksimal bagi usahanya, mereka umumnya diakui sebagai komandan yang berhasil.y

Berorientasi pada uang, dalam arti bahwa entrepreneur mengear uang tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan pengembangan usahanya saja, tetapi juga dilihat sebagai ukuran prestasi kerja dan keberhasilan. Dalam hal pembahasan mengenai karakteristik kewirausahaan ini,

Winarto (1997) menyebutkan bahwa sama nasibnya dengan mencari kesepakatan tentang pengertian wirausaha, upaya mencari karakteristik wirausaha

menghasilkan banyak variasi karakteristik. Misalnya Rao menghasilkan daftar karakteristik pribadi wirausaha (Personality Charecteristics of Entrepreneurs) sebanyak 57 karakteristik. Yang lebih membuat sulit menemukan suatu kesepakatan karakteristik wirausaha adalah adanya kenyataan sebagai berikut: Wirausaha yang berhasil tidak selalu mempunyai semua karakteristik yang disebutkan pelbagai ahli. Karakteristik yang disebut sebagai karakteristik wirausaha juga dimiliki oleh bukan wirausaha bisnis, misalnya dimiliki oleh seorang guru besar, peneliti ahli atau wiraniaga (salesman) jagoan. Salah satu pengupaya pencarian karakteristik pribadi wirausaha yang terkenal adalah David McCleland. Disimpulkan bahwa ada korelasi yang positif antara tingkah laku orang yang memiliki motif prestasi (need for achievement) tinggi dan tingkah laku wirausaha. Karakteristik orang dengan motif prestasi yang tinggi adalah:o Memilih resiko moderat, dalam arti bahwa dalam tindakannya dia memilih

melakukan sesuatu yang ada tantangannya, namun dengan kemungkinan keberhasilan yang dianggapnya cukup tinggi.o Mau mengambil tanggung-jawab pribadi, dalam arti bahwa kegagalan

yang terjadi tidak dialihkan tanggung jawabnya pada kambing hitam.o Mencari dan mau menerima umpan balik. o

Berusaha mencari cara-cara baru untuk melakukan sesuatu. Upaya untuk mengungkapkan karakteristik utama wirausaha juga

dilakukan oleh para ahli dengan menggunakan teori letak kendali (locus of

control)

yang

diketengahkan

oleh J.B.

Rotter.

Teori

letak

kendali

menggambarkan bagaimana meletakkan sebab dari suatu kejadiaan dalam hidupnya. Apakah sebab kejadiaan tersebut oleh faktor dalam dirinya dan dalam lingkup kendalinya, atau faktor di luar kendalinya. Rotter membuat dua kategori letak kendali, yaitu internal dan eksternal. Pada orang yang letak kendalinya eksternal akan beranggapan keberhasilan tidak semata tergantung pada usaha seseorang, melainkan juga oleh keberuntungan, nasib, atau ketergantungan pada pihak lain, karena adanya kekuatan besar disekeliling seseorang. Pada orang internal, yang bersangkutan beranggapan bahwa dirinya mempunyai kendali atas apa yang akan dicapainya. Karakteristik tipe internal sejalan dengan karakteristik wirausaha, misalnya lebih cepat mau menerima pembaharuan (inovasi). Management Systems International menyebutkan karakteristik pribadi wirausaha (personal entrepeneraurial charactheristics) sebagai berikut: Mencari peluang (opportunity seeking) Keuletan (persistence ) Tanggung Jawab terhadap pekerjaan (commitment to the work contract ) Tuntutan atas kualitas dan efisisensi (demand for quality and efficency ) Pengambilan resiko (risk taking ) Menetapkan sasaran (goal setting ) Mencari informasi (information seeking ) Perencanaan yang sistematis dan pengawasannya (systematic planning and monitoring ) Persuasi dan jejaring / koneksi (persuasion and networking). Percaya diri (self confidence). 2.5 Kecenderungan untuk berkreasi (creativity).

Tipe Entrepreneur Sementara itu Dalam praktek kehidupan bisnis, Danhof sebagaimana

dikutip Winardi (1991)menyajikan empat tipe entrepreneurship sebagai berikut: 1) Innovating Entrepreneurship

Ia dicirikan oleh pengumpulan informasi secara agresif dan analisis hasil hasil yang diperoleh melalui kombinasi baru faktor-faktor produksi. Orang-orang dalam kelompok ini seringkali bersifat agresif dalam aktivitas eksperimentasi dan mereka sangat giat untuk mempraktekkan kemungkinan-kemungkinan yang atraktif. 2) Imitative Entrepreneurship Ia dicirikan oleh kesediaan untuk meniru inovasi-inovasi yang berhasil yang dilaksanakan oleh para innovating entrepreneurs. 3) Fabian Entrepreneurship Ia dicirikan oleh sikap hati-hati berlebihan dan skeptisisme (mungkin tak lain dari inersin) yang hanya akan melakukan imitasi apabila jelas sekali terlihat bahwa apabila tindakan peniruan tersebut tidak dilakukan, hal itu akan menyebabkan kerugian dalam posisi relatif perusahaan yang bersangkutan. 4) Drone Entrepreneurship Ia dicirikan oleh sikap menolak peluang-peluang untuk mengadakan perubahanperubahan dalam rumus produksi, sekalipun sikap demikian akan menyebabkan hasil perusahaan yang bersangkutan merosot dibandingkan dengan hasil yang diraih produsen-produsen lain. Perilaku entrepreneur berkaitan erat dengan konsep kebutuhan untuk berprestasi (achievement motive) yaitu bahwa manusia ingin mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Motif pengembangan diri ini muncul dalam bentuk umpamanya kebutuhan untuk menjadi seseorang yang kompeten dan berhasil. Dalam perspektif yang lebih sempit, seorang entrepreneur

mengorganisasikan dan mengoperasikan sebuah perusahaan untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Ia membayar harga-harga yang berlaku untuk bahan-bahan yang dikonsumsi di dalam perusahaannya untuk penggunaan tanah, jasa-jasa pribadi yang dimanfaatkannya dan untuk modal yang digunakan olehnya. Selanjutnya pada pertengahan abad ke-20 muncul pandangan seorang

entrepreneur sebagai inovator sebagaimana dikatakan Schumpeter (dalam Winardi, 1995: 3) sebagai berikut:

fungsi para entrepreneur adalah mengubah atau merevolusionerkan pola produksi dengan jalan memanfaatkan sebuah penemuan baru (invention) atau secara lebih umum sebuah kemungkinan teknologikal untuk

memproduksi sebuah komoditi baru atau memproduksi sebuah komoditi lama dengan cara baru, membuka sebuah sumber baru supali bahan-bahan atau suatu penyaluran baru bagi produk-produk atau mereorganisasi sebuah industri baru .. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa entrepreneur dan

entrepreneurship sangat erat kaitannya dengan proses inovasi dalam organisasi. Inovasi tersebut dapat berupa penghematan modal (capital saving), penghematan tenaga kerja (labor saving) atau bersifat netral yang dipandang dari kedua macam input tersebut. Oleh karena itu, entrepreneurial tidak hanya dibutuhkan di organisasi-organisasi bisnis, tetapi juga di organisasi pemerintah, khususnya lembaga-lembaga pelayan masyarakat. Termasuk organisasi yang memerlukan semangat entrepreneurial adalah unit-unit kerja yang memperoleh pelimpahan wewenang untuk menyelenggarakan pelayanan jasa tertentu. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Drucker (1988: 192) bahwa: .. lembaga pelayanan masyarakat seperti kantor pemerintah, serikat buruh, universitas, gereja, begitu juga sekolah, rumah sakit, organisasi masyarakat dan soaial, asosiasi profesi dan perdagangan atau sejenisnya, perlu menjadi wiraswasta dan inovatif, sebagaimana halnya lembaga bisnis. Tidak disangsikan lagi, mereka mungkin bahkan lebih memerlukannya. Perubahan yang pesat dalam masyarakat kita sekarang ini, dalam bidang teknologi ataupun dalam bidang perekonomian merupakan ancaman yang semakin besar terhadap lembaga tersebut, namun juga merupakan peluang yang semakin besar pula ". Suatu pemerintahan yang menerapkan prinsip entrepreneurship

merefleksikan adanya manajemen pemerintah yang selalu mencari cara -cara yang efektif dan efisien, bersedia meninggalkan program dan proyek yang sudah kadaluwarsa, bersifat inovatif, kreatif, serta berani mengambil resiko meskipun tidak berarti harus selalu terdapat resiko. Namun demikian, satu hal yang perlu ditekankan disini adalah, meskipun lembaga pelayanan publik (pemerintah) lebih

dibatasi oleh tugas-tugas suci untuk kepentingan umum, namun semangat dan jiwa kewirausahaan tetap diperlukan guna mengoptimalkan produktivitas kerja karyawan dan organisasi, sekaligus meminimalisir inefisiensi dalam organisasi (Utomo, 2010).

2.6

Prinsip Entrepreneur yang Sukses Seorang entrepreneur (pengusaha) yang sukses wajib memiliki tujuh

karakteristik kepribadian sehingga seseorang cocok disebut entrepreneur yang baik, yaitu: 1. High achiever atau ambisius. Entrepreneur rata-rata memiliki kemauan yang keras dan keinginan untuk mencapai sesuatu yang tinggi. Biasanya entrepreneur mempunyai karakter high achiever tersebut dan mempunyai semangat untuk mencapai sesuatu yang tinggi. 2. Risk taker atau orang yang berani mengambil resiko dalam kehidupan ini. Semua entreprenur, baik besar atau kecil, adalah orang-orang yang masuk kategori risk taker. Mereka tidak hanya sekedar puas dengan hanya mendapat gaji di tanggal 30 saja, tetapi mau beresiko. Mungkin bisa gagal ataupun sukses. 3. Opportunity analyzer atau orang yang selalu berhasil menganalisa setiap kesempatan yang ada. Ia mampu melihat apakah saat ini ada sesuatu yang menguntungkan jika dilaksanakan. Seorang yang constantly thinking about opportunity. 4. Problem solver. Entrepreneur selalu bisa mencoba menyelesaikan masalah dan bukan sebaliknya, yakni mencari masalah. Karena dalam bisnis akan selalu muncul satu, dua, tiga, empat hingga puluhan masalah. Jadi seorang entrepreneur harus mampu men-solve semua problem tersebut. 5. Emotional attachment, yakni ikatan batin antara seorang entrepreneur sukses dengan apa yang dia lakukan. 6. Self confidence. Hampir semua entrepreneur sukses mempunyai sebuah kebanggaan dan kemampuan menganalisa bahwa mereka mampu. Hal itu adalah salah satu karakter yang umum yang dijumpai pada seorang

entrepreneur sukses. Mereka biasanya mempunyai self confidence yang tinggi atau mempunyai percaya diri yang luas. 7. High energy level, yakni mempunyai semangat yang luar biasa. Dalam sebuah bisnis yang baru mulai, akan selalu ada kesulitan. Anda diharapkan untuk tidak tidur malam karena harus lembur. Besok paginya harus bangun pagi karena harus bekerja lagi. Sehingga seorang entrepreneur harus mempunyai semangat dan energi yang tinggi, jika ingin sukses. (Anonymous b, 2011).

2.7 Tipe Kepribadian Entrepreneur 1. The Improver Anda memiliki kepribadian ini jika Anda menjalankan bisnis dengan menonjolkan gaya improver alias ingin selalu memperbaiki. Anda menggunakan perusahaan Anda untuk memperbaiki dunia. Improver memiliki kemampuan yang kokoh dalam menjalankan bisnis. Mereka juga memiliki intergritas dan etika yang tinggi. Personality Alert: Waspadai sifat Anda yang cenderung menjadi perfeksionis dan terlalu kritis terhadap karyawan dan pelanggan Anda.

Contoh Entrepreneur: Anita Roddick, pendiri The Body Shop.

2. The Advisor Tipe kepribadian pebisnis seperti ini bersedia memberikan bantuan dan saran tingkat tinggi bagi para pelanggannya. Motto dari advisor ini yaitu pelanggan adalah benar dan kita harus melakukan apa saja untuk menyenangkan mereka. Personality Alert: Seorang advisor bisa jadi terlalu fokus pada kebutuhan bisnis mereka dan pelanggan, sehingga cenderung mengabaikan kebutuhan mereka sendiri dan bisa-bisa malah capek hati sendiri.

Contoh Entrepreneur: John W. Nordstrom, pendiri Nordstorm.

3.

The Superstar Inilah bisnis yang pusatnya dikelilingi oleh karisma dan energi tinggi

dari Sang CEO Superstar. Pebisnis dengan kepribadian seperti ini biasanya membangun bisnis mereka dengan personal brand mereka sendiri. Personality Alert: Pebisnis dengan tipe ini bisa menjadi terlalu kompetitif dan workaholics.

Contoh Entrepreneur: Donald Trump, CEO Trump Hotels & Casino Resorts. 4. The Artist Kepribadian pebisnis seperti ini sangat kreatif jenis reserved. Sering ditemukan dalam bisnis menuntut kreatifitas seperti desain web dan agen iklan. Sebagai tipe artis yang akan cenderung untuk membangun bisnis dari bakat unik dan kreativitas yang Anda miliki. Personality Alert: Anda mungkin terlalu sensitif terhadap respon pelanggan Anda, walaupun kritik yang konstruktif. Melepas citra diri yang negatif. Contoh Entrepreneur: Scott Adams, Dilbert Pencipta. 5. The Visionary Sebuah bisnis yang dibangun oleh seorang visioner sering akan didasarkan pada visi masa depan dan pemikiran pendirinya. Anda akan memiliki derajat yang tinggi rasa ingin tahu untuk memahami dunia di sekitar Anda dan akan set-up rencana untuk menghindari ranjau darat. Personality Alert: visioner bisa terlalu fokus pada mimpi dengan sedikit focus pada realitas. Aksi harus melanjutkan visi.

Contoh wirausaha: Bill Gates, pendiri MicroSoft Inc 6. The Analyst Jika Anda menjalankan bisnis sebagai seorang analis, perusahaan Anda adalah fokus pada memperbaiki masalah secara sistematis. Seringkali dasar untuk perusahaan ilmu pengetahuan, teknik atau komputer, perusahaan Analis unggul dalam pemecahan masalah. Personality Alert: Waspadai kelumpuhan analisis. Bekerja pada orang lain percaya. Contoh wirausaha: Pendiri Intel, Gordon Moore. 7. The Fireball Bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh Fireball adalah penuh kehidupan, energi dan optimisme. Perusahaan Anda adalah hidup-energi dan membuat pelanggan merasa perusahaan memiliki sikap

menyelesaikannya dengan cara yang menyenangkan main-main. Personality Alert: Anda lebih dapat melakukan tim Anda dan bertindak untuk impulsif. Saldo impulsiveness Anda dengan perencanaan bisnis. Contoh Wirausaha: Malcolm Forbes, Publisher, Majalah Forbes. 8. The Hero Anda memiliki akan luar biasa dan kemampuan untuk memimpin dunia dan bisnis Anda melalui tantangan apapun. Anda adalah inti dari kewirausahaan dan bisa merakit perusahaan besar. Personality Alert: Lebih menjanjikan dan menggunakan taktik kekuatan penuh untuk mendapatkan cara Anda tidak akan bekerja jangka panjang. Untuk menjadi sukses, kepercayaan keterampilan kepemimpinan Anda untuk membantu orang lain menemukan jalan mereka.

Contoh wirausaha: Jack Welch, CEO GE. 9. The Healer Jika Anda seorang Penyembuh, Anda berikan memelihara dan harmoni bagi bisnis Anda. Anda memiliki kemampuan luar biasa untuk bertahan dan bertahan dengan ketenangan batin. Personality Alert: Karena kepedulian Anda, sikap penyembuhan terhadap bisnis Anda, Anda mungkin menghindari realitas di luar dan menggunakan angan-angan. Gunakan skenario perencanaan untuk mempersiapkan kekacauan. Contoh wirausaha: Ben Cohen, Co-Founder Of Ben & Jerry's Ice Cream. Setiap tipe kepribadian bisnis dapat sukses di lingkungan bisnis jika Anda tetap setia pada karakter Anda. Mengetahui sifat-sifat Anda yang kuat dapat bertindak sebagai kompas untuk bisnis kecil Anda.. Jika Anda sedang membangun tim, wawasan ini sangat berharga. Untuk pemilik usaha solo, memahami karakter Anda mungkin perlu bantuan dari luar untuk

menyeimbangkan dengan kepribadian bisnis Anda.

BAB III STUDI KASUS

Dalam

pembahasan Basic Enterpreneur personality atau

Dasar Kepribadian

Pengusaha dapat diambil contoh kasus sebagai berikut: Sinta, perempuan yang lahir di Teluk Betung, pada 24 Oktober 1986, adalah seorang pengusaha Keripik yang sukses. Usaha yang dinamainya d engan Istana Keripik tidaklah dirintis dengan mudah. Ia dibesarkan di tengah keluarga miskin yang berhasil membuktikan bahwa dirinya mampu mengubah nasibnya sendiri. Perempuan berusia 25 tahun itu tak hanya sukses mengentaskan keluarganya keluar dari jerat kemiskinan selama bertahun- tahun, tetapi juga menjadi pengalaman usaha yang hebat. Sebagai pengusaha yang hebat, jiwa bisnis sudah terbentuk dalam diri Sinta sejak kecil. Karena tidak ingin putus sekolah seperti kakak-kakaknya, Sinta yang ketika itu masih duduk di bangku kelas 6 SD, diam-diam sudah bekerja. Sinta bekerja di pabrik keripik pisang. Saat dudu di bangku SMP, ia sempat membantu ayahnya bekerja di bengkel teralis besi. Jiwa bisnisnya semakin terasah ketika Sinta duduk di bangku kelas 2 SMA. Saat itu, tujuan utamanya sekadar membantu keluarganya. Sepulang sekolah, ia memutuskan untuk tetap bekerja di pabrik keripik pisang milik tetangganya. Pekerjaan tersebut terus ia jalani selama enam bulan dengan upah yang cukup lumayan. Bagi Sinta, upahnya sebagai buruh pabrik keripik pisang sudah cukup meringankan beban orang tuanya.Pengalaman bekerja di pabrik keripik pisang tersebut merupakan pengalaman berharga Sinta yang membuat Sinta bermimpi memiliki usaha sendiri di bidang tersebut di daerahnya di Lampung. Ia melihat bahwa lampung merupakan wilayah yang memiliki potensi besar untuk mengembangkan bisnis keripik pisang. Sejak dulu lampung sangat terkennal karena panganan olahan dari pisang yang memang banyak dihasilkan di daerah tersebut.

Sinta menyadari bahwa keripik pisang dapat menjadi peluang bisnis yang besar. Dengan tekad yang bulat, ia pun memutuskan untuk mengumpulkan uang sebagai modal awal dalam merintis bisnis keripik pisang . Dari hasl usahanya ia hanya berhasil mengumpulkan uang sebesar 3 juta rupiah. Meskipun modalnya tidak besar, Sinta tetap menjalankan niatnya. Uang tersebut ia gunakan untuk belanja sejumlah barang berupa peralatan dapur standard an bahan dasar p isang. Selain itu , ia juga membeli singkong, ubi jalar, talas, dan sukun sebagai bahan baku keripik. Namun karena pemberlakuan standar kualitas, bisnis keripik yang mulai dirintis oleh Sinta, pada awalnya tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, ia dituntut untuk dapat memenuhi standar kualitas tersebut sebelum

meneruskan usaha keripiknya. Maka , Sinta berjuang keras dengan terus meningkatkan kualitas keripik yang ia buat. Ia memilih baha bakunya secara cermat, sehingga kualitas keripiknya pun semakin baik. Selain itu, ia juga memperhatikan cara pengolahan keripik-keripiknya dengan baik. Dengan usaha kerasnya tersebut, standar kualitas pembuatan keripik pun dapat tercapai. Sinta juga menciptakan inovasi baru dalam proses pembuatan keripik, sehingga keripik buatannya lebih variatif dibandingkan keripik buatan perusahaan lainnya. Inovasi terus diciptakan oleh Sinta agar usahanya terus berkembang. Ia menyadari baha ia harus melakukan inovasi karena persaingan di antara pengusaha keripik pisang semakin menggila. Salah satu inovasi barunya adalah memberikan pelayanan terbaik kepada para konsumen dengan cara membiarkan mereka mencicipi keripik pisang buatannya sebelum memutuskan untuk membelinya. Kesuksesan yang diraih Sinta terdapat banyak hambatan yang dihadapinya untuk mengembangkan usaha keripiknya. Salah satu hambatan terrbesar adalah pemasaran. Pada awalnya , Sinta tidak tahu cara memasarkan produknya. Sebab, di Lampung, cukup banyak dijumpai pengusaha yang berkecimpung di bidang yang sama. Karena pemasaran yang lemah, ia pun belum mampu menggaji pegawai untuk membantunya. Maka ia meminta bantuan kepada saudara dan dua sahabatnya yang sudah berpengalaman.

Dalam hal kualitas produk, Sinta mengemas produknya dengan kemasan yang menarik dan dalam hal pemasaran , ia memasarkannya ke sekolah-sekolah, took camilan, dan took cinderamata yang biasanya cukup ramai dikunjungi wisatawan local maupun asing.Agar produk keripiknya lebih dikenal luas , Sinta member merek Istana Keripik untuk produknya, di Belakang merek itu ia menambahkan nama Ibu Mery sebagai penghormatan kepada sang ibu yang dulu sering dicemooh oleh masyarakat karena dianggap miskin dan tidak berpendidikan. Ketika Istana Keripik Ibu Mery yang dirintisnya semakin berkembang, sinta semakin yakin bahwa bisnis adalah jalan hidup terbaiknya. Ia sangat yakin bahwa dengan bisnis keripik itu, ia bisa meraih banyak kesuksesan. Lebih dari itu, dengan bisnis yang ia rintis, ia dapat membebaskan keluarganya dari jerat kemiskinan, dan menjadikan keluarganya hidup sejahtera. Kini, Istana Keripik Ibu Mery terus berkembang pesat dengan omzet yang dihasilkannya telah mencapai puluhan juta rupiah dan jumlah karyawan yang terus bertambah. Setidaknya selama 3 tahun usahanya berjalan ia sudah bisa membuka lapangan pekerjaan bagi 13 karyawannya yang merupakan tetangganya sendiri.

BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan 1. Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian ada dua yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. 3. Enterpreneur yaitu pembangunan organisasi untuk kepentingan komersial. Wirausaha adalah orang yang luar biasa dalam hal penglihatannya ke masa depan, mampu mengenali kebutuhan / permintaan atas barang atau jasa. 4. Karakteristik utama entrepreneur seperti dikemukakan oleh Burch (1986: 28-29) yaitu: Dorongan berprestasi, bekerja keras, memperhatikan kualitas, bertanggungjawab, berorientasi pada imbalan, optimis, berorientasi pada pada hasil karya yang baik (excellent oriented) dan mampu mengorganisasikan, berorientasi pada uang. 5. Karakteristik pribadi wirausaha (personal entrepeneraurial

charactheristics) menurut Management Systems International adalah sebagai berikut: mencari peluang (opportunity seeking), keuletan (persistence ), tanggung Jawab terhadap pekerjaan (commitment to the work contract ), tuntutan atas kualitas dan efisisensi (demand for quality and efficency ), pengambilan resiko (risk taking ), menetapkan sasaran (goal setting ), mencari informasi (information seeking ), perencanaan yang sistematis dan pengawasannya (systematic planning and monitoring ), persuasi dan jejaring / koneksi (persuasion and networking), percaya diri (self confidence) dan kecenderungan untuk berkreasi (creativity). 6. Empat tipe entrepreneurship Danhof sebagaimana dikutip

Winardi (1991) adalah innovating entrepreneurship, imitative

entrepreneurship, entrepreneurship. 7. Tujuh prinsip

fabian

entrepreneurship

dan

drone

entrepreneur sukses yaitu ambisius, berani

mengambil resiko dalam kehidupan ini, berhasil menganalisa setiap kesempatan yang ada, bisa menyelesaikan masalah, emotional attachment, self confidence dan mempunyai semangat yang luar biasa 8. Sembilan tipe kepribadian entrepreneur yaitu the improver, the advisor, the superstar, the artist, the visionary, the analyst, the fireball, the hero dan the healer.

2. Pendapat Kelompok 1. Kepribadian dalam diri seorang entrepreneur harus dibangun agar seorang entrepreneur dapat memiliki mental yang kuat sehingga dalam pengambilan keputusan tidak mudah terombang- ambing oleh keadaan dan pengaruh dari luar.

2.

Entrepreneur dengan keperibadian yang cerdas, jujur dan dapat dipercaya dapat menuntun sikap dan perilaku yang diharapkan dalam memberikan keteladanan untuk selalu memikirkan orang yang berada disekitarnya menjadi seorang pengusaha dengan mental yang kuat.

3.

Setiap tipe kepribadian bisnis dapat sukses di lingkungan bisnis jika Anda tetap setia pada karakter Anda karena karakter dan sifat Anda bertindak sebagai kompas untuk bisnis kecil Anda.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous a.2011.Konsep

Kepribadian.

http://resources.unpad.ac.id/unpad-

content/uploads/kepribadian.pdf. Diakses pada tanggal 30 Apri 2011. Anonymous b.2011. Entrepreneur Sukses.http://peperonity.com/go/sites/18068820. Diakses pada tanggal 30 April 2011.

Arifin, Yanuar. 2010. Kaya Sejak Mahasiswa. Buku Biru : Yogyakarta. Barrick, M. R., Mount, M. K. 1991. The Big Five personality dimensions and job performance: A meta-analysis. Personnel Psychology, 44, 126.

Burch, John dan Gary Grudnitski. 1986. Information Systems Theory and Practice. John Wiley and Sons : New York.

Collin, Orvis and Moore, David. 1964. The Enterprising. MSU Studies : East Lansing, Mich Drucker, Peter P. 1985. Innovation and Entrepreneurship Practice and Principles. Harper & Row Publishers : New York.

Mill, John Stuart. 1848. Principles of Political Economy with some of their Applications to Social Philosophy. Longmans, Green and Co. : London.

Pervin, L. A., & John. O. P. 2001. Personality theory and research (8th ed.). Wiley : New York.

Robbins, Stephen P.1998. Organizational Behavior: Concepts, Controversiess, Application, 8th ed. Prentice-Hall International, Inc. : New Jersey.

Robinson. N. 1966. Solar Radiation. Elsevier Publ. Company : Amsterdam.

Say, Jean-Baptiste. [1803] 1971. A Treatise on Political Economy: or the Production, Distribution and Consumption of Wealth. Augustus M. Kelley : New York.

Schumpeter, Joseph. 1951. Change and the Entrepreneur in Essays of J.A. Schumpeter. Ed. Richard V. Clemence (Reading). Mass: Addison Wesly. Smith, Adam. 1776. An lnguiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. The University of Chicago Press : Chicago

Utomo, Tri Widodo W. 2010. Reformasi Birokrasi Melalui Spirit Kewirausahaan. http://triwidodowutomo.blogspot.com/2010/08/reformasi -birokrasimelalui-spirit.html. Diakses pada tanggal 30 April 2011.

Wade, C.;Tavris, C.2008. Psikologi Jilid 2. Erlangga : Jakarta

Winardi. 1991, Kreativitas dan Teknik-Teknik Pemikiran Kreatif Dalam Bidang Manajemen. Citra Aditya : Bandung.

______. 1995. Pengantar Ilmu Ekonomi : Buku 1 Edisi VII. Tarsito : Bandung.

Winarto, V. 2003. Entrepreneurship : Semangat untuk memberikan solusi bagai masyarakat. Artikel http;//www.epsikologi. com/pengembangan/rls.htm. Diakses pada tanggal 30-05-2011.