kapan revolusi akan berangkat ke tanah …...lainnya. “tak ada alasan untuk percaya bahwa saudi...

30
k a a n D i g i t a l P r o j e c t KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH SUCI? Novriantoni Kahar Review Buku, Edisi 011, Februari 2012

Upload: others

Post on 01-Sep-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

1

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH SUCI?

Novriantoni Kahar

Review Buku, Edisi 011, Februari 2012

Page 2: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

Pe rpus t a

De

moc

racy

2

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

Pada laman Foreign Policy, 28 Februari 2011 lalu, Madawi al-Rashed dengan yakin mengatakan bahwa Arab Saudi sudah sangat matang untuk perubahan (ripe for change). Image tentang negara kaya nan tentram dengan masyarakat yang apolitis kini telah berubah. Saudi juga punya problem ekonomi, demografi, sosial dan politik yang kurang lebih sama dengan negara-negara Arab lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi. Beberapa data dikemukakan. 40 % penduduk berumur 20-24 tahun adalah pengangguran. 80% perempuan juga tak bekerja. Dulu, terbelakangnya aspek pendidikan,

ABSTRAK

Informasi Buku: Madawi al-Rasheed, Contestinf The Saudi State: Islamic Voices from Nes Generation (Cambridge: Cambridge University Press:2007), 332 halaman.

Page 3: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

3

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

tertekannya aspirasi, buruknya infrastuktur, dan luka sosial yang menganga, bisa diatasi dengan minyak. Kini, minyak tak lagi mampu menyumbat aspirasi dan problem politik, ekonomi, dan sosial.

Paket tunjangan sosial senilai 36 milyar dolar (23/02/2012)

yang dikucurkan Raja Abdullah setahun lalu (23/02/2011) dapat dibaca sebagai upaya vulgar untuk memalingkan kaum pemuda Saudi dari daya pikat revolusi. Namun begitu, hidup tak hanya cukup dengan roti saja. Bagi Madawi, untuk menangkal bujuk rayu revolusi, kerajaan harus melakukan reformasi politik yang serius. Agendanya antara lain konstitusionalisme kerajaan, pembatasan wewenang lingkaran internal istana, regulasi soal suksesi (vertikal atau horizontal), pemilihan parleman, dan pembukaan ruang politik bagi

Page 4: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

Pe rpus t a

De

moc

racy

4

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

kerja-kerja civil society. Sambil menakut-nakuti Amerika, Madawi berkata: “Kini masanya Amerika untuk berpihak ke masa depan Saudi, bukan mengenang masa lalunya hanya sebagai tambang minyak, konsumen barang dan jasa, dan penandatangan kontrak senjata. (Yes, It Could Happen Here: Why Saudi Arabia is ripe for revolution, Foreign Policy, 28 Februari 2011).

Kita harus membaca tulisan Madawi di atas sebagai opini seorang aktivis, yang menulis dan mengajar di kota London, dengan tujuan mengusik kemapanan Riyadh dan Washington. Madawi yang menulis Contesting Saudi State jauh lebih dingin dari itu. Buku kesarjanaan Madawi ini sangat apik—walau sering bertele-tele--dan begitu kompleks dalam menggambarkan dinamika religio-politik internal Saudi di abad ke-21 ini. Contesting

Page 5: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

5

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

Saudi State tidak sedang bertanya apa-apa, tapi sepertinya hendak menjawab karya-karya kesarjanaan yang fanatik ataupun simplistik dalam menggambarkan potret Saudi. Pada buku ini, Madawi menguraikan detil-detil keragaman wacana religio-politik yang berkembang di Saudi saat ini. Sederhananya, berbagai wacana itu dapat dikelompokkan menjadi tiga kubu utama: kaum establis Wahabi, kubu revisionis (Sahwi dan Jihadi), dan kalangan reformis (akomodasionis dan radikal).

Melihat daftar isi buku ini dapat membantu melihat alur isinya. Bab pertama berbicara soal tokoh-tokoh yang manut saja (sami’na wa atha’na) kepada kekuasaan. Di sini digambarkan sosok, konsep, dan ide-ide religio-politik kalangan establis Wahabi dan peran mereka dalam mengontrol kehidupan sosial. “Trias politika”

Page 6: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

Pe rpus t a

De

moc

racy

6

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

Wahabisme (hijrah, takfir, dan jihad) ada di bagian ini. Selain itu, doktrin-doktrin ketundukan sosial politik seperti wali al-amr, amar makruf, sadd al-zara’i dapat juga ditelaah di bab ini. Di sini kita juga dapat mengenal trik-trik kalangan establis Saudi dalam menjustifikasi kekuasaan turun-temurun dan kebijakan politik Kerajaan Ibnu Saud. Misalnya soal fatwa jihad yang berubah sesuai konteks, dan konservatisme sosial paling brutal di dunia fana ini.

Jauh dari persepsi umum tentang Saudi sebagai negara religius, Madawi justru mengatakan bahwa pada hakikatnya Saudi adalah negara sekular di mana politik berada pada domain tersendiri yang tak dapat disentuh oleh selain lingkaran internal kerajaan. Depolitisasi Islam adalah kebajikan utama. Ignoring Islamic political thought has

Page 7: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

7

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

been a feature of Wahhabiyya since its inception (hal. 47). Kalangan establis Wahabi tahu betul batasan wewenang mereka, yaitu memoles citra Saudi sebagai negara monoteis yang sukses menerapkan aspek paling trivial dari Islam. Karenanya, dalam istilan Max Weber, politik Saudi betul-betul telah kehilangan tuahnya (disenchantment of the politics), dan kalangan ulama establis Wahabi-lah yang dengan gemilang berhasil melakukan depolitisasi Islam demi status quo dan keselamatan mereka.

Namun sekuat-kuatnya kalangan establis berfatwa soal depolitisasi, bagi kalangan generasi baru, politik Saudi tidak boleh kehilangan tuah dan pesonanya. Sejak tahun 1970-an, muncul kalangan Sahwi (revivalis) yang coba membangunkan politik dari peraduan nyamannya di bawah

Page 8: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

Pe rpus t a

De

moc

racy

8

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

kungkungan istana dan ulama-ulama yang menasihati mereka secara tidak terbuka. Pada bab kedua ini, kalangan Sahwi coba mengembalikan tuah politik (re-enchanting politics) berhadapan dengan hipokrisi kekuasaan dan sokongan membabi-buta dari ulama establisnya. Sembari mendaku tradisi Wahabisme, mereka berupaya menjadi oposisi loyal bagi kekuasaan, dan coba mempromosikan perubahan (hanya) dalam batas-batas yang dapat diterima kekuasaan. Lazimnya di sebuah rezim otoriter, kelancangan mereka berakhir di penjara, dan kelak mereka dikooptasi, terutama setelah terdesak gelombang terorisme yang melibatkan anak bangsa Saudi sendiri (ingat, 15 dari 19 teroris dalam tragedy 11 September 2001 adalah warga Saudi).

Bab ketiga berbicara soal kubu

Page 9: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

9

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

Jihadis yang bagi Madawi merupakan anak kandung sah Wahabisme. Ia bukan barang impor dari Mesir atau Suriah sebagaimana apologia kalangan Wahabi dan Sahwi setelah tragedi 11 September 2001. Beberapa peristiwa besar Timur Tengah menjadi latar kemunculan generasi Jihadi. Momentum paling menentukan adalah perang Afganistan melawan kafir Soviet di tahun 1989. Berbekal sokongan Amerika, Saudi menyeponsori jihad dengan mengirimkan anak-anak muda mereka, termasuk sosok yang tidak terlalu diperhitungkan waktu itu, Usama bin Laden. Pengalaman jihad di Afganistan dengan bermodal paham Wahabisme yang belum matang (seperti apa matangnya?), membuat para Afgan-Arab, kelak menyumbang bibit-bibit radikalisasi dan kekerasan di

Page 10: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

Pe rpus t a

De

moc

racy

10

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

dalam dan luar negeri. Sukses melawan atheis Soviet ini hendak diteruskan melawan kafir Saddam yang menginvasi Kuwait (1991). Tapi rezim dan ulamanya lebih percaya kedigdayaan Amerika dan memberi sekutu abadinya itu pangakalan militer dan fatwa-fatwa. Dari sini kisah Jihadi berevolusi dari eksperimen kekerasan di luar negeri menuju percobaan di dalam negeri. Penyerangan terhadap Afganistan (2001), invasi terhadap Irak (2003) membuat Jihadi berpikir tak hanya atheis Soviet yang harus dipengangi, tapi juga kafir dalam negeri, Amerika dan koloni-koloninya (mustautanat), terutama yang dianggap mengotori Tanah Suci. Pada bab ini, kita mendapat perspektif lain tentang sosok Bin Ladin, yang berubah dari nice guy menjadi musuh utama Saudi, Amerika, dan dunia. Semacam selingan, di

Page 11: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

11

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

sini juga diceritakan bagaimana proyek Wahabisasi mengalami transnasionalisasi sampai ke Amerika dan Indonesia, London dan Afganistan.

Jihad di pekarangan orang sebagaimana di Afganistan kelak diuji pula oleh beberapa peristiwa internasional yang diperdebatkan secara hangat di dalam negeri. Kalau di Afganistan jihad menjadi absah dan wajib melawan atheis Soviet, kenapa melawan kafir Amerika yang menduduki Afganistan (2001), menyerang Irak (2003) dan masih bercokol di Arab Saudi berubah haram? Bagaimana dengan pangkalan dan kepentingan Amerika di Arab Saudi yang tak kunjung beranjak pulang setelah membebaskan Kuwait dari Saddam di tahun 1991? Kalangan Jihadi dan Sahwi pra-kooptasi, giat mengajurkan jihad, jika perlu di pekarangan sendiri. Mereka-mereka itu, bagi Madawi,

Page 12: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

Pe rpus t a

De

moc

racy

12

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

hanya meneruskan konsekuensi logis terjauh dari ajaran-ajaran Wahabisme tentang hijrah, takfir, dan jihad yang sebelumnya hanya berguna untuk melawan musuh eksternal. Namun, para ulama establis tak pernah kehabisan akal untuk mengabdi kepada rezim guna meluruskan anak-anak mereka yang tersesat. Dengan berbagai dalih keagamaan--yang bertujuan mulia bila diletakkan dalam konteks yang tepat--mereka memformulasi fatwa-fatwa keagamaan demi menahan amarah kaum muda terhadap Amerika dan Kerajaan tiraniknya. Kaum Sahwi kelak bergabung dalam proyek deradikalisasi kalangan Jihadis, demi menunjukkan bahwa mereka tidak sedang menanggung dosa bawaan dari wacana politik-keagamaan yang pernah mereka kembangkan. Bagi Kerajaan, punya satu kubu ulama (kalangan establish Wahabi) sebagai tukang cap kebijakan mereka adalah

Page 13: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

13

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

bagus, tapi dapat merangkul sekaligus Sahwi--yang berpotensi menjadi “gereja tandingan” (church in waiting)--tentu tidak mengapa dan berguna juga.

Pada titik inilah penulis satiris dunia maya, Lewis Atiyat Allah, memeroleh titik masuk dalam bab kelima Madawi. Agak mengherankan juga Madawi mengulas sosok anonim dunia maya ini secara panjang lebar di seperenam bagian bukunya. Itu pun hanya untuk menunjukkan bahwa tokohnya berhasil mengintrodusir istilah nidzam Sulul (dari sosok Abdullah bin Sulul) guna mengonotasikan rezim Saudi sebagai rezim hipokrit. Namun begitu, beberapa ledekan Lewis terhadap kalangan establis dan revisionis Sahwi yang hanya duduk ongkang-ongkang (qaidun) dalam rumah fatwanya tanpa ikut merasakan pengalaman jihad (mujahidun) cukup berguna

Page 14: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

Pe rpus t a

De

moc

racy

14

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

untuk mengetahui perdebatan internal kubu Jihadis. Di sini Madawi menyangkal bahwa jihad adalah ekspresi ketidakberdayaan. Madawi menandaskan bahwa di kalangan Jihadi, praktik jihad justru ingin menunjukkan bahwa manusia sebagai aktor dunia punya peran dalam mengubah keadaan, senaif apa pun peran itu. Namun karena terlampau sering bertele-tele dan berulang-ulang mengulas isu-isu yang sama dan menyangkut tetek bengek fatwa Wahabisme, bab ini juga bisa membosankan.

Baru bab ke enam-lah yang dapat memberikan warna baru tentang perdebatan religio-politik yang beradab di Saudi saat ini. Kita disuguhkan kenyataan bahwa di negara sekaya Saudi yang penduduknya mampu bersekolah ke universitas top mana pun di dunia ini--saat ini saja menurut Patrick Abram Seale ada 150 ribu mahasiswa Saudi di luar negeri.

Page 15: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

15

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

Antara lain 40 ribu di AS, 15 ribu di Inggris, 1000 di China, dll (al-Hayat, 17/12/2012)--ternyata wujudlah sosok-sosok reformis dengan ide-ide yang tak kalah brilian dari gagasan-gagasan di dunia Muslim mana pun. Membaca sosok-sosok seperti Abdullah al-Hamid misalnya, kita tiada lain menemukan lorong di mana jalan buntuk debat religio-politik Saudi mendapat celah untuk berjumpa cahaya. Pada sosok al-Hamid dan kalangan reformis non-Wahabis inilah kita percaya bahwa perubahan adalah mungkin di Arab Saudi sana. Selain mitos-mitos sejarah, teologi, dan politik negara Saudi dibongkar, mereka juga menyediakan dua jalan islah: monarki konstitusional atau monarki yang bubar.

Page 16: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

Pe rpus t a

De

moc

racy

16

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

Sumbangan Utama Buku Madawi

Bagi saya, selain uraian yang komprehensif—walau bertele-tele dan kadang berulang-ulang—buku Madawi ini banyak sekali menyumbang wawasan tentang Saudi maupun cara pandang ilmu sosial—dalam hal ini antropologi sosial—dalam melihat fenomena sosio-politik di suatu objek kajiannya. Beberapa tesis Madawi memang tidak mengherankan, namun beberapa mencengangkan. Tesis yang tidak mengherankan itu antara lain: (1) Wahabisme selalu loyal pada kekuasaan; (2) Terorisme adalah produk Wahabisme, bukan racikan ideologi impor; (3), Wahabisme establis tak hanya patuh-mengabdi kepada rezim, tapi juga bisa sangat friendly terahadap Barat; (4), Kemajuan pendidikan, media cetak, teknologi komunikasi, dan sarana transportasi, justru

Page 17: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

17

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

mempermudah konsolidasi Wahabisme dan bahkan meningkatkan represi terhadap perempuan; (5) State-sponsored Wahhabisme tidak selamanya berbuah sama dengan misi awalnya. Ia selalu merucut dan mencari jalannya sendiri untuk lepas dari kungkungan Wahabisme dan otoritarianisme Saudi; (6) Dalam ilmu sosial, konteks lebih penting dari teks yang diteliti. Teks, kata Madawi bisa berubah, dihapus, dikurang atau ditambah kapan saja, tapi konteks dimana teks Wahabisme itu dibuat--misalnya—kekal, tak dapat diubah, dan lebih bermakna.

Aspek-aspek yang tidak mengherankan di atas tak perlu diperjelas. Aspek-aspek yang mencengangkan dari buku inilah yang penting diulas. Pertama, Madawi menyadarkan kita bahwa apapun imej dunia tentang

Page 18: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

Pe rpus t a

De

moc

racy

18

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

Salafisme yang diklaim sebagai cikal-bakal Wahabisme, gerakan Salafiyah pada hakikatnya justru memberdayakan masyarakat awam (the movement empowers the ordinary worshipper). Dengan ajaran Salafisme, konon umat beragama diandaikan lepas dari kungkungan dan kepungan agen-agen dan para penerjemah kehendak Tuhan. Menyembah Tuhan tanpa mediasi, baik oleh ulama maupun penguasa inilah yang kemudian menginspirasi para reformis Saudi untuk mengajukan pandangan-pandangan alternatif, bahkan kritis terhadap hirarki politik dan monopoli agama. Agak romantsis memang, bagi Madawi, menyembah Tuhan tanpa mediasi itu adalah gagasan terbaik dari modernisme, karena ia memberdayakan manusia untuk mencari relasi yang langsung dengan Tuhannya; suatu relasi yang tidak terkorupsi dan

Page 19: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

19

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

tercemari oleh intervensi agensi di luar diri seorang hamba. Dari sinilah muncul gagasan untuk mendekonstruksi pilar-pilar otoritarianisme Saudi berupa mitos-mitos sejarah, teologi, dan politiknya (hal. 19)

Kejutan kedua Madawi adalah penjelasannya bahwa politik Saudi adalah politik yang sekuler belaka sebagaimana politik berlangsung di mana-mana. Politics is disenchanted in Saudi Arabia. It is no longer anchored in Islam as claimed by the leadership (hal. 19). Bahkan menurut Madawi, ulama-ulama Wahabi punya kontribusi besar dalam mengonsolidasikan negara yang secara politik sekular walau secara sosial tampak religius. Dualisme enigmatik ini, kata Madawi, adalah ciri-ciri utama rezim Saudi kontemporer yang seringkali abai diperhatikan oleh karya-karya kesarjanaan tentang Saudi

Page 20: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

Pe rpus t a

De

moc

racy

20

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

(hal. 57). Bahkan bagi Madawi, orang yang menyebut Saudi sebagai negara Wahabi adalah pengamat amatiran. “Kebijakan negara selalu ditentukan oleh kolega-kolega terdekat lingkar dalam istana yang tidak mempertimbangkan Wahabisme sebagai paradigma rujukan dalam membuat kebijakan. “Para pengamat luar, tandas Madawi, sering tak mampu membedakan antara ruang sosial yang telah ter-Wahabi-kan sedemikian rupa dengan domain perpolitikan Saudi (hal. 4).

Tesis ketiga yang bagi saya cukup mencengangkan adalah soal kekerasan yang dalam pandangan Madawi merupakan agen perubahan. Dalam konteks Saudi, beberapa serial konflik regional dan internasional di Afganistan, Palestina dan Irak, setidaknya telah meningkatkan aktivisme politik. Bahkan,

Page 21: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

21

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

faktor terpenting yang ikut memfasilitasi aktivisme politik adalah kekerasan Jihadi lokal. Doktrin jihad menggunakan jalan kekerasan, kata Madawi, terbukti merupakan agen perubahan. The Saudi domestic scene witnessed more political activism under the pressure of this violence than under any other factor (hal. 232). Rumus Madawi adalah ini: tatkala negara menutup pintu ijtihad, masyarakat--atau lebih tepatnya sebagian mereka--justru akan membuka lebar-lebar pintu jihad. Dan bagi Madawi, rezim Saudi telah berhasil menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan terjadinya kekerasan berbasis agama (hal. 260). Namun begitu, walau Jihadis telah ikut mengakselerasi perubahan, kemampuannya untuk bertahan hidup dimasa-masa stabil masih perlu dipertimbangkan.

Page 22: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

Pe rpus t a

De

moc

racy

22

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

Berbeda dari cemoohan-cemoohan tentang jihad sebagai upaya nihilisasi diri orang-orang putus asa, Madawi justru menafsirkan jihad sejalan dengan modernisme Barat yang ingin menandaskan bahwa manusia punya kemampuan untuk mengubah dunia. Bedanya, Barat mengandalkan rasio sebagai kunci keberdayaan, sementara Jihadis mengandalkan keyakinan (hal. 174). “Bagi Barat, jihad mungkin dianggap nilihilasi diri ketika berhadapan dengan perimbangan kekuatan yang menguntungkan pihak Barat. Namun bagi Jihadis, tugas itu merupakan respon keagamaan yang masuk akal ketika berhadapan dengan timpangnya perimbangan kekuatan (hal. 172). Madawi juga menekankan pentingnya melihat konteks otoritarianisme dalam melihat diskursus jihad di Saudi. Kekerasan kaum Jihadis, bagi Madawi merupakan cermin yang

Page 23: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

23

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

memantulkan langsung aspek lain kekerasan negara dan aparatus ulamanya (hal. 137). Rendahnya tingkat pendidikan, aspirasi yang senantiasa tertekan, ketimpangan ekonomi, marginalisasi sosial, dan impian yang ditekan, semuanya merupakan konteks yang perlu diperhatikan.Kalangan Jihadis, bagi Madawi tidak perlu lagi menihilisasi-diri karena mereka memang telah teralienasi, mengalami frustasi seksual serta anomie. “Mereka percaya sekali bahwa setelah mati, akan ada sebagian orang yang akan mengelu-elukan arwah mereka sebagai pahlawan di negeri yang tiada berpahlawan” (hal. 259). Dalam bagian lain, Madawi menyebut jihad merupakan respon terhadap pengebirian warganegara (a response to the emasculation of men) yang menjadi objek represi dan penyiksaaan di balik jeruji-jeruji penjara (hal. 166). Dan

Page 24: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

Pe rpus t a

De

moc

racy

24

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

sebaiknya ulasan ini dipindai dengan pandangan reformis Saudi tentang jihad madani atau civilian jihad.

Relevansi untuk Indonesia

Bagi saya, pemahaman terhadap teka-teki Saudi memberi banyak pelajaran bagi kita di Indonesia. Pertama, beberapa doktrin sentral Wahabisme seperti hijrah, takfir, jihad, amar makruf dan sad dzara’i, punya gema, pengaruh, dan sedikit banyak juga dikongsi oleh Muslim ekstremis Indonesia. Kekerasan-kekerasan berkedok agama yang berlangsung di Indonesia saat ini terkadang mengingatkan kita tentang konsep-konsep dasar Wahabisme di atas, dan bagaimana ia difungsikan dengan licik secara politik. Ekskomunikasi dan demonisasi sasaran (takfir), mobilisasi massa untuk pengenyahan (hijrah),

Page 25: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

25

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

dan militansi jihad dalam menggayang, sedikit banyak mengingatkan kita akan taktik-taktik dan intrik-intrik aliansi tak suci Wahabisme dan Bin Saud.

Kedua, walaupun transnasionalisasi Wahabisme berlangsung cukup masif, konteks yang berbeda di tempat ia diekspor memungkinkan misi itu mengalami modifikasi, kontekstualisasi, pribumisasi. Ini adalah sesuatu yang menggembirakan. Fakta bahwa di Saudi sendiri terjadi kritik atas sejarah, doktrin, dan praktik politik Wahabisme dari kalangan Salafi-Islahi atau kubu reformis, menurut saya juga menggembirakan. Sangat disayangkan bila ideologi Islam-Wahabi yang amat primitif dan berkonteks sangat lokal sebagaimana diakui Madawi, justru menjajah dan menguasai paras Islam lewat ekspansinya

Page 26: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

Pe rpus t a

De

moc

racy

26

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

yang bertopang pada perto-dolar. Kesibukan rezim Saudi dengan urusan dalam negeri dan adanya tekanan-tekanan perubahan, dalam jangka pendek mungkin akan merugikan institusi-institusi sosial dan pendidikan Indonesia yang menyusu ke ke sana. Namun dalam jangka panjang, aspirasi perubahan itu justru akan menyehatkan perkembangan Islam di berbagai belahan dunia.

Ketiga, selama musim haji, jemaah colon haji Indonesia sebetulnya punya kesempatan untuk mendengar langsung tentang berbagai anomali sosial yang terjadi di Arab Saudi. Walau kalangan awam takjub dengan performa luar syariat Islam Saudi, namun wejangan-wejangan untuk ekstra hati-hati dalam banyak urusan di tanah suci menyadarkan mereka akan pudarnya ruh Islam di tanah suci. Lebih terbukanya tabir Saudi ketika diterpa

Page 27: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

27

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

gelombang revolusi yang menyapu kawasan Arab saat ini, rasanya akan makin membantu orang Indonesia untuk mengerti bahwa Wahabisme bukanlah pilihan ideal dalam beragama. Wahabisme, kata Madawi, hanya sukses mengislamkan otoritarianisme dibanding menyuntikkan ruh Islam ke dalam sanubari warga Saudi (hal. 256). Dari Saudi, kita memeroleh pelajaran bahwa—sebagaimana diungkapkan reformis Abdullah al-Hamid, kalangan Wahabi hanya sukses dalam mengislamkan penindasan dan keterbelakangan (hal. 225). Hanya saja, apakah aliansi tidak suci antara ulama Wahabi dan rezim bin Saud ini dengan mudah akan diterjang revolusi atau setidaknya mengamini reformasi?

Lalu, Jadikah Revolusi Ke Tanah Suci?

Belajar dari buku Madawi,

Page 28: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

Pe rpus t a

De

moc

racy

28

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

keruntuhan rezim Saudi hanya mungkin terjadi bila kepemimpinan rezim Bin Saud semakin menjauh dari basis sosial dan tribalnya. Kedua, faktor eksternal seperti hubungan dengan sekutu terkuatnya merenggang bahkan menegang. Ketiga, ketidakmampuan meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi. Keempat, wabah korupsi dan ketidakadilan (hal. 219). Lewis Atiyat menambahkan soal keretakan dalam lingkunan internal kerajaan, juga wujudnya kekerasan reguler seperti di tahun 2003 dan 2004 (hal 194). Namun melihat konstelasi internal di Saudi di dalam buku ini, dan juga pertimbangan faktor-faktor lokal, regional, dan internasional, revolusi tampaknya masih enggan naik haji. Fakta bahwa Saudi tidak punya civil society sama sekali membuat revolusi virtual facebook dan twitter

Page 29: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

29

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

sangat sulit untuk menjejakkan bumi Saudi. Rezim bin Saud memang banyak masalah. Namun membayangkannya akan tersapu gelombang revolusi Arab dewasa ini sepertinya jauh panggang dari api. Tapi siapa tahu ada kejutan? Ini benar-benar wallahu a’lam. []

Page 30: KAPAN REVOLUSI AKAN BERANGKAT KE TANAH …...lainnya. “Tak ada alasan untuk percaya bahwa Saudi akan kebal dari demam protes yang menyapu kawasan Timur Tengah,” tandas Madawi

Pe rpus t a

De

moc

racy

30

Review Buku

Edisi 011, Februari 2012

© 2012Review Buku ini diterbitkan olehDemocracy Project,Yayasan Abad Demokrasi.

Review ini dipresentasikan oleh penulisanya pada diskusi Ciputat School, 23 Februari 2012.Jika Anda berminat mendapatkan buku (ebook) yang direview, silakan isiform permintaan.

Kode buku: MAR001