kak

Upload: sigit-budi

Post on 14-Jul-2015

126 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

KERANGKA ACUAN KEGIATAN / TERM OF REFERENCE

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA UNIT ORGANISASI PROGRAM HASIL UNIT ESELON II/SATKER KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN

: Kementerian Perindustrian : Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur : Revitalisasi dan Penumbuhan Basis IndustriManufaktur.

: Tumbuh dan Berkembangnya Basis IndustriManufaktur

: Direktorat Industri Kimia Dasar : Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kimia :Dasar Teridentifikasinya perkembangan permintaan dan pasokan produk kimia yang dibutuhkan dan dihasilkan oleh sektor industri kimia dasar. DokumenPenelaahan Pengembangan Industri Kimia Khusus Dokumen 1 (satu)

JENIS KELUARAN SATUAN UKURAN KELUARAN VOLUME

: : :

1. LATAR BELAKANG

:

a. Dasar Hukum y Ketentuan Pasal 19 Undang-Undang No.5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, menyatakan Pemerintah menetapkan standar untuk bahan baku dan barang hasil industri dengan tujuan untuk menjamin mutu hasil industri serta untuk mencapai daya guna produksi. y y y y y Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2008 Tanggal 7 Mei 2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional. b. Gambaran Umum Singkat Industri kimia khusus (Specialty Chemical Industries) adalah industri yang menghasilkan bahan kimia khusus tertentu. Pertumbuhan industri ini cukup signifikan di Indonesia, mengingat keberadaannya dibutuhkanoleh industri-industri lainnya seperti industri keramik, barang gelas, tekstil, kulit, kertas, semen, pestisida, kosmetik, logam, besi, kendaraan bermotor/mesin dan digunakan dalam bidang eksplorasi/produksi minyak dan gas bumi, pertanian, perkebunan, dan

pertambangan serta pemanfaatan lainnya. Bahan kimia khusus berfungsi sebagai bahan penolong (bukan bahan baku) yang sangat penting peranannya dalam proses produksi suatu industri karena bekerja secara spesifik. Tanpa bahan penolong, suatu proses kimia akan berjalan lambat atau dapat tidak berjalan sama sekali misalnya bahan kimia khusus eksplorasi/produksi minyak dan gas bumi seperti Corrosion Inhibitor,Lubricant/pelumas, Demulsifier, Surfactant dan sebagainya.Contoh fungsi spesifik yaitu demulsifier pada eksplorasi/ produksi minyak bumi berfungsi untuk memecah rantai emulsi pada minyak mentah sehingga terjadi pemisahan air dan minyak.Bahan kimia khusus (Specialty Chemicals) jika dibandingkan dengan bahan kimia curah (Bulk Chemicals)untuk volume yang sama, memiliki nilai (value) yang tinggi karena kekhususannya. Dalam suatu negara, kebutuhan bahan kimia khusus per tahun pastinya lebih kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan bahan baku-bahan baku untuk industri yang ada. Di Indonesia sendiri, pabrik industri kimia khusus yang ada memiliki kisaran kapasitas produksi pertahun antara 50-60.550 ton yang berada di daerah Jawa dan Sumatera. Kondisi terkini industri kimia khusus di Indonesia perlu dikaji untuk melihat potensi pengembangan industri kimia khusus di Indonesia mengingat keberadaan industri ini amat penting bagi industri-industri lainnya. Ketersediaan bahan kimia khusus akan berdampak positif bagi kelancaran industri/bidang usaha yang memanfaatkannya baik di dalam negeri maupun di dunia internasional. Keberadaan industri kimia khusus sendiri penting artinya bagi pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. c. Alasan Kegiatan Dilaksanakan Kondisi terkini dan potensi industri kimia khusus di Indonesia belum diketahui secara pasti, meskipun keberadaannya dibutuhkan oleh berbagai jenis industri. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi sehingga perlu dilakukan suatu kajian untuk mendapatkan informasi konkrit mengenai kondisi dan potensi industri kimia khusus di Indonesia yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan mengenai pengembangan industri kimia khusus.

2

2. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN : a. Uraian Kegiatan Kegiatan kajian ini meliputi eksplorasi data/informasi dan identifikasi jenis, kapasitas produksi per jenis,lokasi,supply dan demand per tahun, potensi ekspordan potensi investasi industri kimia khusus. b. Batasan Kegiatan Batasan kegiatan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut: 1. Menyusun data untuk jenis, kapasitas produksi per jenis, lokasi, supply dan demand, potensi ekspor dan potensi investasi industri kimia khusus. 2. Mengetahui perkembangan supply, demand, harga produk kimia khusus di pasar regional dan global. 3. Profil industri kimia khusus yang ada di Indonesia. 4. Estimasi nilai investasi industri kimia khusus. 5. Saran dan tindak lanjut yang diperlukan untuk pengembangan industri kimia khusus. 3. MAKSUD DAN TUJUAN : a. Maksud Kegiatan Kegiatan ini dimasudkan untuk mengetahui kondisi terkini dan potensi dari industri kimia khusus melalui penyusunan program pengembangan industri kimia khusus. b. Tujuan Kegiatan Tujuan dari kegiatan ini adalah menyusun program pengembangan industri kimia khusus dalam rangka revitalisasi dan penumbuhan industri kimia dasar. 4. INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN : a. Indikator Keluaran Tersedianya kajian pengembangan industri kimia khusus. b. Keluaran Terwujudnya kegiatan Industri Kimia Dasar dan pendukung kementerian. 5. OUTCOME: Terwujudnya kegiatan Industri Kimia Dasar dan pendukung kementerian. 6. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN : a. Metode Pelaksanaan y Survey lapangan y y Studi kepustakaan meliputi literatur, publikasi ilmiah, dan data hasil studi. Pengumpulan Data - Data primer diperoleh dari lapangan, instansi dan unit terkait. - Data sekunder untuk mendukung analisis data primer. - Analisis dan diskusi antara lain dengan diskusi kelompok, analisis deskriptif dan statistikal. Pertemuan teknis dengan seluruh stakeholder terkait. Penyusunan, Penyajian dan Presentasi Laporan.

y y

3

b. Ruang Lingkup Kegiatan y Identifikasi data untuk jenis bahan kimia khusus yang ada. y Identifikasi data untuk jenis bahan kimia khusus yang ada di Indonesia. y Identifikasi data untuk kapasitas produksi tiap jenis bahan kimia khusus yang ada di Indonesia. y Identifikasi lokasi industri kimia khusus yang ada di Indonesia. y y y y y y y Identifikasi data supply dan demand bahan kimia khusus yang ada di Indonesia, regional dan dunia. Identifikasi potensi ekspor bahan kimia khusus yang ada di Indonesia. Identifikasi potensi investasi industri kimia khusus di Indonesia. Identifikasi profil industri kimia khusus yang ada di Indonesia. Estimasi nilai investasi industri kimia khusus. Saran dan tindak lanjut yang diperlukan untuk pengembangan industri kimia khusus. Pembuatan laporan berupa hardcopy dan softcopy dalam bentuk Compact Disc (CD).

7. PELAKSANA DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN : a. Pelaksana Kegiatan Kegiatan ini dilakukan oleh pihak ketiga yang melibatkan instansi terkait, antara lain : Direktorat Industri Kimia Dasar, Ditjen Basis Industri Manufaktur, Asosiasi Industri terkait, Perguruan Tinggi, dan Lembaga Riset pemerintah maupun swasta. Kualifikasi tenaga ahli pihak ketiga adalah sebagai berikut dengan keahlian di bidangnya minimal 5 (lima) tahun : 1. Ketua Tim (Diutamakan tenaga Ahli Teknik Kimia, minimal S2 pengalaman 5 tahun) 2. Tenaga Ahli Teknik Kimia (Diutamakan berpengalaman bidang kimia khusus) 3. Tenaga Ahli Ekonomi Keuangan 4. Tenaga Ahli Administrasi Bisnis 5. Tenaga Ahli Teknik Informatika 6. Tenaga Ahli Teknik Industri : 1 Org

: 1 Org : 1 Org : 2 Org : 2 Org : 1 Org

4

b. Penanggungjawab Kegiatan Penanggungjawab kegiatan ini adalah Direktur Industri Kimia Dasar, Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur, Kementerian Perindustrian.

8. JADWAL KEGIATAN : a. Waktu pelaksanaan kegiatan Kegiatan Kajian Pengembangan Industri Kimia Khusus direncanakan dilaksanakan pada tahun anggaran 2012 dalam waktu 6 (enam) bulan. b. Matrik pelaksanaan kegiatan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

No.

Kegiatan

1

2 3 4 5

Kajian Pengembangan Industri Kimia Khusus Persiapan (TOR dan RAB) Proses Lelang (Pihak ketiga) Laporan Pendahuluan Progress Report Final Report

9. BIAYA : Perkiraan total biaya untuk pelaksanaan kegiatanKajian pengembangan industri kimia khusus adalah sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). Rincian lebih lanjut atas biaya tersebut disajikan tersendiri dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB). Jakarta, November 2011

Direktur Industri Kimia Dasar

Ir. Tony Tanduk, MA NIP. 19540223 1984081 001

5