kak pemetaan skala 5000

16
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEMBUATAN PETA TUTUPAN LAHAN SKALA 5.000 KECAMATAN KATINGAN HILIR (IBUKOTA KABUPATEN KOTA KASONGAN) KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH I. LATAR BELAKANG Kondisi geografis maupun kekayaan alam yang ada di Kecamatan Katingan Hilir menjadikan wilayah ini mempunyai banyak potensi ekonomi dan potensi sumber daya alam yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sejalan dengan program otonomi daerah, maka pemerintah daerah memilikii kekuasaan yang lebih besar terhadap pengelolaan daerahnya. Hak tersebut diikutii pula oleh kewajiban untuk mengelola daerah dengan lebih baik dan mengurangi ketergantungan dari pemerintah pusat. Untuk itu pengelolaan beberapa jenis sumberdaya alam menjadi hak dan kewajiban dari pemerintahan daerah untuk sebesar-besar digunakan bagi kemakmuran rakyat di daerah tersebut. Keterbatasan informasi mengenai sumberdaya alam adalah salah satu masalah yang dihadapi pemerintah daerah saat ini. Hal tersebut disebabkan oleh sistem pengelolaan terpusat yang sebelumnya berlaku dan juga karena keterbatasan sumberdaya manusia yang dapat melakukan pengelolaan informasi tersebut dengan lebih baik. Data mengenai keberadaan dan kondisi sumberdaya alam tersebut adalah vital dan untuk itu diperlukan data yang terbaru. Data tersebut dapat diambill menggunakan teknologi yang efisien, efektif dan ekonomis.

Upload: azis-ali-wibowo

Post on 22-Nov-2015

168 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

peta

TRANSCRIPT

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEMBUATAN PETA TUTUPAN LAHAN SKALA 5.000

KECAMATAN KATINGAN HILIR (IBUKOTA KABUPATEN KOTA KASONGAN)KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAHI. LATAR BELAKANG

Kondisi geografis maupun kekayaan alam yang ada di Kecamatan Katingan Hilir menjadikan wilayah ini mempunyai banyak potensi ekonomi dan potensi sumber daya alam yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sejalan dengan program otonomi daerah, maka pemerintah daerah memilikii kekuasaan yang lebih besar terhadap pengelolaan daerahnya. Hak tersebut diikutii pula oleh kewajiban untuk mengelola daerah dengan lebih baik dan mengurangi ketergantungan dari pemerintah pusat.

Untuk itu pengelolaan beberapa jenis sumberdaya alam menjadi hak dan kewajiban dari pemerintahan daerah untuk sebesar-besar digunakan bagi kemakmuran rakyat di daerah tersebut.

Keterbatasan informasi mengenai sumberdaya alam adalah salah satu masalah yang dihadapi pemerintah daerah saat ini. Hal tersebut disebabkan oleh sistem pengelolaan terpusat yang sebelumnya berlaku dan juga karena keterbatasan sumberdaya manusia yang dapat melakukan pengelolaan informasi tersebut dengan lebih baik.

Data mengenai keberadaan dan kondisi sumberdaya alam tersebut adalah vital dan untuk itu diperlukan data yang terbaru. Data tersebut dapat diambill menggunakan teknologi yang efisien, efektif dan ekonomis.

Pertumbuhan ilmu dan teknologi saat ini telah sampai pada suatu keadaan dimana citra satelit telah dapat mencapai tingkat resolusi yang tinggi. Pemetaan dengan metode penginderaan jauh (remote sensing) saat ini menjadi pilihan utama karena citra satelit mudah untuk diperoleh, pemanfaatan teknologi penginderaan jauh seperti cara observasinya yang bersifat repetitive dengan periode waktu tertentu, maka sangat dimungkinkan untuk mendapatkan data terbaru dan data secara multitemporal, mampu mengamati daerah-daerah yang sulit bahkan tidak mungkin dilakukan dengan pengamatan secara langsung, datanya bersifat multispektral dan relatif murah. Hal ini sangat bermanfaat untuk mendapatkan informasi tentang kondisi/potensi sumber daya alam dan lingkungan terkini serta monitoring perubahannya dibandingkan dengan selang waktu sebelumnya. Teknologi penginderaan jauh adalah satu perolehan informasi tentang obyek atau kejadian dengan dasar pengukuran dilakukan pada jarak tertentu dari obyek atau kejadian tersebut (Butler et al, 1988). Menurut Lillesand dan Kiefer (1990) Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi (acquision) tentang obyek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan alat tanpa adanya kontak langsung dengan obyek, daerah atau fenomena yang dikaji.Dengan informasi itu, kemudian dapat dilakukan perhitungan kekayaan alam yang dimiliki oleh suatu daerah yang pada gilirannya akan dapat digunakan dalam perencanaan pembangunan secara lebih baik dan tepat. Inventarisasi sumberdaya alam tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan pengelolaan sumberdaya alam secara lebih arief, bijaksana dan berkelanjutan.Dengan informasi dan data yang tepat dan up to date, maka kemudian dapat diatur perencanaan pemanfaatan sumberdaya alam tersebut secara bijaksana dan tidak tumpang tindih.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pekerjaan ini adalah menyediakan informasi spasial berkaitan dengan berbagai tema atau masalah dengan mengolah data atau parameter masukan yang tersedia atau diperoleh dengan memasukkannya ke dalam model tertentu sehingga dapat diperoleh informasi spasial yang berguna atau relevan dengan informasi tematik yang diperlukan.Tujuan yang dari pengadaan peta dijital ini adalah peta sebagai bahan dasar (raw materials) yang bersifat kewilayahan, akan dibuat dalam bentuk peta dijital bergeorefensi yang akan digunakan untuk perencanaan wilayah dan kota, mengidentifikasi kondisi geografis sekaligus membangun basis data toponimi daerah. Untuk keperluan teknis dan non teknis, peta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dari berbagai tujuan perencanaan kewilayahan dan kota, sehingga dapat dibuat sesuai dengan keperluan berdasarkan kebutuhan instansi pengguna peta (user)III. SASARANSasaran yang ingin dicapai secara garis besar adalah :1. Tersedianya peta dasar dengan skala yang lebih besar/detail baik dalam format dijital maupun analog.

2. Terbangunnya sistem perencanaan kewilayahan baik sektoral maupun regional secara terpadu.

3. Perencanaan penataan ruang kearah yang lebih baik.

IV. LINGKUP PEKERJAAN

Posisi geografis Kecamatan Katingan Hilir, dalam kegiatan iniSecara garis besar pekerjaan dan yang akan dilakukan dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :Persiapana) Pengadaan citra satelit b) Pengadaan peta dasar/peta topografi

2. Pelaksanaana) Proses pengolahan citra satelitb) Ortorektifikasi citra satelit

c) Klasifikasi tutupan lahan

3. Pekerjaan lapangan

a) Identifikasi titik kontrol

b) Pengukuran titik kontrol (ground control point) menggunakan GPS tipe geodetikc) Identifikasi lapangan (ground check)d) Pembuatan Model Permukaan Dijital (Digital Elevation Model/DEM)e) Editing dan kartografi4. Reproduksi

5. PelaporanV. PERALATAN YANG DIGUNAKAN

Peralatan yang digunakan haruslah memenuhi standar dalam mendukung pekerjaan yang akan dilaksanakan baik dari segi waktu maupun kemampuan pengolahan. Secara garis besar spesifikasi peralatan adalah sebagai berikut :

1. Komputer Pentium Core 2 Duo 2.4 Ghz 4 unit2. Plotter ukuran A0 dengan Resolusi 600 1000 dpi 1 Unit

3. GPS Tipe Geodetik 2 Unit4. Software : PCI Geomatic 9.15. Software Lain: AutoCAD 2002 atau AutoCAD Map 2004, ARC/Info 3.5.2, ArcGIS, ARCView, ER-Mapper 7.0VI. METODOLOGIMetodologi dimaksud merupakan penjabaran dari lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan berisi spesifikasi teknis tentang pengadaan data, pengolahan citra satelit, pekerjaan lapangan, pembuatan DEM, dijitasi on screen, serta proses editing dan kartografi, adalah sebagai berikut:1. Identifikasi PekerjaanDalam rangka memperlancar pekerjaan diharuskan konsultan untuk mempelajari kerangka acuan kerja dan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) serta melakukan kegiatan diskusi/pertemuan/asistensi kepada pemimpin kegiatan beserta tim teknis. Apabila terdapat kendala yang sifatnya krusial atau mendesak harus segera melaporkan kepada pemimpin kegiatan untuk dicari pemecahannya dan secara insidentil dapat dilakukan rapat/diskusi.2. Pengadaan Data Dasar dan Citra Satelit

a) Pengadaan Data Dasar

Penjelasan data dasar berupa peta merupakan Peta Topografi atau Peta Rupabumi Indonesia diharuskan mengacu pada Peta Dasar Nasional dengan norma sebagai berikut:

Datum Horisontal : Datum Geodesi Nasional 95 (DGN 95) Datum Vertikal : MSL setempat

Sistem Proyeksi : Transverse Mercator

Sistem Koordinat : Geografis dan UTM (WGS 84)

Isi (unsur tampilan) : Relief, perairan, jaringan transportasi, gedung dan bangunan, tumbuh-tumbuhan, batas administrasi, dan nama geografis.

Model Data : Text untuk gasetir, ASCII untuk DTM, Vektor untuk CAD file atau ArcInfo, GIS file dan Kartografik file.Apabila tidak tersedia peta dasar sebagaimana pasal 7 pp10/2000, maka peta lain dapat digunakan sebagai peta dasar, setelah peta lain itu ditransformasikan ke sistem referensi dan sistem proyeksi yang ditentukan berdasarkan pp10/2000 atau ketentuan norma di atas.

b) Pengadaan Citra Satelit

Spesifikasi citra satelit yang digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan peta dijital skala 1 : 5.000. Umum

Resolusi maksimum untuk mendapatkan peta skala 1 : 5.000 adalah 0.6 meter.

Citra satelit yang diadakan tidak ditentukan, yang penting memenuhi seluruh koordinat yang tercantum diatas.

Format GeoTiff 16 bit dan belum terkoreksi.

Keaslian Data

Data citra satelit asli dari pihak Vendor Data dengan disertai lisensi untuk Client.

Header File harus tersedia sesuai dengan citra yang dipesan.

Data dalam bentuk CD-Room asli dari Vendor.

Kualitas Data

Dengan liputan awan kurang dari 20% diluar critical area.

Data citra terlihat tajam dengan tidak ada Hase serta unsur-unsur di permukaan bumi yang berdiameter 2 kali resolusi terlihat jelas.

Sudut Off-Nadir kurang dari 200.

Informasi Orbit

Informasi orbit harus dapat dibaca oleh software yang akan digunakan untuk proses orthorektifikasi.

File informasi orbit ini terdapat dalam metafile/header file dan harus sesuai dengan file citranya.

Cakupan Wilayah

Data citra satelit minimal harus mencakup seluruh liputan wilayah yang telah ditentukan3. Pengolahan Citra Satelita) Pembacaan Data Citra Satelit dan Orbit

Data mentah (Raw Data) dari citra satelit harus mampu dibaca oleh perangkat lunak (Software) yang digunakan untuk melakukan orthorektifikasi.b) Identifikasi Titik Ikat Tanah (GCP) pada Citra Satelit

Titik Kontrol harus dapat teridentifikasi dengan jelas dan benar. Kesalahan yang masih diperbolehkan adalah maksimum 2 pixel. Sebagian dari GCP digunakan sebagai ICP (Independent Check Points) dengan kesalahan maksimum 2 pixel.

Pengadaan titik GCP dapat dilakukan dengan cara :

Image to Ground

Image to Vektor

Image to Image

c) Block Bundle Adjustment

d) Orthorektifikasie) Image Enhancement

4. Pekerjaan Lapangan

Tahap pekerjaan ini disebut juga dengan Pre-Processing, tahapannya adalah sebagai berikut:a) Rejoiningb) Identifikasi dan Pengukuran Titik Kontrol Tanah (Ground Control Point)c) Identifikasi/Komplesi Data Lapangan

5. Pembuatan Model Permukaan Dijital

a) Resampling

b) Sistem Proyeksi

6. Dijitasi On Screen7. Editing dan Kartografi

a) Text Entry

Data-data hasil dari komplesi lapangan disatukan ke dalam peta 1 : 10.000 dengan aturan sesuai dengan standar peta 1 : 5.000.b) Edge Matching

V. REPRODUKSI (PENCETAKAN PETA)1. Bahan dan Peralatana) Pengeplotan Peta menggunakan Plotter HP Design JET A0 presisi dengan resolusi tinggi.

b) Bahan yang digunakan adalah bahan yang stabil jenis medium glosy paper/HVS dan digunakan sebelum tanggal kadaluarsa yang ditentukan oleh pabrik.

c) Bahan yang digunakan harus bebas dari noda-noda, perubahan warna dan kerapuhan yang dapat menyebabkan menuanya (ageing).

d) Tinta yang digunakan untuk pengeplotan memberikan warna yang tajam dan tidak berubah warna karena perubahan kelembaban/air.

2. Kualitas Hasil Pengeplotan

a) Cetakan harus sedemikian rupa sehingga setakan keringnya tetap rata dalam berbagai keadaan kelembaban.

b) Densitas dan tone harus seragam.

VI. PELAPORAN

Laporan yang harus diserahkan oleh konsultan adalah:

1. Laporan Pendahuluan (Inception Report)Berisi laporan pendahulu pelaksanaan pekerjaan yang menguraikan rincian dari spesifikasi teknis pekerjaan beserta peralatan yang akan digunakan beserta hasil akhir pembuatan peta dasar dijital. Laporan ini dibuat dan diserahkan sebanyak lima set.

2. Laporan Sementara (Interim Report)Berisi laporan kemajuan (progress report) pekerjaan yang dituangkan dalam bentuk kurva S. Kemudian dalam tahap ini juga konsultan harus menunjukkan pencapaian hasil pekerjaan dalam bentuk dijital maupun foto-foto. Laporan kemajuan berdasarkan tingkat pencapaian pekerjaan ini akan digunakan konsultan dalam pengambilan termijn keuangan. Laporan ini dibuat dan diserahkan sebanyak lima set.

3. Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report)Berisi penyempurnaan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan dan kemajuan pekerjaan sudah mencapai 80%. Pada tahap ini konsultan harus mempresentasikan pekerjaan kepada dinas/instansi terkait. Laporan ini dibuat dan diserahkan sebanyak sepuluh set.

4. Laporan Akhir (Final Report)Produk akhir yang harus diserahkan berupa :

a) Dokumen laporan akhir diserahkan sebanyak sepuluh eksemplar.b) Data citra satelit dalam bentuk CD-Room asli yang dipesan dari vendor disertai lisensi untuk Client.

c) Album peta dasar skala 1 : 5.000 sebanyak 2 eksemplar, d) Album foto citra satelit yang telah dilakukan pengolahan citra sebanyak dua eksemplar

e) Data file peta dasar yang telah didijitasi dalam bentuk dijital yang disimpan dalam CD-Room sebanyak lima belas buahf) Data file citra satelit yang telah dilakukan pengolahan citra yang disimpan dalam CD-Room sebanyak lima belas buah

Setiap penyerahan laporan diikuti diskusi antar Team Leader dan para Tenaga Ahli yang ditunjuk dengan Pemberi Tugas untuk mendapatkan rekomendasi/tanggapan dari laporan yang diserahkan.

5. PresentasiMerupakan kegiatan pemaparan terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan dengan melibatkan berbagai stakeholder terkait. Team leader dan tenaga ahli yang ditunjuk harus hadir untuk memberikan keterangan dan jawaban atas hasil-hasil yang telah didapat.

VII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan pembuatan peta dijital ini paling lambat 6 bulan kalender, kecuali ada ketentuan lain dalam surat perjanjian kontrak. Konsultan harus menyajikan jadwal pelaksanaan pekerjaan secara rinci.

Berikut jadwal pelaksanaan pekerjaan;NoDeskripsi PekerjaanBULAN

123456

1Identifikasi Pekerjaan

2.Pengadaan Data Dasar dan Citra Satelit

3Pembuatan model permukaan digital (DEM)

4Pengolahan citra satelit

5Pekerjaan Lapangan

6Digitasi On Screen

7Editing & Kartografi

VIII. KEBUTUHAN TENAGA AHLI

Untuk melaksanakan tugasnya konsultan harus menyediakan tenaga ahli maupun tenaga pendukung yang memenuhi kebutuhan pekerjaan, baik ditinjau dari lingkup kegiatan maupun tingkat kompleksitas pekerjaan. Kualifikasi minimal dari personil inti yang disyaratkan untuk masing-masing jenis pekerjaan adalah :

1. Tenaga Ahli

a) Project Manager

Satu orang dengan kualifikasi sarjana teknik geodesi, pengalaman di bidang Remote Sensing dan Mapping. Minimal berpendidikan S-2 dengan pengalaman selama 8 tahun atau S-3 dengan pengalaman minimal 5 tahun, tiga tahun diantaranya berpengalaman sebagai project manager. Project manager dapat bekerja penuh selama kegiatan berlangsung.b) Ahli Penginderaan Jauh

Satu orang dengan kualifikasi sarjana teknik geodesi, pengalaman di bidang Penginderaan Jauh (Remote Sensing). Minimal berpendidikan S-1 dengan pengalaman selama 5 tahun dibidangnya dan dapat bekerja penuh selama kegiatan berlangsung tergantung man-monthc) Ahli GeodesiSatu orang dengan kualifikasi sarjana teknik geodesi, pengalaman di bidang Pemetaan dan Pengolahan Data GPS. Minimal berpendidikan S-1 dengan pengalaman selama 5 tahun dibidangnya dan dapat bekerja penuh selama kegiatan berlangsung tergantung man-month2. Tenaga Pendukung

a) Satu orang Koordinator Ortho dengan kualifikasi sarjana teknik geodesi dengan pengalaman minimal 3 tahun di bidangnya.

b) Satu orang Koordinator Editing dan Kartografi yang mempunyai kualifikasi sarjana teknik geodesi atau teknik geografi dan pengalaman di bidang digital mapping dan penggambaran peta minimal 3 tahun.

c) Dua orang Operator Editing dan Kartografi dengan kualifikasi pendidikan sarjana teknik geodesi atau teknik geografi serta pengalaman pada pekerjaan editing dan kartografi digital mapping minimal 3 tahun

d) Dua orang Operator Digitasi yang merupakan tenaga operator dengan kualifikasi pendidikan diploma komputer atau SMA dan berpengalaman di bidang pendigitasian peta minimal 2 tahun.

e) Empat orang surveyor lapangan, untuk identifikasi titik kontrol dan detail lapangan yang berpengalaman dibidang pemetaan menggunakan GPS tpe geodetic minimal 3 tahun.Juga dapat dilengkapi dengan assisten engineer/chief surveyor, surveyor dan tenaga pendukung lainnya, seperti drafter dan operator komputer, kebutuhan man-month tenaga ahli diusulkan oleh Konsultan.

IX. BAGAN ORGANISASI

Konsultan menyajikan bagan organisasi yang melibatkan tenaga-tenaga ahli beserta deskripsi fungsinya.

X. JADWAL PENUGASAN PERSONIL

Kebutuhan jadual penugasan personil beserta man-monthnya diusulkan oleh Konsultan.

XI. SUMBER DANA

Pembiayaan untuk kegiatan ini diperoleh dari APBD KabupatenPAGE 2Halaman -