bag.iv.peta situasi terestris 5000

25
Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 0 BAGIAN IV PEMETAAN SITUASI TERESTRIS SKALA 1 : 5.000 Persyaratan Teknis – Pengukuran

Upload: doelxyz

Post on 17-Feb-2016

59 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Peta Situasi

TRANSCRIPT

Page 1: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 0

BAGIAN IV

PEMETAAN SITUASI TERESTRIS

SKALA 1 : 5.000

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Page 2: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 1

1. PENJELASAN UMUM

1.1 Maksud Pekerjaan

Pembuatan peta topografi (peta teknis) dengan skala 1 : 5.000 adalah untuk keperluan perencanaan teknis. Peta tersebut harus memuat data ketinggian dan planimetri yang jelas dan benar sesuai dengan keadaan lapangan yang diukur. Interval kontur 0,25 m untuk daerah datar dan 0,5 m untuk daerah berbukit.

1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan

Secara garis besar pekerjaan akan terdiri dari:

1.2.1 Pemasangan benchmark/patok kayu.1.2.2 Pengukuran poligon (utama dan cabang)1.2.3 Pengukuran sipat datar (waterpass)1.2.4 Pengukuran situasi detail1.2.5 Perhitungan1.2.6 Ketelitian penggambaran1.2.7 Penggambaran1.2.8 Hasil yang harus diserahkan.

1.3 Lokasi Pekerjaan

Daerah yang akan dipetakan terletak di Kabupaten ......... Propinsi Dati I..... (Peta lokasi terlampir).

1.4 Volume Pekerjaan

Pengukuran situasi seluas.... ha pada Daerah Irigasi…….

1.5 Titik Referensi

Titik referensi yang dipergunakan adalah titik atau Bench Mark yang ada di sekitar lokasi pengukuran (peta dasar), misalnya : titik triangulasi, titik TTG. dari Bakosurtanal atau BM lainnya, atas persetujuan Pemberi PekerjaanPeta Dasar yang akan dipergunakan adalah peta Rupabumi Skala 1 : 50.000 atau 1: 25.000. Sistem grid yang akan digunakan adalah sistem proyeksi UTM dan ellipsoid WRG 84.

1.6 Peralatan dan Personil

1.6.1 Semua alat ukur yang akan dipergunakan harus masih dalam keadaan baik (tidak rusak) dan memenuhi syarat ketelitian yang diminta. Semua alat ukur harus dicek dahulu oleh Direksi Pekerjaan dan apabila ada kerusakan Direksi berhak memerintahkan untuk mengganti alat tersebut dengan yang baik.

1.6.2 Pelaksana Pekerjaan harus mempekerjakan pegawai yang telah mendapat latihan dalam bidangnya serta cukup berpengalaman dalam berbagai pekerjaan yang diberikan. Pegawai-pegawai praktikan atau pegawai yang sedang dilatih dapat

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Page 3: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 2

digunakan asalkan mereka berada dalam pengawasan yang sebagaimana mestinya. Manajer Proyek yang cakap akan dipekerjakan selama masa kontrak berlangsung

1.6.3 Pelaksana Pekerjaan harus dapat memberikan hasil yang berkualitas tinggi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya ketentuan teknis yang telah ditetapkan. Pelaksana Pekerjaan harus pula menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata ketentuan tidak terpenuhi menu-rut penilaian pihak Pemberi Pekerjaan.

1.7 Buku Ukur

Pelaksana Pekerjaan harus menggunakan buku ukur yang telah disediakan oleh Direksi Pekerjaan. Semua tulisan dan catatan harus terang/jelas, mudah dibaca dan tidak boleh dihapus.Apabila ada kesalahan pencatatan hasil pengukuran maka harus dibetulkan dengan mencoret yang salah dan menulis yang benar disampingnya.Buku ukur yang digunakan harus disusun secara sistematis serta diberi indeks untuk memudahkan penyimpanannya.Semua data ukur, baik hasil pengukuran, hitungan, sketsa dan data lain, harus telah diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan untuk diperiksa sebelum penggambaran dimulai. Apabila pelaksana Pekerjaannya menggunakan alat ukur Digital, softcopynya dalam bentuk CD harus diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan.

1.8 Pemasangan Bench Mark.

1.8.1 Benchmark yang harus dipasang ada 2 macam, yaitu :

Bench Mark (BM.) besar : 20 x 20 x 100 cm.Bench Mark kecil, untuk penanda Azimut (Az.) : 10 x 10 x 80 cm.Tiap Bench Mark besar diberi baut di atasnya dan dibubuhi batu marmer ukuran 12 cm x 12 cm. Bench Mark dipasang sedemikian rupa sehingga bagian yang muncul di atas tanah setinggi 20 cm. Bench Mark besar dan kecil dipasang dengan jarak 150 m dan kelihatan satu sama lainnya karena akan digunakan untuk pengikatan azimut matahari. Bench Mark harus dipasang pada tempat yang aman, kuat dan mudah dicari kembali.

1.8.2 Patok kayu harus dibuat dari bahan yang kuat, panjang 50 cm ditanam sedalam 30 cm, dicat merah, dipasang paku di atasnya serta diberi kode dan nomor yang teratur.

1.8.3 Kerapatan pemasangan Bench Mark harus mewakili luas areal + 500 ha, atau setiap jarak 2,5 km disepanjang jalur polygon/waterpass dan setiap titik Simpul.

1.8.4 Deskripsi Benchmark dan penanda Azimut harus dibuat sketsa lokasinya dan difoto dua kali (close up dan jauh). Bentuk dan ukurannya lihat gambar.Penanda azimut dapat dideskripsikan dalam formulir yang sama dengan pilar Bench Mark atau dalam formulir lain, menurut petunjuk Pemberi Pekerjaan.

1.8.5 Koordinat-koordinat titik akan ditambahkan pada deskripsi apabila perhitungannya sudah definitif

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Page 4: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 3

Gambar 3.1 Konstruksi benchmark dari beton

Gambar 3.2 Contoh konstruksi penanda azimut

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Page 5: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 4

Gambar 3.3 Contoh uraian mengenai posisi

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Page 6: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 5

1.9 Laporan

1.9.1 Laporan tim ukur telah tiba di lokasi, yaitu dengan mengirimkan fotokopi surat jalatn yang telah dibubuhi cap dan tanda tangan pejabat Pemberi Pekerjaan di mana lokasi pengukuran berada.

1.9.2 Laporan Bulanan memuat laporan kemajuan pekerjaan yang dilakukan, kemajuan pekerjaan lapangan harus diketahui oleh Direksi Pekerjaan, dan rencana pelaksanaan bulan berikutnya, masalah yang ada dan lain-lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan dijilid dalam bentuk buku. Laporan ini diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan selambat-lambatnya satu minggu berikutnya.

1.9.3 Laporan hasil pengukuran dan perhitungan kerangka dasar poligon dan sipat datar harus diserahkan secara bertahap kepada Direksi/Pengawas untuk diperiksa. Apabila terdapat kesalahan pengukuran, maka Pelaksana Pekerjaan harus mengulangi bagian pekerjaan yang salah tersebut sampai benar.

1.10 Pelaksanaan Pekerjaan

Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan Laporan Pendahuluan yang memuat jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan, daftar personel, daftar peralatan dan rencana keberangkatan, untuk dibahas bersama Direksi.Pelaksanaan Pekerjaan harus disesuaikan dengan program kerja dan waktu pelaksanaan dibuat seketat mungkin sehingga sesuai dengan jangka waktu yang tersedia.

2. HASIL-HASIL DAN DATA-DATA YANG HARUS DISERAHKAN KEPADA PIHAK PEMBERI PEKERJAAN

Hasil-hasil dan data-data berikut akan diserahkan kepada pihak Pemberi Pekerjaan:

1. Print out peta dengan skala 1 : 5.000 yang dilengkapi dengan garis kontur sebanyak 6(enam).copy.

2. Peta dengan skala 1 : 5.000 yang dilengkapi dengan garis kontur pada kertas base transparan yang stabil sebanyak 1(satu) set.

3. Print out peta ikhtisar dengan skala 1:25.000 yang dilengkapi dengan garis kontur sebanyak 6(enam) copy

4. Peta ikhtisar dengan skala 1:25.000 yang dilengkapi dengan garis kontur pada kertas base transparan yang stabil sebanyak 1(satu) set..

5. Semua buku Ukur dan perhitungannya, dijilid dan diberi indeks dan dilengkapi dengan keterangan sebanyak 2(dua). set (1 set asli, 1 set fotocopy)

6. Deskripsi Bench Mark sebanyak 10 (sepuluh) copy dan softcopynya dalam CD.

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Page 7: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 6

7. Laporan Pendahuluan yang memuat antara lain Program Kerja, personil dan peralatan. Rencana Kerja/metoda kerja dan Titik Referensi yang akan digunakan dan kondisi lapangan serta jadual pelaksaan diserahkan akhir bulan pertama sebanyak 10(sepuluh) copy

8. Laporan Bulanan yang berisi kemajuan pekerjaan disampaikan kepada Pemberi Pekerjaan selambat-lambatnya 5 hari pada bulan berikutnya sebanyak 5(lima) copy.

9. Laporan Antara yang memuat antara lain progres pekerjaan, sisa pekerjaan, rencana penyelesaian sisa pekerjaan, permasalahan yang timbul dilapangan dan penyelesaian permasalahan sebanyak 10(sepuluh) copy.

10. Draft laporan akhir diserahkan satu bulan sebelum kontrak berahir, sebanyak 10(sepuluh) copy

11. Laporan akhir yang meliputi penelitian lapangan, proses serta hasilnya. Laporan tersebut harus merinci metpde sebenarnya yang digunakan, ketepatan sebenarnya yang diperoleh, dan kesulitan-kesulitan yang dijumpai serta pemecahannya, pada seluruh tahap pekerjaan. Laporan itu meliputi diagram-diagram jaring poligon dan sifat-sifat datar serta penjelasan mengenai semua titik-titik tetap dan titik-titik koordinat. Laporan tersebut tidak boleh semata-mata mengulangi isi ketentuan-ketentuan teknis, tetapi harus benar-benar berdasarkan hasil pelaksanaan pekerjaan sebanyak 10( sepuluh) copi dan softcopynya dalam CD.

12. Apabila pengukuran dilakukan menggunakan digital poin 2,4 dan 5 diserahkan softcopy pada CD

3. METODE PENGUKURAN DI LAPANGAN

3.1 Pengukuran Poligon

3.1.1 Jaringan Poligon

1. Jaringan poligon meliputi medan ukur yang akan dipetakan. Poligon tersebut merupakankring tertutup (closed loop) dan diikatkan ke titik triangulasi yang ada atau ke titik-titik tetap poligon. Sisi poligon harus sepanjang mungkin dan sistem statip tetap (fixed tripod) seperti yang di uraikan di bawah ini akan dipakai untuk mendapatkan ketelitian yang disyaratkan.

2. Apabila mungkin titik-titik triangulasi yang ada akan digunakan sebagai azimut awal dan azimut akhir.Titik-titik triangulasi yang digunakan harus saling berhubungan dengan titik triangulasi yang lainnya.

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Page 8: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 7

3. Untuk mengontrol orientasinya, akan diadakan pengamatan azimut matahari, jika titik-titik triangulasi yang sudah ada tidak terlihat lagi, dan/atau pada interval 25 titik di sepanjang masing-masing poligon.

4. Poligon terdiri dari poligon utama dan cabang.

3.1..2 Poligon Utama

1. Statip harus ditempatkan pada tanah yang stabil untuk memperoleh hasil pengamatan sudut horisontal yang teliti. Poligon yang melalui daerah sawah harus diikuti secara hati-hati untuk menghindari lokasi-lokasi sulit di daerah genangan sawah atau pada pematang-pematang yang tidak stabil.

2. Semua Theodolit harus dalam keadaan baik dan setelannya akan diperiksa terus selama pengamatan berlangsung. Kolimasi akan diperiksa apabila melebihi 1’ (satu menit). Pelaksana Pekerjaan harus menyiapkan semua catatan yang berkenaan dengan pemeriksaan dan penyesuaian peralatan yang dilakukan.

3. Alat ukur sudut Teodolit/Total Station harus mampu mengukur sampai 1" (satu detik) dan dilengkapi dengan semua bagian-bantu yang diperlukan.Apa bila memakai alat GPS. maka dilakukan sebagai berikut:

(a) Seluruh pengamatan harus mempergunakan receiver GPS type Geodetik yang mampu mengamati data fase, komponen receiver GPS harus dari merk yang sama.

(b) Receiver GPS yang digunakan single frekuensi (L1) namun demikian penggunaan dual frekuensi (L1+L2) lebih diharapkan.

(c) Kemampuan antena sesuai dengan kemampuan receiver GPS, tidak boleh diperpanjang melebihi standar pabrik.

(d) Hindari pengamatan receiver GPS dilokasi-lokasi pemantulan sinyal GPS mudah terjadi seperti di pantai, danau, tebing, bangunan bertingkat atau antena harus dilengkapi dengan Ground plane untuk mereduksi pengaruh multipath.

(e) Semua softcopy data hasil pengamatan GPS dicopy pada CD dan diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan .

4. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu pada saat melakukan sentring maka perlu di gunakan 3 buah statip dan 3 buah kiap (tribrach). Selama pengamatan berlangsung statip dan kiap tersebut harus tetap berada di satu titik, hanya target dan teodolit saja yang berpindah/berubah. Di titik-titik di mana pekerjaan hari itu berakhir dan pekerj'aan hari berikutnya mulai, sentring harus dilakukan dengan hati-hati. Hal yang sama berlaku juga pada waktu dilakukan pengamatan ulang di tempat yang sama.

5. Kedudukan Niyo kotak (circular bubble), dan pengunting optik (optical plummet) harus sering diperiksa dengan bantuan unting-unting gantung (plump bob), dan penyesuaian-penyesuaian dilakukan bilamana perlu.

6. Sebelum pengamatan dilakukan teodolit harus disetel sebaik-baiknya. Pengukuran sudut horisontal dilakukan minimum 2 kali pengamatan. Untuk satu kali pengamatan dilakukan sejumlah pembacaan dengan urutan sebagai berikut:

- Bidik kiri (FL) untuk bacaan target belakang;

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Page 9: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 8

- Bidik kiri (FL) untuk bacaan target ke depan;- Bidik kanan (FR) untuk bacaan target ke depan;- Bidik kanan (FR) untuk bacaan target ke belakang;

Dua kali pengamatan diambil dari titik nol secara terpisah: 0° 01' dan 90° 08'. Jika pengamatan lebih lanjut diperlukan, maka digunakan 45° 02' dan 135° 07.

7. Semua hasil pengamatan direduksi di lapangan. Jika perbedaan antara keempat harga sudut yang diperoleh (2FL, 2FR) melebihi 5”, maka babak(-babak) selanjut-nya harus diamati.

8. Semua buku catatan lapangan harus diserahkan.

3.1.3 Pengukuran Jarak

1. Alat EDM yang digunakan harus mempunyai alat-alat pelengkap (seperti reflektor) sehingga dapat diperoleh kapasitas kerja penuh. Peralatan ini perlu dikalibrasikan terlebih dahulu terhadap suatu tolok ukur yang telah diketahui berupa basis dari satuan jarak tertentu atau dengan menggunakan pita ukur baja pada jarak tertentu selama pekerjaan berlangsung. Semua hasil pengamatan harus diberitahukan kepada pihak Pemberi Pekerjaan.

2. Paling sedikit 3 (tiga) pengukuran dari masing-masing ujung garis poligon akan diamati. Hasil rata-rata dari kedua ujung garis tersebut harus mempunyai persamaan lebih dari ± (10 mm + 10 ppm dari jarak) kalau tidak maka pengamatan tambahan perlu dilakukan, misalnya untuk penentuan garis sejauh 2 km, hasil rata-rata pengamatan harus lebih dari + 30 mm.

3. Bilamana perlu, temperatur dan tekanan udara akan dicatat untuk memungkinkan dilakukannya koreksi refraksi yang akan dilaksanakan selama pengamatan atau selama perhitungan selanjutnya.

3.1.4 Pengamatan Azimut

1. Azimut matahari akan diamati seperti yang akan dijelaskan dibawah ini. Seri pagi dan sore hari, masing-masing sedikitnya 5 kali pengamatan, akan dilakukan. Sebaran (spread) dalam satu seri tidak bolen lebih dari 30".

2. Pengamatan dilakukan sebagai berikut:1. Bidik kiri (target) 2. Bidik kiri (matahari) 3. Bidik kanan (matahari)

4. Bidik kanan (target) Seri ini merupakan satu kali pengamatan.

3. Pembacaan sudut horisontal pada pengamatan azimut matahari harus diberikan koreksi akibat tidak mendatarnya kedudukan alat.

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Page 10: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 9

Koreksi ini sangat penting dan dapat dihitung dari hasil bacaan kedudukan gelembung nivo tabung tersebut atau apabila alat teodolit dilengkapi dengan kompensator otomatis, dari pembacaan lingkaran vertikal pada sudut kanan pada masing-masing sisi garis bidik.

4. Metode yang dipakai untuk menetukan azimut tergantung keinginan Pelaksana Pekerjaan. Walaupun demikian, hal-hal berikut harus diperhatikan bila akan di-gunakan azimut dengan metode ketinggian matahari.(a) Pengamatan matahari dilakukan apabila tinggi matahari lebih besar dari 20° karena

apabila dilakukan pengamatan pada waktu tinggi matahari di bawah 20° refraksi (pembiasan) menjadi terlalu besar dan tidak menentu. Usahakan ketinggian matahari di bawah 40°, jika mungkin.

(b) Pembacaan temperatur dan tekanan udara akan dilakukan untuk keperluan koreksi refraksi.

(c) Perlengkapan-perlengkapan tambahan yang diperlukan terdiri dari jam tangan yang ketepatannya dicocokkan satu menit sebelum tanda waktu resmi berbunyi, prisma Reoloff, tabel deklimasi matahari dan tabel refraksi.

5. Jika untuk pengukuran azimut digunakan metode sudut waktu, maka bisa dilakukan pengamatan pada saat tinggi matahari di bawah 20° seperti yang disebutkan diatas. Tetapi waktu pengamatan harus jauh lebih teliti.

3.1.5 Poligon Cabang

1) Untuk pengukuran memakai alat ukur dengan ketelitian 1(satu) sekon dan EDM, metodanya sama dengan untuk poligon utama, hanya pada butir 6, pengukuran sudut horisontal dilakukan satu kali pengamatan.

2) Apabila memakai alat ukur Total Station dengan ketelitian 1(satu) sekon, setiap titik polygon cabang pemasangan Target harus stabil (menggunakan Statif).

3) Pengamatan dilakukan 2(dua) set.

3.2 Ketelitian Pengukuran Poligon

3.2.1 Poligon Utama

1). Alat ukur Theodolith dan EDM

Toleransi untuk kesalahan penutup pada azimut matahari harus 10" √n di mana n adalah jumlah titik sudut. Jika kesalahan penutupnya masih berada dalam toleransi, maka sudut itu akan disesuaikan dengan azimut matahari jika toleransi tersebut dilampaui, maka azimut dan/atau , sudut-sudut tersebut harus diulang dan dicek.

Kesalahan penutup linear poligpn tidak boleh lebih besar dari 1 : 10.000 dari panjang totalnya. Poligon akan dijaga agar tetap pendek untuk menjamin bahwa kesalahan penutup pada jaring-jaring atau bagian tidak lebih dari satu meter.

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Page 11: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 10

2). Alat GPS

(a) Seluruh reduksi baseline harus dilakukan dengan menggunakan software processing GPS yang telah dikenal dan dibuat oleh agen software atau badan peneliti ilmiah yang bereputasi baik.

(b) Koordinat benchmark dari hasil pengamatan GPS disajikan dalam system proyeksi UTM dan ellipsoid WRG 84.

(c) Statistik reduksi baselineUntuk setiap jaring orde 3 standar deviation (s) hasil hitungan dari komponen baseline toposentrik (dN,dE,dH) yang dihasilkan oleh software reduksi baseline harus memenuhi hubungan berikut :

σN ≤ σM

σE ≤ σM

σH ≤ 2σM

dimana σM = [102 + (10d)2]1/21.96 mm dan d = panjang baseline.

(d) Baseline yang diamati 2 (dua) kali

1. Baseline yang lebih pendek dari 4 (empat) km

Komponen lintang dan bujur dari kedua baseline tidak boleh berbeda lebih besar dari 0.03 m sedangkan komponen tinggi tidak boleh berbeda lebih dari 0.06 m.

2. Baseline yang lebih panjang dari 4 (empat) km

Komponen lintang dan bujur dari kedua baseline tidak boleh berbeda lebih besar dari 0.05 m sedangkan komponen tinggi tidak boleh berbeda lebih dari 0,10 m

3.2.2 Poligon Cabang

Toleransi untuk kesalahan penutup sudut = 20" √N, (N = banyaknya titik poligon). Baik untuk alat Theodolith dan EDM, maupun alat Total Station.

3.3 Pengukuran sipat Datar

3.3.1 Alat yang digunakan sipat datar Automatic Level.

3.3.2 Pengecekan baut-baut tripod (kaki tiga) jangan sampai longgar. Sambungan rambu ukur harus lurus betul. Rambu harus menggunakan nivo.

3.3.3 Sebelum melaksanakan pengukuran, alat ukur sipat datar harus dicek dulu garis bidiknya. Data pengecekan harus dicatat dalam buku ukur.

3.3.4 Waktu pembidikan, rambu harus diletakkan di atas alas besi (straatspot).

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Page 12: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 11

3.3.5 Bidikan rambu harus antara interval 0,5 m dan 2,75 m (untuk rambu yang 3 m).

3.3.6 Jarat bidikan alat ke rambu maksimum 50 m.

3.3.7 Usahakan pada waktu pembidikan, jarak rambu muka = jarak rambu belakang atau jumlah jarak muka = jumlah jarak belakang.

Usahakan jumlah jarak (slaag) per seksi selalu genap.

3.3.8 Data yang dicatat adalah pembacaan ketiga benang silang, yakni : benang atas, benang bawah dan benang tengah.

3.3.9 Pengukuran sipat datar harus dilakukan setelah Bench Mark dipasang.

3.3.10 Semua Bench Mark yang ada maupun yang akan dipasang harus melalui jalur sipat datar apabila berada pada atau dekat dengan jalur sipat datar.

3.3.11 Pada jalur yang terikat/tertutup, pengukuran dilakukan dengan cara pergi-pulang, sedang pada jalur yang terbuka diukur dengan cara stan ganda (double stand) dan pergi-pulang.

3.3.12 Batas toleransi untuk kesalahan penutup maksimum 10 √D mm, di mana D = jumlah jarak dalam km.

3.4 Pengukuran Situasi Detail

3.4.1 Alat yang digunakan adalah Theodolit To atau Total Station yang sederajat ketelitiannya.

3.4.2 Metode yang digambarkan adalah Raai atau Voorstraal.

3.4.3 Ketelitian poligon raai untuk sudut + 20”√n, di mana n = banyak titik sudut. Ketelitianlinier poligon raai 1:2.500.

3.4.4 Semua tampakan yang ada, baik alamiah maupun buatan manusia diambil sebagai titik detail, misalnya : bukit, lembah, alur, sadel, dll.

3.4.5 Kerapatan titik detail 1 cm di peta (+ 50 m di lapangan) harus dibuat sedemikian rupa sehingga bentuk tofografi dan bentuk buatan manusia dapat digambarkan sesuai dengan keadaan lapangan.

3.4.6 Sketsa lokasi detail harus dibuat rapi, jelas dan lengkap sehingga memudahkan penggambaran dan memenuhi persyaratan mutu yang baik dan peta.

3.4.7 Pengukuran sungai di sekitar lokasi rencana bendung harus diambil detail selengkap mungkin, misalnya elevasi as, tepi dan lebar sungai, bukit di sekitar rencana bendung tersebut.

3.4.8 Pengukuran situasi harus dilebihkan sebesar + 250 m dari batas yang telah di-tentukan.

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Page 13: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 12

3.4.9 Sudut poligon raai dibaca 1 (satu) seri.

3.4.10 Ketelitian tinggi poligon raai + 10 √D (D dalam km).

4. PENCATATAN, PENGECEKAN DAN PERHITUNGAN HASIL PENGAMATAN DILAPANGAN

4.1 Pencatatan

1. Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan contoh-contoh buku lapangan yang akan dipakai kepada Pemberi Pekerjaan untuk disetujui.

2. Pencatatan harus menggunakan ballpoint bertinta hitam dan dilapisi 1 karbon, hingga diperoleh 2 lembar untuk pencatatan yang sama. Kesalahan harus dicoret satu Kali. Penimpaan angka dan penghapusan tidak akan diterima.

3. Penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan dimasukkan kelembar pengamatan sementara pekerjaan berlangsung. Hal ini menyangkut nama pengamat, tanggal, nomor titik, nomor alat juga penjelasan-penjelasan lainnya seperti ketinggian alat, temperatur dan tekanan udara. Seluruh lembar data harus disertai tanggal dan tanda tangan pengamat dan orang yang telah melakukan pemeriksaan.

4. Seluruh pengamatan yang dilakukan di lapangan diserahkan kepada pihak Pemberi Pekerjaan, termasuk juga bagian-bagian yang telah diulang. Yang disebut terakhir ini harus ditandai dengan jelas sehmgga bisa saling dicocokkan.

4.2 Pengecekan

1. Sudut dan jarak perlu dihitung dan dirata-ratakan pada setiap titik dan diperiksa apakah memenuhi toleransi yang sudah ditetapkan. Reduksi jarak termasuk juga koreksi meteorologi, kesalahan titik nol alat, kemiringan, muka air laut rata-rata dan koreksi faktor skala, apa bila dianggap perlu.

2. Pengamatan di lapangan perlu dicek setiap harinya lalu ditandatangani, djsertai tanggal pemeriksaan oleh Pelaksana Pekerjaan. Hasil pengamatan harus disimpan dengan rapi, dan diberi nomor Indeks agar mudah dicari bilamana diperlukan di kemudian hari. Bila sudah diarsipkan, hasil-hasil pengamatan itu tidak boleh dibawa ke lapangan lagi.

4.3 Perhitungan

1. Perhitungan-perhitungan harus dilakukan dua kali secara terpisah, sekali di lapangan dan sekali dikantor.

2. Penghitungan harus dilakukan di lapangan untuk memeriksa apakah pengamatan telah sesuai dengan standar yang ditetapkan.

3. Untuk kontrol planimeter ini meliputi:

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Page 14: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 13

(a) pengecekan hasil penghitungan sudut dan jarak rata-rata(b) pengecekan penutup sudut, untuk poligon tertutup(c) pengecekan azimut antara titik-titik triangulasi atau azimut matahari.

(d) perataan kesalahan sudut(e) penghitungan dari ∆X dan ∆y untuk mencek hasil planimetrik.

4. Untuk kontrol ketinggian kegiatan pemrosesan ini meliputi:

(a) pemeriksaan hasil hitungan dari ∑Bacaan belakang, ∑Bacaan muka, ∑Perbedaan tinggi (∆h).

(b) perhitungan Ah untuk seksi-seksi antara titik-titik tetap (benchmark).(c) perhitungan dari tiap loop/kring.(d) penyesuaian dari loop dengan metode Dell (atau metode lainnya), agar memperoleh

ketinggian yang tepat untuk dipakai pada perhitungan rincik ketinggian nantinya.

5. Apabila hasil pekerjaan lapangan telah disetujui oleh pengawas, hasil pengamatan serta hasil hitungannya segera dilakukan perhitungan definitif.

6. Perataan yang harus dihitung mencakup seluruh titik-titik triangulasi yang ada di lapangan.

7. Perataan hasil pengamatan sudut harus sesuai dengan jumlah titik antara azimut-azimut triangulasi atau pengamatan azimut matahari yang dapat diterima, seperti yang telah ditentukan.

8. Perataan titik-titik poligon harus sesuai dengan jarak, hal ini berarti bahwa koreksi dalam koordinat simpangan timur (easting) sama dengan :

salah-penutup dalam simpangan timur ——————————————— x jarak akumulasi Jumlah jarak poligon seluruhnyaHal yang sama berlaku untuk simpangan utara.

9. Seluruh hasil penghitungan, pengamatan dan informasi seperti yang didaftar di bawah ini harus diserahkan kepada pihak Pemberi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan sementara: (a) Urutan cara perhitungan loop atau jalur poligon antara Benchmark. (b) Salah-penutup sudut pada setiap bagian/seksi antara azimut matahari, azimut kontrol,

atau azimut yang diperoleh dari loop yang berdekatan, bersama-sama dengan jumlah titik dalam setiap seksi.

(c) Salah-penutup linier ∆X, ∆y dari setiap loop atau jalur poiigon antara titik-titik simpul dan salah-tutup fraksi yang dipilih dengan jumlah titik.

(d) Detail-detail hasil pengamatan yang ditolak, diragukan, tidak dipakai dan sebagainya.

10. Perhitungan untuk mendapatkan hasil akhir dilakukan dengan cara perataan kuadrat terkecil.

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Page 15: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 14

11. Apa bila pencatatan dan Pehitungan hasil Pengamatan di lapangan menggunakan peralatan digital, sehingga prosesnya melalui digitasi dengan program software harus seizin Pemberi Pekerjaan.

5. PENGGAMBARAN

5.1 Peta skala 1 : 5.000 5.1.1 Garis silang untuk grid dibuat setiap 10 cm.

5.1.2 Gambar konsep harus dilakukan di atas kertas putih Milimeter yang telah disetujui Pemberi Pekerjaan.

5.1.3 Semua BM dan titik Triangulasi (titik pengikat) yang ada di lapangan harus digambar dengan legenda yang telah ditentukan dan dilengkapi dengan elevasi dan koordinat.

5.1.4 Pada tiap interval 5 (lima) garis kontur dibuat tebal dan ditulis angka elevasinya.

5.1.5 Pencantuman legenda pada gambar harus sesuai dengan apa yang ada di lapangan.

5.1.6 Penarikan kontur lembah/alur atau sadel bukit harus ada data elevasinya.

5.1.7 Detail penggambaran sungai harus rapat terutama di sekitar lokasi rencana bendung.

5.1.8 Garis sambungan / overlap peta sebesar 5 cm

5.1.9 Titik pengikat/referensi peta harus tercantum pada peta dan ditulis di bawah legenda

5.1.10 Pada peta situasi 1 : 5.000 digambar di atas pengukuran poligon utama dan poligon raii harus digambar.

5.1.11 Gambar kampung dan sungai harus diberi nama yang jelas

5.1.12 Gambar kampung, sawah, rawa harus diberi batas

5.1.13 Gambar/peta situasi skala 1:5.000 di atas kertas transparan stabil dengan ukuran Al

5.2 Peta ikhtisar skala 1:25.000

5.2.1 Peta ikhtisar skala 1:25.000 digambar pada kertas transparan stabil.

5.2.2 Pada peta ikhtisar harus tercantum nama kampung, nama sungai, BM, jalan, jembatan, rencana bendung dan lain-lain tampakan yang ada di daerah pengukuran.

5.2.3 Interval kontur cukup tiap 2,5 m untuk daerah datar dan 5 m untuk daerah berbukit.

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Page 16: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 15

5.2.4 Grid peta ikhtisar 1:25.000 tiap 10 cm.

5.2.5 Lembar peta harus diberi nomor urut yang jelas dan teratur.

5.2.6 Format gambar etiket peta harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemberi Pekerjaan lihat buku KP. 07 dan BB-01 dan BB-02. Standar Perencanaan Irigasi.

5.2.7 Sebelum pelaksanaan memulai penggambaran harus asistensi dahulu kepada Pemberi Pekerjaan.

5.2.8 Titik poligon utama, poligon cabang dan poligon raai digambar dengan sistem koordmat (tidak diperkenankan digambar dengan cara grafis).

5.2.9 Apabila ada 2 kontur atau lebih, yang berdekatan dan hampir berimpit (misalnya batas kampung, tanggul, jalan, kelokan saluran) kontur digambarkan dengan garis-garis putus yang diperbesar.

5.2.10 Garis kontur harus berhenti pada jalan-jalan raya dan sungai besar, dalam hal ini garis kontur tidak bolen digambarkan memotong sungai, tetapi harus berhenti pada salah satu tebing sungai dan selanjutnya bersambung pada tebing sungai yang di seberang lainnya.

5.3. Ketelitian Penggambaran

1 Semua tanda silang untuk grid koordinat tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 0,3 mm, diukur dan titik kontrol horisontal terdekat.

2 Titik kontrol posisi horisontal tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 03 mm, diukur dari garis grid.

3 Sembilan puluh lima persen (95 %) dari bangunan penting seperti bendung dan jembatan, saluran dan sungai tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 0,6 mm, diukur dari garis grid atau titik kontrol horisontal terdekat. Sisanya 5% (lima persen) tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 12 mm.

4 Sembilan puluh persen (90 %) dari penarikan garis kontur tidak boleh menyimpang lebih dari seperempat kali interval kontur yang bersangkutan dari letak sebenarnya, yang diperhitungkan dari titik kontrol horizontal, sisanya 10% (sepuluh persen) tidak boleh menyimpang dari setengah kali interval kontur yang bersangkutan.

5 Pada sambungan lembar peta satu dengan yang lain, garis kontur, bangunan, saluran, sungai, harus tepat tersambung. Batas pergeseran yang diperbolehkan maksimum 0,3 mm.

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Page 17: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 16

6. PENGAWASAN PEKERJAAN

Pengawasan tentang mutu pekerjaan harus dilakukan oleh Pemberi Pekerjaan secara ketat dan dilakukan terhadap 4(empat) Kiteria pengelompokan tahapan dalam pekerjaan pengukuran yaitu :

6.1 Pengawasan persiapan

Dalam kegiatan ini harus diperiksa persiapan kontur mengenai:1. program kerja2. pencekan peralatan yang akan dipakai3. pencekan personel yang akan berangkat4. surat-surat perijinan dan sebagainya.5. pengawasan ulang persiapan kantor di lapangan.

6.2 Pengawasan cara-cara pengukuran

6.2.1 Pengawasan dilakukan di lapangan mengenai cara-cara pengukuran :a. Pengukuran Poligonb. Pengukuran Waterpasc. Pengukuran Mataharid. Pengukuran Situasi.

6.2.2 Pengawasan dilakukan terutama menyangkut masalah cara-cara pengukuran, apakah pekerjaan itu dilakukan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Jika ada penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, Pemberi Pekerjaan dapat memerintahkan Pelaksana Pekerjaan supaya menyesuaikan cara-cara pengukurannya sesuai dengan persyaratan teknis.

6.3 Pengawasan cara-cara perhitungan

6.3.1 Semua data pengamatan diperiksa apakah hasil-hasil perhitungannya memenuhi persyaratan tekms yang telah ditentukan, seperti:

1. Persyaratan poligon :a) α akhir - α awal = Σ sudut yang diukur + (n ± 2)180°b) X akhir - X awal = Σ d sin a .c) Y akhir - Y awal = Σ d cos a .

2. Persyaratan Waterpas:Σ Δh = (10 √D) mm

6.4 Pengawasan cara-cara penggambaran

Persyaratan Teknis – Pengukuran

Page 18: Bag.iv.Peta Situasi Terestris 5000

Pemetaan Situasi Terestris Skala 1 : 5000 17

7.4.1 Pengawasan pekerjaan penggambaran dimaksudkan untuk mengawasi prosedur penggambaran mulai dari data pembuatan grid peta, grid tepi sampai dengan pe-narikan kontur.

7.4.2 Semua cara-cara penggambaran ini dicek dan harus sesuai dengan yang disyaratkan pada persyaratan teknis yang ada.

7.4.3 Apabila ditemukan ketidakcocokan Pelaksana Pekerjaan wajib melakukan perbaikan-perbaikan seperlunya.

7.4.4 Setelah pengecekan di kantor maka pengecekan akhir dilakukan di lapangan, dengan mencocokkan peta dengan keadaan di lapangan dengan melakukan beberapa uji petik.

Persyaratan Teknis – Pengukuran