oligarkirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/ahma… · kajian sumber daya...

458

Upload: others

Post on 07-May-2020

28 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan
Page 2: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

i

OLIGARKI DAN DEMOKRASI

Kajian Sumber Daya Kekuasaan

Kiai dan Jawara di Banten

Page 3: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

ii

UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

Ketentuan Pidana Pasal 113

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah). (2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Page 4: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

iii

AHMAD MUNJIN

OLIGARKI DAN DEMOKRASI

Kajian Sumber Daya Kekuasaan

Kiai dan Jawara di Banten

NUSA LITERA INSPIRASI

2018

Page 5: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

iv

OLIGARKI DAN DEMOKRASI

Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten

Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Nusa Litera Inspirasi

Cetakan pertama Oktober 2018

All Right Reserved

Hak cipta dilindungi undang-undang

Penulis: Ahmad Munjin

Gambar sampul: Agus Sukoyo

Penata letak: NLi Team

OLIGARKI DAN DEMOKRASI

Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten

xxvi + 431: 14,5 cm x 20,5 cm

ISBN: 978-602-5668-55-5

Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI)

Penerbit Nusa Litera Inspirasi

Jl. KH. Zainal Arifin

Kabupaten Cirebon, Jawa Barat

[email protected]

www.nusaliterainspirasi.com

HP: 0821-1976-9742/0857-1644-6889

Isi di luar tanggungjawab percetakan.

Page 6: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

v

KATA PENGANTAR

Segala puji milik Allah SWT. Dengan rasa penuh syukur,

penulis mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan

Program Magister (S2), di Sekolah Pascasarjana (SPs), Univer-

sitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang mene-

rapkan metodologi interdisciplinary. Saat dinyatakan lolos sebagai

mahasiswa SPs, muncul perasaan campur aduk, senang sekaligus

khawatir atas kewajiban yang dibebankan sebagai konsekuensi

menjadi mahasiswa pascasarjana. Namun demikian, peneliti sadar

bahwa menerima amanat ini merupakan salah satu wujud syukur

terhadap Yang Maha Kuasa. Salah satu pembuktiannya adalah de-

ngan menjalankan amanat menuntut ilmu sebaik-baiknya. Sebab,

secara spiritual, tugas penelitian ini bukan hanya berasal dari UIN

Jakarta melalui SPs, tapi juga dari Allah SWT melalui kitab suci

Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan yang berbunyi, iqra’. Peneliti dan semua umat Islam tentu sangat bangga memi-

liki kitab suci yang ayat pertamanya diturunkan berisi perintah

riset tersebut. Peneliti berharap penelitian ini, Oligarki dan Demokrasi: Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten menjadi sebagian kecil dari pelaksanaan perintah iqra.

Sebagai salah satu noktah dari umat Islam, peneliti merasa

terpanggil demikian dan bercita-cita Islam benar-benar menjadi

agama yang rahmatan li al-'a>lami>n melalui pencapaian ilmu dan

sains tertinggi para penganutnya. Hasil penelitian ini diharapkan

membawa manfaat besar bagi kemajuan ilmu pengetahuan,

kemanusian, dan perkembangan demokrasi di Indonesia pada

umumnya dan di Banten pada khususnya.

Dalam proses penelitian, betapapun sederhananya tentu

merupakan hasil dari proses-proses yang justru tidak sederhana

dan melibatkan banyak pihak. Oleh karena itu, peneliti mengu-

capkan banyak terima kasih kepada Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.,

Rektor UIN Jakarta dan Prof. Dr. Masykuri Abdillah, M.A.,

Page 7: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

vi

Direktur Sekolah Pascasarjana yang telah memberikan suasana

dan sarana yang kondusif untuk pembelajaran di level pascasarjana

baik secara fisik maupun sistem. Terima kasih tak terhingga untuk

semua dosen SPs yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Prof.

Dr. Azyumardi Azra, CBE, M.A. yang telah mewanti-wanti pene-

liti untuk menghindari tema penelitian yang terlalu luas. Selain

untuk mempermudah juga untuk menghemat waktu, tenaga, dan

biaya penelitian.

Ali Munhanif, Ph.D, sebagai promotor penelitian ini yang

telah memberikan pencerahan bahwa pembatasan penelitian bukan

hanya pada ruang, waktu, dan lingkup penelitian, tapi juga teori

penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini hanya fokus pada empat

sumber daya kekuasaan, yakni: koersif, jabatan resmi, hak politik

formal, mobilisasi, dan material. Yang disebut terakhir merupakan

sumber daya kekuasaan oligarkis sedangkan empat lainnya meru-

pakan basis kekuasaan elite dalam sistem demokrasi. Doktor Ali

juga, di tengah jadwalnya yang padat dan sibuk, tak henti-henti

mengkritisi isi penelitian ini. Dalam banyak diskusi bimbingan

dengan peneliti, Doktor Ali lebih banyak bersikap skeptis terha-

dap posisi penelitian ini terutama perihal oligarki yang sumber

daya kekuasaannya bukan material yang dinegasikan oleh pene-

litian ini.

Prof. Dr. Murodi, M.A. sebagai penguji Ujian Proposal

penelitian ini yang dengan tanpa kompromi menekankan penting-

nya untuk menghilangkan sikap tendensius dalam penulisan

ilmiah. Jika dibiarkan sikap tersebut akan menggerus kadar keil-

miahan sebuah karya. Apalagi jika penulisan yang tendensius itu

tidak dilengkapi dengan data-data. Kemudian, Prof. Dr. Salman

Harun, M.A. yang telah menyarankan kepada peneliti untuk

mengungkapkan teori oligarki secara jernih dan utuh sehingga

tuntas dan lengkap. Atas saran tersebut, peneliti mengungkapkan

teori oligarki mulai dari definisi, proses pembentukkannya yang

berbasis stratifikasi material, siapa oligark dan bagaimana oligar-

ki, rezim pertahanan harta, hingga efek oligarki, yakni ketidak-

Page 8: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

vii

setaraan materi yang ekstrem menyebabkan ketidaksetaraan poli-

tik yang ekstrem pula.

Prof. Andi Faisal Bakti, M.A. Ph.D yang telah membe-

rikan terobosan metodologis dalam proses penelitian ini. Tero-

bosan dimaksud adalah proses menurunkan teori ke dalam konsep-

konsep yang ditemukan di lapangan penelitian. Metodologi yang

disodorkan Prof. Andi sangat berdaya guna dan aplikatif dalam

proses penelitian ini. J.M. Muslimin, M.A. Ph.D perihal teknik

penulisan terutama footnote. Lalu, Yusuf Rahman, Ph.D. yang

menekankan tentang aspek Islam dari penelitian ini sebagai pro-

gram studi pengkajian Islam dengan konsentrasi agama dan politik

yang disinpenelitiankan menjadi politik Islam.

Prof. Dr. Zulkifli, M.A., penguji Ujian Work in Progress

(WIP) I yang menyarankan pengemasan kembali oligarki dalam

perspektif Islam. Begitu juga Prof. Dr. Ahmad Rodoni, M.M.,

penguji II Ujian WIP I yang menyarankan pentingnya konsistensi

penulisan nama orang dalam teknik penulisan penelitian ini. Dr.

Kusmana, M.A. penguji I Ujian Work in Progress (WIP) II yang

telah menyarankan untuk melakukan abstraksi atas temuan pene-

litian ini. Temuan tersebut harus dibandingkan dengan temu-an-

temuan dalam tema-tema yang serupa dari para peneliti dan

akademisi lain. Begitu juga dengan Dr. M. Arief Mufraini, Lc.,

M.Si penguji II Ujian Work in Progress (WIP) II yang telah

memberikan saran tentang pentingnya melakukan abduction

dalam ilmu sosial di mana peneliti disarankan untuk keluar dari

kungkungan teori oligarki Jeffrey A. Winters. Doktor Arief me-

nyarankan untuk melakukan teorizing dari temuan-temuan di

lapangan—from nothing to teorizing.

Prof. Dr. Masykuri Abdillah, Ketua Sidang yang merang-

kap Penguji Ujian Pendahuluan atas sarannya untuk menambah-

kan teori demokrasi yang tampak kurang terlihat di bab II. Sebab,

peneliti terlalu fokus pada teori oligarki. Begitu juga dengan

pembatasan masalah yang sejatinya meliputi: konsep, tempat dan

waktu. Peneliti juga diminta untuk memberikan uraian yang jelas

mengenai term "pemberdayaan" dan "money politics" sehingga

Page 9: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

viii

terlihat perbedaan dari keduanya. Prof. Dr. Iik Arifin Mansurnoor,

M.A., sebagai Penguji I atas sarannya untuk berani "menabrak"

teks sehingga tidak terkooptasi olehnya. Peneliti juga dii-ngatkan

untuk menambah wawancara dengan informan. Begitu juga

dengan pengecekan kembali penggunaan bahasa Inggris dalam

penelitian ini. Peneliti juga diminta untuk memperkuat kembali

literature review. Peneliti diingatkan tentang banyaknya kata yang

berulang-ulang.

Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si.yang mempertanyakan riset

ini apakah mencakup isu-isu aktual, misalnya tentang posisi

penguasaan akses dengan masuknya Andika Hazrumy sebagai

Wakil Gubernur Banten saat ini. Peneliti disarankan untuk melihat

komparasi oligarki di zaman Tubagus Chasan Sochib dengan

oligarki yang diteruskan oleh keturunannya, seperti Ratu Atut

Chosiyah. Peneliti juga diminta untuk memiliki data tentang

bisnis keluarga Tubagus Chasan Sochib dan korelasinya dengan

kekuasaan di Banten. Intinya, Dr. Gun Gun menyarantkan untuk

update data, bangun logika dengan lebih koheren, dan perkuat

analisis terutama tentang asumsi yang berkembang di masyarakat

bahwa oligarki di Banten tidak dapat dipatahkan. Untuk itu,

alangkah baiknya jika uraian mengenai kekuatan ekonomi keluar-

ga Tubagus Chasan Sochib dibuat bagan.

Kepada Asep Muhammad Saepul Islam, sahabat setia

peneliti yang telah memberikan inspirasi tentang pencapaian

pengetahuan terdalam secara efektif, produktif dan tanpa lelah.

Aceng Abdul Qodir yang telah memberikan rujukan kitab-kitab

hadis dalam bentuk PDF. Kepada Abdul Aziz Nurizun yang telah

membantu kelancaran penelitian di Banten. Alimani yang telah

membawa peneliti lebih dekat dengan aspek budaya, politik, dan

ekonomi Banten. Peneliti telah ditemani mengunjungi kawasan

industri baja PT Krakatau Steel Tbk, industri kimia PT Chandra

Asri Tbk, dan energi listrik Pembangkit Listrik Tenaga Uap

(PLTU) yang menyuplai setrum untuk Jawa-Bali, Pelabuhan

Merak yang super sibuk di Cilegon yang menjadi salah satu basis

sumber daya kekuasaan material Provinsi Banten. Peneliti juga

Page 10: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

ix

dibawa ke Masjid Agung Serang dan berziarah ke Makam Sultan

Maulana Hasanuddin dengan jutaan nilai historis di dalamnya.

Keesokan harinya, peneliti ditemani untuk wawancara dengan

pihak Badan Pusat Satitik (BPS) Provinsi Banten di Kota Serang.

Di atas semua itu, terima kasih atas sambutan, keramahtamahan

dan telah menjadi guide yang baik. Ali juga telah menjadi penutur

ulang sejarah jawara dan kiai yang baik.

Peneliti juga berutang budi kepada Prof. Jeffrey A.

Winters, Prof. M.A. Tihami, Syarif Hidayat, Leo Agustino, Abdul

Hamid dan Okomato Masaaki. Dengan segala kerendahan hati,

peneliti berani mengatakan, tanpa karya-karya mereka yang luar

biasa, karya ini mungkin tidak akan pernah ada. Secara khusus,

Profesor Jeffrey A. Winters, ilmuwan politik Northwestern Uni-

versity, Amerika Serikat yang dengan baik hati memberikan ma-

sukkan kepada peneliti untuk coba menulis pembukaan penelitian

dengan serangkaian kalimat deklaratif yang jernih, tegas, dan

berani. Kata dia, sering mahasiswa mondar mandir dengan hala-

man pembuka yang seperti air di panci yang hangat terlebih

dahulu dan baru kemudian mendidih. Prof. Winters menyarankan

kepada peneliti untuk membuat pembaca kaget dengan kalimat

pertama.

Secara kelembagaan, peneliti juga berterima kasih kepada

BPS Provinsi Banten, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi

Banten, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Indonesian

Corruption Watch (ICW). Lembaga-lembaga tersebut memiliki

peran yang sangat penting dalam penyediaan data-data sekunder

yang kredibel dan eligible dalam penelitian ini. Begitu juga

dengan Perpustakaan nasional atas akses jurnal internasional

secara daring dan gratis.

Kepada kedua orang tua peneliti, H. Ojidin, S.Pd.I. dan

Popon Fatimah yang telah mendorong anak-anaknya untuk cinta

pengetahuan. Kepada istriku tercinta, Eva Syaripatunnisa, S.E.Sy.

atas pengertian dan bantuannya dalam proses-proses penelitian

ini. Begitu juga adik-adik tercinta, Lala Nurlatipah, S.Psi., Eni

Page 11: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

x

Nuraeni, S.Sos., dan Mahbub Hamdani yang selalu menjadi

semangat dan inspirasi bagi peneliti.

K.H. Irfan Hielmy (almarhum), pengasuh Pondok Pesan-

tren Darussalam Ciamis, Jawa Barat yang terus menginspirasi

untuk cinta ilmu di mana saja dan kapan saja sehingga mendorong

semangat peneliti untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih

tinggi. Salah satu moto Kiai Irfan adalah ‘bukalah satu pintu,

niscaya terbuka pintu-pintu lainnya.’ Penelitian ini pun diharap-

kan menjadi pembuka pintu-pintu lain tersebut. Oleh karena itu,

karya ini diharapkan menjadi sebab dipertemukannya peneliti

dengan ilmuwan-ilmuwan lain dari berabagai bidang keilmuan

baik secara fisik ataupun gagasan setelah melalui proses membaca

dunia dan dibaca dunia.

Dr. Herdi Sahrasad dan Kakak Emi yang telah menjadi

‘orang tua’ peneliti di Jakarta. Terima kasih banyak atas akomo-

dasi, diskusi, dan dorongannya kepada peneliti untuk terus

menulis. Tema penelitian ini pun pada dasarnya lahir dari diskusi

panjang di rumah Dr. Herdi. Di lapangan, Adam Sofian, Kepala

Seksi Neraca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

Banten dan Fitron Nur Ikhsan, juru bicara keluarga besar Ratu

Atut Chosiyah. Terima kasih banyak telah menjadi informan yang

ramah dan baik.

Terima kasih kepada Muchlis Hasyim Jahya dan Fahmi

Alamsyah yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti

untuk mencari nafkah di PT Indonesia News Center (INC) dengan

bendera Inilahcom. Terima kasih kepada PT INC yang telah

memberikan keleluasan waktu sehingga peneliti bisa bekerja

kapan saja dan di mana saja menyesuaikan dengan proses penger-

jaan penelitian ini. Meskipun demikian, pekerjaan tersebut tetap

saja menguras banyak waktu sehingga memaksa peneliti melaku-

kan penelitian dalam waktu yang sangat kikir. Akan tetapi, beker-

ja di mana saja dan kapan saja telah menjadi win-win solution dan

menjadi jembatan bagi pekerja sekaligus menjadi peneliti.

Dindien Ridhotulloh, Pemimpin Redaksi, Wahid Ma’ruf,

dan Iwan Purwantono, Redaktur Pelaksana yang telah menang-

Page 12: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

xi

gung beban pekerjaan peneliti saat absen dari tugas sehari-hari

karena kuliah. Mereka semua pasti sangat direpotkan di saat-saat

peneliti mengikuti jam-jam perkuliahan dan melakukan penelitian

lapangan. Terima kasih dan mohon maaf atas semua itu. Moh.

Nabil, Luthfi Syarkawi, Irham Yuanamu, Nengsih, Moh. Shofan

dan Dr. Abdul Karim yang telah dengan setia mendengarkan

‘ocehan’ dan ‘curhatan’ peneliti perihal oligarki yang menjadi

tema penelitian ini dan memberikan feedback yang cerdas dan

mencerahkan.

Tanpa mengurangi rasa hormat dan terima kasih, tentu

masih banyak nama dan lembaga yang belum disebutkan di sini.

Akan tetapi, itu bukan berarti peran mereka sedikit dan tidak

penting dalam proses penelitian ini. Semoga peran masing-masing

menjadi amal ibadah yang tidak ternilai demi kemajuan ilmu

pengetahuan dan kemanusiaan dan mendapat pahala tak terhingga

di sisi Allah SWT.

Di atas semua itu, meski peran mereka semua sangat besar

dan penting dalam proses-proses penelitian ini, semua kekeliruan

dalam penulisan karya ilmiah ini sepenuhnya tetap merupakan

tanggungjawab peneliti pribadi. Selebihnya, peneliti mengharap-

kan kritik dan saran konstruktif dari para pembaca yang budiman

untuk perbaikan penulisan penelitian ini dan penelitian-penelitian

selanjutnya di masa yang akan datang.

Jakarta, Agustus 2018

Ahmad Munjin

Page 13: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

xii

Page 14: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

xiii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi profil sum-

ber daya kekuasaan kiai dan jawara di Banten. Metodologi

penelitian ini adalah kualitatif yang mengombinasikan studi litera-

tur yang luas dan penelitian lapangan. Sumber data primer dalam

penelitian ini adalah wawancara dengan beberapa kiai di Banten,

juru bicara keluarga besar Ratu Atut Chosiyah dan Kepala Seksi

Neraca Konsumsi Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. Sedang-

kan sumber sekunder adalah data-data ekonomi Provinsi Banten

tahun 2000-2017, Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

(LHKPN) yang dirilis oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),

dan literatur lainnya, seperti buku, jurnal, penelitian, disertasi,

majalah, koran, makalah seminar dan media berbasis daring. Data-

data yang dihasilkan dibaca dengan teori oligarki Jeffrey A.

Winters, Oligarchy. New York: Cambridge University Press,

2011.

Penelitian ini membuktikan, kekayaan yang menjadi basis

sumber daya kekuasaan oligarkis sangat dominan dalam sistem

demokrasi di Banten. Temuan penelitian ini memperkuat peneliti-

an-penelitan sebelumnya yang juga menunjukkan dominasi kekua-

saan oligarkis dalam sistem demokrasi di Indonesia. Jeffrey A.

Winters (2011) menyimpulkan, kekayaan secara inheren tidak bisa

dilepaskan dari sumber daya kekuasaan yang potensial. Richard

Robison dan Vedi R Hadiz (2004) mengatakan, politik Indonesia

kontemporer merupakan kelanjutan dari politik oligarkis yang

dibangun dan dibesarkan Orde Baru.

Dalam konteks Banten, Okamoto Masaaki dan Abdul

Hamid (2008) menyatakan, jawara mungkin selalu eksis sebagai

kekuatan sosial tapi tidak sebagai aktor politik tanpa dukungan

kuat secara politik dan ekonomi dari pemerintah pusat. Leo

Agustino (2010) menyatakan, rezim Soeharto menunjuk jawara

yang dianggap kuat (local strongman) sebagai kaki tangan yang

Page 15: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

xiv

saling menguntungkan di Banten untuk menjaga ketenteraman

politik dan mengeksploitasi ekonomi.

Penelitian ini berbeda dengan kesimpulan akademisi lain

yang tidak melihat dominasi kekuasaan oligarkis. M.A. Tihami

(1992) menyatakan, kelestarian kepemimpinan di Banten merupa-

kan hasil dari perilaku kiai dan jawara dalam sistem sosial yang

mempunyai hubungan sibernetik dengan agama dan magi dalam

sistem budaya. Michael Buehler (2014) mengatakan, politik lokal

di Indonesia tidak dihasilkan oleh oligarki melainkan oleh elite-

elite negara yang telah menyesuaikan diri dengan watak peruba-

han politik pasca-Orde Baru. R. William Liddle (2013) menyebut-

kan basis kewenangan kekuasaan personal di Indonesia sudah

bertransformasi secara fundamental menjadi kekuasan legal-

konstitusional yang otonom.

Thomas B. Pepinsky (2014) menilai teori oligarki terlalu

kaku karena hanya fokus pada sumber daya kekuasaan material

dibandingkan non-material. Marcus Mietzner (2014) menyatakan,

politik Indonesia dicirikan dengan level fragmentasi yang tinggi di

mana terdapat baik elemen-elemen oligarki maupun non-oligarki.

Edward Aspinall (2014) menyatakan, Indonesia tetap merupakan

tempat kontestasi politik yang setara. Teri L. Caraway dan

Michele Ford (2014) menilai para teoretikus oligarki gagal menga-

kui kemunculan gerakan kelas pekerja yang dinamis sebagai

pengembangan empiris dalam politik Indonesia kontemporer.

Kata kunci: hak politik formal, kekuasaan koersif, mobilisasi, jabatan resmi, kekuasaan material, elite, oligarki, dan demokrasi

Page 16: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

xv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman transliterasi Arab-Latin dalam buku ini mengacu

pada pedoman ALA-LC Romanization Tables, sebagaimana

berikut:

b = ب

t = ت

th = ث

j = ج

h{ = ح

kh = خ

d = د

dh = ذ

r = ر

z = ز

s = س

sh = ش

s{ = ص

d{ = ض

t{ = ط

z{ = ظ

ع = ‘

gh = غ

f = ف

q = ق

k = ك

l = ل

m = م

n = ن

h = ه

w = و

y = ي

Short : a = ´ ; i = ; u =

Long : a< = ا ; i> = ي ; ū = و

Diphthong : ay = يا ; aw = وا

Page 17: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

xvi

Page 18: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

xvii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR_v

ABSTRAK_xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI_xv

DAFTAR ISI_xvii

DAFTAR TABEL, GRAFIK, BAGAN, DAN GAMBAR_xxi

DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM_xxiii

BAB I PENDAHULUAN_1

A. Latar Belakang Masalah_1

B. Permasalahan_20

1. Identifikasi Masalah_20

2. Perumusan Masalah_21

3. Pembatasan Masalah_21

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan_22

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian_25

1. Tujuan Penelitian _25

2. Manfaat Penelitian_26

E. Metodologi Penelitian_26

1. Jenis Penelitian_26

2. Jenis dan Sumber Data_27

3. Teknik Pengumpulan Data_29

4. Pendekatan_29

5. Teknik Penulisan _30

F. Sistematika Penulisan_30

BAB II OLIGARKI, DEMOKRASI DAN ISLAM_35

A. Teori Oligarki dan Demokrasi_35

1. Oligarki antara Definisi Material dan Nonmaterial_36

2. Pembentukan Oligarki: Penaklukan atau Akumulasi

Kekayaan_41

Page 19: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

xviii

3. Distingsi antara Elite dan Oligarki_50

4. Dari Oligarki Panglima hingga Oligarki Sipil_59

5. Oligarki dan Demokrasi: Kekuasaan Material versus

Partisipasi_64

B. Kritik terhadap Teori Oligarki: Individu sebagai Fokus_72

C. Kompatibilitas versus Inkompatibilitas Oligarki dengan

Demokrasi_79

1. Kompatibilitas Oligarki dengan Demokrasi_79

2. Inkompatibilitas Oligarki dengan Demokrasi_85

D. Oligarki dalam Perspektif Islam_88

1. Oligarki dalam Perspektif Alquran_89

2. Oligarki dalam Perspektif Hadis_97

3. Oligarki dalam Pandangan para Ulama_100

BAB III DINAMIKA SUMBER DAYA KEKUASAAN KIAI

DAN JAWARA DI BANTEN _109

A. Peran Kiai dan Jawara pada Era Kolonial_110

1. Kiai dan Jawara sebagai Elite bagi Masyarakat Banten_110

2. Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara sebagai Elite_115

3. Kekuasaan Material: Benih-benih Kekuasaan Oligarkis

Jawara_124

B. Era Soekarno (Orde Lama): Dari Mobilisasi ke Jabatan

Resmi_129

C. Rezim Orde Baru dan Pasang Surut Kekuasaan Kiai-

Jawara_138

1. Dominasi Kekuasaan Oligarkis Rezim terhadap Mobilisasi

Kiai_138

2. Mobilisasi Kiai versus Kekuasaan Koersif Orde Baru_147

3. Chasan Sochib: Oligark Sultanistik Produk Orde Baru_157

D. Era Reformasi: Kiai Tenggelam dan Jawara Dominan_176

1. Kekuasaan Mobilisasi Kiai yang Terfragmentasi_176

2. Kekuasaan Mobilisasi Kiai sebagai Makelar Politik_181

3. Penguatan Jawara dengan Kekuasaan Oligarkis_189

Page 20: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

xix

BAB IV JAWARA DAN SUMBER DAYA KEKUASAAN

MATERIAL DI BANTEN_217

A. Pembentukan Provinsi Banten: Antara Motif Material dan

Nonmaterial _217

B. Ketimpangan Ekonomi sebagai Prasyarat Oligarki_232

1. Tren Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten 2000-

2016_233

2. Stratifikasi Material di Provinsi Banten_238

3. Sumber Daya Material Kiai dan Jawara dalam Struktur

Ekonomi di Banten_253

C. Keluarga Jawara Chasan Sochib sebagai Oligark di Banten_259

1. Para Ahli Waris Tubagus Chasan Sochib_260

2. Kadar Oligarki para Anggota Keluarga Besar Chasan

Sochib_263

D. Transformasi Kekayaan Menjadi Tampuk Kekuasaan

Oligarkis_283

1. Peran Tb. Chasan Sochib sebagai Oligark di Balik

Layar_284

2. Pilkada Langsung 2006 dan Dominasi Kelompok Rau_302

3. Ratu Atut Chosiyah dan Pemilih Pragmatis_309

4. Relawan Banten Bersatu (RBB): Kekuasaan Material,

Mobilisasi, dan Koersif_314

5. Ratu Atut Chosiyah dan Gaya Kepemimpinan

Akomodatif_318

E. Politico-Business Oligarchy dan Politik Pertahanan Harta_328

1. Dari Kekayaan ke Jaringan Bisnis dan Politik_329

2. Regenerasi Politik dan Strategi Berkuasa Tiga Periode_332

3. Empat Pilar Kendali dan Dominasi Keluarga Ratu Atut

Chosiyah_338

4. Faktor Penentu Kemenangan Airin Rachmi Diany dan

Andika Hazrumy_357

Page 21: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

xx

BAB V PENUTUP_381

A. Kesimpulan_381

B. Refleksi, Implikasi, dan Rekomendasi_382

DAFTAR PUSTAKA_385

GLOSARIUM_409

INDEKS_417

BIOGRAFI PENULIS_429

Page 22: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

xxi

DAFTAR TABEL, GRAFIK, BAGAN, DAN GAMBAR

Tabel 2.1. Perbedaan Teori Elite dengan Teori Oligarki_55

Tabel 2.2. Perbedaan-Persamaan Oligarki dan Demokrasi

Aristoteles _65

Tabel 2.3. Konsep Islam tentang Oligarki_106

Tabel 3.1. Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara pada Era

Kolonial di Banten_127

Tabel 3.2. Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara pada Era

Soekarno (Orde Lama) di Banten_135

Tabel 3.3. Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara pada Era

Soeharto (Orde Baru) di Banten_151

Tabel 3.4. Sumber Daya Kekuasaan Tubagus Chasan Sochib

pada Era Orde Baru_173

Tabel 3.5. Biaya Proyek Berdasarkan Kategori Aktivitas dan

Sumber Pendanaan_196

Tabel 3.6. Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara pada Era

Reformasi di Banten_206

Tabel 3.7. Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara_213

Tabel 4.1. Motif Material dan Nonmaterial Pembentukan

Provinsi Banten_229

Tabel 4.2. Material Power Index (MPI) Ratu Atut Chosiyah_267

Tabel 4.3. Material Power Index (MPI) Anggota Keluarga Besar

Tubagus Chasan Sochib_277

Grafik 4.1. Tren Pertumbuhan Ekonomi Banten 2000-2016_234

Grafik 4.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi

Banten (Triliun Rupiah) atas Dasar Harga Kontan

2010 dan Harga Berlaku Tahun 2012-2016_236

Grafik 4.3. Rasio Ketimpangan Pendapatan di Provinsi

Banten_239

Page 23: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

xxii

Grafik 4.4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas Dasar

Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi

Banten (Triliun Rupiah) Tahun 2012-2016_240

Grafik 4.5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tanpa

Komponen Industri atas Dasar Harga Berlaku Menu-

rut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (Triliun

Rupiah) Tahun 2012-2016_243

Grafik 4.6. Pengeluaran per Kapita yang Disesuaikan Menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (Juta Rupiah/

Tahun), 2013-2016_244

Grafik 4.7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita

(Juta Rupiah) di Provinsi Banten Tahun 2016_245

Grafik 4.8. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten (ribu orang), 2013-2016 _246

Grafik 4.9. Perkembangan IDI Provinsi Banten, 2009-2016_251

Bagan 2.1. Teori Oligarki_49

Bagan 4.1 Silsilah Ahli Waris Tubagus Chasan Sochib _261

Bagan 4.2 Jaringan Perusahaan Keluarga Besar Tb. Chasan

Sochib_336

Bagan 4.3. Peran Tb. Chaeri Wardana sebagai Oligark di Balik

Layar_349

Bagan 4.4. Alur Politico-Business Oligarchy dan Politik Perta-

hanan Harta Keluarga Tb. Chasan Sochib_356

Gambar 4.1 Peta Wilayah Provinsi Banten_220

Page 24: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

xxiii

DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM

ABK Amanat Bintang Keadilan

ADB Asian Development Bank

Alipp Aliansi Independen Peduli Publik

AMPB Aliansi Martabat Perempuan Banten

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Bakor PPB Badan Koordinasi Pembentukan Provinsi

Banten

Banten FSPP Banten Communication Forum for Pesantren

BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal

BPK Badan Pemeriksa Keuangan

BPPKB Badan Pembina Potensi Keluarga Besar Banten

BPS Badan Pusat Satitik

BUMN Badan Usaha Milik Negara

BURT Badan Urusan Rumah Tangga

CAPAS Center for Asia-Pacific Area Studies

CSEAS Center for Southeast Asian Studies

Dapil Daerah Pemilihan

DASK Dokumen Anggaran Satuan Kerja

DI/TII Darul Islam/Tentara Islam Indonesia

DPD Dewan Pimpinan Daerah

DPP Dewan Pengurus Pusat

DPR Dewan Perwakilan Rakyat

DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

FISIP Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FKKTM Forum Komunikasi Kiai dan Tokoh

Masyarakat

FSPPS Forum Komunikasi Pesantren Salafi

Gapensi Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional

Indonesia

Page 25: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

xxiv

Golkar Golongan Karya

HAM Hak-hak Asasi Manusia

HMI Himpunan Mahasiswa Islam

IAIN Institut Agama Islam Negeri

Ical Aburizal Bakrie

ICW Indonesia Corruption Watch

IDI Indeks Demokrasi Indonesia

INC Indonesia News Center

Kadin Kamar Dagang dan Industri

KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia

KH Kiai Haji

KKN Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

KNI Komite Nasional Indonesia

KNPI Komite Nasional Pemuda Indonesia

KPK Komisi Pemberantasan Korupsi

KPPB Komite Pembentukan Provinsi Banten

KPU Komisi Pemilihan Umum

KTP Kartu Tanda Penduduk

Lakpesdam NU Lembaga dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Nahdlatul Ulama

LBB Lembaga Banten Bersatu

LHKPN Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara

Negara

LNPRT Lembaga Non-Profit

LSI Lembaga Survei Indonesia

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

M3B Majelis Musyawarah Masyarakat Banten

MK Mahkamah Konstitusi

MPI Material Power Index

MUI Majelis Ulama Indonesia

NU Nahdlatul Ulama

PAN Partai Amanat Nasional

PAP Panitia Akuntabilitas Publik

Parkindo Partai Kristen Indonesia

Parmusi Partai Muslimin Indonesia

Page 26: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

xxv

Partai IPKI Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan

Indonesia

Partai Islam Perti Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah

Partai Murba Partai Musyawarah Rakyat Banyak

PBB Partai Bulan Bintang

PCC Presidium for a Clean Community

PDB Produk Domestik Bruto

PDI Partai Demokrasi Indonesia

PDI-P Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan

PDRB Produk Domestik Regional Bruto

Perda Peraturan Daerah

Peta Pembela Tanah Air

PHK Pemutusan Hubungan Kerja

PK Partai Keadilan

PKS Partai Keadilan Sejahtera

PKB Partai Kebangkitan Bangsa

PKI Partai Komunis Indonesia

PKK Panitia Pengisian Keanggotaan

PKRI Partai Katolik Republik Indonesia

Plt. Pelaksana Tugas

PLTU Pembangkit Listrik Tenaga Uap

PMDN Penanaman Modal Dalam Negeri

PMII Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

PMTB Pembentukan Modal Tetap Bruto

PNI Partai Nasional Indonesia

PNU Partai Nahdlatul Ulama

Pokja PPB Kelompok Kerja Pembentukan Provinsi Banten

PPP Partai Persatuan Pembangunan

PPPSBBI Persatuan Pendekar Persilatan Seni Budaya

Banten Indonesia

PSII Partai Syarikat Islam Indonesia

RBB Relawan Banten Bersatu

SBY Susilo Bambang Yudhoyono

Sekda Sekretaris Daerah

SPD Sozialdemokratische Partei Deutschlands

Page 27: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

xxvi

Tb. Tubagus

TKR Tentara Keamanan Rakyat

TNI Tentara Nasional Indonesia

UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Untirta Universitas Tirtayasa

Page 28: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 1

Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kasus Banten memperlihatkan dengan jelas bahwa demo-

krasi di Indonesia sudah dibajak oleh para oligark. Seperti di nega-

ra-negara lain, kenyataan demokrasi di Indonesia kontemporer

masih “jauh panggang dari api” untuk ideal. Padahal, sudah ba-

nyak orang yang berjuang mati-matian untuk mencapainya. Setiap

orang dewasa memang mendapatkan satu suara yang menjadi hak

politik formalnya1 melalui prinsip one person one vote. Banyak

juga calon dan partai berkompetisi untuk memenangkan pemilihan

dalam interval pemilu. Akan tetapi, para oligarklah yang menjadi

pemenangnya. Dengan kekuatan kekayaan mereka, para oligark

justru memainkan peranan utama. Hasilnya adalah kesetaraan

radikal dari kekuatan politik formal di satu sisi, beriringan dengan

pengaruh politik yang timpang secara ekstrem melalui kekayaan di

sisi yang lain. Jadi, demokrasi dan oligarki merupakan hubungan

yang kontradiktif tapi menyatu.

Buku ini menguji hubungan yang mengejutkan tersebut

pada level provinsi melalui contoh kasus Banten. Karena Banten

hanya merupakan contoh kasus, yang ingin dipotret sebenarnya

tidak terbatas pada satu wilayah ini saja. Cara yang sama juga

digunakan untuk melihat seluruh daerah di Tanah Air dan dalam

konteks politik nasional.Teori dan fakta-fakta yang dihadirkan

dalam buku ini bukan hanya membantu dalam memahami bagai-

mana sistem demokrasi dan oligarki menyatu di Indonesia tapi

juga membuka diskusi tentang reformasi semacam apa yang

memungkinkan (atau tidak memungkinkan) menjadi efektif dalam

menggeser keseimbangan demi kepentingan warga biasa bukan

1Jeffrey A. Winters, Oligarchy (New York: Cambridge Univer-

sity Press, 2011), 13.

Page 29: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

2 Oligarki dan Demokrasi...

orang kaya. Sebab, semua negara demokrasi modern merupakan

demokrasi yang terstratifikasi. Artinya, negara-negara tersebut

mengombinasikan secara sekaligus kesetaraan partisipasi yang

luar biasa dengan ketidaksetaraan material yang luar biasa pula.2

Oligarki semacam itu menjadi kecenderungan pemerinta-

han di beberapa daerah pascareformasi 1998. Kondisi itu juga ter-

jadi seiring bergulirnya otonomi daerah di Indonesia sejak 1999.

Padahal, Indonesia sejatinya menjadi negara demokratis yang

sangat menjanjikan setelah terbebas dari sistem kekuasaan yang

otoriter. Sebab, kejatuhan rezim Soeharto pada 21 Mei 1998

merupakan optimisme bagi masyarakat di Tanah Air setelah pesi-

misme bersemayam selama satu dasawarsa terakhir kekuasaan

rezim tersebut. Kejatuhan penguasa Orde Baru itu dinilai sebagai

peluang bagi terjadinya dinamisasi kehidupan politik Indonesia

yang muncul secara sangat dramatis.3

Optimisme tersebut cukup beralasan jika semata melihat

transisi dari rezim otoriter ke sistem demokratis. Akan tetapi, jika

melihat transisi oligarki yang terjadi dalam peralihan kepemim-

pinan tersebut, dinamika politik Indonesia belum menggembira-

kan. Oligarki yang relatif jinak di bawah dominasi oligarki sulta-

nistik justru mengalami transisi ke oligarki liar di bawah pemerin-

tahan demokratis yang tak punya kemampuan untuk mengendali-

kan para oligark.4 Oleh karena itu, transisi oligarki menjadi sangat

penting dan relevan dalam diskursus akademik karena menyang-

kuat masalah kualitas demokrasi. Secara legal-formal, suksesi

kepemimpinan di pusat ataupun di daerah tertentu bisa terjadi

secara demokratis tetapi yang berkuasa adalah oligarki liar.

2All modern democracies are "stratified democracies"—mea-

ningthat they combine tremendous equality with tremendous inequality. Jeffrey A. Winters, pesan e-mail kepada peneliti, 21 Juli 2018.

3Eep Saefulloh Fatah, Zaman Kesempatan: Agenda-agenda

Besar Demokratisasi Pasca-Orde Baru(Bandung: Penerbit Mizan, 2000),

endorsement di cover belakang. 4Winters, Oligarchy,37.

Page 30: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 3

Jeffrey A. Winters mendefinisikan oligarki sebagai terkon-

sentrasinya kekuasaan atas materi yang didasarkan pada penega-

kan klaim-klaim atau hak-hak atas kepemilikan dan kekayaan.5

Sedangkan Robison dan Hadiz mengidentifikasi rezim Orde Baru

sebagai oligarki kompleks (complex oligarchy). Oligarki ini dide-

finisikan sebagai sebuah sistem pemerintahan di mana hampir

semua kekuasaan politik dipegang oleh segelintir orang kaya yang

membuat kebijakan masyarakat umum. Kebijakan tersebut hanya

menguntungkan mereka sendiri secara finansial dan kurang atau

sama sekali tidak memperhatikan kepentingan sebagian besar

warga negaranya.6

Secara singkat, menurut Winters, oligarki muncul karena

terkonsentrasinya kekayaan (stratifikasi materi).Stratifikasi mate-

ri sebenarnya bukanlah hal baru. Ketimpangan tersebut merupakan

sesuatu yang sangat kuno sejak bentuk masyarakat berubah men-

jadi kompleks.Stratifikasi materi sudah terjadi sejak ribuan tahun

lalu. Kira-kira5.000 tahun yang lalu sudah muncul stratifikasi

kekayaan yang cukup besar.Anehnya, menurut Winters, sejak

kemunculannya, stratifikasi materi tidak pernah terhapus atau

menghilang. Sratifikasi kekayaan adalah sifat masyarakat manusia

yang paling bertahan dalam sejarah baik dalam sistem pemerinta-

han monarki, otoritarian, maupun dalam sistem demokrasi. Stra-

5“Oligarchy is defined by concentrated material power based on

enforced claims or rights to property and wealth.” Lihat Winters,

Oligarchy, 11. 6Aslinya: “A system of government in which virtually all poli-

tical power is held by a very small number of wealthy... people who shape public policy primarily to benefit themseles financially... while displaying little or no concern for the broader interest of the rest of the citizenry.” Lihat Richard Robison dan Vedi R Hadiz, Reorganising Power in Indonesia: The Politics of Oligarchy in an Age of Markets (London: Routledge Curzon, 2004), 16-17, note 6.

Page 31: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

4 Oligarki dan Demokrasi...

tifikasi juga bertahan dalam sistem ekonomi negara agraris,

industri, digital, ataupun jasa.7

Lebih jauh Winters menegaskan, sejak demokrasi muncul,

kira-kira 250 atau 300 tahun yang lalu, stratifikasi kekayaan justru

meningkat. Dalam sistem politik yang ekslusif di mana banyak

orang tidak boleh berpartisipasi, terjadinya stratifikasi kekayaan

tidaklah mengherankan. Akan tetapi, jika semua orang bisa ber-

partisipasi dalam sistem politik yang demokratis, salah satu hal

yang diharapkan adalah mengecilnya gap (ketimpangan) atau

stratifikasi antara orang yang paling kaya dengan orang biasa atau

miskin.Kenyataannya, gap tersebut meningkat sejak demokrasi

lahir. Yang menjadi pertanyaan besar adalah mengapa demokrasi

tidak bisa menjadi alat untuk membuat sistem ekonomi menjadi

lebih adil.Tujuannya, bukanlah fairness (keadilan) yang sempurna

di mana setiap orang punya kekayaan persis sama dengan setiap

orang lainnya. Sebab, tujuan semacam itu merupakan dreamland

yang tidak akan pernah tercapai.8 Menurut Winters, harapan terha-

dap demokrasi sebenarnya lebih realistis. Dia mencontohkan, gap

di antara grup yang paling kaya dan orang biasa, mungkin hanya

100 kali lipat atau bahkan 1.000 kali lipat. Kalau bisa, angka

tersebut, dinilai dia, sudah luar biasa. Sebab, gap tersebut terhi-

tung kecil.9

Sejarah kuno mencatat stratifikasi materi dari 500 senator

terkaya di Roma pada jaman Imperial Rome dibandingkan dengan

kekayaan orang biasa atau awam yang kebetulan menjadi petani

kecil atau budak. Kekayaan orang terkaya saat itu mencapai

10.000 kali. Kemudian, maju ke jaman sekarang di abad 20. Di

Amerika Serikat, stratifikasi materi pada 500 orang terkaya diban-

dingkan orang biasa, mencapai 20.000 kali. Data ini jelas menun-

jukkan stratifikasi material di AS dua kali lipat lebih tinggi dari

7Jeffrey A. Winters, “Oligarchy and the Jokowi Administra-

tion,” Kuliah Umum Jurusan Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri

Jakarta, Senin, 8 Juni 2015. 8Winters, “Oligarchy and Jokowi.”

9Winters, “Oligarchy and Jokowi.”

Page 32: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 5

Roma. Padahal, pada masa kuno Roma justru masih menganut

sistem perbudakan (slavery society). “Di Indonesia, 50 orang ter-

kaya dibandingkan orang biasa berdasarkan Produk Domestik

Bruto (PDB) per kapita, mencapai 630.000 kali gap-nya. Itu meru-

pakan data awal, fact of beta.”10

Yang menarik, lanjut Winters, dengan terjadinya konsen-

trasi kekayaan, stratifikasi material juga memiliki efek konsentrasi

kekuasaan.Sebab, kekayaan merupakan salah satu sumber daya

kekuasaan (material power resources) sehingga istilah money is powermenjadi benar adanya. Tidak hanya itu, kekayaan juga

merupakan bentuk kekuasaan yang sangat fleksibel karena bisa

digunakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda. “Itu

adalah fenomena dunia dan sejarah. Jadi, stratifikasi seperti itu

tidaklah baru tapi sulit sekali diatasi.”11

Dengan demikian, konsolidasi demokrasi di Indonesiapun

menghadapi tantangan besar yaitu kenyataan bahwa negara masih

jauh dari demokrasi yang sebenarnya. Demokrasi baru berjalan

secara prosedural dan masih jauh dari tujuan subtansial. Demo-

krasi dalam alam pikiran Indonesia saat ini baru sekadar alat-

teknis dan belum mencerminkan alam kejiwaan, kepribadian dan

cita-cita nasional.12

Sebatas alat teknis, karena demokrasi dijalan-

kan oleh kedangkalan, tanpa memberikan ruang bagi kedalaman

etika dan penalaran.13

“Perekrutan kepemimpinan politik lebih

menekankan sumber daya alokatif (logistik) ketimbang sumber

daya otoritatif (kemampuan). Demokrasi tidak menjadi ajang

penguatan ”meritokrasi” (pemerintahan oleh orang-orang yang

10

Winters, “Oligarchy and Jokowi.” 11

Winters, “Oligarchy and Jokowi.” 12

Yudi Latif, “Keluar dari Krisis Demokrasi” Orasi Poltik dalam acara Syukuran dan Peluncuran Buku Satu Dasawarsa Perhimpunan Bakumsu (Bantuan Hukum & Advokasi Rakyat Sumatera Utara) dengan Tema ‘Kratos Minus Demos, Demokrasi Indonesia: Catatan dari Bawah,’ Medan, 4 Mei 2012.

13Yudi Latif, “Demokrasi tanpa Kedalaman,” Kompas, 16 April

2013.

Page 33: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

6 Oligarki dan Demokrasi...

mampu); sebaliknya, menjadi katalis bagi ”mediokrasi” (pemerin-

tahan oleh orang-orang medioker).”14

Indeks Demokrasi Global 2011, yang dikeluarkan oleh

Economist Inteligence Unit, melaporkan peringkat (rangking)

demokrasi Indonesia berada di urutan 60 dari 167 negara yang

diteliti. Peringkat ini jauh di bawah Timor Leste (42), Papua

Nugini (59), Afrika Selatan (30), dan Thailand (57). Pada 2012,

rangking tersebut membaik ke 53. Indonesia masuk dalam kate-

gori flawed democracy (cacat demokrasi) yang ditandai, antara

lain, oleh pemilu yang tidak bersih, pemerintahan yang korup dan

ingkar janji-janji pemilu, serta keterancaman pluralisme. Menurut

Latif, cacat demokrasi ini mengarahkan Indonesia mendekati

ambang negara gagal.15

Berdasarkan Failed State Index, yang dikeluarkan oleh

The Fund for Peace dan Foreign Policy Magazine, selama periode

2005-2010, Indonesia selalu berada dalam ketegori negara ‘dalam

peringatan’ (warning).Posisi ini lebih dekat jaraknya dengan posisi

‘waspada’ negara gagal dibandingkan dengan posisi ‘bertahan.’

Indonesia bahkan belum masuk di zona negara moderat. Yang

lebih merisaukan, keberhasilan Indonesia untuk menurunkan

peringkat kegagalannya selama periode 2007-2009—dari urutan

ke 55 (2007), menjadi 60 (2008) dan 62 (2009)—mengalami

kenaikan lagi pada tahun pertama periode kedua pemerintahan

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pada 2010, peringkat negara

gagal Indonesia memburuk satu tingkat menjadi urutan ke 61 dari

62 (2009). Namun demikian, pada 2013, indeks kegagalan

Indonesia membaik, menempati rangking 76 sejajar dengan Azer-

baijan. Sayangnya, perbaikan rangking ini tidak megeluarkan

Indonesia dari kategori ‘peringatan’ dan masih jauh untuk menca-

pai posisi stabil, 109 yang ditempati oleh Kazakhstan.16

14

Latif, “Demokrasi tanpa Kedalaman” 15

Latif, “Keluar dari Krisis Demokrasi” 16

“The Failed States Index 2013,” data diakses tanggal 7 Juli

2013 dari http://ffp.states index.org/rankings-2013-sortable.

Page 34: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 7

Semua itu disinyalir akibat demokrasi yang baru berjalan

pada level kulit luar dan belum sampai pada hakikatnya yakni

terwujudnya keadilan dan kemakmuran. Yudi Latif menggambar-

kan situasi demokrasi Indonesia yang lebih mengkhawatirkan.

Menurut dia, perkembangan demokrasi dalam krisis otoritas kepe-

mimpinan dapat mengarah pada kehidupan yang lebih buruk. Yudi

mengutip Humphrey Hawksley dalam Democracy Kills yang

memperlihatkan potret yang mengerikan.

“Penduduk di bawah sistem demokrasi yang salah urus lebih

berisiko tetap miskin atau terbunuh ketimbang di bawah sistem

kediktatoran. Sebagai contoh, pendapatan rata-rata di negara oto-

ritarian China adalah dua kali lipat dari negara demokrasi India.

Harapan hidup dari warga negara demokratis Haiti hanya menca-

pai 57 tahun dibandingkan dengan mereka yang hidup di bawah

kediktatoran Kuba yang mencapai 77 tahun.”17

Di Indonesia, seiring dengan otonomi daerah, demokrasi

prosedural pada beberapa pemerintahan provinsi dan kabupaten

justru menghasilkan akumulasi kekuasaan oleh orang-orang ter-

kaya dari kelompok atau keluarga tertentu. Akibatnya, meminjam

teori ‘democracy trap’, demokrasi mengalami pembajakan oleh

para penguasa oligarki lokal yang justru sah secara legal formal.

Sebab, akumulasi kekuasaan tersebut didapat melalui pemilu lang-

sung yang didasarkan pada prinsip one person one vote.

Jika berkaca pada beberapa negara, memang terjadi juga

oligarki yang ‘bertopeng’ demokrasi. Bahkan, di Amerika Serikat

pun yang menjadi kampiun demokrasi ditengarai punya kecende-

rungan pada oligarki.18

Penguasa yang terpilih berasal dari seke-

lompok orang terkaya yang pada akhirnya, memperkaya diri

sendiri dan membajak cita-cita demokrasi. Meski begitu, terdapat

pula pengejawantahan oligarki yang berisi mayoritas penguasa

feodal.

17

Latif, “Keluar dari Krisis Demokrasi,” 3. 18

Jeffrey A. Winters dan Benjamin I. Page, “Oligarchy in the

United States?” Perspectives on Politics 7 (2009): 731-751.

Page 35: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

8 Oligarki dan Demokrasi...

Salah satu contoh suksesi kepemimpinan oligarki yang

dihasilkan melalui prosedur demokrasi adalah Kamboja. Di per-

mukaan (superfisial), pemimpin terpilih menggambarkan tentang

fungsi demokrasi parlementer secara penuh. Parlemen dan perdana

menteri dipilih melalui prosedur demokrasi untuk periode lima

tahun. Faktanya, gambaran tersebut sama sekali keliru. Di balik

semua itu, penguasa Kamboja, tidak lain kecuali oligarki—sebuah

pemerintahan yang dijalankan oleh sekelompok kecil kleptokratik

atau plutokratik19

di mana Perdana Menteri Hun Sen menjadi

kepalanya.20

Faktor oligarkilah yang dituding sebagai penyebab

rakyat Kamboja tetap miskin dan terbelakang untuk beberapa

generasi. Realitas yang menyedihkan, segelintir individu mengua-

sai Kamboja saat ini dengan salah urus. Kamboja memiliki tanda-

tanda yang nyata tentang tampilnya seorang individu yang zalim

(despotic) dengan elite-elite kleptokratik dan plutokratik. Mereka

diizinkan untuk menjarah sumber daya alam Kamboja dan meram-

pas tanah-tanah orang desa sesuka hati. Dengan satu tanda tangan

dari penguasa oligarki, segala keinginan tercapai.21

India mengalami nasib serupa. India merupakan negara

ketiga terbesar di dunia yang pertumbuhan oligarkinya tercepat.

Rasionya mencapai 17,2% terhadap Produk Domestik Bruto

(PDB) yang menumpuk pada 55 miliarder India. Sistem pemerin-

tahan India mengambarkan tentang buruknya gambaran demokrasi

dan oligarki. Para politikus yang terpilih secara demokratis disuap

oleh orang-orang terkaya India. Dua kelompok tersebut (politikus

dan orang-orang terkaya) kemudian memperkaya diri mereka

sendiri dengan mengorbankan mayoritas penduduk biasa. Para

19

Kamus Besar Bahasa Indonesiaoffline mendefinisikan plutok-

rasi sebagai sistem politik yang dikuasai oleh kaum kaya atau kaum

pemilik modal (kapitalis). 20

“Hun Sen: The Oligarkic Ruler of Cambodia?” artikel diakses

tanggal 28 September 2013, dari http://khmerization.blogspot.com/2008/

06/hun-sen-oligarkic-ruler-of-cambodia.html. 21

“Hun Sen: The Oligarkic Ruler”

Page 36: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 9

oligark India yang terbesar berasal dari kalangan industrialis

seperti Ambanis, Adanis, Birlas, Mittals, Premjis dan Tatas.22

Seperti India, Pakistan juga merupakan oligarki. Hanya

saja, elite-elite feodal mendominasi oligarki Pakistan dibanding-

kan kalangan industri. Para oligark itu mendominasi badan legis-

lasi Pakistan. Mayoritas dari mereka berasal dari pemilik tanah di

berbagai pelosok dan berlatar belakang suku. Nama-nama terke-

nal, antara lain the Bhuttos and Khuhros of Larkana, the Chau-

dhrys of Gujarat, Tiwanas of Sargodha, Daulatanas of Vehari, the

Jatois and Qazi Fazlullah family of Sindh, the Gilanis, Qureshis

and Gardezis of Multan, the Nawabs of Qasur, the Mamdots of

Ferozpur/Lahore, Ghaffar Khan-Wali Khan family of Charsadda

dan dari berbagai kepala suku Baloch seperti Bugtis, Jamalis,

Legharis, dan Mengals. Kekuasaan keluarga politik tersebut dida-

sarkan pada keturunan, luasnya kepemilikan tanah, dan monopoli

kekerasan—kemampuan untuk mengontrol, melawan, dan membe-

bankan kekerasan.23

Di lain sisi, Pakistan juga memang memiliki elite-elite

industri. Yang terbesar antara lain, Manshas (Nishat Group), Syed

Maratib Ali dan Babar Ali (Packages) Saigols, Hashwanis, Adam-

jees, Dawoods, Dadabhoys, Habibs, Monnoos, Lakhanis dan yang

lainnya. Hanya saja, kekuasan kolektif mereka redup jika diban-

dingkan dengan kekuasaan dari kelompok keluarga feodal. Satu-

satunya pegecualian adalah elite industri Sharif Brothers yang

memiliki industri Ittefaq Group dan juga memimpin Liga Muslim

Pakistan (Pakistan Muslim League (Nawaz Group). Liga Muslim

Pakistan merupakan salah satu partai politik terbesar di Pakistan.

Meski begitu, Sharif Brathers juga terlalu mengandalkan duku-

ngan dari beberapa keluarga feodal yang secara cepat bisa mengu-

bah loyalitasnya.24

22

Riaz Haq, “Comparing Oligarchies of India and Pakistan,”

artikel diakses tanggal 28 September 2013, dari http://www.riazhaq.com/

2011/08/comparing-oligarkies-of-india-and.html. 23

Haq, “Comparing Oligarkies,” 24

Haq, “Comparing Oligarkies,”

Page 37: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

10 Oligarki dan Demokrasi...

Pada beberapa negara, menurut Winters dan Page, para

oligark memang menyandarkan kekuasaan mereka pada identitas

ras atau kesukuan, keterpandangan (noble birth) atau agama. Akan

tetapi, kekuasaan oligarkis selalu mencakup isu-isu yang meme-

ngaruhi kepentingan material yang inti dari orang-orang kaya

dalam menjaga klaim terhadap apa yang mereka miliki dan me-

mungkinkan pencaplokan yang lebih banyak.25

Di Indonesia,

banyak kekuasaan oligarkis yang disandarkan pada identitas

keturunan. Paling tidak, terdapat 26 kekuasaan politis daerah yang

kental dengan nuansa oligarki ini.26

Dua di antaranya terdapat di

25

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 733. 26

Oligarki-oligarki dinasti di daerah lain di antaranya:

1. Sjachroedin ZP, Gubernur Lampung. Dia juga merupakan: (a) Ayah

dari Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza; dan (b) Ayah dari

Wakil Bupati Pringsewu Handiytya Narapati;

2. Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Sulawesi Selatan. Dia juga merupa-

kan kakak kandung Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo;

3. Andi Idris Syukur, Bupati Barru, Sulawesi Selatan. Dia juga merupa-

kan anak mantan Bupati Barru;

4. Adelheid So, Wakil Bupati Tana Toraja, Sulawesi Selatan, merupa-

kan istri dari mantan Bupati Tana Toraja Juhanis Amping Situru;

5. M Natsir Ibrahim, Wakil Bupati Takalar, merupakan anak mantan

Bupati Takalar Ibrahim Rewa;

6. Sinyo Harry Sarundajang, Gubernur Sulawesi Utara, merupakan ayah

dari Wakil Bupati Minahasa Ivan SJ Sarundajang;

7. Harley Alfredo Benfica Mangindaan, Wakil Wali Kota Manado, Sula-

wesi Utara. Dia merupakan anak dari Menteri Perhubungan yang juga

Gubernur Sulawesi Utara periode 1995-2000 E.E. Mangindaan;

8. Bachrum Harapan, Bupati Padang Lawas Utara, Sumatra Utara. Dia

merupakan orang tua kandung dari Wali Kota Padang Sidempuan

Andar Amin Harahap;

9. Zumi Zola Zulkifli, Bupati Tanjung Jabung Timur, Jambi. Dia meru-

pakan anak mantan Gubernur Jambi periode 1999-2004 Zulkifli

Nurdin;

10. Zulkifli Nurdin, Gubernur Jambi. Dia merupakan mertua Wakil

Bupati Muaro Jambi Kemas Muhammad;

Page 38: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 11

provinsi Banten. Pertama, Atut Chosiyah, Gubernur Banten. Dia

juga merupakan: (a) Kakak kandung Wakil Bupati Serang Ratu

Tatu Chasanah; (b) Kakak tiri Wali Kota Serang Tubagus Haerul

Jaman; (c) Kakak ipar wali kota Tangerang Selatan Airin Rachmi

Diany; (d) Anak tiri Wakil Bupati Pandeglang Heryani; dan (e)

11. Neneng Hasanah Yasin, Bupati Bekasi. Dia merupakan menantu

mantan Bupati Bekasi Saleh Manaf;

12. Anna Sophanah, Bupati Indramayu. Dia merupakan istri mantan

Bupati Indramayu Irianto MS Syafiuddin alias Yance;

13. Ati Suhari, Wali Kota Cimahi. Dia merupakan istri mantan Wali

Kota Cimahi Itoc Tochija;

14. Dadang Naser, Bupati Bandung, merupakan menantu bupati periode

sebelumnya, Obar Sobarna;

15. Widya Kandi Susanti, Bupati Kendal, Jawa Tengah. Dia merupakan

mantan Bupati Kendal Hendy Boedoro;

16. Sri Hartini, Wakil Bupati Klaten, Jawa Tengah. Dia merupakan istri

mantan Bupati Klaten (alm) Haryanto;

17. Sri Suryawidati, Bupati Bantul, DI Yogyakarta. Dia merupakan istri

mantan Bupati Bantul Idham Samawi;

18. Puput Tantriana, Bupati Probolinggo, Jawa Timur. Dia merupakan

istri mantan Bupati Probolinggo Hasan Aminudin;

19. Haryanti Sutrisno, Bupati Kediri, Jawa Timur. Dia merupakan man-

tan Bupati Kediri Sutrisno;

20. Mohammad Makmun Ibnu Fuad, Bupati Bangkalan, Jawa Timur. Dia

merupakan anak mantan Bupati Bangkalan Fuad Amin;

21. Ferry Zulkarnain, Bupati Bima, NTB, merupakan kakak dari Wakil

Bupati Bima Syafrudin M Nur;

22. Supian Hadi, Bupati Kota Warringin Timur, Kalimantan Tengah. Dia

merupakan menantu Bupati Seruyan, Darwan Ali;

23. Rita Widyasari, Bupati Kutai Kertanegara. Dia merupakan anak

mantan Bupati Kutai Kertanegara Syaukani Hasan Rais; dan

24. Tuasikal Abua, Bupati Maluku Tengah. Dia juga merupakan kakak

mantan Bupati Maluku Tengah Abdullah Tuasika.

A.Syalaby Ichsan, “SelainAtut, Puluhan Daerah Jalankan Politik

Dinasti,” Republika, 18 Oktober 2013, diakses 19 Oktober 2013,

http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/10/19/muvdp8-

selain-atut-puluhan-daerah-jalankan-politik-dinasti.

Page 39: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

12 Oligarki dan Demokrasi...

ibu kandung dari Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy.

Kedua, Ahmed Zaki Iskandar, Bupati Tangerang. Dia juga meru-

pakan anak mantan Bupati Tangerang Ismet Iskandar.27

Oleh karena itu, tampak jelas bahwa Banten merupakan

salah satu provinsi yang mengalami pengakumulasian kekuasan

oleh orang-orang terkaya dari salah satu keluarga yang memben-

tuk oligarki dinasti.28

Oligarki tersebut terbentuk setelah Banten

menjadi provinsi yang tergolong muda dengan menempati urutan

ke-30 dari jumlah provinsi yang ada di Indonesia.29

Menurut

Robison dan Hadiz, oligarki terdiri atas tiga kelompok: pertama,

pejabat negara; kedua, keluarga-keluarga yang mengandung unsur-

unsur bisnis dan politik (politico-business families); dan ketiga,

para konglomerat bisnis.30

Dalam konteks Banten, oligarki masuk

dalam kelompok yang kedua. Keluarga jawara menguasai unsur-

unsur bisnis dan politik di Provinsi Banten sehingga mendapatkan

kekuasaan eksekutif mulai tingkat provinsi hingga kabupatan dan

kota. Unsur-unsur bisnis tersebut menjadi modal kapital bagi

keluarga jawara untuk memenangkan kontestasi politik dalam

27

Ichsan, “SelainAtut, Puluhan Daerah Jalankan Politik Dinasti” 28

Dinasti adalah kata benda (noun) yang didefinisikan sebagai

serangkaian penguasa atau pemimpin yang semuanya berasal dari keluar-

ga yang sama atau suatu periode di mana negara dipimpin oleh mereka.

Lihat “Dynasty,” dalam Cambridge Advanced Learner’s Dictionary (Cambridge: Cambridge University Press, 2003), 383, “a series of rulers or leaders who are all from the same family, or a period when a country is ruled by them”.

29Provinsi Banten lahir dari pemekaran wilayah provinsi Jawa

Barat tepat pada Rabu, 4 Oktober 2000 dengan payung hukum Undang-

undang Nomor 23 Tahun 2000. Provinsi Banten diresmikan pada 18

November 2000. Libat Asep Kurnia dan Ahmad Sihabudin, Saatnya Baduy Bicara, (Jakarta: PT Bumi Aksara dan Untirta, 2010), 41.

30R. William Liddle, “Marx atau Machiavelli? Menuju Demo-

krasi Bermutu di Indonesia dan Amerika,” Orasi Ilmiah dalam rangka Nurcholish Madjid Memorial Lecture V, Kamis, 8 Desember 2011, di

aula Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina, Jakarta.

Page 40: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 13

pemilu yang menjadi salah satu elemen utama dalam demokrasi

prosedural.

Pada saat yang sama, pemiludalam demokrasi elektoral

memang berbiaya mahal. Akibatnya, hanya orang-orang yang kuat

secara ekonomi yang lebih berpeluang memenangkan kontestasi

dalam pemilu. Proposisi ini menguatkan diktum Barringrton

Moore yang menyatakan, “tanpa kelas borjuis, tak ada demo-

krasi.”31

Salah satu bukti mahalnya biaya pemilu bisa ditunjukkan

oleh besarnya biaya kampanye (campaign expenditure). Praktik

politik uang (money politics) atau vote buying pun punya celah

untuk masuk menjadi salah satu variable dalam belanja kampanye.

Politik uang diyakini cukup ampuh untuk menarik dukungan dari

pemilih pragmatis.32

Politik uang didefinisikan sebagai tindakan

secara sengaja memberi atau menjanjikan uang atau materi

lainnya kepada seseorang untuk tidak menggunakan hak pilihnya

atau memilih peserta pemilu tertentu, atau menggunakan hak pilih

dengan cara tertentu.33

Dalam beberapa studi, banyak faktor dipercaya meme-

ngaruhi sikap dan perilaku massa terhadap politik uang. Salah

satunya adalah temuan bahwa faktor pendidikan diyakini bisa

mengurangi kecenderungan transaksi politik uang atau mengura-

ngi jumlah pemilih yang bisa disuap.34

Banyak studi juga yang

31

Edward Aspinal, “The Power of Property: Oligarchy and

Democracy in World History,” Taiwan Journal of Democracy 8 (2012):

169-173. 32

Indikator Politik Indonesia, “Sikap dan Perilaku Pemilih

terhadap Politik Uang,” Survei Dapil September-Oktober 2013 dan Survei Nasional Maret 2013.

33Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan

Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan

Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pasal 139

ayat 2. 34

Pedro C. Vicente, “A Model of Vote-buying with an Incum-

bency Advantage,” Makalah dan Hasil-hasil Eksperimen Januari 2013. Artikel diakses 3 Juni 2014 dari http://www.pedrovicente.org/vb.pdf.

Page 41: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

14 Oligarki dan Demokrasi...

menunjukkan warga miskin rentan terhadap praktik politik uang.35

Dari sisi ini, tampak bahwa uang dan kekuasan punya hubungan

timbal balik dan menguntungkan orang-orang terkaya akibat sum-

ber daya kekuasaan material yang dimilikinya. Uang diperlukan

untuk mendapatkan kekuasan dan kekuasaan diperlukan untuk

mendapatkan dan melindungi kekayaan.

Dari perspektif Islam, secara normatif, Alquran mengecam

sifat akumulatif atas kekayaan dari para oligark seperti tercermin

pada Surat al-Taka>thur, al-Humazah, dan T>{a>ha>. Surat al-Taka>thur

menggambarkan tentang kecenderungan manusia yang suka me-

ngakumulasi harta hingga melupakan hari akhir. Al-Humazah

menjelaskan persangkaan orang kafir bahwa harta bisa membu-

atnya kekal. Sementara itu, surat T>{a>ha mengambarkan persekong-

kolan antara Fir‘aun (penguasa), Korun (pengusaha) dan Tentara

sehingga dalam kategori ilmu politik modern bisa disebut oligarki.

Enam abad lalu, sosiolog muslim Ibn Khaldu>n (732-808

H/1332-1406 M), dalam konteks sistem pemerintahan yang masih

primitif, sudah mengangkat masalah solidaritas berbasis kesukuan

dan ikatan darah dengan apa yang disebutnya as}abi>yah. Ibn

Khaldu>n membagi istilah as}abiyah menjadi dua model. Pertama,

as}abi>yah dalam pengertian positif dengan menunjuk pada konsep

persaudaraan (brotherhood). Konsep ini membentuk solidaritas

sosial masyarakat untuk bekerjasama, mengesampingkan kepenti-

ngan pribadi (self-interest), dan memenuhi kewajiban kepada

sesama. Semangat ini kemudian mendorong terciptanya keselara-

san sosial dan menjadi kekuatan dalam menopang kebangkitan dan

kemajuan peradaban. Kedua, as}abi>yah dalam pengertian negatif

yang menimbulkan kesetiaan dan fanatisme buta dan tidak dida-

sarkan pada aspek kebenaran. Konteks pengertian yang kedua

inilah yang tidak dikehendaki karena akan mengaburkan nilai-nilai

kebenaran yang diusung dalam prinsip-prinsip agama.36

35

Indikator Politik Indonesia, “Sikap dan Perilaku Pemilih” 36

‘Abd al-Rah{ma>n ibn Khaldu>n, Muqaddimah ibn Khaldu>n (Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmi>>yyah, 1993), 122.

Page 42: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 15

Sementara itu, Ibn Taymi>yah menyebutkan, sebagian

besar kezaliman yang dilakukan penguasa dan rakyat adalah me-

ngambil barang yang tidak halal, menahan barang yang wajib

dikeluarkan, dan menimbun harta yang tidak boleh disimpan.37

Dalam konteks penguasa, penimbunan harta merupakan salah

salah satu faktor pendukung oligarki di mana harta dan kekuasan

saling memperkuat. Harta bisa mempertahankan kekuasaan dan

kekuasan bisa mengakumulasi kekayaan.

Dalam konteks Banten, uniknya, oligarki yang terbentuk

mendapatkan legitimasi modern (rasional-legal) sekaligus legiti-

masi tradisional tak seperti pemerintahan oligarkis di provinsi lain

pada umumnya. Legitimasi tradisional adalah penerimaan masya-

rakat atas kewenangan, keputusan atau kebijaksanaan yang diam-

bil pemimpin dalam lingkup tradisional. Kewenangan tradisional

didasarkan pada kepercayaan di antara anggota masyarakat bahwa

tradisi lama dan kedudukan kekuasaan yang dilandasi oleh tradisi

itu adalah wajar dan patut dihormati.38

Di satu sisi, penguasa men-

dapat legitimasi modern sejak pemilu gubernur Banten pertama

kali digulirkan pada tahun 2001. Artinya, secara prosedural guber-

nur mendapatkan legitimasi modern karena melewati proses

pemilihan umum yang demokratis. Di sisi yang lain, gubernur juga

mendapatkan legitimasi kekuasaan berbasis tradisi. Sebab, Guber-

nur Banten Ratu Atut Chosyiah39

merupakan keturunan Jawara

37

Ibn Taymi>yah, Al-Siya>sahal-Shar‘iyyah fi> Is}la>hi al-Ra>‘i> wa al-Ra‘i>yyah, (Tanpa Tempat Terbit: Da>r al-Ka>tib al-‘Arabi>, Tanpa Tahun

Terbit), 47-48. 38

Budiardjo, Aneka Pemikiran, 15. 39

Pada mulanya, Ratu Atut Chosyiah adalah wakil gubernur

yang berpasangan dengan Gubernur Banten Djoko Munandar untuk

periode 2001-2006. Namun, di tengah jalan, gubernur pertama Banten ini

dicopot gara-gara tersangkut kasus korupsi. Sebagai wakil gubernur,

Atut pun ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) gubernur Banten tahun

2005. Baru pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banten tahun 2006,

Atut terpilih menjadi gubernur Banten dengan wakilnya Mohammad

Masduki. Lihat M. Rizal, “Klan Atut dari Jawara Beralih ke Uang,”

Page 43: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

16 Oligarki dan Demokrasi...

Banten dari ayahnya, Tubagus Chasan Sochib yang menjadi sim-

bol legitimasi tradisional di Banten. Akibatnya, legitimasi dan

kewenangan gubernur terpilih pun tidak semata-mata rasional-

legal tapi juga tradisional dan kharismatik sebagaimana tiga

pembagian yang dikemukakan sosiolog Max Weber (1864-1922).40

“Wewenang tradisional berdasarkan kepercayaan di antara

anggota masyarakat bahwa tradisi lama serta kedudukan kekuasa-

an yang dilandasi oleh tradisi itu adalah wajar dan patut dihorma-

ti. Wewenang kharismatik berdasarkan kepercayaan anggota ma-

syarakat pada kesaktian dan kekuatan mistik atau religius seorang

pemimpin. Wewenang rasional-legal berdasarkan kepercayaan

pada tatanan hukum rasional yang melandasi kedudukan seorang

pemimpin.”41

Atas dasar kewenangan tradisional dan kharismatik itu,

dua entitas informal leader di Banten yang direpresentasikan oleh

Jawara dan Kyai dan kental dengan unsur keislamannya berperan

penting dalam proses percaturan politik dan pengaruh di Banten.

Bahkan, menurut Fahmi Irfani, persaingan di tingkat informal

turut menjalar ke tingkat formal. “...tidak heran jika ada calon

yang ingin maju dalam persaingan pemilihan kepala daerah dan

calon legislatif dalam putaran pemilu, jika tidak mau tertinggal,

mau tidak mau harus merangkul kedua entitas tersebut.”42

Dengan kewenangan tradisional yang disandangnya seba-

gai jawara, setelah memajukan anaknya, Ratu Atut sebagai seba-

gai calon gubernur dan sukses memenangkannya, Chasan Sochib

merancang anggota keluarga besarnya untuk aktif terlibat di

bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Hasilnya, keluarga

artikel diakses tanggal 3 Juli 2013, dari http://news.detik.com/read/

2011/09/12/145200/1723198/159/klan-atut-dari-jawara-beralih-ke-uang. 40

Miriam Budiardjo, dkk., Aneka Pemikiran tentang Kuasa dan Wibawa (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1991), 14-15.

41Budiardjo, dkk., Aneka Pemikiran, 15.

42Fahmi Irfani, Jawara Banten: Sebuah Kajian Sosial, Politik,

dan Budaya (Jakarta: Young Progressive Muslim (YPM) Press, 2011),

142.

Page 44: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 17

besar Chasan Sochib sukses mengakumulasi kekuasan dalam

asosiasi bisnis, partai politik, jabatan eksekutif, jabatan legislatif,

organisasi bela diri, organisasi pemuda, organisasi olah raga, dan

organisasi sosial budaya.43

Chasan Sochib sendiri memang tidak

memegang jabatan politik, tetapi sebagaimana pengakuan dirinya

bahwa dia adalah ‘gubernur jenderal’ yang menunjukkan bahwa

dia adalah penguasa sesungguhnya di Banten.44

Dalam perspektif demokrasi, seiring mengguritanya ke-

kuasaan Hasan Sochib yang direpresentasikan oleh Gubernur

Banten, kontrol atas kekuasaan menjadi semakin lemah. Betapa

tidak, anggota legislatif yang sejatinya menjalankan fungsi check and ballance tidak bisa berkutik karena mengalami conflict of interest. Sebab, beberapa anggota legislatif tersebut merupakan

bagian dari keluarga besar Hasan Sochib. Akibatnya, sangat tepat

di sini, penulis mengutip Lord Acton, bahwa kekuasaan cenderung

untuk menjadi korup dan kekuasaan mutlak menjadi korup secara

mutlak pula.45

Tak mengherankan, pada Kamis, 27 Oktober 2011,

pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menilai Pilkada Banten

sebagai yang terburuk se-Indonesia. Menurut dia, pesta demokrasi

untuk memilih gubernur dan wakil gubernur itu diwarnai kecura-

ngan dan praktek politik uang secara terstruktur. Burhanuddin

43

Perhimpunan Pendidikan Demokrasi, “Dinasti Tb. Chasan

Sochib: Gubernur Jenderal dari Banten,” Konstelasi, Edisi ke-31 April

2011. Artikel diakses 6 Juli 2013, dari http://www.p2d.org/index.php/

kon/52-31-april-2011/273-dinasti-h-tb-chasan-sochib--gubernur-jenderal-

dari-banten.html. 44

Perhimpunan Pendidikan Demokrasi, “Dinasti Tb. Chasan

Sochib” 45

Soelaeman Soemardi, “Cara-cara Pendekatan terhadap Kekua-

saan Sebagai Suatu Gejala Sosial,” dalam Miriam Budiarjo, Aneka Pemi-kiran tentang Kuasa dan Wibawa, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

1991), 31. Lihat juga, Lord Acton, Essay on Freedom and Power, 1907.

Aslinya:“Power tends to corrupt and absolute power corrupts absolu-tely,”

Page 45: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

18 Oligarki dan Demokrasi...

mengatakan, Pilkada Banten sebagai potret paling buruk penye-

lenggaraan pilkada se-Indonesia, sarat money politics, baik terang-

terangan maupun sembunyi-sembunyi.46

Dari pembahasan di atas, ada beberapa masalah yang

teridentifikasi. Pertama, transisi demokrasi selalu diselubungi

dengan transisi oligarki yang justru mengurangi kualitas demo-

krasi. Transisi inilah yang sering kali luput dari perhatian para

peneliti, karena terlalu fokus pada transisi demokrasi. Padahal,

jika fokus pada aktor-aktor dalam transisi demokrasi, akan sangat

jelas besarnya peranan para oligark dalam transisi atau suksesi

kepemimpinan baik di daerah maupun di pusat.

Kedua, secara historis, kemunculan demokrasi tidak ber-

hasil mempersempit stratifikasi material yang mendefinisikan dan

membentuk oligarki. Setelah demokrasi muncul, stratifikasi mate-

rial tetap ada. Padahal, demokrasi telah berhasil memberikan

kekuasaan politik formal yang tersebar secara merata melalui hak

pilih dengan prinsip one person, one vote. Dalam sejarah manusia,

demokrasi merupakan sistem yang sangat rata (equal) secara

radikal dan jarang terjadi pada sistem lain. Sebab, demokrasi dida-

sarkan pada konsep bahwa setiap orang mendapat jumlah suara

yang sama yakni satu suara;47

Ketiga, mahalnya biaya demokrasi yang direpresentasikan

dalam belanja kampanye pemilu (campaign expenditures) mem-

beri ruang yang lebih besar pada oligark untuk berkuasa. Meski

Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah mengeluarkan aturan yang

membatasi baik pemasukan dan pengeluaran dana kampanye,48

itu

46

Ayu Cipta, “Pilkada Banten Dinilai Terburuk se-Indonesia,”

artikel diakses pada 6 Juli 2013 dari http://www.tempo.co/read/news/

2011/10/27/179363638/ Pilkada-Banten-Dinilai Terburuk-Se-Indonesia. 47

Jeffrey A. Winters, “Oligarchy and the Jokowi Administra-

tion,” Kuliah Umum Jurusan Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri

Jakarta, Senin, 8 Juni 2015. 48

Komisi Pemilihan Umum (KPU), “Peraturan Komisi Pemili-

han Umum Nomor 8 Tahun 2015 tentang Dana Kampanye Peserta Pemi-

Page 46: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 19

hanya efektif untuk tim kampanye yang secara resmi dilaporkan

ke KPU. Padahal, dikeluarkannya aturan ini agar tercipta pemilu

yang adil sesuai azas demokrasi. Dana pemasukan dan pengelua-

ran yang dikelola secara ‘diam-diam’ dan tidak dilaporkan ke KPU

oleh para relawan tetap tidak dapat dikontrol sehingga para oli-

garki masih tetap leluasa menggunakan sumber daya materialnya

dalam pemilu. Bahkan, kalaupun ada kasus money politic pada

level relawan, kandidat pasangan calon tidak bisa dituntut secara

hukum karena dalih relawan tidak terkait dengan pasangan calon.

Yang menjadi tanggung jawab pasangan calon adalah tim kam-

panye, bukan relawan.

Keempat, melalui kekuasaan material yang dimiliki, para

oligark juga memanfaatkan sumber daya kekuasaan lain seperti

otoritas tradisional untuk memperkuat posisi politiknya. Dalam

konteks ini, para oligark juga bisa mengendalikan atau paling

tidak mengajak elite-elite lain yang sumber daya kekuasaannya

non-material seperti orang-orang yang memiliki sumber daya

politik mobilisasi di sektor media atau tokoh organisasi kemasya-

rakatan.

Kelima, dalam sistem demokrasi elektoral, dengan me-

manfaatkan lembaga survei dan modal capital yang dimilikinya,

para oligark bisa mencalonkan kepala daerah yang disukai rakyat

sehingga hasil akhir tetap menjadi kemenangan para oligark.

Calon terpilih pun, akan kesulitan menghilangkan conflict of in-terest dari para oligark yang notabene jadi kendaraan bagi calon

terpilih. Jadi, kalaupun pemimpin terpilih bukanlah seorang oli-

gark, para oligark tetap berkuasa besar di belakangnya dengan satu

set kepentingan mereka yaitu pertahanan kekayaan.

Satu pertanyaan yang telah menarik perhatian cukup besar

peneliti adalah elemen tertentu apakah yang membantu tebentuk-

nya oligarki di Banten. Elemen terbentuknya oligarki, di satu sisi

adalah kewenangan tradisional direpresentasikan oleh Kyai dan

lihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau

Walikota dan Waklil Walikota.”

Page 47: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

20 Oligarki dan Demokrasi...

Jawara di Banten dan legtimasi tradisonal yang diberikan oleh

masyarakat Banten kepada jawara dan kiai. Tapi di sisi lain, sum-

ber daya kekuasaan materialjuga sangat menentukan terpilihnya

kepala daerah yang punya kewenangan tradisional dan sekaligus

mendapatkan legitimasi legal-rasional.

Di atas semua itu, perpaduan antara sumber daya material

(modal kapital) dan nonmaterial (modal sosial) mendukung ter-

bentuknya akumulasi kekuasaan oligarkis di Banten. Sumber daya

kekuasaan non-material yang direpresentasikan oleh masih kuat-

nya otoritas dan legitimasi tradisional yang dimiliki oleh keluarga

tertentu juga turut memperkuat sumber daya material dalam me-

raih kekuasaan oligarkis.Gejala-gejala sosial dan politik tersebut

menarik untuk diteliti sehingga menjadi fakta-fakta yang bisa

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Oleh karena itu, berdasar-

kan masalah di atas, penulis mengangkat judul tesis:Oligarki dan Demokrasi: Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari pembahasan di atas, kemunculan oligarki melalui

proses atau prosedur demokrasi yang sah sehingga membajak

kualitas dan subtansi demokrasi itu, teridentifikasi beberapa masa-

lah sebagai berikut:

1. Sistem demokrasi tidak bisa meminimalisasi terkonsentra-

sinya kekayaan sehingga stratifikasi material tetap me-

langgengkan oligark dan oligarki;

2. Transisi demokrasi selalu diselubungi dengan transisi

oligarki yang justru mengurangi kualitas demokrasi;

3. Biaya demokrasi yang mahal yang direpresentasikan da-

lam belanja kampanye pemilu (campaign expenditures)

memberi ruang yang lebih besar pada oligark untuk

berkuasa;

Page 48: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 21

4. Melalui kekuasaan material yang dimiliki, para oligark

juga memanfaatkan sumber daya kekuasaan lain seperti

otoritas tradisional; dan

5. Dalam sistem demokrasi elektoral, dengan memanfaatkan

lembaga survei dan modal capital yang dimilikinya, para

oligark bisa mencalonkan kepala daerah yang disukai rak-

yat sehingga hasil akhir tetap menjadi kemenangan para

oligark.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis meru-

muskan penelitian ini dengan dua pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana profil sumber daya kekuasaan kiai dan jawara

di provinsi Banten?

2. Bagaimana peran kekuasaan material keluarga jawara

dalam menciptakan sistem pemerintahan oligarkis di pro-

vinsi Banten?

3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini diba-

tasi pada empat hal, yakni definisi, ruang dan waktu, subjek pene-

litian, serta teori yang digunakan.Tujuannya, untuk menghindari

peninjauan yang terlalu luas dan memudahkan penjelasan terhadap

masalah yang diteliti.

Pertama, dari sisi definisi, oligarki adalah kekuasaan yang

dijalankan oleh para warga negara terkaya yang selalu tumbuh

menjadi golongan kecil; Demokrasi adalah sebuah metode untuk

mencapai keputusan bersama tanpa kekerasan dengan mengaman-

kan partisipasi menyeluruh dari pihak-pihak berkepentingan; Sum-

ber daya kekuasaan adalah segala sesuatu yang bisa digunakan

atau dimanfaatkan untuk memengaruhi hasil; Kiai adalah pemim-

pin agama (Islam) yang sakral dan memiliki otoritas serta legiti-

masi kharismatis yang luas; dan Jawara adalah pemimpin informal

darigama bersifat profane yang dilengkapi dengan kecakapan ilmu

bela diri dan sumber daya kekuasaan material yang ekspansif.

Page 49: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

22 Oligarki dan Demokrasi...

Kedua, dari sisi ruang dan waktu, penelitian ini mengambil tempat

di Provinsi Banten yang mencakup empat kabupaten dan kota.

Adapun dari sisi waktu, penelitian ini dimulai pada awal 2014 dan

berakhir pada pertengahan 2018. Jika ada perbedaan dinamika

dengan hasil penelitian ini setelah pertengahan 2018, perkemba-

ngan tersebut tidak tercakup dalam penelitian ini.

Ketiga, subjek penelitian ini adalah beberapa kiai di Pro-

vinsi Banten dan para anggota keluarga jawara Tb. Chasan Sochib

(1930-2011) mulai dari anak, cucu, hingga menantu yang mendu-

duki jabatan publik baik eksekutif maupun legislatif. Oleh karena

itu, tidak semua oligark di Provinsi Banten menjadi subjek dalam

penelitian ini. Keempat, secara teori penelitian ini dibatasi pada

lima sumber daya kekuasaan baik materialataupun non-material

yang direpresentasikan oleh otoritas dan legitimasi tradisionalkiai

dan jawara di Banten. Kelima sumber daya kekuasaan tersebut

adalah hak politik formal, kekuasaan koersif, kekuasaan mobili-

sasi, jabatan resmi, dan kekuasaan material. Dari kelima sumber

daya tersebut, hanya kekuasaan material yang menjadi basis

kekuasaan dalam sistem oligarkis. Empat lainnya merupakan sum-

ber daya kekuasaan elite yang menjadi basis kekuasaan dalam

demokrasi.

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian tentang dinamika kekuasaan di Banten sudah

dilakukan oleh beberapa sarjana. M.A.Tihami yang mendukung

teori aksi (theory of action) Talcott Parsons, menyimpulkan, sis-

tem sosial (perilaku kepemimpinan) ternyata ditentukan oleh

sistem budaya; namun juga sistem sosial memengaruhi sistem

budaya. Hubungan antara sistem budaya dan sistem sosial ini dise-

but hubungan sibernetik.49

Menurut Tihami, kelestarian kepemim-

pinan kiai dan jawaradi Banten disebabkan oleh perilaku keduanya

dalam kepemimpinan. Masing-masing merupakan elemen dalam

49

M.A. Tihami, “Kiai dan Jawara di Banten: Studi tentang

Agama, Magi, dan Kepemimpinan di Desa Pasangrahan Serang, Banten,”

Tesis Magister, UniversitasIndonesia, 1992), i.

Page 50: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 23

sistem sosial yang mempunyai hubungan sibernetik dengan agama

dan magi dalam sistem budaya. Itulah alasan mengapa, sebutan

kyai dan jawara sebagai pemimpin bagi orang Banten masih

sangat lekat. Kedua pemimpin tersebut telah berpengaruh sejak

zaman penjajahan Belanda. Bahkan dalam cerita rakyat dikatakan,

kedua pemimpin tersebut ada sejak zaman kesultanan Banten yang

pertama (kira-kira pada abad ke-16). Keberadaannya yang sudah

lama dan tetap sampai sekarang, menunjukkan betapa lestarinya

kedua pemimpin tersebut.50

Okamoto Masaaki and Abdul Hamid membuat proposisi,

bahwa, mungkin jawara selalu eksis sebagai kekuatan sosial tapi

tidak sebagai aktor politik tanpa dukungan kuat dari pemerintah

pusat.51

Fahmi Irfani menyimpulkan pada masa Orde Baru jawara

menjadi rekanan pemerintah pusat dan lokal dengan pola hubu-

ngan yang saling menguntungkan baik secara politik maupun

ekonomi. Kelompok jawara mendapatkan proyek-proyek pemerin-

tah. Pada masa reformasi, kelompok jawara menguasai sektor

politik di Banten.52

Kemudian, Leo Agustino menarik benang merah, dinasti

politik di Banten merupakan hasil dari sosialisasi rezim sebelum-

nya yaitu Soeharto yang menunjuk beberapa kerabat dan kolega-

nya menjadi ‘kaki tangan’ baik di pusat maupun di daerah untuk

menjaga ketenteraman politik dan menageksploitasi ekonomi.

Khusus di daerah Banten, kaki tangan (patron-client) tersebut

adalah jawara yang dianggap kuat (local strongmen). Jawara men-

daulat anggota keluarganya untuk terlibat aktif menjaga ‘harta’

Soeharto di daera Orang lokal kuat tersebut membangun dinasti

politik mulai dari tingkat provinsi, kabupaten, hingga kota.

50

Tihami, “Kiai dan Jawara,” iii. 51

Okamoto Masaaki and Abdul Hamid, “Jawara in Power, 1999-

2007,” Indonesia 86 (2008): 138. 52

Fahmi Irfani, Jawara Banten: Sebuah Kajian Sosial, Politik, dan Budaya. (Jakarta: Young Progressive Muslim (YPM) Press, 2011),

177.

Page 51: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

24 Oligarki dan Demokrasi...

Tujuannya, agar semua perkara dapat terkoordinasi di bawah

kendalinya. Inilah yang terjadi di Banten.53

Dalam konteks dinasti politik, Leo menjelaskan, jawara

memiliki status ganda, yakni sekaligus sebagai pengusaha. Seba-

gai pengusaha, mereka memaksimalkan sumber daya keuangan

yang dimiliki. Sementara itu, dalam kapasitasnya sebagai jawara,

mereka menggunakan sumber daya ‘keilmuan’ yang mereka kua-

sai.54

Sementara itu, menurut Lili Romli, jawara Banten sekarang

ini tidak identik dengan jawara55

tulen seperti zaman dahulu yang

memiliki kemampuan bela diri pencak silat dan ilmu kedigdaya-

an.56

Najmu L. Sopian menganalisis hubungan antara oligarki-

oligarki lokal dan kemunculan dinasti-dinasti politik di Indonesia

dan Philipina. Di antara kesimpulan Najmu adalah dominasi

Jawara di Banten dan Sulawesi Selatan sejak era otonomi daerah

mengonfirmasi tesis dari Hadiz bahwa proses demokratisasi di

Indonesia sudah dibajak oleh ‘the predatory patronage’ dari elite-

elite lokal.57

Dari sisi pendekatan, buku ini memang mirip dengan apa

yang sudah dilakukan Najmu, karena sama-sama memotret dina-

mika kekuasaan dengan menggunakan teori oligarki. Akan tetapi,

meski mengakui konsentrasi kekuasaan sebagai faktor terbentuk-

53

Agustino, “Dinasti Politik Pascaotonomi Orde Baru,” 110. 54

Agustino, “Dinasti Politik Pascaotonomi Orde Baru” 55

Fahmi Irfani secara gamblang memberikan berbagai definisi

jawara yang dikemukakan para akademisi. Lihat Irfani, Jawara Banten,

10-17. 56

Lili Romli, “Jawara Banten: Konteks Historis, Kedudukan dan

Peranannya,” dalam Leo Agustino, Politik dan Perubahan: Antara Refor-masi Politik di Indonesia dan Politik Baru di Malaysia(Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2009), 133. 57

Najmu L. Sopian, “Political Dynasties and the Emergence of

Local Oligarchs in Post-Suharto Indonesia and the Philippines,” paper

diajukan untuk memenuhi persyaratan kuliah tentang Politics of Sout-

heast Asia pada the Department of Political Science, Northwestern Uni-

versity, 2014.

Page 52: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 25

nya oligarki, Najmu tidak fokus pada sumber daya kekuasaan

material (material power resources) yang direpresentasikan oleh

Indeks Kekuasaan Material (Material Power Index). Inilah yang

membedakan buku ini dengan penelitian Najmu.

Dari sisi objek, buku ini memang sama dengan penelitian

M.A.Tihami, Leo Agustino, dan Okamoto Masaakibeserta Abdul

Hamid, karena sama-sama mengkaji kekuasaan jawara. Akan

tetapi, mereka lebih menggunakan sudut pandang elite sedangkan

penelitian ini menggunakan teori oligarki di mana sumber daya

kekuasaannya adalah material. Sebab, setiap oligark adalah elite,

tapi tidak setiap elite adalah oligark. Tihami, misalnya, menemu-

kan hubungan sibernetik antara jawara (elite) dalam sistem

budaya dengan kepemimpinan dalam sistem sosial di Banten yang

melestarikan kekuasaan Jawara dalam konteks antropologis. Pene-

liti, dalam buku ini, justru fokus pada kekuasaan Jawara dari aspek

sumber daya kekuasaan materialnya dalam sistem demokrasi

elektoral yang jelas tidak menjadi perhatian utama dalam peneliti-

an Tihami.

D. Tujuan dan ManfaatPenelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini: Pertama, untuk melakukan kajian

kritis terhadap aspek-aspek yang mendukung terbentuknya sistem

pemerintahan oligarkis di Banten; Kedua, untuk menunjukan

berbagai informasi dan data mengenai tipologi sumber daya ke-

kuasaan dan legitimasi politik yang mendukung terbentuknya

sistem oligarkis yang akan dikonfirmasi baik dari sisi kelas pengu-

asa maupun data-data sekunder lain; Ketiga, untuk mengelaborasi

sumber daya kekuasaan material (material power resources) yang

mengekploitasi legitimasi tradisional dan sumber daya kekuasaan

lain non-material dalam mendapatkan dan mempertahankan ke-

kuasaan tersebut; dan Keempat, untuk menunjukkan masyarakat

Banten memberikan legitimasi mereka pada penguasa oligarkis

sekaligus konsekuensi politiknya.

Page 53: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

26 Oligarki dan Demokrasi...

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memiliki kontribusi yang signifikan

bagi disiplin ilmu lain yang relevan, seperti antropologi, sosiologi,

dan ekonomi. Dari sisi kegunaan, hasil studi ini akan memberikan

pelajaran berharaga bagi transisi demokratisasi Indonesia pada

umumnya dan Banten pada khususnya. Secara spesifik kajian ini

mendukung proses transisi dari pemerintahan tradisional dengan

sumber daya kekuasaan materialke pemerintahan yang modern.

Studi ini juga menunjukan cara pendistribusian politik dan ekono-

mi yang sejatinya terjadi secara setara. Selain itu, hakikat demo-

krasi menegaskan bahwa otonomi daerah bukan untuk memberi-

kan kekuasaan politik pada suatu keluarga terkaya melainkan

kepada semua warga negara. Walhasil, fakta bahwa kegagalan

untuk merealisasikan yang esensi bertentangan dengan demokrasi

itu sendiri. Di sinilah, pentingnya penelitian yang fokus pada oto-

ritas dan legitimasi lokal tradisional dan kekuasaan materialbagi

Indonesia.

E. Metodologi Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digu-

nakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban.

Artinya, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk meng-

kaji penelitian.58

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitan ini adalah kualitatif yaitu menggambarkan

ranah-ranah kehidupan ‘dari dalam ke luar’ dari sudut pandang

orang-orang yang terlibat. Dengan cara itu, jenis penelitian ini

diharapkan berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik atas

realitas sosial dan menggambarkan perhatian pada proses-proses,

58

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006), 145.

Page 54: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 27

pola-pola makna, dan corak struktural.59

Metode penelitian kuali-

tatif dibedakan dengan metode penelitian kuantitatif dalam arti

metode penelitian kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasar-

kan logika matematis, prinsip angka, atau metode statistik.60

Namun demikian, meski penelitian kualitatif dalam ba-

nyak bentuknya sering menggunakan jumlah penghitungan, pene-

litian tidak menggunakan nilai jumlah seperti yang digunakan

dalam pengumpulan dan analisis data dalam eksperimen dan

survei.61

Contohnya seperti yang dilakukan kaum interaksionisme

simbolik yang ada kalanya menggunakan metode kuantitatif

sederhana, dilengkapi data statistik bersifat deskriptif (noninferen-

sial), terutama ketika mereka ingin menemukan suatu pola menye-

luruh dalam data mereka.62

Begitu juga dalam konteks penelitian

ini. Untuk deskripsi dan menemukan pola menyeluruh dalam data

tentang oligarki, studi ini juga banyak mengambil manfaat dari

data Produk Domestik Bruto (PDB) dan Gini Coefficient dari

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten dan Laporan Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dari Komisi Pembe-

rantasan Korupsi (KPK).

2. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Terdapat dua jenis data dalam penelitian ini, yaitu data

kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang

mengandung pemahaman-pemahaman tentang kompleksitas, rin-

cian, dan konteks dari subjek penelitian. Data jenis ini seringkali

berisi berbagai teks seperti salinan (transkrip) wawancara dan

59

Uwe Flick, Ernst von Kardorff, dan Ines Steinke, eds., A Com-panion to Qualitative Research (London: Sage Publications, 2004), 3.

60Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, 150.

61Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, 150.

62Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, 146.

Page 55: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

28 Oligarki dan Demokrasi...

catatan lapangan atau materi-materi audiovisual.63

Sementara itu,

data kuantitatif adalah data yang bisa digambarkan secara nume-

rik (sistem angka) tentang pengertian dari objek-objek, variabel-

variabel, dan nilai-nilainya.64

b. Sumber Data

Terdapat dua jenis sumber data dalam penelitian ini yakni

sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data pri-

mer adalah adalah data asli yang dikumpulkan untuk tujuan pene-

litian yang spesifik.65

Oleh karena itu, data primer belum ada

sebelum penelitian ini dilakukan. Sedangkan sumber data sekun-

der adalah bahan analisis yang didapat dengan cara kembali meng-

gunakan data yang sudah ada sebelumnya untuk mendapatkan

pemahaman ilmiah dan metodologis baru.66

Dengan kata lain, data

sekunder adalah data yang pada awalnya sudah dikumpulkan

untuk tujuan yang berbeda dan digunakan kembali untuk menja-

wab pertanyaan penelitian yang lain.67

Oleh karena itu, data-data

tersebut sudah ada sebelum penelitian ini dilakukan.

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah wawan-

cara dengan beberapa kiai di Banten, juru bicara keluarga besar

Ratu Atut Chosiyah dan Kepala Seksi Neraca Konsumsi Badan

Pusat Statistik Provinsi Banten. Sedangkan sumber sekunder ada-

lah data-data ekonomi Provinsi Banten tahun 2000-2017, Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dirilis oleh

63

Joop J. Hox dan Hennie R. Boeije, “Data Collection, Primary

vs. Secondary,” dalam Encyclopedia of Social Measurement, Volume I,

ed. Kimberly Kemp-Leonard (Tanpa Tempat Terbit: Elsevier Inc., 2005),

593. 64

Hox dan Boeije, “Data Collection,” 593. 65

Hox dan Boeije, “Data Collection,” 593. 66

Sarah Irwin dan Mandy Winterston, “Debates in Qualitative

Secondary Analysis: Critical Reflections,” Timescapes Working Paper Series: an Economic and Social Research Council (ESRC) Qualitative Longitudinal Study, no. 4 (2011): 2.

67Hox dan Boeije, “Data Collection,” 593.

Page 56: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 29

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan literatur lainnya,

seperti buku, jurnal, majalah, koran, dan media berbasis daring.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang menjadi sumber utama

buku ini adalah kombinasi studi literatur yang luas dan penelitian

lapangan. Antara lain, wawancara mendalam (semi-kualitatif)

dengan para tokoh yang menjadi subjek atau orang terkait peneli-

tian ini dan tokoh-tokoh dari lembaga-lembaga lain yang relevan.

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibat-

kan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang

lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan

tujuan tertentu.”68

Wawancara mendalam disebut juga wawancara

tak terstruktur yang bersifat luwes di mana susunan pertanyaan-

nya dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah

pada saat wawancara. Perubahan tersebut disesuaikan dengan ke-

butuhan dan kondisi saat wawancara termasuk karakteristik sosial

budaya--agama, suku, gender, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan

dan sebagainya—responden yang dihadapi.69

4. Pendekatan

Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teo-

retis yang digunakan untuk melakukan penelitian. Perspektif

teoretis adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang

memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data

yang rumit dengan peristiwa dan situasi lain.70

Dalam konteks

penelitian ini, peneliti menggunakan teori oligarkidari Jeffrey A.

Winters, Oligarchy (New York: Cambridge University Press,

2011). Winters merevisi teori oligarki yang campur aduk dengan

teori elite yang memasukkan unsur-unsur oligarki selain material.

Untuk memudahkan cara berpikir, peneliti mengikuti alur teori

oligarki Winters tersebut dan menurunkannya ke dalam konsep-

68

Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, 180. 69

Mulyana,Metodologi Penelitian Kualitatif, 181. 70

Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, 145.

Page 57: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

30 Oligarki dan Demokrasi...

konsep baik dalam Alquran dan Hadis maupun konsep yang pene-

liti temukan dalam kasus penelitian ini yaitu oligarki di Provinsi

Banten. Peneliti menggunakan teori tersebut untuk membaca

semua data yang peneliti berhasil himpun.

5. Teknik Penulisan

Penelitian ini menggunakan kaidah penulisan akademik

Turabian Style yang menjadi rujukan penulisan akademik di

Amerika Utara dan Pedoman Penulisan Bahasa Indonesia, Trans-literasi, dan Pembuatan Notes dalam Karya Ilmiah yang diter-

bitkan oleh Sekokah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam menjawab permasalahan

penelitian buku ini, peneliti menggambarkan secara sistematis

urutan logika pembahasan menjadi beberapa bagian berikut ini:

Bab I yang merupakan pendahuluan dari buku ini berisi

tentang latar belakang masalah. Bagian ini memuat tentang kondi-

si demokrasi di Indonesia yang seharusnya (das sollen) dan kenya-

taan demokrasi (das sein) yang diganduli oleh suksesi kepemim-

pinan oligarkis sehingga menggerus kualitas demokrasi. Kondisi

itu menjadi fenomonal global, nasional, dan lokal. Dalam konteks

ini, peneliti fokus pada kasus lokal, yakni provinsi Banten. Latar

belakang masalah tersebut dirumuskan ke dalam permasalahan

yang meliputi identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan

perumusan masalah. Studi terdahulu yang relevan juga memberi-

kan konteks pada penelitian ini.

Pada bab ini, peneliti juga menetapkan tujuan penelitin,

manfaat atau signifikasi penelitian, dan metodologi penelitian.

Metodologi penelitian mencakup jenis penelitian, jenis dan

sumber data, dan pendekatan atau teori. Pendekatan dan teori

berguna untuk membaca data-data yang berhasil peneliti himpun.

Pada bagian akhir bab pertama ini, peneliti mendeskripsikan siste-

Page 58: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 31

matika penulisan yang merupakan alasan atau alur logis pembaban

pada penulisan buku ini.

Bab II berisi kerangka teori yang mencakup teori oligarki

dan perdebatan akademik sesuai dengan tema penelitian ini, yaitu

oligarki, demokrasi, dan Islam. Dalam konteks teori, pertama-

tama, perdebatan muncul mulai dari definisi oligarki antara ke-

lompok pendukung definisi material dan nonmaterial. Perdebatan

juga mencuat pada teori pembentukan oligarki mulai dari penak-

lukan hingga akumulasi kekayaan. Yang tak kalah menarik adalah

terjadinya penyimpangan teori oligarki ke teori elite pada abad 20.

Peneliti pun menampilkan distingsi antara kedua teori tersebut

pada bab ini. Lalu, peneliti memaparkan jenis-jenis oligarki mulai

dari oligarki panglima hingga oligarki sipil. Secara dialektis,

peneliti mempertentangkan oligarki dengan demokrasi di mana

terjadi ‘pertarugan sengit’ antara kekuasaan material pada oligarki

versus partisipasi pada demokrasi. Sebelum itu, peneliti mendes-

kripsikan perbedaan, persamaan, dan sintesis oligarki dengan

demokrasi.

Namun demikian, teori oligarki pun sebenarnya tak lepas

dari kritik. Pada bagian ini, peneliti menghadirkan penantang teori

oligarki yang di antaranya adalah teori aksi di mana individu seba-

gai fokus bukan pertentangan kelas seperti dalam tesis oligarki.

Setelah itu, peneliti menganalisis perdebatan perihal kompatibi-

litas versus inkompatibilitas oligarki dengan demokrasi. Pada

bagian akhir bab ini, peneliti melihat oligarki dalam perspektif

Islam. Dalam konteks ini, peneliti memaparkan oligarki dalam

perspektif Islam baik secara normatif ataupun empiris. Yang

dimksud secara normatif adalah oligarki sebagaimana sudah diteo-

rikan pada bagian awal bab II ini, dibaca ulang dalam perspektif

Alquran dan Hadis serta para ulama klasik. Kemudian, peneliti

juga menghadirkan pandangan para ulama klasik terhadap oligarki

sebagai fakta empiris.

Bab III mengelaborasi dinamika sumber daya kekuasaan

kiai dan jawara di banten. Pasca-Reformasi 1998, jawara tidak lagi

berperan sebagai santri dan pelayan bagi kiai. Dengan sumber

Page 59: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

32 Oligarki dan Demokrasi...

daya kekuasaan material yang mendefinisikannya sebagai oligark

dan oligarki, jawara menjadi lebih dominan dibandingkan kekua-

saan elite yang melekat pada para kiai. Tubagus Chasan Sochib

(1930-2011), seorang tokoh jawara di Banten sukses mentransfor-

masikan dirinya dari material elite menjadi oligark sultanistik.

Terdapat beberapa faktor yang telah mengantarkan jawara pada

perubahan sosialnya yang signifikan itu. Pertama, alasan antropo-

logis yang mengharuskan jawara menjadi kaya dan ekspansi

bisnisnya yang tidak terbatasi oleh teritori desanya; Kedua,

hubungan jawara dengan rezim Orde Baru terjadi secara saling

menguntungkan baik secara politik maupun ekonomi; dan Ketiga,

intervensi rezim Orde Baru pada kiai justru menggerus kekuatan

sumber daya kekuasaan elite yang disandang oleh para kiai.

Pada bab III ini, peneliti membandingkan sumber daya

kekuasaan antara kiai dan jawara. Perubahan sosial dalam dinami-

ka kekuasaan keduanya sama-sama dipengaruhi oleh faktor ekster-

nal (eksogen) yakni rezim penguasa mulai dari era kolonial hingga

era reformasi. Peneliti memotretnya dengan lima teori sumber

daya kekuasaan, yaitu: hak politik formal, kekuasaan mobilisasi,

kekuasaan koersif, jabatan resmi, dan kekuasaan material. Sumber

daya kekuasaan yang terakhir inilah yang mendefinisikan sese-

orang menjadi oligark dan menciptakan sistem oligarki sekaligus

membedakannya dengan kekuasaan elite dalam demokrasi.

Pada bab IV, peneliti menganalisis jawara dan sumber

daya kekuasaan materialnya di banten.Banyak anggota keluarga

besar Tubagus Chasan Sochib berada di tampuk kekuasaan baik

eksekutif maupun legislatif. Pada bab IV ini, peneliti mengelabo-

rasi bagaimana sumber daya material yang menjadi basis kekuasa-

an oligarkis beroperasi pada keluarga besar jawara tersebut. Tidak

seperti bab III yang membandingkan kekuasaan elite kiai dengan

kekuasaan oligarkis jawara, pada bab ini peneliti lebih fokus pada

kekuasaan material dari para warga negara terkaya di Banten itu.

Mereka tumbuh menjadi golongan kecil di dalam masyarakat

sebagaimana diwakili oleh para anggota keluarga jawara. Untuk

itu, peneliti menguji empat hal, yakni: pertama, prasyarat terben-

Page 60: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 33

tuknya oligark dan oligarki di Banten dan secara spesifik pada

keluarga jawara Tubagus Chasan Sochib, yakni ketidaksetaraan

materi yang ekstrem (stratifikasi material); kedua, oligark dan

oligarki; ketiga, pertahanan kekayaan yang mencakup harta dan

pendapatan; dan keempat merupakan implikasi dari kekuasaaan

oligarkis, yakni ketidaksetaraan materi dan politik yang ekstrem.

Dengan demikian, perwujudan kekuasaan oligarkis pada keluarga

jawara bisa tergambarkan dengan jelas.

Bab V merupakan bagian akhir dari keseluruhan buku ini.

Bab ini, pertama berisi kesimpulan yang mencakup kesimpulan

besar dan kesimpulan kecil (kasus). Kesimpulan besar diandaikan

menjadi teori yang bisa berlaku di seluruh dunia sehingga diharap-

kan buku ini memiliki implikasi teoretis secara global dan layak

dibaca dunia. Sementara itu, kesimpulan kasus, merupakan contoh

kasus dari kesimpulan besar tersebut secara lebih spesifik yakni

oligarki di Banten.

Kedua, bab ini bersisi diskusi yang meliputi refleksi,

implikasi, dan saran (rekomendasi). Refleksi merupakan renungan

peneliti atas kesimpulan buku ini. Sementara itu, implikasi menca-

kup dua hal: Pertama, implikasi teoretis yakni implikasi teori

oligarki terhadap teori lain dan disiplin ilmu lain. Kedua, implikasi

kasus yaitu nasib demokrasi di Banten jika suksesi kepemimpinan

selalu dimenangkan oleh para oligark. Bagian akhir dari bab ini

adalah saran atau rekomendasi: Pertama, saran untuk perkemba-

ngan demokrasi di Banten; dan Kedua saran untuk penelitian

selanjutnya tentang oligarki.[]

Page 61: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

34 Oligarki dan Demokrasi...

Page 62: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 35

Bab II

OLIGARKI, DEMOKRASI DAN ISLAM

Dalam konteks politik kontemporer, sistem politik oligar-

kis yang justru lahir dari rahim demokrasi telah memancing

banyak perdebatan. Perbedaan pendapat muncul mulai dari defini-

si, perbedaannya dengan teori elite hingga masalah kompatibilitas

oligarki dengan demokrasi. Sebagian kalangan menolak definisi

generik oligarki yakni ‘segelintir orang’ yang campur aduk dengan

teori elite. Begitu juga soal apakah oligarki sejalan dengan demo-

krasi atau tidak. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan perdeba-

tan tersebut dalam konteks pembahasan teori oligarki menurut

para ahli. Kemudian, pada bagian akhir dari bab ini, peneliti akan

mengomparasikan sistem politik oligarkis dengan sistem politik

Islam baik secara normatif maupun empiris sehingga bisa menja-

wab bagaimana oligarki dalam perspektif Islam.

A. Teori Oligarki dan Demokrasi

Pada subbab ini, peneliti menjelaskan teori oligarki dan

demokrasi. Pertama, penjelasan mengenai definisi demokrasi dan

oligarki baik dalam pengertian elite (non-material) yang menjadi

basis sumber daya kekuasaan demokratis ataupun dalam pengerti-

an oligarkis (material). Kedua, pembentukan oligarki yang menca-

kup penaklukan dan akumulasi kekayaan; Ketiga, perbedaan anta-

ra elite dan oligarki; Keempat, penjelasan mengenai jenis-jenis

oligarki mulai dari oligarki panglima hingga oligarki sipil; dan

Kelima, hubungan antara oligarki dan demokrasi yang memper-

tentangkan kekuasaan material versus kekuasaan partisipasi.

Page 63: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

36 Oligarki dan Demokrasi...

1. Oligarki antara Definisi Material dan Nonmaterial

Secara etimologi, oligarki berasal dari bahasa Yunani

oligarkhia yang berarti pemerintahan sedikit orang.1 Kata tersebut

tersusun dari oligoiyang berarti sedikit dan arkhein yang berarti

memerintah.2 Kemudian, bahasa Arab menyerap kata oligarki

menjadi al-u>li>gharshi>yyah ( ألوليغارشيةا ).3Menurut istilah, oligarki ada-

lah kekuasan yang dijalankan oleh para warga negara terkaya yang

selalu tumbuh menjadi golongan kecil.4 Adapun definisi demo-

krasi secara generik adalah kekuasaan dari, oleh, dan untuk rakyat

yang secara bahasa berasal dari frase Yunani yang terdiri dari dua

kata, yaitu demos (rakyat) dan kratos (kekuasaan).5 Sedangkan se-

cara terminologis, demokrasi didefinisikan sebagai sebuah metode

untuk mencapai keputusan bersama tanpa kekerasan dengan meli-

batkan partisipasi menyeluruh dari pihak-pihak atau kelompok-

kelompok berkepentingan.6

1Secara generik, definisi demokrasi adalah kekuasaan banyak

orang (the rule of many); oligarki adalah kekuasaan sedikit orang (the rule of a few); dan tirani adalah kekuasaan satu orang (the rule of one man). Sara Ahbel-Rappe dan Rachana Kamtekar, eds., A Companion to Socrates (Malden, MA, Oxford, dan Victoria: Blackwell Publishing Ltd.,

2006), 216. 2Jeffrey A. Winters, Oligarchy (New York: Cambridge Univer-

sity Press, 2011), 1. 3‘Abd al-Waha>b al-Kaya>li>, Mawsu>‘ah al-Siya>sah (Beirut: al-

Muassasah al-‘Arabi>yah li al-Dira>sa>t wa al-Nashr, 1985), 415. 4Jeffrey A. Winters dan Benjamin I. Page, “Oligarchy in the

United States?” Perspective on Politics no. 4 (Desember 2009): 732. 5Masykuri Abdillah, Demokrasi di Persimpangan Makna: Res-

pons Intelektual Muslim Indonesia terhadap Konsep Demokrasi 1966-1993 (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2004), 71.

6John Keane, “Noberto Bobbio 1909-n/a,”dalam The Routledge

Dictionary of Twentieth-Century Political Thinkers, eds. oleh Robert

Benewick dan Philip Green (London dan New York: Routledge, 1998),

27. Untuk sejarah demokrasi dan definisi terminologisnya yang lebih

luas, lihat Abdillah, Demokrasi di Persimpangan, 71-3.

Page 64: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 37

Dalam konteks definisi, para ilmuwan berbeda pendapat

tentang unsur-unsur oligarki. Perbedaan tersebut membawa konse-

kuensi teoretis masing-masing yang sangat fundamental. Di satu

sisi, sebagian ilmuwan memasukkan unsur material sebagai dasar

kekuasaan yang direpresentasikan oleh kekayaan dan hak milik. Di

lain sisi, ilmuwan lainnya tidak memasukkan unsur material seba-

gai dasar kekuasaan dan fokus pada definisi etimologis dari

oligarki yakni kekuasaan segelintir orang.

Hanya saja, yang sepakat definisi kekuasaan segelintir

orang pun, dalam konteks asal kelompok tersebut, para ahli juga

ternyata berbeda pendapat. Perbedaan tersebut tergantung pada

tempat dan periode sejarahnya. Perbedaan tersebut juga akibat

munculnya teori elite pada abad 20 yang memasukkan unsur oli-

garki selain kekayaan.7 Konsekuensi teoretisnya, beberapa kekua-

saan segelintir orang (oligarkis) bisa berasal dari kelompok ras

atau etnik, keturunanatau agama.8 Ada juga yang mengaitkan oli-

garki dengan organisasi,9 kelompok feodal, kelompok orang kaya,

kelompok intelektual, kelompok ulama10

dan kelompok militer.11

Di antara definisi-definisi terminologis dari para ilmuwan

yang tidak memasukkan unsur material dalam oligarki terutama

diwakili oleh teori elite. Robert Michels (1876-1936) mendefinisi-

kan oligarki sebagai kekuasaan sedikit orang dari kelompok

7Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732.

8Winters dan Page, “Oligarchy in the United States?” 733.

9Joel D. Wolfe, “Robert Michels 1876-1936,” dalam The Rout-

ledge Dictionary of Twentieth-Century Political Thinkers, eds. Robert

Benewick dan Philip Green (London dan New York: Routledge, 1998),

175. 10

Saeed Rahnema dan Haideh Moghissi, “Clerical Oligarchy and

the Question of “Democracy” in Iran,” Monthly Review 52 no. 10 (Maret

2001): 28-40. 11

Amany Lubis, Sistem Pemerintahan Oligarki dalam Sejarah Islam (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cover belakang. Lihat juga

Edward Shils, “Angkatan Bersenjata dalam Pembangunan Politik Nega-

ra-negara Baru,” dalam Elite dalam Perspektif Sejarah, ed. Sartono

Kartodirdjo (Jakarta: LP3ES, 1983), 207.

Page 65: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

38 Oligarki dan Demokrasi...

organisasi. Oleh karena itu, siapa yang bicara organisasi, secara

otomatis bicara oligarki. Sebab, organisasi pada dirinya menum-

buhkan oligarki.12

Carl Joachim Friedrich (1937) juga menafsirkan

oligarki dalam pengertian bahasa Yunani yang literal sebagai

kekuasaan segelintir orang yang bisa diterapkan baik pada sistem

pemerintahan ataupun pada kelompok-kelompok di luar pemerin-

tahan seperti partai-partai politik, kelompok gereja, dan korporasi

bisnis.13

Sementara itu, ‘Abd al-Waha>b al-Kaya>li> mendefinisikan

oligarki sebagai pemerintahan dan negara di mana kewenangan de facto berada di tangan segelintir orang yang terbentuk di dalam

masyarakat.14

Sementara itu, para pemikir yang memasukkan unsur

material sebagai titik tekan dalam teori oligarki mereka, di anta-

ranya, adalah: Sokrates (c. 469–399 B.C.E)15

yang mendefinisikan

oligarki sebagai pemerintahan orang-orang kaya yang di dalamnya

harta benda sangat diagung-agungkan.16

Begitu juga dengan Plato

(427-347 B.C.)17

yang mendefinisikasn oligarki sebagai konstitusi

yang didasarkan pada penilaian kekayaan di mana orang kaya

berkuasa dan orang miskin tidak punya peran dalam pemerinta-

han.18

Vedi R. Hadiz dan Richard Robison (2013) mendefinisikan

oligarki sebagai hubungan-hubungan sistem kekuasaan yang

memungkinkan terjadinya konsentrasi kekayaan dan kewenangan

12

Wolfe, “Robert Michels,” 175. 13

Carl Joachim Friedrich, “Oligarchy,” dalam Encylopaedia of the Social Sciences, volume XI-XII, ed. Edwin R.A. Seligman (New

York: The Macmillan Company, 1937), 462. 14

Kaya>li>, Mawsu>‘ah al-Siya>sah, 415. 15

Ahbel-Rappe dan Kamtekar, eds., Companion to Socrates, 414.

16Leo Strauss dan Joseph Cropsey, eds., History of Political Phi-

losophy (Chicago dan London: The University of Chicago Press, 1987),

61. 17

Strauss dan Cropsey, eds., History of Political Philosophy , 33. 18

John M. Cooper dan D. S. Hutchinson, eds. Plato: Complete Works (Indianapolis dan Cambridge: Hackett Publishing Company,

1997), 1162.

Page 66: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 39

sekaligus pertahanan kolektifnya.19

Sebelum itu, Richard Robison

dan Vedi R Hadiz (2004) mengidentifikasi rezim Orde Baru seba-

gai oligarki kompleks (complex oligarchy). Oligarki ini didefini-

sikan sebagai sebuah sistem pemerintahan di mana hampir semua

kekuasaan politik dipegang oleh segelintir orang kaya yang

membuat kebijakan masyarakat banyak. Kebijakan tersebut hanya

menguntungkan mereka sendiri secara finansial dan kurang atau

sama sekali tidak memperhatikan kepentingan sebagian besar

warga negaranya.20

Definisi ‘kekuasaan segelintir orang’ mendapat kritik

tajam terutama dari Jeffrey A. Winters. Proposisi tersebut telah

menjebak para ilmuwan pada definisi generik yang terpaku pada

pengertian etimologis semata. Mereka mengabaikan prinsip utama

oligarki yaitu kekayaan yang menjadi dasar material pembentu-

kannya. Alih-alih meneguhkan teori oligarki, mereka justru terje-

bak pada teori elite. Artinya, tanpa mempertimbangkan dasar

material itu, menurut Winters, oligarki sebenarnya tak pernah ada

meskipun yang berkuasa adalah segelintir orang. Oleh karena itu,

tidak setiap pemerintahan segelintir orang adalah oligarkis. Sebab,

kata Winters, jumlah orang yang berkuasa, sebagaimana digagas

oleh Aristoteles (384-322 B.C.)21

bukanlah dasar utama teori

oligarki.22

19

Vedi R. Hadiz dan Richard Robison, “The Political Economy

of Oligarchy and the Reorganization of Power,” Indonesia, no. 96

(Oktober 2013): 37. 20

“A system of government in which virtually all political power

is held by a very small number of wealthy... people who shape public

policy primarily to benefit themselves financially... while displaying

little or no concern for the broader interest of the rest of the citizenry.”

Richard Robison dan Vedi R Hadiz, Reorganising Power in Indonesia: The Politics of Oligarchy in an Age of Markets (London dan New Yor,

NY: RoutledgeCurzon, 2004), 16-17, note 6. 21

Strauss dan Cropsey, eds., Political Philosophy, 118. 22

Winters, Oligarchy, 2.

Page 67: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

40 Oligarki dan Demokrasi...

Winters dan Benjamin I. Page memang mengakui kekaya-

an sebenarnya bukanlah satu-satunya sumber daya kekuasaan.23

Atas dasar itu, ‘kekuasaan segelintir orang’ bisa juga terbentuk

atas dasar sumber daya kekuasaan yang lain di luar kekayaan. Me-

nurut Winters, sumber daya kekuasaan di luar kekayaan bukanlah

sumber daya pemerintahan oligarkis melainkan demokratis.

Winters dan Page menegaskan, konsep oligarki yang dimaknai

‘segelintir orang’ kemudian kehilangan kejelasan dan elaborasinya

karena campur aduk dengan pengertian tentang kekuasaan elite.24

Sebagai revisi atas definisi ‘segelintir orang,’ Winters dan

Benjamin I. Page (2009) meluruskan konsep oligarki dengan me-

ngadopsi definisi yang berasal dari Aristoteles. Oligarki merupa-

kan kekuasan yang dijalankan oleh para warga negara terkaya

yang selalu tumbuh menjadi golongan kecil.25

Pada bagian lain,

Winters (2011) menghilangkan frasa ‘golongan kecil’ dengan

mendefinisikan oligarki sebagai terkonsentrasinya kekuasaan atas

materi yang didasarkan pada penegakan klaim-klaim atau hak-hak

atas kepemilikan dan kekayaan.26

Hilangnya frasa ‘golongan kecil’

bagi Winters, pada hemat peneliti, bisa dipahami. Sebab, dia

berpendapat, jumlah penguasa bukanlah teori utama oligarki.

Definisi Winters itu, jelas lebih menekankan pada prinsip

oligarki, yakni ‘kekayaan’ dibandingkan definisi etimologisnya,

‘segelintir orang.’ Dari sisi ini, definisi terminologis tak selama-

nya sejalan dengan pengertian etimologisnya. Jadi, dalam kerang-

ka Winters, kekuasaan segelintir orang yang berasal dari kelom-

pok ras, etnik, keturunan, agama, organisasi, feodal, intelektual,

ulama,27

dan militer28

bukanlah oligarki selama sumber daya ke-

23

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732. 24

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732. 25

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732. 26Oligarchy is defined by concentrated material power based on

enforced claims or rights to property and wealth.Lihat Winters,

Oligarchy, 11. 27

Bedakan dengan Saeed Rahnema dan Haideh Moghissi yang

menyebut rezim penguasa di Iran yang didominasi oleh para ulama

Page 68: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 41

kuasaannya tidak dibangun di atas basis material,29

yaitu hak milik

dan kekayaan.

2. Pembentukan Oligarki: Penaklukan atau Akumulasi Kekayaan

Secara historis, menurut Carl Joachim Friedrich, kemun-

culan jenis pemerintahan oligarkis dipicu oleh salah satu dari dua

rangkaian keadaan yang utama. Pengaruh dari masing-masing

kondisi itu, bisa dilacak berkali-kali dalam periode sejarah yang

sebagai clerical oligarchy (oligarki para ulama). Padahal, basis kekuasa-

annya adalah jabatan resmi dan mobilisasi, bukan material. Lihat Rahne-

ma dan Moghissi, “Clerical Oligarchy,” 28-40. 28

Bandingkan dengan Amany Lubis yang menyebutkan salah

satu kesultanan Islam yang berkuasa panjang, yakni Dinasti Mamluk

(648-792 H/1250-1517) sebagai oligarki militer. Menurut Amani Lubis,

Dinasti Mamluk tidak menerapkan sistem turun temurun dalam suksesi

kekuasaan melainkan membentuk sistem oligarki militer yang memberi-

kan peluang bagi elite Mamluk yang paling perkasa untuk berkuasa.

Meski bercorak oligarki militer, Dinasti Mamluk banyak menerapkan

nilai-nilai demokratis, yang sekarang disebut sebagai pluralisme dan

multikulturalisme. Dalam konteks oligarki militer, Amani Lubis berpato-

kan pada oligarki secara generik, yaitu kekuasaan sedikit orang tanpa

mengukur basis kekuasaanya, yaitu kekayaan. Basis kekuasaan oligarki

militer lebih cocok dibaca sebagai kekuasaan keorsif yang justru menjadi

salah satu basis kekuasaan elite dalam sistem demokrasi bukan oligarki.

Lubis, Sistem Pemerintahan Oligarki, cover belakang.

Begitu juga dengan Edward Shils yang menyebutkan kaum mili-

ter di sepuluh negara baru telah mengambil kedudukan yang menentukan

dalam gelanggang politik sebagai oligarki militer yang modern. Kesepu-

luh negara tersebut adalah Indonesia, Birma, Laos, Pakistan, Irak, Uni

Emirat Arab, Sudan, Yordania, Libanon, dan Republik Korea. Shils,

“Angkatan Bersenjata,” 208. 29

Bedakan dengan J. Danang Widoyoko yang menulis oligarki

dalam pengertian segelintir elite dengan pendekatan modal sosial yang

dihubungkan dengan korupsi politik tanpa mengukur kadar oligarkinya

dari sisi wealth power. Lihat J. Danang Widoyoko, Oligarki dan Korupsi Politik Indonesia: Strategi Memutus Oligarki dan Reproduksi Korupsi Politik (Malang: Setara Press, 2013).

Page 69: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

42 Oligarki dan Demokrasi...

berbeda-beda. Pertama, ketika terjadi penaklukan bersenjata terha-

dap wilayah berpenduduk banyak oleh kelompok ras yang berbeda

seperti Yunani pada periode awal, suku Jermanik pada periode

migrasi, the Golden Horde dan Incas; Kedua, saat terjadinya

akumulasi kekayaan secara besar-besaran di tangan kelompok ma-

syarakat yang relatif kecil (sedikit) yang tidak bisa mempertahan-

kan kekuasaannya tanpa dukungan militer dan pemerintah.30

Oligarki ini memiliki hubungan dengan plutokrasi, meskipun yang

utama bisa ditemukan dalam rajutan masyarakat yang erat seperti

negara-kota Yunani, Italia, dan Jerman, dan bisa juga muncul pada

pemerintahan serupa pada abad delapan belas di Inggris; kecende-

rungan serupa, menurut Friedrich, mungkin juga bisa terdeteksi di

negara fasis Italia dan Sosialis Nasional Jerman.31

Sementara itu, dengan mengadopsi pendekatan sumber

daya kekuasaan (power resources) yang dibangun oleh Korpi

(1985),32

Winters dan Page mengakui akumulasi kekayaan sebagai

sumber utama kemunculan oligarki. Menurut keduanya, para

oligark dan oligarki bisa didefinisikan dan dipahami secara baik

dengan memfokuskan perhatian pada level individu perihal sum-

ber daya kekuasaan, khususnya sumber daya kekuasaan material

sebagaimana mengejawantah dalam harta benda (kekayaan) dan

hak milik.33

Blomley (2003, 121), sebagaimana dikutip Winters,

menyatakan bahwa hak milik (property) bersifat relasional inhe-

ren, sehingga “ditegakkan terhadap yang lain (held against

30

Friedrich, “Oligarchy,” 463. 31

Friedrich, “Oligarchy,” 463. 32

Lihat juga Walter Korpi dan Joakim Palme, “New Politics and

Class Politics in the Context of Austerity and Globalization: Welfare

State Regress in 18 Countries, 1975-95,” American Political Science Review 97, no. 3 (Agustus 2003): 425-446.

33Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732. Lihat juga

Nicholas Blomley, “Law, Property, and the Geography of Violence: The

Frontier, the Survey, and the Grid,” Annals of the Association of Ameri-can Geographers 93, no. 1 (Maret 2003): 121-141.

Page 70: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 43

others).”34

Konsep hak milik ini lebih dekat dengan proposisi yang

dibangun oleh prinsip libertarian tentang self-ownership (kepemi-

likan diri). Menurut prinsip ini, setiap orang memiliki dirinya

sendiri dan karena itu tidak berutang baik atas jasa maupun atas

produk terhadap orang lain. Prinsip ini biasa digunakan untuk

membela ketidaksetaraan kapitalis yang justru diklaim untuk

merefleksikan kebebasan setiap orang dalam melakukan apa saja

yang dia kehendaki atas dirinya sendiri.35

Hanya saja, dalam konteks hak milik, Winters tidak

mempermasalahkan apakah hak milik itu didapat dengan cara-cara

yang legitimate atau tidak. Winters lebih fokus pada implikasi

dari hak milik itu. Menurut Winters, para ahli ekonomi meman-

dang, hak milik bersifat ekslusif dalam arti bisa dipegang oleh satu

individu atau lembaga dengan menyangkal klaim pihak lain. Akan

tetapi, sifat ekslusif juga membuat hak milik rawan terkena tanta-

ngan, yang disebut para ahli ekonomi sebagai biaya penegakan hak (enforcement costs)

36. Klaim “semuanya milikku” akan selalu

dibalas tanggapan “kata siapa?” atau “kata apa?” Ancaman-anca-

man dari tantangan seperti itu makin meningkat selagi kelangkaan

harga meningkat; selagi makin banyak orang membuat klaim dan

klaim tandingan; dan selagi besar harta yang diklaim oleh sedikit

orang menjadi makin tak merata. Menurut Winters, klaim, klaim

tandingan, ekslusi, dan ketidaksetaraan menjelaskan mengapa

harta tidak bisa dipertahankan tanpa sarana penegasan hak. Kebu-

tuhan akan kapasitas pemaksaan yang ampuh meningkat selagi

ketidakseimbangan-ketidakseimbangan harga yang diklaim me-

ningkat. Terciptalah tantangan politik besar bagi orang kaya seba-

gai individu maupun kelompok. Karena alasan itulah pertahanan

34

Winters, Oligarchy, 20. 35

G. A. Cohen, Self-Ownership, Freedom, and Equality (Cam-

bridge: Cambridge University Press, 1995), i. 36

A. Mitchell Polinsky dan Steven Shavell, “Enforcement Costs

and the Optimal Magnitude and Probability of Fines,” the Journal of Law and Economics 35, no. 1 (April, 1992): 133.

Page 71: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

44 Oligarki dan Demokrasi...

kekayaan menjadi dinamika politik utama dan tujuan semua

oligark.37

Dalam konteks ini, Aristoteles sebagaimana dikutip Joac-

him Friedrich, telah membedakan prinsip oligarki yakni kekayaan

(wealth) dengan kebajikan (virtue) yang menjadi prinsip aristo-

krasi.38

Pada umumnya, menurut Friedrich,39

Winters dan Benja-

min I. Page,40

karakteristik oligarki mengacu pada ketidaksetaraan

politik ekstrem yang secara niscaya menyebabkan ketidaksetaraan

materi yang ekstrem pula. Ketimpangan tersebut sangat kontras

terjadi, terutama menurut Friedrich, saat kesejahteraan masyara-

kat secara keseluruhan sedang mengalami penurunnan.41

Akan

tetapi, Winters sendiri justru membalik karakteristik umum terse-

but. Dia menyatakan, ketidaksetaraan materi yang ekstrem secara

niscaya menghasilkan ketidaksetaraan politik yang ekstrem pula.

Kondisi ini bisa terjadi baik dalam sistem demokrasi maupun

otoritarian.42

Para oligark adalah aktor-aktor yang secara personal

menguasai atau mengontrol akumulasi kekayaan yang massif—

sebuah bentukkekuasaan materi yang berbeda dengan semua

sumber-sumber kekuasaan yang lain. Kekayaan jenis ini, menurut

Winters dan Page, siap dikerahkan untuk tujuan-tujuan politik.43

Tingkatan dan karakter kekuasaan oligarkis berbeda-beda

tergantung pada tempat dan periode sejarah, mulai dari yang liar

dan tidak terbatas hingga yang jinak dan terbatas.44

Di beberapa

negara, para oligark menyandarkan kekuasaan mereka pada identi-

tas ras atau kesukuan, keterpandangan (noble birth), atau agama.

Akan tetapi, kekuasaan oligarkis selalu mencakup isu-isu yang

37

Winters, Oligarchy, 20. 38

Friedrich, “Oligarchy,” 463. 39

Friedrich, “Oligarchy,” 463-64. 40

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 744. 41

Friedrich, “Oligarchy,” 464. 42

Jeffreys A. Winters, “Oligarchy and Democracy in Indonesia,”

Indonesia 96 (Oktober 2013): 12. 43

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 733. 44

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 733.

Page 72: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 45

memengaruhi kepentingan material yang inti dari orang-orang

kaya dalam menjaga klaim terhadap apa yang mereka miliki dan

memungkinkan pencaplokan yang lebih banyak.45

Secara jelas,

kepentingan-kepentingan oligarki terfokus pada mempertahankan

kekayaan (menolak penyitaan dengan paksa) dan mempertahankan

pendapatan (menolak redistribusi hukum kepemilikan sehingga

kepemilikan pribadi dinyatakan aman). Sejak peradaban awal

hingga tumbuhnnya negara modern, para oligark mencurahkan

sebagian besar perhatian mereka untuk mempertahankan kepemili-

kan. Para oligark juga memaksakan diri untuk membuat investasi

utama dalam kapasitas-kapasitas untuk kekerasan dan pemak-

saan.46

Pertahanan kekayaan, lanjut Winters, memiliki dua dimen-

si yaitu pertahanan harta dan pertahanan pendapatan. Keduanya

dinilai penting bagi keberadaan dan keberlangsungan oligarki.

Akan tetapi, kadar relatif keduanya dan kadar keterlibatan

langsung oligark dalam politik pertahanan harta dan pendapatan

sangat beragam.47

Winters dan Page menyatakan, terdapat tiga

aspek kekayaan material yang menyebabkan harta benda bisa

melayani kebutuhan sumber daya kekuasan politis secara unik dan

tetap dalam banyak peradaban manusia. Pertama, kekayaan secara

umum terkonsentrasi di antara sangat sedikit warga negara.

Kedua, kekayaan material dalam bentuk apapun (uang di bank,

kepemilikan saham perusahaan-perusahaan, kepemilikan tanah)—

hampir di semua tempat dan waktu—secara mudah bisa diterje-

mahkan ke dalam pengaruh politik yang subtansial. Ketiga, kepe-

milikan kekayaan material disertai dengan satu set kepentingan-

kepentingan politik. Kepentingan-kepentingan untuk melanggeng-

kan dan melindungi kekayaan tersebut; kepentingan-kepentingan

untuk menentukan penggunaannya secara bebas dalam berbagai

45

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 733. 46

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 733. 47

Winters, Oligarchy, 23.

Page 73: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

46 Oligarki dan Demokrasi...

tujuan; dan kepentingan-kepentingan untuk memperoleh kekayaan

yang lebih banyak lagi.48

Oligarki, Winters dan Page menegaskan, terbentuk oleh

kekayaan material49

yang sangat terkonsentrasi secara umum.

Kondisi itu disertai dengan kekuasaan politik yang besar dan doro-

ngan untuk menggunakan kekuasaan tersebut agar memenangkan

bentuk tertentu dari keuntungan ekonomi-politik. Oleh karena itu,

kepemilikan kekayaan yang besar mendefinisikan keanggotaan

dalam sebuah oligarki, menyediakan sarana untuk mengerahkan

kekuasaan oligarkis, dan memberikan insentif untuk menggunakan

kekuasaan tersebut demi tujuan-tujuan politik inti dalam membela

kekayaan. Pertahanan atas kekayaan tergantung pada konteks

nasional dan sejarah yang bisa berarti mempertahankan kekayaan,

mempertahankan keuntungan, atau kedua-duanya.50

Argumen Wi-

nters dan Page adalah hanya kekayaan semacam itu yang secara

konsisten merupakan sumber daya kekuasaan politik yang utama.

Kekayaan semacam itu pula yang seringkali merupakan sumber

daya paling penting yang berhubungan dengan kebijakan-kebija-

kan tertentu.

Jelas, Winters dan Page mengakui, kekayaan bukanlah

satu-satunya sumber daya kekuasaan politik. Kekuasaan bisa juga

berasal dari memegang jabatan politik formal, berasal dari menik-

mati hak-hak politik (seperti “one person one vote/satu orang

satusuara”51

di bawah sebuah sistem pemilihan yang demokratis),

48

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732. 49

Kekayaan material (material wealth) adalah hal-hal yang me-

nimbun kekayaan seperti tanah, sumber-sumber makanan, kepemilikan

harta rumah tangga, dan barang-barang perhiasan yang bisa diwariskan.

Anna Marie Prentiss, et al., “The Cultural Evolution of Material Wealth-

Based Inequality at Bridge River, British Columbia,” American Anti-quity 77, no. 3, (2012): 543.

50Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732.

51Hans A. von Spakovsky dan Elizabeth H. Slattery, “One Per-

son, One Vote: Advancing Electoral Equality, Not Equality of Represen-

tation,” Legal Memorandum no. 161 (10 September 2015): 2.

Page 74: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 47

berasal dari kapasitas personal dan organisasional untuk memo-

bilisasi orang lain, dan bisa juga berasal dari kapasitas koersif atau

kekuatan bersenjata. Dalam kebanyakan pemerintahan modern,

bagaimanapun, fungsi koersif dimonopoli secara luas oleh

negara.52

Dalam sejumlah atau kebanyakan sistem politik, terkon-

sentrasinya kekayaan di tangan sekelompok kecil anggota masya-

rakat merupakan sumberdaya kekuasan politik yang serbaguna dan

ampuh. Saat masyarakat umum berpolitik, dengan kekayaan,

oligark bisa merekrut atau mengajak sumber daya-sumber daya

politik lain yang sangat berpengaruh. Dalam keadaan yang luar

biasa, memutuskan ancaman terhadap kepemilikan dan kekayaan

bisa memprovokasi para warga negara terkaya untuk terlibat

dalam membuat kerusuhan dan kadang-kadang terlibat reaksi

kekerasan politik dan ekonomi.53

Keistimewaan kualitas kekuasaan politik yang didasarkan

pada kekayaan adalah kekuasaan ini tidak tergantung pada lama-

nya waktu atau aksi yang luas oleh individu-individu dari orang-

orang kaya sendiri atau tidak juga mengandalkan potensinya atas

mobilisasi dan koordinasi di antara para oligark. Orang-orang kaya

seringkali mengontrol organisasi besar seperti perusahaan-perusa-

haan bisnis, yang bisa bertindak demi mereka. Mereka bisa merek-

rut tentara professional, aktor-aktor yang cakap dari kelas mene-

ngah dan kelas atas yang bekerja sebagai advokat-advokat bergaji

dan pembela kepentingan utama dari oligark.54

Dalam masyarakat

modern, aktor-aktor tersebut seringkali merupakan penghuni

yayasan-yayasan, berbagai think tanks, firma hukum yang terko-

neksi politik, konsultan-konsultan, dan organisasi-organisasi lobi.

Pada waktu tertentu, mereka merupakan politikus-politikus atau

pejabat-pejabat yang direkrut dan didanai oleh orang-orang kaya.

Mereka berbaur secara halus ke dalam politik pluralis kompleks

yang saling memberi dan menerima. Meski begitu, karakter, fokus

52

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732. 53

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732. 54

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732.

Page 75: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

48 Oligarki dan Demokrasi...

dan pengaruh mereka benar-benar berbeda: tujuannya untuk

memajukan kepentingan-kepentingan material dasar dari orang-

orang kaya.55

Winters menjelaskan, sebagaimana dikutip Fajar Kuala

Nugraha, pada dasarnya tidak semua oligark terjun langsung

dalam perebutan kekuasaan. Tingkatannya, dapat diukur melalui

seberapa besar ancaman terhadap kekayaan para oligark. Artinya,

semakin besar kadar ancaman dari kekuasaan, semakin aktif para

oligark dalam perebutan kekuasaan baik melalui Pemilu maupun

Pemilukada. Kondisi ini, berbeda halnya ketika ancaman terhadap

kekayaan oligark relatif kurang, bahkan cenderung mendapatkan

perlindungan dari negara sehingga dapat dipastikan keterlibatan

oligark dalam politik praktis sangat pasif. Sebagai gantinya, para

oligark akan berusaha membangun hubungan patron-client56 dengan aktor-aktor negara.

57

Level keterlibatan oligark dalam politik praktis melalui

Pemilu atau Pemilukada juga, menurut Nugraha, menjadi jawaban

atas pertanyaan kritis yang dilontarkan oleh beberapa kalangan

yang mempertanyakan bagaimana mungkin oligarki dan demo-

55

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732. 56

Hubungan patron-client(sebuah hubungan pertukaran antar

peran) adalah sebuah kasus khusus dalam ikatan dyadic (dua-orang) yang

melibatkan pertemanan instrumental secara luas di mana seorang indivi-

du dari status sosioekonomi yang lebih tinggi (patron) menggunakan pe-

ngaruh dan sumber dayanya untuk memberikan perlindungan atau berba-

gai manfaat atau keduanya, terhadap seorang individu yang status sosio-

ekonominya lebih rendah (client). Pada gilirannya, client memberikan

imbalan dengan menawarkan dukungan dan bantuan secara umum,

termasuk pelayanan personal kepada patron. Dalam literatur antropologi,

patron-client berhubungan dengan beberapa istilah seperti clientelism, dyadic contract, personal network, dan action-set. James C. Scott,

“Patron-Client Politics and Political Change in Southeast Asia,” The American Political Science Review 66 no. 1 (Maret 1972):92.

57Fajar Kuala Nugraha, “Pemilukada: Menguatnya Politik Oli-

garki Lombok Timur Tahun 2013,” Jurnal Mahasiswa Ilmu Pemerintahan

1, no. 2 (2014): 4.

Page 76: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 49

krasi dapat berjalan dalam satu sistem politik. Meskipun, pada

dasarnya oligarki dan demokrasi memiliki dasar kekuasaan berbe-

da, di mana oligark meletakkan konsentrasi kekuasaan pada

kekayaan (klaim terhadap kepemilikan dan kekayaan), sedangkan

demokrasi meletakkan konsentrasi pada persebaran kekuasaan

nonmaterial seperti hak, prosedur, dan tingkat partisipasi.58

Impli-

kasinya, menurut Nugraha, adalah demokrasi telah dimanfaatkan

oleh para oligark hingga akhirnya menciptakan demokrasi di

bawah bayang-bayang oligarki. Nugraha pun pesimistis. Alih-alih

demokrasi berhasil menghentikan para oligark untuk memperta-

hankan kekuasaan dan kekayaan, para oligark justru melakukan

berbagai cara demi menyesuaikan diri pada demokrasi.59

Bagan 2.1. Teori Oligarki

Dari Bagan 2.1. terlihat bahwa oligarki terbentuk dan

terdefinisikan saat terjadi stratifikasi kekayaan yang ekstrem. Ke-

kayaan jenis inilah yang mendorong oligark untuk mempertahan-

58

Nugraha, “Politik Oligarki,” 4. 59

Nugraha, “Politik Oligarki,” 5.

Ketidaksetaraan materi yang ekstrem (stratifikasi material)

Oligark dan Oligarki

Pertahanan Kekayaan(Harta dan Pendapatan)

Ketidaksetaraan materi dan politik yang ekstrem

Sumber: Diolah dari Winters, Jeffrey A.Oligarchy. New York:

Cambridge University Press, 2011.

Page 77: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

50 Oligarki dan Demokrasi...

kannya. Dalam hal ini, terdapat dua jenis pertahanan yaitu perta-

hanan harta dan pertahanan pendapatan yang dilakukan melalui

jalur politik. Munculah istilah, politik pertahanan kekayaan. Jika

oligark berkuasa langsung, motif pertahanan kekayaan pun jadi

melebar ke motif-motif sumberdaya kekuasaan lain yang non-

mterial. Jika berkuasa tak langsung (di balik layar), motif kekuasa-

an pun semata pertahanan kekayaan. Akibatnya, jika oligarki tidak

dijinakkan oleh hukum dalam sistem demokrasi, kekuasaan

oligarkis akan menimbulkan ketidaksetaraan materi yang ekstrem

dan ketidaksetaraan politik yang ekstrem pula.

3. Distingsi antara Elite dan Oligarki

Penafsiran materialis60

tentang oligarkisangat dominan

sejak jaman dahulu sampai kemunculan teori elite pada penghu-

jung abad 19. Teori elite dibangun oleh para sarjana seperti

Gaetano Mosca (1858-1941), Vilfredo Pareto (1848-1923), dan

Robert Michels (1876-1936). Mereka merentangkan analisis ten-

tang oligarki dengan memasukkan sumber-sumber kekuasaan lain

selain kekayaan.61

Akibatnya, konsep oligarki campur aduk

dengan teori elite. Menurut Winters, memang para penggagas

teori elite pertama—Mosca, Pareto, dan Michels—mengakui ada-

nya tempat bagi kekuasaan material. Akan tetapi, dalam tulisan

mereka, ketiganya coba menggeser perhatian analitis ke aspek

kekuasaan minoritas lain di antara para pelaku yang berpengaruh

di puncak pemerintahan dan kerajaan. Akibatnya, walau ketiganya

membahas oligark dan oligarki, istilah-istilah tersebut mereka

60

Konsep materialis bermuara pada teori materialisme historis

Karl Marx yang diturunkan dari dialektika historis Hegel. Materialisme

historis tersebut didasarkan pada sumber daya alokatif tertinggi dalam

organisasi sosial melalui penerapan hubungan-hubungan atau kekuatan-

kekuatan dialektika produksi secara universal. Lihat Anthony Giddens, A Contemporary Critique of Historical Materialism: Power, Property, and the State (Berkeley dan Los Angeles: University of California Press,

1981), 109. 61

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?”733.

Page 78: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 51

gunakan bergantian dengan elite, bangsawan, elite pemerintah,

dan kelas penguasa. Pembauran makna dan pencampuran istilah

itu, menurut Winters, mengawali hilangnya kejernihan dan presisi

seputar konseptualisasi materialis atas oligark dan sumber daya

kekuasaannya.62

Mosca menyatakan, semua masyarakat mengandung seke-

lompok kelas yang relatif kecil (oligarkis) yang berkuasa dan seke-

lompok kelas sangat besar yang terdiri dari mayoritas penduduk

yang dikuasai.Dalam kerangka Mosca, kelas yang relatif kecil

tidak mesti terbentuk atas dasar material yang dalam kerangka

Winters, itu bukanlah oligarki melainkan elite. Oleh karena itu,

menurut Mosca, demokrasi tidak pernah memperkenalkan kekua-

saan mayoritas.63

Begitu juga dengan Paretoyang mengelaborasi

segelintir orang dari kelas borjuis Italia. Pareto mengkritik kelas

borjuis itu yang dinilainya telah memanfaatkan negara untuk

mempromosikan apa yang disebutnya bourgeois socialism (sosia-

lisme borjuis) melalui pajak, berbagai monopoli dan belanja mili-

ter. Akan tetapi, semua itu justru dirancang untuk memperkuat

pengusaha-pengusaha industri dan tuan-tuan tanah tertentu.64

Sementara itu, Michels mempopulerkan jargon, “orang

yang bicara organisasi, bicara oligarki.”65

Jargon tersebut merupa-

kan “hukum besi oligarki.” Pada 1911, Michels mengokohkan

dirinya sebagai teoretikus utama tentang elite melampaui Mosca

dan Pareto untuk mengjelaskan mengapa dominasi elite tak dapat

dihindari.66

Dengan mengambarkan pengetahuannya yang detil

tentang the Social Democratic Party of Germany (dalam Bahasa

Jerman: Sozialdemokratische Partei Deutschlands atau SPD),

62

Winters, Oligarchy, 31. 63

Bellamy, “Gaetano Mosca,” 182. 64

Richard Bellamy, “Vilfredo Pareto 1848-1923,” dalam The Routledge Dictionary of Twentieth-Century Political Thinkers, eds.

Robert Benewick dan Philip Green (London dan New York: Routledge,

1998), 197. 65

Wolfe, “Robert Michels,” 175. 66

Wolfe, “Robert Michels,” 175.

Page 79: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

52 Oligarki dan Demokrasi...

Michels berargumen, para elite lebih cakap, sedangkan orang

kebanyakan secara psikologis tunduk. Organisasi pada dirinya

menumbuhkan oligarki. Jika Karl Marx berpendapat bahwa domi-

nasi kapitalis tergantung pada pemisahan buruh dari kontrol alat-

alat produksi, Michels berargumen bahwa oligarki berasal dari

cara di mana organisasi memisahkan anggotannya dari alat-alat

kekuasaan kolektif. Pembagian buruh menyebabkan para pemim-

pin secara fungsional sangat diperlukan, mendongkrak posisi

sosial mereka atas rakyat jelata (proletariat).67

Dengan demikian, menurut Michels, para elite mengeje-

wantahkan berbagai kepentingan kelas mereka. Akbatnya, mereka

mengabaikan tujuan dasar untuk mendukung kelestarian organi-

sasi. Pada saat yang sama, organisasi mengingkari kesempatan

para anggotanya untuk ikut serta. Organisasi mendidik anggota-

nya agar tetap patuh dan mencegah mereka agar tidak mengontrol

pengambilan keputusan. Persaingan antar elite memang muncul,

tapi konsesi dan kerja sama menjamin kelangsungan mereka.

Pemberontakan dari bawah mengancam kecakapan pemimpin-

pemimpin dalam mengatur agenda isu, meskipun kontrol mereka

atas administrasi tetap menjamin dominasi elite.68

Winters menilai “hukum besi oligarki” Michels yang

terkenal itu,banyak mengandung kebingunan. Kalau diteliti lebih

cermat, ternyata bukan teori oligarki, melainkan analisis mengenai

bagaimana kaum elite akhirnya mendominasi semua organisasi

yang kompleks.69

Dalam kerangka Winters, itu bukanlah oligarki

melainkan “hukum besi elitisme.” Penilaian Winters ini bisa dipa-

hami karena prinsip oligarki adalah kekyaan sedangkan Michels

lebih fokus pada kekuasaan ‘segilintir orang’ dari aktor-aktor

organisasi. Padahal, menurut Winters, jumlah orang yang berkuasa

bukanlah dasar utama teori oligarki atau demokrasi yang digagas

Aristoteles.70

67

Wolfe, “Robert Michels,” 175. 68

Wolfe, “Robert Michels,” 175. 69

Winters, Oligarchy, 2. 70

Winters, Oligarchy, 2.

Page 80: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 53

Akibatnya, menurut Winters, makna oligarki yang me-

ngacu ke Michels, begitu tidak jelas. Sebab, hampir semua sistem

politik atau komunitas yang belum melibatkan keikutsertaan para

anggotanya secara penuh dan terus-menerus disebut oligarkis.71

Winters dan Page menegaskan, konsep oligarki kemudian kehila-

ngan kejelasan dan elaborasinya karena campur aduk dengan

pengertian tentang kekuasaan elite.72

Lalu, Winters dan Page

mencontohkan Pareto yang melihat demokrasi liberal sebagai

kepalsuan “demagogic plutocracies”73

di mana para politikus, bos-

bos partai, pemimpin-pemimpin perserikatan, para kapitalis, dan

elite-elite lain terlibat dalam hubungan patron-client (kaki tangan)

yang disiram aliran uang.74

Pemahaman utama oligarki, mengacu ke Winters, adalah

aktor memimpin dan mengontrol sebagian besar material yang

terpusat dan bekerja untuk mempertahankan kekayaan dalam

status sosial ekslusif.75

Sedangkan elite adalah minoritas pelaku di

puncak masyarakat yang berpengaruh karena mereka memegang

jabatan di pemerintahan, organisasi-organisasi besar (baik sekuler

maupun religius), atau korporasi (baik pribadi maupun publik).76

Winters menegaskan, dinamika poltik dan tujuan utama oligark

adalah pertahanan kekayaan. Pertahanan ini merupakan satu pola

konsisten dalam sejarah manusia di mana pengumpulan kekayaan

dan kekuasaan yang besar terjadi di tangan minoritas yang sangat

kecil.77

Dalam sistem negara modern, pertahanan kekayaan tak

lagi membuat oligark mempersenjatai diri dan bertarung membela

klaim harta, atau menggunakan sumber daya material untuk

71

Winters, Oligarchy, 2. 72

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732. 73

Joseph V. Femia, Pareto and Political Theory (London dan

New York: Routledge, 2006), 100-23. 74

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732. 75

Winters, Oligarchy, 6. 76

Winters, Oligarchy, 13. 77

Winters, Oligarchy, 21.

Page 81: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

54 Oligarki dan Demokrasi...

membeli jasa kemampuan pemaksaan pihak lain. Menurut

Winters, pergulatan oligark bergeser, menjadi pengerahan sumber

daya material bagi professional spesialis (pengacara, akuntan,

konsultan penghindaran pajak, dan pelobi) untuk tetap menjaga

sebanyak-banyaknya harta dan pendapatan mereka agar tidak

jatuh ke tangan negara. “Jadi, sifat oligark tak terpisahkan dari

hakikat rezim pertahanan harta.”78

Inilah yang membedakan oli-

garki dengan elite79

yang tujuan politik utamnaya adalah perebu-

tan kekuasaan. Oleh karena itu, pelaku yang berasal dari minoritas

kecil yang menggunakan sumberdaya kekuasaan dari jabatan

resmi merupakan elite dan bukan oligarki.80

Dasar kemunculan oligarki adalah konsentrasi kekayaan

yang sangat ekstrem di masyarakat. Sedangkan dasar kemunculan

elite adalah struktur kelas81

yang terdapat di masyarakat.82

Semen-

tara itu, jumlah penguasa dalam oligarki bukanlah teori utama

baik banyak maupun sedikit. Yang terpenting adalah kekuasaan

tersebut didasarkan pada kekayaan. Oleh karena itu, oligarki

selalu merujuk pada hubungan erat antara kekayaan dan kekua-

78

Winters, Oligarchy, 24. 79

Elite adalah mereka yang memiliki kontrol atau akses yang

sangat tak sepadan atau ekstrem terhadap sumber daya ekonomi, sosial,

budaya, politik, atau pengetahuan (knowledge capital). Shamus Rahman

Khan, “The Sociology of Elites,” The Annual Review of Sociology no.

38(Mei 2012): 361. 80

Winters, Oligarchy, 14. 81

Kata “kelas” biasa digunakan baik sebagai kata benda maupun

sebagai kata sifat. Sebagai kata benda, orang mungkin mengajukan per-

tanyaan, “Menurut Anda, Anda termasuk kelas apa?” dan jawabannya

mungkin “Kelas pekerja.” Sebagai kata sifat, kata kelas membatasi

serangkaian konsep-konsep: hubungan kelas, struktur kelas, lokasi kelas,

formasi kelas, kepentingan kelas, konflik kelas, dan kesadaran kelas.

Istilah kelas menjadi lebih produktif saat digunakan sebagai kata sifat

(adjective). Erik Olin Wright, ed. Approaches to Class Analysis (Cam-

bridge: Cambridge University Press, 2005), 8. 82

Winters, Oligarchy, 275.

Page 82: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 55

saan.83

Di sisi lain, jumlah penguasa dalam elite adalah minoritas

yang dominan dan kekuasaannya didasarkan pada pendidikan dan

informasi, kerumitan organisasi, etnis, dan jejaring ekslusif seperti

yang terbentuk dalam kekuasaan komite eksekutif dan pemerinta-

han perwakilan.84

Tabel 2.1. Perbedaan Teori Elite dengan Teori Oligarki

No Indikator Teori Elite Teori Oligarki

(1) (2) (3) (4)

1 Pemahaman utama

Minoritas pelaku di puncak

masyarakat yang

berpengaruh karena mereka

memegang jabatan di

organisasi-organisasi besar.

Aktor memimpin dan

mengontrol sebagian besar

material yang terpusat dan

bekerja untuk

mempertahankan kekayaan

dalam status sosial

ekslusif.

2 Masalah inti Perebutan kekuasaan. Pertahanan kekayaan.

3 Dasar Kemunculan Struktur kelas yang terdapat

di masyarakat.

Konsentrasi kekayaan

yang cukup ekstrem di

masyarakat.

4 Sumber daya kekuasaan

Sumber daya kekuasaan

berasal dari non material

seperti jabatan baik formal

maupun informal.

Akibatnya, ketika masa

jabatan telah usai berbagai

kekuasaan yang dimiliki

secara otomatis menghilang

bahkan kecil peluang untuk

menjadi elite kembali.

Sumber daya kekuasaan

utama adalah material

(dengan bentuk yang

beragam), sehingga

menjabat atau tidak

menjabat, kekuasaan besar

tetap dimiliki oligark di

tengah masyarakat.

5 Jumlah penguasa

Minoritas elite (berdasarkan

pendidikan dan informasi,

kerumitan organisasi, etnis,

dan jejaring eksklusif).

Tidak tergantung pada

minoritas maupun

mayoritas jika berkuasa

berdasarkan kekayaan.

83

Winters, Oligarchy, 27. 84

Winters, Oligarchy, 31.

Page 83: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

56 Oligarki dan Demokrasi...

Sumber: Fajar Kuala Nugraha, “Pemilukada: Menguatnya

Politik Oligarki Lombok Timur Tahun 2013,”

Jurnal Mahasiswa Ilmu Pemerintahan 1, no. 2

(2014): 4.

Kemudian, Winters membagi sumber daya kekuasaan85

individu ke dalam lima jenis. Empat di antaranya merupakan sum-

ber daya kekuasaan elite dan sisanya merupakan sumber daya

kekuasaan oligark dan oligarki. Kelima jenis sumber daya kekua-

saan tersebut adalah kekuasaan berdasarkan hak politik formal,

jabatan resmi dalam pemerintahan atau organisasi, kekuasaan

pemaksaan (koersif), kekuasaan mobilisasi, dan kekuasaan

material.86

Hak politik formal adalah hak pilih bagi semua orang dan

berpartisipasi dalam politik yang merupakan sumber daya kekua-

saan yang paling banyak dan paling tersebar pada level individu.

Hak ini mencakup satu suara untuk setiap orang, kebebasan ber-

pendapat tanpa ditindas, dan kesempatan mendapat akses terha-

dap informasi yang dimiliki semua orang dalam masyarakat.87

Sedangkan jabatan resmi yang tinggi di pemerintahan, organisasi

besar (sekuler dan agama), atau perusahaan (pribadi dan publik),

menurut Winters, adalah suatu sumber daya kekuasaan yang pu-

nya pengaruh dramatis pada profil kekuasaan segelintir individu.

Pada zaman modern, organisasi-organisasi tersebut adalah badan

berdasarkan aturan yang mengonsentrasikan kekuasaan dengan

menghimpun sumber daya keuangan, jejaring operasi, dan penge-

85

Bandingkan dengan Bo Rothstein, Marcus Samanni, dan Jan

Teorell, “Explaining the Welfare State: Power Resources vs. The Quality

of Government,” European Political Science Review: European Consor-tium for Political Research (Tanpa Bulan dan Tahun Terbit), 1-28.

86Winters, Oligarchy, 11-20.Lihat juga Abdul Aziz Ahmad,

“Catatan Pembubaran HTI: Kanan, Kiri, dan Oligarki,” Gatra, 17 Mei

2017, 22-23. 87

Winters, Oligarchy, 13.

Page 84: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 57

lompokan anggota atau bawahan yang bisa dipimpin, dilibatkan,

atau diperintah melalui kelembagaan.88

Sementara itu, kekuasaan pemaksaan (koersif)89

adalah

komponen profil kekuasaan yang bersifat individu dan telah

berubah secara radikal seiring berjalannya peradaban. Gagasan

terpenting Weber, menurut Winters, adalah fokus kepada peran

dan lokasi sosial pemaksaan dan kekerasan sebagai ciri khas

negara modern dibandingkan segala bentuk politik sebelumnya.

Sebelum kemunculan negara modern, kapasitas pemaksaan terse-

bar di antara banyak pelaku di masyarakat. Ketidakseimbangan

ekstrem dalam kapasitas individu melakukan kekerasan berarti

bahwa kekuasaan pemaksaan itu penting dalam profil kekuasaan

individu. Pencapaian utama negara modern adalah perlucutan

senjata yang efektif atas semua individu, atau mengikuti kata-kata

Weber,90

kemampuan negara memonopoli sarana pemaksaan yang

sah.91

Kekuasaan mobilisasi adalah kapasitas individu untuk me-

nggerakkan atau memengaruhi yang lain—kemampuan memimpin

orang, meyakinkan pengikut, menciptakan jejaring, menghidupkan

gerakan, memancing tanggapan, dan menginspirasi orang untuk

bertindak (termasuk membuat mereka mengambil risiko dan

berkorban). Kekuasaan mobilisasi juga merujuk pada perubahan

88

Winters, Oligarchy, 13-14. 89

Kekuasaan pemaksaan (coercive power) adalah kemampuan

agen dalam mejalankan konsekuensi negatif kepada pihak lain seperti

penurunan pangkat atau mutasi ke tugas atau jabatan yang kurang dii-

nginkan. Margaret Ann Faeth, “Power, Authority and Influence: A Com-

parative Study of the Behavioral Influence Tactics Used by Lay and

Ordained Leaders in the Episcopal Church,” (Disertasi PhD Virginia

Polytechnic Institute and State University, 2004), 11. 90

“Today, however, we have to say that a state is a human com-munity that (successfully) claims the monopoly of the legitimate use of physical force within a given territory.” Max Weber, “Politics as a Voca-

tion,” dalam From Max Weber: Essays in Sociology, eds. H. H. Gerth

dan C. Wright Mills (New York: Oxford University Press, 1946), 78. 91

Winters, Oligarchy, 15.

Page 85: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

58 Oligarki dan Demokrasi...

yang kadang tajam pada profil kekuasaan individual pelaku yang

berada dalam keadaan mobilisasi pada periode tertentu. “Pelaku

dengan konsentrasi tinggi kekuasaan mobilisasinya termasuk

kategori elite, bukan oligark.”92

Terakhir adalah sumber daya kekuasaan material. Keka-

yaan, menurut Winters, adalah sumber daya kekuasaan yang men-

definisikan oligark dan menggerakkan politik serta proses oligarki.

Sumber daya kekuasaan material menyediakan dasar untuk

tegaknya oligark sebagai pelaku politik yang tangguh. Sumber

daya material dalam berbagai bentuk (yang paling luwes adalah

uang tunai) sudah lama dikenali sebagai sumber kekuasaan ekono-

mi, sosial, dan politik. Orang bisa menjadi sama sekali tak berkua-

sa kalau tidak punya kekayaan. Akan tetapi, orang masih bisa

mendapat kuasa melalui sumber-sumber daya kekuasaan lainnya.

Meski begitu, kumpulan kekayaan yang besar dan terkonsentrasi

di tangan sebagian kecil anggota masyarakat mewakili sumber

daya kekuasaan yang bukan hanya tak tersedia bagi yang tidak

memiliki harta, tapi juga jauh lebih luwes dan kuat daripada

sumber daya kekuasaan formal atau prosedural seperti hak pilih

yang setara bagi semua orang—terutama bila diukur di tingkat

individu. “Keluwesan luar biasa kekuasaan material itulah yang

menjadikannya sangat penting dalam politik. Kekuasaan material

yang bisa membeli pertahanan kekayaan, baik dalam bentuk

kemampuan pemaksaan atau menyewa jasa pertahanan dari pro-

fessional yang ahli.”93

Dengan demikian, tidak setiap kekuasaan yang dipegang

oleh segelintir orang adalah oligarkis. Kekuasaan yang didasarkan

pada sumber daya kekuasaan94

material semata yang memenuhi

kategori tersebut. Sumber daya material itu mengejawantah dalam

92

Winters, Oligarchy, 15-16. 93

Winters, Oligarchy, 18. 94

Lihat juga Michael Kellermann, “Power Resources Theory and

Inequality in the Canadian Provinces,” (makalah dipresentasikan pada

the Harvard Comparative Political Economy Workshop, Cambridge,

MA., 7-8 Oktober 2005).

Page 86: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 59

kekayaan dan hak milik. Sumber daya inilah yang mendorong

terbentuknya oligarki saat terjadi ketimpangan ekonomi yang

tajam. Jika sumber daya ekonomi menyebar secara merata sehing-

ga mencapai keseimbangan tertentu, oligarki pun tak pernah ada.

Jadi, setiap oligark memang dapat dipastikan sebagai elite. Akan

tetapi, tidak setiap elite adalah oligark. Hanya elite dengan sum-

ber daya kekuasaan yang didasarkan pada kekayaanlah yang dise-

but oligark. Konsekuensinya, para sarjana yang mendefinisikan

oligarki secara generik yaitu ‘kekuasaan segelintir orang’ dan

melupakan prinsipnya yaitu ‘kekayaan’ menjadi terbantahkan.

4. Dari Oligarki Panglima hingga Oligarki Sipil

Selama berabad-abad, menurut Winters, oligarki dianggap

diperkuat oleh kekayaan. Anggapan tersebut dikacaukan oleh teori

elite pada awal abad keduapuluh. Kesamaan berbagai oligarki

sepanjang sejarah adalah bahwa kekayaan mendefinisikan dan

memperkuat oligarki dan secara inheren membuat oligarki teran-

cam. Motif keberadaan semua oligarki adalah mempertahankan

kekayaan. Upaya mempertahankan kekayaan itu bermacam-ma-

cam, tergantung apa yang dihadapi, termasuk seberapa jauh oligar-

ki terlibat dalam menghadirkan koersi/pemaksaan yang mendasari

klaim hak milik, dan juga apakah upaya itu dilakukan secara

sendiri-sendiri atau kolektif.95

Dengan demikian, menurut Winters, semua oligarki bisa

digolongkan menurut empat ciri utama: Pertama, kadar keterliba-

tan langsung oligark dalam melakukan pemaksaan yang menyo-

kong klaim atau hak milik atas harta dan kekayaan; Kedua, keterlibatan oligark dalam kekuasaan atau pemerintahan; Ketiga, sifat keterlibatan dalam pemaksaan dalam kekuasaan itu—

terpecah atau kolektif; dan Keempat, apakah oligark bersifat liar

atau jinak (penjinakan oleh pihak luar lebih umum serta lebih

stabil daripada penjinakan oleh diri sendiri).96

Garis perbatasan

95

Winters, Oligarchy, i. 96

Winters, Oligarchy, 32.

Page 87: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

60 Oligarki dan Demokrasi...

historis paling penting di antara oligarki memisahkan oligarki

sebelum dan sesudah munculnya negara-bangsa modern. Bentuk

dominan oligarki sebelum kemunculan negara adalah oligark seba-

gai pelaku pemaksa yang berkuasa. Terpecah atau kolektifnya

kekuasaan mereka mengalami perubahan bersama-sama bangkit

dan runtuhnya imperium. Keragaman tersebut menghasilkan

empat tipe oligarki: oligarki panglima (warring), oligarki penguasa

kolektif (ruling), oligarki sultanistik (sultanistic) dan oligarki sipil

(civil).97

Oligarki panglima (warring) adalah oligarki yang perpeca-

hannya antar-oligark berada pada tingkat tertinggi. Kalaupun ada

persekutuan bersifat tak stabil dalam konteks persaingan keras

yang selalu berubah. Tiap sosok otoritas unggul yang muncul di

antara para oligark hanya bisa mendominasi untuk sementara.

Konflik dan ancaman umumnya bersifat lateral antar-oligark

panglima. Klaim atas wilayah sumber kekayaan, sumber daya, dan

populasi bawahan tumpang tindih dan menjadi bahan seteru.

Pengumpulan kekayaan dengan cepat paling banyak terjadi mela-

lui penaklukan, walau para oligark panglima juga mengambil

surplus98

dari produsen primer. Sumber daya pemaksaan dan mate-

rial terjalin amat erat bagi oligark panglima sehingga nyaris tak

terpisahkan. Kapasitas pemaksa ada untuk pertahanan kekayaan,

dan kekayaan digunakan untuk memelihara kapasitas pemaksa.99

Sementara itu, oligarki penguasa kolektif (ruling) adalah

para oligark yang masih berperan besar secara pribadi dalam

pelaksanaan kekerasan, namun berkuasa secara kolektif dan mela-

lui lembaga yang memiliki norma atau aturan main.100

Sedangkan

oligarki sultanistik (sultanistic) terbentuk ketika terjadi monopoli

sarana pemaksaan berada di tangan satu oligark, bukan negara

97

Winters, Oligarchy, i. 98

Surplus adalah jumlah yang melebihi hasil biasanya; berkele-

bihan; sisa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Luar Jaringan (Luring), entri

“surplus.” 99

Winters, Oligarchy, 35. 100

Winters, Oligarchy, 35.

Page 88: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 61

terlembaga yang dibatasi hukum. Di dalamnya, marak hubungan

patron-klien dengan norma perilaku dan kewajiban tertentu yang

terkait dengannya. Akan tetapi, penegakan hukum tidak ada atau

beroperasi sebagai sistem kekuasaan hukum yang bersifat priba-

di.101

Terakhir, seperti oligarki sultanistik, oligarki sipil (civil) adalah oligark yang sepenuhnya tak bersenjata dan tidak berkuasa

langsung. Kekuasaan bersifat sporadis selaku tokoh politik indivi-

dual, bukan dalam kapasitas oligarkis. Bedanya dengan sultanis-

tik, pada oligarki sipil, yang menggantikan individu tunggal seba-

gai pelaksana pemaksaan yang mempertahankan harta oligarki,

adalah adanya lembaga pelaku yang dikendalikan oleh hukum.102

Dalam oligarki penguasa kolektif, para oligark menyerah-

kan sebagian besar kekuasaan kepada kelompok oligark. Para

oligark sebagai kelompok lebih kuat daripada sembarang anggota-

nya. Dalam oligarki sultanistik, mereka menyerahkan sebagian

besar kekuasaan kepada satu individu. Satu oligark lebih kuat

daripada yang lain. Sedangkan dalam bentuk murni oligarki sipil,

para oligark menyerahkan sebagian besar kekuasaan kepada peme-

rintah tak-pribadi dan terlembaga di mana hukum lebih kuat

daripada semua individu. Dengan tersedianya pertahanan harta

oleh negara, pertahanan kekayaan dalam oligarki sipil terpusat

pada pertahanan pendapatan—upaya mengelak dari jangkauan

tangan negara yang hendak melakukan redistribusi kekayaan.103

Dari sisi jinak-liarnya, oligarki panglima tak pernah jinak.

Sebab, oligark panglima, per definisi, menurut Winters, hampir

selalu terlibat konflik kekerasan dengan sesamanya, dan mereka

merupakan pemilik wilayahnya sendiri sampai dijatuhkan. Semen-

tara itu, dalam oligarki penguasa kolektif, para oligark bisa sete-

ngah bersenjata sampai sepenuhnya tak bersenjata. Kemampuan

oligark menjinakkan diri sendiri secara kolektif bergantung kepada

apakah alat pemaksa dan pengendali kolektif bisa digunakan

untuk membatasi perilaku individu atau kelompok kecil oligark.

101

Winters, Oligarchy, 35. 102

Winters, Oligarchy, 36. 103

Winters, Oligarchy, 36.

Page 89: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

62 Oligarki dan Demokrasi...

Oligarki penguasa kolektif bisa gagal membatasi perilaku meru-

gikan para oligark, tanpa ada individu atau kelompok kecil yang

mampu menantang atau menggulingkan kelompok penguasa.

Akibatnya, pihak-pihak itu boleh jadi melakukan gangguan terha-

dap kedamaian di pusat imperium (menghasut kelompok-kelom-

pok berdasar kelas atau status kewarganegaraan atau bentuk

indentitas lain), intrik politik yang merusak kestabilan di dalam

oligarki penguasa kolektif, aksi militer untuk memperkaya diri di

provinsi dan di luar (“menyalahgunakan” alat pemaksa kolektif),

atau korupsi besar-besaran. Selama oligarki penguasa kolektif

yang cacat bertahan, semua prilaku barusan adalah bukti adanya

oligarki liar.104

Di sisi lain, ketika keadaan dibalik dan satu individu atau

kelompok kecil oligark bukan hanya berhasil menguasai alat

pemaksa oligarki penguasa kolektif dan mengerahkannya untuk

melawan kelompok penguasa, melainkan juga menstabilkan dan

mungkin melembagakan bentuk dominasi lebih sempit itu, maka

itu merupakan contoh transisi dari oligarki penguatan kolektif

yang liar ke oligarki sultanistik yang jinak. Peristiwa seperti itu

terjadi di bawah Julius Caesar di Roma dan di bawah Marcos di

Filipina, walau pada kasus Marcos, kapasitas menjinakkan oligar-

ki-nya terbatas. Akhir kekuasaan otoriter di Filipina pada 1980-an

di Indonesia pada 1990-an banyak dielu-elukan sebagai transisi

menuju demokrasi. Akan tetapi, studi Winters mengungkap

dengan jelas tentang adanya satu lagi transisi penting yang terja-

di—dari oligarki relatif jinak di bawah dominasi sultanistik ke

oligarki liar di bawah pemerintah demokratis yang tak punya

kemampuan untuk mengendalikan para oligark.105

Demokrasi

tidak melenyapkan oligarki melainkan bersatu dengan oligarki.

Selain itu, inti masalah kekuasaan hukum (rule of law) di banyak

masyarakat adalah menjinakkan oligarki.106

104

Winters, Oligarchy, 37. 105

Winters, Oligarchy, 37. 106

Winters, Oligarchy, i.

Page 90: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 63

Matthijs Bogaards menilai tidak begitu jelas atas empat

taksonomi atau pembagian jenis oligarki yang mewarnai sebagian

besar buku Winters tentang Oligarchy yang berisi studi-studi

kasus yang ilustratif itu.107

Sebab, dalam konteks oligarki sipil,

menurut Bogaards para oligark sama sekali tidak memerintah baik

secara individu maupun secara kolektif. Oleh karena itu, mereka

tidak membutuhkan perhatian orang lain atas kepentingan-kepen-

tingan mereka.108

Padahal, menurut Winters, oligarki sipil itulah

yang sepenuhnya kompatibel dengan demokrasi dengan mengacu

pada pengertian sebagaimana Winters lacak ke Aristoteles.

Oligarki sipil bisa menjadi demokratis kecuali oligarki sebagaima-

na didemontrasikan oleh kasus Singapura.109

Sementara itu, Robison dan Hadiz membagi oligarki ke

dalam tiga kelompok yang disebutnya merupkan perwujudan oli-

garki kompleks: pertama, pejabat negara (birokrat) alias politico-bureaucrates;

110kedua, keluarga-keluarga yang mengandung unsur-

unsur bisnis dan politik (politico-business families);111

dan ketiga,

para konglomerat bisnis.112

Menurut Robison dan Hadiz, sebagai-

mana dikutip J. Danang Widoyoko, oligarki yang dibangun dan

dibesarkan sejak masa Orde Baru mampu bertahan dan beradaptasi

dengan sistem politik dan ekonomi baru. Oligarki tersebut meru-

pakan aliansi sosial yang cair dan luas dari kekuasaan birokrasi,

korporasi yang diuntungkan oleh berbagai kebijakan protektif dan

107

Matthijs Bogaards, ulasan tentang Oligarchy, Jeffrey A.

Winters, Acta Politica 47 no. 3 (2012): 324. 108

Bogaards, ulasan tentang Oligarchy, 324. 109

Bogaards, ulasan tentang Oligarchy, 325. 110

Robison dan Hadiz, Reorganising Power, 14. 111

Robison dan Hadiz, Reorganising Power, 53-54. 112

Robison dan Hadiz, Reorganising Power, 12. Perihal taksono-

mi oligarki menurut Robison dan Hadiz, lihat juga R. William Liddle,

“Marx atau Machiavelli? Menuju Demokrasi Bermutu di Indonesia dan

Amerika” Orasi Ilmiah dalam rangka Nurcholish Madjid Memorial Lec-ture V, Kamis, 8 Desember 2011, di aula Nurcholish Madjid, Universitas

Paramadina, Jakarta.

Page 91: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

64 Oligarki dan Demokrasi...

fasilitas pemerintah serta organisasi korporatif yang menopang

kekuasaan Orde Baru. Krisis ekonomi dan politik serta berbagai

program reformasi meskipun membuat oligarki melemah dan ter-

fragmentasi, tetapi tidak menghancurkan basis sosial para

oligark.113

Jika mengacu pada sumber daya kekuasaan material

oligarki yang dibangun oleh Winters yakni akumulasi kekayaan

ekstrem, ketiga jenis oligarki Robison dan Hadiz, belum tentu

semuanya masuk kategori oligarkis. Hanya para konglomerat bis-

nislah yang berpeluang besar memenuhi syarat dan mendefinisikan

dirinya sebagai oligark. Sementara itu, politico-bureaucratesdan

politico-business families bisa masuk kategori oligarkis jika

akumulasi kekayaan yang mereka lakukan mencapai kategori

ekstrem. Jika tidak mencapai level yang ekstrem, dua jenis oligar-

ki tersebut masih berada dalam ranah teori elite bukan oligarki.

Sebab, birokrat-politik dan keluarga-keluarga bisnis-politik hanya

terdefinisikan sebagai oligark secara generik yakni ‘segelintir

orang’ tapi belum terdefinisikan secara prinsip dan sumber daya

kekuasaannya.

5. Oligarki dan Demokrasi: Kekuasaan Material versus Partisipasi

Sejak kelahirannya, kira-kira 250 tahun silam, demokrasi

tidak pernah berhasil mengatasi persoalan stratifikasi material.

Dalam demokrasi elektoral, yang terjadi adalah kontestasi dan

kompetisi timpang dalam pemilu. Hak pilih hanya membangun

arena pertarungan yang tak seimbang secara ekstrem antara

kekuasaan material dengan kekuasaan partisipasi. Pertaruangan

tersebut terjadi dalam bentuk hak pilih dalam demokrasi elektoral

yang menjalankan prinsip one person one vote. Satu suara orang

biasa memang sama dengan satu suara orang super kaya di bilik

suara. Akan tetapi, di luar bilik suara, orang super kaya dengan

wealth power-nya bisa memengaruhi jutaan suara. Apalagi, jika

113

J. Danang Widoyoko, Oligarki dan Korupsi Politik Indonesia: Strategi Memutus Oligarki dan Reproduksi Korupsi Politik (Malang:

Setara Press, 2013), 6.

Page 92: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 65

wealth power tersebut menggunakan media massa baik cetak

maupun elektronik untuk memengaruhi opini jutaan pemirsa.

Sebelum membahas persaingan dua jenis kekuasaan tersebut

(material dan partisipasi) lebih jauh, peneliti akan menghadirkan

terlebih dahulu, persamaan, perbedaan, dan sintesis antara oligarki

dan demokrasi.

a. Perbedaan, Persamaan, dan Sintesis Oligarki dan Demokrasi

Pada subbab ini, peneliti menjelaskan perbedaan, persama-

an, dan sintesis antara oligarki dan demokrasi. Indikator-indika-

tornya adalah fakta, penguasa, perbedaan sejati, jumlah penguasa,

motif berkuasa, kesetaraan/ketidaksetaraan, masalah inti, dan

sintesis. Lihat Tabel 2.2 berikut ini:

Tabel 2.2. Perbedaan-Persamaan Oligarki

dan Demokrasi Aristoteles

No. Indikator Oligarki Demokrasi

(1) (2) (3) (4)

1 Fakta Di mana-mana orang kaya hanya sedikit dan

orang miskin banyak

2 Penguasa

Orang-orang yang

memiliki harta

memegang

pemerintahan.

Orang miskin, bukan

orang kaya menjadi

penguasa.

3 Perbedaan sejati Kekayaan Kemiskinan

4 Jumlah penguasa

Bilamana manusia

berkuasa berdasarkan

kekayaan, baik mereka sedikit atau banyak,

maka itu oligarki.

Oligarki selalu merujuk

kepada hubungan erat

antara kekayaan dan

kekuasaan.

Bila kaum miskin

berkuasa, itulah

demokrasi.

Page 93: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

66 Oligarki dan Demokrasi...

Lanjutan Tabel 2.2

(1) (2) (3) (4)

5 Motif berkuasa

Aristoteles tak pernah mengganggap serius

perbedaan antara motif mulia pemerintahan demi

kepentingan bersama versus kepentingan pribadi.

Siapapun yang berkuasa (baik oligarki maupun

demokrasi) bakal mementingkan dirinya sendiri.

Ketidaksetaraan material ekstrem menghasilkan

situasi di mana “yang miskin dan yang kaya

saling berkelahi. Pihak mana pun yang unggul,

bukannya mendirikan pemerintahan yang adil

dan mengutamakan rakyat, malah menganggap

supremasi politik sebagai hadiah kemenangan,

dari satu pihak mendirikan demokrasi sementara

pihak lain mendirikan oligarki”

6 Kesetaraan/

ketidaksetaraan Ketidaksetaraan materi Kesetaraan politik

7 Masalah inti Pertahanan kekayaan Supremasi politik

sebagai hadiah

8. Sintesis oligarki

versus demokrasi

Perpaduan oligarki dan demokrasi dengan

harapan segelintir orang kaya tidak akan menjadi

terlalu menindas dan mayoritas orang miskin

tidak akan mengancam atau menantang orang

kaya.

Sumber: Diolah dari Jeffrey A. Winters, Oligarchy (New

York: Cambridge University Press, 2011), 27-28.

Aristoteles menawarkan skema beberapa bentuk rezim

yang sederhana. Prinsip yang pertama adalah rezim-rezim tersebut

dipastikan baik atau buruk. Di satu sisi, rezim yang fokus pada

kebaikan bersama, disebut Aristoteles sebagai rezim yang baik. Di

sisi lain, rezim yang hanya mementingkan diri sendiri disebut

pemerintahan yang buruk. Prinsip kedua, rezim penguasa bisa ter-

bentuk dengan kekuasaan satu orang, sedikit orang, atau banyak

orang. Penguasa tunggal disebut monarki, apabila baik, dan apa-

bila kekuasaan tersebut buruk, maka disebut tirani. Kekuasaan

sedikit orang disebut aristokrasi apabila baik, dan oligarki apabila

buruk; Kekuasaan banyak orang, apabila baik disebut polity (sebu-

Page 94: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 67

ah masyarakat politik),114

dan apabila buruk disebut demokrasi.

Bentuk rezim terbaik menurut Aristoteles adalah pangkat raja dan

yang terburuk adalah tirani.115

Menurut Kurt A. Raaflaub, dasar dan tujuan demokrasi

adalah menjaga kebebasan, kekuasaan, dan kepentingan-kepenti-

ngan materi masyarakat banyak (demos) sedangkan oligarki hanya

melayani kepentingan-kepentingan elite dan menghasilkan “per-

budakan” terhadap masyarakat dari kelas bawah.116

Berdasarkan

interpretasi Raaflaub itu, Thucydides (c. 460-c. 400 B.C.) meng-

ekspresikan kredo politik yaitu sebuah konstitusi campuran, per-

paduan antara elemen-elemen demokrasi dengan oligarki dengan

menolak elemen-elemen yang ekstrem dari keduanya. Dengan

demikian, Thucydides mengakui konstitusi campuran antara de-

mokrasi dan oligarki sebagaimana digagas oleh Plato, Aristoteles,

dan Polybius. Akan tetapi, Thucydides tidak menyatakan secara

tegas bahwa konstitusi campuran itu merupakan pilihan terbaik-

nya.117

Sedangkan menurut Winters, pemahaman atas oligark dan

oligarki bermula dengan pengamatan, ketidaksetaraan material

ekstrem menghasilkan ketidaksetaraan politik yang ekstrem pula.

Padahal, sebagian besar penafsiran demokrasi memandang keseta-

raan politik merupakan perkara akses dan keterlibatan dalam pro-

ses politik. Suatu bangsa menjadi demokratis dan ketidaksetaraan

politik teratasi ketika semua anggota masyarakat berhak berpar-

tisipasi bebas dan penuh, untuk memberi suara, berbicara, berkum-

114

Peter F. Drucker, A Functioning Society: Selections from Sixty-Five Years of Writing on Community, Society, and Polity (New

Brunswick dan London: Transaction Publishers, 2003), 57. 115

Daniel Adam Doneson, “The Contest of Regimes and the

Problem of Justice: Political Lessons from Aristotle's Politics” (Disertasi

PhD the University of Chicago, 2006), 26. 116

Kurt A. Raaflaub, “Thucydides on Democracy and Oligar-

chy,” dalam Brill’s Companion to Thucydides, eds. Antonios Rengakos

dan Antonis Tsakmakis (Leiden dan Boston: Brill, 2006), 210. 117

Raaflaub, “Thucydides,” 189.

Page 95: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

68 Oligarki dan Demokrasi...

pul, mendapat akses informasi, mengajukan keberatan tanpa

diintimidasi, dan memegang jabatan sampai tingkat politik ter-

tinggi. Ketidaksetaraan material di antara warga negara diakui

secara luas sebagai isu politik, tapi bukan sebagai sumber utama

kekuasaan politik yang tak seimbang.118

Winters menegaskan, oligarki bertumpu pada terkonsen-

trasinya kekuasaan material sedangkan demokrasi bertumpu pada

penyebaran kekuasaan non-material.119

Atas dasar itu, Winters

mendefinisikan oligarki dan demokrasi sebagai distribusi jenis-

jenis kekuasaan yang sangat berbeda secara radikal. Demokrasi

mengacu pada tersebarnya kekuasaan politik formal yang dida-

sarkan atas hak-hak, prosedur-prosedur, dan level-level partisipasi

umum. Sebaliknya, oligarki mengacu pada terkonsentrasinya ke-

kuasaan material yang didasarkan pada penegakan klaim-klaim

atau hak-hak kepemilikan atau kekayaan. Itulah sifat dasar kekua-

saan politik yang bisa diperluas atau dipersempit sebagaimana

sistem-sistem menjadi lebih atau kurang demokratis adalah berbe-

da dengan kekuasaan politik yang bisa disebarkan atau dikonsen-

trasikan secara material. Inilah alasan mengapa demokrasi dan

oligarki sungguh-sungguh kompatibel yang menyebabkan dua

ranah kekuasaan tidak bertentangan.120

Pada hemat peneliti, di satu sisi, konsentrasi kekayaan

para oligark memang memicu konsentrasi kekuasaan politik. Akan

tetapi, di lain sisi, secara formal-prosedural demokrasi, kekuasaan

non-material seperti kekuasaan politis tetap tersebar secara merata

melalui konsep one person one votesehingga wajar jika Winters

menganggap oligarki kompatibel dengan demokrasi. Hanya saja,

secara subtansial, konsentrasi kekuasaan politik pada segelintir

orang terkaya patut diakui sebagai hal yang bertentangan dengan

substansi demokrasi. Dalam konteks ini, peneliti berargumen,

oligarki lebih merupakan keniscayaan dibandingkan kompatibili-

118

Winters, Oligarchy, 4-5. 119

Winters, “Oligarchy and Democracy,” 20. 120

Winters, Oligarchy, 39.

Page 96: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 69

tas selama demokrasi gagal mendorong pemerataan pertumbuhan

ekonomi.

Apalagi, menurut Winters, para oligark menyadari bahwa

demokrasi merupakan ancaman-ancaman baru yang potensial.

Secara historis yang terekam hingga ke era Aristoteles pun,

demokrasi selalu diisi dengan komentar-komentar yang gugup dari

orang-orang terkaya tentang bagaimana kekuasaan demokratis di

tangan mayoritas bisa mengancam stratifikasi materi dengan cara

mengambil dan meredistribusi kekayaan dari kelompok yang sedi-

kit.121

Bangkitnya lembaga dan politik kontemprer, termasuk

kemunculan demokrasi, menurut Winters, tidak menghilangkan

oligark dan juga tidak membuat oligarki usang secara politis.

Sebab, dalam demokrasi elektoral nyaris tidak ada pembatas yang

bisa efektif membatasi bentuk-bentuk kekuasaan material yang

dipegang oleh para oligark. Bahkan, dalam demokrasi industri

maju, sebagian konsentrasi terbesar sumber daya material dikuasai

secara pribadi dan digunakan dalam politik oleh minoritas amat

kecil demi tujuan-tujuan oligarkis.

Dengan demikian, sistem yang demokratis di segala aspek

lain masih mengandung ketidakseimbangan kekuasaan besar bila

banyak sumber daya material terkonsentrasi di sedikit tangan.

Jadi, walau bentuk dan cirinya telah banyak berubah sejak bang-

kitnya masyarakat pertama dengan stratifikasi material, oligarki

telah bertahan melalui periode-periode sejarah dan berbagai ben-

tuk pemerintahan selama kekayaan tetap terkonsentrasi di segelin-

tir orang.122

Sementara itu, perihal transisi menuju demokrasi, Winters

menjelaskan, jatuhnya material diktator di suatu negara seperti

Soeharto yang pernah berhasil menjinakkan oligarki sering

menghasilkan transisi menuju demokrasi sekaligus transisi menuju

oligarki liar. Lembaga formal hukum yang segaja dilemahkan sela-

121

Winters, “Oligarchy and Democracy in Indonesia,” 15. 122

Winters, Oligarchy, 10.

Page 97: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

70 Oligarki dan Demokrasi...

ma periode otoriter ternyata terlalu lemah untuk mengendalikan

oligark ketika demokrasi elektoral menggantikan kediktatoran.123

b. Kekuasaan Material versus Kekuasaan Partisipasi

Menurut Gertrude Himmelfarb, dalam kerangka Lord

Acton, demokrasi lebih tepat didefinisikan sebagai partisipasi

masyarakat dalam urusan pemerintahan dibandingkan kekuasaan

rakyat yang tidak terbatas dalam urusan kemasyarakatan.124

Dalam konteks demokrasi elektoral, Winters memberikan peneka-

nan pada kekuasaan partisipasi masyarakat dalam pemungutan

suara dibandingkan kekuasaan material yang melekat dari orang-

orang terkaya. Menurut dia, kekuatan partisipasi dan kekuatan

material dalam demokrasi elektoral menjadi tidak setara. Sebab,

segelintir orang dengan kekuatan uang, jauh lebih kuat diban-

dingkan kekuatan mayoritas yang hanya mengandalkan kekuatan

partisipasi.125

Kemunculan demokrasi memicu kompetisi di antara

wealth power dengan participation power. Salah satu definisi

demokrasi adalah semua orang bisa berpartisipasi, bebas bicara,

bebas berpikir, bebas berkumpul, bebas mengeluh, bebas bersuara

dan bebas memilih. Dengan demikian, salah satu definisi demo-

krasi adalah hak atau kapasitas setiap orang untuk berpartisipasi

terutama dalam pemilu.126

Dalam sejarah manusia, demokrasi

123

Winters, Oligarchy, 38. 124

Gertrude Himmelfarb, pendahuluan untuk Essays on Freedom and Power, oleh Lord Acton (Boston, Mass.: The Beacon Press, 1949),

lxi. 125

Jeffrey A. Winters, “Oligarchy and Democracy,” The Ameri-can Interest 7, no. 2 (Desember 2011): 20.

126Menurut Saiful Mujani, tidak ada ukuran pasti tentang dimen-

si partisipasi politik. Akan tetapi, ada beberapa ukuran yang bisa dijadi-

kan patokan yaitu aktivitas politik yang mencakup pencoblosan (membe-

rikan hak suara), kampanye, menghubungi pejabat publik, kerja kemasya-

rakatan, dan melakukan protes politik. Saiful Mujani, “Religious Democ-

rats: Democratic Culture and Muslim Political Participation in Post-

Page 98: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 71

merupakan sistem yang sangat rata (equal) secara radikal dan

jarang terjadi pada sistem lain. Sebab, demokrasi didasarkan pada

konsep bahwa setiap orang mendapat jumlah suara yang sama

yakni satu suara (one person one vote).127

Akan tetapi, Winters menggarisbawahi, transisi dari sis-

tem non-partisipasi ke sistem partisipasi, tidak berarti semua

kesenjangan kekuasaan hilang. Yang berubah hanya satu dari

transisi tersebut yaitu semua orang bisa berpartisipasi. Semua

kesenjangan kekuasaan yang lain tetap terjadi terutama kekuasaan

kekayaan. Sebelum transisi ke demokrasi, ada orang kaya (oligark)

yang sangat berkuasa (powerful) dan setelah transisi ke demokrasi

pun, tetap ada orang kaya yang sangat berkuasa. Padahal, semua

orang mendapatkan satu suara. Kesenjangan tersebut mendefinisi-

kan para oligark sebagai orang yang berkuasa karena kekayaan.128

Oligark memang mendapat satu suara juga secara ritual

demokrasi dalam pemilu. Akan tetapi, jika oligark itu kebetulan

memiliki media, suara oligark melalui jalur keuangan dan media-

nya itu, berbeda dengan suara orang biasa. Oligark memiliki

kekuatan untuk mendanai partai, mendanai kampanye, dan menda-

nai kelompok tertentu yang mau naik dan menggeser kelompok

lain yang tidak dikehendakinya. Padahal, secara prosedural, demo-

krasi berjalan sempurna. Akibatnya, jika semua calon merupakan

pilihan oligarki, pemimpin terpilih pun merupakan pilihan oligar-

kis. Keterpilihan seorang pemimpin semacam itu merupakan kom-

binasi kekuasaan kekayaan dengan kekuasaan partisipasi dalam

demokrasi. Di Indonesia, kata Winters, yang dominanadalah

wealth power dibandingkan participation power.129

Suharto Indonesia” (Disertasi Ph.D, the Ohio State University, 2003),

43. 127

Jeffrey A. Winters, “Oligarchy and the Jokowi Administra-

tion,” Kuliah Umum Jurusan Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri

Jakarta, Senin, 8 Juni 2015. 128

Winters, “Oligarchy and Jokowi.” 129

Winters, “Oligarchy and Jokowi.”

Page 99: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

72 Oligarki dan Demokrasi...

B. Kritik terhadap Teori Oligarki: Individu sebagai Fokus

Kritik tajam terhadap oligarki datang dari R. William

Liddle,130

Thomas B. Pepinsky,131

dan Marcus Mietzner.132

Ketiga-

nya menilai keliru teori oligarki, terutama yang digunakan oleh

Richard Robison bersama Vedi R. Hadiz dan Jeffrey A. Winters

untuk menjelaskan kekuasaan Orde Baru dan setelah kejatuhan

Soeharto. Liddle bahkan menyatakan, teori oligarki merupakan

sebuah nasihat tentang pesimisme.133

Ketiganya menyodorkan

teori baru sebagai revisi atas teori oligarki. Liddle menyuguhkan

teori aksi, Pepinsky mengajukan teori pluralisme, dan Mietzner

menyuguhkan level-level pragmentasi politik di Indonesia.

Sementara itu, Edward Aspinall, Teri L. Caraway dan Michele

Ford lebih fokus pada gerakan penting kelas bawah yang juga

bertentangan dengan tesis oligarki.134

Menurut Liddle, Robison dan Hadiz telah membangun

teori kritis paling lengkap dan persuasif. Hanya saja, buku mere-

ka,tidaklah menggambarkan pertentangan klasik Marxis antara

borjuis dan proletariat melainkan merupakan cara di mana elite

pemerintahan dan elite bisnis Indonesia telah merespons a la

Harvey terhadap kesempatan dan tatanan kapitalis global. Menu-

rut Robison dan Hadiz, sebuah “oligarki kompleks” sudah terben-

tuk semasa Orde Baru Soeharto.135

Saat terbentuk, oligarki Indo-

130

R. William Liddle, “Quality of Democracy in Indonesia:

Toward a Theory of Action,” Indonesia 96 (Oktober 2013): 63. 131

Michele Ford dan Thomas B. Pepinsky, eds., Beyond Oligar-chy: Wealth, Power, and Contemporary Indonesian Politics (Ithaca, New

York: Cornell University Press, 2014), 83. 132

Ford dan Pepinsky, eds., Beyond Oligarchy, 114. 133

Disampaikan Liddle secara lisan dalam orasi ilmiahnya dalam

rangka Nurcholish Madjid Memorial Lecture V dengan tema “Marx atau

Machiavelli? Menuju Demokrasi Bermutu di Indonesia dan Amerika,”

pada Kamis, 8 Desember 2011, di aula Nurcholish Madjid, Universitas

Paramadina, Jakarta Selatan. 134

Ford dan Pepinsky, eds., Beyond Oligarchy, 135. 135

Liddle, “Quality of Democracy,” 63.

Page 100: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 73

nesia ini terdiri dari tiga elemen: pejabat negara, keluarga politico-business, dan konglomerat bisnis.

Menurut Robison dan Hadiz, lanjut Liddle, oligarki

kompleks masih berkuasa hingga sekarang meskipun rezim Orde

Baru yang otoriter jatuh pada 1998 dan diganti oleh institusi-

institusi demokratis secara formal. Robison dan Hadiz juga mem-

bantah bahwa desentralisasi berimbas positif pada kualitas demo-

krasi Indonesia. Yang berkuasa sekarang baik di pusat maupun di

daerah, lebih dari satu dekade setelah reformasi 1998 masih

merupakan individu-individu atau representasi mereka dari tiga

grup elite di atas.136

Prediksi Robison dan Hadiz dinilai Liddle pesimistis,

seraya mengutip: “Kemungkinan bahwa partai-partai reformis

yang solid mungkin muncul dari sisa-sisa yang didorong oleh

sebuah agenda yang koheren dari liberalisme pasar daripada dicap-

lok dalam sebuah sistem dari berbagai hubungan kekuasaan yang

tertanam dalam perburuan rente yang muncul bahkan lebih jauh

dari biasanya… [Artinya] sebuah sistem pemerintahan demokra-

tis, di mana aparatur negara akan menyediakan beberapa bentuk

tatanan yang di dalam tatanan tersebut para oligark akan lebih

berkuasa dibandingkan pasar.”137

Sejak lama, lanjut Liddle, para peneliti politik Indonesia

bisa memahami kemunculan argumen Robison dan Hadiz baik

sebagai observasi empiris maupun sebagai keluhan moral. Selama

Orde baru, argumen itu dianggap masuk akal untuk dipercaya

bahwa pejabat tinggi melanggar sumpah jabatan untuk mendapat

imbalan materi. Hal ini juga tampak jelas, bahwa para anggota

136

Liddle, “Quality of Democracy,” 64. 137

Robison dan Hadiz, Reorganising Power, 265, “[T]he possi-

bility that cohesive reformist parties might emerge from the wreckage,

driven by a coherent agenda of market liberalism rather than being

swallowed in a system of power relations embedded in the pursuit of

rents appears even more remote than ever … [This means] a system of

democratic rule where the state apparatus will provide some form of

order in which oligarchies rather than markets will prevail,”

Page 101: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

74 Oligarki dan Demokrasi...

keluarga pejabat dan konglomerat swasta merupakan bagian dari

sebuah sistem patron-clientyang menguntungkan mereka dengan

mengorbankan bangsa dan negara. Namun demikian, argumen

teori kritis tersebut dinilai keliru oleh Liddle baik sebagai keluhan

moral maupun sebagai analisis empiris.138

Sebagai keluhan moral, argumen oligarki Robison dan

Hadiz tak lengkap. Memang tak bisa disangkal bahwa banyak

pejabat, para anggota keluarga pejabat, dan konglomerat dengan

koneksi pemerintah yang mendapatkan keuntungan ‘busuk’

semasa Orde Baru.139

Meski begitu, menurut Liddle, tetap saja,

tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia

yang mendekati 8% terjaga selama lebih dari seperempat abad dan

menguntungkan mayoritas penduduk. Sejarah ini, menurut Liddle

tercatat secara baik oleh beberapa ekonom termasuk Anne

Booth,140

Hal Hill,141

dan Peter Timmer.142

Secara empiris, Liddle menegaskan, penguasa Orde Baru

bukanlah sebuah oligarki melainkan diktator tunggal, Soeharto.

Semua keputusan penting diambil oleh Soeharto sendiri untuk

mewujudkan berbagai tujuan yang berbeda-beda dan yang utama

adalah mewujudkan kelestarian kekuasaannya. Elemen-elemen

oligarki dari Orde Baru itu, bertindak sekaligus sebagai basis

dukungan bagi Soeharto dan sebagai instrumen atau sumber daya

politik yang digunakan Soeharto. Tanpa apresiasi terhadap peran

Soeharto sebagai penguasa yang sadar diri, menurut Liddle, mus-

tahil bisa memahami pasang surut nasib dari kelompok-kelompok

138

Liddle, “Quality of Democracy,” 64. 139

Liddle, “Quality of Democracy,” 64. 140

Anne Booth, ed., The Oil Boom and After: Indonesian Econo-mic Policy and Performance in the Soeharto Era (Singapura: Oxford

University Press, 1992). 141

Hal Hill, The Indonesian Economy since 1966 (Cambridge:

Cambridge University Press, 1996). 142

Peter Timmer, “The Road to Pro-Poor Growth: The Indone-

sian Experience in Regional Perspective,” Bulletin of Indonesian Econo-mic Studies 40, no. 2 (2004): 177-207.

Page 102: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 75

ekonomi tertentu semasa Orde Baru dan cara-cara pergeserannya

yang memengaruhi ekonomi dan pemerintahan (polity) secara

luas.143

Selain itu, lanjut dia, satu hal yang penting, sejumlah

sumber daya politik yang lain tidak ditekankan oleh Robison dan

Hadiz secara lebih kritis. Dalam konteks ini adalah kekuatan

tentara yang merupakan sumber daya koersif yang memungkinkan

Soeharto mencengkram kekuasaannya selama 33 tahun.144

Setidaknya, ini merupakan inkamben bagi para sarjana

yang menggunakan bangunan abstrak—seperti oligarki kompleks,

tapi juga variabel-variabel ilmu politik lain seperti kelompok-

kelompok kepentingan, gerakan-gerakan sosial, dan kepercayaan

keagamaan—dibandingkan aksi-aksi konkrit dari individu-indivi-

du sebagai variabel-variabel independen dan dependen mereka

untuk menentukan watak dari fakta yang meyakinkan mereka dan

meyakinkan yang lainnya tentang keabsahan klaim-klaim mereka.

Dalam kasus Orde Baru Soeharto, misalnya, teori aksi secara

epistemologis jauh lebih mudah, paling tidak dalam tiga penger-

tian untuk menyuguhkan fakta yang diterima secara luas untuk

proposisi bahwa Soeharto atau menteri yang relevan dalam setiap

kasus yang mengumumkan kebijakan ekonomi tertentu dibanding-

kan memperlihatkan bahwa itu telah dilakukan oleh oligarki.

Apabila seseorang fokus pada kebijakan-kebijakan Soeharto dan

para birokratnya, kemudian, pertama-tama, aksi tersebut sudah

direportase secara publik. Kedua, akibatnya kepada yang lain dari

aksi tersebut sudah siap dilacak. Ketiga, pertanyaan-pertanyaan

tentang kolusi, pembagian tanggung jawab, dan seterusnya jangan

timbul apabila klaim-klaim tersebut dibuat oleh hanya beberapa

orang aktor individu. Perhatian itu tidak tampak dalam literatur

kritis tentang Indonesia.

143

Lihat, sebagai contoh, analisis dari Thomas Pepinsky tentang

ekonomi politik yang menyebabkan kejatuhan Orde Baru. Thomas

Pepinsky, Economic Crises and the Breakdown of Authoritarian Regi-mes: Indonesia and Malaysia in Comparative Perspective (Cambridge:

Cambridge University Press, 2009. 144

Liddle, “Quality of Democracy,” 65.

Page 103: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

76 Oligarki dan Demokrasi...

Tentu saja, sebagai individu-individu, para pejabat negara

(termasuk tentara), keluarga para pejabat, dan konglomerat swasta

punya tujuan masing-masing, termasuk tujuan-tujuan yang bisa

direalisasikan melalui tindakan pemerintah yang menguntungkan.

Selama Orde Baru, tampanya kebanyakan dari individu-individu

itu sudah terpuaskan dengan terpenuhinya kebutuhan atau

tuntutan mereka. Buktinya, kata Liddle, hanya sedikit individu,

untuk tidak menyebut kelompok-kelompok kepentingan secara

signfikan, yang memberontak atau memutuskan hubungan mereka

dengan Soeharto.145

Fakta itu, bagamanapun, tidak mengindikasikan bahwa

kelompok-kelompok tersebut menguasai negara. Mereka mendu-

kung Orde Baru karena Soeharto melayani kepentingan mereka.

Sumber daya politik mereka—seperti kekayaan, status, gengsi,

informasi, organisasi, pengetahuan, dan jabatan, semuanya dimo-

bilisasi atau dikerahkan oleh Soeharto untuk membangun dan

mempertahankan kekuasaannya. “Tak lebih dari itu.”146

Sistem pemerintahan telah berubah secara dramatis sete-

lah Mei 1998. Sejak reformasi, telah ada ribuan penguasa, yakni,

para presiden, para gubernur, para kepala daerah, dan para wali-

kota pada level eksekutif, plus legislator baik di pusat maupun di

daerah. Dalam istilah Weberian, basis otoritas Orde Baru adalah

kekuasaan pribadi (personal rule)147

yang dalam hal ini tidak

berbeda dengan Demokrasi Terpimpin ala Soekarno. Sekarang,

basis kewenangan tersebut berubah menjadi kekuasan legal-

145

Liddle, “Quality of Democracy,” 65. 146

Liddle, “Quality of Democracy,” 65. 147Personal rule adalah tipe sistem politik yang khusus di mana

persaingan dan perjuangan lebih ditentukan oleh seorang individu yang

berkuasa secara penuh dan segaja dibandingkan ditentukan oleh lemba-

ga-lembaga, ideologi-ideologi, kebijakan-kebijakan publik, dan kelom-

pok-kelompok kepentingan pada umumnya. Orang yang berkuasa penuh

secara sengaja itu sangat fundamental dalam membentuk kehidupan poli-

tik. Petros B. Ogbazghi, “Personal Rule in Africa: The Case of Eritrea,”

African Studies Quarterly 12, no. 2 (2011): 2.

Page 104: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 77

konstitusional. Pejabat pemerintahan terpilih telah menjadi sum-

ber daya politik yang otonom dan kuat. “Sulit dibayangkan ada-

nya transformasi politik yang lebih fundamental dari itu.”148

Sementara itu, Pepinsky melihat perpolitikan Indonesia

lebih dinamis dan menilai teori oligarki terlalu kaku karena hanya

fokus pada sumber daya kekuasaan material dibandingkan sumber

daya kekuasaan non-material. Dengan menggunakan pluralisme

sebagai alat analisis, Pepinsky mengkrtik oligarki. Argumennya

adalah “aktor-aktor berpolitik untuk menghasilkan kebijakan-

kebijakan yang mereka sukai.” Keterlibatan politik tersebut men-

dorong terbentuknya saluran politik individu, saluran politik

mayoritas atau preferensi kolektif.149

Seperti Liddle, Pepinsky

menunjukkan kelemahan tesis oligarki untuk mengakui pengaruh

antara sumber daya kekuasaan material dan non-material. Menurut

Pepinsky, sebagaimana dikutip Jayadi Hanan, oligarki gagal

menghadirkan penjelasan yang sistematik tentang hubungan

antara kekayaan material dengan hasil-hasil politik.150

Selanjutnya, Mietzner mengatakan, politik Indonesia dici-

rikan dengan level fragmentasi yang tinggi yang di dalam frag-

mentasi tersebut terdapat baik elemen-elemen oligarki maupun

non-oligarki.151

Oleh karena itu, menurut Mietzner, motivasi para

oligark untuk terlibat dalam politik juga berbeda-beda—mulai dari

kepentingan ekonomi-politik dan keangkuhan personal hingga

akumulasi modal pribadi yang lebih luas atau sekadar mencari

penghasilan untuk mendanai operasi-operasi politik mereka. Atas

dasar itu, teori oligarki dinilainya tidak mampu menangkap pen-

tingnya operasi-operasi untuk melawan kelompok-kelompok

148

Liddle, “Quality of Democracy,” 65. 149

Ford dan Pepinsky, eds., Beyond Oligarchy, 83. 150

Djayadi Hanan, ulasan tentang Beyond Oligarchy: Wealth, Power, and Contemporary Indonesian Politics, eds. Michele Ford and

Thomas B. Pepinsky, Contemporary Southeast Asia 36, no. 3 (2014):

490. 151

Ford dan Pepinsky, eds., Beyond Oligarchy, 114.

Page 105: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

78 Oligarki dan Demokrasi...

oligarki di dalam partai-partai dan parlemen.152

Mietzner mencon-

tohkan gerakan-gerakan aktivis hak-hak perempuan, aktivis buruh

dan aktivis hak-hak asasi manusia (HAM).

Edwad Aspinall menilai terlalu berlebihan dalam melihat

Indonesia sebagai tempat dominasi politk. Sebab, Indonesia sebe-

narnya masih tetap merupakan tempat kontestasi politik yang

setara.153

Protes-protes jalanan dan gerakan-gerakan sosial meru-

pakan persoalan utama dalam kehidupan politik di Indonesia

termasuk aktor-aktor politik dan friksi-friksi di antara mereka baik

itu kepentingan oligarki, popular, maupun kepentingan lainnya.

Semua itu terjadi di berbagai ranah seperti parlemen, partai, dan

politik electoral. Caraway dan Ford juga mengungkapkan hal sena-

da dengan mengatakan, para teoretikus oligarki gagal mengakui

kemunculan gerakan kelas pekerja yang dinamis sebagai pengem-

bangan empiris dalam politik Indonesia kontemporer.154

Kemam-

puan gerakan-gerakan buruh untuk menaikkan level upah mini-

mum, antara lain, merupakan bukti bahwa gerakan kelas bawah

adalah kekuatan politik yang penting yang memiliki pengaruh

jelas terhadap politik Indonesia.

Di atas semua itu, kompetisi model elite dinilai menjadi

penting. Penilaian tersebut datang dari Michael Buehler dalam

studinya tentang pembuat kebijakan syariah di 25 daerah di Tanah

Air. Buehler menemukan, politik lokal di Indonesia tidak dihasil-

kan oleh oligarki melainkan oleh elite-elite negara yang telah

menyesuaikan diri dengan watak perubahan politik di Indonesia

pasca-Orde Baru. Para elite secara selektif menjangkau kelompok-

kelompok masyarakat yang bisa memberikan mereka sumber

daya-sumber daya yang diperlukan untuk memenangkan pemilu.155

Menurut Hanan, meski argumen antara pendukung oligar-

ki dan non-oligarki jelas bertentangan, mereka tetap punya kesa-

maan. Mereka sama-sama mengakui bahwa proses-proses politik

152

Ford dan Pepinsky, eds., Beyond Oligarchy, 115. 153

Ford dan Pepinsky, eds., Beyond Oligarchy, 135. 154

Ford dan Pepinsky, eds., Beyond Oligarchy, 155. 155

Ford dan Pepinsky, eds., Beyond Oligarchy, 174.

Page 106: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 79

dalam demokrasi Indonesia lebih dinamis dengan aktor-aktor,

kepentingan dan lembaga-lembaga politik yang sangat beraneka

ragam. Perbedaan utamanya terletak pada level pengaruh dan

pentingnya mereka menautkan diri dengan aktor-aktor dan lem-

baga-lembaga politik yang beraneka ragam. Bagi pendukung tesis

oligarki, para oligark berpengaruh hingga pada tingkat tertentu di

mana orang lain bisa terabaikan. Sementara itu, para pendukung

non-oligarki menyatakan, kekuasaan dan hasil-hasil politik sangat-

lah variatif tergantung pada konteks, kendala dan kesempatan

yang membentuk aktor-aktor tersebut.156

C. Kompatibilitas versus Inkompatibilitas Oligarki dengan De-

mokrasi

Pada sub-bab ini, peneliti membandingkan pandangan

bahwa oligarki sesuai atau kompatibel dengan demokrasi dengan

pendapat sebaliknya. Perbandingan tersebut dielaborasi baik dari

sudut pandang oligarki dalam pengertian material mauapun non-

material (elite). Dalam pengertian material, sumber daya kekuasa-

an oligarkis berasal dari akumulasi kekayaan yang ekstrem se-

dangkan dalam pengertian elite, sumber daya kekuasaan oligarki

berasal dari non-material seperti jabatan resmi, kekuasaan mobi-

lisasi, atau hak politik formal.

1. Kompatibilitas Oligarki dengan Demokrasi

Dukungan terhadap oligarki, pertama-tama datang dari

Barrington Moore dengan diktum terkenalnya, “no bourgeoisie, no democracy”

157--tak ada demokrasi tanpa kelas borjuis.Borjuis ada-

lah kelas masyarakat dari golongan menengah ke atas yang biasa-

nya dipertentangkan dengan rakyat jelata. Kelas menengah secara

ekonomi tentunya memenuhi prinsip utama oligarki menurut Aris-

totels yakni kekayaan. Moore berargumen, demokrasi merupakan

156

Hanan, ulasan tentang Beyond Oligarchy, 491-92. 157

Edward Aspinall, “The Power of Property: Oligarchy and

Democracy in World History,” ulasan tentang Oligarchy, Jeffrey A. Win-

ters, Taiwan Journal of Democracy 8, no. 1 (Juli 2012): 172.

Page 107: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

80 Oligarki dan Demokrasi...

produk dari sebuah serangan kaum borjuis pemberontak terhadap

tuan tanah aristokrasi yang terbelakang.158

Dukungan selanjutnya muncul dari Gaetano Mosca (1858-

1941)159

yang menyatakan, semua masyarakat mengandung seke-

lompok kelas yang relatif kecil yang berkuasa dan sekelompok

kelas sangat besar yang terdiri dari mayoritas penduduk yang

dikuasai.160

Demokrasi tidak pernah memperkenalkan kekuasaan

mayoritas.161

Oleh karena itu, demokrasi semata-mata mencipta-

kan manipulasi terhadap yang dikuasai oleh yang menguasai

secara lebih halus. Dalam kritiknya yang sangat brilian, Mosca

memperlihatkan bagaimana para wakil rakyat di Italia menguna-

kan segala cara mulai dari janji-janji palsu hingga suap langsung

agar mereka terpilih. Bahwa mereka terpilih secara bebas oleh

para pemilih adalah mitos.162

Pada 1896, Mosca memperhalus

158

Jeffery M. Paige, “The Social Origins of Dictatorship Democ-

racy and Socialist Revolution in Central America,” Makalah disampai-

kan pada Pertemuan Tahunan the American Sociological Association,

San Franscisco, California, 8 Agustus, 1989, 3. 159

Mosca mengombinasikan wawasan politisi profesional de-

ngan wawasan filsuf konstitusi. Konsepsi Mosca tentang kelas penguasa

sangat berbeda. Tidak seperti teori Pareto, tujuan elitisme Mosca lebih

menentukan dibandingkan sekadar deskriptif karena menjadi sebuah usa-

ha untuk menjustifikasi dan mengamankan kekuaaan kelas borjuis yang

liberal di mana Mosca sendiri merupakan bagian dari kelas tersebut.

Lihat Richard Bellamy, “Gaetano Mosca 1858-1941” dalam The Rout-ledge Dictionary of Twentieth-Century Political Thinkers, eds. Robert

Benewick dan Philip Green (London dan New York: Routledge, 1998),

182. 160

Mosca mempertahankan pendapat, kelas penguasa berutang

jabatan dari manfaat organisasi sekelompok kecil atas kelompok yang

besar. Kekuasaan juga berutang kepada bakat-bakat unggul dari anggota

kelompok kecil. Akan tetapi, tiadanya perubahan bentuk pemerintahan,

bisa menggantikan sifat dasar semua sistem politik yang elitis. Lihat

Bellamy, “Gaetano Mosca,” 182. 161

Bellamy, “Gaetano Mosca,” 182. 162

Bellamy, “Gaetano Mosca,” 182.

Page 108: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 81

teorinya. Dia membedakan antara pemegang kekuasaan pemerin-

tahan yang sebenarnya atau kelas politik (political class) dengan

elemenelemen lain dari elite seperti para industrialis, anggota-

anggota profesi, dan lain-lain. Dia sekarang mengakui, bahwa

kelas penguasa terdiri dari kelompok-kelompok tersebut serta para

politikus.163

Robert Michels (1876-1936) memberikan pernyataan

senada perihal dominasi elite yang tidak dapat dihindari. “Orang

yang bicara organisasi, bicara oligarki. Dominasi elite tak dapat

dihindari.”164

Pada 1911, Michels mengokohkan dirinya sebagai

teoretikus utama tentang elite melampaui Mosca dan Pareto untuk

menjelaskan mengapa dominasi elite tak dapat dihindari.165

163

Versi pertama dari karya Mosca, Teorica Dei Governi e Governo Parliamentare pada 1884 meletakkan doktrinnya secara terang

benderang. Versi kedua, Elementi di Scienza Politica pada 1896 memper-

halus teorinya ke dalam dua macam. Pertama, dia membedakan antara

pemegang kekuasaan pemerintahan yang sebenarnya atau kelas politik

(political class) dengan elemen-elemen lain dari elite seperti para indus-

trialis, anggota-anggota profesi, dan lain-lain. Dia sekarang mengakui,

bahwa kelas penguasa terdiri dari kelompok-kelompok tersebut serta

para politikus.

Kedua, dia berpendapat bahwa suatu masyarakat yang semakin

kompleks menciptakan mekanisme-mekanisme pengekangan moral dan

hukum serta pengendalian bersama untuk mengatur interaksi sosial dan

untuk membatasi perilaku egois. Fenomena tersebut membentuk apa

yang Mosca sebut sebagai a society’s juridical defence (pertahanan yuri-

dis masyarakat). Versi terakhir dari teori Mosca, edisi kedua Elementi pada 1923, di mana dia menambahkan seluruh volumenya, menghasilkan

perubahan pandangan dia yang dramatis. Sampai saat itu Mosca telah

menganggap demokrasi sebagai berkah yang sangat beragam dan menen-

tang semua upaya untuk memperluas demokrasi. Sebagai orang yang

konservatif secara sosial, Mosca membenci peluang-peluang yang dita-

warkan untuk kebangkitan elite populis. Lihat Bellamy, “Gaetano

Mosca,” 182. 164

Wolfe, “Robert Michels,” 175. 165

Wolfe, “Robert Michels,” 175.

Page 109: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

82 Oligarki dan Demokrasi...

Michels berargumen, para elite lebih cakap, orang kebanyakan

secara psikologis tunduk dan bahwa organisasi pada dirinya

menumbuhkan oligarki.166

Dukungan selanjutnya, datang dari Jeffrey A. Winters. Dia

mengatakan, demokrasi dan oligarki tidak bertentangan sebagai-

mana dipersepsikan banyak orang. Beberapa bentuk demokrasi

bahkan bisa mendorong oligarki.167

Usaha terbaru untuk mendefi-

nisikan para oligark dan oligarki, khususnya dalam konteks

Amerika, dinilai Winters dan Page, sudah kandas karena beberapa

alasan—penyebab utamanya adalah karena oligarki sudah ditafsir-

kan secara keliru sebagai tidak kompatibel dengan demokrasi baik

secara konseptual maupun fungsional. Winters dan Page berpen-

dapat, oligarki membatasi demokrasi tapi tidak meletakkan

demokrasi sebagai kepalsuan.168

Lembaga-lembaga demokratis pada dirinya tidak mampu

untuk menjauhkan segelintir orang kaya dari terkonsentrasinya

kekuasaan politik.169

Menurut dia, golongan masyarakat kaya bisa

dikeluarkan dari kategori oligark jika entah bagaimana kekayaan

dilucuti dari potensi politiknya yang melekat.170

Dengan demiki-

an, oligarki dan demokrasi beroperasi dalam satu sistem.171

Winters menilai merupakan pembacaan keliru atas Aristoteles,

jika teori oligarki melihat oligarki dan demokrasi sebagai sesuatu

yang tertutup satu sama lain atau berpandangan bahwa demokrasi

adalah palsu jika oligarki muncul di dalamnya.172

Aristoteles

justru menyerukan sebuah sistem politik yang ideal, yakni peme-

rintahan (the polity) yang menggabungkan oligarki dan demokrasi

secara lincah.173

166

Wolfe, “Robert Michels,” 175. 167

Winters, “Oligarchy and Democracy,” 18. 168

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 733. 169

Winters, “Oligarchy and Democracy,” 18. 170

Winters, “Oligarchy and Democracy,” 27. 171

Winters, “Oligarchy and Democracy,” 27. 172

Winters, “Oligarchy and Democracy,” 27. 173

Winters, “Oligarchy and Democracy,” 27.

Page 110: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 83

Hak pilih universal dan kebebasan liberal, lanjut Winters,

memberdayakan persamaan semua warga negara secara radikal.

Akan tetapi, prinsip one-person/one-vote tidak terlalu kuat untuk

mencegah para oligark menggunakan kekuatan uang dengan

ketimpangan yang tajam. Oleh karena itu, kesetaraan yuridis

formal menempati posisi yang sangat penting demi terciptanya

manusia yang bebas. Namun demikian, kesetaraan politik penuh,

bahkan pada demokrasi yang paling liberal sekalipun, merupakan

hal mustahil selama terkonsentrasinya kekayaan menempatkan

pengaruh politik yang sangat timpang di tangan segelintir warga

negara. Winters menilai Demokrasi yang menyatu dengan oligarki

jauh lebih baik dibandingkan tidak ada demokrasi sama sekali.

Semua itu, merupakan langkah parsial menuju kesetaraan dan

representasi politik secara penuh.174

Literatur-literatur tentang oligarki dan demokrasi biasa

melihatnya sebagai dua aturan politik yang saling tertutup.

Winters dan Page justu melihat oligarki dan demokrasi sebagai

kompatibel dan bahkan seringkali melebur. Dengan demikian,

keduanya tidak sependapat dengan pandangan bahwa orang-orang

kaya mendominasi seluruh aspek politik.175

Dalam sistem politik

formal yang demokratis, perjuangan-perjuangan Dahlian pluralis-

tic176

—dan bahkan tersegmentasi (bukan umum dan revolusioner)

berbagai mobilisasi massa—mungkin membawa hari pada banyak

isu termasuk masalah-masalah ras, kewanitaan, gay, etnisitas,

agama, moralitas, senjata, atau lingkungan. Semua itu merupakan

isu-isu yang sangat penting bagi kebanyakan warga biasa sedang-

kan bagi orang-orang kaya, isu-isu tersebut sangat terbatas dan

merupakan keprihatinan lintas sektoral. Di sini, Winters dan Page

membuktikan bahwa kritik-kritik sebelumnya tentang “bias-bias

pluralisme” masuk ke dalam sesuatu, bahwa distribusi kekayaan

yang tidak merata di AS merupakan sumber terbentuknya oligarki,

174

Winters, “Oligarchy and Democracy,” 27. 175

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732. 176

Robert A. Dahl, Dilemas of Pluralist Democracy: Autonomy vs. Control (New Haven and London: Yale University Press, 1982), 114.

Page 111: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

84 Oligarki dan Demokrasi...

dan bahwa ilmuwan-ilmuwan politik Amerika, harus lebih banyak

memperhatikan isu-isu tersebut dibandingkan apa yang mereka

kerjakan. Tingkat kegagalan mereka melakukan hal itu, lapangan,

meskipun kerumitan teknisnya bertambah, hanya mencapai sedikit

kemajuan dibandingkan besarnya harapan.177

R. William Lidlle mendukung kompatibilitas oligarki

dengan demokrasi tapi justru dengan menolak teori oligarki yang

dibangun Richard Robison dan Vedi R Hadiz tentang oligarki

kompleks dan teori oligarki Jeffrey A. Winters. Liddle menilai

keliru teori keduanya tetang oligarki yang digunakan untuk mem-

baca kekuasaan Orde Baru. Dengan mengacu pada teori aksi,178

Orde Baru diidentifikasi oleh Liddle justru sebagai diktator tung-

gal, Soeharto, bukan oligark. Oleh karena itu, jika Robison pesi-

mistis dengan perkembangan demokrasi Indonesia pasca-Orde

Baru karena merupakan kelanjutan oligarki Soeharto, Liddle justru

sebaliknya.179

Di atas semua itu, dukungan terhadap kompatibilitas

oligarki dengan demokrasi, lebih mempertimbangkan pada aspek

penyebab kemunculan oligarki dan demokrasi. Di antara penyebab

itu adalah: Pertama, demokrasi merupakan produk dari sebuah

serangan kaum borjuis pemberontak terhadap tuan tanah aristo-

krasi yang terbelakang; Kedua, semua masyarakat mengandung

sekelompok kelas yang relatif kecil yang berkuasa dan sekelom-

pok kelas sangat besar yang terdiri dari mayoritas penduduk yang

dikuasai. Demokrasi tidak pernah memperkenalkan kekuasaan

mayoritas; Ketiga, para elite lebih cakap sedangkan orang keba-

nyakan secara psikologis tunduk dan bahwa organisasi pada diri-

nya menumbuhkan oligarki; Keempat, lembaga-lembaga demokra-

177

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732-33. 178

Lihat juga Walter Korpi yang membandingkan pendekatan

sumber daya kekuasaan versus teori aksi dan teori konflik. Walter Korpi,

“Power Resources Approach vs. Action and Conflict: On Causal and

Intentional Explanations in the Study of Power,” Sociological Theory 3,

no. 2 (Musim Gugur, 1985): 31-45. 179

Liddle, “Quality of Democracy,” 65.

Page 112: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 85

tis tidak mampu menjauhkan segelintir orang kaya dari terkon-

sentrasinya kekuasaan politik. Golongan masyarakat kaya bisa

dikeluarkan dari kategori oligark jika kekayaan dilucuti dari

potensi politiknya yang melekat; dan Kelima, oligark yang terus

mewarnai perkembangan demokrasi, tidak selamanya berarti

negatif.

2. Inkompatibilitas Oligarki dengan Demokrasi

Pandangan yang menolak kompatibilitas oligarki dengan

demokrasi, pertama, datang dari Lord Acton. Penolakan tersebut

muncul secara implisit dari proposisinya yang menyatakan, “ke-

kuasaan cenderung korup dan kekuasaan yang absolut, korup

secara absolut pula.”180

Dari sisi ini, kekuasaan oligarkis cende-

rung absolut sehingga bertentangan dengan demokrasi. Acton

berkaca ke masa di saat kekuasaan mutlak bertahan hampir sepe-

rempat abad di Athena yang menyebabkan peran negara hilang.

Masyarakat Athena yang merasa lelah dan putus asa, mengakui

bahwa kekuasaan absolut merupakan penyebab kehancuran mere-

ka. “Mereka memahami bahwa untuk kebebasan, keadilan, dan

penegakan hukum yang setara, secara niscaya demokrasi harus

membatasi dirinya sendiri untuk mengendalikan oligarki.”181

Dengan demikian, Acton jelas menolak oligarki yang tak terken-

dali sehingga kekuasaan menjadi absolut.

Begitu juga dengan Richard Robison dan Vedi R. Hadiz

yang pesimistis terhadap obligarki. Mereka memperkenalkan kon-

sep oligarki kompleks yang didefinisikan sebagai sistem pemerin-

tahan di mana hampir semua kekuasaan politik dipegang oleh

segelintir orang kaya yang membuat kebijakan masyarakat

banyak, hanya menguntungkan mereka sendiri secara finansial dan

kurang atau sama sekali tidak memperhatikan kepentingan sebagi-

an besar warga negaranya.182

180

John Emerich Edward Dalberg-Acton (Lord Acton), Essays on Freedom and Power (Boston, Mass.: The Beacon Press, 1949), 364.

181Acton, Freedom and Power, 41.

182Robison dan Hadiz, Reorganising Power, 16-17.

Page 113: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

86 Oligarki dan Demokrasi...

Vilfredo Pareto (1848-1923) juga menolak kompatibilitas

oligarki dengan demokrasi karena telah membajak demokrasi itu

sendiri. Oligarki direpresentasikan oleh segelintir orang dari kelas

borjuis Italia. Pareto mengkritik kelas borjuis itu yang dinilainya

telah memanfaatkan negara untuk mempromosikan apa yang

disebutnya bourgeois socialism(sosialisme borjuis) melalui pajak,

berbagai monopoli dan belanja militer. Akan tetapi, semua itu

justru dirancang untuk memperkuat pengusaha-pengusaha industri

dan tuan-tuan tanah tertentu.183

Pareto juga menilai, popular socialism bahkan lebih buruk. Sebab, sosialisme populer menggu-

nakan negara untuk meredistribusi kekayaan kepada para pekerja

tapi pada saat yang sama justru menumbuhkan lebih banyak

perampas daripada jumlah pencipta kekayaan.184

Padahal, pada

mulanya, dia berharap sistem yang lebih demokratis akan membu-

at sebuah situasi di mana tidak ada kelas dominan memegang

kendali negara untuk keuntungan kelasnya sendiri.185

Penolakan kesesuaian oligarki dengan demokrasi juga

datang dari Edward Shils. Sebab, menurut Shils, oligarki lebih

akomodatif terhadap kesenjangan antara elite modern dengan

massa rakyat. Padahal, demokrasi menghendaki tertutupnya ju-

rang pemisah tersebut demi terbentuknya masyarakat politik yang

modern bukan hanya dalam ekonomi dan pemerintahan tapi juga

dalam tata moralitas. Kalaupun, jurang pemisah tersebut tertutupi,

sifat koersif dari rezim oligarki juga menyebabkan semunya

penutupan jurang pemisah tersebut. Oleh karena itu, oligarki lebih

dapat berdampingan dengan sistem adat daripada demokrasi. Se-

bab, demokrasi dalam banyak hal juga menyimpang dari tradisi.186

183

Richard Bellamy, “Vilfredo Pareto 1848-1923,” dalam The Routledge Dictionary of Twentieth-Century Political Thinkers, eds.

Robert Benewick dan Philip Green (London dan New York: Routledge,

1998), 197. 184

Bellamy, “Vilfredo Pareto,” 197. 185

Bellamy, “Vilfredo Pareto,” 197. 186

Shils, “Angkatan Bersenjata,” 216-17.

Page 114: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 87

Edmund Burke (1729–1797) juga menolak kesesuaian

oligarki dengan demokrasi. Meskipun, Burke tak mempertim-

bangkan demokrasi sebagai rezim pilihan. Dia lebih mendukung

aristokrasi sehingga mengokohkan pemerintahan monarki. Sebab,

menurut dia, masayarakat tidak bisa berkuasa; masyarakat adalah

elemen yang pasif sebagai lawan dari penguasa aktif di dalam

negara. Karena itu, oligarki lebih cenderung kepada sistem

pemerintahan aristokrasi. “Kalaupun suatu masyarakat dipimpin

oleh salah satu jenis oligarki yang ganas, mereka harus dipimpin

oleh true natural aristocracy melalui menteri-menteri yang bukan

hanya sebagai penguasa alamiah tapi juga panduan alami.”187

Pendapat senada dilontarkan Lili Romli, Profesor Riset

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang melihat oligar-

ki dan demokrasi sebagai hubungan yang bertentangan. Hanya

saja, untuk kasus Indonesia, lebih cocok disebut oligarki demokra-

si. Ini berbeda dengan istilah Robert Michels yang mengukuhkan

demokrasi oligarki.188

Adalah Yuki Fukuoka189

yang telah mengu-

kuhkan istilah oligarki demokrasi. Fukuoka melihat oligarki dan

demokrasi sebagai hubungan kontradiktif tapi menyatu. Michels

mengatakan, meskipun di dalam negara demokrasi, oligarki tetap

ada. Di Indonesia tumbuh oligarki demokrasi di mana para oligark

memanfaatkan prosedur-prosedur demokrasi untuk berkuasa.

Mereka memanfaatkan mekanisme demokrasi untuk berkuasa atas

pemerintahan dan uang. Ini bertentangan dengan substansi demo-

krasi. Para oligark menurut Richard Robison dan Vedi R. Hadiz

merupakan predator yang menghisap rakyat untuk memperkaya

diri sendiri dan kelompoknya.190

Itulah politik oligarki dinasti

yang terjadi di Banten. Menguasai resources untuk diri sendiri,

187

Strauss dan Cropsey, eds., Political Philosophy, 696. 188

Wolfe, “Robert Michels,” 175. 189

Yuki Fukuoka, “Oligarchy and Democracy in Post-Suharto

Indonesia,” Political Studies Review 11 ( 2013): 52-64. 190

Robison dan Hadiz, Reorganising Power, 16-17, note 6.

Page 115: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

88 Oligarki dan Demokrasi...

keluarga dan kelompoknya sehingga semakin uangnya semakin

melimpah.191

Jika para pendukung kompatibilitas oligarki dengan

demokrasi lebih melihat kepada penyebab kemunculannya, para

penentangnya lebih mempertimbangkan pada akibat yang ditim-

bulkan dari sistem pemerintahan oligarkis. Di antara akibat-akibat

tersebut adalah: Pertama, kekuasaan oligarkis cenderung absolut

dan kekuasaan absolut mengakibatkan kekuasaan korup secara

absolut pula; Kedua, kekuasaan oligarkis dalam membuat kebija-

kan masyarakat banyak, cenderung hanya menguntungkan mereka

sendiri secara finansial dan kurang atau sama sekali tidak memper-

hatikan kepentingan sebagian besar warga negara; Ketiga, kekua-

saan oligarkis ditengarai telah membajak substansi demokrasi;

Keempat, oligarki melestarikan kesenjangan antara elite modern

dengan massa rakyat. Padahal, demokrasi menghendaki tertutup-

nya jurang pemisah tersebut; dan Kelima, oligarki lebih cenderung

kepada sistem pemerintahan aristokrasi dibandingkan demokrasi.

D. Oligarki dalam Perspektif Islam

Pada sub-bab ini, peneliti mendeskripsikan pandangan

Alquran dan Hadis secara normatif192

terhadap oligarki baik dalam

kategori material maupun dalam kategori elite. Di satu sisi, pada

kategori material, oligarki dimengerti sebagai kekuasaan yang

bersumberdaya dari kekayaan. Di lain sisi, pada kategori elite

oligarki dipahami dalam definisi generiknya yaitu kekuasaan sege-

lintir orang. Secara umum, Aquran dan Hadis memandang negatif

oligarki dalam pengertian material dan memandang positif oligar-

191

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018. 192

Normatif adalah berpegang teguh pada norma; menurut nor-

ma atau kaidah yang berlaku. Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) versi online/daring (dalam jaringan) entri ‘normatif.’

Page 116: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 89

ki dalam pengertian elite. Setelah itu, peneliti melihat bagaimana

pandangan para ulama terhadap oligarki secara empiris.193

1. Oligarki dalam Perspektif Alquran

Dalam pengertian material, mengacu pada pendapat

Aristoteles,194

Sokrates,195

dan Plato,196

prinsip oligarki adalah

kekayaan. Pada abad 21, prinsip tersebut ditegaskan kembali oleh

Richard Robison beserta Vedi R. Hadiz,197

Benjamin I. Page,198

dan Jeffrey A. Winters199

setelah mengalami penyimpangan ke

teori elite yang dibangun oleh Gaetano Mosca,200

Vilfredo Pare-

to,201

dan Robert Michels.202

Para oligark berlomba-lomba meraih

kekayaan tersebut sehingga terkonsentrasilah kekayaan pada sege-

lintir orang. Secara normatif, sejak empat belas abad yang lalu,

Quran sudah melansir kecenderungan tersebut dalam surat al-

Taka>thur ayat pertama dan kedua:

م التكثمرم } م المقابر }1ألهاكم رتم {2{ حت زم

“Saling memperbanyak telah melengahkan kamu, sampai kamu telah menziarahi kubur-kubur.”203

193

Empiris adalah bagian dari pengetahuan yang didasarkan pada

observasi dan eksperimen bukan didasarkan pada teori. Lihat entri

‘empirical’ dalam Martin H. Manser, Oxford Learner’s Pocket Dictio-nary, New Edition (Oxford: Oxford University Press, 1991), 137.

194Friedrich, “Oligarchy,” 463.

195Strauss danCropsey, eds.,Political Philosophy, 61.

196Cooper dan Hutchinson, eds. Plato: Complete Works, 1162.

197Robison dan Hadiz, Reorganising Power, 16-17, note 6.

198Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732.

199Winters, Oligarchy, 11.

200Bellamy, “Gaetano Mosca,” 182.

201Bellamy, “Vilfredo Pareto,” 197.

202Wolfe, “Robert Michels,” 175.

203M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan

Keserasian al-Qur’an volume 15 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 486.

Page 117: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

90 Oligarki dan Demokrasi...

Menurut M. Quraish Shihab, kata al-taka>thur (التكاثر) bera-

sal dari kata kathrah/banyak (كثرة). Patron dari al-taka>thur menun-

jukkan adanya dua pihak atau lebih yang bersaing, semua berusaha

memperbayak dan sama-sama mengklaim memiliki lebih banyak

dari pihak lain hingga mengunjungi kubur-kubur leluhur untuk

membuktikan keunggulan atau kelengahan berlanjut hingga ajal

menjemput. Tujuannya adalah berbangga dengan kepemilikannya.

Shihab mendefinisikan al-taka>thur sebagai persaingan antara dua

pihak atau lebih dalam hal memperbanyak hiasan dan gemerlapan

duniawi, serta usaha untuk memiliki sebanyak-banyaknya tanpa

menghiraukan norma dan nilai-nilai agama.204

Yang dikecam oleh

ayat tersebut adalah persaingan yang membuat seseorang lengah

sehingga mengabaikan hal-hal yang lebih penting. Menurut (اللهو)

Shihab, ada tiga ayat yang menggambarkan faktor-faktor yang

dapat melengahkan manusia: Pertama, angan-angan kosong (Q.S.

al-H}ijr [15]: 3); Kedua, perniagaan dan jual beli (Q.S. al-Nu>r [24]:

37); dan Ketiga, harta dan anak-anak (Q.S. al-Muna>fiqu>n [63]:

9).205

Jika Winters menunjukkan kekayaan ekstrem secara kuan-

titatif dengan membuat Material Power Index (Indeks Kekuasaan

Material),206

Quran menunjukkannya secara kualitatif dengan

kalimat ‘sampai kamu telah menziarahi kubur-kubur.’ Winters

membuat rasio kekayaan orang biasa terhadap orang terkaya,

Quran membuat ajal sebagai batasnya. Baik Winters maupun

Quran sama-sama menunjukkan kekayaan ekstrem yang memben-

tuk dan mendefinisikan oligarki. Pengertian kualitatif juga sudah

ditunjukkan oleh Aristoteles yang menyebutkan kekayaan sebagai

prinsip utama oligarki;207

Sokrates yang menyebutkan oligarki

204

Shihab, Tafsir al-Mishbah, 486. 205

Shihab, Tafsir al-Mishbah, 487. 206

Winters, Oligarchy, 78. 207

Friedrich, “Oligarchy,” 463.

Page 118: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 91

mengagung-agungkan harta benda,208

dan Plato yang menyebutkan

kekayaan menjadi penilaian utama oligarki.209

Pada abad 21, Richard Robison dan Vedi R. Hadiz me-

nambahkan ‘kekuasaan segelintir orang kaya’ dengan ‘kebijakan

yang hanya menguntungkan mereka sendiri secara finansial dan

kurang atau sama sekali tidak memperhatikan kepentingan sebagi-

an besar warga negara.210

Frasa ‘menguntungkan mereka sendiri’

dan ‘kurang atau sama sekali tidak memperhatikan’ dalam bahasa

Quran disebut ‘lengah (اللهو)’ sebagaiman termaktub dalam surah

al-Taka>thur itu.

Menurut Alquran harta adalah ujian (al-Anfa>l [8]: 28, al-

Fajr [89]: 15-16 dan 17-20), perhiasan kehidupan dunia yang

kontras dengan kebajikan yang terus menerus (al-Kahfi [18]: 46),

harta belum tentu kebaikan (al-Mu’minu>n [23]: 55-56), orang kafir

beranggapan harta akan membuat mereka selamat dan kekal (al-

Humazah [104]: 1-3), akumulasi harta sebagai sikap melampaui

batas (al-‘Alaq [96]: 6-7), orang kaya itu bisa lebih jahat dari

penguasa yang tersirat dalam penyebutan Qa>ru>n mendahului

Firaun, dan Haman (al-‘Ankabu>t [29]: 39), orang kaya zaman nabi

Shua>yb susah diatur (Hu>d [11]: 87), menolak berinfaq (Ya>si>n [36]:

47), tidak akan berpegang teguh pada agama (al-Fath [48]: 11),

harta sebagai musuh (al-Tagha>bu>n [64]: 14), harta tidak berguna

yang dikontraskan dengan hati bersih (al-Shu>ra> [42]: 88-89), harta

itu milik Allah (al-Nu>r [24]: 33).

Islam tidak pernah melarang manusia untuk menjadi orang

kaya. Banyak riwayat dan hadis, bahkan sering mendorong manu-

sia untuk berusaha mencari harta. Mati dalam keadaan mencari

nafkah untuk keluarga tergolong orang yang sha>hid. Akan tetapi,

Islam menegaskan, jangan sampai harta menjadi tujuan hidup

yang melampaui batas. Cukuplah ia menjadi kendaraan menuju

Allah.

208

Strauss dan Cropsey, eds., Political Philosophy, 61. 209

Cooper dan Hutchinson, eds. Plato: Complete Works, 1162. 210

Robison dan Hadiz, Reorganising Power, 16-17, note 6.

Page 119: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

92 Oligarki dan Demokrasi...

Sementara itu, dalam pengertian elite (oligarki yang dipa-

hami sebagai kekuasaan segelintir orang), dalam nada yang

positif, Allah berfirman dalam surat al-An‘a>m: 165:

ا ف مآ ءاتكم فوق بعض درجات ل يبلموكم خالئف األرض ورفع بعضكم ي جعلكم و ال وهم ك سيعم ن رب

هم لغفمور رحمي } ن {161العقاب وا

“Dan Dia (Allah) yang menjadikan kalian penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian dari kalian atas sebagian (yang lain) beberapa tingkat.”

T}a>riq al-Suwayda>n menemukan padanan oligarki dalam

Alquran, dalam kata al-mala’ (المأل)211 yang merupakan kata benda

dan berarti kepala, ketua, atau para pemuka. Kata yang seakar

dengan mala’ muncul 40 kali dalam Alquran. Akan tetapi, kata

yang berarti ketua (mala’) muncul sebanyak 30 kali. Kata tersebut

muncul dalam surat 2 ayat 246; surat 7 ayat 60, 66, 75, 88, 90,

103, 109, 127; surat 10 ayat 75, 83, dan 88; surat 11 ayat 27, 38,

dan 97; surat 12 ayat 43; surat 23 ayat 24, 33, dan 46; surat 26

ayat 34; surat 27 ayat 29; 32, dan 38; surat 28 ayat 20, 32, dan 38;

surat 37 ayat 8; surat 38 ayat 6 dan 69; dan surat 43 ayat 46.212

Dari tiga puluh ayat tersebut, belum bisa dipastikan

apakah semua pemuka tersebut termasuk ke dalam kategori

oligarki atau bukan. Sebab, ayat-ayat tersebut lebih menunjukkan

penolakan para pemuka terhadap ajaran tauhid yang dibawa oleh

para Nabi: Nu>h,213

Hu>d,214

S{a>lih,215

Shu‘ayb,216

dan Mu>sa>.217

Jika

211

T}a>riq al-Suwayda>n, Silsilat Qashash al-’Anbiya>’: Qishat Nu>h } 212

Entri mala’dalam The Quranic Arabic Corpus, http://corpus.

quran.com/qurandicti onary.jsp?q=mlA (diakses Minggu, 7 November

2015). 213

Hafidzh Dasuki, et al., Alquran dan Tafsirnya, Jilid III

(Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 1995), 457. 214

Dasuki, et al., Alquran dan Tafsirnya, 463. 215

Dasuki, et al., Alquran dan Tafsirnya, 472.

Page 120: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 93

penolakan tersebut didasarkan pada kesombongan mereka akibat

kekayaan yang menjadi sumber daya kekuasaan yang dimilikinya

untuk menentang para Nabi, baru bisa dikategorikan oligarki. Jika

tidak, kata mala’tersebut semata merupakan kategori elite. Ini

merupakan konsekuensi penelaahan yang berpatokan pada sumber

daya kekuasaan material oligark dan oligarki yakni kekayaan.218

Dengan demikian, secara normatif sistem pemerintahan

oligarkis bertentangan dengan Alquran. Sebab, tujuan negara

menurut Alquran adalah untuk beriman dan bertakwa:

مآ ء واألرض ن الس قوا لفتحنا عليم بركت م بما ولو أن أهل القمرى ءامنموا وات بموا فآخذنهم ولكن كذ

بمون } موا يكس {66كن

Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai atas apa yang telah mreka kerjakan (al-A’ra>f [7]: 96).

Keimanan dan ketakwaan tersebut dimanifestasikan dalam

tujuan pendirian negara yaitu usaha memakmurkan bumi, menye-

jahterakan umat manusia, membebaskan rakyat dari kelaparan,

mewujudkan keamanan dan ketertiban umum, dan mewujudkan

kehidupan bangsa yang sejahtera lahir dan batin.219

Tujuan negara

ialah untuk memelihara keamanan dan integritas negara, menjaga

hukum dan ketertiban, dan untuk memajukan negeri hingga setiap

individu dalam negeri itu dapat merealisasikan seluruh potensinya

216

Dasuki, et al., Alquran dan Tafsirnya, 494. 217

Dasuki, et al., Alquran dan Tafsirnya, 522. 218

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732. 219

Muchlis M. Hanafi, et al., eds., Tafsir Alquran Tematik: Alquran dan Kenegaraan, Seri 5 (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf

Alquran, 2011), 10.

Page 121: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

94 Oligarki dan Demokrasi...

dan bisa memberikan sumbangan bagi kesejahteraan semua warga

negara.220

Tujuan berdirinya negara menurut Alquran, pertama, mengembangkan kehidupan beragama yang mencakup tiga bagian:

(a) mengembangkan kehidupan beragama masyarakat dari poli-

teisme (kemusyrikan) menuju monoteisme (tauhid);221

(b) melin-

dungi kebebasan beragama;222

dan (c) membimbing umat agar

mengamalkan agama dengan baik dan benar.223Kedua, melindungi

segenap bangsa (warga negara).224

Ketiga, memajukan kesejahte-

raan umum.225

Keempat, mencerdaskan kehidupan bangsa.226

220

Hanafi, et al., eds., Alquran dan Kenegaraan, 10. 221

Lihat Q.S. Hu>d [11]: 50-51, al-Naml [27]: 29-31, 23-24, 24-

26, 27-28, dan 31, al-Baqarah [2]: 251, al-Nisa>’ [4]: 54, dan S}a>d [38]: 34-

35. Hanafi, et al., eds., Alquran dan Kenegaraan, 50-58. 222

Lihat Q.S. al-Baqarah [2]: 256. Hanafi, et al., eds., Alquran dan Kenegaraan, 58-60.

223Lihat Q.S. al-Hajj [22]: 40 dan al-An‘a>m [6]: 108. Hanafi, et

al., eds., Alquran dan Kenegaraan, 60-63. 224

Al-Sha>tibi> merumuskan prinsip melindungi segenap bangsa

dan warga negara sebagai bentuk penghormatan dan perlindungan terha-

dap manusia dan nilai kemanusiaan dengan lima pilar h}ima>yat (perlindu-

ngan). Kelima pilar perlindungan tersebut merupakan tujuan syariat

Islam yang juga merupakan salah satu tujuan negara. Kelima pilar terse-

but disebut al-kulliya>t al-khamsyaitu h}ima>yat al-di>n(memelihara agama),

h}ima>yat al-nafs(melindungi jiwa), h}ima>yat al-‘aql(memelihara akal/ke-

cerdasan/intelek), h}ima>yat al-nasl(memelihara keturunan) dan h}ima>yat al-amwa>l(melindungi hak milik atau harta). Penghormatan terhadap ma-

nusia termaktub dalam Q.S. al-Ti>n [95]: 4, al-Isra>’ [17]: 70. Lalu, lara-

ngan membunuh dalam Q.S. al-Ma>’idah [5]: 32; Allah memuliakan

manusia dan larangan menjualnya (Q.S. al-An‘a>m [6]: 151), hukuman

bagi yang merampok harta, anak atau perempuan untuk dieksploitasi

(Q.S. al-Ma>’idah [5]: 33-34), pencegahan aborsi (Q.S. al-Isra>’ [17]: 32),

perintah menutup aurat (Q.S. al-Ah}za>b [33]: 59), dan larangan mem-

bantu tindakan aborsi (Q.S. al-Ma>’idah [5]: 2). Hanafi, et al., eds.,

Alquran dan Kenegaraan, 63-79. 225

Lihat Q.S. Hu>d [11]: 61, al-Baqarah [2]: 30, al-Hijr [15]: 82,

Quraish [106]: 4, Saba’ [34]: 15, al-Naml [27]: 33-34, al-A‘ra>f [7]: 96, al-

Page 122: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 95

Kelima, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.227

Oligarki juga bertentangan dengan prinsip-prinsip berne-

gara menurut Alquran, yakni amanah,228

keadilan,229

musyawa-

An‘a>m [6]: 44, al-Nahl [16]: 112, al-Balad [90]: 1-2, al-Ti>n [95]: 3.

Hanafi, et al., eds., Alquran dan Kenegaraan, 79-88. 226

Lihat Q.S. al-Baqarah [2]: 151. Hanafi, et al., eds., Alquran dan Kenegaraan, 88-91.

227Lihat Q.S. al-H{ajj [22]: 39-40 yang membolehkan kamu mus-

lim untuk memerangi siapa saja yang tidak memiliki niat baik untuk

berdamai dan al-Anbiya>’ [21]: 107 yang menegaskan misi kerasulan

Muhammad adalah menebar pesona perdamaian dan menjadi rahmat bagi

seluruh alam. Hanafi, et al., eds., Alquran dan Kenegaraan, 91-92. 228

Dalam Alquran terdapat enam ayat yang secara eksplisit me-

nyebut ama>nah dengan mufrad (tunggal) dan jamaknya. Keenam ayat

tersebut adalah surah al-Baqarah [2]: 283, al-Nisa>’ [4]: 58, al-Anfa>l [8]:

27, al-Mu’minu>n [23]: 8, al-Ma‘a>rij [70]: 32, dan al-Ah}za>b [33]: 72.

Sedangkan sifat amanah para rasul, Alquran mengungkapkan kalimat

rasu>l ami>n. Ungkapan tersebut tercantum dalam Alquran sebanyak enam

ayat, yaitu a-Shu‘ara>’ [26]: 107, 125, 143, 162, dan 178 dan al-Dukha>n

[44]: 18; na>s}ih} ami>n pada al-A‘ra>f [7]: 68; al-ru>h} al-ami>n pada al-Shu‘ara>

[26]: 193; qawiyy ami>n pada al-Naml [27]: 39; Nabi Musa sebagai al-qawiyy al-ami>n pada al-Qas}as} [28]: 26; yang menunjukkan tempat de-

ngan sebutan maqa>m ami>n pada al-Dukha>n [44]: 51; dan dengan sebutan

al-balad al-ami>n pada al-Ti>n [95]: 3. Sebutan al-ami>n menunjukkan suatu

derajat tertinggi terhadap pihak yang memiliki sebutan tersebut, mulai

dari gelar rasul hingga gelar untuk suatu kota. Hanafi, et al., eds.,

Alquran dan Kenegaraan, 101. 229

Keadilan merupakan bagian pokok dalam kepemimpinan

(ima>mah). Alquran menyebutkan kata adil sebanyak 54 kali dan juga

yang semakna dengan itu seperti qist} dengan berbagai mushtaqq (deri-

vasinya) sebanyak 25 kata. Kosakata adil sudah menjadi bahasa Indone-

sia yang diartikan seimbang. Banyak ayat yang memerintahkan keadilan,

di antaranya surah al-Nahl [16]: 90, al-An‘a>m [6]: 152, al-Ma>’idah [5]: 8,

dan S}a>d [38]: 26. Hanafi, et al., eds., Alquran dan Kenegaraan, 113-15.

Page 123: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

96 Oligarki dan Demokrasi...

rah,230

persamaan,231

dan kerjasama atau tolong-menolong.232

Ama>>nah dalam Alquran dapat dikategorikan sebagai amanah

dalam urusan pribadi, keluarga, masyarakat dan negara;233

Kea-

dilan meliputi berbagai tingkatan antara lain keadilan terhadap

diri sendiri, keluarga, masyarakat (mujtama‘) dan negara;234

Mu-

syawarah merupakan prinsip penting dalam menegakkan kemas-

lahatan, baik yang bersifat individual, sosial maupun pemerinta-

han;235

Prinsip persamaan (musa>wah) harus ditegakkan dalam

konteks ekonomi, politik, dan sosial;236

dan Kebersamaan merupa-

kan suatu hal yang niscaya dalam kehidupan, bahkan dengan

makhluk-makhluk lain. Sebab, secara sosiologis, manusia tidak

bisa hidup sendirian.237

Sistem oligarki juga bertentangan dengan nilai-nilai dasar

tentang kemasyarakatan. Masykuri Abdillah mencatat tujuh nilai

dasar tetang kemasyarakatan dalam Alquran.238

Ketujuh nilai

230

Perintah musyawarah dalam Alquran terdapat dalam surah A<li

‘Imra>n [3]: 159 dan al-Shu>ra> [42]: 38 berikut ini:

وا من حولك فاعف عنهم و ا غليظ القلب النفض ن هللا لنت لهم ولو كنت فظ استغفر فبما رحمة ملين }لهم وشاورهم ل على هللا إن هللا يحب المتوك {951في األمر فإذا عزمت فتوك

ا رزقناهم ينفقون الة وأمرهم شورى بينهم ومم هم وأقاموا الص {83}والذين استجابوا لربLihat Hanafi, et al., eds., Alquran dan Kenegaraan, 122-24. 231

Ayat-ayat Alquran yang mengindikasikan persamaan adalah

Surah al-H{ujura>t [49]: 13, al-Zalzalah [99]: 6, al-Nisa>’ [4]: 105, dan al-

Kahf [18]: 28. Hanafi, et al., eds., Alquran dan Kenegaraan, 128. 232

Aquran sudah menyatakan secara eksplisit adanya kehidupan

berjamaah yaitu tolong menolong (ta‘a>wun) seperti yang termaktub pada

surah al-Ma>’idah [5]: 2. Lihat Hanafi, et al., eds., Alquran dan Kenegaraan, 132.

233Hanafi, et al., eds., Alquran dan Kenegaraan, 102.

234Hanafi, et al., eds., Alquran dan Kenegaraan, 115.

235Hanafi, et al., eds., Alquran dan Kenegaraan, 120.

236Hanafi, et al., eds., Alquran dan Kenegaraan, 131.

237Hanafi, et al., eds., Alquran dan Kenegaraan, 132.

238Masykuri Abdillah, Islam dan Dinamika Sosial Politik di

Indonesia(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011), xv-xviii.

Page 124: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 97

dasar tersebut adalah pertama, keadilan (al-‘ada>lah) yang tertuang

dalam QS. Al-Ma>’idah: 8; Kedua, kepercayaan dan akuntabilitas

(al-ama>nah) yang tertuang dalam QS. Al-Nisa>’: 57; Ketiga, persaudaraan (al-ukhuwwah) dan kemajemukan (al-ta‘addudiyyah)

yang tercermin dalam QS. Al-Hujura>t: 10 dan 13; Keempat, persamaan (al-musa>wah) yang tertuang dalam QS. Al-Hujura>t: 13;

Kelima, kebebasan (al-hurriyyah) yang termaktub dalam QS. Al-

Baqarah: 256; Keenam, permusyawaratan (al-shu>ra>) yang tercer-

min dalam QS. Al-Shu‘ara>: 38 dan QS. A<li ‘Imra>n: 159; dan Ketu-juh, perdamaian (al-silm) yang tertuang dalam QS. Al-Anfa>l: 61.

2. Oligarki dalam Perspektif Hadis

Dalam kategori material, selain dalam Alquran, karakte-

ristik akumulatif terhadap kekayaan yang menjadi prinsip utama

oligarki, juga tertuang dalam beberapa hadis Nabi. Dalam sebuah

hadis qudsi dinyatakan: “Seandainya material manusia (yang lengah) memilikidua lembah yang penuh emas, niscaya ia mengi-nginkan lembah ketiga. Tidak ada yang memenuhi rongga (ambisi) putra-putri Adam kecuali tanah.” Sambil membaca alha>kum al-taka>thur, Rasul SAW bersabda, “Putra-putri Adam berkata,

‘Hartaku, hartaku.” Hai Manusia! Engkau tidak memiliki dari (apa

yang engkau anggap) hartamu kecuali apa yang telah engkau

makan dan engkau habiskan, atau apa yang engkau pakai dan

lapukkan, atau apa yang engkau sedekahkan sampai habis. Selain

dari itu, semuanya akan engkau tinggalkan untuk orang orang

lain.” (Hadis Riwayat [HR] Muslim melalui Mutharrif).239

Dalam riwayat al-Bukha>ri>,240

hadis tersebut berbunyi

sebagai berikut:

239

Shihab, Tafsir al-Mishbah, 487. 240

Hadis riwayat al-Bukha ri , Kita>b al-Riqa q, halaman (h.) 1971

dengan nomor (no.) Hadis 6439; Muslim, Kitab al-Zaka>t, h. 658 no. 1744

dan h. 658 no. Hadis 1744; al-Sunan al-Tirmi>dzi> h. 528 no. 2337; dan

Ahmad ibn Hanbal h. 2951 no. 11.819, h. 3067 no. 12.306, h. 3089 no.

12.392, h. 3130 no. 12584, h. 3243 no. 13.064, h. 3243 no. 13086, h. 3260

no. 13140, h. 3270 no. 13174, h. 3336 no. 13461, dan h. 919 no. 3491.

Page 125: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

98 Oligarki dan Demokrasi...

ابم و ل التر

م عل من تب لو أن لبن أ دم واديا من ذهب أحب أن يكمون لم وادين ولن يمل فاهم ا يتموبم الل

Dalam hadis yang lain, Rasulullah SAW bersabda:

ولم الل مك تداعى األكةم » -صل هللا عليه وسمل-عن ثوبن قال قال رسم يموشكم األممم أن تداعى عليكم

ل قصعتا نم يومئذ قال «. ا ن يوم » فقال قائل ومن قل يل بل أنتم غمثاء كغمثاء الس ئذ كثري ولكنكم

م الوهن م ف قملموبكم وليقذفن الل م المهابة منكم كم و ور عدم دم م من صم «. ولينعن الل ول الل فقال قائل ي رسم

نيا بر ادلر وكراهيةم الموت وما الوهنم قال حم

Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat,

pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana

mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemu-

dian seseorang bertanya, “Katakanlah wahai Rasulullah, apakah

kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian

pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang

dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada

hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian

’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasu-

lullah berkata, “cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no.

4297 dan Ahmad 5: 278, shahih kata Syaikh Al Albani. Lihat

penjelasan hadits ini dalam ‘Aunul Ma’bud).

Dalam kategori elite (oligarki yang dipahami sebagai

kekuasaan segelintir orang), Quraish merupakan salah satu bentuk

oligarki kesukuan sebagaimana sabda Rasullullah SAW, al-’aimmah min Quraish ( ة من قريش Para imam itu (hendaknya“ .(األئم

diangkat) dari suku Quraish.”241

Menurut Quraish Shihab,

241

Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dalam Al-

Musnad (11859) dari Anas bin Malik dan Abu Barzah al-Aslami> (18941);

An-Nasa`i dalam al-Sunan Al-Kubra> (5942); Ibn Abi Shaibah dalam Al-

Mushannaf dari Anas (54/8) dan ‘Ali bin Abi> Tha>lib (54/17); Abd al-

Rrazzaq dalam Al-Mushannaf dari ‘Ali (19903); Al-Haki>m dalam al-

Mustadrak (7061) dari ‘Ali; Al-Thabarani dalam Al-Mu’jam al-Kabi>r dari Anas (724) dan dalam Al-Shaghir dari ‘Ali (426); Al-Baihaqi dalam

Ma’rifat al-Sunan wa al-Atsar dari Anas (1595); Al-Thayalisi dalam Al-

Musnad (957) dari Abu Barzah dan Anas (2325); Al-Khallal dalam Al-

Page 126: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 99

Quraish yang diabadikan Alquran dalam surat Quraish [106]

merupakan suku paling berpengaruh di Mekah.242

Suku ini sangat

dikenal dengan sikap persatuan, kekokohan, dan gotong-royong

mereka terutama dalam perdagangan sehingga layak diangkat

menjadi pemimpin.243

Sementara itu, Ibn Khaldu>n menegaskan, saat Nabi me-

nyatakan hendaknya kepemimpinan umatnya dipercayakan kepada

suku Quraish dan agar syarat keturunan Quraish didahulukan

daripada syarat kemampuan, jangan diartikan bahwa kepemim-

pinan umat Muhammad itu merupakan monopoli suku Quraish.

Petunjuk Nabi tersebut diberikan berdasarkan kenyataan bahwa

suku Quraish (paling tidak pada waktu itu) merupakan suku Arab

yang paling terkemuka, punya solidaritas kelompok yang terkuat

dan dominan. Atas dasar itu, Quraish menjadi suku paling berwi-

bawa. Menurut Ibn Khaldu>n, pemimpin negara dari suku yang

demikianlah yang akan mampu secara efektif menjamin ketertiban

negara dan keserasian hubungan antara komponen-komponen

negara itu. Dengan mengikuti alur argumentasi tersebut, Munawir

Sjadzali menarik benang merah: jika suku Quraish tak lagi berada

dalam keadaan sebagai suku yang paling berwibawa dan solida-

ritas kelompoknya tidak lagi dominan, yang berarti pula bahwa

pemimpin yang berasal dari suku Quraish tidak lagi dapat diharap-

kan mampu secara efektif mewujudkan ketertiban negara dan

kerukunan antar warga negara, maka kepemimpinan dapat berpin-

Sunnah (34) dari Salman al-Farisi dan ‘Ali (64); Ibn Abi Ashim dalam al-

Sunnah (929) dari Anas dan Abu Barzah (934); Ar-Ruyani dalam Al-

Musnad (746, 750) dari Abu Barzah; Abu Ya’la al-Maushili dalam al-

Mu’jam (155); Ibn ‘Arabi dalam al-Mu’jam (2259) dari Ali; IbnAsakir

dalam Tarikh Dimasyq (4635) dari Anas; dan Ibnu Adi dalam Al-Kamil

(biografi Ibrahim bin Athiyah Al-Wasithi) dari Anas. 242

Shihab, Tafsir al-Mishbah, 535. 243

Shihab, Tafsir al-Mishbah, 537-538.

Page 127: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

100 Oligarki dan Demokrasi...

dah ke suku atau kelompok lain yang memiliki wibawa yang lebih

besar dan solidaritas kelompok yang lebih kuat.244

3. Oligarki dalam Pandangan para Ulama

Menurut Munawir Sjadzali, terdapat dua ciri umum pada

gagasan politik Ibn Abi Rabi’ (w. 272 H/885 M), Farabi> (w. 339

H/950 M), Mawardi> (972-1058 M) Ghazali> (1058-1111 M), Ibn

Taymi>yah (1263-1328 M), dan Ibn Khaldu>n (1332-1406 M).

Pertama, pada pendapat mereka, tampak jelas adanya pengaruh

alam pikiran Yunani, terutama pandangan Plato, meskipun kadar

pengaruh tersebut tidak sama antara satu pemikir dengan pemikir

yang lain. Kedua, kecuali Farabi, mereka mendasarkan pikirannya

atas penerimaan terhadap sistem kekuasaan yang ada pada zaman

mereka masing-masing. Bahkan, ada di antara mereka, dalam

penyajian gagasannya bertitik tolak pada pemberian legitimasi

atau keabsahan kepada sistem pemerintahan yang ada atau mem-

pertahankan status quobagi kepentingan penguasa dan baru kemu-

dian menawarkan saran-saran perbaikan dan reformasi.245

Dari sekian banyak bentuk pemerintahan, Ibn Abi Rabi’

secara tegas menolak sistem pemerintahan oligarki yaitu pemerin-

tahan yang dipegang oleh sekelompok kecil orang kaya. Abi Rabi’

lebih memilih monarki atau kerajaan di bawah pimpinan material

raja serta penguasa tunggal sebagai bentuk yang terbaik. Otoma-

tis, dia juga menolak bentuk pemerintahan lain seperti aristokrasi yaitu pemerintahan yang berada di tangan sekelompok kecil

orang-orang pilihan atas dasar keturunan atau kedudukan; demo-krasi yaitu negara yang diperintah langsung oleh seluruh warga

negara; dan lebih-lebih demagogi, apabila para warganya meman-

faatkan hak-hak politiknya yang diberikan oleh sistem demokrasi

secara tidak bertanggungjawab, yang kemudian menimbulkan

244

Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press),

1993), 107. 245

Sjadzali, Islam dan Tata Negara, 42.

Page 128: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 101

kekacauan atau anarki.246

Menurut Sjadzali, alasan utama me-

ngapa Ibn Abi Rabi’ memilih monarki sebagai bentuk pemerinta-

han yang terbaik adalah keyakinannya bahwa dengan banyak

kepala, politik negara akan terus kacau dan sukar membina

persatuan.247

Sementara itu, menurut Farabi, negara mempunyai warga-

warga dengan bakat dan kemampuan yang tidak sama satu dengan

yang lain. Di antara mereka, terdapat material kepala dan sejum-

lah warga yang martabatnya mendekati martabat kepala. Masing-

masing memiliki bakat dan keahlian untuk melaksanakan tugas-

tugas yang mendukung kebijaksanaan kepala. Mereka ini, bersa-

ma-sama dengan kepala termasuk peringkat pertama. Di bawah

mereka, terdapat sekelompok warga yang tugasnya mengerjakan

hal-hal yang membantu warga-warga peringkat pertama tersebut.

Kelompok ini, berada pada peringkat (kelas) dua. Di bawah kelas

dua, terdapat kelompok lain, yang bertugas membantu kelas di

atasnya dan seterusnya sampai kepada kelas terakhir dan terendah

yang terdiri dari warga-warga yang tugas mereka dalam negara itu

hanya melayani kelas-kelas yang lain, dan mereka sendiri tidak

dilayani oleh siapa pun.248

Stratifikasi bakat atau kualitas yang digagas oleh Farabi

tersebut baru memenuhi kriteria oligarki secara generik (segelintir

orang) tapi belum masuk pada kriteria oligarki spesifik, yaitu

stratifikasi material di mana kekayaan menjadi sumber daya

kekuasaan. Akan tetapi, jika menilik syarat-syarat pemimpin yang

diajukan, Farabi secara tegas menolak pemerintahan oligarkis.

Syarat yang bertentangan dengan kategori pemimpin oligarkis

adalah larangan bersikap loba dan rakus dan larangan memandang

penting kekayaan dan kesenangan-kesenangan duniawi lain.249

246

Sjadzali, Islam dan Tata Negara, 46. 247

Sjadzali, Islam dan Tata Negara, 46. 248

Sjadzali, Islam dan Tata Negara, 54. 249

Menurut Farabi, kepala bagi negara utama haruslah seorang

pemimpin yang arif dan bijaksana yang memiliki dua belas kualitas

luhur. Sebagian di antaranya telah ada pada pemimpin itu sewaktu lahir

Page 129: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

102 Oligarki dan Demokrasi...

Padahal, dalam oligarki, kekayaan sangat diagung-agungkan, men-

jadi penilaian utama, dan diakumulasi secara besar-besaran (loba

dan rakus) sehingga terkonsentrasi pada orang-orang tertentu dan

terus dipertahankan.

Al-Ghazali> tidak secara tegas menolak sistem pemerinta-

han oligarkis. Akan tetapi, dia membuat salah satu syarat pemim-

pin yang bertentangan dengan karakteristik oligarkis, yaitu aku-

mulasi kekayaan dan pendapatan. Syarat tersebut adalah keharu-

san seorang pemimpin memiliki sikap wara>’. Wara>’ adalah kehidu-

pan yang bersih dengan kemampuan mengendalikan diri, tidak

membuat hal-hal yang terlarang dan tercela.250

sebagai watak yang alami atau tabiat yang fitri. Akan tetapi, sebagian

yang lain masih perlu ditumbuhkan melalui pengajaran yang terarah,

pendidikan serta latihan yang menyeluruh dengan disiplin yang ketat.

Adapun, dua belas kualitas luhur itu adalah: (1) lengkap anggota badan-

nya; (2) baik daya pemahamannya; (3) tinggi intelektualitasnya; (4) pan-

dai mengemukakan pendapatnya dan mudah dimengerti uraiannya; (5)

pencinta pendidikan dan gemar mengajar; (6) tidak loba atau rakus dalam

hal makanan, minuman dan wanita; pencinta kejujuran dan pembenci

kebohongan; (8) berjiwa besar dan berbudi luhur; (9) tidak memandang

penting kekayaan dan kesenangan-kesenangan duniawi yang lain; (10)

pencinta keadilan dan pembenci perbuatan zalim; (11) tanggap dan tidak

sukar diajak menegakkan keadilan dan sebaliknya sulit melakukan atau

menyetujui tindakan keji dan kotor; dan (12) kuat pendirian terhadap

hal-hal yang menurutnya harus dikerjakan, penuh keberanian, tinggi

antusiasme, bukan penakut dan tidak berjiwa lemah atau kerdil. Sjadzali,

Islam dan Tata Negara, 56. 250

Ghazali> menyodorkan sepuluh syarat yang harus dipenuhi

oleh seseorang untuk dapat diangkat menjadi kepala negara, sultan, atau

raja. Kesepuluh syarat tersebut adalah (1) dewasa atau aqil baligh; (2)

otak yang sehat; (3) merdeka dan bukan budak; (4) laki-laki; (5) keturu-

nan Quraish; (6) pendengaran dan penglihatan yang sehat; (7) kekuasaan

yang nyata; (8) hidayah; (9) ilmu pengetahuan; dan (10) wara>’. Sjadzali,

Islam dan Tata Negara, 78.

Page 130: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 103

Sedangkan Ibn Taimi>yah, sedikit sekali berbicara tentang

kepala negara251

bahkan sama sekali tidak menyinggung tentang

cara dan mekanisme pengangkatan kepala negara.252

Intinya,

menurut Taimi>yah, para penguasa harus memiliki sifat amanah

yang mempunyai dua macam manifestasi: pertama amanah dalam

penunjukkan dan pengangkatan pejabat-pejabat negara; dan

kedua, dalam pengelolaan kekayaan negara serta perlindungan atas

harta benda dan hak milik rakyat.253

Ibn Taimi>yah berpendapat,

dalam penunjukkan atau pengangkatan pembantu-pembantu, baik

mereka yang bertugas pada pemerintah pusat seperti wazir, para

panitera yang mengepalai berbagai bidang, para pejabat tinggi

lainnya, para hakim, para panglima angkatan dan komandan kesa-

tuan, para pejabat di daerah, material kepala negara harus berusa-

ha mencari orang-orang yang secara objektif betul-betul memiliki

kecakapan dan kemampuan untuk jabatan-jabatan tersebut. Kepa-

la negara, jangan sampai terpengaruh oleh faktor-faktor subjektif

seperti hubungan keluarga dan sebagainya.254

251

Ibn Taimi>yah, al-Siya>sah al-Shar‘i>yah fi> Is}la>h} al-Ra>‘i> wa al-Ra‘i>yah (Tanpa Tempat Terbit: Da>r al-Ka>tib al-‘Arabi>, Tanpa Tahun

Terbit), 169-76. 252

Sjadzali, Islam dan Tata Negara, 83. 253

Sjadzali, Islam dan Tata Negara, 84. 254

Keharusan mengadakan seleksi secara objektif itu, menurut

Taimi>yah, tidak terbatas pada para pejabat tingkat atas, tetapi sampai

pada jabatan-jabatan seperti imam masjid, muazin, guru, kepala pasar

dan kepala desa. Taimiyah menegaskan, tidak dibenarkan material kepala

negara menyimpang dari ketentuan aspek kecakapan dan kemampuan. Di

antaranya, mengangkat seseorang untuk satu jabatan sedangkan terdapat

orang lain yang lebih memenuhi syarat kecakapan, hanya karena kepala

negara dengan orang-orang yang diangkat itu masih ada hubungan kelu-

arga, atau karena ada hubungan sahabat, atau berasal dari satu daerah

yang sama, atau sama-sama pengikut satu mazhab atau tarikat, atau

sama-sama satu bangsa—sama-sama Arab, Persia, atau Turki. Taimiyah

juga melarang jabatan itu diberikan atas imbalan pembayaran uang atau

jasa, atau disebabkan oleh kebencian atau rasa permusuhan terhadap

orang-orang yang sebenarnya secara objektif lebih memiliki kecakapan

Page 131: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

104 Oligarki dan Demokrasi...

Pengangkatan pejabat negara yang amanah dilakukan

secara objektif perlu mendapat penekanan di sini--apakah bisa

pemimpin oligark mengangkat pejabat dengan melepaskan faktor

sujektivitasnya. Karena tujuan kekuasaannya adalah rezim perta-

hanan kekayaan, tentu oligark akan sulit memilih pejabat negara

yang didasarkan pada aspek kecakapan dan kemampuannya sema-

ta. Kalaupun yang dipilih adalah orang cakap dan mampu, tentu

pemilihan itu mendapat embel-embel yaitu membantu pertahanan

kekayaan oligark yang menjadi tujuan utama kekuasaannya. Jadi,

sulit bagi oligark untuk melakukannya secara objektif selama tuju-

an kekuasaannya untuk kekayaannya sendiri dan kurang perhatian

pada kesejahteraan masyarakat banyak sebagaimana dikehendaki

demokrasi. Dari sisi karakteristik pemimpin ini, Taimi>yah jelas

menolak pemerintahan oligarkis. Amanat kedua, menurut Taimi>yah, mengenai pengelolaan

kekayaan negara dan perlindungan harta benda milik para warga

negara. Di satu sisi, dalam pengelolaan kekayaan negara, rakyat

tidak dibenarkan menolak membayar segala kewajiban yang telah

ditentukan oleh kepala negara. Di lain sisi, kepala negara harus

membelanjakan dana yang diterima dari rakyat dan dari sumber-

sumber lain secara baik sesuai dengan petunjuk Alquran dan

Sunah, dan tidak mempergunakannya sekehendak hawa nafsunya.

Kepala negara harus sadar sepenuhnya bahwa dana tersebut

bukanlah miliknya melainkan merupakan amanat atau titipan.

Pada saat yang sama, kepala negara harus menjamin bahwa segala

kewajiban keuangan dari negara untuk rakyat harus selalu dipe-

nuhi. Kepala negara juga harus melindungi hak milik, harta benda

dan kekayaan warga negara terhadap ancaman atau gangguan,

baik dari aparat negara maupun dari sesama rakyat.255

Dari penjelasan itu, terdapat dua jenis amanah, yakni

pertama yang menjadi kewajiban rakyat dan kedua yang menjadi

kewajiban pemimpin. Dengan demikian, amanah itu ditujukan

dan kemampuan untuk mengisi jabatan tersebut. Sjadzali, Islam dan Tata Negara, 85.

255Sjadzali, Islam dan Tata Negara, 87.

Page 132: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 105

kepada oligarkbaik sebagai warga negara maupun sebagai pemim-

pin. Secara jelas, menurut Winters, kepentingan-kepentingan oli-

garki terfokus pada mempertahankan kekayaan (menolak penyita-

an dengan paksa) dan mempertahankan pendapatan (menolak

redistribusi hukum kepemilikan sehingga kepemilikan pribadi

dinyatakan aman).256

Padahal, menurut Ibn Taimi>yah, rakyat tidak

dibenarkan menolak segala kewajiban. Pada saat yang sama,

pemimpin harus memenuhi kewajiban keuangan negara dan melin-

dungi hak milik warga negara dan tidak diselewengkan untuk

memperkaya diri yang menjadi kecenderungan oligarki. Dari sisi

ini, Taimi>yah jelas menolak sistem pemerintahan oligarkis.

Menurut Sjadzali, Ibn Khaldu>n termasuk kelompok pemi-

kir Islam yang berpendirian bahwa salah satu syarat agar dapat

menjadi khalifah atau imam, yang merupakan pemimpin tertinggi

dunia Islam adalah seseorangyang harus berasal dari keturunan

Quraish. Dalam konteks ini, suku Quraish termasuk oligarki dalam

kategori elite, yaitu segelintir orang yang sumber daya kekuasa-

annya bukan material.257

Hanya saja, Khaldu>n tidak semata menda-

sarkan syarat tersebut kepada sabada Nabi SAW sebagaimana

pemikir Islam yang lain bahwa kepemimpinan umat Islam berada

pada suku Quraish. Ibn Khaldu>n coba melakukan rasionalisasi atas

ketentuan tersebut. Berdasarkan teori ‘as}a>bi>yah-nya, Khaldu>n

mengemukakan bahwa orang-orang Quraish adalah pemimpin-

pemimpin terkemuka, original dan tampil dari Bani Mudhar.

Dengan jumlahnya yang banyak, solidaritas kelompoknya yang

kuat, dan keanggunannya, suku Quraish memiliki wibawa yang

kuat atas cabang-cabang dan ranting-ranting lain dari Bani

Mudhar. Seluruh bangsa Arab mengakui kenyataan itu dan hormat

kepada keunggulan suku Quraish. Oleh karena itu, jika kepemim-

pinan diserahkan kepada suku lain, dikhawatirkan akan timbul

tantangan dan pembangkangan yang berakibat pada kehancuran.258

256

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 733. 257

Winters, Oligarchy, 18-20. 258

Sjadzali, Islam dan Tata Negara, 106-07.

Page 133: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

106 Oligarki dan Demokrasi...

Jika melihat syarat-syarat pemimpin yang diajukan oleh

para ulama klasik tersebut, tak satu pun yang mendukung peme-

rintahan oligarkis. Akan tetapi, sebagaimana dinyatakan oleh

Sjadzali, dalam praktiknya, beberapa ulama memberikan legitima-

si atau keabsahan kepada sistem pemerintahan yang ada atau

mempertahankan status quobagi kepentingan penguasa dan baru

kemudian menawarkan saran-saran perbaikan dan reformasi.259

Mafhum muwafaqah dari proposisi Sjadzali tersebut adalah jika

pemerintahan yang berkuasa adalah oligarkis, tentu para ulama

memberikan legitimasinya untuk kemudian memberikan koreksi

pada sistem tersebut. Dari sini tampak, para ulama mengamalkan

prinsip tada>ruj (reformasi bertahap). Apalagi, Ibn Taymiyah se-

cara tegas menyatakan, “lebih baik dipimpin oleh pemimpin yang

kafir yang adil, daripada dipimpin oleh pemimpin muslim yang

zalim.”260

Jadi, dalam kerangka Taimi>yah, pemimpin oligarkis

lebih baik daripada tanpa pemimpin demokratis sebagaimana

Winters mengatakan, demokrasi yang menyatu dengan oligarki

lebih baik daripada tak ada demokrasi sama sekali.261

Tabel 2.3. Konsep Islam tentang Oligarki

No. Indikator Teori Oligarki Konsep Islam

1. Aktor/Subjek Oligark Al-Mutaka>thir

2. Sistem Oligarki Al-U<li>gharshi>yah

(Bahasa Arab)

3. Dasar

Kemunculan

Stratifikasi

Material Daraja>t

4. Sumber Daya

Kekuasaan Kekayaan Al-Amwa>l

259

Sjadzali, Islam dan Tata Negara, 42. 260

Abu Tholib Khalik, “Pemimpin non-Muslim dalam Perspektif

IbnTaimiyah,” Analisis: Jurnal Studi Keislaman, 14, no. 1 (Juni 2014):

73. 261

Winters, “Oligarchy and Democracy,” 27.

Page 134: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 107

Lanjutan Tabel 2.3

No. Indikator Teori Oligarki Konsep Islam

5. Motif Berkuasa Pertahanan

kekayaan

Al-Taka>thur, Hub

al-Dunya>’

6. Efek/Akibat

Ketidaksetaraan

politik dan materi

yang ekstrem

Melampaui batas

Dari paparan Tabel 2.3. di atas, peneliti melihat benang

merah adanya perubahan teori oligarki sejak jaman Yunani kuno

hingga abad 19 dan setelahnya hingga saat ini. Perubahan tersebut

terletak pada unsur-unsur oligarki yang semula semata kekayaan

menjadi bertambah dengan masuknya unsur selain kekayaan seba-

gaimana dibangun teori elite. Setelah itu, para ilmuan kembali ke

unsur awal oligarki yaitu kekayaan sebagaimana diwakili Jeffrey

A. Winters. Belakangan, teori-teori tersebut pun coba mendapat

tantangan dari teori aksi yang digagas R. William Liddle.

Perdebatan yang paling mencuat seputar oligarki adalah

perihal kompatibilitas oligarki dengan demokrasi. Bagi yang men-

dukung, mereka berpandangan bahwa dominasi elite tak dapat

dihindarkan dalam sistem demokrasi. Sementara itu, yang meno-

lak lebih melihat pada akibat di mana karakteristik oligarki memi-

cu ketidaksetaraan politik yang berujung pada ketidaksetaraan

materi. Dari sisi ini, oligarki jelas memicu ketimpangan ekonomi

dalam sebuah masyarakat. Oleh karena itu, semakin oligarkis

suatu pemerintahan, semakin timpang ekonomi masyarakat suatu

daerah atau suatu negara. Meski begitu, sebagian pendukung kom-

patibiltas oligarki dengan demokrasi, juga melihatnya dari sudut

pandang yang negatif, bernada sinis dan pesimistis baik terhadap

oligarki maupun demokrasi.

Sementara itu, oligarki dalam perspektif Islam, secara

tegas Alquran dan Hadis mengecam sikap lengah akibat aksi aku-

mulatif terhadap kekayaan yang menjadi karakteristik oligark dan

Page 135: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

108 Oligarki dan Demokrasi...

oligarki. Secara teori, kekayaan secara intrinsik menjadi salah satu

sumber daya kekuasaan yang mendefinisikan oligark dan oligarki.

Sementara itu, para ulama klasik lebih bersikap akomodatif terha-

dap sistem kekuasaan pada zaman mereka sambil melakukan

reformasi bertahap pada sistem tersebut. Mafhu>m muwafaqah-

nyaadalah jika yang berkuasa saat itu adalah sistem oligarkis, para

ulama tersebut dipastikan melegitimasinya untuk kemudian mem-

perbaikinya. Secara normatif, sistem pemerintahan Islam lebih

kompatibel dengan demokrasi dibandingkan oligarki. Kesimpulan

ini didasarkan pada tujuan negara menurut Alquran, yakni ama-

nah, keadilan, musyawarah, persamaan, dan kerjasama atau

tolong-menolong. []

Page 136: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 109

Bab III

DINAMIKA SUMBER DAYA KEKUASAAN

KIAI DAN JAWARA DI BANTEN

Pasca-Reformasi 1998, jawara tidak lagi berperan sebagai

santri dan pelayan bagi kiai. Dengan sumber daya kekuasaan

material yang mendefinisikannya sebagai oligark dan oligarki,

jawara menjadi lebih dominan dibandingkan kekuasaan elite yang

melekat pada para kiai. Tubagus Chasan Sochib (1930-2011),

seorang tokoh jawara di Banten sukses mentransformasikan diri-

nya dari seorang elite menjadi oligark sultanistik. Terdapat bebe-

rapa faktor yang telah mengantarkan jawara pada perubahan

sosialnya yang signifikan itu. Pertama, alasan antropologis yang

mengharuskan jawara menjadi kaya dan ekspansi bisnisnya yang

tidak terbatasi oleh teritori desanya; Kedua, hubungan jawara

dengan rezim Orde Baru terjadi secara saling menguntungkan baik

secara politik maupun ekonomi; dan Ketiga, intervensi rezim Orde

Baru pada kiai justru menggerus kekuatan sumber daya kekuasaan

elite yang disandang oleh para kiai.

Pada bab III ini, peneliti membandingkan sumber daya

kekuasaan antara kiai dan jawara. Perubahan sosial dalam dinami-

ka kekuasaan keduanya sama-sama dipengaruhi oleh faktor ekster-

nal (eksogen) yakni rezim penguasa mulai dari era kolonial hingga

era reformasi. Peneliti memotretnya dengan lima teori sumber

daya kekuasaan, yaitu: hak politik formal, kekuasaan mobilisasi,

kekuasaan koersif, jabatan resmi, dan kekuasaan material. Sumber

daya kekuasaan yang terakhir inilah yang mendefinisikan sese-

orang menjadi oligark dan menciptakan sistem oligarki sekaligus

membedakannya dengan kekuasaan elite dalam demokrasi.

Page 137: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

110 Oligarki dan Demokrasi...

A. Peran Kiai dan Jawara pada Era Kolonial

Pada sub bab ini, peneliti menjelaskan peran kiai dan

jawara yang sama-sama merupakan elite bagi masyarakat Banten.

Peneliti melacak sumber daya kekuasaan elite apa saja yang dimi-

liki dan melekat pada kiai dan jawara. Kemudian, dijelaskan ten-

tang bagaimana dialektika sumber daya kekuasaan elite tersebut

dengan rezim penguasa di era kolonial. Terakhir, peneliti mengela-

borasi benih-benih sumber daya kekuasaan material pada kekuasa-

an kiai dan jawara yang memungkinkan tumbuh menjadi kekuasa-

an oligarkis.

1. Kiai dan Jawara sebagai Elite bagi Masyarakat Banten

Meski benih-benih sumber daya kekuasaan material yang

mentransformasikan jawara dari elite ke oligarki sudah muncul

pada masa-masa kolonial, jawara belum terdefinisikan sebagai

oligark. Jawara dan kiai sama-sama berperan sebagai elite bagi

masyarakat Banten. Kedua entitas informal leader ini teridentifi-

kasi memiliki kekuasaan mobilisasi yang menonjol selain hak

politik formal, jabatan resmi, dan kekuasaan koersif. Kekuasaan

material memang lebih didominasi oleh jawara tetapi belum

mencapai kategori oligark karena sifatnya masih dalam skala kecil

dan tradisional.

M.A. Tihami1 Okamoto Masaaki

2 dan Dadi Darmadi

3 me-

nyatakan, kiai dan jawara merupakan elite bagi masyarakat

1M.A. Tihami, “Kiai dan Jawara di Banten: Studi tentang Aga-

ma, Magi, dan Kepemimpinan di Desa Pasanggrahan Serang, Banten,”

Tesis Magister, Universitas Indonesia, 1992, 2. 2Okamoto Masaaki, “The Rise of the “Realistic” Islamist Party:

PKS in Indonesia,” dalam Islam in Contention: Rethinking Islam and State in Indonesia, eds. Ota Atsushi, Okamoto Masaaki, dan Ahmad

Suaedy (Jakarta: Wahid Institute, Kyoto: Center for Southeast Asian

Studies (CSEAS), Taiwan: Center for Asia-Pacific Area Studies

(CAPAS), 2010), 235-36. 3Dadi Darmadi, “The Geger Banten of 1888: An Anthropo-

logical Perspective of 19th

Century Millenarianism in Indonesia,” Heri-

Page 138: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 111

Banten. Akan tetapi, Darmadi melihat potensi kekuasaan material

yang menjadi sumber daya kekuasaan oligarkis pada dua entitas

informal leader4 tersebut sedangkan Tihami hanya melihat potensi

tersebut pada jawara. Menurut Darmadi, masyarakat Banten

memiliki sistem differensiasi sosial yang khusus. Tiga kelompok

elite secara khusus mendominasi kehidupan perdesaan: ulama atau

kiai, jawara, dan priyayi.5 Dalam budaya Sunda, istilah priyayi

disebut kaum ménak.6Ketiga kelompok tersebut terlibat penuh

dalam pemberontakan di Banten. Dalam kelompok ulama, bebe-

rapa perbedaan bisa saja terjadi. Pada level bawah, adalah kelom-

pok priyayi yang direpresentasikan oleh para haji, orang-orang

yang sudah melaksankan ziarah ke Makah.

Secara umum, menurut Darmadi, ketiga kelompok terse-

but lebih kaya dari anggota-anggota masyarakat. Kelebihan ketiga

tage of Nusantara: International Journal of Religious Literature and Heritage, 4 no. 1 (Juni 2015): 74.

4Pemimpin informal (informal leader) adalah seseorang yang

karena latar belakang pribadi yang kuat mewarnai dirinya, memiliki

kualitas subyektif atau obyektif yang memungkinkannya tampil dalam

kedudukan di luar struktur organisasi resmi. Akan tetapi, ia dapat

memengaruhi kelakuan dan tindakan suatu kelompok masyarakat, baik

dalam arti positif maupun negatif. Dalam masyarakat muslim pemimpin

informal dimaksud bisa ulama, kiai, ustaz, atau tokoh masyarakat. Lihat

Nicholas Argyres dan Vai-Lam Mui, “Rules of Engagement, Informal

Leaders, and the Political Economy of Organizational Dissent,” makalah

disampaikan pada pertemuan tahunan the Strategic Management

Society, the Society for the Advancement of Behavioral Economics, the

Western Economic Association, the International Society for New Insti-

tutional Economics, and the Informs College on Organization Science,

Juli 2000, 22. 5Darmadi, “Geger Banten of 1888,” 74.

6Istilah ménak digunakan dalam budaya Sunda untuk merujuk

pada seseorang yang dijunjung tinggi, termasuk aristokrasi dan para peja-

bat tinggi; lihat Nina Herlina Lubis, “Religious Thoughts and Practices

of the Kaum Ménak: Strengthening Traditional Power,” Studia Islamika: Indonesian Journal for Islamic Studies 10 no. 2 (2003): 7.

Page 139: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

112 Oligarki dan Demokrasi...

kelompok elite tersebut dari sisi kekayaannya bisa dikategorikan

sebagai “benih-benih” tapi belum masuk kategori sebagai oligark.

Dalam konteks kekayaan itu, baik kiai, jawara, maupun priyayi

sama-sama memiliki potensi kekuasaan material.7 Di level atas,

kiai sebagai elite memiliki basis pengaruh yang luas menjangkau

wilayah luar perdesaan dan dalam beberapa kasus kekuasaan kiai

melampaui wilayah Banten. Sejak pertanian menjadi aspek

terpenting dalam kehidupan ekonomi di Banten, ketiga grup

tersebut berbagi eksploitasi ekonomi mereka dengan para petani

kaya atau tuan tanah.8

Dalam kehidupan masyarakat Banten, menurut M.A.

Tihami, terdapat aturan-aturan yang disebut agama dan darigama. Agama adalah aturan-aturan yang dianggap sakral, sedangkan

darigama adalah aturan-aturan yang biasa (profan), meskipun yang

biasa ini juga berasal dari agama atau “diselimuti” oleh agama

(sakral).9 Kepemimpinan agama direpresentasikan oleh kiai dan

kepemiminan darigama diwakili oleh jawara.10

Kedua kepemimpi-

nan ini dinilai Tihami sama kuat.

7Kekuasaan material adalah sumber daya kekuasaan yang bera-

sal dari kekayaan. Kekayaan mendefinisikan oligark, menggerakkan poli-

tik dan proses oligarki. Sumber daya kekuasaan material menyediakan

dasar untuk tegaknya oligark sebagai pelaku politik yang tangguh. Sum-

ber daya material mengejawantah dalam berbagai bentuk. Yang paling

luwes adalah uang tunai. Kekayaan sudah lama dikenali sebagai sumber

kekuasaan ekonomi, sosial, dan politik. Orang bisa menjadi sama sekali

tak berkuasa kalau tidak punya kekayaan. “Keluwesan luar biasa kekua-

saan material itulah yang menjadikannya sangat penting dalam politik.

Kekuasaan material bisa membeli pertahanan kekayaan, baik dalam ben-

tuk kemampuan pemaksaan atau menyewa jasa pertahanan dari profesio-

nal yang ahli.” Lihat Winters, Oligarchy, (New York: Cambridge

University Press, 2011), 18. 8Darmadi, “Geger Banten of 1888,” 74-75.

9Tihami, “Kiai dan Jawara,” 97.

10Jawara adalah suatu golongan sosial yang mengandalkan kebe-

ranian dan kekuatan fisik, agresif, terbuka (blak-blakan) dan sompral (tutur kata yang keras). “Untuk menunjang keandalan fisiknya itu,

Page 140: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 113

Kewenangan terhadap agama dan darigama melahirkan

dua kepemimpinan yakni kepemimpinan agama dan kepemimpi-

nan bukan agama (dunia). Orang Banten, lebih tepatnya masya-

rakat Pasanggrahan, Serang, menyebut pemimpin agama ini

dengan kiai, dan pemimpin dunia dengan pamaréntah, walaupun

tidak selamanya pemimpin ini menjadi pejabat pemerintahan.

Misalnya, orang kaya (pengusaha) yang dianggap sebagai pemim-

pin, disebut juga dengan pamingpin pamarentah karena dianggap

menjalankan tugas-tugas pemerintahan. Kiai dan pamarentah ini

menjadi pemimpin karena mempunyai kelebihan-kelebihan diban-

dingkan dengan orang kebanyakan. Kelebihan kiai sebagaimana

disebutkan di atas, adalah dalam kemampuannya memiliki magi

dan menyebarkannya kepada masyarakat yang memerlukannya.11

Ada beberapa macam magis yang dibutuhkan oleh masya-

rakat. Sebagian di antaranya adalah magi tentang kadigjayaan (kesaktian) yang meliputi jenis-jenis kesereman dalam penampilan

sehingga ditakuti orang, kekebalan tubuh dari senjata tajam, dan

kekuatan fisik dalam bersilat. Magi semacam inilah yang dibutuh-

kan dan dimiliki oleh sebagian orang yang disebut jawara. Magi

seperti ini diperoleh dari kiai dengan bentuk atau melalui pembe-

rian formula-formulanya.12

Lebih jauh Tihami menjelaskan, kiai dan jawara diakui

sebagai pemimpin. Hanya saja, kepemimpinan jawara punya per-

syaratan khusus. Syarat tersebut adalah harus menduduki jabatan

pemerintahan (desa) atau menjadi orang kaya (pengusaha). Karena

ada perbedaan jabatan, pihak yang dipimpin pun berbeda pula.

Kepemimpinan kiai ternyata tidak terbatasi oleh batas-batas teri-

torial tertentu. Sebab, selain jabatannya sebagai pemimpin upaca-

ra-upacara agama, kiai juga ahli magi. Oleh karena itu, seorang

kiai dianggap sebagai pemimpin bukan saja dalam lingkungan

jawara membutuhkan magi walaupun dalam bentuk yang paling mudah,

misalnya jimat, rajah dan sebagainya yang kesemuanya itu paling banyak

diperoleh dari kiai.” Lihat Tihami, “Kiai dan Jawara,” 13. 11

Tihami,“Kiai dan Jawara,” 99. 12

Tihami,“Kiai dan Jawara,” 99.

Page 141: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

114 Oligarki dan Demokrasi...

desanya, tetapi juga pada desa-desa lainnya bahkan jauh ke

tempat-tempat lain. Di sisi lain, kepemimpinan jawara yang

berkedudukan sebagai orang kaya (pengusaha) juga tidak terbatas

pada territorial tertentu, tetapi tidak seluas kiai. Sebab, bagi orang

orang kaya berlaku relasi dagang. Jadi, kepemimpinan jawara yang

berkedudukan sebagai pejabat pemerintahan desa terbatas pada

lingkungan desanya. Artinya, orang-orang di luar desa yang dipe-

rintahnya, tidak mengakuinya sebagai pemimpin. Hanya saja, dari

sisi relasi dagangnya, jawara tidak terbatas hanya di desanya.13

Okamoto Masaaki menyebut kiai dan jawara sebagai

informal leaders yang sangat penting. Banten memiliki banyak

pesantren. Kiai merupakan pemilik dan pengelola pesantren-

pesantren tersebut yang mengajarkan ajaran Ahl al-Sunnah wa al-Jama>‘ah, terutama di wilayah selatan. Begitu juga dengan jawara

14

yang merupakan kategori lain dari informal leaders. Secara

historis, di Banten Utara merupakan tempat di mana jawara lebih

terkonsentrasi dan merupakan tempat di mana komunis pada 1926

mempertahankan basisnya. Kecamatan Ciomas dan Pabuaran

berlokasi di antara Banten Utara dan Banten Selatan yang juga

dikenal sebagai wilayah kiai dan jawara dan bahasa Sunda sebagai

bahasa ibu mereka.15

Di atas semua itu, kiai dan jawara sebagai

elite bagi masyarakat Banten merupakan kenyataan yang tidak

terbantahkan.

13

Tihami,“Kiai dan Jawara,” 105. 14

Menurut Masaaki, jawara adalah semacam orang kuat perdesa-

an atau orang yang secara semi-sosial melekat kecekatan di dan sekitar

desa dan mereka memiliki kecapakan dalam seni bela diri yang disebut

pencak silat. Beberapa jawara yang sangat berpengaruh dipercaya memi-

liki kekuatan magis yang disebut ilmu. Ilmu berasal dari bahasa Arab dan

memiliki dua makna. Makna ilmu pertama sebagai sains atau pengetahu-

an dan kedua sebagai pengetahuan supranatural. Dalam konteks Banten,

pengertian tentang ilmu adalah definisi yang kedua. Lihat Masaaki,

“Rise of Realistic Islamist Party,” 235. 15

Masaaki, “Rise of Realistic Islamist Party,” 236; lihat juga

Tihami,“Kiai dan Jawara,” 30-32, 50.

Page 142: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 115

Dengan demikian, jelas terlihat bahwa jawara dan kiai

sama-sama merupakan elite bagi masyarakat Banten. Kedua enti-

tas informal leaderini dari sisi kepemilikan harta juga lebih kaya

dibandingkan masyarakat kebanyakan. Akan tetapi, kekayaan

tersebut tentu saja belum bisa dimasukkan ke dalam kategori

oligark. Sebab, kekayaan oligark harus mencapai ribuan kali lipat

dibandingkan kekayaan rakyat biasa yang direpresentasikan mela-

lui incomepercapita. Namun demikian, benih-benih oligarki itu

justru tumbuh pada kepemimpinan jawara. Sebab, di satu sisi,

kepemimpinan jawara bagi masyarakat Banten meski secara

kekuasaan terbatas pada desanya, tapi tidak terbatas dari sisi

ekspansi bisnisnya. Di lain sisi, meski kekuasaan kharismatik kiai

tidak terbatasi oleh teritori desa, kiai tidak punya kekuasaan

ekspansi bisnis seperti jawara yang kepemimpinannya mensyarat-

kan kekayaan.

2. Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara sebagai Elite

Menurut Jeffrey A. Winters, kekuasaan elite dicirikan oleh

empat sumber daya kekuasaan, yakni hak politik formal, mobili-

sasi, jabatan resmi, dan kekuasaan koersif. Sementara itu, kekua-

saan material menjadi sumber daya kekuasaan oligarkis sekaligus

menegasikannya dari kekuasaan elite.16

Pada bagian ini, peneliti

akan mengelaborasi kekuasaan elite kiai dan jawara dari sudut

pandang empat sumber daya kekuasaan tersebut.

Jika dilihat dari empat sumber daya kekuaan elite, kiai

dan jawara pada era penjajahan lebih mendominasi kekuasaan

mobilisasi. Sedangkan sumber daya kekuasaan dari sisi hak politik

formal17

yang melekat pada kiai dan jawara belum muncul. Sebab,

16

Winters, Oligarchy, 11-20. 17

Menurut Winters, hak politik formal adalah sumber daya ke-

kuasaan yang paling tak langka dan paling tersebar di tingkat individu

dalam keadaan adanya hak pilih bagi semua orang dan sedikitnya rinta-

ngan untuk berpartisipasi dalam politik. Hak politik ini dianggap sebagai

kebebasan liberal karena mencakup satu suara untuk setiap orang, kebe-

basan berpendapat tanpa ditindas, dan kesempatan mendapatkan akses

Page 143: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

116 Oligarki dan Demokrasi...

Indonesia baru mengadakan pemilu untuk pertama kalinya pada

195518

atau sepuluh tahun pascakemerdekaan. Pemilu yang sering

dikatakan sebagai pemilu Indonesia paling domokratis itu bertu-

juan memilih anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

dan Konstituante.

Perihal kekuasaan mobilisasi,19

kiai memiliki kedudukan

dan peran strategis di masyarakat. Pada masa kesultanan, sebagian

pemuka agama ini masuk sistem birokrasi pemerintahan, baik di

tingkat pusat maupun lokal. Ketika kesultanan dihapuskan dan

Banten menerapkan sistem birokrasi Barat, hanya sebagian kecil

ulama yang menjadi pangreh praja (penguasa lokal pada era

kolonial). Sebagian besar lainnya, justru memandang hina kekua-

saan kolonial, dan menjadi simbol perlawanan terhadap penjajah.

Eksploitasi kolonial di Banten telah mendorong rakyat melancar-

kan pemberontakan. Para kiai, bersama kaum jawara merupakan

motor utama berbagai gerakan sosial yang marak dan menegaskan

betapa besarnya kekuasaan mobilisasi20

kiai di Banten abad ke-19.

Pemberontakan-pemberontakan itu terus berlangsung sampai

permulaan abad ke-20, dan kiai tetap menjadi pelopor utama.21

terhadap informasi yang dimiliki semua orang dalam masyarakat. Hak

politik, lanjut Winters, baru menjadi benar-benar penting di antara indi-

vidu kalau bersifat makin ekslusif, baik secara formal maupun praktik.

Lihat Winters, Oligarchy, 13. 18

Herbert Feith, The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia(Jakarta dan Kuala Lumpur: Equinox Publishing, 2007), 414-

450. 19

Kekuasaan mobilisasi adalah kapasitas individu untuk meng-

gerakkan atau memengaruhi yang lain—kemampuan memimpin orang,

meyakinkan pengikut, menciptakan jejaring, menghidupkan gerakan, me-

mancing tanggapan, dan menginspirasi orang untuk bertindak (termasuk

membuat mereka mengambil risiko dan berkorban). Lihat Winters,

Oligarchy, 15. 20

Winters, Oligarchy, 15. 21

Tb. Iman Ariyadi, “Kiai dan Jawara dalam Politik Banten,”

Gatra, 6 November 2013, 24.

Page 144: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 117

M.A. Tihami mencatat, pada abad 19, kiai berhasil memo-

bilisasi masyarakat untuk memberontak seperti puncak pemberon-

takan petani di Cilegon pada 1888 yang dipimpin oleh Kiai Haji

Wasid.22

Besarnya kekuasaan mobilisasi kiai saat itu didukung

oleh beberapa faktor: Pertama, berdirinya lembaga-lembaga

pengajaran agama Islam yang disebut dengan pesantren pada abad

ke-18 yang ditandai dengan berdirinya pesantren tertua di

Caringin, Banten. Upaya ini bukan hanya didorong oleh keinginan

orang-orang Islam untuk memperdalam ajaran agamanya, tetapi

juga karena mulai masuknya pengaruh orang Belanda di lingku-

ngan keraton-keraton (Cirebon dan Banten). Menurut Tihami,

apapun yang mendorong munculnya lembaga pesantren dalam

konteks Islamisasi memunculkan adanya figur kepemimpinan

yang menjadi elite dalam masyarakat, yaitu kiai. Kiai adalah pihak

yang memberikan pengajaran agama Islam (sebagai guru) dalam

pesantren itu.23

Kedua, kedudukan kiai sebagai “perpanjangan tangan”

sultan dalam proses Islamisasi di daerah-daerah perdesaan. Sebab,

kesultanan berdiri atas dasar upaya Islamisasi, baik untuk me-

ngembangkan pengaruh maupun untuk memperkuat kekuasaan

dan kedudukan sultan. Kondisi ini sangat menguntungkan kiai

yang kedudukannya sebagai pemimpin masyarakat. Kedudukan

kiai semacam itu terus berlangsung walaupun kesultanan Banten

telah berakhir pada tahun 1820, yaitu Sultan Rafiuddin (1813-

1830) sebagai sultan Banten yang terakhir. Berakhirnya kesulta-

nan seiring dimulainya kekuasaan pemerintah kolonial Belanda.24

Ketiga, kiai mendapatkan dukungan dari masyarakat yang mem-

benci Belanda karena telah memporak-porandakan sistem kesulta-

nan. Itulah yang menjadi kunci keberhasilan mobilisasi kiai.25

22

Tihami, “Kiai dan Jawara,” 2. 23

Zamarkhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiai (Jakarta: LP3ES. 1985), 19.

24Tihami, “Kiai dan Jawara,” 1-2.

25Tihami, “Kiai dan Jawara,” 2.

Page 145: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

118 Oligarki dan Demokrasi...

Abdul Hamid juga mencatat besarnya kekuasaan mobili-

sasi26

dari kepemimpinan kiai pada masa penjajahan Banten.

Mobilisasi yang berperan besar itu dijalankan dalam dua pembe-

rontakan anti-Belanda. Pada 1888, beberapa kiai yang sangat

berpengaruh mengendalikan sentimen anti-Barat melalui kajian

mereka di Mekah. Mereka memimpin sebuah pemberontakan

dalam skala besar. Para kiai menyiapkan dan mengorganisasi

pemberontakan melalui jaringan dengan murid-murid mereka.27

Salah satu bukti besarnya kekuasaan mobilisasi kiai saat itu

diperlihatkan oleh Imam Nawawi Al-Bantani yang menggelorakan

semangat perjuangan dari Tanah Suci. Imam Nawawi Al-Bantani

yang melekat padanya otoritas dan legitimasi kharismatik yang

besar melalui pengajarannya kepada para santri asal Tanah Air

selalu mengobarkan api perjuangan melawan penjajahan di Banten

dan Indonesia secara umum.28

Para santrinya merespons dengan mendirikan berbagai

organisasi masyarakat dan lembaga pendidikan di Tanah Air

sebagai bagian penting dari perjuangan melawan penjajah dan

mengembangkan Islam di Tanah Air. Di antara murid-muridnya

adalah K.H. Kholil Bangkalan, K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Hasyim

Asyari Tebuireng, K.H. Asnawi Kudus Jawa Tengah, K.H. Arsyad

Thowil Banten, K.H. Najihun Tangerang, K.H. Tubagus Muham-

mad Asnawi Caringin, K.H. Ilyas Serang, K.H. Abd Gaffar

Tirtayasa, K.H. Tubagus Bakri Purwakarta, dan K.H. Jahari Ceger

Bekasi. Ketokohan Imam Nawawi Al-Bantani semakin kuat

seiring penyebaran karya-karyanya di Indonesia melalui murid-

26

Winters, Oligarchy, 15. 27

Sartono Kartodirdjo, The Peasants Revolt of Banten in 1888, Its Conditions, Course and Sequel: A Case Study of Social Movements in Indonesia (Dordrecht: Springer Science+Business Media Dordrecht,

1966). 28

Tim Raksa Ajar Indonesia, kata pengantar pada terjemahan

Sala>lim al-Fud}ala>’: Menapaki Tangga-tangga Keutamaan Hidup, oleh

Imam Nawawi Al-Bantani (Serang: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Provinsi Banten, 2017), 21-22.

Page 146: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 119

muridnya yang berkiprah di Tanah Air. Hingga kini, buku-buku

Imam Nawawi masih diajarkan di sejumlah pesantren di Nusan-

tara bahkan lembaga-lembaga studi keislaman di dunia.29

Kiai juga memainkan kekuasaan penting dalam memobili-

sasi pemberontakan komunis di Banten pada 1926. Ketidakpuasan

dengan kebijakan moderat dan usaha-usaha purifikasi Islam dari

para pemimpin Sarekat Islam, organisasi Islam terbesar saat itu,

sebagian kiai saat itu memilih untuk bergabung dengan PKI

(Partai Komunis Indonesia) untuk berjuang melawan Belanda

sebagai musuh bersama.30

Kekuatan politik kiai mencapai puncak-

nya pada masa perlawanan lokal tersebut.

Sementara itu, perihal kekuasaan mobilisasi31

jawara di

masa kolonial, Masaaki dan Hamid menjelaskan perjumpaan seja-

rah antara negara dengan gerakan bawah tanah di Jawa (Java underground). Pada awal abad 19, jawara Banten telah dikenal

oleh birokrat kolonial Belanda dan wilayah Banten saat itu terke-

nal tidak aman. Selama abad 19, Banten merupakan salah satu

area perdesaan di Jawa yang paling rusuh. Masaaki dan Hamid

mencatat, pada periode 1810-1870, tidak kurang dari sembilan

belas pemberontakan yang dimobilisasi jawara di Banten.32

Di Jawa, lebih jauh Masaaki dan Hamid menjelaskan, bis-

nis dari material pencuri adalah pekerjaan yang merupakan bagian

dari pelayanan pemerintahan kota. Pekerjaan tersebut disediakan

29

Tim Raksa Ajar Indonesia, kata pengantar, 21-22. 30

Abdul Hamid, “The Kiai in Banten: Shifting Roles in Cha-

nging Times,” dalam Islam in Contention: Rethinking Islam and State in Indonesia, eds. Ota Atsushi, Okamoto Masaaki, dan Ahmad Suaedy

(Jakarta: Wahid Institute, Kyoto: Center for Southeast Asian Studies

(CSEAS), Taiwan: Center for Asia-Pacific Area Studies (CAPAS),

2010), 424. Lihat juga Michael C. Williams, Communism, Religion, and Revolt in Banten (Athens: Ohio University Center for International

Studies, 1990). 31

Winters, Oligarchy, 15. 32

Okamoto Masaaki dan Abdul Hamid, “Jawara in Power 1999-

2007,” Indonesia 86 (Oktober 2008): 114.

Page 147: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

120 Oligarki dan Demokrasi...

kepada banyak masyarakat, beberapa di antaranya dengan inves-

tasi. Pemerintah kota juga otomatis menyediakan banyak keuntu-

ngan bagi penjaganya. “Tidak ada kepala desa yang menganggap

desanya sempurna dan berada dalam tatanan yang baik kecuali

apabila desa tersebut tidak memiliki paling tidak satu pencuri—

seringkali desa punya beberapa pencuri yang berada di bawah

komando pencuri paling pintar atau paling tua yang disebut

Djago.”33

Laporan tersebut, menurut Masaaki dan Hamid, sangat

menarik karena ditulis pada 1872 oleh pengusaha perkebunan

tembakau swasta di Kediri. Pengusaha pertanian itu membuat

sketsa tentang sebuah situasi perdesaan Jawa di mana pencurian

ternak, intimidasi, pembakaran rumah dengan sengaja, penipuan

pajak tanah, dan kekerasan fisik muncul setiap hari. Pada saat

yang sama, pemerintahan kolonial benar-benar kehilangan daya

cengkramnya.34

Pada masa kolonial, lanjut Masaaki dan Hamid, aktor

utama di Banten adalah jawara.35

Jawara memiliki semacam

kekuatan sosial yang memungkinkan mereka sewaktu-waktu me-

langgar aturan masyarakat dan (menggertak) dengan mengguna-

kan kesaktiannya saat diperlukan. Kekuatan sosial jawara tersebut

disebut oleh Jeffrey A. Winters sebagai kekuasaan koersif.36

Menurut Winters, sebelum kemunculan negara modern, kapasitas

33

Henk Schulte Nordholt, “The Jago in the Shadow: Crime and

‘Order’ in the Colonial State in Java,” terj. Ernst van Lennep, RIMA (Review of Indonesian and Malaysian Affairs): a Semi-Annual Survey of Political, Economic, Social and Cultural Aspects of Indonesia and Malaysia 25, no. 1 (Juni-Agustus, 1991): 74-91. Lihat juga Masaaki dan

Hamid, “Jawara in Power,” 114. 34

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 114-15. 35

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 115. 36

Kekuasaan koersif adalah pengaruh atau kapasitas individu

atau kelompok terhadap yang lain atas dasar atau dengan cara pemaksaan

dan kekerasaan. Lihat Winters, Oligarchy, 15.

Page 148: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 121

pemaksaan tersebar di antara banyak pelaku di masyarakat.37

Dalam konteks Banten di era kolonial, kapasitas pemaksaan dan

kekerasaan itu menyebar di antara para jawara. Ketidakseimba-

ngan ekstrem dalam kapasitas individu melakukan kekerasaan

berarti bahwa kekuasaan pemaksaan itu penting dalam profil

kekuasan individu. Artinya, ketidakseimbangan itu bisa menentu-

kan apakah kekuasaan individu tersebut sebagai elite atau oligark.

Kapasitas pemaksaan itu juga bisa menentukan jenis oligarki yang

melekat pada individu tersebut nantinya.

Pencapaian utama negara modern, lanjut Winters, adalah

perlucutan senjata yang efektif dari semua individu, atau mengi-

kuti kata-kata Weber,38

kemampuan negara memonopoli sarana

pemaksaan yang sah. Artinya, jika seorang anggota masyarakat

melukai orang lain dan layak dihukum, yang menghukum pelaku

adalah negara dan bukan orang yang dilukai.39

Akan tetapi, dalam

konteks Banten dalam konteks negara modern pun, kapasitas

pemaksaan dan kekerasaan dalam hal tertentu masih belum pupus

sepenuhnya, karena masih melekat pada kapasitas kekuasaan

jawara.

Pada era kolonial, sebagian di antara para jawara memeras

atas nama biaya “keamanan” atau biaya tanah dari sarang perju-

dian dan pelacuran. Mereka juga terlibat dalam aktivitas kri-minal

atau aktivitas yang nyaris merupakan kejahatan seperti mencuri

dan pemerasan. Jawara merupakan pihak yang bertanggung jawab

atas pencurian ternak sapi dan penjualannya kembali melalui

mobilisasi40

atas jaringan luas wilayah yang dikuasainya. Jawara

lainnya menjadi penyedia layanan keamanan (security provider)

37

Winters, Oligarchy, 15. 38

“Today, however, we have to say that a state is a human com-

munity that (successfully) claims the monopoly of the legitimate use of

physical force within a given territory.” Max Weber, “Politics as a Voca-

tion,” dalam From Max Weber: Essays in Sociology, eds. H. H. Gerth

dan C. Wright Mills (New York: Oxford University Press, 1946), 78. 39

Winters, Oligarchy, 15. 40

Winters, Oligarchy, 15.

Page 149: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

122 Oligarki dan Demokrasi...

untuk desa-desa sebagai kacung bagi kepala desa masing-masing

atau mereka sendiri sebagai kepala-kepala desa.41

Mulai awal abad sembilan belas, negara kolonial Belanda

mulai memperluas kekuatannya hingga level perdesaan di Jawa.

Sistem pendapatan pertanian opium yang dijalankan oleh pengu-

saha China menjalin kerjasama dengan pejabat birokrasi dan

mengawali kerjasama yang luas antara para kepala desa dan jago

atau jagabaya (istilah bahasa Jawa lokal untuk bandit).42

Para kepala desa menjadi lebih berposisi sebagai birokrat

dibandingkan pemimpin masyarakat yang berpengaruh. Para kepa-

la desa ini mendapatkan otoritas mereka dari negara kolonial

Belanda. Mereka diakui secara resmi sebagai pemimpin formal

desanya dan mereka mengeksploitasi orang-orang desa dengan

meminta pajak dan kerja rodi sesuai permintaan negara kolonial

Belanda. Oleh karena itu, para kepala desa memperkuat dan

memusatkan kekuasaan mereka dan kekuasaan Belanda di desa-

desa. Beberapa jago atau jagabaya datang untuk melayani para

kepala desa ‘formal’ dan membantu mereka dalam mengumpulkan

banyak kekayaan yang menjadi motif kekuasaan oligarkis43

41

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 115. 42

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 115. 43

Motif kekuasaan oligarkis adalah pertahanan dan akumulasi

kekayaan. Menurut Winters, secara jelas, kepentingan-kepentingan oli-

garki terfokus pada mempertahankan kekayaan (menolak penyitaan de-

ngan paksa) dan mempertahankan pendapatan (menolak redistribusi hu-

kum kepemilikan sehingga kepemilikan pribadi dinyatakan aman). Sejak

peradaban awal hingga tumbuhnnya negara modern, para oligark mencu-

rahkan sebagian besar perhatian mereka untuk mempertahankan kepemi-

likan. Pada saat yang sama, para oligark juga memaksakan diri untuk

membuat investasi utama dalam kapasitas-kapasitas untuk kekerasan dan

pemaksaan. Pertahanan kekayaan, lanjut Winters, memiliki dua dimensi

yaitu pertahanan harta dan pertahanan pendapatan. Keduanya dinilai

penting bagi keberadaan dan keberlangsungan oligarki. Akan tetapi,

kadar relatif keduanya dan kadar keterlibatan langsung oligark dalam

politik pertahanan harta dan pendapatan sangat beragam. Lihat Winters,

Oligarchy, 23.

Page 150: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 123

dengan intimidasi dan kekerasan yang oleh Winters disebut

kekuasaan pemaksaan dan pemerasan (koersif) itu. Sementara itu,

jago yang lain mendapatkan kekuasaan dengan membantu petani

opium China di jajahan Jawa. Jaringan hubungan toleransi dan

kerja sama di antara para kepala desa, jago, dan pemerintahan

pusat secara umum dipahami untuk menghubungkan antara negara

kolonial Belanda dengan desa-desa di Jawa.44

Namun demikian, kata Masaaki dan Hamid, sejarah di

Banten cukup berbeda. Mobilisasi,45

konsolidasi dan sentralisasi

kekuasaan di bawah para kepala desa hanya sebagian yang sukses

di wilayah Banten. Sebab, sistem penanaman opium kolonial-

secara khusus yang menjadi elemen kunci dalam konsolidasi dan

sentralisasi kekuasaan di level lokal tidak pernah berakar di wila-

yah Banten. Banten merupakan area tertutup bagi penjualan

opium dan tidak menerima perkebunan opium secara resmi. Aki-

batnya, pembagian kekuasaan yang mencolok antara pemimpin-

pemimpin formal dan informal bertahan di Banten dan penetrasi

negara kolonial ke dalam masyarakat menjadi lemah. Untuk itu,

tidak ada motif untuk melakukan kontrol atas kekerasan pribadi di

wilayah itu.

Karena alasan inilah, lanjut Masaaki dan Hamid, jawara di

Banten tetap eksis sebagai kekuatan sosial yang independen dan

berpengaruh bersama-sama dengan ulama bahkan hingga mema-

suki abad ke-21. Pada akhir abad 19, sebuah perjuangan anti-

kolonial yang disebut pemberontakan Cilegon pecah di Banten.

Jawara dan ulama melakukan mobilisasi46

untuk berjuang bersa-

ma-sama melawan kekuatan kolonial belanda.47

Di atas semua itu, tampak jelas bahwa kiai dan jawara di

Banten pada era kolonial, sama-sama memiliki sumber daya ke-

kuasaan elite, yakni kekuasaan mobilisasi. Meskipun, dalam kon-

teks tertentu, kekuasaan mobilisasi jawara bisa saja digunakan

44

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 115. 45

Winters, Oligarchy, 15. 46

Winters, Oligarchy, 15. 47

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 115-116.

Page 151: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

124 Oligarki dan Demokrasi...

dalam pengertian yang negatif karena kekuasaan koersifnya.

Sedangkan dalam pengertian yang positif, kekuasaan mobilisasi

kiai dan jawara yang paling menonjol digunakan untuk melakukan

pemberontakan terhadap pemerintahan kolonial Belanda.

3. Kekuasaan Material: Benih-benih Kekuasaan Oligarkis Jawara

Untuk memberikan konteks pada benih-benih oligarki

jawara, adanya oligarki di Banten pada era kolonial, menurut

Edmund Scott, sebagaimana dikutip Claude Guillot terlacak ke

tahun 1604. Pada tahun tersebut Pangeran Mandalika, saudara

laki-laki dari almarhum raja Maulana Muhamad, membakar atap-

atap rumah jerami pada September dengan menggunakan panah-

panah berapi. Tujuannya, untuk menimbulkan kerugian pada para

oligark yang subjeknya adalah pedagang-pedagang dan mengobar-

kan pemberontakan dengan membuat ibu kota kelaparan.48

Sebelum itu, pada 1580, Claude Guillot menyebutkan,

para penguasa oligarkis yang terdiri dari para pedagang dan kaum

yang mendukung kegiatan niaga memilih raja yang masih bocah di

antara para pengeran yang berhak atas takhta. Padahal, calon

penantang lain dalam suksesi kepemimpinan tersebut memiliki

kemampuan sesungguhnya untuk memerintah. Para oligark yang

merupakan anggota kelas menengah borjuis membentuk suatu

dewan perwalian yang berpihak penuh untuk kepentingan mereka.

Dengan lemahnya kekuasaan raja, kelompok ini mengatur Banten

selama, paling tidak, tiga dasawarsa,49

sebuah durasi kekuasaan

yang sama lamanya dengan rezim Orde Baru di Indonesia abad 20.

Banten pun telah berubah dari sistem kerajaan menjadi republik

oligarkis hingga munculnya material pangeran yang bersemangat

48

Lihat Claude Guillot, Banten: Sejarah dan Peradaban Abad X-XVII, diterjemahkan oleh Hendra Setiawan dkk. (Jakarta: Kepustakaan

Populer Gramedia, École Française d’Extrême-Orient, Forum Jakarta-

Paris, dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional,

2008), 117. 49

Guillot, Banten, 227.

Page 152: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 125

tinggi dan melawan para oligark dengan pasukan tentara. Perang

tersebut menjadi perang saudara dan para oligark pun menyerah.50

Guillot tidak menyebutkan siapa nama pangeran dimak-

sud. Yang jelas, pangeran tersebut mengangkat dirinya sendiri

sebagai pemimpin dari sebuah dewan perwalian yang baru dan

membuang pejabat sebelumnya yang terdiri dari gologan rakyat

jelata dan pendukung oligark ke wilayah dekat negeri itu pada

1609. Menurut sebuah dokumen Belanda, lanjut Guillot, tujuh ribu

orang terpaksa meninggalkan Banten. Setelah itu, raja menjalan-

kan kekuasaan mutlak di Banten.51

Semua itu mencerminkan per-

tarungan monopoli ekonomi dan politik antara kerajaan (monarki)

melawan oligarki saat itu.52

Jika Guillot menemukan aktor-aktor oligarkis yang terdiri

dari para pedagang dan kaum yang mendukung kegiatan niaga,

peneliti melihat asal-mula terbentuknya kekuasaan oligarkis

jawara secara antropologis.53

Oligarki yang terbentuk berdasarkan

sumber daya kekuasaan material54

itu, salah satunya berasal dari

persyaratan jawara sebagai pemimpin. Syarat tersebut adalah

keharusan jawara menduduki jabatan pemerintahan (desa) atau

orang kaya (pengusaha).55

Syarat kekayaan inilah yang menjadi

cikal bakal terbentuknya kekuasaan material yang menjadi sumber

daya kekuaaan oligarkis yang pada gilirannya menyebar ke seluruh

Banten. Dengan kekayaan, keluarga jawara, bahkan mendapatkan

kekuasaan tersebut melalui legitimasi legal-formal dalam pemilu

langsung yang melampaui legitimasi kharismatik dan otoritas

tradisionalnya--yang juga dimiliki kiai--sebagai jawara. Berbeda

dengan kiai, kepemimpinan jawara hanya diakui jika syarat jaba-

50

Guillot, Banten, 227. 51

Guillot, Banten, 227. 52

Guillot, Banten, 229. 53

Tihami, “Kiai dan Jawara,” 105. 54

Winters, Oligarchy, 18-20. 55

Tihami, “Kiai dan Jawara,” 105.

Page 153: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

126 Oligarki dan Demokrasi...

tan kepala desa (kekuasaan dari jabatan resmi) dan kekayaan

(kekuasaan material) terpenuhi.56

Karena perbedaan jabatan, menurut M.A. Tihami, pihak

yang dipimpin pun berbeda pula. Kepemimpinan kiai ternyata

tidak terbatas oleh batas-batas teritorial tertentu. Sebab, selain

sebagai pemimpin dalam peribadahan, kiai juga sebagai ahli magi.

Akibatnya, seorang kiai Banten dianggap sebagai pemimpin bukan

saja dalam lingkungan desanya tetapi juga pada desa-desa lainnya

bahkan ke tempat-tempat lain yang jauh. Begitu juga dengan

kepemimpinan jawara yang berkedudukan sebagai orang kaya

(pengusaha) juga tidak terbatas pada teritorial tertentu dalam

konteks relasi dagangnya. Sedangkan kepemimpinan jawara seba-

gai pejabat pemerintahan desa terbatas pada lingkungan desanya;

orang-orang di luar desa yang diperintahnya tidak mengakui jawa-

ra sebagai pemimpin.57

Menurut Tihami, untuk menjadi pemimpin, jawara tidak

cukup mempunyai keberanian (kawani-bahasa Sunda) secara fisik

yang didukung oleh kemampuan magis. Sebab, kemampuan

seperti itu juga banyak dimiliki oleh orang-orang biasa. Untuk

menjadi pemimpin, selain berani jawara tersebut harus berasal dari

jabatan-jabatan tertentu yang dalam stratifikasi sosial berada pada

strata atas.58

Pada mulanya, keharusan memiliki kekayaan bagi kepe-

mimpinan jawara bermotif mulia yakni untuk tujuan tolong meno-

long yang menjadi prinsip jawara. Sebab, dalam prinsip jawara,

tidak mungkin bisa menolong orang lain jika diri sendiri masih

harus ditolong karena miskin.59

Sifat tolong menolong ini harus

diwujudkan oleh jawara selain melalui kesaktiannya juga sekaligus

dengan kekayaannya. Sebab, dalam alam pikiran jawara, tidak

56

Tihami, “Kiai dan Jawara,” 105. 57

Tihami, “Kiai dan Jawara,” 105. 58

Tihami, “Kiai dan Jawara,” 97. 59

Fahmi Irfani, Jawara Banten: Sebuah Kajian Sosial, Politik dan Budaya (Jakarta: Young Progressive Moslem Press, 2011), 14.

Page 154: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 127

mungkin mereka bisa menolong orang miskin jika jawaranya

sendiri seorang miskin.

Tabel 3.1. Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara

pada Era Kolonial di Banten

No Sumber Daya

Kekuasan Indikator-indikator

(1) (2) (3)

1 Hak Politik Formal

(Elite/Demokrasi)

Sumber daya kekuasaan dari sisi hak

politik formal yang melekat pada kiai

dan jawara belum muncul. Sebab,

Indonesia baru mengadakan pemilu

untuk pertama kalinya pada 1955 atau

sepuluh tahun pascakemerdekaan.

2

Kekuasaan

Pemaksaan/Koersif

(Elite/Demokrasi)

a. Jawara memiliki semacam kekuatan

sosial yang memungkinkan mereka

sewaktu-waktu melanggar aturan

masyarakat dan menggertak dengan

menggunakan kesaktiannya saat

diperlukan;

b. Sebagian di antara jawara memeras

atas nama biaya “keamanan” atau

biaya tanah dari sarang perjudian

dan pelacuran; dan

c. Jawara juga terlibat dalam aktivitas

kriminal atau aktivitas yang nyaris

merupakan kejahatan seperti

mencuri dan pemerasan.

3

Kekuasaan

Mobilisasi

(Elite/Demokrasi)

a. Kiai memiliki basis pengaruh yang

luas menjangkau wilayah luar

perdesaan dan dalam beberapa

kasus melampaui wilayah Banten;

b. Pada 1888, beberapa kiai yang

sangat berpengaruh mengendalikan

sentimen anti-Barat melalui kajian

mereka di Mekah. Mereka

memimpin sebuah pemberontakan

dalam skala besar;

Page 155: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

128 Oligarki dan Demokrasi...

Lanjutan Tabel 3.1

(1) (2) (3)

c. Pada abad 19, kiai berhasil

memobilisasi masyarakat untuk

memberontak seperti puncak

pemberontakan petani di Cilegon

pada 1888 yang dipimpin oleh Kiai

Haji Wasid;

d. Kiai memainkan kekuasaan penting

dalam memobilisasi pemberontakan

komunis di Banten pada 1926;

e. Pada akhir abad 19, jawara dan

ulama memobilisasi masa melawan

kekuatan kolonial Belanda yang

disebut pemberontakan Cilegon;

dan

f. Pada periode 1810-1870, jawara

Banten memobilisasi tidak kurang

dari sembilan belas pemberontakan.

4 Jabatan Resmi

(Elite/Demokrasi)

a. Kiai merepresentasikan

kepemimpinan agama dan jawara

merepresntasikan kepemimpinan

darigama (profan);

b. Kedudukan kiai sebagai

“perpanjangan tangan” sultan

dalam proses Islamisasi di daerah-

daerah perdesaan.

5 Kekuasaan Material

(Oligarki)

a. Pada 1580, para penguasa oligarkis

yang terdiri dari para pedagang dan

kaum yang mendukung kegiatan

niaga memilih raja yang masih

bocah di antara para pengeran yang

berhak atas takhta;

b. Dengan lemahnya kekuasaan raja,

kelompok orang kaya mengatur

Banten selama, paling tidak, tiga

dasawarsa, sebuah durasi kekuasaan

yang sama lamanya dengan rezim

Page 156: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 129

Lanjutan Tabel 3.1

(1) (2) (3)

Orde Baru di Indonesia abad 21;

c. Pada September 1604, Pangeran

Mandalika membakar atap-atap

rumah jerami dengan menggunakan

panah-panah berapi untuk

menimbulkan kerugian pada para

oligark yang subjeknya adalah

pedagang-pedagang;

d. Secara antropologis, kiai dan

jawara cenderung lebih kaya

dibandingkan masyarakat

kebanyakan;

e. Kepemimpinan jawara

mensyaratkan kekayaann; dan

Ekspansi bisnis jawara tidak

terbatasi pada teritori desanya

sehingga menjadi benih-benih

kekuasaan oligarkis.

Dari Tabel 3.1. di atas, peneliti menarik benang merah

bahwa pada era kolonial kiai dan jawara sama-sama memiliki

sumber daya kekuasaan yang seimbang baik sebagai elite maupun

potensi keduanya sebagai oligark. Kiai dan jawara sama-sama

merupakan kelompok terkaya dibandingkan masyarakat kebanya-

kan. Akan tetapi, meski seimbang bukan berarti sama. Kiai lebih

menonjol dari sisi sumber daya kekuasaan elite dan jawara lebih

menonjol dari sisi sumber daya kekuasaan oligarkis.

B. Era Soekarno (Orde Lama): Dari Mobilisasi ke Jabatan Resmi

Pada 1920-an, partai komunis memperluas pengaruhnya

secara cepat. Sebagian jawara Banten melakukan mobilisasi60

untuk bersekutu (kembali) dengan ulama dan bergabung dengan

60

Winters, Oligarchy, 15.

Page 157: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

130 Oligarki dan Demokrasi...

partai komunis untuk melawan Belanda. PKI Cabang Banten bah-

kan mendirikan seksi jawara dan seksi ulama.61

Pada permulaan

abad ke-20 itu, seiring dengan diperkenalkannya politik etis

(ethische politiek), muncul berbagai pergerakan di Hindia-Belan-

da. Salah satunya adalah Sarekat Islam (SI), yang memperoleh

sambutan luas dari para kiai di Banten. Pada 1921, terjadi perpe-

cahan sehingga terdapat SI Merah yang berhaluan kiri. Kelompok

SI Merah ini kemudian bergabung dengan PKI. Para ulama Banten

menganggap SI kurang berani dan kurang radikal. Oleh karena itu,

ketika PKI berdiri dan membuka cabang di Banten, banyak ulama

tertarik dan menjadi anggota. Ketika terjadi pemberontakan

komunis di Banten 1926, banyak pula kiai terlibat. Salah satunya

Kiai Achmad Chatib, Residen Banten, yang dibuang ke Boven

Digul.62

Pada zaman Jepang, sejumlah kiai di Banten, seperti Kiai

Achmad Chatib dan KH Sjam‘un, bergabung dengan Peta

(Pembela Tanah Air).63

Setelah pendudukan Jepang berakhir pada

1945, muncullah kevakuman kekuasaan. Meski Soekarno dan

Hatta secara langsung mendeklarasikan kemerdekaan Republik

Indonesia, republik yang terbentuk tidaklah sepenuhnya. Sebab, di

mana-mana terjadi perpecahan. Pada kasus wilayah Banten, keka-

cauan tatanan diikuti oleh sebuah revolusi sosial yang menyalakan

konflik kelas dan etnis. Rezim kolonial Belanda dan rezim militer

Jepang mendorong elite-elite luar untuk menjadi birokrat puncak

di Banten. Sebagian besar mereka merupakan orang-orang Sunda

dari wilayah Priangan. Elite-elite luar tersebut juga sering kali

menemukan kesulitan untuk menyesuaikan dengan posisi baru

mereka karena alasan suasana keislamannya yang mendalam dan

kurangnya rasa hormat formal dari masyarakat Banten yang

diperlihatkan kepada mereka.64

61

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 115-116. 62

Ariyadi, “Kiai dan Jawara,” 24. 63

Ariyadi, “Kiai dan Jawara,” 24. 64

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 116.

Page 158: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 131

Kesulitan tersebut membayangi kekuasaan elite mereka

yang kemudian melahirkan ‘Bantenbantahan’ (Banten keras kepa-

la atau bandel). Pada saat yang sama, masyarakat Banten tidak

suka diperintah oleh orang-orang luar dan memendam perasaan

xenophobia.65

Oleh karena itu, berakhirnya pendudukan Jepang menjadi

kesempatan bagi jawara dan ulama untuk memimpin mobilisasi66

pemberontakan terhadap kekuatan birokrat Sunda dari kekuasaan

dan mengambil kekuasaan formal untuk mereka sendiri. Pergola-

kan sosial dan politik telah membawa jawara dan ulama ke atas

panggung politik. Dalam konteks ini, pada masa kemerdekaan,

peranan kiai bertambah besar karena mereka aktif dalam peme-

rintahan daerah, mulai tingkat keresidenan sampai kelurahan.

Selain memegang jabatan tinggi seperti residen dan bupati, para

ulama juga menjadi pejabat dan pegawai pemerintahan. Mereka

juga menjadi bagian penting dalam revolusi fisik untuk memperta-

hankan kemerdekaan.67

Namun demikian, pengambilalihan negara lokal oleh

pemimpin informal itu tidaklah bertahan lama. Ketika negara

Indonesia mengambil alih kedaulatan dari Belanda pada 1949 dan

mulai mengonstruksi bangsa baru, jawara digulingkan dari posisi

birokrasi puncak mereka. Kebanyakan dari jawara pun pada akhir-

nya bergabung dengan dunia kriminal.68

Sementara itu, kekuasaan mobilisasi jawara dan kiai per-

nah mengantarkan para kiai kepada jabatan resmi yang dominan di

Keresiden Banten setelah Jepang menyerah dan menyisakan sebu-

65Xenopobia adalah sensasi rasa takut atau fobia terhadap sese-

orang atau kelompok orang tertentu yang dianggap aneh atau asing.

Lihat AKM Ahsan Ullah dan Ahmed Shafiqul Huque, Asian Immigrans in North America with HIV/AIDS: Stigma, Vulnerabilities, and Human Rights (London: Springer, 2014), 6.

66Winters, Oligarchy, 15.

67Ariyadi, “Kiai dan Jawara,” 24.

68Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 116.

Page 159: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

132 Oligarki dan Demokrasi...

ah kevakuman kekuasaan.69

Saat itu para tokoh masyarakat Ban-

ten termasuk perwakilan pemuda, jawara, dan perempuan melaku-

kan mobilisasi masa untuk memilih Kiai Haji (KH) Tubagus

Achmad Chatib70

untuk menjalankan pemerintahan sipil sebagai

Residen Banten pada akhir Agustus 1945.71

Residen Banten men-

jadi sumber daya kekuasaan bagi Achmad Chatib dari sisi jabatan

resmi.72

Dari sini tampak jelas kekuasaan mobilisasi jawara dan

kiai menghasilkan jenis kekuasaan elite yang lain, yakni jabatan

resmi. Kondisi ini juga mendorong kiai-kiai lain untuk mendapat-

kan sumber daya kekuasaan yang sama. Sebab, di beberapa tem-

pat, rakyat secara spontan mengganti pejabat pemerintahan secara

khusus dengan kiai.73

Kemudian, di sisi lain, kekuasaan dari jabatan resmi para

kiai tersebut mendapat respons dari Dewan Rakyat yang dipimpin

69

Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun

1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945. Lihat Dwi Mulyatari,

“Buku Putih Masa Pendudukan Jepang,” ulasan tentang War, Nationa-lism and Peasants: Java under the Japanese Occupation 1942-1945, ditu-

lis oleh Shigeru Sato, Wacana 2, no. 1 (April, 2000): 140-44. 70

Asep Muslim, et al., “Dinamika Peran Sosial Politik Ulama

dan Jawara di Pandeglang Banten,” Mimbar 31, no. 2 (Desember, 2015):

461-474. 71

Suharto, “Banten Masa Revolusi 1945-1949: Proses Integrasi

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia,” (Disertasi Doktor, Univer-

sitas Indonesia, 2001). 72

Jabatan resmi adalah sumber daya kekuasaan yang berasal dari

jabatan resmi yang tinggi di pemerintahan, organisasi besar baik sekuler

maupun agama, atau jabatan di perusahaan baik swasta maupun perusa-

haan negara. Sumber daya kekuasaan tersebut punya pengaruh dramatis

pada profil kekuasaan segelintir individu. Pada zaman modern, organisa-

si-organisasi tersebut adalah badan berdasarkan aturan yang mengonsen-

trasikan kekuasaan dengan menghimpun sumber daya keuangan, jejaring

operasi, dan pengelompokan anggota atau bawahan yang bisa dipimpin,

dilibatkan, atau diperintah melalui kelembagaan. Lihat Winters, Oligar-chy, 13-14.

73Hamid, “Kiai in Banten,” 424.

Page 160: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 133

oleh Ce Mamat, kepala Komite Nasional Indonesia (KNI) cabang

Serang. Untuk sementara, Ce Mamat mengambil alih pemerinta-

han dari Achmad Chatib melalui pemberontakan mereka. Namun

demikian, akhirnya, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang di-

pimpin oleh Kiai Sjam’un mengalahkan Ce Mamat dan para

pengikutnya. Melalui serangkaian peristiwa tersebut, hampir

semua jabatan resmi pemerintahan, militer, polisi dan aparat hu-

kum ditempati oleh kiai dari level provinsi hingga kabupaten. Kiai

Achmad Chatib juga membentuk Majelis Ulama yang terdiri dari

empat puluh kiai berpengaruh sebagai lembaga penasihat.74

Namun demikian, berbagai persoalan muncul ketika sebu-

ah stasiun radio mengungkap sebuah rencana bagi Banten untuk

memisahkan diri dari Republik Indonesia. Rencana pemisahan diri

tersebut di bawah Residen KH Achmad Chatib, yang akan

menjadi Sultan. Pemerintah pusat dengan kekuasaan koersifnya,

mengintervensi dan mulai membatasi kekuasaan Residen Banten

dan kiai. Setelah Desember 1946, pemerintah pusat mengutus

delegasi-delegasi pemerintah sebagai wakil gubernur Jawa Barat

yang berlokasi di Serang dan wakil residen Banten.75

Pemerintah

pusat juga secara bertahap mengganti kiai dari posisi-posisi jaba-

tan dengan pejabat-pejabat professional. Akhirnya, KH Achmad

Chatib ditempatkan ke pemerintahan provinsi Jawa Barat (Ban-

dung), di mana wilayah Banten menjadi bagian dari Jawa Barat

pada saat itu, Desember 1949, setelah TKR mengalahkan KNI.

Pada saat inilah kekuasaan jabatan resmi kiai dalam struktur

pemerintahan formal berakhir.76

Sejak saat itu juga hingga pertengahan 1960, menurut

Abdul Hamid, kiai bukan lagi merupakan kelompok yang benar-

benar dominan dalam politik lokal di Banten. Mereka terfragmen-

tasi dalam banyak partai politik, meskipun mereka masih memiliki

74

Halwany Michrob dan A. Mudjahid Chudari, Catatan Masa Lalu Banten (Serang: Saudara, 1993).

75Williams, Communism, Religion, and Revolt, 306-07.

76Hamid, “Kiai in Banten,” 424-25.

Page 161: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

134 Oligarki dan Demokrasi...

kekuasaan tertentu, memegang beberapa jabatan di parlemen lokal

dan pusat.77

Sementara itu, sumber daya kekuasaan dari sisi hak politik

formal78

pada era Soekarno, para kiai dan jawara baru benar-benar

mendapatkannya pada pemilu 195579

untuk pertama kalinya di

Indonesia. Memberikan suara dengan cara mencoblos di balik bilik

pemungutan suara, menurut Winters, menyebabkan hak politik

formal menjadi sumber daya kekuasaan yang paling tak langka

dan paling tersebar di tingkat individu.

Sebab, pemilu tersebut memungkinkan adanya hak pilih

bagi semua orang meskipun tidak sedikit rintangan untuk berparti-

sipasi dalam pemilu tersebut.80

Hak politik formal ini dianggap

sebagai kebebasan liberal karena mencakup satu suara untuk

setiap orang (one person, one vote), kebebasan berpendapat tanpa

ditindas, dan kesempatan mendapatkan akses terhadap informasi

yang dimiliki semua orang dalam masyarakat. Hak politik, lanjut

Winters, baru menjadi benar-benar penting di antara individu

77

Hamid, “Kiai in Banten,” 425. 78

Lihat Winters, Oligarchy, 13. 79

Herbert Feith, The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia(Jakarta dan Kuala Lumpur: Equinox Publishing, 2007), 414-

450. 80

Pemilu tahun 1955 dilaksanakan saat keamanan negara masih

kurang kondusif. Beberapa daerah dirundung kekacauan oleh Darul

Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) khususnya pimpinan Kartosu-

wirjo. Dalam keadaan seperti ini, anggota angkatan bersenjata dan polisi

juga memilih. Mereka yang bertugas di daerah rawan, digilir datang ke

tempat pemilihan. Tingkat partisipasi rakyat sangat besar, sekitar 90%

dari semua warga yang punya hak pilih ikut berpartisipasi. Lebih dari 39

juta orang memberikan hak suaranya dan mewakili 91,5% dari para

pemilih terdaftar. Prosentase suara sah yang besar, sebesar 80% dari sua-

ra yang masuk. Padahal banyak anggota panitia yang buta huruf dan

lebih dari 70% penduduk Indonesia masih buta huruf. Lihat Hermawan

Sulistyo, “Electoral Politic in Indonesia: A Hard Way to Democracy,”

dalam Electoral politics in Southeast & East Asia, ed. Aurel Croissant

(Singapora: Friedrich-Ebert-Stiftung, 2002), 75-99.

Page 162: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 135

kalau bersifat makin ekslusif, baik secara formal maupun prak-

tik.81

Inilah yang disebut oleh Winters disebuat sebagai kekuasaan

partisipasi (participation power) yang selalu berhadapan dengan

kekuasaan oligarkis (material power) atau disebut juga wealth power.82

Tabel 3.2. Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara pada Era

Soekarno (Orde Lama) di Banten

No Sumber Daya

Kekuasaan Indikator-indikator

(1) (2) (3)

1 Hak Politik Formal

(Elite/Demokrasi)

Sumber daya kekuasaan dari sisi hak

politik formal pada era Soekarno, para

kiai dan jawara baru benar-benar

mendapatkannya pada pemilu 1955

untuk pertama kalinya di Indonesia.

2

Kekuasaan

Koersif

(Elite/Demokrasi)

a. Ketika negara Indonesia mengambil

alih kedaulatan dari Belanda pada

1949 dan mulai mengonstruksi

bangsa baru, jawara digulingkan

dari posisi birokrasi puncak mereka.

Kebanyakan dari jawara pun pada

akhirnya bergabung dengan dunia

kriminal; dan

b. Seiring rencana pemisahan diri di

bawah Residen KH Achmad

Chatib, yang akan menjadi Sultan

Banten, pemerintah pusat dengan

kekuasaan koersifnya,

mengintervensi dan mulai

membatasi kekuasaan Residen

Banten dan kiai.

81

Lihat Winters, Oligarchy, 13. 82

Jeffrey A. Winters, “Oligarchy and the Jokowi Administra-

tion,” Kuliah Umum Jurusan Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri

Jakarta, Senin, 8 Juni 2015.

Page 163: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

136 Oligarki dan Demokrasi...

Lanjutan Tabel 3.2

(1) (2) (3)

3

Kekuasaan

Mobilisasi

(Elite/Demokrasi)

a. Pada 1920-an, sebagian jawara

Banten melakukan mobilisasi untuk

bersekutu (kembali) dengan ulama

dan bergabung dengan PKI untuk

melawan Belanda;

b. Berakhirnya pendudukan Jepang

menjadi kesempatan bagi jawara

dan ulama untuk memimpin

mobilisasi pemberontakan terhadap

kekuatan birokrat Sunda dari

kekuasaan dan mengambil

kekuasaan formal untuk mereka

sendiri;

c. Pada akhir Agustus 1945, setelah

Jepang menyerah dan menyisakan

sebuah kevakuman kekuasaan, para

tokoh masyarakat Banten termasuk

perwakilan pemuda, jawara, dan

perempuan melakukan mobilisasi

masa untuk memilih Kiai Haji (KH)

Tubagus Achmad Chatib untuk

menjalankan pemerintahan sipil

sebagai Residen Banten; dan

d. Kiai Achmad Chatib juga

membentuk Majelis Ulama yang

terdiri dari empat puluh kiai

berpengaruh sebagai lembaga

penasihat.

4 Jabatan Resmi

(Elite/Demokrasi)

a. Residen Banten menjadi sumber

daya kekuasaan bagi Achmad

Chatib dari sisi jabatan resmi;

b. Jabatan resmi Achmad Chatib

sebagai residen Banten mendorong

kiai-kiai lain untuk mendapatkan

sumber daya kekuasaan yang sama.

Page 164: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 137

Lanjutan Tabel 3.2

(1) (2) (3)

c. (jabatan resmi) karena di beberapa

tempat, rakyat secara spontan

mengganti pejabat pemerintahan

secara khusus dengan kiai;

d. Hampir semua jabatan resmi

pemerintahan, militer, polisi dan

aparat hukum ditempati oleh kiai

dari level provinsi hingga

kabupaten; dan

Setelah Desember 1946 hingga

pertengahan 1960, kiai bukan lagi

merupakan kelompok yang benar-

benar dominan dalam politik lokal

di Banten. Mereka terfragmentasi

dalam banyak partai politik,

meskipun mereka masih memiliki

kekuasaan tertentu, memegang

beberapa jabatan di parlemen lokal

dan pusat.

5 Kekuasaan Material

(Oligarki)

a. Seperti era kolonial, pada era

Soekarno secara antropologis, kiai

dan jawara cenderung lebih kaya

dibandingkan masyarakat

kebanyakan;

b. Begitu juga dengan kepemimpinan

jawara mensyaratkan kekayaann;

dan

c. Ekspansi bisnis jawara tidak

terbatasi pada teritori desanya

sehingga menjadi benih-benih

kekuasaan oligarkis.

Dari Tabel 3.2. peneliti menarik benang merah bahwa

dinamika sumber daya kekuasaan kiai dan jawara pada era

Soekarno (Orde Lama) tidak jauh berbeda dengan kondisi pada era

Page 165: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

138 Oligarki dan Demokrasi...

kolonial. Artinya, dua entitas informal leader sama-sama memiliki

sumber daya kekuasaan elite dan benih-benih kekuasaan oligarkis.

Yang berbeda adalah aktor yang berhadapan dengan kiai dan

jawara. Jika pada era kolonial, kiai dan jawara berhadapan dengan

penjajah, pada era Soekarno mereka berhadapan dengan pemerin-

tah pusat. Walhasil, kiai, jawara, dan pemerintah pusat lebih

merupakan representasi dialektis kekuasaan elite dibandingkan

oligarki.

C. Rezim Orde Baru dan Pasang Surut Kekuasaan Kiai-Jawara

Pada sub bab ini, peneliti menjelaskan dominasi kekua-

saan oligarkis rezim Orde Baru di satu sisi dan kalahnya kekua-

saan mobilisasi kiai di sisi yang lain. Pada saat yang sama, kiai

yang mempertahankan kekuasaan mobilisasinya dan tidak mau

tunduk pada kekuasaan rezim oligarkis, Orde Baru menggunakan

kekuasaan koersifnya dengan melakukan tindakan represif. Kon-

disi ini kontras dengan hubungan antara rezim Orde Baru dengan

jawara yang justru saling menguntungkan. Akibatnya, berbeda

dengan kekuasaan kiai yang tenggelam, jawara berhasil mentrans-

formasikan dirinya dari penguasa elitis menjadi oligarkis.

1. Dominasi Kekuasaan Oligarkis Rezim terhadap Mobilisasi Kiai

Negara menjadi lebih kuat dengan naiknya Soeharto seba-

gai presiden pada 1960-an setelah periode yang panjang negara

relatif lemah. Gerakan 30 September pada 1965 mengawali era

baru seiring militer yang dipimpin oleh Soeharto mulai menggasak

musuh negara yang sah. Dengan kekuasaan koersifnya,83

militer

dan para aktivis Islam membunuh sekitar 500.000 komunis dan

memenjarakan sejuta lebih. Sejak saat itu, rezim otoritarian Soe-

harto mulai mengontrol masyarakat Indonesia baik dengan meng-

gunakan ‘pemikat’ yang menyangkut materi maupun dengan tong-

kat komando. Negara saat itu terasa hadir di mana-mana. Jawara

83

Lihat Winters, Oligarchy, 15.

Page 166: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 139

dan ulama di Banten pun segera menjadi target dari usaha-usaha

tersebut untuk kembali mendapatkan kontrol.84

Rezim Orde Baru Banten menyatukan etnis yang terbagi

antara pengusa dan yang dikuasai. Pembagian ini memiliki akar-

nya kepada periode kolonial Belanda. Terutama, orang-orang

Sunda yang berasal dari wilayah Priangan menguasai jabatan pen-

ting dan posisi militer dari Bupati, sekretaris daerah, dan komando

militer distrik. Contohnya, dua belas dari tujuh belas bupati di

Serang, Lebak, dan Pandeglang sejak 1970 hingga 1998 merupa-

kan orang non-Banten (dengan satu identitas etnis dari tujuh belas

bupati tidak diketahui). Hanya sedikit jumlah orang Banten yang

mendapatkan posisi birokrasi yang tinggi; hanya 10% dari posisi

level menengah di kabupaten Serang pada akhir 1990-an yang

dipegang oleh orang asli Banten.85

M.A. Tihami,86

Leo Agustino,87

Okamoto Masaaki,88

dan

Abdul Hamid89

melihat besarnya pengaruh rezim Soeharto terha-

dap kekuasaan kiai dan jawara di Banten. Pengaruh tersebut

sangat menentukan pasang surut sumber daya kekuasaan kiai dan

jawara. Sumber daya kekuasaan kiai dan jawara pada era Orde

Baru dari sisi hak politik formal termanifestasi dalam Pemilu 1971

yang diikuti oleh 10 kontestan partai politik, yaitu: Partai Katolik

Republik Indonesia (PKRI), Partai Syarikat Islam Indonesia

(PSII), Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia

(Parmusi), Golongan Karya (Golkar), Partai Kristen Indonesia

(Parkindo), Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba), Partai

Nasional Indonesia (PNI), Partai Islam Perti(Persatuan Tarbiyah

Islamiyah) dan Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia

84

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 116-17. 85

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 117. 86

Tihami, “Kiai dan Jawara,” 104. 87

Leo Agustino, “Dinasti Politik Pascaotonomi Orde Baru: Pe-

ngalaman Banten.” Prisma: Majalah Pemikiran Sosial Ekonomi, Volume

29, No. 3 (Juli 2010), 109. 88

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power, 112. 89

Hamid, “Kiai in Banten,” 421.

Page 167: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

140 Oligarki dan Demokrasi...

(IPKI). Kemudian, Pemilu 1977-1997, yakni: Pemilu 1977, 1982,

1987, 1992, dan 1997 yang diikuti oleh 3 kontestan yang sama,

yaitu: Partai Persatuan Pembangunan, Golongan Karya, dan Partai

Demokrasi Indonesia.90

Di luar kekuasaan hak politik formal, Tihami lebih meli-

hat kiai dan rezim Orde Baru sebagai sebuah hubungan yang posi-

tif dan saling menguntungkan. Sementara itu, Agustino, Masaaki,

dan Abdul Hamid lebih melihat hubungan yang saling mengun-

tungkan itu hanya terjadi pada jawara-rezim Orde Baru. Hubungan

rezim dengan para kiai lebih dilihat sebagai hubungan di mana

kekuasaan oligarkis di bawah kepemimpinan seorang oligark sul-

tanistik,91

Soeharto,92

sebagai kooptasi dan penjinakan kekua-saan

mobilisasi93

yang melekat pada kiai.

Tihami mengatakan, hubungan kiai dengan jawara yang

notabene merupakan orang kaya dengan kekuasaan materialnya

atau pejabat terjadi dalam bentuk dukungan politik. Jawara seba-

90

Artis, “Eksistensi Partai Politik dan Pemilu Langsung dalam

Konteks Demokrasi di Indonesia,” Jurnal Sosial Budaya 9, no. 1 (Janu-

ari-Juli 2012): 63. 91

Sultanistik adalah oligarki yang terbentuk ketika terjadi mono-

poli sarana pemaksaan berada di tangan satu oligark, bukan negara ter-

lembaga yang dibatasi hukum. Di dalamnya, marak hubungan patron-

klien dengan norma perilaku dan kewajiban tertentu yang terkait dengan-

nya. Akan tetapi, penegakan hukum tidak ada atau beroperasi sebagai

sistem kekuasaan hukum yang bersifat pribadi. Lihat Winters, Oligarchy,

35. 92

Winters memasukkan Soeharto ke dalam kategori oligark sul-

tanistik. Sebab, Presiden RI ke-2 itu sukses menjinakkan banyak oligark

lain di Indonesia untuk beberapa dekade. Akan tetapi, sistem hukum di

Indonesia tidak mampu mengendaliakn secara hukum oligark-oligark

bangsa selama periode demokrasi elektoral pascakejatuhan Soeharto

pada 1998. Menurut Winters, transisi Indonesia dari sistem otoritarian ke

demokrasi hanya mengubah oligarki jinak di bawah sultanistik ke oligar-

ki liar yang tidak bisa dikendalikan oleh penegakan hukum. Lihat

Winters, Oligarchy, 37. 93

Winters, Oligarchy, 15.

Page 168: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 141

gai pejabat tentu saja (harus) menjadi pendukung Golongan Karya

(Golkar). Dukungan politk itu diperkuat oleh kiai yang memiliki

kekuasaan mobilisasi dalam bentuk yang nyata, yaitu bahwa kiai

juga dalam pandangan politiknya adalah pendukung Golkar. Di

sinilah Tihami melihat positifnya dukungan ini karena menambah

kuat posisi (kedudukan) kiai sebagai pemimpin di masyarakat

karena mendapat kekuatan dari dukungan pejabat. Demikian pula

jawara yang termasuk orang kaya, memilih Golkar sebagai wadah

politiknya. Sebab, bagi jawara, wadah Golkar bisa mempermudah

mereka dalam memperoleh kesempatan untuk memperlancar usaha

(memperoleh tender) atau bahkan mendapatkan usaha baru.94

Itulah yang ditunjukkan oleh Haji Tubagus Hasan Sochib. Selain

menjabat direktur di PT Sinar Ciomas dan pemimpin pendekar

silat, Sochib juga merupakan salah satu pimpinan Golkar tingkat

kabupaten. Dengan demikian, kiai-jawara dengan rezim Orde Baru

melalui Golkar menjadi hubungan yang saling menguntungkan

(simbiosis mutualisme).95

Berbeda dengan Tihami, menurut Masaaki, kejatuhan

Soeharto dan permulaan demokratisasi merupakan era pergolakan

yang lain. Politik lokal di Banten pasca-Soeharto sudah mengala-

mi transformasi politik yang utama dan mengubah peran kiai dan

jawara.96

Tokoh utama dalam periode transisi, Masaaki menegas-

kan, bukanlah seorang kiai melainkan jawara tertentu, yakni Tuba-

gus Chasan Sochib yang menggunakan dominasinya yang luar

biasa dalam kehidupan ekonomi politik masyarakat Banten.97

Senada dengan Masaaki, Hamid melihat hubungan kiai-

rezim Orde Baru sebagai penjinakan dan kooptasi politik oleh

rezim terhadap kekuasaan elite para kiai. Hamid menyebutnya

sebagai korporatisasi kiai oleh Orde Baru yang terjadi dalam

pemilihan umum. Menurut Hamid, menyadari besarnya kekuasaan

94

Tihami, “Kiai dan Jawara,” 104. 95

Tihami, “Kiai dan Jawara,” 104. 96

Masaaki, “Rise of Realistic Islamist Party,” 236. 97

Masaaki, “Rise of Realistic Islamist Party,” 236.

Page 169: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

142 Oligarki dan Demokrasi...

mobilisasi98

kiai sebagai pemimpin di Banten, rezim Orde Baru

mulai pada 1967 berusaha untuk mendekati mereka. Usaha-usaha

tersebut lebih fokus pada Kabupaten Serang yang merupakan

pusat aktivitas politik di Banten sejak era kolonial.99

Pemerintahan provinsi di Bandung dipimpin oleh Guber-

nur Solichin G.P. dan aparat militer menggagas sebuah ide meng-

kooptasi kiai untuk mendukung Golkar pada akhir 1960-an.

Solichin mendiskusikan ide ini dengan para pimpinan militer dan

para pejabat pemerintah senior. A.T. Witono, komandan militer

regional Siliwangi dengan antusias menyambut gagasan ini. Alha-

sil, dua pejabat ini bertemu dengan K.H. Mahmud, seorang kiai

yang sangat dihormati oleh masyarakat Banten untuk mendapat-

kan persetujuannya dalam membujuk para kiai untuk mendukung

Golkar. Letjen Surono, komandan pertahanan Divisi II (Jawa-

Madura) juga mengunjungi Banten untuk berbicara dengan KH

Mahmud dan kiai Banten yang lain. Namun demikian, pertemuan

pertama ini gagal membuahkan hasil.100

Presiden Soeharto, dengan kekuasaan material dan koer-

sifnya, kemudian membuat terobosan dalam situasi tersebut. Dia

memanggil KH Mahmud dan kiai lain dalam sebuah pertemuan di

Batukuwung dekat Anyer. Tidak ada catatan soal motif kesepaka-

tan, pada akhir pertemuan, para kiai tersebut mendeklarasikan

bahwa mereka akan menjadi para pendukung Golkar. Pada 3 Mei

1970, organisasi ulama Satkar Ulama didirikan di Banten dengan

KH Mahmud sebagai ketua umum.101

Satkar Ulama kemudian

menjadi anggota Hasta Karya, sebuah sayap Golkar. Keterlibatan

98

Winters, Oligarchy, 15. 99

Hamid, “Kiai in Banten,” 425. 100

Hamid, “Kiai in Banten,” 425. 101

Sudiarti Artati, “Perubahan Peran Ulama dalam Masyarakat

Serang: Studi Kasus Dua Pesantren di Kabupaten Serang, Banten, Jawa

Barat,” Tesis Magister Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Indonesia, 1988, 45.

Page 170: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 143

langsung Soeharto merupakan awal mula pemerintah berusaha

untuk “menjinakkan” kiai Banten.102

Menuju pemilihan umum 1971, kiai dalam Satkar Ulama

bukan hanya melakukan kampanye di pesantren-pesantren mereka,

tapi juga meminta dalam khutbah-khutbah mereka bahwa Muslim

di Banten harus memilih Golkar. Akibatnya, Golkar menang

dengan persentase pemilih yang besar di level 49,83 persen,

mengalahkan pesaingnya seperti Partai Nasional Indonesia (PNI),

Partai Muslimin Indonesia (Parmusi) sebelumnya Masyumi, dan

Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) di Serang. Pemerintah

sangat mengerti bahwa merangkul kiai bisa memastikan pemerin-

tah untuk menancapkan kekuasaannya pada masyarakat Banten

dengan jauh lebih mudah.103

Mengikuti pembentukan Satkar Ulama, pemerintah berha-

sil “menjinakkan” jawara pada 1971. Satkar Jawara pun dibentuk

yang belakangan berubah nama menjadi Persatuan Pendekar Persi-

latan Seni Budaya Banten Indonesia (PPPSBBI) pada 1973. Satkar

ini juga menjadi pilar Orde Baru di Banten.104

Meski pemerintahan Soeharto sangat keras menekan

partai-partai politik Islam, para petinggi Partai Persatuan Pemba-

ngunan (PPP) mengambil strategi untuk membangkitkan sentimen

agama di antara kaum Muslimin untuk persiapan pemilu 1977.

Seiring bertambahnya jumlah khutbah dan pertemuan-pertemuan

Jumat, kiai PPP menekankan keislaman partai mereka. Mereka

mengunakan kakbah sebagai symbol partai. Hasilnya, pada pemilu

1977 di Serang, PPP menang dengan total suara 54,97 persen.

Sementara itu, Golkar mengamankan 42,52 persen, sedangkan

Partai Demokrasi Indonesia (PDI) menempati posisi terakhir

dengan perolehan tipis 2,52 persen. Reaksi Golkar cepat dan

kejam. Mereka menggelandang banyak pendukung PPP termasuk

102

Hamid, “Kiai in Banten,” 425-26. 103

Hamid, “Kiai in Banten,” 426. 104

Hamid, “Kiai in Banten,” 426.

Page 171: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

144 Oligarki dan Demokrasi...

kiai ke komando militer daerah untuk interogasi atau hukuman

penjara.105

Mengevaluasi hasil pemilu tersebut, Ketua Golkar Serang,

Suwandi, menyimpulkan bahwa Golkar gagal karena partai ini

tidak memiliki akar yang kuat dalam masyarakat Islam di Banten.

Golkar memutuskan untuk mengambil strategi merekrut kiai ke

dalam jajarannya dan membentuk sayap Islam di dalam Golkar.

Partai tersebut membuat sebuah kebijakan untuk memastikan bah-

wa paling tidak 30 persen anggota dewan penasihat pada level

kabupaten adalah kiai. Pada level kabupaten dan desa, kiai lokal

dan ustaz ditunjuk sebagai manajer pada organisasi lokal

Golkar.106

Golkar juga menemukan bahwa kiai akan menjadi pendu-

lang suara yang efektif. “Pendulang suara” adalah istilah Golkar

untuk tokoh masyarakat yang maju sebagai kandidat pimpinan

legislative tapi dipersiapkan untuk mengundurkan diri ketika

Golkar menominasikan orang di bawah pengaruhnya sebagai ang-

gota legislaatifnya setelah pemilu. Hasil dan maneuver yang mirip

yang pertama kali diimplementasikan di Serang dan kemudian di

wilayah lain terutama di Banten, Golkar mengalahkan PPP pada

1982 dengan 48,57 persen suara, dibandingkan dengan perolehan

PPP 47,98 persen, dan suara PDI sebesar 3,45 persen.107

Namun demikian, kemenangan tipis tersebut tidak memu-

askan Golkar. Menyadari pentingnya dukungan Muslim untuk

kemenangan mereka, Golkar kemudian mempercepat strategi

untuk mengakomodasi tokoh-tokoh Islam dan kiai. Golkar merek-

rut mereka ke dalam Satkar Ulama dalam skala besar setelah

Dewan Permusyawarahan Nasional pada 1985. Pemerintah lokal

juga memberikan Golkar kandidat-kandidat kiai demi berbagai

dukungan yang dibutuhkan untuk memenangkan pemilu. {Pada

jajak pendapat 1987, Golkar hanya memilih Muslim, termasuk

105

Artati, “Perubahan Peran Ulama,” 47. 106

Hamid, “Kiai in Banten,” 427. 107

Hamid, “Kiai in Banten,” 427.

Page 172: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 145

mereka yang berasal dari militer, untuk calon legislative Serang

dari Golkar.108

Golkar juga berusaha untuk menempatkan sekolah-seko-

lah Islam yang berkaitan dengan tokoh-tokoh berpengaruh di

bawah pengaruh partai tersebut. Hamid mencontohkan, intervensi

Golkar yang sangat kuat dalam konflik internal Al-Khaeriyah,

sebuah pesantren berpengaruh di Serang. Setelah meninggal

pendirinya, KH Sjam’un, KH Sadeli Hasan dan KH Rahmatullah

Syam’un bersaing dengan keras sebagai posisi penerus. Ketika

saudara laki-laki dari KH Rahmatullah Syam’un yakni Fathullah

Syam’un coba untuk memisahkan diri dari konflik, Golkar me-

ngambil kesempatan. Anggota-anggota Golkar mendekati Fathul-

lah Syam’un dan menunjuknya sebagai pimpinan Golkar di

Serang. Fathullah Syam’un maju dalam pemilu 1987 dan setelah

menang, dia dinominasikan sebagai ketua DPRD Serang 1987-

1992 yang didukung oleh bupati Serang dan komandan militer

daerah. Kemudian, Golkar juga menggunakan pengaruh terhadap

Al-Khaeriyah dan sekolah-sekolah Islam lain, melalui anggota

Golkar KH Wahab Afif yang juga merupakan anggota Al-Khae-

riyah dan dekan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan

Gunung Djati di Serang (sekarang IAIN Maulana Hasanuddin

Serang). Dia menggunakan posisinya untuk memobilisasi dosen-

dosen IAIN lain untuk mengikuti kampanye Golkar. Mahasiswa

pun memprotesnya dengan serangkaian demonstrasi, menuduh

Wahab Afif bertindak tidak adil dan tidak loyal terhadap PPP.109

Pada saat yang sama, PPP mengalami penurunan jumlah

anggotanya. Mulai pada 1978, internal PPP terpecah ke dalam dua

kubu: Nahdlatul Ulama (NU) dan Muslimin Indonesia. Konflik

tersebut mencapai klimaks ketika NU keluar dari PPP dan dari

arena politik formal pada 1984 melalui deklarasinya untuk kem-

bali ke khittah 1926 yang menetapkan NU sebagai organisasi

108

Artati “Perubahan Peran Ulama,” 52. 109

M.A. Tihami, ed., Refleksi Pemikiran Fiqh: Mensyukuri 70 Tahun Prof. K.H. Abdul Wahab Affif, M.A. (Serang: Sengpho Founda-

tion, 2006), 25 dan 158.

Page 173: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

146 Oligarki dan Demokrasi...

independen.110

Kejadian tersebut memperlemah PPP, bukan hanya

pada level pemerintahan pusat tapi juga pada level lokal di

Serang.111

Pukulan telak dari rezim Orde Baru melalui jabatan ekse-

kutif dan legislatif yang sangat mematikan bagi PPP adalah kehi-

langan identitas Islamnya. Undang-undang No. 3/1985 tentang

partai-partai politik dan Golkar serta Undang-undang No. 8/1985

tentang organisasi-organisasi sosial menuntut agar Pancasila men-

jadi satu-satunya ideologi bagi semua organisasi. Semua partai

politik diharuskan memakai salah satu motif dari Pancasila dan

perisai Garuda sebagai simbol mereka. Akibatnya, pada pemilu

tahun 1987, PPP dilarang menggunakan Kakbah, sebuah simbol

yang sangat familiar bagi seluruh kaum Muslim. Sebagai gantinya,

PPP harus menggunakan symbol bintang. Hal ini berarti bahwa

PPP kehilangan identitasnya sebagai sebuah partai Islam. Pada

praktiknya, juru kampanye PPP mendapatkan kesulitan dalam

membedakan diri mereka dari Golkar atau PDI. Banyak kiai bah-

kan berbelot menjadi pendukung Golkar.112

Alhasil dari manuver pemerintah dan masalah-masalah

lain, pada pemilu 1987, PPP hanya mendapatkan 29,19 persen

suara di Serang, sementara Golkar mendominasi dengan perolehan

suara 60,35 persen. Dari sinilah, Golkar maju mendominasi politik

di Banten.113

Itulah penjelasan tentang bagaimana kiai di Banten diako-

modasi oleh Golkar dan pada gilirannya, para kiai dan pesantren

mereka mendapatkan keamanan politik dan keuntungan ekonomi.

Kondisi ini membuktikan dominasi kekuasaan material Orde Baru

yang direpresentasikan oleh Golkar terhadap kekuasaan mobilisa-

si114

kiai. Apalagi, yang terpenting, dukungan ekonomi (kekuasaan

110

M. Dien Syamsuddin, Islam dan Politik Era Orde Baru

(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), 52. 111

Hamid, “Kiai in Banten,” 428-29. 112

Hamid, “Kiai in Banten,” 429. 113

Hamid, “Kiai in Banten,” 429. 114

Winters, Oligarchy, 15.

Page 174: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 147

material) Golkar memastikan keberlangsungan dan pembangunan

pesantren mereka. Kiai Mahmudi mengakui bahwa dukungan

keuangan dan material dari Golkar pada era Orde Baru jauh lebih

besar dibandingkan dukungan dari partai-partai politik lain terma-

suk PPP dan partai-partai Islam lain di era reformasi. Kiai

Mahmudi telah mengabdi sebagai coordinator tim pemenangan di

level kecamatan untuk Golkar di Banten selama 10 tahun.115

2. Mobilisasi Kiai versus Kekuasaan Koersif Orde Baru

Di sisi yang lain, rezim Orde Baru dan militernya mene-

kan kiai yang dianggap kurang mendukung Golkar. Akhirnya,

kebanyakan dari kiai-kiai tersebut menghindari realitas politik dan

fokus pada pengajaran mereka. Sebagian juga memilih untuk ber-

hijrah sebagaimana Nabi melakukannya dari Mekah ke Madinah.

Sebagai contoh, kiai Damanhuri asal Cihideung, Pandeglang yang

pergi ke Mekah.116

Saudara ipar Kiai Damanhuri, Kiai Dimyati, salah satu

kiai terkemuka di Banten menderita penganiayaan oleh rezim

Orde Baru. Kiai Dimyati sangat dihormati, santri dan tokoh ma-

syarakat menggunakan gelar Abuya (Kiai Senior) bagi Dimyati.

Pesantren Abuya Dimyati di Cidahu, Pandeglang merupakan

rumah bagi santri dari Banten, Jakarta, Bogor, dan Sumatera. Saat

dia dianggap sebagai kiai paling senior, dia juga memberikan

pelajaran mingguan bagi kiai dari pesantren seluruh Banten. Dia

juga merupakan pemimpin tarekat Syadziliyah (aliran sufi) di

Indonesia, dan dia secara luas dipercaya memiliki kebijaksanaan

dan kekebalan.117

Menjelang pemilu 1977, Abuya Dimyati dikenal

sebagai anti-pemerintah dan anti-Golkar. Pada 11 Maret 1977,

sebelum khutbah Jumat, dia menyatakan bahwa masyarakat ja-

ngan merasa takut atau terintimidasi oleh kepentingan-kepenti-

ngan salah satu kontestan dalam pemilu, apapun ancamannya.

115

Hamid, “Kiai in Banten,” 429-30. 116

Hamid, “Kiai in Banten,” 430. 117

Mohamad Hudaeri, et al., “Studi tentang Kharisma Kiai dan

Jawara di Banten,” Laporan Penelitian Departemen Agama, 2007, 71.

Page 175: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

148 Oligarki dan Demokrasi...

Menolak slogan “Golkar adalah pemerintah,” dia menjawab,

“Pemerintah adalah Republik Indonesia dan bukan Golkar.”118

Situasi jadi memanas ketika polisi memenjarakan Abuya

Dimyati tiga hari kemudian. Kondisi ini nyaris membawa seisi

kota Pandeglang ke jurang anarki. Santri dan jawara sepakat untuk

mengeluarkan Abuya dari penjara. Namun demikian, anarki bisa

dihindari ketika Abuya Dimyati mengirimkan pesan melalui sipir

penjara kepada para pemimpin jawara yang ingin membebaskan-

nya dari jeruji: “Saya baik-baik saja di penjara; jangan lakukan

apapun.” Abuya dihukum enam bulan dalam penjara.119

Kejadian-kejadian mitis dan mistis mewarnai isu ini.

Dikatakan, bahwa Abuya Dimyati, meski berada di penjara, pada

saat yang sama sering terlihat di pesantren Cidahu. Banyak orang

juga telah melihat di rumahnya, di pasar Pandeglang, atau salat di

masjid Agung Pandeglang. Kemudian, pejabat penegak hukum

yang terlibat dalam penahanan Abuya Dimyati dilaporkan menga-

lami pengalaman buruk. Hakim yang menghukum Abuya menjadi

bisu dan seorang pejabat polisi yang memenjarakannya menjadi

gila.120

Menurut Hamid, bukan hanya individu kiai, tapi juga

organisasi-organisasi Islam beserta kiai-kiainya sebagai anggota

seperti Mathla’ul Anwar (MA), mendapatkan perilaku represif. Di

bawah kepemimpinan Nafsirin Hadi, Mathla’ul Anwar terbentuk

lebih cenderung memiliki hubungan yang dekat dengan gerakan

Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Lalu, Mathla’ul

Anwar juga mengartikulasikan ketidaksetujuannya dengan pelak-

sanaan Pancasila sebagai satu-satunya bagi organisasi. Hal ini

menyebabkan tegangnya hubungan Mathla’ul Anwar dengan

pemerintah.121

118

Murtadho Dimyati, Manakib Abuya Cidahu dalam Pesona Langkah di Dua Alam (Pandeglang: Tanpa Nama Penerbit, 2008), 192-

198. 119

Hamid, “Kiai in Banten,” 430-31. 120

Hamid, “Kiai in Banten,” 431. 121

Hamid, “Kiai in Banten,” 431.

Page 176: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 149

Nafsirin Hadi menjadi ketua Mathla’ul Anwar sejak

kongres XII di Jakarta pada 1975, menggantikan KH M. Muslim

yang meninggal pada 1974. Selama sepuluh tahun kepemimpinan

Nafsirin Hadi, Matla’ul Anwar terjebak pada kekacauan. Pertama, perselisihan antara Nafsirin Hadi dengan sekretars jenderal, Irsjad

Djuwaeli, yang kemudian berakhir dengan pemecatan dari jaba-

tannya.122

Hubungan yang buruk dengan pemerintah juga beraki-

bat pada pembatalan kongres Mathla’ul Anwar yang direncanakan

di provinsi Lampung. Kondisi ini juga menyebabkan perpecahan

internal dalam kepemimpinan Mathla’ul Anwar dan memberikan

kesempatan emas bagi pemerintah untuk mengintervensi. Pada

kongres Mathla’ul Anwar 1985 di Menes, kelompok yang prope-

merintah behasil bukan hanya mendongkel Nafsirin Hadi dari

posisinya di kantor pusat Mathla’ul Anwar tapi juga mengeluar-

kannya dari organisasi tersebut dengan dukungan penuh dari

Letjen Alamsjah Ratuperwiranegara. Yang propemerintah, Kiai

Burhani mengambil alih posisi direktur, dan Irsjad Djuwaeli

menjadi sekretaris jenderal.123

Pada kongres Mathla’ul Anwar 1991 yang dibuka oleh

Wakil Presiden Soedharmono, Irsjad Djuwaeli terpilih menjadi

direktur Matla’ul Anwar Pusat. Di bawah kepemimpinannya,

Mathla’ul Anwar mendeklarasikan dukungannya untuk Golkar.

Pada 1992, Irsjad Djuwaeli menjadi anggota DPR dari Golkar.

Irsjad Djuwaeli percaya bahwa keputusan untuk mendukung

Golkar akan memberikan pengaruh signifikan terhadap perkemba-

ngan organisasi tersebut baik di level lokal maupun pusat. Dengan

kongres ke-14 di Jakarta pada 1991, Mathla’ul Anwar memiliki

cabang-cabang di tujuh belas provinsi.124

Dalam sistem korpora-

122

Irsjad Djuwaeli, Membawa Mathla‘ul Anwar ke Abad XXI (Jakarta: Pengurus Besar Mathla‘ul Anwar, 1997), 30.

123Dindin Nurul Rosidin, “Quo Vadis Mathla‘ul Anwar,” Maka-

lah disampaikan pada Rapat Kerja Nasional Mathla‘ul Anwar di Batam,

2007. 124

Djuwaeli, Membawa Mathla’ul Anwar, 31.

Page 177: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

150 Oligarki dan Demokrasi...

tisasi Golkar, Mathla’ul Anwar mencapai perkembangan yang luar

biasa di seluruh Indonesia.125

Di atas semua itu, Hamid menarik benang merah, setelah

mencapai puncaknya sebagai pemimpin informal dalam pemerin-

tahan sipil dan militer selama era revolusi, kekuasaan kiai dalam

dunia politik Orde Baru sudah menurun karena beberapa faktor

eksternal dan internal.126

Faktor eksternal yang dominan adalah intervensi Orde

Baru. Di bawah tekanan dan represi yang kuat dari rezim tersebut,

kiai menghadapi sebuah dilemma dari tiga pilihan: Pertama, ber-

gabung dengan partai penguasa (baca: Golkar); Kedua, beroposisi

dengan pemerintah; dan Ketiga, menarik diri dari realitas politik

dan fokus pada pendidikan. Menurut Hamid, tak satupun dari

ketiga pilihan tersebut benar-benar menguntungkan. Bergabung

dengan Golkar dan menjadi broker politik bagi organisasi ini

berarti mereka menjadi sangat tergantung pada Golkar, mulai dari

kurikulum pesantren mereka hingga pendanaan. Ketergantungan

ini di lain sisi juga menyebabkan turunnya kharisma mereka. Salah

satu kiai seperti itu disebut kolega-koleganya sebagai “kiai yang

ditinggalkan oleh masyarakat.” Inilah sebenarnya, menurut Hamid

yang diinginkan oleh strategi korporatis Orde Baru. Rezim Orde

Baru paham bahwa kekuasaan kiai terletak pada kharisma mereka.

Oleh karena itu, Golkar menjinakkan mereka dalam organisasi

korporatis seperti Satkar Ulama untuk mencabut kharisma dari

kiai. Beroposisi dengan pemerintah juga benar-benar tidak me-

nguntungkan. Sebagaimana terlihat pada penahanan Abuya Dim-

yati dan para kiai PPP, rezim Orde Baru sangat kejam terhadap

kiai yang menolak untuk bekerjasama dengan pemerintah.127

Pada pilihan ketiga, menarik dari realitas politik, kiai

harus berhadapan dengan faktor internal yakni melemahnya ke-

kuasaan mereka. Pendidikan pesantren tersisihkan oleh pendidikan

modern dan kiai semakin terpinggirkan dalam dunia pengetahuan

125

Hamid, “Kiai in Banten,” 432. 126

Hamid, “Kiai in Banten,” 439. 127

Hamid, “Kiai in Banten,” 439-40

Page 178: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 151

dan pembelajaran modern. Berkurangnya jumlah santri berarti

kesulitan ekonomi bagi kiai. Para kiai juga menjadi gagal mela-

kukan regenerasi. Sejak setiap pesantren tidak lagi berada di ba-

wah pengaruh satu kiai, pemilihan kiai penerus pesantren sering-

kali menimbulkan konflik-konflik.128

Tabel 3.3. Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara

pada Era Soeharto (Orde Baru) di Banten

No Sumber Daya Kekuasan Indikator-indikator

(1) (2) (3)

1 Hak Politik Formal

(Elite/Demokrasi)

Sumber daya kekuasaan kiai dan

jawara pada era Orde Baru dari sisi

hak politik formal, termanifestasi

dalam Pemilu 1971 yang diikuti

oleh 10 kontestan partai politik.

Kemudian, Pemilu 1977-1997,

yaitu: 1977, 1982, 1987, 1992, dan

1997 yang diikuti oleh 3 kontestan

yang sama, yaitu: Partai Persatuan

Pembangunan, Golongan Karya,

dan Partai Demokrasi Indonesia.

2 Kekuasaan Koersif

(Elite/Demokrasi)

a. Rezim Orde Baru dan

militernya menekan kiai yang

dianggap kurang mendukung

Golkar;

b. Sudara ipar Kiai Damanhuri,

Kiai Dimyati, salah satu kiai

terkemuka di Banten menderita

penganiayaan oleh rezim Orde

Baru;

c. Polisi memenjarakan Abuya

Dimyati selama enam bulan,

tiga hari setelah penolakan kiai

terkemuka tesebut atas slogan

“Golkar adalah pemerintah,”

128

Hamid, “Kiai in Banten,” 440

Page 179: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

152 Oligarki dan Demokrasi...

Lanjutan Tabel 3.3

(1) (2) (3)

dengan jawaban, “Pemerintah

adalah Republik Indonesia dan

bukan Golkar”; dan

d. Organisasi-organisasi Islam

beserta kiai-kiainya sebagai

anggota seperti Mathla’ul

Anwar (MA), mendapatkan

perilaku represif dari rezim

Orde Baru. Hubungan yang

buruk dengan pemerintah

berakibat pada pembatalan

kongres Mathla’ul Anwar yang

direncanakan di provinsi

Lampung. Pada kongres

Mathla’ul Anwar 1985 di

Menes, kelompok yang

propemerintah behasil bukan

hanya mendongkel Nafsirin

Hadi dari posisinya di kantor

pusat Mathla’ul Anwar tapi

juga mengeluarkannya dari

organisasi tersebut dengan

dukungan penuh dari Letjen

Alamsjah Ratuperwiranegara.

3 Kekuasaan Mobilisasi

(Elite/Demokrasi)

a. Rezim Orde Baru dan para kiai

merupakan hubungan di mana

kekuasaan oligarkis di bawah

kepemimpinan seorang oligark

sultanistik, Soeharto, sebagai

kooptasi dan penjinakan

kekuasaan mobilisasi kiai;

b. Dukungan politk jawara dengan

kekuasaan materialnya terhadap

Golkar diperkuat oleh kiai yang

Page 180: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 153

Lanjutan Tabel 3.3

(1) (2) (3)

memiliki kekuasaan mobilisasi

dalam bentuk yang nyata, yaitu

bahwa kiai juga dalam

pandangan politiknya adalah

pendukung Golkar;

c. Menyadari besarnya kekuasaan

mobilisasi kiai sebagai

pemimpin di Banten, rezim

Orde Baru mulai pada 1967

berusaha untuk mendekati

mereka;

d. Menuju pemilihan umum 1971,

kiai dalam Satkar Ulama bukan

hanya melakukan kampanye di

pesantren-pesantren mereka,

tapi juga meminta dalam

khutbah-khutbah mereka bahwa

Muslim di Banten harus

memilih Golkar;

e. Mengikuti pembentukan Satkar

Ulama, Orde Baru berhasil

“menjinakkan” jawara pada

1971. Satkar Jawara pun

dibentuk yang belakangan

berubah nama menjadi

Persatuan Pendekar Persilatan

Seni Budaya Banten Indonesia

(PPPSBBI) pada 1973;

f. Meski pemerintahan Soeharto

sangat keras menekan partai-

partai politik Islam, para

petinggi Partai Persatuan

Pembangunan (PPP) mengambil

strategi untuk membangkitkan

sentimen agama di antara kaum

Page 181: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

154 Oligarki dan Demokrasi...

Lanjutan Tabel 3.3

(1) (2) (3)

Muslimin untuk persiapan

pemilu 1977 melalui khutbah-

khutbah;

g. Menyadari pentingnya

dukungan Muslim untuk

kemenangan mereka, Golkar

kemudian mempercepat strategi

untuk mengakomodasi tokoh-

tokoh Islam dan kiai. Golkar

merekrut mereka ke dalam

Satkar Ulama dalam skala besar

pada 1985; dan

Golkar juga berusaha untuk

menempatkan sekolah-sekolah

Islam yang berkaitan dengan

tokoh-tokoh berpengaruh di

bawah pengaruh partai tersebut.

4 Jabatan Resmi

(Elite/Demokrasi)

a. Pada 3 Mei 1970, organisasi

ulama Satkar Ulama didirikan

di Banten dengan KH Mahmud

sebagai ketua umum;

b. Merespons kebangkitan

sentimen Islam PPP pada

pemilu 1977, Golkar merekrut

kiai ke dalam jajarannya dan

membentuk sayap Islam di

dalam Golkar. Paling tidak, 30

persen anggota dewan penasihat

pada level kabupaten adalah

kiai. Pada level kabupaten dan

desa, kiai lokal dan ustaz

ditunjuk sebagai manajer pada

organisasi lokal Golkar;

Page 182: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 155

Lanjutan Tabel 3.3

(1) (2) (3)

c. Pukulan telak dari rezim Orde

Baru melalui jabatan eksekutif

dan legislatif yang sangat

mematikan bagi PPP adalah

kehilangan identitas Islamnya.

Undang-undang No. 3/1985

tentang partai-partai politik dan

Golkar serta Undang-undang

No. 8/1985 tentang organisasi-

organisasi sosial menuntuk agar

Pancasila menjdai satu-satunya

ideologi bagi semua organisasi;

dan

d. Kiai Dimyati merupakan

pemimpin tarekat Syadziliyah

(madzhab sufi) di Indonesia,

dan dia secara luas dipercaya

memiliki kebijaksanaan dan

kekebalan;

Yang propemerintah, Kiai

Burhani mengambil alih posisi

direktur, dan Irsjad Djuwaeli

menjadi menjadi sekretaris

jenderal.

5 Kekuasaan Material

(Oligarki)

a. Rezim Orde Baru dan para kiai

merupakan hubungan di mana

kekuasaan oligarkis di bawah

kepemimpinan seorang oligark

sultanistik, Soeharto, sebagai

kooptasi dan penjianakan

kekuasaan mobilisasi kiai;

b. Hubungan kiai dengan jawara di

mana notabene jawara

merupakan orang kaya dengan

Page 183: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

156 Oligarki dan Demokrasi...

Lanjutan Tabel 3.3

(1) (2) (3)

kekuasaan materialnya atau

pejabat terjadi dalam bentuk

dukungan politik terhadap

Golongan Karya (Golkar);

c. Bagi jawara, wadah Golkar bisa

mempermudah mereka dalam

memperoleh kesempatan untuk

memperlancar usaha

(memperoleh tender) atau

bahkan mendapatkan usaha

baru;

d. Orde Baru melakukan

“korporatisasi” terhadap kiai

yang terjadi dalam pemilihan

umum; dan

e. Presiden Soeharto, dengan

kekuasaan material dan

koersifnya memanggil KH

Mahmud dan kiai lain dalam

sebuah pertemuan di

Batukuwung dekat Anyer. Para

kiai pun mendeklarasikan

dukungannya terhadap Golkar.

Dari Tabel 3.3. peneliti menyimpulkan bahwa besarnya

kekuasaan elite dari kiai dan jawara justru dikooptasi dan diman-

faatkan oleh rezim Orde Baru dengan kekuasaan material dan

koersifnya yang menonjol. Akan tetapi, hubungan rezim dengan

jawara saling menguntungkan tapi tidak untuk kiai. Orde Baru ha-

nya memanfaatkan kekuasaan elite kiai melalui mobilisasi sedang-

kan hubungannya dengan jawara lebih menguntungkan secara

ekonomi. Hal tersebut terjadi karena sifat dasar dari kiai sebagai

elite sedangkan jawara berperan sebagai oligark. Jadi, jika hubu-

ngan Orde Baru dengan kiai terbatas pada konteks kepentingan

elite sedangkan hubungannya dengan jawara mencakup konteks

Page 184: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 157

bisnis. Akibatnya, benih-benih oligarki tumbuh subur pada jawara

sedangkan pada kiai tidak.

3. Chasan Sochib: Oligark Sultanistik Produk Orde Baru

Ulama dan jawara merupakan pemimpin informal di

Banten. Kedua kepemimpinan ini terkooptasi ke dalam mesin

politik partai pemerintah, yakni Golongan Karya (Golkar) pada

awal 1970-an. Ironisnya, pemerintahan Orde Baru menjiplak apa

yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) seksi Banten pada

1920-an dalam mengorganisasi dua kekuatan sosial tersebut. Pada

1971, Golkar mengorganisasikan ulama ke dalam Satkar Ulama

dan mengorganisasikan jawara lokal ke dalam Satkar Pendekar

pada 1972.129

Satkar ini kemudian berubah nama menjadi Persatu-

an Pendekar Persilatan Seni Budaya Banten Indonesia (PPPSBBI).

Sebanyak 122 padepokan silat terafiliasi ke PPPSBBI di Banten

dan dimobilisasi untuk mendukung Golkar selama Pemilu selain

untuk menopang kekuatan tentara dan polisi.

Tubagus Chasan Sochib merupakan jawara yang menjadi

ketua umum Satkar Pendekar sekaligus salah satu dari anggota

panitia eksekutif Satkar Ulama. Dia bertindak sebagai jembatan

antara militer, birokrat, dan Golkar dengan masyarakat Banten

termasuk aktor kriminal bawah tanah. Chasan mengklaim kekua-

saan mobilisasinya130

yang besar itu dengan mengatakan, tiga ribu

jawara melayaninya dan mereka siap siaga sepanjang waktu.131

Klaim Chasan tersebut, salah satunya bisa dibuktikan dengan

pengamanan lahan pabrik PT Krakatau Steel saat itu. Haji Embay

Mulia Syarief, seorang tokoh silat dari Kota Serang, Banten meru-

pakan mantan tangan kanan (orang kepercayaan) dari Chasan

Sochib.

Sochib memberikan Embay proyek pengamanan lahan di

Cilegon yang saat itu rencananya dibangun pabrik PT Krakatau

Steel Tbk. Sebab, saat itu masih ada sebagian penduduk yang

129

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 117. 130

Winters, Oligarchy, 15-18. 131

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 117.

Page 185: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

158 Oligarki dan Demokrasi...

tidak senang pada pembangunan pabrik itu meski lahan sudah

dibebaskan sesuai peraturan yang berlaku. Setiap pekerja selesai

memasangi patok, pada malam harinya patok-patok tersebut pun

dicabuti. Saat rombongan dari PT Sinar Ciomas datang, kata

Embay, hal itu pun tidak lagi terjadi. Embay menjelaskan ia bisa

sukses menyelesaikan pekerjaannya karena dekat dengan jawara-

jawara lokal. Ia bahkan mengaku merangkul jawara lokal untuk

bekerja di proyek tersebut. Alhasil, konflik pun berakhir dan

pabrik peleburan baja milik BUMN tersebut bisa berdiri dan

beroperasi hingga kini. Embay bertahan di perusahaan tersebut

hingga tahun 1974.132

Chasan Sochib menjadi berpengaruh di banyak aspek

kehidupan masyarakat Banten dan memainkan sebuah kekuasaan

sebagai “penyambung lidah” untuk Jakarta dan Bandung; orang

luar yang ditunjuk sebagai birokrat puncak bersandar padanya dan

jaringannya sebagai jembatan ke dua kebantenan. Pejabat kepoli-

sian setempat dan tentara memiliki hubungan erat dengan Sochib.

Ideologi Sochib dan PPPSBBI terhitung nasionalistis dan dia

membanggakan bahwa PPPSBBI merupakan satu-satunya LSM

yang “melindungi [masyarakat], mempertahankan negara dan

bangsa” dan juga “mempertahankan kepolisian” dan “membela

militer.” Sochib lebih jauh bahkan mengatakan bahwa PPPSBBI

mencintai kepolisian dan militer karena organisasi tersebut telah

mendukung mandat proklamasi kemerdekaan 1945.

Faktanya, menurut Masaaki dan Hamid, Sochib melalui

PPPSBBI membantu polisi dan tentara dengan memberikan pelati-

han silat bagi anggota polisi dan militer dan memberikan bantuan

keuangan dari keuntungan bisnisnya. Dengan kekuatan jaringan

lokal dan ideologi nasionalisnya, Sochib mampu membangun

132

Nurmulia Rekso Purnomo, “Kisah Tokoh Silat yang Jadi

Tangan Kanan Chasan Sochib,” Tribunnews.com dirilis pada Jumat, 18

Oktober 2013, diakses pada Senin, 22 Agustus 2016, http://www.tribun

news.com/nasional/2013/10/18/kisah-tokoh-silat-yang-jadi-tangan-

kanan-chasan-sochib.

Page 186: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 159

hubungan erat dengan anggota dewan pusat Golkar, seperti Akbar

Tanjung dan para pemimpin TNI pada masa Orde Baru.133

Dengan demikian, menurut Syarif Hidayat134

dan Leo

Agustino,135

Tubagus Chasan Sochib menjadi salah satu orang

kuat yang membangun dinasti politik di Banten pada era Orde

Baru yang berlanjut ke era Reformasi. Seiring melemahnya penga-

ruh kiai, jawara menjadi sosok yang paling berpengaruh baik seca-

ra politik maupun ekonomi selama Orde Baru di Banten. Fakta-

nya, tokoh paling kaya dan paling berkuasa di Banten adalah

Tubagus Chasan Sochib yang notabene merupakan pemimpin

jaringan jawara yang paling besar dan berkuasa di era Banten

kontemporer, yakni PPPSBBI.136

Secara informal, Sochib secara luas disebut sebagai

“Gubernur Jenderal” atau disingkat menjadi “Gubjen.” Sebutan ini

dulunya merupakan gelar resmi yang digunakan selama periode

kolonial terutama untuk menyebut pejabat Belanda di East Indies

(Hindia Belanda). Gelar ini biasanya dipanggil dengan kedipan

dan senyuman sebagai sebuah isyarat status yang lebih besar dari

peran kehidupan Sochib yang seharusnya. Sochib merupakan

tokoh legendaris di Banten kontemporer dengan sejumlah istri dan

belasan anak.137

133

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 118-19. 134

Syarif Hidayat, “Shadow State? Business and Politics in the

Province of Banten,” dalam Renegotiating Boundaries: Local Politic in post-Suharto Indonesia, ed. Henk Schulte Nordholt dan Gerry van Klin-

ken (Leiden: KITLV Press, 2007), 203-24. 135

Agustino, “Dinasti Politik,” 109. 136

Daromir Antonovych Rudnyckyj, “Islamic Ethics and Spiri-

tual Economy in Contemporary Indonesia” (Disertasi Ph.D., Universitas

California, Berkeley, 2006), 70. 137

Masaaki memberikan gambaran singkat tentang kehidupan

Chasan Sohib. Lihat Okamoto Masaaki, “Local Politics in Decentralized

Indonesia: The Governor General of Banten Province,” IIAS Newsletter 34 (2004): 23.

Page 187: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

160 Oligarki dan Demokrasi...

Pada hemat peneliti, dinasti politik yang dibangunnya itu

adalah oligarki. Sebab, gurita bisnisnya telah mendefinisikannya

sebagai seorang oligark dan membentuk sistem politik oligarkis.

Kekuasaan yang diraihnya didasarkan pada sumber daya kekuasa-

an elite dan material sekaligus yang mengejawantah dalam keka-

yaan yang dimilikinya.

Sochib dilahirkan di kabupaten Serang pada 1930 dan

merupakan keponakan dari Haji Tubagus Kaking, pemilik PT

Kalimaya.138

Dia masuk pesantren sebelum bergabung dengan unit

kekuasaan gerilya selama periode revolusi. Sebelum kekuasaan

politik dan ekonominya membesar, Chasan mula-mula bekerja

mengatur para buruh kasar di Jakarta dan bongkar muat di pelabu-

han Tanjung Priok. Kemudian, dia kembali ke Bantenuntuk men-

coba peruntungan dengan mendapatkan berbagai kontrak peme-

rintah untuk proyek-proyek pekerjaan umum. Bisnis-bisnis me-

nguntungkan lainnya adalah bertindak sebagai seorang perantara

dalam spekulasi tanah di Banten. Hal itu terjadi setelah pemerin-

tah Indonesia membangkitkan produksi baja di Cilegon dan

mendesain kota tersebut menjadi sebuah kawasan pembangunan

industri. Sochib meyakinkan para petani skala kecil untuk menjual

ladang kecil mereka dan kemudian dengan cepat berbalik dan

menjual kembali tanah tersebut ke perusahaan industri yang terta-

rik dengan wilayah Cilegon seiring berkembangnya infrastruktur

industri. Anak perempuan Sochib, Ratu Atut Chosiyah, seorang

politikus Golkar, terpilih menjadi wakil gubernur Banten untuk

masa jabatan yang bermula pada Desember 2001.139

Pengalaman kerjanya dimulai dengan melakukan penga-

walan bisnis beras dan jagung antarpulau Jawa-Sumatera. Peker-

jaan inilah yang menjadi cikal bakal pengakumulasian kekayaan

Chasan Sochib yang belakangan mendefinisikannya sebagai seo-

138

Nurmulia Rekso Purnomo, “Kondisi Kantor Perusahaan Milik

Chasan Sochib Kini,” Tribunnews.com, dirilis Jumat, 18 Oktober 2013,

diakses 22 Agustus 2016, http://www. tribunnews.com/nasional/2013/

10/18/kondisi-kantor-perusahaan-milik-chasan-sochib-kini. 139

Rudnyckyj, “Islamic Ethics,” 70-71.

Page 188: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 161

rang oligark sultanistik. Tak hanya sampai di situ, Sochib mulai

merintis bisnisnya sendiri dengan menjadi penyedia kebutuhan

logistik untuk divisi militer Kodam VI Siliwangi sejak 1967.140

Pada saat yang sama, Kodam Siliwangi berkepentingan atas kesta-

bilan politik di Banten. Mereka membutuhkan orang lokal untuk

menjadi perpanjangan tangan di daerah. Di mata para komandan

Kodam VI Siliwangi, Banten adalah daerah yang rawan dipenga-

ruhi oleh kekuatan komunis baik sebelum ataupun sesudah tragedi

1965. Atas dalih kepentingan politik keamanan dan ekonomi di

Banten, Chasan Sochib mendapatkan banyak keistimewaan dari

Kodam VI Siliwangi dan pemerintah Jawa Barat. Sebagian besar

proyek pemerintah khususnya di bidang konstruksi banyak diberi-

kan kepada Chasan Sochib.

Dalam konteks yang lebih luas, Leo Agustino melihat

bukan hanya hubungan Hasan Sochib dengan Kodam VI Siliwangi

dan pemerintah Jawa Barat pada level lokal melainkan dengan

rezim Orde Baru pada level nasional. Menurut Agustino, kokoh-

nya Chasan Sochib sebagai oligark sultanistik, dapat dipastikan

merupakan hasil dari sosialisasi rezim sebelumnya,141

Soeharto

yang oleh Winters juga dikategorikan sebagai oligark sultanistik.

Rezim Orde Baru menjadi faktor eksogen (eksternal) yang mendu-

kung transformasi kejawaraan Chasan Sochib menjadi oligark

sultanistik. Bedanya, Sochib merupakan oligark sultanisntik pada

level lokal sedangkan Soeharto pada level nasional yang terjadi

dalam sistem politik Indonesia yang menganut sistem demokratis.

Menurut Agustino, saat rezim Orde Baru berkuasa, kekuasaan

140

Perhimpunan Pendidikan Demokrasi, “Dinasti Tb. Chasan

Sochib: Gubernur Jenderal dari Banten,” Konstelasi, Edisi ke-31 April

2011. Artikel diakses 6 Juli 2013, dari http://www.p2d.org/index.php/

kon/52-31-april-2011/273-dinasti-h-tb-chasan-sochib--gubernur-jenderal-

dari-banten.html. 141

Agustino, “Dinasti Politik,” 109.

Page 189: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

162 Oligarki dan Demokrasi...

berpusat di tangan satu orang, yaitu Soeharto yang disebut oleh

Olson sebagai stationarybandits.142

Pemusatan tersebut bertujuan untuk memperlancar proses

rent-seeking activities143 melalui jejaring patron-client.144 Untuk

mengawal kekuasaan di Tanah Air yang sangat luas, Soeharto

menunjuk dan mengangkat beberapa kerabat dan koleganya men-

jadi kaki tangan baik di pusat maupun di daerah. Tujuannya untuk

menjaga ketenteraman politik dan mengeksploitasi ekonomi. Khu-

sus di daerah, kaki tangan patron-client Jakarta bisa berupa orang

pusat yang ditransfer ke daerah atau warga setempat yang diang-

gap kuat di daerah (local strongman). Mengikuti logika itu, dinasti

politik Soeharto, bukan hanya berlangsung di Jakarta, tapi juga

merasuk hingga pelosok negeri.145

Dengan menggunakan logika stationary bandits, orang

kuat di daerah mendaulat anggota keluarga untuk terlibat aktif

dan bahu-membahu menjaga kepentingan ekonomi Soeharto, di

daerah. Supaya pekerjaan mereka mudah dikerjakan, local strong-

142

Mancur Olson, “Dictatorship, Democracy, and Development,”

The American Political Science Review 87, no. 3 (September 1993): 568. 143

Anne O. Krueger, “The Political Economy of the Rent-

Seeking Society,” The American Economic Review 64, no. 3(Juni 1974):

291-303. 144

Hubungan patron-client (sebuah hubungan pertukaran antar

peran) adalah sebuah kasus khusus dalam ikatan dyadic (dua-orang) yang

melibatkan pertemanan instrumental secara luas di mana seorang indivi-

du dari status sosioekonomi yang lebih tinggi (patron) menggunakan

pengaruh dan sumber dayanya untuk memberikan perlindungan atau ber-

bagai manfaat atau keduanya, terhadap seorang individu yang status

sosioekonominya lebih rendah (client). Pada gilirannya, client membe-

rikan imbalan dengan menawarkan dukungan dan bantuan secara umum,

termasuk pelayanan personal kepada patron. Dalam literatur antropologi,

patron-client berhubungan dengan beberapa istilah seperti clientelism, dyadic contract, personal network, dan action-set. James C. Scott,

“Patron-Client Politics and Political Change in Southeast Asia,” The American Political Science Review 66, no. 1 (Maret 1972): 92.

145Agustino, “Dinasti Politik,” 109.

Page 190: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 163

man membangun dinasti politik mulai dari tingkat provinsi, kabu-

paten hingga kota. Tujuannya, agar semua perkara yang ada di

semua tingkatan dapat terkoordinasi di bawah kendalinya. Resis-

tensi masyarakat tidak jarang dihadapi dengan tindakan refresif.

Dalam teori sumber daya kekuasaaan oleh Winters, ini disebut

sebagai kekuasaan koersif.146

Ini pula yang berlaku di Banten.

Dalam kapasitasnya sebagai pengusaha, jawara sangat

berkepentingan dalam mendapatkan akses sumber daya yang

dikendalikan pemerintah daerah. Menurut Agustino, jawara tentu

akan memfungsikan status gandanya secara maksimal. Sebagai

pengusaha, mereka memaksimalkan sumber daya keuangan yang

dimiliki, sementara dalam kapasitas sebagai jawara mereka dapat

menggunakan sumber daya ‘keilmuan’ yang mereka kuasai. Untuk

hal yang pertama, ketenaran Sochib sebagai pengusaha kelas atas,

terutama dalam bidang konstruksi, bukan hal baru. Sebab, status

itu telah melekat pada dirinya sejak 1980-an.147

Ketika Banten belum ditetapkan sebagai provinsi, Sochib

banyak menjalin hubungan dengan pemerintah Provinsi Jawa

Barat. Sochib juga sering dipercaya untuk mengerjakan proyek-

proyek fisik kontstruksi skala besar baik di Jawa Barat secara

umum maupun Banten. Sedangkan status Sochib sebagai tokoh

jawara merupakan sisi lain dari identitas yang sulit dipisahkan

darinya. Sebab, status sebagai tokoh jawara bukan hanya dipe-

roleh berdasarkan garis keturunan, tapi juga karena peranannya

sebagai pendiri salah satu organisasi jawara terbesar dan terkemu-

ka di Indonesia saat ini, PPPSBBI.148

Sementara itu, yang mendukung kekuasaan materialnya,

Chasan Sochib mendirikan PT Sinar Ciomas Raya pada 1967.

Sampai saat ini, Sinar Ciomas merupakan perusahaan terbesar di

Banten, khususnya di bidang konstruksi jalan dan bangunan fisik

lainnya. Perusahaan ini sering memenangkan kontrak pemerintah

yang dibiayai oleh lembaga-lembaga donor, seperti Asian Deve-

146

Winters, Oligarchy, 15. 147

Agustino, “Dinasti Politik,” 110. 148

Agustino, “Dinasti Politik,” 110.

Page 191: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

164 Oligarki dan Demokrasi...

lopment Bank (ADB) dan Bank Dunia149

untuk jalan dan proyek-

proyek pembangunan pasar, seperti proyek konstruksi Pasar Rau

dan proyek-proyek pembangunan jalan di kabupaten Bekasi dan

kabupaten Karawang.150

Yang menarik, kesuksesan bisnisnya itu ditransformasikan

menjadi kekuasaan mobilisasi.Berdasarkan penuturan juru bicara

keluarga Ratu Atut Chosiyah, Tb. Chasan Sochib selalu mengada-

kan acara pertunjukan hiburan setelah memenangkan tender suatu

proyek konstruksi atau infrastruktur.151

Di antaranya adalah

jaipongan dan debus. Lalu, dia menyawer atau memberikan uang

kepada penari. Bukan hanya itu, dia bahkan membagikan uang

kepada semua orang yang terlibat dalam acara pertunjukan tradi-

sional tersebut. Kebanyakan orang mengira hal itu merupakan

persoalan jaipongan atau debus semata, padahal juga merupakan

urusan pemberdayaan. Pemberian uang kepada penari merupakan

pemberdayaan kearifan lokal. Begitu juga dengan pertunjukan

debus. Semua personelnya mendapatkan dana pemberdayaan

untuk seni lokal. Dana pemberdayaan mengalir ke semua orang

yang terlibat dalam acara tersebut—penari, pemasang banner,

umbul-umbul dan bendera, juru masak, para jawara pengatur

parkir, supir, dan pemasang panggung. Begitu juga dengan pihak

TNI sebagai pemilik tenda. Kalau ada 100 proyek yang dime-

nangkan tendernya, tenda tersebut otomatis akan terpakai 100 hari

untuk pesta—diantaranya pertunjukan debus dan jaipongan.

Apalagi, acara yang diadakan juga selalu dalam sekala besar.

Dengan demikian, jika Tb. Chasan Sochib memenangkan tender,

149

Max Lane, Decentralization and Its Discontents: An Essay on Class, Political Agency and National Perspective in Indonesian Politics [Iseas Monograph Series] (Singapura: Institute of Southeast Asian

Studies (Iseas), 2014), 64-65. 150

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 119. 151

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017.

Page 192: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 165

lalu pencairan dana, semua orang akan terlibat dalam hidupnya.

Ratusan orang pun akan mendapatkan dana pemberdayaan sehing-

ga semua orang merasa hidup bersama dia. Itulah apa yang dia

dapatkan dan itu juga yang kemudian dia bagi kepada banyak

orang. Walhasil, Tb. Chasan Sochib pun punya jaringan yang sa-

ngat luas152

dan berbuah menjadi sumber daya kekuasaan mobi-

lisasi.153

Pada hemat peneliti, bagi-bagi uang yang dimaknai seba-

gai pemberdayaan itu merupakan reduksi makna menjadi lebih

halus atau eufemisme dari politik uang (money politics) dalam

pengertian tidak langsung. Sebab, hal itu tidak dilakukan dalam

konteks jual beli suara dalam Pilkada. Secara sederhana, politik

uang (money politics) didefinisikan sebagai jual beli suara.154

Sedangkan pemberdayaan adalah proses inklusif untuk memberi-

kan semangat, memberi peluang, mengembangkan kapasitas untuk

swasembada, kepercayaan diri, penegaskan diri, dan otonomi yang

melekat pada kelompok-kelompok yang termarjinalisasi dan tak

berdaya (seperti perempuan) dan masyarakat (kaum) melalui

pembangkitan kesadaran, partisipasi pro-aktif dalam kehidupan

publik dan mobilisasi hak yang tepat.155

Jadi, bagi-bagi uang

152

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 153

Winters, Oligarchy, 15-18. 154

Burhanuddin Muhtadi, “Politik Uang dan Dinamika Elektoral

di Indonesia: Sebuah Kajian Awal Interaksi antara Indentitas Kepartaian

dan Patron-Klien,” Jurnal Penelitian Politik 10, no. 1 (Juni 2013): 42. 155Empowerment is an inclusive process of encouraging, enab-

ling and developing the capability for self-sufficiency, self-dependence, self-assertion and autonomy of the marginalised and disempowered gro-ups (like women) or community (dalits/tribes) through consciousness-raising, pro-active participation in public life and mobilisation for right entitlements. Lihat Subhash Sharma, “The Dynamics of Women’s

Empowerment: A Critical Appraisal,” Social Change 47, no. 3 (Agustus

2017): 400.

Page 193: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

166 Oligarki dan Demokrasi...

merupakan money politics. Akan tetapi, Tb. Chasan Sochib seba-

gai informal rule156 akan mendapatkan imbal hasil dari investasi

politiknya itu pada masa-masa mendatang. Meski pada saat Orde

Baru masih berkuasa, Sochib tidak terlibat dalam kekuasaan

formal, dia sangat menyadari pentingnya investasi politik itu.

Menurut Guillermo O’Donnell, sebagaimana dikutip Burhanuddin

Muhtadi, sistem politik informal harus dipahami karena fokus

eksklusif hanya pada sistem atau aturan formal akan mengabaikan

perhatian peneliti kepada informal politics yang justru lebih

berpengaruh dalam menentukan institusi politik. Mengabaikan

informal politics seperti patrimonialisme dan patron-klien akan

membuat peneliti kehilangan “rules of the game” yang seringkali

bersifat tak tertulis, tapi berurat akar sejak lama.157

Untuk memantapkan bisnisnya, Chasan Sochib menguasai

sejumlah organisasi bisnis seperti Kamar Dagang dan Industri

Daerah Banten, Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional Indo-

nesia Banten, dan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi

Nasional Indonesia Banten.158

Keterlibatannya meluas hingga ke

Perusahaan Negara Krakatau Steel, perusahaan baja terbesar di

Asia Tenggara. Begitu juga dengan perusahaan di sektor pariwi-

sata dan perumahan.159

Kekuasaan material tersebut yang memba-

wa dan mendefinisikannya sebagai seorang oligark.

Jika melihat jenis-jenis oligarki, Sochib terdefinisikan

sebagai oligark sultanistik160

karena kepiawaiannya mengoordina-

156

Guillermo O’Donnell, “Another Institutionalization: Latin

America and Elsewhere,” Working Paper #222 The Helen Kellogg Insti-tute for International Studies (Maret 1996).

157 O’Donnell, “Another Institutionalization.” Lihat juga, Bur-

hanuddin Muhtadi, “Politik Uang dan Dinamika Elektoral di Indonesia:

Sebuah Kajian Awal Interaksi antara Indentitas Kepartaian dan Patron-

Klien,” Jurnal Penelitian Politik 10, no. 1 (Juni 2013): 45. 158

Perhimpunan Pendidikan Demokrasi, “Dinasti Tb. Chasan

Sochib.” 159

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 117-18. 160

Winters, Oligarchy, 35.

Page 194: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 167

sikan oligark-oligark lain dalam jejaring bisnisnya meniru apa

yang sudah dilakukan rezim Soeharto.161

Ia juga menempati posisi

puncak pada organisasi-organisasi atau asosiasi-asosiasi bisnis

yang secara hirarki keorganisasian otomatis menempatkannya di

posisi oligark sultanistik. Sebab, dia membawahi oligark-oligark

lain. Sebagai buktinya, dia memegang posisi kunci dalam asosiasi-

asosiasi bisnis seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan

Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi).

Sochib menempatkan ‘orang-orangnya’ yang juga masuk kategori

oligark pada panitia eksekutif asosiasi-asosiasi tersebut pada level

lokal.162

Oleh karena itu, jabatan pada organisasi bisnis menye-

matkan dua sumber daya kekuasaan bagi Sochib, yaitu kekuasaan

jabatan resmi dan kekuasaan material yang mengantarnya sebagai

seorang oligark sultanistik.

Secara teori, Jeffrey A. Winters menyatakan, sultanistik

adalah oligarki yang terbentuk ketika terjadi monopoli sarana

pemaksaan di tangan satu oligark, bukan negara terlembaga yang

dibatasi hukum. Di dalamnya, marak hubungan patron-klien de-

ngan norma perilaku dan kewajiban tertentu yang terkait dengan-

nya. Akan tetapi, penegakan hukum tidak ada atau beroperasi

sebagai sistem kekuasaan hukum yang bersifat pribadi.163

Jika

Winters menyebutnya monopoli sarana pemaksaan yang penuh

patron-client, dalam konteks Chasan Sochib, patron-client terse-

but adalah kepiawaiannya dalam koordinasi.

Chasan Sochib menjadikan Kadin dan Gapensi sebagai

salah satu sarana monopoli yang disebut Winters sebagai “pemak-

saan”. Salah satu buktinya adalah sertifikasi dari Kadin dan

Gapensi yang sangat dibutuhkan untuk pengadaan proyek peme-

rintah. Sochib menggunakan persyaratan ini untuk mengoordina-

161

Bandingkan dengan Yuki Fukuoka yang menyebut Soeharto

sebagai rezim sultanistik (sultanistic regimes). Lihat Yuki Fukuoka,

“Oligarchy and Democracy in Post-Suharto Indonesia,” Political Studies Review 11 ( 2013): 52-64.

162Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 117-18.

163Winters, Oligarchy, 35.

Page 195: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

168 Oligarki dan Demokrasi...

sikan proyek-proyek di daerah Banten. Koordinasi tersebut telah

membuatnya berlimpah uang dan kekuatan ekonomi. Kartika

Supriatna, seorang penduduk dan wakil gubernur provinsi Jawa

Barat yang bertugas di wilayah Banten pada 1976-1983, membuk-

tikan kemampuan koordinasi proyek Sochib pada saat itu dan

kemampuannya untuk mengakumulasi prestise sosial dan keka-

yaan.164

Dengan kekuatan koordinasi dan penegakkan sumber daya

material yang sudah di tangan, baik jawara yang berada di bawah

kontrol Sochib maupun para oligark lain yang menjadi pengikut-

nya yang menjadi (sub)kontraktornya menerima bagian keuntu-

ngan atau menjadi birokrat. Masaaki dan Hamid mencontohkan

Embay Mulya Syarif, meski belakangan menjadi cenderung kritis

terhadap Sochib, dibantu oleh Sochib dan menjadi kader Gapensi

dan kepala Kadin di Kabupaten Serang. Sekretaris Jenderal Kantor

Pusat PPPSBBI tahun 2000, Kasmiri Assabudu, memiliki perusa-

haan konstruksi, Bunda. Uci Sanusi, kontraktor lain yang terafi-

liasi dengan Sochib, belakangan menjadi anggota DPRD kabupa-

ten. Sekretaris Jenderal PPPSBBI untuk kabupaten Serang, Mas

Santoso masuk birokrasi lokal dan kemudian menjadi Kepala

Departemen Sanitasi Kabupaten Serang.165

Pada mulanya, keharusan memiliki kekayaan bagi kepe-

mimpinan jawara bermotif mulia yakni untuk tujuan tolong meno-

long yang menjadi prinsip jawara. Sebab, dalam prinsip jawara,

tidak mungkin bisa menolong orang lain jika diri sendiri masih

harus ditolong karena miskin.166

Sifat tolong menolong ini harus

diwujudkan oleh jawara selain melalui kesaktiannya juga sekaligus

dengan kekayaannya. Sebab, dalam alam pikiran jawara, tidak

mungkin mereka bisa menolong orang miskin jika jawaranya sen-

diri seorang miskin.

Namun demikian, dalam perkembangannya, motif mulia

itu berubah dari tolong menolong menjadi sifat akumulatif tanpa

164

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 118. 165

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 118. 166

Irfani, Jawara Banten, 14.

Page 196: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 169

batas sehingga kekayaan terkonsentrasi pada segelintir orang

jawara. Kepemimpinan jawara sebagai pengusaha yang tidak

terbatas pada teritorial tertentu dalam konteks relasi dagangnya,

memungkinkan jawara untuk mengakumulasi kekayaan sebanyak-

banyaknya. Peluang tersebutlah yang mendefinisikan jawara seba-

gai oligark pada akhirnya. Karena tidak terbatasnya hubungan

dagang tersebut, masuklah jawara pada fase status baru sebagai

patron-klien kekuasaan. Jawara sebagai local strongman menjadi

patron bagi pemerintah pusat, dalam hal ini adalah rezim Orde

Baru.167

Mengguritanya akumulasi kekayaan Chasan Sochib harus

diakui belum terdapat data valid yang menunjukkan total kekaya-

annya secara kuantitatif dan presisi. Padahal, perhitungan angka

kuantitatif tersebut sangat diperlukan untuk mengonfirmasi kate-

gori Sochib sebagai seorang oligark. Data-data yang peneliti

dapatkan dari berbagai media, baru sebatas perkiraan, yakni sebe-

sar seperempat triliun rupiah.168

Itupun bukan harta milik Sochib

sendiri melainkan keluarga besarnya. Tiadanya data resmi yang

valid bisa dipahami karena Sochib seringkali bertindak di balik

layar dan berfungsi sebagai koordinator. Selain itu, perusahaan-

perusahaan dan proyek-proyek yang dijalankannya seringkali tidak

mengatasnamakan dirinya sendiri melainkan atas nama orang lain

di bawah koordinasinya.169

Beruntung, di tengah krisis ekonomi yang melanda Indo-

nesia pada pertengahan 1997, gelombang demonstrasi mahasiswa

datang bertubi-tubi menuntut perubahan dan berakhir dengan

lengsernya Soeharto. Kekuasaan pusat di daerah pun mulai mere-

dup. Namun demikian, pemusatan kekuasaan di daerah tidak serta-

merta lenyap. Local strongman yang menjelma menjadi oligarki

167

Agustino, “Dinasti Politik,” 109 168

Antons, et al., “Klan Chasan Diduga Punya Harta Seperempat

Triliun,” Tempo.co, dirilis pada Senin, 4 November 2013, diakses pada

Rabu, 24 Agustus 2016, http://haji.tempo .co/konten_berita/politik/2013/

11/04/526970/Klan-Chasan-Diduga-Punya-Harta-Ratusan-Miliar. 169

Hidayat, “Shadow State,” 219-20.

Page 197: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

170 Oligarki dan Demokrasi...

baru menggantikan kekuasaan rezim Orde Baru pada lokal dengan

tetap menggunakan cara-cara lama. Dalam konteks ini, local

strongman tersebut adalah Tubagus Chasan Sochib. Sochib bukan

hanya dikenal sebagai petinggi partai Golongan Karya dan orang

tua Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah, Sohib juga adalah

Ketua Kamar dan Industri Indonesia (Kadin) Provinsi Banten,

Ketua Persatuan Pendekar Persilatan dan Seni Budaya Banten

Indonesia (PPPSBBI), dan pimpinan beberapa asosiasi dan lemba-

ga besar di Banten.

Dinasti politik Sochib, awalnya dikenal dengan istilah

jawara yang kemudian berdiaspora menjadi jawara-pengusaha.Di

era kolonial, kategorisasi jawara dan kiai masih sangat ken-

tal. Jawara adalah orang yang punya kematangan ilmu silat

sekaligus kematangan ilmu agama. Oleh karena itu, hubu-

ngan jawara kiai saat itu sangat erat. Sekarang, dalam panda-

ngan keluarga jawara, kategori untuk jawara sendiri diakui

hampir tinggal simbol. Apalagi, masyarakat di Banten seba-

gian sudah masuk kategori urban (pendatang) sehingga terja-

di asimilasi budaya. Jawara sudah mengalami transformasi

dari jawara tulen menjadi pekerja sebagai force (kekuatan).

Jika seseorang memiliki sebuah proyek dan diganggu oleh

LSM, jawara yang akan menghadapinya. Begitu juga jika

diganggu secara hukum. Saat seseorang berada dalam proses

tender dan mendapat gangguan, jawara juga yang maju.

Jawara pun berubah menjadi semacam centeng.170

Sementara itu, kiai dulu adalah guru bagi orang-orang

belajar silat di padepokan yang muridnya disebuat jawara. Keba-

nyakan pesantren memiliki padepokan. Oleh karena itu, ada

keeratan hubungan antara jawara dan kiai pada awalnya. Zaman

170

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017.

Page 198: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 171

pun berubah. Proses regenerasi jawara tidak seketat regenerasi

kiai. Lulusan pesantren dan punya ilmu agama tidak bisa semba-

rangan mendirikan pesantren. Setelah santri pandai ilmu agama

baru dia bisa menjadi kiai. Di antara buktinya adalah kecakapan

berceramah dan membaca kitab kuning. Begitu sulit bagi seorang

ulama untuk mewariskan ilmu kepada santrinya sehingga bisa

menjadi ulama berikutnya. Kiai mengajarkan ilmu agama tapi

tidak benar-benar ahli sehingga dirasa tidak enak oleh masyarakat,

kiai tersebut tidak akan menjadi panutan. Sebab, menjadi kiai itu

bukan hanya soal keilmuan, tapi juga soal trust orang untuk

mengikutinya. Proses untuk menjadi ulama pun menjadi sangat

terseleksi dari sekian banyak orang.

Kondisi itu, berbeda dengan orang yang masuk padepokan

milik pesantren untuk belajar menjadi jawara. Tanpa harus punya

kapabilitas jawara, bahkan hanya bermodal gertak pun, dia sudah

dilegitimasi sebagai jawara. Sekarang, preman saja bisa mengkla-

im sebagai jawara. Tanpa bisa silat pun, karena orang pernah

sesaat belajar silat, akan menjadi jawara secara simbolik. Padahal

sebenarnya, apakah seseorang bisa silat atau tidak yang menjadi

otoritas kejawaraannya hanya bisa diketahui saat digunakan.171

Tidak seperti dulu, proses seleksi untuk menjadi jawara

saat ini jauh lebih mudah dibandingkan menjadi kiai yang jauh

lebih susah. Karena perbedaan spektrum proses seleksi tersebut,

secara otomatis dan perlahan terjadi pemisahan antara jawara dan

kiai. Orang tidak akan punya loyalitas dan tidak percaya terhadap

kiai jika tidak bisa ceramah dan cakap membaca kitab kuning.

Orang tidak akan memasukkan anaknya ke pesantren yang kapabi-

litas kiainya seperti itu. Intinya, untuk mendapatkan legitimasi

kiai jauh lebih sulit. Bandingkan dengan seseorang yang belajar

ilmu agama dan silat di pesantren. Setelah itu, hasil belajar aga-

manya kurang bagus. Tanpa harus belajar ilmu agama lebih dalam,

171

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017.

Page 199: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

172 Oligarki dan Demokrasi...

dia bisa memilih menempuh untuk menjadi jawara. Silatnya pun

sebenarnya tidak terlalu cakap. Akan tetapi, kalau orang jadi

jawara, ‘ngejago’ saja sudah menjadi jawara. Itulah yang kemudi-

an memisahkan antara ulama dan jawara.172

Dulu ada keeratan antara kiai dan jawara. Lalu, lambat

laun terpisah karena persoalan sosiologis tadi. Padahal tempat

lahirnya sama, yakni pesantren. Jawara dan kiai sama-sama lahir

dari pesantren tapi kemudian berbeda secara perlahan. Sekarang

kategori jawara yang kental seperti dulu, sudah terkikis. Sedang-

kan kategori ulama masih utuh karena faktor sosiologis juga.

Orang tanpa harus pintar silat, bisa menjadi jawara. Padahal,

orang dulu yang disebut jawara itu adalah orang memiliki kapa-

sitas ilmu agama yang baik dan ilmu kesaktian atau kanuragan dan

kebatinan yang baik pula. Sebab, santri dan jawara sama-sama

merupakan murid kiai yang belajar di pesantren. Oleh karena itu,

jawara dulu banyak dipercaya memiliki ilmu kekebalan dan ilmu

agama.173

Tb. Chasan Sochib termasuk orang berhasil mengkapita-

lisasi sifat koersifnya sebagai jawara. Dia pun menjelma menjadi

jawara-pengusaha. Penjelmaan ini merupakan campuran sumber

daya kekuasaan elite dan oligarki. Oleh karena itu, jawara Banten

sekarang ini tidak identik dengan jawara tulen seperti zaman

dahulu yang memiliki kemampuan bela diri pencak silat dan ilmu

kedigdayaan. Memang masih ada yang memiliki kemampuan

semacam itu, tetapi dalam konteks dinasti politik, jawara kini

memiliki status rangkap, yakni sebagai pengusaha.174

Aktivitas

172

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 173

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 174

Agustino, “Dinasti Politik,” 110.

Page 200: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 173

Sochib tidak terbatas pada jawara dan dunia bisnis. Modal sosial

dengan kekuasaan elitenya semakin kuat karena Sochib merupa-

kan pendiri sebuah universitas swasta dan museum Banten. Sochib

juga merupakan kepala Generasi ’45 cabang Serang, sebuah ko-

mite yang mewadahi para mantan anggota angkatan kemerdekaan

Indonesia.175

Keluarga besar Chasan Sochib, sebagaimana diduga

Tempo, memiliki harta kekayaan seperempat triliun176

yang men-

definisikan mereka sebagai satu keluarga oligark. Definisi tersebut

merupakan hasil dari Indeks Kekuasaan Material (Material Power Index) yang perhitungannya adalah total kekayaan keluarga

Chasan Sochib dibagi rata-rata income per kapita yang dalam

konteks masyarakat Banten direpresentasikan oleh data PDRB per

kapita. Dengan demikian, indeks kekuasaan material keluarga

Chasan Sochib adalah 6.355 kali. Di atas semua itu, di bawah ini,

peneliti memberikan table yang mengambarkan profil kekuasaan

Chasan Sochib baik sebagai elite maupun oligark.

Tabel 3.4. Sumber Daya Kekuasaan Tubagus Chasan Sochib pada

Era Orde Baru

No. Sumber Daya Kekuasaan

Elite Material (Oligarkis)

(1) (2) (3)

1

Ketua Persatuan Pendekar

Persilatan dan Seni Budaya

Banten (PPPSBB) (jabatan

resmi)

Asosiasi Bisnis

2 Ketua Wushu Indonesia

Banten (jabatan resmi)

Ketua Kamar Dagang dan

Industri (Kadin) (jabatan resmi,

kekuasaan material)

3 Ketua Satkar Ulama Banten

(jabatan resmi)

Ketua Gabungan Pengusaha

Konstruksi Nasional Indonesia

(Gapensindo) Banten (jabatan

resmi, kekuasaan material)

175

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 118. 176

Antons, et al., “Klan Chasan.”

Page 201: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

174 Oligarki dan Demokrasi...

Lanjutan Tabel 3.4.

(1) (2) (3)

4

Pendiri sebuah universitas

swasta dan museum Banten

(jabatan resmi).

Ketua Lembaga Pengembangan

Jasa Konstruksi (LPJK) Nasional

Indonesia Banten (jabatan resmi,

kekuasaan material)

5 Ketua Generasi ’45 cabang

Serang (jabatan resmi) Perusahan-perusahaan

6

Sebanyak 122 padepokan

silat terafiliasi ke PPPSBBI

yang dipimpin Chasan

Sochib di Banten dan

dimobilisasi untuk

mendukung Golkar selama

Pemilu selain tentara dan

polisi (mobilisasi).

PT Sinar Ciomas Raya

7

Chasan Sochib bertindak

sebagai jembatan antara

militer, birokrat, dan

Golkar dengan masyarakat

Banten termasuk kriminal

bawah tanah (mobilisasi).

Mengguritanya akumulasi

kekayaan Chasan Sochib harus

diakui belum terdapat data valid

yang menunjukkan total

kekayaannya secara kuantitatif

dan presisi kecuali sebatas

perkiraan, yakni sebesar

seperempat triliun rupiah

(kekuasaan material). Sebab,

Sochib seringkali bertindak di

balik layar dan berfungsi sebagai

koordinator sehingga perusahaan-

perusahaan dan proyek-proyek

yang dijalankannya seringkali

tidak mengatasnamakan dirinya

sendiri.

8

Chasan mengklaim tiga ribu

jawara melayaninya dan

mereka siap siaga sepanjang

waktu (mobilisasi).

Kartika Supriatna, seorang

penduduk dan wakil gubernur

provinsi Jawa Barat yang

bertugas di wilayah Banten pada

1976-1983, membuktikan

kemampuan koordinasi proyek.

Page 202: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 175

Lanjutan Tabel 3.4.

(1) (2) (3)

Sochib pada saat itu dan

kemampuannya untuk

mengakumulasi prestise sosial

dan kekayaan (mobilisasi dan

material)

Sochib memberikan Embay

proyek pengamanan lahan di

Cilegon, yang saat itu rencananya

dibangun pabrik Krakatau Steel

(material).

Sochib melalui PPPSBBI

membantu polisi dan tentara

dengan memberikan pelatihan

silat bagi anggota polisi dan

militer dan memberikan bantuan

keuangan dari keuntungan

bisnisnya (mobilisasi dan

material).

Chasan bekerja mengatur para

buruh kasar di Jakarta dan

bongkar muat di pelabuhan

Tanjung Priok (mobilisasi dan

material).

Sochib mendapatkan berbagai

kontrak pemerintah untuk

proyek-proyek pekerjaan umum

(material).

Bisnis-bisnis menguntungkan

lainnya untuk terlibat adalah

bertindak sebagai seorang

perantara dalam spekulasi tanah

di Banten (material).

Sumber: Data diolah dan disarikan dari pembahasan di atas dari

subbab ini.

Page 203: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

176 Oligarki dan Demokrasi...

Dari Table 3.4. di atas, terlihat jelas, bahwa Chasan

Sochib pada era Orde Baru memiliki sumber daya kekuasaan baik

elite maupun oligarki. Dia terdefinisikan sebagai oligarki sultanis-

tik karena menguasai posisi puncak pada asosiasi-asosiasi bisnis

dan kepiawaiannya dalam mengoordinasikan oligark-oligark lain

baik sebagai kontraktor maupun sebagai sub kontraktor. Sochib

merupakan oligark produk Orde Baru karena bisnisnya berkem-

bang melalui proyek-proyek yang didapatkannya dari pemerintah.

D. Era Reformasi: Kiai Tenggelam dan Jawara Dominan

Pada subbab ini, peneliti menjelaskan fragmentasi politik

kiai ke dalam banyak partai politik yang memperlemah kekuasaan

mobilisasinya.177

Partai politik hanya memanfaatkan kekuasaan

mobilisasi kiai untuk menguntungkan partai dan tidak terlalu

menguntungkan bagi kiai. Kondisi ini memaksa para kiai untuk

bersikap pragmatis sehingga pada kiai tertentu bahkan terlibat

makelar politik dengan menggunakan kekuasaan mobilisasi yang

dimilikinya. Di sisi yang lain, jawara tampil dominan dengan

kekuasan materialnya yang menjadi basis kekuasaan oligarkis.

1. Kekuasaan Mobilisasi Kiai yang Terfragmentasi

Setelah kejatuhan Orde Baru, Indonesia menjalani sebuah

periode liberalisasi politik. Kebebasan politik menyebabkan

perkembangbiakan partai-partai politik secara cepat seperti jamur

setelah hujan. Pada era Reformasi ini, sumber daya kekuasaan dari

sisi hak politik formal178

baik kiai maupun jawara, seperti halnya

hak politik formal masyarakat pada umumnya, mengejawantah

dalam pemilu 1999, 2004, 2009, dan 2014. Pemilu 1999 merupa-

kan pemilu yang dipercepat dan pemilu tidak langsung di mana

konstituen memilih partai bukan calon. Sejak pemilu 2004, baru

pemilihan langsung diselenggarakan.179

Namun demikian, penga-

177

Winters, Oligarchy, 15. 178

Winters, Oligarchy, 13. 179

Pada tahun 2004 pemilihan umum telah dilaksanakan secara

langsung di Indonesia yang diikuti oleh berbagai partai politik dalam

Page 204: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 177

ruh kiai dan jawara terhadap pilihan masyarakat sangat ditentukan

oleh sumber daya kekuasaan lain dari kiai dan jawara, yaitu:

kekuasaan mobilisasi, koersif, jabatan resmi, dan material daripa-

da hak politik formalnya.

Bagi para kiai, era Reformasi merupakan masa di mana

kekuasaan mobilisasinya semakin lemah. Pada masa Orde Baru,

lemahnya mobilisasi tersebut karena kooptasi atau dalam bahasa

Abdul Hamid ‘korporatisasi’ oleh rezim180

yang juga memiliki

sumber daya kekuasaan oligarkis. Sedangkan pada era reformasi,

lesunya kekuasaan mobilisasi kiai karena faktor fragmentasi poli-

tiknya ke dalam banyak partai politik. Pada saat yang sama, jawa-

ra dengan kekuasaan elite plus oligarkisnya mengalami surplus

kekuasaan.

Menurut Abdul Hamid, pada era Reformasi kiai kembali

memiliki berbagai kewajiban untuk mendukung pemerintah.

Mereka terpragmentasi di sejumlah partai-partai politik, sedang-

kan sisanya setia dengan Golkar, seperti Kiai Wahab Afif, Kiai

Salman Al Faris, dan KH Irsyad Djuwaeli. Berdirinya Partai

pemilihan presiden dan wakil presiden, DPR dan DPD serta pemilihan

kepala daerah di Indonesia. Dalam pemilihan presiden dan wakil presi-

den, telah dijelaskan dalam UUD 1945 pasal 6A ayat 1, “Presiden dan

wakil presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat”.

Tersosialisasinya pasal 6A ayat 1 UUD 1945 ini baru pada waktu

pemilihan presiden tahun 2004 sekagus pemilihan legislatif untuk tingkat

pusat. Di samping pemilihan presiden secara langsung, juga berlaku

dalam pemilihan kepala daerah. Ini didukung oleh undang-undang otono-

mi daerah nomor 32 tahun 2004 pasal 24 ayat 5 yang berbunyi, “Kepala

daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan secara lang-

sung oleh rakyat di daerah yang bersangkutan”. Sebelum timbulnya pasal

24 ayat 5 ini, proses pemilihan kepala daerah diatur berdasarkan undang-

undang nomor 22 tahun 1999 jo No. 151 tahun 2000 tentang cara pemili-

han, pengesahan, dan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala

daerah secara prosedural kewenangan masih berada di tangan anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Lihat Artis, “Eksistensi

Partai Politik,” 74-75. 180

Hamid,“Kiai in Banten,” 425-429.

Page 205: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

178 Oligarki dan Demokrasi...

Kebangkitan Bangsa (PKB) oleh Kiai Abdurrahman Wahid (Gus

Dur) membuat banyak kiai kembali ke dunia politik. Beberapa kiai

memulai karir politiknya pada level lokal seperti Kiai Aminuddin

Ibrahim dan Kiai Muhtadi Dimyati di PKB.181

Secara umum, menurut Abdul Hamid, berbicara mengenai

kiai di Banten pada era reformasi adalah kekuasaannya minor

dalam politik. Mereka menjadi asisten bagi politikus non-kiai.

Pada pemilihan bupati Pandeglang 2005, kiai memimpin posisi

penting dalam tim kampanye bagi petahana Dimyati Natakusu-

mah. Ketua MUI Pandeglang, KH Datep, bahkan mengeluarkan

sebuah fatwa untuk memilih Dimyati dalam pemilu. Saat menge-

luarkan fatwa sebagai ketua MUI, KH Datep jelas menggunakan

kekuasaan elitenya dari sisi jabatan resmi.182

Fatwa ini secara luas

dirumorkan bahwa semua ketua cabang MUI di seluruh kabupaten

menerima sejumlah uang dari Dimyati. Sejumlah uang tersebut

merupakan kekuasaan material183

yang menjadi basis sumber daya

kekuasan oligarkis. Mahasiswa Nahdlatul Ulama, Lembaga dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpes-

dam NU) cabang Pandeglang, dan Gerakan Pemuda Ansor mela-

kukan demostrasi menuntut agar MUI bertindak netral dan bahwa

KH Datep dimutasi dari jabatannya sebagai ketua MUI Pandeg-

lang. Pada akhirnya, MUI Banten menghentikan sementara KH

Datep sebagai ketua MUI Pandeglang.184

Namun demikian, kiai tetap meneruskan dukungannya

untuk Dimyati. Dia memiliki pengaruh kuat di kalangan kiai teru-

tama karena Dimyati memiliki kekuasaan dari sisi jabatan

resmi185

, yakni sebagai ketua PPP provinsi Banten. Selain itu,

alasan utama dukungan kiai tersebut adalah fakta bahwa selama

periode pemerintahannya, Dimyati banyak memberikan sejumlah

181

Hamid, “Kiai in Banten,” 432-433. 182

Winters, Oligarchy, 13-14. 183

Winters, Oligarchy, 18. 184

Hamid, “Kiai in Banten,” 433. 185

Winters, Oligarchy, 13-14.

Page 206: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 179

bantuan material bagi pesantren dan para pengurusnya. KH Datep

menggambarkan situasinya:

Pada saat itu, banyak program pemerintah untuk memban-

tu madrasah tidak terpenuhi. Yang ditakutkan adalah apabila

Bupati atau pejabatnya diganti. Program-program untuk madrasah

akan terlupakan atau kembali memulai dari awal. Kami semua

bekerja keras, paling tidak 75 persen dari program keagamaan bisa

terealisasi. Pada saat itu, tidak ada infrastruktur untuk praktik-

praktik keagamaan, atau dukungan finansial untuk guru-guru

agama, madrasah, dan lain-lain. Sekarang, satu sekolah menerima

kontribusi dan insentif bagi staf pengajar. Sekarang, dana insentif

senilai Rp2,7 juta per sekolah dan beberapa mendapatkan Rp3

juta.186

Kiai juga menjadi kekuatan yang diperhitungkan pada

pemilihan gubernur Provinsi Banten 2006. Empat pasangan calon

untuk gubernur dan wakil gubernur bersaing dalam pemilu. Keem-

pat pasangan tersebut adalah Zulkieflimansyah-Marissa Haque

yang didukung oleh PKS dan PSI; Tryana Sjam’un-Benjamin

Davnie yang didukung oleh PPP dan PAN; H Ratu Atut Chosiyah-

HM Masduki yang didukung oleh Golkar, PDIP, Partai Bulan

Bintang (PBB), Partai Bintang Reformasi (PBR), dan Partai

Damai Sejahtera (PDS); dan Irsyad Djuwaeli-Mas Ahmad Daniri

didukung oleh Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Demokrat.

Semua calon berusaha keras untuk memanfaatkan kiai yang

ujungnya memenangkan dukungan dari masyarakat. Atut Chosi-

yah sebagai contoh mendirikan Satkar Ulama untuk memobili-

sasi187

kiai yang belakangan dipimpin oleh ayahnya Chasan

Sochib, sebagai elemen pendukung penting bagi tim kampanye-

nya. Zulkieflimansyah mendapatkan dukungan dari Forum Komu-

nikasi Kiai dan Tokoh Masyarakat (FKKTM) yang dipimpin oleh

KH Ubing. Tryana Sjam’un mendapat dukungan dari beberapa

186

Rahmatullah, “Peran Kiai dalam Pilkada Kabupaten Pandeg-

lang,” Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Mahasiswa Pasca-

sarjana, Universitas Gadjah Mada (UGM), 2008), 15. 187

Winters, Oligarchy, 15.

Page 207: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

180 Oligarki dan Demokrasi...

pengurus Banten Communication Forum for Pesantren (Banten

FSPP), sedangkan Irsjad Djuwaeli mengandalkan dukungan dari

Mathla’ul Anwar dan Kiai Khozinul Asror dari NU.188

Persaingan pun cukup sengit untuk mendapatkan duku-

ngan kiai. Atut Chosiyah gagal mengamankan kesepakatan duku-

ngan dari kiai karena anggota-anggota dari Banten FSPP menolak

untuk mendukung Atut dan lebih memilih untuk tetap netral.

Faktanya, bagaimanapun, beberapa anggota senior dari organisasi

tersebut mendukung Zulkieflimansyah dan Tryana Sjam’un. Me-

respons penolakan dukungan dari FSPP, tim kampanye Atut

Chosiyah mendirikan Forum Komunikasi Pesantren Salafi

(FSPPS) dan akhirnya memenangkan pemilu. Pada 2007, gubernur

baru mengalokasikan anggaran senilai Rp750 juta per tahun untuk

pesantren, yang sebelumnya sudah disalurkan melalui FSPP.189

Menurut Hamid, dukungan dari kiai menjadi faktor pen-

ting bagi para politikus dalam memenangkan pemilu dan Pilkada.

Para politikus memanfaatkan kekuasaan mobiliasi190

kiai untuk

mendapatkan dukungan masyarakat lokal, sementara kiai menggu-

nakan kompetisi politik untuk mendapatkan keuntungan ekonomi

yang dalam kategori oligarki disebut sebagai kekuasaan mate-

rial.191

Keuntungan ekonomi bagi kiai bermakna semakin kuatnya

cengkraman kekuasaan material192

para politikus atas kiai. Per-

mintaan yang sesuai dengan suplai, politikus dan kiai sama-sama

aktif dalam melakukan pendekatan satu sama lain. La Ode

Asrarudin dari Golkar menyatakan bahwa politikus yang piawai

dalam kalkulasi secara tepat, kiai akan melakukan pendekatan

kepada mereka. Politikus memilih kiai dari Majelis Taklim karena

jamaah mereka tinggal di Banten. Sementara itu, kiai pesantren

tidak selalu menjadi target karena banyak santri mereka yang

188

Hamid, “Kiai in Banten,” 434. 189

Hamid, “Kiai in Banten,” 434. 190

Winters, Oligarchy, 15. 191

Winters, Oligarchy, 18. 192

Winters, Oligarchy, 18.

Page 208: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 181

berasal dari luar Banten sehingga tidak memiliki hak suara dalam

suksesi kepemimpinan di Banten.193

Itulah kenyataan bagaimana kiai pascaera Orde Baru yang

berhenti menjadi broker budaya atau pembangkit perubahan

sosial, dan berubah haluan menjadi broker politik. Kondisi ini

terutama karena pesantren dan kiai lemah secara ekonomi. Jumlah

santri yang belajar di pesantren, khususnya pesantren Salafi me-

ngalami penurunan. Mereka tidak bisa bersaing dengan pendidikan

modern yang memberikan pengetahuan dan kecakapan yang

dibutuhkan dalam kehidupan modern. Akibatnya, pesantren men-

jadi punya ketergantungan sebagai institusi pendidikan, baik

dalam pengertian kurikulum maupun pendanaan mereka.194

2. Kekuasaan Mobilisasi Kiai sebagai Makelar Politik

Karena merelakan diri berada dalam bayang-bayang

kekuasaan material para politikus demi keuntungan ekonomi, kiai

menjadi lebih pragmatis secara terbuka, terutama dalam urusan

politik. Menurut Tb. Iman Ariyadi, pemilihan kepala daerah secara

langsung memberikan legitimasi yang kuat sebagai pialang politik

(political broker), bahkan memanfaatkan status tersebut bagi

kepentingan yang bersifat sosial-keagamaan ataupun pribadi.

Dengan aktifnya kiai dalam politik, seperti pemberian dukungan

terhadap kandidat atau partai, memberikan keuntungan secara

finansial terhadap diri kiai dan pesantren atau organisasi sosial

yang dipimpinnya.195

Pada pemilu 2004, Kiai KA, seorang pim-

pinan NU di Pandeglang, menyarankan kepada seorang kandidat

bagi DPRD bahwa dia mendapatkan persetujuan dari 40 kiai

terkemuka di Pandeglang dan memobilisasi dukungan politik me-

reka yang disimbolkan dengan sebuah doa bersama. Kandidat

tersebut melakukan saran tersebut, menyiapkan keperluan yang

dibutuhkan, dan mengundang banyak orang. Sebelum doa bersama

193

Hamid, “Kiai in Banten,” 434-35. 194

Hamid, “Kiai in Banten,” 435. 195

Tb. Iman Ariyadi, “Kiai dan Jawara dalam Politik Banten,”

Gatra, 6 November 2013,25.

Page 209: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

182 Oligarki dan Demokrasi...

dimulai, Kiai KA memohon kepada calon legislatif bahwa dia dan

empat puluh kiai dibayar kembali atas jasanya. Hal ini membi-

ngungkan calon karena mereka tidak membicarakan soal uang

sebelumnya. Bagaimanapun, karena mereka terlanjur mengirimkan

undangan dan media sudah memberitakan agenda tersebut, kandi-

dat memenuhi permintaan Kiai KA setelah negosiasi tertentu. Doa

bersama dilakukan terlebih dahulu.196

Dua pekan kemudian, kandidat tersebut tertegun melihat

kandidat DPRD lain mengadakan kegiatan serupa, doa bersama

dengan jumlah masa yang lebih besar tapi dengan kiai yang sama.

Kandidat tersebut pun berkesimpulan bahwa Kiai KA tidak lebih

dari event organizer yang mengadakan doa bersama demi uang,

tanpa benar-benar menawarkan dukungan politik. Muchtar Man-

dala, seorang kandidat yang didukung oleh PKB, memiliki penga-

laman dengan kejadian yang hampir mirip dengan kiai yang sama

ketika dia maju sebagai calon gubernur Banten. Kiai KA, seorang

yang sering berkunjung, menunjukkan dukungannya kepada

Muchtar Mandala. Akan tetapi, Muchtar menyadari bahwa kiai

tersebut sudah melakukan pendekatan kepada Kiai Muhtadi Dim-

yati, seorang anggota PKB yang lain, dan kandidat lain, sementara

masih merencanakan untuk memeras uang Muchtar Mandala. Kiai

KA dan kandidat lain tidak menyadari bahwa Kiai Muhtadi

Dimyati merupakan pendukung utama Muchtar Mandala.197

Kemakelaran kiai, menurut Hamid, tidak jauh berbeda

dengan pengalaman pada pemilihan presiden 2004, sejak arahan

dari ketua umum Golkar, Akbar Tanjung, tentang Koalisi Nasio-

nal bagi para Pimpinan dan Kader Golkar Banten di Pandeglang

pada 21 Agustus 2004. KH Ujang Rapiudin, seorang tokoh

agamalokal, berbicara blak-blakan tentang uang sebelum menutup

acara dengan doa. “Masyarakat tidak membutuhkan kaos atau foto

kandidat; yang terpenting adalah amplop berisi uang.”198

Pernya-

taan KH. Ujang Rapiudin tersebut jelas menunjukkan betapa

196

Hamid, “Kiai in Banten,” 435. 197

Hamid, “Kiai in Banten,” 435-36. 198

Hamid, “Kiai in Banten,” 436.

Page 210: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 183

lemahnya sumber daya kekuasaan elite yang dimiliki kiai di hada-

pan sumber daya kekuasaan material yang melekat pada partai

Golkar. Meskipun, sumber daya kekuasan material199

Golkar

dalam konteks kampanye merupakan bagian kecil dari kekuasaan

oligarkis yang menguasai partai berlambang beringin tersebut.

Lebih jauh Hamid menjelaskan, para pejabat pemerintah

daerah juga paham bahwa mereka harus memberikan pendanaan

kepada kiai dan harus menjalin hubungan yang baik dengan me-

reka agar pekerjaan mereka berjalan mulus. Hamid mencontohkan,

direktur sebuah lembaga Pemda Banten, setiap saat dan seterus-

nya memberikan pendanaan proyek (di bawah Rp50 juta) kepada

seroang kiai terkemuka tanpa melalui prosedur penawaran

terbuka.200

Menurut Hamid, masyarakat melihat kecenderungan ini

dengan sangat sinis. “Di masa lalu, pemerintah mendekati kiai,

tapi sekarang kiai mendekati pemerintah”201

“Di masa lampau,

Banten merupakan tempat bagi ribuan kiai dan jutaan santri, tapi

sekarang, kiai mendapatkan jutaan [rupiah dari politikus dan

pemerintah] dan santri mendapatkan ribuan [rupiah dari kiai].”202

Pada saat yang sama, kiai juga melihat kekuasaan mereka

juga secara sinis. Menyadari lemahnya posisi mereka, para kiai

menganalogikan diri mereka, menurut Abdul Hamid, sebagai

“janur kuning”—semata dekorasi untuk menandakan meriahnya

sebuah pesta tapi dilupakan dan bahkan dibuang sesaat setelah

pesta usai. Kiai dengan kekuasaan mobilisasi203

melalui kharisma-

nya telah dimanfaatkan oleh para aktor politik untuk memberikan

legitimasi bagi kelompok tertentu, tapi segera dilupakan sesaat

pemilu selesai.204

199

Winters, Oligarchy, 18. 200

Hamid, “Kiai in Banten,” 436. 201

Endang Turmudi, Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan (Yogyakarta: LKIS, 2003).

202Hamid, “Kiai in Banten,” 436.

203Winters, Oligarchy, 15.

204Hamid, “Kiai in Banten,” 436-437.

Page 211: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

184 Oligarki dan Demokrasi...

Apakah dukungan dari kiai menjamin dukungan dari

masyarakat? Pada praktiknya, para politikus mengakui bahwa

dukungan dari kiai tidak sesignifikan seperti yang diharapkan.

Zulkieflimansyah mengadakan kegiatan di mana ribuan ulama

yang merepresentasikan kekuasaan mobilisasi205

mendeklarasikan

dukungan mereka bagi pencalonannya untuk gubernur Banten di

Lebak. Kenyataannya, dia hanya mendapatkan persentase suara

yang tidak signifikan di Lebak.206

Satkar Ulama dan FSPPS menawarkan dukungan meraka

bagi Atut Chosiyah. Akan tetapi, ini juga dianggap tidak signifi-

kan dibandingkan dengan dukungan kekuasaan mobilisasi,207

kekuasaan material,208

dan dalam konteks tertentu kekuasaan

koersif209

dari keluarga dan jawara di bawah kekuasaan ayahnya

Chasan Sochib. Kiai yang mengikuti kegiatan para politikus

mungkin percaya bahwa partisipasi mereka tidak berarti dukungan

sepenuhnya. Pada kenyataannya pun kondisi ini tidak jarang bah-

wa kiai membingungkan anggota masyarakat mereka dengan

menunjukkan loyalitas melalui kekuasaan mobilisasinya210

itu

kepada lebih dari satu kandidat demi mendapatkan dukungan

materi.211

Menurut juru bicara keluarga Ratu Atut Chosiyah,

Fitron Nur Ikhsan, dukungan dari kiai jauh lebih penting dalam

membangun citra sebagai seorang Muslim yang baik dibandingkan

dukungan suara riil. Fitron berasumsi, bahwa di Banten, hubungan

dekat dengan kiai memiliki konotasi yang positif.212

Meski begitu, tetap faktornya utamanya adalah mengguri-

tanya sumber daya ekonomi yang dimiliki klan Ratu Atut Chosi-

yah. Termasuk para kiai yang dimobilisasi oleh kekuatan logistik

205

Winters, Oligarchy, 15. 206

Hamid, “Kiai in Banten,” 437. 207

Winters, Oligarchy, 15. 208

Winters, Oligarchy, 18. 209

Winters, Oligarchy, 15. 210

Winters, Oligarchy, 18. 211

Hamid, “Kiai in Banten,” 437. 212

Hamid, “Kiai in Banten,” 437.

Page 212: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 185

mereka. Ada gula, ada semut. Terutama, yang dekat dengan

kelompok jawara, yaknikiai-kiai pragmatis, bukan kiai khos yang

kharismatik.Di Banten, kiai-kiai khos seperti di Jawa Timur sudah

berkurang. Jawa Timur punya kiai yang menjadi panutan. Dulu

Banten juga punya kiai khos, seperti Abuya Dimyati. Sepeninggal

Abuya Dimyati tidak ada lagi kiai yang menjadi center. Tidak ada

kiai yang menjadi pusat rujukanyang dituruti oleh semua kiai.

Sekarang, masing-masing kiai punya pandangan politik yang

berbeda-beda karena terfragmentasi. Kiai punya otoritas kekuasa-

annya sendiri. Sebagian, bahkan menjadi korban politicalbuying.

Disertasi Iman Ariyadi di Universitas Indonesia menunjukkan

beberapa kiai yang juga pragmatis mendukung Ratu Atut Chosi-

yah pada Pilgub 2011.213

Saat Ratu Atut Chosiyah masih menjadi gubernur, kiai-

kiai yang dulu membantu dalam pemenangan pemilihan gubernur,

mendapat fasilitas umrah. Dengan cara ini, Ratu Atut Chosiyah

dan klannya merajai semua lapisan masyarakat. Kiai, jawara, dan

LSM dikooptasi. Dinasti ini dinilai sangat sempurna dibandingkan

dinasti di provinsi lain. Sebab, melibatkan berbagai macam pihak

dan logistik. Pihak LSM menilai sangat tidak beretika ketika

kemudian para kiai diseret-seret ke dalam ranah politik praktis

untuk kepentingan mereka. Mereka mendatangi para kiai dan

tentu para kiai menerima dengan tangan terbuka. Akan tetapi,

bukan berarti kiai yang datang kepada mereka. Kiai yang loyal

sering muncul mendampingi Andika Hazrumy saat pencalonan

wakil gubernur di 2017. Dalam konteks ini, terdapat kiai yang

loyal kepada dinasti tapi ada juga yang tidak loyal.214

Haji Embay Mulya Syarieftermasuk kiai yang tidak loyal

dan keras kepada dinasti. Dia tokoh agama karena berpredikat

sebagai ulama tapi anti terhadap dinasti Atut Chosiyah. Padahal,

dia masih memiliki hubungan keluarga dengan Tb. Chasan Sochib.

213

Tb. Iman Ariyadi, “Peran Kiai dalam Pemilihan Gubernur

Provinsi Banten 2011” (Disertasi doktor Unitversitas Indonesia, 2014). 214

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018.

Page 213: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

186 Oligarki dan Demokrasi...

Jadi, tidak semua kiai terkooptasi oleh Tb. Chasan Sochib dan

klannya.Di awal-awal, Embay juga memang merupakan kaki

tangan Tb. Chasan Sochib dan terlibat banyak proyeknya. Akan

tetapi, setelah melihat gejalanya tidak sehat seperti terjadi korupsi

luar biasa di era Sochib, Embay mundur dan jelas terang-terangan

melawan dinasti. Perlawanan ini dibuktikan ketikda dia menjadi

calon wakil gubenur berpasangan dengan Rano Karno pada Pilgub

2017 untuk melawan dinasti, meski pada akhirnya kalah. Perlawa-

nan itu sudah lama dilakukan.215

Selain perlawanan dari Embay, ada juga kiai lain yang

justru militan dan bahkan mengharamkan perempuan menjadi

imam (gubernur).216

Dengan demikian, tidak semua kiai masuk

pada dunia politik di mana kiai melakukan barter kekuasaan

mobilisasinya dengan kekuasaan material217

para politikus dari

klan Ratu Atut Chosiyah. Menurut Hamid, Kiai Munfasir di

Ciomas adalah salah satu kiai di Banten yang tetap tidak tertarik

dengan politik. Dia tinggal di sebuah kehidupan yang terisolasi

dari pengaruh hiruk-pikuk kepentingan politik dengan berbagai

sumber daya kekuasaannya baik sebagai elite maupun oligarki.

Kiai ini terisolasi di pesantrennya, Cipulus, Ciomas, Banten.

Pesantrennya merupakan rumah bagi sedikit santri saja. Mereka

yang berminat belajar di situ tidak diizinkan memakan apapun

dari luar pesantren. Mereka cukup makan nasi, ikan, dan buah-

buahan seperti pisang dan papaya yang tumbuh di pesantren

tersebut.218

215

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018. 216

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018. 217

Winters, Oligarchy, 18. 218

Hamid, “Kiai in Banten,” 437.

Page 214: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 187

Beberapa kiai dengan kekuasaan mobilisasinya219

justru

mendirikan kelompok radikal, menolak partisipasi politik dalam

gaya demokratis. Di antara mereka adalah Front Hizbullah yang

didirikan oleh KH Cecep Bustomi dari Pandeglang. Tujuan dari

kelompok tersebut adalah mengimplementasikan syariat Islam dan

melawan semua bentuk perbuatan jahat. Front Hizbullah menerap-

kan metode radikal dalam mencapai tujuan-tujuannya. Kelompok

ini mendorong anggota-anggotanya untuk menggunakan kekuasa-

an koersif220

dan mobilisasinya221

untuk menghancurkan atau

mengganggu apapun yang mereka pikir terkontaminasi elemen-

elemen kejahatan. Kategori elemen kejahatan termasuk beberapa

bentuk hiburan yang ditampilkan pada acara pernikahan ataupun

khitanan. Para anggota secara aktif terlibat dalam aksi-aksi des-

truktif pada 1999 dan 2000. Akan tetapi, aktivitas mereka menjadi

lemah setelah meninggalnya Kiai Cecep Bustomi karena temba-

kan dari penyerang tak dikenal pada 24 Juli 2000, sebagai akibat

dari konflik kelompoknya dengan Kopassus.222

Kasus lain bahwa kiai terlibat kekerasan sebagai represen-

tasi kekuasaan koersif223

adalah pengepungan masa terhadap

gedung Koran Banten Daily yang dipimpin oleh Kiai Aminuddin,

pimpinan cabang PKB Provinsi Banten. Mereka memprotes atas

sebuah foto yang tercetak dalam koran tersebut menunjukkan de-

monstran membawa sebuah karikatur Abdurrahman Wahid (presi-

den saat itu). Isu tersebut kemudian teratasi dengan intervensi

melalui kekuasaan jabatan resmi224

dari Hakamuddin Jamal,

penjabat gubernur Banten saat itu.225

Menurut Hamid, dua kasus tersebut tampaknya, bagaima-

napun, bukan mainstream melainkan pengecualian. Jarang terjadi

219

Winters, Oligarchy, 15. 220

Winters, Oligarchy, 15. 221

Winters, Oligarchy, 15. 222

Hamid, “Kiai in Banten,” 437-38. 223

Winters, Oligarchy, 15. 224

Winters, Oligarchy, 13-14. 225

Hamid, “Kiai in Banten,” 438.

Page 215: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

188 Oligarki dan Demokrasi...

konflik kekerasan yang berhubungan dengan Islam di Banten,

meskipun muncul radikalisme agama di Indonesia pada era pasca-

Soeharto secara umum.226

Yang jelas, kiai semakin pragmatis se-

cara politik sehingga kekuasaan mobilisasi227

mereka terkooptasi

oleh kekuasaan material228

para politikus. Akibatnya, kekuasaan

kiai yang dengan kekuasaan mobilisasi mereka menggunakan

pengaruh politiknya terhadap masyarakat, mengalami perubahan.

Kekuasaan mereka sebagai broker kultural pada periode penjaja-

han berubah menjadi broker politik pada era Suharto, dan akhirnya

meminjam istilah Abdul Hamid, berperan sebagai ‘janur kuning’

pada era reformasi. Kiai coba memenuhi kebutuhan dasar mereka

dengan “menjual” masyarakat yang mereka klaim punya pengaruh

kepada mereka melalui kekuasaan mobilisasinya. Namun demiki-

an, lanjut Hamid, mereka sebenarnya memegang daya tawar

(bargaining position) yang lemah baik bagi para politikus maupun

partai-partai politik.229

Abdul Hamid menegaskan kiai di Banten tidak mampu

memengaruhi hasil pemilihan secara signifikan. Mereka hanya

“janur kuning” tanpa kharisma yang diabaikan pascapemilihan. Di

mata masyarakat, kiai yang terlibat politik tidak lagi menjadi pa-

nutan (role model) yang harus diikuti sehingga menggerus kekua-

saan mobilisasinya.230

Di mata para politikus pun, memanfaatkan

kiai untuk dukungan tidak lagi menjadi jaminan dengan hasil yang

memuaskan. Di mata kiai, menerima bantuan materi (kekuasaan

material)231

dalam politik praktis mencerminkan tidak lebih dari-

pada sebuah kesadaran dari kekuasaan mereka sebagai “janur

kuning.” Itulah kekuasaan politik kiai di Banten sekarang ini,

tidak kurang dan tidak lebih.232

226

Hamid, “Kiai in Banten,” 438. 227

Winters, Oligarchy, 15. 228

Winters, Oligarchy, 18. 229

Hamid, “Kiai in Banten,” 440 230

Winters, Oligarchy, 15. 231

Winters, Oligarchy, 18. 232

Hamid, “Kiai in Banten,” 440

Page 216: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 189

Di atas semua itu, jelas terlihat bahwa pada mulanya kiai

merupakan agen kultural dengan kekuasaan mobilisasinya yang

dominan sebagai individu kharismatik pada era revolusi. Kekua-

saan tersebut mulai pudar pada era Orde Baru karena rongrongan

kekuasaan material dan represif dari rezim yang justru mengikis

kekuasaan mobilisasi kiai. Kondisi itu berlanjut hingga era

reformasi sehingga para kiai terjebak pada politik praktis dengan

‘menjual’ klaim atas sisa-sisa kharisma yang menjadi modal

kekuasaan mobilisasi mereka.

3. Penguatan Jawara dengan Kekuasaan Oligarkis

Pada era reformasi, khususnya setelah Banten menjadi

sebuah provinsi pada tahun 2000, menurut Hamid, kekuatan poli-

tik yang riil telah berpindah dari kiai ke jawara.233

Kekuasaan

oligarkis234

mengejawantah dalam kekuatan politik jawara terse-

but. Sebab, kekuatan politik jawara pada era Reformasi tidaklah

muncul sebagai jawara tulen melainkan jawara yang baru, yakni

jawara-pengusaha yang benih-benihnya tumbuh sejak era Orde

Baru. Kepengusahaan jawara inilah yang melandasi kategorinya

sebagai oligarki karena basis kekuasaanya ditopang oleh kekayaan

di mana kekuatan materialnya itu sudah bertambah besar di bawah

rezim Orde Baru.

Pemerintah Orde Baru mendirikan Satkar Jawara pada

1972 (yang akhir 1973 berubah menjadi PPPSBBI) di Batuku-

wung, Serang sebagai sebuah organisasi yang otonom di dalam

Golkar untuk mendukung potensi Jawara di Banten. Pemerintah

berharap jawara bertindak sebagai pemimpin informal bagi masya-

rakat lokal. H. Tubagus Chasan Sochib memimpin Satkar Jawara

sejak pendiriannya.235

Dalam waktu singkat, Chasan Sochib men-

jadi tokoh jawara yang dominan baik dalam pengertian elite mau-

pun sebagai oligark.

233

Hamid, “Kiai in Banten,” 438. 234

Winters, Oligarchy, 18. 235

Hamid, “Kiai in Banten,” 438.

Page 217: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

190 Oligarki dan Demokrasi...

Seiring bergulirnya reformasi, Chasan Sochib mampu

mentransformasikan dirinya ke dalam struktur politik dan ekono-

mi yang baru. Padahal, kejatuhan Soeharto pada Mei 1998, bagai-

mana pun, mengubah sistem pemerintahan informal ini. Sochib

yang merupakan produk Orde Baru pun sejatinya terancam.236

Akan tetapi, meminjam kerangka teoretis Richard Robison dan

Vedi R. Hadiz, Chasan Sochib adalah the old predator237 yang

mampu mengorganisasi kekuasaannya sehingga dia bertahan dari

gerusan arus perubahan reformasi. Chasan Sochib mampu menjel-

ma menjadi the new predator yang menguasai arena politik,

ekonomi, sosial-budaya di Banten. Dalam kasus Banten, Chasan

Sochib pada era Reformasi bahkan jauh lebih berkuasa diban-

dingkan era Orde Baru.238

Padahal, pada awal perubahan provinsi Banten, Chasan

Sochib sinis melihat gerakan dari sejumlah pihak yang menuntut

Banten menjadi provinsi baru. Sochib khawatir perubahan terse-

but akan mengancam keberlangsungan relasi bisnis yang menjadi

basis kekuasaan material239

dan politiknya dengan pejabat di pro-

vinsi Jawa Barat. Teguh Iman Prasetya, dosen FISIP Universitas

Tirtayasa, Boyke (tokoh Banten), Nina Lubis, sejarawan dari

Bandung, dalam diskusi di Hotel Mahadria, Serang, pernah

diancam golok yang merepresentasikan kekuasaan koersif240

oleh

Chasan agar tidak mendukung pembentukan provinsi Banten.241

Akan tetapi, seiring membesarnya arus gerakan pembentukan

provinsi Banten, sikap Sochib segera berbalik dan berperan aktif

236

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 118-19. 237

Richard Robison dan Vedi R. Hadiz, Reorganising Power in Indonesia: The Politics of Oligarchy in an Age of Market (London dan

New York: Routledge Curzon, 2004), 223. 238

Perhimpunan Pendidikan Demokrasi, “Dinasti Tb. Chasan

Sochib.” 239

Winters, Oligarchy, 18. 240

Winters, Oligarchy, 15. 241

Asrori S. Karni dan Gandi Achmad, “Ujung Tanduk Dinasti

Atut,” Gatra, 16 Oktober 2013, 26.

Page 218: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 191

dalam pembentukan Banten sebagai provinsi baru yang terpisah

dari Jawa Barat. Belakangan, perubahan sikap Sochib tersebut jus-

tru menyelamatkan masa depan bisnis dan politiknya di Banten.

Bisnis itulah yang sebenarnya telah mengantar Sochib

masuk ke dalam kelompok orang terkaya di Banten dan mende-

finisikan dia sebagai seorang oligark sultanistik.242

Namun demi-

kian, tidak ada data resmi yang menunjukkan berapa total keka-

yaan Sochib secara pribadi yang menggurita tersebut. Data

tersebut baru bisa terlacak pada total kekayaan beberapa anggota

keluarga besarnya yang menempati jabatan publik, yakni melalui

Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebagian besar harta

kekayaan diklaim anggota keluarga besarnya sebagai warisan dari

Sochib.243

Dengan sumber daya kekuasaan materialnya, Sochib

membantu gerakan pemekaran dan mendapatkan pengakuan seba-

gai salah satu tokoh pembentukan provinsi Banten.244

Pengakuan

tersebut merupakan hasil dari pengorbanan kekuasaan material245

yang bebuah kekuasaan jabatan resmi246

yang disematkan oleh

masyarakat secara tidak langsung, yakni sebagai tokoh pemben-

tukan provinsi baru. Setelah Banten menjadi provinsi, Sochib

lebih agresif menyusun kekuatan politiknya. Pada masa Orde

Baru, Sochib hanya bertindak sebagai mitra kapitalis yang sangat

bergantung pada koneksi dengan pejabat sipil dan militer tetapi

tidak aktif dalam merancang siapa yang berkuasa atas politik Jawa

Barat. Dengan adanya struktur politik baru pascapembentukan

242

Winters, Oligarchy, 35. 243

Rakhmatulloh, “Harta Berlimpah, Keluarga Atut Klaim Wari-

san Ayahnya,” Sindonews.com, Sabtu, 12 Oktober 2013, diakses pada

Kamis, 3 November 2016, http://nasional.sindonews.com/read/793800/

13/harta-berlimpah-keluarga-atut-klaim-warisan-ayahnya-1381564726. 244

Perhimpunan Pendidikan Demokrasi, “Dinasti Tb. Chasan

Sochib.” 245

Winters, Oligarchy, 18. 246

Winters, Oligarchy, 13-14.

Page 219: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

192 Oligarki dan Demokrasi...

provinsi Banten, Sochib pun bertindak secara aktif menentukan

siapa yang menjadi penguasa di Banten.247

Tindakannya ini juga

mencirikan dia sebagai oligark sultanistik248

karena Sochib me-

ngendalikan oligark-oligark lain.

Bermula dari upaya memajukan anaknya Ratu Atut Chosi-

yah sebagai calon wakil gubernur pada 2001 dan sukes meme-

nangkannya, Chasan Sochib sukses merancang anggota keluarga

besarnya untuk terlibat aktif di bidang politik, ekonomi, sosial,

dan budaya. Sochib memang tidak memegang jabatan publik, teta-

pi sebagaimana pengakuan dirinya, dia adalah “gubernur jenderal”

yang menunjukkan bahwa dia adalah penguasa sesungguhnya di

Banten.249

Dengan kekuasaan mobilisasinya250

sebagai tokoh jawara,

dia kemudian berusaha mengontrol Satkar Ulama. Meski Chasan

Sochib bukanlah seorang kiai, Sochib memenangkan pemilihan

ketua Satkar Ulama dalam kongres nasional pada tahun 2000,

mengalahkan Kiai Salman Al Faris pada pemungutan suara puta-

ran kedua. Kiai Salman menduga bahwa jawara melakukan inter-

vensi dengan mengganti suara pada kongres tersebut. Kondisi ini,

menurut Hamid, merupakan paradoks yang ironis. Sebab, dalam

fakta yang terang, secara historis jawara merupakan murid atau

bahkan pelayan bagi kiai.251

Nasib serupa terjadi dengan Satkar Ulama Cabang Banten.

Kiai Syahrir Abror, seorang mantan Satpam salah satu perusahaan

di Cilegon, mengambil alih jabatan ketua cabang dari Kiai Subroni

Mansyur pada 2002. Kiai Syahrir bukan berasal dari lingkaran

pesantren, dan dilaporkan dia tidak bisa menulis bahasa Arab

247

Perhimpunan Pendidikan Demokrasi, “Dinasti Tb. Chasan

Sochib.” 248

Winters, Oligarchy, 35. 249

Okamoto Masaaki, “Local Politics in Decentralized Indone-

sia: The Governor General of Banten Province,” IIAS Newsletter 34 (Juli

2004): 23. 250

Winters, Oligarchy, 15. 251

Hamid, “Kiai in Banten,” 438-39.

Page 220: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 193

dengan benar. Namun demikian, dia memainkan kekuasaan pen-

ting sebagai broker politik dan berkontribusi pada kemenangan

Atut Chosiyah pada pemilihan gubernur 2006 dengan kekuasaan

mobilisasinya. Salah satu bukti konkretnya adalah Satkar Ulama

Cabang Banten yang mengadakan doa bersama dengan ribuan

ulama (kekuasaan mobilisasi) untuk mendoakan kemenangan Atut

Chosiyah dalam pemilihan.252

Dari sisi kekayaannya, Sochib jelas memiliki sumber daya

kekuasaan material253

yang mumpuni. Dari sisi koordinasinya

terhadap para jawara, Sohib juga memiliki kekuasaan mobili-

sasi.254

Dua sumber daya kekuasaan tersebut (material dan mobili-

sasi) digunakan Sochib secara berkelindan dan seringkali diwarnai

dengan sumber daya kekuasaan lain, yakni kekuasaan koersif255

sebagai karakteristik kejawaraannya. Salah satu bukti bahwa

Sochib menggunakan kekuasaan koersifnya adalah kasus ‘pemera-

san proyek’. Menurut Syarif Hidayat, kasus tersebut berakar pada

praktik-praktik monopolistik dalam eksekusi proyek-proyek

infrastruktur fisik milik pemerintah provinsi Banten selama tahun

fiskal 2003.256

252

Hamid, “Kiai in Banten,” 439. 253

Winters, Oligarchy, 18. 254

Winters, Oligarchy, 15. 255

Winters, Oligarchy, 15. 256

Mengacu pada Keputusan Presiden Republik Indonesia

Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/

Jasa Instansi Pemerintah khususnya pada pasal 12 ayat 2, pengadaan ba-

rang/jasa pemborongan dan jasa lainnya dilaksanakan melalui: (a) Pelela-

ngan, yaitu serangkaian kegiatan untuk menyediakan kebutuhan barang/

jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat di antara penyedia

barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan

tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak

yang terkait secara taat azas sehingga terpilih penyedia jasa terbaik; (b)

Pemilihan langsung, yaitu jika cara pelelangan sulit dilaksanakan atau

tidak menjamin pencapaian sasaran, dilaksanakan dengan cara memban-

dingkan penawaran dari beberapa penyedia barang/jasa yang memenuhi

syarat melalui permintaan harga ulang (price quotation) atau permintaan

Page 221: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

194 Oligarki dan Demokrasi...

Berdasarkan Dokumen Anggaran Satuan Kerja (DASK)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Banten, dike-

tahui bahwa nilai total dari anggaran konstruksi Banten tahun

fiskal 2003 baik yang berasal dari APBD maupun dari APBN,

sekitar Rp35 miliar. Dari anggaran tersebut, pemerintah provinsi

Banten mendanai beberapa proyek pembangunan fisik dan non-

fisik.

Menurut Syarif Hidayat, dalam pengertian formal, hampir

semua proyek pembangunan pemerintah provinsi Banten selama

tahun fiskal 2003 dilaksanakan melalui tender. Akan tetapi, keba-

nyakan dari tender-tender tersebut semata formalitas untuk

memenuhi prosedur administratif. Pada kenyataannya, lanjut dia,

pemenang tender sudah ditentukan sebelumnya. Chasan Sochib

dengan kekuasaan mobilisasi257

dan materialnya258

memainkan

peran penting dalam memengaruhi panitia tender dan tokoh

penting lain. Modus operandinya bermacam-macam mulai dari

lobi-lobi informal yang merepresentasikan kekuasaan mobilisasi-

nya259

dengan pejabat-pejabat lokal dan distribusi amplop (suap)

yang merepresentasikan kekuasaan materialnya260

hingga intimi-

dasi fisik yang merepresentasikan kekuasaan koersifnya.261

Namun

demikian, Syarif Hidayat mengaku kesulitan untuk mengetahui

nilai persis dari proyek-proyek yang dikelola langsung oleh

Chasan Sochib262

yang mengambarkan seberapa besar kekuasaan

materialnya.263

Sebab, Sochib memiliki perusahaan-perusaan yang

teknis dan harga serta dilakukan negosiasi secara bersaing, baik dila-

kukan untuk teknis maupun harga, sehingga diperoleh harga yang wajar

dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Lihat juga Hidayat,

“Shadow State,” 218. 257

Winters, Oligarchy, 15. 258

Winters, Oligarchy, 18. 259

Winters, Oligarchy, 15. 260

Winters, Oligarchy, 18. 261

Winters, Oligarchy, 15. 262

Hidayat, “Shadow State,” 219. 263

Winters, Oligarchy, 18.

Page 222: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 195

terdaftar tidak atas nama dirinya, bahkan seringkali menggunakan

perusahaan-perusahaan lain yang bukan miliknya sebagai strategi

untuk memenangkan tender. Meski tidak terdaftar atas nama

dirinya, Chasan Sochib tetap yang paling berkepentingan dalam

proyek-proyek konstruksi fisik.264

Strategi itu telah mengantarkan

Chasan Sochib menjadi salah satu di antara pengusaha kelas atas

dalam sektor konstruksi. Inilah yang sangat mengutungkannya

sehingga mendefinisikan dirinya sebagai oligark.

Pada 2003, Syarif Hidayat mencatat, nilai total dari pem-

bangunan fisik dan/atau proyek-proyek konstruksi mencapai kisa-

ran Rp18 miliar. Angka ini merupakan 51,4% dari anggaran

pembangunan total provinsi Banten pada tahun tersebut. Sebagian

besar dari proyek-proyek tersebut terkonsentrasi pada enam

lembaga yang melaksanakan proyek-proyek pemda. Keenam lem-

baga tersebut adalah Dinas Bina Marga (konstruksi dan pemeliha-

raan jalan dan jalan raya sekitar Rp3 miliar; Dinas Cipta Karya

(perumahan, gedung, dan pembangunan perkotaan, sekitar Rp4

miliar); Perbaikan irigasi (sekitar Rp2,5 miliar); pelayanan keseha-

tan (sekitar Rp4,6 miliar); dan biro peralatan (sekitar Rp2

miliar).265

Lebih jauh Syarif Hidayat menengarai, Chasan Sochib

menggunakan kekuasaan koersifnya dengan membebankan biaya

tambahan kepada para pesaingnya dalam tender. Untuk proyek

yang tidak dilakukan oleh Sochib sendiri atau tidak dialokasikan

untuk pelaku usaha di kelompoknya, biaya proyek dikenakan 10%

sampai 11% dari nilai proyek. Persentase biaya proyek itu, berda-

sarkan kategori kegiatan dan sumber pendanaan, dapat dilihat

pada Tabel 3.5. berikut ini:

264

Hidayat, “Shadow State,” 219. 265

Hidayat, “Shadow State,” 219-20.

Page 223: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

196 Oligarki dan Demokrasi...

Tabel 3.5. Biaya Proyek Berdasarkan Kategori Aktivitas dan

Sumber Pendanaan

No Klasifikasi Proyek

Biaya Proyek Berdasarkan

Sumber Pendanaan (%)

APDB APBN

1 Proyek Jalan dan Jalan

Tol 10 11

2 Proyek Irigasi 11 11

3 Proyek Konstruksi

Gedung 10 10

4 Proyek Pengadaan

Barang 10 10

Sumber: Dikutip dari surat edaran yang dikirim pada 12 April 2002

kepada seorang operator bisnis yang pernah menjalankan pro-

yek dengan klasifikasi K-1.266

Fitron Nur Ikhsan, Juru bicara keluarga Ratu Atut Chosiah

menjelaskan konteks biaya tambahan tersebut. Menurut Fitron,

biaya tersebut merupakan bagi hasil. Sebab, selain strategi pem-

berdayaan untuk banyak orang, Tb. Chasan Sochib juga mengka-

der banyak orang. Oleh karena itu, tidak ada pembedaan antara

pengusaha kelompok Sochib dan di luar kelompok. Semua pengu-

saha yang ikut tender dipastikan merupakan kader dari Tb. Chasan

Sochib. Sebagai tokoh pengusaha dan ketua Kadin, Tb. Chasan

Sochib banyak membantu orang yang mau belajar berusaha dan

mendirikan perusahaan bahkan dari awal atau nol. Dia juga

membantu proses pengadaan langsung (PL)267

kadernya. Yang

266

Proyek dengan klasifikasi K-1 adalah kualifikasi dari usaha

kecil milik pelaksana konstruksi yang mensyaratkan kekayaan bersih le-

bih dari Rp50 juta sampai dengan Rp200 juta. Lihat juga Hidayat, “Sha-

dow State,” 219-20. 267

Menurut Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010

pasal 1Angka 32, Pengadaan Langsung (PL) adalah pengadaanbarang/

jasa langsung kepada penyedia barang/jasa, tanpa melalui pelelangan/se-

leksi/ penunjukan langsung. Bedakan dengan angka 31, bahwa Penunju-

Page 224: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 197

tidak memiliki modal, diberikan modal; yang tidak bisa mencari

proyek, tidak perlu khawatir, dicarikan proyek; dan yang tidak

bisa mengerjakan proyek, diajarkan sampai bisa mengerjakan

proyek. Setelah jadi dan bisa menjalankan perusahaannya, kader

tersebut mendapatkan pekerjaan untuk melaksanakan proyek milik

Tb. Chasan Sochib. Akan tetapi, nanti keuntungannya akan diba-

gi. Oleh karena itu, tak perlu punya perusahaan pun, dia punya

banyak uang. Sebab, keuntungan dari orang-orang yang dibantu

dan dikader itu kemudian disetor sebagian kepada Tb. Chasan

Sochib sebagai bagi hasil. Itulah yang kemudian diasosiasikan

dalam banyak riset sebagai setoran. Padahal itu sebenarnya meru-

pakan bagi hasil. Meskipun, konsekuensinya Chasan Sochib pada

akhirnya memonopoli dunia usaha.268

Setoran tersebut juga dinilai

oleh pihak BPS Provinsi Banten sebagai biaya ekonomi tinggi.269

Memang, secara perusahaan bisa saja bukanlah milik Tb.

Chasan Sochib dan semua orang Banten bisa mengikuti tender.

Akan tetapi, jika seorang pengusaha mendapatkan proyek dan

keuntungan, harus dibagi dengan Tb. Chasan Sochib. Sebab,

Sochib juga ikut memodalinya dan mengajarinya dari pemula.

kan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan

cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa; dan angka 26

yang menyebutkan bahwa Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan

Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling

tinggi Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Salah satu upaya perce-

patan penyerapan anggaran dalam pengadaan barang dan jasa melalui

Pengadaan Langsung (PL) adalah terbitnya Perpres Nomor 70 tahun

2012 yang antara lain poin pentingnya adalah peningkatan batas nilai

pengadaan langsung non konsultansi dari sampai dengan Rp100 juta

menjadi Rp200 juta. 268

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 269

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Nera-

ca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017.

Page 225: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

198 Oligarki dan Demokrasi...

Itulah yang terlembagakan oleh khalayak dan para pengamat seo-

lah-olah menjadi setoran kepada jawara Tb. Chasan Sochib.

Mungkin pada awalnya, karena Tb. Chasan Sochib merupakan

seorang jawara, dalam proses tender terjadi sedikit pemaksaan dan

unsur kekerasan. Akan tetapi, pada tender-tender berikutnya,

prosesnya sudah mulai stabil. Akibatnya, kalau ada proses hukum

pun yang menjeratnya, Tb. Chasan Sochib bahkan menjadi kehila-

ngan lawan. Sebab, lawan tersebut sudah menjadi bagian dari Tb.

Chasan Sochib. Jika ada 10 perusahaan yang ikut tender, bisa jadi

itu merupakan perusahaannya dan milik orang-orang yang dia

kader. Semua perusahaan dibina dan diajari oleh Tb. Chasan

Sochib sehingga memiliki banyak kader. Kalau dia sudah domi-

nan, siapa lagi yang bisa mengalahkan tendernya karena dia paling

bonafid.270

Kekuasaan koersif271

dari Sochib juga mengejawantah

dalam bentuk isu 'premanisme proyek'. Beberapa anggota DPRD

Banten mencurigai adanya 43malpraktek dalam pengelolaan

proyek-proyek pemerintah provinsi Banten. Kecurigaan pertama

kali muncul dengan adanya laporan resmi dari Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) kepada Ketua DPR-RI pada tanggal 19 Februari

2003.272

Kecurigaan awal praktik premanisme proyek kemudian

muncul pada tanggal 26 Agustus 2003, ketika Fraksi Amanat

270

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 271

Winters, Oligarchy, 15. 272

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyatakan, “Hasil audit

mengungkapkan 14 temuan dengan nilai Rp24,207.67 juta untuk tahun

anggaran 2002 (sampai Oktober), yang dikategorikan menjadi indikasi

kerugian daerah atau negara sebesar Rp5,497.46 juta, tergerusnya penda-

patan daerah atau negara sebesar Rp 333.330.000, pemborosan

Rp10,191.02 juta, inefektivitas Rp8,09.81 juta, dan lain-lain sebesar

Rp94.050.000.” Lihat audit dokumen untuk semester kedua Tahun Ang-

garan 2002, halaman 1-2, BPK.

Page 226: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 199

Bintang Keadilan (ABK) DPRD Provinsi Banten mengajukan

Catatan Akhir Fraksi dalam menanggapi Nota Keuangan gubernur

pada revisi dari APBD untuk tahun 2003.273

Meskipun naskah catatan akhir dari Fraksi ABK tidak

secara eksplisit menyatakan bahwa praktik-praktik premanisme

proyek telah terjadi di provinsi Banten, dan tidak secara langsung

menuduh lembaga-lembaga tertentu atau aktor-aktor yang terlibat

dalam konstelasi ini, pernyataan lisan dan tertulis dari Fraksi ABK

ini berfungsi sebagai faktor pemantik untuk perdebatan lebih jauh

mengenai isu pemerasan proyek di dalam gedung DPRD yang

pada akhirnya berkembang menjadi topik yang dikonsumsi masya-

rakat. Selang sehari setelah Fraksi ABK menyampaikan catatan

akhirnya dalam sidang pleno DPRD Provinsi Banten, perbinca-

ngan mengenai praktik-praktik pemerasan proyek meluas ke luar

gedung DPRD. Polemik di media massa pun antara Chasan Sochib

dan Fraksi ABK tak terelakkan lagi.274

Pada 27 Agustus 2003, Fajar Banten, harian terkemuka di

Banten melansir sebuah laporan dengan headline Chasan Sochib

menolak keberadaan pemerasan proyek. Chasan Sochib, dilapor-

kan, mengatakan bahwa tuduhan pemerasan proyek yang dikemu-

273

Dalam menyajikan Catatan Akhir Fraksi ABK, pemimpin

fraksi menyatakan, “Kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada

semua anggota masyarakat Banten, seperti yang kita semua berbagi per-

sepsi yang sama tentang premanisme proyek. Hanya dengan merobek

keluar praktik menjijikkan ini dengan akar-akarnya dapat perjalanan pro-

vinsi tercinta terhadap pengembangan lanjutkan seperti yang diingin-

kan. Selama perilaku premanisme proyek ini terus berlanjut, tidak peduli

seberapa besar anggaran yang dialokasikan untuk mengembangkan pro-

vinsi kita tercinta, hasil tidak akan pernah mencapai target. Orang-orang

dari Banten tidak akan pernah bisa menikmati kemajuan dan kemakmu-

ran sejati. Praktik premanisme proyek ini adalah bentuk korupsi, kolusi,

dan nepotisme (KKN), dan memberantas mereka harus menjadi prioritas

pertama dalam era reformasi ini. Hanya dengan ketulusan dan keberanian

dari semua pihak akan kita dapat benar-benar menghilangkan praktek-

praktek kotor.” Lihat juga Hidayat, “Shadow State,” 221. 274

Hidayat, “Shadow State,” 221.

Page 227: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

200 Oligarki dan Demokrasi...

kakan oleh Fraksi ABK merupakan fitnah. Sochib menilai pernya-

taan Fraksi ABK sebagai sikap destruktif terhadap Banten dan

merupakan penyimpangan dari budaya religus Banten. Menurut

Sochib, dugaan tersebut sama dengan tuduhan bahwa semua

pelaku bisnis di Banten adalah bersalah.275

Saat Chasan Sochib dan grupnya berusaha untuk men-

ciptakan gerakan counter-opinion perihal pemerasan proyek,

dukungan untuk Fraksi ABK sebagai kekuasaan mobilisasi276

terus

mengalir. Di sini tampak jelas dua kekuatan beradu, yakni kekua-

saan mobilisasi277

para oligark berhadapan dengan kekuasaan

mobilisasi para elite. Pada 28 Agustus 2003, lima anggota dari

Presidium for a Clean Community (PCC) bertandang ke DPRD

Provinsi Banten untuk mendeklarasikan dukungan mereka untuk

Fraksi ABK. PCC menyatakan kesiapan mereka untuk bekerja

sama dengan Fraksi ABK untuk memecahkan kasus pemerasan

proyek melalui jalur hukum. PCC menyarankan Fraksi ABK untuk

melaporkan fakta premanisme proyek ke kantor kejaksaan dan

kepolisian.278

Polemik tentang premanisme proyek memanas ketika

Chasan Sochib mengatakan bahwa anggota DPRD Provinsi Ban-

275

Menurut Sochib, pernyataan Fraksi ABK tentang premanisme

proyek bukan hanya akan memecah belah masyarakat tapi juga akan me-

rusak budaya relijius masyarakat Banten. Tuduhan mendasar semacam

ini hanya akan menimbulkan fitnah, ketidakadilan, dan pembunuhan cha-

risma dan tujuan-tujuan masyarakat Banten. Para anggota dewan terse-

but (yang mengeluarkan pernyataan itu) tidak layak menjabat sebagai

wakil rakyat. Sebenarnya, jika terdapat kekurangan dalam pelaksanaan

pembangunan di Banten, (ini bisa) bisa ditingkatkan secara kolektif, dan

apabila terdapat beberapa penyimpangan, bisa diluruskan melalui konsul-

tasi. Lihat Hidayat, “Shadow State,” 221-22. 276

Winters, Oligarchy, 15. 277

Winters, Oligarchy, 15. 278Fajar Banten, 28-8-2003. Lihat juga Hidayat, “Shadow

State,” 222.

Page 228: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 201

ten seperti ‘maling teriak maling.’279

Polemik mencapai puncak-

nya pada 3 September 2003. Chasan Sochib bersama-sama dengan

sekitar seratus pengusaha Banten lain mendatangi gedung DPRD

Provinsi Banten. Jumlah seratus menunjukkan kekuasaan mobili-

sasi280

dan pengusaha jelas merepresentasikan kekuasaan material

yang menjadi basis kekuatan para oligark. Kedatangan mereka

untuk mengadakan dialog dengan anggota DPRD terutama dengan

anggota dewan dari Fraksi ABK (Fajar Banten 4-9-2003). Para

pengusaha itu meminta Fraksi ABK untuk menunjukkan bukti

konkret tentang keberadaan praktik-praktif pemerasan proyek, dan

menyatakan secara langsung pelaku bisnis mana yang terlibat.

Para pengusaha menuntut Fraksi ABK untuk mencabut pernya-

taannya. Sebab, menurut para pengusaha, pernyataan tersebut

sudah menciptakan ketidaknyamanan di kalangan pengusaha dan

masyarakat. Fraksi ABK juga diminta untuk membuat permintaan

maaf kepada publik yang dimuat pada semua media masa lokal.

Jika Fraksi ABK tidak memenuhi tuntutan, para pelaku usaha

akan menempuh jalur hukum yang berlaku.281

Namun demikian, dialog tersebut, yang hanya berjalan

sekitar dua setengah jam, tidak menghasilan seperti yang diharap-

kan. Sebab, Fraksi ABK berhasil menghindari sikap konfrontatif.

Dikatakan bahwa, ‘sebagai kepanjangan tangan partai-partai poli-

tik, kami tidak bisa memenuhi tuntutan para pelaku usaha bahwa

Fraksi ABK harus mencabut pernyataannya. Kami akan membe-

rikan jawaban secepat kami sudah melakukan pertemuan dengan

279

“Kami ingin meminta kepada para anggota dewan, khususnya

anggota dewan dari Fraksi ABK, untuk menunjuk langsung siapa mereka

yang dimaksud sebagai pemeras (proyek). Saya melihat sesuatu yang

sangat klasik di sini: maling teriak maling. […] Kami punya bukti bahwa

orang tertentu di badan legislatif (anggota-anggota DPRD Provinsi Ban-

ten) telah meminta proyek-proyek dari pimpinan proyek atau dari aso-

siasi-asosiasi dan organisasi-organisasi professional.” (Fajar Banten, 3-9-

2003). Lihat Hidayat, “Shadow State,” 222. 280

Winters, Oligarchy, 15. 281

Hidayat, “Shadow State,” 222-23.

Page 229: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

202 Oligarki dan Demokrasi...

partai-partai politik’. Ini merupakan tanggapan masuk akal yang

diberikan di tengah memanasnya dialog baik di dalam gedung

DPRD maupun akibat hadirnya kekuasaan koersif282

dari sejumlah

besar pendekar di dalam dan di luar gedung. Sebuah laporan dalam

Fajar Banten pada 4 September 2003, disebutkan bahwa terdapat

sekitar 50 pendekar Banten berseragam serba hitam yang ber-

kumpul di luar gedung DPRD Provinsi Banten pada saat itu.283

Kemudian, Bueti Nasir, dengan kekuasaan jabatan resmi-

nya284

sebagai anggota Fraksi ABK dari PBB, menyebutkan bah-

wa Fraksi ABK tidak akan menarik pernyataan yang sudah dibuat-

nya tentang pemerasan proyek. Premanisme politik, menurut

Syarif Hidayat merupakan ekspresi yang relatif sopan diban-

dingkan kata-kata lain yang memiliki makna umum yang sama.

Pernyataan serupa keluar dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Banten yang menyatakan, ‘tidak ada jalan bahwa partai-partai

akan menyetujui penarikan pernyataan dan permintaan maaf dari

Fraksi ABK tentang premanisme proyek. Sebab, pernyataan

tersebut tidak menunjuk kepada perorangan (individu-individu

atau lembaga-lembaga yang spesifik).’285

Jawaban secara tidak langsung tersebut dari Fraksi ABK

memicu rekasi keras dari Chasan Sochib khususnya dari para

pengusaha Banten yang merepresentasikan kekuasaan material286

para oligark secara umum. Kamar Dagang dan Industri (Kadin)

Banten mengeluarkan somasi untuk Fraksi ABK melalui surat no.

149/Kadin-Banten/IX/2013 tertanggal 7 September 2003. Dasar

dikeluarkannya somasi tersebut adalah bahwa istilah ‘premanisme

proyek’ menyiratkan bahwa praktik-praktik tidak etis dilakukan

oleh para pelaku bisnis di Banten untuk memenangkan proyek-

proyek.287

282

Winters, Oligarchy, 15. 283

Hidayat, “Shadow State,” 223. 284

Winters, Oligarchy, 13-14. 285Fajar Banten5-9-2003. Hidayat, “Shadow State,” 223. 286

Winters, Oligarchy, 18. 287Fajar Banten, 8-9-2003. Hidayat, “Shadow State,” 223.

Page 230: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 203

Atas dasar itu, somasi secara tegas menuntut agar Fraksi

ABK mencabut pernyataannya tentang premanisme proyek dan

meminta maaf kepada Kadin dan kepada masyarakat Banten.

Apabila Fraksi ABK mengabaikan tuntutan tersebut, Kadin Ban-

ten mengancam (kekuasaan koersif)288

untuk melaporkan masalah

tersebut ke kepolisian. Merespons ancaman tersebut, Ketua Fraksi

ABK, Mudjahid Chudori menyatakan bahwa pihaknya tidak takut

dengan ancaman dari Kadin Banten untuk melaporkan masalah

tersebut ke kepolisian. Fraksi ABK mengaku punya bukti kuat dan

nyaman dengan dukungan luas dari berbagai partai.289

Namun demikian, polemik tersebut kemudian memudar.

Syarif Hidayat mengakui sangatlah sulit bagi masyarakat Banten

untuk berharap investigasi tuntas bisa direalisasikan melalui

Fraksi ABK. Berbagai hambatan teknis dan politis menggagalkan

berbagai resolusi dari kasus tersebut melalui jalur hukum. Meski

Fraksi ABK memiliki bukti yang cukup untuk menindaklanjuti

kasus premanisme proyek melalui jalur hukum, fraksi membutuh-

kan dukungan dari Pemda dan khsususnya dukungan dari guber-

nur. Kenyataannya, Fraksi ABK tidak mendapatkan dukungan

tersebut meskipun sudah coba membujuk gubernur.290

Di atas semua itu, sebagian akademisi sudah memberikan

respons kepada situasi-situasi sebagaimana digambarkannya

dengan mendorong re-sentralisasi kekuasaan di tangan pemerintah

pusat. Saran semacam itu, menurut Syarif Hidayat mengabaikan

fakta bahwa tidak semua persoalan di daerah merupakan hasil dari

kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah. Akan lebih akurat,

kata dia, jika melihat semua itu sebagai konsekuensi dari perge-

seran pola-pola interaksi antara negara dan masyarakat pascaera

Soeharto. Masyarakat tidak lagi sepenuhnya tersisihkan, baik

dalam proses pembuatan kebijakan maupun dalam pelaksanaan.

Akan tetapi, ini bukan berarti bahwa sekarang hidup dalam ma-

syarakat sipil sepenuhnya, dalam masyarakat yang sebagian besar

288

Winters, Oligarchy, 15. 289Fajar Banten, 8-9-2003. 290

Hidayat, “Shadow State,” 223-24.

Page 231: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

204 Oligarki dan Demokrasi...

direpresentasikan oleh elite. Pengambilan kebijakan baik pada

level nasional maupun lokal diwarnai oleh persekutuan dan tawar

menawar kepentingan antara aktor-aktor masyarakat dengan

aktor-aktor negara.291

Dalam konteks Banten, aktor-aktor masya-

rakat ditunjukkan oleh Chasan Sochib dan kelompok oligarknya

yang melakukan persekutuan dan tawar menawar dengan segenap

sumber daya kekuasaanya—mobilisasi,292

material,293

dan koer-

sif294

terhadap aktor-aktor negara.

Kasus premanisme proyek di provinsi Banten, menurut

Syarif Hidayat, menunjukkan bahwa perilaku pemerintah daerah

lebih kompleks daripada yang sudah digambarkan dalam literature

sejauh ini. Pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan di

daerah diwarnai oleh kolusi dan tawar menawar kepentingan di

antara elite eksekutif Pemda dengan para oligark yang direpresen-

tasikan oleh kelompok jawara-pengusaha. Apabila realitas empirik

ini berhubungan dengan pergeseran pola-pola interaksi masya-

rakat-negara, kasus Banten menunjukkan bahwa desentralisasi dan

otonomi daerah sudah menciptakan ruang yang lebih besar bagi

elite-elite masyarakat yang menjelma menjadi oligark untuk mem-

bangun dan mengembangkan jaringan informal dengan aktor-aktor

negara di tingkat lokal.295

Premanisme proyek, lanjut Syarif Hidayat, muncul bersa-

maan dengan lemahnya lembaga formal dari pemerintah lokal di

Banten. Ini serupa dengan apa yang William Reno296

(1995) me-

nyebutnya sebagai ‘Shadow State’. Gubernur dan Wakil Gubernur

291

Hidayat, “Shadow State,” 224. 292

Winters, Oligarchy, 15. 293

Winters, Oligarchy, 18. 294

Winters, Oligarchy, 15. 295

Hidayat, “Shadow State,” 224. 296

William Reno, Corruption and State Politics in Sierra Leone

(Cambridge/New York: Cambridge University Press, 1995), 1. Banding-

kan dengan Sahr John Kpundeh, Politics and Corruption in Africa: A Case Study of Sierra Leone (Lanham, Md.: University Press of America,

1995). Lihat juga Daniel A. Smith, ulasan tentang Corruption and State

Page 232: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 205

menghadapi tantangan besar dalam mendapatkan fungsi sebagai-

mana mestinya sebagai lembaga formal dari pemerintahan lokal.

Salah satunya, karena Chasan Sochib sebagai oligark dan tokoh

utama dalam shadow state memainkan peran sebagai sponsor

politik melalui kekuasaan mobilisasi297

dan koersifnya298

dan

keuangan melalui kekuasaan materialnya299

dalam mendapatkan

keterpilihan dua pemimpin tersebut (gubernur dan wakil guber-

nur). Pengaruh dominan Chasan Sochib atas pelaksanaan pemerin-

tahan daerah menjadi imbalan atas biaya investasi ekonomi

(kekuasaan material) dan politik (kekuasaan mobilisasi dan koer-

sif) yang sudah ia lakukan pada saat pemilihan.300

Dengan demikian, Chasan Sochib jelas memiliki sumber

daya kekuasaan baik sebagai elite maupun oligark pada era Refor-

masi. Kekuasaan elitenya mencakup hak politik formal, mobile-

sasi, dan koersif. Sedangkan kekuasaan oligarkisnya direpresen-

tasikan oleh kekuasaan material dalam bentuk hak milik dan

kekayaan. Hak politik formalnya mengejawantah dalam hak pilih-

nya dalam pemilu langsung pada era Reformasi yang membeda-

kannya dengan pemilihan perwakilan pada era Orde Baru. Semen-

tara itu, kekuasaan mobilisasinya muncul dari Chasan Sochib yang

tidak bertindak sendiri melainkan menggunakan jejaring penga-

ruhnya terhadap jawara (mobilisasi elite) dan kelompok pengusaha

melalui Kadin, kontraktor dan subkontraktornya (mobilisasi

oligark) yang mendefinisikan Sochib sebagai oligark sultanistik.

Kekuasaan koersifnya terwujud dalam sebagian tindakannya yang

bersifat memaksa baik dalam bentuk intimidasi fisik melalui

kekuatan jawara maupun pemaksaan struktural, seperti biaya pro-

yek untuk para pemenang tender di luar kelompok yang menjadi

Politics in Sierra Leone, William Reno dan ulasan tentang Politics and Corruption in Africa: A Case Study of Sieara Leone, Sahr John Kpundeh,

Africa Today 44, no. 3 (Juli-September 1997): 362-65. 297

Winters, Oligarchy, 15. 298

Winters, Oligarchy, 15. 299

Winters, Oligarchy, 18. 300

Hidayat, “Shadow State,” 224.

Page 233: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

206 Oligarki dan Demokrasi...

pesaingnya. Sederet sumber daya kekuasaan elite tersebut telah

mengantar Sochib pada kekuasaan material yang melimpah yang

mendefinisikan dirinya sebagai seorang oligark.

Pada akhirnya, dengan sumber daya kekuasan elite yang

menjadi modal sosial dan sumber daya kekuasaan oligarkis yang

menjadi modal kapital, Chasan Sochib berhasil mengakumulasi

kekuasaan politik meski tidak memegang kekuasaan secara

langsung yang oleh William Reno disebut sebagai shadow state.301

Dalam bahasa Okamoto Masaaki, Sochib berperan sebagai ‘guber-

nur jenderal’302

yang menyebabkan kekuasaan oligarkis di provinsi

Banten terkonsentrasi pada keluarga jawara tersebut. Gurita ke-

kuasaan keluarga Sochib merentang mulai spektrum kekuasaan

elite hingga oligarkis. Keluarga jawara ini menguasai jabatan-

jabatan eksekutif, jabatan legislatif, partai politik (Golkar), aso-

siasi-asosiasi bisnis, organisasi bela diri, organisasi pemuda,

organisasi olah raga, hingga organisasi sosial budaya. Semua profil

kekuasaan tersebut akan dibahas secara rinci pada bab IV buku ini

dari sudut pandang sumber daya kekuasaan oligarkis.

Tabel 3.6. Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara

pada Era Reformasi di Banten

No Sumber Daya Kekuasan Indikator-indikator

(1) (2) (3)

1 Hak Politik Formal

(Elite/Demokrasi)

Pada era Reformasi, hak politik

formal kiai dan jawara

mengejawantah dalam Pemilu 1999,

2004, 2009, dan 2014. Namun

demikian, pengaruh hak politik

formal kiai dan jawara terhadap

pilihan masyarakat sangat

ditentukan oleh sumber daya

kekuasaan lain dari kiai dan jawara.

301

Reno, Corruption and State Politics, 1. 302

Masaaki, “Local Politics,” 23.

Page 234: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 207

Lanjutan Tabel 3.6.

(1) (2) (3)

2 Kekuasaan Koersif

(Elite/Demokrasi)

a. Kiai terlibat kekerasan pada

pengepungan masa terhadap

gedung Koran Banten Daily yang

dipimpin oleh Kiai Aminuddin,

pimpinan cabang PKB Provinsi

Banten;

b. Kekuasaan koersif dari Sochib

mengejawantah dalam bentuk isu

'premanisme proyek'. Beberapa

anggota DPRD Banten

mencurigai adanya 43 malpraktek

dalam pengelolaan proyek-proyek

pemerintah provinsi Banten;

c. Modus operandi Sochib dalam

memengaruhi panitia tender

bermacam-macam mulai dari

lobi-lobi informal yang

merepresentasikan kekuasaan

mobilisasinya dengan pejabat-

pejabat lokal dan distribusi

amplop (suap) yang

merepresentasikan kekuasaan

materialnya hingga intimidasi

fisik yang merepresentasikan

kekuasaan koersifnya. Teguh

Iman Prasetya, dosen FISIP

Universitas Tirtayasa, Boyke

(tokoh Banten), Nina Lubis,

sejarawan dari Bandung, dalam

diskusi di Hotel Mahadria,

Serang, pernah diancam golok

yang merepresentasikan

kekuasaan koersif oleh Chasan

agar tidak mendukung

pembentukan provinsi Banten.

Page 235: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

208 Oligarki dan Demokrasi...

Lanjutan Tabel 3.6.

(1) (2) (3)

3

Kekuasaan Mobilisasi

(Elite/Demokrasi)

a. Pada era Reformasi, lesunya

kekuasaan mobilisasi kiai karena

faktor fragmentasi politiknya ke

dalam banyak partai politik;

b. Semua pasangan calon pada

Pilgub 2006, berusaha keras

untuk memanfaatkan kiai yang

ujungnya memenangkan

dukungan dari masyarakat; Para

politikus memanfaatkan kiai

(mobilisasi) untuk mendapatkan

dukungan masyarakat lokal,

sementara kiai menggunakan

kompetisi politik untuk

mendapatkan keuntungan

ekonomi (kekusaan material);

Atut Chosiyah mendirikan Satkar

Ulama untuk memobilisasi kiai

yang belakangan dipimpin oleh

ayahnya Chasan Sochib, sebuah

elemen pendukung penting bagi

tim

kampanyenya;Zulkieflimansyah

mendapatkan dukungan dari

Forum Komunikasi Kiai dan

Tokoh Masyarakat (FKKTM)

yang dipimpin oleh KH Ubing;

Tryana Sjam’un mendapat

dukungan dari beberapa pengurus

Banten Communication Forum

for Pesantren (Banten FSPP); dan

Page 236: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 209

Lanjutan Tabel 3.6.

(1) (2) (3)

Irsjad Djuwaeli

mengandalkan dukungan dari

Mathla’ul Anwar dan Kiai

Khozinul Asror dari NU;

c. Merespons penolakan dukungan

dari FSPP, tim kampanye Atut

Chosiyah mendirikan Forum

Komunikasi Pesantren Salafi

(FSPPS) dan akhirnya

memenangkan pemilu;

d. Politikus memilih kiai dari

Majelis Taklim karena jamaah

mereka tinggal di Banten.

Sementara itu, kiai pesantren

tidak selalau menjadi target

karena banyak santri mereka

yang berasal dari luar Banten

sehingga tidak memiliki hak

suara dalam suksesi

kepemimpinan di Banten;

e. Pada pemilu 2004, Kiai KA,

seorang pimpinan NU di

Pandeglang, menyarankan kepada

seorang kandidat bagi DPRD

bahwa dia mendapatkan

persetujuan dari 40 kiai

terkemuka di Pandeglang dan

memobilisasi dukungan politik

mereka yang disimbolkan dengan

sebuah doa bersama;

f. Beberapa kiai mendirikan

kelompok radikal, menolak

partisipasi politik dalam gaya

demokratis. Di antara mereka

adalah Front Hizbullah yang

didirikan oleh KH Cecep;

Page 237: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

210 Oligarki dan Demokrasi...

Lanjutan Tabel 3.6.

(1) (2) (3)

g. Bustomi dari Pandeglang;

h. Dalam kasus lain, kiai terlibat

kekerasan pada pengepungan

masa terhadap gedung Koran

BantenDaily yang dipimpin oleh

Kiai Aminuddin, pimpinan

cabang PKB Provinsi Banten;

Dengan kekuasaan mobilisasinya

sebagai tokoh jawara, Chasan

Sochib berusaha mengontrol

Satkar Ulama;

4 Jabatan Resmi

(Elite/Demokrasi)

a. Ketua MUI Pandeglang, KH

Datep mengeluarkan sebuah

fatwa untuk memilih Dimyati

dalam pemilu 2005;

b. Dimyati Natakusumah memiliki

pengaruh kuat di kalangan kiai

terutama karena dia merupakan

ketua PPP provinsi Banten;

c. H. Tubagus Chasan Sochib

memimpin Satkar Jawara sejak

pendiriannya 1971;

5 Kekuasaan Material

(Oligarki)

a. Pada acara arahan dari ketua

umum Golkar, Akbar Tanjung,

tentang Koalisi Nasional bagi

para Pimpinan dan Kader Golkar

Banten di Pandeglang pada 21

Agustus 2004, KH Ujang

Rapiudin, seorang tokoh agama

lokal, berbicara blak-blakan

tentang uang sebelum menutup

acara dengan doa dengan

mengatakan, masyarakat tidak

membutuhkan kaos atau foto

kandidat, yang

Page 238: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 211

Lanjutan Tabel 3.6.

(1) (2) (3)

terpenting adalah amplop berisi

uang;

b. Direktur sebuah lembaga Pemda

Banten, setiap saat dan

seterusnya memberikan

pendanaan proyek (di bawah

Rp50 juta) kepada seroang kiai

terkemuka tanpa melalui

prosedur penawaran terbuka;

c. Slogan sinis yang tumbuh di

masyarakat, di masa lampau,

Banten merupakan tempat bagi

ribuan kiai dan jutaan santri, tapi

sekarang, kiai

mendapatkanjutaan [rupiah dari

politikus dan pemerintah] dan

santri mendapatkan ribuan

[rupiah dari kiai];

d. Kekuatan politik jawara pada era

Reformasi tidaklah muncul

sebagai jawara tulen melainkan

jawara yang baru, yakni jawara-

pengusaha;

e. Sochib pernah khawatir

perubahan Banten menjadi

provinsi baru akan mengancam

keberlangsungan relasi bisnis

yang menjadi basis kekuasaan

material dan politiknya dengan

pejabat di provinsi Jawa Barat;

f. Tidak ada data resmi yang

menunjukkan berapa total

kekayaan Sochib secara pribadi

yang menggurita. Data tersebut

baru bisa terlacak pada total

kekayaan beberapa anggota ;

Page 239: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

212 Oligarki dan Demokrasi...

Lanjutan Tabel 3.6.

(1) (2) (3)

g. keluarga besarnya yang

menempati jabatan publik, yakni

melalui Laporan Harta Kekayaan

Pejabat Negara (LHKPN) di

Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK);

Sochib memiliki perusahaan-

perusaan yang terdaftar tidak

atas nama dirinya, bahkan

seringkali menggunakan

perusahaan-perusahaan lain yang

bukan miliknya sebagai strategi

untuk memenangkan tender.

Dari Tabel 3.6. di atas, peneliti menyimpulkan bahwa baik

kiai dan jawara pada era Reformasi, sama-sama memiliki kekua-

saan mobilisasi yang besar. Akan tetapi, besarnya kekuasaan

mobilisasi kiai justru masih menjadi ‘bancakan’ para politisi

sehingga kekuatan tersebut terpragmentasi ke dalam beberapa

partai politik. Akibatnya, kekuasaan mobilisasi kiai yang sejatinya

besar itu menjadi lemah. Sementara itu, kekuasaan mobilisasi

jawara justru mendapat tambahan ‘amunisi’ dari tiga sumber daya

kekuasaan lain, yaitu: kekuasaan jabatan resmi, koersif, dan

material. Dua kekuasaan terakhir dari jawara inilah yang justru

berbalik mengooptasi kekuasaan mobilisasi kiai. Salah satu bukti

konkretnya adalah kooptasi jawara terhadap Satkar Ulama.

Pada akhirnya, peneliti menarik kesimpulan dari keseluru-

han pembahasan bab III mengenai sumber daya kekuasaan kiai dan

jawara di Banten sejak era kolonial hingga era Reformasi sebagai-

mana terangkum pada tabel 3.7. berikut ini:

Page 240: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 213

Tabel 3.7. Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara

N

o Periode

Lima Sumber Daya Kekuasaan

Hak

Politik

Formal

Kekuasaan

Mobilisasi

Jabatan

Resmi

Kekuasaan

Koersif

Kekuasaan

Material

1 Era Kolonial x Kiai

Jawara

Kiai

Jawara Jawara x

2

Era

Soekarno

(Orde Lama)

Kiai

Jawara

Kiai

Jawara

Kiai

Jawara Jawara x

3 Era Soeharto

(Orde Baru)

Kiai

Jawara

Kiai

Jawara

Kiai

Jawara Jawara Jawara

4 Era

Reformasi

Kiai

Jawara

Kiai

Jawara

Kiai

Jawara Jawara Jawara

Sumber: Dirangkum dari keseluruhan pembahasan bab III

mengenai sumber daya kekuasaan kiai dan jawara

di Banten sejak era kolonial hingga reformasi.

Dari Tabel 3.7. peneliti menarik beberapa kesimpulan,

yaitu: Pertama, pada era kolonial baik kiai maupun jawara sama-

sama merupakan elite bagi masyarakat Banten. Yang mencirikan

kekuasaan elite mereka yang paling menonjol adalah mobilisasi.

Di antara indikator-indikatornya adalah mobilisasi masa oleh kiai

dan jawara untuk melakukan beberapa pemberontakan, yakni (a)

pemberontakan melawawan penjajah pada pada abad 19 di mana

kiai berhasil memobilisasi masyarakat untuk memberontak seperti

puncak pemberontakan petani di Cilegon pada 1888 yang dipim-

pin oleh Kiai Haji Wasid; (b) Pada 1888, beberapa kiai yang

sangat berpengaruh mengendalikan sentimen anti-Barat melalui

kajian mereka di Mekah. Mereka memimpin sebuah pemberonta-

kan dalam skala besar. Para kiai menyiapkan dan mengorganisasi

pemberontakan melalui jaringan dengan murid-murid mereka; dan

(c) Kiai juga memainkan kekuasaan penting dalam memobilisasi

pemberontakan komunis di Banten pada 1926.

Sedangkan kekuasaan jabatan resmi pada era kolonial

sama-sama dimiliki baik oleh kiai maupun jawara. Di antara buk-

tinya adalah kiai sebagai pemimpin agama (religious) dan jawara

Page 241: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

214 Oligarki dan Demokrasi...

sebagai pemimpin darigama (profan), yakni pemerintahan desa.

Sementara itu, kekuasaan koersif lebih banyak dimiliki oleh para

jawara. Salah satu alasannya adalah jawara memiliki semacam

kekuatan sosial yang memungkinkan mereka sewaktu-waktu me-

langgar aturan masyarakat dan menggertak dengan menggunakan

kesaktiannya saat diperlukan. Semua itu, merupakan sumber daya

kekuaaan elite bagi kiai dan jawara. Oleh karena itu, pada era

kolonial, untuk sumber daya kekuasaan oligarkis, baik kiai mau-

pun jawara belum memilikinya. Benih-benih oligarki--terutama

pada jawara—memang sudah muncul sejak era kolonial karena

secara antropologis keduanya merupakan kelompok terkaya di

masyarakat. Akan tetapi, kekayaan tersebut belum masuk kategori

oligark.

Kedua, dinamika sumber daya kekuasaan kiai dan jawara

pada era Soekarno (Orde Lama) tidak jauh berbeda dengan kondisi

pada era kolonial. Artinya, dua entitas informal leader itu sama-

sama memiliki sumber daya kekuasaan elite dan benih-benih

kekuasaan oligarkis. Yang berbeda adalah aktor yang berhadapan

dengan kiai dan jawara. Jika pada era kolonial, kiai dan jawara

berhadapan dengan penjajah yang menjadi musuh bersama (com-mon enemy), pada era Soekarno mereka berhadapan dengan peme-

rintah pusat. Walhasil, kiai, jawara, dan pemerintah pusat lebih

merupakan representasi dialektis kekuasaan elite dibandingkan

oligarki.

Ketiga, pada era Soeharto (Orde Baru), kekuasaan elite

dari kiai dan jawara justru dikooptasi dan dimanfaatkan oleh

rezim Orde Baru dengan kekuasaan material dan koersifnya yang

menonjol. Akan tetapi, hubungan rezim dengan jawara justru

saling menguntungkan sementara tidak untuk kiai. Orde Baru

hanya memanfaatkan kekuasaan elite kiai melalui mobilisasi

meraka sedangkan hubungannya dengan jawara lebih mengun-

tungkan secara ekonomi. Hal tersebut terjadi karena sifat dasar

dari kiai sebagai elite sedangkan jawara berperan sebagai oligark.

Jadi, jika hubungan Orde Baru dengan kiai terbatas pada konteks

kepentingan elite sedangkan hubungannya dengan jawara juga

Page 242: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 215

mencakup konteks bisnis. Akibatnya, benih-benih oligarki tumbuh

subur pada jawara sedangkan pada kiai tidak.

Keempat, pada era Reformasi, baik kiai dan jawara sama-

sama memiliki kekuasaan mobilisasi yang besar. Akan tetapi,

besarnya kekuasaan mobilisasi kiai justru masih menjadi ‘banca-

kan’ para politisi sebagaimana terjadi pada era Orde Baru. Oleh

karena itu, kekuatan kiai tersebut terpragmentasi ke dalam bebe-

rapa partai politik. Kekuasaan mobilisasi kiai yang sejatinya besar

itu pun menjadi lemah. Sementara itu, kekuasaan mobilisasi

jawara justru mendapat tambahan ‘amunisi’ dari tiga sumber daya

kekuasaan lain, yaitu: kekuasaan jabatan resmi, koersif, dan mate-

rial. Dua kekuasaan terakhir dari jawara inilah yang justru berbalik

mengooptasi kekuasaan mobilisasi kiai. Salah satu bukti konkret-

nya adalah kooptasi jawara terhadap Satkar Ulama.

Di atas semua itu, kiai yang semula merupakan guru para

jawara terdegradasi seiring besarnya kekuasaan oligarkis jawara

dan rongrongan kepentingan para politikus dan partainya. []

Page 243: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

216 Oligarki dan Demokrasi...

Page 244: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 217

Bab IV

JAWARA DAN SUMBER DAYA KEKUASAAN MATERIAL

DI BANTEN

Banyak anggota keluarga besar Tubagus Chasan Sochib

berada di tampuk kekuasaan baik eksekutif maupun legislatif.

Pada bab IV ini, peneliti mengelaborasi bagaimana sumber daya

material yang menjadi basis kekuasaan oligarkis beroperasi pada

keluarga besar jawara tersebut. Tidak seperti bab III yang mem-

bandingkan kekuasaan elite kiai dengan kekuasaan oligarkis jawa-

ra, pada bab ini peneliti lebih fokus pada kekuasaan material dari

para warga negara terkaya di Banten itu. Mereka tumbuh menjadi

golongan kecil di dalam masyarakat sebagaimana diwakili oleh

para anggota keluarga jawara. Untuk itu, peneliti menguji empat

hal, yakni: pertama, prasyarat terbentuknya oligark dan oligarki di

Banten dan secara spesifik pada keluarga jawara Tubagus Chasan

Sochib, yakni ketidaksetaraan materi yang ekstrem (stratifikasi

material); kedua, oligark dan oligarki; ketiga, pertahanan kekaya-

an yang mencakup harta dan pendapatan; dan keempat merupakan

implikasi dari kekuasaaan oligarkis, yakni ketidaksetaraan materi

dan politik yang ekstrem. Dengan demikian, perwujudan kekua-

saan oligarkis pada keluarga jawara bisa tergambarkan dengan

jelas.

A. Pembentukan Provinsi Banten: Antara Motif Material dan

Nonmaterial

Dengan diwarnai pawai seadanya, provinsi Banten secara

resmi terbentuk pada 4 Oktober 2000.1 Banten merupakan provin-

1Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000

tentang Pembentukan Provinsi Banten.

Page 245: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

218 Oligarki dan Demokrasi...

si pertama di Indonesia pasca-Orde Baru dan pertama terbentuk di

pulau Jawa sejak 1950 ketika empat provinsi lain, yaitu Jawa

Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan

Jawa Barat sudah dikukuhkan.2Banten juga merupakan satu dari

lima provinsi baru yang berdiri sejak berlakunya Undang-undang

Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah3 dan Undang-

undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah.4 Banten menjadi ‘kotak

pandora’ bagi terciptanya provinsi-provinsi baru lain melalui

pemekaran provinsi induknya. Provinsi-provinsi baru tersebut

adalah Bangka Belitung, Gorontalo, Maluku Utara, dan Kepulauan

Riau.5

Dari segi etnis, Okamoto Masaaki dan Abdul Hamid

mencatat komposisi wilayah Banten terbagi dua.Wilayah utara

ditempati oleh etnis Jawa dan di selatan ditempati oleh etnis

Sunda. Wilayah utara merupakan tempat di mana jawara terkon-

sentrasi, dan mereka dulu mendukung pemberontakan komunis

pada 1926. Garis pemisah dua wilayah tersebut adalah di sekitar

dua kecamatan Ciomas dan Pabuaran. Dua kecamatan tersebut

merupakan penutur bahasa Sunda yang terkenal dengan keulama-

an dan kejawaraannya. Chasan Sochib berasal dari daerah ini.

Pusat ekonomi, politik, sosial, dan budaya Banten selalu berada di

2George Quinn, “Coming Apart and Staying Together at the

Centre: Debates Over Provincial Status in Java and Madura,” dalam

Local Power and Politics in Indonesia: Decentralication and Democrati-sation, eds. Edward Aspinall and Greg Fealy (Pasir Panjang, Singapura:

Institute of Southeast Asian Studies (Iseas), 2003), 164-5. 3Syarif Hidayat, “Pilkada, Money Politics and the Dangers of

“Informal Governance” Practices,” dalam Deepening Democracy in Indo-nesia? Direct Elections for Local Leaders (Pilkada), eds. Maribeth Erb

dan Priyambudi Sulistiyanto (Singapura: Institute of Southeast Asian

Sudies, 2009), 135. 4Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 5Khatib Mansur, Perjuangan Rakyat Banten menuju Provinsi

(Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2001), 531.

Page 246: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 219

utara. Wilayah utara mendominasi wilayah selatan. Akan tetapi,

di sana tidak ada catatan sejarah dan jejak rekam tentang gesekan

antara dua kelompok bahasa (Jawa-Sunda). Identitas kedaerahan

mereka sebagai orang Banten menjadi faktor yang lebih kuat.6

Perihal bahasa, George Quinn (2003), juga mengakui hal

ini menjadi isu dalam pembentukan provinsi Banten meskipun

bukan menjadi salah satu yang utama. Selain bahasa Indonesia dan

Sunda, bahasa Jawa juga dituturkan di Banten terutama di kabu-

paten Serang dan sekitarnya. Para penutur bahasa Jawa banga

dengan dialek lokal mereka yang unik. Hanya saja, Quinn menga-

kui di masa lampau, para penutur bahasa Jawa tersinggung dengan

apa yang mereka lihat sebagai anti-bias bahasa Jawa di antara

pejabat-pejabat dalam pemerintah provinsi Jawa Barat yang

didominasi oleh orang-orang Sunda.7 Oleh karena itu, saat ini

meski semua perbedaan baik hidup di utara maupun di bagian

selatan dari Banten, mereka sepakat menyebut diri mereka sendiri

orang Banten dan memiliki provinsi sendiri yaitu Banten, sebuah

usaha yang akhirnya terealisasi pada tahun 2000.8

Dengan ibu kota Serang, sekitar 70 kilometer sebelah ba-

rat Jakarta, Banten hanya memiliki sedikit populasi, hanya sekitar

8 juta penduduk.9 Pada 2010, penduduk Banten berjumlah 10,6

juta, 11,7 juta di 2014, dan meningkat menjadi 11,9 juta jiwa pada

2015. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk per tahun dalam

kurun 2010-2015 sebesar 2,27% dan 2,14% selama 2014-2015.10

6Okamoto Masaaki dan Abdul Hamid. “Jawara in Power, 1999-

2007.” Indonesia 86 (2008): 113. 7Quinn, “Coming Apart,” 166.

8Masaaki dan Hamid. “Jawara in Power,” 113.

9George Quinn, “Coming Apart and Staying Together at the

Centre: Debates Over Provincial Status in Java and Madura,” dalam

Local Power and Politics in Indonesia: Decentralication and Democrati-sation, eds. Edward Aspinall and Greg Fealy (Pasir Panjang, Singapura:

Institute of Southeast Asian Studies (Iseas), 2003), 164-5. 10

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Provinsi Banten dalam Angka 2016 (Serang: BPS Provinsi Banten, 2016), 57.

Page 247: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

220 Oligarki dan Demokrasi...

Pada 2016, penduduk Banten berjumlah 12,2 juta jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk 2010-2016 sebesar 1,88% dan 2015-2016

di level 2,07%.11

Provinsi ini, pada mulanya, terdiri dari empat kabupaten,

yakni Tangerang, Serang, Lebak, dan Pandeglang serta dua peme-

rintahan kota yang otonom, yaitu Tangerang dan Cilegon.12

Pada

tanggal 2 November 2007, Serang kemudian ditetapkan sebagai

kota yang otonom13

yang semula merupakan bagian dari wilayah

Kabupaten Serang. Pada tanggal 29 Oktober 2008, Kota Tange-

rang Selatanjugadiresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Mardi-

yanto14

(lihat Gambar 4.1.).

Gambar 4.1. Peta Wilayah Provinsi Banten

11

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Provinsi Banten dalam Angka 2017 (Serang: BPS Provinsi Banten, 2017), 61.

12Quinn, “Coming Apart,” 164-5.

13Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2007

tentang Pembentukan Kota Serang di Provinsi Banten. 14

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2008

tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten.

Page 248: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 221

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, Provinsi Banten dalam Angka 2016, (Serang: BPS Provinsi Banten, 2016), iii.

Para elite Banten, menurut Quinn, sudah lama memendam

rasa sakit hati terhadap apa yang mereka persepsikan sebagai

pengabaian daerah tersebut oleh pemerintahan provinsi Jawa

Barat di Bandung. Meski aset-aset ekonomi Banten berlimpah

ruah, empat kabupaten masih tetap merupakan yang termiskin di

Jawa Barat.15

Perihal wilayah termiskin, Masaaki dan Hamid

menggambarkan, bagian utara dan timur provinsi Banten, yaitu

kota Cilegon, kota Serang, bagian utara kabupaten Serang, Kota

Tangerang dan Kabupaten Tangerang merupakan wilayah indus-

tri.16

Sementara itu, wilayah selatan provinsi yang mencakup

Lebak, Pandeglang, dan bagian selatan Serang adalah area pertain-

an dan miskin. Kebanyakan pesantren, lanjut Masaaki dan Hamid,

hidup di wilayah Selatan.17

Masyarakat merasa bahwa mereka

disisihkan atau diberi status yang lebih rendah dan diperlakukan

seperti anak tiri (dianaktirikan) jika dibandingkan dengan wila-

yah-wilayah lain di provinsi tersebut.18

Inilah yang menjadi alasan

material (ekonomi)19

pembentukan provinsi Banten.

Wilayah provinsi Banten menguasai ujung pulau Jawa

yang sebelumnya merupakan seperlima area tanah dan populasi

provinsi Jawa Barat.20

Sekilas saja bisa diketahui, menurut Quinn,

Banten memiliki sumber daya ekonomi yang besar dan potensial.21

Dalam persepktif oligarkis,22

sumber daya ekonomi inilah menjadi

daya tarik bagi para elite Banten untuk mendapatkan akses

15

Quinn, “Coming Apart,” 166. 16

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 113-14. 17

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 113-14. 18

Quinn, “Coming Apart,” 166. 19

Winters, Oligarchy, 18. 20

Quinn, “Coming Apart,” 165. 21

Quinn, “Coming Apart,” 165. 22

Jeffrey A. Winters, Oligarchy (New York: Cambridge Univer-

sity Press, 2011), 18.

Page 249: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

222 Oligarki dan Demokrasi...

meraupnya. Bagi yang berhasil, sumber daya kekuasaan material23

itu mentransformasikan mereka menjadi elite oligark dan bagi

yang kurang berhasil, tetap mempertahankan mereka sebagai elite.

Dialektika elite dan oligark di Banten cukup menarik perhartian

para sarjana.

Setengah provinsi sebelah utara, Quinn (2003) mendes-

kripsikan, terbentang sepanjang pantai mulai dari pinggiran kota

Jakarta sebelah barat hingga selat Sunda. Begitu juga dengan

bandara internasional Soekarno-Hatta, area manufaktur ringan

Tangerang dan kompleks pabrik baja dan kimia di Cilegon. Jalan

raya utama menjulur yang menghubungkan Jakarta dengan Merak

merupakan titik penyeberangan super sibuk ke pulau Sumatera.

Sepanjang selat Sunda ke arah selatan terletak sebuah area sangat

terkenal dengan beberapa objek wisata bagi wisatawan. Pantai

Carita dan daerah-daerah tetangganya berkembang pesat sebagai

resort pantai yang sangat menarik bagi wisatawan kaya asal

Jakarta. Di selat Sunda terdapat pulau kecil Krakatau yang

membara dan pintu gerbang pulau Sabesi dan Sangian. Di pojok

barat daya, Taman Nasional Ujung Kulon jadi magnet tersendiri

bagi pengunjung yang tertarik dengan sisa-sisa terakhir dari fauna

dan flora Jawa yang liar. Di pedalaman, masyarakat Baduy yang

murni dari pengaruh modernitas menwarkan sebuah lintasan

budaya yang memiliki hubungan dengan masa pra-Islam di Jawa

masa lampau.24

Hasrat untuk memisahkan Banten dari provinsi Jawa

Barat bukanlah hal baru. Sebagai daerah otonom, menurut Syarif

Hidayat (2007), Banten sebenarnya sudah punya sejarah panjang

selama masa kesultanan (1552-1809).25

Akan tetapi, selama

penjajahan Belanda, dengan penghapusan Kesultanan Banten, area

23

Winters, Oligarchy, 18. 24

Quinn, “Coming Apart,” 165. 25

Syarif Hidayat, “Shadow State? Business and Politics in the

Province of Banten,” dalam Renegotiating Boundaries: Local Politicss in post-Suharto Indonesia, eds. Henk Schulte Nordholt dan Gerry van

Klinken (Leiden: KITLV Press, 2007), 206.

Page 250: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 223

Banten kehilangan otonominya pada 1817. Banten pun berubah

dari kesultanan menjadi keresidenan.26

Beberapa sarjana melihat dua alasan utama pendirian

provinsi tersebut, yakni motif material dan nonmaterial. Oleh

karena itu, motif-motif pendirian provinsi Banten menunjukkan

motif material yang menjadi sumber daya kekuasaan oligarkis

tidak absen dalam percaturan pemekaran suatu wilayah. Di antara

sarjana yang melihat motif material sekaligus nonmaterial adalah

Syarif Hidayat (2009). Menurut dia, dengan berlakunya Undang-

undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan Daerah,27

rezim Soeharto memecah Banten menjadi beberapa kabupaten di

bawah Provinsi Jawa Barat. Pemecahan ini membawa implikasi

tersendiri bagi Banten dengan berbagai kerugiannya. Salah satu

buktinya adalah level pendidikan (motif nonmaterial) dan kesejah-

teraan masyarakat Banten (motif material) menjadi yang terendah

di Jawa Barat hingga berakhirnya masa Orde Baru.28

“Semua itu,

dapat membantu menjelaskan gerakan untuk mendirikan provinsi

Banten yang terpisah dari Jawa Barat, yang sebenarnya sudah

dimulai pada akhir 1950-an.”29

Selain alasan material, Quinn (2003) juga memberikan

sederet alasan nonmaterial perihal pendirian Banten sebagai

provinsi baru, yaitu: persepsi masyarakat luas di kawasan ini

menunjukkan bahwa Banten merupakan sebuah entitas budaya

dan pemerintahan yang berbeda. Persepsi ini sudah diwariskan

dari masa penjajahan Belanda yang saat itu Banten merupakan

keresidenan terpisah. Oleh karena itu, menurut Quinn, Banten

26

Khatib Mansur, Perjuangan Rakyat Banten menuju Provinsi (Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2001), 531.

27Lihat Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 5

Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah. 28

Mansur, Perjuangan Rakyat Banten, 166-7. 29

Hidayat, “Shadow State,” 206.

Page 251: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

224 Oligarki dan Demokrasi...

memiliki atribut karakter, sejarah, dan organisasi sosial yang

unik.30

Pada akhir 1960-an, selama pergolakan tahun-tahun awal

Orde Baru, kampanye sudah dibingkai untuk mendirikan sebuah

provinsi Banten hingga pada akhirnya menelan kegagalan.31

Seiring lengsernya Soeharto pada Mei 1998 dan berlangsungnya

pembuatan Rancangan Undang-undang Otonomi Daerah di bawah

pemerintahan Habibie, isu status provinsi untuk Banten pun

kembali menjadi agenda.32

Setelah terkubur selama rezim Orde

Baru, keinginan untuk mendirikan sebuah provinsi muncul kem-

bali pada awal 1999.

Oleh karena itu, sejumlah organisasi dibentuk. Paling

tidak, ada tiga organisasi penting, yaitu Komite Pembentukan

Provinsi Banten pimpinan Uwes Qorny; Kelompok Kerja Pemben-

tukan Provinsi Banten (Pokja PBB) yang dipimpin oleh H. Irsyad

Djuwaeli; dan Badan Koordinasi Pembentukan Provinsi Banten

yang diketuai oleh H. Tb. Triyana Sjam‘un. Para tokoh masyara-

kat dan elemen-elemen lain dari masyarakat termasuk jawara dan

pengusaha turut bergabung, dan mengatur strategi baik formal

maupun informal. Semuanya bekerja bersama-sama dalam satu

irama.33

Chasan Sochib merupakan representasi jawara yang

tergabung dalam pembentukan provinsi Banten yang merupakan

semangat dari momentum pascareformasi 1998. Padahal, pada

awalnya, Sochib sendiri kurang memberikan dukungan terhadap

reformasi yang berakhir pada lengsernya Soeharto sebagai presi-

den. Dengan alasannya sendiri, Sohib juga, pada awalnya, kurang

mendukung pemisahan Banten dari provinsi Jawa Barat. Akibat-

30

E. Gobee, Sumitro dan Ranneft, “The Bantam Report,” dalam

Harry J. Benda dan Ruth T. McVey (Eds.), The Communist Uprisings of 1926-1927 in Indonesia: Key Documents (Ithaca: Cornell University,

1960), 22 seperti dikutip Quinn, “Coming Apart,” 165. 31

Quinn, “Coming Apart,” 165. 32

Quinn, “Coming Apart,” 165. 33

Hidayat, “Shadow State,” 206.

Page 252: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 225

nya, para mahasiswa mengkritik Sochib terutama karena kedeka-

tannya dengan Soeharto. Dia merespons, “Anda tahu, Pak Harto

[Soeharto] masih presiden kita. Kita harus menghormatinya!”34

Namun demikian, era reformasi berdampak luas di Banten.

Para mahasiswa di seluruh negeri melakukan gerakan protes mela-

wan Soeharto dan rezimnya, menuntut pengunduran dirinya dan

reformasi pemerintahan. Sikap Sochib pun berubah saat Soeharto

mengundurkan diri.Ketika mahasiswa melawannya mengikuti

momentum reformasi, akhirnya, Sochib terjun ke gelombang re-

formasi seraya mengatakan, “Pak Harto benar-benar mengundur-

kan diri. Setelah pengunduran dirinya, saya akhirnya memutuskan

sikap saya. Pak Harto mengundurkan diri setelah kontemplasi

yang panjang. Sekarang, saya juga pasti akanmendukung refor-

masi.”35

Dengan kata lain, menurut Masaaki dan Hamid, sesaat

setelah Soeharto mengundurkan diri menunjukkan bahwa Sochib

sudah berubah pikiran setelah melakukan banyak pertimbangan

yang bijaksana. Akhirnya, Sochib pun bisa mengubah pikirannya

untuk mendukung reformasi.36

Angin pun terus bertiup untuk Chasan Sochib. Gerakan

untuk memisahkan Banten dari provinsi Jawa Barat bermula pada

Februari 1999. Alasan Sochib pada mulanya kurang mendukung

rencana tersebut, Masaaki dan Hamid menengarai karena perusa-

haannya masih terlibat dalam sebuah proyek konstruksi jalan skala

besar di kabupaten Tasikmalaya. Perusahaan Sochib masih dikon-

trak oleh pemerintah provinsi Jawa Barat. Akan tetapi, ketika dia

menyadari bahwa gerakan pemisahan sudah berakar dalam dan

dukungan meluas di Banten, Sochib menjadi pendukung yang

antusias. Dia menjadi penasihat umum Badan Koordinasi Pem-

bentukan Provinsi Banten (Bakor PPB) pada Februari 2000. Bakor

merupakan organisasi untuk mempromosikan pendirian provinsi

baru tersebut. Mobilisasi masa, dana, dan kampanye lobi diarah-

34

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 119. 35

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 119. 36

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 119.

Page 253: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

226 Oligarki dan Demokrasi...

kan kepada pemerintahan pusat yang pada akhinya menghasilkan

buah. Pada Oktober 2000, undang-undang pendirian provinsi

Banten sudah disahkan di DPR. Ribuan masyarakat Banten

menyambut perubahan tersebut dan Sochib, dengan cerdas, sudah

memastikan bahwa dia sudah berada dalam posisi berjasa dalam

pengesahan undang-undang tersebut.37

Setelah pemilihan umum 7 Juni 1999 dan berikutnya

diselenggarakan pemilu baru, secara demokratis terpilihlah parle-

men. Panitia Khusus (Pansus) pun tebentuk diDPR untuk menyu-

sun rancangan pembentukan provinsi Banten. Dengan dukungan

yang tegas dari empat DPRD Banten dan persetujuan dari Surjadi

Sudirja, Menteri Dalam Negeri era Presiden Abdurrahman Wahid

yang notabene orang Banten, pembentukan provinsi Banten

disetujui oleh DPR pada Mei 2000.Provinsi tersebut secara formal

diresmikan empat bulan kemudian, September.38

Jalan panjang

masyarakat Banten untuk mencapai ambisi mereka sampailah

pada klimaknya pada 4 Oktober 2000, ketika Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR) RI meloloskan Undang-undang Pembentukan

Provinsi Banten, yakni Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000.39

Quinn menegaskan, masyarkat Bantenmemiliki hasrat

untuk punya akses langsung terhadap sumber daya ekonomi

daerah (alasan material). Keinginan tersebut merupakan salah satu

mesin yang menggerakkan kampanye untuk provinsi baru. Akan

tetapi, hal ini bukanlah berarti satu-satunya pemantikatau bahkan

bukanlah pertimbangan yang utama. Pelimpahan anggaran dan

kekuasaan kebijakan ke pemerintah daerah, lanjut Quinn, justru

memperlemah gagasan pembentukan provinsi tersebut sebagai

lokus utama kekuasaan ekonomi. Dorongan pemisahan Banten

dari Jawa Barattersebut, kata dia, lebih karena faktor-faktor

historical-cultural yang tampak sudah ada paling tidak sebagai-

37

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 119. 38

Quinn, “Coming Apart,” 165. 39

Hidayat, “Shadow State,” 206.

Page 254: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 227

mana sebanyak dukungan untuk mengampanyekan keinginan

anggaran dan otonomi politik yang lebih besar.40

Selain alasan material, terdapat kepercayaan diri yang luas

bahwa status barunya sebagai provinsi akan mengembalikan ke-

banggaan pada identitas dan pusaka Banten. Ini juga akan mem-

berikan momentum yang lebih besar atas usaha-usaha untuk

memberantas kemiskinan di wilayah tersebut. Identitas Banten

yang unik tampak melekat dalam empat ranah utama: sejarah,

agama, bahasa, dan persepsinya tentang karakter khusus masyara-

kat Banten.41

Provinsi Banten juga dipromosikan sebagai pewaris perda-

gangan besar42

dari Banten lama. Banten lama yang merupakan

benteng mengesankan sebagian masih bisa tetap bisa disaksikan di

pantai Banten Lama sekitar 20 kilometer dari Serang. Pada tahun

1500-an, Banten memperluas pengaruhnya hingga sebagian besar

Jawa Barat dan Sumatera Selatan. Banten mencapai puncak ke-

kuasaan komersialnya pada pertengahan 1600-an ketika populasi

mencapai kisaran 150.000. Lebih jauh, Banten Lama merupakan

kota terbesar dan pelabuhan terpenting di kepulauan Asia Tengga-

ra saat itu.43

Kebanyakan masyarakat Bantenjuga percaya bahwa kota

Banten memainkan peranan penting dalam penyebaran agama

Islam di pulau Jawa.44

Setelah penaklukannya oleh negara Islam

Demak pada 1527, Banten menjadi pusat religiusitas dan kesarja-

naan. Masyarakat Banten juga secara khusus bangga dengan

40

Quinn, “Coming Apart,” 166. 41

Quinn, “Coming Apart,” 166. 42

Lihat juga Claude Guillot, “Urban Patterns and Polities in

Malay Trading Cities, Fifteenth through Seventeenth Centuries,” Indo-nesia 80 (Oktober 2005): 39-51.

43Quinn, “Coming Apart,” 166. Lihat juga, Guillot, 1990.

44Lihat juga Andi M. Faisal Bakti, “Islam and Nation Formation

in Indonesia” (Tesis Master of Arts (M.A.), the Faculty of Graduate

Studies and Research, Institute of Islamic Studies, McGill University,

1993), 11.

Page 255: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

228 Oligarki dan Demokrasi...

masjid kuno yang terletak di pusat Banten Lama yang dibangun

seperti sedia kala pada1560-an. Bersama dengan makam suci di

dekatnya, masjid kuno tetap merupakan salah satu pusat ziarah

Islam yang sangat penting di Indonesia. Hari ini, sebagian kala-

ngan memandang bahwa status Banten sebagai provinsi baru

merupakan platform bagi peningkatan aspirasi-aspirasi keagama-

an, termasuk implementasi perda syariat.45

Imajinasi umum masyarakat Banten melihat diri mereka

sebagai orang yang berpikiran merdeka. Sebagian akan bangga

menuturkan cerita tentang beberapa pemberontakan leluhur mere-

ka terhadap kerajaan Belanda. Karakter masyarakat Banten dike-

nal menyatu dalam stereotip tentang jawara. Dua ratus tahun lalu,

istilah ini menunjukkan sebuah kategori sosial tentang anak muda

yang bekerja serabutan.46

Selama banyak sekali pemberontakan

pada abad 19, jawara menjadi tentara bayaran dengan kualitas

kepemimpinan dan keberanian melawan hukum. Mereka dianggap

menguasai magic yang mewarnai seni bela diri pencak silat. Akan

tetapi, pihak Belanda menganggap mereka sebagai penyamun dan

penjahat. Masyarakat Bantensecara jelas melihat jawara dengan

cahaya yang lebih simpatik bahkan seringkali romantis.47

Sekarang, menurut Quinn, istilah jawara sering diterapkan

secara lebih longgar pada pemimpin tingkat desa dan orang kuat

lokal yang menyatu dengan lembaga Islam.48

Meski nada proble-

matik berlebihan melekat pada istilah jawara, provinsi baru

Banten sudah dijuluki sebagai Bumi Jawara baik oleh masyarakat

Banten sendiri maupun oleh orang luar.49

Ironisnya, bahkan mung-

kin tak terelakkan, sejak pembentukan provinsi tersebut, beberapa

komponen wilayah Banten sudah dituduh menelantarkan pemerin-

45

Quinn, “Coming Apart,” 166. 46

Sartono Kartodirjo, Modern Indonesia, Tradition and Trans-formation: A Socio-Historical Perspective (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 1984), 204. 47

Quinn, “Coming Apart,” 166-7. 48

Quinn, “Coming Apart,” 167. 49

Quinn, “Coming Apart,” 167.

Page 256: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 229

tahan baru di Serang. Sebagai contoh, pada September 2002,

pemerintah kota Tangerang mengeluhkan pemerintahan provinsi

dengan penuh kepahitan. Pemerintahan provinsi dinilai tidak me-

nyalurkan secara patut miliaran rupiah dalam dana pembangunan

dan rehabilitasi banjir. Dalam pemerintahan kota, bahkan ada

pembicaraan gelap tentang pemisahan diri dari Banten.50

Sebagai

rangkuman, lihat Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Motif Material dan Nonmaterial

Pembentukan Provinsi Banten

No. Motif Material Motif Nonmaterial

(1) (2) (3)

1

Undang-undang Nomor 25

tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan

Daerah;

Bahasa (Indonesia, Sunda, dan

Jawa Banten) menjadi salah satu

isu. Di masa lampau, para

penutur bahasa Jawa tersinggung

dengan sikap anti-bias bahasa

Jawa di antara para pejabat

provinsi Jawa Barat;

2

Banten menguasai area dan

populasi provinsi Jawa

Barat yang menjadi sumber

daya ekonomi yang besar

dan potensial;

Di pedalaman, masyarakat Baduy

yang murni dari pengaruh

modernitas menawarkan sebuah

lintasan budaya yang memiliki

hubungan dengan masa pra-Islam

di Jawa masa lampau;

3 Bandara Internasional

Soekarno-Hatta;

Di bawah pemerintahan Jawa

Barat level pendidikan menjadi

yang terendah di Jawa Barat

hingga berakhirnya masa Orde

Baru;

4 Area manufaktur ringan

Tangerang;

Persepsi masyarakat luas

menunjukan bahwa Banten

merupakan sebuah entitas budaya

dan pemerintahan yang

50

Quinn, “Coming Apart,” 167.

Page 257: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

230 Oligarki dan Demokrasi...

Lanjutan Tabel 4.1. (1) (2) (3)

berbeda dari Jawa Barat;

5 Kompleks pabrik baja dan

kimia di Cilegon;

Faktor-faktor historikal-kultural

yang menjadi dorongan

pemisahan provinsi paling tidak

sama kuatnya dengan kampanye

otonomi anggaran dan politik

yang lebih besar;

6

Jalan raya utama yang

menghubungkan Jakarta

dengan Merak merupakan

titik penyeberangan super

sibuk ke pulau Sumatera;

Status baru sebagai provinsi

diyakini akan mengembalikan

kebanggaan pada identitas dan

pusaka Banten; Identitas Banten

yang unik melekat melekat dalam

empat ranah utama, yaitu sejarah,

agama, bahasa, dan persepsinya

tentang karakter khusus

masyarakat Banten;

7

Sepanjang selat Sunda ke

arah Selatan terletak sebuah

area sangat terkenal dengan

beberapa objek wisata bagi

wisatawan;

Kebanyakan masyarakat Banten

percaya bahwa Banten

memainkan peranan penting

dalam penyebaran agama Islam di

pulau Jawa sebagai pusat

religiusitas dan kesarjanaan

sehingga provinsi baru bagi

sebagian kalangan menjadi wadah

aspirasi-aspirasi keagamaan

termasuk implementasi perda

syariat;

8

Pantai Carita dan daerah-

daerah tetangganya

berkembang pesat sebagai

resort pantai yang sangat

menarik bagi wisatawan

kaya asal Jakarta;

Imajinasi umum masyarakat

Banten melihat diri mereka

sebagai orang yang berpikiran

merdeka;

9

Taman Nasional Ujung

Kulon menjadi magnet bagi

pengunjung yang tertarik

Sebagian masyarakat Banten

bangga menuturkan cerita

beberapa pemberontakan

Page 258: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 231

Lanjutan Tabel 4.1. (1) (2) (3)

dengan sisa-sisa terakhir

dari fauna dan flora Jawa

yang liar;

leluhur mereka terhadap

penjajahan Belanda;

10

Di bawah pemerintahan

Jawa Barat level

kesejahteraan masyarakat

Banten menjadi yang

terendah di Jawa Barat

hingga berakhirnya masa

Orde Baru;

Karakter masyarakat Banten

dikenal menyatu dengan stereotip

tentang jawara; dan

11

Masyarakat Banten

memiliki hasrat untuk punya

akses langsung terhadap

sumber daya ekonomi

daerah;

Undang-undang Nomor 22 tahun

1999 tentang Otonomi Daerah.

12

Pemerintahan Jawa Barat

dipersepsikan telah

melakukan pengabaian

terhadap Banten. Meski

aset-aset ekonomi Banten

berlimpah ruah, empat

kabupaten masih merupakan

yang termiskin di Jawa

Barat;

13

Banten sebagai provinsi

diyakini akan memberikan

momentum yang lebih besar

atas usaha-usaha untuk

memberantas kemiskinan di

wilayah tersebut; dan

14

Provinsi Banten

dipromosikan sebagai

pewaris perdagangan besar

dari Banten Lama.

Page 259: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

232 Oligarki dan Demokrasi...

Dari pemaparan Tabel 4.1. di atas, alasan material

(ekonomi) menjadi salah satu motif penting pembentukan provinsi

Banten. Motif tersebut memang bukanlah yang utama, karena

terdapat alasan sosial budaya yang sudah berakar jauh ke tahun

1950-an. Akan tetapi, alasan material bisa dibuktikan dengan

terbitnya Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perim-

bangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang

mendasari otonomi daerah dari sisi keuangan.51

Alasan material

inilah yang juga menjadi salah satu landasan pembentukan provin-

si Banten.

B. Ketimpangan Ekonomi sebagai Prasyarat Oligarki

Ketidaksetaraan material menjadi prasyarat mutlak ter-

bentuknya sistem pemerintahan oligarkis. Carl Joachim Friedrich

(1937),52

Jeffrey A. Winters dan Benjamin I. Page (2009)53

menya-

takan kekuasaan oligarkis terbentuk dan terdefinisikan oleh terja-

dinya akumulasi kekayaan secara besar-besaran di tangan seke-

lompok masyarakat yang relatif kecil (sedikit). Menurut Winters

dan Page, kekayaan tersebut menjadi sumber daya kekuasaan

(politis) yang mengejawantah dalam harta benda dan hak milik.54

Friedrich,55

Winters56

dan Page57

percaya bahwa ketidaksetaraan

materi yang ekstrem itulah, terutama saat kesejahteraan masyara-

51

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 52

Carl Joachim Friedrich, “Oligarchy,” dalam Encylopaedia of the Social Sciences, volume XI-XII, ed. Edwin R.A. Seligman (New

York: The Macmillan Company, 1937),463. 53

Jeffrey A. Winters dan Benjamin I. Page, “Oligarchy in the

United States?” Perspectives on Politics 7 (2009): 732. 54

Winters dan Page, “Oligarchy in the United States?” 732. 55

Friedrich, “Oligarchy,” 464. 56

Jeffreys A. Winters, “Oligarchy and Democracy in Indonesia,”

Indonesia 96 (Oktober 2013): 12. 57

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 744.

Page 260: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 233

kat secara keseluruhan sedang mengalami penurunan, secara nis-

caya menghasilkan ketidaksetaraan politik yang ekstrem pula.

Oleh karena itu, untuk melacak ketimpangan ekonomi

tersebut, pada subbab ini, peneliti menjelaskan beberapa topik,

yaitu: pertama, stratifikasi material58

atau ketimpangan ekonomi

di provinsi Banten terutama lebarnya gap pertumbuhan ekonomi

antara Banten sebelah utara dan selatan dan kedua, rasio yang me-

ngukur ketimpangan, yaitu the Gini Coefficient dan data-data

makroekonomi lainnya. Data-data tersebut diharapkan bisa menje-

laskan pembentukan sistem oligarkisdi provinsi Banten dari sisi

makroekonomi dan belum menunjuk pada oligark tertentu sebagai

individu. Tujuannya, untuk mencari jawaban apakah sistem peme-

rintah oligarkis tercipta atau tidak yang ditandai oleh stratifikasi

material. Namun demikian, untuk memberikan konteks pada topik

tersebut peneliti terlebih dahulu menghadirkan data tren partum-

buhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Banten

dari Badan Pusat Statistik (BPS) sejak 2000 hingga 2016.

1. Tren Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten 2000-2016

Secara ekonomi makro, PDRB merupakan pendekatan

untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan regional. Data tersebut

dihasilkan oleh institusi tertentu pada wilayah tertentu. Sebagai

contoh, di Banten terdapat industri baja terbesar di Asia Teng-

gara, yakni PT Krakatau Steel Tbk, produsen getah polipropilena,

yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, dan industri sepatu

terbesar di Asia Tenggara, yakni PT Nikomas Gemilang. Chandra

Asri merupakan industri kimia terbesar nomor tiga di Asia. Akan

tetapi, surplus usahanya lari ke luar negeri karena holdingcom-pany-nya tidak bertempat di Banten. Akibatnya, efek kesejahte-

raan perusahaan tersebut bagi masyarakat Banten tidak signifikan.

Apalagi, jika penduduk sekitar tidak dapat mengakses untuk men-

jadi faktor produksi pada industri tersebut. Paling bagus, pendu-

58

Jeffrey A. Winters, Oligarchy (New York: Cambridge Univer-

sity Press, 2011), 7.

Page 261: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

234 Oligarki dan Demokrasi...

duk sekitar hanya menjadi karyawan dan itu pun tergantung pada

level posisi dari karyawan tersebut. Industri memang memilik

multiflier effect ke Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

atau akomodasi bagi masyarakat setempat tapi tidak signifikan

jika dibandingkan dengan surplus yang didapat oleh perusahaan

induknya di luar negeri.59

Grafik 4.1 menunjukkan tren pertum-

buhan ekonomi Banten sejak berdiri sebagai provinsi pada tahun

2000 hingga tahun 2016. Lalu, pertumbuhan daerah tersebut

dibandingkan dengan tren pertumbuhan ekonomi nasional dalam

rentang tahun yang sama.

Grafik 4.1. Tren Pertumbuhan Ekonomi Banten 2000-2016

Sumber: Data diolah dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten

dan Berita Resmi Statistik BPS Pusat.

Dari Grafik 4.1. terlihat bahwa sejak berdiri sebagai pro-

vinsi pada tahun 2000 hingga 2016, pertumbuhan ekonomi Banten

mengalami tren kenaikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi

59

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Neraca

Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017.

4.53 3.95 4.11 5.07 5.63 5.88 5.57 6.04 5.77

4.71 6.56 7.03 6.83 6.67

5.51 5.4 5.26 4.86 3.32 3.66 4.1

5.13 5.6 5.5 6.3 6.1 4.5

6.1 6.5 6.23 5.58 5.02 4.88 5.02

Tren Pertumbuhan Ekonomi Banten 2000-2016

Pertumbuhan PDRB Banten (%)

Pertumbuhan PDB Indonesia (%)

Page 262: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 235

nasional. Bahkan, meski secara tren selaras dengan pertumbuhan

Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, secara posisi persenta-

senya berada di atas nasional. Hanya pada tahun 2000, 2007, dan

2008, pertumbuhan ekonomi Banten berada di bawah angka

nasional. Dalam konteks ini, pertumbuhan ekonomi Banten lebih

baik dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasio-

nal. Namun demikian, dalam lima tahun terakhir, seiring dengan

melandainya ekonomi nasional, Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Banten juga tumbuh melambat yang dipicu oleh ketidak-

pastian ekonomi global.

Pada tahun 2016, PDRB Provinsi Banten atas dasar harga

berlaku sebesar Rp516,33 triliun60

dari Rp477,94 triliun pada

2015.61

Tiga sektor utama penyumbang PDRB Provinsi Banten

terbesar, yaitu: pertama, sektor industri pengolahan sebesar

Rp168,39 triliun (32,61%) dari Rp134,33 triliun rupiah (33,48%)

pada 2015;62kedua, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi

mobil dan sepeda motor sebesar Rp61,64 triliun (11,94%) dari

Rp49,15 triliun (12,08%) pada 2015; dan ketiga, sektor transpor-

tasi dan pergudangan sebesar Rp55,34 triliun (10,72%) dari

Rp23,56 triliun (10,22%) pada 2015.63

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada tahun 2016

mencapai 5,26 persen.64

Angka tersebut lebih lambat dibanding-

kan pertumbuhan ekonomi di tahun 2015 (5,40%), tahun 2014

(5,51%), dan tahun 2013 (6,67%). Pada tahun 2016, wilayah di

provinsi Banten dengan PDRB tertinggi, yaitu Kota Tangerang

sebesar Rp136,08 triliun dari Rp126,12 triliun pada 2015.

Sedangkan kabupaten Pandeglang merupakan wilayah dengan

60

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Provinsi Banten dalam Angka 2017 (Serang: BPS Provinsi Banten, 2017), 448.

61Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Provinsi Banten

dalam Angka 2016 (Serang: BPS Provinsi Banten, 2016), 440. 62

BPS, Banten dalam Angka 2016, 440. 63

BPS, Banten dalam Angka 2016, 440. 64

BPS, Banten dalam Angka 2017, 448.

Page 263: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

236 Oligarki dan Demokrasi...

PDRB terendah, yaitu sebesar Rp22,17 triliun dari Rp20,28 triliun

pada 2015.65

Grafik 4.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi

Banten (Triliun Rupiah) atas Dasar Harga Kontan 2010 dan Harga

Berlaku Tahun 2012-201666

*Angka BPS sementara **Angka BPS sangat sementara Sumber: Data diolah dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten.

Grafik 4.2. menunjukkan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Provinsi Banten (Triliun Rupiah) atas Dasar Harga

Kontan 2010 dan Harga Berlaku Tahun 2012-2016. Angkanya

terus mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir dari

Rp310,38 triliun pada 201267

menjadi Rp387,59 triliun pada

201668

berdasarkan harga konstan 2010. Bahkan jika diukur

berdasarkan harga berlaku, tren kenaikannya sangat pesat dari

65

BPS, Banten dalam Angka 2016, 440. 66

BPS Provinsi Banten, Banten dalam Angka 2017, 448-453 dan

BPS Provinsi Banten, Banten dalam Angka 2016, 440-445. 67

BPS, Banten dalam Angka 2016, 443 dan 445. 68

BPS, Banten dalam Angka 2017, 451 dan 453.

0

100

200

300

400

500

600

2012 2013 2014 2015* 2016**

Harga Konstan 2010

Harga Berlaku

Page 264: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 237

Rp338,22 triliun pada 201269

menjadi Rp516,32 triliun pada

2016.70

Namun demikian, data tersebut baru menjelaskan sumber

daya kekuasaan material71

yang menjadi basis kekuasaan oligarkis

dari sisi makroekonomi dan belum menjelaskan apakah oligarki di

Provinsi Banten terbentuk atau tidak. Sebab, yang menjelaskan

pembentukan sistem pemerintahan oligarkis adalah stratifikasi

material72

atau ketimpangan ekonomi yang ekstrem. Oleh karena

itu, pada subbab berikutnya, peneliti menjelaskan ketimpangan

ekonomi di Provinsi Banten. Sekali lagi, data PDRB di atas hanya

memberikan konteks pada ketimpangan ekonomi tersebut yang

menjadi prasyarat pembentukan sistem pemerintahan oligarkis.

Perkembangan ekonomi Banten berdasarkan harga kons-

tan sebelum Banten menjadi provinsi terpisah dari Jawa Barat

hingga berdiri sendiri mengalami rentetan yang panjang. Di dalam

rentetan tersebut terdapat perubahan metodologi hingga tiga kali.

Karena perubahan metodologi itu, data-data yang dihasilkan bisa

digunakan untuk analisis tapi harus teliti. Sebab, untuk tahun

2000 ke belakang, PDRB menggunakan harga konstan tahun dasar

1993. Sedangkan untuk 2000-2010 menggunakan tahun dasar

2000. Untuk 2010 ke atas, menggunakan tahun dasar 2010. Untuk

menghitung pertumbuhan ekonomi, BPS masih menggunakan

tahun dasar. Sekarang, BPS sedang merancang dan dibantu pihak

dari Australia untuk menyusun pertumbuhan ekonomi yang dasar-

nya adalah tahun sebelumnya. “Jadi, nanti pertumbuhan ekonomi

akan didasarkan pada dasar tahun sebelumnya. Saat ini, dasar

tahunnya masih 10 tahun sekali.”73

Banten memisahkan diri dari Jawa Barat pada tahun 2000

dan PDRB-nya menggunakan tahun dasar 1993. Oleh karena itu,

69

BPS, Banten dalam Angka 2016, 442 dan 444 . 70

BPS, Banten dalam Angka 2017, 450 dan 452. 71

Winters, Oligarchy, 18-20. 72

Winters, Oligarchy, 7. 73

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Neraca

Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017.

Page 265: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

238 Oligarki dan Demokrasi...

ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi pada tahun tersebut

(2000) sudah mencapai 7%. Begitu masuk ke 2010-2011 bisa jatuh

ke 4%. Akan tetapi, karena perbedaan tahun dasar tadi, angka 4%

tidak menggambarkan kondisi riil sehingga jika dianalisis menjadi

bias. Kenapa menggunakan perbedaan tahun dasar, karena harga

komoditas dan ekonomi juga terus berkembang. Sesuai usul Perse-

rikatan Bangsa-bangsa (PBB), PDRB saat ini diukur menggunakan

tahun dasar 2010. “Bahkan ada rencana, untuk 2019 menggunakan

tahun dasar 2016. Menjadi lebih pendek, 5 tahun sekali, hingga

nantinya per tahun sekali yang menjadi tahun dasar penyusunan

PDRB.”74

2. Stratifikasi Material di Provinsi Banten

Dari sisi demokratisasi ekonomi yang merefleksikan tipis-

nya ketimpangan, secara statistik yang bisa dibaca dan diukur

adalah ketimpangan berdasarkan Gini Coefisien Ratio yang biasa

disebut indeks gini. Indeks gini menunjukkan kadar ketimpangan

atau stratifikasi material tersebut. Jika angkanya mendekati 0

menunjukkan tingak ketimpangan yang tipis dan jika mendekati

angka 0,45 menunjukkan ketimpangan yang berada pada level

bahaya.75

Indeks gini pada level bahaya mendindikasikan adanya

stratifikasi material76

yang esktrem dan memenuhi syarat pem-

bentukan sistem pemerintahan oligarkis. Grafik 4.3. menunjukkan

tren kenaikan ketimpangan tersebut di provinsi Banten.

74

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Nera-

ca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017. 75

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Neraca

Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017. 76

Winters, Oligarchy, 7.

Page 266: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 239

Grafik 4.3. Rasio Ketimpangan Pendapatan di Provinsi Banten

Sumber: Diolah dari data Gini Coefisien Ratio Badan Pusat Statistik

(BPS) Provinsi Banten.

Dari Grafik 4.3. terlihat ketimpangan pendapatan yang

menggambarkan bahwa kalangan atas merupakan penikmat terbe-

sar pertumbuhan ekonomi di provinsi Banten. Ketimpangan pen-

dapatan antar penduduk yang diukur dengan indeks Gini cende-

rung mengalamai kenaikan yang berarti semakin timpang. Padahal

sejatinya pertumbuhan ekonomi dapat dinikmati secara merata

oleh semua kelompok penduduk bukan sebaliknya di mana per-

tumbuhan ekonomi lebih banyak dinikmati kalangan atas. Indeks

Gini mencapai 0,39, yakni mendekati titik bahaya 0,45.77

Dengan

demikian, berdasarkan indeks Gini, sistem oligarkis terus tercipta

di provinsi Banten karena rasio ketimpangannya mendekati

ekstrem.

Selain pada Indeks Gini, ketimpangan juga bisa dilihat

dari nilai absolut PDRB per kabupaten/kota yang jaraknya sangat

terlihat jauh78

(lihat Grafik 4.4.).

77

BPS Provinsi Banten. 78

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Neraca

Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017.

0.33 0.36 0.36 0.37 0.34 0.37 0.42 0.4 0.38 0.39 0.42 0.39 0.39

2002 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Rasio Ketimpangan Pendapatan di Provinsi Banten

Indeks Gini

Page 267: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

240 Oligarki dan Demokrasi...

Grafik 4.4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas Dasar

Harga Berlaku Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten

(Triliun Rupiah) Tahun 2012-2016

*Angka BPS sementara **Angka BPS sangat sementara Sumber: Diolah dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten.

Grafik 4.4. menggambarkan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten dalam triliun rupiah sejak tahun 2012 hingga

2016. Grafik tersebut menunjukkan bahwa Kota Serang, Kabupa-

ten Lebak, dan Kabupaten Pandeglang berada di posisi tiga teren-

dah secara konsisten sejak 2012. Di lain sisi, Kota Tangerang,

Kabupaten Tangerang dan Kota Cilegon selalu menempati posisi

tiga teratas nilai nominal PDRB. Sementara itu, Kabupaten

Serang dan Kota Tangerang Selatan selalu berada di posisi tengah

secara konsisten. Dari sisi tren pertumbuhan pun, Kota Tangerang

jauh lebih pesat dibandingkan tiga wilayah, yakni Kota Serang,

Kabupaten Lebak, dan Pandeglang yang meski mengalami per-

tumbuhan tapi lambat. Dengan demikian, ketimpangan terlihat

0

20

40

60

80

100

120

140

160

2012 2013 2014 2015* 2016*

Kota Tangerang

Kab. Tangerang

Kota Cilegon

Kab. Serang

Kota TangerangSelatan

Kota Serang

Kab. Lebak

Page 268: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 241

ekstrem antara Kabupaten/Kota yang berada di wilayah utara

Banten dan wilayah selatan.

Ketimpangan ekonomi ditandai oleh dua komponen utama

di Banten, yakni wilayah industri di wilayah utara yang relatif

kaya dan wilayah pertanian di selatan yang relatif miskin. Banten

sebelah utara yang merupakan wilayah industri, yaitu: Kabupaten

Serang, Kota Serang. Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang,

Kota Tangerang Selatan, dan Kabupaten Cilegon. Sementara itu,

Banten sebelah selatan: Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten

Lebak. Meski masuk kategori wilayah industri, Kota Serang di-

sebut sebagai ‘bak beton’, yang hanya berfungsi sebagai penyang-

ga di mana ekonomi lebih banyak digerakkan oleh sektor jasa.

Saat Serang melepaskan diri dari Kabupaten, Kota Serang sebe-

narnya bisa dikatakan tidak memiliki apa-apa. Secara teritori, kota

ini dipisahkan oleh Walangkaka dan Kabupaten Serang. “Ada

industri di Walangkaka, tapi sedikit. Kalau tidak ada Walangkaka,

Kota Serang payah karena hanya mengandalkan royalti. Itu akibat

dari pemekaran yang lebih banyak dipengaruhi oleh faktor

politis.”79

Selain faktor industri, menurut BPS Provinsi Banten,

stratifikasi material80

juga salah satunya dipicu oleh adanya sense

yang timpang antara pekerja migran dan non-migran. Perusahaan-

perusahaan di Banten tidak mengutamakan penduduk setempat

dalam pengangkatan karyawan. Jika pihak industri membuka

lowongan pekerjaan, mereka enggan untuk memprosesnya karena

semua pelamar berasal dari daerah setempat. Faktanya pun, BPS

Provinsi Banten mempunyai pengalaman menguji para pelamar

pekerjaan dari Universitas Tirtayasa (Untirta) yang hasilnya mem-

perlihatkan adanya ketimpangan pengetahunan dan kecakapan

(lack of knowledge and skills) antara migran dan nonmigran.

79

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Neraca

Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017. 80

Winters, Oligarchy, 7.

Page 269: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

242 Oligarki dan Demokrasi...

Kondisi ini diperparah oleh faktor budaya di mana nonmigran

punya ketergantungan terhadap keluarga sehingga tidak ada upaya

untuk kerja keras dalam meraih pekerjaan yang layak. Di lain sisi,

migran lebih terdorong oleh situasi di perantauan untuk kerja ke-

ras dalam mempertahankan diri. Pada kenyataannya, pada level

industri juga terdapat diskriminasi.81

Pada akhirnya, pemerintah provinsi Banten mengeluarkan

Peraturan Daerah (Perda) yang mengharuskan industri mengang-

kat penduduk setempat minimal 5% dari total karyawan. Akan

tetapi, berdasarkan survei BPS, implementasi Perda tersebut tidak

berjalan. Tetap saja calon karyawan asal Jawa dan Lampung ber-

bondong-bondong membuat KTP sebagai warga lokal dengan

membayar lebih mahal dan menjadi karyawan. Kesempatan 5%

untuk warga lokal pun terhapus. Akibatnya, terjadilah persaingan

yang tidak sehat karena migran berani untuk membayar mahal

dalam proses pembuatan KTP lokal. Karena terjadi perbedaan

faktor produksi dan akses ke sumber-sumber ekonomi, ketimpa-

ngan ekonomi tidak bisa dihindari. Jadi, gini coefisien dan PDRB

merupakan indikasi yang paling gampang untuk menunjukkan

ketimpangan di Provinsi Banten.82

Meski begitu, untuk melihat industri sebagai faktor utama

ketimpangan, PDRB bisa dipisahkan antara industri dan tanpa

industri. Jika PDRB dihitung tanpa industri untuk semua kabupa-

ten/kota, angkanya relatif homogen mulai dari Pandeglang hingga

Tangerang. “Begitu industri dimasukkan ke dalam komponen

81

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Neraca

Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017. 82

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Neraca

Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017.

Page 270: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 243

PDRB, terlihat sangat jomplang sehingga coefisien gini-nya lang-

sung melebar.”83

Lihat Grafik 4.5.

Grafik 4.5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

tanpa Komponen Industri atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten

(Triliun Rupiah) Tahun 2012-2016

Sumber: Data diolah dari Provinsi Banten dalam Angka, Kabupaten/Kota

di Provinsi Banten dalam Angka, PDRB Kabupaten/Kota, dan

Data Statistik Kabupaten/Kota Tahun 2015, 2016, dan 2017.

Setelah industri manufaktur dikeluarkan dari komponen

PDRB, Grafik 4.5. tetap memperlihatkan tren ketimpangan penda-

patan antara Banten di wilayah utara dan wilayah selatan. Kota

Tangerang memimpin PDRB tertinggi tanpa komponen industri

jauh di atas Kabupaten Tangerang yang menempati rangking

kedua. Sementara itu, Kota Tangerang Selatan menempati rang-

83

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Neraca

Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2012 2013 2014 2015 2016

Kab. Pandeglang

Kab. Lebak

Kab. Tangerang

Kab. Serang

Kota Tangerang

Kota Cilegon

Page 271: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

244 Oligarki dan Demokrasi...

king ketiga. Di lain sisi, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeg-

lang menempati PDRB tanpa industri terendah disusul Kota

Serang, Kabupaten Serang, dan Kota Cilegon. Dari grafik ini,

kabupaten/kota yang relatif homogen dari sisi PDRB tanpa indus-

tri adalah lima kabupatan/kota yang disebutkan terakhir. Dari sisi

ini, secara makroekonomi, Kota Tangerang, Kabupaten Tange-

rang, dan Kota Tangerang Selatan memiliki sumber daya kekua-

saan material84

terbesar yang menjadi basis kekuasaan oligarkis

dibandingkan lima kabupaten/kota lainnya di Provinsi Banten.

Semua itu menggambarkan ketimpangan atau stratifikasi materi-

al85

di tanah para jawara itu dari sudut pandang makroekonomi.

Akan tetapi, data-data tersebut belum mengerucut pada siapa saja

yang menjadi aktor oligarki. Data berikutnya adalah pengeluaran

per kapita (lihat Grafik 4.6.).

Grafik 4.6. Pengeluaran per Kapita yang Disesuaikan

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten

(Juta Rupiah/Tahun), 2013-2016

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Provinsi Banten dalam Angka 2017 (Serang: BPS Provinsi Banten, 2017), 166.

84

Winters, Oligarchy, 18-20. 85

Winters, Oligarchy, 7.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

2013 2014 2015 2016

Kota TangerangSelatan

Kota Serang

Kota Cilegon

Kota Tangerang

Kab. Serang

Kab. Tangerang

Page 272: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 245

Grafik 4.6. menggambarkan pengeluaran per kapita yang

disesuaikan menurut kabupaten/kota di provinsi Banten dalam

juta rupiah per tahun sejak 2013 hingga 2016. Pengeluaran diteo-

rikan sama dengan pendapatan. Sebab, orang tidak mungkin mela-

kukan pengeluaran konsumsi jika tidak memiliki pendapatan.86

Angkanya menunjukkan, Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pan-

deglang menempati pengeluaran per kapita terendah. Di lain sisi,

Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang menempati penge-

luaran per kapita tertinggi, hampir dua kali lipat pengeluaran

terendah. Data pengeluaran ini juga jelas memperlihatkan adanya

ketimpangan. Selanjutnya, data PDRB per kapita (lihat Grafik

4.7.).

Grafik 4.7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita

(Juta Rupiah) di Provinsi Banten Tahun 2016

Sumber: Nur Rodiana dan Ulfah Sofiah, Statistik Daerah Kabupaten Pandeglang 2017, ed. Tri Tjahjo Purnomo (Pandeglang: Badan

Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pandeglang, 2017), 21.

86

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Neraca

Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017.

0

50

100

150

200

250

PDRB per Kapita

PDRB per Kapita

Page 273: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

246 Oligarki dan Demokrasi...

Dengan melihat pada Grafik 4.7., dalam konteks Banten

secara keseluruhan, penduduk Kota Cilegon mengalami konsen-

transi sumber daya kekuasaan material87

yang ekstrem berdasar-

kan PDRB per kapita tahun 20116 dibandingkan tujuh kabupa-

ten/kota lainnya. Dari sisi ini, secara makro ekonomi, Kota

Cilegon potensial lebih banyak memiliki oligark dibandingkan

kabupaten/kota lainnya di Provinsi Banten. Sebab, akumulasi

kekayaan terkonsentrasi pada kota tersebut jika dibaca dalam

konteks Banten secara keseluruhan bukan Cilegon saja. Jika hanya

fokus pada kota Cilegon, harus dilihat seberapa banyak penduduk

miskin di wilayah tersebut. Jika banyak, menandakan terjadinya

ketimpangan ekstrem yang mendefinisikan terjadinya sistem

oligarkis di kota Cilegon saja. Untuk itu, lihat Grafik 4.8. berikut

ini:

Grafik 4.8. Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Banten (ribu orang), 2013-2016

Sumber: Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik, Badan

Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Provinsi Banten dalam Angka 2017 (Serang: BPS Provinsi Banten, 2017), 152.

87

Winters, Oligarchy, 18-20.

0

50

100

150

200

250

2014

2015

2016

Page 274: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 247

Grafik 4.8. menggambarkan jumlah penduduk miskin

menurut kabupaten/kota di Provinsi Banten dalam ribu orang

sejak tahun 2013 hingga 2016. Yang patut ‘dicurigai’ dari grafik

tersebut adalah tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Tange-

rang. Sebab, kabupaten ini dari sisi PDRB menempati urutan

tertinggi dibandingkan wilayah-wilayah lain. Jika pertumbuhan

ekonomi tinggi tapi angka kemiskinan juga tinggi, menandakan

bahwa pertumbuhan hanya dinikmati oleh segelintir orang dari

kelas menengah atas. Ini juga jadi pertanda adanya stratifikasi

material yang menjadi syarat terbentuknya sistem oligarkis di

Kabupaten Tangerang secara makroekonomi.

Yang perlu dicermati berikutnya adalah Kota Tangerang

yang angka kemiskinannya hampir menyamai Kabupaten Pandeg-

lang dan Kabupaten Lebak yang merupakan wilayah dengan

PDRB terendah. Padahal, seperti halnya Kabupaten Tangerang,

Kota Tangerang menempati urutan PDRB tertinggi. Dari sisi ini,

Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang potensial oligarkis

karena terciptanya ketimpangan. Sedangkan Kota Cilegon me-

nempati jumlah penduduk miskin terendah. Padahal, PDRB per

kapita Kota Cilegon merupakan yang tertinggi. Kondisi ini me-

nandakan sumber daya kekuasaan material di Cilegon relatif

terdistribusi secara merata sehingga prasyarat sistem oligarkis

tidak terpenuhi jika semata melihat wilayah tersebut. Jika Cilegon

dilihat dalam konteks Banten secara keseluruhan, ceritanya justru

berbeda. Cilegon menempati akumulasi sumber daya kekuasaan

terbesar dibandingkan wilayah lain di Banten sehingga para

penduduknya potensial menjadi para oligark.

Seiring data-data di atas yang dilihat sebagai struktur eko-

nomi di provinsi Banten, BPS menentukan elite ekonomi tidak

pada klan tertentu sebagaimana diberitakan media massa. BPS

lebih melihat kepada siapa pemegang produksi terbesar. Dalam

konteks ini adalah kalangan industri. Dari sisi ini, kalangan indus-

trilah yang menguasai sumber daya kekuasaan material88

terbesar.

88

Winters, Oligarchy, 18-20.

Page 275: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

248 Oligarki dan Demokrasi...

Sebab, dari struktur PDRB terlihat 56% ekonomi Banten digerak-

kan oleh industri. Ekspor dan impor terbesar Banten juga merupa-

kan komoditas industri. Para pelaku industribanyak mengimpor,

lalu diolah di Banten, setelah nilai tambahnya naik lalu dijual

kembali. Keadaan tersebut sebenarnya dinilai baikdi awal tapi,

jika dibiarkan terus, ekonomi akan sangat tergantung pada kondisi

luar negeri. Jika Banten tidak bisa menciptakan produk sebagai

substitusi impor, lambat laun tapi pasti ekonomi Banten akan

mengalami stagnasi. Sejatinya, industri yang ada di Banten dia-

rahkan ke industri yang bahan bakunya terdapat di Banten, bukan

impor. Bisa saja UMKMdomestik yang pelakunya merupakan

penduduk lokal mendukung industri yang ada. “Jika tidak ada

substitusi impor, saat di luar guncang, akan berpengaruh ke

Banten yang terbukti pada krisis 1997-1998, di mana beberapa

perusahaan gulung tikar di Tangerang, Cilegon, dan Cikande. Para

karyawan yang di-PHK kembali bertani, membuat bisnis bunga

dan macam-macam.”89

Kemudian, untuk menunjuk para pelaku industri itu seba-

gai aktor oligark di Banten dengan pertimbangan kekuasaan

mereka atas sumber daya material,90

mayoritas mereka merupakan

investor luar, bukan penduduk Banten. Berdasarkan data Badan

Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sebanyak 80% Penana-

man Modal Dalam Negeri (PMDN) merupakan investor non-

Banten. Banten merupakan tempat tujuan investasi favorit nomor

5 di mana Banten masuk ke dalam koridor Jawa-Bali sebagai

tujuan investasi. Dari sisi lokasi, Banten sebenarnya diutungkan.

Bahkan sejak zaman Banten prakemerdekaan sudah diuntungkan

karena wilayah ini strategis.91

89

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Neraca

Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017. 90

Winters, Oligarchy, 18-20. 91

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Neraca

Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017.

Page 276: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 249

Dengan melihat data Gini Coefisien Ratio, PDRB atas

dasar harga berlaku menurut kabupaten/kota di provinsi Banten

(triliun rupiah) tahun 2012-2016, PDRB tanpa komponen industri

atas dasar harga berlaku menurut kabupaten/kota di provinsi

banten (triliun rupiah) tahun 2012-2016, pengeluaran per kapita

yang disesuaikan menurut kabupaten/kota di provinsi Banten (juta

rupiah/tahun), 2013-2016, PDRB per kapita (juta rupiah) di

provinsi Banten tahun 2016, dan jumlah penduduk miskin menurut

kabupaten/kota di provinsi Banten (ribu orang) sejak 2013 hingga

2016 ketimpangan sumber daya kekuasaan material92

jelas tercipta

di provinsi Banten. Stratifikasi material yang paling ekstrem ter-

jadi antara Banten wilayah utara terutama kabupaten Tangerang

dan kota Tangerang dan wilayah selatan, terutama kabupaten

Lebak dan kabupaten Pandeglang.

Jika dilihat per wilayah, Kota Cilegon memiliki sumber

daya material yang relatif merata dibandingkan kabupaten/kota

lainnya. Oleh karena itu, potensi terciptanya sistem pemerintahan

oligarkis di Cilegon relatif kecil. Sebab, Cilegon memiliki PDRB

per kapita tertinggi dengan tingkat kemiskinan terendah. Di lain

sisi, kota Tangerang dan kabupaten Tangerang menempati rang-

king PDRB tertinggitapi tingkat kemiskinan juga tinggi Kabupa-

ten Tangerang bahkan menempati angka kemiskinan tertinggi.

Oleh karena itu, bisa ditafsirkan, tingginya pendapatan wilayah

tersebut tidak dinikmati oleh sebagian besar warganya. Yang perlu

dicermati adalah Kota Tangerang dengan PDRB tertinggi tapi

tingkat kemiskinannya hampir menyamai kabupaten Lebak dan

Pandeglang yang notabene memiliki PDRB terendah. Itu juga me-

nunjukkan ketimpangan sumber daya material di Kota Tangerang.

Sementara itu, tingginya tingkat kemiskinan di Lebak dan Pan-

deglang sejalan dengan tingkat PDRB-nya yang menempati posisi

terendah di provinsi Banten. Jika Cilegon memiliki sumber daya

material yang relatif merata, Lebak dan Pandeglang memiliki

kurangnya sumber daya material yang relatif merata. Namun

92

Winters, Oligarchy, 7.

Page 277: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

250 Oligarki dan Demokrasi...

demikian, alih-alih Lebak dan Pandeglang tidak memiliki potensi

oligarkis, kedua kabupaten ini sangat rentan terbentuknya sistem

oligarkis jika terdapat segelintir orang yang memiliki kekayaan

yang sangat ekstrem.

Di atas semua itu, berdasarkan data-data yang menunjuk-

kan ketimpangan di atas, dari sudut pandang makroekonomi, stra-

tifikasi material di provinsi Bantencenderung memenuhi syarat

terbentuknya pemerintahan oligarkis. Apakah provinsi Banten

otomatis tidak demokratis, jawabannya benar secara ekonomi tapi

belum tentu secara politik karena harus dilihat profil sumber daya

kekuasaannya yang melekat pada para pemangku kekuasaan

politik. Jika profil kekuasaannya berbasis material yang ekstrem,

bisa dinyatakan oligarkis. Jika basis kekuasaanya elite, yakni

mobilisasi, jabatan resmi, hak politik formal, dan koersif, maka

dinyatakan demokratis. Sebab, demokrasi menghendaki partisipasi

hak politik secara luas sedangkan oligarki menghendaki konsen-

trasi kekayaan.

Oleh karena itu, meski Banten memenuhi syarat sebagai

pemerintahan oligarkis dari sisi sumber daya material, Indeks

Demokrasi Indonesia (IDI) Provinsi Banten mengalami perbaikan

dalam setahun terakhir (lihat Grafik 4.9.) meskipun masih dalam

kategori ‘sedang’.

Page 278: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 251

Grafik 4.9. Perkembangan IDI Provinsi Banten, 2009-2016

Sumber: BPS Provinsi Banten, “Indeks Demokrasi Indonesia (IDI)

Banten 2016,” Berita Resmi Statistik Provinsi Banten, no.

54/09/36/Th.XI, 14 September 2017, 2.

Grafik 4.9. mengambarkan IDI Banten 2016 mencapai

angka 71,36 dalam skala 0 sampai 100. Angka ini mengalami

peningkatan dibandingkan dengan angka IDI Banten 2015 yang

sebesar 68,46. Meskipun sedikit mengalami perubahan, tingkat

demokrasi di Banten masih termasuk dalam kategori ‘sedang.’93

Perubahan angka IDI dari 2015-2016 dipengaruhi oleh tiga aspek

demokrasi, yakni pertama, Kebebasan Sipil yang naik 9,19 poin

(dari 74,28 menjadi 83,47); kedua, Hak-hak Politik yang naik 4,58

93

Klasifikasi tingkat demokrasi dikelompokkan menjadi tiga

kategori, yakni “baik” (indeks › 80), “sedang” (indeks 60-80), dan

“buruk” (indeks ‹ 60). Lihat BPS Provinsi Banten, “Indeks Demokrasi

Indonesia (Idi) Banten 2016,” Berita Resmi Statistik Provinsi Banten,

No. 54/09/36/Th.XI, 14 September 2017, 1.

0

20

40

60

802

00

9

20

10

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

20

16

Perkembangan IDI Provinsi Banten, 2009-2016

IDI Banten

Page 279: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

252 Oligarki dan Demokrasi...

poin (dari 63,72 menjadi 68,30), dan ketiga, Lembaga-lembaga

Demokrasi yang turun 7,67 poin (dari 68,66 menjadi 60,99).94

Pencapaian angka IDI Banten dari tahun 2009 hingga

2016 mengalami fluktuasi. Pada awal mula dihitung tahun 2009,

capaian IDI Banten hanya sebesar 67,98. Angka ini terus menga-

lami perubahan hingga mencapai momen tertingginya pada tahun

2014 sebesar 75,50; walaupun pada akhirnya kembali turun

menjadi 68,46 di tahun 2015 dan meningkat kembali pada tahun

2016 sebesar 71,36. Fluktuasi angka IDI adalah cerminan situasi

dinamika demokrasi di Banten. IDI sebagai sebuah alat ukur

perkembangan demokrasi yang khas Indonesia memang dirancang

untuk sensitif terhadap naik-turunnya kondisi demokrasi. IDI disu-

sun secara cermat berdasarkan kejadian (evidence-based) sehingga

potret yang dihasilkan merupakan refleksi realitas yang terjadi.95

Demokrasi politik mengacu pada tersebarnya kekuasaan

politik formal yang didasarkan atas hak-hak, prosedur-prosedur,

dan level-level partisipasi umum.96

Jika ekonomi tersebar merata,

berarti tercipta demokratisasi ekonomi. Jika sebaliknya, yang ter-

cipta adalah oligarki. Sistem ini mengacu pada terkonsentrasinya

kekuasaan material yang didasarkan pada penegakan klaim-klaim

atau hak-hak atas kepemilikan atau kekayaan.97

Jika kekuasaan

material tersebar secara merata yang berarti demokratisasi ekono-

mi berjalan, oligarki pun tidak ada. Bahkan, kalaupun terjadi kon-

sentrasi kekayaan yang ekstrem pada suatu wilayah, secara formal

demokrasi tetap berjalan. Dari sisi ini, oligarki bertentangan

dengan demokrasi ekonomi tapi sejalan dengan demokrasi politik

formal, bukan subtansial.

94

BPS Provinsi Banten, “Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Ban-

ten 2016,” Berita Resmi Statistik Provinsi Banten, No. 54/09/36/Th.XI,

14 September 2017, 1. 95

BPS Provinsi Banten, “Indeks Demokrasi Indonesia (Idi)

Banten 2016,” Berita Resmi Statistik Provinsi Banten, No. 54/09/36/

Th.XI, 14 September 2017, 1. 96

Winters, Oligarchy, 39. 97

Winters, Oligarchy, 39.

Page 280: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 253

3. Sumber Daya Material Kiai dan Jawara dalam Struktur

Ekonomi di Provinsi Banten

Lantas, di manakah posisi kelompok jawara dan kiai yang

menjadi fokus utama penelitian ini dalam struktur ekonomi di

Provinsi Banten? Jika melihat data BPS Provinsi Banten tahun

2016, secara statistik kedua informal leader98 itu masuk ke dalam

kategori pengeluaran konsumsi lembaga non-profit (LNPRT)99

dalam PDRB menurut pengeluaran. Dari sudut pandang sumber

daya kekuasaan material,100

kontribusi LNPRT tidak signifikan

terhadap PDRB. Meski angkanya mencapai Rp2,38 triliun, kontri-

businya hanya 0,46% dari nilai total PDRB Provinsi Banten tahun

2016 sebesar Rp516,32 triliun.101

Pada lembaga non-profit terdapat

pengeluaran konsumsi lembaga keagamaan, lembaga sosial, dan

organisasi kemasyarakatan di mana kiai dan jawara termasuk di

dalamnya. Sebab, di dalam lembaga keagamaan di antaranya ter-

dapat pondok pesantren.102

98

Abdul Hamid, “The Kiai in Banten: Shifting Roles in Cha-

nging Times,” dalam Islam in Contention: Rethinking Islam and State in Indonesia, eds. Ota Atsushi, Okamoto Masaaki, dan Ahmad Suaedy

(Jakarta: Wahid Institute, Kyoto: Center for Southeast Asian Studies

(CSEAS), Taiwan: Center for Asia-Pacific Area Studies (CAPAS),

2010), 438. 99

PDB menurut pengeluaran mengalami perubahan klasifikasi di

mana pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah

Tangga (LNPRT) yang sebelumnya termasuk bagian dari pengeluaran

konsumsi rumah tangga menjadi komponen terpisah. Oleh karena itu,

klasifikasi PDB menurut pengeluaran dirinci menjadi 7 komponen, yaitu

komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi

LNPRT, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap

bruto, perubahan inventori, ekspor barang dan jasa, dan impor barang dan

jasa. Lihat BPS Provinsi Banten, Banten dalam Angka 2017, 443. 100

Winters, Oligarchy, 18-20. 101

BPS Provinsi Banten, Banten dalam Angka 2017, 450. 102

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Nera-

ca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017.

Page 281: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

254 Oligarki dan Demokrasi...

Namun demikian, meski kontribusi LNPRT terhadap

PDRB tidak signifikan, profil sumber daya kekuasaan seorang kiai

secara kelembagaan melalui pondok pesantren, jauh lebih besar

dibandingkan jawara. Sebab, 80% pengeluaran lembaga non-profit

diisi oleh pondok pesantren. Sementara itu, jawara masuk ke da-

lam kelompok seni budaya dan organisasi kemasyarakatan (ormas)

yang kontribusninya tidak mencapai 0,1%.103

Jadi, jika mengacu

pada LNPRT, secara makroekonomi, sumber daya kekuasaan

material104

kiai dengan pondok pesantrennya lebih dominan diban-

dingkan jawara. Bahkan, pertumbuhan LNPRT bisa lebih tinggi

daripada konsumsi pemerintah atau mengalahkan ekspor yang

hanya tumbuh 2%. “LNPRT bisa tumbuh 12% terutama pada saat

musim-musim acara keagamaan meskipun dari sisi kontribusinya

terhadap PDRB kecil karena penggalangan dana untuk acara

keagamaan lebih bersifat seiklasnya dan semampunya.”105

Kesulitan BPS dalam melakukan survei ke pesantren

adalah jawaban dari pimpinan pondok yang tidak eksplisit dalam

menyebutkan nilai nominal rupiah atau angka. Jika surveyor berta-

nya kepada kiai, “Pak Kiai, mohon maaf, ini survei rutin. Mohon

maaf, pondok ini, triwulan ini, pengeluaran untuk bahan bakar

berapa?” Jawab kiai, “Wah Masha Alla>h.. Saaya-aya bae (seada-

nya saja), kumaha (bagaimana) Allah. Aya dipake (kalau ada

digunakan), teu aya wayahna (kalau tidak ada, harus diterima),

pake (pakai) lilin.” “Pak kiai kemarin muludan (melaksanakan

acara maulid Nabi)?” Jawab kiai, “Muludan.” Ada acara? “Ada.”

“Berapa Pak Kiai menghabiskan biaya?” Jawab kiai, “Enggak

tahu, walla>hu ’A‘lam, datang sorangan (sendiri).” Akan tetapi,

untuk pondok modern, pesantren memiliki catatan akuntasi keua-

103

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Nera-

ca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017. 104

Winters, Oligarchy, 18-20. 105

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Nera-

ca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017.

Page 282: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 255

ngan (accounting) yang rapi sehingga BPS bisa langsung menda-

patkan datanya. Masalahnya, pesantren tradisional (salafiyah)

justru lebih banyak, yakni 80% dibandingkan pondok modern.

Padahal, perputaran uang di pondok pesantren sangat besar.106

Pesantren dihitung sebagai institusi ekonomi karena lem-

baga tersebut membuthkan suplai, seperti beras, padi, kerbau, dan

energi sehingga pesantren bisa menggerakan sektor lapangan

usaha, termasuk industri. Sebab, pesantren juga membutuhkan

mixer, tenda, tenaga kerja, dan lain-lain yang semuanya harus

dihitung secara ekonomi. “Jika di Banten hanya ada dua sektor

yakni industri dan para kiai, dan pesantren tidak memiliki akti-

vitas ekonomi, permintaan industri pun akan mati karena tidak

bisa menjual barang. Untuk apa industri melakukan produksi jika

tidak ada permintaan.”107

Oleh karena itu, jika para kiai itu bersatu, pertama, secara

nilai ekonomi mengalahkan para jawara. Kedua, dari sisi fungsi

ekonomi, jawara selalu hanya berada di posisi pejabat teras,

seperti satpam atau koordinator satpam. Kondisi ini kontras

dengan para kiai, yang terkadang berada di belakang dewan

direksi, seperti jabatan di dewan syariah. Bahkan, ketiga, kiai

berperan penting dalam jaringan (network) produksi dan distri-

busi. Sebagai contoh, industri makanan gula yang akan mendistri-

busikan produknya ke industri kue. Di sini, peran kiai sangat

besar, yakni memastikan bahwa gula yang didistribusikan tersebut

masuk ke dalam jaringan industri yang halal dan layak konsumsi.

Begitu juga saat mengeluarkan produk, industri harus memiliki

sertifikat halal dari para kiai melalui Majelis Ulama Indonesia

106

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Nera-

ca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017. 107

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Nera-

ca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017.

Page 283: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

256 Oligarki dan Demokrasi...

(MUI). Dari sisi fatwa dan sertifikat halal, peran dan fungsi kiai

dalam industri penting dan dominan 100%.108

Biaya sertifikat-sertifikat termasuk sertifikat halal dari

MUI merupakan fixed investasi yang difaktorkan ke dalam

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dalam PDRB. Sebab,

untuk menerbitkan suatu sertifikat yang berpengaruh dalam faktor

produksi dan distribusi sebuah industri otomatis membutuhkan

biaya riset. Sebagai contoh, industri kayu di Banten tidak bisa

melakukan ekspor ke Amerika Serikat jika tidak memiliki sertifi-

kat bahwa kayu tersebut merupakan hasil tanaman industri.

Sertifikat halal merupakan salah satu di antaranya. Begitu juga

dengan makanan yang tidak bisa dijual bebas tanpa sertifikat halal

dari MUI.109

Jadi, secara makroekonomi, nilai seorang kiai lebih

besar dibandingkan jawara. Dengan jumlah ribuan pondok pesan-

tren, secara ekonomi peran kiai sangat sentral. Akan tetapi, karena

bersifat makro nilai ekonomi pondok pesantren secara kelemba-

gaan tidak bisa diklaim sebagai nilai ekonomi kiai sebagai pribadi

dalam perhitungan mikro.110 Jika dihitung secara mikro sumber daya seorang jawara

terntu lebih besar dibandingkan kiai. Dalam konteks ini jawara

diperhitungkan sebagai individu, seperti yang direpresentasikan

oleh keluarga jawara Chasan Sochib yang menyandang status

ganda sebagai jawara-pengusaha, bukan jawara pada umumnya.

Jawara-pengusaha memiliki sumber daya materal yang kuat

karena menguasai sektor konstruksi, sebagai pemilik. Meskipun,

fungsi jawara di konstruksi itu tetap berawal dari jawara sebagai

108

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Nera-

ca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017. 109

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Nera-

ca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017. 110

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Nera-

ca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017.

Page 284: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 257

‘pejabat teras’, di mana jawara berperan sebagai centeng, satpam,

dan jawara yang mengamankan wilayah. Akan tetapi, secara

ekonomi posisi ini sebenarnya tidak bisa bertahan lama. Sebab,

ekonomi nantinya berkembang dan terus berubah seperti sekarang

yang mengarah ke transaksi online. “Jawara tidak bisa memainkan

peran pada transaksi online. Di lain sisi, banyak kiai sekarang

yang sudah mengerti transaksi online. Abuya Cidahu saja sudah

menyarankan santrinya untuk membuka www (world wide web).”

111

Selain gambaran sumber daya kekuasaan material112

di

atas, kiai melalui pondok pesantrennya juga memiliki sumber daya

kekuasaan mobilisasi113

baik dari sisi jumlah pondok maupun

jumlah santri yang berusia pemilih. Data pondok pesantren, kiai

dan santri sering dijadikan alat politik oleh para politikus dalam

Pilkada. “Mereka meminta bantuan ke Pemda Rp100 juta per

pondok pesantren. Lalu, politikus meminta bantuan kepada kiai

dan para santri untuk didoakan dan para santri juga disuruh kiai

untuk mencoblos politikus tersebut dalam Pilkada.”114

Dengan

jumlah 1.682 pondok pesantren di Banten,115

secara politik, profil

kekuasaan para kiai sebenarnya sangat besar jika mereka bersatu.

Bahkan, jika mengacu pada data Departemen Agama, pondok

pesantren di provinsi Banten pada 2008/2009 berjumlah sebanyak

2.514.116

Sebab, jumlah pesantren tersebut bisa menjadi sumber

111

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi

Neraca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di

Serang, Senin, 30 Oktober 2017. 112

Winters, Oligarchy, 18-20. 113

Winters, Oligarchy, 15-18. 114

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Nera-

ca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017. 115

Hamid, “Kiai in Banten,” 421. 116

Bagian Perencanaan dan DataSetditjen Pendidikan Islam

Departemen Agama Republik Indonesia, “Daftar Jumlah Santri dan

Nama Kyai Tahun 2008/2009.”

Page 285: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

258 Oligarki dan Demokrasi...

daya kekuasaan mobilisasi politik117

bagi para kiai yang juga

besar. Apalagi, rata-rata santri adalah berusia pemilih.

Dari sisi profil kekuasaan seperti itu, yang seharusnya

berkuasa secara politik di Banten adalah para kiai dengan basis

kekuasaan mobilisasinya118

yang signifikan jika mereka bersatu.

Masalahnya, alih-alih mereka bersatu membangun satu kekuatan

mobilisasi119

politik melalui pondok pesantrennya, para kiai justru

menjadi objek dari entitas politik lain, seperti jawara-pengusaha120

yang memiliki profil sumber daya kekuasaan material121

yang

besar. Salah satu kelanggengan Ratu Atut Chosiyah dalam kekua-

saan hingga terus menjabat pada periode berikutnya dari wakil

hingga menjadi gubernur dua kali adalah karena kedekatannya

juga dengan para kiai. “Kelebihan warga lokal di sini adalah

ketika dia sudah mengaku sebagai saudara, dia akan berkorban

melebihi pengorbanan kepada saudara kandungnya. Begitu juga

dengan politik. Jika politikus mendapat dukungan dari ‘barisan

sorban,’ pemilih cenderung panatik terhadap apa yang menjadi

pilihan kiai.”122

Dari pembahasan subbab ini peneliti menarik benang

merah bahwa secara kelembagaan dan makroekonomi baik dari

sisi sumber daya kekuasaan mobilisasi123

maupun sumber daya

kekuasaan material,124

peran kiai jauh lebih besar dibandingkan

jawara pada umumnya. Bahkan, secara individu pun, kiai bisa

117

Winters, Oligarchy, 15-18. 118

Winters, Oligarchy, 15-18. 119

Winters, Oligarchy, 15-18. 120

Leo Agustino, “Dinasti Politik Pascaotonomi Orde Baru:

Pengalaman Banten,” Prisma: Majalah Pemikiran Sosial Ekonomi29, No.

3 (Juli 2010): 110. 121

Winters, Oligarchy, 18-20. 122

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Nera-

ca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, di Serang,

Senin, 30 Oktober 2017. 123

Winters, Oligarchy, 15-18. 124

Winters, Oligarchy, 18-20.

Page 286: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 259

lebih unggul dibandingkan jawara. Sebab, dari sisi pekerjaan, rata-

rata jawara hanya bekerja sebagai pejabat teras, seperti satpam

atau centeng sedangkan kiai bisa berada di belakang dewan direksi

dalam susunan komisaris dan direksi suatu perusahaan di Provinsi

Banten. Akan tetapi, jika kiai dibandingkan dengan jawara terten-

tu (bukan secara kelembagaan) sebagaimana terefleksi dalam

LNPRT, yakni keluarga jawara yang punya status ganda (jawara-

pengusaha), Tubagus Chasan Sochib misalnya, profil kekuasaan

materialnya tentu jauh lebih rendah. Apalagi, kekayaan yang diref-

leksikan oleh pengeluaran konsumsi pesantren tidak bisa diklaim

sebagai milik kiai.

Dari sisi jumlah pondok pesantern, profil kekuasaan kiai

secara kelembagaan jauh lebih unggul dari sisi mobilisasinya

sedangkan jawara-pengusaha lebih unggul dari sisi sumber daya

kekuasaan materialnya. Itulah alasan profil kekuasaan kiai dan

jawara harus dilihat secara kelembagaan dan secara pribadi atau

individu. Secara individu pun harus dilihat apakah jawara-kiai

pada umumnya atau jawara-kiai tertentu. Perihal profil kekuasaan

seorang jawara-pengusaha, akan dibahas pada subbab berikutya.

C. Keluarga Jawara Chasan Sochib sebagai Oligark di Banten

Aristoteles membedakan prinsip oligarki, yakni kekayaan

(wealth) dengan kebajikan (virtue) yang menjadi prinsip aristo-

krasi.125

Pada subbab ini, peneliti menjelaskan prinsip oligarki

tersebut pada para anggota keluarga besar Tubagus Chasan

Sochib. Penjelasan terutama mengenai hak milik dan kekayaan

sebagai sumber daya kekuasaan yang mengukur kadar oligarki

mereka yang direpresentasikan oleh Indeks Kekuasaan Material

(Material Power Index/MPI).

125

Friedrich, “Oligarchy,” 463.

Page 287: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

260 Oligarki dan Demokrasi...

1. Para Ahli Waris Tubagus Chasan Sochib

Jika mengacu pada teori sumber daya kekuasaan,126

keluarga Chasan Sochib tidak hanya menggunakan sumber daya

materialnya yang menjadi basis kekuasaan oligarkis dalam meraih

tampuk kekuasaan. Akan tetapi, keluarga tersebut juga menggu-

nakan sumber daya kekuasaan koersif127

yang menjadi salah satu

basis kekuasaan elite. Sementara itu, jika meminjam bahasa

Richard Robison dan Vedi R Hadiz, jenis Oligarki keluarga Sochib

adalah politico-business families, yakni keluarga-keluarga yang

mengandung unsur-unsur bisnis dan politik.128

Meskipun demikian, menurut Winters, politico business families itu belum tentu masuk ke dalam kategori oligark jika

tidak mencapai stratifikasi material yang ekstrem129

hingga ribuan

kali. Oleh karena itu, perlu ditegaskan di sini, semua oligark

dipastikan merupakan orang kaya, tapi tidak semua orang kaya

merupakan oligark sebagaimana semua oligark merupakan elite

tapi tidak semua elite adalah oligark. Jika kekuasaan dipegang

oleh para elite yang tidak kaya ekstrem, sistemnya disebut demo-

krasi dan jika kekuasaan dipegang oleh sedikit orang terkaya,

sistemnya disebut oligarki. Sebelum menjelaskan seberapa besar

kadar oligarki dari para anggota keluarga besar Tubagus Chasan

Sochib, peneliti melihat terlebih dahulu siapa saja yang menjadi

ahli waris Chasan Sochib yang kelak menjelma menjadi para

oligark. Secara umum, kekayaan yang menjadi sumber daya

kekuasaan oligarkis para anggota keluarga Tubagus Chasan

Sochib diklaim sebagai warisan dari ayahnya130

(lihat Bagan 4.1).

126

Winters, Oligarchy, 11-20. 127

Winters, Oligarchy, 15. 128

Richard Robison dan Vedi R. Hadiz, Reorganising Power in Indonesia: The Politic of Oligarchy in an Age of Markets (London:

Routledge Curzon, 2004), xii. 129

Winters, Oligarchy, 281. 130

Rakhmatullah, “Harta Berlimpah, Keluarga Atut Klaim

Warisan Ayahnya,” Sindonews.com, Sabtu, 12 Oktober 2013, diakses 24

Page 288: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 261

Bagan 4.1. Silsilah Ahli Waris Tubagus Chasan Sochib

Januari 2017, http://nasional.sindo news.com/read/793800/13/harta-

berlimpah-keluarga-atut-klaim-warisan-ayahnya-1381564726.

Tubagus Chasan Sochib

Wasi‘ah Binti Samsudin

(Istri Pertama, Menikah

2-11-1960)

Ratu Atut Chosiyah*

Ratu Tatu Chasanah*

Tubagus Chaeri Wardana

Chaeriyah (Istri Kedua,

Menikah 21 Mei 1968) Ratu Heni Chendrayani

Ratu Wawat Cherawati

Tubagus Hafid Habibullah

Tubagus Ari Chaerudin

Ratu Hera Herawati

Page 289: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

262 Oligarki dan Demokrasi...

Lanjutan Bagan 4.1

Ratu Rapi‘ah Binti

Tubagus Suhaemi (Istri

Ketiga, Menikah 2 Mei

1969)

Tubagus Haerul Jaman*

Ratu Lilis Karyawati

Ratu Iloh Rohayati

Tubagus Hendru Zaman

Ratu Ria Mariana

Imas Masnawiyah Binti

Ahmad Saca (Istri

Keempat, Menikah 6 Juni

1969)

Ratu Ipah Chudaefah

Ratu Yayat Nurhayati

Tubagus Aan Andriawan

Heryani Binti H.A.

Yuhana* (Istri Kelima,

Menikah 30 Mei 1988)

Tubagus Erhan Hazrumi

Ratu Irianti

Bambang Saepullah

Tubagus Febi Feriana

Fahmi

Ratna Komalasari** (Istri

Keenam, Menikah 8 April

1991)

Tubagus Bambang

Chaeruman

Ratu Aeliya Nurchayati

Tubagus Taufik Hidayat

Page 290: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 263

* Pewaris resmi Tubagus Chasan Sochib yang menduduki jabatan politik dan

sudah memberikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

(LHKPN) kepada KPK.

** Pewaris resmi Tubagus Chasan Sochib yang menduduki jabatan politik tapi

belum memberikan LHKPN kepada KPK.Sumber: Diolah dari Direktori Pu-

tusan Mahkamah Agung Republik IndonesiatentangPenetapan Ahli Waris

Tubagus Chasan Sochib.

Bagan 4.1 menunjukkan sebanyak 29 pewaris resmi Tuba-

gus Chasan Sochib, yang terdiri dari enam istri dan 23 anak. Dari

jumlah tersebut, empat di antaranya menempati jabatan politik

sehingga berkewajiban melaporkan LHKPN kepada KPK. Mereka

adalah Ratu Atut Chosiyah, Tubagus Haerul Jaman, Ratu Tatu

Chasanah, dan Ratna Komalasari. Hanya saja, Ratna Koma-lasari

belum melaporkan total kekayaannya melalui LHKPN kepada

KPK sehingga sumber daya kekuasaan materialnya tidak masuk

dalam analisis pada subbab ini. Selebihnya, para anggota keluarga

besar Chasan Sochib bukan pewaris langsung, melainkan dalam

hubungannya sebagai menantu dan cucu.

2. Kadar Oligarki para Anggota Keluarga Besar Chasan Sochib

Prasyarat utama terbentuknya oligarki adalah stratifikasi

material yang ekstrem.131

Stratifikasi tersebut terbentuk akibat

terjadinya konsentrasi kekayaan dan hak milik pada orang atau

kelompok tertentu yang secara niscaya selalu tumbuh menjadi

golongan kecil132

dalam suatu masyarakat. Winters dan Page me-

nyatakan terdapat tiga aspek kekayaan material yang menyebab-

kan harta benda bisa melayani kebutuhan sumber daya kekuasan

politis secara unik dan tetap dalam banyak peradaban manusia.133

Pertama, kekayaan secara umum terkonsentrasi di antara

sangat sedikit warga negara yang dalam konteks penelitian ini

adalah keluarga besar jawara Tubagus Chasan Sochib; Kedua,

131

Winters, Oligarchy, 7. 132

Jeffrey A. Winters dan Benjamin I. Page, “Oligarchy in the

United States?” Perspective on Politics no. 4 (Desember 2009): 732. 133

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732.

Page 291: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

264 Oligarki dan Demokrasi...

kekayaan material dalam bentuk apapun (uang di bank, kepemili-

kan saham perusahaan-perusahaan, kepemilikan tanah). Kekayaan

material keluarga besar jawara dapat ditelusuri pada Laporan

Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diterbitkan

oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut Winters dan

Page, kekayaan material tersebut hampir di semua tempat dan

waktusecara mudah bisa diterjemahkan ke dalam pengaruh politik

yang subtansial. Ketiga, kepemilikan kekayaan material disertai

dengan satu set kepentingan-kepentingan politik. Kepentingan-

kepentingan untuk melanggengkan dan melindungi kekayaan ter-

sebut; kepentingan-kepentingan untuk menentukan penggunaan-

nya secara bebas dalam berbagai tujuan; dan kepentingan-kepen-

tingan untuk memperoleh kekayaan yang lebih banyak lagi.134

Sejalan dengan stratifikasi material yang mengukur ketim-

pangan sebagai prasyarat oligarki, kadar oligarki seseorang diru-

muskan, yakni total kekayaan orang atau sekelompok orang yang

menjadi basis sumber daya kekuasaan materialnya dibagi dengan

pendapatan per kapita (income per capita) sehingga menghasilkan

indeks kekuasaan material/Material Power Index (MPI).135

Namun

demikian, pada level regional (provinsi atau kabupaten/kota),

tidak ada data yang benar-benar menggambarkan pendapatan per

kapita. Angka income per capita, hanya tersedia di level nasional.

Pada level regional, ada pendekatan, yaitu Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) dibagi jumlah penduduk pada pertenga-

han tahun, yang disebut sebagai PDRB per kapita. “PDRB per

kapita merupakan the best from the worst. Pendekatan yang ada

saat ini hanya itu. Oleh karena itu, rumus MPI oligarki, menjadi

total kekayaan dibagi pendapatan per kapita bisa diganti dengan

PDRB per capita.”136

134

Winters dan Page, “Oligarchy in the US?” 732. 135

Winters, Oligarchy, 78. 136

Dengan demikian, pendekatan untuk mengukur pendapatan

per kapita di tingkat regional adalah PDRB per kapita. Sebab, untuk

mengukur pendapatan per kapita pada level regional Banten adalah tidak

adanya ketersedian data secara terus-menerus terutama perihal transfer

Page 292: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 265

Oleh karena itu, untuk mengukur kadar oligarki para

anggota keluarga besar Tubagus Chasan Sochib, pertama-tama

peneliti melihat total kekayaannya melalui LHKPN yang dilapor-

kan ke KPK. Setelah itu, nilai totalnya dibagi dengan angka

PDRB per kapita dengan tahun yang sama pada saat LHKPN

tersebut dilaporkan. Hasil bagi tersebut menunjukkan kadar indeks

oligarki mereka. Secara teori, di atas 2000 kali masuk kategori

oligark.

Ratu Atut Chosiyah adalah anak pertama Chasan Sochib

dari istri pertama Wasiah Binti Samsudin. Sochib menikahi

Wasiah pada 2 November 1960 di Serang dan bercerai pada tahun

1991.137

Pada mulanya, Atut menjabat sebagai wakil gubernur

pada 2001. Pada 1 Oktober 2002, dia melaporkan harta kekayaan-

nya ke KPK sebesar Rp17.870.707.822.138

Jika angka ini dibagi

dengan PDRB per kapita masyarakat Banten pada tahun berikut-

nya, 2003139

yakni Rp5.123.720, indeks kekuasaan material (mate-

rial power index) Ratu Atut sebesar3.487kali. Kariernya naik

income dan transfer out. Pihak yang memiliki data tersebut adalah Oto-

ritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia. Untuk level regional,

transaksi perbankan sulit diagregasi.Wawancara pribadi dengan Adam

Sofian, Kepala Seksi Neraca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Pro-

vinsi Banten, Senin, 30 Oktober 2017. 137

Berdasarkan Surat Mahkamah Agung, Chasan Sochib memili-

ki 25 ahli waris dari enam istri. 138

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara Ratu Atut Chosiyah,” Tambahan Berita

Negara R.I. Tanggal 7/2-2003 no. 11, 24. 139

Income per kapita didekati dengan PDRB per kapita. Sebab,

data income per capita hanya tersedia pada level nasional. Yang tersedia

di level regional adalah PDRB per kapita. Itupun, untuk BPS Kabupaten

Serang hanya mencatat PDRB per kapita hingga tahun 2003. Sehingga,

PDRB tahun sebelumnya, termasuk 2002 untuk pembanding kekayaan

Ratu Atut Chosiyah tidak tersedia. Lihat Seksi Statistik Neraca Wilayah

BPS Kabupaten Serang, Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang Menurut Lapangan Usaha 2005 (Serang: Badan Pusat Statistik

Kabupaten Serang, 2006), 43.

Page 293: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

266 Oligarki dan Demokrasi...

menjadi Pelaksana Tugas (Plt.) Gubernur Banten pada Oktober

2005. Pada 2006, LHKPN yang dilaporkan Ratu Atut Chosiyah ke

KPK mencapai Rp41.937.757.809140

yang merepresentasikan MPI

sebesar 5.943 kali dari hasil pembagian dengan PDRB per kapita

berdasarkan harga berlaku kabupaten Serangpada tahun yang sama

sebesar Rp7.056.030.141

Puncaknya, ia berhasil menduduki jabatan

Gubernur Provinsi Banten periode 2007-2012 dan 2012-2017.

Pada 2011, total kekayaan Atut menyusut sebesar Rp1.058.718.

750 menjadi Rp40.879.039.059.142

Oleh karena itu, indeks

kekuasaan materialnya berkurang menjadi 4.146kali setelah dibagi

dengan PDRB per kapita 2011 atas dasar harga berlakukabupaaten

Serang sebesar Rp9.857.589,25.143

140

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara Ratu Atut Chosiyah: Perubahan atas

Laporan Harta Kekayaan yang Dilaporkan Sebelumnya,” Tambahan

Berita Negara R.I. Tanggal 20 September 2011 no 75, 20. 141

Seksi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang 2007 (Serang: Badan Pusat

Statistik Kabupaten Serang, 2008), 72. 142

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara Ratu Atut Chosiyah: Perubahan atas

Laporan Harta Kekayaan yang Dilaporkan Sebelumnya,” Tambahan

Berita Negara R.I. Tanggal 8 Agustus 2014, no. 63, 13. 143

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Produk Do-mestik Regional Bruto Kabupaten Serang Menurut Lapangan Usaha 2012 (Serang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang, 2013), 85.

Page 294: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 267

Tabel 4.2. Material Power Index (MPI) Ratu Atut Chosiyah

N

o Tahun Jabatan

Total Kekayaan

(Rupiah)

PDRB per

Kapita (Rupiah) MPI (x)

1 2002

Wakil

Gubernur

2002-2007

17.870.707.822 5.123.720 3.487

2 2006

Gubernur

Periode

2007-2012

41.937.757.809 7.056.030 5.943

3 2011 Gubernur

2012-2017 40.879.039.059 9.857.589,25 4.146

Sumber: Data diolah dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara

Negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

dan PDRB per kapita Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

Banten.

Tabel 4.2. memperlihatkan terjadinya konsentransi keka-

yaan pada Ratu Atut Chosiyah mulai 2002 hingga 2011. Akibat-

nya, terjadi stratifikasi material yang terefleksi pada Material

Power Index (MPI) sebesar 3.487 pada 2002, 5.943 pada 2006, dan

4.146 pada 2011 yang merupakan hasil pembagian antara total

kekayaan dengan PDRB per kapita masyarakat Banten pada

tahun-tahun tersebut. Stratifikasi material inilah yang mendefi-

nisikan Ratu Atut sebagai oligark.

Anak Chasan Sochib berikutnya adalah Tubagus Haerul

Jaman yang lahir di Serang, Banten, 17 Maret 1968 dari buah

pernikahannya dengan Ratu Rapi’ah binti Tb. Suhaemi, pada 2

Mei 1969.144

Oleh karena itu, Jaman merupakan adik tiri mantan

Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Dia adalah Wali Kota

Serang yang menjabat sejak 25 Maret 2011 dan terpilih kembali

untuk periode 2013-2018. Sebelum menjabat wali kota, dia adalah

Wakil Walikota Serang periode 2008-2013. Pada 2008, dia

144

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia ten-

tang ahli waris Tubagus Chasan Sochib halaman 6.

Page 295: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

268 Oligarki dan Demokrasi...

melaporkan harta kekayaan sebesar Rp2.492.245.676.145

Angka ini

jauh lebih kecil dibandingkan kakak tirinya, Atut Chosiyah. Jika

dibandingkan dengan PDRB per kapita kota Serang pada 2008

senilai Rp8.827.770,146

indeks kekuasaan material Haerul Jaman

sebesar 282,31 kali. Pada saat mencalonkan diri sebagai Walikota

Serang periode 2013-2018, dia melaporkan harta kekayaan pada

2013 sebesar Rp2.222.754.271.147

Jika dibagi dengan PDRB per kapita kota Serang 2013 sebesar Rp28,310.000,

148 indeks kekuasa-

an materialnya sebesar 78,51 kali.

Kemudian, pada 24 Mei 2016, Haerul Jaman kembali

melaporkan LHKPN sebesar Rp14.874.940.086.149

Jika dibagi

dengan PDRB per kapita kota Serang tahun 2016, sebesar

Rp36.530.000,150

indeks kekuasaan material Haerul Jaman sebesar

407,19 kali. Saat pencalonannya sebagai Wakil Gubernur Provinsi

Banten periode 2017-2022, Haerul Jaman melaporkan LHKPN

145

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara Tubagus Haerul Jaman,” Tambahan

Berita Negara R.I. Tanggal 2 Juni 2009, no. 44, 2. 146

Seksi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Produk Domestik Regional Bruto Kota Serang 2009 (Serang: Badan Pusat Sta-

tistik Kota Serang, 2010), 65. 147

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara Tubagus Haerul Jaman: Perubahan atas

Laporan Harta Kekayaan yang Dilaporkan Sebelumnya,” Tambahan

Berita Negara R.I. Tanggal 15 April 2014, no. 30, 3. 148

Sari Rahayu,Produk Domestik Regional Bruto Kota Serang Menurut Lapangan Usaha 2010-2014, ed.R. Achmad Widijanto (Serang:

Badan Pusat Statistik Kota Serang, 2015), 76. 149

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara atas Nama: Tubagus Haerul Jaman:

Perubahan atas Laporan Harta Kekayaan yang Dilaporkan Sebelumnya,”

Tambahan Berita Negara R.I. Tanggal 7 Oktober 2016, no. 80, 3. 150

Aprias Eko Wulandari, Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota Serang 2012-2016, ed. Dadang Ahdiat

(Serang:Badan Pusat Statistik Kota Serang, 2017), 74.

Page 296: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 269

pada 22 September 2016 sebesar Rp14.868.439.318.151

Setelah

dibagi dengan PDRB per kapita kota Serang tahun 2016, sebesar

Rp36.530.000,152

indeks kekuasaan material Haerul Jaman beri-

kutnya sebesar 407,01 kali.

Ratu Tatu Chasanah, adik Ratu Atut Chosiyah, merupa-

kan anak Chasan Sochib dari pernikahannya dengan Wasiah binti

Samsudin.153

Ratu Tatu, lahir di Serang, Banten, 23 Juli 1967. Dia

menjabat Bupati Serang periode 2016-2021 sejak 17 Februari

2016. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Bupati Serang

periode 2010-2015, mendampingi Bupati Taufik Nuriman. Pada 8

Februari 2010, Ratu Tatu Chasanah melaporkan harta kekayaan

dalam LHKPN sebesar Rp9.083.632.000.154

Jika dibagi dengan

PDRB per kapita Kabupaten Serang pada 2010 sebesar

Rp24.020.000,155

indeks kekuasaan material Ratu Tatu Chasanah

sebesar 378,16 kali. Lalu, pada saat mencalonkan diri sebagai

bupati Serang, Ratu Tatu melaporkan harta kekayaan sebesar

Rp7.725.318.471156

pada 27 Juli 2015. Angka ini mengalami

151

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara atas Nama: Tubagus Haerul Jaman:

Perubahan atas Laporan Harta Kekayaan yang Dilaporkan Sebelumnya,”

Tambahan Berita Negara R.I. Tanggal 4 November 2016, no. 88, 3. 152

Aprias Eko Wulandari, Produk Domestik Regional Bruto Me-nurut Lapangan Usaha Kota Serang 2012-2016, ed. Dadang Ahdiat

(Serang:Badan Pusat Statistik Kota Serang, 2017), 74. 153

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

tentang ahli waris Tubagus Chasan Sochib halaman 5. 154

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara Ratu Tatu Chasanah: Perubahan atas

Laporan Harta Kekayaan yang Dilaporkan Sebelumnya,” Tambahan

Berita Negara R.I. Tanggal 15 April 2016, no. 30, 9. 155

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten SerangMenurut Lapangan Usaha 2010-2014 (Serang: BPS Kabupaten Serang, 2015), 46.

156Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara atas Nama: Ratu Tatu Chasanah: Peru-

Page 297: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

270 Oligarki dan Demokrasi...

penurunan sebesar Rp1.358.313.529 atau 14,9%. Setelah dibagi

dengan PDRB per kapita kabupaten Serang pada tahun 2015

senilai Rp38.450.000,157

ditemukan indeks kekuasaan material

Ratu Tatu Chasanah di level 200,91 kali.

Anggota keluarga Chasan Sochib berikutnya adalah

Heryani binti H.A. Yuhana. Heryani merupakan istri kelima

Sochib yang dinikahinya pada 30 Mei 1988 di Pandeglang.158

Istri

kelima ini menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Pandeg-

lang periode 2009-2014. Kemudian, dia terpilih menjadi wakil

bupati Pandeglang periode 2011-2016. Pada 15 Juli 2010, Heryani

melaporkan LHKPN sebesar Rp26.512.375.402.159

Jika dibagi

dengan angka PDRB per kapita kabupaten Pandeglang 2010

sebesar Rp7.563.000,34,160

ditemukan indeks kekuasaan material

Heryani sebesar 3.505 kali. Pada 1 April 2015, Heryani kembali

melaporkan LHKPN sebesar Rp26.384.540.145.161

Angka tersebut

dibagi dengan PDRB per kapita Kabupaten Pandeglang di tahun

bahan atas Laporan Harta Kekayaan yang Dilaporkan Sebelumnya,”

Tambahan Berita Negara R.I. Tanggal 15 April 2016, no. 30, 9. 157

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Produk Domes-tik Regional Bruto Kabupaten Serang Menurut Lapangan Usaha 2012-2016 (Serang: BPS Kabupaten Serang, 2017), 46.

158Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia ten-

tang ahli waris Tubagus Chasan Sochib halaman 7. 159

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara atas Nama Heryani,” Tambahan Berita

Negara R.I. Tanggal 12 Februari 2013, no 13, 3. 160

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Produk Domes-tik Regional Bruto Pandeglang Menurut Lapangan Usaha 2010-2011 (Pandeglang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang, 2012), 77.

161Komisi Pemberantasan Korupsi, “Pengumuman Harta Keka-

yaan Penyelenggara Negara atas Nama: Heryani: Perubahan atas Laporan

Harta Kekayaan yang Dilaporkan Sebelumnya,” Tambahan Berita

Negara R.I. Tanggal16 Agustus 2016, no. 65, 5.

Page 298: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 271

yang sama sebesar Rp17.020.000,162

maka indeks kekuasaan

material Heryani sebesar 1550 kali.

Airin Rachmi Diany adalah menantu Chasan Sochib. Dia

adalah walikota Tangerang Selatan periode 2011-2016 dan terpilih

kembali untuk periode 2016-2021. Pada 24 Agustus 2010, Airin

melaporkan LHKPN sebesar Rp103.944.292.628.163

Jika dibagi

dengan PDRB per kapita kota Tangerang Selatan tahun 2010

sebesar Rp23.510.000,164

indeks kekuasaan material Airin Rachmi

Diany sebesar 4.421 kali pada tahun tersebut. Pada saat mencalon-

kan kembali sebagai wali kota Tangerang Selatan untuk periode

2016-2021, pada 23 Juli 2015, Airin melaporkan LHKPN sebesar

Rp84.005.292.628.165

Angka ini turun sebesar Rp19.939.000.000

atau 19,18% dibandingkan LHKPN sebelumnya. Jika dibagi

dengan angka PDRB per kapita kota Tangerang Selatan pada 2015

sebesar Rp36,300.000,166

ditemukan indeks kekuasaan material

Airin Rachmi Diany sebesar 2.314 kali.

Anggota keluarga besar Chasan Sochib berikutnya adalah

Hikmat Tomet yang memiliki hubungan keluarga dengan Sochib

sebagai menantu. Tomet merupakan suami dari mantan gubernur

162

Nur Rodiana, Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pandeglang 2012-2016, ed. Tri Tjahjo Purnomo (Pandeglang: Badan

Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pandeglang, 2017), 76. 163

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara atas Nama: Airin Rachmi Diany,”

Tambahan Berita Negara R.I. Tanggal 24 April 2012, no. 33, 7. 164

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik,Produk Domes-tik Regional Bruto Kota Tangerang Selatan Menurut Lapangan Usaha 2010-2014 (Setu: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2015),

77. 165

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara atas Nama: Airin Rachmi Diany: Peru-

bahan atas Laporan Harta Kekayaan yang Dilaporkan Sebelumnya,”

Tambahan Berita Negara R.I. Tanggal 15 April 2016, no. 30, 13. 166

Kusumapuri, Produk Domestik Regional Bruto Kota Tange-rang Selatan Menurut Lapangan Usaha 2012-2016, ed. Heru Susanto

(Setu: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2017), 77.

Page 299: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

272 Oligarki dan Demokrasi...

Banten, Ratu Atut Chosiyah. Tomet lahir di Bandung, 5 Juni 1955

dan meninggal di Jakarta, 9 November 2013 pada umur 58 tahun.

Pada pemilu 2009 ia mencalonkan diri sebagai anggota DPR dan

berhasil mendapatkan 96.446 suara. Ia kemudian resmi menjadi

anggota DPR periode 2009-2014 mewakili daerah pemilihan

(dapil) Banten II dan bertugas di Komisi V DPR RI.Hikmat juga

adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar

Provinsi Banten untuk masa bakti 2009–2014. Ia terpilih sebagai

Ketua DPD Partai secara aklamasi menggantikan ketua sebelum-

nya Mamat Rahayu Abdullah pada Musyawarah Daerah tahun

2009. Sebelumnya Hikmat Tomet tercatat pernah menjabat seba-

gai Komisaris Utama PT. Andiara Abad pada 2000. Adapun

Dekranasda yang dipimpinnya menjadi salah satu penerima hibah

dari pemerintah Banten sebesar Rp 750 juta pada 2011 lalu. Badan

Pemeriksa Keuangan mencium ketidakberesan pada penebaran

hibah tersebut. Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Aliansi

Independen Peduli Publik (Alipp) menduga melimpahnya hibah

dan bantuan sosial itu berkaitan dengan rencana Atut mencalon-

kan diri lagi sebagai gubernur pada 2011. Di antara total kekayaan

yang dilaporkannya pada 2010, Hikmat Tomet menyimpan tanah

dan bangunan yang berjumlah 49 unit, senilai Rp 19,6 miliar.

Kendaraan yang berjumlah 9 unit senilai Rp4,3 miliar. Kemudian

juga terdapat saham di empat perusahaan senilai Rp3,8 miliar.

Serta uang tabungan senilai Rp1 miliar. Selain menjabat sebagai

anggota DPR, Hikmat juga adalah Ketua Dewan Pimpinan Daerah

(DPD) Partai Golkar Provinsi Banten untuk masa bakti 2009–

2014.167

167

“Ini Profil Hikmat Tomet, Suami Atut,” Tempo.co, Sabtu, 9

November 2013. Artikel diakses Jumat, 17 Maret 2017 dari https://m.

tempo.co/read/news/2013/11/09/058528374/ini-profil-hikmat-tomet-

suami-atut

Page 300: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 273

Pada 30 Oktober 2009, Tomet melaporkan LHKPN

sebesar Rp33.857.421.285.168

Angka dibagi dengan PDRB per kapita provinsi Banten 2009 senilai Rp13.600.230,

169 maka

ditemukan indeks kekuasaan material Hikmat Tomet sebesar

2.489 kali.

Andika Hazrumy yang lahir di Bandung, 16 Desember

1985 juga merupakan anggota keluarga besar Sochib. Andika

merupakan anak pertama mantan Gubernur Banten Ratu Atut

Chosiyah sehingga otomatis memiliki hubungan sebagai cucu

dengan Sochib. Dia adalah direktur utama PT Andika Pradana

Utama periode 2000-2005; Sejak 2004 hingga sekarang dia

menjabat komisaris utama PT Pelayaran Sinar Ciomas Pratama;

Mulai 2007 hingga sekarang ia menjabat komisaris utama PT Ratu

Bidakara Hotel; Dia juga merupakan anggota DPD/MPR RI untuk

periode 2009-2014; Ia juga menjabat Wakil Ketua Panitia

Akuntabilitas Publik (PAP) DPD-RI untuk periode 2011-2012;

Anggota Komisi III DPR-RI Fraksi Partai Golkar untuk periode

2014-2019; dan anggota BURT DPR-RI untuk periode 2014-2019.

Terakhir, Andika terpilih menjadi wakil gubernur provinsi Banten

periode 2017-2022.

Pada 1 Desember 2009, Andika melaporkan LHKPN

kepada KPK sebesar Rp19.698.171.940.170

Angka tersebut dibagi

dengan PDRB per kapita kabupaten Serang pada 2009 sebesar

168

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara atas Nama: Hikmat Tomet,” Tambahan

Berita Negara R.I. Tanggal 2 Juli 2010, no 53, 6. 169

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Buku Saku PDRB Provinsi Banten, Kabupatan/Kota se-Banten, Provinsi se-Jawa dan PDB Indonesia 2008-2009 (Serang: BPS Provinsi Banten, 2010),

118. 170

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara atas Nama: Andika Hazrumy ,” Tam-

bahan Berita Negara R.I. Tanggal 26 Maret 2010, no. 25, 4.

Page 301: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

274 Oligarki dan Demokrasi...

Rp8.301.490,171

maka ditemukan indeks kekuasaan materialnya

sebesar 2.372 kali. Pada 31 Desember 2015, Andika melaporkan

LHKPN ke KPK yang merupakan perubahan atas laporan sebe-

lumnya, sebesar Rp20.744.339.190.172

Jumlah LKPN ini sesuai

dengan angka yang tertera dalam Daftar Pengumuman LHKPN

Calon Kepala Daerah dan Calon Wakil Kepala Daerah periode

2017-2022 Pemerintah Provinsi Banten yang disampaikan oleh

KPK pada 16 November 2016 kepada Komisi Pemilihan Umum

(KPU) Provinsi Banten sebagai penyelenggara Pilkada serentak

tahun 2017. Jika dibandingkan dengan LHKPN sebelumnya, angka

tersebut lebih besar Rp1.046.167.250 atau sebesar 5,31%. Jika

dibagi dengan PDRB per kapita kabupaten Serang pada 2015

sebesar Rp38,450.000,173

ditemukan indeks kekuasaan material

Andika Hazrumy sebesar 539,51 kali pada tahun tersebut.

Anggota keluarga besar Chasan Sochib berikutnya adalah

Aden Abdul Khaliq. Dia merupakan menantu Sochib karena

merupakan suami dari Ratu Lilis Karyarwati. Aden merupakan

anggota DPRD Provinsi Banten periode 2009-2014. Dia juga

merupakan calon Bupati Tangerang periode 2013-2018. Seiring

pencalonan bupati tersebut, pada 27 September 2012, Aden

171

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik,Produk Domes-tik Regional Bruto Kabupaten Serang 2010MenurutLapangan Usaha

(Serang: BPS Kabupaten Serang, 2011), 49. 172

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara atas Nama: Andika Hazrumy: Peruba-

han atas Laporan Harta Kekayaan yang Dilaporkan Sebelumnya,” Tam-

bahan Berita Negara R.I. Tanggal 1 November 2016, no. 87, 11. Lihat

juga, surat Komisi Pembertasan Korupsi (KPK) kepada Komisi Pemili-

han Umum (KPU) Provinsi Banten sebagai penyelenggara Pilkada

Serentak Tahun 2017, Nomor B-9476/10-12/11/2016, perihal Pengumu-

man Laporan Harta Kekayaan Calon Kepala Daerah, tanggal 16

November 2016. 173

Seksi Neraca Wilayah, PDRB Kabupaten Serang 2012-2016, 46.

Page 302: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 275

melaporkan LHKPN sebesar Rp14.510.904.419.174

Angka ini

dibagi dengan PDRB per kapitakabupaten Tangerang tahun 2012

sebesar Rp23.660.000,175

maka ditemukan indeks kekuasaan

material Aden Abdul Khaliq sebesar 613,3 kali.

Ratna Komalasari juga merupakan anggota keluarga besar

Chasan Sochib. Ratna merupakan istri Sochib yang dinikahinya

pada 8 April 1991 dan otomatis menjadi ibu tiri Atut Chosiyah.

Ratna merupakan anggota DPRD Kota Serang untuk periode

2009-2014. Dia juga merupakan ketua Persatuan Artis Film

Indonesia (Perfi) Banten. Seberapa besar kekuasaan materialnya,

hingga 19 Maret 2017, nama Ratna Komalasari belum tercantum

dalam aplikasi LHKPN KPK sehingga tidak terdeteksi seberapa

besar total kekayaan yang dimilikinya untuk menghitung indeks

kekuasaan materialnya yang mengukur seberapa besar kekuasaan

oligarkisnya.

Begitu juga dengan Ade Rossi Chaerunnisa yang meru-

pakan cucu menantu Chasan Sochib. Ade Rossi merupakan istri

Andika Hazrumy dan menjabat sebagai anggota DPRD Kota

Serang untuk periode 2014-2019. Ade juga menjabat sebagai

ketua KONI Serang, ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Banten dan Ketua

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak

(P2TP2A) Banten. Nama Ade Rossi belum tercatat dalam aplikasi

LHKPN KPK sehingga tidak diketahui seberapa besar total

kekayaan yang dimilikinya. Ratu Lilis Karyawati, anak Chasan

Sochib dan merupakan adik Tiri Atut Chosiyah. Lilis adalah ketua

DPD II Golkar Kota Serang 2009-2014 dan dia tidak melaporkan

LHKPN ke KPK.

174

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara atas Nama: Aden Abdul Khaliq,”

Tambahan Berita Negara R.I. Tanggal 6 Maret 2015, no. 19, 2. 175

Rohmad Chamdani, Produk Domestik Regional Bruto Kabu-paten Tangerang Menurut Lapangan Usaha 2012-2016 (Tangerang:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang, 2017), 86.

Page 303: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

276 Oligarki dan Demokrasi...

Anggota keluarga besar Chasan Sochib lainnya adalah

Tanto Warsono Arban. Pria kelahiran Bandung pada 12 Januari

1983 itu merupakan cucu menantu Sochib dan menantu mantan

Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Tanto merupakan anggota

DPRD Provinsi Banten periode 2014-2016. Dia juga mencalonkan

diri sebagai calon Wakil Bupati Pandeglang dan terpilih menjadi

Wakil Bupati Pandeglang periode 2016-2021 yang menduduki

jabatan tersebut sejak 23 Maret 2016. Dia juga merupakan Ketua

Komisi DPRD Provinsi Banten Tahun 2014-2016.

Dari sisi riwayat pekerjaan, Tanto juga menjabat sebagai

Komisaris Utama PT Arban Global Nusantara, Komisaris Utama

PT Arban Media, Direktur Hotel Ratu. Di bidang organisasi,

Tanto juga menjabat Ketua KNPI Banten dan Ketua Himpunan

Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Banten. Ketua DPD KNPI

Banten Tahun 2014-2017. Sementara itu, dari sisi pengalaman

organisasi, Tanto menjabat Ketua HIPMI Banten Tahun 2011-

2014, Wakil Bendahara Partai Golkar, dan Dewan Pembina

KADIN Banten. Pada 31 Desember 2014, Tanto melaporkan harta

kekayaan pada LHKPN KPK sebesar Rp6.370.141.250.176

Angka

ini dibagi dengan pendapatan per kapita kabupaten Pandeglang

sebesar Rp15.320.000,177

indeks kekuasaan material Tanto

Warsono Arban sebesar 415,8 kali.

Indeks kekuasaan seorang anggota keluarga besar Sochib

berikutnya yang terlacak melalui LHKPN adalah Andiara Aprilia

Hikmat. Andiara yang lahir di Bandung, 22 April 1987 merupakan

cucu Sochib, anak Ratu Atut Chosiyah, dan istri Tanto Warsono

Arban. Andiara pernah menduduki jabatan wakil ketua Palang

Merah Indonesia (PMI) tahun 2012. Putri dari Ratu Atut Chosiyah

ini juga pernah aktif di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan

Perempuan dan Anak (P2TP2A) sebagai Kepala Pemberdayaan

dan Pendidikan di Tahun 2011. Dia juga pernah menjadi Direktur

176

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara atas Nama: Tanto Warsono Arban,”

Tambahan Berita Negara R.I. Tanggal 12 April 2016, no. 29, 4. 177

Rodiana, PDRB Pandeglang 2012-2016, 76.

Page 304: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 277

Utama Ratu Hotel tahun 2009. Dia merupakan anggota DPD RI

asal daerah pemilihan (Dapil) Banten periode 2014-2019. Aprilia

Hikmat terpilih menjadi senator dari provinsi Banten dengan

mengantongi 904.421 suara. Pada 1 Desember 2014, dia melapor-

kan harta kekayaan melalui LHKPN sebesar Rp19.574.952.636.178

Angka ini dibagi dengan PDRB per kapita provinsi Banten senilai

Rp39.980.000,179

maka material power index Andiara Aprilia

Hikmat sebesar 489,61 kali. Sebagai rangkuman, lihat Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Material Power Index (MPI) Anggota Keluarga Besar

Tubagus Chasan Sochib

No

Nama Jabatan

Total Kekayaan (Rupiah) PDRB per kapita

(Rupiah)

MPI

(x) Tahun Nilai Nominal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1

Ratu

Atut

Chosiyah

(Anak)

Wakil Gubernur

Banten Periode

2002-2007

2002 17.870.707.822 5.123.720 3.487

Gubernur

Banten Periode

2007-2012

2006 41.937.757.809 7.056.030 5.943

Gubernur

Banten Periode

2012-2017

2011 40.879.039.059 9.857.589,25 4.146

2

Tubagus

Haerul

Jaman

(anak)

Wakil Walikota

Serang Periode

2008-2013

2008 2.492.245.676 8.827.770

282,31

178

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara atas Nama: Andiara Aprilia Hikmat,”

Tambahan Berita Negara R.I. Tanggal 5 April 2016, no. 27, 3. 179

Hendro Prayitno et al., Buku Saku PDRB Provinsi Banten, PDRB Kabupaten/Kota se-Banten, PDRB Provinsi se-Jawa dan PDB Indonesia 2014-2015, ed. Budi Prawoto (Serang: BPS Provinsi Banten,

2016), 102.

Page 305: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

278 Oligarki dan Demokrasi...

Lanjutan Tabel 4.3

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Walikota dalam

Sisa Masa

Jabatan Periode

2008-2013

(Calon

Walikota

Serang Periode

2013-2018)

2013 2.222.754.271 28,310.000 78,51

Walikota

Serang Periode

2013-2018

2016 14.874.940.086. 36.530.000 407,19

Calon Wakil

Gubernur

Banten Periode

2017-2022

2016 14.868.439.318 36.530.000 407,01

3

Ratu

Tatu

Chasanah

(anak)

Anggota

DPRDProvinsi

Banten periode

2009-2014

(Calon Wakil

Bupati Serang

Periode 2010 -

2015)

2010 9.083.632.000 24.020.000 378,16

Wakil Bupati

Serang (Calon

Bupati Serang)

2015 7.725.318.471 38.450.000 200,9

Bupati Serang

Periode 2016-

2021

2016

Ketua

Masyarakat

Agribisnis dan

Agroindustri

Indonesia

Banten

Ketua PMI

Provinsi Banten

4

Heryani

(Istri)

Anggota DPRD

Kabupaten

Pandeglang

periode 2009-

2014.

2010 26.512.375.402 7.563.000,34 3.505

Page 306: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 279

Lanjutan Tabel 4.3

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Wakil Bupati

Pandeglang

Periode 2011-

2016

2015 26.384.540.145 17.020.000 1550

5

Airin

Rachmi

Diany

(Menantu

)

Walikota

Tangerang

Selatan Perode

2011-2016

2010 103.944.292.628 23.510.000 4.421

Walikota,

Calon Walikota

Tangerang

Selatan Periode

2016-2021

2015 84.005.292.628. 36,300.000 2.314

Walikota

Tangerang

Selatan Periode

2016-2021

6

Hikmat

Tomet

(Menantu

/Suami

Ratu Atut

Chosiyah)

Anggota DPR

RI Periode

2009-2014

2009 33.857.421.285 13.600.230 2.489

7

Andika

Hazrumy

(Cucu)

Anggota DPD

RI Periode

2009-2014

2009 19.698.171.940 8.301.490 2.372

Anggota DPR

RI Periode

2014-

2019/Calon

Wakil Gubernur

Banten Periode

2017-2022

2015 20.744.339.190 38,450.000 539,51

Wakil Gubernur

Banten Periode

2017-2022

Wakil Ketua

GP Ansor

Ketua Taruna

Tanggap

Bencana

Bendahara

Karang Taruna

Banten

Page 307: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

280 Oligarki dan Demokrasi...

Lanjutan Tabel 4.3

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

8

Aden

Abdul

Khaliq

(Menantu

, suami

Ratu

Lilis

Karyarw

ati)

Anggota DPRD

Provinsi Banten

Periode 2009-

2014/Calon

Bupati

Tangerang

Periode 2013-

2018

2012 14.510.904.419 23.660.000 613,3

Ketua DPD

KNPI Banten

Ketua

Persatuan

Basket Seluruh

Indonesia

(Perbasi) Kota

Serang

9

Ratna

Komalas

ari

(Istri/Ibu

Tiri Atut

Chosiyah

)

Anggota DPRD

Kota

Serang2009-

2014.

Data belum

tersedia

Ketua

Persatuan Artis

Film Indonesia

(Perfi) Banten

10

Ade

Rossi

Chairunn

isa (Cucu

Menantu,

istri

Andika

Hazrumi)

Anggota DPRD

Kota Serang

2009-2014.

Data belum

tersedia

Ketua KONI

Serang

Ketua

Himpunan

Pendidik dan

Tenaga

Kependidikan

Anak Usia Dini

(Himpaudi)

Banten

Ketua Pusat

Pelayanan

Terpadu

Pemberdayaan

Perempuan dan

Anak (P2TP2A)

Banten

Page 308: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 281

Lanjutan Tabel 4.3

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

11

Tanto

Warsono

Arban

(Cucu

Menantu,

Menantu

Atut

Chosiyah

)

Anggota DPRD

Provinsi Banten

2014-2016,

Calon Wakil

Bupati

Pandeglang

2014 6.370.141.250 15.320.000 415,8

Wakil Bupati

Pandeglang

2016-2021

Ketua KNPI

Banten

Ketua

Himpunan

Pengusaha

Muda Banten

(Hipmi)

Banten.

12

Andiara

Aprilia

Hikmat

(Cucu,

Anak

Atut

Chosiyah

, Istri

Tanto

Warsono

Arban)

Anggota DPD

RI asal Banten

Periode 2014-

2019

2014 19.574.952.636 39.980.000 489,61

13. Total Kekayaan Keluarga Besar

Tubagus Chasan Sochib 268.920.388.401* 42.310.000 6.356

* Angka merupakan hasil jumlah dari nilai nominal LHKPN terakhir dari

masing-masing anggota keluarga Tubagus Chasan Sochib, belum

termasuk Ratna Komalasari dan Ade Rossi Chairunnisa.

Sumber: Data diolah dari data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara

Negara (LHKPN), Komisi Pembertasan Korupsi (KPK) dan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita, Badan

Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten.

Page 309: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

282 Oligarki dan Demokrasi...

Secara individu di keluarga besar Tubagus Chasan Sochib,

Tabel 4.3. menunjukkan, Ratu Atut Chosiyah merupakan peme-

gang sumber daya kekuasaan material180

terbesar dengan indeks

kekuasaan material (MPI)181

di level 5.943 kali (2006), 4.146 kali

(2011), dan 3.487 kali (2002). Rangking kedua ditempati oleh

Airin Rachmi Diany dengan MPI 4.421 kali (2010), 2.489 kali

(2009), dan 2.314 (2015). Rangking ketiga disandang oleh Heryani

dengan MPI 3.505 kali (2010) dan 1.550 kali (2015). Hikmat

Tomet menempati posisi keempat 2.489 kali (2009). Di posisi

kelima, Andika Hazrumy 2.372 kali (2009) dan 539,51 (2015).

Nama-nama tersebut masuk kategori oligark karena indeks kekua-

saan materialnya berada di atas 2000 kali rata-rata masyarakat di

wilayahnya masing-masing.

Selebihnya, berada di bawah 1000 kali sehingga tidak

terdefinisikan sebagai para oligark, seperti Aden Abdul Khaliq di

angka 613,3 kali (2012); Andiara Aprilia Hikmat di posisi 489,61

kali (2014); Tanto Warsono Arban di posisi 415,8 kali (2014);

Tubagus Haerul Jaman di level 282,31 kali (2008), 78,51 kali

(2013), 407,19 kali (2016) dan 407,01 kali (2016); dan Ratu Tatu

Chasanah di angka 378,16 kali (2010) dan 200,9 kali (2015).

Jadi, dari 12 anggota keluarga Chasan Sochib, dua di anta-

ranya tidak memenuhi kewajibannya untuk melaporkan LHKPN

kepada KPK sehingga hanya 10 yang bisa terlacak besaran sumber

daya materialnya. Dari 10 tersebut, lima di antaranya terkonfir-

masi dan terdefinisikan sebagai oligark. Sedangkan sisanya, tidak

memenuhi syarat untuk didefinisikan sebagai oligark.

Namun demikian, jika ditotal yang merupakan hasil jum-

lah dari nilai nominal LHKPN terakhir dari masing-masing ang-

gota keluarga Tubagus Chasan Sochib, tidak termasuk Ratna

Komalasari dan Ade Rossi Chairunnisa, kekayaan keluarga besar

Tubagus Chasan Sochib yang dilaporkan ke KPK mencapai

Rp268.920.388.401. Setelah dibagi dengan PDRB per kapita

180

Winters, Oligarchy, 18-20. 181

Winters, Oligarchy, 78.

Page 310: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 283

provinsi Banten tahun 2016 senilai Rp42.310.000,182

indeks ke-

kuasaan material keluarga jawara tersebut di posisi 6.356 kali.

Dalam konteks ini, keluarga Chasan Sochib masuk kategori

oligark karena stratifikasi materialnya dibandingkan masyarakat

biasa jauh di atas 2000 kali. Dengan demikian, jika dilihat per

individu, hampir separoh masuk kategori oligark. Tapi, jika dige-

neralisir, yakni satu keluarga besar, mereka semau terdefinisikan

sebagai para oligark.

D. Transformasi Kekayaan Menjadi Tampuk Kekuasaan Oligarkis

Paling tidak, terdapat dua kata kunci penting yang men-

jadi faktor kemenangan keluarga besar Chasan Sochib dalam

memenangkan pertarungan politik. Kedua kata kunci tersebut

adalah uang dan jaringan.183

Uang menandai kekuasaan material184

yang menjadi basis kekuasaan oligarkis dan jaringan menandai

kekuasaan mobilisasi185

yang menjadi basis kekuasaan elite. Dari

sisi ini, tak terbantahkan keluarga besar Sochib mengerahkan dua

sumber kekuasaannya yang utama sekaligus. Namun demikian,

seiring kejawaraan Chasan Sochib, dua sumber daya kekuasaan

tersebut (material dan mobilisasi) kemudian dilengkapi dengan

sumber daya kekuasaan yang lain, yakni koersif186

baik secara

langsung maupun tidak langsung atau simbolik. Pada subbab ini

peneliti menjelaskan tiga sumber daya kekuasaan tersebut—mate-

rial, mobilisasi, dan koersif yang saling menopang para anggota

182

Hendro Prayitno, Adam Sofian, C.M. Rosidah, Buku Saku PDRB Provinsi Banten, PDRB Kabupaten/Kota se-Banten, PDRB Pro-vinsi se-Jawa dan PDB Indonesia 2015-2016, ed. Budi Prawoto (Serang:

Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2017), 102. 183

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 184

Winters, Oligarchy, 18-20. 185

Winters, Oligarchy, 15-18. 186

Winters, Oligarchy, 15.

Page 311: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

284 Oligarki dan Demokrasi...

keluarga besar Chasan Sochib dalam memenangkan kancah kekua-

saan dan mendefinisikan mereka sebagai para oligark.

1. Peran Tb. Chasan Sochib sebagai Oligark di Balik Layar

Kesuksesan dalam bisnis yang menjadi profil kekuasaan

material dan mendefinisikan Chasan Sochib sebagai oligark men-

jadikannya sangat kuat (powerful) secara politik. Menurut Fitron

Nur Ikhsan, Juru Bicara Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun

2013-2014, kemenangan Ratu Atut Chosiyah dalam tiga kali

Pilkada tidak terlepas dari pengaruh jaringan yang dimiliki ayah-

nya, Tb. Chasan Sochib. Kader ayahnya bukan hanya lahir

menjadi orang penting tapi juga menjadi pejabat dan pengusaha.

Hampir semua pengusaha atau orang kaya di Banten berhulu pada

hasil didikan Tb. Chasan Sochib. Oleh karena itu, anggota

keluarga Tb. Chasan Sochib yang mencalonkan diri dalam Pilkada

memiliki daya topang yang lebih kuat pada level akar rumput

(grassroot). Sebab, Tb. Chasan Sochib selain sebagai tokoh

berpengaruh, juga sebagai kontraktor yang memiliki dana sangat

mumpuni. “Dia dan kadernya merupakan kontraktor. Saat dia

dapat jalan, ada beberapa karyawan yang ikut sama dia. Itulah

jaringan, itulah network. Itulah jaringan yang riil dari semua

lapisan mulai dari jaringan bisnis hingga lembaga keagamaan

dengan menyumbang pondok pesantren sehingga semua orang

merasa hidup bersama dia.”187

Tiga bulan setelah Banten diresmikan menjadi provinsi

pada 18 November 2000188

dan setelah terbentuk pada 4 Oktober

187

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 188

Daerah Provinsi Banten adalah pecahan dari Provinsi Jawa

Barat. Terbentuk pada tanggal 4 Oktober 2000 sebagai hasil dari Dekla-

rasi Rakyat Banten pada tanggal 18 Juli 1999 berdasarkan UU Nomor 23

tahun 2000. Pada tanggal 18 November 2000 dilakukan peresmian Pro-

vinsi Banten dan dikepalai olah Gubernur pertama H. Hakamudin Djamal

Page 312: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 285

2000, beberapa langkah diambil untuk melengkapi aparat pemerin-

tahan formal. Pada awal Maret 2001, Panitia Pengisian Keanggo-

taan (PKK) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banten

terbentuk di bawah kepemimpinan Hassan Alaydrus untuk menen-

tukan jumlah kursi dan komposisinya.189

Pada bulan berikutnya,

April 2001, Tb. Chasan Sochibdiangkat menjadi salah satu dari

lima anggota komisi pengawas yang merepresentasikan masya-

rakat sipil. Komite ini mengawasi komisi lain yang memiliki hak

untuk menentukan keputusan final parlemen berdasarkan hasil

pemilu 1999.Dalam konteks ini, menurut Masaaki dan Hamid,

tidak begitu jelas sejauh mana Sochib menggunakan pengaruhnya

dalam proses-proses pemilihan. Akan tetapi, disebutkan bahwa

materialbersuku Jawa, Dharmono K. Lawidari Partai Demokrasi

Indonesia-Perjuangan (PDI-P), terpilih menjadi Ketua DPRD

Banten190

karena pengaruh Tb. Chasan Sochib.191

Setelah DPRD provinsi Banten periode 2001-2004 terben-

tuk, langkah selanjutnya dan tugas pertamanya adalah memilih

gubernur dan wakil gubernur periode 2001-2006.192

Proses pemi-

lihan dimulai pada 16 September 2001 dan berakhir pada 3

untuk menjalankan roda pemerintahan sampai terpilihnya gubernur

definitif. 189

Untuk bagaimana cara kerja Panitia Pengisian Keanggotaan

(PKK) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan formasi DPRD

provinsi Banten yang terbentuk periode 2001-2004, lihat Hidayat, “Sha-

dow State,” 208-9. 190

Unutuk tabel distribusi kursi DPRDProvinsi Banten, lihat

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 121. 191

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 121-22. 192

Secara teknis, pemilihan gubernur dan wakil gubernur Banten,

terdiri darilimatahapan: pendaftaran awal dari kandidat yang prospektif;

penyaringan bakal calon tahap I; penyaringan tahap II; pemilihan tiket

definitif bagi calon-calon gubernur dan wakil gubernur; dan terakhir,

pemilihan paket gubenur dan wakil gubernur (hari-H). Lihat Hidayat,

“Shadow State,” 212.

Page 313: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

286 Oligarki dan Demokrasi...

Desember 2001.193

Menurut Syarif Hidayat, proses pemilihan

gubernur dan wakil gubernur telah memunculkan kekuatan sosial

yang menjadi basis sumber daya kekuasaan elite,194

kekuatan

ekonomi (kekuasan material) yang menjadi basis sumber daya

kekuasaan oligarkis,195

dan kekuatan politik yang bermacam-ma-

cam. Akan tetapi, kekuatan yang utama muncul dan terus bekerja

saat itu adalah jawara-pengusaha. Pada kepengusahaan jawara

inilah melekat karakteristik oligarkis196

selain sumber daya kekua-

saan elite197

yang sudah mereka miliki secara bersamaan. Pemili-

han gubernur tersebut menjadi momentum penting bagi mereka198

dan semua sumber daya kekuasaannya.

Yang menarik, beberapa tokoh masyarakat Banten yang

sudah lebih awal berperan utama dalam perjuangan pendirian

Banten sebagai provinsi justru menghilang selama proses pemili-

han. Di antara mereka adalah Triyana Sjam’un, Ketua Umum

Badan Koordinasi Pembentukan Provinsi Banten (Bakor PPB);

Uwes Qorni, seorang pelopor dalam gerakan pendirian provinsi

Banten dan Ketua Umum Komite Pembentukan Provinsi Banten

(KPPB); dan Moch. Ali Yahya, perumus dan pengusul rancangan

Undang-undang DPR tentang pendirian Provinsi Banten. Sebalik-

nya, Tb. Chasan Sochib dengan sumber daya kekuasaan elite199

dan oligarkis200

sekaligus yang merupakan tokoh jawara-pengu-

saha yang selama periode perjuangan pendirian provinsi Banten

lebih sering berperan di balik layar,201

justru muncul sebagai

kekuatan dominan.202

193

Hidayat, “Shadow State,” 209. 194

Winters, Oligarchy, 13 195

Winters, Oligarchy, 18-20 196

Winters, Oligarchy, 13 197

Winters, Oligarchy, 13 198

Hidayat, “Shadow State,” 212. 199

Winters, Oligarchy, 13 200

Winters, Oligarchy, 18-20. 201

“In all ages, whatever the form and name of government, be it monarchy, republic, or democracy, an oligarchy lurks behind the facade.”

Page 314: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 287

Pendaftaran awal bagi bakal calon untuk gubernur dan

wakil gubernur dimulai pada 16 September 2001. Syarif Hidayat

mengakui dinamika politik lokal sejak pembukaan hingga hari-H,

yakni pemilihan paket gubernur dan wakil gubernur, sulit dipre-

diksi. PDI-P menominasikan Mamas Chaeruddin, Ketua DPD

PDI-P Provinsi Banten, sebagai kandidat gubernur. Golkar menga-

jukan Moch. Aly Yahya, anggota fraksi Golkar di DPR RI, sebagai

calon untuk gubernur dan Hj. Atut Chosiyah (pengusaha perem-

puan) untuk wakil gubernur. Sementara itu, PPP menominasikan

Djoko Munandar, Ketua Dewan Pimpinan Daerah PPP Provinsi

Banten, sebagai kandidatnya untuk gubernur. Kemudian, koalisi

tiga partai lain, yakni Partai Keadilan (PK), Partai Amanat

Nasional (PAN), dan Partai Bulan Bintang (PBB) menominasikan

Triyana Sjam’un, pengusaha dan tokoh dalam perjuangan pendi-

rian provinsi Banten, sebagai kandidatnya untuk gubernur.203

Tb.

Chasan Sochib tidak berada di antara bakal calon.

Menurut Syarif Hidayat, ini merupakan bagian dari stra-

tegi untuk pemenangan. Rumor-rumor sudah meluas bahwa

Chasan Sochib punya ambisi untuk mengendalikan momentum

pasca-Banten Nomor Satu (gubernur). Untuk menyangkal rumor

ini, Tb. Chasan Sochib secara formal tidaklah terdaftar sebagai

kandidat gubernur. Namun demikian, di balik layar, Sochib,

sebagai tokoh jawara sudah mengerahkan berbagai sumber daya

kekuasaannya.204

Salah satunya, dia melakukan mobilisasi masa

(kekuasan moblisasi)205

mengiringi tiket kandidat tertentu. Seba-

gai tokoh Partai Golkar, Sochib jelas memiliki kewajiban untuk

Lihat Ronald Syme, The Roman Revolution (Oxford: Oxford University

Press, 1939), 7. Bedakan dengan Winters, Oligarchy, 72. 202

Hidayat, “Shadow State,” 212. 203

Iwan Kusuma Hamdan et al., Mengawal Aspirasi Masyarakat Banten menuju Banten Iman dan Taqwa: Memori Pengabdian DPRD Banten Masa Bakti 2001-2004 (Banten: Sekretariat DPRD Banten,

2004), 119-20. 204

Winters, Oligarchy, 11-20. 205

Winters, Oligarchy, 15-18.

Page 315: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

288 Oligarki dan Demokrasi...

mendukung kandidatnya untuk gubernur (Moch. Aly Yahya) dan

wakil gubernur (Atut Chosiyah). Akan tetapi, Sochib, bahkan

punya kepentingan yang lebih besar dalam memastikan pencalo-

nan Atut Chosiyah saat Chasan Sochib dan Atut Chosiyah berbagi

hubungan keluarga yang sangat dekat.206

Lebih jauh Syarif Hidayat menjelaskan, dengan sedikit

politik uang yang menjadi sumber daya kekuasaan material207

Chasan Sochib, tahapan awal ini sudah berlangsung. Berbagai

elemen masyarakat pun bermunculan untuk mendukung kandidat

tersebut. Salah satu bentuk penggunaan kekuasaan mobilisasi208

dari Tb. Chasan Shohib adalah pernyataan dukungan bagi Ratu

Atut Chosiyah yang datang dari asosiasi pencak silat Persatuan

Pendekar Persilatan dan Seni Budaya Banten Indonesia

(PPPSBBI) pada 18 September 2001. Dukungan tersebut datang

dua hari setelah pembukaan pendaftaran bakal calon gubernur dan

wakil gubernur. Surat dukungan tersebut ditandatangani oleh

ketua umum PPPSBBI, H. Tb. Chasan Sochib dan wakil sekretaris

jenderal, M. Suminta Idris.209

Dalam konteks ini, Sochib jelas

sudah mentransformasikan kekuasaan jabatan resmi210

sebagai

206

Hidayat, “Shadow State,” 213. 207

Winters, Oligarchy, 18-20. 208

Winters, Oligarchy, 15-18. 209

Sebagian isi surat tersebut berbunyi, “Kami panitia eksekutif

Persatuan Pendekar Persilatan dan Seni Budaya Banten Indonesia

(PPPSBBI) dalam kaitannya dengan pemilihan gubernur dan wakil

gubernur provinsi Banten untuk periode 2001-2006, merasa terpanggil

[untuk menyatakan bahwa] pentingnya memilih pemimpin yang tepat,

yang mengerti karakter dan budaya masyarakat Banten serta memiliki

kesadaran persatuan dan integritas masyarakat Banten. Oleh karena itu,

dengan ini kami dari PPPSBBI mendeklarasikan dukungan penuh kami

untuk Ibu Hj. Ratu Atut Chosiyah sebagai calon wakil gubernur provinsi

Banten periode 2001-2006 dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur

yang akan datang.” Lihat Hidayat, “Shadow State,” 213. 210

Winters, Oligarchy, 13-15.

Page 316: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 289

ketua umum menjadi kekuasaan mobilisasi211

melalui para jawara

yang menjadi anggota PPPSBBI.

Surat dukungan tersebut, menurut Syarif Hidayat, telah

menjadi sinyal bahwa jawara berpihak kepada Atut Chosiyah

sebagai calon wakil gubernur dan karena itu juga dukungan bagi

siapapun yang akan menjadi calon gubernur yang punya paket

yang sama dengan Atut Chosiyah. Kondisi ini merefleksikan

sebuah bentuk awal dari keterlibatan jawara dalam proses pemi-

lihan. Berikutnya, keterlibatan mereka cenderung mengarah pada

mobilisasi212

massa dengan dalih ‘melindungi dan menjaga’ pemi-

lihan tersebut. Keterlibatan itu juga mengarah pada intimidasi

yang merefleksikan kekuasaan koersif213

dari para jawara terhadap

para pendukung kandidat lain. Terdapat banyak indikasi, kata

Syarif Hidayat, yang sangat berhubungan dengan strategi-strategi

pemenangan dari Tb. Chasan Sochib.214

Pada tahapan penyaringan215

ketiga, fraksi-fraksi di DPRD

Provinsi Banten menominasikan 5 pasangan calon untuk gubernur

dan wakil gubernur. Kelima pasangan tersebut adalah Pertama, Djoko Munandar dan Ratu Atut Chosiyah yang dicalonkan oleh

Fraksi Golkar dan PPP; Kedua, Herman Haeruman dan Tb. Mamas

Chaerudin yang dicalonkan oleh fraksi PDI-P; Ketiga, Ace

211

Winters, Oligarchy, 15-18. 212

Winters, Oligarchy, 15-18. 213

Winters, Oligarchy, 15. 214

Hidayat, “Shadow State,” 213-14. 215

Saat penyaringan para calon, tahapan pertama menghasilkan

22 bakal calon untuk gubernur dan 7 untuk wakil gubernur. Jumlah ter-

sebut disaring kembali (tahapan kedua) menjadi 12 calon untuk gubernur

dan wakil gubernur Banten. Hingga tahapan ini, para kandidat belum

ditetapkan berpasangan. Pada putaran ketiga, pada penyaringan tahap

kedua itu, 12 kandidat dipasangkan menjadi berpasangan. Setiap pasa-

ngan dinominasikan oleh satu dari enam fraksi di DPRD provinsi Banten.

Pada sidang pleno 25 September 2001, melalui voting tertutup, DPRD

menetapkan 12 calon untuk gubernur dan wakil gubernur. Hidayat,

“Shadow State,” 214. Lihat juga Hamdan et al., Mengawal Aspirasi, 122.

Page 317: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

290 Oligarki dan Demokrasi...

Suhaedi Madsupi dan Tb. Mamas Chaerudin yang dicalonkan oleh

fraksi ABK (Fraksi Amanat Bintang Keadilan); Keempat, Herman

Haeruman dan Hilman Indra yang dicalonkan oleh fraksi ABK;

dan Kelima, Herman Haeruman dan Ade Sudirman yang

dicalonkan oleh fraksi Al Bantani.216

Menurut Syarif Hidayat, hal yang paling mencolok adalah

hilangnya Moch. Aly Yahya sebagai calon gubernur selama penya-

ringan tahap kedua. Tokoh terkenal dalam perjuangan pendirian

provinsi Banten ini hanya mendapatkan 28 suara dalam penyari-

ngan tahap pertama. Bahkan, menurut Syarif Hidayat, ada indikasi

kuat bahwa hilangnya nama Moch. Aly Yahya dari bursa penca-

lonan berkaitan erat dengan skenario yang dibuat oleh Tb. Chasan

Sochib dan tim suksesnya. Sejak awal, Chasan Sochib memiliki

kepentingan besar dengan posisi Banten II (wakil gubernur),

sebagaimana posisi ini relevan dengan Atut Chosiyah yang sedang

diperjuangkannya.217

Paling tidak, terdapat empat alasan Tb. Chasan Sochib

untuk posisi Atut Chosiyah sebagai calon wakil gubernur.

Pertama, posisi calon gubernur dianggap terlalu berat bagi Atut

Chosiyah.218

Terlalu berat dalam pengertian pengalaman dan kapa-

bilitas personalnya. Kedua, sebagai calon gubernur, Atut Chosiyah

akan memberatkan Partai Golkar di mana pencalonannya akan

berpengaruh pada faktor kemenangan nantinya. Ketiga, Golkar

sudah terlanjur mencalonkan Moch. Aly Yahya sebagai gubernur

dan Atut Chosiyah sebagai wakil gubernur. Untuk mengatasi

masalah ini, hal-hal ‘diatur’ sehingga Golkar memutuskan hanya

mengejar posisi wakil gubernur. Dengan demikian, sekarang jelas

alasan penarikan Moch. Aly Yahya dari arena. Apalagi, sejak awal

Moch. Aly Yahya hanya tertarik untuk dicalonkan sebagai

gubenur bukan wakil gubernur.219

216

Hidayat, “Shadow State,” 214. 217

Hidayat, “Shadow State,” 214-15. 218

Hidayat, “Shadow State,” 214-15. 219

Hidayat, “Shadow State,” 215.

Page 318: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 291

Keempat, alasan pencalonan Atut Chosiyah sebagai wakil

gubernur juga sebagai strategi dari Tb. Chasan Sochib untuk

mengantarkan anak sulungnya itu berkuasa tiga periode. Jika

langsung berkuasa jadi gubernur, Atut Chosiyah hanya berpeluang

berkuasa dua periode. Inilah sikap politik Tb. Chasan Sochib yang

sangat visioner, jauh melihat ke depan untuk masa depan

kekuasaan politik dinastinya. Strategi ini juga diikuti oleh anak

Atut Chosiyah, Andika Hazrumy pada Pilkada 2017. Pada dasar-

nya, menurut Masaaki dan Hamid, selama proses pembentukan

Banten sebagai provinsi yang independen, Sochib sudah memper-

lihatkan hasrat yang kuat bahwa Atut Chosiyah menjadi wakil

gubernur pertama dan dikatakan bahwa Sochib tidak peduli siapa

yang akan menjadi gubernurnya.220

Tantangan bagi Golkar dan Tb. Chasan Sochib adalah

memilih calon gubernur lain untuk dipasangkan dengan Atut

Chosiyah. Ini, menurut Syarif Hidayat, merupakan tugas rumit

dan membutuhkan amunisi politik dan ekonomi (sumber daya

kekuasaan material221

) yang berat. Sebab, hampir semua calon

gubernur yang sudah lolos pada penyaringan tahap pertama sudah

punya pasangan untuk maju sebagai wakil gubernur. Dalam situasi

ini, Golkar dan Tb. Chasan Sochib menunjukkan kemampuannya.

Setelah perhitungan yang hati-hati, diputuskan bahwa Golkar

harus membentuk sebuah koalisi dengan satu partai lain atau

lebih. Pilihannya antara PPP dan PDI-P. Pada saat yang sama, PPP

belum menentukan nama calon wakil gubernur untuk dipasangkan

dengan Djoko Munandar (kandidat gubernur dari PPP).

Setelah berbagai pendekatan dan kompromi, koalisi

Golkar-PPP terbentuk sehingga calon PPP untuk gubernur, Djoko

Munandar dipasangkan dengan Ratu Atut Chosiyah sebagai calon

wakil gubernur. Menurut Syarif Hidayat, koalisi ini menunjukkan

bahwa Chasan Sochib merupakan kontributor utama untuk men-

220

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 122-23. 221

Winters, Oligarchy, 18-20.

Page 319: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

292 Oligarki dan Demokrasi...

danai pemilihan pasangan tersebut.222

Dalam konteks pendanaan

pemilihan inilah sumber daya kekuasaan material223

yang menjadi

basis kekuasaan oligarkis dari Tb. Chasan Sochib sedang bekerja.

Partai Golkar merelakan Moch. Aly Yahya untuk keluar dari kon-

testasi calon gubernur dan hanya memajukan Ratu Atut Chosiyah

sebagai calon wakil gubernur dengan kompensasi pendanaan yang

dibebankan kepada Tb. Chasan Sochib.

Menentukan tiga pasangan calon yang akan maju dalam

putaran akhir, yakni pemilihan itu sendiri menjadi tahapan

selanjutnya. Pada 3 Oktober 2001, tiga pasangan telah terpilih.

Ketiga pasangan tersebut adalah: Pertama, Djoko Munandar dan

Ratu Atut Chosiyah yang dicalonkan oleh PPP dan Golkar; Kedua,

Ace Suhaedi Madsupi dan Tb. Mamas Chaerudin yang dicalonkan

oleh PDI-P; dan Ketiga, Herman Haeruman dan Ade Sudirman

yang dicalonkan oleh fraksi Al Bantani.224

Terpilihnya ketiga pasangan tersebut menimbulkan reaksi

baik positif maupun negatif dari masyarakat. Sebagai contoh, pada

hari setelah tiga pasangan sudah dipilih, Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM), Aliansi Martabat Perempuan Banten (AMPB)

mengajukan surat penolakan atas pencalonan Ratu Atut Chosiyah

sebagai wakil gubernur Banten. Surat tersebut ditandatangani oleh

Ratu Syarifa Usmah Wahid (Ketua Umum) dan dialamatkan

kepada para anggota DPRD Provinsi Banten.225

Di lain sisi, surat

serupa justru sebagai dukungan untuk pencalonan Ratu Atut

Chosiyah datang dari padepokan pencak silat Perguruan Paku Jung

Kulon Banten Selatan pada hari berikutnya, 5 Oktober 2001.226

Penolakan dan dukungan terhadap Ratu Atut Chosiyah tersebut

merepresentasikan dua sumber daya kekuasaan sekaligus. Perta-

222

Hidayat, “Shadow State,” 215. 223

Winters, Oligarchy, 18-20. 224

Hidayat, “Shadow State,” 215. Lihat juga,Hamdan et al.,

Mengawal Aspirasi,122. 225

Hidayat, “Shadow State,” 215-216. 226

Hidayat, “Shadow State,” 216.

Page 320: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 293

ma, jabatan resmi227

karena ditandatangani oleh ketua umum; dan

Kedua, mobilisasi228

karena membawahi banyak anggota dari

organisasi tersebut.

Gelombang dukungan dan penolakan membesar dan sulit

dikendalikan. DPRD pun coba menangkis berbagai tuntutan,

protes, dan pernyataan-pernyataan penolakan yang diajukan oleh

berbagai elemen masyarakat Banten. Akan tetapi, menurut Syarif

Hidayat, sangatlah sulit menutupi penyimpangan yang muncul

dalam proses pencalonan tersebut. Mengacu pada Undang-undang

no. 22/1999 dan Peraturan Pemerintah no. 151/2000, pasangan

calon untuk gubernur dan wakil gubernur harus sudah dilakukan

oleh masing-masing kandidat dan bukan oleh fraksi-fraksi di

DPRD seperti yang terjadi di Banten. Pelanggaran lain sudah

terjadi pada persyaratan administratif Tb. Mamas Chaerudin,

calon wakil gubernur yang dipasangkan dengan Ace Suhaedi Mad-

supi. Mamas Chaerudin sebenarnya tidak memiliki ijazah sekolah

tinggi atau sederajat sebagaimana diwajibkan dalam Undang-

undang no. 22/1999 dan Peraturan Pemerintah no. 151/2000.229

Untuk memecahkan masalah tersebut, DPRD Provinsi

Banten berkonsultasi dengan Departemen Dalam Negeri yang

merasa bahwa aturan yang digunakan di Banten membutuhkan

koreksi. Kemudaian, pada 12 November 2001, DPRD mengadakan

sidang pleno untuk mendiskusikan revisi atas tata tertib pemilihan

gubernur dan wakil gubernur. Hasil dari revisi tersebut kemudian

diajukan ke Departemen Dalam Negeri untuk ditinjau ulang. Pada

saat yang sama, pendekatan-pendekatan informal juga dilakukan

untuk memperkuat pengajuan revisi tata tertib itu. Menurut Syarif

Hidayat, hal ini dilaporkan oleh salah satu anggota DPRD Pro-

vinsi Banten di mana Tb. Chasan Sochib berperan dalam proses-

proses politik informal. Tb. Chasan Sochib menggunakan sebagian

besar hubungan personalnya, yakni jaringan yang merepresen-

227

Winters, Oligarchy, 13-15. 228

Winters, Oligarchy, 15-18. 229

Hidayat, “Shadow State,” 217.

Page 321: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

294 Oligarki dan Demokrasi...

tasikan kekuasaan mobilisasi230

dengan menteri dalam negeri.

Pada saat yang sama, Menteri Dalam Negeri menggunakan kekua-

saan jabatan resminya231

dalam merevisi tata tertib dimaksud.

Pada 24 November 2001, Menteri Dalam Negeri, Hari

Sabarno, mengirimkan surat persetujuan. Konsekuensinya, rapat

Panitia Musyawarah (Panmus) DPRD Banten ditentukan pada 26

November 2001 yang merupakan tahapan akhir. Sementara itu,

pemilihan gubernur dan wakil gubernur Banten dilaksanakan pada

3 Desember 2001.232

Chasan Sochib menggunakan semua sumber daya kekua-

saan yang dimilikinya untuk memenangkan pasangan calon Djoko

Munandar dan Atut Chosiyah. Dirumorkan, sebelum hari H

pemungutan suara, tentu dengan sumber daya materialnya,233

Tb.

Chasan Sochib melakukan suap terhadap para anggota dewan

provinsi Banten.234

Pada Desember 2001,pemilihangubernur dan

wakil Gubernur Bantendiselenggarakan melaluiDPRD.Suasana

pada hari-H tersebut semakin tegang. Meski DPDR sudah menja-

min otoritas penuh pada polisi dan militer untuk menangani

keamanan dan meminta mereka untuk membersihkan jawara pada

area dalam rentang radius empat kilometer dari gedung DPRD,

elemen masyarakat ini terus memobilisasi235

masanya. Para jawara

sudah bersiap siaga sejak pukul 06.00 WIB pagi dengan alasan

untuk mengamankan proses pemilihan. Mereka bahkan berkeliaran

di dalam gedung dengan pakaian sipil (pakaian preman).236

Para

jawara berseragam hitam dan bersenjata golok yang merepresen-

tasikan kekuasaan koersif237

dari PPPSBBI “mengamankan”

230

Winters, Oligarchy, 15-18. 231

Winters, Oligarchy, 13-15. 232

Hidayat, “Shadow State,” 217. 233

Winters, Oligarchy, 18-20. 234

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 122-23. 235

Winters, Oligarchy, 15-18. 236

Hidayat, “Shadow State,” 217-18. Lihat juga Hamdan et al,

Mengawal Aspirasi, 126. 237

Winters, Oligarchy, 15.

Page 322: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 295

gedung DPRD. Dua hingga tiga jawara “mengawal” tiap-tiap

mobil milik anggota dewan.238

Dalam konteks peran jawara dalam proses pemilihan

tersebut, sangat jelas baik secara langsung ataupun simbolik

jawara menggunakan kekuasaan koersifnya.239

Padahal, menurut

Max Weber, pada era modern kekuasaan koersif sejatinya diambil

alih oleh negara240

, yakni polisi dan militer dalam konteks Banten.

Kekuasaan koersif241

itu justru dipertontonkan oleh otoritas

tradisional242

Jawara. Kekuasaan koersif243

tersebut pada akhirnya

bertransformasi menjadi kekuasaan mobilisasi244

sehingga berbuah

pada kemenangan pasangan calon yang memiliki dua sumber daya

kekuasaan tersebut. Dengan demikian, uang yang menandakan

kekusaan material245

dan ancaman dan intimidasi dari para jawara

yang manandakan kekuasaan koersif246

ditegaskan Masaaki dan

Hamid, sangat efektif dalam memengaruhi hasil pemungutan suara

bagi dukungan Sochib ini.247

Strategi politik Tb. Chasan Sochib

dengan sumber daya kekuasaan materialnya mengonfirmasi teori

oligark berkuasa di balik layar.248

238

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 122-23. 239

Winters, Oligarchy, 15. 240

“Today, however, we have to say that a state is a human com-munity that (successfully) claims the monopoly of the legitimate use of physical force within a given territory.” Max Weber, “Politics as a Voca-

tion,” dalam From Max Weber: Essays in Sociology, eds. H. H. Gerth

dan C. Wright Mills (New York: Oxford University Press, 1946), 78. 241

Winters, Oligarchy, 15. 242

Miriam Budiardjo, dkk., Aneka Pemikiran tentang Kuasa dan Wibawa (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1991), 14-15.

243Winters, Oligarchy, 15.

244Winters, Oligarchy, 15-18.

245Winters, Oligarchy, 18-20.

246Winters, Oligarchy, 15.

247Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 122-23.

248Perihal apakah oligark berkuasa di balik layar atau tidak

bukanlah merupakan perhatian utama bagi Winters. Akan tetapi kasus

Chasan Sohib membuktikan kekuasaan di balik layar tersebut. Winters

Page 323: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

296 Oligarki dan Demokrasi...

Walhasil, seorang politisi bersuku Jawa, Djoko Munandar

dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan anak perempuan

Tb. Chasan Sochib, Ratu Atut Chosiyah249

dari Golkar meme-

nangkan pemilihan gubernur dan wakil gubernur tersebut. Meski

Atut Chosiyah tidak berpengalaman dalam politik, Tb. Chasan

Sochib meyakini dan memilihnya karena dia memiliki kekuatan

berpikir dan kepercayaan diri seperti jawara. Pada pemilihan

tersebut, dari enam puluh sembilan suara, pasangan Djoko-Atut

Chosiyah memenangkan tiga puluh tujuh suara—dua belas suara

Golkar, sebelas suara PPP, delapan suara berasal dari fraksi militer

dan polisi, dan sisanya berasal dari fraksi ABK (Amanat, Bintang,

dan Keadilan) dan fraksi Al-Bantani.250

Tampaknya, menurut

Syarif Hidayat, kalahnya pasangan calon dari PDI-P merupakan

kompensasi, yakni untuk mengalokasikan posisi jabatan di legis-

lasi daerah dan eksekutif. Yang perlu diingat adalah Ketua DPRD

Provinsi Banten adalah, Dharmono K. Lawi yang merupakan

politikus PDI-P.251

Kemenangan elektoral tersebut, menurut Masaaki dan

Hamid, tidaklah mungkin terjadi tanpa dukungan finansial yang

berargumen, pemahaman oligark yang selalu berada di balik layar mun-

cul karena pandangan bahwa oligarki tidak bisa menyatu dengan sistem

pemerintahan demokratis sedangkan Winters berpendapat sebaliknya.

Lihat Winters, Oligarchy, 72-73.Bedakan dengan Syme, Roman Revolu-tion, 7.

249Atut merupakan anak pertama Sochib dari istri pertamanya,

Hj. Wasiah. Atut dilahirkan di Ciomas, Kabupaten Serang pada 1962.

Dia merupakan lulusan sekolah perbankan di Bandung dan mengopera-

sikan sebuah perusahaan konstruksi ketika ayahnya meminta untuk maju

sebagai wakil gubernur. Lihat Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,”

121-22. 250

Tabel hasil pemilu Gububernur dan Wakil Gubernur Provinsi

Banten tahun 2001, lihat Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 121-

22; Hidayat, “Shadow State,” 217-18; dan Hamdan et al, Mengawal Aspirasi , 126.

251Hidayat, “Shadow State,” 218.

Page 324: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 297

menjadi sumber daya kekuasaan material252

dari Tb. Chasan Sochib

dan ancaman-ancaman kekerasan dari para jawara yang menjadi

sumber daya kekuasaan koersif253

yang dialamatkan kepada para

anggota dewan.254

Menurut Syarif Hidayat, di antara mereka yang

paling gembira dan bisa bernafas lega pascapemilihan tahap akhir

tersebut adalah Tb. Chasan Sochib dan tim suksesnya. Setelah

menjadi navigator dalam sebuah proses pemilihan sangat rumit

yang menguras sumber daya ekonomi dan politik yang besar,

akhirnya kandidat mereka meraih kemenangan. Pertanyaan beri-

kutnya adalah bagaimana Chasan Sochib mendapatkan kompen-

sasi atas ‘keringat’ politik dan ekonomi yang telah ia keluarkan

dalam proses pemilihan.255

Ironisnya, Sochib berjuang mendirikan provinsi baru

untuk masyarakat Banten, tapi dia memilih dua etnis luar, Djoko

Munandar dan Darmono K. Lawi (Kader PDIP Provinsi asal suku

Jawa) untuk pos gubernur Banten dan ketua DPRD Provinsi

Banten. Dengan memasang etnis luar pada puncak jabatan,

menurut Masaaki dan Hamid, kekuasaan eksekutif dan legislatif

berada di bawah bayang-bayangnya yang merupakan kompensasi

atas ‘keringat’ politik dan ekonomi dari Tb. Chasan Sochib

sehingga menjadi oligark di balik layar256

dan nyaman mengontrol

Banten pasca-Soeharto.257

Tak tanggung-tanggung, Tb. Chasan Sochib pun bisa

mengintervensi kebijakan-kebijakan pemerintah provinsi baik

dalam hal personel maupun anggaran yang pada muaranya me-

ngejawantah menjadi sumber daya kekuasaan material.258

Dalam

situasi itu, DPRD provinsi menjadi tidak efektif dalam mem-

252

Winters, Oligarchy, 18-20. 253

Winters, Oligarchy, 15. 254

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 122-23. 255

Hidayat, “Shadow State,” 218. 256

Syme, Roman Revolution, 7. Bedakan dengan Winters,

Oligarchy, 72. 257

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 123-24. 258

Winters, Oligarchy, 18-20.

Page 325: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

298 Oligarki dan Demokrasi...

bendung intervensi dari Sochib. Wakil Ketua Komisi A yang

membidangi tata kelola pemerintahan dari Partai Keadilan (PK)

bahkan mengatakan dengan penuh penyesalan, “...pemerintahan

provinsi tampaknya takut dalam membuat keputusan kebijakan

meskipun sidang pleno DPRD Provinsi sudah setuju dengan kepu-

tusan tersebut. Kami hanya menunggu persetujuan Rau259 yang

sering terdengar klise di antara pejabat eksekutif provinsi.”260

Rauadalah nama sebuah pasar tradisional di Serang yang

menjadi tempat di mana hampir semua grup bisnis Tb. Chasan

Sochib dan asosiasi-asosiasi bisnisnya bersemayam. Rau merepre-

sentasikan jaringan persekongkolan sosial yang menjelma menjadi

kekuasaan mobilisasi261

Tb. Chasan Sochib, beserta kekuatan

fisiknya, secara efektif memaksakan kehendaknya (kekuasaan

koersif262

) terhadap pemerintah daerah. Menghadapi kritisisme

semacam ini perihal kekuasaan sosialnya yang dominan (sebuah

istilah yang digunakan oleh kepala Badan Perencanaan Daerah

Provinsi Banten), Sochib mengatakan, “Tidak masalah dalam

sebuah negara demokratis, apabila muncul kekuatan sosial. Kita

bukanlah negara komunis. Rakyat harus punya kekuasaan di

bawah paradigma baru saat ini.”263

Selain intervensi kebijakan, perusahaan-perusahaan milik

Sochib memenangkan proyek-proyek konstruksi. Di antaranya,

pembangunan gedung Markas Besar Kepolisian Provinsi Banten,

komplek pemerintahan provinsi, dan beberapa jalan raya. Tb.

Chasan Sochib juga memiliki tanah yang dijualnya ke Pemda

dalam jumlah luas yang tidak biasa. Masaaki dan Hamid

259Pasar Rau adalah pasar induk yang terletak di daerah Serang,

salah satu pasar yang paling ramai, yang setiap hari dikunjungi orang

dari berbagai penjuru Serang bahkan sampai Pandeglang dan Anyer.

Dalam konteks penelitian ini, Rau merujuk pada semua grup bisnis Tb.

Chasan Sochib dan asosiasi-asosiasinya. 260

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 124. 261

Winters, Oligarchy, 15-18. 262

Winters, Oligarchy, 15. 263

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 124.

Page 326: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 299

mencontohkan, Pemda provinsi mendapatkan tanah untuk kantor

pusat kepolisian dari Tb. Chasan Sochib dan yang lain. Harga

pengadaan tanah tersebut senilai Rp231.500 per meter persegi.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan harga tanah rata-rata

senilai Rp200.000 per meter persegi. Menurut Tb. Chasan Sochib,

untuk mengontrol lebih dari 60% anggaran, pembangunan dari

proyek-proyek tersebut senilai lebih dari Rp5 miliar. Dalam

banyak kasus, pesaing Sochib tidak diberikan kesempatan sama

sekali untuk mengajukan penawaran untuk berbagai kontrak. Tb.

Chasan Sochib sendiri mengakui bahwa Sinar Ciomas Raya Co.

Ltd. menangani semua proyek senilai lebih dari Rp10 miliar, dan

dia memberikan proyek tersebut kepada para pengikutnya yang

menjadi basis kekuasaan mobilisasinya264

senilai kurang dari

jumlah tersebut.265

Semua proyek tersebut tentu menjadi pundi-

pundi kekayaan Tb. Chasan Sochib yang pada gilirannya bertrans-

formasi menjadi kekuasaan material266

yang menjadi basis kekua-

saan oligarkis.

Sebagai pihak yang terdefinisikan sebagai oligark di

belakang layar, Tb. Chasan Sochib justru dengan bangga menya-

takan, “Saya adalah gubernur jenderal yang sebenarnya. Apabila

dia [Djoko Munandar] melakukan kesalahan dalam memimpin

Banten, saya akan mengoreksinya. Saya yang paling bertanggung-

jawab atas dirinya. Dia naik karena dukungan saya.”267

Kekuasaan Sochib memang tidak terbatas, tapi bagaimana

pun, dia paham bahwa dia mungkin tidak bisa bertindak secara

bebas dari pemerintah pusat di Jakarta. Karena alasan inilah

mengapa dia mengooptasi tokoh pejabat negara penting nasional

yang menjadi basis kekuasaan mobilisasinya268

di Jakarta dengan

menunjuk mereka sebagai anggota kehormatan PPPSBBI atau

264

Winters, Oligarchy, 15-18. 265

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 124. 266

Winters, Oligarchy, 18-20. 267

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 124. 268

Winters, Oligarchy, 15-18.

Page 327: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

300 Oligarki dan Demokrasi...

dewan penasihat setiap kali mereka bertandang ke Banten. Di

antara mereka yang sudah ditunjuk adalah Da'i Bachtiar (Kapolri),

Taufik Kiemas (suami mantan Presiden Megawati), Guruh

Soekarnoputra (anak laki-laki Soekarno), dan M.A. Rahman (man-

tan Jaksa Agung). Sochib mengelola jaringan yang kuat dengan

Dewan Pengurus Pusat (DPP) Golkar. Pada saat yang sama, Atut

Chosiyah sukses berjibaku membangun hubungan dekat dengan

Jusuf Kalla, wakil ketua umum Golkar, dan dengan dukungan

Kalla pula, Ratu Atut Chosiyah menjadi wakil bendahara DPP

Golkar (2004-2009). Jaringan politik yang kuat dan multilateral

ini, menurut Masaaki dan Hamid, tampaknya mengamankan Tb.

Chasan Sochib dan Atut Chosiyah dari tuduhan korupsi.269

Kedua-

nya sama-sama memanfaatkan sumber daya kekuasaan jabatan

resmi270

mereka yang menduduki posisi politik penting di Jakarta.

Masaaki dan Hamid menyontohkan, bantenlink.com, por-

tal berita online provinsi Banten, menyebutkan dua kasus korupsi

yang melibatkan Tb. Chasan Sochib dan Atut Chosiyah. Satu

kasus terkait korupsi yang berhubungan dengan pengadaan tanah

di Karangsari. Yang lainnya terkait penyalahgunaan dana darurat

yang diperuntukkan untuk mendukung pembelian rumah anggota

dewan. Dalam kasus yang terakhir, gubernur Djoko Munandar,

dan tiga anggota legislatif yakni Dharmono (ketua), Mufrodi

(wakil ketua), dan Muslim Djamaluddin (wakil ketua) terbukti

bersalah. Chosiyah, Chaeron Muchsin (sekretaris daerah), dan

pejabat pemerintah provinsi lain mengikuti pertemuan-pertemuan

selama penentuan bagaimana menggunakan dana darurat, tapi

mereka bebas dari tuntutan. Tergantung pada bagaimana pergan-

tian pasangan politik, bagaimana pun, Sochib dan Atut Chosiyah

bisa dipanggil kapan saja oleh kepolisian ataupun pengadilan. Apa

yang mungkin terjadi apabila petinggi pemerintah pusat menemu-

kan lebih banyak alternatif menarik terhadap pengaruh dan sumber

daya kelompok Rau, atau menekan bahwa jaringan grup Rau

269

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 125. 270

Winters, Oligarchy, 13-15.

Page 328: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 301

sudah melemah dan menjadi relatif tidak efektif. Sochib dan

Chosiyah akan terlihat tidak diperlukan dan hilang apapun protek-

si politiknya dari kecurigaan dan tuntutan pengadilan yang saat

itu mereka nikmati.271

Secara alamiah, menurut Masaaki dan Hamid, mencuat

perlawanan terhadap dominasi grup Rau di Banten. Sebagian man-

tan anggota Bakor membentuk sebuah organisasi anti-Rau yang

bernama M3B (Majelis Musyawarah Masyarakat Banten), akan

tetapi, organisasi ini kemudian tidak efektif. Kemudian, media

masa secara umum menjadi takut untuk terlalu kritis terhadap

Sochib, di mana golok yang merepresentasikan kekuasaan koersif-

nya272

akan menjadi ganjaran bagi mereka atas setiap kritik yang

dilontarkan.273

Di atas semua itu, Djoko Munandar dan Ratu Atut

Chosiyah tetap terpilih sebagai pemenang di Pilkada 2001.274

Aparat kelembagaan pun sudah lengkap. Harapan untuk segera

terciptanya Banten yang lebih sejahtera, demokratis, dan religious

terpusat pada dua lembaga penting provinsi tersebut dan terutama

pada gubernur dan wakil gubernur yang baru terpilih275 yang

271

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 125. 272

Winters, Oligarchy, 15. 273

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 125. 274

Djoko Munandar merupakan putra asli Solo, Jawa Tengah.

Posisi terakhirnya sebelum menjadi gubernur adalah wakil bupati Cile-

gon. Saat dia terdaftar sebagai kandidat gubernur Banten yang prospek-

tif, Djoko bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Sementara itu, Ratu Atut Chosiyah adalah seorang pengusaha perempuan

asal Serang dan anak dari Tubagus Chasan Sochib. Atut Chosiyah yang

kelak terdefinisikan sebagai oligark dengan segudang sumber daya mate-

rialnya dinominasikan sebagai wakil gubernur Banten oleh Golkar. Lihat

Hidayat, “Shadow State,” 209. 275

Hidayat, “Shadow State,” 209.

Page 329: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

302 Oligarki dan Demokrasi...

berada dalam bayang-bayang kekuasaan seorang oligark di balik

layar.276

Dari pemaparan di atas, meski hanya berperan di balik

layar pada Pilkada 2001, Tb. Chasan Sochib sukses mengerahkan

semua sumber daya kekuasaannya, seperti mobilisasi, koersif,

jabatan resmi, dan tentu hak politik formalnya. Semua kekuasaan

tersebut menjadi basis kekuasaan elite dalam demokrasi. Selain

sumber daya-sumber daya kekuasaan tersebut, Tb. Chasan Sochib

juga mengerahkan kekuasaan material yang menjadi basis kekua-

saan oligarkis. Di antara indikatornya adalah Pertama, mengerah-

kan para jawara anggota PPPSBBI yang merepresentasikan kekua-

saan mobilisasi; Kedua, intimidasi para jawara yang memengaruhi

suara di parlemen yang merepresentasikan kekuasaan koersif;

Ketiga, surat dukungan untuk Ratu Atut Chosiah dari Chasan

Sochib sebagai ketua PPPSBBI yang menandakan kekuasaan

jabatan resmi; Keempat, Chasan Sochib juga menggunakan hak

pilihnya di kotak suara yang mewakili kekuasaan hak politik

formalnya; dan Kelima, indikasi politik uang dan penentuan

pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur di mana Tb. Chasan

Sochib bertanggungjawab secara pendanaan yang menunjukkan

kekuasaan materialnya yang menjadi basis sumber daya kekuasaan

oligarkis. Namun demikian, di antara sumber daya kekuasaan

tersebut, terdapat tiga sumber daya kekuasaan yang menonjol,

yakni mobilisasi, koersif, dan material.

2. Pilkada Langsung 2006 dan Dominasi Kelompok Rau

Pilkada langsung pertama untuk gubernur provinsi dilak-

sanakan di Banten pada November 2006. Menurut Masaaki dan

Hamid, pemilu ini memunculkan pendatang yang potensial dari

dominasi kelompok Rau.277

Kelompok Rau merujuk kepada Tb.

Chasan Sochib dan asosiasi-asosiasi bisnisnya yang bermarkas di

pasar Rau, Serang. Kelompok Rau merepresentasikan jenis oligar-

276

Syme, Roman Revolution, 7. Bedakan dengan Winters,

Oligarchy, 72. 277

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 126.

Page 330: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 303

ki yang disematkan kepada Tb. Chasan Sochib, yakni oligarki

sultanistik278

di mana satu oligark (Tb. Chasan Sochib) memba-

wahi dan mengendalikan oligark-oligark lain (asosiasi-asosiasi

bisnisnya). Belum lagi jabatan Tb. Chasan Sochib sebagai Ketua

Kadin Provinsi Banten yang juga secara otomatis membawahi

pengusaha-pengusaha lainnya.

Dari sudut pandang sumber daya kekuasaan,279

kelompok

Rau memiliki profil kekuasaan material280

karena merupakan grup

dan asosiasi bisnis dan mobilisasi281

sekaligus karena kelompok

tersebut juga merupakan jaringan politik. Pada Pilkada Langsung

2006, kelompok Rau dengan profil kekuasaan material dan

mobilisasinya itu sudah memiliki persiapan yang sangat baik.

Beberapa tahun sebelum pemilihan, gubernur Djoko Munandar

sudah dipenjara karena kasus korupsi dan pada saat yang sama

Ratu Atut Chosiyah menjadi penjabat Gubernur. Limpahan

jabatan tersebut membuat Ratu Atut Chosiyah leluasa dalam

memobilisasi birokrasi provinsi untuk memastikan kemenangan-

nya dalam pemilihan langsung 2006.282

Empat pasangan calon maju dalam pemilihan. Kelompok

Rau tentu mendukung penjabat gubernur yakni anak perempuan

Tb. Chasan Sochib, Ratu Atut Chosiyah.Undang-undang Otonomi

Daerah yang baru, No. 33/2003, menetapkan bahwa setiap

pasangan calon gubernur dan wakil gubernur harus didukung oleh

partai politik. Kelompok Rau mencari dukungan terutama dari

pertai terbesar di provinsi Banten, Golkar pimpinan Jusuf Kalla,

dan partai ketiga terbesar di provinsi Banten, yakni PDI-P,

pimpinan mantan Presiden Megawati.283

Menurut Masaaki dan Hamid, beberapa kader Golkar

provinsi secara jelas menentang Atut Chosiyah karena minimnya

278

Winters, Oligarchy, 135-207. 279

Winters, Oligarchy, 11-20. 280

Winters, Oligarchy, 18-20. 281

Winters, Oligarchy, 15-18. 282

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 126. 283

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 126.

Page 331: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

304 Oligarki dan Demokrasi...

dia dalam hal kepemimpinan. Namun demikian, keputusan akhir

tidak ditentukan oleh Golkar tingkat provinsi melainkan oleh

Dewan Pimpinan Pusat. Golkar memprioritaskan akurasi hasil

survei dan menggunakan dua agen survei, yakni Lembaga Survei

Indonesia (LSI) pimpinan Saiful Mujani dan Lingkaran Survei

Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA, pecahan LSI Saiful Mujani.

Hasil survei pada 2005 memperlihatkan dukungan tertinggi untuk

Atut Chosiyah sekitar 20 persen. Di posisi kedua, ditempati

Marissa Haque, aktris terkenal dan di tempat ketiga, Triyana

Sjam’un, seorang pengusaha kaya.284

Sebagian anggota DPP Golkar coba untuk mendukung

Triyana Sjam’un menggantikan Atut Chosiyah untuk merobohkan

dominasi kelompok Rau. Triyana merupakan ‘cengceman’ faksi

Ical (Aburizal Bakrie) dalam Golkar. Lalu, anggota DPP Golkar

pusat untuk provinsi Banten diganti dari Tajuddin Nursaid

menjadi Agus Gumiwang Kartasasmita, anak Ginandjar Kartasas-

mita, seorang sekutu Ical. Ical merupakan pengusaha paling sukses

yang didukung oleh Ginandjar, seorang teknokrat berpengaruh

selama Orde Baru. Pada 2001, Ginandjar Kartasasmita adalah

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang bertanggungjawab

masalah kebijakan-kebijakan otonomi daerah. Anak Ginanjar

adalah milik kubu Ical. Oleh karena itu, mungkin perubahan

tersebut didorong oleh kelompok Ical untuk memastikan duku-

ngan potensial Golkar bagi Tryana.285

Para pendukung Tryana bergerak untuk menambah popu-

laritasnya di level provinsi. Akan tetapi, survei kedua pada Januari

2006 memperlihatkan, Ratu Atut Chosiyah masih menempati

rangking dukungan tertinggi sebesar 20% dibandingkan peringkat

dukungan untuk Tryana yang hanya 8%. Berdasarkan pada ren-

dahnya tingkat keterpilihan, para pendukung Tryana menyarankan

agar Tryana memilih Marissa Haque yang populer sebagai calon

wakil gubernur atas dasar asumsi bahwa kombinasi pemilih mere-

284

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 127. 285

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 127.

Page 332: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 305

ka bisa menandingi pemilih Atut Chosiyah. Tryana menolak

strategi ini dan dukungan untuk pencalonannya di Golkar pun

menyusut.286

Pada 2 Juli 2006, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar

mengadakan konvensi untuk memastikan calon-calon gubernur.

Akan tetapi, komite konvensi hanya mengizinkan Ratu Atut

Chosiyah untuk maju. Calon-calon potensial lainnya, seperti dua

anggota Golkar dari DPR RI, yakni Moch. Aly Yahya dan Irsjad

Djuwaeli, ditarik dari pertarungan. Moch. Aly Yahya sudah me-

ngambil formulir pendaftaran, tapi tidak menyerahkannya kem-

bali. Dua anggota DPP Golkar, Agung Laksono dan Ginandjar

Kartasasmita, melakukan intervensi dalam proses-proses seleksi

pada level provinsi.287

Negasi yang tidak demokratis ini menimbulkan reaksi

keras dari beberapa kader provinsi. Sam Rachmat, salah satu ang-

gota tim seleksi, mengadakan konferensi pers untuk mengkritik

proses-proses tersebut dan pada akhirnya dipaksa mundur dari

DPD Golkar. Oleh karena itu, tidak mengejutkan, konvensi Golkar

memilih Ratu Atut Chosiyah sebagai calon tunggal Golkar dalam

pertarungan gubernur Banten secara aklamasi. Sam Rachmat tidak

dipecat melainkan dipasang sebagai kepala tim provinsi untuk

memastikan kemenangan Ratu Atut Chosiyah. Menurut Masaaki

dan Hamid, kelompok Rauyang memiliki profil kekuasaan mate-

rial288

dan mobilisasi289

ini sangat trampil dalam negosiasi-nego-

siasinya dengan anggota partai yang dianggap bandel. Sam

Rachmat pun, pada akhirnya, tidak punya pilihan lain kecuali

mendukung Ratu Atut Chosiyah dengan risiko kehilangan muka

jika Chosiyah kalah dalam pemilihan.290

286

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 127. 287

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 127-128. 288

Winters, Oligarchy, 18-20. 289

Winters, Oligarchy, 15-18. 290

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 127-128.

Page 333: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

306 Oligarki dan Demokrasi...

Kelompok Rau juga, lanjut Masaaki dan Hamid, dengan

lihai mengintervensi proses-proses pembuatan keputusan PDI-P.

Anggota DPR asal PDI-P, Marissa Haque menghendaki untuk

maju untuk Pilgub dan punya dukungan kuat dari DPD Provinsi.

Marissa merupakan aktris terkenal dan suaminya Ikang Fauzi

merupakan penyanyi rok masyhur asal Kabupaten Lebak. Popula-

ritas mereka yang bisa dibaca sebagai sumber daya kekuasaan

mobilisasi291

dianggap menjanjikan untuk menjadi sumber daya

penting dalam pemilihan. Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerda-

sus) DPD PDI-P Provinsi diadakan pada 5 April 2006 untuk

menentukan calon gubernur dan wakil gubernur dari PDI-P. Atut

Chosiyah memenangkan 714 suara sedangkan Marissa hanya men-

dapatkan 543 suara yang artinya anggota parlemen PDI-P kalah

dari kader Golkar.292

Menurut Marissa, kekecewaan ini sangat mungkin karena

beberapa kader PDI-P Provinsi dikuasai oleh kelompok Rau yang

memiliki profil kekuasaan mobilisasi293

dan material294

dan jual

beli suara yang merepresentasikan kekuasaan material295

cukup

efektif dalam meyakinkan pihak lain non-anggota kelompok Rau

untuk mendukung Ratu Atut Chosiyah.296

Dalam konteks ini,

tampak jelas oligark yang direpresentasikan oleh kelompok Rau

berhasil memengaruhi sumber daya kekuasaan lain, yakni mobili-

sasi melalui Rakerdasus. Secara teori, menurut Winters, jika

berkuasa di balik layar, motif kekuasaan oligark menyebar ke

sumber daya-sumber daya kekuasaan yang lain. Sedangkan jika

oligark berkuasa langsung, motif kekuasaanya lebih fokus pada

291

Winters, Oligarchy, 15-18. 292

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 128. 293

Winters, Oligarchy, 15-18. 294

Winters, Oligarchy, 18-20. 295

Winters, Oligarchy, 18-20. 296

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 128.

Page 334: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 307

akumulasi kekayaan yang menjadi sumber daya kekuasaan mate-

rialnya.297

Marissa pun menolak hasil konvensi dengan mengatakan,

“alasan utama menolak hasil konvensi adalah bahwa proses-proses

Rakerdasus sarat dengan politik uang dan hasilnya sepenuhnya

berbeda denga aspirasi anggota DPD PDIP Provinsi yang aktif.”

Pada akhirnya, DPP PDI-P memilih Ratu Atut Chosiyah sebagai

calon gubernur tunggal dari PDI-P.298

Dua partai lain juga mendukung Atut Chosiyah: dua partai

Islam, yakni Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Bintang

Reformasi (PBR); satu partai Kristen, yakni Partai Damai Sejah-

tera (PDS); dan dua partai nasionalis, yakni Partai Karya Peduli

Bangsa (PKPB) dan Partai Patriot. Konflik di internal PBR pun

tak terelakan. DPD Provinsi PBR sudah menyeleksi enam calon

gubernur. Akan tetapi, Ketua Umum PBR K.H. Zainuddin M.Z.

yang juga merupakan penceramah berpengaruh yang tentu saja

bisa ditafsirkan sebagai kekuasaan mobilisasi299

, mengadakan

rapat pleno di rumah Ratu Atut Chosiyah dan menolak enam

kandidat. Zainuddin menominasikan Atut Chosiyah menggantikan

calon gubernur PBR, meskipun Atut Chosiyah bukanlah salah satu

dari enam kandidat PBR yang sudah dipilih oleh DPD Provinsi.300

Pekerjaan selanjutnya adalah menemukan pasangan Ratu

Atut Chosiyah. Kelompok Rau dengan sukses mendapatkan

dukungan dari tujuh partai. Ketujuh partai tersebut menguasai 37

dari 75 kursi kursi DPRD Provinsi Banten. Tantangan berikutnya

dari kelompok Rau adalah menentukan siapa yang akan menjadi

pasangan Atut Chosiyah untuk maju. Seseorang yang berasal dari

Tangerang dinilai merupakan pilihan ideal. Sebab, lebih dari

setengah pemilih berada di wilayah ini. Padahal, bagaimanapun,

297

Jeffrey A. Winters dan Benjamin I. Page, “Oligarchy in the

United States?” Perspectives on Politics 7 (2009):732. 298

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 128. 299

Winters, Oligarchy, 15-18. 300

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 128.

Page 335: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

308 Oligarki dan Demokrasi...

pengaruh kelompok Rau di wilayah Tangerang cukup lemah. Apa-

lagi, wilayah Tangerang sangat heterogen secara etnis dan urban.

Oleh karena itu, jaringan birokrat provinsi dan jaringan jawara

yang merepresentasikan kekuasaan mobilisasi301

dan bisa dimobi-

lisasi oleh kelompok Rau tidak akan selalu efektif di wilayah

Tangerang. Belum lagi dengan jumlah pemilih mengambang di

daerah ini merupakan mayoritas.302

Masalah lainnya bagi kelompok Rau adalah bahwa Bupati

Kabupaten Tangerang, Ismet Iskandar dan Walikota Tangerang

Wahidin Halim kompak dalam kekecewaan mereka terhadap

kepemimpinan dan kebijakan dari pelaksana tugas gubernur Atut

Chosiyah. Oleh karena itu, mereka coba bersama-sama menemu-

kan seseorang yang lebih baik sebagai representasi dari kepenti-

ngan ekonomi politik masyarakat Tangerang sebagai gubernur dan

wakil gubernur. Pertama-tama, Wahidin bermaksud mencalonkan

dirinya dan beberapa kandidat lain, termasuk Atut Chosiyah,

bahkan diminta untuk menjadi calon pasangan wakil gubernurnya.

Intinya, Wahidin menginginkan dirinya sebagai gubernur. Akan

tetapi, pada akhirnya, dia mengundurkan diri dari semua pencalo-

nan terutama karena dia memperkirakan dirinya tidak akan meme-

nangkan pemilihan. Lalu, Wahidin dengan berkoordinasi dengan

Ismet, mengizinkan Kepala Badan Perencanaan Daerah (Bapeda)

Tangerang, Benyamin Davnie untuk maju dalam pemilu sebagai

pasangan Triyana. Triyana yang lahir di Kabupaten Pandeglang

membutuhkan dukungan dari wilayah Tangerang. Tim Triyana-

Benyamin mewakili semangat yang cukup mengancam bagi

kelompok Rau.303

Kelompok Rau pada mulanya cenderung memilih mantan

bupati Tangerang yang terkenal, Zakaria Machmud, sebagai

pasangan Atut Chosiyah tapi pada akhirnya memilih H.M.

Masduki, mantan kepala departemen sosial provinsi Jawa Barat.

Masduki terpilih karena dia telah menjadi camat beberapa kali di

301

Winters, Oligarchy, 15-18. 302

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 128. 303

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 128-29.

Page 336: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 309

wilayah Tangerang. Masduki juga merupakan anak dari ulama

terkenal lokal dan merupakan saudara dari Benyamin yang juga

bisa dibaca sebagai kekuasaan mobilisasi304

sehingga diharapkan

bisa memenangkan beberapa bagian dari konstituennya. Pada 1

September 2006, DPD Golkar Provinsi Banten secara formal

menetapkan Masduki sebagai pasangan wakil gubernur untuk Atut

Chosiyah. Partai-partai lain pun mengikuti. Pada 6 September

2006, pasangan Atut-Masduki dideklarasikan secara resmi bersa-

maan dengan pendaftaran pasangan tersebut ke panitia pemilihan

provinsi.305

3. Ratu Atut Chosiyah dan Pemilih Pragmatis

Besarnya sumber daya kekuasaan material Ratu Atut

Chosiyah yang terefleksi pada Material Power Index (MPI)

sebesar 3.487 kali (2002), 5.943 kali (2006), dan 4.146 (2011)

mendapat momentum yang pas dari profil pemilih pragmatis di

Banten. Oleh karena itu, sangat logis, kekuasaan material306

seba-

gai basis sumber daya kekuasaan oligarkis pun menjelma menjadi

senjata utama dalam memenangkan Pilkada. Menurut Ketua Tim

Sukses Ratu Atut Chosiyah, berdasarkan riset internal, untuk

tingkat provinsi, 65 persen masyarakat Banten adalah tipe pemilih

pragmatis. Mereka siap menukar hak suara dengan uang. Hanya 35

persen yang bisa dikatakan sebagai pemilih rasional sehingga

mereka benar-benar mempertimbangkan dan memutuskan kualitas

dari para calon saat pemilihan gubernur. Karena pemilih rasional

lebih sedikit dibandingkan pemilih pragmatis, bisa dipahami

mengapa jumlah uang yang menjadi salah satu basis kekuasaan

material307

sangat menentukan dalam pemenangan Pilgub.308

304

Winters, Oligarchy, 15-18. 305

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 129. 306

Winters, Oligarchy, 18-20. 307

Winters, Oligarchy, 18-20. 308

Masaaki dan Hamid, “Jawarain Power,” 130.

Page 337: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

310 Oligarki dan Demokrasi...

Menurut Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara Keluarga Ratu

Atut Chosiyah Tahun 2013-2014, selain uang yang menjadi basis

kekuasaan materialnya,309

Atut Chosiyah memiliki kekuatan jari-

ngan yang diwariskan ayahnya, Tb. Chasan Sochib. Pada mulanya,

Atut Chosiyah menjadi calon Wakil Gubernur, kemudian Geber-

nurnya meninggal dan Atut Chosiyah diangkat menjadi gubernur.

Setelah itu, sistem pemilihannya diubah menjadi Pilkada lang-

sung. Atut Chosiyah memiliki uang dan jaringan yang kuat. “Di

lain sisi, lawannya tidak punya uang dan tidak punya jaringan

yang kuat. Akhirnya, yang menang siapa? Jadi, yang menang ada-

lah yang punya uang dan yang punya jaringan.”310

Lebih jauh Fitron menjelaskan, Tb. Chasan Sochib pada

awalnya adalah keluarga pengusaha dan bukan keluarga politikus.

Tidak ada satu pun dari keluarga Tb. Chasan Sochib yang

merupakan pejabat. Apalagi, pejabat dulu dipilih oleh partai. Tb.

Chasan Sochib baru terjun ke dunia politik sejak Banten menjadi

provinsi tahun 2000. Setelah calon gubernur dan wakil gubernur,

DPRD, dan DPR dipilih langsung oleh masyarakat, baru mereka

terjun langsung ke kancah politik. Masyarakat mengenal keluarga

tersebut sebagai keluarga yang dermawan, sehingga suara tumpah

ke keluarga Tb. Chasan Sochib311

yang terjun ke dunia politik.

Kedermawanan tersebut memperlihatkan kekuasaan material312

keluarga besar tersebut sedang bekerja. Pada saat yang sama,

pemilih bersikap pragmatis sehingga suara mengalir ke keluarga

Tb. Chasan Sochib.

309

Winters, Oligarchy, 18-20. 310

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 311

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 312

Winters, Oligarchy, 18-20.

Page 338: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 311

Salah satu bukti sumber daya kekuasaan material313

yang

mengejawantah dalam pemenangan Pilkada, sebagaimana dinyata-

kan Masaaki dan Hamid, adalah kapitalisasi terhadap materialis-

me pemilih tersebut. Hal ini merupakan salah satu dari karakte-

ristik kampanye yang paling signifikan dari pasangan Atut

Chosiyah-Masduki pada pemilihan calon gubernur dan wakil

gubernur 2006. Oleh karena itu, hukum oligarki berlaku, yaitu

hanya orang kaya yang mampu untuk memutuskan apa yang baik

dan apa yang buruk untuk orang-orang yang tidak punya akses

terhadap sumber daya material.314

Sebab, sebagian besar masalah

yang urgen untuk orang-orang miskin di pelosok adalah memberi

makan diri sendiri dan keluarganya. Masaki dan Hamid menegas-

kan penilaian moral merupakan hal nomor berikutnya demi beras

untuk bertahan hidup.315

Tim Pemenangan Atut Chosiyah-Masduki sangat menger-

ti konsep non-ideologis yang merepresentasikan kekuasaan

material316

ini. ‘Penaklukan beras’ cukup ampuh untuk menarik

pemilih. Orang-orang hutan yang paling membutuhkan ‘beras’ di

wilayah-wilayah pelosok menjadi target dari tim pemenangan.

Tim pun membagikan uang kepada mereka tanpa menimbulkan

tuduhan dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Apalagi, Bawas-

lu tercipta dari kelompok masyarakat kelas menengah yang tidak

berani memeriksa wilayah-wilayah pedalaman yang jauh. Bawaslu

juga tidak punya kekuasaan untuk menginvestigasi legalitas atau

ilegalitas dari taktik kampanye masing-masing kandidat.317

Kemudian, menurut Masaaki dan Hamid, tim Atut

Chosiyah-Masduki mengadopsi sistem jual beli suara.Tim memilih

lima orang sebagai peminta suara untuk setiap tempat pemungu-

tan suara (TPS) dan memberikan setiap orang dengan uang pelican

313

Winters, Oligarchy, 18-20. 314

Winters, Oligarchy, 18-20. 315

Masaaki dan Hamid, “Jawarain Power,” 130. 316

Winters, Oligarchy, 18-20. 317

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 130.

Page 339: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

312 Oligarki dan Demokrasi...

kampanye yang didasarkan pada nomor pemilih yang mereka

harapkan dibeli. Apabila jumlah suara untuk Atut yang diberikan

di TPS melampaui jumlah yang diharapkan, sejumlah uang sisa

tidak perlu dikembalikan ke dana kampanye. Begitu juga dengan

serangan fajar di mana pembeli suara saat dini hari pada hari

pemilihan merupakan hal lumrah terjadi.318

Pasangan Atut-Masduki menurut dugaan Masaaki dan

Hamid menghabiskan dana kampanye sebesar Rp300 miliar atau

sekitar US$33 juta secara total pada Pilkada 2006. Sebanyak 70

persen di antaranya dalam bentuk proyek-proyek pemerintah pro-

vinsi yang diklaim sebagai hasil kerja Atut Chosiyah dan diarah-

kan untuk mendukung pasangan tersebut.319

Demikianlah sumber

daya kekuasaan material320

Atut Chosiyah beroperasi pada Pilgub

tersebut.

Di lain sisi, PKS menjadi lawan yang tangguh pada Pilgub

tersebut. Menurut Masaaki dan Hamid, lawan terkuat kelompok

Rau adalah kandidat dari partai kedua terbesar di Provinsi Banten,

yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS).321

Betapai tidak, proporsi

pemilih yang didapat oleh PKS di Banten naik pesat dari 2,6

persen pada 1999 menjadi 11,9 persen pada 2004. PKS menarik

pemilih bukan hanya bagi masyarakat perkotaan kelas menengah

tapi juga masyarakat urban kelas pekerja, dengan daya cengkram

di wilayah Tangerang dan Cilegon. Para anggota utama PKS

dicirikan dengan usia mereka yang tigapuluhan dan secara politik

tidak berpengalaman dalam hal memegang jabatan publik. Oleh

318

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 130. 319

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 131. 320

Winters, Oligarchy, 18-20. 321

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) didirikan oleh kelompok

dakwah Islam yang terutama bisa ditemukan di universitas-universitas

besar seperti Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung. PKS

yang memiliki sistem pengembangan kepemimpinan memperluas konsti-

tuennya terutama di wilayah-wilayah perkotaan dengan intensi untuk

memengaruhi moral politik. Lihat Masaaki dan Hamid, “Jawara in

Power,” 129.

Page 340: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 313

karena itu, PKS mencari calon gubernur yang kapabel dari luar

jajarannya, untuk dipasangkan dengan anggota PKS sebagai kan-

didat wakil gubernur. PKS membutuhkan pemimpin yang berpe-

ngalaman untuk membantu ekspansi politik partai dan memberi-

kan keredibitasnya. Pemilihan gubernur Banten menjadi kesem-

patan baik pertama untuk bangun setelah kesuksesan PKS dalam

kampanye walikota di Depok.322

PKS pun melakukan pendekatan kepada Wahidin Halim.

Wahidin Halim, seorang birokrat karir dan alumni Universitas

Indonesia, memiliki segudang pengalaman yang terkait dengan

organisasi-organisasi Islam yang merepresentasikan profil kekua-

saan mobilisasinya.323

Wahidin sangat terkenal di kalangan warga

kota Tangerang karena pendekatannya yang populis terhadap

warga dan kesalehannya. Ketika pemerintah kota Tangerang

mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 8/2005, melawan

prostitusi, yang bercita rasa syariat Islam, dirumorkan sebagai

bagian dari atur strategi Wahidin Halim yang menggunakan

kekuasaan jabatan resminya324

itu untuk mendapatkan dukungan

dari PKS dalam pencalonannya sebagai gubernur. Akhirnya, ba-

gaimanapun, Wahidin Halim ditolak untuk maju karena lemahnya

dukungan finansial atau kekuasaan material325

dan kemungkinan

kekalahannya oleh petahana.326

PKS akhirnya mendekati Marissa setelah PDI-P memilih

Atut Chosiyah. Pilihan PKS tersebut didasarkan pada kalkulasi

bahwa Marissa sudah mendapatkan dukungan subtansial di antara

pemilih perkotaan dan popularitas Marissa sebagai aktris terkenal

yang menjadi profil kekuasaan mobilisasinya327

bisa menarik

pemilih dari daerah terpencil. Marissa pun menerima tawaran

tersebut dengan ketentuan dia akan maju dalam Pilgub sebagai

322

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 129. 323

Winters, Oligarchy, 15-18. 324

Winters, Oligarchy, 13-15. 325

Winters, Oligarchy, 18-20. 326

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 129-30. 327

Winters, Oligarchy, 15-18.

Page 341: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

314 Oligarki dan Demokrasi...

wakil gubernur dan Zulkieflimansyah,328

seorang kader PKS, akan

menjadi pasangannya sebagai calon gubernur. PKS berharap pasa-

ngan Zulkiefli-Marissa menjadi penantang berat melawan pasa-

ngan Ratu Atut Chosiyah-H.M. Masduki.329

4. Relawan Banten Bersatu (RBB): Kekuasaan Material,

Mobilisasi, dan Koersif

Seiring besarnya sumber daya kekuasaan material yang

dimilikinya, Tb. Chasan Sochib mengonsolidasikan simpul-simpul

kekuatan lain yang memiliki sumber daya kekuasaan mobilisasi

dan koersif sekaligus. Hal ini membuktikan teori Winters tentang

sumber daya kekuasaan material yang memengaruhi sumber daya-

sumber daya kekuasaan lain.330

Dalam konteks Tb. Chasan Sochib

ini adalah kekuasaan mobilisasi dan koersif. Masaaki dan Hamid

memperlihatkan itu, bahwa pada Oktober 2005, sebuah organisasi

sosial yang disebut Relawan Banten Bersatu (RBB) diinisiasi oleh

Tb. Chasan Sochib. Inisiatif ini didukung oleh tujuh belas organi-

sasi lainnya, termasuk di antaranya Lulu Kaking, Ketua Pemuda

Pancasila Provinsi Banten dan Partai Patriot serta Aep Saefudin,

sekretaris jenderal Persatuan Pendekar Pesilatan Seni Budaya

Banten Indonesia (PPPSBBI).331

RBB yang diinisiasi Tb. Chasan Sochib jelas memiliki

profil sumber daya kekusaan mobilisasi.332

Apalagi, organisasi

tersebut didukung oleh tujuh belas organisasi lainnya dengan pro-

fil kekuasaan yang sama. Belum lagi dengan PPPSBBI yang

328

Zulkieflimansyah lahir di Nusa Tenggara Barat pada 1972 dan

merupakan dosen ilmu manajemen di Universitas Indonesia. Zulkiefli-

mansyah menyandang dua gelar masters dan meraih gelar doktor di

Inggris. Dia terpilih sebagai anggota DPR pada 2004 dari PKS. Lihat

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 130. 329

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 130. 330

Winters dan Page, “Oligarchy in the USA?” 732. 331

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 131. 332

Winters, Oligarchy, 15-18.

Page 342: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 315

merepresentasikan kekuasaan koersif333

dan mobilisasi334

sekali-

gus. Alasan formal pendirian organisasi ini disebutkan Masaaki

dan Hamid, menjadi fakta bahwa reformasi sudah menyimpang

dari tujuan awalnya. Menurut para pendirinya, RBB dibentuk

untuk melawan ancaman disintegrasi nasional dan berbagai bias

penafsiran terhadap motto nasional, Bhineka Tunggal Ika. RBB

dilaporkan ingin menjadi dasar bagi perjuangan jiwa, semangat,

dan nilai-nilai 1945 (Jiwa Semangat Nilai ’45) yang sudah

ditempa selama revolusi Indonesia untuk kemerdekaan 1945-1949.

Platform formal RBB ini cukup mirip dengan platform PPPSBBI

dan memperlihatkan pengaruh-pengaruh dari Orde Baru.335

Enam bulan kemudian, tujuan RBB sebenarnya terkuak.

Komandan sebenarnya dari organisasi ini bukanlah Tb. Chasan

Sochib maupun pendukung yang tujuh belas, melainkan putranya,

yakni Tb. Chaeri Wardana. Dia sudah menyelesaikan studi mana-

jemen di sebuah universitas di Australia. Wardana coba mengon-

solidasikan jawara dan memadukan mereka ke organisasi baru ini

yang pada muaranya adalah sumber daya kekuasaan mobilisasi336

dari RBB. Betapa tidak, RBB mengoordinasikan organisasi-

organisasi jawara paling berpengaruh, yakni PPPSBBI dan Badan

Pembina Potensi Keluarga Besar Banten (BPPKB) agar memilih

calon gubernur Ratu Atut Chosiyah.337

BPPKB sudah berdiri sejak 8 Juli 1998. Pendiri dan Ketua

Umum BPPKB adalah Noer Indradjaja, S.H., yang pada 2006

merupakan ketua divisi hukum Sunter Agung Co. Ltd dan

kemudian mendirikan perusahaan baru, Melawai Jaya Realty Co,

Ltd. Sunter Agung merupakan perusahaan induk grup bisnis

Agung Podomoro. Sementara itu, Melaway Jaya Realty adalah

sebuah perusahaan grup Agung Podomoro. Grup ini jelas mengu-

333

Winters, Oligarchy, 15. 334

Winters, Oligarchy, 15-18. 335

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 131. 336

Winters, Oligarchy, 15-18. 337

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 131-32.

Page 343: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

316 Oligarki dan Demokrasi...

asai sumber daya kekuasaan material338

yang menjadi basis

kekuasaan oligarki. Grup ini mengelola 27 proyek properti dalam

skala besar di Jakarta dan sekitarnya dengan total modal Rp15

triliun. Ketika Noer Indradjaja mendirikan BPPKB yakni sebuah

entitas Banten berbasis organisasi, delapan keluarga dari kabupa-

ten Pandeglang juga bergabung. Menurut pimpinannya, BPPKB

berkembang cepat dengan keanggotaan mencapai 8,7 juta hingga

Februari 2006 dan cabang-cabang hampir di semua provinsi di

seluruh Indonesia. Klaim ini menurut Masaaki dan Hamid

mungkin berlebihan. Sumber BPPKB mengklaim bahwa pihaknya

memiliki jutaan anggota yang merepresentasikan kekuasaan

mobilisasi339

yang berdomisili di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan

Bekasi. Area pengaruh organisasi ini di Jakarta meliputi Jakarta

Barat dan Jakarta Utara termasuk Pelabuhan Tanjung Priok.

Wilayah-wilayah tersebut masih merupakan batas-batas untuk

pengembang perumahan (real estate). BPPKB juga membangun

Pos Komando (Posko) untuk menunjukkan kehadiran dan kekua-

saan mereka di seluruh kota. Apabila tokoh mereka benar, kemudi-

an dalam konteks keanggotaan, BPPKB sudah melampaui organi-

sasi-organisasi Banten lain yang sudah beroperasi di Jakarta

seperti Warga Banten dan PPPSBBI.340

RBB mulai berjalan pada Maret 2006 dan pendiriannya

secara resmi dideklarasikan pada Mei 2006. Struktur keorganisa-

sian RBB cukup unik, yang terdiri dari dua pilar: kader (dewan

eksekutif) dan keluarga. Dengan demikian, organisasi ini mengan-

dalkan baik struktur organisasi modern maupun maupun jaringan

keluarga yang tradisional. Tampaknya, menurut Masaaki dan

Hamid, jaringan keluarga berfungsi untuk mengontrol kader. RBB

memiliki koordinator-koordinator bahkan hingga tingkat desa.

Upacara perayaan pendirian RBB pada Mei 2006 secara esensial

merupakan pertunjukkan kekuatan mobilisasi,341

dengan kata lain,

338

Winters, Oligarchy, 18-20. 339

Winters, Oligarchy, 15-18. 340

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 131-32. 341

Winters, Oligarchy, 15-18.

Page 344: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 317

untuk menunjukkan dukungan bagi pencalonan pasangan Atut

Chosiyah-Masduki. Upacara ini diikuti oleh para oligarkdan

orang-orang kuat lokal (local strongman) sebagai representasi

kekuasaan koersif342

yang berpakaian berwarna hitam. Mereka

mencerminkan dukungan bagi Ratu Atut Chosiyah di mana penga-

ruh koneksi keluarga sangat jelas tak bisa dimungkiri. Aep

Saefuddin dari PPPSBBI menantang keberanian mereka dengan

mempertanyakan taktik ini: “Apakah Anda yakin bahwa kita bisa

menjaga kondisi pascapemilu tetap terkontrol apabila kita gagal

memenangkan Atut Chosiyah dalam pemilihan gubernur?”343

Pada Februari 2007, pascapemilu, seorang kader RBB

menjelaskan situasinya yang secara jelas memperlihatkan karakter

RBB dan jawara secara umum.

“... Inti semangat dari RBB adalah BPPKB dan PPPSBBI. Apabila

PPPSBBI dan BPPKB bertindak terpisah, hal ini tidaklah baik.

Citra mereka akan rusak. Di masa depan, pemikiran yang matang

dan pendekatan emosional tanpa kekerasan rupanya bisa menjadi

pilihan lebih cerdas. Kami benar-benar berharap bisa memperlihat-

kan bahwa karakteristik orang Banten adalah keras tapi tidak

kasar. Apabila seseorang berlaku sopan kepada kita, kita juga akan

memperlakukannya dengan sopan.Akan tetapi, bila seseorang

menipu kami, kita akan mengambil tindak kekerasan dalam beru-

rusan dengan dia. Itulah alasan mengapa kami bersiap sedia

menghadapi seseorang atau kelompok [yang kritis terhadap kesuk-

sesan Atut Chosiyah] ketika panitia pemilihan provinsi mengu-

mumkan bahwa Atut Chosiyah memenangkan pemilihan kemarin.

Kelompok manapun yang mengusik konstitusi akan berhadapan

dengan rakyat Banten, dalam kasus ini, RBB. RBB mendapat

dukungan dari PPPSBBI dan BPPKB serta yang lainnya termasuk

118 perguruan pencak silat.”344

342

Winters, Oligarchy, 15 343

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 132. 344

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 132.

Page 345: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

318 Oligarki dan Demokrasi...

Pernyataan tersebut jelas memperlihatkan kekuasaan

mobilisasi345

dan koersif346

sekaligus. Semua itu, menurut Masaa-

ki dan Hamid, menunjukkan empat hal: Pertama, PPPSBBI dan

BPPKB berkolaborasi (kekuasaan mobilisasi) untuk mendukung

Atut Chosiyah; Kedua, masyarakat Banten terutama jawara

dianggap keras (kekuasaan koersif); Ketiga, jawara tidak akan

segan untuk menggunakan kekerasan (kekuasaan koersif) ketika

mereka merasa dilecehkan; dan Keempat, jawara mungkin meng-

gunakan langkah-langkah yang lebih damai dalam memecahkan

permasalahan di masa depan jika memungkinkan. Pesan jelasnya

adalah jawara yang berasal dari PPPSBBI maupun dari BPPKB

dipersiapkan untuk dimobilisasi apabila Ratu Atut Chosiyah

menghadapi kesulitan.347

5. Ratu Atut Chosiyah dan Gaya Kepemimpinan Akomodatif

Uang sebagai kekuasaan material memiliki keluwesan luar

biasa sehingga menjadi sangat penting dalam politik.348

Saking

luwesnya, uang menjadi modal kapital bagi Ratu Atut Chosiyah

untuk menerapkan gaya kepemimpinan akomodatifdan bertrans-

formasi menjadi kekuasaan mobilisasi yang besar. Salah satu buah

dari gaya akomodatif tersebut adalah dukungan politik dari kiai

kepada jawara. Ini menjadi salah satu kunci kesuksesan Ratu Atut

Chosiyah meraih tampuk kekuasaan. Sebab, secara demografi,

mayoritas masyarakat Banten adalah santri. Ada tali temali yang

masih tinggi antara referensi masyarakat dan kiai sebagai patron-client.349 Orang yang digugu, didengar, dan dijadikan rujukan

sehingga dalam ilmu politik disebut vote getter adalah tokoh

masyarakat. Salah satunya adalah kiai. Tb. Chasan Sochib meng-

345

Winters, Oligarchy, 15-18. 346

Winters, Oligarchy, 15 347

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 132. 348

Winters, Oligarchy,18. 349

James C. Scott, “Patron-Client Politics and Political Change

in Southeast Asia,” The American Political Science Review 66 no. 1

(Maret 1972): 92.

Page 346: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 319

organisir kiai dan dia sendiri pernah menjadi Ketua Satkar Ulama

di Golkar.350

Di masa kepemimpinannya, Ratu Atut Chosiyah sangat

akrab dan cukup bergaul dengan Forum Pondok Pesantren. Pro-

gram-programnya pun banyak memihak kepada pondok pesantren.

Bantuan dalam bentuk hibah sangat mudah didapat pada masa

Atut Chosiyah. Akibatnya, Atut disukai oleh para kiai. Entah

motifnya apa, yang jelas di zaman Atut Chosiyah, pondok pesan-

tren merasa terfasilitasi. Para kiai mendapatkan dana miliaran

rupiah untuk program Forum Silaturahim Pondok Pesantren.

Penggunaan dana tersebut diatur dan diprogramkan oleh pondok

pesantren. Oleh karena itu, para kiai merasa menikmati proses-

proses politik yang dilakukan oleh keluarga jawara Tb. Chasan

Sochib. Itulah yang kemudian, para kiai tetap memberikan duku-

ngannya untuk Ratu Atut Chosiyah. Hal itu menunjukkan bahwa

keluarga jawara Tb. Chasan Sochib sangat mengerti organisasi.351

Secara kelembagaan, dukungan kepada Ratu Atut Chosi-

yah di antaranya datang dari Pondok Pesantren Annizhomiyyah,

Labuan, Banten. Akan tetapi, menurut K.H. Tb. A. Khatibul

Umam, Pengasuh Pondok Pesantren Annizhomiyyah, dukungan

tersebut bukan karena dana hibah melainkan karena hubungan

kedekatan di organisasi politik, Partai Golkar dengan keluarga

Chasan Sochib yang juga membesarkan Partai Golkar.352

350

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 351

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 352

Wawancara pribadi dengan K.H. Tb. A. Khatibul Umam,

Pengasuh Pondok Pesantren Annizhomiyyah di Kampung Jaha Desa

Sukamaju, Kec. Labuan, Kab. Pandeglang Banten, Senin, 30 Juli 2018.

Page 347: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

320 Oligarki dan Demokrasi...

Banyak pondok pesantren dirangkul oleh keluarga itu

karena alasan kedekatan seiring dukungan saat Pemilu Legislatif

dan Pemilihan Gubernur. Di antaranya adalah Pesantren Bismillah

di Ciomas, Serang. Pesantren tersebut selalu mendapatkan dana

hibah setiap kali digulirkan. Bantuan itu otomatis berbuah duku-

ngan suara secara penuh dari semua santri saat pemilu. Saat Ratu

Atut berkuasa, dana hibah digulirkan antara Rp1 miliar hingga

Rp2 miliar untuk pondok pesantren dan madrasah. Dari dana

tersebut, yang diambil oleh madrasah atau pesantren dalam

kisaran Rp200 juta hingga Rp300 juta. Akan tetapi, pada akhirnya

Ratu Atut Chosiyah terjerat hukum--dipenjara setelah proses KPK

dan Kejaksaan Tinggi Provinsi Banten. “Annizhomyah tidak

terima itu karena memang mungkin akhirnya akan terjerat hukum.

Ini menjadi pembelajaran. Bersyukur pesantren Annizhomyah

tidak mengambil dana hibah tersebut.”353

Pesantren Annizhomiyyah tidak dirangkul dalam penger-

tian dana hibah. Sebab, pesantren ini sudah memberikan dukungan

karena alasan kepartaian. Sebab, ayah dari pengasuh pesantren

(K.H. Tb. Rafe’i Ali) sudah merupakan bagian dari Golkar,

sehingga tidak lagi dirangkul oleh keluarga Tb. Chasan Sochib.

Begitu juga hubungan kakak pengasuh (Tb. Ace Hasan Sadzily,

anggota DPR Fraksi Golkar) dengan keluarga Rau sebatas kepar-

taian di Golkar. Pengasuh memang berfoto dengan Ade Rossi

Chairunnisa, karena menghadiri undangan Dewan Pimpinan

Daerah (DPD) Golkar Banten. Orang mengira pengasuh dekat

secara pribadi, padahal sebatas kepartaian. Setiap pemilihan, di

satu sisi, calon yang berasal dari Golkar selalu didukung. Secara

khusus Annizhomiyah banyak membantu keluarga Tb. Chasan

Sochib dalam hal pemilihan. Secara kelembagaan, pondok pesan-

tren ini sudah puluhan tahun menjadi pendukung Partai Golkar

termasuk mendukung Ratu Atut Chosiyah dan Andika Hazrumy.

Di lain sisi, timbal balik dari mereka tidak diminta dan ternyata

353

Wawancara pribadi dengan K.H. Tb. A. Khatibul Umam,

Pengasuh Pondok Pesantren Annizhomiyyah di Kampung Jaha Desa

Sukamaju, Kec. Labuan, Kab. Pandeglang Banten, Senin, 30 Juli 2018.

Page 348: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 321

mereka tidak peduli. Sampai sekarang, belum ada kontribusi

kepada pesantren Annizhomiyah dalam bentuk materi. Keluarga

Rau belum pernah memberikan bantuan, bangunan, tidak pernah

memberikan apapun ke pesantren Annizomiyah.354

Sementara itu, K.H. Ma'ruf Amin, Pengasuh Pondok

Pesantren An-Nawawi, Tanara, Banten dan Ketua Umum Majelis

Ulama Indonesia (MUI) enggan memberikan komentar saat

dimintai pandangannya tentang hubungan kiai dan jawara di

Banten. Dia mengaku dirinya sangat kurang dalam berinteraksi

dengan para jawara, karena lebih sering tinggal di Jakarta.

“Massak, mau wawancara hubungan kiai dan jawara Banten

dengan saya.”355

Selain pondok pesantren, keorganisasian jawara dan

kependekaran diorganisir oleh mereka. Organisasi-organisasi

tersebut mendapatkan dana pembinaan. Juru bicara Ratu Atut

Chosiyah membantah anggapan dana pembinaan tersebut sebagai

money politics. Masuk kategori money politics jika diberikan

sesaat dalam jangka pendek dengan tujuan jual beli suara jelang

Pilkada. Berbeda dengan pembinaan yang memang prosesnya

terjadi sejak lama. Dana pembinaan lebih merupakan strategi

akomodatifdari kepemimpinan Ratu Atut Chosiyah.356

Kepemimpinannya mengakomodasi dan menjalin stabili-

tas hubungan dengan para stakeholders dan lembaga-lembaga.

Melalui dana pembinaan, dia menjadi dekat dengan organisasi-

354

Wawancara pribadi dengan K.H. Tb. A. Khatibul Umam,

Pengasuh Pondok Pesantren Annizhomiyyah di Kampung Jaha Desa

Sukamaju, Kec. Labuan, Kab. Pandeglang Banten, Senin, 30 Juli 2018. 355

Wawancara pribadi dengan K.H. Ma'ruf Amin, Pengasuh

Pondok Pesantren An-Nawawi, Tanara, Banten dan Ketua Umum Maje-

lis Ulama Indonesia (MUI) melalui sambungan telepon di Jakarta, 31 Juli

2018. 356

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017.

Page 349: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

322 Oligarki dan Demokrasi...

organisasi keislaman. Dana pembinaan bukanlah gratifikasi instan

seperti dalam pengertian money politics. Ratu Atut Chosiyah te-

lah melakukannya melalui proses pembinaan dan kedekatan secara

organisatoris. Semua pihak dia akomodir. Kepada organisasi war-

tawan, dia memberikan dukungan penuh. Dia lebih memberikan

cashprograms kepada banyak pihak. Ratu Atut memberikan ang-

garan kepada semua pihak yang mengajukan program. Ratu Atut

Chosiyah sangat sadar, mengerti, dan mengetahui secara demogra-

fi siapa yang harus dia rangkul. Dia mengandeng organisasi orang-

orang Makassar di Banten dengan memberikan dukungan angga-

ran sehingga berkembang. Begitu juga dengan organisasi Tiong-

hoa. Dia berikan akomodasi secara anggaran untuk tumbuh dan

bergerak. Hal serupa dilakukan kepada masyarakat Batak. Semua

lini pun mendapatkan dana pembinaan.

Asumsi yang dikhawatirkan adalah Ratu Atut memiliki

gaya kepemimpinan bagi-bagi uang sesaat jelang Pilkada, padahal

ada proses panjang. Buktinya, ketika ditahan sehingga down

secara mental, Ratu Atut Chosiyah masih mendapat dukungan.

Sebab, ada banyak akomodasi dia berikan dari sisi program.Sikap

akomodatif (acomodative style) itu menjadi gaya kepemimpinan-

nya. Sikap itu juga kemudian dominan menjadi faktor dalam

pemenangan meraih kekuasaan di saat Pilkada. Namun demikian,

dalam pandangan umum di lain sisi, Ratu Atut Chosiyah kurang

visionerdalam pembangunan. Buktinya, Banten memang tidak

banyak mengalami perubahan. Dia dianggap kurang fokus dalam

pembangunan bersifat fisik.357

Ratu Atut Chosiyah juga akomodatif dan adaptif (bisa

juga dibaca sebagai kooptasi) terhadap para intelektual muda.

Sikap tersebut direpresentasikan oleh Tb. Chaeri Wardana, adik

Ratu Atut Chosiyah sebagai penerus peran Tb. Chasan Sochib.

Menurut Masaaki dan Hamid, Tb. Chaeri Wardana mengerti betul

357

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017.

Page 350: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 323

bahwa kekuatan sosial jawara dengan kekuasaan koersifnya358

tidak selalu efektif dalam memenangkan pemilihan langsung.

Unjuk kekuatan bisa mengakibatkan sebuah reaksi yang justru

negatif dan kontra produktif terhadap Atut Chosiyah. Oleh karena

itu, pada 10 Maret 2005, Tb. Chaeri Wardana mendirikan organi-

sasi baru, Lembaga Banten Bersatu (LBB). Organisasi ini meru-

pakan think tank dan didisain untuk membantu Atut Chosiyah

memenangkan pemilihan.359

Dalam konteks ini, Wardana sedang

memberdayakan kekuasaan materialnya360

untuk merangkul

sumber daya-sumber daya kekuasaan lain, yakni orang-orang yang

memiliki profil kekuasaan jabatan resmi dan organisasinya yang

tentu melekat padanya profil kekuasaan mobilisasi.

Tak tanggung-tanggung, Wardana merekrut enam puluh

anggota yang sebagian besar dari mereka merupakan aktivis inte-

lektual. Sebagai contoh, Ferry Muchlis Ariefmuzzaman, meru-

pakan mantan ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang

Ciputat, Tangerang. Yang lainnya termasuk Komarudin dan

Hamied, aktivis HMI di Ciputat; Erdi Bachtiar, seorang aktivis

dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Ahmad

Jazuli, wakil direktur Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)

cabang Provinsi Banten. Kader-kader muda dari Pondok Pesantren

Modern Daar El Qolam di Gintung juga gabung LBB. Kebanyakan

dari mahasiswa-mahasiswa muda itu berasal dari wilayah Tange-

rang. Jelas, Wardana mengikuti strategi untuk mendapatkan pemi-

lih rasional di Tangerang melalui para intelektual muda. Denny

JA, seorang pollster, direktur eksekutif Lingkaran Survei Indone-

sia juga diajak untuk bertindak sebagai konsultan tim pemenangan

pemilihan Atut-Masduki.361

LBB pada awalnya memanfaatkan jaringan RBB untuk

memobilisasi masa dan memasang poster-poster dan banners

358

Winters, Oligarchy, 15. 359

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 132-34. 360

Winters, Oligarchy, 18-20. 361

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 132-34.

Page 351: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

324 Oligarki dan Demokrasi...

Atut-Masduki. RBB memiliki koordinator-koordinator di level

kecamatan dan desa. Belakangan, bagaimana pun, ketika Wardana

menyadari buruknya kinerja koordinator RBB tingkat kecamatan

dan desa, dia membangun koneksi sendiri pada level tersebut di

sana. Wardana memasukkan anggota keluarga Tb. Chasan Sochib

sebagai koordinator. Mereka diharapkan mengontrol dana kampa-

nye di level masyarakat untuk memasang poster dan banner kam-

panye serta memobilisasi362

masyarakat pada level akar rumput.363

Tugas LBB yang paling penting adalah memformulasikan

strategi kampanye termasuk pendanaan, logistik (kekuasaan mate-

rial364

), kegiatan-kegiatan, dan program. Selain itu, LBB mem-

promosikan karakter positif dari Atut Chosiyah-Masduki. Sebagai

contoh, LBB mencetak 1,7 juta kopi kalender 2006 berfoto Atut

sebagai penjabat gubernur dan mulai mendistribusikannya pada

Oktober 2005.365

LBB menggunakan setiap kesempatan dan institusi untuk

memublikasikan penjabat gubernur Atut Chosiyah. Agah M. Noor,

kepala divisi program LBB dan koordinator proyek-proyek peme-

rintah provinsi dijuluki oleh birokrat provinsi sebagai “sekretaris

regional empat” karena keahlian koordinasinya (kekuasaan mobili-

sasi366

). Semua proyek provinsi dilabeli Atut Chosiyah, secara

paksa sehingga menciptakan citra tentang Atut Chosiyah terhadap

alam pikiran pemilih. Uang, materi, dan keuntungankeuntungan

dari proyek-proyek pemerintah (kekuasaan material367

) selalu

dikaitkan dengan Atut Chosiyah. Agah juga memprakarsai apa

yang disebut dengan kegiatan-kegiatan Santa Clause. Ketika

departemen di provinsi memulai program pembangunan yang

disebut “safari pembangunan”, Atut Chosiyah sendiri mengunju-

ngi lokasi dan membagikan makanan dan barang-barang lain

362

Winters, Oligarchy, 15-18. 363

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 134. 364

Winters, Oligarchy, 18-20. 365

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 134. 366

Winters, Oligarchy, 15-18. 367

Winters, Oligarchy, 18-20.

Page 352: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 325

(kekuasaan material368

) sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Sementara itu, departemen lainnya wajib memberikan Rp10-25

juta (kekuasaan material369

) untuk program tersebut. Semua itu,

menurut Masaaki dan Hamid memberikan efek bola salju dan

masyarakat penerima mendapatkan keuntungan yang besar dari

setiap program tersebut. Kotak-kotak “Christmas” Atut Chosiyah

sangat populer dan efektif dalam mendapatkan simpati anggota

masyarakat perdesaan. Hampir semua masyarakat itu memilih

Atut Chosiyah pada hari pemilihan menurut sumber yang tidak

mau disebut namanya dan menempati jabatan tinggi di peme-

rintahan provinsi.370

Kemudian, sebuah event organizer yang sudah direkrut

oleh Susilo Bambang Yudhoyono selama kampanye pemilihan

presiden (Pilpres) dan material fotografer Indonesia paling

terkenal bekerja sama untuk menghasilkan setelan yang sangat

baik untuk Atut Chosiyah. Oleh karena itu, Atut Chosiyah akan

diterima dengan baik oleh masyarakat perdesaan. Istri Wardana,

Airin Rachmi Diany, seorang aktris juga turut membantu. LBB

secara intensif memproduksi dan membagikan propaganda positif

untuk Atut Chosiyah. Ratu Atut Chosiyah dipublikasikan dengan

kuat sebagai seorang wanita dan ibu ideal yang membaktikan

dirinya untuk aktivitas-aktivitas sosial dan keagamaan. Untuk

memajukan usaha ini, Agah mengintervensi aktivitas biro hubu-

ngan masyarakat provinsi dengan memesan bahwa desain iklan

LBB pemerintah provinsi dipublikasikan secara lokal. Tiga koran

lokal yang memuat iklan tersebut menarik perhatian masyarakat

terhadap penjabat gubernur Atut Chosiyah.371

Di atas semua itu, Masaaki dan Hamid menyimpulkan,

sumber daya politik tim Atut Chosiyah merupakan materialisme

sosial, penyuapan, birokrasi berorientasi Atut Chosiyah, dan

368

Winters, Oligarchy, 18-20. 369

Winters, Oligarchy, 18-20. 370

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 134. 371

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 135.

Page 353: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

326 Oligarki dan Demokrasi...

mempermak Atut Chosiyah sebaik-baiknya. Tim tersebut diper-

kuat oleh pengaruh organisasi kembar RBB dan LBB yang menye-

diakan kekuatan fisik dan kaum muda, dan kekuasaan intelektual

secara terpisah.372

Singkat cerita, pasangan Atut Chosiyah-H.M. Masduki

behasil menjadi pemenang dengan margin tipis pada pemilihan

yang dilakukan pada 6 November 2007. Pasangan tersebut menga-

lahkanZulkiefli-Marissa dengan margin yang tipis pada kisaran 7

persen. Atut-Masduki menyapu kemenangan di kabupaten Lebak

dan Pandeglang dan menang tipis di kabupaten Serang dan

Tangerang; Pasangan Atut-Masduki kalah dari Zulkiefli-Marissa

di Cilegon dan Kota Tangerang. Hasil ini sebenarnya nyaris sama

dengan prediksi polling oleh dua LSI.373

Terlepas dari prediksi polling tersebut, tim Atut-Masduki

sudah berekspektasi untuk menang dengan mudah. Lalu, mengapa

petahana hanya menang dengan margin tipis? Pertama-tama,

menurut Masaaki dan Hamid, meluasnya ketidakpuasan terhadap

hegemoni lokal dari kelompok Rau di provinsi Banten. Akan

tetapi mengapa, apabila banyak elitelokal yang tidak puas dengan

pemerintahan Atut Chosiyah, petahana sama sekali memenangkan

pemilihan? Pertama, tentu sumber daya politik Atut Chosiyah

yang merupakan paduan dari sumber daya kekuasaan material374

,

mobilisasi375

dan koersif376

tidak ada bandingannya. Kedua, popu-

laritas Marissa tidak bisa mengalahkan beras dan bingkisan-

bingkisan lain yang merefleksikan sumber daya kekuasaan mate-

rial yang dibagikan secara cuma-cuma kepada orang hutan di

daerah-daerah terpencil. Ketiga, pasangan Tryana-Benyamin tidak

membagikan uang kampanye yang menjadi sumber daya

kekuasaan material kepada tim sukses sebanyak yang diharapkan

para pendukungnya. Tryana sendiri menekankan ‘politik bersih’

372

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 135. 373

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 135. 374

Winters, Oligarchy, 18-20. 375

Winters, Oligarchy, 15-18. 376

Winters, Oligarchy, 15.

Page 354: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 327

dalam kampanye pemilunya. Alhasil, menurut Masaaki dan

Hamid, kurangnya dana (kekuasaan material) berakibat pada sedi-

kitnya pemilih. Tanpa uang yang menjadi sumber daya kekuasaan

material, Masaaki dan Hamid menegaskan, tim sukses tidak cukup

termotivasi untuk mengumpulkan suara untuk pasangan Tryana-

Benyamin.377

Di atas semua itu, jika mengacu pada teori sumber daya

kekuasaan,378

keluraga Chasan Sochib tidak hanya menggunakan

sumber daya materialnya yang menjadi basis kekuasaan oligarkis

dalam meraih tampuk kekuasaan. Keluarga tersebut juga meng-

gunakan sumber daya kekuasaan lain, seperti mobilisasi379

dan

koersif380

yang menjadi basis kekuasaan elite dalam sistem demo-

krasi. Sementara itu, jika meminjam bahasa Richard Robison dan

Vedi R. Hadiz, jenis Oligarki keluarga Sochib adalah politico-business families, yakni keluarga-keluarga yang mengandung

unsur-unsur bisnis dan politik.381

Meskipun, menurut Winters,

politico business families itu belum tentu masuk ke dalam kate-

gori oligark jika tidak mencapai stratifikasi material yang eks-

trem382

hingga ribuan kali.

Oleh karena itu, perlu ditegaskan di sini, semua oligark

dipastikan merupakan orang kaya, tapi tidak semua orang kaya

merupakan oligark sebagaimana semua oligark merupakan elite

tapi tidak semua elite adalah oligark.

377

Masaaki dan Hamid, “Jawara in Power,” 135. 378

Winters, Oligarchy, 11-20. 379

Winters, Oligarchy, 15-18. 380

Winters, Oligarchy, 15. 381

Richard Robison dan Vedi R. Hadiz, Reorganising Power in Indonesia: The Politic of Oligarchy in an Age of Markets (London:

Routledge Curzon, 2004), 3. Lihat juga R. William Liddle, “Marx atau

Machiavelli? Menuju Demokrasi Bermutu di Indonesia dan Amerika,”

Orasi Ilmiah dalam rangka Nurcholish Madjid Memorial Lecture V, Kamis, 8 Desember 2011, di aula Nurcholish Madjid, Universitas Para-

madina, Jakarta. 382

Winters, Oligarchy, 281.

Page 355: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

328 Oligarki dan Demokrasi...

Jika kekuasaan dipegang oleh para elite yang tidak kaya ekstrem,

sistemnya disebut demokrasi dan jika kekuasaan dipegang oleh

sedikit orang terkaya, sistemnya disebut oligarki.

Walhasil, keluarga besar Tb. Chasan Sochib memiliki tiga

sumber daya kekuasaan yang utama: Pertama, kekayaan sebagai

sumber daya kekuasaan material383

yang mendefinisikannya seb-

agai oligark; Kedua, jaringan baik bisnis maupun politik sebagai

sumber daya kekuasaan mobilisasi; dan Ketiga, kejawaraannya

sebagai kekuatan kultural yang secara simbolik mengejawantah

menjadi sumber daya kekuasaan koersif.384

Ketiga sumber daya

kekuasaan tersebut saling menopang dan saling mengokohkan satu

sama lain secara dinamis dan menjadi alat politik yang ampuh

dalam memenangkan kontestasi untuk memperebutkan tampuk

kekuasaan.

E. Politico-Business Oligarchy dan Politik Pertahanan Harta

Uang menjadi pangkal utama sumber daya kekuasaan

keluarga besar Tb. Chasan Sochib. Sumber daya tersebut kemudi-

an bertransformasi menjadi besarnya kekuasaan mobilisasi dan

menjadi alat ampuh dalam mendominasi kekuasaan di Provinsi

Banten. Pada subbab ini, peneliti akan fokus pada faktor uang

yang menjadi sumber daya kekuasaan material385

(wealth power) mereka. Pertama, bagaimana mereka mendapatkan uang; Kedua, perusahaan apa saja yang menjadi mesin uang mereka; Ketiga, bagaimana mereka menggunakan uang tersebut sehingga memiliki

jaringan politik dan bisnis yang kuat dan berbuah menjadi kekua-

saan; dan Keempat, bagaimana hubungan antara perusahaan-

perusahaan tersebut dengan jabatan politik mereka sehingga ber-

muara pada konsentrasi kekayaan sekaligus kekuasaan.

Semua itu akan dipotret dalam kerangka Richard Robison

dan Vedi R. Hadiz dengan apa yang mereka sebut sebagai

383

Winters, Oligarchy, 18-20. 384

Winters, Oligarchy, 15. 385

Winters, Oligarchy, 18-20.

Page 356: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 329

politico-business oligarchy,386

yakni oligark yang memiliki unsur-

unsur politik sekaligus bisnis. Kerangka semacam itu disebut

Jeffrey A. Winters sebagai politik pertahanan harta (wealth defense) yang menjadi motif utama kekuasaan oligarkis dan

bermuara pada rezim pertahanan harta.387

Dalam konteks Banten,

politico-business oligarchy dan rezim pertahanan harta itu adalah

jawara-pengusaha yang mengejawantah dalam keluarga besar Tb.

Chasan Sochib.

1. Dari Kekayaan ke Jaringan Bisnis dan Politik

Jauh sebelum terdefinisikan sebagai politico-business oligarch dan menjalankan politik pertahanan harta, Tb. Chasan

Sochib bekerja sebagaimana orangbekerja pada umumnya (busi-ness as usual). Pada awalnya, dia bekerja mengatur para buruh

kasar di Jakarta dan bongkar muat di pelabuhan Tanjung Priok.

Kemudian, dia kembali ke Banten. Saat itu, produksi baja di

Cilegon bangkit dan tumbuh menjadi kawasan industri. Tb.

Chasan Sochib mencoba peruntungan menjadi perantara spekulasi

tanah di Banten.388

Selain itu, dia juga memberikan jasa pengawa-

lan bisnis beras dan jagung antarpulau Jawa-Sumatera. Lalu,

Sochib mulai merintis bisnisnya sendiri menjadi penyedia kebu-

tuhan logistik untuk divisi militer Kodam VI Siliwangi sejak

1967.389

Pada saat yang sama, Kodam Siliwangi butuh orang lokal

386

Robison dan Hadiz, Reorganising Power, 53. 387

Menurut Jeffrey A. Winters, pada era modern, politik pertaha-

nan harta mengalami pergeseran dari pertahanan hak milik menjadi

pertahanan pendapatan. Sebab, sebagaimana warga negara miskin, pada

era modern hak milik orang-orang terkaya sudah dijamin oleh negara.

Lihat Winters, Oligarchy, 20-26. 388

Rudnyckyj, “Islamic Ethics,” 70-71. 389

Perhimpunan Pendidikan Demokrasi, “Dinasti Tb. Chasan

Sochib: Gubernur Jenderal dari Banten,” Konstelasi, Edisi ke-31 April

2011. Artikel diakses 6 Juli 2013, dari http://www.p2d.org/ index.php/

kon/52-31-april-2011/273-dinasti-h-tb-chasan-sochib--gubernur-jenderal-

dari-banten.html.

Page 357: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

330 Oligarki dan Demokrasi...

untuk menjadi perpanjangan tangan di daerah. Sebab, Banten baik

sebelum ataupun sesudah tragedi 1965 sangat rawan dipengaruhi

oleh kekuatan komunis. Atas dalih kepentingan politik, keamanan,

dan ekonomi di Banten, Sochib mendapatkan banyak keistime-

waan dari Kodam VI Siliwangi dan pemerintah Jawa Barat.

Sebagian besar proyek pemerintah khususnya di bidang konstruksi

banyak diberikan kepada Sochib. Di sinilah bisnisnya mulai berje-

jaring dengan kekuasaan (politico-business). Dia pun mendirikan

perusahaan konstruksi PT Sinar Ciomas Raya pada 1967.390

Proyek-proyek yang berjejaring dengan kekuasaan terse-

but menjadi mesin uang Tb. Chasan Sochib. Langkah selanjutnya,

Sochib mentransformasikan uang tersebut menjadi jaringan

sehingga menjadi kekuasaan mobilisasi yang besar. Salah satu

caranya, dia selalu mengadakan pertunjukan seni tradisional seper-

ti jaipongan dan debus setiap kali pencairan dana proyek. Dia juga

membagi-bagikan uang kepada semua pihak yang terlibat dalam

pertunjukan tersebut. Pada akhirnya, masyarakat mengenal keluar-

ga Sochib sebagai orang dermawan.391

Selain jaringan yang bersifat taktis (jangka pendek) dan

pragmatis, Sochib juga memperkokoh jaringan bisnis. Dia menja-

lankan strategi (jangka panjang) berkelanjutan dengan mengkader

dari nol banyak pengusaha di Banten. Dari kader-kader tersebut,

Sochib mendapatkan dua keuntungan. Pertama, keuntungan jari-

ngan bisnis (kekuasaan mobilisasi dan material)392

dan Kedua, keuntungan uang (kekuasaan material). Sebab, Sochib mendapat-

390

Max Lane, Decentralization and Its Discontents: An Essay on Class, Political Agency and National Perspective in Indonesian Politics [Iseas Monograph Series] (Singapura: Institute of Southeast Asian

Studies (Iseas), 2014), 64-65. Lihat juga Masaaki dan Hamid, “Jawara in

Power,” 119. 391

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 392

Winters, Oligarchy, 11-20.

Page 358: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 331

kan bagi hasil dari keuntungan proyek-proyek yang dikerjakan

oleh kader-kadernya. Oleh para peneliti dan pengamat, bagi hasil

inilah kemudian disebut pemerasan proyek393

dalam bentuk fee

atau setoran394

kepada jawara sehingga menjadi ekonomi berbiaya

tinggi (high cost economy)395

bagi siapapun yang ingin menja-

lankan usaha sektor konstruksidi Banten. Angkanya variatif, mulai

dari 10% untuk proyek APBD dan 11% untuk proyek APBN.

Bahkan belakangan, setelah keluarga tersebut berada di puncak

kekuasaan legislatif dan eksekutif, setoran tersebut diminta di

muka. Besarannya pun melonjak—ada yang menyebut 20%

bahkan 30%. Lalu, 10% kepada pimpinan proyek dari nilai proyek

untuk kontraktor di luar jaringan bisnisnya. Pada akhirnya, tanpa

memiliki perusahaan pun, Sochib dan keluarga besarnya sudah

mendapatkan keuntungan besar.396

Pascareformasi 1998, tuntutan otonomi daerah menguat

dan berujung pada ‘perceraian’ wilayah Banten dari provinsi Jawa

Barat. Banten sebagai provinsi pun terbentuk di penghujung 2000.

Pada 2001, Ratu Atut Chosiyah, anak pertama Tb. Chasan Sochib

dari istri pertama, terpilih menjadi wakil gubernur Banten

mendampingi Djoko Munandar dalam Pilkada yang dipilih lewat

DPRD. Sochib ditengarai telah melakukan money politics dan

mengerahkan kekuasaan koersifnya melalui kekuatan jawara

393

Syarif Hidayat, “Shadow State? Business and Politics in the

Province of Banten,” dalam Renegotiating Boundaries: Local Politicss in post-Suharto Indonesia, eds. Henk Schulte Nordholt dan Gerry van

Klinken (Leiden: KITLV Press, 2007), 218. 394

Asrori S. Karni dan Gandi Achmad, “Keluarga Pemain Ang-

garan Banten,” Gatra, 23 Oktober 2013, 26-30. 395

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Nera-

ca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Senin, 30

Oktober 2017. 396

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017.

Page 359: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

332 Oligarki dan Demokrasi...

dalam memenangkan Pilkada untuk pertama kalinya di provinsi

baru tersebut.

2. Regenerasi Politik dan Strategi Berkuasa Tiga Periode

Salah satu strategi politik pertahanan harta keluarga besar

Tb. Chasan Sochib adalah mempertahankan kekuasaan. Salah

satunya adalah melakukan regenerasi politik. Tubagus Chaeiri

Wardana, adik Ratu Atut Chosiyah, memiliki peran besar sebagai

oligark di balik layar. Salah satu anggota keluarga Atut Chosiyah

yang sudah dirancang menjelang pemilu 2014 adalah Andika

Hazrumy, putra sulung Atut Chosiyah. Akan tetapi, Andika Haz-

rumy tidak lagi dipasang untuk merebut kursi Dewan Perwakilan

Daerah (DPD) seperti pada Pemilu 2009. Medan tempur calon

‘senator’ itu diwariskan kepada adiknya, yang memulai politik

praktisnya sebagai calon tetap anggota DPD 2014-2019 asal

daerah pemilihan (Dapil) Banten. Suami Andiara, Tanto Warsono

Arban, juga didorong terjun sebagai caleg Golkar untuk DPRD

Provinsi Banten dari Dapil Tangerang Selatan, daerah yang

dipimpin bibinya, Airin Rachmi Diany.

Kenyataanya, meski masih berstatus sebagai anggota DPR

periode 2014-2019, Andika mengikuti pola yang telah dilakukan

ibunya. Dia dipasang menjadi calon wakil gubernur Banten

mendampingi Wahidin Halim yang secara umur sudah relatif tua

pada Pilkada 2017. Pasangan calon ini pun memenangkan Pilkada.

Apakah akan mengikuti pola ibunya, Ratu Atut Chosiyah di mana

posisi wakil gubernur merupakan strategi untuk dapat berkuasa

lebih lama, lebih dari dua periode. Hanya waktu yang akan

membuktikannya.

Jauh sebelum 2017, pada Pemilu 2009, Andika mempe-

roleh suara tertinggi DPD sebanyak 760.654 asal Banten. Pada

Pemilu 2014, Andika diplot sebagai caleg DPRdaerah pemilihan

(Dapil) Banten I, yakni mencakup Pandeglang dan Lebak. Pada

pemilu empat tahun sebelumnya, suara Partai Golkar di dapil

tersebut kurang menggembirakan. Dari enam kursi yang dipere-

butkan, Golkar hanya mendapatkan satu, yakni Mamat Rahayu

Page 360: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 333

Abdullah dengan suara terendah kedua. Partai Demokrat dan PPP

sama-sama merebut dua kursi. Mamat Rahayu kemudian pindah

ke Partai Nasdem, dan masuklah Andika sebagai pengganti.397

Modal suara besar Andika pada 2009 diharapkan dapat mendong-

krak suara Golkar di dapil ini. Apalagi, posisi Demokrat dominan.

Sebab, Bupati Lebak berasal dari Demokrat. Pilkada Lebak pada

Agustus 2013 dimenangkan oleh kader Demokrat, Iti Octavia,

anak bupati sebelumnya, Mulyadi Jayabaya.Jagoan Golkar, Amir

Hamzah, yang berada di peringkat kedua, meminta Mahkamah

Konstitusi (MK) memerintahkan Pilkada ulang.

Golkar pada awalnya merupakan kendaraan politik utama

keluarga besar Atut Chosiyah. Panel hakim MK pimpinan Akil

Mochtar, mantan politisi Golkar, pada 1 Oktober 2013, memutus-

kan Pilkada ulang di Lebak. Selain itu, Lebak juga bersama

dengan Pandeglang merupakan dapil Banten I yang digarap oleh

Andika Hazrumy masih dalam kendali klan Haji Kasan—sapaan

mendiang Tb. Chasan Sochib. Sementara itu, istri kelima Haji

Kasan, Heryani Yuhana menjabat sebagai Wakil Bupati Pandeg-

lang. Pada 2013, Istri Andika, Ade Rossi Chairunnisa naik pang-

kat dari Wakil Ketua DPRD Kota Serang menjadi caleg DPR RI

dapil Kota Serang, daerah yang dipimpin paman iparnya, Tubagus

Haerul Jaman, adik Atut Chosiyah beda ibu. Saat itu, Suami Atut,

Hikmat Tomet, masih diplot sebagai caleg Golkar nomor 1 Banten

II, yakni Serang dan Cilegon. Padahal, Tomet baru terserang

stroke dan jarang hadir dalam rapat Komisi V DPR.398

Dalam strategi penempatan saudara dan kroni Atut

Chosiyah, pada jabatan-jabatan politis tersebut, Wawan, panggi-

lan akrab Tb. Chaeri Wardana berperan aktif. Salah satu stra-

teginya adalah dimulai dari jabatan wakil baik bupati, wali kota,

ataupun gubernur. Atut pada awalnya merupakan wakil gubernur;

Haerul Jaman sebelumnya merupakan wakil wali kota Serang;

397

Asrori S. Karni dan Gandi Achmad, “Ujung Tanduk Dinasti

Atut,” Gatra, 16 Oktober 2013, 25. 398

Karni dan Achmad, “Ujung Tanduk,” 25.

Page 361: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

334 Oligarki dan Demokrasi...

Airin Rachmi Diany memulai dengan mencalonkan diri sebagai

wakil bupati di Tangerang; Adik Atut Chosiyah, Tatu Chasanah

merupakan wakil bupati Serang; dan ibu tiri Atut Chosiyah,

Heryani menjadi wakil bupati Pandeglang. Pada Pilgub 2017 pun,

Andika Hazrumy dipasang sebagai wakil. Dengan menjabat posisi

wakil, mereka sudah mulai berkuasa dan kekuasaannya berlang-

sung lebih lama. Jika langsung menjadi bupati, wali kota, atau

gubernur, kekuasaan tersebut hanya sampai dua periode. Dengan

cara menjadi wakil terlebih dahulu, mereka bisa berkuasa tiga

periode.399

Selain regenerasi politik keluarga, Tb. Chaeri Wardana juga

turut mengatur penempatan pejabat di pemerintahan provinsi

Banten. Itulah gambaran politik pertahanan harta keluarga besar

Tubagus Chasan Sochib melalui regenerasi politik dan pengaturan

penempatan pejabat. Akumulasi kekuasaan tersebut merupakan

hilir dari dua variabel uang dan jaringan yang dimiliki oleh Tb.

Chasan Sochib sebelumnya. Secara perlahan tapi pasti oligark dan

oligarki pun terbentuk dari dinasti tersebut. Tidak ada orang yang

bisa menggantikan mereka. Sebab, keluarga Tb. Chasan Sochib

sudah terlanjur established. Mereka terbukti sukses menancapkan

kukunya di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Banten.400

Tak

tanggung-tanggung, keluarga tersebut menguasai semua lini

kekuasaan baik eksekutif ataupun legislatif. Mulai dari jabatan

gubenur hingga bupati dan wali kota di Provinsi Banten. Mereka

juga berkuasa di DPR dan DPD hingga DPRD. Semuanya meng-

gunakan Partai Golkar sebagai kendaraan untuk mendapatkan

kekuasaan. Mereka juga berkuasa pada organisasi-organisasi

bentukan pemerintah, seperti Kadin, Karang Taruna, dan KNPI.

Kekuasaan uang dan bisnis keluarga Tb. Chasan Sochip

pun semakin menggurita. Jika pada mulanya bisnis berjejaring

399

Karni dan Achmad, “Ujung Tanduk,” 26. 400

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017.

Page 362: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 335

dengan pemerintah pusat melalui Kodam VI Siliwangi dan

Pemprov Jabar, sekarang berjejaring dengan Pemda Banten yang

notabene berada dalam kekuasaan para anggota keluarga besar

tersebut. Di sinilah terjadi polico-business oligarchy401dan politik

pertahanan harta. Pada awalnya, keluarga tersebut ditopang oleh

perusahaan milik Tb. Chasan SochibPT Sinar Ciomas Raya dan

perusahaan lain yang menjadi jaringan bisnisnya. Setelah mereka

berkuasa, bisnis keluarga pun semakin ekspansif (lihat Bagan

4.2.).

401

Robison dan Hadiz, Reorganising Power, 53.

Page 363: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

336 Oligarki dan Demokrasi...

Bagan 4.2. Jaringan Perusahaan Keluarga Besar Tb. Chasan Sochib

Tubagus Haerul Jaman

Ratu Tatu Chasanah

Ratna Komalasari

Ratu Atut Chosiyah

Heryani

Andiara Aprilia Hikmat

Tanto Warsono Arban

Airin Rachmi Diany

Andika Hazrumy

Hikmat Tomet

Aden Abdul Khaliq

Ade Rossi Chairunnisa

PT Andika Pradana Utama

PT Pelayaran Sinar Ciomas Pratama

PT Hotel Ratu Bidakara

PT Putra Perdana Jaya

PT Bali Pacific Pragama

PT Buana Wardana Utama

PT Arban Global Nusantara

PT Arban Media

PT Sinar Ciomas Wahana Putra

PT Ginding Mas Wahana Nusa

PT Unifikasi Profesional Media

Consultant

PT Profesional Indonesia Lantera

Raga

Oligark di Balik Layar

Tb. Chaeri Wardana Tb. Chasan Sochib

Tb. Chaeri Wardana

Tb. Chasan Sochib PT Sinar Ciomas Raya

Sumber: Diolah dari Indonesia Corruption Watch (ICW) dan sumber lain

Page 364: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 337

Garis penghubung menjelaskan jabatan atau peran masing-

masing anggota keluarga Tb. Chasan Sochib pada perusa-

haan-perusahaan tersebut sejauh dapat dilacak baik sebagai

pendiri, direktur utama, komisaris utama, direktur, komisa-

ris, atau pemegang saham. Garis putus-putus menunjukkan

peran pada perusahaan-perusahan tersebut secara tidak

langsung tapi sangat menentukan.

Paling tidak, terdapat sepuluh perusahaan yang berada

dalam kendali langsung keluarga Ratu Atut Chosiyah.402

Peru-

sahan-perusahaan tersebut adalah (1) PT Sinar Ciomas Wahana

Putra; (2) PT Ginding Mas Wahana Nusa; (3) PT Unifikasi Profe-

sional Media Consultant; (4) PT Profesional Indonesia Lantera

Raga; (5) PT Andika Pradana Utama; (6) PT Pelayaran Sinar

Ciomas Pratama; (7) PT Hotel Ratu Bidakara; (8) PT Putra

Perdana Jaya; (9) PT Bali Pacific Pragama; dan (10) PTBuana

Wardana Utama. Kesepuluh perusahaan tersebut ditambah dua

perusahaan milik Tanto Warsono Arban, menantu Ratu Atut

Chosiyah, yaitu PT Arban Global Nusantra dan PT Arban Media.

Oleh karena itu, Tanto dan Andiara Aprilia Hikmat bukan semata

disatukan oleh pernikahan biologis tapi juga oleh penyatuan dua

politico business oligarchy. Antara entitas kekuasaan dan esntitas bisnis tersebut

memiliki hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.

Uang digunakan untuk mendapatkan kekuasaan, kekuasaan digu-

nakan untuk mendapatkan uang. Sebagai contoh, PT Hotel Ratu

Bidakara di Jl K.H. Abdul Hadi, Serang. Berdasarkan akta notaris

tercatat nama Andiara Aprilia Hikmat, putri bungsu Ratu Atut,

sebagai direktur utama. Sementara direkturnya adalah Tanto War-

sono Arban (suami Andiara). Lalu ada juga nama Andika Hazrumy

(anak pertama Atut) sebagai komisaris, serta Ade Rossi Chaerun-

nisa (istri Andika) sebagai komisaris. Hotel Ratu Bidakara

402

Asrori S. Karni dan Gandi Achmad, “Keluarga Pemain Ang-

garan Banten,” Gatra, 23 Oktober 2013, 26-30.

Page 365: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

338 Oligarki dan Demokrasi...

bernaung sebagai anak perusahaan PT Sinar Ciomas Raya Utama.

Perusahaan yang bergerak di bidang konstruksidan didirikan oleh

Ayah Atut, Tb. Chasan Sochib. Sejak berdiri pada 16 Mei 2011,

Hotel Ratu laris dipakai oleh pemerintah provinsi untuk menye-

lenggarakan berbagai macam agenda, mulai dari rapat, pemberian

penghargaan, dan acara seremonial lainnya. Tak heran, dalam satu

tahun, hotel itu berubah kelas dari bintang tiga menjadi bintang

empat. "Sejak hotel didirikan, setiap kegiatan SKPD di lingku-

ngan Pemprov Banten hampir pasti dilakukan di hotel itu.403

3. Empat Pilar Kendali dan Dominasi Keluarga Ratu Atut

Chosiyah

Selama Ratu Atut Chosiyah berkuasa, terdapat empat

pilar kendali dan menjadi pijakan bagi keluarga untuk berkuasa

dominan. Keempat pilar tersebut adalah Pemda, Kadin, Golkar,

dan Ormas. Proyek APBD dan APBN di Banten berada dalam

monopoli perusahaan keluarga gubernur sekaligus jaringan kartel-

nya. Pendapatan Provinsi Banten memang membaik, tapi alokasi-

nya berantakan.404

Beberapa modus keluarga Ratu Atut Chosiyah

mendapatkan proyek pengadaan barang dan jasa di Banten.

Pertama, melalui perusahaan yang dikuasai keluarga Atut secara

langsung. Kedua, melalui perusahaan lain yang menjadi bagian

kartel Atut. Untuk modus pertama, perusahaan langsung keluarga

Atut mendapatkan 52 proyek di Kementerian Pekerjaan Umum

(PU) dan Pemprov Banten dengan total nilai kontrak Rp723,333

miliar. Dari Proyek Kementerian PU selama 2008-2013, dime-

nangi 33 proyek dengan total nilai Rp478,728 miliar. Dari proyek

403

Anonim, “Cerita tentang Hotel Bintang Empat Milik Keluar-

ga Atut di Banten,” Detik.com, Senin 14 Oktober 2013, diakses tanggal

31 Juli 2018 dari https://news.detik.com /berita/ 2385794/cerita-tentang-

hotel-bintang-empat-milik-keluarga-atut-di-banten. 404

Asrori S. Karni dan Gandi Achmad, “Keluarga Pemain Ang-

garan Banten,” Gatra, 23 Oktober 2013, 26-30.

Page 366: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 339

Pemprov Banten selama 2011-2013, setidaknya dimenangi 19

proyek dengan total nilai kontrak Rp244,604 miliar.405

Untuk modus kedua, pada 2012, setidaknya 24 perusahaan

yang diduga merupakan bagian kartel Atut mendapatkan 110

proyek Pemprov Banten dengan total nilai kontrak Rp346,287

miliar. Sedangkan proyek di Kementerian PU, selama 2011-2013,

perusahaan kartel tersebut mendapatkan 13 proyek dengan nilai

total Rp78,794 miliar. Secara keseluruhan, pada Kementerian PU

dan Pemprov Banten diguga perusahaan yang dikendalikan

langsung Atut Chosiyah sekeluarga dan kartelnya mendapat 175

proyek dengan total nilai kontrak Rp1,148 triliun. Itu baru dari

kementerian PU dan Pemprov Banten, belum kementerian atau

lembaga lain dan kabupaten/kota di Banten. Semua itu, menun-

jukkan gurita bisnis keluarga Atut yang menjadi basis sumber

daya kekuasaan material (oligarkis)406

menguasai proyek penga-

daan barang dan jasa di Banten. Rezim politik selalu identik

dengan kekuasaan dan uang.407

Tb. Chaeri Wardana memiliki banyak kasus hukum yang

harus diusut. Di antaranya adalah dana pengadaan alat kesehatan

tahun 2004-2005 dan mark up pembangunan gedung Provinsi

Banten Rp62 miliar. Data tersebut mengacu kepada BPK, tapi

anehnya BPK tidak melaporkannya ke KPK. Seorang birokrat di

Banten bertutur, siapa pun yang ingin menggarap proyek di

Banten, harus setor 30% kepada jawara sebelum proses tender.

Setelah Chasan Sochib wafat, perannya sebagai oligark di balik

layar diteruskan kepada Wawan. Baru penjajakan saja harus setor

30% dan setelah deal tambah lagi 10% ke pimpinan proyek.

Hasilnya adalah sepanjang jalan Cilegon-Anyer belum lama diper-

baiki sudah kembali rusak.408

Inilah yang menurut Winters, bahwa

405

Karni dan Achmad, “Keluarga Pemain Anggaran,” 28. 406

Winters, Oligarchy, 18-20. 407

Karni dan Achmad, “Keluarga Pemain Anggaran,” 28. 408

Karni dan Achmad, “Keluarga Pemain Anggaran,” 28-29.

Page 367: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

340 Oligarki dan Demokrasi...

karakteristik dari oligark adalah ekstraktif dan eksploitatif—

Banjir dari atas tapi hanya tetesan yang sampai ke bawah.409

Bila penguasaan atas pilar Pemda, Golkar, dan Kadin

rentan penyalahgunaan dalam pengadaan barang dan jasa, sedang-

kan kendali atas ormas membuat mereka rawan menyimpangkan

bantuan sosial (Bansos). Laporan Uday Suhada, warga Banten

kepada KPK tahun 2011 menyebutkan dari Rp340 miliar dana

hibah, sebesar Rp51 miliar mengucur tidak jelas. Ada beberapa

modus. Pertama, pemotongan dana hibah dan Bansos sehingga

tidak utuh hingga tangan penerima; Kedua, ada indikasi sejumlah

lembaga atau organisasi fiktif yang menerima hibah; Dari 221

pihak penerima hibah dan bansos tahun 2011, 62 lembaga diduga

fiktif. Ketiga, sebagian besar lembaga atau organisasi penerima

dana hibah dan bansos dipimpin keluarga Atut Chosiyah (modus

KKN). Secara politik penyaluran anggaran hibah dan bansos

digunakan untuk kepentingan Atut jelang pemilihan gubernur

2011.410

Dari sisi fiskal, pendapatan provinsi Banten terus naik.

Pada 2013, APBD Banten hampir Rp5,7 triliun. Tahun 2013,

Rp4,8 triliun, dan tahun 2011 Rp3,8 triliun. Dana perimbangan

untuk Banten lebih kecil dari pendapatan asli daerah (PAD) yang

rata-rata 77% dari total APBD. Tahun 2013, dari APBD Rp5,7

triliun, PAD-nya bisa mencapai Rp3,7 triliun. Data-data tersebut

menunjukkan Banten secara fiskal dari sisi pendapatan sudah

masuk kategori mandiri. Akan tetapi, masalahnya adalah faktor

sosial411

—kesenjangan sosial dan ekonomi di Banten. Inilah pra-

syarat oligarki yang terpenuhi sebagaimana dinyatakan Carl

409

Jeffrey A. Winters, “Oligarchy and the Jokowi Administra-

tion,” Kuliah Umum Jurusan Pendidikan Sosiologi, Universitas Negeri

Jakarta, Senin, 8 Juni 2015. 410

Karni dan Achmad, “Keluarga Pemain Anggaran,” 29. 411

Karni dan Achmad, “Keluarga Pemain Anggaran,” 29.

Page 368: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 341

Joachim Friedrich (1937),412

Jeffrey A. Winters dan Benjamin I.

Page (2009).413

Buktinya, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di

Banten paling tinggi di Indonesia, yakni 10,10%. Angka kemis-

kinan masih 5,7%. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banten

paling rendah se-Jawa dan Sumatera. Ini menunjukkan karakte-

ristik dari oligark, yakni input besar tapi output kecil. Ada perse-

lingkuhan dalam politik anggaran Banten. Modusnya, pertama,

perusahaan-perusahaan Wawan dan keluarga besarnya mengambil

banyak proyek APBD dan APBN di wilayah kekuasaan mereka.

Mereka memonopoli semua proyek di Provinsi Banten. Kedua,

menggunakan pihak ketiga atau mitra. Mitra tersebut wajib

memberikan 20% total nilai proyek kepada keluarga Atut. Bahkan

kadang wajib dibayar di muka. Potongan proyek tersebut masuk

ke kantong keluarga. Pada 2011, hasil LHP BPK memperlihatkan,

belanja modal Banten sebesar Rp800 miliar untuk infrastruktur.

Potongan 20% dari dana proyek tersebut sudah mencapai Rp160

miliar.414

Perusahaan utama yang dijadikan “mesin cuci uang” klan

Atut Chosiyah adahal PT Bali Pacific Pragama yang dikelola

langsung Wawan yang berkantor di lantai XII nomor 5 Gedung

The East, Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Kejanggalan alokasi

APBD dan APBN Banten sudah tercium setiap tahun oleh BPK.

Beberapa kasus masuk proses hukum. Di antaranya, proyek pem-

bangunan RSUD Balaraja yang juga menyenggol nama Airin

Rachmi Diany, istri Tb. Chaeri Wardana (Wawan). Begitu juga

dengan kasus normalisasi sungai Cilemer senilai Rp24 miliar yang

dinyatakan fiktif. Sepeninggal Chasan Sochib, Wawan jadi pene-

rus dan pemain sentral. Semua bisnis dikoordinasikan Wawan.

Ketika Wawan ditangkap, disebut-sebut sebagai awal keruntuhan

412

Carl Joachim Friedrich, “Oligarchy,” dalam Encylopaedia of the Social Sciences, volume XI-XII, ed. Edwin R.A. Seligman (New

York: The Macmillan Company, 1937),463. 413

Jeffrey A. Winters dan Benjamin I. Page, “Oligarchy in the

United States?” Perspectives on Politics 7 (2009): 732. 414

Karni dan Achmad, “Keluarga Pemain Anggaran,” 29-30.

Page 369: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

342 Oligarki dan Demokrasi...

dinasti Atut Chosiyah. Sebagian besar sumur dinasti Atut Chosi-

yah adalah proyek APBD dan ABPN di Banten. Hasilnya adalah

pengelolaan alokasi anggaran Banten kacau. Yang prioritas diabai-

kan tapi yang tersier dikerjakan. Contohnya, Banten ngotot

membangun Bandara Banten Selatan. Dicurigai di situ banyak

tanah mereka. Mereka juga ngotot membangun Bank Banten yang

menyedot dana Rp1 triliun.415

Selain berperan di balik layar dalam regenerasi politik

keluarga dan penempatan pejabat daerah, Wawan berperan dalam

proyek-proyek pemerintah. Semua itu merupakan politik untuk

pertahanan harta melalui keterlibatan Tubagus Chaeri Wardana

dalam penyusunan dan pelaksanaan skema pembangungan daerah

Banten. Dari sisi ini, tampak jelas sumber daya kekuasan mate-

rial416

digunakan untuk mendapatkan kekuasaan dan kekuasaan

digunakan untuk mendapatkan harta dengan keterlibatan dalam

proyek-proyek pemerintah daerah. Pada saat yang sama, harta juga

digunakan untuk pertahanan kekuasaan politik, yang salah satunya

bentuknya adalah penyuapan terhadap hakim MK.

Semua kondisi tersebut, di mana peran Chaeri Wardana

sangat besar mengingatkan publik pada peran mendiang Chasan

Sochib saat anaknya Atut Chosiyah mulai berkuasa sebagai wakil

gubernur. Menurut Syarif Hidayat, sudah dikhawatirkan banyak

pihak beberapa bulan setelah lembaga legislatif dan eksekutif

terbentuk di Provinsi Banten. “Sikap mayoritas informan cende-

rung pesimistik ketika mengevaluasi kinerja pemerintahan pro-

vinsi dan tampak tak antusias dengan masa depan Banten.”417

Betapa tidak, pemerintahan provinsi nyaris pincang total dalam

menjalankan fungsi formalnya karena kekuatan informal mampu

mengontrol gubernur.

Saat itu, Banten memiliki semacam pemerintahan swasta

yang dipimpin oleh Tubagus Chasan Sochib. Pemerintahan swasta

ini sangat berpengaruh terhadap masalah ekonomi pemerintahan

415

Karni dan Achmad, “Keluarga Pemain Anggaran,” 30. 416

Winters, Oligarchy, 18-20. 417

Hidayat, “Shadow State,” 209-210.

Page 370: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 343

provinsi. “Pemerintahan swasta” ini diduga memonopoli hampir

semua proyek-proyek pemerintah daerah dan menekan pemerintah

provinsi untuk mengakomodasi kepentingannya saat perancangan

anggaran pembangunan proyek tahunan. Bahkan informasi yang

lebih penting, menurut Syarif Hidayat, adanya praktik-praktik

informal di dalam birokrasi lokal di mana kekuasaan Chasan

Sochib bisa menentukan mutasi birokrat sebagaimana dilakukan

oleh Chaeri Wardana sebagai penerus ayahnya. Ayip Muchfi

merupakan sekretaris daerah (Sekda) pertama Provinsi Banten.

Dia ditunjuk langsung setelah Hakamudin Jamal ditunjuk sebagai

penjabat Gubernur Banten. Akan tetapi, begitu Djoko Munandar

dan Atut Chosiyah menjadi gubernur dan wakil gubernur, Ayip

dipecat tanpa prosedur yang sah.418

Tampaknya, lanjut Syarif

Hidayat, penggantian Sekda berhubungan dengan konflik pribadi

yang panjang antara Ayip dengan Chasan Sochib. Indikasi awal

itu menunjukkan bahwa kekuatan ekonomi dan politik informal419

mendominasi Pemda Banten.420

418

Hidayat, “Shadow State,” 210. 419

Menurut Harriss-White, paling tidak, terdapat dua definisi

untuk istilah ‘informal economy \’. Pertama, aktivitas-aktivitas bisnis atau

individu dan/atau sebuah perusahaan yang tidak terdaftar di pemerinta-

han sehingga pajak tidak dibayarkan. Kedua, sikap dari lembaga-lembaga

formal baik negara maupun swasta untuk menghindari control dari regu-

lator. Bentuk informal ekonomi yang kedua ini termasuk di dalamnya

penghindaran pajak, penyalahgunaan kebijakan publik, korupsi, kolusi,

dan pemaksaan privatisasisi aset-aset negara. Harriss-White telah meng-

aplikasikan pendekatan dengan apa yang disebutnya sebagai ‘social

structure of accumulation’ di mana struktur sosial menjadi salah satu

faktor yang menentukan dalam akumulasi ekonomi. Akumulasi jenis ini

menjadi motif atau karakteristik utama dari kekuasaan oligarkis. Dia

mengidentifikasi empat dimensi struktur sosial, yakni kelas, kasta,

jender, dan ruang. Mayoritas transaksi ekonomi diambil alih melalui eko-

nomi informal yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan yang lebih

didasarkan pada reputasi dibandingkan hukum formal dan juga sering

kali diiringi dengan elemen-elemen atau ancaman kekerasan. Lihat

Barbara Harriss-White, India Working: Essays on Society and Economy

Page 371: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

344 Oligarki dan Demokrasi...

Syarif Hidayat mencatat empat karakteristik umum dari

praktik informal market dan shadow state. Pertama, mereka ber-

kembang sebagai konsekuensi dari kerusakan lembaga-lembaga

formal (negara), khususnya saat disertai dengan krisis ekonomi;

Kedua, akumulasi keuntungan politik dan ekonomi jangka pendek

di luar kerangka aturan formal merupakan tujuan utama dari

transaksi informal market. Setiap partai memaksimalkan sumber-

sumber dayanya untuk kemudian memperdagangkannya di pasar

informal; Ketiga, modus operandi atau mekanisme kerja dari

informal market dan shadow state bisa diklasifikasikan menjadi

dua kategori: manipulasi kebijakan publik dan menggunakan jari-

ngan persekutuan individu ataupun kelembagaan. Keempat, aktor-

aktornya berasal baik dari negara maupun masyarakat.421

Perihal

aktor-aktor tersebut, Henk Schulte Nordholt (2003) menyebutkan

para pelaku bisnis, politikus partai, dan bahkan geng kriminal.422

Syarif Hidayat menggunakan keempat pendekatan tersebut untuk

membaca praktik-praktik pemerintahan lokal di Banten.423

Menurut Uday Suhada, juru bicara Aliansi Banten Meng-

gugat yang pernah melaporkan penyimpangan dinasti politik Atut

Chosiyah ke KPK pada 2011, Tubagus Chaeri Wardana alias

Wawan merupakan orang yang terlibat aktif dalam penyusunan

dan pelaksanaan skema pembangunan daerah di provinsi Banten.

Wawan mengatur semua pelaksanaan tender proyek di pemerin-

tahan provinsi Banten. Untuk mendapatkan proyek pemerintah

provinsi Banten pelaksana harus setor di muka ke Wawan sebesar

20% hingga 30% dari anggaran proyek tersebut.424

[Series of Contemporary South Asia 8] (Cambridge: Cambridge Univer-

sity Press, 2003), 4-6; lihat juga Hidayat, “Shadow State,” 210. 420

Hidayat, “Shadow State,” 210. 421

Hidayat, “Shadow State,” 212. 422

Henk Schulte Nordholt, “Renegotiating Boundaries: Access,

Agency and Identity in post-Soeharto Indonesia,” Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 159 (2003): 550-89.

423Hidayat, “Shadow State,” 212.

424Karni dan Achmad, “Ujung Tanduk,” 26.

Page 372: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 345

Pada 2011, Aliansi Banten Menggugat melaporkan ke

KPK, dari Rp340 miliar dana hibah, sebesar Rp51 miliar di anta-

ranya mengucur tidak jelas. Aliansi melihat beberapa modus,

pertama, pemotongan dana hibah dan bansos sehingga tidak utuh

di tangan penerima. Kedua, terdapat indikasi penerima hibah

adalah sejumlah lembaga atau organisasi fiktif. Dari 221 pihak

penerima hibah dan bansos 2011, menurut penelusuran tim dari

Aliansi Banten Menggugat terdapat 62 yang diduga fiktif. Ketiga,

sebagian besar lembaga atau organisasi penerima dana hibah dan

bansos dipimpin oleh keluarga dan kerabat Atut Chosiyah yang

menunjukkan adanya modus KKN. Secara politik, menurut Uday,

sebagian dana tersebut digunakan untuk kepentingan Atut men-

jelang pemilihan gubernur 2011.425

Teguh Imam Prasetya, dosen FISIP Universtitas Tirtaya-

sa, Banten menilai naiknya keluarga Atut dalam banyak posisi

politik di Banten merupakan hasil dari sandiwara demokrasi, yang

menggunakan kombinasi politik uang yang merupakan sumber

daya kekuasaan material,426

intervensi, dan intimidasi birokrasi427

yang merepresentasikan kekuasaan koersif.428

Wawan menjadi

pintu masuk bagi siapa saja yang ingin berbisnis di Banten. Dia

juga mengatur berbagai skenario mengamankan posisi jabatan

keluarga. “Wawan mewarisi kecerdikan Chasan,” kata Teguh.429

Sepak terjang Tb. Chaeri Wardanadalam menguasai berba-

gai proyek APBD Banten dan proyek APBN yang digelontorkan

ke Provinsi Banten sangat dominan. Bukan hanya itu, keberadaan

Tb. Chaeri Wardana sangat ditakuti dan disegani oleh semua

pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten. Dia

bisa mengintervensi kebijakan di internal birokrasi Pemprov

425

Karni dan Achmad, “Ujung Tanduk,” 26. 426

Winters, Oligarchy, 18-20. 427

Karni dan Achmad, “Ujung Tanduk,” 26. 428

Winters, Oligarchy, 15. 429

Karni dan Achmad, “Ujung Tanduk,” 26.

Page 373: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

346 Oligarki dan Demokrasi...

Banten,430

lantaran para pejabat tersebut punya utang budi kepada

Tb. Chaeri Wardana. Di antaranya adalah jasa Tb. Chaeri Warda-

na yang membuat mereka punya jabatan di awal-awal pendirian

provinsi Banten. Ketika Tb. Chaeri Wardana meminta jatah

proyek yang nilainya miliaran rupiah, mereka pun otomatis tidak

kuasa untuk menolak. Kondisi ini sudah menjadi lingkaran setan.

Pejabat-pejabat daerah di Provinsi Banten seakan-akan menjadi

sapi perahbagi kepentingan Tb. Chaeri Wardana dan klan Ratu

Atut Chosiyah.431

Di antara intervensi dari Tb. Chaeri Wardana adalah

penempatan pejabat eselon II, III dan IV di hampir semua Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemprov Banten. Tidak ada yang

luput dari intervensi dari adik kandung Gubernur Banten saat itu,

Ratu Atut Chosiyah.Untuk menempatkan pejabat eselon II pada

SKPD yang dianggap besar dan “basah” mutlak harus atas perse-

tujuan Tb. Chaeri Wardana. Di antara SKPD tersebut adalah

Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Banten, Dinas

Kesehatan (Dinkes) Banten, Dinas Pendidikan Banten, dan Dinas

Sumber Daya Air dan Permukiman (DSDAP). Akibat intervensi

tersebut, Tb. Chaeri Wardana pun dikenal dengan julukan kepala

Badan Pertimbangan Jabatan dan Pangkat (Baperjakat) swasta.

Dalam konteks ini, Tb. Chaeri Wardana jelas mendapatkan wewe-

nang melalui jalur tidak resmi (informal) dari kakaknya Gubernur

Ratu Atut Chosiyah untuk menentukan pejabat yang dianggap

pantas menjadi kepala dinas di masing-masing SKPD besar dan

basah.432

430

Laurens Dami, “Inilah Sepak Terjang Adik Atut Dalam

Memonopoli Proyek di Banten,” Suara Pembaruan, Sabtu, 19 Oktober

2013, diakses Senin, 13 Agustus 2018, http://sp.beritasatu.com/home/

inilah-sepak-terjang-adik-atut-dalam-memonopoli-proyek-di-

banten/43653. 431

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018. 432

Dami, “Inilah Sepak Terjang Adik Atut.”

Page 374: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 347

Oleh karena itu, hanya pejabat yang loyal, bisa diatur dan

bisa diajak kerja sama yang dianggap layak untuk menduduki

posisi kepala dinas di berbagai SKPD tersebut. Tujuannya adalah

agar semua proyek yang dikerjakan Tb. Chaeri Wardana bersama

kroninya berjalan lancar. Hampir semua proyek yang didanai

APBD di terutama empat dinas besar dikuasainya. Bukan hanya

proyek APBD, tetapi juga proyek APBN. Dinas lain yang proyek-

nya juga dikuasai Tb. Chaeri Wardana antara lain Dinas Pertam-

bangan dan Energi (Distamben) Banten, Dinas Pertanian dan

Peternakan (Distanak) Banten, Dinas Kelautan dan Perikanan

(DKP) dan Dinas Kehutanan, dan Perkebunan (Dishutbun) Ban-

ten. Tb. Chaeri Wardana tidak bekerja sendirian. Dia memiliki

sejumlah anak buahyang dipercayakan untuk mengelola perusaha-

an dan ditunjuk sebagai direktur utama (Dirut) di sejumlah peru-

sahaan miliknya. Sebagian perusahaan milik Tb. Chaeri Wardana

dibuat atas namanya sendiri, istrinya, bahkan anaknya. Namun ada

beberapa perusahaan miliknya yang sengaja dibuat atas nama

orang lain atau anak buahnya. Tb. Chaeri Wardana alias Wawan

itu dilibatkan dalam menyusun skema pembangunan di Pemprov

Banten. Bahkan Wawan juga dilibatkan dalam rapat Baperjakat.

Lebih jauh, Tb. Chaeri Wardana juga bekerja sama dengan pihak

anggota DPRD Banten untuk mengamankan seluruh proyek yang

dikuasainya.433

Praktik seperti ini sudah berlangsung lama sejak kakaknya

Ratut Atut Chosiyah masih menjabat sebagai wakil gubernur

Banten. Perannya semakin besar, ketika kakaknya Ratu Atut

Chosiyah menjabat sebagai Plt Gubernur Banten pada tahun 2006.

Ratu Atut Chosiyah kemudian terpilih kembali menjadi gubernur

untuk periode 2007-2012 dan terpilih kembali untuk periode

kedua, 2012-2017. Sebelum masa jabatannya berakhir, Atut pun

ditetapkan sebagai tersangka korupsi pada 2013. Sebelum terjerat

hukum, sebagian besar proyek yang dikerjakan adik Atut itu

433

Dami, “Inilah Sepak Terjang Adik Atut.”

Page 375: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

348 Oligarki dan Demokrasi...

bersama kroninya selalu menjadi langganan temuan dalam

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK.434

434

Dami, “Inilah Sepak Terjang Adik Atut.”

Page 376: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 349

Bagan 4.3. Peran Tb. Chaeri Wardana sebagai Oligark

di Balik Layar

Sumber: Diolah dari Laurens Dami, “Inilah Sepak Terjang Adik

Atut dalam Memonopoli Proyek di Banten,” Suara Pembaruan, Sabtu, 19 Oktober 2013

Pilar Jaringan Dominasi Gubernur

Atut Chosiyah

Pemda Ormas Golkar Kadin

Ratu Atut Chosiyah mendelegasikan wewenang kepada Tb. Chaeri Wardana

sehingga mendapat julukan “kepala Badan Pertimbangan Jabatan dan Pangkat

(Baperjakat) swasta.” Ini menunjukkan perannya sebagai “oligark di Balik

Layar”. Dia menjalankan politik pertahanan harta.

Tb. Chaeri Wardana menentukan penempatan pejabat eselon II, III dan IV di

hampir semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemprov Banten.

Dinas Pendidikan Banten

Dinas Kesehatan (Dinkes)

Dinas Bina Marga dan Tata

Ruang (DBMTR)

Tb. Chaeri Wardana

menempatkan pejabat eselon II

pada SKPD yang dianggap

besar dan “basah”.Hanya

pejabat yang loyal, bisa diatur

dan bisa diajak kerja sama

yang dianggap layak untuk

menduduki posisi kepala dinas

SKPD tersebut.Tujuannya

adalah agar semua proyek yang

dikerjakan Wawan bersama

kroninya di SKPD tersebut

berjalan lancar. Proyek

dikerjakan oleh perusahaan

milik keluarga, milik keluarga

atas nama orang lain atau

perusahaan bukan milik

keluarga (pihak ketiga, mitra,

atau kartel. Sumber dana:

APBN dan APBD

Dinas Sumber Daya Air dan

Permukiman (DSDAP)

Dinas Pertambangan dan

Energi (Distamben)

Dinas Pertanian dan

Peternakan (Distanak)

Dinas Kelautan dan Perikanan

(DKP)

Dinas Kehutanan, dan

Perkebunan (Dishutbun)

Rezim Pertahanan Harta

Page 377: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

350 Oligarki dan Demokrasi...

Proyek yang dikerjakan Tb. Chaeri Wardana dan kroninya

selalu bermasalah. Sebab, dia diduga menarik fee sebesar 20-30

persen dari setiap proyek tersebut jika dikerjakan oleh pengusaha

lain. “Ironisnya, dari berbagai kasus dugaan korupsi yang berkai-

tan dengan proyek Wawan selalu mengendap di kepolisian atau

kejaksaan,” tegas seorang aktivis anti korupsi, Uday Suhada,

Direktur Eksekutif Aliansi Lembaga Independen Peduli Publik

(Alipp).435

Selain intervensi jabatan dan proyek pada level SKPD,

dalam konteks politik pertahanan harta yang menjadi sumber daya

material untuk pertahanan kekuasaan adalah aksi suap terhadap

hakim. Tb. Chaeri Wardana berusaha mempertahankan kekuasaan

politik dari partai tempat mereka bernaung, Golkar. Salah satu

kasusnya adalah Tb. Chaeri Wardana, bendahara Partai Golkar

Banten dan kakaknya Gubernur Bantensaat itu, Ratu Atut Chosi-

yah bertemu Hakim Konstitusi Akil Mochtar di Singapura. Chaeri

Wardana dituduh menyuap Akil Rp1 miliar untuk mengabulkan

gugatan calon bupati Lebak Amir Hamzah. Calon dari Partai

Golkar ini mempersoalkan kemenangan Iti Octavia dan menuntut

pemilihan ulang. Pada pertemuan tersebut, Akil, Atut, dan Chaeri

Wardana diduga mengatur putusan Mahkamah Konstitusi.436

Pada 24 September 2013, Akil memimpin sidang gugatan

hasil pemilihan Bupati Lebak dengan agenda mendengarkan saksi-

saksi. Sepekan kemudaian, panel hakim yang dipimpin Akil me-

mutuskan pemilihan Bupati Lebak diulang—cocok dengan tun-

tutan kubu Atut yang menyokong Amir Hamzah. Hakim konsti-

tusi menilai banyak kecurangan dalam perhitungan kertas suara.

Menurut Tempo, pertemuan Singapura sesungguhnya tak hanya

mengatur putusan sengketa hasil pemilihan bupati Lebak. Mereka

435

Laurens Dami, “Inilah Sepak Terjang Adik Atut Dalam Me-

monopoli Proyek di Banten,” Suara Pembaruan, Sabtu, 19 Oktober 2013,

diakses Senin, 13 Agustus 2018, http://sp.beritasatu.com/home/inilah-

sepak-terjang-adik-atut-dalam-memonopoli-proyek-di-banten/43653. 436

Bagja Hidayat, Maria Hasugian, dan Reza Aditya, “Antara

Boston, Singapura, dan Kuningan,” Tempo, 27 Oktober 2013, 44-46.

Page 378: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 351

juga membicarakan putusan gugatan pemilihan Wali Kota

Tangerang dan Serang—dua wilayah di Banten. Di Tangerang,

pada pemilihan 31 Agustus, calon Golkar kalah oleh rivalnya dari

Demokrat. Adapun hasil pemilihan Bupati Serang, 5 September

2013, perlu diamankan karena pemenangnya adalah adik Gubernur

Atut, Tubagus Haerul Jaman.437

Dalam oligarki, menurut Winters, orang ‘di balik layar’

bukanlah faktor penting.438

Sebab, faktor penting dalam oligarki

adalah akumulasi kekayaan hingga mencapai ribuan kali kekayaan

orang-orang biasa (stratifikasi material).439

Akan tetapi, peran

Tubagus Chaeri Wardana yang merupakan orang di balik layar di-

nasti politik Atut Chosiyah sepeninggal Tubagus Chasan Sochib,

sangat menentukan. Chaeri Wardana sangat berperan penting

dalam proses akumulasi kekuasaan politik dan ekonomi dari dinas-

ti keluarga jawara tersebut. Wawan tidak suka muncul ke permu-

kaan. Akan tetapi, urusan transaksi proyek di provinsi Banten

merupakan urusannya. Dia yang mengatur semuanya dan merupa-

kan tokoh di balik layar yang luar biasa. Hingga saat pencalonan

istrinya, Airin Rachmi Diany, Wawan tidak mau dikenal. Akan

tetapi, intervensi Wawan sangat besar baik di sektor ekonomi

maupun birokrasi Banten. Kadin Banten berada di bawah koordi-

nasi Wawan. Proyek-proyek APBD provinsi harus di-acc Wawan.

Dari Wawan baru ke Atut. Tidak bisa masuk Banten sebelum

masuk pintu Wawan.440

Dalam penentuan pejabat, bahkan Atut

Chosiyah tidak bisa menentukannya sendiri melainkan harus men-

437

Hidayat, Hasugian, dan Aditya, “Antara Boston,” 44. 438

Pendapat Winters tersebut berbeda dengan MatthiasGelzer

1969 [1912] dan terutama Ronald Syme (1939). Lihat Winters, Oligar-chy, 72. Bedakan dengan Matthias Gelzer, The Roman Nobility, terj.

Robin Seager (Oxford: Basil Blackwell, 1969). Lihat juga Ronald Syme,

The Roman Revolution (Oxford: Oxford University Press, 1939), 7. “In

all ages, whatever the form and name of government, be it monarchy,

republic, or democracy, an oligarchy lurks behind the facade.” 439

Winters, Oligarchy, 83-85 440

Karni dan Achmad, “Ujung Tanduk,” 26-27.

Page 379: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

352 Oligarki dan Demokrasi...

dapat persetujuan dari Wawan. Padahal, Atut sudah mempunya

nama tertentu untuk ditempatkan pada jabatan tertentu yang dini-

lainya layak dan kredibel.441

Politik ancaman dan intervensi sudah

menjadi rahasia umum di Banten. “Yang menjadi pemenang dalam

tender proyek-proyek di Pemda Banten adalah siapa yang paling

tajam goloknya.”442

Seorang birokrat bertutur, siapa pun yang

ingin menggarap proyek di Banten harus setor 30% kepada jawara

sebelum proses tender. Setelah deal, tambah lagi 10% ke pimpinan

proyek. Setelah Chasan Sochib wafat pada 2011, bos jawara dite-

ruskan kepada Wawan.443

Banyak kasus hukum Tb. Chaeri Wardana belum tuntas

ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Salah satu-

nya adalah praktik Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang

melibatkan banyak pihak. Banyak orang disinyalir terlibat patgu-

lipat dengan Tb. Chaeri Wardana. Contoh kasat mata adalah Airin

Rachmi Diany, istri Tb. Chaeri Wardana dan Wali Kota Tange-

rang Selatan. Airin diyakini terlibat dalam praktik pencucian uang

tersebut. Paling tidak, dia turut membantu memberikan akses

kepada Tb. Chaeri Wardana sehingga banyak proyek digarap oleh

Wardana. Airin juga diduga ikut menikmati hasil korupsi. Bukti-

nya, Airin banyak mengoleksi mobil-mobil mewah. Ini menunjuk-

kan belum semua aset dia dan suaminya Tb. Chaeri Wardanayang

terkait dengan kasus korupsi disita oleh KPK. Termasuk juga aset-

aset tanah dan aset-aset lain baik bergerak ataupun tidak bergerak

di tangan pihak ketiga. Aset-asetnya masih banyak dan tersebar.

Yang dimaksud pihak ketiga adalah anggota DPRD Provinsi dan

441

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi

Neraca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Senin,

30 Oktober 2017. 442

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi

Neraca Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, Senin,

30 Oktober 2017. 443

Karni dan Achmad, “Ujung Tanduk,” 27-28.

Page 380: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 353

pejabat-pejabat di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pro-

vinsi Banten.444

Kasus Tb. Chaeri Wardana selanjutnya adalah akses dana

hibah. Kasus ini tidak langsung melalui Tb. Chaeri Wardana me-

lainkan melalui kerabat-kerabatnya yang sudah memiliki jaringan

luas di Banten. Contohnya adalah dana hibah untuk PMI yang

dikuasai oleh istrinya Andika, Ade Rossi Chairunnisa. Pencairan

dananya diketahui dalam jumlah sangat besar. Begitu juga dengan

organisasi semipemerintah, seperti Karang Taruna, Himpaudi, dan

Kadin. Kadin masih dipegang betul oleh Tb. Chaeri Wardana

walaupun tidak secara langsung.KPK didesak untuk menuntaskan

semua kasus Tb. Chaeri Wardana dan Ratu Atut Chosiyah. Penun-

tasan kasus mereka dinilai sebagai pintu masuk untuk menahan

kekuasaan dinasti yang hegemonik dan monopolis. Yang ditangani

KPK saat ini baru kasus-kasus biasa, seperti korupsi alat-alat

kesehatan (Alkes), Rumah Sakit, penyuapan Akil Muchtar, Ketua

MK, dan pemerasan. Sedangkan untuk kasus TPPU masih belum

tuntas.445

Dalam kasus ini, KPK sudah menetapkan Tb. Chaeri

Wardana sebagai tersangka.446

Setelah Tb. Chaeri Wardana dipenjara, praktik Korupsi,

Kolusi, dan Nepotisme (KKN)-nya masih berlanjuthingga seka-

rang. Akan tetapi, praktik tersebut tidak secara langsung dan

terang-terangan mengatasnamakan Tb. Chaeri Wardana melainkan

pihak ketiga sehingga membutuhkan penghubung. Meski tidak

secara langsung, praktik tersebut tetap berada dalam kontrol dan

pengawasan Tb, Chaeri Wardana dari balik penjara. Gubernur

Banten Wahidin Halim sudah mengakui bahwa Tb. Chaeri

444

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018. 445

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018. 446

Reza Jurnaliston, "Kasus TPPU Wawan, KPK Periksa Kepala

DPKAD Banten," Kompas.com, Senin, 23 Juli 2018, diakses Minggu, 12

Agustus 2018, https://nasional.kompas.com/read/2018/07/23/10255771/

kasus-tppu-wawan-kpk-periksa-kepala-dpkad-banten.

Page 381: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

354 Oligarki dan Demokrasi...

Wardana masih bermain proyek di SKPD-SKPD atau OPD-OPD

(Organisasi Perangkat Daerah) di Banten dengan menggunakan

perusahaan kontraktor lain. Dia tidak bisa lagi menggunakan peru-

sahaan keluarga klan Ratu Atut Chosiyah karena akan otomatis

diketahui oleh KPK.447

“Saya dengar dia menggunakan bendera dari luar daerah Banten

untuk bisa mengambil proyek-proyek melalui cara kongkalikong

dengan oknum dinas. Terungkapnya jual beli fasilitas di Suka-

miskin membuktikan bahwa Tb. Chaeri Wardana masih sering

keluar-masuk lapas, dan banyak pejabat-pejabat di Banten yang

sering berkunjung ke sana. Bukan hanya sekadar silaturrahmi, tapi

juga merka membicarakan soal proyek—dari awal perencanaan

dan seterusnya. Dari kamar Lapas Tb. Chaeri Wardana juga diam-

bil berkas-berkasnya oleh KPK. Saya yakin ada nama-nama peru-

sahaan yang ikut bermain di Banten.”448

Soal penjengukan Tb. Chaeri Wardana oleh Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Banten yang diduga melan-

jutkan bisnis patgulipatnya, merupakan wewenang pihak Kemen-

kumham melalui Lapas. Soal terdakwa Tb. Chaeri Wardana yang

diduga melakukan itu, kalau di KPK sejauh ada pengaduan dari

masyarakat. Progress-nya pun hanya bisa di-update kepada penga-

duan tidak bisa diinformasikan kepada publik karena belum

berkekuatan hukum tetap (inkracht).449

Peran Tb. Chaeri Wardana sebagai oligark di balik layar

dari klan Ratu Atut Chosiyah masih berjalan. Kalaupun kasus jual

beli fasilitas mewah di penjara Sukamiskin, Bandung sudah lewat,

seiring waktu Tb. Chaeri Wardana diyakini akan kembali berulah.

Banten Bersih dan kalangan LSM lainnya meminta Tb. Chaeri

Wardana dipindahkan ke Nusakambangan untuk memutus mata

447

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018. 448

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018. 449

Wawancara pribadi dengan Febri Diansyah, Juru Bicara Ko-

misi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Selasa, 7 Agustus 2018.

Page 382: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 355

rantai praktik-praktik koruptif yang selama ini terjadi di Banten.

Dengan cara itu, mereka akan sulit berhubungan dan berkomuni-

kasi. Tb. Chaeri Wardana juga akan mengalami kesulitan untuk

keluar-masuk Nusakambangan. Menurut pihak KPK, desakan

kepada otoritas antikorupsi itu perihal pemindahan Tb. Chaeri

Wardana dari Lapas Sukamiskin, di Bandung ke Pulau Nusakam-

bangan merupakan kewenangan pihak Lapas, bukan KPK.450

Jika tidak dipindahkan, masalahnya adalah SKPD yang

belakangan disebut OPD masih berisi orang-orang yang loyal

kepada Ratu Atut Chosiyah dan Tb. Chaeri Wardana.Namun

demikian, para kepala dinas di SKPD itu juga tidak akan gegabah

berhubungan dengan Tb. Chaeri Wardana. Hanya saja, kalau kasus

jual beli fasilitas mewah di Lapas Sukamiskin Bandung sudah

mulai terlupakan, mereka diprediksi akan memulai kembali aksi

patgulipatnya.451

Di atas semua itu, dengan regenerasi politik yang diikuti

dengan intervensi atas putusan hukum terkait pemenang Pilkada

dan penguasaan atas proyek-proyek pemerintah daerah, keluarga

besar Tubagus Chasan Sochib yang terdefinisikan sebagai oligark

mengonfirmasi efek oligarki, yaitu ketimpangan ekonomi dan

politik yang ekstrem. Hal ini terbukti dari empat kabupaten dan

empat kota di provinsi Banten, hanya Lebak dan kota Tangerang

yang belum jatuh ke tangan dinasti Ratu Atut Chosiyah melalui

jaringan Golkar yang telah membuat Chaeri Wardana bersikeras

dan menyuap Mahkamah Konstitusi (MK). Untuk memudahkan

pemahaman, lihat Bagan 4.4.

450

Wawancara pribadi dengan Febri Diansyah, Juru Bicara Ko-

misi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Selasa, 7 Agustus 2018. 451

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018.

Page 383: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

356 Oligarki dan Demokrasi...

Bagan 4.4. Alur Politico-Business Oligarchy dan Politik

Pertahanan Harta Keluarga Tb. Chasan Sochib

Politik

Bisnis

Legislatif

Eksekutif

Business as Usual

Uang (Kekuasaan

Material/Wealth Power)

Jaringan

(Kekuasaan

Mobilisasi)

Bisnis Berjejaring

Kekuasaan

Konsentrasi

Kekayaan dan

Kekuasaan

Kekuasaan

(Oligark dan

Oligarki)

Politico-Business Oligarchy dan

Politik Pertahanan

Harta

Tb. Chasan Sochib mendirikan

PT Sinar Ciomas Raya pada 1967

Hikmat Tomet

Airin Rachmi Diany

Heryani

Ratu Atut Chosiyah

Tubagus Haerul Jaman

Ratu Tatu Chasanah

Andika Hazrumy

Aden Abdul Khaliq

Ratna Komalasari

Ade Rossi Chairunnisa

Andiara Aprilia Hikmat

Tanto Warsono Arban

PT Sinar Ciomas Wahana Putra;

PT Ginding Mas Wahana Nusa;

PT Unifikasi Profesional Media

Consultant; PT Profesional

Indonesia Lantera Raga; PT

Andika Pradana Utama; PT

Pelayaran Sinar Ciomas Pratama;

PT Ratu Hotel; PT Putra Perdana

Jaya; PT Bali Pacific Pragama;

dan PT Buana Wardana Utama.

Sumber: Diolah dari pembahasan subbab E di atas, Politico-Business Oligarchy

dan Politik Pertahanan Harta

Page 384: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 357

Bagan 4.4. memberikan benang merah bahwa konsentrasi

kekayaan dan kekuasaan yang ekstrem pada keluarga Tb. Chasan

Sochib tidak diraih dengan proses yang instan melainkan berakar

jauh ke masa-masa awal pemerintahan Orde Baru. Dari pekerjaan

biasa (business as usual) bertransformasi menjadi bisnis berjeja-

ring kekuasaan melalui Kodam VI Siliwangi, Pemerintah Jawa

Barat, dan jaringan Golkar. Dari sinilah, Tb. Chasan Sochib mulai

mengakumulasi uang yang menjadi sumber daya kekuasaan mate-

rial (wealth power). Uang kemudian ditransformasikan menjadi

jaringan bisnis dan politik sehingga menjadi sumber daya kekua-

saan mobilisasi. Dengan modal uang dan jaringan, banyak anggota

keluarga Sochib yang mendapatkan kekuasaan baik eksekutif

maupun legislatif dengan basis kekuasaan oligarkis. Mereka pun

terdefinisikan sebagai politico-business oligarchy, yakni politik

dari para oligark yang memiliki unsur-unsur bisnis. Politik perta-

hanan harta pun terjadi—politik dimanfaatkan untuk mendapat-

kan uang dan uang digunakan untuk menopang kelanggengan

politik. Konsentrasi kekayaan dan kekuasaan pun tak terelakkan

pada keluarga mereka sehingga terjadi monopoli baik ekonomi

ataupun politik.

4. Faktor Penentu Kemenangan Airin Rachmi Diany dan Andika

Hazrumy

Pascapenetapan Ratu Atut Chosiyah452

dan Tb. Chaeri

Wardana453

sebagai tersangka, kalangan media menganggap hal

452

KPK menetapkan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah

sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap terkait penanganan

sengketa pilkada Lebak. Hal itu disampaikan Ketua KPK Abra-

ham Samad dalam jumpa pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta

Selatan, Selasa, 17 Desember 2013. Icha Rastika, "KPK Resmi

Tetapkan Ratu Atut sebagai Tersangka Kasus Pilkada Lebak,"

Kompas.com, Selasa, 17 Desember 2013, diakses Senin, 13 Agus-

tus 2018, https://nasional. kompas.com/read/2013/12/17/1419516/

Page 385: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

358 Oligarki dan Demokrasi...

itu sebagai ujung tanduk kekuasaan klan Ratu Atut Chosiyah.454

Akan tetapi, fakta yang terjadi justru sebaliknya. Kekuasaan

mereka masih langgeng, ditandai dengan terpilihnya Airin Rachmi

Diany sebagai wali kota Tangerang Selatan 2016-2021 untuk

periode kedua dan Andika Hazrumy, anak Ratu Atut Chosiyah

sebagai wakil gubernur Banten periode 2017-2022. Secara umum,

faktor utama kemenangan keluarga Tb. Chasan Sochib dalam

pemilihan sehingga melanggengkan kekuasaan klan adalah masih

besarnya sumber daya logistik dan alokatif yang mereka miliki.

Meski sudah dipenjara, sumber daya material455

yang dimiliki

masih sangat luar biasa besar. Sumber daya kekuasaan berbasis

kekayaan dan hak milik tersebut masih menjadi alat ampuh untuk

memenangkan Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Kepala

Daerah (Pilkada). Logistik merupakan salah satu modal utama

baik dalam Pilkada ataupun Pileg. Terbukti beberapa kabupaten/

kota masih mereka kuasai, termasuk kota Tangerang Selatan

hingga kabupaten Pandeglang.456

KPK.Resmi.Tetapkan.Ratu.Atut.sebagai.Tersangka.Kasus.Pilkada

.Lebak. 453

KPK secara resmi menetapkan Ratu Atut Chosiyah dan

adiknya Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan sebagai tersangka

terkait kasus dugaan korupsi dalam proyek pengadaan alat kese-

hatan (alkes) di Provinsi Banten tahun 2011-2013 setelah dikelu-

arkannya Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) pada Senin, 6

Januari 2014. Adinda Ade Mustami, “KPK Tetapkan Atut dan

Wawan sebagai Tersangka,” Kontan.co.id, Selasa, 7 Januari 2014,

diakses Senin, 13 Agustus 2018, https://nasional.kontan.co.id/

news/kpk-tetapkan-atut-dan-wawan-sebagai-tersangka. 454

Asrori S. Karni dan Gandi Achmad, “Ujung Tanduk Dinasti

Atut,” Gatra, 16 Oktober 2013, 25-27. Lihat juga Ratna Nuraini, “Pra-

hara Mendera Dinasti Abah Chasan,” Inilah Review, 20 Oktober 2013,

36-37. 455

Winters, Oligarchy, 18-20. 456

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018.

Page 386: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 359

Persoalan langgengnya kekuasaan oligarki dinasti di Banten

sudah terlanjur mengakar dan menggurita. Kekuatan mereka sebe-

narnya sudah terbangun terlebih dahulu sejak era mendiang Tb.

Chasan Sochib. “Sekarang, meraka sedang menikmati hasilnya.”457

Tb. Chasan Sochib memiliki uang yang mumpuni. Pada saat yang

sama, dia juga memiliki banyak kader yang menjadi jaringannya,

yaitu orang-orang yang hidup atas jasanya. Para pengusaha yang

dulu dia kader, sekarang sudah menjadi bos dan memiliki banyak

karyawan. Pada saat yang sama, sistem Pilkada berubah dari sis-

tem perwakilan menjadi dipilih langsung. Untuk memenangkan

Pilkada langsung itu jelas membutuhkan biaya operasional dan

jaringan. Keluarga Tb. Chasan Shohib menguasai dua variabel

penting itu --uang dan networking.458

Sementara itu, money politics459 dalam pengertian vulgar,

mungkin saja ada dalam proses-proses pemilihan. Akan tetapi, hal

itu bukan variabel utama dan penting bagi kesuksesan mereka.

Dalam konteks uang dan jaringan, klan tersebut belum punya

lawan setimpal. Triana Sjam’un datang dengan gagasan dan uang

tetapi tidak punya jaringan terbukti dia kalah. Marissa Haque

datang membawa gagasan dan jaringan tapi tidak punya uang,

juga kalah. Padahal, Marissa, punya jaringan sebagai sosok popu-

ler. Dua variabel uang dan jaringan inilah yang dimiliki oleh para

anggota keluarga Tb. Chasan Sochib. Akibatnya, secara perlahan

oligarki dinasti terbentuk. Tidak ada orang yang bisa mengganti-

kan mereka. Sebab, keluarga Chasan Sochib sudah terlanjur

established. Lambat laun, mereka juga menancapkan kukunya di

457

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018. 458

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 459

Christian Chua, “Chinese Big Business in Indonesia: The

State of Capital” (Disertasi Doktor, National University of Singapore,

2006), 170-171.

Page 387: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

360 Oligarki dan Demokrasi...

beberapa kabupaten/kota di Provinsi Banten. Pola kepemilikan

uang dan jaringan sebagai strategi pemenangan pemilu berlaku

bagi semua anggota keluarga Tb. Chasan Sochib yang berkecim-

pung di arena politik. Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara Keluarga

Ratu Atut Chosiyahmerupakan bagian dari mereka dan menjadi

konsultan politik. Fitron melihat bagaimana cara mereka bekerja

untuk memenangkan pertarungan.460

Selain dua variabel tersebut, mereka juga bekerja keras

untuk memenangkan Pilkada, seperti rapat sampai subuh dan

berkeliling menemui konstituen hingga berbagai pelosok. Uang,

jaringan, dan kerja keras diperkuat dengan sikap mereka yang juga

terlebih dahulu adaptif terhadap ilmu pengetahuan. Mereka

menyadari pentingnya aspek ilmu sehingga memiliki survei inter-

nal. Pertarungan Pilkada mereka benar-benar didampingi dengan

survei. Semua ahli dalam bidang vote getter direkrut.461

Keluarga

tersebut merekrut semua orang yang memiliki gagasan dan

kapasitas. Itulah faktor-faktor yang menjelaskan mengapa Airin

Rachmi Diany kembali terpilih menjadi Wali Kota Tangerang

Selatan. Padahal, suaminya terjerat hukum dan nama baiknya ter-

gerus oleh pemberitaan negatif di media massa. Begitu juga

dengan Andika Hazrumy yang terpilih menjadi wakil Gubernur

Banten. Padahal, nama baik ibunya Ratu Atut Chosiyah sedang

berada di titik nadir karena berada di penjara. Faktor uang,

jaringan, kerja keras, dan adaptif terhadap pengetahuan menjadi

jawaban kemenangan mereka.462

460

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 461

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 462

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Page 388: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 361

Sikap adaptif tersebut juga ditandai dengan keluarga ter-

sebut yang terdidik. Di antaranya, Airin Rachmi Diany, seorang

ahli ilmu hukum dan kenotariatan. Begitu juga dengan Andika

Hazrumy yang sedang dalam penyelesaian program doktor ilmu

sosial.463

Pada Sabtu 7 April 2018, bahkan Andika Hazrumy dilan-

tik sebagai Ketua Ikatan Alumni Pascasarjana Universitas Pasun-

dan (Unpas). Andika yang kini berusia 33 tahun adalah lulusan

Program Magister Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik Uni-

versitas Pasundan dan sekarang sedang menempuh program doktor

Ilmu Sosial di universitas yang sama.464

a. Faktor Kunci Kemenangan Airin Rachmi Diany di

Pilwalkot 2015

Selain alasan umum yang disebutkan di atas, terdapat

beberapa faktor spesifik menjadi penopang kemenangan Airin

Rachmi Diany dalam pemilihan umum Wali Kota (Pilwalkot)

Tangerang Selatan 2015. Pilwalkot dilaksanakan pada 9 Desember

2015 untuk memilih Wali kota dan Wakil Wali kotaTangerang

Selatan periode 2016-2021. Pertama yang menjadi salah satu

kuncinya adalah keberhasilan dia melepaskan diri dari bayang-

bayang suaminya, Tb. Chaeri Wardana dan kakak iparnya, Ratu

Atut Chosiyah yang terjerat kasus korupsi. Personal branding Airin berhasil meyakinkan masyarakat pemilih bahwa dia bukan

faktor statusnya sebagai istri Tb. Chaeri Wardana (Wawan) dan

adik ipar Ratu Atut Chosiyah. Dia didesain sebagai wanita dari

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 463

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 464

Nimda, “Wakil Gubernur Banten Jadi Ketua Ikatan Alumni

Pascasarjana Unpas,” Unpas.ac.id, Selasa, 10 April 2018, diakses Senin,

13 Agustus 2018, http://www.unpas.ac.id/wakil-gubernur-banten-jadi-

ketua-ikatan-alumni-pascasarjana-unpas/.

Page 389: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

362 Oligarki dan Demokrasi...

keturunan baik-baik. Dalam konteks kasus korupsi yang dilakukan

suaminya, Airin justru dikesankan sebagai korban. Airin pun

menjelma menjadi sosok ibu yang perlu mendapat simpati dan iba.

Sebab, dia tabah di tengah terpaan sentimen negatif yang begitu

hebat. Semakin diserang dengan kata kunci oligarki, dinasti, dan

korupsi465

oleh lawan politiknya saat itu, semakin menumbuhkan

harapan rasa simpatik terhadap Airin.

Kedua, pada saat yang sama, Airin bisa menunjukkan

kualitas dan kapasitas dirinya. Airin dinilai berhasil dalam me-

mimpin kota Tangerang Selatan di periode pertama(2011-2016)

karena banyak terobosan-terobosan yang dilakukannya. Oleh kare-

na itu, masyarakat Tangerang Selatan sebenarnya rasional. Airin

pun pada akhirnya, tidak bisa dikaitkan dengan politik oligarki

dinasti secara langsung meskipun suami dan kakak iparnya terjerat

kasus korupsi. Jadi, Airin dan Wawan-Atut dikesankan sebagai

dua hal yang berbeda.466

Kondisi tersebut kontras dengan Vera Nurlaela dalam

Pemilihan Wali Kota Seranguntuk periode 2018-2023. Vera

adalah istri Tb. Haerul Jaman, wali kota Serang dua periodeyang

merupakan adik Ratu Atut Chosiyah beda ibu. Vera yang berduet

dengan Nurhasan dinilai tidak memiliki pengalaman dan tidak

punya kapasitas. Masyarakatpun enggan memilihnya sehingga

kalah dalam Pilwalkot Serang 2018. Kekalahan Vera memberikan

pelajaran, yaitu situasi atau momentum yang bisa menghentikan

dinasti atau klan Ratu Atut Chosiyahadalah ketika masyarakat

465

Penantang Airin-Davnie saat itu, salah satunya adalah pasa-

ngan calon wali kota TangerangSelatan, IkhsanModjo dan Arsid. Pasa-

ngan ini dalam baliho kampanye mereka menuliskan serangan kepada

Airin dengan jargon, “Merdeka itu bebas dari korupsi dan oligarki.” Saat

itu, suami Airin, Tb. Chaeri Wardana sedang dalam proses hukum di

Komisi Pembarantasan Korupsi (KPK). 466

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018.

Page 390: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 363

bersikap rasional dan sadar. Kekalahan itu memperlihatkan sikap

masyarakat yang mulai kritis terhadap dinasti. Jadi, saat kepe-

mimpinan tidak memberikan kontribusi kesejahteraan kepada

masyarakat, dinasti atau klan akan mendapatkan sanksi untuk

tidak dipilih di pemilihan periode berikutnya.Padahal, berdasarkan

hasil survei,tingkat elektabilitas Vera-Nurhasan sangat tinggi.

Oleh karena itu, ada peluang untuk menghentikan dominasi ke-

kuasaan klan tersebut.467

Kekalahan tersebut juga diduga karena

kurang harmonisnya hubungan Tb. Haerul Jaman dengan Ratu

Atut Chosiyah dan Tb. Chaeri Wardana sehingga tidak banyak

mendapatkan akses logistik.468

Ketiga, alasan lain kemenangan Airin adalah faktor pemi-

lih bapak-bapak. Airin Rachmi Diany merupakan sosok perem-

puan cantik. Alasan ini tampak seperti guyonan. Akan tetapi,

faktanya banyak pertimbangan dari bapak-bapak yang melihat

faktor geulistersebut. Kecantikan turut menentukan kemenangan.

Jadi, secara personality, Airin sangat menarik masyarakat pemilih.

Dia cantik, bertutur lemah lembut, dan lebih tenang ketika meng-

hadapi berbagai serangan kontestan lain. Hal ini bisa jadi meru-

pakan buah dari Airin yang merupakan finalis Puteri Indonesia.

Faktor pribadi yang cantik seperti itu terjadi juga di Pilbup Pan-

deglang tahun 2015. Irna Nuralita, istri Achmad Dimyati Nataku-

sumah, terpilih karena faktor cantik. Pasangan calon (paslon)

nomor urut 2 Irna Nuralita-Tanto Warsono Arban yang diusung 9

partai politik (parpol) itu keluar sebagai pemenang Pilkada

Kabupaten Pandeglang.469

Faktor perempuan yang cantik menjadi

467

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018. 468

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018. 469

Laurens Dami, “Pasangan Irna-Tanto Menangi Pilkada Pan-

deglang,” BeritaSatu, Jumat, 18 Desember 2015, diakses Sabtu, 11 Agus-

Page 391: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

364 Oligarki dan Demokrasi...

salah satu daya tarik bagi masyarakat pemilih. Bukan hanya di

Tangerang Selatan dan Pandeglang, di Luwu Utara juga terpilih

karena faktor cantik.470

Indah Putri Indriani, terpilih sebagai bupa-

ti Luwu Utara periode 2016-2021.

b. Faktor Keterpilihan Andika Hazrumy di Pilgub Banten

2017

Pasangan Wahidin Halim-Andika Hazrumy yang diusung

oleh tujuh Parpol terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur

Banten periode 2017-2021. Pasangan tersebut unggul 50,95 per-

senatas pasangan Rano Karno-Embay Mulya Syarief.Keunggulan

yang hanya terpaut tipis kurang dari satu persen tersebut lebih

ditopang oleh faktor pasangannya, Wahidin Halim (gubernur). Hal

ini terbukti dengan kemenangan mayoritas dari pasangan tersebut

di Kota Tangerang. Penduduk kota Tangerang merupakan yang

terbanyak sehingga bisa mengalahkan daerah-daerah lain di

Banten. Kekalahan Wahidin Halim di tempat-tempat lain, terkom-

pensasioleh kemenangan mutlak di kota Tangerang. Itulah yang

kemudian meyelematkan Wahidin Halim-Andika Hazrumy untuk

menjadi pemenang. Dari sisi ini, faktor Andika jelas tidak signifi-

kan. Jika dibagi kantong-kantong suara, Wahidin di wilayah timur

Banten dan Andika di wilayah barat, ternyata hampir semua

wilayah di Banten bagian barat mengalami kekalahan. Ini mem-

buktikan Andika tidak menang di wilayah barat Banten. Satu-

satunya yang menang mutlak ternyata di kantong suara Wahidin,

yakni Kota Tangerang.471

tus 2018, http://www.beritasatu.com/ aktual/333070-pasangan-irnatanto-

menangi-pilkada-pandeglang.html. 470

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018. 471

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Page 392: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 365

Meski kalah di kantong-kantong suara Andika, taktik dan

strategi Tim Pemenangan secara keseluruhan termasuk Parpol,

dinilai berhasil. Tim dianggap sukses dalam mendulang suara pe-

milih, terutama suara early voters. Pilihan baru biasanya diten-

tukan pada detik-detik terakhir. Selain itu, keberhasilan ini juga

didukung oleh kepiawaian tim media sosial Wahidin-Andika

dalam mensosialisasikan Paslon. Kemenangan dipengaruhi oleh

kemampuan tim lapangan dalam menjaga daerah-daerah tradisi

partai-partai pendukung Wahidin-Andika di Banten. Kemenangan

ini menunjukkan masih kuatnya dukungan politik pada dinasti

Ratu Atut Chosiyah. Dia notabene merupakan orang tua dari

Andika Hazrumy, sekaligus mantan Gubernur Banten. Suara dapat

diraih terutama di daerah-daerah yang dipimpin oleh keluarga dari

klan Ratu Atut Chosiyah.472

Semua itu, digenapi oleh kemenangan

mutlak di kota Tangerang yang berpenduduk paling banyak di

Banten.

Di atas semua itu, kemenangan Airin dan Andika menun-

jukkan penguasaan atas berbagai sektor logistik (sumber daya

kekuasaan material) oleh klan Ratu Atut Chosiyah. Yang bisa

direbut, mereka rebut. Klan ini tidak memberikan kesempatan

kepada pihak lain untuk pengelolaan dana-dana Pemda Provinsi

Banten. Akibatnya, perkembangan korupsi di Provinsi Banten

masih jauh dari menggembirakan. Klan Ratu Atut bahkan dipre-

diksibisa berkuasa hingga 80 tahun ke depan. Meski Ratu Atut

dan Tb. Chaeri Wardana sudah dipenjara, agenda-agenda dari klan

tersebut tetap berjalan. Mereka berkuasa di berbagai macam

sektor, baik eksekutif maupun legislatif. Begitu juga dengan

penguasaan terhadap organisasi-organisasi bentukan pemerintah

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018. 472

Dendy Fachreinsyah, “Pengamat: Ada 3 Faktor yang Buat

Wahidin-Andika Unggul,” RRI.co.id, Rabu, 15 Februari 2017, diakses

Minggu, 13 Agustus 2018, http://www.rri.co.id/post/berita/361686/

pilkada_serentak/pengamat_ada_3_faktor_yang_buat_wahidinandika_un

ggul.html.

Page 393: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

366 Oligarki dan Demokrasi...

baik bersifat bisnis ataupun sosial. “Intinya, semua akses mereka

kuasai.”473

Jika tidak ada yang coba melakukan perlawanan atau

pengungkapan kasus korupsi lain oleh KPK, klan Ratu Atut

Chosiyah diprediksi akan mulus hingga 80 tahun ke depan dari

generasi ke generasi--mulai dari anak, cucu, kemudian cicit dan

seterusnya. Jika anak-anak mereka sudah berumur 17 tahun, bisa

jadi mereka bukan hanya memiliki hak untuk memilihtapi juga

hak untuk dipilih.474Sekarang, Andika Hazrumy menjadi wakil

gubernur; Ade Rossi Chairunnisa menjabat ketua DPRD Provinsi

Banten; Andiara Aprilia Hikmat nantinya bisa menjadi Bupati;

dan begitu seterusnya termasuk anak-anak, cucu-cucu, hingga

cicit-cicit mereka. Kekuasaan dan bisnis mereka yang sudah me-

nggurita menjadi daya dukungnya. Tidak ada niat sedikitpun dari

mereka untuk melepaskan kekuasaan. Tidak ada niat untuk mem-

berikan kesempatan kepada mereka yang baik, memiliki integritas,

kapabilitas dan kapasitas untuk memimpin Banten.475Publik ting-

gal melihat, apakah Andika Hazrumy akan terpilih kembali di

pemilihan mendatang. Begitu juga dengan klan Atut lainnya pada

level legislatif (dewan), seperti DPR, DPRD, dan DPD.476

Menghentikan dominasi dinasti ini juga merupakan

keinginan kelas menengah perkotaan. Di kalangan kelas mene-

ngah, masyarakat kritis dan LSM berkeinginan untuk menghen-

tikan dominasi mereka. Hanya saja, keinginan kelas menengah

tersebut tidak mendapat dukungan dari kalangan masyarakat

473

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018. 474

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018. 475

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018. 476

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lemba-

ga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018.

Page 394: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 367

awamyang tidak tahu persoalan dan isu kekuasaan dinasti.

Masyarakat awam cenderung pragmatis sehingga faktor oligarki

dinasti tidak menjadi perhatian utama mereka—ada perhatian tapi

di posisi nomor 2 atau 3 atau bahkan nomor kesekian.Saat Pilgub

Provinsi Banten 2017, masyarakat dihadapkan pada dua pilihan:

dinasti atau PKI. Masyarakat awam cenderung memilih dinasti.

Isu yang merebak saat itu, Rano Karno didukung oleh PKI. “Itu

isu yang dikembangkan.”477

Sekarang, dikabarkan hubungan Gubernur-Wagub sedang

tidak harmonis. Di satu sisi, hal ini dibaca sebagai akibat dari

perlawanan Wahidin Halim terhadap klan Ratu Atut sehingga

masing-masing berjalan sendiri-sendiri. Di lain sisi, Wagub mulai

‘menggoyang’ supremasi gubernur. Pola yang dilakukan oleh

Wakil Gubernur Andika Hazrumi ini hampir mirip dengan yang

dilakukan ibunya Ratu Atut Chosiyah. Saat menjadi Wagub, Atut

menunggu gubernur jatuh sebelum dia kemudian menggantikan-

nya sebagai penjabat. Wahidin-Andika pun tinggal menunggu

siapa yang jatuh terlebih dahulu. Sebelumnya, KPK pernah berjan-

ji akan mengumumkan Cagub-Cawagub yang akan ditetapkan

sebagai tersangka. Dalam konteks ini, Andika Hazrumy, Wakil

Gubernur Banten juga diduga terlibat dalam praktik korupsi pada

zaman ibunya.478Menurut KPK, cagub-cawagub yang terlibat ko-

rupsi memang akan diumumkan. Akan tetapi, mereka yang sudah

ditetapkan sebagai tersangka sesuai dengan peraturan yang berla-

ku.479

Kuncinya sekarang berada di tangan KPK sebagaimana

terbongkarnya kasus korupsi Ratu Atut Chosiyah dan Tb. Chaeri

477

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018. 478

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018. 479

Wawancara pribadi dengan Febri Diansyah, Juru Bicara Ko-

misi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Selasa, 7 Agustus 2018.

Page 395: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

368 Oligarki dan Demokrasi...

Wardana. Meski LSM sering membuat laporan kepada KPK, bukti

permulaan kadang belum cukup.480Menurut pihak KPK, tim dari

otoritas antirasuah itu sudah masuk ke Provinsi Banten untuk

melakukan koordinasi dan supervisi pencegahan tindakan korupsi.

Tim serupa memiliki tugas untuk melakukan pembenahan dan

perbaikan proses goodgavernancedi sejumlah daerah termasuk di

Banten—mulai dari pembenahan sistemhingga lain-lainnya.

“Progress-nya sejauh ini, ada beberapa hal yang belum dilakukan

dan ada beberapa hal yang sudah dilakukan. Untuk hasilnya,

belum bisa kami rilis. Nanti akan kami rinci lebih lanjut di waktu

yang terpisah.”481

Masyarakat tetap menunggu momentum saat klan Ratu

Atut Chosiyah bisa berakhir. Saat itulah, yang menjadi kepala

daerah adalah orang-orang hebat, punya integritas, pendidikan

yang memadai, dan kemampuan untuk mengurusi rakyatnya.

Bukan berkuasa untuk kepentingan keluarga dan klannya.482

Sementara itu, masyarakat sipil (civil society) menunjukkan kon-

disi agak miris. Sebelum pencalonan gubernur dan wakil gubernur

2017, masyarakat sipil bersatu dan bersuara lantang anti-dinasti.

Sekarang, suara lantang tersebut mengalami fragmentasi. Wahidin

Halimyang dulu anti-dinasti malah bersanding dengan dinasti dan

tentu saja membawa gerbong LSM-nya.Masyarakat sipil terkoop-

tasi oleh dinasti dan menjadi pihak yang berkuasa. Di lain sisi,

masyarakat sipil lainnya terus melakukan perlawanan, seperti

Banten Bersih dan Golagong melalui Rumah Dunia. Golagong

adalah tokoh sentral di Banten yang paling keras melawan dinasti.

Berbagai elemen masyarakat sipil terus menyampaikan perkem-

480

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018. 481

Wawancara pribadi dengan Febri Diansyah, Juru Bicara Ko-

misi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Selasa, 7 Agustus 2018. 482

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018.

Page 396: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 369

bangan pengawasan tindakan koruptif ke KPK baik dalam kegia-

tan formal ataupun informal.483

Merespons perlawanan dari masyarakat sipil, klan Ratu

Atut Chosiyah sekarang dalam posisi bertahan. Mereka tidak

melakukan counter attack terhadap masyarakat sipil. Soal jual beli

fasilitas mewah di Sukamiskin, mereka tidak melakukan counter-issue. Mereka hanya memantau dan tidak melakukan serangan

balik ke elemen masyarakat sipil, seperti LSM. Kondisi ini ber-

beda dengan keadaan saat Ratu Atut Chosiyah berkuasa. “Jika

saat itu berbicara seperti ini, saya diteror, didatangi jawara bergo-

lok. Teman-teman LSM yang kritis dikejar-kejar, seperti Gola-

gong diancam mau diserang oleh pendekar-pendekar. Termasuk

juga aktivis lainnya, seperti Uday Suhada dari Alipp. Dia punya

pengalaman dan banyak data. Mereka menggunakan pola-pola ke-

kerasan, termasuk juga isu-isu santet.”484

Di mana-mana, politik oligarki dinasti bisa bertahan

manakala mereka bisa meningkatkan kualitas kepemimpinannya.

Dia punya kapasitas pribadi dan mampu membawa kesejahteraan

bagi masyarakatnya. Di Amerika Serikat, John Fitzgerald Kenne-

dy, presiden ke 35 menjadi contoh. Dia seorang oligark tapi

memiliki kualitas yang bagus. Ketika memimpin berhasil mense-

jahterakan, masyarakat pun tidak akan protes. Problem oligarki

dinasti di Indonesia adalah kekuasaan yang tidak dibarengi dengan

kapasitas dan kualitas pribadi serta kemampuan memimpin untuk

mensejahterakan masyarakat.485

Pada dinasti atau klan Ratu Atut Chosiyah, baru Airin

Rachmi Diany yang dinilai paling mendekati kapasitas dan kuali-

483

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018. 484

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018. 485

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018.

Page 397: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

370 Oligarki dan Demokrasi...

tas pemimpin. Keberhasilan Airin tersebut juga didukung oleh

kecakapan wakilnya, Benjamin Davnie. Dia seorang teknokrat dan

mantan kepala Bappeda Kota Tangerang dan merupakan anak

didik Wahidin Halim. Davnie mengetahui bagaimana memproses

pembangunan. Bisa jadi, di balik kehebatan wali kota terdapat

wakil walikota yang hebat. Benjamin Davnie yang lowprofileitu

jadi contoh nyata. Keberhasilan pun disematkan kepada Airin.

Secara kasat mata, kepemimpinan Airin di Tangerang Selatan

diapresiasi. Seorang wali kota perempuan yang kemudian berhasil.

Airin dinilai bisa memberikan warna terhadap dinasti politik di

Banten sehingga pengaruh klan tidak lagi terlalu negatif untuk

dirinya.486

Meski begitu, lokus kekuasaan klan Ratu Atut

Chosiyah masih berada di tangan Tb. Chaeri Wardana atas restu

Ratu Atut Chosiyah. Pejabat-pejabat Banten tetap akan datang ke

Lapas Ratu Atut di Tangerang dan Tb. Chaeri Wardana di Lapas

Sukamiskin, Bandung. Ratu Atut-Tb. Chaeri Wardana alias

Wawan adalah 11-12.487

Menurut Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara Keluarga Ratu

Atut Chosiyah, setelah berhasil mempertahankan dan memenang-

kan estafet kekuasaan, satu hal yang penting bagi klan Atut

Chosiyah sekarang adalah melakukan reformasi internal (internal-reform). Itulah deklarasi mereka setelah klan ini mendapatkan

‘musibah’, yakni Ratu Atut dan Tb. Chaeri Wardana yang terjerat

hukum. Mereka diklaim belajar dari kesalahan yang sudah mereka

lakukan. Bahwa mereka mendominasi kekuasaan, itu semacam

hukum alam yang berjalan dengan sendirinya. Kepemilikan uang,

networking, kerja keras, sikap adaptif terhadap ilmu pengetahuan

dan survei mengantarkan mereka pada kekuasaan.

486

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018. 487

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018.

Page 398: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 371

“...salahnya apa mereka dominan, wong mereka juga kerja keras

dan sama-sama melakukan kampanye secara fair. Tapi, kemudian

hanya moralitas kepatutan yang seharusnya menghentikan mereka.

Tidak patut, kekuasaan di suatu daerah hanya dikuasai oleh satu

keluarga. Dan, manusia semua sama. Punya ambisi. Sedangkan

ambisi itu jauh lebih panjang umurnya daripada umur manusia itu

sendiri, yang tidak hanya dimiliki mereka sebenarnya.488

Fitron menegaskan, demokrasi di Indonesia masih ramah

terhadap dominasi kekuasaan oligarkis berbasis sumber daya

kekuasaan material atau wealth power. Dengan alasan Hak Asasi

Manusia (HAM) sistem politik di Tanah Air hanya membatasi

seseorang untuk menjabat dua periode kekuasaan. Akan tetapi,

boleh dilanjutkan oleh anggota keluarganya yang lain sehingga

memungkinkan terciptanya politik oligarki dinasti, yakni kekua-

saan yang dipegang oleh segelintir orang terkaya dan didasarkan

pada garis keturunan. Itu tidak ada larangan di Indonesia. Oligarki

tumbuh dan berkembang di alam demokrasi yang kondusif. Jika

sebelumnya aturan dirancang melarang politik dinasti, sekarang

larangan tersebut ditolak oleh Mahkamah Konstitusi (MK).

Akibatnya, demokrasi yang dianut ini sangat ramah terhadap

oligarki. Tren ini bukan hanya terjadi di Provinsi Banten. Cara

menghentikannya adalah melalui kemampuan politisi lain untuk

bisa melakukan pendidikan politik kepada masyarakat dan me-

nyadarkannya. Akan tetapi, jika kemudian ternyata para oligark

yang justru lebih adaptif dan belajar menjadi pemimpin baik,

mereka punya uang, jaringan, kemampuan, jangan heran jika mere-

ka dominan. Sebab, pada awalnya, para oligark juga tidak sehebat

sekarang. Lama-kelamaan mereka belajar. Adaptif terhadap ilmu

pengetahuan, mereka kuliah hingga jenjang S3 (Doktor) seperti

yang sebentar lagi bakal diraih oleh Andika Hazrumy. Pemerin-

488

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017.

Page 399: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

372 Oligarki dan Demokrasi...

tahan Airin Rachmi Diany juga dinilai bagus dan dia sendiri

merupakan orang yang sangat terdidik.489

Semua itu bersandar pada pilar utama yang menopang

langgengnya kekuasaan klan Ratu Atut Chosiyah, yaitu faktor

mengguritanya sumber daya kekuasaan material490

yang mereka

miliki. Di satu sisi, keluarga mereka bergerak di bidang bisnis

sehingga menguasai ekonomi secara monopoli melalui proyek-

proyek di Provinsi Banten. Itulah yang membuat mereka mengua-

sai sumber daya material. Di lain sisi, kecenderungan masyarakat

Banten adalah pragmatis. Terjadilah apa yang disebut simbiosis

mutualisme. Para pemilih di Provinsi Banten cenderung tidak

melihat siapa calon atau partai pengusungnya tetapi sejauh mana

calon tersebut memberikan keuntungan material kepada mereka.

Sikap pragmatis tersebut terkonfirmasi saat klan Ratu Atut

Chosiyah bukan hanya memenangkan pemilihan melalui satu

partai, yakni Golkar tetapi juga terpilih melalui partai lain. Kondi-

si ini menunjukkan bahwa keterpilihan calon dari klan Ratu Atut

Chosiyah tidak terkait dengan ideologi ataupun partai melainkan

karena mereka mampu membeli suara (political buying). Itulah

mengapa perilaku political buying491 sangat tinggi di Banten.

492

489

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 490

Winters, Oligarchy, 18-20. 491

Pedro C. Vicente menyebut political buying dengan istilah

vote-buying yang didefinisikan sebagai pemberian atau hadiah yang

diberikan kepada para pemilih sebelum pemilihan berlangsung untuk

ditukar atau dengan imbalan suara mereka (gifts given to voters before the elections in exchange for their votes). Lihat Pedro C. Vicente, “A

Model of Vote-Buying with an Incumbency Advantage,” Makalah dan

Hasil-hasil Eksperimen Januari 2013, diakses 3 Juni 2014, http://www.

pedrovicente .org/vb.pdf. 492

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Page 400: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 373

Akan tetapi, jika klan tersebut dinilai kurang berhasil

dalam memimpin pemerintahan, terutama masyarakat perkotaan

menjadi sadar, rasional, dan cerdas. Masyarakat bisa melakukan

resistensi atau penolakan. Hasil pemilihan wali kota Serang yang

diumumkan secara resmi pada 5 Juli 2018 menjadi contoh konkrit.

Istri Walikota Serang Tubagus Hairul Jaman, Vera Nurlaela, yang

juga merupakan adik ipar dari Ratu Atut Chosiyah berduet dengan

Nurhasan ternyata tidak terpilih.493

Padahal, partai pengusung

lebih banyak dibandingkan pemenangnya. Kekalahan tersebut

memberikan pelajaran bahwa kalaupun dengan besarnya sumber

daya material,494

mengooptasi semua lini, jika klan gagal me-

mimpin daerahnya, masyarakat rasional akan melakukan perlawa-

nan. Kalaupun menang, meraka tidak akan unggul mutlak.495

Ada beberapa kasus di tempat lain, di mana besarnya

sumber daya kekuasaan material mengalami kekalahan. Makassar

sebagai salah satu contoh. Pasangan calon Munafri Arifuddin dan

Andi Rachmatika Dewi mengalami kekalahan.496

Ironisnya, keka-

lahan tersebut melawan kotak kosong. Padahal, Munafri merupa-

kan keponakan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sudah memborong

mayoritas partai. Kekalahan ini juga menunjukkan perlawanan

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018. 493

Rasyid Ridho, “Adik Ipar Ratu Atut Keok di Pilkada Kota

Serang 2018,” Okezone News,Kamis 5 Juli 2018, diakses pada Jumat, 10

Agustus 2018, https://news.okezone.com/read/2018/07/05/340/1918355/

adik-ipar-ratu-atut-keok-di-pilkada-kota-serang-2018. 494

Winters, Oligarchy, 18-20. 495

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018. 496

Teuku Muhammad Valdy, “Ketika Kotak Kosong Jadi Juara

di Makassar,” KumparanNews, Kamis, 28 Juni 2018, diakses Jumat, 10

Agustus 2018, https://kumparan.com/@kumparannews/ketika-kotak-

kosong-menang-jadi-juara-di-makassar-27431110790534150.

Page 401: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

374 Oligarki dan Demokrasi...

masyarakat terhadap politik hegomoni berbasis kekuasaan mate-

rial dari klan Jusuf Kallla dan Aksa Mahmud. Di Banten pun, di

wilayah perkotaan, politik dinasti mengalami perlawanan, seperti

di kota Serang dan kota Cilegon. Kecuali di wilayah-wilayah

kabupaten karena masyarakatnya cenderung permisif terhadap

politcal buying. Sebab, penduduk kabupaten masih cenderung

miskin. Oleh karena itu, jika politik dinasti tidak diimbangi

dengan prestasi, dia akan gagal.

“Itu jadi tesis saya. Saya sebenarnya tidak menentang politik di-

nasti, selama mereka bersih dan berhasil memimpin. Saya menen-

tang politik dinasti ketika dia gagal melakukan tugasnya. Gagal

melakukan kepemimpinan yang mensejahterakan. Saya apresiasi

Airin, tapi saya tidak mengapresiasi untuk Haerul Jaman. Sebab,

dia tidak melakukan pekerjaan atau tugas-tugas wali kota sebagai-

mana mestinya. Dia gagal.”497

Dari sisi sumber daya logistiknya, klan Ratu Atut

Chosiyah masih sangat kuat. Guyonannya, bahkan tak terbatas

(unlimited) sehingga mereka bisa melakukan perluasan kekuasaan

(proliferasi) bukan hanya di satu partai (Golkar) melainkan me-

nyebar di partai-partai lain, seperti Gerindra, PAN, dan lain-lain.

Mereka juga, bukan hanya menguasai jabatan di level DPRD, tapi

juga DPR dan DPD. Begitu juga pada level eksekutif, mulai bupati

dan walikota hingga wakil gubernur dan gubernur. Mereka luar

biasa ekspansif menempatkan orang-orangnya. Dalam pemilihan

langsung, tidak bisa dipungkiri siapa yang punya uang dia yang

terpilih. Klan Ratu Atut Chosiyah memiliki banyak powerre-sources.

498 Terbukti, mereka paling banyak memasang iklan dalam

bentuk pamflet, banner, baliho dan spanduk.499

497

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018. 498

Winters, Oligarchy, 11-20. 499

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Page 402: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 375

Lili Romli, intelektual asal Serang, Banten termasuk pihak

yang kurang optimistis dengan kualitas demokrasi di Banten.

Akan tetapi, ada geliat dari kelompok-kelompok kritis di Banten,

seperti LSM-LSM dan anak-anak muda yang punya kepedulian

tinggi terhadap demokrasi. Begitu juga dengan media masa lokal

yang terus melakukan kritik. Atas dasar itu, perkembangan de-

mokrasi di Banten diyakini akan tumbuh dan berkembang. Hanya

saja, tumbuh-kembangnya memang tidak secepat kilat. Problem-

nya sekarang adalah belum ada lawan yang setimpal untuk

melawan hegemoni klan Ratu Atut Chosiyah di Banten. Sebelum

Pilgub 2017, Wahidin Halim diharapkan melakukan perlawanan

terhadap hegemoni. Akan tetapi, dia kemudian justru berkompro-

mi dengan dinasti. Meski begitu, bisa juga Wahidin bergabung

dalam rangka mencegah hegemoni dinasti politik di Banten

meskipun dilakukan secara diam-diam. Dikabarkan, Wahidin

Halim-Andika Hazrumi mengalami pecah kongsi di pemerintahan.

Hal itu bisa saja menjadi sinyal perlawanan terhadap hegemoni

oligarki dinasti. Tidak mau tunduk dan patuh meski dia berpasa-

ngan dengan dinasti politik. Jika itu yang terjadi, diharapkan

Wahidin konsisten melakukan perlawanannya.500

Secara prosedural, oligarki dinasti tidak bertentangan

dengan demokrasi. Hanya kepatutan moralitas dan sikap menahan

diri seseorang yang bisa menghentikan kekuasaan mereka. Apala-

gi, tren ini bukan hanya terjadi pada keluarga Ratu Atut Chosiyah.

Di mana-mana juga sama. Gubernur Sumsel Alex Noerdinjuga

dulu menginginkan anaknya untuk melanjutkan kekuasaan.501

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018. 500

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018. 501

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan Anggota Dewan

Page 403: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

376 Oligarki dan Demokrasi...

Posisi wakil gubernur Banten dipegang oleh Andika Hazrumy,

anak Ratu Atut Chosiyah. Adik Andika, Andiara Aprilia Hikmat

sedang mempersiapkan diri untuk maju pencalonan menjadi ang-

gota DPD. Begitu juga dengan menantu dan para anggota keluarga

lainnya. Mencalonkan diri sebagai kepala daerah, anggota DPD,

DPRD, dan DPR tidak ada yang melarang karena merupakan hak

setiap warga negara. Hak setiap orang untuk memilih dan dipilih.

Yang menjadi pertanyaan lumrah setiap orang adalah mereka

terpilih dengan cara-cara yang kotor, seperti money politics.

Mereka juga menggunakan akses di pemerintahan untuk menda-

patkan kekuasaan dan kekayaan. Dana-dana hibah masih diguna-

kan untuk modal logistik politik, seperti Pileg tahun 2019.502

Secara substansial, kekuatan material yang melakukan

political buying jelas mencederai kualitas demokrasi baik dari sisi

partisipasi ataupun kontestasi atau kompetisi. Kalau mengguna-

kan teori partisipasi503

Samuel P.Huntington dan Joan M. Nelson,

terdapat dua partisipasi, yaitu pemilih otonom dan pemilih

dimobilisasi. Pertama, partisipasi politik otonom, yaitu partisipasi

politik yang dilaksanakan tanpa paksaandan berdasarkan kemauan

partisipan secara mandiri.Partisipan berpartisipasi secara sukarela

tanpa adayang menggerakan atau memaksa. Kedua, partisipasi

politik mobilisasi, yaitu partisipasi politik yang digerakan oleh

pihak-pihak diluar partisipan. Partisipan melaksanakan partisipa-

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Periode 2014-2019,

di Serang-Banten, Kamis, 14 Desember 2017. 502

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten

Bersih melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018. 503Political participation is activities designed by private citi-

zens to influence government decision making (Partisipasi politik adalah

kegiatan yang dilakukan oleh pribadi warga negara untuk memengaruhi

pengambilan kebijakan pemerintah). Lihat Amir H. Ahanchian, ulasan

tentang No Easy Choice, Political Participation In Developing Countries, oleh Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson, Western Political Quarterly 31, no. 1 (Maret 1978): 136-7.

Page 404: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 377

sinya tidak berdasarkan kemauan danaspirasinya sendiri.504

Dari

sisi ini, masyarakat Banten sebagai pemilih jelas tidak otonom

melainkan dimobilisasi atau digerakkan melalui uang. Walhasil,

partisipasi mereka tidak murni.505

Dari sisi kontestasi dan kompetisi, demokrasi menghen-

daki keadilan dan keseimbangan. Di Provinsi Banten, kontestasi

tersebut berlangsung tidak seimbang. Dalam banyak kasus, di satu

sisi, klan Ratu Atut Chosiyah mencipkan blok dengan dukungan

dari banyak partai. Di lain sisi, calon lain diusung oleh sangat

sedikit partai. Oleh karena itu, kontestasi itu menjadi tidak

berimbang. Tidak imbangnya kontestasi termasuk juga dipicu oleh

timpangnya sumber daya kekuasaan material--yang satu mengua-

sai sumber daya ekonomi sebesar-besarnya sedangkan yang lain

tidak. Itulah yang kemudian membuat demokrasi cacat secara

substantif.506

Secara prosedural memang terjadi pemilihan. Akan tetapi,

mereka kemudian menghalalkan segala cara. Salah satunya dengan

political buying. Apalagi, masyarakat Banten memang permisif

dengan money politics. Tidak malu-malu lagi mengafirmasi de-

ngan mengatakan ya saat menjawab pertanyaan apakah Anda akan

memilih kandidat yang memberi uang. Di Banten, berdasarkan

survei-survei, jumlah masyarakat pemilih yang sangat permisif

dengan politik uang mencapai 65%. Hal ini ditunjukkan juga oleh

disertasi Burhanuddin Muhtadi. Sikap permisif itu memang wajar

504

Samuel P. Huntington dan Joan M. Nelson, No Easy Choice: Political Participation in Developing Countries (Cambridge: Harvard

University Press, 1976), 7-10. 505

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018. 506

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018.

Page 405: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

378 Oligarki dan Demokrasi...

karena mayoritas masyarakat Banten masih miskin.507

Tingginya

tingkat kemiskinan menguntungkan klan Ratu Atut Chosiyah

dengan menguritanya profil sumber daya kekuasaan material yang

dimilikinya. Bisa jadi, kemiskinan di provinsi ujung barat pulau

Jawa itu dibiarkan tinggi demi kelanggengan kekuasaan dinasti

atau klan tersebut.

Pembahasan bab IV di atas menunjukkan secara hampir

sempurna beroperasinya teori oligarki Jeffrey A. Winters seperti

yang sudah dibahas pada bab II. Pertama, oligarki terbentuk saat

adanya ketidaksetaraan materi yang ekstrem (stratifikasi mate-

rial). Semua data menunjukkan ketimpangan tersebut, seperti

Gini Coefisien Ratio; PDRB atas dasar harga berlaku menurut

kabupaten/kota di provinsi Banten (triliun rupiah) tahun 2012-

2016; PDRB tanpa komponen industri atas dasar harga berlaku

menurut kabupaten/kota di provinsi banten (triliun rupiah) tahun

2012-2016; Pengeluaran per kapita yang disesuaikan menurut

kabupaten/kota di provinsi Banten (juta rupiah/tahun), 2013-2016;

PDRB per kapita (juta rupiah) di provinsi Banten tahun 2016; dan

jumlah penduduk miskin menurut kabupaten/kota di provinsi

Banten (ribu orang) sejak 2013 hingga 2016.Stratifikasi material

yang paling ekstrem terjadi antara Banten wilayah utara terutama

kabupaten Tangerang dan kota Tangerang dan wilayah selatan,

kabupaten Lebak dan kabupaten Pandeglang.

Kedua, ketidaksetaraan material menciptakan para oligark

dan sistem oligarkis. Para anggota keluarga Tb. Chasan Sochib

terkonfirmasi sebagai para oligark di Banten. Keluarga ini menca-

pai kadar oligarki yang dibuktikan dengan indeks kekuasaan mate-

rial sebesar 6.355 kali. Para oligark tentu bukan hanya pada

keluarga tersebut di Banten. Dalam penelitian ini, klan Ratu Atut

Chosiyah hanya merupakan salah satu sampel. Mereka terbukti

menciptkan sistem pemerintahan oligarkis karena sumber daya

507

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten bidang

Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018.

Page 406: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 379

kekuasaan mereka ditopang oleh wealth power yang sudah terba-

ngun sejak awal-awal pemerintahan rezim Orde Baru.

Ketiga, mereka juga terkonfirmasi sebagai politico busi-ness oligarchy dan menjalankan politik pertahanan harta. Setelah

perusahaan Tb. Chasan Sochib memiliki jaringan dengan kekuasa-

an pada era Orde Baru, proyek pun melimpah sehingga menjadi

mesin uang. Uang tersebut digunakan untuk membangun jaringan

baik bisnis ataupun politik. Tibanya era reformasi, dengan modal

uang dan jaringan, memberikan ruang bagi para anggota keluarga

Tb. Chasan Sochib untuk berkuasa melalui jalur demokratis. Di

sinilah terjadi politik pertahanan harta. Melalui kekuasaan mereka

mendapatkan proyek-proyek perusahaan mereka, dan uang yang

dihasilkan digunakan untuk mobilisasi politik. Begitu juga seba-

liknya. Tak tanggung-tanggung, mereka juga mengintervensi hu-

kum. Terjadilah apa yang disebut rezim pertahanan harta. Sebab,

motif kekuasaan oligarkis adalah kekayaan yang didasarkan pada

penegakan klaim terhadap hak milik.

Keempat, kasus Banten membuktikan efek oligarki, yaitu

ketidaksetaraan materi yang ekstrem menciptakan ketidaksetaraan

politik yang ekstrem pula. Indeks kekuasaan material sebesar

6.355 kali yang menunjukkan ketimpangan tajam dibandingkan

masyarkat biasa telah memicu dominasi kekuasaan politik mereka.

Dari empat kabupaten dan empat kota di provinsi Banten, hanya

Kabupaten Lebak dan kota Tangerang yang belum jatuh ke tangan

dinasti Ratu Atut Chosiyah. []

Page 407: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

380 Oligarki dan Demokrasi...

Page 408: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 381

Bab V

PENUTUP

Berdasarkan uraian dan analisis pada bab-bab sebelumnya,

peneliti mengemukakan kesimpulan, refleksi, implikasi, dan reko-

mendasi dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Hasil temuan dalam penelitian ini menyimpulkan tentang

besarnya dominasi kekuasaan material yang menjadi basis sumber

daya kekuasaan oligarkisdalam sistem demokrasi di Banten.

Kesimpulan tersebut ditarik dari temuan-temuan berikut ini:

Pertama, dengan melihat profil sumber daya kekuasaan, di

satu sisi, kiai mendominasi sumber daya kekuasaan elite yang

menjadi basis kekuasaan demokratis, seperti kekuasaan mobilisasi,

hak politik formal, dan jabatan resmi. Akan tetapi, profil kiai

lemah dari sisi kekuasaan material sejak era kolonial hingga era

reformasi. Meski kiai secara kelembagaan (pondok pesantren)

mendominasi kekuasaan material hingga 86%, tidak bisa diklaim

sebagai kekuasaan seorang kiai pada level individu.Di lain sisi,

profil kekuasaan jawara mendominasi kekuasaan material, koersif,

dan mobilisasi. Kekuasaan seorang jawara direpresentasikan oleh

kepengusahaan jawara dan jaringan bisnisnya. Kondisi itu membu-

at kekayaan terkonsentrasi pada mereka hingga mencapai indeks

kekuasaan material 6.355 kali dibandingkan masyarakat biasa.

Adapun kekuasaan koersif dimiliki oleh sifat kejawaraannya yang

melekat unsur kekerasan ataupun pemaksaan baik secara langsung

ataupun tidak langsung (simbolik). Dari sisi kekuasaan mobilisasi

baik kiai ataupun jawara, keduanya sama-sama besar. Kekuasaan

mobilisasi kiai direpresentasikan oleh wewenang kharismatiknya

sebagai pemimpin agama yang sakral dan jaringan ribuan pesan-

tren di Banten. Sedangkan kekuasaan mobilisasi jawara direpre-

sentasikan oleh otoritas tradisionalnya sebagai pemimpin dariga-

Page 409: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

382 Oligarki dan Demokrasi...

ma yang profan dan jaringan bisnisnya yang ekspansif. Sementara

itu, dari sisi hak politik formal yang menganut prinisp one person one vote, baik kiai maupun jawara sama-sama memilikinya. Se-

bab, sumber daya kekuasaan ini adalah paling merata bagi setiap

orang.

Kedua, dominasi sumber daya material oleh keluarga besar

Tb. Chasan Sochib menjadi senjata ampuh dalam menciptakan

sistem kekuasaan oligarkis di Banten. Kekuasaan material mereka

dibuktikan denganIndeks Kekuasaan Material/Material Power

Index (MPI) yang secara individu ditunjukkan sebagai berikut:

Ratu Atut Chosiyah merupakan pemegang sumber daya kekuasaan

material terbesar di keluarga tersebut dengan MPI di level 5.943

kali (2006), 4.146 kali (2011), dan 3.487 kali (2002). Rangking

kedua ditempati oleh Airin Rachmi Diany dengan MPI 4.421 kali

(2010), 2.489 kali (2009), dan 2.314 (2015). Rangking ketiga

disandang oleh Heryani dengan MPI 3.505 kali (2010) dan 1.550

kali (2015). Hikmat Tomet menempati posisi keempat 2.489 kali

(2009). Di posisi kelima, Andika Hazrumy 2.372 kali (2009) dan

539,51 (2015). Ampuhnya kekuasaan material dalam memenang-

kan kekuasaan karena sumber daya tersebut berhasil mengooptasi

sumber daya-sumber daya kekuasaan lain seperti besarnya kekua-

saan mobilisasi yang dimiliki para kiai. Kondisi ini diperkuat oleh

profil pemilih yang bersikap pragmatis.Kekuasaan material yang

disandang para jawara berbuah tingginya akumulasi suara dalam

pemilihan. Semua itu terjadi dalam konteks Provinsi Banten yang

memenuhi syarat terciptanya sistem pemerintahan oligarkis, yaitu

tajamnya ketimpangan ekonomi. Walhasil, dari empat kabupaten

dan empat kota di provinsi Banten, hanya Lebak dan kota Tange-

rang yang belum jatuh ke tangan dinasti Ratu Atut Chosiyah.

Ketidaksetaraan materi yang ekstrem memicu ketidaksetaraan

politik yang ekstrem pula.

B. Refleksi, Implikasi, dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian ini, refleksi, implikasi, dan

rekomendasi yang dapat diberikan sebagai berikut:

Page 410: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 383

Penemuan dari penelitian ini mendukung pandangan

bahwa money is power sehingga semakin kaya semakin berkuasa.

Implikasinya, para oligark yang mendominasi sumber daya kekua-

saan material berpeluang lebih besar memenangkan kontestasi

politik dalam demokrasi yang menggunakan prinsipone person one vote. Akibatnya, dalam konteks Banten, para kiai yang memiliki

sumber daya kekuasaan mobilisasi yang besar dimanfaatkan oleh

para jawara yang menguasai besarnya sumber daya kekuasaan

material untuk memenangkan suara dalam pemilu.Padahal, jawara

pada mulanya merupakan pelayan kiai. “Pelayan” bukan hanya

dalam pengertian tekstual atau leterlek (letterlijk), tapi juga dalam

pengertian menjalankan dan memperjuangkan nilai-nilai kebena-

ran, kebaikan, dan kebajikan yang diajarkan oleh kiai, seperti

tolong menolong, amanah, akuntabel, kapabel, kredibel, dan trans-

paran.

Kekuasaan jenis inilah yang mengurangi kualitas partisi-

pasi sehingga memicu apa yang disebut sebagai defisit demokrasi.

Sebab, demokrasi menghendaki adanya kompetisi dan kontestasi

yang seimbang, selain terlibatnya partisipasi seluruh masyarakat.

Demokrasi juga membutuhkan partisipasi yang otonom (autono-mous participation) bukan partisipasi yang dimobilisasi (mobilised participation) oleh uang seperti political buying, vote-buying, atau

money politics dari pihak yang memilik profil sumber daya kekua-

saan wealth power. Partisipasi politik yang dimobilisasi oleh uang

merupakan cacat demokrasi yang nyata.

Masalahnya, kebanyakan masyarakat Banten masih dalam

kategori miskin sehingga permisif terhadap jual beli suara. Hanya

wilayah-wilayah perkotaan yang relatif kaya sehingga lebih rasio-

nal dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di wilayah

kabupaten. Kemiskinan yang melahirkan sikap permisif tersebut

otomatis sangat menguntungkan bagi para oligark dengan sumber

daya kekuasaan materialnya (wealth power) yang besar dalam

memenangkan tampuk kekuasaan. Celakanya, jika para oligark

dengan segaja dan sadar membiarkan atau bahkan mengelola

kemiskinan tersebut demi kelanggengan kekuasaan mereka. Alih-

Page 411: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

384 Oligarki dan Demokrasi...

alih demokrasi bisa mendekatkan jurang pemisah antara “si

miskin” dan “si kaya”, justru ketimpangan semakin menjadi-jadi

akibat berkuasanya para oligark melalui jalur dan prosedur demo-

kratis. Dalam kasus Banten, klan Ratu Atut Chosiyah bahkan

diprediksi banyak pihak bisa berkuasa hingga 80 tahun ke depan.

Itu bukanlah suatu hal yang mustahil jika anak, cucu, dan cicit

terus merebut kekuasaan dengan dalih hak untuk memilih dan hak

untuk dipilih. Namun demikian, harapan muncul dari kelas mene-

ngah perkotaan yang kritis terhadap dominasi kekuasaan oligarkis.

Jika para oligark dari dinasti Banten gagal memimpin, mereka

akan mendapat hukuman dari para pemilih kritis di perkotaan

untuk tidak dipilih pada periode berikutnya sehingga kelangge-

ngan kekuasaan dinasti oligarkis bisa tersendat.

Kondisi itu menunjukkan oligarki dan demokrasi memiliki

hubungan yang kontradiktif tapi menyatu. Oleh karena itu, jika

provinsi Banten ingin benar-benar demokratis baik secara politik

maupun ekonomi, peneliti merekomendasikan peran sentral para

kiai sebagai representasi masyarakat sipil (civil society). Para kiai

harus menolak semua sikap kooptasi dari kelompok lain yang me-

miliki dominasi atas sumber daya kekuasaan material. Apalagi,

kiai hanya dijadikan ‘penghias atau janur kuning’ saat pesta demo-

krasi tapi ditinggalkan setelah penguasa terpilih. Para kiai dengan

sumber daya kekuasaan mobilisasinya yang besar harus bersatu

dalam memilih pemimpin yang jujur dan akuntabel bukan pemim-

pin yang semata berorientasi material sebagaimana terjadi pada

para oligark.

Untuk penelitian selanjutnya, penulis merekomendasikan

penelitian kuantitatif yang mengonfirmasi hubungan antara sum-

ber daya kekuasaan baik oligarki maupun elite dengan tingkat

keterpilihan calon dalam Pilkada di Banten. Penilitian tersebut

akan memberikan kontribusi penting bagi perkembangan demo-

krasi di Banten pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. []

Page 412: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 385

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’a>n al-Kari>m

Abdillah, Masykuri. Islam dan Dinamika Sosial Politik di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011.

---------. Demokrasi di Persimpangan Makna: Respons Intelektual Muslim Indonesia terhadap Konsep Demokrasi 1966-1993. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2004.

Acton, Lord (John Emerich Edward Dalberg-Acton). Essays on Freedom and Power. Boston, Mass.: The Beacon Press,

1949.

Agustino, Leo. “Dinasti Politik Pascaotonomi Orde Baru: Penga-

laman Banten.” Prisma: Majalah Pemikiran Sosial Ekonomi29, no. 3 (Juli 2010): 102-16.

Ahbel-Rappe, Sara dan Rachana Kamtekar, eds. A Companion to Socrates. Malden, MA, Oxford, dan Victoria: Blackwell

Publishing Ltd., 2006.

Ahmad, Abdul Aziz. “Catatan Pembubaran HTI: Kanan, Kiri, dan

Oligarki.” Gatra, 17 Mei 2017.

Ahanchian, Amir H. Ulasan tentang No Easy Choice: Political Participation in Developing Countries.Ditulis oleh Samuel

P. Huntington dan Joan M. Nelson.Western Political Quarterly 31, no. 1 (Maret 1978): 136-7.

Anonim. “Cerita tentang Hotel Bintang Empat Milik Keluarga

Atut di Banten.” Detik.com, Senin 14 Oktober 2013,

diakses tanggal 31 Juli 2018 dari https://news.detik.com/

berita/2385794/cerita-tentang-hotel-bintang-empat-milik-

keluarga-atut-di-banten.

Antons, Anton Aprianto, Handriani P, Maya Nawangwulan, dan

Subkhan. “Klan Chasan Diduga Punya Harta Seperempat

Triliun.” Tempo.co. Dirilis pada Senin, 4 November 2013.

Diakses pada Rabu, 24 Agustus 2016. http://haji.tempo.co

Page 413: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

386 Oligarki dan Demokrasi...

/konten_berita/politik/2013/11/04/52 6970/Klan-Chasan-

Diduga-Punya-Harta-Ratusan-Miliar.

“Airin, Adik Ipar Gubernur Banten Kalah di Pilkada Tangerang.”

Radar Banten, Senin, 21 Januari 2008.

Argyres, Nicholas dan Vai-Lam Mui, “Rules of Engagement,

Informal Leaders, and the Political Economy of Organi-

zational Dissent,” makalah disampaikan pada pertemuan

tahunan the Strategic Management Society, the Society

for the Advancement of Behavioral Economics, the

Western Economic Association, the International Society

for New Institutional Economics, and the Informs College

on Organization Science, Juli 2000, 22.

Ariyadi, Tb. Iman. “Kiai dan Jawara dalam Politik Banten.” Gatra, 6 November 2013.

---------. “Peran Kiai dalam Pemilihan Gubernur Provinsi Banten

2011.” Disertasi doktor Unitversitas Indonesia, 2014.

Artis. “Eksistensi Partai Politik dan Pemilu Langsung dalam

Konteks Demokrasi di Indonesia.” Jurnal Sosial Budaya

9, no. 1 (Januari-Juli 2012): 59-80.

Artati, Sudiarti. “Perubahan Peran Ulama dalam Masyarakat

Serang: Studi Kasus Dua Pesantren di Kabupaten Serang,

Banten, Jawa Barat.” Tesis Magister Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988.

Aspinal, Edward. “The Power of Property: Oligarchy and

Democracy in World History,” ulasan tentang Oligarchy,

Jeffrey A. Winters, Taiwan Journal of Democracy 8, no. 1

(Juli 2012): 169-173.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten. “Indeks Demokrasi

Indonesia (IDI) Banten 2016.” Berita Resmi Statistik Provinsi Banten, no. 54/09/36/Th.XI, 14 September 2017.

Bagian Perencanaan dan Data Setditjen Pendidikan Islam

Departemen Agama Republik Indonesia. “Daftar Jumlah

Santri dan Nama Kyai Tahun 2008/2009 Provinsi

Banten.”

Page 414: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 387

Bakti, Andi M. Faisal. “Islam and Nation Formation in Indone-

sia.” Tesis Master of Arts (M.A.), the Faculty of Graduate

Studies and Research, Institute of Islamic Studies, McGill

University, 1993.

Bellamy, Richard. “Vilfredo Pareto 1848-1923.” Dalam The Routledge Dictionary of Twentieth-Century Political Thinkers, diedit oleh Robert Benewick dan Philip Green,

197-8. London dan New York: Routledge, 1998.

----------. “Gaetano Mosca 1858-1941.” Dalam The Routledge Dictionary of Twentieth-Century Political Thinkers, diedit oleh Robert Benewick dan Philip Green, 182-3.

London dan New York: Routledge, 1998.

Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik, Badan

Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten. Provinsi Banten dalam Angka 2017. Serang: BPS Provinsi Banten, 2017.

Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik, Badan

Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten. Provinsi Banten dalam Angka 2016. Serang: BPS Provinsi Banten, 2016.

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang Menurut Lapangan Usaha 2012. Serang: Badan Pusat Statistik Kabupaten

Serang, 2013.

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang Menurut Lapangan Usaha 2010-2014. Serang: BPS Kabupaten Serang, 2015.

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik. Buku Saku PDRB Provinsi Banten, Kabupatan/Kota se-Banten, Provinsi se-Jawa dan PDB Indonesia 2008-2009. Serang: BPS

Provinsi Banten, 2010.

Blomley, Nicholas. “Law, Property, and the Geography of

Violence: The Frontier, the Survey, and the Grid.” Annals of the Association of American Geographers 93, no. 1

(Maret 2003): 121-141.

Bogaards, Matthijs. Ulasantentang Oligarchy, JeffreyA. Winters, Acta Politica 47, no. 3 (2012): 324–26.

Page 415: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

388 Oligarki dan Demokrasi...

Budiardjo, Miriam, Soelaeman Soemardi, Benedict R.O.G. Ander-

son, Koentjaraningrat, Soemarsaid Moertono, dan A.

Rahman Zainuddin.Aneka Pemikiran tentang Kuasa dan Wibawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1991.

Bukha>ri>, Al-Ima>m Abi> ‘Abdilla>h Muh}ammad ibn Isma>‘i>l ibn

Ibra>hi>m ibn al-Mughi>rah al-Ju‘fi> al-. S}ah}i>h} al-Ima>m al-Bukha>ri> (Al-Ja>mi‘ al-S}ah}i>h}), Jilid VIII. Beirut: Da>r T{awq

al-Naja>h, 1422 H.

Cohen, G. A. Self-Ownership, Freedom, and Equality. Cambridge:

Cambridge University Press, 1995.

Chamdani, Rohmad. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tangerang Menurut Lapangan Usaha 2012-2016. Tangerang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang,

2017.

Chua, Christian. “Chinese Big Business in Indonesia: The State of

Capital.” Disertasi Doktor, National University of

Singapore, 2006.

Cooper, John M. dan D. S. Hutchinson, eds. Plato: Complete Works. Indianapolis dan Cambridge: Hackett Publishing

Company, 1997.

“Dynasty.” Entri dalam Cambridge Advanced Learner’s Dictio-nary. Cambridge: Cambridge University Press, 2003.

Dami, Laurens. “Inilah Sepak Terjang Adik Atut dalam Memono-

poli Proyek di Banten.” Suara Pembaruan, Sabtu, 19

Oktober 2013. Diakses Senin, 13 Agustus 2018.

http://sp.beritasatu.com/home/inilah-sepak-terjang-adik-

atut-dalam-memonopoli-proyek-di-banten/43653.

---------. “Pasangan Irna-Tanto Menangi Pilkada Pandeglang.”

BeritaSatu, Jumat, 18 Desember 2015. Diakses Sabtu, 11

Agustus 2018, http://www.beritasatu.com/ aktual/333070-

pasangan-irnatanto-menangi-pilkada-pandeglang.html.

Dahl, RobertA. Dilemas of Pluralist Democracy: Autonomy vs. Control. New Haven and London: Yale University Press,

1982.

Page 416: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 389

Darmadi, Dadi. “The Geger Banten of 1888: An Anthropological

Perspective of 19th Century Millenarianism in Indonesia.”

Heritage of Nusantara: International Journal of Religious Literature and Heritage 4, no. 1 (Juni 2015): 65-84.

Dasuki, Hafidzh, et al., Alquran dan Tafsirnya, Jilid III. Yogya-

karta: Universitas Islam Indonesia, 1995.

Dhofier, Zamarkhsyari. Tradisi Pesantren: Studi tentang Panda-ngan Hidup Kiai. Jakarta: LP3ES, 1985.

Dimyati, Murtadho. Manakib Abuya Cidahu dalam Pesona Lang-kah di Dua Alam. Pandeglang: Tanpa Nama Penerbit,

2008.

Djuwaeli, Irsjad. Membawa Mathla‘ul Anwar ke Abad XXI .

Jakarta: Pengurus Besar Mathla‘ul Anwar, 1997.

Doneson, Daniel Adam. “The Contest of Regimes and the

Problem of Justice: Political Lessons from Aristotle's

Politics.” Disertasi Ph.D the University of Chicago, 2006.

Drucker, Peter F. A Functioning Society: Selections from Sixty-Five Years of Writing on Community, Society, and Polity. New Brunswick dan London: Transaction Publishers,

2003.

Fachreinsyah, Dendy. “Pengamat: Ada 3 Faktor yang Buat

Wahidin-Andika Unggul.” RRI.co.id, Rabu, 15 Februari

2017. Diakses Minggu, 13 Agustus 2018.http://www.rri.

co.id/post/berita/361686/pilkada_serentak/pengamat

ada_3 faktor_yang_buat_wahidinandika_unggul.html.

Faeth, Margaret Ann. “Power, Authority and Influence: A Com-

parative Study of the Behavioral Influence Tactics Used

by Lay and Ordained Leaders in the Episcopal Church.”

Disertasi PhD Virginia Polytechnic Institute and State

University, 2004.

Fatah, Eep Saefulloh. Zaman Kesempatan: Agenda-agenda Besar Demokratisasi Pasca-Orde Baru. Bandung: Penerbit

Mizan, 2000.

Femia, Joseph V. Pareto and Political Theory. London dan New

York: Routledge, 2006.

Page 417: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

390 Oligarki dan Demokrasi...

Feith, Herbert. The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia. Jakarta dan Kuala Lumpur: Equinox Publis-

hing, 2007.

Flick, Uwe, Ernst von Kardorff, dan Ines Steinke, eds. A Compa-nion to Qualitative Research. London: Sage Publications,

2004.

Ford, Michele dan Thomas B. Pepinsky, eds. Beyond Oligarchy: Wealth, Power, and Contemporary Indonesian Politics.

Ithaca, New York: Cornell University Press, 2014.

Friedrich, Carl Joachim. “Oligarchy.” Dalam Encylopaedia of the Social Sciences, volume XI-XII, ed. Edwin R.A. Seligman,

462-64. New York: The Macmillan Company, 1937.

Fukuoka, Yuki. “Oligarchy and Democracy in Post-Suharto

Indonesia.” Political Studies Review 11 ( 2013): 52-64.

Gelzer, Matthias. The Roman Nobility. Diterjemahkan oleh Robin

Seager. Oxford: Basil Blackwell, 1969.

Giddens, Anthony. A Contemporary Critique of Historical Materialism: Power, Property, and the State. Berkeley dan

Los Angeles: University of California Press, 1981.

Giglioli, M.F.N. Ulasan tentang Oligarchy, Jeffrey A. Winters,

Constellations 19, no. 4 (Desember 2012): 624-26.

Gobee, E., Sumitro dan Ranneft. “The Bantam Report.” Dalam

The Communist Uprisings of 1926-1927 in Indonesia: Key Documents, diedit oleh Harry J. Benda dan Ruth T.

McVey. Ithaca: Cornell University, 1960.

Guillot, Claude. Banten: Sejarah dan Peradaban Abad X-XVII, diterjemahkan oleh Hendra Setiawan dkk. Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia, École Française d’Extrê-

me-Orient, Forum Jakarta-Paris, dan Pusat Penelitian dan

Pengembangan Arkeologi Nasional, 2008.

---------, “Urban Patterns and Polities in Malay Trading Cities,

Fifteenth through Seventeenth Centuries.” Indonesia 80

(Oktober 2005): 39-51.

Page 418: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 391

Hadiz, Vedi R. dan Richard Robison. “The Political Economy of

Oligarchy and the Reorganization of Power.” Indonesia,

no. 96 (Oktober 2013): 35-57.

Hamid, Abdul. “The Kiai in Banten: Shifting Roles in Changing

Times.” Dalam Islam in Contention: Rethingking Islam and State in Indonesia, diedit oleh Ota Atsushi, Okamoto

Masaaki, dan Ahmad Suaedy, 421-43. Jakarta: Wahid

Institute, Kyoto: Center for Southeast Asian Studies

(CSEAS), Taiwan: Center for Asia-Pacific Area Studies

(CAPAS), 2010.

Hanan, Djayadi. Ulasan tentang Beyond Oligarchy: Wealth, Power, and Contemporary Indonesian Politics. Diedit oleh

Michele Ford dan Thomas B. Pepinsky.Contemporary Southeast Asia 36, no. 3 (2014): 489–92.

H{anbal, Al-Ima>m al-H{a>fiz} Abi> ‘Abdilla>h Ah{mad ibn. Musnad al-Ima>m al-H{a>fiz} Abi> ‘Abdilla>h Ah}mad ibn H{anbal. Riyad:

Bait al-Afka>r al-Dawli>yah li al-Nashr wa al-Tawzi>‘, 1998.

Harriss-White, Barbara. India Working: Essays on Society and Economy [Series of Contemporary South Asia 8].

Cambridge: Cambridge University Press, 2003.

Hidayat, Syarif. “Pilkada, Money Politics and the Dangers of

“Informal Governance” Practices.” Dalam Deepening Democracy in Indonesia? Direct Elections for Local Leaders (Pilkada), diedit oleh Maribeth Erb dan Priyam-

budi Sulistiyanto, 125-46. Singapura: Institute of Sout-

heast Asian Studies, 2009.

Hidayat, Bagja, Maria Hasugian, dan Reza Aditya. “Antara

Boston, Singapura, dan Kuningan.” Tempo, 27 Oktober

2013.

--------, “Shadow State? Business and Politics in the Province of

Banten.” Dalam Renegotiating Boundaries: Local Politics in post-Suharto Indonesia, diedit oleh Henk Schulte

Nordholt dan Gerry van Klinken, 203-24. Leiden: KITLV

Press, 2007.

Page 419: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

392 Oligarki dan Demokrasi...

Hox, Joop J. dan Hennie R. Boeije, “Data Collection, Primary vs.

Secondary.” Dalam Encyclopedia of Social Measurement, Volume I, ed. Kimberly Kemp-Leonard. Tanpa Tempat

Terbit: Elsevier Inc., 2005.

Hudaeri, Mohamad. “Tasbih dan Golok: Studi tentang Kharisma

Kiai dan Jawara di Banten.” Laporan Penelitian Departe-

men Agama, 2007.

Huntington, Samuel P. dan Joan M. Nelson. No Easy Choice: Political Participation in Developing Countries. Cambrid-

ge: Harvard University Press, 1976.

Ichsan, A. Syalaby. “Selain Atut, Puluhan Daerah Jalankan Politik

Dinasti,” Republika, 18 Oktober 2013, diakses 19 Oktober

2013, http://www.republika.co.id/ berita/nasional/hukum/

13/10/19/muvdp8-selain-atut-puluhan-daerah-jalankan-

politik-dinasti.

Indikator Politik Indonesia, “Sikap dan Perilaku Pemilih terhadap

Politik Uang.” Survei Dapil September-Oktober 2013 dan Survei Nasional Maret 2013.

Irfani, Fahmi. Jawara Banten: Sebuah Kajian Sosial, Politik, dan Budaya. Jakarta: Young Progressive Muslim (YPM) Press,

2011.

Irwin, Sarah dan Mandy Winterston. “Debates in Qualitative

Secondary Analysis: Critical Reflections.” Timescapes Working Paper Series: an Economic and Social Research Council (ESRC) Qualitative Longitudinal Study, no. 4

(2011): 1-23.

Ja>ru>d, Sulayma>n ibn Da>wud ibn al-. Musnad ’Abi> Da>wud al-T{aya>lisi>. Da>r Hijr: Hijr li al-T{aba>‘ah wa al-Nashr wa al-

Tawzi>‘ wa al-I‘la>n, 1999.

“Jazuli-Airin Resmi Gugat Pilkada Tangerang,” Okezone, Selasa,

29 Januari 2008, artikel diakses tanggal 31 Mei 2014 dari

http://news.okezone.com/read/2008/ 01/29/1/79230/jazuli-

airin-resmi-gugat-pilkada-tangerang.

Jurnaliston, Reza. "Kasus TPPU Wawan, KPK Periksa Kepala

DPKAD Banten." Kompas.com, Senin, 23 Juli 2018.

Page 420: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 393

Diakses Minggu, 12 Agustus 2018. https://nasional.

kompas.com/read/2018/07/23/10255771/kasus-tppu-

wawan-kpk-periksa-kepala-dpkad-banten.

Karni, Asrori S. dan Gandi Achmad. “Ujung Tanduk Dinasti

Atut.” Gatra, 16 Oktober 2013.

---------. “Keluarga Pemain Anggaran Banten.” Gatra, 23 Oktober

2013.

Kartodirdjo, Sartono. The Peasants Revolt of Banten in 1888, Its Conditions, Course and Sequel: A Case Study of Social Movements in Indonesia. Dordrecht: Springer Science+

Business Media Dordrecht, 1966.

---------. Modern Indonesia, Tradition & Transformation: A Socio-Historical Perspective. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 1984.

Kaya>li, ‘Abd al-Waha>b al-. Mawsu>‘ah al-Siya>sah (Beirut: al-

Muassasah al-‘Arabi>yah li al-Dira>sa>t wa al-Nashr, 1985.

Keane, John. “Noberto Bobbio 1909-n/a.” Dalam The Routledge Dictionary of Twentieth-Century Political Thinkers,

diedit oleh Robert Benewick dan Philip Green 27-9.

London dan New York: Routledge, 1998.

Kellermann, Michael. “Power Resources Theory and Inequality in

the Canadian Provinces.” Makalah dipresentasikan pada

the Harvard Comparative Political Economy Workshop,

Cambridge, MA., 7-8 Oktober 2005.

Keputusan Presiden Republik IndonesiaNomor 18 Tahun 2000

tentangPedoman Pelaksanaan PengadaanBarang/Jasa

Instansi Pemerintah

Khaldu>n, ‘Abd al-Rah{ma>n ibn. Muqaddimah ibn Khaldu>n. Beirut:

Da>r al-Kutub al-‘Ilmi>>yyah, 1993.

Khalik, Abu Tholib. “Pemimpin non-Muslim dalam Perspektif Ibn

Taimiyah.” Analisis: Jurnal Studi Keislaman, 14, no. 1

(Juni 2014): 59-89.

Khan, Shamus Rahman. “The Sociology of Elites.” The Annual Review of Sociology no. 38 (Mei 2012):361–77.

Page 421: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

394 Oligarki dan Demokrasi...

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Pengumuman Harta

Kekayaan Penyelenggara Negara Ratu Atut Chosiyah.”

Tambahan Berita Negara R.I. Tanggal 7/2-2003 no. 11.

---------. “Pengumuman Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

Ratu Atut Chosiyah: Perubahan atas Laporan Harta

Kekayaan yang Dilaporkan Sebelumnya.” Tambahan

Berita Negara R.I. Tanggal 20 September 2011 no. 75.

---------. “Pengumuman Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

Ratu Atut Chosiyah: Perubahan atas Laporan Harta

Kekayaan yang Dilaporkan Sebelumnya.” Tambahan

Berita Negara R.I. Tanggal 8 Agustus 2014, no. 63.

---------. “Pengumuman Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

Tubagus Haerul Jaman: Perubahan atas Laporan Harta

Kekayaan yang Dilaporkan Sebelumnya.” Tambahan

Berita Negara R.I. Tanggal 15 April 2014, no. 30.

---------. “Pengumuman Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

Ratu Tatu Chasanah: Perubahan atas Laporan Harta Keka-

yaan yang Dilaporkan Sebelumnya.” Tambahan Berita

Negara R.I. Tanggal 15 April 2016, no. 30.

---------. “Pengumuman Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

atas Nama: Heryani.” Tambahan Berita Negara R.I.

Tanggal 12 Februari 2013, no 13.

---------. Pengumuman Harta Kekayaan Penyelenggara Negara atas

Nama: Airin Rachmi Diany.” Tambahan Berita Negara

R.I. Tanggal 24 April 2012, no. 33.

---------. “Pengumuman Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

atas Nama: Airin Rachmi Diany: Perubahan atas Laporan

Harta Kekayaan yang Dilaporkan Sebelumnya.” Tamba-

han Berita Negara R.I. Tanggal 15 April 2016, no. 30.

---------. “Pengumuman Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

atas Nama: Hikmat Tomet.” Tambahan Berita Negara R.I.

Tanggal 2 Juli 2010, no 53.

---------. “Pengumuman Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

atas Nama: Andika Hazrumy.” Tambahan Berita Negara

R.I. Tanggal 26 Maret 2010, no. 25.

Page 422: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 395

---------. “Pengumuman Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

atas Nama: Andika Hazrumy: Perubahan atas Laporan

Harta Kekayaan yang Dilaporkan Sebelumnya.” Tamba-

han Berita Negara R.I. Tanggal 1 November 2016, no. 87.

---------. “Pengumuman Laporan Harta Kekayaan Calon Kepala

Daerah.” Surat yang ditujukan kepada Komisi Pemilihan

Umum (KPU) Provinsi Banten sebagai penyelenggara

Pilkada Serentak Tahun 2017, Nomor B-9476/10-12/11/

2016, tanggal 16 November 2016.

---------. “Pengumuman Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

atas Nama: Aden Abdul Khaliq.” Tambahan Berita

Negara R.I. Tanggal 6 Maret 2015, no. 19.

---------. “Pengumuman Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

atas Nama: Tanto Warsono Arban.” Tambahan Berita

Negara R.I. Tanggal 12 April 2016, no. 29.

---------. “Pengumuman Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

atas Nama: Andiara Aprilia Hikmat.” Tambahan Berita

Negara R.I. Tanggal 5 April 2016, no. 27.

---------. “Pengumuman Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

atas Nama: Heryani: Perubahan atas Laporan Harta

Kekayaan yang Dilaporkan Sebelumnya.” Tambahan

Berita Negara R.I. Tanggal 16 Agustus 2016, no. 65.

---------. “Pengumuman Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

atas Nama: Tubagus Haerul Jaman: Perubahan atas

Laporan Harta Kekayaan yang Dilaporkan Sebelumnya.”

Tambahan Berita Negara R.I. Tanggal 7 Oktober 2016,

no. 80.

Korpi, Walter. “Power Resources Approach vs. Action and

Conflict: On Causal and Intentional Explanations inthe

Study of Power.” Sociological Theory3, no. 2 (Musim

Gugur, 1985): 31-45.

---------dan Joakim Palme. “New Politics and Class Politics in the

Context of Austerity and Globalization: Welfare State

Regress in 18 Countries,1975-95.” American Political Science Review 97, no. 3 (Agustus 2003): 425-446.

Page 423: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

396 Oligarki dan Demokrasi...

Kpundeh, Sahr John. Politics and Corruption in Africa: A Case Study of Sieara Leone. Lanham, Md.: University Press of

America, 1995.

Krueger, Anne O. “The Political Economy of the Rent-Seeking

Society.” The American Economic Review 64, no. 3 (Juni

1974): 291-303.

Kurnia, Asep dan Ahmad Sihabudin. Saatnya Baduy Bicara. Jakarta: PT Bumi Aksara dan Untirta, 2010.

Kusumapuri. Produk Domestik Regional Bruto Kota Tangerang Selatan Menurut Lapangan Usaha 2012-2016. Diedit oleh

Heru Susanto (Setu: Badan Pusat Statistik Kota

Tangerang Selatan, 2017.

Lane, Max. Decentralization and Its Discontents: An Essay on Class, Political Agency and National Perspective in Indonesian Politics (Iseas Monograph Series). Singapura:

Institute of Southeast Asian Studies (Iseas), 2014.

Latif, Yudi. “Keluar dari Krisis Demokrasi” Orasi Poltik dalam acara Syukuran dan Peluncuran Buku Satu Dasawarsa Perhimpunan BAKUMSU (Bantuan Hukum & Advokasi Rakyat Sumatera Utara) dengan Tema ‘Kratos Minus Demos, Demokrasi Indonesia: Catatan dari Bawah’, Medan, 4 Mei 2012.

Liddle, R. William. “Marx atau Machiavelli? Menuju Demokrasi

Bermutu di Indonesia dan Amerika” Orasi Ilmiah dalam rangka Nurcholish Madjid Memorial Lecture V, Kamis, 8

Desember 2011, di aula Nurcholish Madjid, Universitas

Paramadina, Jakarta.

---------. “Improving the Quality of Democracy in Indonesia:

Toward a Theory of Action,” Indonesia 96 (Oktober

2013): 59-80.

Lubis, Amany. Sistem Pemerintahan Oligarki dalam Sejarah Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

Lubis, Nina Herlina. “Religious Thoughts and Practices of the

Kaum Ménak: Strengthening Traditional Power.” Studia

Page 424: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 397

Islamika: Indonesian Journal for Islamic Studies 10, no. 2

(2003): 1-30.

Mahkamah Konstitusi. “Putusan Akhir Nomor 209-210/PHPU.D-

VIII/2010 dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan

Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kota

Tangerang Selatan Tahun 2010”

Manser, Martin H. Oxford Learner’s Pocket Dictionary, New

Edition. Oxford: Oxford University Press, 1991.

Mansur, Khatib. Perjuangan Rakyat Banten menuju Propinsi. Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2001.

Muhtadi, Burhanuddin. “Politik Uang dan Dinamika Elektoral di

Indonesia: Sebuah Kajian Awal Interaksi antara Indentitas

Kepartaian dan Patron-Klien.” Jurnal Penelitian Politik

10, no. 1 (Juni 2013): 41-58.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Maranoes, Ariel.“Kemenangan Atut-Rano Terancam Gagal”,

artikel diakses pada 6 Juli 2013 dari http://news.liputan6.

com/read/359656/kemenan gan-atut-rano-terancam-gagal

Masaaki, Okamoto and Abdul Hamid. “Jawara in Power, 1999-

2007.” Indonesia 86 (2008): 109-192.

---------. “The Rise of the “Realistic” Islamist Party: PKS in

Indonesia,” Dalam Islam in Contention: Rethingking Islam and State in Indonesia, diedit oleh Ota Atsushi,

Okamoto Masaaki, dan Ahmad Suaedy, 219-53. Jakarta:

Wahid Institute, Kyoto: Center for Southeast Asian

Studies (CSEAS), Taiwan: Center for Asia-Pacific Area

Studies (CAPAS), 2010.

---------. “Local Politics in Decentralized Indonesia: The Governor

General of Banten Province.” IIAS Newsletter 34 (Juli

2004): 23.

Maulana, Delly. “Fenomena Dekokratisasi Lokal di Provinsi

Banten.” Jurnal Administrasi Negara 2, no. 2 (Mei-

Agustus 2013): 19-23.

Page 425: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

398 Oligarki dan Demokrasi...

Michrob, Halwany dan A. Mudjahid Chudari. Catatan Masa Lalu Banten. Serang: Saudara, 1993.

Mujani, Saiful. “Religious Democrats: Democratic Culture and

Muslim Political Participation in Post-Suharto Indonesia.”

Disertasi Ph.D, the Ohio State University, 2003.

Mulyana. “Panwaslu Banten Awasi Ketat Kecurangan Politik

Uang”, artikel diakses pada 6 Juli 2013 dari http://banten.

antaranews.com/berita/16746/ panwaslu-banten-awasi-

ketat-kecurangan-politik-uang

Mulyatari, Dwi. “Buku Putih Masa Pendudukan Jepang.” Ulasan

tentang War, Nationalism and Peasants: Java under the Japanese Occupation 1942-1945, ditulis oleh Shigeru

Sato, Wacana 2, no. 1 (April, 2000): 140-44.

Muslim, Asep, Lala M. Kolopaking, Arya H. Dharmawan dan

Endriatmo Soetarto. “Dinamika Peran Sosial Politik

Ulama dan Jawara di Pandeglang Banten.” Mimbar 31, no.

2 (Desember, 2015): 461-474.

Nasa>’i>, al-Ima>m ’Abi> ‘Abd al-Rah}ma>n Ah}mad ibn Shu‘ayb al-.

Kita>b al-Sunan al-Kubra>. Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah,

2001.

Naysa>bu>ri>, al-Ima>m Abi> al-Husai>n Muslim ibn al-Hajja>j ibn

Muslim al-Qushai>ri> al-. S{ah}i>h} Muslim (Alja>mi‘ al-S}ah}i>h)}: Kita>b al-Zaka>h.

Naysa>bu>ri>, al-Ima>m al-H{a>fiz} ’Abi> ‘Abdilla>h al-H{a>kim al-. Al-Mustadrak ‘ala> al-S}ahi>h}ayn. Kairo: Da>r al-H{aramayn li al-

T{aba‘ah wa al-Nashr wa al-Tawji>‘, 1997.

Nasution, S. Metode Penelitian Ilmiah: Usul Tesis, Desain Peneli-tian, Hipotesis, Validitas, Sampling, Populasi, Observasi, Wawancara dan Angket. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Nimda. “Wakil Gubernur Banten Jadi Ketua Ikatan Alumni

Pascasarjana Unpas.” Unpas.ac.id, Selasa, 10 April 2018.

Diakses Senin, 13 Agustus 2018. http://www.unpas.ac.id/

wakil-gubernur-banten-jadi-ketua-ikatan-alumni-

pascasarjana-unpas/.

Page 426: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 399

Nordholt, Henk Schulte. “Renegotiating Boundaries: Access,

Agency and Identity in post-Soeharto Indonesia.”

Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 159 (2003):

550-89.

--------, “The Jago in the Shadow: Crime and ‘Order’ in the

Colonial State in Java.” Diterjemahkan oleh Ernst van

Lennep. RIMA (Review of Indonesian and Malaysian Affairs): a Semi-Annual Survey of Political, Economic, Social and Cultural Aspects of Indonesia and Malaysia25,

no. 1(Juni-Agustus, 1991): 74-91.

Nuraini, Ratna. “Prahara Mendera Dinasti Abah Chasan.” Inilah Review, 20 Oktober 2013.

Nugraha, Fajar Kuala. “Pemilukada: Menguatnya Politik Oligarki

Lombok Timur Tahun 2013.” Jurnal Mahasiswa Ilmu Pemerintahan 1, no. 2 (2014): 1-15.

O’Donnell, Guillermo. “Another Institutionalization: Latin

America and Elsewhere,” Working Paper #222 The Helen Kellogg Institute for International Studies (Maret 1996).

Ogbazghi, Petros B. “Personal Rule in Africa: The Case of

Eritrea.” African Studies Quarterly 12, no. 2 (2011): 1-25.

Olson, Mancur. “Dictatorship, Democracy, and Development.”

The American Political Science Review 87, no. 3

(September 1993): 567-576.

Paige, Jeffery M. “The Social Origins of Dictatorship Democracy

and Socialist Revolution in Central America,” Makalah

disampaikan pada Pertemuan Tahunan the American Sociological Association, San Franscisco, California, 8

Agustus, 1989, 3.

Polinsky, A. Mitchell dan Steven Shavell. “Enforcement Costs

and the Optimal Magnitude and Probability of Fines.” The Journal of Law and Economics 35, no. 1 (April, 1992):

133-148.

Perhimpunan Pendidikan Demokrasi. “Dinasti Tb. Chasan

Sochib: Sang Gubernur Jenderal dari Banten”, Konstelasi, Edisi ke-31 April 2011. Artikel diakses 6 Juli 2013, dari

Page 427: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

400 Oligarki dan Demokrasi...

http://www.p2d.org/index.php/kon/52-31-april-2011/273-

dinasti-h-tb-chasan-sochib-sang-gubernur-jenderal-dari-

banten.html.

“Pilkada Banten Dinilai Terburuk se-Indonesia”, artikel diakses

pada 6 Juli 2013 dari http://www.tempo.co/read/news/

2011/10/27/179363638/ Pilkada-Banten-Dinilai-Terburuk-

Se-Indonesia

Prattico, Ludovico. “Governance of Open Source Software

Foundations: Who Holds the Power?” Technology Inno-vation Management Review (Desember 2012): 37-42.

Prayitno, Hendro, Adam Sofian, Teuku M. Madinah, dan C.M.

Rosidah. Buku Saku PDRB Provinsi Banten, PDRB Kabupaten/Kota se-Banten, PDRB Provinsi se-Jawa dan PDB Indonesia 2014-2015. Diedit oleh Budi Prawoto.

Serang: BPS Provinsi Banten, 2016.

---------, Adam Sofian, dan C.M. Rosidah. Buku Saku PDRB Provinsi Banten, PDRB Kabupaten/Kota se-Banten, PDRB Provinsi se-Jawa dan PDB Indonesia 2015-2016. Diedit oleh Budi Prawoto. Serang: Badan Pusat Statistik

Provinsi Banten, 2017.

Prentiss, Anna Marie, Thomas A. Foor, Guy Cross, Lucille E.

Harris, dan Michael Wanzenried. “The Cultural Evolution

of Material Wealth-Based Inequality at Bridge River,

British Columbia.” American Antiquity 77, no. 3, (2012):

542–564.

Purnomo, Nurmulia Rekso. “Kisah Tokoh Silat yang Jadi Tangan

Kanan Chasan Sochib.” Tribunnews.com. Dirilis pada

Jumat, 18 Oktober 2013. Diakses pada Senin, 22 Agustus

2016, http://www.tribunnews.com/nasional/20 13/10/18/

kisah-tokoh-silat-yang-jadi-tangan-kanan-chasan-sochib.

---------. “Kondisi Kantor Perusahaan Milik Chasan Sochib Kini.”

Tribunnews.com. Dirilis pada Jumat, 18 Oktober 2013.

Diakses pada Senin, 22 Agustus 2016. http://www.tribun

news.com/nasional/2013/10/18/kondisi-kantor-perusaha

an-milik-chasan-sochib-kini.

Page 428: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 401

Quinn, George. “Coming Apart and Staying Together at the

Centre: Debates Over Provincial Status in Java and

Madura.” Dalam Local Power and Politics in Indonesia: Decentralication and Democratisation, diedit oleh Edward

Aspinall and Greg Fealy, 164-78. Pasir Panjang, Singa-

pura: Institute of Southeast Asian Studies (Iseas), 2003.

Raaflaub, Kurt A. “Thucydides on Democracy and Oligarchy,”

dalam Brill’s Companion to Thucydides, eds. Antonios

Rengakos dan Antonis Tsakmakis, 189-222. Leiden dan

Boston: Brill, 2006.

Rahayu, Sari. Produk Domestik Regional Bruto Kota Serang Menurut Lapangan Usaha 2010-2014. Diedit oleh R.

Achmad Widijanto. Serang: Badan Pusat Statistik Kota

Serang, 2015.

Rahmatullah. “Peran Kiai dalam Pilkada Kabupaten Pandeglang.”

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Mahasiswa

Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada (UGM), 2008.

Rakhmatullah. “Harta Berlimpah, Keluarga Atut Klaim Warisan

Ayahnya.” Sindonews.com, Sabtu, 12 Oktober 2013.

Diakses 24 Januari 2017. http://nasional.sindonews.com/

read/793800/13/harta-berlimpah-keluarga-atut-klaim-

warisan-ayahnya-1381564726.

Rahnema, Saeed dan Haideh Moghissi. “Clerical Oligarchy and

the Question of “Democracy” in Iran,” Monthly Review

52, no. 10 (Maret 2001): 28-40.

Rastika, Icha. "KPK Resmi Tetapkan Ratu Atut sebagai

Tersangka Kasus Pilkada Lebak." Kompas.com, Selasa, 17

Desember 2013. Diakses Senin, 13 Agustus 2018.https://

nasional.kompas.com/read/2013/12/17/1419516/KPK.Res

mi.Tetapkan.Ratu.Atut.sebagai.Tersangka.Kasus.Pilkada.

Lebak.

Reno, William. Corruption and State Politics in Sierra Leone.

Cambridge/New York: Cambridge University Press, 1995.

Ridho, Rasyid. “Adik Ipar Ratu Atut Keok di Pilkada Kota Serang

2018,” Okezone News,Kamis 5 Juli 2018. Diakses pada

Page 429: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

402 Oligarki dan Demokrasi...

Jumat, 10 Agustus 2018. https://news.okezone.com/read/

2018/07/05/340/1918355/adik-ipar-ratu-atut-keok-di-

pilkada-kota-serang-2018.

Robison, Richard and Vedi R. Hadiz. Reorganising Power in Indonesia: The Politics of Oligarchy in an Age of Markets. London: RoutledgeCurzon, 2004.

Rodiana, Nur dan Ulfah Sofiah. Statistik Daerah Kabupaten Pan-deglang 2017. Diedit oleh Tri Tjahjo Purnomo. Pandeg-

lang: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pandeglang,

2017.

---------. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pandeglang 2012-2016. Diedit oleh Tri Tjahjo Purnomo. Pandeglang:

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang, 2017.

Romli, Lili. “Jawara Banten: Konteks Historis, Kedudukan dan

Peranannya.” Dalam Politik dan Perubahan: Antara Refor-masi Politik di Indonesia dan Politik Baru di Malaysia, diedit oleh Leo Agustino. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Rosidin, Dindin Nurul. “Quo Vadis Mathla‘ul Anwar.” Makalah

disampaikan pada Rapat Kerja Nasional Mathla‘ul Anwar

di Batam, 2007.

Rothstein, Bo, Marcus Samanni, dan Jan Teorell. “Explaining the

Welfare State: Power Resources vs. The Qualtity of

Government,” European Political Science Review: Euro-pean Consortium for Political Research (Tanpa Bulan dan

Tahun Terbit), 1-28.

Rizal, M. “Klan Atut dari Jawara Beralih ke Uang,” artikel diakses

tanggal 3 Juli 2013, dari http://news.detik.com/read/2011/

09/12/145200/1723198/159/ klan-atut-dari-jawara-beralih-

ke-uang.

Rudnyckyj, Daromir Antonovych. “Islamic Ethics and Spiritual

Economy in Contemporary Indonesia.” Disertasi Ph.D.,

Universitas California, Berkeley, 2006.

S{an‘a>ni>, al-Ha>fiz} al-Kabi>r ’Abi> Bakr ‘Abd al-Razza>q ibn Ham-

ma>m al-. Al-Mus}annaf. Beirut: Al-Majlis al-‘Ilmi>, 1970.

Page 430: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 403

Scott, James C. “Patron-Client Politics and Political Change in

Southeast Asia.” The American Political Science Review

66, no. 1 (Maret 1972): 91-113.

Seksi Statistik Neraca Wilayah, Badan Pusat Statistik (BPS)

Kabupaten Serang. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang Menurut Lapangan Usaha 2005. Serang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang, 2006.

Seksi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang 2007. Serang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang, 2008.

Seksi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik. Produk Domestik Regional Bruto Kota Serang 2009. Serang:

Badan Pusat Statistik Kota Serang, 2010.

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang Menurut Lapangan Usaha 2012-2016. Serang: BPS Kabupaten Serang, 2017.

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik. Produk Domestik Regional Bruto Pandeglang Menurut Lapangan Usaha 2010-2011. Pandeglang: Badan Pusat Statistik Kabupaten

Pandeglang, 2012.

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik. Produk Domestik Regional Bruto Kota Tangerang Selatan Menurut Lapa-ngan Usaha 2010-2014 (Setu: Badan Pusat Statistik Kota

Tangerang Selatan, 2015.

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang 2010 Menurut Lapangan Usaha. Serang: BPS Kabupaten Serang, 2011.

Sharma, Subhash. “The Dynamics of Women’s Empowerment: A

Critical Appraisal.” Social Change 47, no. 3 (Agustus

2017): 387-405.

Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Kese-rasian al-Qur’an volume 15. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Shils, Edward. “Angkatan Bersenjata dalam Pembangunan Politik

Negara-negara Baru.” Dalam Elite dalam Perspektif

Page 431: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

404 Oligarki dan Demokrasi...

Sejarah, disunting oleh Sartono Kartodirdjo, 177-220.

Jakarta: LP3ES, 1983.

Sjadzali, Munawir. Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-

Press), 1993.

Smith, Daniel A. Ulasan tentang Corruption and State Politics in Sierra Leone, ditulis oleh William Reno dan ulasan

tentang Politics and Corruption in Africa: A Case Study of Sieara Leone, ditulis Sahr John Kpundeh. Africa Today

44, no. 3 (Juli-September 1997): 362-65.

Sopian, Najmu L. “Political Dynasties and the Emergence of

Local Oligarchs in Post-Suharto Indonesia and the

Philippines.” Paper diajukan untuk memenuhi persyaratan

kuliah tentang Politics of Southeast Asia pada the

Department of Political Science, Northwestern University,

2014.

Spakovsky, Hans A. von dan Elizabeth H. Slattery. “One Person,

One Vote: Advancing Electoral Equality, Not Equality of

Representation.” Legal Memorandum no. 161 (10

September 2015): 1-5.

Strauss, Leo dan Joseph Cropsey, eds. History of Political Philo-sophy. Chicago dan London: The University of Chicago

Press, 1987.

Suharto. “Banten Masa Revolusi 1945-1949: Proses Integrasi

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Disertasi

Doktor, Universitas Indonesia, 2001.

Sulistyo, Hermawan. “Electoral Politic in Indonesia: A Hard Way

to Democracy.” Dalam Electoral politics in Southeast & East Asia, diedit oleh Aurel Croissant, 75-99. Singapora:

Friedrich-Ebert-Stiftung, 2002.

Suwayda>n, T}a>riq al-. Silsilat Qashash al-’Anbiya>’: Qishat Nu>h} Syamsuddin, M. Dien. Islam dan Politik Era Orde Baru. Jakarta:

Logos Wacana Ilmu, 2001.

Syme, Ronald. The Roman Revolution. Oxford: Oxford Univer-

sity Press, 1939.

Page 432: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 405

“The Failed States Index 2013,” data diakses tanggal 7 Juli 2013

dari http://ffp.states index.org/rankings-2013-sortable

T{abra>ni>, al-H{a>fiz} ’Abi> al-Qa>sim Sulayma>n ibn ’Ah}mad al-. Al-Mu‘jam al-Kabi>r. Kairo: Maktabah ibn Taymi>yah, 1983.

Taymi>yah, Ibn. Al-Siya>sah al-Shar‘iyyah fi> Is}la>hi al-Ra>‘i > wa al-Ra‘i>yah, Tanpa Tempat Terbit: Da>r al-Ka>tib al-‘Arabi>,

Tanpa Tahun Terbit.

Tihami, M.A. “Kiai dan Jawara di Banten: Studi tentang Agama,

Magi, dan Kepemimpinan di Desa Pasanggrahan Serang,

Banten,” Tesis Magister, Universitas Indonesia, 1992.

---------, ed. Refleksi Pemikiran Fiqh: Mensyukuri 70 Tahun Prof. K.H. Abdul Wahab Affif, M.A. Serang: Sengpho Founda-

tion, 2006.

Tim Raksa Ajar Indonesia. Kata pengantar pada terjemahan

Sala>lim al-Fud}ala>’: Menapaki Tangga-tangga Keutamaan Hidup, oleh Imam Nawawi Al-Bantani, 21-22.Serang:

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten, 2017.

Tirmidhi>, al-Ima>m al-Ha>fiz} Muh}ammad ibn ‘I<sa> ibn Sawrah al-

.Sunan al-Tirmidhi>. Riyad: Maktabah al-Ma‘a>rif li al-

Nashr wa al-Tawji>‘, 1417 H.

Turmudi, Endang. Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan. Yogya-

karta: LKIS, 2003.

Ullah, AKM Ahsan dan Ahmed Shafiqul Huque. Asian Immigrans in North America with HIV/AIDS: Stigma, Vulnerabili-ties, and Human Rights. London: Springer, 2014.

Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974

tentangPokok-pokok Pemerintahan di Daerah.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000

tentang Pembentukan Propinsi Banten.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2007

tentang Pembentukan Kota Serang di Provinsi Banten.

Page 433: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

406 Oligarki dan Demokrasi...

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2008

tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi

Banten.

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan

Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD).

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah.

Valdy, Teuku Muhammad. “Ketika Kotak Kosong Jadi Juara di

Makassar.” KumparanNews, Kamis, 28 Juni 2018. Diakses

Jumat, 10 Agustus 2018. https://kumparan.com/@kumparan

news/ketika-kotak-kosong-menang-jadi-juara-di-

makassar-27431110790534150.

Vicente, Pedro C. “A Model of Vote-Buying with an Incumbency

Advantage.” Makalah dan Hasil-hasil Eksperimen Januari

2013. Artikel diakses 3 Juni 2014 dari http://www.

pedrovicente .org/vb.pdf.

Wawancara pribadi dengan Adam Sofian, Kepala Seksi Neraca

Konsumsi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten,

Senin, 30 Oktober 2017.

Wawancara pribadi dengan Fitron Nur Ikhsan, Juru Bicara

Keluarga Ratu Atut Chosiyah Tahun 2013-2014 dan

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Provinsi Banten Periode 2014-2019, di Serang-Banten,

Kamis, 14 Desember 2017.

Wawancara pribadi dengan K.H. Tb. A. Khatibul Umam,

Pengasuh Pondok Pesantren Annizhomiyyah di Kampung

Jaha Desa Sukamaju, Kec. Labuan, Kab. Pandeglang

Banten, Senin, 30 Juli 2018.

Wawancara pribadi dengan K.H. Ma'ruf Amin, Pengasuh Pondok

Pesantren An-Nawawi, Tanara, Banten dan Ketua Umum

Page 434: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 407

Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui sambungan

telepon di Jakarta, Selasa, 31 Juli 2018.

Wawancara pribadi dengan Febri Diansyah, Juru Bicara Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Selasa, 7

Agustus 2018.

Wawancara Pribadi dengan Gufroni, Koordinator Banten Bersih

melalui sambungan telepon dari Jakarta, Senin, 6 Agustus,

2018.

Wawancara pribadi dengan Lili Romli, Profesor Riset Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) asal Serang, Banten

bidang Kepartaian, Agama, dan Otonomi Daerah, di

Jakarta, Senin, 6 Agustus, 2018.

Weber, Max. “Politics as a Vocation.” Dalam From Max Weber: Essays in Sociology, diedit dan diterjemahkan oleh H. H.

Gerth dan C. Wright Mills, 77-128. New York: Oxford

University Press, 1946.

Widoyoko, J. Danang. Oligarki dan Korupsi Politik Indonesia: Strategi Memutus Oligarki dan Reproduksi Korupsi Politik. Malang: Setara Press, 2013.

Williams, Michael C. Communism, Religion, and Revolt in Banten. Athens: Ohio University Center for International

Studies, 1990.

Winters, Jeffrey A. Oligarchy. New York: Cambridge University

Press, 2011.

---------, dan Benjamin I. Page. “Oligarchy in the United States?”

Perspectives on Politics 7 (2009): 731-751.

---------, “Oligarchy and Democracy.” The American Interest 7,

no. 2 (Desember 2011): 18-27.

---------, “Oligarchy and Democracy in Indonesia.” Indonesia 96

(Oktober 2013): 11-33.

---------, pesan e-mail kepada peneliti, 22 Juli 2018.

Wolfe, Joel D. “Robert Michels 1876-1936.” Dalam The Routledge Dictionary of Twentieth-Century Political Thinkers, diedit oleh Robert Benewick dan Philip Green,

174-5. London dan New York: Routledge, 1998.

Page 435: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

408 Oligarki dan Demokrasi...

Wright, Erik Olin, ed. Approaches to Class Analysis. Cambridge:

Cambridge University Press, 2005.

Wulandari, Aprias Eko. Produk Domestik Regional Bruto Menu-rut Lapangan Usaha Kota Serang 2012-2016. Diedit oleh

Dadang Ahdiat. Serang: Badan Pusat Statistik Kota

Serang, 2017.

Page 436: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 409

GLOSARIUM

Demokrasi Bentuk pemerintahan di mana

semua warga negaranya memiliki

hak setara dalam pengambilan kepu-

tusan yang dapat mengubah hidup

mereka. Demokrasi mengizinkan

warga negara berpartisipasi—baik

secara langsung atau melalui perwa-

kilan—dalam perumusan, pengem-

bangan, dan pembuatan hukum.

Definisi lain dari demokrasi adalah

sebuah metode untuk mencapai

keputusan bersama tanpa kekerasan

dengan melibatkan partisipasi me-

nyeluruh dari pihak-pihak atau ke-

lompok-kelompok berkepentingan.

Elite Mereka yang memiliki kontrol atau

akses yang sangat tak sepadan atau

ekstrem terhadap sumber daya eko-

nomi, sosial, budaya, politik, atau

pengetahuan (knowledge capital).

Hak Politik Formal Sumber daya kekuasaan yang paling

tak langka dan paling tersebar di

tingkat individu dalam keadaan ada-

nya hak pilih bagi semua orang dan

sedikitnya rintangan untuk berparti-

sipasi dalam politik. Hak politik ini

dianggap sebagai kebebasan liberal

karena mencakup satu suara untuk

setiap orang, kebebasan berpenda-

Page 437: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

410 Oligarki dan Demokrasi...

pat tanpa ditindas, dan kesempatan

mendapatkan akses terhadap infor-

masi yang dimiliki semua orang

dalam masyarakat. Hak politik baru

menjadi benar-benar penting di

antara individu kalau bersifat makin

ekslusif, baik secara formal maupun

praktik.

Hubungan Patron-Client Sebuah hubungan pertukaran antar

peran, yakni sebuah kasus khusus

dalam ikatan dyadic (dua-orang)

yang melibatkan pertemanan instru-

mental secara luas di mana seorang

individu dari status sosioekonomi

yang lebih tinggi (patron) menggu-

nakan pengaruh dan sumber daya-

nya untuk memberikan perlindu-

ngan atau berbagai manfaat atau

keduanya, terhadap seorang indivi-

du yang status sosioekonominya

lebih rendah (client). Pada giliran-

nya, client memberikan imbalan

dengan menawarkan dukungan dan

bantuan secara umum, termasuk

pelayanan personal kepada patron.

Dalam literatur antropologi, patron-client berhubungan dengan beberapa

istilah seperti clientelism, dyadic contract, personal network, dan

action-set.

Jawara Suatu golongan sosial yang me-

ngandalkan keberanian dan kekua-

tan fisik, agresif, terbuka (blak-

blakan) dan sompral (tutur kata

Page 438: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 411

yang keras). Untuk menunjang

keandalan fisiknya itu, jawara mem-

butuhkan magi walaupun dalam

bentuk yang paling mudah, misal-

nya jimat, rajah dan sebagainya

yang kesemuanya itu paling banyak

diperoleh dari kiai.Dalam konteks

kekinian, jawara didefinisikan seba-

gai pemimpin informal darigama

yang bersifat profandan dilengkapi

dengan kecakapan ilmu bela diri

serta memiliki sumber daya kekua-

saan material yang ekspansif.

Kekuasaan Jabatan Resmi Sumber daya kekuasaan yang bera-

sal dari jabatan resmi yang tinggi di

pemerintahan, organisasi besar baik

sekuler maupun agama, atau jabatan

di perusahaan baik swasta maupun

perusahaan negara. Sumber daya

kekuasaan tersebut punya pengaruh

dramatis pada profil kekuasaan

segelintir individu. Pada zaman

modern, organisasi-organisasi terse-

but adalah badan berdasarkan aturan

yang mengonsentrasikan kekuasaan

dengan menghimpun sumber daya

keuangan, jejaring operasi, dan pe-

ngelompokan anggota atau bawahan

yang bisa dipimpin, dilibatkan, atau

diperintah melalui kelembagaan.

Kekuasaan Koersif Pengaruh atau kapasitas individu

atau kelompok terhadap yang lain

atas dasar atau dengan cara pemak-

saan dan kekerasaan.

Page 439: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

412 Oligarki dan Demokrasi...

Kekuasaan Material Sumber daya kekuasaan yang bera-

sal dari kekayaan. Kekayaan mende-

finisikan oligark, menggerakkan

politik dan proses oligarki. Sumber

daya kekuasaan material menyedia-

kan dasar untuk tegaknya oligark

sebagai pelaku politik yang tang-

guh. Sumber daya material menge-

jawantah dalam berbagai bentuk.

Yang paling luwes adalah uang

tunai. Kekayaan sudah lama dikena-

li sebagai sumber kekuasaan ekono-

mi, sosial, dan politik. Orang bisa

menjadi sama sekali tak berkuasa

kalau tidak punya kekayaan. Kelu-

wesan luar biasa kekuasaan material

itulah yang menjadikannya sangat

penting dalam politik. Kekuasaan

material yang bisa membeli pertaha-

nan kekayaan, baik dalam bentuk

kemampuan pemaksaan atau me-

nyewa jasa pertahanan dari profe-

sional yang ahli.

Kekuasaan Mobilisasi Kapasitas individu untuk mengge-

rakkan atau memengaruhi yang

lain—kemampuan memimpin orang,

meyakinkan pengikut, menciptakan

jejaring, menghidupkan gerakan,

memancing tanggapan, dan meng-

inspirasi orang untuk bertindak (ter-

masuk membuat mereka mengambil

risiko dan berkorban).

Page 440: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 413

Kiai Pemimpin agama (Islam) yang sak-

ral dan memiliki otoritas serta

legitimasi kharismatis yang luas.

Ménak Istilah yang digunakan dalam buda-

ya Sunda untuk merujuk pada sese-

orang yang dijunjung tinggi, terma-

suk aristokrasi dan para pejabat

tinggi.

Oligarki Kompleks Sebuah sistem pemerintahan di

mana hampir semua kekuasaan poli-

tik dipegang oleh segelintir orang

kaya yang membuat kebijakan ma-

syarakat umum. Kebijakan tersebut

hanya menguntungkan mereka sen-

diri secara finansial dan kurang atau

sama sekali tidak memperhatikan

kepentingan sebagian besar warga

negaranya.

Oligarki Panglima Oligarki yang perpecahannya antar-

oligark berada pada tingkat terting-

gi. Kalaupun ada persekutuan bersi-

fat tak stabil dalam konteks persai-

ngan keras yang selalu berubah.

Tiap sosok otoritas unggul yang

muncul di antara para oligark hanya

bisa mendominasi untuk sementara.

Konflik dan ancaman umumnya ber-

sifat lateral antar-oligark panglima.

Klaim atas wilayah sumber kekaya-

an, sumber daya, dan populasi ba-

wahan tumpang tindih dan menjadi

bahan seteru. Pengumpulan kekaya-

an dengan cepat paling banyak

terjadi melalui penaklukan, walau

Page 441: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

414 Oligarki dan Demokrasi...

para oligark panglima juga me-

ngambil surplus dari produsen pri-

mer. Sumber daya pemaksaan dan

material terjalin amat erat bagi

oligark panglima sehingga nyaris

tak terpisahkan. Kapasitas pemaksa

ada untuk pertahanan kekayaan, dan

kekayaan digunakan untuk meme-

lihara kapasitas pemaksa.

Oligarki Penguasa Kolektif Para oligark yang masih berperan

besar secara pribadi dalam pelaksa-

naan kekerasan, namun berkuasa

secara kolektif dan melalui lembaga

yang memiliki norma atau aturan

main.

Oligarki Sipil Oligark yang sepenuhnya tak ber-

senjata dan tidak berkuasa langsung.

Kekuasaan bersifat sporadis selaku

tokoh politik individual, bukan

dalam kapasitas oligarkis. Bedanya

dengan sultanistik, pada oligarki

sipil, yang menggantikan individu

tunggal sebagai pelaksana pemaksa-

an yang mempertahankan harta oli-

garki, adalah adanya lembaga pela-

ku yang dikendalikan oleh hukum.

Oligarki Sultanistik Oligarki yang terbentuk ketika ter-

jadi monopoli sarana pemaksaan

berada di tangan satu oligark, bukan

negara terlembaga yang dibatasi

hukum. Di dalamnya, marak hubu-

ngan patron-klien dengan norma

perilaku dan kewajiban tertentu

yang terkait dengannya. Akan

Page 442: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 415

tetapi, penegakan hukum tidak ada

atau beroperasi sebagai sistem ke-

kuasaan hukum yang bersifat

pribadi.

Oligarki Kekuasan yang dijalankan oleh para

warga negara terkaya yang selalu

tumbuh menjadi golongan kecil.

Partisipasi politik Kegiatan yang dilakukan oleh pri-

badi warga negara untuk memenga-

ruhi pengambilan kebijakan peme-

rintah.

Partisipasi politik mobilisasi Partisipasi politik yang digerakan

oleh pihak-pihak di luar partisipan.

Partisipan melaksanakan partisipa-

sinya tidak berdasarkan kemauan

dan aspirasinya sendiri.

Partisipasi politik otonom Partisipasi politik yang dilaksana-

kan tanpa paksaan dan berdasarkan

kemauan partisipan secara mandiri.

Partisipan berpartisipasi secara su-

karela tanpa ada yang menggerakan

atau memaksa.

Pemimpin informal Seseorang yang karena latar bela-

kang pribadi yang kuat mewarnai

dirinya, memiliki kualitas subyektif

atau obyektif yang memungkin-

kannya tampil dalam kedudukan di

luar struktur organisasi resmi. Akan

tetapi, ia dapat memengaruhi kela-

kuan dan tindakan suatu kelompok

masyarakat, baik dalam arti positif

maupun negatif. Dalam masyarakat

muslim pemimpin informal dimak-

Page 443: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

416 Oligarki dan Demokrasi...

sud bisa ulama, kiai, ustaz, atau

tokoh masyarakat.

Personal Rule Tipe sistem politik yang khusus di

mana persaingan dan perjuangan

lebih ditentukan oleh seorang indi-

vidu yang berkuasa secara penuh

dan segaja dibandingkan ditentu-

kan oleh lembaga-lembaga, ideo-

logi-ideologi, kebijakan-kebijakan

publik, dan kelompok-kelompok

kepentingan pada umumnya. Orang

yang berkuasa penuh secara sengaja

itu sangat fundamental dalam mem-

bentuk kehidupan politik.

Proyek Klasifikasi K-1 Kualifikasi dari usaha kecil milik

pelaksana konstruksi yang mensya-

ratkan kekayaan bersih lebih dari

Rp50 juta sampai dengan Rp200

juta.

Sumber Daya Kekuasaan Segala sesuatu yang bisa digunakan

atau dimanfaatkan untuk memenga-

ruhi hasil.

Vote-buying Pemberian atau hadiah yang dibe-

rikan kepada para pemilih sebelum

pemilihan berlangsung untuk ditu-

kar atau dengan imbalan suara

mereka.

Xenopobia Sensasi rasa takut atau fobia terha-

dap seseorang atau kelompok orang

tertentu yang dianggap aneh atau

asing.

Page 444: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 417

INDEKS

Abdul Aziz Ahmad, 56

Abdurrahman Wahid, 178, 187, 226

ABK, 199, 200, 201, 202, 203, 290,

296

Ace Suhaedi Madsupi, 290, 292,

293

Achmad Chatib, 130, 132, 133,

135, 136

action-set, 48, 162, 410

Acton, 85

Adam Sofian, 197, 234, 237, 238,

239, 241, 242, 243, 245, 248,

253, 254, 255, 256, 257, 258,

265, 283, 352, 400, 406

ADB, 164

Ade Sudirman, 290, 292

Afrika Selatan, 6

Agah M. Noor, 324

agama, 10, 14, 23, 29, 37, 40, 44,

56, 83, 90, 91, 94, 112, 113, 116,

117, 128, 132, 143, 153, 179,

182, 188, 210, 213, 227, 230,

381, 411

Agung Podomoro, 315

Agustino, 23, 24, 25

Ahbel-Rappe, 36, 38

Ahl al-Sunnah wa al-Jama>‘ah, 114

Ahmad Jazuli, 323

Akil Mochtar, 333, 350

akuntan, 54

al-‘ada>lah, 97

al-ama>nah, 97

al-hurriyyah, 97

Alipp, 272

al-kulliya>t al-khams, 94

al-musa>wah, 97

Alquran, 14, 30, 31, 88, 89, 91, 92,

93, 94, 95, 96, 97, 99, 104, 107,

389

al-shu>ra, 97

al-silm, 97

al-ta‘addudiyyah, 97

al-ukhuwwah, 97

amanah, 95, 103, 104, 108

Amany Lubis, 41

AMPB, 292

Annizhomiyyah, 319, 320, 321, 406

anti-Barat, 118, 127, 213

anti-Belanda, 118

antropologi, 26, 48, 162, 410

APBD, 194, 199, 351

Aprilia Hikmat, 276, 277, 281, 282,

395

aqil baligh, 102

Arban, 276, 281, 282, 332, 395

aristokrasi, 44, 66, 80, 84, 87, 88,

100

Aristoteles, 39, 40, 44, 52, 63, 66,

67, 69, 82, 89, 90

arkhein, 36

as}a>bi>yah, 105

Aspinall, 72, 78, 79

Baduy, 12, 222, 229, 396

Bakor PPB, 286

bandit, 122

Bangka Belitung, 218

Bangkalan, 11

Banten, 1, 11, 12, 15, 16, 17, 18,

19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,

28, 30, 32, 33, 109, 110, 111,

112, 113, 114, 115, 116, 117,

118, 119, 120, 121, 123, 124,

125, 126, 127, 128, 129, 130,

131, 132, 133, 134, 135, 136,

Page 445: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

418 Oligarki dan Demokrasi...

137, 139, 141, 142, 143, 144,

146, 147, 148, 150, 151, 153,

154, 157, 158, 159, 160, 161,

163, 168, 170, 172, 173, 174,

175, 177, 178, 179, 180, 181,

182, 183, 184, 186, 187, 188,

189, 190, 191, 192, 193, 194,

195, 198, 199, 200, 201, 202,

203, 204, 206, 207, 208, 209,

210, 211, 212, 213, 217, 218,

219, 220, 221, 222, 223, 224,

225, 226, 227, 228, 229, 230,

231, 232, 233, 234, 235, 236,

237, 238, 239, 240, 241, 242,

243, 244, 245, 246, 247, 248,

249, 250, 251, 252, 253, 254,

255, 256, 257, 258, 259, 264,

265, 267, 268, 269, 272, 273,

274, 275, 276, 277, 278, 279,

280, 281, 283, 284, 285, 286,

287, 288, 289, 290, 291, 292,

293, 294, 295, 296, 297, 298,

299, 300, 301, 302, 303, 304,

305, 307, 309, 310, 312, 314,

315, 316, 317, 318, 323, 326,

329, 331, 332, 333, 334, 342,

344, 345, 350, 351, 352, 381,

382, 383, 384, 385, 386, 387,

389, 390, 391, 392, 393, 395,

397, 398, 399, 400, 402, 404,

405, 406, 407, 430

Banten bantahan, 131

Banten FSPP, 180, 208

Bellamy, 51, 80, 81, 86, 89, 387

Benjamin Davnie, 179

bias-bias pluralisme, 83

Birma, 41

BKPM, 248

Blomley, 42

Boeije, 28

bourgeois socialism, 51, 86

BPK, 198

BPPKB, 315, 317, 318

BPS, 27, 219, 220, 221, 233, 234,

235, 236, 237, 238, 239, 240,

241, 242, 243, 244, 245, 246,

247, 248, 251, 252, 253, 254,

255, 256, 257, 258, 265, 267,

269, 270, 271, 273, 274, 277,

281, 352, 386, 387, 400, 402,

403, 406

broker budaya, 181

broker politik, 150, 181, 188, 193

Buehler, 78

Bukha>ri, 97

BUMN, 158

Burhanuddin Muhtadi, 17, 165, 166

Burke, 87

BURT, 273

cacat demokrasi, 6

campaign expenditure, 13

CAPAS, 110, 119, 253, 391, 397

Caraway, 72, 78

Caringin, 117, 118

Ce Mamat, 133

Ceger Bekasi, 118

Chairunnisa, 280, 281, 282

Chasanah, 11, 263, 269, 278, 282,

334, 394

China, 7

Chosiyah, 11, 28, 160, 170, 179,

180, 184, 192, 193, 208, 209,

258, 263, 265, 266, 267, 269,

272, 273, 275, 276, 277, 279,

280, 281, 282, 283, 284, 287,

288, 289, 290, 291, 292, 294,

296, 300, 301, 303, 304, 305,

306, 307, 308, 309, 310, 311,

312, 313, 315, 317, 318, 322,

324, 325, 326, 332, 333, 342,

343, 344, 345, 350, 351, 382,

394, 406

Christian Chua, 359

Ciomas, 114, 163, 174, 186, 218,

273, 296, 299

clerical oligarchy, 41

Page 446: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 419

clientelism, 48, 162, 410

coercive power, 57

Cohen, 43

complex oligarchy. See oligarki

kompleks

Cooper, 38, 89, 91

Cropsey, 38, 39, 87, 89, 91

CSEAS, 110, 119, 253, 391, 397

Daerah Istimewa Yogyakarta, 218

Dahlian pluralistic, 83

Dapil, 13, 277, 332, 392

darigama, 112, 113, 128, 214, 381

Darmadi, 110, 111, 112, 389

das sein, 30

das sollen, 30

DASK, 194

data kuantitatif, 27

data primer, 28

data sekunder, 25, 28

de facto, 38

definisi etimologis, 37

definisi terminologis, 37, 40

demagogi, 100

demagogic plutocracies, 53

Democracy Kills, 7

demokrasi, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 13, 17,

18, 19, 20, 21, 25, 26, 30, 31, 33,

35, 36, 44, 49, 50, 51, 52, 53, 62,

63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71,

73, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86,

87, 88, 100, 104, 106, 107, 108

demokrasi dan oligarki, 67, 68

demokrasi elektoral, 64, 69, 70

demokrasi prosedural, 7, 13

despotic, 8

DI/TII, 134, 148

dialektika historis, 50

Diany, 11, 271, 279, 282, 325, 332,

334, 351, 382, 394

Dimyati Natakusumah, 178, 210

Dinasti Mamluk, 41

Djago, 120

Djoko Munandar, 15, 287, 289,

291, 292, 294, 296, 297, 299,

300, 301, 303, 343

DPD, 13, 177, 272, 273, 275, 276,

277, 279, 280, 281, 287, 304,

305, 306, 307, 309, 332, 406

DPP, 300, 304, 305, 307

DPR, 13, 116, 149, 177, 198, 226,

272, 273, 279, 286, 287, 305,

306, 310, 314, 332, 333, 406

DPRD, 13, 145, 168, 177, 181, 182,

198, 199, 200, 201, 202, 207,

209, 226, 270, 274, 275, 276,

278, 280, 281, 283, 284, 285,

287, 289, 292, 293, 294, 296,

297, 307, 310, 332, 333, 406

dyadic contract, 48, 162, 410

Economist Inteligence Unit, 6

Edmund Scott, 124

eksogen, 32, 109, 161

elite, 8, 9, 19, 24, 25, 29, 31, 35,

37, 39, 40, 50, 51, 52, 53, 54, 55,

56, 58, 59, 64, 67, 72, 73, 78, 79,

81, 84, 86, 88, 89, 92, 93, 98,

107

empiris, 31, 35, 73, 74, 78, 89

enforcement costs, 43

Erdi Bachtiar, 323

etnisitas, 83

eufemisme, 165

Failed State Index, 6

Farabi, 100, 101

Fatah, 2

fatwa, 178, 210, 256

Femia, 53

feodal, 7, 9, 37, 40

Ferry Muchlis Ariefmuzzaman, 323

FISIP, 190, 207, 345, 429

Fitron Nur Ikhsan, 164, 165, 170,

171, 172, 196, 197, 198, 283,

284, 310, 406

FKKTM, 179, 208

Flick, 27

Page 447: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

420 Oligarki dan Demokrasi...

Ford, 72, 77, 78

fragmentasi, 77

Friedrich, 38, 41, 42, 44, 89, 90,

232, 341

FSPPS, 180, 184, 209

furifikasi Islam, 119

Gapensi, 167, 168

gay, 83

gerakan kelas bawah, 78

gerakan-gerakan sosial, 75, 78

Gerth, 57, 295

Ghazali >, 100

Ghazali>,, 100

Giddens, 50

Golkar, 139, 141, 142, 143, 144,

145, 146, 147, 149, 150, 151,

152, 153, 154, 155, 156, 157,

159, 160, 174, 177, 179, 180,

182, 189, 206, 210, 272, 273,

275, 276, 287, 289, 290, 291,

292, 296, 300, 301, 303, 304,

305, 306, 309, 332, 333, 350,

351, 355

golongan kecil, 36, 40

Gorontalo, 218

gubernur jenderal, 17, 192, 206,

299

Guillermo O’Donnell, 166

Guillot, 124, 125, 227, 390

h}ima>yat al-‘aql, 94

h}ima>yat al-amwa>l, 94

h}ima>yat al-di>n, 94

h}ima>yat al-nafs, 94

h}ima>yat al-nasl, 94

Hadis, 30, 88, 97, 98, 107

hadis qudsi, 97

Hadiz, 3, 12, 24, 39, 63, 64, 72, 73,

74, 75, 84, 85, 87, 89, 91

haji, 111, 169, 385

Haji Tubagus Kaking, 160

hak milik, 37, 41, 42, 43, 59, 94,

103, 104, 105, 232

hak politik, 46, 56, 79

hak-hak asasi manusia (HAM), 78

HAM, 78

Hamid, 23, 25

Hamied, 323

Hamzah, 333, 350

Hanan, 77, 78, 79

Hawksley, 7

Hazrumy, 273, 274, 275, 279, 280,

282, 291, 332, 333, 382, 394,

395

Hegel, 50

held against others, 43

Herman Haeruman, 289, 292

Heryani, 12, 270, 278, 282, 333,

334, 382, 394, 395

Hidayat, 159, 169, 193, 194, 195,

196, 199, 200, 201, 202, 203,

204, 205, 218, 222, 223, 224,

226, 285, 286, 287, 288, 289,

290, 291, 292, 293, 294, 296,

297, 301, 331, 342, 343, 344,

350, 351, 391

HM Masduki, 179

HMI, 323, 429

Hotel Ratu, 276

Hox, 28

HTI, 56, 385

Hu>d, 91, 92, 94

hubungan sibernetik., 22

hukum besi elistisme, 52

hukum besi oligarki, 51, 52

Hutchinson, 38, 89, 91

IAIN, 145

Ibn Abi Rabi’, 100, 101

Ibn Khaldu>n, 14, 99, 100, 105

Ibn Taymi>yah, 15, 100

Ical, 304

ICW, 272

identitas ras, 10, 44

IDI, 250, 251, 252, 386

Imam Nawawi Al-Bantani, 118,

405

Imperial Rome, 4

Page 448: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 421

INC, 430

Incas, 42

IndeksDemokrasi Global, 6

Indonesia, 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 12,

13, 14, 17, 18, 22, 23, 24, 26, 30,

39, 41, 44, 60, 62, 63, 64, 69, 71,

72, 73, 74, 75, 77, 78, 79, 84, 88,

92, 95, 96, 100, 110, 116, 118,

119, 120, 124, 127, 129, 130,

131, 132, 133, 134, 135, 138,

139, 140, 142, 143, 145, 147,

148, 150, 151, 152, 153, 155,

157, 159, 160, 161, 163, 166,

167, 169, 173, 174, 176, 188,

190, 192, 193, 217, 218, 219,

220, 222, 223, 224, 227, 228,

229, 232, 250, 251, 252, 253,

255, 257, 260, 263, 265, 267,

269, 270, 272, 273, 275, 276,

277, 278, 280, 283, 285, 288,

304, 312, 313, 314, 315, 316,

323, 325, 327, 331, 344, 384,

385, 386, 387, 389, 390, 391,

392, 393, 396, 397, 398, 399,

400, 401, 402, 404, 405, 406,

407, 430, 431

informal leader, 16, 110, 111, 115,

138, 214, 253

informal politics, 166

interaksionisme simbolik, 27

intimidasi, 120, 123, 194, 205, 207,

289, 295, 302, 345

Irak, 41

Irfani, 16, 23, 24

Irsjad Djuwaeli, 149, 155, 180, 209,

305

Irsyad Djuwaeli, 179, 224

Irwin, 28

islamisasi, 117, 128

Italia, 42, 51, 80, 86

J. Danang Widoyoko, 41, 63, 64

jabatan resmi, 56, 79, 132, 411

jagabaya, 122

jago, 122

Jaman, 11, 263, 267, 268, 269, 277,

282, 333, 351, 394, 395

janur kuning, 183, 188, 384

Java underground, 119

Jawa Barat, 12, 133, 142, 161, 163,

168, 174, 190, 191, 211, 218,

219, 221, 222, 223, 224, 225,

226, 227, 229, 230, 231, 237,

308, 330, 386, 429, 431

Jawa Tengah, 11, 218, 301

Jawa Timur, 11, 218

jawara, 12, 16, 20, 22, 23, 24, 25

jawara tulen, 170, 172, 189, 211

jawara-pengusaha, 170, 189, 204,

211, 256, 258, 259, 286

Jerman, 42, 51

K.H. Abd Gaffar Tirtayasa, 118

K.H. Ahmad Dahlan, 118

K.H. Arsyad Thowil, 118

K.H. Asnawi, 118

K.H. Hasyim Asyari, 118

K.H. Ilyas, 118

K.H. Jahari, 118

K.H. Kholil Bangkalan, 118

K.H. Ma'ruf Amin, 321, 407

K.H. Najihun, 118

K.H. Tb. A. Khatibul Umam, 319,

320, 321, 406

K.H. Tubagus Bakri, 118

K.H. Tubagus Muhammad Asnawi,

118

Kabupaten Lebak, 240, 241, 244,

245, 247, 306

Kabupaten Pandeglang, 245, 270,

271, 402, 403

Kabupaten Serang, 142, 168, 220,

240, 241, 244, 265, 266, 269,

270, 274, 296, 386, 387, 403

Kabupaten Tangerang, 221, 240,

241, 243, 247, 249, 275, 308,

388

kadigjayaan, 113

Page 449: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

422 Oligarki dan Demokrasi...

Kadin, 167, 168, 170, 173, 202,

203, 205, 303, 351

kafir, 14, 91, 98, 106

Kamboja, 8

Kamtekar, 36, 38

Kardorff, 27

kaum ménak, 111

Kaya>li, 36, 38

Kazakhstan, 6

KBBI, 88

keadilan, 4, 7, 85, 95, 97, 102, 108

keadilan sosial, 95

kebajikan (virtue), 44

kebebasan, 43, 56, 67, 83, 85, 94,

97, 115, 134, 409, 430

kebijakan syariah, 78

kekayaan (wealth), 44

kekerasan fisik, 120

kekuasaan komite eksekutif, 55

kekuasaan material, 19, 21, 26, 31,

50, 56, 58, 64, 68, 69, 70, 77

kekuasaan mobilisasi, 56, 79

kekuasaan pemaksaan (koersif), 56,

57

kelas, 13, 25, 31, 47, 51, 52, 54, 55,

62, 67, 72, 78, 79, 80, 81, 84, 86,

101

kelompok Rau, 300, 302, 303, 304,

305, 306, 307, 308, 312, 326

kemajemukan, 97

kemerdekaan, 95

Kemp-Leonard, 28

kemusyrikan, 94

kepala desa, 103, 120, 122, 123,

126

kepala negara, 102, 103, 104

kepemilikan saham, 45, 264

kepemilikan tanah, 9, 45, 264

kepercayaan dan akuntabilitas, 97

keprihatinan lintas sektoral, 83

Kepulauan Riau, 218

kesejahteraan umum, 94

kesetaraan yuridis formal, 83

kesukuan, 10, 14, 44, 98

keterpandangan (noble birth), 10,

44

ketidaksetaraan kapitalis, 43

kewanitaan, 83

KH, 130, 132, 133, 135, 136, 142,

145, 149, 154, 156, 177, 178,

179, 182, 187, 208, 209, 210

KH Datep, 178

KH Irsyad Djuwaeli, 177

KH Ujang Rapiudin, 182, 210

Khaldu>n, 14, 99, 100, 105

Khaliq, 274, 275, 280, 282, 395

Kiai Aminuddin Ibrahim, 178

Kiai Haji Wasid, 117, 128, 213

Kiai Khozinul Asror, 180, 209

Kiai Muhtadi Dimyati, 178, 182

Kiai Salman, 177, 192

Kiai Salman Al Faris, 177, 192

Kiai Subroni Mansyur, 192

Kiai Syahrir Abror, 192

Kiai Wahab Afif, 177

kiyai, 20, 22

KKN, 199, 345

kleptokratik, 8

KNI, 133

KNPI, 276, 280, 281, 323

Kodam VI Siliwangi, 161, 329

Komalasari, 263, 275, 280, 281,

282

Komarudin, 323

konsolidasi, 5, 123

Konstituante, 116

konsultan, 47, 54

Korea, 41

Korpi, 42

Kota Cilegon, 240, 244, 246, 247,

249

Kota Serang, 11, 157, 220, 240,

241, 244, 267, 268, 269, 275,

280, 333, 401, 403, 406, 408

Kota Tangerang, 220, 221, 235,

240, 241, 243, 245, 247, 249,

Page 450: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 423

271, 326, 351, 396, 397, 403,

406

Kota Tangerang Selatan, 240, 241,

243, 271, 396, 403

KPK, 27, 29, 191, 212, 263, 264,

265, 266, 267, 268, 269, 270,

271, 273, 274, 275, 276, 277,

281, 282, 344, 345, 394

KPPB, 286

KPU, 18, 274, 395

KTP, 242

kualitas luhur, 101

kualitatif, 26, 27, 90

Kudus, 118

La Ode Asrarudin, 180

Labuan, 319, 320, 321, 406

Lakpesdam NU, 178

Laos, 41

Latif, 5, 6, 7

LBB, 323, 324, 325, 326

legitimasi tradisional, 15, 20, 25

lembaga-lembaga demokratis, 82

level-level pragmentasi politik, 72

LHKPN, 27, 28, 191, 212, 263,

264, 265, 266, 267, 268, 269,

270, 271, 273, 275, 276, 281,

282

Libanon, 41, 430

liberal, 53, 80, 83

Liddle, 12, 63, 72, 73, 74, 75, 76,

77, 84, 107, 327

Lingkaran Survei Indonesia, 304,

323

lingkungan, 83

LNPRT, 253, 254, 259

loba, 101, 102

local strongmen, 23

LSI, 304, 326

LSM, 158, 292

Lubis, 37, 41

M3B, 301

Machiavelli, 12, 63, 72, 327, 396

madrasah, 179

magi, 23, 113, 126

Majelis Taklim, 180, 209

mala’, 92, 93

maling teriak maling, 201

Maluku Utara, 218

Mardiyanto, 220

Marissa Haque, 179, 304, 306

Marx, 12, 50, 52, 63, 72, 327

Marxis, 72

Mas Ahmad Daniri, 179

Mas Santoso, 168

masa pra-Islam, 222, 229

Masaaki, 23, 25

Masykuri Abdillah, 96

Material Power Index, 25, 90

material power resources, 5, 25

materialisme historis, 50

Mathla’ul Anwar, 148, 149, 152,

180, 209

Maulana Muhamad, 124

Mawardi, 100

Melaway Jaya Realty, 315

metode kuantitatif sederhana, 27

Michels, 37, 38, 50, 51, 52, 53, 81,

82, 87, 89, 407

Mietzner, 72, 77

Mills, 57, 295

MK, 333, 342, 355

modal sosial, 20, 41, 206

Modus operandi, 207

Moghissi, 37, 40, 401

money is power, 5

money politics, 13, 18

monoteisme, 94

Moore, 13, 79

moralitas, 83, 86

Mosca, 50, 51, 80, 81, 89

MPI, 259, 264, 266, 267, 277, 282,

309, 382

Mu>sa, 92

Muchtar Mandala, 182

Mudhar, 105

MUI, 178, 210, 256

Page 451: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

424 Oligarki dan Demokrasi...

multiflier effect, 234

Mulyana, 26, 27, 29

mushtaq, 95

musyawarah, 96, 108

Nafsirin Hadi, 148, 149, 152

Nahdlatul Ulama, 145, 178

no bourgeoisie, no democracy, 79

noninferensial, 27

normatif, 14, 31, 35, 88, 89, 93, 108

NU, 139, 145, 180, 181, 209

Nu>h, 92

Nugraha, 48, 49, 56

oligark, 2, 9, 10, 14, 18, 19, 20, 21,

25, 33, 42, 44, 45, 47, 48, 49, 50,

53, 55, 56, 58, 59, 60, 61, 62, 63,

64, 67, 68, 69, 70, 71, 73, 77, 79,

82, 83, 84, 85, 89, 93, 104, 105,

107

oligarkhia, 36

Oligarki, 2, 3, 10, 12, 20, 35, 36,

37, 39, 40, 41, 42, 46, 48, 49, 50,

55, 56, 59, 60, 62, 63, 64, 65, 72,

79, 85, 86, 88, 89, 95, 97, 100,

106, 107, 125, 128, 137, 155,

210, 232, 260, 263, 327, 396,

399, 407, 413, 414, 415

oligarki dan demokrasi, 49, 65, 68,

82, 83, 84

oligarki kompleks, 3, 39, 63, 72, 73,

75, 84, 85

oligarki militer, 41

oligarki panglima (waring), 60

oligarki penguasa kolektif (ruling),

60

oligarki sipil (civil), 60, 61

oligarki sultanistik (sultanistic), 60

oligoi, 36

Olson, 162, 399

one person one vote, 7, 64, 68, 71

opium, 122, 123

Orde Baru, 2, 3, 23, 24, 39, 63, 72,

73, 74, 75, 76, 78, 84

otonomi daerah, 2, 7, 24, 26

Pabuaran, 114, 218

Page, 7, 10, 36, 37, 40, 42, 44, 45,

46, 47, 48, 50, 53, 82, 83, 84, 89,

93, 105, 232, 263, 264, 307, 341

Pakistan, 9, 41

PAN, 179, 287

Pandeglang, 11, 132, 139, 147, 148,

178, 179, 181, 182, 187, 209,

210, 220, 221, 235, 240, 241,

242, 244, 245, 247, 249, 270,

271, 276, 278, 279, 281, 298,

308, 316, 326, 332, 333, 334,

389, 398, 401, 402, 403

Pangeran Mandalika, 124, 129

PAP, 273

Papua Nugini, 6

Pareto, 50, 51, 53, 80, 81, 86, 89,

387

Parkindo, 139

Parmusi, 139, 143

Partai Islam Perti, 139

Partai Nahdlatul Ulama, 139

participation power, 70, 71, 135

patrimonialisme, 166

patron-client, 23, 48, 53, 74, 162,

167, 410

PBB, 179, 202, 224, 238, 287, 307

PCC, 200

PDB, 5, 8, 27, 74, 235, 253, 273,

277, 283, 387, 400

PDI, 143, 144, 146, 285, 287, 289,

291, 292, 296, 303, 306, 307,

313

PDI-P, 287, 296, 306, 307

PDRB, 233, 235, 236, 237, 239,

240, 242, 243, 245, 246, 247,

248, 249, 253, 254, 256, 264,

265, 267, 268, 269, 270, 271,

273, 274, 275, 276, 277, 281,

282, 283, 387, 400

pelobi, 54

pemahaman ilmiah dan

metodologis, 28

Page 452: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 425

pemberontakan, 111, 116, 117, 118,

119, 123, 124, 127, 128, 130,

131, 133, 136, 213, 218, 228,

230

pemberontakan komunis, 119, 213

pemerasan proyek, 193, 199, 200,

201, 202

pemerintahan perwakilan, 55

Pemilihan Langsung, 197

Pemilu, 48

Pemilukada, 48, 56

penanaman opium kolonial, 123

pencurian ternak, 120, 121

pendekar, 141, 202

pengacara, 54

Pengadaan Langsung, 196

penipuan pajak tanah, 120

Penunjukan Langsung, 197

penyitaan dengan paksa, 45, 105

Pepinsky, 72, 75, 77, 78

Perda, 242, 313

perdamaian, 95, 97

perdamaian abadi, 95

Perdana Menteri Hun Sen, 8

permusyawaratan, 97

persamaan, 31, 65, 83, 96, 97, 108

persaudaraan, 14, 97

personal network, 48, 162, 410

personal rule, 76

perspektif teoretis, 29

pertahanan harta, 45, 50, 61

pertahanan kekayaan, 19, 44, 50,

53, 58, 60, 61, 104

pertahanan pendapatan, 45, 50, 61

pesantren, 114, 117, 143, 145, 146,

147, 148, 150, 153, 160, 179,

180, 181, 186, 192, 209, 221,

253, 254, 255, 256, 257, 259,

284, 381

Pesantren An-Nawawi, 321, 407

Peta, 130, 220

PHK, 248

PK, 287, 298

PKB, 178, 182, 187, 207, 210

PKI, 119, 130, 136, 157

PKK, 285

PKRI, 139

PKS, 110, 179, 202, 312, 313, 314,

397

Plato, 38, 67, 89, 91, 100

plutokratik, 8

PMDN, 248

PMII, 323

PMTB, 256

PNI, 139, 143

Polinsky, 43

politeisme, 94

Pondok Pesantren Modern Daar El

Qolam, 323

popular socialism, 86

PPP, 143, 144, 145, 146, 147, 150,

153, 154, 155, 178, 179, 210,

287, 289, 291, 292, 296, 301,

333

PPPSBBI, 143, 153, 157, 158, 159,

163, 168, 170, 174, 175, 189,

288, 294, 299, 302, 314, 315,

316, 317, 318

praktik monopolistik, 193

premanisme proyek, 198, 199, 200,

202, 203, 204, 207

Prentiss, 46

prinsip persamaan, 96

priyayi, 111, 112

Produk Domestik Bruto (PDB), 5,

8, 74, 233

program keagamaan, 179

proletariat, 52, 72

prosedur administratif, 194

Protes-protes jalanan, 78

proyek infrastruktur, 193

PSII, 139, 143

PT Arban Global Nusantara, 276

PT Arban Media, 276

PT Kalimaya, 160

PT Krakatau Steel Tbk, 157, 233

Page 453: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

426 Oligarki dan Demokrasi...

PT Nikomas Gemilang, 233

PT Pelayaran Sinar Ciomas

Pratama, 273

PT Ratu Bidakara Hotel, 273

PT Sinar Ciomas, 141, 158, 163,

330, 356

Purwakarta, 118

Quinn, 218, 219, 220, 221, 222,

223, 224, 226, 227, 228, 229,

401

Quraish, 89, 90, 94, 98, 99, 102,

105

Rabi’, 100

Rahnema, 37, 40, 41

rakus, 101, 102

rakyat jelata, 52, 79

ras, 37, 40, 42, 83

rasional-legal, 15, 16

RBB, 314, 315, 316, 317, 323, 326

redistribusi hukum kepemilikan,

45, 105

rent-seeking activities, 162

rezim pertahanan harta, 54

Robert A. Dahl, 83

Robison, 3, 12, 39, 63, 64, 72, 73,

74, 75, 84, 85, 87, 89, 91

Roma, 4, 62

Romli, 24

rules of the game, 166

S{a>lih, 92

santri, 31, 109, 147, 151, 180, 181,

183, 186, 209, 211, 257

Sarekat Islam, 119, 130

Satkar Jawara, 143, 153, 189, 210

Satkar Ulama, 142, 143, 144, 150,

153, 154, 157, 173, 179, 184,

192, 208, 210, 212, 215

Satpam, 192

SBY, 6

Scott, 48, 162, 318

security provider, 121

segelintir orang, 3, 35, 37, 38, 39,

40, 51, 58, 64, 66, 68, 69, 70, 82,

85, 86, 88, 89, 91, 92, 98, 101

Sekda, 343

selat Sunda, 222, 230

self-ownership, 43

senjata, 57, 83

sentralisasi kekuasaan, 123, 203

Serang, 11, 22, 110, 113, 118, 133,

139, 142, 143, 144, 145, 146,

160, 168, 173, 174, 189, 190,

207, 219, 220, 221, 227, 229,

234, 235, 237, 238, 239, 240,

241, 242, 243, 244, 245, 246,

248, 253, 254, 255, 256, 257,

258, 265, 266, 267, 268, 269,

270, 273, 274, 275, 277, 278,

280, 283, 284, 298, 301, 302,

310, 326, 333, 351, 386, 387,

398, 400, 401, 403, 405, 406,

408

Shavell, 43

Shihab, 89, 90, 97, 98, 99

Shu‘ayb, 92

sikap konfrontatif, 201

sistem budaya, 22, 25

sistem sosial, 22, 25

Sjadzali, 99, 100, 101, 102, 103,

104, 105, 106

Slattery, 46

slavery society, 5

Sochib, 16, 17

Soeharto, 2, 23, 69, 72, 74, 75, 76,

84

Sokrates, 38, 89, 90

Sopian, 24

Spakovsky, 46

SPD, 51

stationarybandits, 162

status quo, 100, 106

Steinke, 27

Strauss, 38, 39, 87, 89, 91

Sudan, 41

Page 454: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 427

Sultan Rafiuddin, 117

sumber data primer, 28

sumber data sekunder, 28

sumber daya alokatif, 5, 50

Sumber daya kekuasaan berasal

dari non material, 55

sumber daya kekuasaan material,

14, 20, 22, 25, 26, 42, 58, 64, 77,

93

sumber daya koersif, 75

sumberdaya kekuasaan dari jabatan

resmi, 54

syarat-syarat pemimpin, 101, 106

tada>ruj, 106

Taman Nasional Ujung Kulon, 222,

230

Tanara, Banten, 321, 407

Tangerang, 11, 118, 220, 222, 229,

240, 241, 242, 243, 245, 247,

248, 249, 271, 274, 275, 279,

280, 307, 308, 312, 313, 316,

323, 326, 332, 334, 351, 355,

382, 386, 388, 392, 396, 403,

431

Tangerang Selatan, 11

Tanjung Priok, 160, 175, 316, 329

Taymi>yah, 15, 100

Tebuireng, 118

Tempo, 169, 173, 272, 350, 385,

391, 430

tender, 141, 156, 164, 170, 194,

195, 196, 197, 205, 207, 212,

344, 352

teori ‘democracytrap’, 7

teori aksi, 22, 31, 72, 75, 84, 107

teori pluralisme, 72

tesis oligarki, 31, 72, 77, 79

Thailand, 6

The Fund for Peace dan Foreign Policy Magazine, 6

the Golden Horde, 42

the new predator, 190

the old predator, 190

the predatory patronage’, 24

the Social Democratic Party of Germany, 51

theory of action, 22

Thucydides, 67, 401

Tihami, 22, 23, 25

Timor Leste, 6

TKR, 133

TNI, 159

tolong-menolong, 96, 108

Tomet, 271, 272, 273, 279, 282,

333, 382, 394

true natural aristocracy, 87

Tryana Sjam’un, 179, 180, 208

u>li>gharshi>yyah, 36

uang di bank, 45, 264

Uci Sanusi, 168

ulama, 31, 37, 40, 89, 106, 108,

111, 116, 123, 128, 129, 131,

136, 139, 142, 154, 157, 184,

193, 309

UMKM, 234, 248

Uni Emirat Arab, 41

Untirta, 12, 241, 396

upah minimum, 78

vote buying, 13

wara>’, 102

Wardana, 315, 322, 323, 324, 325,

332, 334, 342, 343, 344, 350,

351, 355

wealth power, 70, 71, 135

Weber, 16, 57, 295

Weberian, 76

wewenang kharismatik, 16

wewenang tradisional, 16

Winter, 42, 44, 46, 47, 82

Winters, 1, 2, 3, 4, 5, 7, 10, 18, 29,

36, 37, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46,

47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55,

56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64,

66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 79, 82,

83, 84, 89, 90, 93, 105, 106, 107,

116, 119, 123, 129, 131, 132,

Page 455: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

428 Oligarki dan Demokrasi...

140, 142, 146, 176, 179, 183,

184, 187, 188, 221, 222, 232,

233, 237, 249, 252, 263, 264,

307, 329, 340, 341, 411

Winterston, 28

Wolfe, 37, 38, 51, 52, 81, 82, 87,

89, 407

Yordania, 41

Yunani, 36, 38, 42, 100, 107

zalim, 8, 102, 106

zaman penjajahan Belanda, 23

Zulkieflimansyah, 179, 180, 184,

208, 314

Page 456: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 429

BIOGRAFI PENULIS

Ahmad Munjin lahir di Sukabumi Jawa Barat, 2

Januari 1981. Ia adalah alumni Sekolah Dasar

Negeri 3 Bantarpanjang, Kec. Jampangtengah,

Kab. Sukabumi Jawa Barat (1988-1995). Ia

melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs.)

Pondok Modern Assalam Sukabumi (1995-

1998) dan Madrasah Aliyah Keagamaan Negeri

(MAKN) Pondok Pesantren Darussalam Ciamis

(1998-2001).

Menyelesaikan pendidikan sarjana (S1) pada Program

Studi Pemikiran Politik Islam, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

(2001-2007). Program studi tersebut merupakan cikal bakal berdi-

rinya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. FISIP resmi

berdiri pada Juli 2009. Ia menulis skripsi, Constitutional Monar-chy and the Formation of Modern Nation State: A Study of Jordan Government System.

Ia juga Koordinator Bidang Keilmuan Himpunan Mahasis-

wa Islam (HMI) Cabang Ciputat, Komisariat Fakultas Ushuluddin

dan Filsafat (2003-2004). Aktif diskusi sosiologi pada Forum

Mahasiswa Ciputat (Formaci) dan diskusi filsafat pada Indonesian Studies and Advocacy Center (ISAC) dalam kurun 2001-2005.

Tercatat sebagai mahasiswa ekstensi untuk studi episte-

mologi pada Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Jakarta

(2004). Pada saat yang sama, ia kursus bahasa Perancis di Centre Culturel Français (CCF)de Jakarta yang sekarang berubah nama

menjadi Institut Français d'Indonésie (IFI). Sejak Februari 2006 hingga Agustus 2007, ia menjadi

kontributor untuk penulisan opini di media massa atas nama Pusat

Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Universitas Paramadina.

Tugas utamanya adalah menulis opini atas nama PSIK untuk

Page 457: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

430 Oligarki dan Demokrasi...

sejumlah media massa. Selain itu, ia turut juga memprakarsai

diskusi-diskusi ilmiah di PSIK mengenai kebebasan beragama,

politik, filsafat, keislaman dan keindonesiaan.

Sejak September 2007, ia bergabung dengan perusahaan

media onlineInilah.com (www.inilah.com) di bawah naungan PT

Indonesia News Center (INC). Ia menjadi wartawan dengan

jabatan terakhir Asisten Redaktur untuk desk pasar modal dan

ekonomi. Desk yang diembannya saat ini sama sekali tidak linier

dengan program studi yang ia tekuni sebelumnya meskipun pada

awalnya bertugas pada desk politik.

Seiring berjalannya waktu, Inilah.com berekspansi dengan

mendirikan Inilah Koran di Bandung. Koran tersebut terbit per-

dana pada 10 November 2011. Tiga bulan sebelumnya, perusahaan

mendirikan majalah ekonomi dan bisnis mingguan Inilah REVIEW. Kelahirannya terbit untuk edisi perdana, 15-21 Agustus

2011. Ia menjadi penulis tetap untuk rubrik pasar modal pada

majalah tersebut.

Sejak Agustus 2013, ia meneruskan studi ke jenjang ma-

gister, pada Program Studi Pengkajian Islam konsentrasi bidang

Agama dan Politik, Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta. Ia menulis

tesis Oligarki dan Demokrasi: Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. Tulisan-tulisan opini yang dipublikasikan:

1. Fundamentalisme dan Konflik Israel-Libanon (Bisnis Indonesia, 7 September 2006);

2. Relasi Islam-Vatikan (Koran Tempo, 22 September 2006);

3. Puasa dan Pembebasan (Suara Karya, 3 Oktober 2006);

4. Puasa dan Transformasi Sosial di Indonesia (Suara Karya,

20 Oktober 2006);

5. Arus Balik dan Urbanisasi (Jurnal Nasional, 30 Oktober

2006);

6. Menyoal Kedatangan Bush (Suara Pembaruan, 16

November 2006);

Page 458: OLIGARKIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49940/1/AHMA… · Kajian Sumber Daya Kekuasaan Kiai dan Jawara di Banten. ... Alquran dalam ayat pertamanya diwahyukan

Ahmad Munjin 431

7. Ledakan Sosial dalam Lumpur Lapindo (Duta Masyarakat, 27 November 2006);

8. Pluralisme Peradaban Modern (Tangerang Tribun, 15

Februari 2007);

9. Kejujuran dan Rapuhnya Integritas Elite (Suara Karya, 23

Mei 2007);

10. Neo-Liberalism atau Old-Liberalism? (Satelit News, 24

Mei 2007); dan

11. Tuhan dalam Ruang Publik (Media Indonesia, 5 Juni

2007).

Pendidikan Formal

1. Sekolah Dasar Negeri 3 Bantarpanjang, Kec. Jampang-

tengah, Kab. Sukabumi Jawa Barat (1988-1995) dengan

STTB No. 02 OA oa 0234945;

2. Madrasah Tsanawiyah Pondok Modern Assalam Suka-

bumi Jawa Barat (1995-1998) dengan STTB No.EIV/MTs

754/043809/98;

3. Madrasah Aliyah Keagamaan Negeri (MAKN) Darussa-

lam Ciamis Jawa Barat (1998-2001) dengan STTB

No.EIV/i/MA17101/0079/2001; dan

4. Program Studi Pemikiran Politik Islam, Fakultas Ushulu-

ddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta (2001-2007) dengan gelar akademik

Sarjana Sosial (S.Sos). Nomor Ijazah ER 010477 dengan

yudisium Kumlaude.[]