kajian sosial ekonomi pedagang keris dan · pdf filetujuan dari penelitian ini adalah untuk...

142
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN KACAMATA DI ALUN-ALUN UTARA KERATON KASUNANAN HADININGRAT KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI Disusun guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) di Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun oleh: RATIH KUSUMANINGTYAS F 0106068 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: dangmien

Post on 06-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

i

KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN KACAMATA

DI ALUN-ALUN UTARA KERATON KASUNANAN HADININGRAT

KOTA SURAKARTA TAHUN 2010

SKRIPSI

Disusun guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) di Universitas

Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh:

RATIH KUSUMANINGTYAS

F 0106068

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul :

KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN KACAMATA DI

ALUN-ALUN UTARA KERATON KASUNANAN HADININGRAT

KOTA SURAKARTA

TAHUN 2010

Telah disetujui dan diterima oleh pembimbing skripsi untuk diajukan

kepada tim penguji skripsi

Surakarta, 7 Juli 2010

Disetujui dan Diterima oleh

Pembimbing

Drs. Supriyono, M.Si

NIP. 19600221 198601 1 001

Page 3: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Jurusan

Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret guna mendapatkan gelar

Sarjana Ekonomi (SE).

Surakarta, Agustus, 2010

Tim Penguji Skripsi

1. Ketua

DR. Guntur Riyanto, Msi ( )

NIP. 19580927 198601 1 001

2. Pembimbing

Drs. Supriyono, M.Si ( )

NIP. 19600221 198601 1 001

3. Penguji

DR. Agustinus Suryantoro ( )

NIP. 19590911 198702 1 001

Page 4: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

iv

MOTTO

Tiada kekuatan yang mengalahkan “Doa”

Tiada kata lebih baik dari “berusaha”

kemudahan akan terjadi pada seseorang yang berfikir sesuatu itu

mudah dan kesulitan akan terjadi pada seseorang yang selalu berfikir

sulit

Page 5: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

Kedua orang tuaku tercinta, tiada kekuatan dan semangat tanpa

kasih sayang Kalian yang begitu melimpah.

Adik-adikku tersayang

Page 6: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat ALLAH SWT atas segala limpahan

rahmat dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Skripsi ini diajukan guna melengkapi syarat-syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan

dari orang-orang yang sangat berpengaruh dalam penyelesaian skripsi ini baik

secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu saya ingin mengucapkan

banyak terimakasih kepada :

1. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si selaku ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Supriyono, M.Si selaku pembimbing skripsi. Terimakasih sebanyak-

banyaknya atas segala bantuan dan bimbingan selama penulisan skripsi. Skripsi

ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari beliau.

3. Ayah dan bundaku tercinta, terimakasih atas doa-doa yang tiada henti-hentinya

engkau panjatkan demi anakmu. Terimakasih atas limpahan kasih sayang yang

selalu menguatkan hatiku.

4. Adik-adikku tersayang, terimakasih buat keceriaan yang selalu kalian berikan

yang mampu membangkitkan semangat kembali.

5. “Ibunda” tersayang Endang Sri Mastuti, terimakasih atas doa dan support nya.

Page 7: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

vii

6. My special Friend “Ibnu Gendro Wahyuono”, terimakasih buat kesabaran dan

segala dukungan yang diberikan. Segalanya terasa mudah dengan mu.

7. Temen-temanku Ekonomi Pembangunan angkatan 2006 yang tidak dapat

disebutkan satu per satu, terimakasih atas semua hal yang indah selama ini.

Pertemanan yang indah yang tidak akan pernah terlupakan dalam hidup. I miss

u all.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisa skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, terimakasih atas semua dukungan dan bantuan yang

telah diberikan.

Saya menyadari skripsi ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu saya

mengharap kritikan dan evaluasi yang bersifat membangun guna perbaikan ke

depan.

Demikian kata pengantar ini, saya berharap skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pembaca.

Surakarta, juli 2010

Peneliti

Ratih Kusumaningtyas

Page 8: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Pendahuluan ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................... 6

C. Tujuan Penelitian........................................................ 7

D. Manfaat Penelitian...................................................... 8

BAB II. TELAAH PUSTAKA

A. Kajian Pustaka ............................................................ 10

1. Sektor Informal ................................................... 10

2. Pedagang ............................................................. 13

3. Modal .................................................................. 14

4. Biaya ................................................................... 20

5. Pendapatan Total ................................................. 21

6. Keuntungan ......................................................... 22

7. Jam Kerja Perhari ................................................ 24

8. Tingkat Pendidikan ............................................. 24

Page 9: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ix

9. Usia ..................................................................... 25

10. Pasar .................................................................... 26

B. Hasil Penelitian Sebelumnya ...................................... 29

C. Kerangka Pemikiran ................................................... 31

D. Hipotesis ..................................................................... 34

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................... 35

B. Jenis dan Sumber Data ............................................... 35

C. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 36

D. Populasi ...................................................................... 36

E. Definisi Operasional Variabel .................................... 37

F. Metode Analisis Data ................................................. 38

BAB IV. PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum ....................................................... 45

B. Analisis data ............................................................... 53

1. Analisis Deskripsi ............................................... 53

2. Uji Mean.............................................................. 68

a. Deskripsi Rata-Rata ............................................ 68

b. Uji Beda Mean .................................................... 95

3. Analisis Hubungan Antar Variabel ..................... 100

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan................................................................. 109

B. Saran ........................................................................... 114

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

x

DAFTAR TABEL

I.1 Data Pasar Tradisional di Surakarta Tahun 2008 ..................................... 5

IV.1 PDRB Kota Surakarta Tahun 2007-2008 Atas Dasar Harga Berlaku ... 46

IV.2 PDRB Kota Surakarta Tahun 2007-2008 Atas Dasar Harga Konstan ... 47

IV.3 Pendapatan Perkapita Penduduk Kota Surakarta Tahun 2000-2007 ..... 48

IV.4 Tabel Laju Inflasi Kota Surakarta Tahun 1998-2009 ............................ 49

IV.5 Data Pedagang Kaki Lima Berdsarar Type Bangunan/Sarana

di Kota Surakarta Tahun 2010 .............................................................. 51

IV.6 Banyaknya Sekolah dan Guru Menurut Kecamatan di Kota

Surakarta Tahun 2008 ........................................................................... 52

IV.7 Tabel Jumlah Kios ................................................................................. 54

IV.8 Tabel Perbandingan Pedagang Laki-Laki dan Perempuan .................... 55

IV.9 Tabel Usia Pedagang.............................................................................. 56

IV.10 Tabel Jenis Barang Dagangan .............................................................. 57

IV.11 Tabel Jumlah Kios ............................................................................... 58

IV.12 Tabel Modal Pedagang Kacamata ....................................................... 59

IV.13 Tabel Modal Pedagang Keris/Souvenir/Kerajinan .............................. 60

IV.14 Tabel Jam Kerja Perhari....................................................................... 61

IV.15 Tabel Lama Usaha ............................................................................... 62

IV.16 Tabel Pendapatan Bersih...................................................................... 63

IV.17 Tabel Pendidikan Pedagang ................................................................. 64

IV.18 Tabel Asal Pedagang............................................................................ 65

IV.19 Tabel empat Tinggal sekarang ............................................................. 66

IV.20 Tabel Status Usaha ............................................................................... 67

Page 11: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

xi

IV.21Tabel Hasil Pengolahan Statistik Modal Pedagang Kacamata ............. 68

IV.22 Klasifikasi Modal Pedagang Kacamata ............................................... 69

IV.23Tabel Hasil Pengolahan Statistik Pendapatan Pedagang Kacamata ..... 71

IV.24 Klasifikasi Pendapatan Pedagang Kacamata ....................................... 71

IV.25Tabel Hasil Pengolahan Statistik Jam Kerja Perhari Pedagang Kacamata 72

IV.26 Klasifikasi Jam Kerja Per Hari Pedagang Kacamata ........................... 73

IV.27Tabel Hasil Pengolahan Statistik Jumlah Kios Pedagang Kacamata.... 74

IV.28 Klasifikasi Jumlah Kios Pedagang Kacamata...................................... 74

IV. 29Tabel Hasil Pengolahan Statistik Lama Usaha Pedagang Kacamata... 76

IV.30 Klasifikasi Lama Usaha Pedagang Kacamata ...................................... 77

IV.31Tabel Hasil Pengolahan Statistik Usia Pedagang Kacamata ................ 78

IV.32 Klasifikasi Usia Pedagang Kacamata .................................................. 78

IV.33Tabel Pendidikan Pedagang Kacamata ................................................. 80

IV.34Tabel Hasil Pengolahan Statistik Modal Pedagang

Keris/souvenir/kerajinan ....................................................................... 81

IV.35 Klasifikasi Modal Pedagang Keris/souvenir/kerajinan ........................ 81

IV.36 Tabel Hasil Pengolahan Statistik Pendapatan Pedagang

Keris/souvenir/kerajinan ....................................................................... 83

IV.37 Klasifikasi Pendapatan Pedagang Keris/souvenir/kerajinan ................ 83

IV.38 Tabel Hasil Pengolahan Statistik Jam Kerja Perhari Pedagang

Keris/souvenir/kerajinan ....................................................................... 84

IV.39 Klasifikasi Jam Kerja Perhari Pedagang Keris/souvenir/kerajinan ..... 85

IV.40 Tabel Hasil Pengolahan Statistik Jumlah Kios Pedagang

Keris/souvenir/kerajinan ....................................................................... 86

IV.41 Klasifikasi Jumlah kios Pedagang Keris/souvenir/kerajinan ............... 86

Page 12: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

xii

IV.42 Tabel Hasil Pengolahan Statistik Lama Usaha Pedagang

Keris/souvenir/kerajinan ....................................................................... 87

IV.43Klasifikasi Lama Usaha Pedagang Keris/souvenir/kerajinan ............... 88

IV.44 Tabel Hasil Pengolahan Statistik Usia Pedagang

Keris/souvenir/kerajinan ....................................................................... 89

IV.45 Klasifikasi Usia Pedagang Keris/souvenir/kerajinan ........................... 90

IV.46 Tabel Pendidikan Pedagang Keris/Souvenir/Kerajinan ....................... 92

IV.47 Tabel Perbandingan Rata-Rata Variabel Antar Pedagang ................... 92

IV.48 Tabel Rasio Antar Variabel Pedagang ................................................. 93

IV.49 Tabel Hasil Pengolahan Variabel Pendapatan ..................................... 95

IV.50 Tabel Hasil Pengolahan Variabel Modal ............................................. 96

IV.51 Tabel Hasil Pengolahan Variabel Jam Kerja Perhari ........................... 97

IV.52 Tabel Hasil Pengolahan Variabel Usia ................................................ 98

IV.53 Tabel Hasil Pengolahan Variabel Lama Usaha ................................... 99

IV.54Tabel Hasil Pengolahan Variabel Pendidikan....................................... 100

IV.55 Tabel Hasil Pengolahan Korelasi Antara Pendapatan-Modal .............. 101

IV.56 Tabel Hasil Pengolahan Korelasi Antara Pendapatan-Jumlah Kios .... 102

IV.57 Tabel Hasil Pengolahan Korelasi Antara Pendapatan-Lama Usaha .... 103

IV.58 Tabel Hasil Pengolahan Korelasi Antara Pendapatan-Jam Kerja Perhari 104

IV.59 Tabel Hasil Pengolahan Korelasi Antara Pendapatan-Usia ................. 105

IV.60 Tabel Hasil Pengolahan Korelasi Antara Pendapatan-Pendidikan ...... 107

Page 13: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Kurva Biaya...................................................................................... 21

Gambar Kurva Keuntungan ........................................................................... 23

Gambar Alur Pemikiran ................................................................................. 33

Page 14: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN KACAMATA

DI ALUN-ALUN UTARA KERATON KASUNANAN HADININGRAT

KOTA SURAKARTA TAHUN 2010

ABSTRAK

Ratih Kusumaningtyas

F 0106068

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan

ekonomi dari pedagang Kacamata dan Keris/souvenir/kerajinan di Alun-Alun

Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat Kota Surakarta. Ruang lingkup penelitian

ini adalah bagian dari Pasar Kliwon yang berlokasi di timur Alun-Alun Utara

Keraton Kasunanan Hadiningrat Kota Surakarta dengan metode analisis deskripsi,

uji mean, dan uji korelasi yang menggunakan semua anggota populasi sebagai

responden.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan dari uji mean bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan pada modal, pendapatan, dan jam kerja perhari.

Sedangkan lama usaha, usia, dan tingkat pendidikan tidak terdapat perbedaan

yang signifikan. Pada uji korelasi dapat diambil kesimpulan terdapat hubungan

yang positif antara pendapatan dengan modal, dan pendapatan dengan pendidikan,

serta terdapat hubungan yang negatif antara pendapatan dengan lama usaha,

pendapatan dengan jumlah kios, pendapatan dengan usia, dan pendapatan dengan

jam kerja.

Dari kesimpulan yang dihasilkan, maka dapat diberikan saran antara lain

agar Pasar Keris/Souvenir/Kerajinan dan Kacamata ini dimasukkan ke dalam

daftar promosi pariwisata Kota Surakarta guna meningkatkan pendapatan

pedagang pada waktu tertentu, pada pedagang yang memiliki pendapatan lebih

rendah untuk meningkatkan modal dan jam kerja agar tidak terjadi perbedaan

pendapatan yang sangat mencolok antar pedagang kacamata dan

keris/souvenir/kerajinan, mengingat ada hubungan yang positif antara modal

dengan pendapatan, maka hendaknya diberikan kredit modal guna meningkatkan

pendapatan pedagang, dan hendaknya pedagang di pasar keris dan kacamata ini

sadar akan pentingnya pendidikan karena akan mempengaruhi cara kerja mereka

yang akan mempengaruhi pendapatan mereka.

Kata kunci : Gambaran Umum, Deskriptif, Rata-Rata, korelasi

Page 15: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebijakan kependudukan dan program pembangunan sosial dan ekonomi

yang dilaksanakan Indonesia selama tiga dekade yang lalu telah berhasil

menurunkan angka kelahiran dan kematian sehingga mampu menghambat laju

pertumbuhan penduduk dari 2,3% pada periode 1971-1980 menjadi 1,4% per

tahun pada periode 1990-2000. Walaupun demikian, jumlah penduduk Indonesia

masih akan terus bertambah. Di daerah yang pertumbuhan penduduknya telah

menurun, terjadi perubahan struktur umur penduduk yang ditandai dengan

penurunan proporsi anak-anak usia di bawah 15 tahun disertai dengan

peningkatan pesat proporsi penduduk usia kerja dan peningkatan proporsi

penduduk usia lanjut (lansia) secara perlahan. Sedangkan di daerah yang tingkat

pertumbuhan penduduknya masih tinggi, proporsi penduduk usia 0-14 tahun

masih besar sehingga memerlukan investasi sosial dan ekonomi yang besar pula

untuk penyediaan sarana tumbuh kembang, termasuk pendidikan dan kesehatan.

Daerah yang berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk menghadapi

tantangan baru dimana peningkatan yang pesat dari proporsi penduduk usia kerja

akan berdampak pada tuntutan perluasan kesempatan kerja. Disamping itu telah

terjadi pergeseran permintaan tenaga kerja dengan penguasaan teknologi dan

matematika, yang mampu berkomunikasi, serta mempunyai daya saing tinggi di

era globalisasi. Kesemuanya ini berkaitan dengan program bagaimana

1

Page 16: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

menyiapkan calon pekerja agar mempunyai kualitas tinggi, dengan ketrampilan

yang memadai. Saat ini setiap tahunnya terjadi kelahiran sekitar 4,5 juta bayi.

Bayi-bayi ini akan berkembang dan mempunyai kebutuhan yang berbeda sesuai

dengan peningkatan usianya. Pada saat ini dari 100 persen anak-anak yang masuk

sekolah dasar, 50% diantaranya tidak dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang

lebih tinggi setelah lulus SMP. Mereka akan putus sekolah dan menuntut

pekerjaan padahal tidak mempunyai ketrampilan yang memadai. Sempitnya

lapangan kerja membuat para pemuda-pemudi putus sekolah menciptakan

pekerjaannya sendiri di sektor informal (Data Statistik Indonesia, 31 Mei 2010)

Permasalahan utama yang dihadapi pemerintah di bidang ketenagakerjaan

saat ini adalah meningkatnya pengangguran terbuka. Data Survei Angkatan Kerja

Nasional (Sakernas) menunjukkan bahwa jumlah pengangguran terbuka pada

tahun 2004 sudah mencapai 10,3 juta orang atau 9,9% dari total angkatan kerja.

Oleh karena itu dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-

2009, pemerintah menargetkan untuk menurunkan tingkat pengangguran terbuka

hingga mencapai 5,1% dari total angkatan kerja atau 5,7 juta orang pada akhir

2009. Sementara itu kesempatan kerja ditargetkan sebesar 106,6 juta orang,

dengan kata lain selama 5 tahun ke depan harus tercipta tambahan kesempatan

kerja sebesar 12,9 juta orang atau sama dengan 2,58 juta pekerjaan baru per tahun

(Kadarusman : 2, 2009).

Page 17: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Dualisme kota dan desa yang terdapat di Indonesia seperti Negara-negara

berkembang lainnya telah mengakibatkan munculnya sektor formal dan sektor

informal dalam kegiatan perekonomian. Urbanisasi sebagai gejala yang sangat

menonjol di Indonesia, tidak hanya mendatangkan dampak positif, tetapi juga

dampak negatif. Sebagai urbanit yang telah tertampung di sektor formal, namun

sebagian urbanit lainnya tanpa bekal ketrampilan yang dibutuhkan di kota tidak

dapat tertampung dalam lapangan kerja formal yang tersedia. Para urbanit yang

tidak tertampung di sektor formal pada umumnya tetap berstatus mencari

pekerjaan dan melakukan pekerjaan apa saja untuk menopang hidupnya (Harsiwi,

2002:1).

(Tamba, 2006) mengatakan bahwa pada umumnya sektor informal sering

dianggap lebih mampu bertahan hidup survive dibandingkan sektor usaha yang

lain. Hal tersebut dapat terjadi karena sektor informal relatif lebih independent

atau tidak tergantung pada pihak lain, khususnya menyangkut permodalan dan

lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan usahanya.

Sektor informal yang dinilai tidak terlalu membutuhkan keterampilan

khusus adalah sektor informal perdagangan. Perdagangan adalah suatu kegiatan

mendistribusikan barang-barang dari produsen menuju konsumen. Kegiatan

berdagang sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pelaku dagang

(pedagang) untuk menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh konsumen,

dimana konsumen akan menukar barang tersebut dengan sejumlah imbalan sesuai

dengan nilai barang tersebut.

Page 18: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Surakarta merupakan kota yang memiliki mobilitas ekonomi tinggi. Sektor

perdagangan menjadi sektor yang dapat di andalkan di kota ini. Selain sebagai

kota industri dan perdagangan, Surakarta merupakan kota budaya yang prospek

dalam kepariwisataan. Nilai budaya yang masih kental menjadi daya tarik

tersendiri bagi wisatawan asing maupun domestik. Kegiatan pariwisata dan

perdagangan memiliki hubungan yang positif dalam suatu wilayah tertentu, di

mana kedua sektor tersebut saling menunjang satu sama lain.

Keberadaan pasar-pasar tradisional di Kota Surakarta mampu memberikan

nilai tersendiri pada citra Kota Surakarta yang masih dikenal dengan ciri khas ke-

tradisionalannya. Selain menunjang pariwisata tradisional di kota ini, keberadaan

pasar tradisional juga mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di

Kota Surakarta. Meskipun dewasa ini telah banyak pusat-pusat perbelanjaan

modern yang dibangun di Kota Surakrta, namun pasar tradisional mampu

mempertahankan eksistensinya dalam kegiatan ekonomi dengan potensi masing-

masing.

Pasar tradisional di Kota Surakarta tersebar hampir di seluruh bagian

wilayah Kota Surakarta. Setiap pasar dibangun dengan kapasitas yang berbeda,

sehingga tiap-tiap pasar memiliki potensi masing-masing baik potensi kosong

maupun potensi isi. Kios maupun los yang dibangun di dalam pasar masing-

masing belum sepenuhnya terisi oleh pedagang. Berikut dapat disajikan pasar

tradisional yang berada di Kota Surakarta dengan potensi kios dan los yang telah

terisi.

Page 19: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Tabel I.1

Data Pasar Tradisional di Surakarta Tahun 2008

Pasar

Kios

Terisi

Los

Terisi Pasar

Kios

Terisi

Los

Terisi

Legi 236 1588 Kembang 31 80

Klewer 2210 Ayu Balapan 35

Singosaren 254 Proliman 154

Notoharjo Mebel 18 67

Gede 108 633 Windujenar

Nusukan 84 563 Ngemplak 14 57

Harjodaksino 63 873 Mojosongo 11 180

Jongke 97 568 Bangunharjo 5 43

Rejosari 24 159 Sidomulyo 59

Turisari 36 252 Gading 33 192

Purwosari 14 161 Sangkrah 4 140

Sidodadi 29 194 Tunggulsari 19 145

Ledoksari 20 38 Jurug 36

Kadipolo 7 317 Dawung

Tanggul 9 97

Mojosongo

Perumnas 3 112

Depok 281 Ngumbul 11 16

Kabangan 47 52 Bambu

Penumpung 2 80 Besi 255

Ayam 0 304 Joglo 29 61

Kliwon 94 160 Cinderamata 83 84

Jebres 17 61 Sumber : Surakarta Dalam Angka

Hingga saat ini, Kota Surakarta masih menjadi salah satu daerah tujuan

wisata yang diminati wisatawan asing maupun domestik. Suasana kota yang

masih kental dengan adat kebudayaan Jawa menjadikan Kota Surakarta ini

berbeda dari kota-kota lainnya. Kondisi sosial masyarakat pun kerap kali manjadi

obyek tersendiri yang menarik bagi para pendatang di kota ini. Ketertarikan

pengunjung yang tinggi terhadap Kota Surakarta memberikan keuntungan

tersendiri bagi para pedagang yang berjualan di wilayah tersebut terutama pasar

Page 20: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

tradisional yang banyak terdapat di Kota Surakarta ini. Untuk itu, judul penelitian

ini adalah “ KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN

KACAMATA DI ALUN-ALUN UTARA KERATON KASUNANAN

HADININGRAT KOTA SURAKARTA TAHUN 2010”.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimanakah deskripsi sosial ekonomi dari para pedagang di Alun-Alun

Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat Kota Surakarta?

2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata pendapatan, modal awal, jam kerja

perhari, usia, pendidikan, dan lama usaha di antara pedagang sesuai dengan

kriteria barang dagangan pedagang di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan

Hadiningrat Kota Surakarta?

3. Apakah terdapat hubungan antara pendapatan dengan modal pedagang di Alun-

Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat Kota Surakarta?

4. Apakah terdapat hubungan antara pendapatan dengan jam kerja perhari

pedagang di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat Kota Surakarta?

5. Apakah terdapat hubungan antara pendapatan dengan jumlah kios yang

dimiliki sekarang pedagang di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan

Hadiningrat Kota Surakarta?

6. Apakah terdapat hubungan antara pendapatan dengan lama usaha pedagang di

Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat Kota Surakarta?

Page 21: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

7. Apakah terdapat hubungan antara pendapatan dengan usia pedagang di Alun-

Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat Kota Surakarta?

8. Apakah terdapat hubungan antara pendapatan dengan pendidikan pedagang di

Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat Kota Surakarta?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui deskripsi sosial ekonomi pedagang di Alun-Alun Utara

Keraton Kasunanan Hadiningrat Kota Surakarta.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata modal, pendapatan, jam

kerja perhari, lama usaha, usia, dan pendidikan pedagang di Alun-Alun Utara

Keraton Kasunanan Hadiningrat Kota Surakarta.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pendapatan dengan modal

awal pedagang di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat Kota

Surakarta.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pendapatan dengan jam

kerja perhari pedagang di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat

Kota Surakarta.

5. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pendapatan dengan jumlah

kios yang dimiliki sekarang pedagang di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan

Hadiningrat Kota Surakarta.

Page 22: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

6. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pendapatan dengan lama

usaha pedagang di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat Kota

Surakarta.

7. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pendapatan dengan usia

pedagang di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat Kota Surakarta.

8. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pendapatan dengan

pendidikan pedagang di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat

Kota Surakarta.

D. MANFAAT

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Di Bidang Ilmu Pengetahuan

Memberikan informasi yang mendukung teori-teori tentang kesempatan kerja

di sektor informal khususnya sektor perdagangan.

2. Bagi Pemerintah Daerah

Bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi instansi yang berwenang untuk

pengembangan dan pembinaan sektor informal khususnya pedagang.

3. Bagi Masyarakat

Sebagai sumbangan pemikiran bagi peningkatan taraf hidup masyarakat

golongan ekonomi lemah yang belum memiliki kesempatan kerja.

4. Bagi Pedagang

Page 23: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Memberikan manfaat bagi pelaku ekonomi, terutama padagang untuk

mengembangkan potensinya, dan memperbaiki menajemen usahanya dalam

rangka peningkatan keuntungan yang diperoleh serta pengembangan usaha.

Page 24: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. KAJIAN PUSTAKA

1. Sektor Informal

Sektor informal pada umumnya ditandai oleh beberapa karakteristik khas

seperti sangat bervariasinya bidang kegiatan produksi barang dan jasa, berskala

kecil, unit-unit produksinya dimiliki secara perorangan atau keluarga, banyak

menggunakan tenaga kerja (padat karya), dan teknologi yang dipakai relatif

sederhana. Mereka menjalankan pemeliharaan perusahaan seperti halnya

perusahaan memonopoli prsaingannya dalam menghadapi penurunan pemasukan,

kelebihan kapasitas, dan memngendalikan persaingan laba (pendapatan) yang

menurun pada rata-rata harga penawaran tenaga kerja potensial yang baru. Para

pekerja yang menciptakan sendiri lapangan kerjanya di sektor informal biasanya

tidak memiliki pendidikan formal. Pada umumnya mereka tidak mempunyai

keterampilan khusus dan sangat kekurangan modal kerja. Oleh sebab itu,

produktivitas dan pendapatan mereka cenderung lebih rendah daripada kegiatan-

kagiatan bisnis yang ada di sektor formal. Arti penting dari sektor informal dalam

penyediaan sumber pendapatan bagi penduduk miskin tidak perlu disangsikan

lagi. Lebih dari itu, sektor informal sendiri telah membuktikan kemampuannya

dalam menciptakan lapangan kerja dan pendapatan bagi angkatan kerja di daerah-

daerah perkotaan. Paling tidak sekto informal telah menyerap sekitar 50 persen

angkatan kerja di daerah-daerah perkotaan. Beberapa penelitian mengungkapkan

Page 25: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

bahwa sesungguhnya sektor informal selama ini bahkan telah berjasa

membuahkan hampir sepertiga dari total nilai pendapatan daerah perkotaan secara

keseluruhan (Todaro 351-353)

Sekor informal muncul dalam kegiatan perdagangan yang bersifat

kompleks oleh karena menyangkut jenis barang, tata ruang, dan waktu.

Berkebalikan dengan sektor formal yang pada umumnya menggunakan teknologi

maju, bersifa padat modal, dan mendapat perlindungan pemerintah. Sektor

informal lebih banyak ditangani oleh masyarakat golongan bawah, sektor informal

dikenal juga dengan “Ekonomi Bawah” tanah, (Underground Economy). Sektor

informal ini umumnya berupa usaha berskala kecil, dengan modal, ruang lingkup,

dan pengembangan yang terbatas (Harsiwi, 2002:1)

a. Definisi Sektor Informal

Definisi teoritis oleh Sethurman (dari ILO) dalam ciptawan (2009 :12)

mengenai sektor informal, adalah sebagai berikut : sektor informal terdiri dari

unit-unit usaha berskala kecil yang menghasilkan dan mendistribusikan barang

dan jasa dengan tujuan pokok menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan bagi

diri sendiri, dan dalam usahanya itu sangat dihadapkan oleh berbagai kendala,

seperti factor modal, baik fisik maupun manusia (ilmu pengetahuan) dan

ketrampilan.

Menurut hidayat dalam ciptawan (2009 :12), definisi sektor informal

tersebut dirumuskan dalam tiga hal, yaitu sebagai berikut :

Page 26: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1) Sektor yang tidak menerima bantuan atau proteksi dari pemerintah, seperti :

perindungan tarif terhadap barang dan jasa yang dihasilkan, pemberian kredit

dengan bunga relatif rendah, bimbingan teknis dan ketatalaksanaan,

perlindungan dan perawatan tenaga kerja, menyediakan teknologi maju, serta

hak paten.

2) Sektor yang belum dapat mengunakan bantuan ekonomi pemerintah meskipun

pemerintah telah menyediakan, jadi kriteria “accessibility” atau penggunaan

bantuan yang disediakan, yang dapat dipakai sebagai ukuran dan bukan telah

tersedia “fasilitas”.

3) Sektor yang telah menerima dan menggunakan bntuan atau fasilitas yang telah

disediakan oleh pemerintah tetapi bantuan bantuan itu belum sanggup

membuat sektor itu berdikari (tetap gurem).

b. Ciri-Ciri Sektor Informal

Menurut santosa (2008) ciri-ciri dari sektor informal di Indonesia antara

lain sebagai berikut :

1) Kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik, karena unit usaha timbul tanpa

menggunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedian secara formal;

2) Pada umumnya unit usaha tidak memiliki izin usaha;

3) Pola kegiatan usaha tidak teratur dengan baik, dalam arti lokasi maupun jam

kerja;

4) Pada umumnya kebijakan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi

lemah tidak sampai ke sektor ini;

5) Unit usaha berganti-ganti dari satu sub-sektor ke sub-sektor lain;

Page 27: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

6) Teknologi yang digunakan masih tradisional;

7) Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasinya juga kecil;

8) Untuk menjalankan usaha tidak diperlukan pendidikan formal, sebagian besar

hanya diperoleh dari pengalaman sambil bekerja;

9) Pada umumnya unit usaha termasuk kelompok one man enterprise, dan kalau

ada pekerja, biasanya berasal dari keluarga sendiri;

10) Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri,

atau dari lembaga keuangan tidak resmi;

11) Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsi oleh golongan masyarakat

kota/desa berpenghasilan rendah atau menengah.

Menurut aris ananta dalam ciptawan (2009 :13), ciri-ciri sektor informal

adalah :

1) Kegiatan usaha tidak terorganisasi dengan baik.

2) Belum mempunyai ijin usaha yang resmi.

3) Teknologi yang digunakan sederhana.

4) Modal serta perputaran usahanya sangat terbatas.

5) Pendidikan formal dari para pengelolanya tidak menjadi pertimbangan dalam

mengelola usahanya.

6) Usaha bersifat mandiri, jika ada karyawan biasanya dari keluarga sendiri.

2. Pedagang

Pedagang dibedakan menjadi dua, yaitu pedagang besar dan pedagang

pengecer. Berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1988,

Page 28: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

yang dimaksud dengan pedagang besar adalah pengusaha dengan nama dan dalam

bentuk apapun dalam usaha perdagangan yang dalam lingkungan perusahaan atau

pekerjaannya melakukan penyerahan BKP kepada pihak manapun kecuali yang

semata-mata melakukan penyerahansebagai pedagang pengecer (Surat Edaran

Dirjen Pajak No. SE-20/PJ.3/1989).

Pedagang adalah mereka yang melakukan perbuatan perniagaan sebagai

pekerjaannya sehari (Miranda, 2001).

Sesuai dengan format usaha yang cenderung informal, maka dengan skala

usaha yang akan dapat merefleksikan ukuran jangkauan pandangan dan sikap

usaha pedagangnya. Semakin kecil skala usaha pedagang mencerminkan semakin

kecil dan sederhana pula jangkauan pemahaman usahanya, pada pedagang yang

berada pada skala ini menyikapi berdagang adalah sekedar untuk mendapatkan

makanan (mendekati subsistence), sebaliknya pedagang yang tela menapaki skala

usaha yang omzet jualnya besar adalah pertanda bahwa pedagang yang memiliki

jangkauan pemahaman lebih luas dan berjangka panjang memiliki muatan nilai

professional (Leksono, 1999: 309)

3. Modal

Menurut Samuelson (1993:317), analisis ekonomi secara tradisional

membagi faktor-faktor produksi menjadi tiga kategori : tanah, tenaga kerja, dan

modal. Dua hal yang pertama disebut factor produksi primer atau orisinal, karena

tersedia sebelum produksi terjadi. Terhadap keduanya kita menambahkan suatu

faktor produksi yang diproduksi, yaitu modal atau barang modal. Modal termasuk

Page 29: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

barang-barang hasil produksi yang tahan lama yang pada gilirannya digunakan

sebagai input produkstif untuk produksi lebih lanjut. Beberapa barang modal

dapat berumur beberapa tahun sementara yang lainnya dapat berumur satu abad

atau lebih. Namun ada sifat penting barang modal yaitu modal dapat berlaku

sebagai input maupun output.

Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama-

sama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang barang

baru (Mubyarto, 1977:91)

Pengertian modal dalam artian luas menurut Schwiedland, modal itu

meliputi baik modal dalam bentuk uang, maupun dalam bentuk barang, misalnya

mesin, barang-barang dagangan, dan lain sebagainya (Riyanto , 1997 :18).

Riyanto (1997 :57-58) mengatakan di samping modal usaha, setiap

perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjakan operasinya

sehari-hari, misalnya untuk memberikan uang muka pembelian bahan mentah,

membayar upah buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya di mana uang itu

diharapkan kan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang

pendek melalui hasil penjualan produksinya.

Mengenai pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan adanya beberapa

konsep, yaitu :

a. Konsep kuantitatif

Modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva

lancar. Modal kerja dalam pegertian ini sering disebut modal kerja bruto.

b. Konsep kualitatif

Page 30: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Pada konsep ini pengertian modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah

utang lancar atau utang yang harus segera dibayar. Modal kerja dalam pengertian

ini sering disebut modal kerja netto.

c. Konsep fungsional

Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan

pendapatan. Setiap dana yang dikerjakan atau duigunakan dalam perusahaan

adalah dimaksud untuk menghasilkan pendapatan .

Menurut Sulistiyono (2009: 12-15), pengertian modal dari beberapa

penulis, yaitu sebagai berikut:

a. Liitge mengartikan modal hanyalah dalam artian uang (geldkapital).

b. Schwiedland memberikan pengertian modal dalam artian yang lebih luas, di

mana modal itu meliputi baik modal dalam bentuk uang (geldkapital), maupun

dalam bentuk barang (sachkapital), misalnya mesin, barang-barang dagangan,

dan lain sebagainya. Kemudian ada beberapa penulis yang menekankan pada

kekuasaan menggunakannya, yaitu antara lain J.B. Clark.

c. A. Amonn J. von Komorzynsky, yang memandang modal sebagai kekuasaan

menggunakan barang-barang modal yang belum digunakan, untuk memenuhi

harapan yang akan dicapainya.

d. Meij mengartikan modal sebagai “kolektivitas dari barang-barang modal” yang

terdapat dalam neraca sebelah debit, sedangkan yang dimaksud dengan barang-

barang modal ialah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan

dalam fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan.

Page 31: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

e. Polak mengartikan modal ialah sebagai kekuasan untuk menggunakan barang-

barang modal. Dengan demikian modal ialah terdapat di neraca sebelah kredit.

Adapun yang dimaksud dengan barang-barang modal ialah barang-barang yang

ada dalam perusahaan yang belum digunakan, jadi yang terdapat di neraca

sebelah debit.

f. Bakker mengartikan modal ialah baik yang berupa barang-barang kongkret

yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca

sebelah debit, maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu

yang tercatat di sebelah kredit”.

Sumber modal :

a. Sumber Intern

Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang di

bentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan.”Alasan perusahaan

menggunakan sumbar dana intern yaitu:

1) Dengan dana dari dalam perusahaan maka perusahaan tidak mempunyai

kewajiban untuk membayar bunga maupun dana yang di pakai.

2) Setiap saat tersedia jika diperlukan.

3) Dana yang tersedia sebagian besar telah memenuhi kebutuhan dana

perusahaan.

4) Biaya pemakaian relatif murah.

Sumber intern atau sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di

dalam perusahaan adalah laba ditahan dan penyusutan (depresiasi).

1) Laba Ditahan

Page 32: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Laba ditahan adalah laba bersih yang di simpan untuk diakumulasikan

dalam suatu bisnis setelah deviden dibayarkan. Juga di sebut laba yang tidak

dibagikan (undistributed profits) atau surplus yang diperoleh (earned surplus).

2) Depresiasi

Depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan

sepanjang masa manfaat yang di estimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi

dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

b. Sumber Ekstern

Modal yang berasal dari sumber ekstern adalah sumber yang berasal dari

luar perusahaan. Alasan perusahaan menggunakan sumber dana ekstern adalah:

1) Jumlah dana yang digunakan tidak terbatas.

2) Dapat di cari dari berbagai sumber.

3) Dapat bersifat fleksibel.

Sumber dari pada modal ekstern adalah :

1) Supplier

Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam bentuk

penjualan barang secara kredit, baik untuk jangka pendek (kurang dari 1 tahun),

maupun jangka menengah (lebih dari 1 tahun dan kurang dari 10 tahun).

Penjualan kredit atau barang dengan jangka waktu pembayaran kurang dari satu

tahun terjadi pada penjualan barang dagang dan bahan mentah oleh supplier

kepada langganan. Supplier atau manufaktur (pabrik) sering pula menjual mesin

Page 33: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

atau peralatan lain hasil produksinya kepada suatu perusahaan yang menggunakan

mesin atau peralatan tersebut dalam jangka waktu pembayaran 5 sampai 10 tahun.

2) Bank

Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

intermediary) antara pihak yang memiliki dana, serta sebagai lembaga yang

berfungsi memperlancar lalulintas pembayaran.

3) Pasar Modal

Pasar modal adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua

kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi,

yaitu calon pemodal (investor) di suatu pihak dan emiten yang membutuhkan

dana jangka menengah atau jangka panjang di lain pihak, atau dengan kata lain

adalah tempat (dalam artian abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan dana

jangka menengah atau jangka panjang. Dimaksudkan dengan pemodal adalah

perorangan atau lembaga yang menanamkan dananya dalam efek, sedangkan

emiten adalah perusahaan yang menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada

masyarakat. Fungsi dari pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus

dana dari unit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan kepada unit ekonomi

yang mempunyai defisit tabungan .

Page 34: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

4. Biaya

Samuelson (1993 : 142-145), kadang-kadang biaya tetap disebut “biaya

overhead” atau “sunk cost”. Biaya tersebut terdiri dari biaya seperti pembayaran

kontrak atas bangunan dan sewa peralatan, pembayaran bunga atas hutang,

pembayaran gaji atas pegawai tetap, dan sebagainya. Biaya-biaya tersebut harus

dibayarkan tanpa memandang perusahaan berproduksi ataupun tidak, dan tidak

berubah meskipun output berubah. Karena biaya tetap (FC) adalah jumlah yang

harus dibayarkan terlepas dari banyaknya output yang diproduksi.

Biaya total (TC) merupakan total rupiah terendah yang diperlukan untuk

memproduksi setiap tingkat output q. biaya total (TC) naik sejalan dengan

naiknya q.

Biaya variabel (VC) merupakan biaya yang bervariasi sesuai dengan

perubahan tingkat output termasuk biaya bahan baku, gaji, dan bahan bakar dan

termasuk pula semua biaya yang tidak tetap.

TC = FC + VC

Biaya marjinal (MC) setiap output adalah tambahan biaya yang diperlukan

untuk memproduksi 1 unit output tambahan.

Biaya rata-rata (AC) adalah biaya total dibagi dengan jumlah unit yang

diproduksi.

Biaya rata-rata =

Page 35: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Gambar Kurva Biaya Menurut Samuelson (1993:145)

cost MC AC

VC

FC Q

5. Pendapatan Total

Pendapatan total (total revenue) adalah jumlah pendapatan yang diterima

oleh suatu perusahaan dari penjualan produknya. Sedangkan seluruh pengeluaran

yang ditanggung ditanggung oleh perusahaan untuk membeli berbagai macam

input disebut biaya total (total cost) (Mankiw, 2003:347)

Pendapatan (Income) adalah uang yang diterima oleh seseorang dan

perusahaan dalam bentuk gaji (wages), upah (salaries), sewa (rent), bunga

(interest), laba (profit) dan lain sebagainya, bersama-sama dengan tunjangan

pengangguran, uang pensiun dan lain sebagainya. Dalam analisis mikroekonomi,

istilah pendapatan khususnya dipakai berkenaan dengan aliran penghasilan dalam

suatu periode waktu yang berasal dari penyediaan faktor-faktor produksi atau

Sumber Daya Alam (Natural Resources), tenaga kerja (labour), dan modal

(capital) masing-masing dalam bentuk sewa, upah, dan bunga/laba, secara

berurutan. Dalam analisis ekonomi makro istilah Pendapatan Nasional (National

Income) dipakai berkenaan dengan pendapatan agregat suatu Negara dari sewa,

Page 36: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

upah, bunga dan pembayaran, tidak termasuk pembayaran transfer (transfer

payment) (tunjangan pengangguran, uang pensiun, dan lain sebagainya). Lebih

umum lagi, dari pandangan seseorang yang berkepentingan, setiap uang yang

diterima dihitung sebagai pendapatan (apakah uang tersebut berasal dari

penyediaan factor produksi, atau dalam bentuk uang pensiun, tunjangan

pengangguran atau pembayaran jasa-jasa sosial lainya). Setiap pendapatan akhir

(final income) adalah suatu penentu penting dari kemampuan pengeluaran

seseorang dalam teori permintaan (theory of demand) (Pass, 1998 :287).

Pendapatan dibagi menjadi dua, yaitu pendapatan absolut dan pendapatan

relatif. Pendapatan absolut adalah pendapatan yang besarnya sama pada tiap

penerimaannya, sebagai contoh gaji pegawai. Pendapatan relatif adalah

pendapatan yang berbeda tiap penerimaannya, tergantung pada factor-faktor

tertentu, sebagai contoh pendapatan pedagang (Irawan, 1993 :198).

6. Keuntungan

Mankiw (2003:347) mengatakan laba atau keuntungan adalah pendapatan

total dikurangi biaya total dari sebuah perusahaan.

Mankiw (2003:384) keuntungan suatu perusahaan dapat digambarkan

melalui kurva sebagai berikut :

Page 37: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Gambar Kurva Keadaan Laba

harga MC ATC

P P=AR=MR

ATC laba

0 Q

Keterangan : harga terletak di atas rata-rata biaya sehingga perusahaan dapat

meraih laba positif.

Menurut boediono dalam ciptawan (2009 :19) keuntungan adalah selisih

antara nilai penjualan perusahaan dengan biaya yang dikeluarkan prusahaan untuk

memproduksi barang yang dijual tersebut.

Secara bentuk matematis yang sederhana dapat ditulis sebagai berikut :

TR-TC = π

Keterangan :

a. TR ( Total Revenue) adalah penerimaan total produksi dari hasil penjualan

hasil outputnya. TR = output x harga jual.

b. TC (Total Cost) adalah merupakan total biaya yang dilakukan untuk

memproduksi output yang dipengaruhi oleh dua variabel biaya tetap (biaya

Page 38: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

yang dihasilka untuk menghasilkan output hingga jumlah tertentu dengan

biaya yang sama) dan biaya variabel (biaya yang dikeluarkan sesuai

dengan jumlah output yang diproduksi).

c. TR harus lebih besar dari TC, dengan kata lain harus ada selisih positif,

bila terjadi TR=TC, maka terjadi BEP (Break Event Point), yaitidak terjadi

keuntungan maupun kerugian.

7. Jam Kerja Per Hari

Jam kerja yang diperlukan setiap pedagang kaki lima berbeda-beda, 35

jam seminggu atau 5, 5 jam sehari dianggap sebagai batas kerja penuh. Seseorang

yang bekerja di bawah angka tersebut disebut setengah pengangguran, dan

biasanya orang setengah pengangguran ini akan berusaha mencari pekerjaan

tambahan guna memenuhi kebutuhan hidupnya (Simanjutak, 1985 : 24)

8. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang diduga akan mempengaruhi

pendapatan yang diterima dalam bekerja. Pendidikan memberikan pengetahuan

bukan ahnya dalam pelaksanaan kerja, melainkan juga sebagai landasan untuk

mengembangkan diri untuk memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di

sekitar demi kelancaran pekerjaannya. Asumsi dasar teori Human Capital adalah

bahwa seseorang dapat meningkatkan penghasilan dengan cara meningkatkan

tingkat pendidikannya (Simanjutak 1985: 59).

Page 39: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Tingkat pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan

yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan para peserta didik serta

keluasan dan kedalaman bahan pengajaran. Menurut ketentuan umum dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan

adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang (UU SPN

No. 2 tahun 1989. Bab I Ps.I). Jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan

sekolah terdiri atas Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan

Tinggi (UU No. 2 tahun 1989, Bab V Pasal 12 ayat 1).

Pendidikan berguna untuk proses kehidupan sekarang dan untuk masa

yang akan datang, sedang pendidikan meliputi: pendidkan formal dan informal.

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang mempunyai bentuk/organisasi

tertentu yang terdapat di sekolah dan universitas. Dalam pendidikan formal

terdapat perjenjangan dalam tingkat persekolahan yang meliputi : (1) SD, (2)

SLTP, (3) SMU, (4) Perguruan tinggi. Pendidikan dan latihan merupakan salah

satu faktor yang penting dalam mengembangkan sumber daya manusia.

Pendidikan dan latihan tidak saja menambah pengetahuan tetapi juga

meningkatkan ketrampilan bekerja seseorang (Ratri, 2005 :21)

9. Usia

Menurut Sutrisno (2006 :22), usia merupakan faktor internal alami yang

dimiliki seseorang di mana kedewasaan sangat diperlukan dalam menjalankan

Page 40: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

suatu usaha. Kedewasaan ini akan mempengaruhi pedagang dalam mengambil

suatu keputusan yang sebaiknya diambil dengan memikirkan baik atau tidaknya

dampak yang akan ditimbulkan dari keputusan yang akan diambil tersebut.

Pengusaha yang berusia muda (kurang dari 20 tahun) biasanya masih bersifat

coba-coba dalam mengambil suatu keputusan. Sedangkan pada usia 55 ke atas

mulai memasuki usia nonproduktif atau produktifitasnya mulai turun. Apabila

seorang usia nonproduktif, kematangan berfikir yang tinggi teryata tidak

diimbangi dengan kondisi fisiknya yang cenderung menurun. Hal ini

menyebabkan aktivitas kerjanya juga menurun sehingga pendapatan yang

diperolehnya pun tidak maksimal (terlepas dari pertimbangan ada atau tidaknya

tenega kerja yang membantu dalam usaha). Pada usia di antaranya merupakan

usia produktif, yaitu usia dimana kematangan pemikiran sudah tumbuh, didukung

kondisi fisik yang kuat. Kematangan pemikiran ini sangat mempengaruhi hasil

keputusan yang diambil dengan diltar belakangi oleh adanya berbagai

pertimbangan-pertimbangan tentang baik atau tidaknya suatu keputusan yang

diambil tersebut. Sehingga dengan hal ini maka kematangan berfikir juga

mempengaruhi tingkat pendapatan yang diterima.

10. Pasar

Pasar adalah kelembagaan yang mewujud dalam prinsip-prinsip

pertukaran, sistem pasar digerakkan oleh interaksi mutual dalam bentuk transaksi

barang dan jasa antar pelaku-pelakunya. Komunikasi pasar berlangsung melalui

transaksi dengan harga sebagai message-nya (Leksono, 1999:35).

Page 41: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Pasar melalui mekanisme harga diharapkan dapat menjadi salah satu cara

untuk memecahkan masalah pokok ekonomi, yaitu produksi, konsumsi, dan

distribusi. Secara ideal, mekanisme pasar dipandang paling dapat dipercaya,

effective dan efficient. Karena esensi dari pasar adalah transaksi, maka pasar harus

bisa mengeliminasi segala sesuatu yang mengganggu kelancaran transaksi.

Sampai saat ini pasar dalam ranah ekonomi masih dipandang sebagai

lembaga yang paling penting untuk memecakan seputar masalah ekonomi

tersebut, walaupun fungsi dan peran pasar antara kenyataan praktek sehari-hari

bila disandingkan dengan ide dasarnya menunjukkan banyak beda kesenjangan.

Baik dalam lingkup global maupun mikro, fungsi dan peran pasar tidaklah akan

pernah sempurna; karena secara genetic terkandung penyakit paradigma kapitalis

dan dalam realitas mekanismenya pasar selalu terbawa informasi yang tidak utuh

(Leksono, 1999:151-152)

Menurut Leksono (1999:175-176), kinerja dari pasar antara lain adalah

sebagai berikut :

a. Harga jual sangat ditentukan oleh transaksi antara penjual dan pembeli. Dalam

menawarkan harga, penjual bersifat spekulasi, dengan harapan barang yang

ditawarkan laku dengan harga tinggi dan dapat memperoleh keuntungan yang

tinggi.

b. Besar keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan barang yang sama tidak

selalu sama.

Page 42: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

c. Tidak pernah menghitung keuntungan secara harian, karena memang tidak

memiliki tradisi pembukuan.

d. Mempertahankan kelangsungan usaha meskipun terjadi penurunan keuntungan.

e. Penggunaan tenaga kerja keluarga yang bukan semata-mata atas pertimbangan

efisiensi operational cost, namun anggota keluarga menjadi satuan dasar dalam

mengelola usaha atau bisnis.

f. Berupaya semaksimal mungkin mendapatkan barang dagangan dari pemasok

tanpa harus membayar terlebih dahulu.

g. “Ngamek” (mengambil, meminjam) barang tetangga dan menjualnya ketika di

bedaknya sendiri tidak tersedia barang yang dikehendaki pembeli, dengan hasil

keuntungan itu kemudian hasil keuntungannya dibagi dua.

h. Item barang yang dominan dipersiapkan disediakan dijual di bedaknya

disesuaikan menurut “musim” tertentu keperluan konsumen pembeli, misal ;

jenis atau item barang yang dijajakan di bedak pada musim pernikahan berbeda

dengan pada musim siswa masuk sekolah, berbeda pula dengan menjelang hari

raya.

i. Meningkat daya upaya menambah jumlah dan jenis barang yang dapat

diperoleh dari pemasok untuk dapat di “amek” serta berupaya menambah

peluang untuk pemasok yang yang dapat menjadi relasi usahanya dengan cara

“nyaur-ngamek”.

j. Berupaya memperpanjang jangka interval waktu toleransi antara “ngamek” (=

pengambilan barang) dengan nyaur (= pembayaran) barang yang elah diambil

kepada pemasok.

Page 43: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

k. Memiliki sejumlah pelanggan (pembeli tetap).

l. Dengan potongan harga yang diperoleh dari pemasok, pedagang acapkali

dalam menentukan harga jualnya bisa lebih rendah daripada harga jual eceran

pemasok kepada konsumen pembeli (karena harga pembelian pedagang dari

pemasok lebih rendah daripada harga yang ditawarkan pemasok kepada

konsumen pembeli.

m. Pengumpulan modal usaha masih menyandarkan pada menabung malalui

mekanisme arisan diantara sesame pedagang.

B. HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA

Penelitian yang dilakukan oleh Imam subekti dkk (2000) dengan judul

“Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Pedagang Eceran (study

kasus : Pedagang Kaki Lima di Daerah TK. II Kotamadya Malang)”. Penelitian

ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja usaha Pedagang Kaki

Lima yang ada di kotamadya TK. II Malang. Terdapat 10 variabel yang dapat

mempengaruhi kinerja usaha dari pengecer Pedagang Kaki Lima, yaitu : usia,

status perkawinan, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan, jam kerja, pengalaman

sebelum mandiri, pengalaman dalam posisi sekarang, ukuran tempat, tingkat

persediaan jumlah pegawai. Dari analisa hubungan kesepuluh variabel tersebut

secara bersama-sama mempengaruhi pendapatan bersih atau distribution income

Pedagang Kaki Lima sebesar 85,591% dan setelah di F tes-kan pengaruh tersebut

signifikan. Dari analisa regresi berganda dapat dibuktikan dengan taraf uji 0,05

ada 5 variabel bebas yang mempunyai pengaruh signifikan yaitu ; (1) jumlah

Page 44: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

tanggungan; (2) pengalaman sebalum mandiri; (3) tingkat persediaan; (4) ukuran

tempat; dan (5) jumlah pegawai. Dari kelima variabel tersebut yang mempunyai

pengaruh positif adalah pengalaman sebelum mandiri, tingkat persediaan dan

jumlah pegawai sedangkan jumlah tanggungan dan ukuran tempat mempunyai

pengaruh negatif. Untuk meningkatkan pendapatan bersih atau distribution

income Pedagang Kaki Lima dapat dilakukan dengan menaikkan atau menambah

variabel yang mempunyai pengaruh positif dan mengurangi atau menurunkan

variabel yang mempunyai pengaruh negatif.

Penelitian dengan judul “Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Keberadaan

Padagang Kaki Lima di Kawasan Malioboro” oleh Th. Agung M. Harsiwi pada

tahun 2002. Dari hasil penelitian yang menggunakan 200 responden tersebut

adalah hasil usaha Pedagang Kaki Lima dikelola sendiri, dan tidak tergantung

orang lain, serta sebagian besar dari Pedagang Kaki Lima menggunakan modal

sendiri sebagai modal usahanya. Penelitian ini juga membuktikan bahwa dampak

krisis ekonomi terhadap manajemen usaha dan pengelolaan modal tidak

berpengaruh secara nyata terhadap usaha Pedagang Kaki Lima di kawasan

Malioboro. Sebagai bukti tidak ada perubahan terhadap waktu berjualan (88%),

taksiran nilai barang dagangan dan peralatan (80,5%) pendipatan bersih rata-rata

perbulan (66,5%), bahkan tidak ada perubahan pemenuhan kebutuhan dari

pendapatan bersih rata-rata per bulan. Adanya krisis ekonomi juga tidak

memberikan pengaruh nyata pada peningkatan kemampuan menabung Pedagang

Kaki Lima, baik berupa tabungan uang, tabungan bukan uang, maupun tabungan

bank.

Page 45: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Penelitian yang dilakukan Ririn Tri Rahmawati pada tahun 2007 dengan

judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Usaha Pedagang

Kaki Lima Sektor Makanan dan Minuman (Study kasus di seputaran alun-alun

kota Madiun)”. Variabel yang digunakan adalah variabel modal, jam kerja perhari,

lama usaha, tingkat pendidikan dan usia. Dari hasil penelitian, didapat bahwa

semua variabel yang digunakan signifikan terhadap keuntungan yang diperoleh

Pedagang Kaki Lima di kawasan tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Nana Eka Nugraha (2006) dengan judul

“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keuntungan Usaha Pedagang Kaki

Lima Sektor Makanan dan Minuman (studi kasus di kota Yogyakarta)”. Dari

penelitian ini didapat hasil bahwa variabel modal positif terhadap keuntungan

sebesar 0,190, pengalaman berpengaruh positif sebesar 128,431, jam kerja

berpengaruh positif sebesar 7.8991.806, tingkat pendidikan berpengaruh negative

sebesar 598742, sikap berpengaruh positif sebesar 1062417, lokasi berpengaruh

positif sebesar 175616,4, dan variabel cuaca berpengaruh positif sebesar 2384963.

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Surakarta merupakan salah satu dari tujuan wisata di Provinsi Jawa

Tengah. Seni budaya dan kehidupan masyarakat yang masih kental dengan adat

jawa menjadi point tersendiri yang menarik para wisatawan untuk datang dan

mengenal kota Surakarta lebih dekat. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa

sektor pariwisata dan sektor perdagangan mempunyai hubungan yang erat dengan

Page 46: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

sektor perdagangan. Hubungan yang terjadi antara sektor pariwisata dan sektor

perdagangan adalah hubungan positif, di mana pariwisata suatu daerah

mempunyia prospek, di situ pula sektor perdagangan dapat diandalkan sehingga di

mana terdapat tempat tujuan wisata, di situ pula para pedagang akan membuka

lapangan kerjanya sendiri.

Di Surakarta, Keraton Kasunanan Hadiningrat merupakan salah satu

daerah tujuan wisata yang banyak menarik wisatawan asing maupun domestik.

Hal ini turut mengundang para pelaku perdagangan untuk membuka lapangan

kerja di sekitar tempat tersebut, salah satunya di Pasar Kliwon Kota Surakarta.

Para pelaku perdagangan di pasar ini mempunyai segmen pasar tersendiri, yaitu

para wisatawan yang berkunjung ke Keraton Kasunanan Hadiningrat di samping

masyarakat Surakarta secara umum.

Sektor perdagangan merupakan kegiatan usaha di sektor informal yang

tidak begitu memerlukan keahlian khusus. Seringkali kegiatan perdagangan di sini

tidak dimotivasi untuk mencari keuntungan semata, akan tetapi mereka yang dulu

memiliki tanah di area keraton tersebut menjalankan kegiatan perdagangan di

pasar tersebut bertujuan untuk menjaga silaturahmi antara penduduk sekitar.

Kegiatan perdagangan yang terjadi di Pasar Kliwon Kota Surakarta ini

dapat dikategorikan sebagai kegiatan pedagang pengecer. Modal yang digunakan

antara satu pedagang dengan pedagang lainnya bervariasi, sehingga menghasilkan

pendapatan yang bervariasi pula. Faktor lain yang diduga mempengaruhi

pendapatan adalah jumlah jam kerja per hari, dimana dimungkinkan berbeda pula

Page 47: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

setiap pedagangnya. Selain variabel ekonomi yang dijabarkan di atas, penulis

ingin menyoroti kondisi sosial para pedagang di pasar tersebut, yaitu diduga

terdapat perbedaan usia dan tingkat pendidikan di antara para pedagang.

Kemudian setelah mengkaji perbedaan rata-rata modal, pendapatan,

jumlah jam kerja, usia, dan tingkat pendidikan, penulis ingin mengetahui apakah

terdapat hubungan antar variabel yang kemudian akan diketahui apakah variabel

satu mempengaruhi variabel yang lain atau tidak. Dan setelah itu, penulis ingin

menjabarkan sisi sosial dari para pedagang yang ada di pasar tersebut dengan

kriteria tertentu yang di anggap dapat mewakili kondisi sosial para pedagang.

Gambar Alur Pemikiran

hubungan hubungan

perbedaan rata-rata

Kajian Sosial Ekonomi Pedagang Keris Dan

Kacamata Di Alun-Alun Utara Keraton

Kasunanan Hadiningrat Surakarta Tahun 2010

Pedagang

Kacamata

Pedagang

Souvenir/Keris/

Kerajinan

Var.sosial Var.ekonomi Var.ekonomi Var.sosial

Page 48: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

D. HIPOTESIS

1. Diduga ada perbedaan rata-rata modal, pendapatan, jam kerja perhari, lama

usaha, usia, dan pendidikan di antara pedagang keris/souvenir/kerajinan dan

kacamata di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat Kota Surakarta.

2. Diduga terdapat hubungan antara pendapatan dengan modal.

3. Diduga terdapat hubungan antara pendapatan dengan jam kerja perhari.

4. Diduga terdapat hubungan antara pendapatan dengan jumlah kios yang

dimiliki.

5. Diduga terdapat hubungan antara pendapatan dengan lama usaha.

6. Diduga terdapat hubungan antara pendapatan dengan usia.

7. Diduga terdapat hubungan antara pendapatan dengan pendidikan.

Page 49: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan pada lingkup wilayah Kota Surakarta, di Pasar

Kliwon Kota Surakarta. Khususnya bagian dari pasar kliwon yang

memperdagangkan kacamata dan souvenir/keris/kerajinan, yang berlokasi di timur

Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat Surakarta.

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu

metode penelitian yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang

keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung). Tujuan utama dari

metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara

berjalan pada saat penelitian dilakukan (Travers dalam Alimuddin, 1993)

B. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari narasumber.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari

narasumber. Data sekunder dapat diperoleh dari instansi-instansi yang berkaitan.

2. Sumber Data

a. Data primer

Page 50: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Data primer diperoleh peneliti dari survey langsung dengan membagikan

kuisioner kepada pedagang di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat

Kota Surakarta.

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh peneliti dari instansi terkait, yaitu Badan Pusat

Statistik (BPS) dan Pemerintah Kota setempat.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode survei ke lokasi

penelitian dengan membagikan kuisioner kepada pedagang di Alun-Alun Utara

Keraton Kasunan Hadiningrat Kota Surakarta, khususnya yang berdagang

kacamata dan souvenir/keris/kerajinan.

D. Populasi

Djarwanto dan Pangestu (1993:102) mendefinisikan populasi atau

universe adalah jumlah dari keseluruhan objek yang karakteristiknya hendak

diduga. Dalam penelitian ini populasinya adalah jumlah pedagang yang berada di

Pasar Keris dan Kacamata di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat

Surakarta.

Karena populasi dari pedagang di Pasar Keris dan Kacamata di Alun-Alun

Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat Surakarta hanya berjumlah 80 kios yang

dimiliki 56 orang pedagang, maka penulis memutuskan untuk tidak mengambil

sampel dan mengambil semua anggota populasi sebagai responden dalam

pengumpulan data.

Page 51: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

E. Definisi Operasional Variabel

1. Pedagang

Pedagang adalah mereka yang melakukan perbuatan perniagaan sebagai

pekerjaannya sehari (Miranda, 2001).

2. Pendapatan

Pendapatan total (total revenue) adalah jumlah pendapatan yang diterima

oleh suatu perusahaan dari penjualan produknya. Sedangkan seluruh pengeluaran

yang ditanggung ditanggung oleh perusahaan untuk membeli berbagai macam

input disebut biaya total (total cost) (Mankiw, 2003:347)

3. Jam Kerja Perhari

Merupakan waktu yang digunakan pedagang untuk menjajakan barang-

barang dagangannya dalam waktu sehari, dihitung dalam satuan jam.

4. Jumlah Kios Yang Dimiliki Sekarang

Jumlah kios yang dimiliki merupakan besarnya tempat usaha yang

digunakan para pedagang yang dihitung per blok. Waktu sekarang adalah waktu

saat diadakan survey oleh peneliti.

5. Lama Usaha

Merupakan satuan tahun lamanya para pedagang berusaha di tempat ini

dihitung sejak mulai usaha.

6. Modal

Page 52: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Sejumlah uang dan barang yang dapat dinilai yang dibutuhkan pedagang

untuk memulai usaha tersebut. Modal dalam penelitian ini adalah modal di luar

bangunan (di luar pembelian kios), dihitung dalam satuan rupiah.

7. Tingkat Pendidikan

Merupakan jenjang pendidikan formal yang ditempuh oleh seseorang

(dalam penelitian ini seseorang tersebut adalah pedagang di Pasar Kliwon).

8. Usia

Usia adalah faktor intern dari para pedagang yang memungkinkan

mempengaruhi pedagang tersebut dalam mengambil keputusan.

F. Metode Analisis Data

1. Deskripsi Data

Analisis ini bertujuan mendeskripsikan data-data sosial yang diperoleh

dari para pedagang melalui wawancara secara langsung dengan para pedagang di

Pasar Keris dan Kacamata di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta.

Melalui data-data yang diperoleh, analisis ini diharapkan dapat menggambarkan

kondisi sosial para pedagang secara nyata.

2. Uji Mean (rata-rata)

Pengujian pada penelitian ini menggunakan pengujian rata-rata (Mean).

Rata-rata adalah suatu nilai rata-rata dari semua nilai data observasi. Nilai rata-

rata data observasi diberi symbol µ.

Rata-rata dari suatu data observasi (populasi) tidak berkelompok

(Ungrouped data) merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua data

Page 53: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

observasi di bagi dengan banyaknya data. Atau secara matematis dapat ditulis

dengan formula sebagai berikut :

µ=

Yang menyatakan bahwa :

µ = rata-rata data observasi ( populasi)

Σ = jumlah

x = nilai data observasi

N = banyaknya data observasi

Rata-rata data observasi berkelompok (Grouped data) adalah jumlah hasil

kali antara frekuensi dengan nilai tengah semua kelas dibagi jumlah frekuensi.

Atau secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

µ=

yang menyatakan bahwa :

µ = rata-rata data observasi berkelompok

ΣfM = jumlah frekuensi kali nilai tengah per kelas

Σf = jumlah frekuensi (Algifari, 1997 : 32).

Dari formula di atas, dapat diaplikasikan ke dalam penelitian ini, yaitu

dengan mencari mean dari masing-masing kriteria pedagang berdasarkan

pengelompokan variabel (variabel ekonomi dan variabel sosial). Pengaplikasian

dapat dijabarkan sebagai berikut :

Page 54: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Pedagang Pendapatan Modal Jam

Kerja

Jml.

Kios

Lama

Usaha Usia Pendidikan

Kacamata

Rata-rata (µ)

Keris/Souvenir/

Kerajinan

Rata-rata (µ)

Pedagang di Pasar Keris dan Kacamata dikelompokkan berdasarkan

kriteria barang dagangan, kemudian dicari variabel-variabel yang bersangkutan

dan selanjutnya dihitung rata-rata atau mean (µ) dari varibel-variabel tersebut dan

diselidiki apakah terdapat perbedaan antara pedagang satu dengan pedagang

lainnya.

Setelah mengatahui rata-rata variabel sosial maupun ekonomi, maka dapat

dilihat rasio antara pendapatan dengan variabel ekonomi di antara pedagang.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua jenis, yaitu

vareiabel ekonomi yang meliputi variabel pendapatan, jumlah modal yang

digunakan, jumlah kios yang dimiliki sekarang, lama usaha dan jam keja per hari.

Sedangkan variabel sosial yang digunakan adalah variabel usia dan tingkat

pendidikan.

Pedagang Pend/Modal Pend/Jam

Kerja

Pend/Jml

Kios

Pend/Lama

Usaha

Kacamata

Keris/Souvenir/

Kerajinan

Page 55: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Deviasi adalah selisih nilai dari pengamatan dengan nilai sebenarnya. Hal

ini layak terjadi pada setiap penelitian. Presisi atau tingkat kebenaran dari suatu

penelitian dapat diukur dengan besarnya simpangan yang terjadi.

Deviasi standard (Standard Deviation) merupakan penyimpangan dari

suatu rangkaian data X1, X2, …, Xn terhadap nila rata-rata (Mean).

Kita tahu bahwa selalu = 0 sehingga untuk menciptakan

hasil yang positif maka nilai haruslah absolute. Pemakaian tanda

absolute ini tidaklah menjamin manipulsi secara matematis, maka untuk

menghindari hal tersebut haruslah dikuadradkan sehingga akan memperoleh hasil

positif, yaitu :

(Xi-X)2 = positif

Untuk memperoleh Deviasi Standard yang sebenarnya maka formula

diubah menjadi :

σ =

Untuk data berkelompok, besarnya standard deviasi dapat dicari dengan

formula sebagai berikut :

σ =

σ = deviasi standard

Page 56: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

F = jumlah frekuensi pada masing-masing kelas

N = jumlah seluruh data

M = nilai mid point pada masing-masing kelas

Cara menghitung deviasi standard :

1) Carilah jumlah frekuensi dan nilai tengah (mid point) pada masing-masing

kelas.

2) Kalikan masing-masing frekuensi tersebut dengan nilai tengah (mid point)

FM

3) Kalikan pula frekuensi tersebut dengan mid point kuadrad (F.M2), kemudian

bagilah dengan N. maka diperoleh

4) Cari nilai rata-ratanya

5) Kuadradkan hasil no. d

6) Kurangkan hasil no. c dengan no. e

7) Akarkan hasil pada f

Sedangkan untuk menghitung besarnya variance pada data bekelompok

dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :

σ2 = (Samsubar, 1999 :64-67)

Setelah diketahui besarnya standard deviasi, maka variabel dari masing-

masing pedagang dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Page 57: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

x = merupakan besarnya nilai

µ = merupakan rata-rata dari variabel dependent

σ2

= besarnya standard deviasi variabel dependent

x < µ – σ µ-σ ≤ x ≤ µ+σ

x > µ + σ

Variabel

Variabel

Variabel

3. Uji Korelasi

Djarwanto (1991 :55-56), metode korelasi jenjang ini dikemukakan oleh

Carl Spearman pada tahun 1904. Metode ini diperlukan untuk mengukur keeratan

hubungan antara dua variabel dimana dua variabel itu tidak mempunyai joint

normal distributon dan conditional variance tidak diketahui sama. Korelasi rank

dipergunakan apabila pengukuran kuantitatif secara eksak tidak mungkin/sulit

dilakukan. Misalnya : mengukur tingkat moral, tingkat kesenangan, tingkat

motivasi.

Untuk menghitung rank-corelation coefficient-nya, yang dinotasikan

dengan rs, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Nilai pengamatan dari dua variabel yang akan diukur hubungannya diberi

jenjang. Bila ada nilai pengamatan yang sama dihitung jenjang rata-ratanya.

b. Setiap pasang jenjang dihitung perbedaannya.

c. Perbedaan setiap pasang jenjang tersebut dikuadratkan dan dihitung

jumlahnya.

Page 58: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

d. Nilai rs (koefisien korelasi Spearman) dihitung dengan rumus :

rs = 1 -

dimana : di menunjukkan perbedaan setiap pasang rank.

n menunjukkan jumlah pasangan rank.

Hipotesa nihil yang akan diuji mengatakan bahwa dua variabel yang

diteliti dengan nilai jenjangnya itu independen, tidak ada hubungan antara jenjang

variabel yang satu dengan jenjang dari variabel lainnya.

Ho : rs = 0

H1 : rs ≠ 0

Kriteria pengambilan keputusannya adalah :

Ho diterima apabila rs ≤ ρs (α)

Ho ditolak apabila rs > ρs (α)

Untuk n < 30 dapat dipergunakan tabel nilai t, dimana nilai t sampel dapat

dihitung dengan rumus :

t = rs

Ho diterima apabila – t α/2; n-2 ≤ t ≤ t α/2;n-2

Ho ditolak apabila t > t α/2;n-2 atau t < – t α/2; n-2

Page 59: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB IV

PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM

1. Aspek ekonomi

Perkembangan suatu daerah akan berdampak pada kehidupan masyarakat

maupun masyarakat lain di sekitarnya. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari

sisi sosial dan sisi ekonomi. Untuk mengukur perkembangan perekonomian suatu

daerah dapat menggunakan beberapa indikator, antara lain Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), pendapatan per kapita dan laju inflasi.

Kota Surakarta yang miskin akan Sumber Daya Alam, sangat

membutuhkan daerah-daerah sekitar seperti SUBOSUKOWONOSRATEN untuk

menunjang kehidupan dan perekonomian masyarakatnya. Akan tetapi kemajuan

Kota Surakarta membuat daerah-daerah tersebut bergantung pada Kota Surakarta,

terutama di bidang perdagangan. Kemajuan sosial masyarakat Kota Surakarta

mengakibatkan konsumsi yang meningkat bagi masyarakat di kota ini. Hal ini

yang menjadikan sektor perdagangan selalu memberikan kontribusi yang besar

terhadap PDRB Kota Surakarta. Pada tahun 2007, atas dasar harga berlaku sektor

ini mampu memberikan kontribusi sebesar Rp 1.711.786,42 atau sebesar 24,77%,

yang merupakan kontribusi terbesar dibanding sektor yang lain. Atas dasar harga

konstan, sektor ini mampu memberikan kontribusi sebesar Rp 1.126.471,69 atau

sebesar26,17%, yang menduduki peringkat ke dua setelah sektor industri

pengolahan sebesar Rp 1.173.422,60 atau 27,26%.

Page 60: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Pada tahun 2008 sektor perdagangan atas dasar harga berlaku mampu

memberikan kontribusi sebesar Rp 1.984.698,20 atau sebesar 25,12% yang

merupakan kontribusi terbesar disbanding sektor lainnya. Sedangkan atas dasar

harga konstan, sektor ini mampu memberikan kontribusi sebesar Rp 1.211.208,49

atau sebesar 26,62% dan merupakan kontribusi terbesar disbanding sektor lain.

Tabel IV.1

PDRB Kota Surakarta Tahun 2007-2008 Atas Dasar Harga Berlaku

Lapangan

Usaha

Kontribusi (dalam ribuan) (Rp) Persentase (%) Laju Pertumbuhan

(%)

2007 2008 2007 2008 2007 2008

pertanian 4.259,39 4.726,23 0,06 0,06 13,27 10,96

penggalian 2.525,78 2.945,24 0,04 0,04 9,61 16,61

industri

pengolahan 1.681.790,25 1.838.499,70 24,34 23,27 8,2 9,32

listrik, gas dan

air bersih 186.120,50 203.337,92 2,69 2,57 11,97 9,25

bangunan 924.664,68 1.140.846,43 13,38 14,44 14,26 23,38

perdagangan,

hotel, dan

restoran 1.711.786,42 1.984.698,20 24,77 25,12 13,58 15,94

pengangkutan

dan

komunikasi 802.106,24 884.951,75 11,61 11,2 10,02 10,2

keuangan,

persewaan dan

jasa

perusahaan 763.887,99 863.921,29 11,06 10,93 9,56 13,1

jasa-jasa 831.953,32 977.959,30 12,04 12,38 15,42 17,55

total PDRB 6.909.094,57 7.901.886,06 100 100 11,62

penduduk

pertengahan

tahun 515.372,00 522.935,00

PDRB per

kapita 13.406.034,03 15.110.646,75

Sumber : Surakarta Dalam Angka

Page 61: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel IV.2

PDRB Kota Surakarta Tahun 2007-2008 Atas Dasar Harga Konstan

Lapangan

Usaha

Kontribusi (dalam ribuan) (Rp) Persentase (%)

Laju

Pertumbuhan

(%)

2007 2008 2007 2008 2007 2008

pertanian

2.899,10

2.866,18 0,07 0,06 1,54 -1,14

penggalian

1.828,17

1.905,23 0,04 0,04 2,31 4,22

industri

pengolahan

1.173.422,60

1.200.606,83 27,26 26,39 3,46 2,32

listrik, gas

dan air bersih

96.867,33

103.020,58 2,25 2,26 5,56 6,35

bangunan

528.770,39

583.069,88 12,28 12,82 9,64 10,27

perdagangan,

hotel, dan

restoran

1.126.471,69

1.211.208,49 26,17 26,62 6,36 7,52

pengangkutan

dan

komunikasi

428.864,77

449.973,94 9,96 9,89 6,00 4,92

keuangan,

persewaan

dan jasa

perusahaan

425.590,18

449.992,44 9,89 9,89 5,93 5,73

jasa-jasa

519.573,14

546.699,38 12,07 12,02 6,20 5,22

total PDRB

4.304.287,37

4.549.342,95 100 100 5,82

penduduk

pertengahan

tahun

515.372,00

522.935,00

PDRB per

kapita

8.351.806,79

8.699.633,71 Sumber : Surakarta Dalam Angka

Meski belum mencerminkan tingkat pemerataan, pendapatan perkapita

dapat dijadikan salah satu indikator guna melihat keberhasilan pembangunan

perekonomian di suatu wilayah.

Page 62: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Perkembangan pendapatan perkapita di Kota Surakarta atas dasar harga

berlaku, menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000

pendapatan perkapita masih mancapai angka sebesar Rp 5.336.870,05 rupiah,

tahun 2007 sudah menjadi Rp 11.738.351,79 rupiah atau naik sebesar 119,95

persen. Demikian juga pendapatan perkapita atas dasar harga konstan, dalam

kurun waktu 5 tahun terakhir selalu mengalami kenaikan meskipun kenaikannya

tidak sebesar harga berlaku.

Tabel IV.3

Pendapatan Perkapita Penduduk Kota Surakarta

Tahun 2000-2007

Tahun

Pendapatan Perkapita

(Rp) Pertumbuhan (%)

Harga

Berlaku

Harga

Konstan

2000

Harga

Berlaku

Harga

Konstan

2000

2000

5.336.870

5.336.870

2001

6.028.763

5.559.459 12,96 4,17

2002

6.764.820

5.836.923 12,21 4,99

2003

7.670.664

6.191.529 13,39 6,08

2004

8.175.132

6.235.404 6,58 0,71

2005

9.223.742

6.280.765 12,83 0,73

2006

10.635.849

6.892.374 15,31 9,74

2007

11.738.352

7.240.006 10,37 5,04 Sumber : Surakarta Dalam Angka

Page 63: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Laju inflasi merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi suatu

wilayah. Laju inflasi perlu dijaga agar tidak terlalu tinggi namun juga tidak terlalu

rendah. Laju inflasi yang tinggi akan menggairahkan perekonomian, akan tetapi

menyusahkan masyarakat karena harga naik secara serentak. Laju inflasi yang

terlalu rendah akan menjadikan perekonomian suatu wilayah lesu. Laju inflasi di

Kota Surakarta dalam kurun waktu 10 tahun terakhir terjadi pada tahun 1998

akibat adanya krisis moneter, yaitu mencapai 66,38%. Setelah tahun 1998 laju

inflsi di Kota Surakarta cukup stabil, yaitu selalu di bawah 2 digit kecuali pada

tahun 2001 dan 2005 yang mencapai angka 15,58% dan 13,88%.

Tabel IV.4

Tabel Laju Inflasi Kota

Surakarta Tahun 1998-2009

Tahun Laju Inflasi

(%)

1998 66,38 1999 0,46 2000 7,89 2001 15,58 2002 8,64 2003 1,73 2004 5,15 2005 13,88 2006 6,18 2007 3,28 2008 6,96 2009 1,25 Sumber : Surakarta Dalam Angka

2. Sektor Informal di Surakarta

Secara semiotik istilah informal memberikan pengaruh yang kalau diurai

tidaklah sederhana sebagaimana mengucapkannya. Formal adalah terma untuk

Page 64: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

mawakili wilayah sosial ekonomi yang berada dalam jalur regulasi yang

ditetapkan pemerintah. Hal ini tentunya terkait dengan status legal dalam

kerangka negara atau state. Sedangkan informal mewakili bentuk-bentuk aktifitas

sosial-ekonomi yang diluar regulasi dan cenderung dimaknakan vis-à-vis

pemerintah sebagai regulator. Informal kemudian di-stereotyp-kan dengan

mudahnya masuk ke sektor itu (ease of entry), skala kecil-menengah (small-

scale), kepemilikan keluarga (family ownership), ketrampilan yang dibutuhkan

diperoleh diluar jalur sekolah formal (outside formal school system) dan pasar

yang competitive (competitive markets) (ILO; 1972).

Terbatasnya kemampuan kota untuk menyediakan lapangan pekerjaan

bagi pendatang telah menciptakan kerja-kerja informal (untuk tidak mengatakan

tidak formal) diperkotaan. Di Kota Surakarta sektor ini menjelma menjadi

wilayah yang disatu sisi menjadi problem perkotaan, namun disisi yang lain

bermanfaat sebagai peredam ledakan pengangguran dan juga sebagai sumber

income daerah melalui retribusi. Disadari atau tidak, sektor ini merupakan

konstituen penting dalam pembangunan Kota Solo, lebih dari hanya sekedar

pelengkap. Pedagang kaki lima, asongan, pedagang oprokan di pasar tradisional,

perparkiran, dan becak sering kali dianggap sektor pinggiran atau dalam bahasa

kebijakan disebut informal. Istilah informal mengindikasikan pandangan sektor

ini yang berada pada margin paling dasar dalam masyarakat industrial modern

perkotaan. Meskipun pada kenyataannya, sektor inilah yang justru merupakan

penggerak utama roda ekonomi kota, karena dari sinilah kebutuhan mendasar

masyarakat kota diproduksi.

Page 65: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Salah satu sektor informal yang banyak dijumpai di Kota Surakarta adalah

Pedagang Kaki Lima. Hampir di setiap sudut kota dapat ditemukan keberadaan

para Peadagang Kaki Lima yang menjajakan barang dagangan mereka masing-

masing. Cara berdagang Pedagang Kaki Lima ini bervariasi, mulai dari yang

memiliki tempat tetap, bongkar pasang/tenda, hingga yang hanya menggunakan

sepeda motor sebagai sarana berdagang mereka.

Tabel IV.5

Data Pedagang Kaki Lima Berdsarar Type

Bangunan/Sarana di Kota Surakarta Tahun 2010

Type Bangunan/Sarana

Cenderung

Menetap

(orang)

Cenderung

Bergerak

(orang)

Permanen 2280

Bongkar Pasang/Tenda

Gerobak (cenderung

berhenti)

Gelaran/Oprokan 645

Dasaran

Lesehan

Mobil 50

Sepeda Motor

Lain-Lain 942

Jumlah 2925 992

Total 3917

Sumber : data diolah

Pedagang Kaki Lima di Kota Surakarta dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu

kelompok menetap dan kelompok tidak menetap (bergerak). Pedagang Kaki Lima

yang termasuk dalam kelompok menetap adalah Pedagang Kaki Lima yang

berdagang di bangunan permanen, terdapat 2280 orang, bongkar pasang/tenda,

Page 66: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

gerobak, gelaran, dasaran, dan lesehan yang berjumlah 645 orang. Sedangkan

Pedagang Kaki Lima yang masuk dalam kelompok tidak menetap (bergerak)

adalah mereka yang berdagang menggunakan mobil, motor, dan lain-lain yang

cenderung bergerak. Jumlah Pedagang Kaki Lima yang bergerak ini sebanyak 992

orang pedagang yang terdiri dari 50 orang menggunakan mobil atau motor, dan

942 orang menggunakan sarana lain.

3. pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan Sumber

Daya Manusia. Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana dan prasarana akan

sangat menunjang meningkatkan pendidikan.

Tabel IV.6

Banyaknya Sekolah dan Guru Menurut Kecamatan di Kota Surakarta

Tahun 2008

kecamatan

TK SD SLTP SMA&SMK

jumlah Guru

(orang) Jumlah

Guru

(orang) Jumlah

Guru

(orang) Jumlah

Guru

(orang)

Laweyan 57

259 51 807 18

609 25 1.079

Serengan 31

110 29 379 10

301 8 372

Pasar

Kliwon 42

207 52 647 9

308 6 267

Jebres 76

224 55 704 17

524 13 561

Banjarsari 82

383 80 1.185 17

739 30 1.321

Jumlah 288 1.183 267 3.722 71

2.481 82 3.600 Sumber : Surakarta Dalam Angka

Page 67: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

B. ANALISIS DATA

1. Analisis Deskriptif

a. Kelompok Umum dan Jenis Kelamin

Pasar Keris dan Cenderamata bertempat di sekeliling alun-alun utara

Keraton Kasunanan Hadiningrat Surakarta. Terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu

Pasar Cenderamata, Pasar Kliwon, dan Pasar Batu Permata. Pasar Cenderamata

dan Pasar Kliwon dikelola oleh Dinas Pasar Kota Surakarta, sedangkan Pasar

Batu Permata berstatus milik Keraton Kasunanan Hadiningrat Surakarta.

Pasar Kliwon dibagi menjadi 2, yaitu pasar tradisional yang menyediakan

kebutuhan sehari-hari dan pasar yang menyediakan kacamata dan barang-barang

kerajinan. Pasar Kliwon yang menyediakan kacamata dan barang-barang

kerajinan ini memiliki bangunan sendiri dan disebut Pasar Keris dan Kacamata

Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat. Akan tetapi dalam

pengelolaannya di bawah pengelola Pasar Kliwon.

Pasar Keris dan Kacamata Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan

Hadiningrat adalah sebuah pasar yang menyediakan barang dagangan berupa

kacamata, keris, kerajinan, dan berbagai souvenir. Pasar ini berlokasi di sebelah

timur alun-alun utara Keraton Kasunanan Hadiningrat Surakarta. Dikelola oleh

Dinas Pasar Kota Surakarta dengan perwakilan Dinas Pengelola Pasar Kliwon.

Akan tetapi tempatnya terpisah dengan pasar yang menyediakan kebutuhan

sehari-hari (pasar tradisional).

Page 68: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Pasar Keris dan Kacamata Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan

Hadiningrat merupakan pasar dengan jumlah kios sebanyak 82 kios yang dimiliki

58 orang. Dari 82 kios yang ada, sebanyak 80 kios digunakan untuk perdagangan

kacamata dan keris/souvenir/kerajinan yang merupakan barang yang dominan di

pasar ini. 80 kios yang menjual kacamata dan keris/souvenir/kerajinan ini dimiliki

oleh 56 orang. Sejumlah 22 orang pedagang kacamata dan 34 orang pedagang

keris/souvenir/kerajinan. Sisanya sejumlah 2 kios digunakan untuk servis

elektronik.

Tabel IV.7

Tabel Jumlah Kios

Kios Jumlah

(Blok) Prosentase

Kacamata 22 39,29

Keris/Souvenir/Kerajinan 34 60,71

Sumber : data diolah

Perbandingan padagang laki-laki dan perempuan yang ada di pasar ini

adalah 32 orang pedagang laki-laki atau 57,14% dan 24 orang pedagang

perempuan atau 42,86%. Rasio pedagang perempuan terhadap pedagang laki-laki

sebesar 0,75 yang artinya di dalam 100 orang padagang laki-laki terdapat 75

orang pedagang perempuan. Melihat rasio pedagang laki-laki terhadap pedagang

perempuan melebihi 50% menunjukkan bahwa peranan wanita dalam pemenuhan

kebutuhan ekonomi semakin diperlukan, tidak terkecuali dalam hal perdagangan.

Page 69: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Dari rasio pedagang parempuan terhadap pedagang laki-laki yang

mencapai angka rasio lebih dari 50% menandakan bahwa peran perempuan dalam

hal ekonomi semakin meberikan kontribusi

Tabel IV.8

Tabel Perbandingan Pedagang

Laki-Laki dan Perempuan

Jenis

Kelamin

Jumlah

(Orang) Prosentase

Laki-Laki 32 57,14

Perempuan 24 42,86

Sumber : data diolah

b. Usia Pedagang

Usia merupakan faktor intern yang dimiliki setiap orang orang, tidak

terkecuali para pedagang yang ada di Pasar Keris dan Kacamata Alun-Alun Utara

Keraton Kasunanan Hadiningrat ini. Usia dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu usia

non produktif dan usia produktif. Usia non produkti adalah usia 0-15 tahun dan 55

tahun ke atas. Usia prodktif adalah usia di antara rentang usia non produktif, yaitu

usia antara 16-55 tahun.

Usia pedagang yang ada di Pasar Keris dan Kacamata Alun-Alun Utara

Keraton Kasunanan Hadiningrat ini berkisar antara 24 tahun sampai 70 tahun.

Pedagang yang berada pada zona usia produktif sebanyak 53 orang atau sebesar

94,64%. Usia terendah pedagang di pasar ini yang berada di zona usia produktif

adalah 24 tahun dan yang tertinggi adalah 55 tahun. Di luar itu pedagang yang

berada di zona usia non produktif sebanyak 3 orang atau sebesar 5,36%. Usia

Page 70: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

terendah pedagang di pasar ini yang ada di zona usia non produktif adalah 58

tahun dan yang tetinggi adalah 70 tahun.

Rasio antara pedagang usia non produktif terhadap usia produktif adalah

0,06 yang artinya dalam 100 orang usia produktif terdapat 6 orang usia non

produktif. Dari rasio tersebut dapat diketahui bahwa perdagangan di pasar ini

didominasi oleh orang-orang yang berusia produktif

Tabel IV.9

Tabel Usia Pedagang

Usia Jumlah

(orang) Prosentase

0-15 0 0

16-55 53 94,64

>55 3 5,36 Sumber : data diolah

c. Jenis Barang Dagangan

Jenis barang dagangan di Pasar Keris dan Kacamata Alun-Alun Utara

Keraton Kasunanan Hadiningrat tidak terlalu beranekaragam karena memang

pasar ini merupakan pasar khusus yang menyediakan barang dagangan yang tidak

terlalu banyak variasi.

Jenis barang dagangan di Pasar Keris dan Kacamata ini adalah kacamata,

keris, kerajinan, dan souvenir. Untuk menyedarhanakan data penelitian maka

barang-barang dagangan tersebut dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu

kacamata dan keris/souvenir/kerajinan. Pengelompokkan ini selain untuk

menyederhanakan data juga karena tidak ada pedagang selain pedagang kacamata

Page 71: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

yang khusus hanya menjual 1 macam barang saja. Seperti keris saja, souvenir

saja, atau kerajinan saja. Pedagang selain pedagang kacamata selalu menjual

barang-barang seperti keris, souvenir, da kerajinan tersebut lebih dari satu macam.

Jumlah pedagang yang berjualan kacamata di pasar ini sebanyak 22 orang

atau sebesar 39,29%. Sedangkan jumlah pedagang keris/souvenir/kerajinan

sebanyak 34 orang atau 60,71%. Dari persentase jumlah pedagang diketauhi

bahwa lebih dari setengah pedagang yang ada di Pasar Keris dan Kacamata Alun-

Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini berdagang

keris.souvenir/kerajinan.

Rasio pedagang kacamata terhadap pedagang keris/souvenir/kerajinan

adalah 0,65. Yang artinya, jika terdapat 100 pedagang keris/souvenir/kerajinan di

Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini maka akan terdapat 65

pedagang kacamata di tempat tersebut.

Tabel IV.10

Tabel Jenis Barang Dagangan

Jenis Barang Jumlah

(orang) Prosentase

Kacamata 22 39,29

Keris/Souvenir/Kerajinan 34 60,71

Sumber : data diolah

d. Jumlah Kios yang Dimiliki Sekarang dan Status Kepemilikan

Jumlah keseluruhan kios di Pasar Keris dan Kacamata Alun-Alun Utara

Keraton Kasunanan Hadiningrat ini ada sebanyak 82 kios yang di mana 80 di

Page 72: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

antaranya digunakan untuk berdagang dan 2 sisanya digunakan untuk servis

elektronik.

Dari 80 kios yang digunakan untuk berdagang ini hanya dimiliki oleh 56

orang saja. Hal ini berarti ada beberapa orang memiliki kios di pasar ini lebih dari

1 kios. Pedagang yang hanya memiliki 1 kios sebanyak 41 orang. Dari 41 orang

tersebut 15 orang pedagang kacamata dan sisanya sebanyak 26 orang pedagang

keris/souvenir/kerajinan. Sedangkan pedagang yang memiliki kios lebih dari 1

sebanyak 15 orang, yaitu 7 orang pedagang kacamata dan 8 orang pedagang

keris/souvenir/kerajinan.

Dilihat dari status kepemilikan kios, dari 56 orang pedagang di pasar ini

hanya 1 orang yang masih menyewa kios sebagai tempat usaha. Yang lainnya,

sebanyak 55 orang pedagang, kios tempat usaha tersebut merupakan milik sendiri.

Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa pedagang di Alun-Alun Utara

Keraton Kasunanan Hadiningrat ini telah memiliki modal yang cukup untuk

berdagang.

Tabel IV.11

Tabel Jumlah Kios

Jumlah

Kios

Jumlah

(orang) Prosentase

1 Kios 41 73,21

>1 Kios 15 26,79

Sumber : data diolah

Page 73: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

e. Modal awal

Modal awal dari pedagang di Pasar Keris dan Kacamata Alun-Alun Utara

Keraton Kasunanan Hadiningrat antara Rp 200.000,00 sampai Rp 500.000.000,00

secara keseluruhan. Modal awal yang digunakan ini adalah modal awal di luar

pembelian kios.

Modal awal pedagang kacamata berkisar antara Rp 500.000,00 sampai Rp

500.000.000,00. Modal awal pedagang kacamata di pasar ini terjadi rentang yang

cukup tinggi antara pedagang dengan modal terendah dan pedagang dengan modal

tertinggi. Selisih modal yang cukup jauh ini disebabkan oleh ada beberapa

pedagang kacamata yang memiliki alat-alat perlengkapan optik seperti alat kir

mata dan alat untuk membentuk lensa. Pedagang yang memiliki alat-alat tersebut

rata-rata memerlukan modal awal lebih besar dari Rp 100.000.000,00. Sedangkan

pedagang kacamata dengan modal di bawah Rp 100.000.000,00 tidak memiliki

alat-alat dan hanya menjual kacamata saja.

Sebanyak 40,91% pedagang kacamata menggunakan modal awal ≥ Rp

100.000.000,00 dan sebanyak 59,09% menggunakan modal awal di bawah Rp

100.000.000,00

Tabel IV.12

Tabel Modal Pedagang Kacamata

Modal Jumlah

(orang) Prosentase

0-100.000.000 9 40,91

>100.000.000 13 59,09 Sumber : data diolah

Page 74: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Untuk pedagang keris/souvenir/kerajinan, modal awal berkisar antara

Rp200.000,00 sampai Rp 60.000.000,00.

Walaupun memiliki selisih modal yang tidak terlalu tinggi seperti

pedagang kacamata, namun selisih modal awal yang terjadi pada pedagang

keris/souvenir/kerajinan juga terbilang tinggi. Selisih modal awal yang tinggi pada

pedagang keris/souvenir/kerajinan terjadi akibat variasi barang dagangan yang

mereka miliki. Pedagang dengan modal ≥ Rp 10.000.000,00 memiliki barang

dagangan yang lebih banyak dan variatif disbanding pedagang dengan modal di

bawah Rp 10.000.000,00

Sebanyak 45,45% pedagang keris/souvenir/kerajinan memiliki modal awal

≥ Rp 10.000.000,00 dan 54,55% menggunakan modal awal di bawah Rp

10.000.000,00.

Modal awal yang digunakan pedagang di tempat ini merupakan modal

sendiri dan bukan modal pinjaman dari bank maupun Lembaga Keuangan Bukan

Bank

Tabel IV.13

Tabel Modal Pedagang

Keris/Souvenir/Kerajinan

Modal Jumlah

(orang) Prosentase

0-10.000.000 19 54,55

>10.000.000 15 45,45

Sumber : data diolah

Page 75: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

f. Lama Jam kerja Per Hari

Batas kerja penuh seseorang adalah 5,5 jam per hari, apabila seseorang

bekerja di bawah itu maka orang tersebut dikatakan setengah mengangur.

Jam kerja yang ditempuh pedagang di Pasar Keris dan Kacamata Alun-

Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat berkisar antara 6 jam sampai 11 jam

per hari. Hal ini berarti para pedagang di Pasar Keris dan Kacamata Pasa Kliwon

telah memenuhi batas minimal seseorang dapat dikatakan bekerja penuh. Rata-

rata jam kerja para pedagang di pasar ini adalah 8 jam per hari.

Tabel IV.14

Tabel Jam Kerja Perhari

Jam Jumlah

(orang) Prosentase

0-5 0 0

6 - 12 56 100

>12 0 0 Sumber : data diolah

g. Lama Usaha dan Pekerjaan Sebelumnya

Lama usaha pedagang yang ada di Pasar Keris dan Kacamata Alun-Alun

Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini yang terlama adalah 40 tahun dan yang

tebaru adalah 2 tahun.

Dari 56 orang pedagang di pasar ini sebanyak 40 orang atau sebesar

71,43% telah berusaha di tempat ini lebih dari 10 tahun, dan sisanya sebanyak 16

orang atau 28,57% baru berusaha di tempat ini kurang dari 10 tahun.

Page 76: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel IV.15

Tabel Lama Usaha

Lama Usaha Jumlah

(orang) Prosentase

0-10 16 28,57

>10 40 71,43 Sumber : data diolah

Dari persentase pedagang yang berdagang lebih dari 10 tahun adalah lebih

dari 50%. Hal ini menandakan bahwa para pedagang di pasar ini didominasi oleh

pemain lama yang sampai sekarang masih menjalankan usaha di pasar ini.

Untuk masalah pekerjaan pedagang sebelum mereka berusaha di pasar ini,

hampir semua tidak memiliki pekerjaan sebelumnya. Hanya terdapat 12 orang

dari 56 orang pedagang, atau sebesar 21,43% memiliki pekerjaan sebelum

berdagang di pasar ini.

Pekerjaan sebelum berdagang di pasar ini dari 12 orang tersebut adalah

berdagang (bukan barang sejenis dengan usaha sekarang) 3 orang, karyawan

swasta 6 orang, wiraswasta (counter handphone) 1 orang, usaha mebel 1 orang,

dan kuli 1 orang.

h. Pendapatan Pedagang

Pendapatan pedagang di Pasar Keris dan Kacamata Alun-Alun Utara

Keraton Kasunanan Hadiningrat ini tidak tentu. Akan tetapi dapat diambil rata-

rata pendapatan per hari dari para pedagang. Rata-rata pendapatan pedagang di

pasar ini dihitung nilai tengah-tengah antara hari hari biasa dan hari libur. Hal ini

Page 77: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

dilkaukan karena pendapatan pedagang di sini pada hari-hari biasa maupun pada

waktu liburan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.

Pendapatan terendah adalah Rp 50.000,00 per hari dan pendapatan

tertinggi adalah Rp 8.000.000,00 per hari. Pendapatan tersebut masih merupakan

pendapatan kotor. Jadi rata-rata pendapatan kotor pedagang perhari adalah

Rp879.017,86. Pendapatan bersih pedagang di pasar ini berkisar antara 20%

sampai 25% dari pendapatan kotor mereka. Selain itu untuk mendapatkan

pendapatan bersih, pedagang masih harus mengurangi penarikan retribusi yang

ditarik setiap 1 bulan sekali yaitu sebesar Rp 18.000,00 per kiosnya. Jadi besarnya

retribusi per hari sebesar Rp 600,00 (asumsi 1 bulan 30 hari) sehingga rata-rata

pendapatan bersih per hari adalah Rp 175.203,57 sampai Rp 219.154,46.

Jadi rata-rata pendapatan bersih dalam 1 bulan pedagang di Pasar Keris

dan Kacamata Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat sebesar Rp

5.256.107,14 sampai Rp 6.574.633,93.

Tabel IV.16

Tabel Pendapatan Bersih

Rata-Rata

Pendapatan

(perhari)

(Rp) Keuntungan

Retribusi

(perhari)

(Rp)

Pendapatan

Bersih

(perhari)

(Rp)

Pendapatan

Bersih

(perbulan)

(Rp)

Pedagang I 879.017,86 20% 600 175.203,57 5.256.107,14

Pedagang II 879.017,86 25% 600 219.154,46 6.574.633,93

Sumber : data diolah

Pendapatan pedagang di tempat ini tidak terjadi perubahan pada hari biasa,

hari libur bukan liburan sekolah, maupun hari libur liburan sekolah. Hal ini

Page 78: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

dikarenakan masyarakat kurang berminat mengunjungi pasar ini sebagai tujuan

wisata.

i. Pendidikan Pedagang

Tingkat pendidikan pedagang di Pasar Keris dan Kacamata cukup

bervariasi, mulai dari tidak bersekolah, SD, SMP, SMA atau sederajat , sampai

Perguruan Tinggi.

Dari 56 orang pedagang yang ada di pasar ini klasifikasi berdasarkan

tingkat pendidikan adalah sebagai berikut :

Tidak Sekolah : 1 orang (1,79%)

SD : 4 orang (7,14%)

SMP : 15 orang (26,78%)

SMA : 26 orang (46,43%)

PT : 10 orang (17,86%)

Tabel IV.17

Tabel Pendidikan Pedagang

Pendidikan Jumlah (orang) Prosentase

Tidak sekolah 1 1,79

SD 4 7,14

SMP 15 26,78

SMA 26 46,43

PT 10 17,86 Sumber : data diolah

Page 79: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Dari data di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan pedagang di Pasar

Keris dan Kacamata Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat didominasi

oleh pedagang dengan tingkat pendidikan SMA, yaitu sebesar 46,43%. Pedagang

yang berpendidikan di atas tingkat SMA ada 10 orang atau sebesar 17,86%.

Pedagang yang menempuh pendidikan sampai tingkat SMA atau lebih berjumlah

36 orang dari 56 orang pedagang yang ada. Ini berarti lebih dari 50% pedagang,

lebih tepatnya sebesar 54,29% pedagang di Pasar Keris dan Kacamata memiliki

tingkat pendidikan yang baik.

j. Asal Daerah dan Tempat Tinggal Sekarang

Dari jumlah keseluruhan pedagang yang ada di Pasar Keris dan Kacamata

Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat yaitu sebanyak 56 orang,

sebanyak 41 orang pedagang berasal dari dalam Daerah Surakarta. Hal ini berarti

sebesar 73,21% pedagang berasal dari dalam Kota Surakarta dan sisanya sebesar

26,79% berasal dari luar Kota Surakarta. Luar Kota Surakarta tersebut adalah dari

Bajanegara, Klaten, Sragen, Sukoharjo, Temanggung, dan Wonogiri.

Tabel IV.18

Tabel Asal Pedagang

Asal Jumlah

(orang) Prosentase

Dalam Kota 41 73,21

Luar Kota 15 26,79 Sumber : data diolah

Page 80: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Untuk tempat tinggal saat ini para pedagang di Pasar Keris dan Kacamata

ini sebanyak 51 orang tinggal di dalam wilayah Kota Surakarta. Jika dilihat dari

persentase pedagang yang saat ini tinggal di dalam wilayah Kota Surakarta

sebesar 91,07% dan sisanya sebesar 18,93% atau sebanyak 5 orang masih tinggal

di luar kota. Tempat tinggal di luar kota pedagang di pasar ini adalah di Klaten,

Sragen, dan Sukoharjo.

Jika dilihat dari daerah asal pedagang dan tempat tinggal pedagang saat ini

dimana sebesar 73, 21% berasal dari dalam Kota Surakarta dan sebesar 91,07%

pedagang saat ini tinggal di dalam wilayah Kota Surakarta, kegiatan perdagangan

di pasar ini dapat dikatakan sebagai kegiatan penduduk setempat yang

pedagangnya cenderung homogen, yaitu berasal dari satu daerah.

Tabel IV. 19

Tabel Tempat Tinggal Sekarang

Tempat

Tinggal

Jumlah

(orang) Prosentase

Dalam Kota 51 91,07

Luar Kota 5 8,93 Sumber : data diolah

k. Status Usaha

Status usaha adalah bagaimana usaha pedagang di Pasar Keris dan

Kacamata Pasar Kliwo ini memberikan kontribusi terhadap perekonomian para

pedagang. Terdapat dua jenis status usaha di pasar ini, yaitu sebagai usaha pokok

atau sebagai usaha sampingan.

Page 81: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Dari data yang telah diperoleh dari 56 orang pedagang di pasar ini

sebanyak 54 orang pedagang menempatkan usaha ini sebagai usaha pokok. Jika

dilihat dari banyaknya pedagang yang menempatkan usaha ini sebagai usaha

pokok, yaitu sebesar 96,43% dapat dikatakan hampir semua pedagang yang

berdagang di sini menyandarkan perekonomian mereka dari hasil usaha ini.

Hanya sebesar 13,57% orang pedagang yang menempatkan usaha ini sebagai

usaha sampingan.

Tabel IV.20

Tabel Status Usaha

Status Usaha Jumlah

(orang) Prosentase

Pokok 54 96,43

Sampingan 2 3,57 Sumber : data diolah

l. Jumlah Keluarga Pedagang

Jumlah keluarga merukapan jumlah orang yang menjadi tanggungan

pedagang di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat. Baik orang

tersebut merupakan keluarga inti, saudara atau bukan saudara yang hidupnya

sebagian besar ditanggung oleh pedagang yang bersangkutan.

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari narasumber dengan

mewawancarai secara langsung, dapat diperoleh data jumlah keluarga dari para

pedagang di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini. Yaitu jumlah

keluarga paling sedikit adalah 1 orang dan paling banyak adalah 7 orang. Rata-

rata jumlah keluarga yang dimiliki pedagang adalah 4 orang.

Page 82: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

2. Uji Mean

a. Deskripsi Rata-Rata

Objek penelitian ini merupakan data berkelompok menurut jenis barang

dagangan yaitu pedagang kacamata dan pedagang keris/souvenir/kerajinan. Akan

tetapi dalam menghitung rata-rata, kriteria pedagang menurut jenis barang

dagangan ini akan dihitung terpisah, sehingga dalam proses penghitungannya

menggunakan metode data tidak berkelompok.

1) Pedagang Kacamata

Dengan menggunakan SPSS 16, pertama akan dihitung nilai rata-rata dari

variabel ekonomi pedagang kacamata yang ada di pasar ini. Jumlah dari pedagang

kacamata yang ada di pasar ini sebanyak 22 orang.

1) Rata-Rata Modal Awal

Tabel IV.21

Tabel Hasil Pengolahan Statistik Modal Pedagang Kacamata

Sumber : data diolah

Modal awal pedagang kacamata di Pasar Keris dan Kacamata Alun-Alun

Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat yang terendah sebesar Rp 500.000,00 dan

modal tertinggi sebesar Rp 500.000.000,00. Rata-rata modal awal pedagang

Variabel

Minimum

(Rp)

Maksimum

(Rp)

Rata-Rata

(Rp)

Standard Deviasi

(Rp)

Modal 500.000 500.000.000 76.159.000 115.201.000

Page 83: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

kacamata di pasar ini sebesar Rp76.159.000,-. Dengan deviasi standard sebesar

Rp 115.201.000,-

Deviasi standard adalah nilai penyimpangan yang terjadi dalam

pengamatan. Deviasi standard diperlukan untuk mengetahui range dari hasil

penelitian yang masih dapat ditoleransi. Batas terbawah nilai yang masih dapat

ditoleransi adalah rata-rata dikurangi besarnya deviasi standard, sedangkan batas

atas nilai yang dapat ditoleransi adalah rata-rata ditambah besarnya deviasi

standard. Apabila hasil yang diperoleh dari penelitian berada diluar zona tersebut

maka penyimpangan dari nilai tersebut tidak dapat ditoleransi. Berikut untuk

mengetahui range tersebut rata-rata modal pedagang kacamata dapat

dikelompokkan berdasarkan zona yang telah ditetapkan. Penetapan zona

berdasarkan besarnya rata-rata dan kemudian ditambah dan atau dikurangi dengan

besarnya standard deviasi yang telah diketahui.

Tabel IV. 22

Klasifikasi Modal Pedagang Kacamata

Kriteria Range (Rp) Jumlah

(orang)

Bawah Rata-Rata < 18.558.500 11

Rata-Rata 18.558.500 - 133.759.500 7

Atas Rata-Rata > 133.759.500 4

Sumber : data diolah

Dari pengelompokkan data di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata modal

pedagang kacamata yang dapat ditoleransi (berada pada zona µ-1/2σ≤x≤µ+1/2σ)

ada 7 orang pedagang. Nilai dalam batas toleransi berkisar antara Rp18.558.500 ,-

Page 84: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

sampai Rp133.759.500,-, yang berada di luar itu baik kurang ataupun lebih

merupakan nilai yang tidak dapat ditoleransi. Pedagang yang berada di luar batas

toleransi ada 15 orang pedagang, yiatu 11 orang di bawah batas bawah, dan 4

orang berada di atas batas atas. Pada rata-rata modal ini, nilai yang berada pada

zona dapat ditoleransi lebih sedikit daripada nilai yang berada di zona luar batas

toleransi. Hal ini terjadi akibat range pada modal awal pedagang kacamata terlalu

lebar, sehingga ketika dihitung rata-ratanya, modal awal yang tinggi tersebut

dapat menutup modal yang kecil dan mengakibatkan nilai rata-rata yang tinggi

padahal banyak pedagang yang menggunakan rata-rata di bawah rata-rata.

Dari pengelmpokan berdasarkan besarnya deviasi standard dapat dilihat

bahwa pedagang yang berada pada zona yang ditoleransi hanya 7 pedagang,

sedangkan 11 orang berada di bawah garis rata-rata dan 4 orang berada di atas

rata-rata. Hal demikian berarti bahwa 50% pedagang kacamata menggunakan

modal sebagai modal awal usaha mereka di bawah rata-rata yang diperoleh. Rata-

rata modal yang dihasilkan dari deskripsi rata-rata pada pedagang kacamata ini

belum merepresentasikan rata-rata modal awal yang sesengguhnya digunakan

oleh pedagang, karena pedagang yang berada pada zona tolearnsi lebih kecil

daripada pedagang yang berada di luar zona toleransi.

2) Rata-Rata Pendapatan Perhari

Rata-rata pendapatan perhari adalah pendapatan yang diperoleh pedagang

selama jam kerja perharinya. Pendapatan dihitung perhari karena sesuai dengan

mekanisme pasar tradisional yang tidak pernah memanajemen pendapatan sendiri.

Page 85: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel IV.23

Tabel Hasil Pengolahan Statistik Pendapatan Pedagang Kacamata

Variabel

Minimum

(Rp)

Maksimum

(Rp)

Rata-Rata

(Rp)

Standard Deviasi

(Rp)

Pendapatan 200.000 5.000.000 1.329.500 1.340.630

Sumber : data diolah

Pendapatan perhari pedagang kacamata di Pasar Keris dan Kacamata

Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini berkisar antara Rp

200.000,00 sampai Rp 5.000.000,00. Rata-rata pendapatan per hari pedagang

kacamata di pasar ini sebesar Rp 1.329.500,-. Dengan deviasi standard sebesar Rp

1.340.630,-

Pengelompokan nilai berdasarkan besarnya deviasi standard pada rata-rata

pendapatan per hari adalah sebagai berikut :

Tabel IV.24

Klasifikasi Pendapatan Pedagang Kacamata

Kriteria Range (Rp) Jumlah (orang)

Bawah Rata-Rata < 659.185 8

Rata-Rata 659.185 - 1.999.815 9

Atas Rata-Rata > 1.999.815 5 Sumber : data diolah

Pada rata-rata pendapatan, jumlah nilai yang berada pada zona toleransi

adalah 9 orang pedagang. Dan yang berada pada zona luar toleransi sebanyak 13

orang pedagang, 8 orang berada di bawah batas bawah dan 5 orang berada di atas

batas atas. Zona toleransi berkisar antara Rp659.185,- sampai Rp1.999.815,-.

Nilai yang berada di luar zona toleransi lebih banyak daripada nilai yang berada di

zona toleransi. Hal ini terjadi karena range pendapatan yang terlalu lebar dan

Page 86: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

distribusi pendapatan yang tidak merata, sehingga ketika dihitung rata-ratanya,

pendapatan yang paling tinggi dapat menutupi pendapatan yang rendah dan

menjadikan nilai rata-rata yang tinggi.

Pada rata-rata pendapatan pedagang kacamata ini, pedagang yang berada

di luar zona toleransi lebih besar jumlahnya daripada yang berada pada zona

toleransi. Sama halnya dengan rata-rata modal, rata-rata pendapatan pada

pedagang kacamata ini juga belum merepresentasikan keadaan rata-rata

pendapatan pedagang yang sebenarnya. Rata-rata yang tinggi diperoleh karena

ada beberapa orang pedagangyang memiliki penghasilan yang sangat tinggi,

sehingga pada saat dihitung rata-ratanya, pendapatan pedagang tersebut dapat

“meng-katrol” pendapatan pedagang yang berpendapatan di bawahnya. Pada

kenyataannya pedagang yang berpendapatan di bawah pedagang yang

berpendapatan tinggi tersebut lebih banyak, hal ini dapat dilihat dari jumlah

pedagang yang di bawah rata-rata lebih banyak daripada pedagang yang berada

pada zona toleransi. Jadi rata-rata pendapatan pedagang kacamata yang diperoleh

secara statistik ini belum dapat mencerminkan keadaan pendapatan pedagang

kacamata yang sebenarnya.

3) Rata-Rata Jam Kerja Per Hari

Tabel IV.25

Tabel Hasil Pengolahan Statistik Jam Kerja Perhari Pedagang Kacamata

Variabel

Minimum

(Jam)

Maksimum

(Jam)

Rata-Rata

(Jam)

Standard Deviasi

(Jam)

Jam Kerja 8 11 8,5 0,802

Sumber : data diolah

Page 87: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Jam kerja yang di tempuh pedagang kacamata di Pasar Keris dan

Kacamata Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini berkisar antara 8

jam perhari sampai 11 jam per hari. Jadi rata-rata jam kerja per hari pedagang

kacamata di pasar ini adalah 8,5 jam per hari. Dengan deviasi standard sebesar

0,802 jam dan dibulatkan menjadi 1 jam.

Pengklasifikasian nilai rata-rata jam kerja berdasarkan besarnya deviasi

standard yang telah diketahui dari pengolahan statistik deskriptif adalah sebagai

berikut :

Tabel IV.26

Klasifikasi Jam Kerja Per Hari Pedagang Kacamata

Kriteria Range (Jam) Jumlah

(orang)

Bawah Rata-Rata < 8 -

Rata-Rata 8 sampai 9 20

Atas Rata-Rata >9 2 Sumber : data diolah

Pada rata-rata jam kerja per hari, nilai yang berada pada zona toleransi

adalah 20 orang pedagang, dan yang berada di luar zona toleransi adalah 2 orang

pedagang. Hal ini berarti jam kerja per hari pedagang kacamata di Pasar Keris dan

Kacamata Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini semua hampir

sama, yaitu berkisar antara 8 jam sampai 9 jam per hari. Hanya ada 2 orang yang

bekerja di lebih dari 9 jam.

Pada rata-rata jam kerja perhari pedagang kacamata ini, 20 orang

pedagang berada pada zona toleransi dan hanya 2 orang pedagang yang berada di

Page 88: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

luar zona toleransi. Keadaan seperti ini dapat dikatakan rata-rata yang diperoleh

secara statstik telah dapat merepresentasikan keadaan yang sebenarnya pada

pedagang kacamata ini. Hampir semua pedagang kacamata memiliki jam kerja

yang sama, yaitu antara 8 jam sampai 9 jam, hanya 2 orang yang bekerja di atas 9

jam.

4) Rata-Rata Jumlah Kios yang Dimiliki Sekarang

Tabel IV.27

Tabel Hasil Pengolahan Statistik Jumlah Kios Pedagang Kacamata

Variabel

Minimum

(Blok)

Maksimum

(Blok)

Rata-Rata

(Blok)

Standard Deviasi

(Blok)

Jumlah Kios 1 6 1,55 1,14

Sumber : data diolah

Jumlah kios yang dimiliki pedagang Kacamata di Pasar Keris dan

Kacamata Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini berkisar antara 1

buah kios sampai 6 buah kios. Jadi rata-rata jumlah kios yang dimiliki pedagang

kacamata sekarang di pasar ini adalah 1,55 dan dibulatkan menjadi 2 buah kios

per orang. Dengan deviasi standard sebesar 1,14 dan dibulatkan menjadi 1.

Tabel IV.28

Klasifikasi Jumlah Kios Pedagang Kacamata

Kriteria Range (Blok) Jumlah

(orang)

Bawah Rata-Rata < 1,5 15

Rata-Rata 1,5-2,5 5

Atas Rata-Rata >2,5 2

Sumber : data diolah

Page 89: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Nilai rata-rata jumlah kios yang berada pada zona toleransi adalah 5 orang

pedagang dan yang di luar zona toleransi ada 17 pedagang, 15 orang berada di

bawah batas bawah dan 2 orang berada atas batas atas. Peristiwa ini terjadi karena

range kepemilikan kios terlalu lebar dan distribusi yang tidak merata. Pada saat

dihitung rata-rata kepemilikan kios, pedagang yang memiliki kios dengan jumlah

terbanyak dapat menutup pedagang yang memiliki kios sedikit. Hal ini

mengakibatkan nilai rata-rata yang diperoleh menjadi tinggi sedangkan pada

kenyataannya lebih banyak pedagang yang memiliki jumlah kios di bawah rata-

rata. Untuk kepemilikan kios, dalam melakukan penghitungan pada

pengklasifikasian dibulatkan. Karena satuan kios adalah per blok, sehingga tidak

mungkin satuan per blok tersebut dipecah lagi.

Pada pengklasifikasian jumlah kios yang dimiliki pedagang, hanya 5 orang

pedagang yang berada pada zona toleransi, sedangkan 1 orang di bawah rata-rata

dan 2 orang di atas rata-rata. Pada rata-rata jumlah kios yang dimiliki pedagang

ini, jumlah yang berada di luar zona toleransi lebih banyak daripada yang berada

di dalam zona toleransi. Keadaan seperti ini berarti rata-rata yang diperoleh secara

statistik ini belum merepresentasikan rata-rata kios yang dimiliki pedagang pada

keadaan yang sebenarnya. Rata-rata yang diproleh dari penghitungan statstik

menunjukkan angka yang tinggi, sedangkan pada kenyataannya lebih banyak

pedagang yang memiliki kios di bawah rata-rata yang diperoleh. Hal demikian

terjadi karena adanya beberapa orang yang memiliki kios yang banyak, dimana

selisih jumlah kios tersebut terlalu tinggi, sehingga pada saat dihitung rata-rata

pedagang yang memiliki jumlah kios banyak tersebut dapat “meng-katrol”

Page 90: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

pedagang yang memiliki jumlah kios sedikit dan secara statistik diadapat nilai

rata-rata yang tinggi. Rata-rata jumlah kios yang dimiliki pedagang tersebut

belum mencerminkan keadaan jumlah kios yang dimiliki pedagang yang

sebenarnya, karena setelah diklasifikasikan berdasarkan besarnya deviasi standard

lebih banyak pedagang yang berada di luar zona toleransi.

5) Rata-Rata Lama Usaha

Lama usaha dihitung sejak pedagang berdagang untuk pertama kali hingga

saat ini, atau sampai saat diadakannya penelitian ini.

Tabel IV.29

Tabel Hasil Pengolahan Lama Usaha Pedagang Kacamata

Variabel

Minimum

(Tahun)

Maksimum

(Tahun)

Rata-Rata

(Tahun)

Standard Deviasi

(Tahun)

Lama Usaha 6 40 19,18 9,23

Sumber : data diolah

Lama usaha pedagang kacamata di Pasar Keris dan Kacamata Alun-Alun

Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini berkisar antara 6 tahun sampai 40

tahun. Jadi rata-rata lama usaha pedagang kacamata di pasar ini adalah 19,18

tahun dan dibulatkan menjadi 19 tahun. Dengan deviasi standard sebesar 9,23 dan

dibulatkan menjadi 9 tahun.

Pengklasifikasian rata-rata lama usaha berdasarkan besarnya deviasi

standard adalah sebagai berikut :

Page 91: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel IV.30

Klasifikasi Lama Usaha Pedagang Kacamata Pedagang Kacamata

Kriteria Range (Tahun) Jumlah

(orang)

Bawah Rata-Rata < 14,5 7

Rata-Rata 14,5 - 23,5 8

Atas Rata-Rata > 23,5 7 Sumber : data diolah

Pada rata-rata lama usaha, pedagang yang berada pada zona toleransi

adalah 8 orang dan yang berada di bawah batas bawah adalah 7 orang, serta yang

berada di atas batas atas adalah 7 orang. Hal ini berarti nilai yang berada pada

zona toleransi lebih kecil daripada nilai yang berada di luar zona toleransi.

Peristiwa ini terjadi karena range lama usaha terlalu lebar, namun distribusinya

hampir merata, sehingga nilai yang berada pada masing-masing zona jumlahnya

hampir sama.

Pada klasifikasi lama usaha, didapatkan jumlah yang hampir merata pada

setiap zona, hal seperti ini berarti pada keadaan sesungguhnya lama usaha

pedagang juga merata. Jumlah pedagang yang baru memulai usahanya, pedagang

yang telah beberapa lama berjualan di area ini, dan pedagang yang sudah

berdagang di tempat ini sekian lama jumlahnya hampir sama. Akan tetapi rata-rata

lama usaha yang diperoleh secara statistik ini belum dapat dikatakan

mencerminkan lama usaha pedagang pada keadaan yang sesungguhnya, karena

pedagang yang berada di luar zona toleransi jika diakumulasikan jumlahnya lebih

besar dari pedagang yang berada pada zona toleransi. Jika dilihat dari jumlah

pedagang yang merata pada pengklasifikasian berdasarka lama usaha, lama usaha

Page 92: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

pedagang kacamata ini dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok, yaitu baru

berdagang, agak lama bedagang, dan sudah laa berdagang.

6) Rata-Rata Usia Pedagang

Tabel IV.31

Tabel Hasil Pengolahan Statistik Usia Pedagang Pedagang Kacamata

Variabel

Minimum

(Tahun)

Maksimum

(Tahun)

Rata-Rata

(Tahun)

Standard Deviasi

(Tahun)

Usia 24 59 42,95 10,2 Sumber : data diolah

Usia pedagang kacamata di Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan

Hadiningrat ini berkisar antara 24 sampai 59 tahun. Jadi rata-rata usia pedagang

kacamata di pasar ini adalah 42,95 tahun dan dibulatkan menjadi 43 th. Dengan

deviasi standard sebesar 10,2 tahun dan dibulatkan menjadi 10 tahun.

Pengklasifikasian nilai rata-rata jam kerja berdasarkan besarnya deviasi

standard yang telah diketahui dari pengolahan statistik deskriptif adalah sebagai

berikut :

Tabel IV.32

Klasifikasi Usia Pedagang Kacamata

Kriteria Range (Tahun) Jumlah

(orang)

Bawah Rata-Rata < 38 5

Rata-Rata 38 - 48 9

Atas Rata-Rata > 38 8

Sumber : data diolah

Page 93: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Pada pengklasifikasian rata-rata usia pedagang kacamata ini zona toleransi

berkisar antara usia 38 tahun sampai 48 tahun, di luar itu merupakan zona yang

tidak ditoleransi. Pada pedagang kacamata ini yang berada pada zona toleransi

adalah 9 orang, yang berada di atas batas atas adalah 8 orang, dan yang berada di

bawah batas bawah adalah 5 orang. Nilai yang berada di luar zona toleransi lebih

banyak daripada yang berada di dalam zona toleransi. Hal ini terjadi akibat range

usia pedagang yang tinggi akan tetapi distribusinya hampir merata, sehingga

jumlah pada masing-masing zona hampir sama.

Sama halnya dengan lama usaha pedagang kacamata, pada usia pedaang

kacamata ini jika dilihat dari jumlah yang merata pada pengklasifikasian rata-rata

usia, dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu muda, setengah baya, dan

tua. Jumlah pedagang yang berada di luar zona toleransi lebuh besar daripada

yang berada di dalam zona toleransi, sehingga rata-rata yang diperoleh secara

statistik ini belum mecerminkan keadaan rata-rata usia yang sesungguhnya.

Apabila rata-rata usia yang diperoleh secara statistik tinggi, belum berarti

pedagang yang berdagang kacamata di tempat ini memiliki usia yang yang

berkisar sebesar rata-rata yang diperoleh.

7) Rata-Rata Tingkat Pendidikan Pedagang

Tingkat pendidikan pedagang kacamata di Pasar Keris dan Kacamata

Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini hanya terdiri dari 3 tingkat

pendidikan saja, yaitu SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi.

Page 94: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Pedagang yang menempuh pendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah

Pertama (SMP) sebanyak 10 orang dari 22 orang atau 45,46%.

Pedagang yang menempuh pendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah

Atas (SMA) sebanyak 6 orang dari 22 orang atau 27,27%.

Pedagang yang menempuh pendidikan sampai tingkat Perguruan Tinggi

(PT) sebanyak 6 orang dari 22 orang atau 27,27%.

Tabel IV.33

Tabel Pendidikan Pedagang Kacamata

Pendidikan Jumlah (orang) Prosentase

SMP 10 45,46

SMA 6 27,27

PT 6 27,27 Sumber : data diolah

Tingkat pendidikan pedagang kacamata di Pasar Keris dan Kacamata

Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini yang paling banyak adalah

pedagang dengan tingkat pendidikan sampai tingkat SMP, yaitu sebesar 45,46%

atau 10 orang dari 22 orang.

Jika dilihat dari tingkat pendidikan pedagang kacamata, dapat dikatakan

pedagang kacamata memiliki tingkat pendidikan yang baik. Pendidikan minimal

pedagang kacamata adalah tingkat SMP, hal ini berarti pedagang kacamata telah

melaksanakan wajib belajar minimal 9 tahun dari pemerintah. Dapat dikatakan

juga bahwa secara keseluruhan paeadagang kacamata telah sadar pendidikan.

Page 95: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

2) Pedagang Keris/Souvenir/Kerajinan

Rata-rata variabel pedagang keris/souvenir/kerajinan yang akan dihitung

sama dengan variabel pedagang kacamata. Jumlah pedagang

keris/souvenir/kerajinan di pasar ini sebanyak 34 orang.

1) Rata-Rata Modal

Tabel IV.34

Tabel Hasil Pengolahan Statistik Modal Pedagang Keris/Souvenir/Kerajinan

Variabel

Minimum

(Rp)

Maksimum

(Rp)

Rata-Rata

(Rp)

Standard Deviasi

(Rp)

Modal 200.000 60.000.000 9.755.900 13.092.100

Sumber : data diolah

Modal awal pedagang keris/souvenir/kerajinan di Pasar Keris dan

Kacamata Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini berkisar antara

Rp200.000 ,00 sampai Rp 60.000.000,00. Jadi rata-rata modal awal pedagang

keris/souvenir/kerajinan di pasar ini sebesar Rp 9.755.900,-. Dengan besarnya

standard deviasi adalah Rp 13.092.100,-

Berdasarkan deviasi standard yang telah diperoleh, maka rata-rata modal

pedagang keris/souvenir/kerajinan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel IV. 35

Klasifikasi Modal Pedagang Keris/souvenir/kerajinan

Kriteria Range (Tahun) Jumlah

(orang)

Bawah Rata-Rata < 3.209.850 8

Rata-Rata 3.209.850 - 16.301.950 21

Atas Rata-Rata >16.301.950 5 Sumber : data diolah

Page 96: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Pada rata-rata modal pedagang keris/souvenir/kerajinan ini, zona toleransi

berkisar antara Rp 3.209.850,- sampai Rp 16 301.950,-. Pedagang yang memiliki

rata-rata modal yang berada di zona toleransi adalah 21 orang, sedangkan yang

berada di luar zona toleransi adalah 13 orang. Sebanyak 8 orang berada di bawah

batas bawah dan 5 orang di atas batas atas. Nilai yang berada pada zona toleransi

labih banyak daripada nilai yang berada di luar zona toleransi. Hal ini berarti rata-

rata yang di dihasilkan dari penelitian ini sudah mencerminkan rata-rata modal

pedagang pada kenyatannya.

Jumlah pedagang yang berada pada zona toleransi lebih banyak daripada

pedagang yang berada di luar zona toleransi. Hal ini berarti rata-rata modal

pedagang keris/souvenir/kerajinan yang diperoleh secara statistik dapat dikatakan

telah mencerminkan keadaan yang sesungguhnya pada modal yang digunakan

pedagang keris/souvenir/kerajinan ini, walaupun belum 100% mencerminkan

keadaan rata-rata yang sesungguhnya karena masih ada 8 orang yang berada di

bawah rata-rata modal dan 5 orang menggunakan modal di atas rata-rata.

Sehingga pada rata-rata modal ini rata-rata yang diperoleh secara statistik dapat

dikatakan telah merepresentasikan keadaan modal yang digunakan pedagang

keris/souvenir/kerajinan pada keadaan yang sesungguhnya. Rata-rata yang

diperoleh secara statistik hampir sama dengan rata-rata modal yang digunakan

pedagang keris/souvenir/kerajinan pada keadaan yang sesungguhnya.

Page 97: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

2) Rata-Rata Pendapatan Per Hari

Tabel IV.36

Tabel Hasil Pengolahan StatistikPendapatan Pedagang

Keris/Souvenir/Kerajinan

Variabel

Minimum

(Rp)

Maksimum

(Rp)

Rata-Rata

(Rp)

Standard Deviasi

(Rp)

Pendapatan 50.000 300.000 375.740 514.210

Sumber : data diolah

Pendapatan per hari pedagang keris/souvenir/kerajinan di Pasar Keris dan

Kacamata Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini berkisar antara

Rp50.000,00 sampai Rp300.000,00. Jadi rata-rata pendapatan per hari pedagang

keris/souvenir/kerajinan di pasar ini sebesar Rp 375.740,-. Dengan besarnya

deviasi standard adalah Rp 514.210,-

Klasifikasi pendapatan berdasarkan besarnya deviasi standard adalah

sebagai berikut :

Tabel IV.37

Klasifikasi Pendapatan Pedagang Keris/souvenir/kerajinan

Kriteria Range (Rp) Jumlah

(orang)

Bawah Rata-Rata < 118.635 6

Rata-Rata 118.635 - 632.845 25

Atas Rata-Rata > 632.845 3 Sumber : data diolah

Zona toleransi pada klasifikasi pendapatan pedagang

keris/souvenir/kerajinan berkisar antara Rp118.635,- sampai Rp632.845,-.

Pedagang yang memiliki rata-rata pendapatan yang masuk dalam zona toleransi

Page 98: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

ada 25 orang, sedangkan yang berada di luar zona toleransi ada 9 orang. Sebanyak

6 orang berada di bawah batas bawah, dan 3 orang berada di atas batas atas. Nilai

yang berada di zona toleransi lebih banyak daripada nilai yang berada di luar zona

toleransi. Hal ini berarti rata-rata pendapatan yang diperoleh dari penelitian ini

sudah mencerminkan rata-rata pendapatan pedagang pada kenyataanya.

Dari 34 orang pedagang hanya 9 orang pedagang yang berada di luar zona

toleransi dan 25 orang pedagang berada pada zona toleransi. Jika dilihat dari

jumlah pedagang yang berada pada zona toleransi lebih besar daripada pedagang

yang berada di luar zona toleransi, rata-rata pendapatan yang diperoleh secara

statistik ini dapat dikatakan telah merepresentasikan keadaan rata-rata pendapatan

pedagang yang sesungguhnya. Rata-rata pendapatan yang diperoleh secara

statistik tidak bias terhadap situasi yang sesungguhnya.

3) Rata-Rata Jam Kerja Per Hari

Tabel IV.38

Tabel Hasil Pengolahan Statistik Jam Kerja Pedagang

Keris/Souvenir/Kerajinan

Variabel

Minimum

(Jam)

Maksimum

(Jam)

Rata-Rata

(Jam)

Standard Deviasi

(Jam)

Jam Kerja 6 9 8,06 0,6

Sumber : data diolah

Jam kerja yang di tempuh pedagang keris/souvenir/kerajinan di Pasar

Keris dan Kacamata Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini

berkisar antara 6 sampai 9 jam per hari. Jadi rata-rata jam kerja per hari pedagang

keris/souvenir/kerajinan di pasar ini adalah 8,06 jam per hari dan dibulatkan

Page 99: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

menjadi 8 jam per hari. Dengan besarnya deviasi standard adalah 0,6 jam dan

dibulatkan menjadi 1 jam.

Tabel IV. 39

Klasifikasi Jam Kerja Per Hari Pedagang Keris/souvenir/kerajinan

Kriteria Range (Jam) Jumlah

(orang)

Bawah Rata-Rata < 7,5 3

Rata-Rata 7,5 - 8,5 25

Atas Rata-Rata > 8,5 6 Sumber : data diolah

Zona toleransi pada rata-rata jam kerja per hari pada pedagang

keris/souvenir/kerajinan berkisar antara 7,5 jam sampai 8,5 jam. Pedagang yang

memiliki jam kerja per hari yang berada pada zona toleransi ada 25 orang.

Pedagang yang memiliki jam kerja per hari di luar zona toleransi ada 9 orang,

yaitu 3 orang berada di bawah batas bawah dan 6 orang di atas batas atas. Nilai

yang berada pada zona toleransi lebih banya daripada nilai yang di luar zona

toleransi. Hal ini berarti rata-rata jam kerja per hari yang diproleh sudah

mencerminkan rata-rata jam kerja per hari pedagang, karena lebih banyak nilai

yang ditoleransi daripada yang tidak ditoleransi.

Pada pengklasifikasian jam kerja perhari pedagang

keris/souvenir/kerajinan, 25 orang pedagang dari 34 orang pedagang berada pada

zona toleransi. Keadaan demikian ini berarti rata-rata jam kerja perhari yang

diperoleh secaa statistik dapat dikatakan telah merepresentasikan rata-rata jam

Page 100: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

kerja perhari pada pedagang keris/souvenir/kerajinan pada keadaan sesungguhnya.

Hampi semua pedagang keris/souvenir/kerajinan memiliki jam kerja sesuai rata-

rata yaitu antara 7,5 jam perhari sampai 8,5 jam perhari.

4) Rata-Rata Jumlah Kios yang Dimiliki Sekarang

Tabel IV.40

Tabel Hasil Pengolahan Statistik Jumlah Kios Pedagang

Keris/Souvenir/Kerajinan

Variabel

Minimum

(Blok)

Maksimum

(Blok)

Rata-Rata

(Blok)

Standard Deviasi

(Blok)

Jumlah Kios 1 5 1,35 0,81

Sumber : data diolah

Jumlah kios yang dimiliki pedagang keris/souvenir/kerajinan di Pasar

Keris dan Kacamata Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini

berkisar antara 1 buah kios sampai 5 buah kios. Jadi rata-rata jumlah kios yang

dimiliki pedagang keris/souvenir/kerajinan sekarang di pasar ini adalah 1,35 dan

dibulatkan menjadi 1 buah kios per orang. Dengan besarnya deviasi standard

adalah 0,81 dan dibulatkan menjadi 1 buah kios per orang.

Klasifikasi rata-rata jumlah kios yang dimiliki pedagang

keris/souvenir/kerajinan berdasarkan deviasi standard adalah sebagai berikut :

Tabel IV.41

Klasifikasi Jumlah kios Pedagang Keris/souvenir/kerajinan

Kriteria Range (Blok) Jumlah

(orang)

Bawah Rata-Rata < 0,5 -

Rata-Rata 0,5 - 1,5 26

Atas Rata-Rata >1,5 8

Sumber :data diolah

Page 101: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Pada klasifikasi rata-rata jumlah kios yang dimiliki pedagang

keris/souvenir/kerajinan ini zona toleransi berkisar antara 0,5 sampai 1,5.

Pedagang yang memiliki jumlah kios yang berada pada zona toleransi ada 26

orang dan di luar itu 8 orang. Pedagang yang memiliki jumlah kios di luar zona

toleransi berada di atas batas atas. Nilai di dalam zona toleransi lebih benyak

daripada nilai di luar zona toleransi. Hal ini berarti rata-rata kepemilikan kios

yang diperoleh sudah mencerminkan rata-rata jumlah kios yang dimiliki pedagang

keris/souvenir/kerajinan pada kenyataanya.

Pada pengklasifikasian rata-rata jumlah kios yang dimiliki pedagang

keris/souvenir/kerajinan, 26 orang pedagang berada pada zona toleransi, dan

sisanya sebanyak 6 orang berada di atas rata-rata. Hal ini berarti rata-rata jumlah

kios yang diperoleh secara statistik dapat dikatakan telah merepresentasikan

keadaan rata-rata jumlah kios yang dimiliki pedagang keris/souvenir/kerajinan

yang sesungguhnya. Tidak ada pedagang yang memiliki kios di bawah rata-rata

yang ditoleransi, hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya pedagang yang berada

pada zona di bawah zona rata-rata yang ditoleransi, hanya terdapat 6 orang

pedagang yang memiliki kios di atas rata-rata.

5) Rata-Rata Lama Usaha

Tabel IV.42

Tabel Hasil Pengolahan Statistik Lama Usaha Pedagang

Keris/Souvenir/Kerajinan

Variabel

Minimum

(Tahun)

Maksimum

(Tahun)

Rata-Rata

(Tahun)

Standard Deviasi

(Tahun)

Lama Usaha 2 29 11,79 6,9

Sumber : data diolah

Page 102: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Lama usaha pedagang keris/souvenir/kerajinan di Pasar Keris dan

Kacamata Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini berkisar antara 2

tahun sampai 29 tahun. Jadi rata-rata lama usaha pedagang

keris/souvenir/kerajinan di pasar ini adalah 11,79 tahun dan dibulatkan menjadi

12 tahun. Dengan deviasi standard sebesar 6,9 tahun dan dibulatkan menjadi 7

tahun. Klasifikasi rata-rata lama usaha pedagang keris/souvenir/kerajinan

berdasarkan besarnya deviasi standard adalah sebagai berikut :

Tabel IV.43

Klasifikasi Lama Usaha Pedagang Keris/souvenir/kerajinan

Kriteria Range (Tahun) Jumlah

(orang)

Bawah Rata-Rata < 8,5 13

Rata-Rata 8,5 - 15,5 12

Atas Rata-Rata >15,5 9 Sumber : data diolah

Pada klasifikasi rata-rata lama usaha pedagang keris/souvenir/kerajinan

ini, zona toleransi berkisar antara 8,5 tahun sampai 15,5 tahun. Pedagang yang

memiliki lama usaha yang berada pada zona toleransi ada 13 orang. Pedagang

yang memiliki lama usaha di luar zona toleransi ada 21 orang, yaitu 13 orang di

bawah batas bawah dan 9 orang di atas batas atas. Nilai yang berada pada zona

toleransi lebih sedikit daripada nilai di luar zona toleransi. Hal ini terjadi karena

range yang tinggi pada lama usaha pedagang yang mengakibatkan lama usaha

paling tinggi menutup lama usaha yang rendah ketika dihitung rata-ratanya,

sehingga dihasilkan rata-rata yang tinggi pada lama usaha.

Page 103: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Pada klasifikasi rata-rata lama usaha pedagang keris/souvenir/kerajinan,

dapat dilihat bahwa jumlah pedagang pada masing-masing zona hampir sama. Hal

ini berarti lama usaha pedagang hampir merata antara di bawah rata-rata, rata-rata,

dan di atas rata-rata. Tidak terdapat lama usaha pedagang yang mendominasi.

Dengan meratanya lama usaha pedagang keris/souvenir.kerajinan ini, dapat

dikatakan rata-rata lama usaha pedagang keris/souvenir/kerajinan yang diperoleh

secara statistik belum merepresentasikan keadaan rata-rata lama usaha yang

sesungguhnya.

6) Rata-Rata Usia Pedagang

Tabel IV.44

Tabel Hasil Pengolahan Statistik Usia Pedagang Keris/Souvenir/Kerajinan

Variabel

Minimum

(Tahun)

Maksimum

(Tahun)

Rata-Rata

(Tahun)

Standard Deviasi

(Tahun)

Usia 25 70 42,24 9,2

Sumber : data diolah

Usia pedagang kacamata yang ada di Pasar Keris dan Kacamata Alun-

Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini berkisar antara 25 sampai 70

tahun. Jadi rata-rata usia pedagang keris/souvenir/kerajinan di pasar ini adalah

42,24 tahun dan dibulatkan menjadi 42 tahun. Dengan deviasi standard sebesar

9,2 tahun dan dibulatkan menjadi 9 tahun.

Klasifikasi rata-rata usia pedagang keris/souvenir/kerajinan berdasarkan

besarnya deviasi standard adalah sebagai berikut :

Page 104: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Tabel IV.45

Klasifikasi Usia Pedagang Keris/souvenir/kerajinan

Kriteria Range (Tahun) Jumlah (orang)

Bawah Rata-Rata < 37,5 9

Rata-Rata 37,5 - 46,5 16

Atas Rata-Rata >46,5 9 Sumber : data diolah

Pada klasifikasi rata-rata usia pedagang, zona toleransi bekisar antara 37,5

tahun sampai 46,5 tahun. Pedagang yang memiliki usia yang berada pada zona

toleransi ada 16 orang dan di luar zona toleransi ada 18 orang, 9 orang di bawah

batas bawah dan 9 orang di atas batas atas. Nilai yang ada pada zona toleransi

lebih sedikit daripada nilai yang ada di luar zona toleransi. Hal ini berarti rata-rata

usia yang diperoleh belum mencerminkan rata-rata usia pedagang pada

kenyataannya. Peristiwa ini terjadi akibat range usia terendah dan usia tertinggi

yang lebar, sehingga saat dihitung rata-ratanya akan menghasilkan rata-rata yang

tinggi karena usia tertinggi mampu menutup usia yang rendah.

Jumlah pedagang yang berada pada zona toleransi lebih sedikit dibanding

jumlah pedagang yang berada di luar zona toleransi. Hal ini berarti rata-rata usia

pedagang yang diperoleh secara statistik belum mencerminkan rata-rata usia

pedagang pada keadaan yang sesungguhnya. Karena pada kenyataanya lebih

banyak pedagang yang diluar rata-rata usia yang diperoleh secara statistik baik di

atas rata-rata maupun di bawah rata-rata. Rata-rata usia pedagang yang tinggi

tidak berarti rata-rata usia pedagang keris/souvenir/kerajinan yang sesungguhnya

sama dengan rata-rata scara statistik.

Page 105: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

7) Rata-Rata Tingkat Pendidikan Pedagang

Tingkat pendidikan pedagang keris/souvenir/kerajinan di Pasar Keris dan

Kacamata Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini cukup merata,

yaitu dari tidak sekolah, SD, SMP , SMA sampai Perguruan Tinggi.

Pedagang yang tidak bersekolah sebanyak 1 orang dari 34 orang atau

2,9%.

Pedagang yang menempuh pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar (SD)

sebanyak 4 orang dari 34 orang atau 11,76%.

Pedagang yang menempuh pendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah

Pertama (SMP) sebanyak 7 orang dari 34 orang atau 20,58%.

Pedagang yang menempuh pendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah

Atas (SMA) sebanyak 18 orang dari 34 orang 52,9%.

Pedagang yang menempuh pendidikan sampai tingkat Perguruan Tinggi

(PT) sebanyak 4 orang dari 34 orang atau 11,76%.

Jumlah paling banyak untuk tingkat pendidikan pedagang

keris/souvenir/kerajinan di Pasar Keris dan Kacamata adalah tingkat SMA, yaitu

sebanyak 18 orang dari 34 orang atau 52,9%, jadi rata-rata pendidikan untuk

pedagang keris/souvenir/kerajinan adalah tingkat SMA.

Page 106: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Tabel IV.46

Tabel Pendidikan Pedagang Keris/Souvenir/Kerajinan

Pendidikan Jumlah (orang) Prosentase

Tidak sekolah 1 2,9

SD 4 11,76

SMP 7 20,58

SMA 18 52,9

PT 4 11,76 Sumber : data diolah

Tingkat pendidikan pedagang keris/souvenir/kerajinan merata dari tidak

bersekolah sama sekali, sampai tingkat perguruan tinggi. Jika dilihat dari

prosentase pedagang yang berpendidikan di atas tingkat SMP lebih tinggi

daripada pedagang yang berpendidikan di bawah tingkat SMP, maka dapat

disimpulkan bahwa kesadaran akan pendidikan para pedagang

keris/souvenir/kerajinan ini cukup baik. Lebih dari 50% pedagang

keris/souvenir/kerajinan telah menyelesaikan program wajib belajar 9 tahun.

Tabel IV.47

Tabel Perbandingan Rata-Rata Variabel Antar Pedagang Di Pasar Keris

Dan Kacamata Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat

Pedagang Modal

(Rp)

Pendapatan

(Rp)

Jam

Kerja

(Jam)

Jml

Kios

(Blok)

Lama

Usaha

(Th)

Usia

(Th) Pendidikan

Kacamata 76.159.000 1.656.800 8,5 2 19 43 SMP

Keris/Souvenir

/Kerajinan 9.755.900 375.740 8 1 12 42 SMA

Sumber : data diolah

Page 107: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Setelah mengetahui rata-rata masing-masing variabel pada masing-masing

pedagang, dapat dilihat bahwa ternyata terdapat perbedaan rata-rata modal,

pendapatan, jam kerja, jumlah kios yang dimiliki sekarang, lama usaha, usia, dan

tingkat pendidikan. Akan tetapi perbedaan tersebut belum diketahui signifikan

atau tidak. Untuk mengetahui perbedaan tersebut signifikan atau tidak maka akan

diuji menggunakan uji beda mean dengan menetapkan tingkat signifikansi (level

of significant) sebesar 5% (0,05).

Tabel IV.48

Tabel Rasio Antar Variabel Pedagang

Pedagang Pendapatan

/Modal

Pendapatan

/Jam Kerja

Pendapatan/Jml

Kios

Pendapatan/Lama

Usaha

Kacamata 0,22 194.917,6 828.400 87.200

Keris/Souvenir

/Kerajinan 0,39 46.967,5 375.740 31.311,67

Sumber : data diolah

Dari tabel rasio dapat dilihat rasio antara pendapatan dengan variabel

ekonomi. Rasio antara pendapatan dengan modal untuk pedagang kacamata

sebesar 0,22 dan pedagang keris/souvenir/kerajinan sebesar 0,39, rasio antara

pendapatan dengan jam kerja pada pedagang kacamata sebesar 194.917,6 dan

pedagang keris/souvenir/kerajinan sebesar 46.967,5. Rasio antara pendapatan

dengan jumlah kios yang dimiliki sekarang pada pedagang kacamata sebesar

828.400 dan pada pedagang keris/souvenir/kerajinan sebesar 375.740. dan rasio

antara pendapatan dengan lama usaha pada pedagang kacamata sebesar 87.200

sedangkan pedagang keris/souvenir/kerajinan sebesar 31.311,67.

Page 108: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Pada pedagang kacamata, rasio antara pendapatan dengan jam kerja per

hari, pendapatan dengan jumlah kios yang dimiliki sekarang, dan pendapatan

dengan lama usaha memiliki angka yang lebih besar daripada pedagang

keris/souvenir/kerajinan. Pada rasio pendapatan dengan jam kerja per hari,

diperoleh angka sebesar 194.917, rasio pendapatan dengan jumlah kios sebesar

828.400, dan rasio pendapatan dengan lama usaha diperoleh angka 87.200. Hal ini

berarti di dalam 1 jam kerja per hari, rata-rata pendapatan pedagang kacamata

adalah Rp 194.917,60 dengan variabel lainnya konstan dan dalam 1 buah kios,

pedagang kacamata mampu memperoleh rata-rata pendapatan Rp 828.400,00 serta

dalam lama usaha 1 tahun, pedagang kacamata mampu memperoleh rata-rata

pendapatan sebesar Rp 87.200,00 dengan variabel lainnya konstan. Sedangkan

rasio antara pendapatan dengan modal, pedagang kacamata memiliki angka

sebesar 0,22 yang berarti dalam modal Rp 1,- pedagang kacamata memperoleh

pendapatan sebesar Rp 22,- dengan variabel lainnya konstan.

Pada rasio pendapatan dengan modal, pedagang kris/souvenir/kerajinan

memiliki angka yang lebih besar daripada pedagang kacamata, yaitu sebesar 0,39

yang berarti dengan modal Rp 1,- pedagang keris/souvenir/kerajinan mampu

memperoleh pendapatan sebesar Rp 39,- dengan variabel lainnya konstan. Untuk

variabel lainnya, pedagang ini memiliki angka yang lebih kecil dibanding

pedagang kacamata. Untuk rasio pendapatan dengan jam kerja per hari

memperoleh angka 46.967,5 yang artinya dengan 1 jam bekerja per hari pedagang

keris/souvenir/kerajinan dapat memperoleh pendapatan sebesar Rp 46.967,5

dengan variabel lainnya konstan, rasio pendapatan dengan jumlah kios yang

Page 109: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

dimiliki sekarang sebesar 375.740 yang artinya dengan 1 kios pedagang ini

mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp 375.740,- dengan variabel lainnya

konstan, dan rasio pendapatan dengan lama usaha memiliki angka sebesar

31.311,67 yang artinya dalam usaha 1 tahun pedagang ini mampu memperoleh

pendapatan sebesar Rp 31.311,67 dengan variabel lainnya konstan.

b. Uji Beda Mean

Setelah menganalisa rata-rata variabel ekonomi dari pedagang di Alun-

Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat Kota Surakarta, untuk mengetahui

apakah terjadi perbedaan nilai rata-rata dari masing-masing variabel untuk jenis

usaha yang berbeda dan apakah perbedaan tesebut signifikan atau tidak maka akan

dilakukan uji beda mean.

1) Pendapatan

Tabel IV.49

Tabel Hasil Pengolahan Variabel Pendapatan

Variabel Pedagang Rata-Rata (Rp) Probabilitas

Pendapatan Kacamata 1656818,18

0,000 Keris/Souvenir/Kerajinan 375735,29

Sumber : data diolah

Dari tabel hasil pengolahan Independent Sample Test terlihat bahwa

besarnya probabilitas tingkat signifikansi pendapatan dari hasil estimasi atau

perhitungan adalah 0,000 atau lebih kecil dari level of significant (tingkat

signifikansi) 5% atau 0,05. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa rata-rata

pendapatan antara pedagang kacamata dengan pendapatan pedagang

Page 110: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

keris/souvenir/kerajinan signifikan pada taraf signifikansi 5%. Berarti terdapat

perbedaan rata-rata pendapatan antara pedagang yang berbeda kriteria barang

dagangan yaitu pedagang kacamata dan pedagang keris/souvenir/kerajinan dimana

dari tabel grup statistik pendapatan pedagang kacamata lebih besar dari pedagang

keris/souvenir/kerajinan.

2) Modal.

Dengan menggunakan Independent Samples Test akan dilihat apakah

perbedaan rata-rata variabel pedagang signifikan atau tidak.

Tabel IV.50

Tabel Hasil Pengolahan Variabel Modal

Variabel Pedagang

Rata-Rata

(Rp) Probabilitas

Modal Awal Kacamata 76159090,91

0,000 Keris/Souvenir/Kerajinan 9755882,35 Sumber : data diolah

Dari tabel hasil pengolahan dengan Independent Sample Test terlihat

bahwa besarnya probabilitas tingkat signifikansi modal awal dari hasil estimasi

atau perhitungan adalah 0,000 atau lebih kecil dari level of significant (tingkat

signifikansi) 5% atau 0,05. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa rata-rata

modal awal antara pedagang kacamata dengan modal awal pedagang

keris/souvenir/kerajinan signifikan pada taraf signifikansi 5%. Berarti terdapat

perbedaan rata-rata modal awal antara pedagang yang berbeda kriteria barang

dagangan yaitu pedagang kacamata dan pedagang keris/souvenir/kerajinan dimana

Page 111: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

dari tabel grup statistik modal awal pedagang kacamata lebih besar dari pedagang

keris/souvenir/kerajinan.

3) Jam Kerja Perhari

Tabel IV.51

Tabel Hasil Pengolahan Variabel Jam Kerja Perhari

Variabel Pedagang Rata-Rata (Jam) Probabilitas

Jam Kerja Kacamata 8,5

0,026 Keris/Souvenir/Kerajinan 8,06

Sumber : data diolah

Dari tabel hasil pengolahan dengan Independent Sample Test terlihat

bahwa besarnya probabilitas tingkat signifikansi jam kerja perhari dari hasil

estimasi atau perhitungan adalah 0,026 atau lebih kecil dari level of significant

(tingkat signifikansi) 5% atau 0,05. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa rata-

rata jam kerja perhari antara pedagang kacamata dengan jam kerja perhari

pedagang keris/souvenir/kerajinan signifikan pada taraf signifikansi 5%. Berarti

terdapat perbedaan rata-rata jam kerja perhari antara pedagang yang berbeda

kriteria barang dagangan yaitu pedagang kacamata dan pedagang

keris/souvenir/kerajinan dimana dari tabel grup statistik jam kerja perhari

pedagang kacamata lebih besar dari pedagang keris/souvenir/kerajinan.

4) Usia Pedagang

Dengan menggunakan Independent Samples Test akan dilihat apakah

terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal usia pedagang antara pedagang

Page 112: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

kacamata dengan pedagang keris/souvenir/kerajinan. Dengan menetapkan level of

significant sebesar 5% maka didapat hasil sebgai berikut:

Tabel IV.52

Tabel Hasil Pengolahan Variabel Usia

Variabel Pedagang

Rata-Rata

(Tahun) Probabilitas

Usia

Kacamata 42,9545

0,311 Keris/Souvenir/Kerajinan 42,2353

Sumber : data diolah

Dari tabel hasil pengolahan dengan Independent Sample Test terlihat

bahwa besarnya probabilitas tingkat signifikansi usia pedagang dari hasil estimasi

atau perhitungan adalah 0,311 atau lebih besar dari level of significant (tingkat

signifikansi) 5% atau 0,05. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa rata-rata usia

pedagang antara pedagang kacamata dengan usia pedagang

keris/souvenir/kerajinan tidak signifikan pada taraf signifikansi 5%. Berarti tidak

terdapat perbedaan rata-rata usia antara pedagang yang berbeda kriteria barang

dagangan yaitu pedagang kacamata dan pedagang keris/souvenir/kerajinan. Atau

terdapat perbedaan akan tetapi perbedaan tersebut tidak signifikan, sehingga

ketika diuji beda mean tidak terdapat perbedaan antara usia pedagang kacamata

dan usia pedagang keris/souvenir/kerajinan.

5) Lama Usaha

Dengan menggunakan Independent Samples Test akan dilihat apakah

terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal lama usaha pedagang antara

pedagang kacamata dengan pedagang keris/souvenir/kerajinan.

Page 113: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Tabel IV.53

Tabel Hasil Pengolahan Variabel Lama Usaha

Variabel Pedagang

Rata-Rata

(Tahun) Probabilitas

Lama Usaha Kacamata 19,1818

0,241 Keris/Souvenir/Kerajinan 11,7941 Sumber : data diolah

Dari tabel Independent Sample Test terlihat bahwa besarnya probabilitas

tingkat signifikansi lama usaha dari hasil estimasi atau perhitungan adalah 0,241

atau lebih besar dari level of significant (tingkat signifikansi) 5% atau 0,05.

Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa rata-rata lama usaha pedagang antara

pedagang kacamata dengan lama usaha pedagang keris/souvenir/kerajinan tidak

signifikan pada taraf signifikansi 5%. Berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata

lama usaha antara pedagang yang berbeda kriteria barang dagangan yaitu

pedagang kacamata dan pedagang keris/souvenir/kerajinan. Atau terdapat

perbedaan akan tetapi perbedaan tersebut tidak signifikan, sehingga ketika diuji

beda mean tidak menunjukkan terdapat perbedaan antara lama usaha pedagang

kacamata dan lama usaha pedagang keris/souvenir/kerajinan.

6) Pendidikan

Dengan menggunakan Independent Samples Test akan dilihat apakah

terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal pendidikan pedagang antara

pedagang kacamata dengan pedagang keris/souvenir/kerajinan.

Page 114: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Tabel IV.54

Tabel Hasil Pengolahan Variabel Pendidikan

Variabel Pedagang Rata-Rata Probabilitas

Pendidikan

Kacamata 2,91

0,452 Keris/Souvenir/Kerajinan 2,59 Sumber : data diolah

Dari tabel Independent Sample Test terlihat bahwa besarnya probabilitas

tingkat signifikansi pendidikan dari hasil estimasi atau perhitungan adalah 0,452

atau lebih besar dari level of significant (tingkat signifikansi) 5% atau 0,05.

Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa rata-rata pendidikan pedagang antara

pedagang kacamata dengan pendidikan pedagang keris/souvenir/kerajinan tidak

signifikan pada taraf signifikansi 5%. Berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata

pendidikan antara pedagang yang berbeda kriteria barang dagangan yaitu

pedagang kacamata dan pedagang keris/souvenir/kerajinan. Atau terdapat

perbedaan akan tetapi perbedaan tersebut tidak signifikan, sehingga ketika diuji

beda mean tidak menunjukkan terdapat perbedaan antara pendidikan pedagang

kacamata dan pendidikan pedagang keris/souvenir/kerajinan.

3. Analisis Hubungan Antar Variabel

Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan atau tidak antara pendapatan

dengan variabel-variabel yang digunakan yaitu modal, jumlah kios yang dimiliki

sekarang, jumlah jam kerja perhari, usia, lama usaha dan pendidikan, maka

Page 115: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

digunakan uji korelasi menggunakan analisis Spearman. Berikut adalah hasil

analisis dengan uji korelasi dengan menggunakan analisis Spearman :

a. Pendapatan dengan modal awal

Dengan menetapkan level of signifikan sebesar 5% maka didapat hasil

pengolahan data dengan program SPSS 15 adalah sebagai berikut:

Tabel IV.55

Tabel Hasil Pengolahan Korelasi Antara Pendapatan- Modal

Korelasi Probabilitas Hubungan

Pendapatan-Modal 0,000 Positif sumber : data diolah

Dari hasil pengolahan diperoleh nilai probabilitas tingkat signifikansi

korelasi sebesar 0,001 atau di bawah tingkat signifikansi 5%, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pendapatan dengan

modal awal.

Dengan adanya hubungan yang positif antara modal dengan pendapatan

berarti apabila pedagang menaikkan modal mereka, maka pendapatan mereka juga

akan mengalami kenaikan. Sehingga bagi para pedagang yang ingin menaikkan

pendapatan mereka, dapat ditempuh dengan menambah modal berdagang.

Mengingat modal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah uang dan barang

dagangan, maka penambahan modal tersebut dapat dilakukan dengan modal

sendiri, atau melakukan pinjaman pada bank maupun lembaga keuangan bukan

bank dan kemudian menggunakan modal (uang) tersebut untuk menambah barang

dagangan mereka.

Page 116: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

b. Pendapatan dengan jumlah kios yang dimiliki sekarang

Dengan menetapkan level of signifikan sebesar 5% maka didapat hasil

pengolahan data dengan program SPSS 15 adalah sebagai berikut:

Tabel IV.56

Tabel Hasil Pengolahan Korelasi Antara Pendapatan- Jumlah Kios

Korelasi Probabilitas Hubungan

Pendapatan-Jumlah Kios 0,000 Negatif

Sumber : data diolah

Dari hasil pengolahan diperoleh nilai probabilitas tingkat signifikansi

korelasi sebesar 0,000 atau di bawah tingkat signifikansi 5%, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara pendapatan dengan

jumlah kios yang dimiliki sekarang.

Jumlah kios yang dimiliki pedagang memiliki hubungan yang negatif

dengan pendapatan, sehingga dapat dikatakan dimana jumlah kios yang dimiliki

pedagang semakin bertambah, maka akan menurunkan pendapatan pedagang. Hal

demikian bisa terjadi karena semakin bertambah kios yang dimiliki pedagang,

maka biaya yang dikeluarkan pedagang untuk membayar retribusi akan semakin

bertambah pula, sehingga akan mengurangi pendapatan bersih pedagang karena

biaya retribusi di tempat ini dihitung per blok kios yang dimiliki pedagang.

c. Pendapatan dengan lama usaha

Page 117: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Dengan menetapkan level of signifikan sebesar 5% maka didapat hasil

pengolahan data dengan program SPSS 15 adalah sebagai berikut:

Tabel IV.57

Tabel Hasil Pengolahan Korelasi Antara Pendapatan-Lama Usaha

Korelasi Probabilitas Hubungan

Pendapatan-Lama Usaha 0,000 Negatif Sumber : data diolah

.

Dari hasil pengolahan diperoleh nilai probabilitas tingkat signifikansi

korelasi sebesar 0,000 atau di bawah tingkat signifikansi 5%, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara pendapatan dengan

lama usaha.

Dari hasil pengolahan didapat bahwa terdapat hubungan yang negatif

antara pendapatan dengan lama usaha pedagang di tempat ini. Pedagang yang

sudah berjualan lama pendapatannya akan mengalami penurunan dibanding

pedagang yang baru memulai usahanya atau berdagang belum lama. Hal demikian

dapat terjadi karena pedagang yang telah lama berdagang di tempat ini tidak

begitu melakukan inovasi terhadap barang dagangan mereka, sehingga konsumen

tidak begitu tertarik untuk berbelanja ke tempat pedagang tersebut. Lain halnya

dengan pedagang yang baru memulai usaha atau berdagang belum terlalu lama,

mereka dalam membelanjakan modal untuk membelikan barang-barang dagangan

tentu akan lebih mengikuti trend yang lebih terkini, sehingga akan menarik minat

konsumen berbelanja di tempat mereka. Selain itu kebanyakan dari pedagang

yang telah berjualan dalam waktu yang lama, usia mereka pun tidak muda lagi,

Page 118: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

bahkan ada yang telah memasuki usia non-produktif. Usia pedagang yang tidak

produktif lagi atau mulai memasuki usia nonproduktif tersebut tentu akan

mempengaruhi kinerja mereka dalam berdagang. Kinerja pedagang yang menurun

seiring bertambahnya lama usaha mereka tentu akan menurunkan pendapatan

pedagang tersebut juga. Sehingga ketika dihitung secara statistik, hubungan antara

pendapatan dengan lama usaha pedagang menunjukkan hubungan yang negatif.

d. Pendapatan dengan jam kerja per hari

Dengan level of signifikan sebesar 5% maka hasil pengolahan data dengan

program SPSS 15 adalah sebagai berikut :

Tabel IV.58

Tabel Hasil Pengolahan Korelasi Antara Pendapatan-Jam Kerja Perhari

Korelasi Probabilitas Hubungan

Pendapatan-Jam Kerja 0,000 Negatif Sumber : data diolah

Dari hasil pengolahan diperoleh nilai probabilitas tingkat signifikansi

korelasi sebesar 0,000 atau di bawah tingkat signifikansi 5%, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara pendapatan dengan

jumlah jam kerja perhari.

Pada uji hubungan antara pendapatan dengan jam kerja perhari, terdapat

hubungan yang negatif. Hubungan yang negatif antara pendapatan dengan jam

kerja perhari ini bukan karena pedagang yang bekerja lebih lama memperoleh

pendapatan yang lebih sedikit daripada pedagang yang bekerja hanya sebentar,

Page 119: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

melainkan pedagang yang bekerja melampaui batas rata-rata tersebut adalah

pedagang yang memiliki barang dagangan sedikit. Pedagang yang memiliki

barang dagangan sedikit ini dapat dikatakan mereka yang kurang dalam modal,

sehingga untuk mengejar agar pendapatan mereka bertambah maka mereka

berdagang hingga melampaui batas rata-rata. Akan tetapi pada kenyataannya jam

kerja perhari tidak begitu berpengaruh terhadap pendapatan pedagang, sehingga

pedagang yang berdagang lebih dari rata-rata tetap memiliki pendapatan yang

lebih rendah daripada pedagang yang berdagang sebatas rata-rata jam kerja akan

tetapi memiliki modal (barang dagangan) yang memadahi. Dengan kata lain

bukan jumlah jam kerja yang berlebihan yang menyebabkan pendapatan

berkurang, melainkan pedagang yang kurang dalam hal modal ingin mengejar

pendapatan dengan berdagang lebih lama daripada lama jam kerja rata-rata,

namun hal tersebut tetap belum bisa meningkatkan pendapatan mereka.

e. Pendapatan dengan usia

Dengan menetapkan level of signifikan sebesar 5% maka didapat hasil

pengolahan data dengan program SPSS 15 adalah sebagai berikut :

Tabel IV.59

Tabel Hasil Pengolahan Korelasi Antara Pendapatan-Usia

Korelasi Probabilitas Hubungan

Pendapatan-Usia 0,000 Negatif Sumber : data diolah

Page 120: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Dari hasil pengolahan diperoleh nilai probabilitas tingkat signifikansi

korelasi sebesar 0,000 atau di bawah tingkat signifikansi 5%, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara pendapatan dengan

usia pedagang.

Hubungan antara pendapatan dengan usia adalah hubungan negatif, yang

berarti pendapatan pedagang akan mengalami penurunan ketika usia pedagang

mulai bertambah. Hal ini dimungkinkan ketika seseorang mulai memasuki usia

non produktif, maka kinerja seseorang tersebut akan mengalami penurunan.

Seseorang akan maksimal dalam bekerja katika kondisi fisik mereka dalam

keadaan baik, sedangkan orang yang mulai memasuki usia non produktif kondisi

fisiknya mulai mengalami penurunan pula. Pedagang yang masih dalam usia

produktif mampu mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi dibanding dengan

pedagang yang mulai/telah memasuki usia non produktif karena kinerja mereka

pun berbeda. Pedagang yang masih baik kondisi fisiknya akan mampu melayani

pelanggan dengan baik pula, sehingga pelanggan merasa puas dan tidak enggan

untuk kembali membeli di tempat yang sama. Pedagang yang sudah mulai

berumur mungkin sedikit lebih terbatas dalam melayani pelanggan, sehingga

pelanggan bisa jadi kurang puas terhadap pelayanan di tempat mereka dan mulai

enggan untuk kembali berbelanja di tempat yang sama.

f. Pendapatan dengan pendidikan

Dengan menetapkan level of signifikan sebesar 5% maka didapat hasil

pengolahan data dengan program SPSS 15 adalah sebagai berikut :

Page 121: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Tabel IV.60

Tabel Hasil Pengolahan Korelasi Antara Pendapatan-Pendidikan

Korelasi Probabilitas Hubungan

Pendapatan-Pendidikan 0,000 Positif Sumber : data diolah

Dari hasil pengolahan diperoleh nilai probabilitas tingkat signifikansi

korelasi sebesar 0,000 atau di bawah tingkat signifikansi 5%, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pendapatan dengan

pendidikan pedagang.

Dari hasil pengolahan korelasi antara pendapatan dengan pendidikan

ternyata menunjukkan adanya hubungan yang positif. Hubungan yang positif

tersebut berarti semakin tinggi pendidikan yang ditempuh pedagang, maka

pendapatan yang dihasilkan dari berdagang di tempat ini akan meningkat. Hal ini

terjadi di pasar keris dan kacamata timur Alun-Alun Utara Keraton Kasunanan

Hadiingrat Surakarta. Pendidikan pedagang akan mempengaruhi kegiatan

berdagang mereka sehari-hari. Bagi para pedagang dengan pendidikan cukup

sampai lebih dari cukup, dimungkinkan memiliki relasi yang lebih luas dibanding

pedagang dengan pendidikan yang kurang. Selain itu dimungkinkan juga

pedagang yang memiliki latar belakang pendidikan cukup memiliki strategi-

strategi sendiri dalam memasarkan barang dagangan mereka, sehingga hal ini

dapat meningkatkan pendapatan pedagang tersebut.

Dari hasil olahan dengan uji korelasi, maka dapat dilihat bahwa variabel

yang mempengaruhi pendapatan pedagang di Pasar Keris dan Kacamata Alun-

Page 122: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Alun Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat adalah modal, jumlah kios yang

dimiliki sekarang, jam kerja per hari, lama usaha, usia, dan pendidikan. Semua

variabel yang digunakan terbukti memiliki hubungan dengan pendapatan

pedagang di pasar ini, akan tetapi dari semua variabel yang digunakan hanya

variabel modal dan pendidikan yang memiliki hubungan yang positif dengan

pendapatan, sedangkan variabel jumlah kios yang dimiliki, jam kerja perhari,

lama usaha, dan usia memiliki hubungan yang negatif terhadap pendapatan.

Page 123: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumnya, tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi sosial dan ekonomi pedagang keris dan

kacamata di Alun-Alun utara Keraton Kasunanan Hadiningrat, mendeskripsikan

rata-rata variabel dan mencari perbedaan rata-rata dari variabel tersebut, serta

menyelidiki apakah terdapat hubungan antara pendapatan dengan variabel modal,

jam kerja perhari, jumlah kios yang dimiliki sekarang, lama usaha, usia, dan

pendidikan. Dari penelitian yang menggunakan semua anggota populasi sejumlah

56 orang sebagai responden dan dilakukan pembahasan maka dapat diambil

kesimpulan dari masing-masing analisis dan akan diberikan saran.

A. KESIMPULAN

1. Analisis Deskriptif

a. Pasar tempat berdagang kacamata, keris, kerajinan, dan souvenir di Alun-Alun

utara Keraton Kasunanan Hadiningrat merupakan bagian dari Alun-Alun Utara

Keraton Kasunanan Hadiningrat yang khusus menyediakan kacamata dan

barang-barang kerajinan. Jumlah kios yang digunakan untuk berdagang

kacamata, keris, souvenir, dan kerajinan ada 80 kios dengan 56 orang pemilik.

b. Dari 80 kios yang dimiliki 56 orang pedagang ini, 22 kios adalah kios

kacamata dan 34 kios adalah kios keris/souvenir/kerajinan. Dari 56 orang

pemilik kios, 32 orang berjenis kelamin laki-laki dan 24 orang berjenis kelamin

perempuan.

Page 124: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

c. Sebanyak 53 orang atau 94,64% pedagang berada pada zona usia produktif,

dan 3 orang atau 5,36% berada pada zona usia non produktif.

d. Pedagang yang memiliki kios lebih dari 1 kios ssebanyak 15 orang dan 41

orang hanya memiliki 1 kios saja, dari status kepemilikan kios sebanyak 55

orang merupakan milik sendiri dan hanya 1 orang yang masih menyewa kios.

e. Modal awal pedagang di bagi menjadi 2, yaitu untuk pedagang kacamata di

bawah Rp100.000.000,00 dan di atas Rp100.000.000,00. Pedagang yang

menggunakan modal di bawah Rp100.000.000,00 ada 59,09% dan di atas

Rp100.000.000,00 ada 40,91%. Sedangkan untuk pedagang

keris/souvenir/kerajinan modal di bagi menjadi di bawah Rp10.000.000,00

sebanyak 54,55% dan di atas Rp10.000.000,00 sebanyak 45,45%.

f. Lama usaha pedagang di tempat ini sebanyak 40 orang atau 71,43% telah

berdagang lebih dari 10 tahun dan sebanyak 16 orang atau 28,57% berdagang

kurang dari 10 tahun.

g. Pendapatan bersih rata-rata pedagang diperoleh sebesar Rp175.203,57 sampai

Rp219.154,46 perhari atau Rp5.256.107,14 sampai Rp6.574.633,93 perbulan.

Pendapatan pedagang di tempat ini tidak mengalami perubahan baik hari biasa,

hari libur bukan libur sekolah, maupun hari libur liburan sekolah.

h. Pendidikan pedagang sebanyak 46,43% berpendidikan SMA, 26,78% SMP,

17,86% Perguruan Tinggi, 7,14% Sekolah Dasar, dan 1,79% tidak sekolah.

i. Asal daerah pedagang sejumlah 41 orang atau 73,21% berasal dari dalam

daerah dan sejumlah 15 orang atau 26,79% berasal dari luar daerah. Tempat

Page 125: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

tinggal saat ini 51 orang atau 91,07% tinggal di dalam daerah dan sisanya 5

orang atau 8,93% tinggal di luar kota.

j. Status usaha perdagangan di tempat ini adalah 54 orang atau 96,43% sebagai

usaha pokok dan sisanya 2 orang atau 3,57% sebagai usaha sampingan.

k. Jumlah keluarga pedagang yang paling sedikit adalah 1 (belum menikah) yaitu

sebanyak 1 orang, dan sisanya sebanyak 55 orang memiliki keluarga lebih dari

1 (sudah menikah).

2. Uji mean

a. Pada deskripsi rata-rata, terdapat perbedaan rata-rata modal pada pedagang

kecamata dan pedagang keris/souvenir/kerajinan. Pada pedagang kacamata

didapat rata-rata sebesar Rp 76.159.000,- dan pada pedagang

keris/souvenir/kerajinan sebesar Rp 9.755.900,-.

Pada uji beda mean dengan Independent Samples Test didapat nilai probabilitas

F hitung sebesar 0,000 sehingga signifikan terhadap tingkat signifikansi 5%

yang berarti terdapat perbedaan rata-rata modal awal antar pedagang. Hipotesis

yang diduga terdapat perbedaan modal awal rata-rata antara pedagang sesuai

kriteria terbukti.

b. Pada deskripsi rata-rata, terdapat perbedaan rata-rata pendapatan per hari pada

pedagang kecamata dan pedagang keris/souvenir/kerajinan. Pada pedagang

kacamata didapat rata-rata sebesar Rp 1.656.800 ,- dan pada pedagang

keris/souvenir/kerajinan sebesar Rp 375.740,-.

Pada uji beda mean dengan Independent Samples Test didapat nilai probabilitas

F hitung sebesar 0,000 sehingga signifikan terhadap tingkat signifikansi 5%

Page 126: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

yang berarti terdapat perbedaan rata-rata pendapatan antar pedagang. Hipotesis

yang diduga terdapat perbedaan rata-rata pendapatan antara pedagang sesuai

kriteria terbukti.

c. Pada deskripsi rata-rata, terdapat perbedaan rata-rata jam kerja per hari pada

pedagang kecamata dan pedagang keris/souvenir/kerajinan. Pada pedagang

kacamata didapat rata-rata sebesar 8,5jam per hari dan pada pedagang

keris/souvenir/kerajinan sebesar 8 jam per hari.

Pada uji beda mean dengan Independent Samples Test didapat nilai probabilitas

F hitung sebesar 0,026 sehingga signifikan terhadap tingkat signifikansi 5%

yang berarti terdapat perbedaan rata-rata jam kerja perhari antar pedagang.

Hipotesis yang diduga terdapat perbedaan rata-rata jam kerja perhari antara

pedagang sesuai kriteria terbukti.

d. Pada deskripsi rata-rata, terdapat perbedaan rata-rata lama usaha pada

pedagang kecamata dan pedagang keris/souvenir/kerajinan. Pada pedagang

kacamata didapat rata-rata selama 19 tahun dan pada pedagang

keris/souvenir/kerajinan selama 12 tahun.

Pada uji beda mean dengan Independent Samples Test didapat nilai probabilitas

F hitung sebesar 0,241 sehingga tidak signifikan terhadap tingkat signifikansi

5% yang berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata lama usaha antar pedagang.

Hipotesis yang diduga terdapat perbedaan rata-rata antara pedagang sesuai

kriteria tidak terbukti.

e. Pada uji rata-rata, terdapat perbedaan rata-rata usia pada pedagang kecamata

dan pedagang keris/souvenir/kerajinan. Pada pedagang kacamata didapat rata-

Page 127: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

rata usia 43 tahun dan pada pedagang keris/souvenir/kerajinan usia 42 tahun.

Pada uji beda mean dengan Independent Samples Test didapat nilai probabilitas

F hitung sebesar 0,311 sehingga tidak signifikan terhadap tingkat signifikansi

5% yang berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata usia antar pedagang.

Hipotesis yang diduga terdapat perbedaan rata-rata antara pedagang sesuai

kriteria tidak terbukti.

f. Pada uji rata-rata terjadi perbedaan variabel tingkat pendidikan pada pedagang

kacamata dan pedagang keris/souvenir/kerajinan, yaitu pedagang kacamata

rata-rata tingkat pendidikan SMP dan pedagang keris/souvenir/kerajinan rata-

rata tingkat pendidikan SMA.

Pada uji beda mean dengan Independent Samples Test didapat nilai probabilitas

F hitung sebesar 0,452 sehingga tidak signifikan terhadap tingkat signifikansi

5% yang berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata tingkat pendidikan antar

pedagang. Hipotesis yang diduga terdapat perbedaan rata-rata antara pedagang

sesuai kriteria tidak terbukti.

3. Uji Korelasi

a. Dari uji korelasi antara pendapatan dengan modal, dengan tingkat signifikansi

5% didapat nilai korelasi sebesar 0,000, yang berarti terdapat hubungan positif

antara modal dengan pendapatan. Hipotesis terbukti.

b. Dari uji korelasi antara pendapatan dengan jam kerja perhari, dengan tingkat

signifikansi 5% didapat nilai korelasi sebesar 0,000, yang berarti terdapat

hubungan negatif antara pendapatan dengan jam kerja per hari. Hipotesis

terbukti.

Page 128: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

c. Dari uji korelasi antara pendapatan dengan lama usaha, dengan tingkat

signifikansi 5% didapat nilai korelasi sebesar 0,000, yang berarti terdapat

hubungan yang negatif antara pendapatan dengan lama usaha. Hipotesis

terbukti.

d. Dari uji korelasi antara pendapatan dengan kios yang dimiliki, dengan tingkat

signifikansi 5% didapat nilai korelasi sebesar 0,000, yang dimiliki sekarang

yang berarti terdapat hubungan negatif antara pendapatan dengan jumlah kios

yang dimiliki sekarang. Hipotesis terbukti.

e. Dari uji korelasi antara pendapatan dengan usia, dengan tingkat signifikansi5%

didapat nilai korelasi sebesar 0,000, yang berarti terdapat hubungan negatif

antara pendapatan dengan usia. Hipotesis terbukti.

f. Dari uji korelasi antara tingkat pendidikan, dengan tingkat signifikansi 5%

didapat nilai korelasi sebesar 0,000, yang berarti terdapat hubungan yang

positif antara pendapatan dengan pendidikan. Hipotesis terbukti.

B. SARAN

Dari kesimpulan yang telah di ambil, maka penulis dapat menetapkan

saran sebagai berikut :

1. Terkait kesimpulan pada analisis deskripsi point g maka Pemerintah Kota

Surakarta hendaknya memasukkan Pasar Keris dan Kacamata Alun-Alun Utara

Keraton Kasunanan Hadiningrat ini ke dalam prioritas promosi pariwisata agar

pedagang di pasar ini dapat meningkatkan penghasilan mereka pada waktu

tetentu.

Page 129: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

2. Terkait kesimpulan pada uji beda mean point a, b, dan c dimana terjadi

perbedaan yang signifikan pada modal, pendapatan, dan jam kerja perhari,

antara pedagang kacamata dan pedagang keris/souvenir/kerajinan, dimana

modal, pendapatan, dan jam kerja perhari pada pedagang kacamata lebih besar

daripada modal, pendapatan, dan jam kerja perhari pada pedagang

keris/souvenir,kerajinan maka disarankan pedagang keris/souvenir/kerajinan

meningkatkan modal agar meningkatkan pendapatan mereka, serta

meningkatkan jam kerja perhari agar tidak terjadi perbedaan yang signifikan

antara pedagang kacamata dan keris/souvenir/kerajinan.

3. Terkait kesimpulan pada analisis Korelasi point a, dimana modal dan

pendapatan memiliki hubungan yang positif, di mana jika modal bertambah

akan meningkatkan pendapatan, maka hendaknya pedagang meningkatkan

modal mereka agar meningkatkan pendapatan. Peningkatan modal dapat

dilakukan dengan cara menggunakan modal sendiri, melakukan pinjaman dari

bank atau lembaga keuangan lainnya, mengingat hampir semua usaha

perdagangan yang terjadi di sini adalah usaha pokok.

4. Terkait kesimpulan pada analisis korelasi point b, dimana terdapat hubungan

yang negatif antara pendapatan dengan jumlah jam kerja perhari, maka

disarankan kepada para pedagang di Pasar Keris dan Kacamata Alun-Alun

Utara Keraton Kasunanan Hadiningrat ini untuk tidak bekerja melebihi batas

normal jam kerja perhari (8 jam), selebihnya waktu dapat digunakan untuk

kegiatan produksi yang lain guna meningkatkan pendapatan mereka.

Page 130: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

5. Terkait kesimpulan pada analisis Korelasi point d, dimana terdapat hubungan

yang negatif antara jumlah kios yang dimiliki pedagang dengan pendapatan

mereka, maka hendaknya pedagang di tempat ini tidak terlalu menambah

jumlah kios tanpa menambah variabel modal yang digunakan untuk menambah

barang dagangan mereka. Penambahan kios tanpa diimbangi dengan

menambah modal yang berwujud barang dagangan hanya akan menambah

biaya yang dikeluarkan dan mengakibatkan penurunan pendapatan.

6. Terkait kesimpulan pada analisis Korelasi point e, dimana pendapatan dengan

pendidikan memiliki hubungan yang positif, maka disarankan untuk para

pedagang agar pedagang yang berdagang di Alun-Alun Utara Keraton

Kasunanan Hadiningrat ini sadar akan arti pendidikan karena pendidikan yang

ditempuh pedagang akan mempengaruhi cara kerja mereka yang dapat

meningkatkan pendapatan mereka.

Page 131: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 1997. Statistik Ekonomi. Yogyakarta : STIE YKPN

Daniel, Moehar. Metode Penelitian Sisoal Ekonomi. Jakarta : Bumi Aksara

Djarwanto dan Pangestu S. 1993. Statistik Induktif. Yogyakarta : BPFE

Djarwanto, Ps. 1991. Statistik Nonparametrik. Yogyakarta : BPFE

Harsiwi, Th. Agung M. 2003. Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Keberadaan

Pedagang Kaki Lima Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 14 (1).

2002. Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Yogyakarta.

Irawan dan Suparmoko. 1993. Ekonomika Pemangunan. Yogyakarta : BPFE

Kadarusman, YB. 2009. Strategi Penciptaan Kesempatan Kerja Berkualitas.

Jakarta (jurnal).

Leksono, Sonny. 1999. Runtuhnya Modal sosial, Pasar Tradisional. Malang :

CV. CITRA MALANG.

Mankiw, Gregory. 2003. Pengantar Ekonomi, Edisi Kedua Jilid 1. Jakarta :

Erlangga.

Mendenhall. 1988. Statistik Untuk Manajemen dan Ekonomi edisi 4 jilid 2.

Jakarta : Erlangga.

Miranda, Vinny. 2001. Catatan Mata Kuliah Hukum Perdata Dagang (artikel).

Mubyarto. 1977. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta : LP3ES

Page 132: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Payaman J, Simanjutak. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Pass, Christopher dan Lowes, Bryan. 1998. Kamus Lengkap Ekonomi. Edisi 2.

Jakarta : Erlangga

Rahmawati, Ririn Tri. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Usaha

Keuntungan Pedagang Kaki Lima Sektor Makanan dan Minuman

(study pustaka di seputaran alun-alun kota Madiun). (skripsi) : FE

UNS.

Ratri, Ajeng Dyah. 2005. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pendapatan

Wanita terhadap Peranan Wanita dalam Memelihara Kelestarian

Lingkungan Hidup di Desa Mojopuro Kecamatan. (skripsi) : FISIPOL

UNNES.

Riyanto, Bambang. 1997. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta :

BPFE

Saleh, Samsubar. 1999. Statistik Deskriptif. Yogyakarta : AMP YKPN

Samuelson, Paul A. 1993. Mikro Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Santosa, Slamet. 2008. Konsep sektor informal : pedagang kaki lima. (artikel)

Sarwoko. 2007. Statistik Inferensi. Yogyakarta : ANDI

Sulistiyono. 2009. Sumber Modal. (artikel)

Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-20/PJ.3/1989

Page 133: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Surakarta Dalam Angka. 2009

Sutrisno, Imbang. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Pendapatan Pedagang Kaki Lima Kota Surakarta Tahun 2005.

(skripsi) : Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga Edisi 7. Jakarta

: Erlangga

Page 134: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Kuisioner bagi pedagang di Pasar Keris dan Kacamata Pasar Kliwon Kota

Surakarta

I. Identitas responden

8. Nama :

9. Umur :

10. Jenis kelamin :

II. Pertanyaan

1. Apakah jenis barang dagangan yang dijajakan di pasar ini?

a. Kacamata

b. Keris/souvenir/kerajinan

2. Berapakah modal awal ketika anda memulai usaha ini?

Rp………………….

3. Berapa lamakah anda bekerja dalam 1hari? …..jam/hari

4. Sudah berapa lamakah anda berdagang di tempat ini? ………th

5. Berapakah jumlah kios yang anda miliki sekarang?

6. Apakah profesi anda sebelum menggeluti usaha ini?

7. Apakah usaha ini merupakan usaha pokok ataukah sampingan?

8. Berapakah rata-rata pendapatan anda selama berjualan di sisni per hari?

Rp…………….

9. Berapakah kira-kira rata-rata pendapatan anda per hari pada hari libur

besar atau minggu saat bukan liburan sekolah? Rp……………

Keuntungan bersih saat itu? Rp………..

Page 135: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

10. Berapakah kira-kira rata-rata pendapatan anda per hari pada hari libur

besar atau minggu saat libur sekolah? Rp…………….

Keuntungan bersih nya? Rp…………

11. Berapakah keuntungan bersih rata-rata per hari biasa bukan liburan?

Rp………

12. Apakah kios yang anda tempati sekarang milik sendiri atau

menyewa?kalau menyewa berapa biaya sewa? Rp…………per ……

13. Apakah anda berusaha di sisni dikenakan pajak atau retribusi? Kalau iya

berapa? Rp………….per ……

14. Berapakah jumlah keluarga yang anda miliki? (termasuk anda)

15. Pendidikan terakhir yang anda tempuh?

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. PT

16. Darimanakah daerah asal anda?

17. Tempat tinggal sekarang di mana?

Page 136: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Std.

Error

Modal 22 5.00E8 5.00E5 5.00E8 7.6159E7 1.15201E8 8.428 .953

Valid N

(listwise) 22

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Std.

Error

pendapatan 22 4.80E6 2.00E5 5.00E6 1.3295E6 1.34063E6 1.602 .953

Valid N

(listwise) 22

Descriptive Statistics

N Range Minimu

m Maximu

m Mean Std.

Deviation Kurtosis

Statistic Statisti

c Statistic Statistic Statisti

c Statistic Statisti

c Std. Error

Jam 22 3 8 11 8.50 .802 3.480 .953

Valid N (listwise) 22

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

Kios 22 5 1 6 1.55 1.143 11.349 .953

Valid N

(listwise) 22

Page 137: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

lamausaha 22 34 6 40 19.18 9.231 -.354 .953

Valid N

(listwise) 22

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

Usia 22 35 24 59 42.95 10.191 -.756 .953

Valid N

(listwise) 22

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

Modal 34 5.98E7 2.00E5 6.00E7 9.7559E6 1.30921E7 8.128 .788

Valid N

(listwise) 34

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

pendapatan 34 2.95E6 50000.00 3.00E6 3.7574E5 5.14210E5 21.559 .788

Valid N

(listwise) 34

Page 138: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

jam 34 3 6 9 8.06 .600 3.769 .788

Valid N

(listwise) 34

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

Kios 34 4 1 5 1.35 .812 12.228 .788

Valid N

(listwise) 34

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

lamausaha 34 27 2 29 11.79 6.971 -.128 .788

Valid N

(listwise) 34

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

Usia 34 45 25 70 42.24 9.149 1.423 .788

Valid N

(listwise) 34

Barang N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

pendapatan KACAMATA 22 1656818,18 1946932,60 415087,42

SOUVENIR/KERIS

/KERAJINAN 34 375735,29 514210,39 88186,35

Page 139: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df

Sig. (2-

tailed) Mean

Difference Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower

pendapatan

Equal variances assumed

25,276 ,000 3,661 54 ,001 1281082,88

770 349939,752

97 579495,9 1982669,

Equal variances not assumed

3,019 22,9

09 ,006

1281082,88770

424351,74425

403051,0 2159114,

Barang N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

Mdlawal KACAMATA 22 76159090,91 115201313,07 24561002,47

SOUVENIR/KERIS/KERAJINAN 34 9755882,35 13092056,14 2245269,11

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Difference Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower

Mdlawal Equal variances assumed

24,525 ,000 3,344 54 ,002 66403208,6 19855295,5 26595737,9 106210679,

Equal variances not assumed

2,692 21,352 ,014 66403208,6 24663415,7 15164193,7 117642223,

Barang N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Jamkerja KACAMATA 22 8,50 ,80178 ,17094

SOUVENIR/KERIS/KERAJINAN 34 8,06 ,60006 ,10291

Page 140: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower

Jamkerja Equal variances assumed 5,246 ,026 2,352 54 ,022 ,44118 ,18759 ,06508 ,81727

Equal variances not assumed

2,211 35,973 ,033 ,44118 ,19953 ,03651 ,84585

Barang N Mean Std.

Deviation Std. Error

Mean

usia KACAMATA 22 42,9545 10,19093 2,17271

SOUVENIR/KERIS/KERAJINAN 34 42,2353 9,14880 1,56901

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower

usia Equal variances assumed

1,044 ,311 ,275 54 ,785 ,71925 2,61785 -4,52922 5,96773

Equal variances not assumed

,268 41,442 ,790 ,71925 2,68001 -4,69139 6,12989

barang N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

lamausaha KACAMATA 22 19,1818 9,23057 1,96796

SOUVENIR/KERIS

/KERAJINAN 34 11,7941 6,97085 1,19549

Page 141: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Levene's Test for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower

Lamausaha Equal variances assumed

1,406 ,241 3,406 54 ,001 7,38770 2,16884 3,0394

4 11,735

96

Equal variances not assumed

3,208 36,220 ,003 7,38770 2,30262 2,7187

5 12,056

66

Barang N Mean Std.

Deviation Std. Error Mean

pendidikan KACAMATA 22 2,91 ,811 ,173

SOUVENIR/KERIS/KERAJINAN 34 2,59 ,957 ,164

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig. (2-tailed)

Mean Differenc

e Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower

Pendidikan Equal variances assumed ,575 ,452 1,298 54 ,200 ,321 ,247 -,175 ,816

Equal variances not assumed 1,346 50,04 ,184 ,321 ,238 -,158 ,800

Correlations

pendapatan Modal

pendapatan Pearson Correlation 1 ,216(**)

Sig. (2-tailed) ,000

N 49225000 49225000

modal Pearson Correlation ,216(**) 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 49225000 49225000

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 142: KAJIAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KERIS DAN · PDF fileTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kondisi sosial dan ekonomi dari ... pertumbuhan penduduk ... penduduk yang ditandai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Correlations

pendapatan Jmlkios

pendapatan Pearson Correlation 1 -,020(**)

Sig. (2-tailed) ,000

N 49225000 49225000

jmlkios Pearson Correlation -,020(**) 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 49225000 49225000

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations

pendapatan lamausaha

pendapatan Pearson Correlation 1 -,178(**)

Sig. (2-tailed) ,000

N 49225000 49225000

lamausaha Pearson Correlation -,178(**) 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 49225000 49225000

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations

pendapatan jamkerja

pendapatan Pearson Correlation 1 -,146(**)

Sig. (2-tailed) ,000

N 49225000 49225000

jamkerja Pearson Correlation -,146(**) 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 49225000 49225000

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations

pendapatan Usia

pendapatan Pearson Correlation 1 -,283(**)

Sig. (2-tailed) ,000

N 49225000 49225000

usia Pearson Correlation -,283(**) 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 49225000 49225000

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).