kajian reklamasi tanjung benoatim kajian bidang ilmiah dan litbang divisi i be smfe unud

5
KAJIAN REKLAMASI TANJUNG BENOATim Kajian bidang Ilmiah dan Litbang Divisi I BE SMFE Unud Reklamasi Tanjung Benoa di Bali menjadi isu yang sangat hangat dewasa ini di Bali.Rencana Reklamasi ini dilatar belakangi oleh Pulau Pudut yang belakangan nyaris tenggelamakibat perubahan alam, meresahkan warga Desa Tanjung Benoa karena sejumlah alasan.Terutama khawatir akan gelombang besar yg kemungkinan akan langsung menerjang pesisir barat Tanjung Benoa tidak akan bisa dihalangi lagi oleh pulau Pudut. Jika Pulau Pudut bisadikembalikan lagi keberadaanya melalui reklamasi, maka harapan warga Tanjung Benoaadalah selain terhindar dari bencana alam berupa gelombang besar atau tsunami, di lahanPulau Pudut juga bisa dibangunnya sejumlah fasilitas seperti sekolah, puskesmas dankonservasi penyu. Mereka pada dasarnya menyetujui reklamasi asalkan material reklamasitidak diambil dengan cara pengerukan di laut sekitarnya, melainkan didatangkan dari luarwilayah tersebut.Tetapi oleh Pemerintah Daerah Bali hal tersebut di serahkan pengelolaannya terhadapinvestor yaitu PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) milik pengusaha nasional ternamaTommy Winata, dimana oleh investor asing Reklamasi itu diproyeksikan untuk dijadikankawasan seperti pulau sentosa seperti yang ada di Negara Singapura, yang didaerah reklamasiakan dibangun sebuah kawasan wisata terpadu yang dilengkapi mulai dari tempat ibadahuntuk lima agama, taman budaya, taman rekreasi, rumah sakit internasional, perguruan tinggi, perumahan marina yang masing-masing dilengkapi dermaga yacht pribadi, perumahan pinggir pantai, apartemen, hotel, area komers ial, lapangan golf, bahkan ada rencana pembangunan sirkuit F1 internasional di daerah pulau pudut yang direklamasi.Hasil penelitian Puslit Geoteknologi LIPI tahun 2010 menunjukkan bahwa wilayahBali Selatan, khususnya sekitar Teluk Benoa seperti Serangan, Benoa, Bualu, Tanjung Benoa,merupakan daerah likuifaksi atau daerah rawan amblesan. Demikian dijelaskan akademsisiUnud Dr. Luh Kartini, Jumat (12/7) kemarin. Hasil perhitungan analisis potensi likuifaksi penurunan di daerah ini menunjukkan bahwa hampir semua titik pengujian mengindikasikanterjadinya likuifaksi dan penurunan. Zona likuifaksi terkonsentrasi di bagian tengah daerahstudi pada kedalaman kisaran 0,2

Upload: agung-gde-oka-astika

Post on 28-Dec-2015

57 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

reklamasi

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Reklamasi Tanjung Benoatim Kajian Bidang Ilmiah Dan Litbang Divisi i Be Smfe Unud

KAJIAN REKLAMASI TANJUNG BENOATim Kajian bidang Ilmiah dan Litbang Divisi I BE SMFE UnudReklamasi Tanjung Benoa di Bali menjadi isu yang sangat hangat dewasa ini di Bali.Rencana Reklamasi ini dilatar belakangi oleh Pulau Pudut yang belakangan nyaris tenggelamakibat perubahan alam, meresahkan warga Desa Tanjung Benoa karena sejumlah alasan.Terutama khawatir akan gelombang besar yg kemungkinan akan langsung menerjang pesisir barat Tanjung Benoa tidak akan bisa dihalangi lagi oleh pulau Pudut. Jika Pulau Pudut bisadikembalikan lagi keberadaanya melalui reklamasi, maka harapan warga Tanjung Benoaadalah selain terhindar dari bencana alam berupa gelombang besar atau tsunami, di lahanPulau Pudut juga bisa dibangunnya sejumlah fasilitas seperti sekolah, puskesmas dankonservasi penyu. Mereka pada dasarnya menyetujui reklamasi asalkan material reklamasitidak diambil dengan cara pengerukan di laut sekitarnya, melainkan didatangkan dari luarwilayah tersebut.Tetapi oleh Pemerintah Daerah Bali hal tersebut di serahkan pengelolaannya terhadapinvestor yaitu PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) milik pengusaha nasional ternamaTommy Winata, dimana oleh investor asing Reklamasi itu diproyeksikan untuk dijadikankawasan seperti pulau sentosa seperti yang ada di Negara Singapura, yang didaerah reklamasiakan dibangun sebuah kawasan wisata terpadu yang dilengkapi mulai dari tempat ibadahuntuk lima agama, taman budaya, taman rekreasi, rumah sakit internasional, perguruan tinggi, perumahan marina yang masing-masing dilengkapi dermaga yacht  pribadi, perumahan pinggir pantai, apartemen, hotel, area komersial, lapangan golf, bahkan ada rencana pembangunan sirkuit F1 internasional di daerah pulau pudut yang direklamasi.Hasil penelitian Puslit Geoteknologi LIPI tahun 2010 menunjukkan bahwa wilayahBali Selatan, khususnya sekitar Teluk Benoa seperti Serangan, Benoa, Bualu, Tanjung Benoa,merupakan daerah likuifaksi atau daerah rawan amblesan. Demikian dijelaskan akademsisiUnud Dr. Luh Kartini, Jumat (12/7) kemarin. Hasil perhitungan analisis potensi likuifaksi penurunan di daerah ini menunjukkan bahwa hampir semua titik pengujian mengindikasikanterjadinya likuifaksi dan penurunan. Zona likuifaksi terkonsentrasi di bagian tengah daerahstudi pada kedalaman kisaran 0,2 –  15 meter. Konsentrasi penurunan yang tinggi terutama didaerah Sanur, Serangan, Benoa, Bualu, Tanjung Benoa. Potensi likuifaksi yang diikuti oleh penurunan lapisan tanah di wilayah ini perlu mendapat perhatian dalam pengembanganwilayah, pembangunan infrastruktur bangunan tinggi, sarana jalan dan jembatan untukmendukung upaya pencegahan . bencana gempa yang terjadi dimassa mendatang”KajianLIPI ini soal potensi likuifaksi di Bali Selatan khususnya wilayah sekitar Teluk Benoa samasekali tidak dijadikan pertimbangan kajian. Kalau reklamasi ini dilanjutkan malah itu berbahaya. Daerah itu rawan amblesan dan juga bisa reklamasi ini memicu amblesan didaerah sekitarnya. Apa yang akan terjadi kalau ada gempa besar dan siapa yang akan bertanggung jawab”ujarnya Oleh karena itu, ia sepakat untuk menolak reklamasi. Alasannyadari sisi wilayah, kawasan perairan Teluk Benoa adalah wilayah konservasi, sehingga tidak boleh ada pembangunan sarana dan akomodasi pariwisata serta sarana komersial lainnya.”Dalam rapat

Page 2: Kajian Reklamasi Tanjung Benoatim Kajian Bidang Ilmiah Dan Litbang Divisi i Be Smfe Unud

tertutup Unud itu hampir 75-80 persen yang hadir menolak reklamasi danmeminta tim menghentikan kajian, karena Teluk Benoa merupakan kawasan konservasi,maka tidak boleh dibangun,” katanya. Ia juga mengatakan pembuatan pulau baru akanmemicu perubahan keseimbangan biodiversity serta memengaruhi daya dukung dan dayatampung Bali.

 Dari aspek Ekonomi Reklamasi jika di bandingkan dengan social benefit ataukeuntungan sosial seperti mendapatkan kembali lahan pulau pudut yang sudah mulaimenghilang dan keresahan warga tentang besar tsunami bisa di daerah teluk benoa bisasedikit terawasi, dari berdasarkan konsep permintaan and penawaran, penyelamatan pulau pudut merupakan suatu bentuk kehausan atau permintaan akan lahan yang berlebih di daerah bali selatan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dibali jika di reklamasi maka luas lahan baruyang akan didapat akan mencapai sekitar 400 –  800 hektare ini akan menjadi lahan yansangat potensial yang akan dimanfaatkan oleh investor untuk membangun kawasan wisataterpadu di tengah tengah penawaran akan lahan di daerah bali selatan sangat sedikit karenasudah penuh.walaupun reklamasi bisa menambah jumlah penawaran lahan tapi mengingatresiko lingkungan yang akan dialami sehingga ini akan menambah masalah lingkungan di bali, dan tidak menjanjikan prospek jangka panjang, dan Seperti yang disebutkan dalamdokumen kajian akademik oleh PT TWBI. Gendovara seorang aktivis lingkungan berpendapat “reklamasi ini akan hanya menguntungkan pihak investor karena lebih banyakhal komersial dari pada aksi penyelamatan lingkungan yang di sebenarnya di inginkan rakyatBali”. Memang mega proyek reklamasi ini akan menimbulkankeuntungan ekonomi sepertimeningkatnya Pendapatan Asli Daerah Bali (PAD) jika proyek proyek yang di rencanakanoleh PT TWBI bisa di realisasikan.tetapi itu hanya bersifat sementara mengingat bahaya bahaya lingkungan yang mengancam sehingga menyebabkan biaya sosial yang akan lebihtinggi dari pada pendapatan ekonomi yang akan di terima, dan jika reklamasi ini jadi direalisasikan sesuai rencana PT TWBI maka pembanguan ekonomi hanya berpusat di daerahBali Selatan sehingga akan menyebabkan ketimpangan ekonomi yang makin parah. Sehinggasecara ekonomi reklamasi Tanjung Benoa bukan sebuah solusi bagi permasalah ekonomiyang dihadapi oleh Bali, karena permasalahan ekonomi yang paling riil dihadapi oleh Baliadalah masalah ketimpangan maka diharapkan kepada Pemerintah Gubernur Bali agar lebihmemikirkan bagaimana cara mengembangkan daerah daerah yang memiliki pendapatandaerah yang rendah. Jangan sampai aktivitas perekonomian dan bisnis akan terkonsetrasi diBali bagian selatan sehingga keseimbangan dan pemerataan ekonomi serta pembangunantidak akan terwujud,dan dalam jangka panjang akan menyebabkan ledakan penduduk danarus urbanisasi yang tidak terkendali karena hal tersebut, yang akan menyebabkan permasalah permasalahan sosial lainnya.Dari segi permintaan dan penawaran sebenarnya reklamasi yang di buat di teluk benoa ini lebih di sebabkan karena permintaan akan lahan yang sangat besar di daerah BaliSelatan oleh para investor, yang tidak seimbang dengan penawaran karena sudah overloadatau overcapacity di daerah tersebut tapi mereka membuka lahan baru memanfaatkan permintaan warga Nusa yang meminta pulau pudut di selamatkan sehingga terkesan adasosial benefitnya bagi warga disana, dan keuntungan ekonomi yang di dapat juga bersifat jangka pendek jika mega proyek reklamasi tersebut jadi di bangun mengingat resiko

Page 3: Kajian Reklamasi Tanjung Benoatim Kajian Bidang Ilmiah Dan Litbang Divisi i Be Smfe Unud

terhadaprusaknya alam Bali sangat mengancam. Lebih baik pemerintah Bali melakukan kebijakan jikaingin mereklamasi dan menyelamatkan pulau pudut reklamasi tersebut harus bebas dari sifatkomersial dan murni untuk wilayah konservasi seperti yang di harapakan warga TanjungBenoa, dan kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintah harusnya lebih bersifat pengembangan,pemerataan,serta memiliki prospek jangka panjang sehingga perekonomian bisa berjalan dengan seimbang dan lebih merata. Jadi dilihat dari aspek lingkungan dan aspek perekonomian mega proyek reklamasi teluk benoa harusnya dihentikan.

 Belajar dari KesalahanIdentifikasi Dampak Reklamasi Pulau Serangan a. Kerusakan Terumbu KarangDengan adanya reklamasi di Pulau Serangan para penduduk sekitar yang dulu berprofesisebagai nelayan mulai kesulitan untuk mendapatkan ikan sehingga banyak yang beralih profesi menjadi penggali terumbu karang sehingga terumbu karang yang dulu banyakterdapat di perairan pulau serangan perlahan mulai rusak, hal ini juga diperparah oleh pengerukan oleh PT. BTID dimana pada diperkirakan 60 % dari 10 hektar terumbu karang disekitar lokasi proyek rusak berat. Di luar area pengerukan ditemukan terumbu karang yang berlubang-lubang. Kerusakan itu ditemukan di sisi utara dan sisi selatan pulau serangan.Akibat dari rusaknya termbu karang ini adalah mulai hilangnya jenis ikan yang langka sepertiikan Bali Stoides, padahal ikan ini hanya dapat ditemukan di perairan Pulau Serangan.b. Adanya Endapan lumpurPengerukan yang dilakukan oleh PT. BTID dengan kedalaman lebih dari 40 meterdengan lebar 15 m dengan bentuk menyerupai kanal di dasar laut memanjang dari sisi timurlaut serangan hingga ke arah barat lalu membelok ke arah selatan, akibat dari pengerukan iniadalah timbulnya endapan lumpur dengan tebak kurang lebih 1 m di beberapa tempat.Persoalan ini merembet ke Pelabuhan Benoa yang terletak di sisi barat daya dari pulauserangan. Beberapa jalur keluar masuk kapal dari pelabuhan ditemukan pendangkalan akibatendapan lumpur.c. Reklamasi Mengubah Arus Laut Dampak yang paling kuat adalah terjadinya perubahan arus laut, yangmengakibatkan pengikisan di satu sisi dan munculnya daratan baru di tempatlain. Sebelum dilakukan reklamasi, arus laut perairan Sanur dan Nusa Dua berjalan normal. Dari selatan arus laut dari kawasan Nusa Dua (disebut arusBenoa) yang cukup kuat dipecah, akhirnya dijinakkan oleh gabungan arus daritimur laut kawasan perairan Sanur (disebut arus serangan) dan arus dariutara (disebut arus Sanur). Oleh karena adanya reklamasi yang menghalangi arus laut makaarus serangan dan arus sanur akan bertumpuk menjadi satu dan begitu terhambat daratanmaka arus akan berbelok ke arah utara dan menerjang pantai Sanur. Hantaman pertamamengenai pantai Semawang. Hasil pantauan SKPPLH di Sanur, pantai yang rata-rata mengalami erosi satu meter per 10 tahun, kini tidakmemerlukan waktu setahun untuk mengalami erosi lebih dari tujuh meter. Selain itu, terjadikekuatan arus yang sangat kencang. Rata-rata arus laut2 – 3 knot. Padahal normalnya 0,5 knot saja. Menurut Mangku yang jugakoordinator SKPPLH, kekuatan itu sangat dahsyat, terutama pada musim angintenggara antara April dan Agustus