kajian pustaka pengaruh pemberian asi terhadap kecerdasan anak
DESCRIPTION
ASI MEMPUNYAI PENGARUH PENTING TERHADAP KECERDASAN OTAK ANAKTRANSCRIPT
![Page 1: KAJIAN PUSTAKA PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP KECERDASAN ANAK](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9a23550346d033a09ae5/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 ASI
2.1.1 Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan putih yang merupakan suatu
emulsi lemak dan larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang
dikeluarkan oleh kelenjar mammae pada manusia. ASI merupakan salah
satu-satunya makanan alami berasal dari tubuh yang hidup, disediakan
bagi bayi sejak lahir hingga berusia 2 tahun atau lebih1.
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur
kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI
mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi,
serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat
makanan2
ASI merupakan jaringan kehidupan yang tidak terstruktur, seperti
darah, dapat mentransportasikan zat gizi yang digunakan untuk sistem
biokimia, memperkuat sistem imunitas dan menghancurkan pathogen3.
Menurut Muchtadi (2002) ASI merupakan makanan satu-satunya
yang eksklusif bagi bayi di tahun pertama kehidupannya4.
1Siregar Arifin, Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara,2004),hlm.5.2 Ibid.3 Ibid. hlm.64 Ibid.
11
![Page 2: KAJIAN PUSTAKA PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP KECERDASAN ANAK](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9a23550346d033a09ae5/html5/thumbnails/2.jpg)
12
2.1.2 Pengertian ASI Eksklusif
ASI eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI kepada bayi
secara langsung oleh ibunya dan tidak diberikan makanan cair atau padat
lainnya kecuali obat tetes atau sirup yang berisi suplemen vitamin,
mineral, atau obat5.
Menurut petunjuk Bina Gizi Masyarakat, pengertian ASI eksklusif
adalah hanya memberikan ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan.
Bahkan pemberian ASI harus dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun
yang tentunya disertai dengan pemberian makanan tambahan yang
sesuai6.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI secara murni kepada bayi
tanpa cairan lain, seperti susu formula atau air putih. Pemberian ASI
eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu minimal hingga bayi berumur
empat sampai enam bulan7.
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI murni tanpa bayi diberi
tambahan lain seperti cairan air putih, teh, madu, buah-buahan, maupun
makanan tambahan seperti bubur susu atau bubur saring dan sebagainya,
sampai usia bayi 6 bulan. Non ASI eksklusif adalah pemberian ASI
didampingi dengan makanan lain sebelum bayi berumur 6bulan seperti
teh, madu, sari buah, susu formula, bubur, buah dan lain-lain
5 Utami Roesli, Panduan Praktis Menyusui (Jakarta:Puspa Swara), hlm. 15.
6 Ibid.7 Ibid.hlm. 17
![Page 3: KAJIAN PUSTAKA PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP KECERDASAN ANAK](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9a23550346d033a09ae5/html5/thumbnails/3.jpg)
13
Sebelum tahun 2001, World Health Organization (WHO) merekomendasikan
untuk memberikan ASI eksklusif selama 4-6 bulan. Namun pada tahun 2001,
setelah melakukan telaah artikel penelitian secara sistematik dan berkonsultasi
dengan para pakar, WHO merevisi rekomendasi ASI eksklusif tersebut dari 4-6
bulan menjadi 6 bulan (180 hari), kemudian dilanjutkan selama 2 tahun dengan
panambahan makanan pendamping yang tepat waktu, aman, benar dan memadai8
2.1.3 Manfaat ASI bagi Bayi
Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI ekslusif yang dapat
dirasakan yaitu (1) ASI sebagai nutrisi, (2) ASI meningkatkan daya tahan
tubuh, (3) menurunkan risiko mortalitas, risiko penyakit akut dan kronis,
(4) meningkatkan kecerdasan, (5) menyusui meningkatkan jalinan kasih
sayang, (6) sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan
pertumbuhan bayi sampai usia selama enam bulan, (7) mengandung asam
lemak yang diperlukan untuk untuk pertumbuhan otak sehingga bayi
yang diberi ASI ekslusif lebih pandai, (8) mengurangi resiko terkena
penyakit kencing manis, kanker pada anak dan mengurangi kemungkinan
menderita penyakit jantung, (9) menunjang perkembangan motorik9.
8 WHO, Long-term Effects of Breastfeeding (Brazil), hlm.329 Ibid.
![Page 4: KAJIAN PUSTAKA PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP KECERDASAN ANAK](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9a23550346d033a09ae5/html5/thumbnails/4.jpg)
14
2.1.4 Manfaat ASI bagi Ibu
Manfaat ASI bagi ibu antara lain (1) pemberian ASI memberikan
98% metode kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah
kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (ekslusif) dan belum terjadi
menstruasi kembali, (2) menurunkan risiko kanker payudara dan
ovarium, (3) membantu ibu menurunkan berat badan setelah melahirkan,
(4) menurunkan risiko DM Tipe 2, (5) pemberian ASI sangat ekonomis,
(6) mengurangi terjadinya perdarahan bila langsung menyusui setelah
melahirkan, (7) mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia dimana
saja dan kapan saja, (8) meningkatkan hubungan batin antara ibu dan
bayi10.
2.1.5 Komposisi ASI
Air susu ibu (ASI) selalu mengalami perubahan selama beberapa
periode tertentu. Perubahan ini sejalan dengan kebutuhan bayi11.
1. Kolostrum
Kolostrum terbentuk selama periode terakhir kehamilan dan
minggu pertama setelah bayi lahir. ia merupakan ASI yang keluar dari
hari pertama sampai hari ke-4 yang kaya zat anti infeksi dan
berprotein tinggi. Kandungan proteinnya 3 kali lebih banyak dari ASI
mature. Cairan emas ini encer dan seringkali berwarna kuning atau
dapat pula jernih yang mengandung sel hidup yang menyerupai sel
10 Ibid.
11 Ibid. hlm.35.
![Page 5: KAJIAN PUSTAKA PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP KECERDASAN ANAK](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9a23550346d033a09ae5/html5/thumbnails/5.jpg)
15
darah putih yang dapat membunuh kuman penyakit. Kolostrum
merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari
usus bayi yang baru lahir. Volumenya bervariasi antara 2 dan 10 ml
per feeding per hari selama 3 hari pertama, tergantung dari paritas ibu.
2. ASI peralihan/transisi
Merupakan ASI yang dibuat setelah kolostrum dan sebelum ASI
Mature (Kadang antara hari ke 4 dan 10 setelah melahirkan). Kadar
protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak
makin tinggi. Volumenya juga akan makin meningkat
3. ASI mature
ASI matang merupakan ASI yang keluar pada sekitar hari ke-14
dan seterusnya, komposisi relative konstan. Pada ibu yang sehat dengan
produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling
baik dan cukup untuk bayi sampai umur enam bulan. Tidak
menggumpal jika dipanaskan
2.1.6 Kandungan ASI
ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrisi. Yang
termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan
mikronutrien adalah vitamin dan mineral.
![Page 6: KAJIAN PUSTAKA PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP KECERDASAN ANAK](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9a23550346d033a09ae5/html5/thumbnails/6.jpg)
16
1. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi
sebagai salah satu sumber untuk otak. Jumlahnya meningkat terutama
pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan).
2. Protein
Protein berguna untuk pembentukan sel pada bayi yang baru lahir.
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda
dengan protein yang terdapat dalam susu formula. Protein dalam ASI
lebih bisa diserap oleh usus bayi dibandingkan dengan susu formula.
3. Taurin
Adalah suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat pada ASI.
Taurin berfungsi sebagai neuro transmitter dan berperan penting untuk
proses maturasi sel otak.
4. Lemak
Lemak berfungsi untuk pertumbuhan otak bayi. Kandungan lemak
dalamASI sekitar 70-78%.
5. Mineral
Zat besi dan kalsium di dalam ASI merupakan mineral dan
jumlahnya tidak terlalu banyak dalam ASI. Mineral ini berfungsi
sebagai pembentukan atau pembuatan darah dan pembentukan tulang.
6. Vitamin
Vitamin yang terkandung dalam ASI antara lain :
![Page 7: KAJIAN PUSTAKA PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP KECERDASAN ANAK](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9a23550346d033a09ae5/html5/thumbnails/7.jpg)
17
a. Vitamin K
b. Vitamin D
c. Vitamin A
d. Vitamin B
e. Vitamin C
f. Asam folat .
2.1.7 Durasi Pemberian ASI
WHO pada tahun 1991 merekomendasikan durasi pemberian ASI
eksklusif pada bayi selama periode 4-6 bulan pertama. Tahun 2001,
WHO menetapkan durasi pemberian ASI eksklusif yang optimal adalah
selama 6 bulan . Fawtrell et al. (2007), mendukung hal ini melalui hasil
penelitian yang menyatakan bahwa durasi ASI eksklusif selama 6 bulan
lebih optimal dibandingkan 3-4 bulan. The U.S Surgeon General
merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan
meneruskan ASI sampai 12 bulan, dengan pengenalan makanan padat
pada usia 4-6 bulan.
Eastwood (2003) menyatakan pada usia 4-6 bulan bayi
membutuhkan makanan MP-ASI karena hanya sedikit ibu yang mampu
memproduksi ASI secara cukup untuk kebutuhan bayi sampai usia 6
bulan. Penelitian Wigati (2005) menunjukkan bahwa pemenuhan zat-zat
gizi yang dibutuhkan untuk mengotimalkan kecerdasan pada periode
tumbuh otak adalah melalui pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
![Page 8: KAJIAN PUSTAKA PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP KECERDASAN ANAK](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9a23550346d033a09ae5/html5/thumbnails/8.jpg)
18
dan diteruskan sampai waktu ideal (24 bulan). Menurut Nurmiati dan
Besral (2008) ketahanan hidup bayi yang mendapatkan ASI dengan
durasi >6 bulan 33.3 kali lebih baik daripada bayi yang mendapatkan
ASI dengan durasi <4 bulan.
2.2 Intelegensi (Kecerdasan)
2.2.1 Pengertian
Intelegensi terdiri dari tiga komponen, yaitu kemampuan untuk
mengarahkan pikiran atau tindakan, kemampuan untuk mengubah arah
tindakan bila tindakan itu telah dilaksanakan, dan kemampuan untuk
mengritik diri sendiri (autocriticism
Intelegensi adalah kemampuan seseorang untuk berpikir secara
abstrak.
Intelegensi adalah daya atau kemampuan untuk memahami.
Intelegensi adalah kemampuan untuk memahami masalah-masalah
yang bercirikan mengandung kesukaran, kompleks, abstrak, ekonomis,
diarahkan pada suatu tujuan, mempunyai nilai sosial, dan berasal dari
sumbernya .
IQ atau singkatan Intelligence Quotient adalah skor yang diperoleh
dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan
sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak
menggambarkan kecerdasan seorang secara keseluruhan.
![Page 9: KAJIAN PUSTAKA PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP KECERDASAN ANAK](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9a23550346d033a09ae5/html5/thumbnails/9.jpg)
19
2.2.2 Gizi untuk Tumbuh Kembang
Merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses
tumbuh kembang anak. Selama berada dalam kandungan, anak tergantung
pada zat gizi yang terdapat dalam darah ibu, sedangkan setelah lahir
kebutuhan gizi anak tergantung pada tersedianya bahan makanan dan
kemampuan saluran cerna. Selain penyakit infeksi, keadaan gizi ibu yang
kurang baik selama hamil dan pola makan bayi yang salah merupakan
penyebab kegagalan pertumbuhan anak di Indonesia. Pemenuhan gizi
yang baik sangat berperan dalam pencapaian pertumbuhan badan yang
optimal, termasuk di dalamnya pertumbuhan otak anak. Perkembangan
otak anak paling cepat terjadi pada trimester ketiga kehamilan sampai bayi
berusia delapan belas bulan. Setelah masa tersebut otak masih tumbuh,
tetapi dengan kecepatan yang semakin berkurang hingga usia 5 tahun.
Oleh karena itu, orang tua harus memastikan bahwa pada masa tersebut
kebutuhan gizi anak harus terpenuhi dengan lengkap. Kekurangan salah
satu nutrisi dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan anak
terganggu. Terkait dengan kinerja otak, kekurangan gizi dapat mengurangi
tingkat kerja neurotransmitter tertentu dan mempengaruhi perkembangan
perilaku anak. Makanan yang disediakan untuk anak sebaiknya memenuhi
kecukupan energi dan semua zat gizi yang meliputi karbohidrat, protein,
vitamin, mineral, dan lemak. Berikut ini adalah zat gizi yang penting untuk
perkembangan otak: Zat tenaga & zat pengatur Zat tenaga dan zat
pengatur penting untuk proses pembentukan, pertumbuhan, dan
![Page 10: KAJIAN PUSTAKA PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP KECERDASAN ANAK](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9a23550346d033a09ae5/html5/thumbnails/10.jpg)
20
pemeliharaan sel-sel tubuh. Zat tenaga diperoleh dari makan yang
mengandung karbohidrat (beras, ubi, kentang, makaroni, mi, jagung).
Sedangkan zat pengatur diperoleh dari makanan yang mengandung protein
(susu, keju, ikan, daging, telur, ayam, tahu, tempe). Vitamin berfungsi
untuk pertumbuhan sel-sel otak. Mineral, khususnya zat besi (Fe)
diperlukan untuk pembentukan myelin yang akan mempengaruhi
kecepatan hantar saraf sehingga mempercepat proses penyampaian
informasi dan berdampak pada kecerdasan. Kalium dan natrium
diperlukan otak untuk menghasilkan energi. Kurangnya pasokan kalium
akan berakibat mengurangi informasi yang dapat diterima oleh otak.
Kalium dapat diperoleh dengan cara mengkonsumsi buah yang kaya
kalium, yaitu alpukat, pisang, jeruk, dan melon. Natrium terdapat hampir
di semua bahan makanan. Asam Lemak (DHA dan AA) Asam lemak ini
penting untuk pertumbuhan otak dan mata anak. DHA dan AR dapaut
diperoleh dari pemberian air susu ibu (ASI) yang optimal (Faras
Handayani,2009).
2.2.3 Tingkat Kecerdasan Anak
Menurut Gani (1984) dalam Agustina (2003), cara mengukur
kecerdasan anak dapat dilakukan dengan beberapa alternatif, yaitu
pengukuran langsung dan tidak langsung. Pengukuran langsung dapat
dilakukan dengan psikotes yang menghasilkan ukuran taraf kecerdasan
(IQ). Pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan memantau
![Page 11: KAJIAN PUSTAKA PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP KECERDASAN ANAK](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9a23550346d033a09ae5/html5/thumbnails/11.jpg)
21
prestasi akademik para murid. Beberapa penelitian membuktikan bahwa
berhasil tidaknya pertumbuhan dan perkembangan seseorang anak tidak
bisa lepas dari sinergi faktor gizi, kesehatan, intelektual, emosional, dan
spiritual secara sinergis.
Inteligensi terdiri dari tiga komponen, yaitu: (1) kemampuan untuk
mengarahkan pikiran dan tindakan, (2) kemampuan untuk mengubah
arah tindakan setelah tindakan tersebut dilaksanakan, dan (3) kemampuan
untuk mengkritik diri sendiri atau melakukan autocritism (Senjaya,2009).
Intelligence Quotient atau IQ adalah skor yang diperoleh dari tes
intelegensi. Kecerdasan ini di atur oleh bagian korteks otak yang dapat
memberikan kemampuan untuk berhitung, beranalogi, berimajinasi, dan
memiliki daya kreasi serta inovasi (Boeree 2003).
2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi IQ Anak
Tinggi rendahnya IQ seorang anak dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor. IQ dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: (1) faktor genetik,
kecerdasan dapat diturunkan melalui gen-gen dalam kromosom. Oleh
karena itu, ayah-ibu yang cerdas akan melahirkan anak yang cerdas pula
(Boeree 2003), (2) faktor gizi, gizi yang baik sangat penting untuk
pertumbuhan sel-sel otak, terutama pada saat hamil dan pada waktu bayi,
di mana sel-sel otak sedang tumbuh dengan pesatnya. Kekurangan gizi
pada saat pertumbuhan, bisa berakibat berkurangnya jumlah sel-sel otak
dari jumlah yang normal. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi kerja
![Page 12: KAJIAN PUSTAKA PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP KECERDASAN ANAK](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071920/55cf9a23550346d033a09ae5/html5/thumbnails/12.jpg)
22
otak tersebut di kemudian hari. Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo
et al. (1995), telah membuktikan bahwa status gizi anak mempunyai
dampak positif terhadap inteligensinya, (3) faktor lingkungan,
lingkungan yang baik adalah lingkungan yang dapat memberikan
kebutuhan mental bagi anak. Kebutuhan mental meliputi kasih sayang,
rasa aman, pengertian, perhatian, penghargaan serta rangsangan
intelektual. Kekurangan rangsangan intelektual pada masa bayi dan balita
dapat menyebabkan hambatan pada perkembangan kecerdasannya.
Faktor lingkungan lain yang juga mempunyai efek positif terhadap
kecerdasan anak antara lain: hubungan orang tua dan anak, tingkat
pendidikan ibu, dan riwayat sosial-budaya (Wibowo et al. 1995).
Menurut Mc Wayne (2004), anak yang tumbuh dengan penghasilan
orang tua yang rendah mempunyai risiko tertundanya perkembangan
kognitif yang lebih tinggi dibandingkan anak yang tumbuh dengan
penghasilan orang tua yang tinggi.