kajian peran masyarakat sekitar dalam mendukung pariwisata...
TRANSCRIPT
JOURNAL OF PLANNING AND POLICY DEVELOPMENT
SENGAJA DIKOSONGKAN © 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
1
KAJIAN PERAN MASYARAKAT SEKITAR DALAM MENDUKUNG
PARIWISATA TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS YANG
BERKELANJUTAN
Intan Nurul Azizah, Helmia Adita Fitra 2 Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan Ryacudu, Kec. Jati Agung, Kab. Lampung Selatan,
Prov. Lampung. 1 Email : [email protected]
ABSTRAK
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung o. 6 Tahun 2012 Tentang Rencana
Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Lampung kawasan TNWK
ditetapkan sebagai kawasan wisata unggulan Provinsi Lampung. Dimana TNWK masuk
ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Kawasan TNWK merupakan
kawasan cagar alam tertua di Indonesia. Namun, dalam pengelolannya mengalami
berbagai tantangan seperti hilangnya 75% hutan primer di TNWK. Selain itu, dalam
pengelolaan TNWK mengalami berbagai tantangan seperti kebakaran hutan, beberapa
fasilitas pariwisata di TNWK berada pada kondisi kurang memadai, seperti arena atraksi,
area parkir. Guna menuju pariwisata berkelanjutan, pembangunan TNWK perlu didukung
oleh peran serta masyarakat meskipun TNWK merupakan Kawasan konservasi dengan
berbagai Batasan pengelolaan. Oleh karenanya, perlu sebuah studi yang mengkaji peran
masyarakat sekitar dalam mendukung pariwisata berkelanjutan di Taman Nasional Way
Kambas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seberapa jauh peran masyarakat desa
penyangga dalam mendukung TNWK menuju pariwisata berkelanjutan. Studi ini
dilaksanakan di 4 (empat) desa penyangga TNWK ( Desa Labuhan Ratu IX, Labuhan
Ratu VII, Braja Yekti dan Desa Braja Yekti). Penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif kuantitatif dengan teknik skoring dan juga deskriptif kualitatif yang digunakan
untuk menganalisis hasil wawancara dengan narasumber. Studi ini menunjukkan bahwa
hanya ada 1 (satu) desa yang berperan lebih aktif dibandingkan desa lainnya. Desa
tersebut adalah Desa Labuhan Ratu IX. Desa Labuhan Ratu IX berperan dalam tahap
pengambilan keputusan seperti merencanakan pengembangan nilai tambah, pembuatan
souvenir, serta menyusun rencana penghijauan di TNWK. Selain itu, Desa Labuhan Ratu
IX juga berperan dalam tahap implementasi seperti menyediakan homestay, dan menjadi
pemandu wisata. Studi ini juga menemukan bahwa jarak lokasi desa penyangga
cenderung mempengaruhi partisipasi masyarakat desa penyangga. Selain itu, masyarakat
dengan posisi strategis seperti Kepala Desa lebih berperan dalam mendukung pariwisata
di TNWK.
Kata Kunci : Pariwisata, berkelanjutan, Taman Nasional Way Kambas
ABSTRACT
Referring to Regional Regulation of Lampung Province Number. 6 of 2012 concerning
the Regional Tourism Development Master Plan of Lampung Province, the National park
of Way Kambas area is designated as the leading tourist area of Lampung Province. The
National Park of Way Kambas is part of strategis National Tourism. The National Park
of Way Kambas (TNWK) is the oldest natural conservation area in Indonesia. However,
its developmet has experienced various challenges such as the loss of 75% of primary
Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata
Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan
2 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973
forest in TNWK. Moreover, TNWK development also experiences forest fires, inadequate
tourism facilities particularly in attraction arena and parking areas. In order to pursue
sustainable tourism, the development of TNWK should be supported by the local people
although TNWK is a conservation area that has many limitations in management.
Therefore, the studies which examine the roles of the local community supporting
sustainable tourism in TNWK are quite needed. This study aims to examine to what extent
the role of the local community living in buffer villages of TNWK can support TNWK
towards sustainable tourism. The buffer villages of TNWK comprise Labuhan Ratu IX,
Labuhan Ratu VII, Braja Yekti and Braja Harjosari Villages. The study found that only
one village that supports more than other villages. The most supporting village is
Labuhan Ratu IX. Labuhan Ratu IX village plays a role in the decision-making stage such
as planning to enhance the value added of the local product, making souvenirs, and
compiling green plans in TNWK. Furthermore, Labuhan Ratu IX Village also plays a role
in the implementation stage such as providing homestay and tour guide for the tourists.
This study found that the distance to the location of buffer village may affect the
community participation. In addition, people who have a strategic position such as The
Head of Village play an important role in supporting tourism in TNWK.
Keyword: Tourism, sustainable, The National Park of Way Kambas
A. PENDAHULUAN
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan pariwisata
merupakan berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha pemerintah dan pemerintah daerah. Saat ini,
pembangunan di semua sektor termasuk sektor pariwisata mengacu pada konsep
pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan memiliki 17 tujuan
pembangunan berkelanjutan yang dikenal sebagai Sustainable Development Goals
(SDGs). SDGs merupakan agenda pembangunan global sebagai arah pembangunan
dunia. Terdapat 17 tujuan SDGs yang diharapkan dapat dicapai selama 15 tahun ke
depan. Dari ke-17 tujuan SDGs tersebut salah satunya ialah pertumbuhan ekonomi yang
inklusif dan lapangan kerja yang layak. Pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan
khususnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan pekerjaan yang layak dapat dicapai
melalui 10 target pembangunan. Salah satu target yang harus dilakukan ialah pada tahun
2030, merancang dan mengimplementasikan kebijakan yang mendukung tourism yang
berkelanjutan, yang dapat menciptakan lapangan kerja sekaligus mendukung budaya dan
produk lokal (Tjandraningsih, dkk;2018). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2009 Tentang Pariwisata salah satu prinsip dalam penyelenggaraan kegiatan pariwisata
ialah memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan
proporsionalitas serta memberdayakan masyarakat setempat.
Berdasarkan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2012 Tentang Rencana Induk
Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Lampung kawasan Taman Nasional
Way Kambas ditetapkan sebagai kawasan wisata unggulan Provinsi Lampung. Oleh
karenanya, Taman Nasional Way Kambas masuk ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional (KSPN). Taman Nasional Way Kambas merupakan cagar alam tertua di
Indonesia. Selain menjadi kawasan cagar alam, Taman Nasional Way Kambas juga
menjadi tempat wisata konservasi alam liar. Berdasarkan Peraturan Pemerintan Republik
Indonesia Nomor 68 Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam dijelaskan bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam
Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata
Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan
Volume 0 Nomor 0 - Bulan 0000 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 3
merupakan kekayaan alam yang sangat tinggi nilainya. Karena itu, perlu dijaga keutuhan
dan kelestarian fungsinya untuk dapat dimanfaatkan bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Dalam upaya menjaga kelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistem di
Taman Nasional Way Kambas terdapat berbagai tantangan. Salah satunya ialah
kebakaran hutan yang sering terjadi setiap tahunnya yang sebagian besar disebabkan
karena kesengajaan. Permasalahan lain yang terjadi ialah beberapa fasilitas di TNWK
yang berada pada kondisi kurang memadai. Seperti arena atraksi, area parkir, tempat
sampah, dan jalan setapak (Wijayanti, 2018).
Oleh karena itu, pengelolaan Taman Nasional dengan pelibatan masyarakat
diharapkan mampu memberikan keberlangsungan terhadap Taman Nasional (Gs, 2011).
Hal ini sejalan dengan pernyataan Ardiwidjaja (2013) dalam Gumilang dkk (2015) yang
menyatakan bahwa pariwisata berkembang dan bertahan di sebuah daerah (sebuah
komunitas atau lingkungan) tertentu harus mendasarkan dirinya pada beberapa prinsip
pokok, misalnya seperti masyarakat sekitar harus dilibatkan dalam pengembangan
pariwisata dan rencana pengembangan pariwisata harus memperhatikan masukan dari
masyarakat dan masyarakat harus dilatih menjadi pegawai yang berkualitas dengan
berbagai program pendidikan dan latihan. Adanya partisipasi masyarakat merupakan
kerjasama yang erat antara perencana dan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, melestarikan, dan mengembangkan hasil yang telah dicapai (Khadiyanto,
2014). Oleh karena itu, penelitian mengenai peran masyarakat khususnya yang berada di
desa penyangga dalam mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di Taman
Nasional Way Kambas perlu untuk dilakukan. Menurut Cohen dan Uphoff (1980) dalam
(Ramadhan dan Khadyanto, 2014) Partisipasi masyarakat terdiri atas partisipasi dalam
pengambilan keputusan, implementasi, partisipasi dalam menerima keuntungan, dan
partisipasi dalam evaluasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peran masyarakat sekitar desa
penyangga dalam mendukung implementasi pariwisata berkelanjutan di Taman Nasional
Way Kambas. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka beberapa sasaran yang perlu
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi karakteristik sosial ekonomi masyarakat desa penyangga kawasan
Taman Nasional Way Kambas
2. Identifikasi potensi dan masalah pengembangan pariwisata Taman Nasional Way
Kambas.
3. Analisis peran masyarakat desa penyangga dalam mendukung pengembangan
pariwisata berkelanjutan di TNWK.
B. METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deduktif. Metode
penelitian statistik deskriptif untuk mengetahui karakteristik masyarakat sekitar kawasan
Taman Nasional Way Kambas di desa penyangga dan menganalisis peran masyarakat
sekitar Taman Nasional Way Kambas dalam mendukung pariwisata Taman Nasional
Way Kambas. Selain itu, metode deskriptif kualitatif untuk identifikasi potensi dan
masalah pengembangan pariwisata Taman Nasional Way Kambas. Teknik sampling yang
digunakan proportionate clustered random sampling dimana sampling unit terdiri atas
empat cluster. Tiap individu di dalam kelompok yang terpilih akan diambil sebagai
sampel. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 100 responden. Dengan distribusi
sampel sebagai berikut:
Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata
Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan
4 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973
Tabel 1. Distribusi unit sampel penelitian
No Desa Jumlah
Unit
sampel
1 Braja Harjosari 5.962
40
2 Braja Yekti 3.049
20
3 Labuhan Ratu VII 4.426
30
4 Labuhan Ratu IX 1.476
10
Sumber: Peneliti, 2019
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Identifikasi Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Penyangga
a) Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa responden berjenis kelamin
perempuan sebesar 55% atau sebanyak 55 jiwa dan responden berjenis kelamin
laki-laki sebesar 45% atau sebanyak 45 jiwa. Hapsari, dkk (2012) mengatakan
bahwa partisipasi yang diberikan oleh seorang pria berbeda dengan partisipasi
yang diberikan oleh seorang wanita. Hal ini karena adanya pelapisan sosial yang
terbentuk dalam masyarakat, yang membedakan kedudukan dan derajat antara
pria dan wanita. Hasil suvey lapangan didapatkan bahwa perbedaan jenis kelamin
mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. Dimana penduduk berjenis
kelamin perempuan lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah,
dibandingkan dengan penduduk berjenis kelamin laki-laki.
b) Usia Responden
Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa rata-rata responden berada pada usia
produktf yaitu 40-44 tahun. Menurut Sadono (2013) usia produktif mempunyai
potensi untuk berpartisipasi dalam kegiatan program pengelolaan Taman
Nasional Way kambas dan mempunyai aktifitas yang lebih tinggi dalam
memanfaatkan hasil hutan.
c) Tingkat Pendidikan Responden
Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir responden
didominasi oleh lulusan SMA. Dimana menurut Sadono (2013) masyarakat
dengan pendidikan yang memadaiu maka akan memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai kawasan konservasi.
d) Jenis Pekerjaan Responden
Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa sebagian besar responden bermata
pencaharian sebagai petani. Menurut Yolanda (1998) dalam Hapsari (2012)
mengatakan bahwa banyak warga yang telah disibukkan oleh kegiatan sehari-
hari, kurang tertarik untuk mengikuti pertemuan dan diskusi lainnya. Berdasarkan
hasil survey, diketahui bahwa masyarakat di desa penyangga lebih disibukkan
dengan pertanian mereka.
Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata
Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan
Volume 0 Nomor 0 - Bulan 0000 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 5
e) Jumlah Tanggungan Responden
Berdasarkan hasil survey, diketahui bahwa rata-rata jumlah tanggungan
responden sebanyak 2 orang. Menurut Sadono (2013) semakin banyak anggota
keluarga akan membantu dalam kegiatan pertanian maupun hasil hutan.
2. Identifikasi Potensi dan Masalah Pengembangan Pariwisata Taman Nasional
Way Kambas
Berdasarkan hasil survey, dalam pengelolaan parwisata Taman Nasional Way
Kambas memiliki beberapa potensi masalah. Berikut merupakan beberapa potensi dan
masalah yang terjadi di Taman Nasional Way Kambas. Terbagi atas potensi dan masalah
internal dan eksternal:
Tabel 2. Potensi dan Masalah Pengelolaan pengembangan pariwisata
Internal Eksternal
Potensi Masalah Potensi Masalah
Infrastruktur
dasar yang ada di
kawasan
pariwisata
TNWK memadai
dan dalam kondisi
yang baik. Terdiri
atas jaringan
jalan, jaringan air
bersih, jaringan
listrik, jaringan
telekomunikasi
dan drainase
Belum terdapat
tempat
pembuangan
limbah padat yang
dihasilkan oleh
gajah.
Terdapat bantuan
penyediaan
infrastruktur dari
berbagai pihak seperti
pemerintah dan
swasta.
Tidak terdapat surat
serah terima bantuan
yang dilakukan antara
pihak swasta dan
pengelola TNWK.
sehingga mengakibatkan
sulitnya usulan
perbaikan terkait
infrastruktur yang
bersumber dari pihak
swasta.
Pengelola TNWK
memfasilitasi
kemitraan melalui
perizinan yang
dilakukan oleh
pengelola TNWK
dalam
pelaksanaan
kegiatan
perekonomian
seperti toko
makanan dan
souvenir.
Jaringan
telekomunikasi
yang ada kawasan
pariwisata TNWK
hanya dapat
diakses oleh
pengelola TNWK.
Dimana, dalam hal
ini pengunjung
kawasan
pariwisata TNWK
masih sulit
mengakses
jaringan
telekomunikasi.
Masyarakat desa
penyangga mendukung
pengembangan
pariwisata melalui
pembentukan desa
wisata pada kawasan
penyangga.
Masyarakat desa
penyangga belum
memiliki kesadaran
terkait pentingnya
pelestarian lingkungan.
Seperti adanya aktivitas
masyarakat/pengunjung
yang masih membuang
sampah sembarangan.
Terdapat sarana
pendukung
pariwisata seperti
kotak sampah,
Gazebo, tempat
bermain, petunjuk
Kurangnya
ketersediaan lampu
jalan menuju
kawasan
pariwisata TNWK.
Masyarakat desa
penyangga berperan
langsung dalam
kegiatan yang ada di
TNWK seperti
menjaga parkir, dan
Pengunjung pariwisata
belum memiliki
kesadaran terkait
pentingnya menjaga
infrastruktur yang ada.
Seperti masih banyaknya
Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata
Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan
6 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973
arah, dan
penginapan.
pengelolaan
lingkungan seperti
adanya Masyarakat
Pecinta Alam
pengunjung dewasa
yang menggunakan
arena bermain anak-anak
Adanya koperasi
yang membantu
dalam pengelolaan
kawasan pariwisata
TNWK.
Jenis kotak sampah
yang ada di
kawasan
pariwisata kurang
sesuai dengan
situasi yang ada.
Banyak mitra-mitra
yang mendukung
pengembangan
pariwisata seperti WCS,
konsorsium ALERT,
PKHS, Koperasi, CSR
dan Bank BRI.
Ada beberapa
masyarakat yang belum
berperan untuk
mendukung pariwisata
TNWK.
Masyarakat desa
penyangga
diberikan
pelatihan untuk
peningkatan nilai
tambah produk
lokal seperti
madu.
Sumber dana dari
APBN/APBD
belum mencukupi
sehingga
diperlukan
kerjasama dengan
mitra-mitra, seperti
koperasi.
Pemerintah daerah
dan pemerintah
provinsi membantu
penyediaan sarana
dan prasarana yang
ada di TNWK
Pemerintah membantu
kegiatan promosi
pariwisata melalui
pengadaan event atau
kegiatan seperti
festival Way Kambas.
Masyarakat
mendukung
pengembangan
pariwisata TNWK
melalui penyediaan
homestay pada desa
penyangga TNWK
Sumber: Hasil Penelitian, 2020
3. Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata Taman
Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan
Tabel 3. Peran masyarakat Desa Labuhan Ratu IX
Tingkat Peran Keterangan
Pengambilan keputusan Kurang berperan
Implementasi Berperan
Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata
Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan
Volume 0 Nomor 0 - Bulan 0000 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 7
Tingkat Peran Keterangan
Menerima manfaat Tidak berperan
Evaluasi Tidak berperan
Sumber: Hasil penelitian, 2020
Tabel 3 menunjukkan bahwa secara keseluruhan masyarakat Desa Labuhan Ratu
IX tidak berperan dalam mendukung pariwisata Taman Nasional Way Kambas yang
berkelanjutan. Namun, jika dilihat pada tahap partisipasi, masyarakat Desa Labuhan Ratu
IX berperan pada tahap implementasi. Peran masyarakat Desa Labuhan Ratu IX meliputi
pembuatan souvenir dan penyediaan homestay.
Tabel 4. Peran masyarakat Desa Braja Yekti
Tingkat Peran Keterangan
Pengambilan keputusan Tidak berperan
Implementasi Tidak berperan
Menerima manfaat Tidak berperan
Evaluasi Sangat tidak berperan
Sumber: Hasil penelitian, 2020
Tabel 4 menunjukkan bahwa secara keseluruhan masyarakat Desa Braja Yekti
tidak berperan dalam mendukung pengembangan pariwisata TNWK. berdasarkan
jawaban responden, masyarakat Desa Braja Yekti belum menerima manfaat terkait
pariwisata TNWK hal ini disebabkan karena jarak Desa Braja Yekti jauh dari pariwisata
Taman Nasional Way Kambas. Cohen dan Uphoff (1977) dalam Nurbaiti, dkk (2017)
menyatakan bahwa jarak rumah tempat tinggal dengan lokasi pekerjaan atau aktivitas
mempengaruhi partisipasi masyarakat.
Tabel 5. Peran masyarakat Desa Labuhan Ratu VII
Tingkat peran Keterangan
Pengambilan keputusan Tidak berperan
implementasi Kurang berperan
Menerima manfaat Kurang berperan
Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata
Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan
8 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973
Tingkat peran Keterangan
Evaluasi Tidak berperan
Sumber: Hasil penelitian, 2020
Tabel 5 menunjukkan bahwa masyarakat Desa Labuhan Ratu VII kurang berperan
dalam hal implementasi dan menerima manfaat. Sedangkan dalam hal pengambilan
keputusan dan evaluasi masyarakat desa Labuhan Ratu VII tidak berperan. Desa Labuhan
Ratu VII merupakan desa yang memiliki gerbang masuk ke kawasan Taman Nasional
Way Kambas selain gerbang yang di desa Labuhan Ratu IX. Namun, masyarakat di desa
Labuhan Ratu VII kurang berperan karena lokasi desa yang tidak menyatu dan
terpisahkan oleh jalan. Berdasarkan jawaban responden, hal ini mempengaruhi partisipasi
masyarakat, dimana masyarakat yang berbatasan langsung dengan kawasan TNWK yang
menerima manfaat. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Cohen dan
Uphoff, 1977 dalam Nurbaiti, dkk, 2017) yang menyatakan bahwa jarak rumah atau
tempat tinggal dengan lokasi pekerjaan atau aktivitas mempengaruhi partisipasi
masyarakat. selain itu, masyarakat desa Labuhan Ratu VII didominasi oleh lulusan SMA.
Dimana menurut (Cohen dan Uphoff, 1977 dalam Nurbaiti, dkk, 2017) tingkat
pendidikan masyarakat mempengaruhi partisipasi masyarakat. Semakin tinggi tingkat
pendidikan masyarakat, maka tingkat partisipasinya akan meningkat. Namun,
berdasarkan hasil survey tingkat pendidikan masyarakat desa Labuhan Ratu yang
didominasi oleh lulusan SMA tidak mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat untuk
berperan dalam mendukung pengembangan pariwisata TNWK.
Tabel 6. Peran masyarakat Desa Braja Harjosari
Tingkat peran Keterangan
Pengambilan keputusan Tidak berperan
Implementasi Kurang berperan
Menerima manfaat Tidak berperan
Evaluasi Tidak berperan
Sumber: Hasil penelitian, 2020
menunjukkan bahwa masyarakat desa Braja Harjosari tidak berperan dalam
mendukung pengembangan pariwisata TNWK yang berkelanjutan. Menurut Budiharjo &
Sujarto, 2009 dalam Nurbaiti dkk, 2017 menyatakan bahwa jenis pekerjaan
mempengaruhi keterlibatan seseorang dalam organisasi atau kegiatan masyarakat, banyak
warga yang telah disibukkan dengan pekerjaanya utama atau kegiatannya sehari-hari.
Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa masyarakat di desa Braja Harjosari memiliki
mata pencaharian sebagai pertani. Dimana masyarakat Desa Labuhan Ratu lebih
disibukkan dengan kegiatan pertanian mereka. Sehingga mengakibatkan tidak adanya
Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata
Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan
Volume 0 Nomor 0 - Bulan 0000 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 9
partisipasi masyarakat desa Braja Harjosari untuk mendukung pengembangan pariwisata
TNWK yang berkelanjutan.
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kurangnya partisipasi masyarakat di desa Braja Harjosari dalam mendukung pariwisata
TNWK yang berkelanjutan. Salah satunya ialah lokasi desa Braja Harjosari yang jauh
dari lokasi TNWK sehingga masyarakat tidak mendapatkan dampak ekonomi atas adanya
TNWK. Berdasarkan hal ini, menyebabkan masyarakat desa Braja Harjosari lebih fokus
terhadap pengembangan desa wisata yang ada di desa Braja Harjosari. Salah satu contoh
wisata yang ada di desa Braja Harjosari ialah padang savanna. Menurut Slamet dalam
Mardikanto, dkk (2013). Partisipasi masyarakat dalam pembangunan ditentukan oleh tiga
unsur pokok. Diantaranya ialah, adanya kesempatan yang diberikan masyarakat untuk
berpartisipasi, adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi, dan adanya kemampuan
masyarakat untuk berpartisipasi.
D. KESIMPULAN
a) Kesimpulan Karakteristik Masyarakat Desa Penyangga Kawasan Taman Nasional
Way Kambas
Sebesar 55% responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan
dengan penduduk berjenis kelamin laki-laki. Dengan presentase 99% berada pada usia
produktif, yaitu antara 15-64 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan, responden
didominasi oleh lulusan SMA. Sebagian responden memiliki pekerjaan sebagai petani
dengan jumlah tanggungan sebanyak 2 orang. Berdasarkan karaketristik tersebut,
masyarakat desa penyangga memiliki potensi besar untuk berpartisipasi dalam
mendukung pariwisata Taman Nasional Way Kambas yang berkelanjutan. Namun,
berdasarkan hasil survey ditemukan bahwa masyarakat di desa penyangga belum
berperan dalam mendukung pariwisata TNWK. Dimana untuk mencapai tujuan
pariwisata berkelanjutan dibutuhkan adanya partisipasi masyarakat untuk mendukung dan
mengembangan pariwisata di sebuah daerah.
b) Kesimpulan Potensi Dan Masalah Pengembangan Pariwisata TNWK
Taman Nasional Way Kambas memiliki beberapa potensi dan masalah baik
internal maupun ekternal. Potensi internal secara garis besar yang dimiliki oleh TNWK
adalah ketersediaan infrastruktur yang memadai, serta dukungan dari pihak pengelola
untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi. Masalah yang
dihadapi oleh Taman Nasional Way Kambas secara garis besar adalah kurangnya
kesadaran masyarakat dan pengunjung dalam menjaga kelestarian lingkungan di kawasan
pariwisata TNWK. Terdapat tiga pilar dalam pembangunan berkelanjutan. salah satunya
ialah aspek lingkungan. Dimana aspek lingkungan ini berkaitan dengan pemanfaatan
sumber daya lingkungan, mempertahankan proses ekologi dan turut andil dalam
melestarikan budaya alam dan keanekaragaman hayati di kawasan pariwisata. kurangnya
kesadaran masyarakat desa penyangga dalam menjaga kelestarian lingkungan di kawasan
TNWK disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya masyarakat belum mengetahui
pentingnya pelestarian lingkungan. Selain itu, permasalahan lain yang terjadi disana
adalah masyarakat desa penyangga belum menyadari pentingnya menjaga infrastruktur
yang ada di TNWK.
c) Kesimpulan Peran Masyarakat Dalam Mendukung Pengembangan Pariwisata
TNWK Yang Berkelanjutan
Masyarakat desa penyangga tidak berperan dalam mendukung pariwisata TNWK
yang berkelanjutan baik dalam perannya pada pengambilan keputusan, implementasi,
Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata
Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan
10 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973
menerima manfaat dan evaluasi. Berdasarkan hasil survey ditemukan bahwa beberapa
masyarakat dengan posisi-posisi tertentu yang berperan dalam mendukung pariwisata
Taman Nasional Way Kambas seperti pokdarwis dan kepala desa. Berdasarkan hal
tersebut, hal ini berarti bahwa masyarakat desa penyangga belum mendukung pariwisata
TNWK yang berkelanjutan. Dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, pengelola dan
masyarakat desa penyangga untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan di TNWK.
Berdasarkan hasil survey, masyarakat Desa Labuhan Ratu IX lebih berperan pada tahap
pengambilan keputusan meliputi merencanakan pengembangan nilai tambah produk
seperti pembuatan souvenir, dan menyusun rencana penghijauan di TNWK. selain itu,
Desa Labuhan Ratu IX berperan pada tahap implementasi seperti penyediaan homestay,
pemandu wisata, tourguide, pelatihan kesenian adat jawa, memanfaatkan hasil pertanian
untuk kesenian, serta melakukan penghijauan. Namun, jika dilihat secara keseluruhan,
masyarakat di sekitar TNWK di desa penyangga tidak berperan dalam mendukung
pariwisata TNWK yang berkelanjutan, baik dalam pengambilan keputusan,
implementasi, menerima manfaat dan evaluasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
seperti tidak adanya faktor pendukung yang dimiliki oleh masyarakat seperti tidak adanya
dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat. Dimana tujuan pembangunan pada
sustainable development berfokus pada kepuasan kebutuhan dasar masyarakat yang
memperhitungkan aspek ekonomi dengan memastikan kegiatan ekonomi pada jangka
panjang, memberikan manfaat sosial ekonomi kepada semua stakeholder dengan adil,
mempertahankan proses ekologi, dan turut andil dalam melestarikan warisan alam dan
keanekaragaman hayati, serta melestarikan nilai-nilai warisan budaya dan adat yang ada
di lingkungan masyarakat.
E. UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penyusunan jurnal ini, penulis mengucapkan terima kasih atas
bimbingan dan arahan kepada ibu Helmia Adita Fitra,S.T.,M.T selaku dosen
pembimbing. Kepada Bapak Dwi Bayu Prasetya,S.T.,M.Eng dan Bapak Fran
Sinatra,S.P.,M.T selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan
masukan demi kebaikan hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Agusbushoro, R., Makarau, V. H., & Sembel, A. (2014). Kebutuhan Prasarana
dan Sarana Pariwisata di Kawasan Taman Nasional Bunaken Kecamatan
Bunaken Kepulauan Kota Manado. Skripsi, 125.
dewi, h. m., Fandeli, C., & baiquni, m. (2013). Pengembangan Desa Wisata
Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa Jatiluwih Tabanan,Bali.
Dwiningrum. (2011). Desentralisasi Dan Partisipasi Masyarakat Dalam
Pendidikan, Yogyakarta. Pustaka Pelajar, 61:62.
Gunawan, M., & Ortis, O. (2012). Rencana Strategis Pariwisata Berkelanjutan dan
Green Jobs untuk Indonesia. Jakarta: International Labour Office.
https://www.pedomanwisata.com/wisata-alam/taman-nasional/taman-nasional-
way-kambas-tempat-habitat-gajah-sumatera (diakses tanggal 07 Oktober 2019
pukul 20.56 Wib)
Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata
Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan
Volume 0 Nomor 0 - Bulan 0000 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541-2973 11
Junaid, I., & M.Salim, M. A. (2019). Peran Organisasi Tata Kelola Dalam
Pengelolaan Desa Wisata Nglanggeran, Yogyakarta. Jurnal of Tourism,
Hospotality, Travel and Business Event,Volume 1, No.1, 3.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2012). Pendataan Profil
Wisatawan Mancanegara. Jakarta.
Marcelina, S. D., & dkk. (2018). Persepsi Wisatawan Terhadap Fasilitas Wisata
Di Pusat Latihan Gajah Taman Nasional Way Kambas. Jurnal Belantara,
45-51.
Mardikantor, T., & Soebiato, P. (2013). Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Kebijakan Publik. Alfabeta.
Mauna, B. (2011). Hukum Internasional (Pengertian, Peranana dan Fungsi dalam
era dinamika Global). Bandung: PT. Alumni.
Munawaroh, R. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Pariwisata
Berbasis Masyarakat Di Taman Nasional Gunung Merbabu, Magelang.
Skripsi, 1-16.
Nasution, L. M. (2014). Statistik Deskriptif. Jurnal Hikmah, Volume 14, No.1, 49.
Nurbaiti, S. R., & Bambang, A. N. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program Corporate Social
Responsibility (CSR).
Nurhidayati, S. E. (Tanpa Tahun). Community Based Tourism (CBT) Sebagai
Pendekatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan.
Pantiyasa, I. W. (Tanpa Tahun). Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat
(Community Based Tourism) Dalam Pemberdayaan Masyarakat.
Pedomanwisata.com, "Taman Nasional Way Kambas: Tempat Habitat Gajah
Sumatera", https://www.pedomanwisata.com/wisata-alam/taman-nasional/taman-
nasional-way-kambas-tempat-habitat-gajah-sumatera , 7 Oktober 2019.
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pengusahaan Pariwisata
Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman
Wusata Alam
Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025
Permen RI No. 28 Tahun 2011 tentang tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
dan Kawasan Konservasu Pelestarian Alam
Purnamasari, A. M. (2011). Pengembangan Masyarakat Untuk Pariwisata di
Kampung Wisata Toddabojo Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.22 No 1, 49-64.
Intan Nurul Azizah, Kajian Peran Masyarakat Sekitar Dalam Mendukung Pariwisata
Taman Nasional Way Kambas Yang Berkelanjutan
12 Volume 0 Nomor 0 - Bulan 1111 - p ISSN 2301-878X - e ISSN 2541- 2973
Rahadian, A. H. (2016). Strategi Pembangunan Berkelanjutan. Prosiding Seminar
STIAMI, 48.
Rahayu, S., Dewi, U., & Fitriana, K. N. (2016). Pengembangan Community
Based Tourism Sebagai Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Penelitian
Humaniora, 1-13.
Ramadhan, F., & Khadiyanto, P. (2014). Partisipasi Masyarakat Dalam
Mendukung Kegiatan Pariwisata Di Desa Wisata Bejiharjo, Gunung
Kidul, Yogyakarta. Jurnal Teknik PWK Volume 3 Nomor 4, 952.
Sadono, Y. (2013). Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Taman Nasional
Gunung Merbabu di Desa Jeruk Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
Jurnal Pembangunan Wilayah, 53-64.
Sidiq, A. J., & Resnawaty, R. (t.thn.). Pengembangan Desa Wisata Berbasis
Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa Wisata Linggarjati Kuningan,Jawa
Barat. Riset dan PKM, 1-7.
Siregar, S. (2011). Statiska Deskriptif Untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Situmorang, A. S. (2016). Estimasi Nilai Ekonomi Dan Strategi Pengelolaan
Ekowisata Berbasis Masyarakat Di Taman Nasional Way Kambas. skripsi,
60.
Sulistyadi, Y., Eddyono, F., & Entas, D. (2019). Pariwisata Berkelanjutan Dalam
Perspektif Pariwisata Budaya Di Taman Hutan Raya Banten. Ds.
Sidoharjo, Kec. Pulung, Kab. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan
Waja, A. G., Un, P., & Kaho, N. P. (2014). Pengaruh Pengembangan Ekowisata
Berbasis Masyarakat Terhadap Perubahan Kondisi Ekologi, Sosial Budaya
Dan Ekonomi di Desa Wisata Waturaka, Desa Penyangga Taman Nasional
Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Waykambas.org, WildLife Conservation Society, https://waykambas.org/wildlife-
conservation-society/, 15 April 2020.
Wulan, T., & khadiyanto, P. (2013). identifikasi potensi dan masalah desa
wonosoco dalam upaya pengembangan sebagai desa wisata di Kabupaten
Kudus . Jurnal Ruang, Volume 3, 83-85.
Yusuf, M. (2014). Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan. Jakarta: KENCANA.